23
Ibu, Tamparlah Mulut Anakmu Sekelumit Catatan Harian @Emha Ainun Nadjib Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Cetakan Pertama, Januari 2000 Cetakan Kedua, Maret 2000 ISBN 979-9010-09-8 Kata Pengantar: D. Zawawi Imron Penyunting: Mathori A Elwa Disain Cover & Gambar: Wenk Mohan Pra-cetak: Sigit-Brodin-Fajar Penerbit Zaituna Dk. IX tamantirto kasihan Bantul Yogyakarta Tromol Pos 10 Kasihan Bantul Yogyakarta Telp./Fax 0274-376574 email: [email protected] home page: http://www.padhang-mbulan.web.id Distributor: CV Adipura Jl. Mangunegaran Kidul No. 8 Yogyakata 55131 Telp. 0274-373019 Daftar Isi Kabar dari Redaksi—5 Ibunda di Mata Cak Nun (Sebuah Pengantar: D. Zawawi Imron)—19 Daftar Isi—35 Iftitah: (Sajak) Ibunda—39 1. Anakmu Belum Juga Sembuh, Bu—47 2. Do’a Ibu tak Pernah Ganti—53 3. Pertolongan Allah Tidaklah untuk Ditunggu, tapi untuk Dikerjakan—57 4. Agar Pantas Menjadi Penghuni Do’a Ibu—61 5. Ibu, tamparlah Mulut Anakmu—65 6. Anakmu Risih kepada Embel-embelnya—69 7. Bendunglah Mulut Anakmu—73 8. Bekerja itu Memproduksi Tenaga—77 9. Inilah Anak-anakmu yang Hina—81 10. Besar dan Kecil, Permainan Apa, Bu?—85 11. Kebanggan untuk Menjadi Kecil—89 12. Ilmu Pengetahuan hanya Sebilah Pisau—93 13. Ilmu Pengetahuan dan Tindakan Nyata—97 14. Ajaran tentang Kesamaan—103 15. “Apa tho Nak, Emansipasi itu?”—107 16. Bergurulah kepada Kebersahajaan—111 17. Perampok, Perlawanan, Dendam—115 18. Syukur, Ibu Menjadi Rakyat—119 19. Fakir di Hadapan Allah—123 20. Ibu, Kelupaslah Topeng Anak-anakmu Supaya mengerti Islam— 129 Khatimah: (Sajak) Ibunda—135 Kamus—139

Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

  • Upload
    ebook

  • View
    1.983

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Judul: Ibu Tamparlah Mulut Anakmu, Penulis: Emha Ainun Nadjib

Citation preview

Page 1: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Ibu, Tamparlah Mulut AnakmuSekelumit Catatan Harian

@Emha Ainun NadjibHak cipta dilindungi undang-undang

All right reserved

Cetakan Pertama, Januari 2000Cetakan Kedua, Maret 2000

ISBN 979-9010-09-8

Kata Pengantar: D. Zawawi ImronPenyunting: Mathori A Elwa

Disain Cover & Gambar: Wenk MohanPra-cetak: Sigit-Brodin-Fajar

Penerbit ZaitunaDk. IX tamantirto kasihan Bantul YogyakartaTromol Pos 10 Kasihan Bantul Yogyakarta

Telp./Fax 0274-376574email: [email protected]

home page: http://www.padhang-mbulan.web.id

Distributor:CV Adipura

Jl. Mangunegaran Kidul No. 8Yogyakata 55131 Telp. 0274-373019

Daftar Isi

Kabar dari Redaksi—5Ibunda di Mata Cak Nun (SebuahPengantar: D. Zawawi Imron)—19Daftar Isi—35Iftitah: (Sajak) Ibunda—39

1. Anakmu Belum Juga Sembuh, Bu—472. Do’a Ibu tak Pernah Ganti—533. Pertolongan Allah Tidaklah untuk Ditunggu, tapi untuk

Dikerjakan—574. Agar Pantas Menjadi Penghuni Do’a Ibu—615. Ibu, tamparlah Mulut Anakmu—656. Anakmu Risih kepada Embel-embelnya—697. Bendunglah Mulut Anakmu—738. Bekerja itu Memproduksi Tenaga—779. Inilah Anak-anakmu yang Hina—8110. Besar dan Kecil, Permainan Apa, Bu?—8511. Kebanggan untuk Menjadi Kecil—8912. Ilmu Pengetahuan hanya Sebilah Pisau—9313. Ilmu Pengetahuan dan Tindakan Nyata—9714. Ajaran tentang Kesamaan—10315. “Apa tho Nak, Emansipasi itu?”—10716. Bergurulah kepada Kebersahajaan—11117. Perampok, Perlawanan, Dendam—11518. Syukur, Ibu Menjadi Rakyat—11919. Fakir di Hadapan Allah—12320. Ibu, Kelupaslah Topeng Anak-anakmu Supaya mengerti Islam—

129

Khatimah: (Sajak) Ibunda—135Kamus—139

Page 2: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Iftitah:Ibunda

Ibumu adalahIbunda darah dagingmuTundukkan mukamuBungkukkan badanmuRaih punggung tangan beliauCiumlah dalam-dalamHiruplah wewangian cintanyaDan rasukkan ke dalam kalbumuAgar menjadi jimat bagi rizkidan kebahagiaanmu

Tanah air adalah Ibunda alammuLepaskan alas kaki keangkuhanmuAgar setiap pori-pori kulitmu menghirup zat kimia kasih sayangnyaSentuhkan keningmu padahamparan debuReguklah air murni darikandungan kalbunyaKarena Ibunda tanah airmu itulah pasal pertama setiap kata ilmu dan lembar pembangunan hidupmu

Rakyat adalah Ibunda sejarahmuRakyat bukan bawahanmu,melainkan atasanmuJangan kau tengok mereka ke bawah kakimu, karena justru engkau adalah alas kaki mereka yang bertugas melindungi kaki mereka dari luka-lukaRakyat bukan anak buahmuyang engkau berhakmenyuruh-nyuruh dan mengawasi

Rakyat adalah Tuanmu,yang di genggaman tangannya terletak hitam putih nasibmudi hadapan mata Tuhan

Rakyat adalahIbunda yang menyayangimuTakutlah kepada air matanya, karena jika Ibunda menangis karena engkau tusuk perasaannya,Tuhan akan mengubah peranNya dari Sang Penabur Kasih Sayangmenjadi Sang Pengancam,Sang Penyiksa yang maha dahsyatIbunda darahmuIbunda tanah airmuIbunda rakyatmuAdalah sumber nafkahmu,kunci kesejahteraanmu serta mata air kebahagiaan hidupmu

Pejamkanlah mata,rasakan kedekatan cintanyaSebab ketika itu Tuhan sendiri yang mengalir dalam kehangatan darahnyaKalau Ibunda membelai rambutmuKalau Ibunda mengusap keningmu,memijiti kakimuNikmatilah dengan syukurdan batin yang bersujudKarena sesungguhnya Allah sendiri yang hadir dan maujudKalau dari tempat yang jauh engkau kangen kepada ibundaKalau dari tempat yang jauh ibunda kangen kepada engkau,

dendangkanlah nyanyian puji-puji untuk Tuhanmu

Page 3: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Karena setiap bunyikerinduan hatimu adalahSebaris lagu cinta Allah kepada segala ciptaanNya

Kalau engkau menangisIbundamu yang meneteskan air mataDan Tuhan yang akan mengusapnyaKalau engkau bersedihIbundamu yang kesakitanDan Tuhan yang menyiapkanhiburan-hiburan

Menangislah banyak-banyakuntuk IbundamuDan jangan bikin satu kalipunIbumu menangis karenamuKecuali engkau punya keberanianuntuk membuatTuhan naik pitam kepada hidupmukalau ibundamu menangis,para Malaikat menjelma jadi butiran- butiran air matanyaDan cahaya yang memancar dari airmata ibunda membuat para malaikat itu silaudan marah kepadamuDan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala menutup pintu sorga bagimuIbu kandungmu adalahibunda kehidupanmuJangan sakiti hatinya, karena ibundamu akan senantiasa memaafkanmuTetapi setiap permaafan ibundamu atas setiap kesalahanmu akan digenggam erat-erat oleh para malaikat untuk

mereka usulkan kepada Tuhan agar

dijadikan kayu bakar nerakamu

Rakyat negerimu adalahibunda sejarahmuDemi nasibmu sendiri janganpernah injak kepala merekaDemi keselamatanmu sendiri jangancuri makanan merekaDemi kemashlahatan anak cucumu sendiri jangan pernah hisap darah merekaJangan pernah rampok tanah merekaSebab engkau tidak bisa menangatas Ibundamu sendiriDan ibundamu tidak pernahingin mengalahkanmuSebab pemerintahmu tidak akanbisa menang atas rakyatmuSebab rakyatmulahibunda yang melahirkanmuSerta ia pulalah yang nanti akanmenguburkanmu sambil menangis,karena ia tidak menjadi bahagiaoleh deritamukarena ibu sejarahmu itutidak bergembira oleh kejatuhanmu

Ibundamu,tanah airmu,rakyatmuTak akan pernah bisa engkau kalahkanEngkau merasa menang sehari semalamEsok pagi engkau tumbangSementara Ibundamu,tanah airmu, rakyatmuTetap tegak di singgasana kemuliaan

Emha Ainun NadjibSenin, 15.12.1992

Page 4: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Anakmu Belum Juga Sembuh, Bu

19.8.1985, 07.12Anakmu Belum Juga Sembuh, Bu.

Qul in-dlalaltu fa-innama adlillu‘ala nafsi, a-inihtadaitu fa-bima yuhailayya rabbi, innahu sami’un qarib.Allahumma-j’al qalbi nur, wa-sami’i

nur, wa-bashari nur, wa-lisani nur, wa-yadayya nur, wa-rijlayya nur, wa jami’a

jawarihi nur, ya nurul anwar.

Semoga mendiang Ayah menyaksikananaknya menuliskan beratus rasa

dosanya ini, yang ia mulai pada hariulang tahun wafatnya yang kedua belas.

Semoga jika tulisan anaknya initernyata mengandung dosa yang baru,

tak menghambat perjuangannya didepan gerbang Allah. Semoga tegar dancerahlah jiwanya di dalam menempuhproses cinta kasih-Nya yang kedua, takberkurang oleh anaknya yang lamban

untuk menjadi shaleh seperti yangsecara amat mendalam selalu dicita-

citakannya.

Anakmu Belum Juga Sembuh, Bu.

untuk apa ia mengembara seperti oranggila sekian lama? menabung cemas,

kekacauan, syubhat di sekitarkeadannya, tuduhan dan pertanyaanyang barangkali tak terjawab hingga

kapan pun?

Anakmu dikepung rasa sia-sia, rasabersalah, rasa amat kotor, rasa banyak

bacot, rasa tak berbuat—dan Ibu dudukabadi di hadapan jiwaku, dengansenyum yang bagai tak tertang-

gungkan.

Mustinya anakmu bertugas menulisbuku, dan ia telah tuangkan rangka

beserta judul-judulnya yang seram. Tapibegitu jijik ia kepada dirinya sendiri.

Untuk apa semua reka-reka intelektualitu, sesudah sekian ratus tulisan

berakhir sebagai tulisan itu sendiri?Buat apa ia melesat begitu tinggi ke

langit-langit pikirannya, untuk kemudi-an kaget ketika menatap sekelilingnya,

dan meludah tatkala menemukanwajahnya sendiri d kaca? Apa arti

semua kesibukan menggebu-gebu ini,sesudah rangkaian demi rangkaian

kembang berangkat luruh oleh karenatak ada potdan ladang? Sesudah sekianaransemen lagu gagal memasuki iramamusik zaman yang dengan besar kepala

hendak diubahnya?

Mungkin anakmu terlalu mendalammelukisi fantasi sorgawinya, sehinggagagal memijakkan kaki secara utuh diatas tanah kehidupan yang bersahaja.Mungkin anakmu terlalu perduli ter-haap kekecewaannya atas dunia yangberlangsung tidak seperti yang dike-

hendakinya, padahal siapa tahu itu taklebih dari kekecewaannya terhadapdirinya sendiri. Mungkin anakmu

sedang kehabisan kepercayaan tehadapdirinya sendiri.

Page 5: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Ibu, Ibu, lihatlah anakmu ternyatahanya seekor anak ayam.

Seekor anak ayamyang ciap-ciap kedinginan.pantas awet sakit jiwanya.

Apakah ia akan mati beku, Bu?Tapi biarkan ia belajar mandi.

Cinta adalah rem, pembijak,pengarif, yang terkadang nikmat

terkadang sakit bagi kemungkinanpembunuhan atau permusuhanyang dipotensialkan oleh ilmupedang. Ini berlaku pada skala

manapun. Di kesempitan pergau-lan sehari-hari hinga di keluasan

peradaban. (EAN)

Doa Ibutak Pernah Ganti

19.8.1985, 00.36

Ibu, engkau duduk di hadapanku.Ibu tak bisa mati dalam hidupku.

Sampai larut malam usia wadagkunanti, Ibu memanggang cintaku.

Pandangan mata Ibu tak menagihapapun. Tapi aku akan menyicil bayar-an demi bayaran, dalam perdagangan

dengan Tuhan yang aneh.

Doa Ibu tak pernah ganti. “Allahperkenankan dan kurung anakku dalamijaah-Mu untuk berdiri membela kaum

fakir miskin. Allah, istaqim aladi,tegakkan kaki anakku. Allah nawwirqalbuhu, cahayai hatinya. Allah pe-lihara imannya. Isikan tawakkal dan

sabar di dadanya. Allah penjaga waktudan ruang. Allah pengangon hari danmalam. Alladzi la tudrikuhul-abshar

wa-huwa yudrikul-abshar. Allah yangtak terlihat, yang melihat, yang me-nyediakan segala hal tak terduga....”

Doa Ibu mengangkat tanganku untukmenampar mukaku sendiri yang hina.Doa Ibu lugu dan sungguh-sungguh.Ibu tak tahu slogan, dan manusia tak

bisa menyelenggarakan pameranapapun di hadapan Tuhan. Doa Ibu

memantulkan hidup Ibu. Kata-kata ibumemproyeksikan keringat Ibu.

Page 6: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Ibu duduk di hadapanku. Desa kita dandunia berkecamuk di antara kita.

Airmuka Ibu selalu bertanya apakahanak-anak Ibu bukan beberapa lembar

daun kering yang melayang-layangdisebul angin. anak-anak Ibu harus

menjawab, dan anak-anak Ibu belummakin mampu untuk menjawab.

Kita semua ini tidak bisaberharap apa-apa kepada dunia,tidak bisa berharap apa-apa ter-

hadap negara, tidak bisa berharapapa-apa pada Parpol, tidak bisa

berharap apa-apa kepada Pemilu,tidak bisa berharap apapun sajayang lemah-lemah di dunia ini.Tidak berarti saya mentidakkan

semua yang di atas, tetapi keter-gantungan kita yang utama hanya

kepada Allah Swt. dan kepadasyafaat Rasulullah Saw. (EAN)

Pertolongan AllahTidaklah untuk

Ditunggu, tapi untukDikerjakan

20.8.1985,6.50.

Ibu, anak-anak Ibu mensyukurikebelummampuan itu, dengan cara

mengadilinya, di hadapan Ibu.Anak-anak Ibu harus tahu bagaimanamempermalukan dirinya sendiri, me-natap kegagalannya, kemunafikannya

serta kebelumberartiannya.

Wa-nuridu an-namuna ‘alal-ladinatudl’ifu fil-ardl, wa-naj’aluhumu-l-waritsun.

Dan Kami menolong orang-orang yangdilemahkan, menjadikan mereka se-

bagai pemimpin dan pewaris.

Tidak ada pembela kaum fakir miskin,kecuali dirinya sendiri. Ibu, anak-anak

Ibu adalah bagian dari kaum yangdilemahkan hampir secara apapun oleh

suatu susunan kekuatan yang mem-belakangi Allah. namun Ibu telah

mengajari dengan seluruh teladan usiakehidupan Ibu, bahwa pertolongan

Allah tidaklah untuk ditunggu, melain-kan untuk dikerjakan. Anak-anak Ibu

juga tak akan menjadi pemimpin.Aimmah dan waritsun adalah seluruhkaum fakir, apabila mereka berusahamenabung kekuatan untuk memimpindan mewarisi kedaulatan Allah atas

bumi dan kehidupan.Ibu, engkau duduk di hadapanku. Ibu

Page 7: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

engkau bersungguh-sungguh dengansemua itu. Anak-anak Ibu pun ber-

sungguh-sungguh, tapi kesungguhankami cacat. Ibu mengisi hari dengansembilan amal dan sebiji qaul. Anak-anak ibu sebaliknya, bersibuk dengantumpahan kata yang amber, meneng-

gelamkan jumlah dan makna kerja yanghanya sekelumit.

Dan kini, untuk mengacari wajah yangpenuh huruf ini, anak Ibu tetap juga

memerlukan ribuan kalimat lain sepertisampah yang pawai menggerunjal di

sungai.

Tuhan menyediakan naluri danbenih akhlaq untuk saling berbagi,saling menyejahterakan. manusiadianugerahi bakat untuk merasa-kan nikmat dalam berjamaah. Tak

ada manusia yang aslinya sanggupmerasa tentram jika di sisinya adasaudaranya yang kelaparan, ataumampu tidak gelisah jika di depanmatanya ada siapapun yang me-ngalami luka penderitaan. (EAN)

Agar pantas MenjadiPenghuni Doa Ibu

20.8.1985, 13.11

Tak ada cara lain buat hari ini, Bu,sebelum anakmu mengakhiri perannyasebagai gelandangan mbambung gila dieropa dan kembali ke desa mencopot

sepatu.

Namun anakmu berharap cacatnyaboleh sedikit berkurang, karena kutulis-kan semua ini di hadapan Ibu. Denganbegitu aku memperoleh kesempatanuntuk memojokkan diri. Di hadapanIbu anakmu tak bisa berbohong, takbisa menaburi pikiran-pikirannya

dengan kembang-kembang, tak bisabercerai dari realitas yang kita

pijak, tak bisa mengumbar kemulukan-mulukan pikiran yang tak

memperdulikan apa habl dan hikmah-nya terhadap kaki menggeremat darikehidupan. di hadapan Ibu anakmutidak bisa mengambil posisi sebagaiseniman, budayawan, ilmiawan, atauapapun yang biasanya mempersyarat-kan suatu jarak tertentu dari kenya-

taan; dan biasanya pula gagalmenghindarkan tidak terkontrolnya

abstraksi-abstraksi oleh bumikenyataan. Posisi dan jarak itu hanyaanakmu perlukan sebagai suatu cara

memandang yang kadangkaladiperlukan.

Selebihnya anak Ibu tahu, kata-kata

Page 8: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

tidak merdeka dari perbuatan, muluttidak steril dari manusia si empunya,

ide tidak otonom dari sikap, pemikiranbukan centelan kelopak bunga plastikdi pot mentalitas. anak-anak Ibu harus

mengadili sejarah hidupnya untukbertanggungjawab terhadap etika kaffah

itu, setidaknya agar mereka pantasmenjadi penghuni dari doa-doa Ibu.

Kewajaran matahari adalahmenerangi dengan adanya dan

menggelapkan dengan tiadanya.kewajaran angin adalah menafasidan melemparkan. Kewajaran airadalah meminumi dan meneng-gelamkan. Kewajaran manusiaadalah kesetiaan berjuang me-

manage dan mengadilkan takarancahaya matahari agar menye-

hatkan, takaran kendali angin agarmenyamankan, takaran luas tanahagar menyeimbangkan, serta ta-karan nyala api agar mematang-

kan. (EAN)

Ibu, TamparlahMulut Anak-anakmu

20.8.1985,00.51

Ibu, engkau duduk di hadapanku.Ibu jadilah hakim yang syadid, yang

besi, bagi anak-anakmu.

Jika kutulis ini sebagai buku netral,pengadilan akan empuk. Setiap kata

dari beribu bahasa bisa dipakai untukmementaskan kepalsuan. seratus ahlipenyusun kalimat bisa memproduksipuluhan atau ratusan ribu rangkaian

kata yang bebas dari kenyataan dan daridiri penyusunnya sendiri.

Kebebasan itu bisa sekedar berupaketerlepasan kicauan intelektual dari

dunia empiris, tapi bisa jugamerupakan kesenjangan antara sema-ngat ilmu—yang di antara keduanya

membentang kemunafikan, in-konsistensi atau bentuk-bentuk

kelamisan lainnya.

Syair tidak bertanya kepada penyairnya.Ilmu tidak menguak ilmiawannya.

Pembicaraan tidak menuntutpembicaranya. Tulisan tidak meminta

bukti hidup penulisnya. Ide tidakkembali kepada para pelontarnya.

Ibu yang duduk di hadapanku, iniadalah kritik anak-anakmu sendiri.Allah melaknat orang yang mencariilmu untuk ilmu. Al-‘ilmu lil-‘ilmi.

Page 9: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Ilmu menjadi batu, dan para pencariilmu menyembah bau-batu, berhala-

berhala yang membeku di perpustakaandan pusat-pusat dokumentasi serta

informasi.

betapa penting dokumentasi, tetapiilmu tidak dipersembahkan kepada

museum apapun, melainkan kepada apayang bisa dikerjakan hari ini oleh para

penulis di lapangan, bukan dikahyangan.

Ibu, tamparlah mulut anak-anakmu.

Orang yang bertahun-tahunmempelajari mana yang benar danmana yang salah dalam kehidupan,

tidak dijamin memiliki kebenaranmental untuk mengemukakan

sesuatu hal itu benar dan sesuatuhal itu salah. Tinggi dan luasnya

Ilmu pengetahuan seorang cende-kiawan tidak menjanjikan jaminanmoral. Artinya, dari kenyataan itutercermin ketidaktahuan kemanu-

siaan. Di dalam diri seseorangtidak terdapat keterkaitan positifantara, pengetahuan, ilmu, men-

talitas dan moralitas. (EAN)

Anakmurisih kepada

Embel-embelnya

20.8.1985,06.50

Ibu, mungkin saja nakmu di-hinggapi oleh rasa bersalah intelektual

yang berlebihan. Tapi justru di hadapanIbu anakmu memperoleh ruang yang

lebih bebas untuk mengemukakansudut-sudut pandang seperti ini dalam

memandang dan mengucapkan segala sesuatu.

Anakmu merasa banyak—dari caraberpikir—yang ingin ia kemukakan

akan nampak sepihak dan sangatfanatik membiaskan suatu perasaan

subjektif sebuah lapisan masyarakat.

Ia tentu saja nampak sepihak, karenatak lain ia memang merefleksikan

sebuah pihak. Bahkan ia adalah bagiandari pihak itu sendiri, yang selama inikedudukannya hanya diamati, ditelan-

jangi dan disorong kesana kemari tanpapernah bersuara. Apa yang disebutperasaan subjektif sebuah lapisan

masyarakat itu justru apa yang hari iniseharusnya tampil. Bukan ditampilkan,

tapi menampilkan diri—ketika paraahli tarik suara lebih sibuk melihat-

lihat dan mengucapkan penglihatannyaitu dari sudutnya.

Ibu, lihatlah anakmu pun sibuk beter-bangan di angkasa. Anakmu marginal.

Anakmu bertarung di dalam dirinya

Page 10: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

sendiri. Anakmu malu semalu-malu-nya. Anakmu risih kepada dirinya

sendiri, kepada sayap-sayapnya, embel-embelnya. Ibu makin rajinlah berdoasupaya anak-anakmu pantas mengga-bungkan diri ke dalam cita-cita doa

Ibu. Ibu, anak-anakmu sudahmeletakkan sukma mereka di kaki Ibuyang pecah-pecah penuh tanah becekdesa, tapi bantulah meraih kembali

anggota-anggota badan mereka yangtercecer dan bertaburan di udara. Ibu,tariklah kami lebih dekat ke pihakmu.

Ibu peluklah lebih erat, genggammasukkan ke cinta kasih sosialmu.

Pandanglah sekeliling Anda,pakailah seribu mata, seribu

cara pandang, seribu kerangkateori, seribu kepekaan, dan

kecenderungan agar Anda me-ngetahui bahwa masih banyak

dimensi yang baik pada dimensimanusia. (EAN)

BendunglahMulut Anakmu

20.8.1985,16.00

Ibu, bendunglah mulut anakmuyang terlalu banyak jual jamu dengan

katakata yang tidak terdapat padakebiasaan bahasa berpikir Ibu serta

semua teangga kita di desa.

Ibu, tegurlah dengan kebersahajaanmuagar anakmu membatasi untuk ikut

memeriahkan kemewahan yangdipentaskan di atas kertas-kertas necis

buku-buku, koran dan majalah,makalah-makalah seminar, atau yangdisodorkan di dalam berbagai pawaikefasihan intelektual di kelas-kelas,

ruang konperensi, hotel, kantor, villa,atau auditorium universitas.

Anakmu insyaallah tahu menghargaisemua kesibukan itu, tapi anakmu

sedang mengusap busa-busa mulutnya.Segala yang dibicarakannya dan

ditulisnya seolah terasa kental merasukikisruh sejarah ummat manusia—

termasuk yang berlangsung di desakita. Tapi dari sisi lain sesungguhnya

antara pembicaraan itu dengan keadaantetangga-tetangga kita, kurang saling

tahu menahu.

Kalau ada satu dua butir padi buahanakmu yang sempat berguna, biarlah

ia berguna tanpa kita harusmengingatnya. Yang anakmu kini

sedang lakukan ialah membuktikan

Page 11: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

kepada Ibu kehinaan dankerendahannya. Ibu, inilah anakmu

yang sampai hari ini belum lebih suksesdari sekedar membangun beberapa

tumpuk keangkuhan pikiran.

Hidup ini “bejana berhu-bungan“, secara ruang dan

waktu, jatah dan keseimbanganmerupakan tradisi penciptaan

Allah. Sedetik kebaikan dan se-zarrah keburukan selalu mem-peroleh penyeimbang-Nya. Se-

orang yang dirugikan akanmemperoleh ganti rugi. Se-orang yang merugikan akan’ditarik pajak’ oleh hukum

kehidupan . (EAN)

Bekerja ituMemproduksi Tenaga

20.8.19.85,01.15.

Ibu, anakmu bukan berpejam mataterhadap betapa penting perkembangan

pemikiran-pemikiran.Anakmu belum segila itu.

Tapi ia merasa terlibat di dalambelum berhasilnya manusia memfung-sikan ilmu pengetahuan untuk berpacu

melawan laju kebobrokan.Anakmu memusatkan omongannya ini

pada ironi yang anakmu sandangsendiri. Ibu, kami sibuk

merumus-rumuskan keadaan, menitidan menggambar peta masalah,

mengucapkan dan mengumumkannya.Pengumuman itu mandeg sebagaipengumuman. tulisan mengabdi

kepada dirinya sendiri.

Sedangkan Ibu, hampir tanpa kata,berada di dalam peta itu, menjawabnya

dengan tangan, kaki dan keringat.

Kami menghabiskan hari demi hariuntuk mengeja gejala, dengan susah

payah berusaha menjelaskan kepada dirisendiri, sampai akhirnya kelelahan,

lungkrah dan ngantuk—Ibu pula yangdengan tekun memijiti tubuh kami.

Ibu tak kehabisan tenaga. Apakah Ibumenyewanya langsung dari Tuhan?

Ya, Bu. Bekerja itu memproduksi

Page 12: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

tenaga. Berpikir, yang hanaya berpikir,selalu menciptakan keletihan, yang

belum tentu ada gunanya.

Manusia hendaknya tahu diri,belajar bertawadlu’ dan mencobamengenali rahasia-rahasia firman-

Nya, atau yang alau memakaibahasa keduniaan manusia; me-ngenali retorika dan diplomasi-Nya. Jangan sekali-kali kita ter-

jebak dalam kandungan dan mem-bayangkan allah memiliki ke-

pentingan atas kehidupan dansegala pekerjaan kita . (EAN)

Inilah Anak-anakmuyang Hina

21.8.1985,08.24.

Ibu menghidupi kerja-kerja kecil,kami menggelembungkan pikiran-

pikiran besar. kaki ibu yang telanjangberjalan menapaki jalanan desa yang

blethok, menyingkirkan batu-batuuntuk dijadikan pagar atau tembok.

kami terbang ke angkasa—denganbiaya amat mahal. waktu yang berulur-

ulur dan hiasan sayap yang warna-warni—sambil mata silau oleh cahaya

matahari, menengok ke bawah,menyimpulkan perlunya memijakkan

kaki di tanah jalanana hidup, merancangbagaimana taktik dan strategi yangterbaik untuk menyingkirkan batu-

batu, memproduktifkannya untuk mem-bangun pagar atau tembok.

Pelaksanaannya, kami pasrahkan kepadahari esok, karena tenaga dan waktukami sendiri lebih bermanfaat bagi

sesuatu yang lain.

kami memikirkan, sambil diangi olehsubsidi dan biaya proyek. Ibu menger-jakannya dengan dibiayai oleh Tuhanata entah siapa. kami mendiskusikan,

menseminarkan, mengasumsi, menyim-pulkan, mendokumentasikan. Ibu

melakukannya. Ibu melakukan tanpapernah mendengar atau apalagi mema-

hami segala isi diskusi demi diskusiyang selalu harus berkepanjangan dan

Page 13: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

mengulang-ulang. Ibu melakukannya,persis seperti yang akhirnya dianjurkan

oleh diskusi itu. Ibu melakukannya,sejak jauh sebelum terselenggara

diskusi-diskusi itu.

Anak-anak Ibu kulakan tema-temabesar, mungkin karena terpaksa melari-

kan diri dari kegagalan mengerjakanhal-hal kecil. Ya. Inilah anak-anakmuyang hina, Bu. gagal bersilaturahmidengan lingkar-lingkar kecil dari ke-hidupan, kemudian malah melompat

memasuki kancah kisaran besar sejarah.Anak-anak yang membutuhkan waktu

begitu panjang untuk proses sedikittahu diri.

Banyak orang yang menyangkakaum yang beribadah memerlukanpenghormatan dari semua manu-sia, padahal penghormatan atau

karomah yang sejati dan ber-manfaat dunia akhirat itu hanyayang berasal dari Allah Swt. be-

laka . (EAN)

Besar dan Kecil,Permainan Apa, Bu?

21.8.1985,02.20.

Besar dan kecil. Besar kecil.permainan apa sesungguhnya itu, Bu?

Ibu mengerjakan besar dan kecil hanyaberlaku bagi kedudukan antara Tuhan

dan manusia. Selebihnya kata besar dankecil kita pakai hanya sebagai bahasa,

tidak sebagai hakekat.Namun anak-anakmu meniup balon-balon besar untuk menyembunyikan

kekecilannya—tidak di hadapan Allah--melainkan di hadapan manusia atausesuatu lainnya. Anak-anakmu belummemerdekakan dirinya dari struktur

kasta besar kecil yang menapasi hampirsemua segi perhubungan antara ma-

nusia.Sungguh, di hadapan Ibu anakmuharus bertanya dengan perasaanmendalam, kenapa belum bisa

dihindarkan berlangsungnya tatananyang demikian keras membedakan

antara yang kecil dengan yang besar?Orang derajat kecil orang derajat besar?

Ekonomi kecil ekonomi besar? Ke-sudraan sosial kecil kepriyaian sosial

besar? Serdadu ilmu kecil dan ksatriyailmu besar? Rendah diri dan besar kepala?

Pertanyaan itu harus dipelihara sepertimenjaga mutiara hati kecil yang tak

pernah terlihatdan amat jarangdisadari. Pertanyaan itu menyimpan

cita-cita yang tidak masuk akal, namun

Page 14: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

lebih tak masuk akal lagi apabila kitamembatalkannya sebagai cita-cita.Pertanyaan itu harus disirami ke-

suburannya, seperti kita diam-diam takpernah melepaskan nurani yang tera-

mat lembut, meskipun ia menjadibahan tertawaan di tengah kesibukanpasar, di riuh lalulintas yang pusing

kepala. ‘

kita tidak perlu menjadi nabiuntuk menanganpanjangi kete-rangan Allah yang selama ini

diremehkan orang. “Siapa bersyu-kur akan kutambahkan rahmat-Ku, siapa ingkar akan kusiksa

sedahsyat-dahsyatnya.“ Kita tidakharus beridentitas Rasul untuk

mengabarkan rasa takut kepada-Nya yang menegaskan “Afahasib-

tum annama khalaqnakum ‘‘abatsa.“ (kalian pikir Kuciptakan

semua ini untuk iseng-iseng?). (EAN)

Kebanggaan untukMenjadi Kecil

22.8.1985.5.54.

Ibu, putra sang kecil dilahirkanbuat mendendam kekecilannya dan

merintis kebesaran, dalam suatu pahamtentang kecil dan besar yang dinapas-kan secara feodal dan diskriminatif.Kecil dan besar tak lagi terpeliharauntuk tetap mampu mengucapkan

kesamaan, oleh karena sejarah men-didik serigala untuk memakan ayam.

Ibu di hadapanku, jika ada permatawarisan paling berharga yang pernah Ibu

tanamkan dalam jiwa anak-anakmu,maka itu adalah penolakan atas ke-

besaran serigala, serta kebanggan untukmenjadi kecil di dalam susunan kasta

yang harus disikapi.

Setiap yang kecil didorong untukmenyongsong dan memasuki kancahbesar. Pertama, karena yang besarlah

memang alamat dari segalaperlawanan. Kemudian yang besar

pulalah arena yang paling tepat dan amanbuat bergabung. Segala kata yang necis,perjuangan, perubahan, perkembangan,cita-cita, kemakmuran, kebahagiaan danhari depan, ditaruh di lingkaran besar.Ketika kemudian hujan turun dengan

lebatnya, lunturlah segala gincukenecisan itu, tinggal kata kosong. Sebabyang besar—dalam pengertian itu—hanya

bisa dipentaskan dengan perangkat-

Page 15: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

perangkat kongkret kekuasaan, dengansenapan dan struktur kepunggawaan.

Putra sang kecil dipacu untuk menjadibesar. Menjadi besar bukanlah

mengupayakan prestasi kemanusiaandalam kaitannya dengan harkat hidup.

Menjadi besar tidak menjadi kecil,meleset dari kekecilan, melepaskan diridari yang kecil, mengatasi, menguasai

dan mengangkangi yang kecil.Berlangsung tahun demi tahun dalam

sejarah di mana sekolah, yangmembesarkan anak-anak kecil, adalah

perahu yang berguna untukmeninggalkan masyarakat, adalah tangga

yang bermanfaat untuk memanjat kesuatu tingkat di atas pundak rakyat.

Menjadi besar ialah kesulitan untuk tidakmeninggalkan yang kecil.

Ujian utama Allah ialah matapelajaran uang.Uang itu adalah ketas ujian,meskipun tidak berarti bahwadunia membutuhkan sebanyakmungkin pengemis dan orangmiskin, agar makin banyak pulajumlah kaum sufi yang menjadimatang sesudah mempetualangiujian. (EAN)

Ilmu PengetahuanHanya Sebilah Pisau

22.8.1985, 17. 54.

Ibu, orang sudah sangat terbiasadengan kenyataan itu, sehingga kurang

bisa menyadari lagi.

Namun anak-anakmu turutbertanggungjawab apabila orangmengatakan: ilmu pengetahuan

semakin tinggi, manusia semakinpandai, tapi itu tak harus berarti bahwakehidupan semakin sehat dan permai.

Aneh Bu. kepandaian seolah-olahmeruapakan suatu dosa, ketika denganke-makin-pandai-an itu manusia tidak

dengan sendirinya mampumembengkeli kehidupan ini untuk

menjadi kendaraan sejarah yang lebihnyaman bagi penumpang-

penumpangnya.Satu-satunya yang bisa meringankan

tanggungjawab ialah kenyataan bahwaanak-anakmu tak semakin ikut pandai,

meskipun bisa dikemukakan bahwasikap ilmu pengetahuan yang kini

makin tinggi itu terlepas atau melepas-kan diri dari kewenangan soal

kesehatan kehidupan masyarakat,kepermaian dan kebaikannya.

Ilmu pengetahuan hanya sebialh pisau.Soal sehat dan baiknya kehidupan

masyarakat ditentukan oleh sifat hasratpenggunaan pisau itu.

Ketika sistem pendidikan dan

Page 16: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

kampanye-kampanye pembangunanmengkinasihkan ilmu pengetahuan danmenganaktirikan asah-asih-asuh hasratbaik, sejarah pasti dipermalukan olehironi antara megahnya ilmu penge-tahuan dengan busuknya bau borokkehidupan. Lebih ironis lagi apabila

ilmu pengetahuan hanya mampumenjumpai dirinya di dalam simbola-

simbola formal, sekolahan, buku-buku,perpustakaan, isyarat-isyarat social

budaya yang disebut intelektual. Duniaintelektual bisa hanya menjadi bahasaperdewaan modern, yang memonopolikasta keilmuan, dan oleh karena itu ia

memiskinkan dirinya sendiri.

Dunia keilmuan bisa menjadi minyakbagi air melimpah pengetahuan yangdikandung oleh hasrat dan kerja baikkemasyarakatan. Jarak antara minyak

dan air tidak hanya merupakanjarak antara teori dan praktek, antara

kata dan realitas, antara meja danmedan, antara pembayangan dan

lapangan; tapi ia juga bisa menawarkansuatu sosok sejarah yang sama sekaliberbeda dengan yang dicita-citakan,ketika pisau ilmu pengetahuan yangamat tajamitu tergenggam di tangan

hasrat tak baik kemanusiaan.Anak-anak Ibu berlindung kepada

Allah dari ‘ilmun la yanfa’. Dari ilmutak bermanfaat. Apalagi dari ilmu yangdimudlaratkan, pisau yang ditikamkan.

Ilmu Pengetahuandan Tindakan Nyata

22.8.1985, 23. 48.

Ibu hampir tak pernahmengajarkan ilmu pengetahuan

apapun—seperti yang kini dikenalsecara gencar oleh dunia—kepada anak-

anakmu.

Ibu memacu, memberi contoh danmenarik tangan anak-anak Ibu untuk

memelihara hasrat baik tanpa istirahat.Ilmu pengetahuan tak susah dicari.Tapi membina hasrat baik, niat-niat

sosialitas, gairah kemasyarakatan—ditengah dunia yang teus menatar

bagaimana hidup mentang-mentang—adalah pekerjaan yang tak bisa

dibandingkan dengan membaca seratusbuku tebal. Orang-orang yang diguyur

hujan rejeki akan makin jauh darikeinginan mendirikan pagar, orang-

orang yang terpepet dan terpojok akankarib dengan hasrat mencuri.

Ibu tak mungkin bisa berceramahkepada anak-anakmu tehnik

komunikasi dan teori penyadaranrakyat seperti anak-anakmu selalu

casciscus di mana-mana; siapapun tahubahasa Indonesia Ibu tak lebih baikdisbanding Pak Harto. Ibu hanyamenyeret anak-anak Ibu,berjalankeliling desa, bertemu, menabung

tawashau bilhaq wa-tawashau bishabr,

Page 17: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

ngobrol di dapur dengan Ibu demi Ibudi seantero desa.

Bertanya apakah masih punya rukuhuntuk sembahyang. Merundingkan

apakah Ibu-ibu tertentu tak bermaksudmembantu penghasilan suaminya

dengan usaha ekonomi kecil-kecilanyang modalnya nanti bisa dirundingbersama. Merembugkan apakah di

antara para penguyang tak dibutuhkansemacam perkumpulan yang bisa saling

menolong dan menguatkan, atauapakah parapetani kecil tidak butuh

kumpul-kumpul siapa tahu bisamerancang paguyuban yang merajutkekuatan lidi-lidi tercecer di antaramereka. Ibu juga membuka pintu

rumah selebar-lebarnya bagi semua Ibu-ibu untuk menyicil usaha-usaha

keagamaan, sosial budaya dan ekonomi.

Ibu menekuni kegiatan-kegiatan kecildan bersahaja, yang anak-anakmu gagalmemperhatikannya untuk waktu yang

tak pendek.Ibu menekuninya, tanpa suatu

kompleks untuk minta dianggap bahayang kecil itu mengandung kebesaran,bahwa kuantitas mini itu mengandung

kualitas maksi. Juga di luar ukuranbahwa yang besar itu superior atas yangkecil, atau justru yang kecil it menjadiistimewa disbanding yang besar. Ibumelakukan sesuatu tidak untuk meng-

gilirkan pemeran kecil menjadi pe-meran besar, atau supaya yang kalahmenjadi menang dan yang menang

menjadi kalah.

Anak-anakmu mengerti, Ibu, bahwaapabila Ibu berdoa Robbi, inni

maghdlubun fantashir, tidaklah untukmemproses dari posisi dikalahkanmenjadi pemenang atas orang lain.

Anak-anakmu mengalami bahwa kalaubagi Ibu kemenangan hanya berada ditangan wewenang Allah, itu bukanlahsemacam pernyataan basa-basi para

Ulama atau igauan naïf nilaikeagamaan di hadapan sejarah yang

menarik picu senapan. Anak-anakmuhapal sehapal-hapalnya baha itu

adalah keyakinan polos Ibu yang tidakhanya bersemayam di manik iman Ibu,

melainkan juga memancar di sinarmata Ibu, mengalir dalam darah serta

menggerakkkan jari-jemari kaki tanganIbu.

Orang terlanjur terlalu jauhmembebaskan diri dari “nerakaorang lain”. Individu direbutsedemikian rupa sampai padataraf setiap orang kaget—bahwasesungguhnya banyak bagian daridirinya yang justru bisa ditemu-kan pada orang-orang lain. (EAN)

Page 18: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Ajaran tentangKesamaan

23.8.1985, 07. 15.

Ibu, rasanya belum ada lelaki sejatidalam keluarga kita kecuali Ibu.

Tapi cara berpikir yang demikian itusalah. Keprigelan, kedinamisan,

progresivitas, bukan disumberi olehkelelakian, sehingga wanita yang

memilikinya akan disebut jantan. Elankepemimpinan disediakan oleh Allahdan tak pernah diniscayakan khusushanya buat lelaki. Hubungan antara

makna dan istilah kejantananmencerminkan budaya superior kaumlelaki atas kaum wanita. Superioritasitu membagi nilai manusia tidak kedalam diferensiasi antara lelaki danwanita, melainkan ke dalam kasta

antara keduanya.Itu adalah kasus besar-kecil yang lain.Maka menjadi tidak penting apakah

Ibu lelaki sejati ataukah wanita sejati.Ukuran kesejatian, menurut Ibu,berdasar hanya daya penyesuaianperilaku manusia terhadap iradah

Allah. Bagaimana manusiamenterjemahkan fitrahnya ke dalam

langkah-langkah tugas hidupnya. Lelakimaupun wanita.

Aneh Bu. Ajaran tentang kesamaanterkadang justru datang dari masa

silam. Datang dari Ibu, yang seolah-

olah merupakan hari kemarin dari bajumodernitas anak-anakmu.

Manusia (dengan kualitaspribadi dan posisi sosial) wajibadalah orang yang sangat ber-manfaat bagi saudara-saudara-nya sesama manusia sampai kekadar yang sangat tinggi, se-hingga jangan sampai manusiasemacam itu tidak ada. (EAN)

Page 19: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

“Apa tho Nak,Emansipasi itu?”

23.8.1985, 13. 00.

Ibu menjaga hasrat baik agar terusmemenuhi desa, berperang melawan

kelapukan akibat tumpahan hujan darikekuatan-kekuatan yang mengatasi

desa kita.

Mungkin sekedar ‘kelas’ rukuh, tapisoalnya ialah kerajinan Ibu untuk

menerobos dan menelusup, di sampingrukuh memang menyediakan rasa tidakaman bagi kemunafikan. Ibu juga majuke Pak Polisi, angkat tangan memotongpidato Pak Pejabat di mimbar, melayani

segala kesulitan pekerjaan birokratisyang bisanya ditangani oleh kaumlelaki, menampung pertengkaran

suami istri-suami istri, membendungigejala saling benci di antara siapapun,mempertanyakan sesuatu kepada Pak-Pak Pamong, tanpa rasa sungkan ataupakewuh seperti yang lazim diketahuisebagai lender teal pembungkus sikap

sosial orang Jawa. Meskipun tohfrekuensi ketidakberesan yang pada

umumnya tumpah dari atas selalu akanbisa mengubur usaha-usaha hasrat baik

Ibu.

Pasti ada ribuan orang di negeri iniyang melakukan seperti yang Ibulakukan. Ratusan kawan-kawan

anakmu juga mampu mengerjakan

berbagai hal yang penuh arti. Tapilihatlah, apa yang lebih bermutu dari

sepak terjang anakmu ini selainmerengek-rengek?

Banyak hal pada kegiatan kaum wanita di desa kita yang membuat segalapembicaraan tentang masyarakat

patrimonial menjadi terasa aneh. Tetapitoh Ibu juga tak bosan-bosan bertanya

kepada anak-anakmu atau kepadakawan-kawan anak-anakmu yang

datang ke desa: “apa tho Nakemansipasi wanita itu?”

Bisakah kita menumbuhkankerendahan hati di balik ke-banggaan-kebanggaan? masihtersediakah ruang di dalam kitadan di akal kita untuk sesekaliberkata kepada diri sendiri, bahwayang bersalah bukan hanya me-reka, bahwa yang melakukan dosabukan hanya ia, tapi juga kita.(EAN)

Page 20: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Bergurulah kepadaKebersahajaan

23.8.1985, 23. 20.

Justru Ibu yang merundingkandengan para jamaah lelaki di langgar

bagaimana lebih ragam mengisikegiatan langgar untuk mengasah iman,

bahkan juga untuk apapun sajarencana-rencana sosial ekonomi dan

budaya.

Musholla disukmai oleh kumpulan rohpara jamaah, sehingga tak pernah ia

sama sekali runtuh sebagai benteng darisegala lalulintas hasrat buruk yang

disembunyi-sembunyikan. Usaha-usahabersama memungkinkan orang untukmenghindarkan saling tak mau tahu

serta membina rasa batas untuk terlalumau tahu di antara tetangga. mendidik

orang saling menyumbangkan per-tolongan, mempersembahkan kontrol

toleransi, rasa sosial, keislaman.

Ibu juga membikin jembatan yanpahenti-hentinya pada kesenjangan antar

firqah, antar golongan dalam Islam,belajar memperlakukan khilafiyah-

khilafiyah kecil tidak membiarkannyaberkembang menjadi sumber konflikpolitis yang toh itu kesibukan orang-

orang di atas.

Kita orang-orang desa kurang pahamkenapa musti mempertengkarkan baju-

baju, kecuali dikondisi untukberpegangan pada slogan-slogan danprasangka tertentu kepada kelompoklain. Orang-orang desa menjadi ekordari binatang besar yang kepalanyasangat jauh berada di kahyangan.

Apabila kepala itu bergerak,mendongak atau meunduk, ekor pun

ikut menggerakkan diri tanpa mengertipesis apa hubungan semua itu dengankeperluan-keperluan nyata mereka didesa. Para pemimpin yang terletak diperut tidak mampu menterjemahkanekor ke kepala dan menterjemahkan

kepala ke ekor.

Orang-orang di kepal khusyu dengankesibukan-kesibukan besar yang orangekor tidak paham dan tak tahu menahu.Orang-orang di ekor ngunngun dalamketidakmengertian, ketidakmenentuan

dan perasaan-perasaan subjektiftersembunyi yang di daerah kepala tak

tersedia peralatan untuk mendengarnya.

Bertahun-tahun akhirnya perhubungananeh kepala-ekor itu berhasil dikurangi

keberlangsungannya di desa kita,meskipun terakhir anakmu menerimasurat anakmu yang lain yang berkabarbahwa dampak gerak kepala itu mulai

menggejalakan konflik-konflikngayawara yang dulu pernah terjadi di

desa.

Tentulah kini Ibu mendapatkan kerjaanbaru yang mengasyikan.

Page 21: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Perampok,Perlawanan, Dendam

24.8.1985, 07. 15.

Itu sekedar contoh dari yang Ibudidikkan, di hadapan anakmu yang

hanya fasih ngomong, yangmenjalankan syariat-rangka saja tak

lengkap, yang melibatkan diri di dalamurusan-urusan besar untuk macet dan

abstrak.

Mungkin rasa malu anakmu ini ber-lebih-lebihan sehingga untuk sementaraia seolah-olah sengaja kurang mampu

menghargai hal-hal besar yang juga takkurang berarti. I’malu ‘ala

makanatikum inni ‘amil. Kerjakan ditempat dan dengan kapasitasmu

masing-masing, akupunmengerjakannya.

Baiklah, tapi anakmu berharap semogaada perlunya rasa malu seperti ini,

sepanjang dipakai untuk memprosesketepatan tempat dan kapasitas yang

anakmu bisa kerjakan.

Atau barangkali kotoran mual perutanakmu naik setingi-tingginya ke

kepala, di tenah teriakan seribu satukata perjuangan dari mulut lingkungankawan-kawan anakmu di Eropa, yangberulangkali disaksikannya itu semua

berujung di sepiring nasi politik pribadidan semangkuk bakso ekonomi perut

sendiri.

Ah, Bu, tak sedikit anak-anakgenerasimu mengibarkan bendera

perlawanan terhadap para perampoknegeri di bawah suatu psikologi

kesejajaran yang berisi rasa cemburutersembunyi untuk ingin juga

memperoleh giliran merampok.

Tanda kedewasaan adalahtercapainya keseimbangan batin dimana akal pikiran bekerja dengan

emosi untuk saling mengontrol danmembenahi proporsinya masing-

masing. (EAN)

Page 22: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Syukur,Ibu Menjadi Rakyat

24.8.1985, 14. 45.

Anak-anakmu sering ngobrolmensyukuri Ibu dulu mogul sekolah dikelas V Madrasah karena Ayah sudah

kebelet mempersunting.

Dengan sedikit minta maaf kepadaTuhan dan Ibu, anak-anakmu ber-alhamdulillah Ibu tak meneruskansekolah, kuliah, mengalahi karierpribadi menjadi anggota DPRD,

mengurusi masalah-masalah besar yangtak pernah mampu diseleseikannya.Syukur Ibu menjadi rakyat, bukanwakil rakyat, yakni si bukan rakyatyang amat jarang sukses mewakili

rakyat. Lebih dari itu, sudah menjadirahasia umum bahwa amat banyakwakil rakyat yang tak bener-bener

paham apa yang sesungguhnya yangterjadi pada rakyat. Padahal wakil

rakyat musti berada dua langkah didepannya: mengerti apa yang

diperjuangkannya, kemudian berani-cancut memperjuangkannya.

Tentulah itu rasa syukur yang agakkurang ajar. Seolah-olah anak-anak Ibubertepuk tangan atas suatu logika yangmenganggap bahwa dengan begitu Ibu

terpotong kemungkinannya untukmengembangkan diri secara maksimal,

menggarap karier pribadi, reputasi,

sebagai putri bangsa serta kemung-kinan-kemungkinan lain untuk menjadi‘orang’ atau ‘orang besar’. Kekurang-ajaran itu bahkan seolah-olah mengan-

jurkan orang untuk lari dari sekolahdan universitas.

Tidak, Bu. Ini hanyalah rasa syukuranak-anakmu bahwa apa yang Ibu

mampu kerjakan di desa sangat jauhmelebihi segala omong besar dan lagak

modern anak-anakmu. Ini juga suaturasa penasaran bahwa pengertiantentang kebesaran dan kekecilan,

tentang reputasi dan karier, tentangkepintaran dan fungsi social, ada

baiknya terus digosok lagi warna burampermukaannya.

La tahtaqir man-dunaka fa-likullisyai’in maziyyah. Jangan remehkan apa

yang tampak berada lebih rendahdarimu, karena segala sesuatu memiliki

kelebihan. Itu pelajaran mahfudlatsekolah dasar, namun tak dijamin

bahwa seorang sarjana mampumenghidupi terjemahan empirisnya.

Anakmu merasa terlibat di dalamsiratan psikologis kaum yang menyebutdiri intelektual, yang sering tanpa sadarmendemonstransikan tindakan angkuh

yahtaqir man dunahum itu.

Page 23: Old Version - Emha Ainun Nadjib - Ibu Tamparlah Mulut Anakmu

Fakirdi Hadapan Allah

24.8.1985, 23. 50.

Ibu, anak-anakmu bergurau—kalauumpamanya Ibu menjadi seorang tokoh,daerah atau nasional, bisa jadi Ibu akanhanya berhenti sebagai hiasan dinding,keris genggaman penduduk kampung

halaman, nama Ibu dikembangbibirkandan disembah-sembah tanpa sesuatu-pun yang jelas yang Ibu bisa kerjakan

bagi para tetangga kita.

Diketik ulang dan di-PDF-kan (di-ebook-kan) olehFaishal Himawan Emkai

(Mahasiswa Semester V Program Khusus Tafsir Hadis Fak. Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya)

0856 4572 [email protected]

http://emha2indonesia.multiply.com/

NB:1- Ebook ini belum lengkap (masih ada beberapa halaman yang belum

diketik) dan belum sempurna (masih ada beberapa kesalahan dalamhuruf, tataletak, dsb.). Mohon doa dan dukungan moril maupun nonmorildemi paripurnanya ebook ini.

2- Ebook ini dibuat tidak dengan maksud melanggar hak cipta. Niat awalhanyalah sebagai sebuah upaya dari pembuat ebook ini untuk menjadi

murid dari guru Emha. Oleh karena itu, bila sang Guru sempatmengakses ebook ini, saya sebagai manusia yang ingin menjadi murid,mohon direstui. Adapun, tujuan lain yang perlu disebutkan disini adalah:sebagai sebuah upaya untuk melestarikan budaya Emha yang menurutsi pembuat ebook, merupakan sebuah budaya yang bisa menjadi solusibagi ke-absurd-an yang mewabah di Indonesia.