Author
robert-paulus-simatupang
View
163
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perbandingan kepemimpinan nelson mandela dan thabo mbeki dalam membangun afsel
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
I. NAMA : Robert Paulus Simatupang
NO. MHS : 09/292954/PSP/03730
JURUSAN : Hubungan Internasional
ANGKATAN : XIV
II. JUDUL : Politik Internasional Afrika Selatan Pasca
Kepemimpinan Nelson Mandela
III. PEMBIMBING SKRIPSI :
IV. BIDANG ILMU : Politik Internasional
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Negara ini
dijajah Britania sejak 1910. Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka
terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga
tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas
di parlemen. Strategi-strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang
disahkan pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara
dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Penindasan kaum kulit hitam terus
berlanjut sehingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain
dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional
Afrika (ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk
menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan
kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid
mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan
pada tahun 1994.
Dalam perjuangan melepaskan diri dari penindasan Apartheid muncul seorang tokoh
yang sampai sekarang masih dimuliakan di Afrika selatan, dan Ia adalah Nelson Mandela.
Nelson Mandela sangat gigih dalam memperjuangkan hak kaum kulit hitam dan menolak
keras penindasan kulit putih terhadap kulit hitam. Akibat perjuangannya itu, Nelson Mandela
dipenjara selama 27 tahun. Selama 27 tahun Nelson Mandela meringkuk di penjara. Bahkan
ia dijatuhi hukuman kurungan seumur hidup. Satu-satunya kejahatannya, ia menentang
sistem apartheid: pemisahan radikal antara ras kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan
dalam segala hal. Hanya orang kulit putih memiliki hak politik, seperti boleh memilih atau
dipilih dalam DPR dan ambil bagian dalam pemerintahan. Sistem apartheid ini ditetapkan
dalam Undang-Undang Dasar Afrika Selatan, sehingga negara ini didasarkan atas prinsip
rasistis yang sangat tidak etis. Dengan segenap tenaga Nelson Mandela melawan keadaan
tidak adil ini. Untuk itu ia sudah lama bergabung dengan gerakan African National Congress
(ANC) di mana ia juga menjadi ketua umum. Tujuannya adalah persamaan hak untuk semua
kelompok etnis di Afrika Selatan. Pada 1960, ANC sudah dilarang, tapi para anggotanya
melanjutkan perjuangan secara tersembunyi. Selama di penjara, Mandela menderita banyak.
Antara lain ia harus dirawat untuk beberapa waktu karena penyakit tuberkulosis. Tetapi, di
tengah segala penderitaan itu Mandela justru menjadi simbol perjuangan ANC di Afrika
Selatan dan di dunia internasional.
Pada 11 Februari 1990 Nelson Mandela dibebaskan dari penjara oleh pemerintahan
Presiden FW de Klerk. Pada saat itu suasana sudah berubah, karena de Klerk dan partainya,
National Party, mengerti bahwa tidak ada masa depan untuk Afrika Selatan bila susunan
rasistisnya tidak ditinggalkan. Di pihak lain, Mandela menyadari juga bahwa ANC harus
menghentikan perjuangan bersenjata dan mengusahakan rekonsiliasi dengan Presiden de
Klerk dan pemimpin-pemimpin Afrika Selatan lainnya. Dalam hal ini, ia berbeda pendapat
dengan beberapa anggota ANC lain yang lebih radikal. Lalu menyusul beberapa tahun di
mana diupayakan persiapan masa depan untuk Afrika Selatan yang demokratis. Selama 1990
dan 1991 pemerintahan Presiden de Klerk berangsur-angsur menarik kembali undang-
undang yang menjadi dasar hukum untuk sistem apartheid. Pada 1993, dibentuk
pemerintahan kesatuan nasional yang harus mempersiapkan pemilihan umum multiras
pertama di Afrika Selatan dan sekaligus membentuk konstituante yang bertugas merumuskan
undang-undang dasar baru. Pada tahun yang sama, Nelson Mandela bersama Presiden de
Klerk dianugerahi Hadiah Nobel untuk perdamaian yang menggarisbawahi dukungan
internasional bagi usaha damai mereka.
Selama perundingan dengan penguasa kulit putih, Mandela selalu berpegang pada
prinsip one person, one vote dalam mempersiapkan pemilu demokratis. De Klerk dan
partainya tidak setuju. Mereka menginginkan suatu bentuk demokratis di mana minoritas
putih dan mayoritas hitam membagi kekuasaan, karena mereka mengkhawatirkan suatu
pemerintahan seratus persen hitam akan membalas dendam terhadap minoritas putih,
sehingga Afrika Selatan demokratis akan menjadi permulaan penderitaan bagi mereka.
Keadaan diskriminasi akan ter-balik. Tetapi, Mandela tidak pernah bersedia meninggalkan
prinsipnya dan hanya mempunyai otoritas moralnya untuk menjamin hak warga negara
penuh untuk minoritas putih juga dalam Afrika Selatan masa depan.
Di sisi lain, Mandela harus mempersatukan partai-partai kulit hitam yang sering
mempunyai keinginan sendiri, khususnya Inkatha Freedom Party, partai suku Zulu di bawah
pimpinan Buthelezi. Namun, dalam upaya sulit ini pada umumnya Mandela berhasil juga.
Akhirnya pada 1994 Afrika Selatan dapat mengadakan pemilu multiras pertama yang
dimenangkan oleh ANC dan membuat Mandela menjadi presiden pertama Afrika Selatan
yang sungguh-sungguh demokratis.
Dalam mengikuti partai ANC, Mandela juga pernah menduduki kursi Presiden Afrika
selatan selama satu periode. Kemenangan Mandela dalam pemilu adalah suatu yang
luarbiasa. Mandela adalah presiden pertama kali yang berkulit hitam di Afrika Selatan.
Selama satu periode Mei 1994-Juni 1999, Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan.
Kendala-kendala yang paling dipermasalahkan Mandela dalam kepemimpinannya adalah
penanggulangan dan pencegahan AIDS yang terus bertambah korbannya, bahkan anaknya
Mandela yang bernama Makgatho Mandela salah satu korban tewas akibat penyakit AIDS
ini.
Pada masa Mandela sebelum berkuasa di Afrika Selatan, kaum kulit hitam adalah
kaum yang sangat tertindas oleh kaum kulit putih. Kaum kulit hitam dianggap orang paling
rendah derajatnya oleh kaum kulit putih. Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut
sehingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan
tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika
(ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik
balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri
yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid mulai
dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada
tahun 1994. Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik
sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah
berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam
kemiskinan.
Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun,
pemerintahannya telah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu
yang telah diabaikan semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh
pemerintahan pimpinan ANC adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan
perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika
Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa tahun diasingkankan karena politik
apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga
membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC)
dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan
pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan
harmonis.
Presiden Mandela menumpukan seluruh perhatiannya terhadap perdamaian di tahap
nasional, dan mencoba untuk membina suatu jatidiri untuk Afrika Selatan dalam masyarakat
majemuk yang terpisah oleh konflik yang berlarut-larut selama beberapa dasawarsa.
Kemampuan Mandela dalam mencapai objektifnya jelas terbukti karena selepas 1994 negara
ini telah bebas dari konflik politik. Nelson Mandela meletakan jabatannya sebagai presiden
partai ANC pada Desember 1997, untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang baru
yaitu Thabo Mbeki. Mbeki dipilih sebagai presiden Afrika Selatan selepas memenangi
pemilu nasional pada tahun 1999, dan partainya menang tipis dua pertiga mayoritas di
parlemen. Presiden Mbeki telah mengalihkan fokus pemerintahan dari pendamaian ke
perubahan, terutama dari segi ekonomi negara.
Mandela adalah salah seorang yang terus berjuang untuk menuntut keadilan hak
setiap warga Negara di Afrika Selatan. Oleh karena itu Mandela menuliskan piagam
kemerdekaan, dimana piagam tersebut berisi tentang dokumen kebijakan pertama yang
mengemukakan tujuan-tujuan untuk suatu Afrika Selatan yang demokratis dan non-rasional.
Mandela menulis bahwa Piagam itu bahkan lebih daripada hanya sebuah daftar dari
reformasi-reformasi demokratis. Piagam itu adalah suatu rencana revolusioner. Dan bukan
suatu program sosialis karena tidak mencakup pemindahan kekuasaan kepada kelas social
tertentu, akan tetapi Mandela mengakui bahwa tanpa perubahan-perubahan yang mendasar,
seperti nasionalis tambang, maka tidak akan mungkin terjadi perubahan yang menyeluruh
dalam kondisi rakyat dan tidak akan mungkin terdapat system pemerintahan yang
demokratis.
Belum pernah sebelumnya sebuah dokumen atau sebuah seminar atau kongres yang
demikian luasnya disambut dan dibicarakan oleh gerakan demokratis di Afrika Selatan.
Belum pernah sebelumnya sebuah dokumen atau konferensi yang merupakan tantangan yang
besar dan serius terhadap kebijakan rasial dan anti rakyat di negeri ini. Berikut sepenggal
kalimat yang diutaran penduduk Afrika Selatan
“Untuk pertama kali dalam sejarah negeri kami, kekuatan-kekuatan demokratis tanpa
memperhatikan ras, kepercayaan ideologis, keanggotaan partai atau kepercayaan agama,
telah menolak dan mengesampingkan rasialisme dalam segala bentuknya, dengan jelas
menyatakan tujuan dan sasaran mereka dan bersatu dalam sebuah rencana kerja bersama.”
Piagam itu tidak hanya merupakan sebuah daftar tuntutan bagi reformasi politik. Merupakan
sebuah dokumen revolusioner, persis karena perubahan-perubahan yang digambarkannya
tidak akan dapat dimenangklan tanpa menghancurkan tatanan ekonomi dan politik yang
terdapat di Afrika Selatan. Untuk memenangkan tuntutan itu diperlukan organisasi,
diluncurkan dan dikembangkannya perjuangan massa dalam skala yang paling luas.
Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah ;
Bagaimana Perjuangan Afrika Selatan dalam memajukan negaranya pasca Pemerintahan
Nelson Mandela?
Keaslian Penelitian.
Sejauh penelusuran penulis, sama sekali penulis belum menemukan karya
tulis yang mengangkat secara spesifik mengenai Afrika Selatan Sebagai Kekuatan
Baru Benua Afrika Dalam Politik Internasional, karena itu, peneliti menempatkan
karya ini benar-benar terjaga keasliannya. Adapun penelusuran penulis terhadap
karya ilmiah yang ada diperpustakaan Hubungan Internasional UGM tentang Afrika
Selatan ialah
1. Masalah Integrasi Nasional Do Afrika Selatan Pasca Apartheid, Studi Kasus
Tuntutan Aliansi Kebebasan, oleh Eni Kurniasih
2. Peran Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dalam Proses Rekonsiliasi
Nasional di Afrika Selatan, oleh Arif Dharmawan
3. Gear Policy dan Negara dalam Ekonomi Neoliberal di Afrika Selatan Pasca
Apartheid, oleh Syarief Hidayat.
Tanpa mengurangi keaslian penelitian ini juga, karya-karya tulis tersebut di
atas menjadi pedoman atau panduan dalam menyusun hasil penelitian ini yang tentu
saja dijelaskan secara mendetail sumber acuannya secara akurat, sehingga hasil
penelitian ini memenuhi standar keilmiahan sebagaimana yang telah menjadi acuan
bagi Universitas Gadjah Mada.
Kerangka teori
Dalam menganalisis tulisan ini, penulis menggunakan teori pembangunan negara.
Terdapat 2 teori pembngunan yang berkembang yaitu teori modernisasi dan teori
dependensi. Secara singkat pengertian modernisasi dikaitkan dengan proses proses transisi
dari masyarakat tradisonal ke masyarakat yang modern. Salah satu varian untuk mengukur
modernitas itu berdasarkan sejauh mana pola pola dan nilai nilai demokrasi Barat telah
berkembang dalam masyarakat suatu Negara; hal ini jelas terkait dengan aktor aktor politik
untuk mengembangkan pola pola politik yang sesuai dengan prinsip prinsip demokrasi,
rasionalitas dan obyektifitas. Maksud dari pendekatan diatas mengandung dua hal
1. Dari segi hubungan dan masyarakat ; bahwa Negara yang ideal harus berdiri diatas
masyarakat. Pandangan seperti ini bersumber dari keyakinan bahwa Negara harus bersikap
netral, mewakili kepentingan umum, dan tidak terkait dengan kepentingan kepentingan
golongan golongan tertentu dalam masyarakat
2. Dimensi subyektif yang sangat ditekankan ; karena secara logis aktor aktor politik
dengan sendirinya harus merupakan orang orang yang mempunyai mentalitas dan wawasan
pemikiran yang kondusif bagi pengembangan nilai - nilai dan pola pola demokrasi.
Tetapi, dalam pelaksanaannya, aktor politik dalam membuat kebijakan dipengaruhi oleh
beberapa factor, diantaranya ;
a. Adanya pengaruh tekanan – tekanan dari luar.
Sehingga diperlukan rational compherensive yang maksudnya aktor politik harus membuat
kebijakan berdasarkan alternatif alternative yang dipilih berdasarkan rational dan pembuatan
keputusan tidak dapat dipisahkan dari dunia nyata.
b. Adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatisme)
Sering kali terjadi aktor politik yang baru mengikuti kebiasaan aktor politik yang
sebelumnya.
c. Adanya pengaruh sifat – sifat pribadi
d. Adanya pengaruh dari luar
e. Adanya pengaruh dari masa lalu.
James E. Anderson melihat ada beberapa nilai yang melandasi aktor politik dalam berpolitik,
diantaranya
a. Nilai nilai Politik (Political values)
Yaitu , keputusan politik dibuat atas dasar kepentingan politik dari partai politik tertentu.
b. Nilai nilai organisasi (Organization Values)
Yaitu, keputusan politik dibuat atas dasar kepentingan organisasi, dalam hal ini biasa
dilakukan guna balas jasa
c. Nilai nilai kebijaksanaan (Policy Values)
Yaitu, keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara materi dan moral
d. Nilai nilai Ideologi (Ideological Values)
Ideologi menjadi landasan pembuatan kebijaksanaan, dan hal ini juga sangat berpengaruh
dalam kebijakan luar negeri
e. Kebijakan Pribadi
Yaitu , keputusan politik yang dipengaruhi oleh kepentingan pribadi guna mempertahankan
status quo, reputasi, dan kekayaan.
Samuel Huntington, perbedaan utama antara Negara yang modern dan Negara yang
tidak modern adalah dalam kemampuan yang pertama untuk mempertahankan diri dan
menjamin stabilitas social dan politik dan bukan kehadiran mekanisme mekanisme atau nilai
– nilai politik yang demokratis. Dengan demikian terjadi pergeseran dalam teori modernisasi
dari penekenan terhadap pola pola demokrasi sebagai acuan modernitas kepada penekanan
terhadap sekadar kemampuan mempertahankan stabilitas nasional.
Teori dependensi terutama timbul dan berkembang sebagai tandingan dari dominasi
teori modernisasi, dalam studi studi pembangunan masyarakat Dunia ketiga. Secara singkat
teori dependensi mamandang perekonomian internasional ditandai oleh hubungan yang tak
seimbang antara Negara Negara kapitalis industri maju disatu pihak dan terbelakang di pihak
lain. Disini keliatan adanya pertukaran yang tidak seimbang.
Menurut frank, Negara Dunia ketiga mungkin bersifat kuat dan otonom terhadap
borjouis lokalnya tetapi sebagian besarnya ia merupakan alat borjouis imperialis. Dalam
konflik intra kelas antara bourjouis asing dengan lokal, sector sektornya, atau anggota
anggota Negara Dunia ketiga jauh lebih merupakan alat dari modal asing dibandingkan
modal asing.
Dalam teori pembangunan suatu Negara, Peran dan kedudukan Birokrasi Negara
sangatlah penting. Miliband mengemukakan arti penting dari kesamaan latar belakang social
yang diperkuat oleh interaksi personal yang lebih intensif, dan yang menghasilkan
keserupaan pandangan pandangan serta ideologi, antara orang orang yang menduduki aparat
aparat birokrasi Negara tersebut dengan anggota anggota kelas yang berkuasa.
Selain teori pembangunan, penulis juga menggunakan teori kerja sama antar Negara.
Sebagaimana manusia tidak dapat lepas dari pergaulan dengan sesama manusia, begitupun
dengan Negara tidak dapat lepas dari pergaulan dengan sesama Negara. Tugas Negara pun
tidak terbatas pada berbagai macam urusan dalam negeri, melainkan juga meliputi hubungan
denga Negara lainnya. Kerjasama antar Negara merupakan suatu hubungan dari beberapa
Negara yang dalam hubungan itu tejalin kerjasama dari Negara Negara yang berkedudukan
sama dan sejajar.
Bentuk kerjasam internasional dibagi menjadi 2 segi peninjauan, yaitu Bentuk klasik dan
Faham Federalisme.
A.Bentuk klasik , menurut Jellinek bentuk klasik dianalisis dalam 2 segi yaitu
a. Kerjasama dalam arti luas
Disini tercakup segala macam kerjasama baik berdasarkan hokum internasional maupun
dikarenakan geografis
b. Kerjasama dalam arti sempit
Apabila berberapa Negara sebagai kesatuan politik bergabung, apakah suatu Republik atau
Monarchi, semuanya bergabung menjadi satu kesatuan Politik yang kemudian membentuk
pola pola tertentu.
B. Faham Federalisme, yaitu peninjuan kerjasama antar Negara tersebut apakah
menghasilkan suatu organ tertentu atau tidak, diantaranya ;
1. Organisierten Verbindungen
Yaitu kerjasama antar Negara yang menimbulkan akibat terbentuknya alat
perlengkapan Negara yang baru atau alat perlengkapan Negara tertentu.
2. Nicht Organisierten Verbindungen
Yaitu kerjasama antar Negara yang tidak menimbulkan alat perlengkapan Negara
tertentu
3. Scheinbare Staaten Verbindungen
Yaitu kerjasama antar Negara yang kelihatannya seolah olah sebagai penggabungan
Negara tetapi tidak demikian, penggabungannya hanya sebagai kedok saja.
4. Staaten Verbindungen In Rechtssine
Merupakan kerjasama antar Negara yang berdasarkan hukum yang sebenarnya terjadi
dan betul betul merupakan penggabungan beberapa Negara. Contoh nya ; Protektorat,
Perserikatan Negara, Monarchaal Unie.
Dilihat dari segi kontiniutasnya kerjasama antar Negara dapat melahirkan yang
disebut Regionalisme. Gagasan regionalism muncuat untuk lebih meningkatkan kerjasama
yang tidak hanya terdiri dari beberapa disuatu kawasan saja, melainkan meliputi seluruh
dunia. Prakarsa menghimpun Negara Negara seluruh dunia ini dalam suatu persekutuan
tercetus pertama kali tahun 1919. Gagasan pertama setelah usainya perang dunia I,
didirikannya League of Nations.
Dan pada akhirnya teori politik internasional pun dipakai. Teori politik internasional
juga mengimplikasikan adanya upaya-upaya manusia untuk mencapai good life. Tetapi,
berbeda dengan asumsi-asumsi teori politik dan Hubungan Internasional, yang membatasi
konsep politik dalam kerangka organisasi politik umat manusia yang paling besar dan paling
berpengaruh bagi negara, teori politik internasional tidak pernah membatasi peluang untuk
mencapai good life hanya dalam kerangka atau batasan-batasan teritorial. Good life adalah
tujuan yang ingin dicapai oleh umat manusia: siapapun dan di manapun.
HIPOTESA
Jawaban sementara yang dapat diperoleh berdasarkan rumusan permasalahan, yaitu :
1. Kemajuan Afrika selatan tidak lepas dari sosok aktor politik yang membawa afrika
selatan keluar dari konflik yang berkepanjangan, dan aktor politik tersebut pun dijadikan
teladan bagi rakyatnya di afrika selatan. Aktor politik tersebut ialah Nelson Mandela
2. Afrika Selatan bisa maju di dukung oleh Sumber Daya Alam yang sangat potensial
untuk menunjang kegiatan perekonomian di Afrika selatan. Kekayaaan Sumber Daya Alam
yang Afrika selatan miliki menjadi daya tarik tersendiri bagi Negara lain untuk menanamkan
investasi dan pengaruhnya di Afrika selatan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dikelompokkan dan dipisah-pisahkan kemudian dipilih berdasarkan kualitas
kebenarannya, kemudian disusun secara sistematis dan dianalisis dengan menggunakan
metode berpikir induktif guna menjawab permasalahan yang ada sehingga dapat dihasilkan
suatu uraian yang jelas sesuai dengan permasalahannya.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca,
mempelajari serta menganalisis bahan-bahan ilmu hubungan internasional yaitu, buku-buku,
tulisan ilmiah dan makalah serta browse data dari Internet yang berkaitan dengan materi
yang diteliti.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan secara komprehensif mengenai perkembangan afrika selatan yang
begitu pesat baik secara politik maupun ekonomi.
2. Sebagai persyaratan untuk meraih gelar Master Ilmu Hubungan Internasional di Program
Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kerangka Penulisan :
BAB I : Dalam bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
kerangka teori, hipotesa, metode penelitian, tujuan penelitian, jangkauan penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : Berisi penjelasan mengenai Sejarah afrika selatan. Dalam bab ini akan
menjelaskan Afrika selatan di Zaman Apartheid dan post Apartheid, Sejarah Demokrasi
Afrika Selatan, serta Sosok seorang Nelson Mandela di Afrika Selatan
BAB III : Berisi penjelasan Perkembangan Politik Afrika Selatan. Dalam bab ini akan
menjelaskan Kebijakan Politik Luar Negeri Afrika Selatan dan Perjuangan Nelson Mandela
dalam Membangun Image Afrika Selatan.
BAB IV : Berisi mengenai Afrika Selatan dimasa pemerintahan Pasca Nelson Mandela,
yaitu dimasa Pemerintahan Thabo Mbeki Zuma. Dalam bab ini akan di paparkan juga
keberhasilan Afrika Selatan sebagai Tuan Rumah Piala Dunia FIFA 2010, yang mana Event
tersebut menjadi event terbesar di tahun 2010
BAB V : Merupakan bab yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahas
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andreasson, Stefan, 2010. Africa’s Development Impasse: Rethinking the political economy
of transformation, New York, Zed Books
Busroh, Abu Daud, 2009, Ilmu Negara, Jakarta : Bumi Aksara
Encyclopædia Britannica. Encyclopaedia Britannica Ultimate Reference Suite. South Africa.
Chicago: Encyclopædia Britannica, 2010.
Hadiz, Vedi, R., 1999, Politik Pembebasan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Islamy, M. Irfan, 2009, Prinsip – prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta, Bumi
Aksara
Website
Tantangan Organisasi Persatuan Afrika/Uni Afrika dalam Mencapai Integrasi Regional
(Dimensi Konflik Internal Kawasan).html.
http://theglobalgenerations.blogspot.com/2008/07/, diakses tanggal 20 agustus 2010.
AFRIKA SELATAN
1. SEJARAH AFRIKA SELATAN
A. Sejarah Kolonialisme di Afrika Selatan
Praktek apartheid di Afrika Selatan sebenarnya telah berakar pada awal era
kolonialisme, yakni di abad ke-17, dan terutama setelah industri pertambangan membawa
Afrika Selatan sepenuhnya ke dalam orbit kapitalis di abad ke-19. bangsa yang pertama
datang ke wilayah Afrika Selatan adalah bangsa Belanda. Mereka datang dengan pola
pemikiran Calvinisme fundamentalis yang menolak perkembangan intelektualisme dan
rasionalisme di Eropa (Rodney : 1973). Orang-orang ini kemudian menyebut diri mereka
sebagai bangsa Boer (Afrikaner) yang kemudian mengembangkan sebuah identitas berbeda
dari identitas eropa. Mereka melakukan imigrasi dari Belanda ke Afrika Selatan ketika
Inggris menguasai negara tersebut pada Perang Napoleon. Di Afrika Selatan, penduduk
Pribumi diperlakukan atas dasar superioritas keagamaan dan rasial dimana nbangsa Boer
menganggap bahwa bangsa pribumi tidak lebih dari mereka. Isolasi bangsa Boer dari
Inggris ini tidak berlangsung lama karena hanya dalam beberapa dekade, di Afrika Selatan
banyak ditemukan tambang emas dan berlian. Perang Boer-pun meletus ketika bangsa
Inggris akhirnya datang ke Afrika Selatan dimana Inggris berhasil memenangkan perang
atas Boer. Namun meskipun bangsa Boer mengalami kekalahan telak, hal itu tidak
menghilangkan identitas spritual mereka sebagai bangsa yang berbeda dari bangsa eropa.
Sejak saat itu, kedua negara memerintah bersama-sama mulai tahun 1910 di bawah Uni
Afrika selatan.
Pada dasarnya, peletakan fondasi utama dari praktek apartheid ini dimulai ketika uni
afrika selatan ini terbentuk. Meskipun pada awalnya pihak Inggris berharap bahwa
kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintahan Uni afrika selatan ini tidak didasarkan
atas ras tertentu. Tetapi sayangnya hal tersebut tidak ditindaklanjuti dengan pengawasan
ketat karena pemerintahan Inggris lebih tertarik dalam aspek penyatuan negara ini kedalam
kerajaannya Inggris. Dalam pandangan Inggris, ketika sebuah wilayah dilihat sebagai
entitas “uni”, maka negara tersebut akan mendapatkan lebih banyak kebebasan dari Inggris.
Dalam hal ini, berarti bahwa Inggris memberikan kebebasan bagi Afrikaner untuk
mengelola uni afrika selatan secara penuh.
Pada Juni 1918 Afrikaner membentuk satu organisasi baru bernama Jong Suid-
Afrika (Young Afrika Selatan) yang kemudian berganti nama menjadi Broederbond
Afrikaner (AB) satu tahun setelahnya. Organisasi ini memiliki satu tujuan utama yakni
untuk membentuk nasionalisme Afrikaner lebih lanjut di Afrika Selatan - untuk
mempertahankan budaya Afrikaner, mengembangkan ekonomi Afrikaner, dan untuk
mendapatkan kontrol dari pemerintah Afrika Selatan (http://africanhistory.about.com/).
Selama tahun 1930-an Broederbond Afrikaner menjadi semakin berpengaruh dalam
bidang politis, yang dapat terlihat dari terbentuknya organisasi-organisasi publik baru
terutama Federasie van Afrikaanse Kultuurvereniginge (FAK - Federasi Budaya
Masyarakat Afrikaans) yang difungsikan sebagai payung bagi kelompok-kelompok
kebudayaan Afrikaner. Pengaruh politik yang besar dari The Broederbond Afrikaner mulai
jelas terlihat pada tahun 1934 ketika JBM Hertzog menggabungkan Partai Nasional (NP)
dengan Jan Smuts 'Partai Afrika Selatan (SAP), untuk membentuk Partai Serikat (UP).
Namun, di dalam Partai Nasional terdapat gerakan pemisahan diri yang berasal dari DF
Malan, seorang radikalis yang kemudian membentuk Partai Herenigde Nasionale (HNP -
'Partai Nasional bersatu kembali') dan didukung sepenuhnya oleh The Broederbond
Afrikaner .
Ketika pemilihan umum pertama dilakukan, kekuasaan dimenangkan oleh Partai
Nasional yang kemudian menerapkan kebijakan apartheid secara terlembaga. Elit Partai
Nasional melembagakan praktek apartheid ini sebagai alat untuk mempermudah kontrol
mereka dalam aspek ekonomi dan sosial. Sedangkan tujuan dari apartheid ini adalah untuk
memelihara dominasi kulit putih yang kemudian berakhir pada pemisahan rasial. Dengan
berlakunya undang-undang apartheid tahun 1948, diskriminasi mulai menyentuh setiap
aspek kehidupan sosial, termasuk larangan pernikahan antara non-putih dan putih, dan
Penetapan pekerjaan ''putih” saja.
B. Afrika Selatan dimasa Apartheid
Kebijakan pertama apartheid secara resmi mengatur aspek pernilahan diantara kedua
ras. Berdasarkan aturan Prohibition of Mixed Marriages Act, Act No 55 of 1949,
pernikahan antara orang kulit hitam dan putih dilarang dan jika dilakukan, maka tidak akan
tercatat dalam hukum. Kemudian secara lebih mendalam, Immorality Amendment Act, Act
No 21 of 1950; amended in 1957 (Act 23), hubungan dewasa antara kulit hitam dan putih
ditetapkan (http://www.africanaencyclopedia.com/).
Dalam aspek kependudukan, Population Registration Act, Act No 30 of 1950
dikeluarkan untuk mendaftar setiap ras masyarakat. Lalu tidak lama setelah itu Group Areas
Act, Act No 41 of 1950 dikeluarkan. Kebijakan ini menandakan bahwa akan ada pemisahan
wilayah antara ras kulit putih dan ras kulit hitam. Satu tahun setelah kebijakan tersebut
dibuat, untuk mengatur sektor sumber daya manusia kulit hitam, dikeluarkanlah Bantu
Building Workers Act, Act No 27 of 1951. Berdasarkan kebijakan ini, orang-orang dari
kulit hitam dapat dilatih menjadi pekerja bangunan dimana sebelumnya pekerjaan tersebut
hanya diperuntukkan bagi orang-orang ras kulit putih. Namun perlu digarisbawahi bahwa
pekerjaan tersebut bertempat di wilayah yang ditinggali ras kulit hitam. Jika mereka bekerja
pada daerah kulit putih maka hal tersebut dianggap tindakan kriminal. Selanjutnya,
dikeluarkan Prevention of Illegal Squatting Act, Act No 52 of 1951 yang memberikan
kewenangan bagi pemerintah untuk menghilangkan ras kulit hitam dari tanah – tanah milik
publik atau privat untuk selanjutnya ditempatkan pada camp-camp tertentu. Dalam aspek
politis, kebijakan apartheid yang dikeuarkan seperti Separate Representation of Voters Act,
Act No 46 of 1951 dan amandemennya mengatur bahwa orang-orang ras kulit hitam tidak
memiliki hak suara dalam bidang politis.
2. KOMPONEN STRATEGIS AFRIKA SELATAN
A. Geografi
Kondisi geografi Afrika Selatan sangat stabil, memiliki berbagai macam kondisi
tanah mulai dari keadaan subur sampai gurun pasir memberikan kontribusi terhadap
pemerintahan Afrika Selatan dengan hanya menyandarkan diri pada kondisi geografi dan
kekayaan alam yang terkandung. Kekayaan dan keindahan alam Afrika Selatan juga sangat
menambah devisa Negara antara lain melalui sektor pariwisata.
Sistem pertahanan negara Afrika Selatan, letak yang strategis tersebut memberikan
keuntungan dan keunggulan di pihak Afrika Selatan. Oleh karenanya sangat kecil
kemungkinan musuh untuk dapat melakukan infiltrasi ke Wilayah Republik Afrika Selatan
melalui akses daratan dan lautan.
Tetapi, dibalik kekuatan geografi diatas, Afrika selatan memiliki letak kerawanan.
Sengketa Afrika Selatan-Namibia tentang perbatasan kedua negara sepanjang Sungai
Orange sampai saat ini belum tuntas. Dasar perbedaan masalah ini adalah Namibia
menginginkan Sungai Orange tersebut dibagi dua dengan garis perbatasan tepat di tengah
sungai tersebut. Sedangkan Afrika Selatan menginginkan batas negara sesuai dengan
perjanjian kolonial Jerman yang menguasai Namibia dan Inggris menguasai Afrika Selatan
yang menetapkan batas tepi paling Utara Sungai Orange adalah batas wilayah kedua negara.
Sengketa ini bernuansa ekonomi dan bisnis mengingat Sungai Orange mulai hulu lembah
Kimberley hingga muara di Samudra Atlantik Selatan ditemukan cadangan berlian dan
emas yang cukup besar sehingga memiliki nilai strategis dan ekonomis.
Sehingga dari letak strategis afrika selatan dan kerawanan konflik perbatasan afrika
selatan, maka afrika selatan akan memanfaatkan semaksimal mungkin kekayaan alamnya
demi kesejahteraan rakyat dan Afrika selatan akan menyelesaikan sengketa masalah
perbatasan dengan Namibia melalui cara damai.
B. Politik
Afrika Selatan dalam bidang pemerintahan adalah Negara Afrika Selatan dibagi 9
(sembilan) Propinsi yaitu: Propinsi Gauteng tempat Ibukota negara, Propinsi Western Cape,
Propinsi Eastern Cape, Propinsi Kwazulu Natal, Propinsi Mpumalanga, Propinsi Northem
Province, Propinsi Northem Cape dan Propinsi Free State. Setiap propinsi dikepalai oleh
seorang Gubernur atau disebut dengan Premier yang dipilih oleh DPR daerah.
Sistem Pemerintahan Republik Afrika Selatan menganut Sistem Presidentil yang
menjadikan Presiden sebagai pemegang kekuasaan nasional di bidang eksekutif. Dalam
kaitan ini, Presiden merupakan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Panglima
Angkatan Bersenjata. Calon Presiden dipilih dan berasal dari anggota National Assembly.
Presiden tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, melainkan dipilih melalui suatu sidang
Parlemen yang terdiri dari Majelis Nasional dan DPD. Jika terdapat lebih dari seorang
calon presiden maka diadakan pemungutan suara dalam Majelis. Meskipun demikian, dalam
prakteknya Presiden merupakan pemimpin partai terbesar. Tugas Presiden diantaranya
memimpin negara dalam rangka kepentingan persatuan nasional berdasarkan Konstitusi dan
Undang-undang.
a) Konstitusi. Konstitusi Republik Afrika Selatan tahun 1996 (sesuai Act 108 tahun
1996) disahkan oleh Constitutional Court (CC) pada tanggal 4 Desember 1996 dan
berlaku efektif pada tanggal 4 Februari 1997. Konstitusi adalah hukum dasar tertinggi
di Republik Afrika Selatan, tidak ada produk hukum atau peraturan pemerintah yang
lebih tinggi daripada Konstitusi 1996. Konstitusi Republik Afrika Selatan merupakan
Konstitusi yang paling progresif di dunia dan sangat dihormati karena mengatur
perubahan drastis suatu tatanan kehidupan suatu bangsa tanpa merusak yang sudah
baik dan penuh dengan suasana kompromis dan rekonsialiasi.
Konstitusi juga mengatur pembagian kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan
Judikatif. Kota Legislatif berada di Cape Town, Ekskutif berada di Pretoria sekaligus
menjadi Ibukota Negara dan Pemerintahan, dan Judikatif berada di Kota
Bloemfontein. Pemisahan kekuasaan berdasarkan geografi ini sesuai Act of Union
tahun 1910 sebagai kelanjutan tradisi pemerintahan jaman African Union.
b) Parlemen. Lembaga Legislatif menganut sistem “bicameral”, terdiri dari dua
perwakilan yaitu Majelis Nasional (National Assembly) yang beranggotakan 400
orang dan National Council of Provinces (NCOP) atau DPD (Dewan Perwakilan
Daerah) yang terdiri dari 90 anggota. Masing-masing dipilih dalam pemilu untuk
1waktu tidak lebih dari 5 tahun. Sejak berdirinya parlemen pasca apharteid pada tahun
1 (www.parliament.gov.za/ncop)
1994 sudah banyak hal yang digarap agar Konstitusi menjadi lebih akuntabel serta
memfasilitasi keikutsertaan masyarakat dalam proses penyusunan UU. Langkah
konkrit yang dilakukan adalah dengan membuka website www.parliament.co.za
dalam rangka meminta kritik dan masukan publik.
c) Majelis Nasional (National Assembly). Dari 400 anggota National Assembly, 200
dipilih untuk tingkat nasional 200 orang lagi untuk tingkat Daerah ditambah dengan
90 orang anggota NCOP yang berasal dari daerah 9 propinsi dengan masing-masing
10 orang. Pemilihan anggota Majelis Nasional berdasarkan sistem daftar dengan
perwakilan proposional. National Assembly yang dipilih untuk memangku jabatan
selama 5 tahun dipimpin oleh Ketua dan dibantu Wakil Ketua.
d) NCOP (National Council of Province). NCOP terdiri dari 54 orang anggota
parlemen dan 36 orang delegasi khusus yang bertujuan mewakili kepentingan daerah
di tingkat nasional. Setiap delegasi terdiri dari 10 orang yang mewakili propinsi
masing-masing. NCOP harus memegang mandat dari propinsi sebelum membuat
suatu keputusan. Namun demikian NCOP tidak boleh berinisiatif menyusun UU yang
bersangkutan dengan keuangan karena hal tersebut adalah hak prerogatif Menteri
Keuangan.
C. Ekonomi
Afrika Selatan merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Kawasan Afrika mewakili
25% dari keseluruhan GNP dan memproduksi sekitar 50% tenaga listrik di benua tersebut.
Afrika Selatan merupakan penghasil emas terbesar di dunia (70%), selain platinum,
permata, asbestos dan uranium. Mitra dagang Afsel adalah sebagian besar negara negara
maju dibelahan bumi bagian Utara. Dengan kondisi demikian Afsel menjadi sentra ekonomi
di Kawasan dan motor untuk kemajuan ekonomi di wilayah Afrika.
Sistem Perekonomian. Afrika Selatan dalam rangka membangun dan meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, telah bekerja sama dengan badan dunia WTO dalam penerapan
pasar bebas dan juga sharing dengan NEPAD, OEA, ITED dan membuat agreement dengan
EU dan TDCA serta REPAs.
Dari hasil eksploitasi sumber daya alam, Afrika Selatan menghasilkan produk-
produk metalik, kimia, kertas, tekstil dan memproses bahan-bahan makanan. Daerah
industri tersebut terutama berada di Port Elizabeth di propinsi Eastern Cape dan di sekitar
Johannesburg. Sedangkan untuk hasil pertanian produk-produk andalan eksportnya adalah:
gula tebu, anggur, jagung, daging sapi dan biri-biri serta sayur-sayuran. Perdagangan
dengan Indonesia walaupun tidak terlalu signifikan namun tetap berlangsung. Dengan
ditandangani MOU perdagangan dengan Indonesia membuktikan bahwa kerjasama
diharapkan semakin intens dikemudian hari.
Indonesia juga telah menandatangani MOU bidang militer, sehingga
diharapkan kerjasama militer akan terwujud khususnya bidang industri militer.
Pejabat Militer Indonesia sudah beberapa kali mengadakan kunjungan dengan tujuan
kemungkinan pembelian alutsista. Pengalaman Indonesia beberapa kali diembargo
oleh negara-negara industri maju mengakibatkan Indonesia mencari alternatif
pembelian alutsista dari negara berkembang baik di kawasan maupun global.
Berikut, tabel hasil tambang Afrika selatan yang menjadi modal besar bagi
Afrika Selatan
KomoditiProduksi (% Produk Dunia )
Cadangan (% Cadangan Dunia)
Gol 28 39PGMs 54 88Silver 1 2Diamonds 11 n/aAlumino – Silicates 35 37Antimony 10 5Asbestos 4 n/aChrome ore/Chromium 33 72Coal 5 11Copper 2 2Ferromanganese 9 n/aFerrosilicon 1 n/aFluospar 7 12Iron ore/Iron 3 6Lead 2 4Manganese ore 12 83Nickel 4 10Phosphate rock 2 7Silikon metal 5 n/aTitanium metals 22 11Uranium 5 8Vanadium 42 45Vermiculite 36 40Zinc 1 5Zirconium minerals 27 26
Sumber : South African Departement of Mineral and Energy Affairs
3. DEMOKRASI DI AFRIKA SELATAN
A. Sejarah Demokrasi di Afrika Selatan
Setelah lama berkutat dengan sistem Apartheid yang menindas kaum kulit hitam,
akhirnya dengan perjuangan yang telah mengorbankan banyak hal, Afrika selatan pun
mulai beralih ke sistem demokrasi yang benar, karena Afrika selatan menyadari
sistem Apartheid itu masih sangat jauh dari koridor koridor demokrasi.
Pada tahun 1990, ANC (Africa National Congress) mengambil alih sistem
pemerintahan, setelah Partai Nasional yang waktu itu diketuai oleh F. W . De klerk
yang juga menjabat sebagai presiden Afrika selatan menarik balik larangan terhadap
Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan
membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Hal inilah yang menjadi batu loncatan
yang sangat besar untuk melahirkan embrio demokrasi di Afrika selatan
Pada tahun 1994, diadakanlah pemilu yang tampa diskrimanasi dan jauh dari
kesan Apartheid. Nelson mandela pun terpilih sebagai Afrika selatan dan menjadi
presiden Afrika selatan yang berkulit hitam. Dan kemenangan Nelson Mandela
merupakan harapan baru tentunya bagi Kulit hitam karena suara dan kepentingan
kulit hitam akan menjadi bagian dari kepentingan Afrika Selatan secara umun dan
akan diperjuangkan baik di parlemen maupun di pemerintahan.
B. Sistem Demokrasi di Afrika Selatan
Sejak tahun 1994 Republic of South Africa (Republik Afrika Selatan) adalah
Negara Demokrasi Berkonstitusi yang berbentuk “Unitary/Federal Hybrid“ dengan
pembagian kekuasaan berupa : 1(satu) Pemerintah Pusat dan 9 (sembilan) Pemerintahan
Daerah. Presiden adalah Kepala Negara sekaligus Kepala pemerintahan. Presiden dipilih
sewaktu Sidang Nasional (National Assembly) dan Majelis Provinsi-provinsi Nasional
(National Council of Provinces) bergabung. Lazimnya, Presiden adalah pemimpin partai
mayoritas di Parlemen. Sistem hukum yang berlaku mengadopsi Roman Ducth Law dan
Konstitusi 1996. Pemilu dilaksanakan dengan sistem daftar yang proporsional dan hak pilih
diberikan kepada WN Afrika Selatan dewasa (18 tahun atau telah berkeluarga).
Sistem Pemerintahan, Republik Afrika Selatan menganut Sistem Presidential yang
menjadikan Presiden sebagai pemegang kekuasaan nasional di bidang eksekutif. Dalam
kaitan ini, Presiden merupakan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Panglima
Angkatan Bersenjata. Calon Presiden dipilih dan berasal dari anggota National Assembly.
Presiden tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, melainkan dipilih melalui suatu sidang
Parlemen yang terdiri dari Majelis Nasional dan DPD. Jika terdapat lebih dari seorang
calon presiden maka diadakan pemungutan suara dalam Majelis. Meskipun demikian,
dalam prakteknya Presiden merupakan pemimpin partai terbesar. Tugas Presiden
diantaranya memimpin negara dalam rangka kepentingan persatuan nasional berdasarkan
Konstitusi dan Undang-undang.
1. Konstitusi. Konstitusi Republik Afrika Selatan tahun 1996 (sesuai Act 108 tahun 1996)
disahkan oleh Constitutional Court (CC) pada tanggal 4 Desember 1996 dan berlaku efektif
pada tanggal 4 Februari 1997. Konstitusi adalah hukum dasar tertinggi di Republik Afrika
Selatan, tidak ada produk hukum atau peraturan pemerintah yang lebih tinggi daripada
Konstitusi 1996. Konstitusi Republik Afrika Selatan merupakan Konstitusi yang paling
progresif di dunia dan sangat dihormati karena mengatur perubahan drastis suatu tatanan
kehidupan suatu bangsa tanpa merusak yang sudah baik dan penuh dengan suasana
kompromis dan rekonsialiasi.
Konstitusi juga mengatur pembagian kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif. Kota
Legislatif berada di Cape Town, Ekskutif berada di Pretoria sekaligus menjadi Ibukota
Negara dan Pemerintahan, dan Judikatif berada di Kota Bloemfontein. Pemisahan
kekuasaan berdasarkan geografi ini sesuai Act of Union tahun 1910 sebagai kelanjutan
tradisi pemerintahan Zaman African Union.
2. Parlemen. Lembaga Legislatif menganut sistem “bicameral”, terdiri dari dua perwakilan
yaitu Majelis Nasional (National Assembly) yang beranggotakan 400 orang dan National
Council of Provinces (NCOP) atau DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang terdiri dari 90
anggota. Masing-masing dipilih dalam pemilu untuk waktu tidak lebih dari 5 tahun. Sejak
berdirinya parlemen pasca apharteid pada tahun 1994 sudah banyak hal yang digarap agar
Konstitusi menjadi lebih akuntabel serta memfasilitasi keikutsertaan masyarakat dalam
proses penyusunan UU. Langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan membuka website
www.parliament.co.za dalam rangka meminta kritik dan masukan publik.
3. Majelis Nasional (National Assembly). Dari 400 anggota National Assembly, 200
dipilih untuk tingkat nasional 200 orang lagi untuk tingkat Daerah ditambah dengan 90
orang anggota NCOP yang berasal dari daerah 9 propinsi dengan masing-masing 10 orang.
Pemilihan anggota Majelis Nasional berdasarkan sistem daftar dengan perwakilan
proposional. National Assembly yang dipilih untuk memangku jabatan selama 5 tahun
dipimpin oleh Ketua dan dibantu Wakil Ketua.
4. NCOP (National Council of Province). NCOP terdiri dari 54 orang anggota parlemen
dan 36 orang delegasi khusus yang bertujuan mewakili kepentingan daerah di tingkat
nasional. Setiap delegasi terdiri dari 10 orang yang mewakili propinsi masing-masing.
NCOP harus memegang mandat dari propinsi sebelum membuat suatu keputusan. Namun
demikian NCOP tidak boleh berinisiatif menyusun UU yang bersangkutan dengan
keuangan karena hal tersebut adalah hak prerogatif Menteri Keuangan.
(www.parliament.gov.za/ncop)
Selain keempat Lembaga pemerintahan diatas, masih terdapat dua badan yang diakui yang
dapat membantu tugas pemerintah, yaitu
a) Traditional Leadership. Traditional Leadership atau Kepemimpinan Adat adalah
suatu lembaga yang dibentuk untuk menampung aspirasi warga negara yang masih
menganut budaya dan adat tradisional agar dapat terpelihara dan hidup rukun dalam sistem
demokrasi pasca apharteid. Dalam kenyataannya, di Afrika Selatan masih terdapat raja-raja
dari beberapa suku dan daerah yang memiliki kekayaan atau kekuatan adat sehingga
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
Lembaga Adat yang diakui pemerintah dapat menyampaikan saran dan kritik kepada
pemerintah dan dalam hal tertentu para pemimpin adat dapat menyampaikan saran langsung
kepada Presiden, atas ijin Presiden. Hal-hal yang bersangkutan dengan adat antara lain: hak
pemilikan tanah adat, pengaturan air, tatacara perkawinan dan pengobatan/perdukunan. Ada
9 (sembilan) suku kulit hitam Afrika Selatan yang Keberadaan, status dan peranan
Kepemimpinan Tradisional ditetapkan dalam Konstitusi 1996 pasal 12. Seluruh 9 propinsi
memiliki Lembaga Adat tingkat nasional, kecuali propinsi Gauteng, Western Cape dan
Northern Cape. Ketiga propinsi terakhir ini tidak memiliki Lembaga Adat tingkat nasional
karena sangat beragamnya etnik.
b) Pemerintahan Tingkat Propinsi. Afrika Selatan terdiri dari 9 Propinsi yaitu
Gauteng, Western Cape, Northern Cape, Eastern Cape, Mpumalanga, Free State, Limpopo,
North-West dan Kwazulu Natal. Setiap propinsi dipimpin oleh seorang Gubernur (Premier)
yang dipilih oleh DPR Daerah (Provincial Legislature). Dewan Eksekutif (Executive
Council) terdiri dari Gubernur dan tidak lebih dari 10 anggota. Para Gubernur diangkat oleh
Presiden. Keputusan pengangkatan Gubernur berdasarkan konsensus dari kabinet nasional.
Partai-partai yang mempunyai 10% kursi dalam DPRD (The Provincial Legislative) diberi
hak portofolio dalam Dewan Eksekutif tergantung jumlah kursi dalam DPRD.
4. Sosok Nelson Mandela di Afrika Selatan
Nelson Mandela merupakan seorang Bangsawan yang paling terkenal dan
berpengaruh dalam sejarah Afrika Selatan. Dia sangat disegani karena kegigihannya
menentang Apharteid. Walaupun Presiden De Klerk turunan kulit putih juga berperan
untuk penghapusan Apharteid namun kebangsawanannya tidak terlalu menonjol dan
dibanggakan oleh masyarakat Afsel.
Terlahir pada 18 Juli 1918, Rolihlala Mandela merasa aneh dengan tanah airnya
sendiri. Kota kelahirannya Mvezo, sebuah wilayah di distrik Transkei, Afrika Selatan
merupakan sebuah tempat yang wujudnya menyerupai neraka. Bagian dari kawasan dengan
apa yang disebut oleh orang kulit putih sebagai homeland, sebuah tempat di mana
kekumuhan, kemiskinan, ketertindasan, ketakutan menjadi udara yang dihirup oleh kaum
kulit hitam sehari hari. Mereka tidak diperbolehkan berpindah dari wilayah tersebut. Sebab
80 persen wilayah lainnya hanya boleh ditempati oleh kaum kulit putih.
Hingga usianya telah mencapai sembilan tahun, Mandela pindah ke distrik Qunu.
Sama halnya dengan kota kelahirannya, pemisahan antara kulit hitam dengan putih terjadi
pula di tempat ini. Belakangan ia mengetahui bahwa semua ini disebabkan oleh kebijakan
politik yang disebut apartheid. Kebijakan yang dibenci dan akan dilawan Mandela
bertahan-tahun lamanya.
Di tempat ini Mandela dapat mengenyam pendidikan. Sebuah prestasi yang luar
biasa, sebab Mandela merupakan generasi pertama dari keluarganya yang dapat sekolah.
Lewat sekolah ini pula, Mandela mempunyai nama depan Nelson yang diberikan oleh
gurunya yang seorang metodis.
Dengan segala keterbatasan, Mandela tak pernah berhenti belajar. Ia melihat,
ketertindasan yang selama ini dialami oleh kaumnya akibat tidak mengenal dengan nama
pendidikan. Makanya, kesempatan untuk merambah dunia pendidikan tak ia sia-siakan.
Berbagai buku ia lahap. Diskusi menjadi kegiatan wajib bagi dirinya. Semua hal ini
dilakukan demi tercapainya kesetaraan bagi warga kulit hitam Afrika Selatan. Ia percaya
bahwa pendidikan adalah salah satu jalan untuk mencapai hal tersebut.
Pada umur 16 tahun, ia masuk Clarkebury Boarding Institute untuk mempelajari
kebudayaan barat. Berbagai kasus yang selama ini menimpa kaum kulit hitam atas politik
apartheid membuatnya jengah. Apalagi setelah kematian sang ayah, Mandela memutuskan
untuk menjadi pengacara dan mendalami ilmu politik. Ia bermimpi suatu hari kaumnya
dapat berdiri sejajar dan memiliki kebebasan yang sama dengan yang lainnya.
“No-one is born hating another person because of the color of his skin, or his
religion,” begitulah kata-kata yang sering terngiang dalam benaknya. Baginya semua
manusia sama. Tak ada perbedaan dalam segi apapun. Semua orang berhak mendapatkan
apa yang menjadi keinginannya asal ia mampu mendapatkan hal tersebut. Kata-kata itulah
yang menjadi titik tolak perjuangannya.
Dalam pikirannya hal itu menimbulkan gejolak yang hebat. Ia bermimpi rakyat
Afrika mempunyai persamaan dalam berbagai hal. Persamaan di mata hukum, politik,
pendidikan, informasi dan derajat sebagai manusia. Dengan dilandasi rasa cinta kasih dan
damai di antara sesama.
Untuk memulai hal tersebut, pada tahun 1934, Mandela memulai program B.A. di
Fort Hare University, dimana ia bertemu Oliver Tambo yang menjadi teman dan koleganya
yang setia. Di tempat ini, Mandela seringkali menentang kebijakan universitas yang dirasa
menindas dan tidak adil terutama kepada kaum kulit hitam. Akibatnya ia dikeluarkan dari
universitas.
Mandela tak patah arang. Ia pindah ke Johannesburg dan melanjutkan kuliahnya di
University of South Africa setelah mengambil hukum di University of the Witswatersrand.
Lalu pada tahun 1942 impiannya dimulai. Ia masuk ke dalam organisasi African
National Congress. Sebuah organisasi yang memimpikan kesetaraan ras bagi rakyat Afrika
Selatan. Berbagai aksi dilakukan oleh organisasi ini. Paling fenomenal adalah 200 aksi
sabotase yang dilakukan oleh kaum kulit hitam. Mandela berada dibelakang semuanya.
Disinilah konsistensinya dalam berjuang diuji. Akibat perbuatannya, Mandela
dijatuhi tahanan kota selama 6 bulan oleh pemerintah. Ia pun harus menyelesaikan
pendidikannya dengan surat dan korespondensi. Hingga masa tahanannya habis, Mandela
tidak diperbolehkan untuk beraktifitas politik atau ikut ke dalam suatu organisasi.
Pemerintah pun menuntut Mandela agar memindahkan tempat prakteknya dari pusat kota
ke bagian pinggiran. Dengan begitu, kliennya tidak bisa datang ke kantornya. Padahal
banyak sekali warga kulit hitam yang membutuhkan advokasi dari Mandela.
Hal ini menyebabkan kebenciannya terhadap apartheid semakin membuncah. Ia
memutuskan untuk tidak menggubris keputusan hukum tersebut. Ia terus aktif dalam
pergerakan dan membantu kaumnya untuk terbebas dari ketertindasan dan mendapatkan
hak-haknya.
Lalu pada tahun 1964, ia kembali dimejahijaukan. Dalam persidangan Mandela
memberikan pembelaaannya yang bersejarah selama empat jam lebih. Ia dengan jantan
menelanjangi kebijakan-kebijakan politik apartheid yang menyengsarakan warga kulit
hitam. Walaupun begitu Mandela diganjar hukuman yang lebih berat dari sebelumnya. Ia
harus mendekam di penjara seumur hidup dengan tuduhan melanggar undang-undang anti-
komunis.
Penjara tak memadamkan api perjuanganmya. Lewat dinding-dinding terali besi, ia
kobarkan semangat perlawanan kaum kulit hitam Afrika Selatan. Mandela mengorganisir
kampanye internasional menuntut pembebasannya. Kekacauan terjadi di mana-mana.
Rakyat kulit hitam Afrika Selatan berontak. Kontak senjata pun tak terelakan lagi. Ratusan
nyawa kulit hitam Afrika Selatan melayang.
Pemerintahan apartheid pun kewalahan menghadapi semuanya. Pada tahun 1985 mereka
mulai membujuk Mandela untuk menghentikan perjuangannya dengan iming-iming akan
membebaskan dirinya. Akan tetapi, Mandela menolak. Ia memilih berjuang
mengonsolidasikan rakyat kulit hitam Afrika Selatan untuk terus berjuang.
Simpati dunia mulai mengalir kepada perjuangan Mandela dan rakyat kulit hitam
Afrika Selatan. Tekanan dan kecaman menerpa pemerintahan apartheid dari dunia
internasional. Mereka meminta agar Mandela dibebaskan dari penjara. Lalu pada tahun
1990, atas tekanan internasional Mandela pun keluar dari penjara. Salah satu hal yang
disesali oleh Mandela ketika keluar dari penjara adalah dirinya tidak dapat berpamitan
terlebih dahulu kepada sipir penjara yang sudah memberikan kebebasan kepadanya untuk
menikmati matahari terbenam sambil mendengarkan musik klasik Handel atau Tchaikovsky
ketika menjalani masa hukuman.
Ketika keluar dari penjara usianya sudah mencapai angka tujuh puluh satu. Namun,
Mandela tak pernah mundur dari perjuangannya. Ia memutuskan untuk kembali lagi ke
arena politik dengan membawa harapan perubahan mendasar bidang sosial politik di Afrika
Selatan. Atas, perjuangannya selama ini, pada tahun 1993 Mandela mendapat hadiah Nobel
perdamaian.
Lalu pada tahun 1994 digelar pemilihan umum bagi rakyat Afrika Selatan. Mandela
pun ikut dalam proses pemilihan tersebut. Ia mencalonkan diri sebagai presiden dan
akhirnya terpilih. Ia menghapuskan sistem apartheid dalam kehidupan rakyat Afrika
Selatan. Paling mengesankan adalah Mandela tidak membalas perlakuan yang selama ini
dilakukan oleh musuh-musuhnya terhadap dirinya. Mandela merangkulnya dengan penuh
suka cita dan berharap membangun kehidupan yang lebih baik di Afrika Selatan bersama-
sama.
Tahun 1999, jabatan Mandela sebagai presiden berakhir. Akan tetapi, ia terus
memperjuangkan persamaan hak di seluruh dunia. Hidupnya telah menginspirasi seluruh
dunia untuk terus melawan ketidakadilan dan menjunjung tinggi persamaan derajat dan
martabat manusia di seluruh dunia.
voanews.com
dw-world.de
PERKEMBANGAN POLITIK AFRIKA SELATAN
Politik dalam Negeri Afrika Selatan
Pemerintah Afrika Selatan menetapkan serangkaian strategi nasionalnya dalam Program
RDP sejak tahun 1994 s/d 2004. Stranas Afrika Selatan merupakan produk Pemerintah
Afrika Selatan yang telah dikonsultasikan dengan Parlemen Afrika Selatan dan Publik
Afrika Selatan. Mengacu kepada Konstitusi Afrika Selatan Tahun 1994 Dalam
mengantisipasi perkembangan global saat ini, Afrika Selatan menetapkan Stranas sebagai
berikut: Melanjutkan pelaksanaan Program RDP (Reconstruction and Development
Program) sejak tahun 1994, yaitu suatu framework tentang kebijakan pembangunan dan
rekonstruksi Afrika Selatan untuk mengawal proses integrasi yang koheren di bidang sosial
dan ekonomi, pasca Apharteid. Sasaran akhir program RDP adalah terciptanya masa depan
Afrika Selatan yang demokratis, non-rasial dan non-gender dengan memegang teguh
prinsip-prinsip dasar RDP yaitu:
a) Integration and Sustainability.
b) People Driven.
c) Peace and Security.
d) Nation Building.
e) Meeting Basic Needs and Building the Infrastructure.
f) Democratisation.
g) Assessment and Accountability.
4) Politik Luar Negeri. Dalam Strategic Plan 2003-2008, Deplu Afrika Selatan
menetapkan implementasi polugrinya dengan beberapa prioritas sebagai berikut:
Prioritas I
a) Bekerja menuju terwujudnya African Renaissance dengan mempromosikan ke dunia
internasional tentang tujuan-tujuan pembentukan African Union dan Nepad (New
Partnership for Africa’s Development).
b) Mempromosikan dan meningkatkan perdamaian dan keamanan internasional.
c) Mempromosikan sistem ekonomi global yang adil serta kesinambungan pembangunan.
d) Membangun citra positip Afrika Selatan serta memasarkan Afrika Selatan di dunia
internasional.
e) Memberikan pelayanan dan dukungan yang efektif dan efisien.
f) Memelihara dan selanjutnya mengembangkan pelayanan State Protocol (VVIP) yang
bertaraf internasional secara terintegrasi dan professional terhadap setiap VVIP.
Prioritas II
a) Mempromosikan resolusi damai terhadap setiap konflik (di benua Afrika khususnya)
dan mendorong proses rekonstruksi post-conflict dan pembangunan kembali.
b) Memfasilitasi dalam memberikan masukan berdasarkan pengalaman Afrika Selatan
dalam mencari resolusi suatu konflik untuk mencapai perdamaian dan rekonsiliasi. Salah
satu implementasinya adalah memfasilitasi permintaan Presiden Timor Leste Xanana
Gusmao dalam membentuk Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran (September 2003).
c) Melanjutkan kesediaan untuk memfasilitasi berbagai upaya dalam rangka memerangi
transnational crime.
Afrika Selatan dibawah Pemerintahan Thabo Mbeki
Melepaskan dari Bayang Bayang Nelson Mandela
Dari saat ia menyampaikan pidato pertamanya sebagai kepala baru ANC pada
Desember 1997 konferensi partai di Mafikeng, Mbeki bertekad untuk membuat gambar
sendiri. Baik internasional dan di rumah, kebutuhan untuk memisahkan diri dari yang lebih
besar dari kehidupan pendahulunya menjadi salah satu kekuatan penggerak pemerintahan
Mbeki
Di seluruh dunia, Mandela telah menjadi simbol transisi besar Afrika Selatan dari
kebrutalan apartheid ke demokrasi, liberal non-rasial. Kemampuannya untuk mengampuni
mereka yang bertanggung jawab selama hampir tiga dekade penahanan merupakan cirri
sempurna untuk para penentang yang memprediksi bahwa konflik dan perpecahan di Afrika
Selatan hilang untuk perdamaian dan rekonsiliasi pernah menjadi kenyataan.
Kontribusi Mandela yang paling berharga bagi demokrasi yang masih muda secara kasar
adalah persetujuan bersama yang luas untuk orde baru. Tujuannya adalah untuk mengukir
ruang bernafas baru di mana bisa menyelesaikan, permusuhan reda dan afinitas menjadi
perombakan. Selama transisi, kepemimpinannya menjabat baik untuk menjaga kepercayaan
mayoritas hitam miskin dan loyalitas terhadap ANC, dan untuk meringankan kekhawatiran
dari kelas menengah yang didominasi kulit putih, dimanja selama pemerintahan kulit putih,
dan takut kekuasaan mayoritas hitam.
Seperti Mbeki, Mandela sangat sadar akan tempatnya dalam sejarah. Dia ingin diingat
sebagai orang luar biasa yang muncul dari dua puluh tujuh tahun di penjara tanpa dendam,
untuk memimpin Selatan Afrika dibagi ke masa depan.
Dimana era Mandela adalah tentang rekonsiliasi, kompromi dan simbol persatuan baru,
periode Mbeki jauh tentang tangan-kelola dan manajemen, penyelarasan lembaga baru,
membuat sekaligus mengembangkan blok kekuatan baru dan hubungan politik. Mbeki telah
sering mengatakan bahwa rekan dekat Mandela bisa berbuat lebih banyak untuk kemajuan
bangsa kulit hitam itu dimana ia tidak bermaksud rekonsiliasi atas segalanya. Sementara
Mbeki masih harus menempuh jalan rapuh sama antara hitam dan harapan dan kecemasan
putih, fokus utamanya telah mentranformasikan perekonomian. Pada tahun 1995, ia
menyimpulkan tindakan trapeze antara kulit putih yang mengeluh bahwa pemerintah ANC
diskriminasi terhadap mereka dan orang kulit hitam yang mengatakan pemerintah tidak
cukup redistribusi pintar, sebagai berikut: "Inilah seni, menangani hubungan antara
rekonsiliasi dan transformasi . Ini bukan hal matematika. Ini akan menentukan politik
Afrika Selatan selama lima belas tahun ke depan setidaknya. Ini tidak berarti bahwa Mbeki
telah mengabaikan rekonsiliasi dan pembangunan bangsa - ia sangat berkomitmen terhadap
cita-cita. Namun, ia ingin dikenang sebagai orang yang membawa manfaat ekonomi,
manfaat sosial dan politik, serta kesetaraan, untuk bangsa kulit hitam Afrika Selatan, dan
yang memimpin perubahan, nasib ekonomi politik dan sosial benua Afrika.
Perbedaan dalam gaya kepemimpinan Mandela dan Mbeki memiliki banyak hal yang
harus dilakukan dengan kepribadian masing-masing dan kesenjangan generasi seperti
dengan pengalaman khusus mereka dari ANC. Selama hampir tiga puluh tahun, Mbeki tahu
ANC sebagai gerakan pengasingan, dari bagian mana saja yang kadang-kadang berjalan
seperti sebuah sekte rahasia dan di mana, sebagian besar karena alasan keamanan,
keputusan dibuat dengan cara yang sangat rahasia oleh pemimpin beberapa pilih, dan
informasi bersama pada kebutuhan-untuk-tahu secara. Dengan bahaya selalu ada infiltrasi
oleh agen apartheid, ada ketakutan yang mendera bahwa informasi bisa bocor ke musuh,
yang kemungkinan bisa mematikan. Terutama karena alasan keamanan, konsultasi di
pengasingan terjadi hanya di kalangan pimpinan puncak saja; legiun lebih rendah
diharapkan tanpa tanya harus menerima dan taat. Akibatnya, ia belajar untuk menganggap
hubungan dalam hal kekuasaan dan kekuasaan, melihat bahkan karir sendiri sebagai
permainan catur yang sedang berlangsung di mana tujuan adalah untuk mematikan semua
lawan.
Mandela memimpin dengan contoh. Mbeki memimpin dengan berusaha untuk
mengartikulasikan visi. Mbeki adalah klasik di belakang layar, lebih memilih untuk
memimpin dari balik layar, bukan dengan cara yang terlihat tebal, populis.
Selama kampanye Pemilu 2004, pemilih yang benar-benar terkejut menemukan dia di
tunggul, berkampanye dari pintu ke pintu di beberapa kota-kota miskin dan permukiman
informal, mencium bayi dan memeluk pensiunan. Hal ini merupakan masterstroke bagi
konsultan gambar profesional, tapi dengan suara yang begitu dalam, ia mundur ke jeratan
adat sekali lagi. Namun demikian, selama kampanye bahwa Mbeki akhirnya keluar dari
bayang-bayang raksasa dilemparkan oleh Mandela dan tua sebagai pemimpin di kanan
sendiri.
Untuk semua ketenangan luar nya, Mbeki adalah pemalu. Ia juga workaholic. Tidak
peduli bagaimana menghukum minggu, ia masih menemukan waktu untuk churn out 2 500
- Surat kabar dari Presiden yang diposting di situs web ANC. Bahkan, Mbeki mungkin satu-
satunya kepala negara yang menyusun 'blog' mingguan.
"Ketika Mandela mengatakan secara pribadi bahwa Mbeki harus mengambil hari libur, ia
menolak, menolak kekhawatiran bahwa dia memiliki terlalu banyak dengan 'Saya tidak tahu
berapa banyak hal, tetapi ada begitu banyak hal yang perlu dilakukan."
Pada saat-saat banyak tekanan, mentornya, Tambo, seorang Christin yang taat, akan
mencari sebuah gereja atau pojok yang tenang tempat untuk berdoa. Mandela sering
menyelinap pergi ke pedesaan untuk menyendiri atau bersantai dengan cucunya. Di bawah
instruksi yang ketat dari tim medis untuk santai, Mbeki telah menjadi seorang fotografer
amatir yang akurat dan kadang-kadang dapat ditemui di lapangan golf. Tapi hobi favoritnya
kini berselancar di Internet.
Gaya manajemennya sangai, hingga serinci mungkin, dan bahkan sebagai kepala negara, ia
bersikeras menulis pidato sendiri. Menurut Frank Chikane, ini melibatkan sebuah proses
yang berlangsung kurang lebih sebagai berikut:
Segala macam informasi terkait asumsi bahwa Mbeki akan ingin libatkan. Departemen
yang bertanggung jawab diminta untuk merancang. Jika ia melakukan perjalanan, panggilan
telepon antar benua dan faks mungkin diperlukan untuk mengumpulkan kutipan dan
anekdot yang telah ia ingat untuk membaca dan telah diminta. Pada akhirnya, seluruh
stafnya lelap di tempat tidur, kelelahan. Pada saat itu, Mbeki mulai bekerja di depan
komputer, berselancar di Internet untuk informasi dan menuliskan pikirannya di atas kertas.
Pada pukul lima atau enam pagi, ia pergi mandi, siap untuk berbicara di sembilan atau
sepuluh. Sangat sedikit, jika ada, dari apa yang orang lain telah siapkan. Hal ini dapat
menjadi proses yang sangat menjengkelkan.
Sementara Mandela merupakan delegator sempurna, Mbeki ditemukan hampir tidak
mungkin meninggalkan tugas-tugas penting kepada orang lain. Di sinilah letak masalah -
tidak mungkin bagi presiden untuk menangani tugas-tugas kebijakan secara pribadi. Tidak
heran, bila ini terjadi, sering menyebabkan kesalahan dalam kebijakan. Ketika ia menjadi
presiden, hal baru di Afrika Selatan adalah memiliki pemimpin kulit hitam itu memudar,
dan setiap program pemerintah atau contoh terbuka terhadap kritik. Setelah berjuang untuk
tahta, Mbeki harus membangun pemerintahan yang kinerjanya akan membuktikan bahwa
itu kekuasaan yang patut dipertimbangkan.
Membuat penawaran adalah apa Mbeki harus lakukan yang terbaik. Kesiapannya untuk
menggunakan kebijaksanaan membawa bahaya dilihat sebagai sesuatu yang agak curang,
tapi oportunistik kesepakatan permainan mungkin persis seperti apa yang Afrika Selatan
perlukan untuk mengkonsolidasikan demokrasi
Mbeki memiliki hubungan dingin dengan para pemimpin partai oposisi, sedangkan
Mandela menciptakan sebuah forum khusus di mana mereka bisa mendiskusikan perbedaan
kebijakan dengannya atau menyuarakan keprihatinan mereka. Akibatnya, para pemimpin
oposisi cenderung kurang agresif menyerang, seperti yang dilakukan Mbeki pada
penampilan yang jarang terjadi di parlemen.
Mbeki mendapatkan penerimaan kebijakannya dari dalam aliansi tripartit dengan cara apa
yang sosiolog Sakhela Buhlungu sebut sebagai 'logika Mbeki’, sebagai lawan dari 'Mandiba
sang ajaib'. Sedangkan Mandela berusaha untuk 'memenangkan kerjasama sukarela' dari
semua kelompok kepentingan, Mbeki 'menuntut kerja sama'.
Tanggapan umum yang Mbeki telah berikan untuk menawarkan para kritikus paling keras
kebijakan-kebijakannya dalam gerakan serikat buruh muman pekerjaan pemerintah yang
amat ringan. Jika demikian, seperti Sekjen COSATU Zwelinzima Vavi dan presiden Willie
Madisha, mereka tidak truh, mereka ditertawakan publik dan oleh presiden dan sekutu-
sekutunya.
Para pemimpin serikat telah dicap sebagai pendatang baru untuk perjuangan yang
memahami baik sejarah maupun tradisi dari gerakan pembebasan dan telah dilemparkan di
luar mitologi perjuangan
Namun, sejak pemberontakan akar rumput terhadap kepemimpinan terjadi di ANC Juni
2005 baik nasional umum dewan, Mbeki telah keluar dari jalan itu untuk menjadi lebih
inklusif, lebih mudah menerima kritik dan telah mengadopsi gaya yang lebih rendah hati.
Mbeki sekarang ini, lebih lembut dan sedikit juga merupakan hasil dari reaksi rakyat
terhadap gaya kepemimpinan tegas setelah ia dipecat oleh sekutu dekatnya Jacob Zuma atas
tuduhan korupsi pada tahun 2005. Yang penting, blacklash ini semakin disukai Zuma, yang
diperah untuk berhasil mengumpulkan simpati dari peringkat-dan-file anggota ANC atas
pendiriannya bahwa Mbeki telah memecat dia karena presiden melihatnya sebagai saingan
yang perlu dihancurkan. Setelah pemindahannya dari kantor sebagai wakil presiden Afrika
Selatan, Zuma mengadopsi manusia dalam citra publik, gaya dirinya sebagai pemimpin,
dapat diakses sensitif yang berhubungan dengan perasaan orang-orang biasa - berbeda
disengaja secara tersendiri Mbeki dianggap tertutup dan gaya kepemimpinan.
Mandela pergi berusaha keras untuk memfasilitasi transisi yang lancar untuk Mbeki. Pada
akhir 1995, wakil presiden ANC sepenuhnya bertanggung jawab atas hari-hari jalannya
pemerintahan dan kabinet, meninggalkan Mandela untuk fokus pada apa yang dilihatnya
sebagai tugas utamanya, yaitu pembangunan bangsa dan rekonsiliasi. Pada kunjungan ke
London pada tahun 1997, Mandela secara eksplisit menyatakan: 'Penguasa Afrika Selatan,
penguasa de facto, adalah Thabo Mbeki. Saya menggeser segalanya baginya
Pada dasarnya, Mbeki melihat dirinya sebagai kepala eksekutif SA Inc, dan
menjalankan pemerintahan seolah-olah itu sebuah perusahaan besar, dengan kabinet dan
komite eksekutif nasional ANC sebagai afiliasi.
Di mana pun Mandela adalah 'lebih seperti kepala negara seremonial, lebih mirip monarki
konstitusional, menyerahkan diri dengan rasa yang kuat dalam tugas untuk disiplin
demokrasi partai melalui Kabinet atau ANC NEF', Mbeki memiliki kekuatan konsolidasi
presiden, yang lebih besar, lebih kuat dan memiliki anggaran jauh lebih besar daripada
pemerintahan di bawah Mandela.
Mbeki menghadiri suatu untuk pertemuan di balai besar. Ia mahir dalam merumuskan
kebijakan dalam kelompok kecil yang bilateral, dan menyelesaikan konflik dengan taling ke
pihak yang bersangkutan secara individual dan mengamankan perjanjian terpisah.
Kebijakan resmi semakin menjadi produk dari pertemuan bilateral.
Dilema yang dihadapi pemerintah yang memulai reformasi adalah bahwa konsultasi yang
luas dengan kekuatan politik yang beragam dapat menyebabkan inersia, sementara
reformasi yang dipaksakan dari atas mungkin mustahil untuk diterapkan dalam menghadapi
perlawanan politik dan peningkatan ekonomi. Mbeki tampaknya telah memulai gaya yang
digambarkan sebagai 'mandatisme' oleh ekonom Polandia Adam Przeworski politik.
Hal ini didasarkan pada sikap mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher "dia
mengatakan kepada rakyatnya apa yang akan dilakukannya jika terpilih, mereka memilih,
dan dia sehingga memiliki mandat untuk melakukan apa yang dia bilang dia mau, pemilih
akan memiliki perubahan untuk memutuskan apakah ini, harus memang, yang merupakan
apa yang mereka inginkan selanjutnya, partai yang memerintah tidak membutuhkan
konsultasi dengan menentang kekuatan-kekuatan politik baik di parlemen atau di sektor lain
untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang dinyatakan.
Reformasi Pemerintah dan pihak Mbeki cenderung dimulai dari atas, seperti dengan GEAR.
Dengan demikian mereka diluncurkan menjadi hentakan, terlepas dari opini publik dan
tanpa partisipasi dari kekuatan politik yang terorganisasi.
Gaya teknokratis pembuatan kebijakan pemerintah terlihat mengacaukan pendukung
mereka sendiri daripada berkompromi program mereka melalui konsultasi publik. Pada
akhirnya, para pemilih belajar bahwa mereka dapat memilih, tetapi tidak memilih; legislatif
merasa bahwa mereka tidak memiliki peran dalam pembuatan kebijakan, dan masyarakat
sipil memandang bahwa suaranya tidak berarti apa-apa. Bahaya yang melekat dari gaya
presiden Mbeki adalah bahwa ia cenderung melemahkan lembaga perwakilan. Konstitusi
dan negosiasi adalah alat penting untuk menyalurkan konflik politik. Jika keputusan dibuat
di tempat lain, perwakilan lembaga menjadi layu. Sebaliknya, melibatkan masyarakat
dalam proses perubahan dan membuat mereka mitra dalam manfaatkan dan kewajiban
negara tidak hanya membebaskan energi populer, tetapi juga meningkatkan dukungan
rakyat, yang telah diajarkan oleh took sentral Gandhi. Nehru hanya menyadari nilai
demokrasi dari bawah di akhir hidupnya, ketika kekuatannya sudah berkurang. Di sinilah
letak pelajaran bagi Mbeki.
Strategi Mbeki dalam Memerintah Afrika Selatan
Strategi Mbeki berpendapat bahwa, setelah konsolidasi, jalan tengah berpusat pada
seorang ANC 'baru' akan menyusun kembali Afrika Selatan menjadi blok 'kiri baru' dan
'benar'. Dengan demikian Mbeki sedang mencoba menarik sebagai partai oposisi sebanyak
mungkin ke dalam kabinetnya. Mereka yang sepakan terpusat - pemberontak pada
konservatif ANC kiri dan kulit putih yang bermimpi kembali ke waktu - akan menemukan
dirinya sendiri ditandai sebagai orang buangan politik. Mereka dipersiapkan untuk menjadi
bagian dari proyek nasional yang baru akan memiliki akses mudah terhadap kekuasaan,
pengaruh dan pembuatan kebijakan.
Ide Mbeki mengarah ke nasionalisme ekonomi yang didukung munculnya
macan Asia, seperti Jepang, Taiwan dan Korea Selatan, selama periode ketika dalam
kedaulatan mereka terancam oleh kekuatan-kekuatan besar yang bermusuhan. Mbeki
membandingkan sebuah wahana kebangkitan kembali Afrika pada janji seperti
proyek pembangunan ekonomi, yang akhirnya akan menjadi motor penggerak bagi
pembaruan ekonomi dan sosial benua itu.
Bagi Mbeki dan strategiestnya, kewarganegaraan didefinisikan oleh sipil dan
universal, bukan etnis, kriterianya, dan secara inheren inklusif. Sama seperti India
Nehru, Mbeki sangat tertarik dengan contoh politik dan ekonomi dari Barat modern,
tetapi menolak keras imperialisme dan sedikit dipengaruhi oleh model budaya Barat
Mbeki tulus ingin ANC untuk memberikan rumah politik bagi Afrikaner dan
liberal English-speaking putih yang tidak senang dengan politik memecah belah
konservatif yang didukung oleh DA di bawah Tony Leaon sebelum 2007. Untuk
tujuan ini, Mbeki mengadakan pertemuan pribadi beberapa dengan kesatuan yang
luas dari kelompok Afrikaner dalam upaya untuk menarik mereka ke dalam sebuah
konsensus baru, dan, pada pertengahan-2001, ia ditunjuk ketua ANC Mosiuoa
Lekota, seorang fasih berbahasa penutur Afrika, seperti utusan khusus untuk pergi
safari ke negara yang luas untuk berbicara dalam komunitas Afrikaner dan organisasi,
terutama di daerah pedesaan.
Mbeki telah menyadari bahwa acara olahraga besar adalah alat yang ampuh
nasionalisme, dan selain dari manfaat ekonomi, mengamankan hak untuk menjadi
tuan rumah 2010 Sepakbola Piala Dunia adalah hadiah besar dalam pembangunan
bangsa taruhannya.
Presiden merasakan jalanya pernah lebih luas untuk mencari simbol universal
nasionalisme, dan membuat titik pertemuan aktris Afrika Selatan Charlize Theron
setelah dia memenangkan Oscar. Pada kampanye tahun 2004, dia menikmati sepuluh
dengan Ooms Afrikaner dan tannies di rumah mereka dengan sigap sebanyak yang ia
tunjukkan saat mengunjungi gubuk membuat pergeseran dalam masyarakat informal,
rumah bagi ribuan pendukung ANC yang lebih tradisional. Ketika jutawan TI Mark
Shuttleworth menjadi Afrika Selatan pertama untuk lepas landas ke luar angkasa,
Mbeki antusias sebagai orang Afrika pertama dunia dan teladan bagi generasi baru.
Ini dan lainnya dipublikasikan dengan baik peristiwa telah membangkitkan
kegembiraan, bahkan dalam partisan Afrikanerbond kukuh, tentang gagasan
konsensus nasional. Ada beberapa pertemuan dengan serikat buruh yang didominasi
kulit putih. Solidaritas, untuk menjual gagasan bahwa ANC akan mempertimbangkan
suatu pakta tindakan afirmatif dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran para
pekerja kulit putih yang paling rentan atas ancaman bagi penghidupan mereka.
Mbeki memandang negara sebagai matriks penting bagi identitas baru Afrika
Selatan berdasarkan keanekaragaman. Transisi damai dari apartheid ke demokrasi
dipandang sebagai yang unik, seperti RUU Konstitusi Hak dan awal pemerintah
persatuan nasional, semua dianggap layak ekspor ke zona konflik lainnya, seperti
halnya Revolusi Perancis memunculkan ide Prancis menjadi pembawa peradaban ke
bagian lain dari dunia
Nasionalisme Mbeki berusaha untuk memberkati Afrika Selatan dengan rasa
keharusan sejarah besar - tidak berbeda Nehru terkesan atas Indiana pentingnya
negara mereka di dunia yang lebih luas. Benua ini adalah yang pertama untuk
mencapai kemerdekaan setelah Perang Dunia II dan harus mengambil pentungan atas
nama koloni tertindas lainnya. Dalam era pasca Perang Dingin, Renaisans Afrika
bertujuan untuk mengangkat Afrika keluar dari rawa ekonomi dan sosial. Identitas
baru Afrika Selatan nasional akan mencakup dilihat sebagai promotor aktif dari dunia
yang lebih baik, hampir sama ANC di pengasingan datang untuk melambangkan
perjuangan heroik melawan kebrutalan rasisme dan penindasan di mana-mana.
Modernitas merupakan elemen kunci dari nasionalisme Afrika Selatan baru
dibayangkan oleh Mbeki. Ia memiliki tekad baja untuk memodernisasi baik ANC dan
ekonomi, yang terakhir dengan membonceng revolusi TI. Demikian pula, lembaga
pemimpin tradisional harus mahir untuk demokrasi. Bisa ditebak, tradisionalis dalam
IFP dan di tempat lain mengerikan.
Mbeki ingin ANC menjadi suara otentik pembebasan, bahkan ketika
memaksakan definisi jamaknya nasionalisme di Afrika Selatan. Dalam sebuah
demokrasi yang kompetitif, ini adalah cara klasik dengan partai massa yang
mengklaim berbicara dan memerintah atas nama kepentingan nasional. Partai
Kongres India mencoba menjadi sumbu antara negara dan masyarakat, mengorganisir
banyaknya identitas sosial dalam dirinya sendiri. Namun, ketika partai mengalami
kesulitan karena sikap moderatnya, begitu pula negara bagian India, dan di situlah
letak bahaya untuk ANC. Hal ini secara politis tidak mungkin bagi satu partai untuk
menjadi segalanya bagi semua orang.
Kekerasan dan bicara keras itu segera dikesampingkan, dan juru kampanye
diperingatkan untuk menahan diri dari menyerang oposisi dan fokus pada masa
depan. Itu berhasil. Yang sangat miskin mendambakan tanda atau pesan bahwa
sesuatu akan dilakukan untuk memudahkan banyak hal tak tertahankan oleh mereka.
Untuk pertama kalinya, presiden mereka datang mengetuk pintu rendah hati mereka
dan percakapan tentang buta huruf, putus asa dan terus-menerus miskin di mana ia
secara pribadi menerima kesalahan atas non pengiriman-ANC dan kesalahan, dan
berjanji bahwa satu suara untuk ANC akan membawa perubahan yang semakin dekat
saja.