33
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI MUTASI KEDINASAN Oleh : MUHAMMAD ASEP MUHARAM RINA MULYATI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

1

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL

DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG

ORANG TUANYA MENGALAMI MUTASI KEDINASAN

Oleh :

MUHAMMAD ASEP MUHARAM

RINA MULYATI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL

DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG

ORANG TUANYA MENGALAMI MUTASI KEDINASAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

------------------------------------

Dosen Pembimbing Utama

(Rina Mulyati, S. Psi., M.Si)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

3

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL

DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG

ORANG TUANYA MENGALAMI MUTASI KEDINASAN

Muhammad Asep Muharam Rina Mulyati

INTISARI

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kompetensi interpersonal dengan penyesuaian diri pada remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan. Asumsi awal yang diajukan adalah ada pengaruh positif antara kompetensi interpersonal dengan penyesuaian diri pada remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan, dimana semakin tinggi kompetensi interpersonal subjek, maka pengaruhnya terhadap penyesuaian diri akan semakin meningkat dan juga berlaku sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di perumahan militer berusia 11-21 tahun, tidak dibatasi jenis kelamin maupun latar belakang agama. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data diungkap dengan menggunakan metode angket dimana angket yang digunakan ada dua yaitu (1) Angket Penyesuaian Diri yang disusun berdasarkan karakteristik penyesuaian diri normal yang dikemukakan oleh Schneiders (1964), terdiri dari 38 aitem dengan koefisien korelasi aitem sahih bergerak antara 0.2509-0.5934 serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0.8987 dan (2) Angket Kompetensi Interpersonal yang disusun dengan mengacu pada aspek-aspek kompetensi interpersonal yang dikemukakan oleh Buhrmester, dkk (1988) terdiri dari 23 aitem dengan koefisien korelasi aitem sahih bergerak antara 0.2683-0.6537 serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0.8452. Metode analisis yang digunakan adalah tehnik analisa perhitungan product moment dari Pearson. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.0 for Windows. Hasilnya menunjukkan kompetensi interpersonal memberikan pengaruh yang sangat signifikan kepada penyesuaian diri remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan (r=0.504 dengan p<0.01). Tingkat kompetensi interpersonal subjek membrikan sumbangan sebesar 25.4% (r²=0.254) terhadap penyesuaian dirinya. Kata kunci : Kompetensi Interpersonal, Penyesuaian Diri

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

4

PENGANTAR

Individu sebagai mahluk ciptaan Tuhan dianugerahi berbagai kemampuan

yang nantinya dapat berkembang setelah lahir diantaranya adalah kemampuan

untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidup, tumbuh dan

berkembang. Penyesuaian diri menurut Powell (1983) merupakan proses

pembentukan kesesuaian atau keselarasan dari dalam diri seseorang yang pada

umumnya berkaitan dengan lingkungan yang baru dikenal atau dimasuki oleh

seseorang. Melalui proses yang cukup panjang, seseorang akan menjadi terbiasa

dengan norma-norma, aturan serta kebiasaan yang ada di lingkungannya.

Kemampuan penyesuaian diri sangat menentukan bagi dirinya diterima atau tidak

dalam lingkungan baru tersebut.

Masa remaja merupakan serangkaian tugas perkembangan yang harus

dijalani, salah satunya adalah membina hubungan dengan lingkungan baru atau

hubungan pertemanan yang lebih luas. Namun pada remaja yang memiliki orang

tua mengalami mutasi kedinasan, remaja tersebut tidak begitu banyak memiliki

kesempatan untuk menjalin hubungan pertemanan yang lebih luas karena seorang

anak dengan orang tua yang mengalami mutasi kedinasan akan memiliki mobilitas

tempat tinggal yang tidak tetap karena harus mengikuti orang tuanya yang

berpindah-pindah tempat dinas.

Tentara, polisi, dokter, pegawai negeri merupakan beberapa profesi yang

memiliki mobilitas tempat dinas yang tidak tetap. Setiap beberapa tahun sekali

akan selalu berpindah tempat dinas. Berpindah-pindah tempat dinas tersebut

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

5 tentunya tidak hanya berakibat kepada si orang tua sebagai pengemban amanah

karena profesi yang digelutinya, namun juga berimbas kepada keluarga yang turut

serta dengannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arimurti (2006)

yaitu bahwa orang tua yang memiliki mutasi kedinasan, anak tidak memiliki

pilihan sehingga mau tidak mau akan ikut pindah kemanapun orang tuanya

ditempatkan.

Itibiliana (2006) mengungkapkan bahwa perpindahan tempat tinggal

secara permanen ke lokasi yang sama sekali baru, bisa menimbulkan stres bagi

remaja. Remaja tersebut harus beradaptasi kembali dari awal dengan lingkungan,

teman-teman baru, lingkungan sekolah baru, guru baru dan suasana yang baru.

Perpindahan tempat tinggal dari satu kota ke kota yang lain akan berdampak

dalam proses penyesuaian dirinya dengan lingkungan baru. Menurut penulis, hal

tersebut tentunya akan menimbulkan perasaan takut dan cemas. Respon tersebut

adalah normal untuk pertama kali merasakan kepindahan, namun apabila

perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan tersebut tidak dapat diatasi bukan

tidak mungkin akan menimbulkan depresi bagi remaja. Perasaan-perasaan

tersebut dapat juga mengakibatkan remaja menjadi kurang percaya diri sehingga

ia tidak memiliki keberanian untuk mengenal lingkungan barunya.

Kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungannya yang baru akan

menjadi penting bagi remaja yang memiliki mobilitas tempat tinggal. Hal

tersebutlah yang menjadikan seorang remaja menjadi tidak stres jika harus

mengalami perpindahan dari satu kota ke kota lainnya, terutama bagi remaja yang

kurang pandai bergaul dan kurang pandai beradaptasi.

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

6

Herlina (Arimurti, 2006) mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak

mampu mengatasi perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan saat masuk ke

dalam lingkungan baru dapat mengakibatkan seseorang tersebut dapat menarik

diri dari lingkungan dan menjadi manusia yang sulit untuk bersosialisasi. Pandia

(2006) juga mengungkapkan bahwa perubahan perilaku terjadi saat remaja

mengalami perubahan situasi yang drastis dan mendadak seperti pindah rumah,

pindah sekolah, atau ditinggal oleh orang tua dengan berbagai alasan. Remaja

yang sering berpindah-pindah tempat tinggal juga dapat menimbulkan perubahan

perilaku bagi remaja, seperti menjadi pendiam atau banyak menyendiri di dalam

kamar.

Ketidakmampuan menyesuaikan diri bagi remaja yang berpindah dari satu

kota ke kota yang lain dapat mempengaruhi kondisi psikologis remaja tersebut.

Hasil wawancara penulis dengan remaja yang berpindah-pindah menyebutkan

bahwa ia merasa takut untuk bersosialisasi dengan lingkungan barunya karena

perbedaan bahasa yang berbeda dengan tempat tinggal sebelumnya sehingga

membuat ia sukar dalam melakukan komunikasi dengan teman barunya, seperti

halnya berkenalan ataupun mengobrol. Jika tidak memiliki penyesuaian diri yang

baik, tentunya akan dapat mengganggu mengenal lingkungannya apabila ia tidak

dapat berkenalan dengan teman barunya.

Selain itu, saat masuk ke dalam lingkungan baru, ia juga mengalami

diskriminasi dengan teman-temannya karena ia pindah dari daerah ke kota yang

lebih maju. Seperti halnya di sekolah yang baru, ia dikucilkan dari teman-teman

barunya, ditekan saat berada di sekolah karena dianggap “anak baru“. Hal tersebut

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

7 membuat ia takut untuk pergi ke sekolah, hal ini dapat berakibat kepada prestasi

akademis dari remaja tersebut. Standar kualitas sekolah yang satu dengan yang

lainnya tentu akan berbeda-beda, sehingga dapat saja berakibat menurunnya

prestasi akademik apabila remaja tersebut tidak mampu menyesuaikan diri dengan

sekolah yang baru.

Hal yang lain adalah ia juga lebih suka menyendiri daripada harus bergaul

dengan teman-temannya karena takut akan diskrimnasi-diskriminasi tersebut.

Remaja tersebut juga tidak memiliki teman atau sahabat karib yang benar-benar

dekat dengan dirinya, karena ia akan berfikir saat akan melakukan hubungan

pertemanan yang lebih dalam, ia akan pindah tempat tinggal lagi karena ikut

dengan orang tuanya.

Berdasarkan hasil uraian di atas, kemampuan penyesuaian diri pada remaja

sangat diperlukan saat harus mengalami perpindahan tempat tinggal karena ikut

dengan orang tua yang mengalami mutasi kedinasan. Memiliki penyesuaian diri

yang baik tentu saja membuat seseorang akan lebih mudah mengenal lingkungan

barunya ketika ia harus berpindah-pindah tempat tinggal. Saat seseorang memiliki

penyesuaian diri yang baik, orang tersebut dapat memecahkan konflik, frustrasi

dan masalah tanpa adanya gangguan di dalam dirinya, seseorang akan lebih dapat

menerima lingkungan barunya dengan cepat, walau lingkungan barunya tersebut

tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan sebelumnya, sehingga tidak ada

masalah penyesuaian diri yang berarti sehingga seseorang itu dapat menjalankan

aktivitas hariaannya seperti biasa.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

8

Remaja yang akan memulai suatu hubungan yang baru dengan

lingkungannya juga tidak lepas dari kemampuan-kemampuan yang lain yang ada

di dalam kompetensi interpersonal, seperti yang diungkapkan oleh Buhrmester

dkk (1988) adalah kemampuan berinisiatif yang membuat remaja tersebut berani

untuk melakukan sebuah interaksi dengan teman yang baru saja dikenalnya

sehingga memiliki teman di lingkungan baru. Interaksi yang terjalin tersebut

membuat remaja akan mengembangkan kemampuan berempati, bersikap asertif

dan membuka diri terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut membuat

remaja yang mengalami perpindahan tempat tinggal akan akan lebih mudah untuk

mengenal lingkungan barunya.

Rolf (1979) mengungkapkan jika seorang remaja yang memiliki

kompetensi interpersonal yang baik, maka remaja tersebut akan lebih mampu

melakukan komunikasi dengan lebih efektif, mampu memahami diri sendiri dan

orang lain, mampu mengenal gender, mampu memahami nilai-nilai norma yang

berlaku di dalam masyarakat, dan mampu menyesuaikan diri dengan norma-

norma yang berlaku di dalam tatanan masyarakat serta juga mampu mengatur

emosinya.

Menurut penulis, remaja yang memiliki kompetensi interpersonal dengan

baik menjadikan remaja tersebut dapat menyesuaikan dengan lingkungan barunya,

yaitu dengan memiliki kemampuan inisiatif. Hal ini sejalan dengan data yang

didapat di lapangan bahwa ada remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan

baik karena ia memiliki kemampuan berinisiatif. Remaja tersebut mulai

menciptakan hubungan dengan teman barunya, seperti berkenalan dengan teman

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

9 di lingkungan baru, mulai berbincang-bincang dan hal ini memudahkan untuk

mengenal lingkungan barunya dan membuat kemampuan-kemampuan lain seperti

berempati, asertif, dan membuka diri dengan lingkungannya, dan mengatasi

konflik interpersonalnya akan terus berkembang sehingga mempermudah

menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa harus mengalami gangguan akibat

terlalu banyak memiliki mobilitas tempat tinggal karena mengikuti orang tuanya.

Berdasarkan uraian mengenai penyesuaian diri pada remaja yang orang

tuanya yang mengalami mutasi kedinasan dan kompetensi interpersonal serta ada

banyaknya dampak negatif dari perpindahan tempat tinggal yang dialami oleh

remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan, maka penulis tertarik

untuk meneliti seberapa besar kompetensi interpersonal memberikan pengaruh

terhadap penyesuaian diri remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Penyesuaian Diri

Woodworth (dalam Gerungan, 1991) menjelaskan penyesuaian diri dalam

arti luas yaitu mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga

mengubah lingkungan sesuai keinginan diri. Lingkungan dapat diartikan sebagai

tempat tinggat yang mengalami perpindahan dari satu kota ke kota lain yang

tentunya akan ada banyak perbedaan suasana sehingga harus memiliki

kemampuan mengenal lingkungan dengan baik. Penyesuaian diri dapat dibedakan

dari bagaimana seseorang menyikapi sebuah lingkungan baru. Penyesuaian diri

yang pertama disebut dengan penyesuaian diri yang autoplatis (auto = sendiri ;

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

10 plastis = bentuk), sedangkan penyesuaian diri yang kedua disebut dengan

aloplastis (alo = yang lain). Jadi penyesuaian diri ada artinya yang pasif, dimana

kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan, dan artinya yang aktif, kita

mempengaruhi lingkungan.

Fatimah (2006) memiliki berbagai macam definisi tentang penyesuaian

diri, antara lain, penyesuaian diri sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan

sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum. Selain itu, penyesuaian

diri juga berarti dapat mempertahankan eksistensi, atau dapat survive dan

memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang

memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial. Individu yang survive atau

bertahan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah

sehingga akan mendapatkan kenyamanan dan mampu untuk memulai suatu

hubungan dengan orang lain.

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki

kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respon-respon

sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik-konflik,

kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif. Respon positif dalam individu

terhadap lingkungan yang baru dapat menekan kecemasan akan bayangan tempat

tinggal baru yang dialaminya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai

penguasaan dan kematangan emosional (Fatimah, 2006). Penyesuaian diri

individu yang berpindah-pindah memerlukan penguasaan emosional yang baik

karena perpindahan dari satu kota ke kota yang lain dapat menimbulkan stres,

stres tersebut dapat ditekan melalui penguasaan emosi dengan baik.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

11 Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan

lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain : suka bekerjasama dengan orang

lain, simpati kepada orang lain, mudah akrab kepada orang lain, disiplin dan lain-

lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan

orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri,

menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan

sebagainya. (www.darulnuman.com,7 Maret 2007).

Schneiders (1964), mengungkapkan bahwa karakterisitik penyesuaian diri

yang normal adalah sebagai berikut :

a. Tidak adanya emosi yang berlebihan

Individu mampu menunjukkan ketenangan emosi dan kontrol yang

memungkinkan individu tersebut mengahadapi suatu permasalahan secara

tepat dan dapat menentukan berbagai macam kemungkinan pemecahan

masalah ketika muncul hambatan. Hal ini bukan berarti tidak ada emosi

sama sekali, namun lebih menekankan kemampuan kontrol emosi ketika

mengahadapi situasi tertentu.

b. Tidak menggunakan defense mechanism

Seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah bila seseorang

tersebut menyelesaikan masalah tidak memakai defense mechanism.

Defense mechanism merupakan reaksi bertahan akan suatu masalah yang

dialami seseorang, seperti tidak mau mengakui apa yang menjadi

kelemahannya. Misalnya, penyesuaian diri dikatakan baik bila seseorang

mengalami kegagalan, maka seseorang tersebut mengakui kegagalan

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

12

tersebut dan akan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkannya. Seseorang dikatakan gagal dalam penyesuaian dirinya

apabila seseorang tersebut menghadapi kegagalan dengan menyatakan

bahwa tujuan tersebut tidak berharga untuk dicapai (sour grapes

mechanism).

c. Tidak ada frustrasi personal

Individu dengan penyesuaian diri yang baik adalah individu yang mampu

mengorganisir pikiran, tingkah laku, perasaan, motivasi dan tingkah

lakunya untuk menghadapi situasi yang memerlukan penyesuaian yang

berarti bahwa individu tersebut tidak mengalami frustrasi. Frustrasi

ditandai dengan adanya perasaan tidak berdaya dan tanpa harapan.

Frustrasi dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan untuk merespon secara

normal terhadap suatu permasalahan atau situasi.

d. Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri

Seseorang dengan kemampuan penyesuaian diri yang baik adalah

seseorang yang mempu berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap

suatu masalah atau konflik serta kemampuan mengorganisasi

(mengarahkan) pikiran, tingkah laku dan perasaan. Tingkah laku untuk

memecahkan permasalahan dalam kondisi sulit sekalipun menunjukkan

penyesuaian diri yang normal. Hal ini tidak akan mampu dilakukan oleh

seseorang apabila seseorang tersebut tidak dikuasai emosi berlebihan

ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan konflik.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

13

e. Memiliki kemampuan untuk belajar

Individu dengan penyesuaian diri yang baik adalah individu yang mampu

belajar. Proses belajar dilihat dari hasil kemampuan individu tersebut

mengatasi konflik, situasi dan stres secara berkesinambungan.

Prekembangan individu dari satu masalah ke masalah yang lain akan

membuat individu tersebut akan lebih banyak belajar sehingga akan lebih

dapat menyesuaiakan diri dengan perbedaan kondisi atau suasana yang

drastis.

f. Mempu memanfaatkan pengalaman masa lalu

Seseorang dapat belajar dari pengalamannya maupun pengalaman orang

lain. Pengalaman masa lalu yang baik terkait dengan keberhasilan maupun

kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik.

Pengalaman masa lalu berkaitan dengan proses belajar dari yang

sebelumnya sehingga membuat seseorang memiliki banyak aituasi-situasi

yang mendukung dalam proses penyesuaian dirinya Seseorang dengan

penyesuaian diri yang baik dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang

dapat membantu dan mengganggu penyesuaian diri dari pengalaman-

pengalamn sebelumnya.

g. Memiliki sikap realistik dan obyektif

Seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah seseorang

yang mampu menerima keadaan dirinya dan keterbatasan yang dimiliki

seseorang sebagaimana keadaan sebenarnya dan mampu menghadapi

kenyataan baik diri sendiri maupun lingkungan. Seseorang tersebut juga

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

14

dapat menerima kenyataan yang dialaminya tanpa harus mengeluh dan

berusaha untuk bertahan di dalam kondisi tersebut.

Vembrianto (1980) menyatakan bahwa proses penyesuaian diri

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Sifat dasar

Sifat dasar adalah sifat yang merupakan potensi yang dibawa sejak lahir yang

merupakan warisan dari orang tua.

b. Lingkungan prenatal

Lingkungan prenatal adalah lingkungan di dalam kandungan ibu. Di dalam

kandungan seorang bayi mendapatkan pengaruh yang tidak langsung dari ibu.

Pengaruh ini dapat pula berupa gangguan yang dapat mengakibatkan

keterbelakangan mental dan emosi anak.

c. Perbedaan perorangan sejak lahir

Individu berkembang secara unik yang berbeda dengan individu lain.

d. Lingkungan

Lingkungan sekitar individu yang mempengaruhi proses penyesuaian diri,

misal lingkungan alam seperti benda atau alat-alat yang ada di sekitar individu.

e. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dari dalam untuk melakukan suatu tindakan.

Penyesuaian diri merupakan tindakan dan tindakan ini penggerakanya adalah

motivasi.

Pada penelitian ini banyak membahas mengenai remaja yang memiliki

mobilitas tempat tinggal karena mengikuti orang tuanya yang mutasi kedinasan

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

15 dari satu kota ke kota yang lainnya. Beberapa profesi orang tua yang diungkapkan

oleh Solahudin (2006) adalah sebagai tentara, polisi, dokter, pegawai negeri sipil

dan sebagainya.

Arimurti (2006) mengungkapkan bahwa remaja-remaja yang memiliki

orang tua yang mengalami mutasi kedinasan harus beradaptasi lagi dengan

lingkungan baru, rumah baru, sekolah baru, guru baru hingga proses pembelajaran

yang baru. Hal tersebut belum tentu direspon dengan tepat atau efektif dengan

remaja sehingga dapat menyulitkan proses penyesuaian diri dengan

lingkungannya yang baru.

Menurut Arimurti (2006) di lingkungan rumah, remaja yang ikut serta

dengan orang tuanya yang mengalami mutasi kedinasan akan meninggalkan

teman-teman dekat di tempat tinggal sebelumnya. Saat datang ke tempat tinggal

yang baru, remaja tersebut memerlukan proses untuk menganali teman di sekitar

rumahnya. Selain di rumah, tentunya juga akan memerlukan proses di dalam

lingkungan sekolah, seperti halnya teman-teman baru di sekolah, guru yang baru,

suasana belajar yang baru, metode belajar yang baru. Masa transisi perpindahan

tersebut dapat dilalui dengan baik apabila remaja tersebu memiliki penyesuaian

diri yang baik.

Kemampuan penyesuaian diri remaja dengan orang tua yang mengalami

mutas kedinasan tersebut tergantung pada masing-masing remaja. Ada remaja

yang dengan cepat dapat mengenal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

baru karena memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi, namun juga

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

16 ada remaja yang lambat dalam penyesuaian dirinya karena malu dan sukar bergaul

Maria (Arimurti, 2006).

Ketidakmampuan remaja dengan orang tuanya yang mengalami mutasi

kedinasan dalam mengenal dan menyesuaikan diri dalam lingkungan baru akan

berakibat fatal (Arimurti, 2006). Biasanya perasaan takut dan cemas akan melanda

diri remaja tersebut, tetapi itu adalah respon yang normal, namun apabila remaja

tersebut tidak dapat mengatasi respon-respon tersebut dengan baik akan berakibat

kepada dirinya, seperti misalnya saat di sekolah remaja tersebut tidak mampu

mengendalikan perasaan takut dan cemas membuat remaja tersebut tidak mau

pergi ke sekolah dan berakibat penurunan prestasi akademis. Contoh lain

misalnya perbedaan antara kualitas sekolah dari satu ke kota yang lainnya

tentunya berbeda, bila tidak dilakukan pendampingan akan menyulitkan remaja

tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya.

Selain itu, apabila tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan

berdampak pula dengan sosialisasi remaja terhadap lingkungan barunya. Jika

remaja tersebut tidak mampu mengatasi perasaan ketidaknyamanannya akan

berakibat akan menarik diri serta mengurung diri dan menjadi manusia yang tidak

mampu bersosialisasi dengan baik (Arimurti, 2006).

Tentunya tidak hanya dampak negatif saja yang dapat dialami oleh

seorang remaja dengan orang tua yang mengalami mutasi kedinasan, ada sisi

positif yang dapat dialami oleh remaja tersebut. Yanesthi (2006) mengungkapkan

bahwa remaja tersebut dapat bahasa daerah yang beragam dan memahami pula

beragam adat serta budaya lebih banyak dibanding anak yang tidak pernah pindah

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

17 kota sama sekali. Selain itu wawasan serta pengetahuan umum remaja tersebut

berpotensi untuk berkembang karena lebih banyak hal yang bisa disaksikan dan

alami secara langsung. Hal yang lainnya adalah, remaja tersebut mendapat

kenalan yang bisa dijadikan kesempatan untuk terjalinnya sebuah korespondensi

dengan teman dari tempat tinggal yang terdahulu. Untuk anak yang ekstrovert dan

memiliki kemampuan adaptasi yang baik tentunya akan sangat bermanfaat.

2. Kompetensi Interpersonal

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, keahlian atau kecakapan.

Napitupulu (2006) menyatakan bahwa kompetensi interpersonal adalah suatu

kemampuan, kecakapan, dan memelihara suatu hubungan yang telah terjalin agar

hubungan tersebut tidak hanya dipermukaan saja melainkan dapat lebih

mendalam. Pendapat lain mengemukakan bahwa kompetensi interpersonal adalah

kemampuan untuk menjalin dan membina suatu hubungan baik dengan orang lain

(Mulyati, 1993).

Kompetensi interpersonal oleh Spiltzberg & Cuparch (De Vito, 1995)

diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan memulai suatu hubungan efektif

yang nantinya dapat dipertahankan. Kemampuan ini tidak lepas dari karakteristik

psikologis yang akan timbul seperti pengetahuan tentang perilaku non verbal

orang lain, kemampuan menyesuaiakan dengan konteks dimana interaksi tersebut

tengah berlangsung dan kemampuan lainnya.

Buhrmester dkk (1988), membedakan kompetensi interpersonal menjadi

dua bagian untuk menentukan kemampuan seseorang di dalam membina suatu

hubungan. Bagian pertama adalah kompetensi yang didasarkan pada tugas-tugas

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

18 interpersonal yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk

berinteraksi dengan orang lain, seperti kemampuan berinisiatif yaitu kemampuan

untuk memulai suatu hubungan yaitu dapat melalui pembicaraan dengan orang

lain atau berkenalan dengan orang lain. Bagian kedua adalah mencoba untuk

mengidentifikasi kemampuan perilaku yang menentukan efektif atau tidaknya

suatu interaksi, contohnya adalah kemampuan dalam bahasa non verbal yang

dilakukan saat berinteraksi. Dalam proses interaksi tentunya lawan bicara akan

memiliki bahasa-bahasa tubuh yang secara tidak sadar akan terlihat sehingga

dapat terlihat apa yang sebenarnya dirasakannya. Berdasarkan hal ini Buhrmester

dkk. (1988) telah menggunakan pedekatan pertama atau mendasarkan pada

dimensi (aspek) tugas-tugas interpersonal dalam penelitiannya, sehingga

menurutnya ada lima aspek tugas interpersonal yang dapat mempengaruhi

kompetensi interpersonal seseorang dalam mengenal lingkungan barunya. Kelima

aspek tugas interpersonal itu adalah (1) kemampuan berinisatif; (2) kemampuan

asertif; (3) kemampuan membuka diri; (4) kemampuan memberikan dukungan

sosial; dan (5) kemampuan mengatasi konflik yang terjadi dalam suatu hubungan.

Lukman (2000) menyatakan bahwa kemampuan berinisiatif adalah

kemampuan individu dalam membuka hubungan dengan individu lainnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hudaniah (2003) bahwa kemampuan berinsiatif

adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu interaksi dengan seseorang

yang belum dikenal sama sekali ataupun yang baru saja dikena dan juga tindakan-

tindakan yang dapat berguna untuk membantu proses interaksi dan

mempertahankan sebuah hubungan yang sudah terbina sebelumnya. Pengertian

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

19 asertif dalam hal ini selalu diarahkan kepada mulainya suatu hubungan

interpersonal yang baru dengan seseorang yang baru dikenal.

Kemampuan bersikap terbuka adalah kemampuan seseorang untuk

mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan memberi

perhatian kepada orang lain. Pengungkapan informasi pribadi ini adalah suatu

bentuk penghargaan yang akan memperluas terjadinya sharing (Lukman, 2000).

Menurut Calhabun & Acocella (Nashori, 2003), keterbukaan dapat menumbuhkan

kepercayaan dan keakraban serta dapat memperkuat hubungan yang telah terjalin.

Keterbukaan yang terjalin dalam suatu hubungan dapat menguntungkan kedua

belah pihak, namun keterbukaan ini harus disesuaikan dengan tingkat

keterdekatan dalam tahap hubungan

Sears dkk (1991) mengungkapkan bahwa keterbukaan merupakan kegiatan

membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Keterbukaan

memiliki manfaat yang tidak kecil di dalam mempertahankan suatu hubungan.

Keterbukaan dapat menumbuhkan kepercayaan dan keakraban serta meningkatkan

keintiman.

Pearlman & Cozby (Lukman, 2000) mengungkapkan asertif adalah

kemampuan dan kesediaan individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya

secara jelas dan dapat mempertahakan hak-haknya dengan tegas. Sikap asertif ini

lebih mementingkan kejujuran serta ketegasan apabila seseorang dipaksa untuk

melakukan sesuatu yang tidak diinginkan sehingga akan menolak dengan tegas.

Sikap asertif merupakan kemampuan untuk meminta orang lain melakukan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

20 sesuatu yang diinginkan atau menolak untuk melakukan hal yang tidak diinginkan

(Calhabun & Acocella dalam Nashori, 2003).

Ada saat dimana seseorang membutuhkan bantuan orang lain saat suka

maupun duka. Barke dan Lamle (dalam Buhrmester dkk. 1988) menyatakan

bahwa dukungan emosi mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi

rasa nyaman kepada orang lain ketika orang lain sedang dalam kondisi tertekan

dan bermasalah.

Tallent (1978) mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk

memahami perasaan orang lain. Perasaan ini akan diterima oleh orang lain sebagai

sikap yang hangat dan ini akan menjadi dasar yang penting bagi tumbuh sikapnya

suka menolong. Orang yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk berempati

akan memiliki keinginan yang tinggi pula untuk menolong (Davidio, 1990).

Buhrmester dkk (1988) menyatakan bahwa kemampuan mengatasi

konflik merupakan upaya bagi remaja agar konflik dalam hubungan mereka tidak

semakin memanas dan berkepanjangan. Dengan kemampuan mengatasi konflik

tersebut, remaja dapat lebih sadar akan arti sebuah pertemanan ataupun

persahabatan agar hubungan mereka menjadi lebih baik.

Johnson (Nashori, 2003) mengungkapkan bahwa konflik merupakan

situasi yang ditandai dengan adanya sesuatu yang menghalangi, menghambat dan

mengganggu dalam terbinanya suatu hubungan. Nashori (2003) menyatakan

bahwa kemampuan mengatasi konflik diperlukan agar tidak merugikan seseorang

dalam menjalin suatu hubungan karena akan memberikan dampak negatif bila

tidak diselesaikan dengan baik. Kemampuan mengatasi konflik meliputi sikap-

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

21 sikap untuk menyusun strategi penyelesaian masalah, mempertimbangkan

kembali penilaian atas suatu masalah dan mengembangkan konsep harga diri yang

baru (Lukman, 2000)

METODE PENELITIAN

Subjek penelilian ini adalah remaja yang tinggal di lingkungan komplek

militer. Usia subjek dalam penelitian ini adalah usia 11-21 tahun, sesuai dengan

kriteria diatas, baik laki-laki mapun perempuan, agama yang tidak dibatasi.

Remaja tersebut memiliki orang tua yang berpindah-pindah tempat dinas.

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Penelitian yang akan dilaksanakan ini,

menggunakan skala sebagai metode untuk pengumpulan data untuk dapat

mengungkap penyesuaian diri dan kompetensi interpersonal pada remaja. Angket

ini terdiri dari dua bagian yaitu angket penyesuaian diri dan angket kompetensi

interpersonal. Skala penyesuaian diri ini disusun penulis dengan mengacu pada

karekateristik penyesuaian diri yang normal yang dikemukakan oleh Schneiders

(1964) dan skala kompetensi interpersonal disusun berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Buhrmester dkk, (1988). Dalam penelitian yang akan

dilakukan ini, analisis statistik yang dipakai adalah dengan Product Moment untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi interpersonal terhadap

penyesuaian diri remaja, dengan menggunakan statistik SPSS 10.0 for Windows

XP.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

22

HASIL PENELITIAN

Deskripsi statistik dari data penelitian yang menunjukkan gambaran umum

tentang fungsi-fungsi dasar statistik kedua variabel penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian Hipotetik Empirik Variabel Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Penyesuaian Diri 0 165 95 31,7 95 190 138,70 19,34 Kompetensi Interpersonal 0 115 57,5 18,17 69 109 89,64 9,69

Setelah dilakukan pendeskripsian statistik data penelitian kemudian

dilakukan pembuatan kateggorisasi pada setiap variabel. Untuk mengetahui

keadaan subjek penelitian, dapat dilihat pada tabek berikut ini :

Tabel 2. Kriteria Kategorisasi Skala Penyesuaian Diri Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah (X < 37,94) 0 0% Rendah (37,94 < X = 75,98) 0 0% Sedang (75,98 < X = 114,02) 4 9,09% Tinggi (114,02 < X = 152,06) 30 68,18% Sangat tinggi (X > 152,06) 10 22,72%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek atau responden

penelitian ini memiliki penyesuaian diri dalam kategori tinggi (68,18%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki penyesuaian diri pada level

tinggi.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

23 Tabel 3. Kriteria Kategorisasi Skala Kompetensi Interpersonal Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah (X < 22,994) 0 0% Rendah (22,994 < X = 45,998) 0 0% Sedang (45,998 < X = 69,002) 0 0% Tinggi (69,002 < X = 92,006) 24 54,54% Sangat tinggi (X = 92,006) 20 45,46%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek atau responden

penelitian ini memiliki kompetensi interpersonal dalam kategori tinggi (54.54%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki kompetensi

interpersonal pada level tinggi.

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah dilakukan,

dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi pada kedua variabel penelitian.

Berikut adalah hasil uji asumsi, yang berupa uji normalitas dan uji linieritas :

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Varabel K-SZ p Kompetensi Interpersonal 0.599 0.866 Penyesuaian Diri 0.602 0.862 Tabel 5. Hasil Uji Linieritas Varabel F p Kompetensi Interpersonal 14.548 0.001 Penyesuaian Diri

Uji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi dengan syarat normal dan linier

sehingga uji hipotesis yang diajukan dapat dilakukan. Hasil uji hipotesis :

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

24 Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Varabel Kompetensi Interpersonal Penyesuaian Diri Kompetensi Interpersonal 0.000 0.504 Penyesuaian Diri 0.504 0.000

Tabel diatas menunjukkan bahwa kompetensi interpersonal dengan

penyesuaian diri berkorelasi, perhitungan diatas menggunakan tehnik korelasi

product moment dari Pearson’n, diperoleh r = 0.504, dengan p = 0.000, syarat p <

0.01. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan

antara penyesuaian diri dengan kompetensi interpersonal, artinya semakin tinggi

kompetensi interpersonal, maka makin tinggi pula penyesuaian diri pada remaja

yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas, diketahui bahwa kompetensi

interpersonal dapat mempengaruhi penyesuaian diri pada remaja yang orang

tuanya mengamali mutasi kedinasian dimana semakin tinggi tingkat kompetensi

interpersonal yang dimiliki oleh remaja maka semakin baik pula penyesuaian diri

remaja tersebut jika harus memasuki lingkungan baru dan bertemu dengan orang

baru. Hal ini berlaku sebaliknya jika remaja tersebut memiliki tingkat kompetensi

interpersonal yang rendah maka remaja tersebut akan menjadi lebih sulit untuk

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

25 melakukan penyesuaian diri dengan perubahan yang dialami akibat perpindahan

tempat tinggal.

Jones, dkk (Ragilia, 1997) mengungkapkan bahwa seseorang yang

memiliki kompetensi interpersonal yang baik akan mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru. Remaja yang mampu memulai hubungan dengan teman

sebaya di tempat yang baru akan lebih cepat untuk memiliki teman sehingga

proses penyesuaian dirinya tidak dilakukan sendirian, ada teman-teman yang

berada lebih dahulu dapat membantu untuk menyesuaikan diri. Lukman (2000)

menyatakan bahwa inisiatif merupakan suatu kemampuan untuk membuka

hubungan dengan individu lainnya. Remaja yang baru saja pindah di lingkungan

baru jika ingin cepat mendapatkan teman baru tentunya akan berusaha

menciptakan sebuah hubungan, misalnya dengan berinisatif untuk berkenalan

dengan teman baru, mulai berbincang-bincang dengan kenalan baru, hal tersebut

tentunya juga menjadikan remaja tersebut akan lebih mudah untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan baru.

Sears dkk, (1991) mengungkapkan bahwa keterbukaan merupakan

kegiatan membagi perasaan dengan orang lain. Remaja yang telah berkenalan

dengan teman sebaya di lingkungan baru mendorong teman barunya tersebut

untuk terlibat ikut untuk membuka diri. Keterbukaan satu sama lainnya akan

membuat hubungan pertemanan yang baru saja terjalin akan semakin intensif dan

dalam sehingga remaja yang baru pindah akan lebih mudah dalam menyesuaikan

dirinya di lingkungan baru. Sejalan juga dengan yang diungkapkan oleh Willis

(Sulistya, 2005) bahwa seseorang yang memiliki kompetensi interpersonal yang

Page 26: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

26 baik mampu membina dan mempertahankan suatu hubungan yang harmonis

dengan orang lain.

Kemampuan bersikap asertif juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri

remaja yang ikut serta dengan orang tuanya yang mengalami mutasi kedinasan

dari satu kota ke kota yang lainnya. Kemampuan asertif merupakan kemampuan

untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada orang lain secara jujur. Saat

remaja yang baru saja pindah dari satu kota ke kota yang lainnya karena ikut serta

orang tuanya yang mutasi dinas tidak mampu menyampaikan atau

mengungkapkan secara jujur apa yang diinginkannya kepada teman barunya dapat

menimbulkan masalah bagi dirinya maupun pada hubungan pertemanan dengan

teman barunya.

Nashori (2003) mengungkapkan bahwa kemampuan memberi dukungan

emosional sangat berguna untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal dua

pribadi. Hubungan yang baru saja terjalin akan menjadi lebih mendalam apabila

seseorang memberikan sebuah perhatian atau kepedulian kepada orang lain, hal

tersebut akan membuat seseorang memiliki ikatan emosional yang kuat. Misalnya

saat remaja yang memiliki pengalaman berpindah-pindah tempat tinggal tersebut

mendapatkan suatu masalah akan lebih banyak bercerita dengan teman-temannya

tentang masalah yang dialaminya sehingga akan saling memberikan support,

saling memberikan perhatian dan sebagainya. Setelah merasa telah terbantu tentu

akan timbul perasaan berharga bahwa telah ditolong dan menolong seorang teman

yang sedang kesusahan, dan penyesuaian diri dengan lingkungan barunya tidak

akan mengalami gangguan.

Page 27: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

27

Seorang remaja yang memiliki kemampuan mengatasi konflik yang baik

akan mempermudah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam

suatu hubungan pertemanan. Ada saat dimana terjadi pertentangan dengan teman

sebaya yang membuat seorang remaja harus melakukan tindakan agar masalah

segera selesai, seperti konflik yang berkepanjangan. Agar konflik tersebut tidak

berkepanjangan dan remaja tersebut akan terhindar dari penyelesaian masalah

yang negatif, seperti melarikan diri, menggunakan defense mechanism dan

sebagainya maka seorang remaja harus memiliki kemampuan mengatasi konflik.

Pada penelitian ini juga kemampuan mengatasi konflik memberikan sumbangan

yang cukup besar terhadap penyesuaian diri remaja yang ikut orang tuanya

berpindah tempat tinggal karena tuntutan dinas.

Penyesuaian diri remaja dalam penelitian ini dikategorikan tinggi,

walaupun mereka harus berpindah-pindah. Peneliti melihat di lapangan bahwa

banyak dari remaja yang berpindah-pindah tersebut memiliki kegiatan-kegiatan

yang positif, baik dari segi akademis maupun dari segi sosial, seperti olah raga di

lingkungan perumahan, les mata pelajaran, organisasi remaja dan kelompok

remaja masjid. Dengan ikut kegiatan positif tersebut akan membuat remaja-remaja

yang berpindah-pindah tadi lebih mampu lebih cepat mengenal lingkungan

barunya dan mereka akan banyak mendapatkan pelajaran yang berharga dalam

mengasah kemampuan mengatasi konflik serta dapat belajar saling memberikan

dukungan emosional kepada teman-temannya sehingga mereka dapat

menyesuaikan diri dengan baik.

Page 28: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

28

Kompetensi interpersonal cukup berperan sebagai kunci keberhasilan

remaja yang berpindah-pindah tempat tinggal dalam menyesuaikan diri pada

lingkungannya, namun ada faktor lain diluar kompetensi interpersonal yang dalam

membantu dan mendukung dalam usaha penyesuaian diri remaja yang berpindah-

pindah tempat tinggal pada lingkungan barunya. Kompetensi interpersonal

memberi pengaruh pada penyesuaian diri yang dimiliki remaja yang berpindah-

pindah tempat tinggal sebanyak 25.4%, selebihnya, 74,6% merupakan faktor lain

yang turut berpengaruh, yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Terdapat kelemahan dalam penelitian ini, yaitu tidak melekatnya konteks

dari penelitian ini yang berupa remaja yang berpindah-pindah karena iku serta

dengan orang tua yang mengalami mutasi kedinasan, pada setiap aitem-aitem

dalam skala alat ukur. Dalam alat ukur penelitian ini aitem-aitemnya adalah lekat

pada remaja secara umum, bukan remaja yang berpindah-pindah. Selain itu, hal

yang lain adalah tidak terungkapnya berapa rentang waktu seorang remaja yang

berpindah-pindah tempat tinggal menetap di suatu tempat tinggal hingga remaja

tersebut pindah dari tempat tinggalnya. Lamanya waktu dalam mengenali

lingkungan kemungkinan juga berperan dalam proses penyesuaian diri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi interpersonal responden yang tinggi mampu mempengaruhi

penyesuaian diri pada remaja yang orang tuanya mengalami mutasi kedinasan.

Page 29: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

29 2. Semakin rendah kompetensi interpersonal maka akan semakin rendah

penyesuaian diri yang dimiliki remaja dan semakin tinggi kompetensi

interpersonal maka akan semakin tinggi penyesuaian diri pada remaja yang

orang tuanya mengalami mutasi kedinasan.

3. Tingkat penyesuaian diri pada remaja yang tergolong tinggi disumbang sebesar

25.4% oleh tingkat kompetensi interpersonal mereka

Penelitian ini merupakan salah satu wujud untuk memperkaya wacana dan

khasanah ilmu pengetahuan. Usaha ini perlu diteruskan dan dikembangkan lagi

guna membenahi kekurangan yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya,

ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada subbab ini, antara lain :

1. Untuk subjek penelitian

Bagi subjek penelitian hendaknya mengasah kemampuan mengatasi

konflik serta kemampuan memberikan dukungan emosional jika menginginkan

penyesuaian dirinya baik. Kemampuan mengatasi konflik diperlukan saat remaja

berpindah dari satu kota ke kota yang lainnya sehingga dapat menekan rasa cemas

dan takut akan lingkungan baru. Sedangkan kemampuan memberikan dukungan

sosial berguna saat menjalin hubungan pertemanan dengan teman baru agar lebih

mendalam.

2. Untuk peneliti selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yang berminat dengan tema yang sama

dengan penelitian ini diharapkan mencari faktor lain selain kompetensi

interpersonal yang mempengaruhi penyesuaian diri, misalnya apakah keaktifan

remaja di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungannya mempengaruhi

Page 30: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

30 penyesuaian diri remaja tersebut atau lamanya waktu seseorang menetap pada

suatu daerah hingga berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, apakah

hal tersebut mempengaruhi seseorang dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Page 31: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

31

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta : P. T. Rineka Cipta. Andari, K. K. 1989. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam.

Bandung : CV. Mandar Maju. Arimurti, I. 2006. Sering Pindah Sekolah. http://mail-archive.com/.17/07/08. Baron, R. A and Byrne, D. 1991. Sosial Psychology Understanding Human

Interaction. Boston : Hougton Miflin Company Buhrmester, D., Furman, W. & Wittenberg, M.T. 1988. Five Domains of

Interpersonal Competence in Peer Relatioanships. Journal of Personality and Sosial Psychology. Vol. 55, No. 6, 991-1008.

Damayanti, E.T. 1992. Efektifitas Pelatihan Asertif Terhadap Peningkatan

Penerimaan Diri Pada Penyandang Cacat. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Davidio, J. F., Schroeder, D.A., Allen J. L. 1990. Spesific of Emphaty Induce

Helping : Evidence for Altruistic Motivation. Journal of Personality and Social Psychology. 1094. Vol 59, No. 2, 249-260.

Daradjat, Z. 1991. Kesehatan Mental. Jakarta : P.T. Gunung Agung Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

Bandung : CV Pustaka Setia. Gerungan, W. A. 1978. Psikologi Sosial. Jakarta : Refika. Grasha, A.f. 1987. Practical Aplication ini Psychology. Illionis : The Dorcey

Press Home Wood Hadi, S. 1997. Metodologi Research-Research. Yogyakarta : Andi Offset Hall, C. S & Lindzey, G. 1981. Theories of Personality. Third Edition. New York

: John Willey & Sons. Hudaniah, Y. D. 2003. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press Itibiliana, V. 2006. Budaya Ketiga Anak Sering Pindah.

http://www.inspiredkidsmagazine.com/.26/06/08

Page 32: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

32 Lukman, M. 2000. Kemadirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam Ditinjau

dari Konsep Diri dan Kompetensi Interpersonal. Psikologika. No 10, tahun V. Hal 57-72.

Mahmud, M. D. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE. Martani, W. & Adiyanti, M.G. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaab Diri

Remaja. Jurnal Psikologi. No. 1, 17-20. Moddlebrooks, N. 1990. Social Psychology and Modern Life. 2nd Edition. New

York : Alfreid. A, Knoft. Melati, S. A. A. 2005. Hubungan Antara Kompetensi Interpersonal Dengan

Perilaku Agresif Pada Siswa SMU Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Mulyati, R. 1993. Kompetensi Interpersonal pada Anak yang Diasuh di Panti

Asuhan dengan Sistem Pengasuhan Tradisional dan Sistem Pengasuhan Ibu Asuh. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Napitupulu, M. S. 2006. Kompetensi suatu perenungan untuk karya dan perbaikan

nyata. http://www.binuscareer.com/.07/03/07. Nashori, F. H. 2003. Kompetensi Interpesonal Mahasiswa Ditinjau Dari Jenis

Kelamin. Jurnal Psikologi. Vol II, No I, Hal 26-36. Pandia, W.S. 2006. Tahun Ajaran Baru, Pindah Sekolah Baru. Tabloid Nakita

Online. http://Tabloid-nakita.com/.17/07/08. Pramundita, D. 2004. Hubungan Kecenderungan Kepribadian Ekstrovert Dengan

Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Lingkungan Kampus. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala.

Ragilia, L. 1997. Peran Kompetensi Interpersonal Terhadap Perilaku Menolong

Altruistik. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Raharjani, W. 2000. Hubungan bermain Video Game dengan Sosialisasi Anak.

Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : fakultas Psikologi Gajah Mada. Rolf, M. E. 1979. Theories of Adolescence. New York : Random House

Page 33: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG ... Angket Penyesuaian Diri yang

33 Santrock, J. W. 2002. Life Span Development Jilid II. (terjemahan). Jakarta :

Erlangga Sarwono, S.S. 1994. Menuju Keluarga Bahagia. Jakarta : Bharata Aksara Sears, D. O, Taylor, S. E. And Peplau, L. A. 1991. Psikologi Sosial Jilid 1.

(terjemahan). Jakarta : Erlangga Schneiders, A. A. 1964. Personal Adjustment And Mental Health. New York :

Holt, Rinehart dan Winston Sulistya, W. K. 2005. Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kompetensi

Interpersonal Pada Remaja Pecinta Alam. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala.

Tallent, N. 1978. Psychology of Adjustment. Toronto : John Willey and Sons. Inc. Vembriarto, S. T. 1981. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Paramita.

Walgito, B. 1989. Kenakalan Anak. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

--------.2006. Setiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. www.darulnuman.com.,07/032007