45
1 LAPORAN STUDI KASUS BESAR NUTRITION CARE PROCESS (NCP) POST COMBUSTIO GRADE II DIBANGSAL FIRDAUS KAMAR 206 DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II Disusun Oleh : MUHAMAD HARIS WIDIANTO 08120227 PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012

Ncp Combustio

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ncp Combustio

1

LAPORAN STUDI KASUS BESAR

NUTRITION CARE PROCESS (NCP) POST COMBUSTIO

GRADE II DIBANGSAL FIRDAUS KAMAR 206

DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

Disusun Oleh :

MUHAMAD HARIS WIDIANTO

08120227

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2012

Page 2: Ncp Combustio

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sistem

pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam mempercepat

tingkat kesehatan baik bersifat sebagai promotif, preventif, maupun

rehabilitative. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi

pengadaan dan pengolahan makanan, pelayanan gizi rawat inap, konsultasi

dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang gizi terapan

(PGRS, 2005).

Luka bakar dan cedera yang berhubungan dengannya masih

merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di Amerika serikat.

Wawasan klinik dan perawatan luka bakar mengacu pada fisiologi cairan dan

elektrolid, infeksi bedah, pemeliharaan nutrisi , pemantauan kardiopulmonar,

dan perawatan luka, dimana taksatupun dapat diatasi sebagai kondisi-kondisi

yang terpisah tanpa pemahaman proses penyakit secara keseluruhan.

(Schwartz, 2000)

Terdapat sekitar 1,2 juta orang menderita luka bakar setiap tahunnya

di Amerika serikat, sekitar 6000 orang dirawat di rumah sakit dan 5000 orang

meninggal. Angka mortilitas akibat luka bakar menurun sejak tahun 1971

hingga 40%. Hal ini terjadi karena kemajuan pengetahuan tentang resusitasi,

perawatan luka, pengendalian infeksi, dan penatalaksanaan cedera inhalasi.

Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250

jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak

dan lansia cukup tinggi di Indonesia serta ketidak berdayaan anak-anak dan

lansia untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak dan

lansia menyumbang angka kematian tertinggi akibat luka bakar yang terjadi

di Indonesia (Anonim)

Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panas dibagian

bokong luas luka bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah

Page 3: Ncp Combustio

3

luka bakar grade II yang artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian

dermis, beupa reaksi inflamasi disertai proses edukasi, nyeri karena ujung-

ujung syaraf teriritasi. Luka bakar pada pasien ini termasuk dalam Derajat II

dangkal (superficial) yaitu Kerusakan mengenai bagian superfisial dari

dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar

sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Pada akhir kegiatan ini peserta didik diharapkan mampu memahami

manajemen asuhan gizi klinik pada penderita luka bakar (Combustio

grade II)

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pemeriksaan baik fisik, klinis,

laboratorium, dan antropometri

b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran antropometri pasien

c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosis medis dari dokter

d. Mahasiswa mampu melaksanakan anamnese gizi pasien dan

menentukan status gizi pasien sesuai metode dan keadaan pasien.

e. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan zat gizi pasien dan

menerjemahkan dalam diet

f. Mahasiswa mampu membuat perencanaan diet sesuai dengan peyakit

pasien dan mampu mengevaluasi dan memonitoring asupan dan

keadaan pasien.

C. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga praktikan sesuai kebutuhan

diunit kerjanya.

b. Laporan praktek dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber

informasi mengenai situasi umum institusi tempat praktek tersebut

Page 4: Ncp Combustio

4

2. Bagi Pasien

Dapat memberikan informasi atau gambaran diet yang diberikan di

Rumah Sakit sehingga dapat diterapkan dirumah setelah pasien pulang

dari rumah sakit

3. Bagi Jurusan Gizi

a. Memperoleh informasi tentang kondisi nyata di dunia kerja yang

berguna bagi peningkatan kualitas lulusan sarjana Gizi.

b. Menjalani kerja sama dengan Instiusi Praktek sehingga dapat

mendukung pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi lainnya.

4. Bagi Praktikan dan mahasiswa

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman kerja mahasiswa.

b. Mendapatkan kesempatan mengaplikasikan teori yang siperoleh dari

proses perkuliahan dengan kenyataan didunia kerja.

Page 5: Ncp Combustio

5

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi dan Waktu

Studi kasus dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yoyakarta Unit II pada tanggal 18 samapi 23 mei 2012.

2. Populasi dan Sampel

a. Polulasi

Populasi pada studi kasus ini adalah pasien dewasa yang

menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta Unit II di bangsal firdaus kamar 206.

b. Sampel

Sampel studi kasus ini adalah salah satu pasien yang menjalani

rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

di bangsal Firdaus kamar 206.

B. Data dan Pengumpulan Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa

data wawancara, asupan makanan dengan metode Recall 24 jam dan data

hasil pengukuran antropometri.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari recam medis pasien yang

terdiri dari :

a. Data identitas pasien

b. Data klinis dan fisik

c. Diagnosa medis

d. Data Laboratorium

Page 6: Ncp Combustio

6

C. Cara Analisa Data

Data yang diperoleh melalui rekam medis merupakan data sekunder.

Sedangkan data recall makanan merupakan data primer. Data recall makanan

selama 2 hari dikonversi kedalam bahan makanan mentah dalam bentuk

gram, kemudian asupan bahan makanan mentah dalam gram dikalikan

dengan kandungan zat gizi per jenis makanan nutrisurvei.

Data pengamatan diperoleh dengan melalui pemorsian makanan dan

melihat asupan makan, setelah data di peorleh data dikonversi kedalam bahan

makanan mentah dalam bentuk gram.

Page 7: Ncp Combustio

7

BAB III

GAMBARAN UMUM PASIEN

A. Identitas pasien

Nama : Ny Y

Umur : 75 Tahun

Sex : Perempuan

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : Tidak tamat SD

Agama : Islam

Tanggal masuk : 11 – 05 – 2012

Tanggal kasus : 18 – 05 – 2012

No. RM : 03-03-46

Alamat : Pasekan lor RT 04/04 Gamping, Sleman

Dokter : dr. Sagiran, Sp.B

Diagnosis medis : Post combustio grade II

Ruang rawat inap : R.Firdaus 206/2

B. Data subyektif

1. Berkaitan dengan riwayat penyakit

a. Keluhan utama

1) terkena air panas, luka bakar didaerah bokong

b. Riwayat penyakit sekarang

1) Pasien terpeleset dan jatuh di bak berisi air panas saat akan mandi

pagi. terjadi luka akibatnya terdapat luka bakar/ melepuh dibagian

bokong Combustio grade II.

c. Riwayat penyakit dahulu

1) Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu

d. Riwayat penyakit keluarga

1) Tidak ada riwayat penyakit dahulu

2. Berkaitan dengan riwayat gizi

Page 8: Ncp Combustio

8

a. Data sosial ekonomi

1) Penghasilan : Menengah kebawah

2) Jumlah keluarga : 6 (5 anak dan 1 suami)

3) Suku : jawa

b. Aktifitas fisik

1) Jenis pekerjaan : Tani

2) Jumlah jam kerja : Tidak tentu

3) Jenis olahraga : -

4) Frekuensi olahraga : -

5) Jumlah jam tidur : 9 jam

c. Alergi makan

1) Makanan : Tidak ada alergi makanan

2) Penyebab : -

3) Jenis diet kusus : -

4) Alasan : -

5) Yang menganjurkan : -

d. Masalah gastrointestinal

1) Nyeri uluhati : tidak

2) Mual : tidak

3) Muntah : -

4) Diare : -

5) Konstipasi : -

6) Anoreksia : Tidak

7) Perubahan pengecapan : Tidak ada

8) Perubahan penciuman : Tidak ada

e. Penyakit kronik

1) Jenis penyakit : tidak ada

2) Modifikasi diet : -

3) Jenis dan lama pengobatan : -

f. Kesehatan mulut/menelan

1) Sulit menelan : -

Page 9: Ncp Combustio

9

2) Stomatitis : -

3) Gigi lengkap : Iya

g. Pengobatan

1) Vitamin/mineral/suplemen gizi : -

2) Frekuensi dan jumlah : -

h. Perubahan berat badan

1) Bertambah/berkurang : tidak ada perubahan berat badan

2) Lamanya : -

3) Disengaja/tidak : -

i. Mempersiapkan makan : anak dan keluarga

j. Riwayat pola makan

Makanan pokok : nasi @2x/hari 100 g

Lauk nabati : ayam @1x/minggu 50 g, ikan @2x/minggu 40 g

Lauk nabati : tempe @3x/minggu 40 g, tahu @2x/minggi 50 g

Sayur : sawi @2x/minggu, bayam @2x/minggu, kacang

oanjang @3x/minggu

Buah : pisang @4x/minggu, semangka @2x/minggu

Teh 2x/hari

Page 10: Ncp Combustio

10

C. Data subyektif

1. Antropometri

a. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit mengikuti posyandu

lansia (tanggal 3 mei 2012)

b. Berat badan : 36 kg

c. Tinggi badan : 150 cm

2. Biokimia

a. Pemeriksaan laboratorium

Tanggal : 17-05-2012

Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium urin/darah

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/NilaiKeterangan

Hasil Normal

Hemoglobin 11,7 12-16 g/dl Rendah

Leukosit 24,6 4 - 10 rb/ul Tinggi

Eosinofil 0 0-1% Normal

Basofil 2 0-1% Normal

Netrofil 81 50-70% Tinggi

Lemfosit 5 25-40% Rendah

Monosit 12 2-8% Tinggi

Eritrosit 3,63 4,4-5,9 juta/ml Rendah

Hematokrit 35 36-52 % Rendah

MCV 97 80-100 fl Normal

MCH 32,2 22-34 pg Normal

MCHC 33,2 32-36 g/dl Normal

Trombosit 128 150-450 rb/ul Rendah

PPT 16,4 12-18 Normal

APTT 28 20-35 Normal

HBSAG Negatif - Normal

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

Page 11: Ncp Combustio

11

Tabel 2. Pemeriksaan urin/darah Tanggal 18 mei 2012

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/Nilai Awal

masuk

rumah sakit

Awal kasusHasil Normal

Natrium 131 135-147 mmol/l 131 mmol/l Rendah

Kalium 28 20-40 mmol/l 28 mmol/l Normal

Klorida 99 100-106 mg/l 99 mg/l Rendah

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

Tabel 3. Pemeriksaan urin/darah tanggal 21 mei 2012

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/NilaiKeterangan

Hasil Normal

Hemoglobin 12,7 12-16 g/dl Normal

Leukosit 18,6 4,10 rb/ul Tinggi

Eosinofil 0 0-1% Normal

Basofil 1 0-1% Normal

Netrofil 74 50-70% Tinggi

Lemfosit 16 25-40% Rendah

Monosit 9 2-8% Tinggi

Eritrosit 4,15 4,4-5,9 juta/ml Rendah

Hematokrit 38 36-52 % Rendah

MCV 91,3 80-100 fl Normal

MCH 30,6 22-34 pg Normal

MCHC 33,5 32-36 g/dl Normal

Trombosit 514 150-450 rb/ul Tinggi

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

Page 12: Ncp Combustio

12

b. Pemeriksaan penunjang : tanggal 17 mei 2012

d. Ro torax hasil : cardiomegali dengan pulmo DBN.

3. Fisik dan klinis

Keadaan umum : Composmentis

Vital sign :

Tabel 4. Vital sign

TanggalPemeriksaan

Tekanan darah Nadi Suhu

17 170/95 65x/menit -

18 130/60 85x/menit 36oC

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

4. Dietary

a. Anamnesis Gizi : Recall 24 jam di Rumah Sakit

Tabel 4. Recall 24 jam tanggal 17 Mei 2012

ImplementasiEnergi

(kal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)Ket

Makanan RS 17 mei

20121097,4 36,3 21,6 185,5

Makanan RS 19 mei

2012518,8 32,4 14,5 65,2

Rata –rata 808,1 34,35 18,05 125,35

Kebutuhan 1668 60 43 252,7

% Asupan 48,44% 57,25% 41,91% 49,60%

Sumber : Data primer terolah

Page 13: Ncp Combustio

13

b. Terapi medis

Tabel 6. Terapi medis tanggal 17 mei 2012

Jenis obat/tindakan

OralFungsi

Interaksi dengan zat

Gizi

Ceftriaxon

Cefotaxime adalah antibiotic

golongan sefalosporin generasi

ketiga yang mempunyai khasiat

bakterisidal dan bekerja dengan

menghambat sintesis mukopeptida

pada dinding sel bakteri.

Cefotaxime sangat stabil terhadap

hidrolisis beta laktamease, maka

Cefotaxime digunakan sebagai

alternatif lini pertama pada bakteri

yang resisten terhadap Penisilin

Ketrolak

Ketorolac diindikasikan untuk

penatalaksanaan jangka pendek

terhadap nyeri akut sedang sampai

berat setelah prosedur bedah.

Invus RL

merupakan cairan solusio untuk

mengganti cairan tubuh, sebagai

keseimbangan cairan elektrolit dan

terapi shock

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

Page 14: Ncp Combustio

14

D. NUTRITIN CARE PROCES (NCP)

1. Nutrition Assesment

a. Antopometri

IMT = ( ) = = , = 16 (status gizi kurus)b. Biokimia

e. Leukosit tinggi (infeksi), Hb rendah (Anemia)

c. Fisik/klinis

Keadaan umum : Coposmentis (tamapak lemas)

f. 130/60 mmHg. Tekanan darah tinggi awal masuk rumah

sakit

d. Dietary (riwayat makan)

Tabel 7. Dietary History (riwayat makan)

Zat gizi % asupan Keterangan

Energi 48,44% Buruk

Protein 57,25% Buruk

Lemak 41,91% Buruk

Karbohidrat 49,60% Buruk

Sumber : Data primer terolah

1) Standar asupan makan menurut Depkes 1999.

a) Lebih : > 120 %

b) Baik : 80 -120 %

c) Sedang : 70 - 79,9 %

d) Kurang : 60 – 69,9 %

e) Buruk : < 60%

Page 15: Ncp Combustio

15

2. Nutrition diagnosis

a. Diagnosis medis

1) Post Combustio grade II

b. Diagnosis gizi

1) (NI – 1.1) Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan adanya

infeksi dan status gizi kurus dibuktikan dengan leokosit tinggi

24,6 rb/ul, adanya luka bakar dan IMT 16.

2) (NI – 5.1) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik protein

berkaitan dengan luka bakar dan anemia (terkena air panas)

ditandai dengan adanya infeksi dan Hb rendah.

3. Nutrition Intervention

a. Perencanaan (planning)

1) Terapi diet

Jenis diet : TETP (energi : 1668 kkal protein : 60 g)

Bentuk makanan : Bubur kasar

Cara pemberian : oral

2) Tujuan diet

a) Memberikan makanan tinggi energi dan protein untuk

memper cepat penyembuhan dan mencegah terjadi

gangguan metabolik .

b) Membeikan makanan sesuai dengan kemampuan pasien

c) Mengurangi terjadinya infeksi.dengan memberikan tinggi

protein

d) Meningkatkan Hb

e) Mempercepat penyembuhan luka

Page 16: Ncp Combustio

16

3) Prinsip diet

a) Energi tinggi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan/hiper

metabolisme dan meningkatkan berat badan pasien

b) Protein tinggi 1,2 g/KgBB, untuk mengurangi terjadinya

infeksi dan kerusakan jaringan akibat luka bakar,serta

meningkatkan Hb

c) lemak cukup 25% dari kebutuhan energi sebagai sumber

energi utama agar tubuh tidak memecah simpanan protein

d) karbohidrat sisa dari kebutuhan energi sebagai sumber

energi utama

e) Serat 25 g/hari

4) Syarat diet

Energi : 1668 kal

Protein : 60 g

Lemak : 43 g

Karbohidrat : 252,7 g

Page 17: Ncp Combustio

17

5) Perhitungan kebutuhan energidan zat gizi

BBI = (TB-100)

= 150-100)

= 50

= 50 Kg

BEE = 665,1 + 9,56 (BBI) + 1,85 (TB) – 4,68 (usia)

= 665,1 + 9,56 (50) + 1,85 (150) – 4,68 (75)

= 665,1 + 478 + 277,5 – 351

= 1069,6

= BEE x FS x FA

= BEE x 1,3 x 1,2

= 1668 kal

Protein = 1,2 g/Kg BB

= 1,2 x 50

= 60 g x 4 = 240 kal

Lemak = 25% total energi

= 25 % x 1668 kal

= = 46,33 g

Karbohidrat = TE – (TP + TL)

= 1668 – (240 + 417)

= 1668 – 657

= = 252,7 g

Page 18: Ncp Combustio

18

6) Rencana monitoring

a) Antropometri : Berat badan

b) Biokimia : Leokosit, Hb

c) Fisik klinis : Tekanan darah

d) Dietary : Asupan zat gizi Energi, Protein, lemak,

karbohidrat

7) Rencana konsultasi gizi

a) Masalah gizi : Status gizi kurang, anemia, asupan

rendah, luka bakar sehingga terjadi hipermetabolisme

b) materi : Pengaturan makanan/ diet TETP

c) Sasaran : Pasien dan keluarga

d) Waktu pelaksanaan : ± 10 -15 menit

e) Tempat : PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Unit II

f) Media : Leaflet

(1) Tujuan

(a) Memberi pengetahuan kepada pasien tentang diit

TETP

(b) Memberikan pengetahuan tentang gizi makanan

(c) Memberikan motivasi kepada pasien untuk

meningkatkan asupan makanan yang diberikan.

(2) Edukasi gizi

(a) Menjelaskan tentang tentang diit TETP

(b) Menjelaskan tentang bahan makanan penukar.

(c) Menjelaskan diit yang diberikan kepada pasien

tentang makana tinggi protrin Untuk membantu

mempercepat penyembuhan.

Page 19: Ncp Combustio

19

4. Implementasi (implementation)

a. Kajian diet RS

1) Jenis Diet : TKTP

2) Bentuk makanan : BA

3) Cara pemberian : Oral

b. Rekomendasi Diet

1) Jenis diet : diit TETP

2) Bentuk makanan : BK

3) Cara pemberian : Oral

4) Nilai gizi :

Energi : 1668 kal

Protein : 60 g

Lemak : 43 g

Karbohidrat : 252,7 g

5. Nutrition monitoring

a. Antropometri :

1) Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat

dan keaadaan pasien dalam keaadan bedress.

b. Biokimia :

Tabel 8. Pemeriksaan urin / darah tanggal 21 mei 2012

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/NilaiKeterangan

Hasil Normal

Hemoglobin 12,7 12-16 g/dl Normal

Leukosit 18,6 4 - 10 rb/ul Tinggi

Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46

Page 20: Ncp Combustio

20

c. Fisik/klinis :

Tabel 9. Vital sign

TanggalPemeriksaan

Tekanan dara Nadi Suhu

20 163/68 70x/menit 36oC

21 162/59 65x/menit 37oC

22 130/76 75x/menit 37oC

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

d. Dietary :

Tabel 9. Asupan zat gizi selama 2 hari

ImplementasiEnergi

(kal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)

MRS tanggal 21-05-2012 1152,4 58,3 28,9 168,8

MRS tanggal 22-05-2012 1003,94 50,03 29,71 135,11

MLRS 22-05-2012 387 14 1 78,1

Total recall 2 hari 2543,34 122,6 59,61 382,01

Rata – rata 1271,67 61,3 29,80 191

Kebutuhan 1668 60 43 252,7

% Asupan 76,23% 107% 69,3% 75,58%

Sumber : data primer terolah

Page 21: Ncp Combustio

21

6. Nutrition evaluasi

a. Antropometri :

1) Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat dan

keaadaan pasien dalam keaadan bedress.

b. Biokimia :

1) Peningkatan Hb menjadi normal

2) Leokosit menurun dari 24,6 sampai 18,6 rb/ul

c. Fidik/klinis :

1) Tekanan darah berangsur dalam keadaan normal

d. Dietary :

1) Asupan makan pasien sudah mulai membaik, ada

peningkatan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan

karbohidrat.

Page 22: Ncp Combustio

22

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Baka

1. Pengertian luka bakar

Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh

disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan resiko pada

seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat disebabkan oleh ledakan,

aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas dan matahari

(Almatsier, 2004)

Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu

tinggi, syok listrik, atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan

berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar (Elizabeth, 2000)

Menurut Almatsier (2004). Luka bakar diklasifikasikan

berdasarkan :

a. Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan drajat

luka bakar I sampai III.

1) Derajat I adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada

lapisan atas epidermis kulit yang disertai perlebaran pembuluh

darah sehingga kulit tampakkemerah-merahan

2) Derajat II adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan

epidermis dan dermis, sedangkan pembuluhdarah di bawahkulit

Page 23: Ncp Combustio

23

menumpuk dan mengeras. Selain timbul warna kemerah-merahan

pada kulit juga timbul gelombang – gelombang.

3) Derajat III adalah derajat luka akar dimana terjadi kerusakan

seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis, dan sub kutan) dan otot.

Pembuluh darah mengalami trombosit.

b. Luasnya tubuh yang terkena pengaruh panas

Luka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa,

perkiraan luas tubuh yang terkena didasarkan pada bagian tubuh yang

terkena menurut rumus 9“ (rule of nine)

1) Kepala 10 %

2) Tubuh bagiandepan 18 %

3) Tubuh bagianbelakang 18 %

4) Ekstremitas atas 18 %

5) Ekstremitas bawah kanan 18 %

6) Ekstremitas bawah kiri 18 %

7) Organ genital 1 %

2. Etiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari satu sumber

panas kepadatubuh. Panasdapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi

elektomagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar

termal, luka bakar radiasi,dan luka bakar kimia. Dekstruksi jaringan terjadi

akibat kogulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa

Page 24: Ncp Combustio

24

saluran nafasatau merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringanyang

dalam, termasuk organ visera, dan mengalami keusakan karena luka bakar

elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab(burning agent).

Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu penyebab luka bakar

danlamanya kontak dengan agen tersebut.

3. Patofisiologi

Akibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan

kesakitan, pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan

permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak

sehingga dapat terjadi anemi. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan

udem dan menimbulkan bulu yang mengandung banyak elektrolid. Hal ini

menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit

akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat pengumpalan

yang berlebih, masuknya cairan ke dalam bulu yang terbentuk pada luka

bakar derajat 2. Dan pengumpalan cairan dari kropeng luka bakar 3.

Bila luka bakar kurang dari 20% biasanya mekanisme kompensasi

tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok

hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat,dingin,

berkeringat, nadi kecil dan cepat. Tekanan darah menurun dan produksi

urin berkurang, pembengkakan terjadi pelan-pelan,maksimal terjadi

selama 8 jam.

Page 25: Ncp Combustio

25

4. Manifestasi klinis

a. Gangguan hematologik

Tandanya yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan

SDP, leokosit meningkat, penurunan trombosit

b. Gagguan elektrolit

Ditandai dengan penurunan kalium kenaikan natrium dan klorida, serta

kenaikan BUN

c. Gangguan metabolik

ditandai dengan hipermetabolik dan kehilangan berat badan

d. Cedera pulmonal

Ditandai dengan pernafasan cepat atau sulit, krakle, stridor, dan batuk

pendek.

5. Komplikasi

a. Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut

atau kematian.

b. Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan

darah sehinga timbul cerebrovascular accident, infrak miokardium, atau

emboli paru.

c. Gagguan elektrolit dapat menyebabkan disrimtmia jantung

d. Syok luka bakar dapatsecara irreversibel merusak ginjal sehingga

timbul gagal ginjal dalam 1 atau2 minggu pertama setelahluka bakar.

Dapat terjadi gagl ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis

(obstruksi mioglobin pada tubulusginjal akibat nekrosis otot yang luas)

Page 26: Ncp Combustio

26

e. Penurunan aliran darah darah keseluruh cairan dapat menyebabkan

hipoksia sel-sel penghasilan mukus sehingga terjadiulkus peptikum.

f. Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma

pisiologis dapat menyebabkan depres. Perpecahan keluarga. Dan

keinginan bunuh diri. Gejala-gejala pisikologi dapat timbul setiap saat

setlah luka baka. Gejala-gejala dapat datang dan pergi berulang-ulang

kapan saja seumur hidup.(Engram, 1999)

6. Klasifikasi Luka Bakar

Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi

dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab,

kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :

a. Berdasarkan penyebab

1) Luka bakar karena api

2) Luka bakar karena air panas

3) Luka bakar karena bahan kimia

4) Laka bakar karena listrik

5) Luka bakar karena radiasi

6) Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).

b. Berdasarkan kedalaman luka bakar

1) Luka bakar derajat I

b) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis

c) Kulit kering, hiperemi berupa eritema

d) Tidak dijumpai bulae

Page 27: Ncp Combustio

27

e) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

f) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

2) Luka bakar derajat II

a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi

inflamasi disertai proses eksudasi.

b) Dijumpai bulae.

c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.

d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi

diatas kulit normal.

Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Derajat II dangkal (superficial)

(1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.

(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea masih utuh.

(3) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.

b) Derajat II dalam (deep)

(1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.

(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.

(3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang

tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.

Page 28: Ncp Combustio

28

3) Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih

dalam.

a) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea mengalami kerusakan.

b) Tidak dijumpai bulae.

c) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena

kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.

d) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang

dikenal sebagai eskar.

e) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena

ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.

f) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses

epitelisasi spontan dari dasar luka.

4) Berdasarkan tingkat keseriusan luka

American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi

tiga kategori, yaitu :

a) Luka bakar mayor

(1) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa

dan lebih dari 20% pada anak-anak.

(2) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.

(3) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki,

dan perineum.

Page 29: Ncp Combustio

29

(4) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa

memperhitungkan derajat dan luasnya luka.

(5) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

b) Luka bakar moderat

(1) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-

20% pada anak-anak.

(2) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.

(3) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga,

kaki, dan perineum.

c) Luka bakar minor

Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991)

dan Griglak (1992) adalah :

(1) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa

dan kurang dari 10 % pada anak-anak.

(2) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.

(3) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.

(4) Luka tidak sirkumfer.

(5) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

Page 30: Ncp Combustio

30

B. Diet luka bakar

Almatsier (2004) Tujuan diet luka bakar adalah untuk

memper cepat penyembuhan dan mencegah tejadinya gangguan

metabolik serta mempertahankan staus gizi secara optilam selama

proses penyembuhan dengan cara :

1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang

rusak.

2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif

3. Memperkecil terjadinya hiperglikemi dan hipergliseridemia

4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.

Syarat diet luka baka adalah :

1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau

nutrisi enternal dini.

2. Kebutuhan gizi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan

luas luka bakar.

Penilaian luka bakar yang memerlukan perawatan dan

pengobatan adalah sebagai beriku :

a) Luka bakar drajat II Dengan luas luka bakar > 15%

b) Luka bakar drajat III dengan luas luka bakar > 20%

c) Luka bakar pada daerah genitel dan anus

d) Luka bakar yang disertai trauma berat, trauma pada jalan

nafas, tulang dan alat tubuh dalam rongga perut.

Page 31: Ncp Combustio

31

Menurut Asosiai Dietetik Australia berdasarkan % Luka

bakar yaitu :

Tabel 11. Persentase berdasarkan luka bakar

Luka bakar % Kebutuhan energi (Kkal)< 10 1,2 x AMB

11-20 1,3 x AMB21-30 1,5 x AMB31-50 1,8 x AMB> 50 2,0 x AMB

Sumber : Penuntun diet hal 91.2004

e) Protein diberikan tinggi 20-25% dari kebutuhan energi total

f) Lemak diberikan sedang 15-20% dari total energi

g) Karbohidrat diberikan sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan

energi total. Bilapasien mengalami trauma jalan napas

(trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari

kebutuhan energi total.

h) Vitamin diberikan tinggi untuk mempercepat penyembuhan

i) Mineral tinggi, terutama zat besi,seng, natrium, kalium,

kalsium, fosfor dan magnesium. Sebagian mineral diberikan

dalam bentuk suplemen.

Page 32: Ncp Combustio

32

BAB V

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Data Antropometri

Data antropometri didapatkan dengan wawancara. Tinggi badan pasien

tidak diukur karena data mengenai tinggi badan sudah ada di rekam medis.

Sedangkan data Berat badan tidak dapat diukur karena keadaan pasien yang

tidak memungkinkan untuk ditimbang, tetapi 1 minggu sebelum masuk rumah

sakit pasien mengikuti Posyandu lansia sehingga data berat badan yang

digunakan adalah berat badan sebelum masuk rumah sakit. beradasarkan

perhitungan IMT 16 status gizi pasien termasuk kategori gizi kurus .

B. Evaluasi Asupan makan recall 24 jam di Rumah Sakit

Asupan makanan sebelum pengambilan kasus berdasarkan hasil

anamnesa yang dilakukan menunjukkan bahwa asupan makanan pasien adalah

kurang, hal ini dilihat dari hasil perbandingan antara asupan makan pasien

dengan perhitungan kebutuhan pasien. Hasil persentasi asupan makanan

rumah sakit selama 2 hari yaitu : Asupan energi 48,44%, persentase asupan

protein 57,25%, persentasi asupan lemak 41,91%, persentasi asupan

Karbohidrat 49,60%

Asupan makan kurang disebabkan karena adanya penurunan nafsu

makan pasien. Berdasarkan data kebiasaan makan yang ada, pasien jarang

mengkonsumsi lauk nabati, namun pasien sering mengkonsumsi lauk hewani

Page 33: Ncp Combustio

33

seperti ikan setiap kali makan. Selain itu, pasien jarang mengkonsumsi bua-

buahan. Kebiasaan makan yang salah dan kurangnya variasi makanan yang

masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan pasien mengalami kekurangan zat

gizi.

C. Evaluasi Asupan makanan selama Kasus di Rumah Sakit

Asupan makan di rumah sakit berdasarkan hasil recall 24 jam yang

dilakukan selama 2 hari studi kasus dapat diketahui dari persentasi

perbandingan antara asupan makan pasien dengan perhitungan kebutuhan

pasien yaitu sebagai berikut : persentase kebutuhan energi adalah 76,23%,

persentasi kebutuhan protein adalah 107%, persentasi kebutuhan lemak adalah

69,3%, persentasi kebutuhan karbohidrat adalah 75,58%

Tabel 12. Asupan Makanan Selama 2 hari pemorsian

ImplementasiEnergi

(kal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)

MRS tanggal 21-05-2012 1152,4 58,3 28,9 168,8

MRS tanggal 22-05-2012 1003,94 50,03 29,71 135,11

MLRS 22-05-2012 387 14 1 78,1

Total recall 2 hari 2543,34 122,6 59,61 382,01

Rata – rata 1271,67 61,3 29,80 191

Kebutuhan 1668 60 43 252,7

% Asupan 76,23% 107% 69,3% 75,58%

Sumber : Data primer terolah

Berdasarkan hasil persentase asupan tersebut dapat diketahui bahwa

asupan protein tergolong baik, namun asupan energi, lemak dan karbohidrat

pasien tergolong sedang bila dibandingkan dengan kebutuhan pasien

Page 34: Ncp Combustio

34

berdasarkan hasil perhitungan. Asupan yang kurang disebabkan karena nafsu

makan pasien belum stabil dan pasien masih merasa sakit pada luka bakar

dibagian bokong jadi psien jarang menghabiskan bubur, serta pasien juga

tidak suka mengkonsumsi lauk nabati seperti tempe yang disediakan dari

pihak rumah sakit. Peningkatan asupan pasien mulai berangsur membaik

dikarenakan mendapatkan motivasi dari keluarga dan petugas gizi.

Perubahan diet yang dilakukan yaitu dari bentuk makanan, bentuk

makanan pasien awal masuk rumah sakit adalah BA (Bubur halus) tetapi

dengan diberikannya bentuk makanan yang halus asupan zat gizi pasien tidak

ada perubahan sehingga bentuk makanan diubah menjadi BK (Bubur kasar),

perubahan tersebut melihat dari beberapa faktor yaitu kemampuan pasien

untuk mengkonsumsi makanan yang padat sudah lebih baik, tidak ada

gangguan menelan, pasien mual ketika mengkonsumsi bubur halus dan setelah

diberikan bentuk makanan BK (bubur kasar) asupan zat gizi pasien berangsur

meningkat, dapat dilihat dari recall 24 jam persentasi selama 2 hari pemorsian

yaitu : Asupan energi 48,44%, persentase asupan protein 57,25%, persentasi

asupan lemak 41,91%, persentasi asupan Karbohidrat 49,60% sedangkan

setelah perubahan pentuk makanan menjadi BK (Bubur kasar) persentasi

kebutuhan energi adalah 76,23%, persentasi kebutuhan protein adalah 107%,

persentasi kebutuhan lemak adalah 69,3%, persentasi kebutuhan karbohidrat

adalah 75,58%.

Page 35: Ncp Combustio

35

D. Evaluasi pemeriksaan fisik

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien saat masuk rumah sakit tanggal 11

Mei 2012, keadaan umum pasien adalah compos mentis sedang, menahan

sakit akibat luka bakar terkena air panas. Pada tanggal 18 mei 2012 pasien

masih mengeluh merasa sakit dibagian bokong..

Pada tanggal 18 mei 2012, pemeriksaan tensi darah pasien mengalami

peningkatan tekanan darah 130/60 tetapi dalam anamnesa yang dilakukan

bahwa pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Kemungkinan terjdai

peningkatan tekanan darah diakibatkan beberapa faktor yang mempengaruhi

tekanan darah seperti stress metabolik, genetik, hipokalemia dan usia

sehinggan sangat mungkin terjadi peningkatan tekanan darah.

Stres metabolik diduga kuat dapat meningkatkan tekanan dara pada

pasien luka bakar diakibatkan salah satu tugas syaraf simpatis adalah

merangsang pengeluaran hormon ardenalin. Hormon ini dapat menyebabkan

jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler. Hal ini

berakibat terjadi peningkatan tekanan darah. Syaraf simpatis di pusat syaraf

pada orang yang steres atau mengalami tekanan mental bekerja keras.

Mengapa orang yang stres atau mengalami tekanan mental jantungnya

berdebar – debar dan mengalami peningkatan tekanan darah (Anonim D)

Page 36: Ncp Combustio

36

E. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 17 Mei 2012 diketahui kadar

Hb dalam darah adalah 11,7 g/dl tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini

disebabkan karena rendahnya kadar eritrosit yaitu 3,6 106/uL. Kadar Hb yang

rendah diakarenakan asupan makanan sumber zat besi kurang karena

kebiasaan makan pasien yang salah dan beberapa faktor yang mungkin bisa

terjadi yaitu terdapatnya luka bakar sehingga mempengaruhi kadar Hb pasien.

Akibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan kesakitan,

pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi

sehingga sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi

anemia. Di sisi lain Pasien tidak sauka mengkonsumsi protein lauk nabati

yang juga termasuk sumber Fe tinggi seperti yang terdapat pada temep dan

tahu, faktor yang mempengaruhi asupan Fe dalam tubu sepeti kebiasaan

minum teh yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terhambatnya

penyerapan asupan Fe sehingga pasien mengalami anemia, usia lanjut banyak

terjadi anemia disebabkan kurangnya asupan Fe dari makanan. Pada lanjut

usia anemia gizi juga dimungkinkan oleh peredaran darah saluran cerna

karena peradangan usus, kanker saluran cerna ataupun hal lain. Asorbsi besi

dapat terganggu oleh kekurangan asam lambung (Almatsier,2011).

Pada pemeriksaan tanggal 18 Mei 2012 kadar natrium 131 mmol/l

tergolong rendah. Dikarenakan syok pada luka bakar akibat dari lolosnya

cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem

kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan

Page 37: Ncp Combustio

37

cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan

interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasinya dan menyebabkan

peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui

evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan atau natrium kurang dari

normal.( Brunner & Suddarth, 1996)

F. Perkembangan Diit

Pemberian diit untuk pasien yaitu diit TETP 1668 kkal energi dan 60 g

protein, diit ini diberikan karena pasien mengalami luka bakar dan status gizi

kurus sehingga diberikan diet tinggi energi dan tinggi protin. Tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan

mengurangi kerusakan pada jaringan yang terkena luka bakar, untuk

meningkatkan berat badan pasien dalam batas normal. Bentuk makanan yang

diberikan adalah bubur halus tetapi asupan pasien sudah mulai membaik

sehingga bentuk makanan dibeikan bubur kasar dengan pertimbangan sesuai

dengan kemampuan pasien. Perbandingan kebutuhan bentuk makanan bubur

halus energi 1097,4 kkal, protein 36,3 gram, lemak 21,6 gram, karbohidrat

185,5 gram. Sedangkan bentuk bubr kasar energi 1271,67 kkal, protein 61,3

gram, lemak 29,80 gram, karbohidrat 191 gram.

Page 38: Ncp Combustio

38

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium pasien

didiagnosa mengalami post combustio grade II, luka bakar dibagian

bokong.

2. Status gizi pasien berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) 16 kg/m2 pasien

tergolong kurus.

3. Asupan makan pasien selama 2 hari tergolong kurang/buruk yaitu :

Asupan energi 48,44%(buruk) , persentase asupan protein 57,25%(buruk),

persentasi asupan lemak 41,91% (buruk), persentasi asupan Karbohidrat

49,60(buruk)%

4. Terapi diet yang diberikan adalah TETP (tinggi energi, tinggi protein)

untuk memenuhi kebutuhan energi yang mengalami peningkatan

/hipermetabolisme, mempercepat penyembuhan dan mengurangi

kerusakan jaringan. Bentuk makanan bubur kasar.

5. Kebutuhan zat gizi pasien berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan

dengan menggunakan rumus Harris Benedict, adalah Energi : 1668 kkal,

Protein : 60 gram, Lemak : 46,33 gram, Karbohidrat : 252,7 gram.

6. Persentasi asupan makanan pada akhir studi kasus dibandingkan dengan

kebutuhan pasien adalah sebagai berikut : energi 1271,67 kkal (76,23%),

protein 61,3 gram (107%), lemak 43 gram (69,3%), karbohidrat 191 gram

(75,58%)

7. Pada akhir studi kasus ada peningkatan terhadap kenaikan Hb dari awal

kasus 11,7g/dl (rendah) menjadi 12,7g/dl (normal). Leokosit 24,6 Tinggi

pada awal kausu dan pada akhir studi kasus leokosit mengalami

penurunan 18,6 rb/ul.

8. Dalam pengamatan selama studi kasus keadaan pasien berangsur-angsur

mulai membaik luka bakar mulai mengering.

Page 39: Ncp Combustio

39

B. Saran

1. Pasien diharapkan meningkatkan asupan makan untuk mempercepat

penyembuhan.

2. Disarankan kepada pasien baik dirumah sakit atau pun setelah pulang nanti

untuk tetap menjalankan terapi diit yang telah diberikan.

Page 40: Ncp Combustio

40

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anonim A. 2010. http://www.lukabakar.net.htm

Anonim B. 2012. http://yosefw.wordpress.com/2008/03/26/cefotaxime/

Anonim C. 2012. http://www.hexpharmjaya.com/page/ketorolac.aspx

Anonim D. 2012. http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/ edukasi.net/

Biologi/ Hipertensi/ materi2.html

Aulia. 2012 (http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-

bakar.html)

Brunner & Suddarth, (1996) Text Book of Medical-Surgical Nursing.

Brunner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EKG

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.

Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhrata

Karya Aksara. Jakarta.

Poltekes, kemenkes. 2011.Nutrition Diagnosis. Yogyakarta

Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EKG

Smeltzer. 2001. Buku ajaran keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Volume 3.

Jakarta : EKG

Page 41: Ncp Combustio

41

Sutedjo, Ay. 2007. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Amara Book. Yogyakarta

Page 42: Ncp Combustio

42

LAMPIRAN

Page 43: Ncp Combustio

43

Menu sehari

Menu MakananJumlah Energy protein Fat carbohydr. sodium Potassium

G Kcal g G g mg Mg

MAKAN PAGI

Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5

Pepes ikan ikan gabus segar 40 33,6 6,3 0,3 0 24,8 78

Tahu kukus Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5

Sop woretlKentang 20 18,6 0,4 0 4,3 1 78,2

Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5

MAKAN SIANG

Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5

Rolade daging sapi 50 94,1 7,7 6,3 0 18,5 119

Tempe ugkep tempe kedele murni 35 69,7 6,7 2,7 5,9 2,1 128,4

Sop oyong

gambas / oyong mentah 20 4 0,2 0,1 0,9 0,2 38,4

mie soun 10 38,1 0 0 9,1 0,9 0,3

Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5

minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0

JusMelon/ 100 47,1 0,2 0,1 12,1 2 77

gula pasir 5 19,3 0 0 5 0,1 0,1

Snack Risoles 50 123,4 5,2 3,8 16,6 12,5 116,5

MAKAN MALAM

Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5

Telur ceplok air telur ayam 50 77,6 6,3 5,3 0,6 62 63

TahuTahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5

minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0

Sayur asam

wortel 20 7,2 0,2 0,1 1,6 14 49

daun melinjo mentah 10 3,7 0,4 0 0,7 1,1 55

labu siam mentah 20 4 0,2 0,1 0,9 0,2 38,4

Buah pisang ambon 100 69 0,8 0,4 17,5 0,8 297

Peptisol Peotisol 63 240 14 3 45 0 100

jml: 1607,6 65,6 38 254,2 174,3 1471,5

Page 44: Ncp Combustio

44

Recall tanggal 21-05-2012

Makanan Jumlah Energy protein Fat carbohydr. sodium potassium

g Kcal G g g mg mg

SIANG

bubur nasi 120 87,5 1,6 0,1 19,2 0 19,2

Filet ikan 50 55,4 12 0,5 0 19 95

gula pasir 20 77,4 0 0 20 0,2 0,4

Semangka 75 24 0,5 0,3 5,4 1,5 87

daun melinjo mentah 20 7,4 0,7 0 1,5 2,2 110

terong belanda / ungu 5 1,4 0 0 0,3 0,2 12,4

Semangka 75 24 0,5 0,3 5,4 1,5 87

MALAM

bubur nasi 127 92,6 1,7 0,1 20,3 0 20,3

daging ayam goreng 50 166 13,1 11,6 1,9 35 98

Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5

daun melinjo mentah 20 7,4 0,7 0 1,5 2,2 110kacang panjang

mentah10 3,5 0,2 0 0,8 0,3 29,9

pisang ambon 75 69 0,8 0,4 17,5 0,8 297

Santan 5 3,5 0 0,3 0,2 0,2 3,5

Peptisol 31 120 7 1,5 22,5 0 50

PAGI

bubur nasi 130 94,8 1,7 0,1 20,8 0 20,8

gula pasir 10 38,7 0 0 10 0,1 0,2

daging sapi 50 134,4 12,4 9 0 26,5 170

gambas 30 6 0,3 0,1 1,3 0,3 57,6

Wortel 20 7,2 0,2 0,1 1,6 14 49

Arem – arem 50 94 1,1 2,1 17,8 1,5 32,5

jml: 1152,4 58,3 28,9 168,8 108,9 1506,7

Page 45: Ncp Combustio

45

Recall tanggal 22-05-2012

MakananJumlah Energy Protein fat carbohydr. sodium potassium

g Kcal G g G mg mg

MAKAN SIANG

bubur nasi 140 102,1 1,8 0,1 22,4 0 22,4

telur ayam 40 62 5 4,2 0,4 49,6 50,4

daging sapi 10 53,8 5 3,6 0 10,6 68

Tahu 10 7,6 0,8 0,5 0,2 0,7 12,1

kacang panjan 20 7 0,4 0,1 1,6 0,6 59,8

Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5

Pepaya 75 29,2 0,5 0,1 7,4 2,3 192,8

Gula 10 38,7 0 0 10 0,1 0,2

MAKAN MALAM

Filet ikan 30 33,6 6,4 0,7 0 16,5 138,3

Tahu 40 30,4 3,2 1,9 0,8 2,8 48,4

Brokoli 20 5 0,3 0,1 1,1 3,6 49,2

Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5

Makaroni 10 35,5 1,2 0,2 7,1 0,3 7,8

Melon 75 35,3 0,2 0,1 9,1 1,5 57,8

Peptisol 15 57,14 3,33 0,71 10,71 0 23,80

MAKAN PAGI

bubur nasi 135 98,4 1,8 0,1 21,6 0 21,6

daging ayam 50 142,4 13,4 9,4 0 36,5 91

Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5

minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0kool merah / putih

mentah9 2 0,1 0 0,4 0,7 8,7

toge kacang hijaumentah

5 3 0,3 0,2 0,2 0,3 12,1

Wortel 5 1,8 0,1 0 0,4 3,5 12,3

mie soun 12 45,7 0 0 11 1,1 0,4

gula pasir 5 19,3 0 0 5 0,1 0,1

JUMLAH 1003,94 50,03 29,71 135,11 148,3 1009,9MAKANAN LUAR RS

Cerelac 100 387 14 1 78,1 130 482

1390,94 64,3 30,71 213,21 278,3 1491,9