23
NASKAH UJIAN I. IDENTITAS PASIEN Tn. BE, 29 tahun, Islam, pendidikan terakhir, belum menikah, alamat Labuhan Ratu, masuk rumah sakit tanggal 29 Januari 2015. II. RIWAYAT PSIKIATRI ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Tn. BE Autonamnesis dilakukan di ruangan Kutilang pada tanggal 19 April 2015. Alloanamnesis: Tn. AB (ayah pasien) Alloanamnesis dilakukan via telepon pada tanggal 19 April 2015. A. Keluhan Utama Mengamuk tidak mau minum obat. B. Riwayat Perjalanan Penyakit Dari hasil anamnesis, pasien mengatakan ia baru pertama kali dirawat di RS Jiwa. Pasien dibawa ke RS Jiwa oleh ayah pasien karena pasien mengamuk dan tidak mau minum obat sejak 5 bulan yang lalu. 1

NASKAH UJIAN psikiatri RSJ LAMPUNG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh status psikiatri

Citation preview

NASKAH UJIAN

I. IDENTITAS PASIEN Tn. BE, 29 tahun, Islam, pendidikan terakhir, belum menikah, alamat Labuhan Ratu, masuk rumah sakit tanggal 29 Januari 2015.

II. RIWAYAT PSIKIATRI ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Tn. BEAutonamnesis dilakukan di ruangan Kutilang pada tanggal 19 April 2015.Alloanamnesis: Tn. AB (ayah pasien)Alloanamnesis dilakukan via telepon pada tanggal 19 April 2015.

A. Keluhan Utama Mengamuk tidak mau minum obat.

B. Riwayat Perjalanan Penyakit

Dari hasil anamnesis, pasien mengatakan ia baru pertama kali dirawat di RS Jiwa. Pasien dibawa ke RS Jiwa oleh ayah pasien karena pasien mengamuk dan tidak mau minum obat sejak 5 bulan yang lalu. Sejak saat itu, pasien mulai sering marah bila keinginannya tidak terpenuhi.

Menurut pasien, saat ini ia merasakan sangat senang dan selalu bersemangat. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya dapat berbicara dengan bidadari, dan mengatakan hanya dirinya sendiri yang bisa melakukan seperti itu. Pasien juga mengatakan dirinya sering melihat tangan yang bisa menembus tembok. Sebelum dapat melihat bidadari dan tangan yang bisa menembus tembok tersebut, pasien mengatakan mendengar bisikan dari langit tentang surga dan neraka, setelah itu pasien mengatakan hanya dia yang dapat melihatnya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak dalam keadaan sakit.

Menurut keterangan dari ayah pasien, perilaku pasien saat di rumah tidak menentu (berubah-ubah), terkadang terlihat senang yang berlebihan, terkadang pasien terlihat melamun, menyenderi dan merasa sedih. Menurut ayah pasien, awalnya pasien tiba-tiba terlihat berbicara dan tertawa sendiri kemudian membicarakan tentang surga dan neraka, dan mengatakan mendengar bisikan dari langit, dan mengamuk saat ada yang menyangkal hal tersebut. Kemudian pasien untuk pertama kalinya dibawa ke poliklinik RS jiwa pada tahun 2006 karena keluhan tiba-tiba muncul gejala tadi tanpa sebab yang jelas. Sejak itu pasien rutin berobat dan kontrol secara berkala ke poliklinik RS jiwa.

Menurut keterangan dari ayah pasien, keluhan berkurang jika pasien teratur minum obat. Tiba-tiba sejak 5 bulan yang lalu, pasien mulai tidak patuh untuk minum obat (obat selalu dibuang) dan mengamuk, kemudian pasien dibawa ke RS jiwa untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

C. Riwayat Gangguan Dahulu

1. Riwayat gangguan psikiatri Pada tahun 2006, pasien berobat di poliklinik RS Jiwa karena emosi yang berubah-ubah dan selalu membicarakan tentang surga dan neraka. Menurut rekam medis, saat itu pasien diberikan terapi haloperidol 2x1,5mg, trihexyphenidyl 3x2mg, dan chlorpromazin 0-0-100. Pada tahun 2015, pasien dirawat di RS Jiwa karena tidak mau minum obat dan sering mengamuk. Menurut rekam medis, saat itu pasien diberikan terapi haloperidol 2x1mg, trihexyphenidyl 2x1mg, chlorpromazin 0-0-100.

2. Riwayat gangguan fisik Tidak didapatkan riwayat trauma kepala, hipertensi, diabetes melitus, infeksi, kejang dan penyakit berat lainnya.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol Pasien perokok dan mengkonsumsi minuman keras namun tidak mengkonsumsi narkoba dan zat psikoaktif lainnya.

D. Riwayat tumbuh kembang

1. Prenatal dan perinatal Pasien lahir normal dan dibantu oleh bidan.

2. Masa oral (0-1 tahun)Pasien mendapatkan Asi yang cukup hingga usia 2 tahun.

3. Periode Masa Kanak Awal (1-3 tahun)Pertumbuhan pasien tidak pernah mengalami gangguan.

4. Periode Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pada masa ini, memiliki banyak teman seusia, senang bermain seperti anak-anak pada umumnya

5. Riwayat Anak dan RemajaPasien merupakan anak yang memiliki banyak teman, pasien suka travelling, sehingga memiliki teman dari berbagai penjuru. Pasien pernah melakukan kenakalan remaja seperti merokok dan meminum alkohol, dan sering bolos sekolah.

.

E. Masa-masa dewasa

1. Riwayat pendidikan Tamat SMA.

2. Riwayat pekerjaanBelum bekerja

3. Riwayat Pernikahan Pasien belum menikah.

4. Riwayat kehidupan keluargaMerupakan anak pertama dari lima bersaudara. Sejak lahir pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan adiknya.

Keterangan:

: laki-laki: wanita: pasien: tinggal serumah

5. Riwayat ekonomiPasien saat ini tidak bekerja.

6. Riwayat agama Pasien beragama Islam dan rajin melakukan sholat lima waktu.

7. Riwayat sosial Hubungan pasien dengan teman-teman dan warga sekitar cukup baik.

F. Persepsi Pasien tentang dirinya Pasien merasa dirinya tidak sakit.III. STATUS PSIKIATRI

A. Deskripsi Umum1. Sikap : kooperatif 2. Kesadaran : kompos mentis3. Penampilan :Seorang laki-laki terlihat sesuai usianya memakai seragam RSJ Prov. Lampung, penampilan terkesan cukup rapi, perawakan sedang, kulit sawo matang, rambut pendek, kuku pendek dan kebersihan diri cukup baik. Kesan gizi baik.4. Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama anamnesis pasien sering merubah posisi duduk, seperti condong ke depan, kemudian bersandar di kursi. Sesekali tangan pasien menggeser benda di meja hingga beberapa kali. Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Pasien tampak sangat bersemangat, sering tersenyum dan tertawa kecil.

5. Pembicaraan Spontan, lancar, intonasi cepat, volume keras, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi jelas, amplitude jelas, sebagian besar menjawab sesuai pertanyaan.

B. Suasana perasaan1. Mood : hypetimia2. Afek : meluas3. Keserasian : appropiate

C. Persepsi 1. Halusinasi : Halusinasi auditorik2. Ilusi : tidak ada3. Depersonalisasi: tidak ada4. Derealisasi : tidak ada

D. Pikiran 1. Proses berpikir Produktivitas : meningkat, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan. Arus pikir: koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan2. Isi pikiran Waham kebesaran. Pasien meyakini dirinya dapat berkomunikasi dengan bidadari.

E. Fungsi kognitif1. Memori : Segera: baik, pasien dapat mengingat makanan yang dimakan pada saat siang hari sebelum di periksa Jangka pendek: baik, pasien dapat mengingat diantar oleh siapa pasien ke RSJ Jangka menengah: tidak baik, pasien tidak mengingat kapan masuk RSJ Jangka panjang: tidak baik, pasien tidak dapat mengingat tanggal, bulan, dan tahun lahir pasien.2. Daya konsentrasi : baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai.3. Orientasi : Waktu : baik, pasien mengetahui bahwa saat ini tahun 2015 Tempat: baik, pasien mengetahui bahwa saat ini dirinya berada di RSJ Provinsi Lampung Orang: baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter. 4. Pikiran abstrak : baik

F. Reality Testing Abillity (RTA)Terganggu.

G. Tilikan Tilikan derajat 1, pasien menyangkal dirinya sakit jiwa.IV. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum baik, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 88x/menit, napas: 20x/menit Kondisi medis umum : tidak ditemukan kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN

Tn. BE, 29 tahun, Islam, tidak bekerja, mahasiswa,belum menikah, alamat Labuhan Ratu, masuk rumah sakit tanggal 29 Januari 2015. Anamnesis dilakukan pada tanggal 19 April 2015.Pasien dibawa ke RS Jiwa oleh ayah pasien karena pasien sering mengamuk dan tidak mau minum obat sejak 5 bulan yang lalu. Sejak saat itu, pasien mulai sering mengamuk bila keinginannya tidak terpenuhi.

Menurut pasien, ia sangat bahagia dan selalu bersemangat. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya dapat berbicara dengan bidadari dan mendengar suara bisikan dair langit tentang surga dan neraka. Selain itu terdapat keluhan sulit tidur dan banyak bicara. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak dalam keadaan sakit. Pasien baru pertama kali dirawat di RS Jiwa.

Pada pasien ditemukan halusinasi auditorik dan waham kebesaran. Selama anamnesis pasien sering merubah posisi duduk, seperti condong ke depan, kemudian bersandar di kursi. Sesekali tangan pasien menggeser benda di meja hingga beberapa kali. Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Pasien tampak sangat bersemangat, sering tersenyum dan tertawa kecil. Spontan, lancar, intonasi cepat, volume keras, kualitas baik, kuantitas banyak (logore), artikulasi jelas, amplitude jelas. Arus pikir pasien koheren mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan, konsentrasi pasien, baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai.. Memori segera baik, namun jangka pendek, menengah dan panjang tidak baik. Orientasi tempat baik, waktu terganggu dan orang baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan afektif dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa (kriteria WHO).

Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang sebelumnya ataupun adanya kelainan organik. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) Pasien juga tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif sehingga diagnosis gangguan mental dan prilaku karena zat psikoaktif dapat disingkirkan (F.1), walaupun sebaiknya dilakukan pemeriksaan kandungan NAPZA dalam urin atau darah untuk mendukung penyingkiran diagnosis.

Berdasarkan perjalanan penyakit, terlihat sempat mengalami kesembuhan sempurna antar episode, yaitu pada tahun 2009-2013. Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan bipolar episode manik. Gejala yang dialami juga mengalami kekambuhan, terlihat dari riwayat pernah mengalami keluhan yang sama dengan empat tahun episode bebas gejala dan munculnya episode dengan gejala berkaitan dengan situasi yang mengakibatkan stress (masalah keluarga). Tidak ditemukan gejala psikotik pada episode sebelumnya sehingga hal ini menjadi dasar menyingkirkan diagnosis F.2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham.

Pasien ini juga terdapat gejala psikotik berupa halusinasi auditorik. Terdapat waham kebesaran. Terdapat mood hipertimia pada saat berkomunikasi dan adanya tilikan (insight) yang tergganggu. Dari penemuan tersebut dapat dikatakan bahwa ia memiliki gangguan psikotik sehingga bermanifestasi berupa adanya halusinasi, waham, dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability/impairment). Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat digolongkan sebagai Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik (F.31.2)

Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SMA. Penilaian terhadap kepribadian belum dapat dinilai namun tidak terdapat ciri kepribadian retardasi mental. Pada aksis II belum dapat ditentukan.

Dari alloanamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik, sehingga pada aksis III tidak ada diagnosis. Pada aksis IV terdapat masalah dengan keluarga (merasa tidak di turuti keinginannya). Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning) menurut PPDGJ III pada aksis V didapatkan GAF saat dirawat (GAF current) adalah 50-41 , yaitu gejala berat (adanya waham) dan disabilitas berat. Penilaian GAF ini didasarkan pada keluhan yang dimiliki pada saat ini, ia memiliki gangguan dalam persepsi dan disabilitas berat, terutama tergganggu oleh halusinasinya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 80-71 , yaitu gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll. Penilaian GAF ini didasarkan pada riwayat yang pernah hidup normal tanpa gejala psikotik atau disabilitas berat, pernah berfungsi seperti orang normal dan pernah bekerja sebelumnya.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : - Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik (F. 31.2) Skizoafektif tipe campuran ( F.26.2)2. Aksis II : belum ada diagnosis3. Aksis III : tidak ada diagnosis4. Aksis IV : Masalah dengan Primary Support Group5. Aksis V : current GAF 50-41 (HLPY) HLPY GAF 80-71

VIII. DAFTAR MASALAH

1. OrganobiologikTidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter

2. PsikologikPada pasien ditemukan gangguan mood hipertimia, waham kebesaran, dan halusinasi auditorik..3. SosiologikPada pasien tidak ditemukan kesulitan dalam berhubungan sosial.

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka : Risperidon 2x2mg selama 5 hari, dipertimbangkan peningkatan dosis berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan.Litium Karbonat 3x300mg selama 5 hari (Dosis Maintenance, 900-1200mg/hari)

B. Psikoterapi 1. Psikoterapi supportifPasien:a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatanb. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.d. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.

Keluargaa. Memberikan perhatian kepada pasien dan menciptakan suasana yang nyaman agar pasien nyaman dan dapat terbuka kepada keluarga tentang masalah yang sedang dihadapib. Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar selalu memberikan dukungan kepada pasienc. Diberikan kegiatan bermanfaat dirumah yang tidak berisko membahayakan pasien/ orang lain.

X. PROGNOSIS

Kondisi yang memberatkan: kekambuhan penyakit, penyakit pasien sendiri, perhatian keluarga, riwayat anggota keluarga lain memiliki gangguan jiwa.Kondisi yang meringankan: pasien mulai kooperatif, pengobatan ditanggung BPJS. Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN

AutoanamnesisDilakukan pada tanggal 19 April 2015, pada pukul 16.00 WIBDM: PemeriksaP : Pasien (Tn. BE)

DM : selamat siang mas, perkenalkan saya dokter muda topan. Maaf mas namanya siapa ya?P: Beta Ekoarius.DM: mas beta, saya mau menanyakan sedikit tentang kondisi mas, sekaligus ingin melihat seberapa besar perkembangan kesehatanmas beta. Bagaimana mas boleh ya?P: iya masDM: mas beta sudah menikah?P: belum. DM: mas beta usia nya berapa sekarang?P:gak tau.DM: memang mas beta ini lahirnya tanggal berapa:P: gak ngerti saya kapan.DM: tau gak mas disini ini tempat apa?P: tau saya mas, ini rumah sakit jiwa DM:ini yang pertama kali ya dirawat di sini?P:iya baru pertama kali mas, gara-gara saya marah-marahin ayah saya mas.DM:pertama kali dirawat di rumah sakit ini kapan mbak?P:lupa saya kapan.. (sambil tertawa sendiri) DM:kok mas tertawa sendiri mas? Sepertinya lagi senang.P:iya saya senang, barusan saya ngobrol dengan bidadari, setelah ada bisikan dari langit DM: wah. Bidadari mas? Cantik dong? Sudah dari kapan bisa ngomong sama bidadari mas?P:sudah lama (tertawa). DM: siapa yang nganterin kesini?P: papah saya mas, papah kesal saya marahinDM: kenapa papahnya mas marahin? Memangnya papahnya mas ada salah apa?P: ya saya jengkel, saya dipaksa minum obat terus (tersenyum sendiri).DM: mas kenapa tiba-tiba senyum?P: itu mas ada bidadarinya.DM: kok saya gak bisa lihat mas? Mas punya kelebihan apa bisa ngobrol dengan bidadari?P: gak sembarang orang mas bisa ngobrol dengan bidadari cantik, saya dapat bisikan dari langit tentang surga dan neraka. DM: sudah dari kapan mulai bisa begitu mas? Bidadarinya lihat di TV atau d ruangan ini?P: di sini mas, di TV gak ada bidadari, di samping nya TV ada bidadarinya tadi (tertawa dan tersenyum). DM: mas semangat banget ya. Tiap hari selalu semnagat kayak gini?P: iya mas, saya ini selalu semangat, selalu senang.DM: memangnya mas ngobrolin apa dengan bidadarinya?P: rahasia dong (tertawa lepas).DM: ngobrolin apa?P: ngobrolin tentang langit, surga dan neraka.DM: coba kalo gitu arti peribahasa air susu dibalas air tuba?P: artinya kebaikan dibalas kejahatan (tertawa)DM:coba di lanjutin ya peribahasa saya. Guru kencing berdiri, murid kencing??P: kencing sembarangan (tertawa lepas).DM: coba artinnya apa itu?P: muridnya tidak menurut dengan gurunyaDM: coba kalo 100 dikurang 7 berapa?P: 93.DM: nanti kalo saya bilang 100 dikurang 7 terus di kurang lagi itu artinya dikurang sama angka yang sama ya.P: oke.DM: coba sekarang, 100 dikurang 7 berapa?P: 93 mbak.DM: coba di kurang lagi.P: gak tau saya (tertawa dan senyum-senyum)DM: oh yudah kalau begitu. Makasih ya mbak. Lain kali kita ngobrol lagi.P: iya mbak

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI; 2013.

Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika Edisi Ketiga. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007

10