Upload
taufiq-arteta-ridho
View
172
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas kalkulus berkaitan dengan turunan denan cara penulisan atau notasi leibniz
Citation preview
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH KALKULUS I
“NOTASI LEIBNIZ, LAJU YANG BERKAITAN, TURUNAN TINGKAT TINGGI”
Dosen Pembimbing : Suprianto, S.T, M.T
Disusun Oleh
Ardhian Fauza (120401002)
Taufiq Ridho (120401008)
Ardhian Syahputra (120401011)
Anggi Nasution(120401017)
M Ramadhansyah Putra (120401064)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Notasi Leibniz
Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang jenius universal, seorang pakar dalam
hukum, agama, filsafat, kesustraan, politik geologi, sejarah dan MATEMATIKA. Lahir di
Leipzig, Jerman. Ia mendaftar di Universitas Leipzig dan menggondol doktor dari universitas
Altdorf. Seperti Descartes, yang karyanya ia pelajari, Leibniz mencari suatu metode universal
dengan mana ia dapat memperoleh pengetahuan dan memahami kesatuan sifat-sifat dasarnya.
salah satau keinginan besarnya adalah mendamaikan keyakinan Katolik dan Protestan.
Bersama dengan Isaac Newton, ia membagi penghargaan untuk penemuan kalkulus.
Masalah prioritas menyebabkan pertentangan yang tidak henti-hentinya antara pengikut dua
orang besar ini, satu Inggris, yang lainnya Jerman. Sejarah menjadi hakim bahwa Newtonlah
yang pertama mempunyai pemikiran utama 1665-1666, tetapi bahwa Leibniz menemukan
mereka secara tersendiri selama tahun 1673-1676. Dengan kesabarannya itupun, Leibniz
tidak menerima kehormatan seperti yang dicurahkan pada Newton. Ia meninggal sebagai
orang kesepian, pemakamannya hanya dihadiri seorang pelayat yaitu sekretarisnya.
Mungkin Leibnizlah pencipta lambang matematis terbesar. Kepadanya kita berhutang
nama-nama kalkulus diferensial dan kalkulus integral, sama halnya seperti lambang-lambang
baku dy/dx, lambang untuk turunan, dan integral. Istilah fungsi dan penggunaan secara
konsisten dari = untuk kesamaan merupakan sumbangan-sumbangan lainnya. Kalkulus
berkembang jauh lebih di daratan Eropa daripada di Inggris, sebagian besar disebabkan oleh
keunggulan perlambangannya.
Pada gambar di bawah,
tampak bahwa pertambahan sebesar ∆ x pada x menyebabkan pertambahan sebesar ∆y pada y, dengan
∆y = f(x + ∆x) – f(x)
∆y = f(x + ∆x) – f(x). Bagi kedua ruas dengan ∆x, kita peroleh
Jika ∆x → 0, maka
G. Leibniz menggunakan lambang dy/dx untuk menyatakan Jadi, jika y = f(x), maka
Contoh
Misalkan y = (x 3 + x)10 = u10 dengan u = x 3 + x. Maka
Tentukan dy/dx jika
Penyelesaian:
Misalkan , , maka
Dan
Turunan Tingkat Tinggi
Turunan kedua dari fungsi f( x ) didapatkan dengan menurunkan sekali lagi bentuk
turunan pertama. Demikian seterusnya untuk turunan ke-n didapatkan dari penurunan
bentuk turunan ke-(n-1).
Diberikan sebuah fungsi f, kita turunkan f ’, yang juga merupakan fungsi. Dari f ’
dapat kita turunkan f ’’ = (f ’)’, yang disebut turunan kedua f , dan dari f ’’ kita dapat
memperoleh turunan ketiga f , yakni f ’’’ = (f ’’)’, dst. Turunan ke-n dari y = f(x)
dilambangkan dengan f (n) atau dny/dxn
Misalkan sebuah fungsi y=f(x), maka turunan pertamanya adalah
Jika turunan pertama ini diturunkan lagi, maka akan menghasilkan turunan kedua, yaitu
Beberapa cara penulisan turunan
Bila turunan pertama mempunyai interpretasi fisis kecepatan sesaat, maka turunan
kedua secara fisis dapat diinterpretasikan sebagai percepatan (sesaat) yang mengukur laju
perubahan kecepatan terhadap waktu
Penurunan Implisit Misalkan kita mempunyai persamaan 7y 3 + y = x 3 dan ingin
menentukan persamaan garis singgung pada grafik persamaan tersebut di (2,1). Masalahnya
adalah bagaimana menghitung dy/dx, padahal kita tidak mempunyai rumus eksplisit untuk y
dalam x.
Secara implisit, kita dapat menurunkan kedua ruas terhadap x dengan menggunakan
Aturan Rantai (dengan mengingat bahwa y adalah fungsi dari x): 21y 2.dy/dx + dy/dx = 3x 2
Dengan demikian kita peroleh dy/dx = (3x 2)/(21y 2+1).
Di (2,1), kita hitung dy/dx = 12/(21 + 1) = 6/11.
Jadi persamaan garis singgungnya adalah
y – 1 = 6/11(x – 2) atau 6x – 11y – 1 = 0.
Dengan penurunan implisit, kita dapat membuktikan Aturan Pangkat berikut: Jika y = x r (r є Q), maka dy/dx = r.xr-1
Laju yang Berkaitan
Jika x dan y merupakan dua peubah yang berkaitan dan masing-masing berubah terhadap
waktu (t), maka dx/dt dan dy/dt merupakan laju yang berkaitan.
Contoh.
Air dituangkan ke dalam tangki berbentuk kerucut terbalik
dengan laju 8 dm 3/menit. Jika tinggi tangki tersebut adalah
24 dm dan jari-jari permukaan atasnya 12 dm, seberapa
Cepatkah permukaan air naik pada saat tingginya 4 dm?
Jawab:
Misalkan V menyatakan volume, r jari-jari permukaan,
dan h tinggi air. Maka
V = ( π/3)r 2h
Di sini r = h/2, sehingga
V = ( π/12)h 3
Turunkan kedua ruas terhadap t, kita peroleh
dV/dt = ( π/4)h 2.dh/dt
Diketahui dV/dt = 8 dm 3/menit.
Jadi, pada saat h = 4 dm, kita mempunyai 8 = 4 π.dh/dt sehingga dh/dt = 2/ π dm/menit.
Lintasan Gerak Partikel
Lintasan gerak partikel P dinyatakan dengan fungsi parameter s(t). Kecepatan, v(t) dan percepatan, a(t) gerak P diberikan oleh
Kecepatan, v(t) = s’(t)
Percepatan, a(t) = s"(t)
Contoh :
Lintasan gerak partikel P ditentukan oleh persamaan
Tentukan : a. Kapan partikel P berhenti ?
b. Besar percepatan P pada saat t = 2 Jawab :
a. Kecepatan. Partikel P berhenti berarti kecepatan sama dengan nol, sehingga t = 1/3 dan t = 1.
b. Percetapan, . Untuk t = 2, maka a( 2 ) = 8