44
NOTULENSI DIKLAT LOCAL ECONOMIC RESOURCES DEVELOPMENT KERJASAMA MPKD UGM DENGAN BAPPENAS 22 Agustus – 2 September 2016 NOTULENSI HARI I Senin, 22 Agustus 2016 SESI 1 08.00 – 09.30 KEGIATAN = Pembukaan Diklat LERD PEMBICARA = 1. Perwakilan MPKD UGM, Bpl. Retno Widodo 2. Perwakilan BAPPENAS, Ibu Rani (Via Teleconference) TEMA = LERD tidak sekedar pelatihan ISI = 1. Perwakilan MPKD UGM, Bpk. Retno Widodo “Pelatihan” LERD ini diharapkan untuk menadi tidak sekedar mendengarkan saa seperti seminar pada umumnya. Akan ada banyak latihan dan ice breaking dengan adanya kelompok yang dibentuk dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan mengerjakan action plan berdasarkan isu ekonomi lokal yang dibawa oleh setiap perwakilan daerah. Learning outcome dalam pelatihan ini menjadi penting karena diharapkan peserta yang ada disini berbeda dengan yang tidak mengikuti diklat. Adapun yang pertama diharapkan peserta benar-benar mamahami definisi, tuuan, dan prinsip pengklasteran ekonomi lokal. Kedua peserta diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana value added dan multiplayer dalam suatu komoditas unggulan daerah tertentu secara berkelompok. Ketiga peserta mampu

NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI DIKLAT LOCAL ECONOMIC RESOURCES DEVELOPMENTKERJASAMA MPKD UGM DENGAN BAPPENAS

22 Agustus – 2 September 2016

NOTULENSI HARI ISenin, 22 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = Pembukaan Diklat LERDPEMBICARA = 1. Perwakilan MPKD UGM, Bpl. Retno Widodo

2. Perwakilan BAPPENAS, Ibu Rani (Via Teleconference)TEMA = LERD tidak sekedar pelatihanISI =

1. Perwakilan MPKD UGM, Bpk. Retno Widodo “Pelatihan” LERD ini diharapkan untuk menadi tidak sekedar

mendengarkan saa seperti seminar pada umumnya. Akan ada banyak latihan dan ice breaking dengan adanya kelompok yang dibentuk dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan mengerjakan action plan berdasarkan isu ekonomi lokal yang dibawa oleh setiap perwakilan daerah.

Learning outcome dalam pelatihan ini menjadi penting karena diharapkan peserta yang ada disini berbeda dengan yang tidak mengikuti diklat. Adapun yang pertama diharapkan peserta benar-benar mamahami definisi, tuuan, dan prinsip pengklasteran ekonomi lokal. Kedua peserta diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana value added dan multiplayer dalam suatu komoditas unggulan daerah tertentu secara berkelompok. Ketiga peserta mampu menganalisa dan berbagi mengenai permasalahan tidak berkembangnya ekonomi lokal secara berkelompok. Keempat peserta mampu membuat kerangka kera logis mengenai pengembangan ekonomi lokal. Kelima peserta melakukan aksi dengan pengimplentasian di dunia kerja nyata melalui pengembangan, kelembagaan, dan pembiayaan.

Tanya jawab 1

Page 2: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Pertanyaan oleh Bpk. Radiman Ododay (Sulawesi Utara)Bagaimanakah kriteria penentuan masalah komoditas lokal dari daerah masing-masing?Jawaban oleh Bpk. Retno WidodoPermasalahan itu berupa komoditas unggulan yang memang sudah terkenal atau sedang digencar-grncarkan pengembanganya untuk saat ini. Kemudian didukung adanya data dasar yang sederhana saja.

Tanya jawab 2Pertanyaan oleh Bpk. Bambang Heri Susanto (Garut, Jawa Barat)Kami ini datang dari beberapa skala kebiakan yang berbeda, ada dari pemerintah kota, kabupaten, dan profinsi. Sepertihalnya Garut yang memiliki skala kota, sebutan sentra lebih pas karena memiliki skala yang lebih keci daripada klaster. Sentra juga lebih sesifik dan tidak bermacam-macam. Garut sendiri memiliki sentra industry kulit dan makanan yang dijadikan isu atau komoditas unggulanJawaban oleh Bpk. Retno WidodoYa benar peserta diklat kali ini ada dari pemkot, pemda, dan penprof dengan bagian yang berbeda-beda pula. Nantinya diharapkan akan hadir solusi yang beragam dari keberagaman peserta ini dan tentu saja solusi yang sangat menarik dalam penyelesaian masalah sumberdaya ekonomi lokal yang ada.

Diskusi sumberdaya ekonomi lokal per daerahKota Garut - Produksi Kulit dan makananKabupaten Kulonprogo – Wisata alam dan UMKMKabupaten sleman – Pertanian terpadu dan wisataKota Mupago – Makanan dan pertanianKabupaten Bangka Barat - Wisata Budaya atau Heritage TourismKabupaten Cimahi – Makanan, inuman, dan telematikaKabupaten Probolinggo – Wisata AlamKabupaten Empat LAwang- Kopi dan durian

Page 3: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

2. Perwakilan BAPPENAS, Ibu Rani(Via Teleconference) Para ASN (Peserta diklat perwakilan daerah) diaharapkan

nantinya mampu menjadi coordinator atau motor penggerak stakeholder lain di daerahnya. Terutama mengenai proyek atau materi yang akan dibahas dalam diklat LERD ini.

Adapun diklat lain yang lain, yang dapat memperkaya pengetahuan baik di dalam maupun di luar negri dapat dilihat di website resmi BAPPENAS.

Yang perlu diingat bersama, yaitu syarat administrasi seperti kehadiran, kelengkapan berkas dan lain sebagainya. Namun yang lebih penting yaitu manfaat LERD itu sendiri. Adapun manfaatnya bagi peserta yaitu menambah pengetahuan, pengalaman, pertemanan/relasi/jaringan. Sedangkan bagi MPKD sebagai mitra penyelenggara dapat bermanfaat dalam meningkatkan relasi keilmuan dan pengalaman penyelenggaraan pelatihan, dan sebagainya.

SESI 2 09.45 – 11.15KEGIATAN = Pengantar LERDPEMATERI/PEMBICARA = Bpk. SuryantoTEMA = Pengantar singkat LERDISI =

Seperti apa LERD sejak inisasi hingga tahun 2016 ini Manfaat LERD Pembangunan regional adalah pembangunan yang seharusnya

mengutamakan ekonomi lokal

SESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = Ice BreakingPEMATERI = Bpk. Muh. Hidayat, S.Psi.,M.PsiTEMA = Konsentrasi, Kerjasama, Problem Solving, dan energizerISI =

Page 4: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Bermain games “pegang dagu” Bermain games “memindah tangan” Bermain games “hitungan ke-3 say yes” Bermain membuka tali secara berpasangan Bermain membuka tali secara berkelompok Bermain games “normal vs opposite” Pembentukan kelompok diklat dan topiknya

NAMA KELOMP

OKNAMA ANGGOTA ASAL DAERAH

ISU(ditentukan di

sesi 5)

Legit Manis

 Ibu. AhwandaKab. Empat Lawang

Kooditas perkebunan -

Kopi

 Bpk. Agung MuhtarKab. Empat Lawang

 Ibu. Alia Maulidiyanti Kab. Garut Bpk. Agus Ismail Kab. Garut Bpk. Bambang Heri Susanto Kab. Garut

Pikachu

 Bpk. Suttarman Kab. GarutPariwisata – wisata alam

bukit menorah

 Bpk. Wahyu Kab. Kulon Progo Bpk. Jalu Kab. Kulon Progo Bpk. Dimas Kab. Kulon Progo Bpk. Dody Kab. Kulon Progo

Agropolitan

 Ibu. Rubut Kab. Sleman

Pariwisata – Pertanian terpadu edukatif

 Ibu. Woro Kab. Sleman Bpk. Dekhi Kab. Sleman

 Bpk. RadjimanKab. Sulawesi Utara 

 Bpk. AtmawiayaKab. Sulawesi Utara 

Nawacita  Bpk. Heriswan Kab. Cimahi Industri Kreatif –  Bpk. Andri Kab. Cimahi

 Ibu. Raina Kab. Cimahi

Page 5: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Animasi

 Ibu. Titi Kab. Cimahi

 Ibu. DemakKab. Pematang Siantar

Bono

 Ibu.Erlinda Profinsi Riau

Pariwisata – Heritage area

 Bpk. SafrizalKab. Bangka Barat

 Bpk. ApriyandiKab. Bangka Barat

 Bpk. Deddy Trianto Profinsi Riau

 Bpk. FreddyKab. Pematang Siantar

SESI 4 13.45 – 15.15Kegiatan = MateriPemateri/pembicara = Bpk. DoddyTema = Perlunya LERD di Era GlobalisasiIsi =

Globalisasi merupakan 2 mata pisauDi satu sisi mendorong pertumbuhan di satu sisi menghambat pertumbuhan karena terjadi persaingan yang sangat besar.

Dalam persaingan ekonomi terjadi perubahan mindset terhadap komoditas unggulanMissal turunya harga minyak pada tahun 2014 yang disebabkan meingkatnya persaingan antar komoditas secara mendunia. Dalam kasus lain yaitu impor batubara dari Australia untuk China yang merupakan perjainjian bilateral. Pada beberapa tahun lalu, China mengurangi jumlah impor secara drastis sehingga pendapatan negara Australia menurun drastic yang berakibat fatal pada perkonomian negaranya.

Strategi globalisasi

Page 6: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Salah satu strategi yang tangguh dalam menghadapi globalisasi adalah strategi koalisi yaitu pembelian perusahaan. Strategi kapitalis ini mirip seperti hukum alam dimana yang kuat akan memakan yang lemah namun dalam onteks ini adalah penggabungan modal sehingga tercipta unit produksi yang lebih besar dan kuat serta mengurangi competitive advantage yang ada.

Distribusi/mobilitas modalDi era globalisasi, mobilitas modal sangat dinamis baik dari segi sumber dan jangka waktunya. Perputaran modal di Indonesia juga demikina. Banyak investor dari berbagai negara yang keluar masuk dalam perputaran investasi dalam negri dengan dinamis. Hal ini memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif dan tentu saja buruk bagi iklim ekonomi dalam negri.

Dalam kasus ini diperlukan undang undang yang jelas mengenai arus modal atau investasi asing.

Seringkali undang-undang tidak mampu membendung persoalan yang pelik sehingga diperluka equipment atau alat lainya.

Studi kasus MEA dalam penanaman modal asingDi iklim persaingan ini stabilitas ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan menjadi prioritas penanaman modal terutama dalam sector jasa. Pergeseran sektor sprimer ke sekunder dan sekunder ke tersier menumbuhkan sekotr jasa yang sangat pesat. Sektor jasa memerluka pasar yang luas seperti Indonesia. Namun ironinya, menurut survey mengenai prioritas pemilihan lokasi perusahaan di Asia Tenggara, negara Indonesia menduduki peringkat yang rendah. Negara dengan prioritas tertinggi yaitu Singapura, kemudia n disusul Filiphina, Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Thailand yang kemudian disusul Indonesia.Selain persaingan stabilitas, pengaruh MEA dalam kasus ini juga efisiensi lokasi dan pasar. Kemudahan distribusi antar negara di Asia Tenggara dan factor input dalam produksi juga mendasari pemilihan lokasi di luar Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara time series

Page 7: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

dimana sebelum adanya MEA, banyak perusahaan hukum dan per-bank-kan internasional yang memilih lokasi di Jakarta, Indonesia.

SESI 5 15.30 – 17.00Kegiatan = MateriPemateri/pembicara = Bpk. DoddyTema = Identifikasi awal LERDIsi =

Globalisasi dan glokalisasi Pembahasan kasus value added terhadap harga batik Diskusi kelompok dengan topik penentuan isu kelompok yang akan

diperdalam

NOTULENSI HARI IISelasa, 23 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = MateriPEMATERI = Bpk. Deva SwastoTEMA = Teori Pohon MasalahISI =

Memahamai definisi dan konsep analisa pohon masalah atau analisa kesempatan melalui tanya jawab dan analisa gambar. Gambar 1-5

Page 8: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

(pada ppt) mengenai perbedaan karakteristik dan perspektif dalam mendefinisikan maslah, poteni, atau keadaan.

Masalah merupakan ketidaksesuaian antara kondisi/realita dengan harapan dan peruntukan. Dapat berupa over-use, konflik, dsb. Contoh permasalahan dalam pembangunan wilayah antara lain,1. Kesenjangan pembangunan antar daerah dalam suatu wilayah2. Sumber daya manusia yang kurang kompetitif dilihat dari jumlah,

sebaran, dan kualitasnya.3. Birokrasi yang kuran g kondusif dilihat dari beberapa fenomena

seperti “banyak pintu”, ketidakjelasan sistem, ego sectoral, dsb.Untuk melihat suatu kondisi itu merupakan suatu masalah atau bukan adalah membandingkanya dengan daya dukung

dan daya tampung suatu wilayah. Baik dilihat dari segi sosial maupun spasialnya.

Tanya jawab 1Pertanyaan dari Bpk. Radjiman Ododay (Sulawesi Utara)Bagaimanakah definisi kondisi, potensi, dan masalah menurut sistem nilai tertentu? Atau apakah definisi tersebut memiliki term tersendiri?Jjjawaban dari Bpk. Deva SwastoDalam konteks fenomena, definisi di atas sangat berdasarkan sudut pandang suatu nilai atau norma tertentu. Sehingga setiap kelompok masyarakat dapat mendifinisikan suatu fenomena menjadi potensi atau masalah dapat berbeda-beda baik pada masa sekarang dan yang akan datang. Sudut pandang tidak akan sama dank unci untuk menyejajarkanya dalah dengan berdiskusi. Contoh kasus perbedaan sudut pandang dapat pembangunan wilayah adalah persepsi pembangunan bandara kulonprogo. Apakah itu menjadi potensi ekonomi, masalah lingkungan, tergantung siapa yang bersuara.

Hubungan antara masalah, sasaran, dan tujuan

Page 9: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Untuk menyelesaikan suatu masalah harus dibentuk suatu tujuan yang memiliki berbagai sasaran. Adapun sasaran-sasaran yang disusun harus jelas dan berupa standar kondisi yang lebih baik.

Tujuan analisis masalah Tahap penyususnan pohon masalah

SESI 2 09.45 – 11.15Kegiatan = GamesPemateri/pembicara = Bpk. Deva SawastoTema = Permasalahan komoditas lokalIsi =

MasalahSasaranTujuan

Page 10: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Presentasi 1Menganalisis Pohon Masalah

Diskusi1. Bagaimana agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan

permasalahannyaMemilih mengatasi masalah dengan permodelan (perencanaan kebijakan)

Masalah SolusiKet : Penentuan solusi untuk setiap permasalahan berbeda – beda caranya.

SESI 3 11.15 – 12.45Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =SESI 4 13.45 – 15.15Kegiatan = Pemateri/pembicara =

Cari masalah yang paling diprioritaskan dan yang paling berdampak banyak dan serius

(lebih baik berdebat panjang di awal, namun mencapai keputusan yang benar – benar mufakat

Inti Masalah

Penyebab

Sopir tidak hati – hati Kondisi Mesin Tidak Baik Mesin sudah tua

Tidak ada pemeliharaan terus menerus Kondisi jalan tidak baik

Page 11: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Tema =Isi =

SESI 5 15.30 – 17.00Kegiatan = PresentasiPemateri/pembicara = Bpk. Deva SawastoTema = Permasalahan komoditas lokalIsi =

Presentasi 1Oleh kelompok pikacu mengenai “Wisata Alam Bukit Menoreh”Pelaku utama yang mengelola berbagai obyek wisata yang ada di Bukit Menoreh disebut “Pok Darwis”. Manajemen pariwisata yang dilakukan komunitas masyarakat tersebut antara pengelolaan dan pengadaan sarana prasarana, pertunjukan, event, atraksi, publikasi, dll. Pelaku kedua adalah pemerintah daerah yang memberikan berbagai regulasi pengelolaan dan kepemilikan sebagai upaya mitigasi konflik yang dalam istilah jawa disebut rebutan. Pelaku ketiga adalah swasta yang berperan dalam penanaman modal dan mitra kerjasama yang lain. Pelaku keempat adalah para seniman yang menyediakan berbagai ruang kreasii pengembangan budaya dan kreatifitas. Dalam pengembanganya, wadah ini akan menjadi destinasi industry kreatif.Adapun produk atau komoditas lain yang sedang dikembangkan di Kulon Progo adalah Kopi Menoreh, Teh Suroloyo, cinderamata (batik, sablon, manik-manik), hotel, angkutan, dan masih banyak lagi.Akibat globalisasi, pariwisata di daerah ini menjadi sangay maju dengan kenaikan pengunjung mencapai 800% pada tahun 2012. Hal ini memberikan keuntungan secara material terhadap masyarakat setempat dan juga pemerintah.*Detail presentasi ada di file presentasi peserta

Presentasi 2Oleh kelompok Agropolitan mengenai “Agrowisata”

Page 12: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Adapun sector pertnian atau “agro” yang dikembangkan di Kabupaten Sleman ini merupakan pertanian terpadu yang terdiri dari pertanian pangan, peternakan, dan perikanan. Komoditas pertanian yang paling terkenal adalah buah salak pondoh. Pelaku yang terlibat cukup kompleks yaitu petani, perguruan tinggi, pemerintah daerah, swasta, dan tengkulak/pedagang.

FactMayoritas

Petani menjual komoditas pertanian tanpa pengolahan pasca panen

*Detail presentasi ada di file presentasi peserta Presentasi 3

Oleh kelompok Nawacita mengenai industry kreatif – pembuatan animasiModal utama industry ini aadalah skill animator berupa kreatifitas. Hal ini juga didukung perlatan seperti computer dengan kapasaitas tinggi, peralatan rekaman seperti kamera dan recorder. Keluaran industri ini sudah cukup banyak dan terkenal hingga mancanegara. Adapaun yang dapat dinikmati masyarakat dalam negri antaralain “sopo jarwo” dan beberapa karton di MNC-TV.Globalisasi memberikan dampak baik terhadap perluasan pasar animasi asal Cimahi ini. Hampir setiap tahun nya diadakan exhibition yang memamerkan hasil karya animator Cimahi untuk menjaring investasi baik dari dalam maupun luar negri. Dampak buruknya, persaingan dengan animator luar negri yang didukung perkembangan teknologi lebih tinggi semakin terasa kian tahunya.*Detail presentasi ada di file presentasi peserta

Presentasi 4Oleh kelompok Legit Manis mengenai KopiDampak positif globalisasi adalah komoditas kopi yang menembus skala internasional. Kopi yang di produksi memiliki bermacam-macam jenis dan khasiat seperti kopi lanang yang dapat meningkatkan vitalitas pria. Dampak negatifnya adalah hilangnya

Page 13: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

brand lokal karena di ekspor secara mentah atau tanpa pengolahan dan pengemasan secara lanjut. Tidak seperti Kopi Vietnam yang sangat terkenal meskipun mungkin asalnya bukan dari Vietnam. Potensi tambahan selain biji kopi adalah kulit kopi diolah menjadi komoditas baru. Yang perlu ditingkatkan adalah dukungan dari pihak luar atau selain masyarakat seperti pemerintah khususnya Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perindustrian, serta secara umum investor dan NGO.

Presentasi 5Oleh Kelompok Bono mengenai Pariwisata SejarahSejarah Indonesia dimuali denagn ebrbagai cerita kekuasaan baik dari kerajaan Nusantara hingga kolonialisme. Pada masa kolonialisme pembangunan yang lebih maju diterapkan diberbagai pusat kegiatan Nusantaara. Pusat kegiatan pertanian dilengkapi sarana prasarana yang mendukung kegiatan bercocok tanam dan distribusi seperti bendungan, gorong-goorong, selokan, jaringan jalan, dan jaringan rel kereta api. Pusat perkotaan ditata sesuai fungsi dan juga kepemilikan. Fungsi pemerintahan dan fungsi vital lainya diletakkan di pusat kota dengan tatanan yang sangat indah. Fungsi perumahan diletakkan sesuai ras yang memiliki dengan desain sesuai ras yang menempati. Adanya pembedaan ras pada lingkungan tempat tinggal menimbulkan kesan desain arsitektural yang unik. Beberapa kawasan tersebut masih berdiri dengan kondisi yang mirip pada jaman dahulu. Hal ini menjadi sangat menarik di era modernisasi ini sehingga menarik minat wisatawan domestic untuk berwisata di kawasan ini.

Page 14: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI IIIRabu 24 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30Kegiatan = MateriPemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSPTema = PEL Dalam Konteks Pembangunan DaerahIsi =

Materi yang disampaikan mencakup

Kerangka dasar pembangunan di Indonesia Konsep dan prinsip LERD Isu-isu strategis pembangunan daerah LERD dalam konteks pembangunan daerah

Beberapa catatan terkait materi tersebut antara lain : Swasta umumnya merencanakan tidak sesuai dengan arah

kebijakan daerah, dengan sudut pandangnya adalah kementrian. Padahal pembangunan ekonomi daerah adalah tanggung jawab daerah yang bersangkutan

Definisi PEL Kata kunci : mengoptimalkan sumber daya lokal,

melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat Definisi tersebut tidak mewakili kementrian.

Konsep dasar LERD Pemerintah ptidak punya asset, yang punya asset adalah

daerah. Pemerintah hanya sebagai pengelola Apa tujuan dikembangkannya BUMN dan BUMD? Instrument

untuk menyejahterakan masyarakat Masalahnya bukan di peraturan perundangannya,

namun pelaksanaannya Tujuan dan Sasaran

Problem utama: variasi ketersediaan kesempatan kerja

Page 15: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Tanggapan: masyarakat mindsetnya sebatas proyek, ilmu atau pengalaman yang diberikan. Yang salah pemerintah atau masyarakat? Terkadang perubahan jaman SBY ke Jokowi. Kesinambungan program jadi tidak optimal. Antar kementrian tidak ada koordinasi, apalagi di daerah? Desentralisasi tidak utuh. Antara kemauan pusat dengan kondisi lapangan tidak sesuai, menyebabkan ketidak sinkronisasi antar pusat dan daerah? Kembali lagi, semua tergantung niat

Paradigm baru pengembangan ekonomi lokal Fokus PEL Dimensi PEL Secara spasial dapat dipelajari dari pergerakan barang dan jasa

yang mengikuti. Daerah yang todak mengalami pergerakan akan menjadi simpul atau konsentrasi dari kegiatan ekonomi/distribusi

SESI 2 09.45 – 11.15Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =

SESI 3 11.15 – 12.45Kegiatan = PresentasiPemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSPTema = Latihan 1 - 4Isi = Analisis pohon masalah / analisis kesempatanUntuk mengatasi sebuah masalah dapat ditentukan dengan menganalisis pohon masalah.

Untuk memulainya analisis kondisi, potensi, maupun masalahanya terlebih dahulu.1. Tuliskan masalah inti dengan bahasa yang benar.2. Sebuah masalah adalah kondisi negatif.3. Sebuah masalah bukan ketiadaan solusi.

Page 16: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

4. Sebuah masalah adalah masalah yang ada, bukan yang mungkin atau yang akan terjadi.

5. Analisis inti masalah Siapkan daftar hal yang menyebabkan terjadinya masalah inti. Siapkan daftar hal yang menjadi efek akibat terjadinya

masalah. Siapkan sebuah diagram dalam bentuk pohon.

1. Penyebab adalah akarnya.2. Efek adalah cabangnya.3. Lihat kembali diagram sebagai suatu kesatuan utuh, verifikasi

validitas dan kelengkapannya. Hubungan antara sasaran, masalah, dan tujuan

1. Sasaran berhubungan dengan misi organisasi.2. Apa yang seharusnya dicapai oleh organisasi.3. Masalah berarti sesuatu yang mungkin salah dalam mencapai

tujuan. 4. Jadi harus lebih menyadari seperti apa seharusnya performasi

suatu organisasi.5. Ini yang disebut sebagai legitimasi area masalah.

Tujuan dari analisis masalah1. Definisi yang jelas tentang masalah. 2. Analis sebab terjadinya masalah.3. Analisis pengaruh yang disebabkan oleh masalah.4. Melihat keseluruhan masalah dengan struktur yang lebih jelas.

SESI 4 13.45 – 15.15Kegiatan = Teleconference dengan BAPPENASPemateri/pembicara = Direktorat Pedesaan BAPPENASTema = Business EnvironmentIsi =Teleconference dimulai pukul 14.10 WIBMateri yang disampaikan terkait Business Environment

Bagaimana membuat perekonomian lokal lebih berkembang?

Page 17: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Aspek Fiskal ekonomi lokal Aspek hukum dan peran kelembagaan

M4P Kegiatan yang bersifat ekonomi lokal dan public Ekonomi lokal : memiliki banyak definisi, keyword: bagaimana

membuat suatu kerjasama atau suatu sinergi antar stakeholders di komunitas yang mendorong kinerja sumber daya lokal dengan optimal

90% produksi Gambir dihasilkan di Indonesia (gambir : gula jawa/gula aren)

FEDEP Forum stakeholderjawa tengah dengan alokasi biaya operasional 50 jt tiap bulannya dengan adanya fedep rasa krastrpercayaan antar … dapat menjadi lebih solid

Enabling environment iklim usaha mempengaruhi kinerja bisnis tersebut

Terkait dengan bagaimana meningkatkan ekonomi lokal Pasar adalah tempat bertemunya supply dan demand, mekanisme

pasar tidak terjadi karena supporting functionnya tidak tersedia pangsa pasar: ketika harga lada diproduksi menurun tapi harganya

juga menurun karena dikendalikan oleh cukong Permasalahan lain di Indonesia yaitu input tidak kontinyu,

menyebabkan supply dan demand tidak terjadi. Sementara itu, pembeli dan penjual tidak memiliki akses how to solve problem, terkait kualitas produk

mengapa secara makro bagus namun mikro tidak? Meskipun masalah dan kendala dapat teridentifikasi, namun seringkali alurnya berantakan dan terhambat, sehingga tidak memiliki akses ke sumber solusi

raw material produk akhir Bagaimana cara mengurangi transaction cost?

Melalui efisiensi produksi pembangunan BUMN atau BUMD Mekanisme pasar tidak terjadi karena infrastruktur yaitu terkait

biaya angkut dan biaya transportasi

SESI 5 15.30 – 17.00

Page 18: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =

Page 19: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI IVKamis 25 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = Site VisitPEMBIMBING = Bpk. Retno WidodoTEMA = LERD PerkotaanLOKASI = InstansiSESI 2 09.45 – 11.15KEGIATAN = Site VisitPEMBIMBING = Bpk. Retno WidodoTEMA = LERD PerkotaanLOKASI = InstansiSESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = Site VisitPEMBIMBING = Bpk. Retno WidodoTEMA = LERD PerkotaanLOKASI = Kawasan KrebetSESI 4 13.45 – 15.15KEGIATAN = Site VisitPEMBIMBING = Bpk. Retno WidodoTEMA = LERD PerkotaanLOKASI = Kawasan KrebetSESI 5 15.30 – 17.00KEGIATAN = Site VisitPEMBIMBING = Bpk. Retno WidodoTEMA = LERD PerkotaanLOKASI = Pasar Seni Gabusan

Page 20: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI VJumat, 26 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30Kegiatan = Penyampaian MateriPemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph.DTema = Rancangan Implementasi Perencanaan Strategis LERDIsi = Materi yang disampaikan berkaitan dengan implementasi dan monev

dalam siklus project/program. Mengapa DIPERLUKAN :

1. Desain proyek yang baik dan step by step2. Deskripsi proyek yang objektif 3. Proyek yang dapat dievaluasi 4. Ketidakpastian dibuat eksplisit 5. Penyajian informasi yang komprehensif secara singkat

Hirarkhi Tujuan Proyek (DEFINISI)1. Input adalah aktivitas dan sumberdaya yang dikelola oleh proyek

untuk menghasilan output, atau kegiatan atau sumberdaya yang dikerahkan oleh proyek untuk mencapai output atau hasil tertentu. Apat yang dikerjakan oleh proyek ?

2. Output adalah sesuatu yang dihasilkan dari pengelolaan dan pengerahan input berupa sumberdaya dan aktivitas, atau hasil dari proyek: barang, jasa atau fasilitas yang diberikan proyek kepada kelompok sasaran. Apa yang diberikan proyek kepada kelompok sasaran ?

3. Purpose adalah sesuatu yang dihasilkan dengan direalisasikannya output tertentu. Bisa berupa kondisi baru, kapasitas atau kualitas baru yang dicapai ketika target group mengadopsi atau memanfaatkan output program atau proyek. Apakah sajakah hal yang berbeda yang dilakukan oleh kelompok sasaran melalui adopsi atau memanfaatkan output program/proyek? Beberapa set output yang secara simultan diharapkan menghasilkan purpose.

Page 21: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

4. Goal adalah tujuan pembangunan yang lebih luas yang sebagian pencapaiannya diperoleh melalui proyek ini dan sebagian lainnya dicapai oleh proyek-proyek yang berbeda, dapat dikatakan keuntungan yang diharapkan penerima manfaat dari proyek. Apa yang diperoleh target group?

Objectively Verifiable Indicators (OVI)1. Hubungan antara Goal, Purpose, Output dan Input seringkali

dipahami secara berbeda-beda

2. Indikator diperlukan untuk mengukur hasil 3. Indikator mengindikasikan sukses tidaknya proyek secara objektif

Empat ciri indikator yang baik Mengukur apa yang penting; petani atau petani kecil? Alat ukur harus berhubungan erat dengan yang diukur (plausible)

Jumlah kredit untuk petani kecil atau jumlah kredit total Bertarget kuantitas, kualitas dan waktu pencapaian Independen satu indikator hanya dapat dipakai sekali dalam level

tertentu Syarat penyusunan indikator smart Spesific: jelas, sehingga tidak membuka kemungkinan

interpretasi yang berbeda Measurable: Dapat diukur secara objektif, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif Achievable: Realistis , dapat di capai Rational: bisa dipahami keterkaitan dengan tujuan, bisa dihitung

untung ruginya, Timebound: ada kerangka waktu implementasi dan pencapainya

SESI 2 09.45 – 11.15Kegiatan = Penyampaian MateriPemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSPTema = Rancangan Implementasi Perencanaan Strategis LERDIsi =

Page 22: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Materi yang disampaikan berkaitan dengan implementasi dan monev dalam siklus project/program

Dalam pelaksanaan, hanya bisa dituntut untuk melaksanakan dengan baik, namun tidak dapat dituntut hasilnya harus baik. Meskipun perencanaan kurang tepat, hasilnya belum tentu kurang. Semua tergantung bagaimana implementasi atau pelaksanaannya berjalan

Contoh : pembangunan pasar Hasil pelaksanaan sangat ditentukan oleh perencanaan. Saat

implementasi asumsi yang digunakan adalah rencananya tepat dan baik

Seperti apa pelaksanaan yang baik?

Untuk dapat melaksanakan perencanaan yang baik Pelaksanaan dapat mengikuti pedoman Alurnya adalah kebijakan – program – kegiatan – sasaran dan

tujuan kegiatan

Implementasi produk rencana publik

Pemerintah mempunyai hak untuk mengatur, menguasai sumber daya, yang menyangkut hajat hidup orang banyak

Syarat efektivitas suatu organisasi : right man in the right place : serahkan pada ahlinya

Sebagian besar pemda masi menganut ‘PGS’ Pelaksanaan yang baik, organisasi yang baik, manajemen

bagaimana seorang pemimpin dapat menunjuk orang yang tepat

Langkah-langkah

Penguatan organisasi yang terlibat dalam pengembangan komoditi Tips for effective plan formulation/implementation (paton 1987)

Identify real problem (mengetahui perilakunya) Merencanakan yang dapat terimplementasi, harus clear Simple, jelas

Page 23: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Menyertakan factor politik dalam analisis Perlu perlindungan Terdapat 8 aspek yang harus diperhatikan

SESI 3 11.15 – 12.45Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =

SESI 4 13.45 – 15.15Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =

SESI 5 15.30 – 17.00Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =

Page 24: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI VISenin, 29 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = MateriPEMATERI =Bpk. Sani RoychansyahTEMA = Monitoring dan EvaluasiISI =

Paparan kelancaran monev di beberapa daerahMonev sudah berlangsung lancar di Sulawesi Utara dimana SKPD melaksanakan monev secara internal dengan tahapan yang jelas dan cepat. Kemudian dilanjutkan secara eksternal oleh pihak lain. Hal ini didukung penggunaan teknologi di kalangan pemerintahan.

Paparan kendala monev di beberapa daerah1. Pelaku monev berbeda dengan pelaksana (apakah sudah

efektif?)2. Pelaksana monev memiliki standar yang berbeda (cenderung

lebih tinggi)Hal ini memberikan kesan pelaksanaan program yang buruk padahal terlaksana dengan baik. Kerancuan juga mengakibatkan program yang sudah terlaksana diulang kembali.

3. Kurang koordinasi antara pelaku monev dengan SKPD4. Evaluasi oleh pihak luar seringkali hanya focus pada kegiatan

yang merupakan penjabaran suatu program. Hal ini mengakibatkan pengulangan program pada beberapa dokumen kebijakan sehingga program tersebut terulang-ulang.

Bagan monitoring dan evaluasi pada perencanaan

Page 25: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

SESI 2 09.45 – 11.15KEGIATAN = MateriPEMATERI = Bpk. Robby Kususmaharta (pengusaha dan aktivis)TEMA = Pengembangan Jaringan Pasar (Studi Kasus Gedangsari – Gunung Kidul)ISI = Analisa potensi daerah, pull factor, dan push factor percepatan ekonomi

Diskusi sebagai pengantar dengan topik keberadaan taksi di Bandara AdisuciptoBagaimanakah sector informal tersebut menjadi lumrah dan formal di kalangan pelaku ekonomi kawasan bandara?Bagaimanakah pengaturan harga yang ditawarkan oleh sopir taksi kepada calon penumpang dari dalam dan luar kota?Bagaimanakah tanggapan pemerintah sebagai penyedia sarana prasarana transportasi umum terhadap fenomena ini yang merupakan efek keterjangkauan fasilitas umum?

Desa Gedangsari Gunung KidulSecara umum desa ini merupakan desa dengan angka kemiskinan yang tinggi. Ketenagakerjaan di desa ini dibagi menjadi petani, buruh tani, peternak, buruh harian lepas, pedagang, pengangguran, dan sebagian kecil lainya merupakan PNS. Hampir seluruh buruh harian lepas merupakan pekerja pabrik di Wonosari dan beberapa daerah di luar Kabupaten Gunung Kidul. Kondisi ini diperburuk oleh kualitas pednidikan masyarakat yang masih rendah yaitu rata-rata

Visi Misi (mengandung analisis lingkungan secara eksternal dan eksternalIsu-isu Strategis (penjabaaran analisis lingkungan) Perumusan TujuanPenyusunan ProgramRencana Anggaran dan Kegiatan

Page 26: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

tamat SD dan SMP saja. Namun, Tuhan memberikan berkah dengan kekayaan alam yang luar biasa. Kecamatan yang terletak di jalur wisata pantai dan dekat dengan bibir pantai ini memiliki pemandangan yang cukup menawan. Berangkat dari paparan di atas, Bpk. Robbby dan teamnya bertekad untuk mengantaskan permasalahan ekonomi dengan memaksimalkan sumberdaya lokal yang dapat digali. Tidak hanyak sumberdaya alam namun sumberdaya manusia sebagai subyek pembangunan juga menjadi focus utama.

Melihat potensi daerahSetelah melakukan observasi, Bpk. Robby dan team memutuskan untuk melakukan percepatan ekonomi melalui industry kreatif kerajinan batik dan pariwisata. Hal ini dilandasi oleh hampir 500 orang warga setempat bekerja di pabrik batik yang terletak di luar Kabupaten. Para pekerja tersebut harus menyewa kos di tempat kerjanya atau berkomuter dengan jarak lebih dari 20km. Namun, skill yang mereka miliki sangat baik dan mampu bersaing baik itu dalam segi batik tulis ataupun batik cap.

Peran stakeholder dalam percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah

Konsep good relation di atas diterapkan oleh Bpk. Robby dan team dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Desa Gedangsari. Konsep di atas menjadi komponen factor pendorong percepatan ekonomi.

Page 27: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Dalam prakteknya, Bpk. Robby sebagai inisiator dan aktivis koperasi di DIY juga menerapkan sistem koperasi di Desa Gedangsari setelah beberapa bulan perjalanan industry kerajinan batik desa tersebut. Sistem koperasi yang diterapkan diperbarui (upgrade) agar lebih relevan dengan kondisi masyarakat setempat.

Perbaikan kualitas sumberdaya lokal1. Supply bahan baku

Salah satu permasalahan kegiatan produksi atau factor produksi selain modal (capital) adalah bahan baku. Kualitas bahan baku menjadi factor utama kualitas hasil produksi sedangkan harga bahan baku menjadi factor utama harga hasil produksi. Kain batik yang baik dikenal masyarakat luas sebagai kain yang ber merk tertentu. Namun, merk tertentu tersebut memiliki harga pasar yang cukup tinggi apabila tidak dibeli dengan skala besar atau telah memiliki relasi yang baik sebelumnya. Harga tinggi tersebut juga dipicu nilai tambah yang terjadi pada saat perpindahan tangan. Dalam kasus ini, Bpk, Robby dan team mencoba menjembatani produsen kain batik merk tertentu denganwarga setempat.

2. Penekanan biaya produksiSelain menekan harga bahan baku, Bpk. Robby dan team juga menekan biaya pewarnaan sekaligus menciptakan ciri khas dengan cara pengembangan pewarnaan alami. Cara ini diperoleh dari inisiasi warga setempat yang didukung ketersediaan sumberdaya alam.

3. Sertifikasi pembatik sebagai tenaga kerjaSertifikasi pembatik merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan dengan perguruan tinggi yaitu Universitas Gadjah Mada. Hal ini dirasa penting karena batik sebagai warisan budaya yang dihasilkan warga Gedangsari diharapkan tidak hanya indah tapi juga penuh makna.

4. Pemagangan

Page 28: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Pemagangan dilakukan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busana dan Batik di lokasi industry batik Desa Gedangsari. Jurusan yang ada di SMK sekitar kecamatan Gedangsari juga disesuaikan dengan kegiatan industry kain batik di kecamatan ini.

Upaya di atas merupakan factor penarik dalam percepatan ekonomi Kecamatan Gedangsari. Factor ini menjadi sangat penting dalam percepatan ekonomi dari bawah yaitu dari awal mula program tertentu diciptakan.

Mengatasi kemiskinanMengatasi kemiskinan tak hanya sebatas memberi

makan!!!! Mengatasi kemiskinan adalah meningkatkan daya saing masyarakat

dimana masyarakat akan tergerak untuk produktif, untuk menjadi lebih apabila dibandingkan dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan. Setelah meningkatkan daya saing, maka daya beli juga harus ditingkatkan agar dapat memutar roda perekonomian. Dalam kasus daya beli, peningkatan yang ada tidak hanya dalam sector pangan namun juga jasa dan property.

SESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = MateriPEMATERI = Bpk. Robby Kususmaharta (pengusaha dan aktivis)TEMA = Pengembangan Jaringan Pasar (Studi Kasus Gedangsari – Gunung Kidul)ISI =

Diskusi Kasus Ekspor IndonesiaBeberapa produk dalam negri harus ditarik ke negara Singapura terlebih dahulu agar bisa terdistribusi ke seluruh dunia. Hal ini terkait standarisasi mutu barang dan persepsi penerima barang. Namun, hal ini dapat ditekan dengan adanya standarisasi mutu

Page 29: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

yang jelas di tingkat produksi lokal dan dengan pembangunan relasi secara bilateral atau bahkan multirateral.Contoh kasus yang manarik adalah permasalahan ekspor gula semut di kulonprogo. Gula Semut Kulonprogo merupakan salah satu gula semut terbaik di dunia. Komoditas ini telah mendapat hati masyarakat eropa sehingga mendapatkan kepercayaan lebih dari negara Jerman untuk mengimpor gula semut dalam skala yang besar. Namun hal ini terkendala ijin sertifikasi suatu badan sertifikasi organic yang tak kunjung ditangani. Akibatnya beberapa produsen harus mengurangi jumlah produksi yang berdampak buruk pada perekonomian masyarakatnya. Di sini, pemerintah atau SKPD terkait harus lebih sensitive menjalankan peranya sehingga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Keunggulan komparatif dan kompetitif 5 Harta Yogyakarta yang Diakui Dunia

1. Seni (pesona batik, wayang, kerajinan tangan, interior)2. Pendidikan (sebagai kota pendidikan di Indonesia dengan ratusan

perguruan tinggi, sekolah menengah, pesantren, dan lembaga penelitian lainya)

3. Culture and Heritage (pesona Kraton dan kawasan cagar budayanya seperti Kota Gede, Kota Baru, dan Candi Prambanan)

4. Religion and Spirituality (pesona grebek dan masih banyak lagi)5. Natural beauty (pesona pantai, pegununga, persawahan, gua,

dan lain-lain) 4 keunggulan Batik Joga

Keunggulan ini tidak dimiliki dengan baik oleh pesaing besar Indonesia seperti China, Malaysia, Thailand, dan 2 negara lainya. Keunggulan tersebut adalah,1. Batik yang eksis di Keraton sebagai sistem politik yang khas di

Yogyakarta. Kekuatan politis ini memberikan kesan sacral dan kuatnya karakter batik yang ada.

Page 30: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

2. Kurikulum pendidikan yang memasukan batik sebagai muatan lokal. Hal ini tidak hanya diterapkan di Jogja tetapi juga di beberapa daerah Provinsi Jawa Tengah.

3. Warna alam sebagai beauty and identity. Warna alam yang dimiliki Jogaa sangat bervariasi dan didukung dengan ketersediaan bahan baku warna alam yang memadai.

4. Reaserch di kalangan perguruan tinggi yang menguatkan karakter batik secara ilmiah.

SESI 4 13.45 – 15.15KEGIATAN = Site VisitPEMATERI = Ibu. Wiwik (Founder Dagadu)TEMA = Pengembangan Ekonomi LokalISI = Kreatifitas dan kerjasama dalam membangun usaha

SESI 5 15.30 – 17.00KEGIATAN = Site VisitPEMATERI = Ibu. Wiwik (Founder Dagadu)TEMA = Pengembangan Ekonomi LokalISI = Pemberdayaan masyarakat lokal vs keuntungan lebih

Page 31: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI VIISelasa 30 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = Kunjungan InstansiPENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. SuryantoTEMA = LERD Wilayah PedesaanLOKASI = Desa DukunSESI 2 09.45 – 11.15KEGIATAN = Kunjungan InstansiPENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. SuryantoTEMA = LERD Wilayah PedesaanLOKASI = Desa DukunSESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = Kunjungan InstansiPENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. SuryantoTEMA = LERD Wilayah PedesaanLOKASI = Desa DukunSESI 4 13.45 – 15.15KEGIATAN = Kunjungan InstansiPENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. SuryantoTEMA = LERD Wilayah PedesaanLOKASI = Hortimart, AmbarawaSESI 5 15.30 – 17.00KEGIATAN = Kunjungan InstansiPENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. SuryantoTEMA = LERD Wilayah PedesaanLOKASI = Hortimart, Ambarawa

Page 32: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI VIIIRabu 31 Agustus 2016

SESI 1 08.00 – 09.30Kegiatan = Diskusi KelompokPemateri = Doddy Aditya Iskandar, ST., MOP., Ph.D &Prof. Bakti Setiawan, MA. Ph.DTema = Latihan 5: Brainstorming desain kluster PELIsi = Diskusi dan pengerjaanSESI 2 09.45 – 11.15Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =Isi =SESI 3 11.15 – 12.45Kegiatan = Diskusi KelompokPemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph. Dr. Ir. Suryanto, MSPTema = Penyusunan KKLIsi = Diskusi Kelompok, pengerjaan, dan konsultasi dengan pembimbing

SESI 4 13.45 – 15.15Kegiatan = Diskusi KelompokPemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph. Dr. Ir. Suryanto, MSPTema = Penyusunan KKLIsi = Diskusi Kelompok, pengerjaan, dan konsultasi dengan pembimbing

SESI 5 15.30 – 17.00Kegiatan =Pemateri/pembicara =Tema =

Page 33: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

Isi =

Page 34: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI IXKamis, 1 September 2016

SESI 1 08.00 – 09.30KEGIATAN = Studio PEMATERI = Bpk. DoddyTEMA = Diskusi kelompokISI = Penyusunan action plan secara berkelompokSESI 2 09.45 – 11.15KEGIATAN = Studio PEMATERI = Bpk. DoddyTEMA = Diskusi kelompokISI = Penyusunan action plan secara berkelompokSESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)PEMATERI = Bpk. DoddyTEMA = Diskusi kelompokISI = Penyusunan action plan secara berkelompokSESI 4 13.45 – 15.15KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)PEMATERI = Bpk. Retno Widodo dan Bpk. SuryantoTEMA = Diskusi kelompokISI = Penyusunan action plan secara berkelompokSESI 5 15.30 – 17.00KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)PEMATERI = Bpk. DoddyTEMA = Diskusi kelompokISI = Penyusunan action plan secara berkelompok

Page 35: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

NOTULENSI HARI XJumat, 2 September 2016

SESI 1 08.00 – 09.30Kegiatan = Persiapan PresentasiPemateri = Dr. Ir. Suryanto,MSP., Doddy Aditya Iskandar,ST.,MCP.,Ph.d, Ir. Sutrisno, MESTema =Isi =SESI 2 09.45 – 11.15Kegiatan = Presentasi dan PenutupPemateri = Dr. Ir. Suryanto,MSP., Doddy Aditya Iskandar,ST.,MCP.,Ph.d, Ir. Sutrisno, MESTema =Isi =Studi kasus: Turi, Sleman

Visi : sejahtera, mandiri, budaya, dan terintegrasi Misi : focus pada peningkatan kualitas hidup dan masyarakat Prioritas pembangunan: sector unggulan menuju kemandirian

hingga 2020 Penyumbang PDRB terbesar di sleman adalah perdagangan, hotel Destinasi wisata di sleman : agrowisata turi, merapi Kondisi eksisting : pengembangan yang akan dilakukan Permasalahan : belum optimalnya atraksi, pengelolaan, pelayanan,

pemasaran, ruang kreatif, SDM Tujuan: berkembangnya budidaya salak pondoh, peningkatan

populasi dan produksi susu kambing, peningkatan jumlah industry penyerapan tenaga kerja

Meningkatnya kualitas SDM Sudah ada bakpia salak, manisan salak, namun blm ada brand Indicator: Data PDRB, peningkatan kualitas SDM, pend

SESI 3 11.15 – 12.45KEGIATAN = Presentasi Hasil Studio

Page 36: NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)

PEMATERI = Bpk. Doddy TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)ISI = SESI 4 13.45 – 15.15KEGIATAN = Presentasi Hasil StudioPEMATERI = Bpk. Doddy TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)ISI = SESI 5 15.30 – 17.00KEGIATAN = Presentasi Hasil StudioPEMATERI = Bpk. Doddy TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)ISI =