64
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 DESKRIPSI SOAL DAN KUNCI JAWABAN INFORMATIKA/KOMPUTER

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 DESKRIPSI …olimpiade.psma.kemdikbud.go.id/index/SOAL/SOAL OLIMPIADE...DESKRIPSI SOAL DAN KUNCI JAWABAN INFORMATIKA/KOMPUTER Halaman 2 dari 64 Soal Sesi

Embed Size (px)

Citation preview

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015

DESKRIPSI SOAL DAN KUNCI JAWABAN

INFORMATIKA/KOMPUTER

Halaman 2 dari 64

Soal Sesi 0:

0A – Tekotek

0B – Sengketa Tanah

0C – Menimbang

Halaman 3 dari 64

Tekotek Time limit: 1000 ms

Memory limit: 32768 KB

Deskripsi

Tek kotek, kotek kotek Anak ayam turun berkotek Tek kotek, kotek kotek

Anak ayam turun berkotek Anak ayam turunlah 4 Mati satu tinggallah 3 Anak ayam turunlah 3 Mati satu tinggallah 2 Anak ayam turunlah 2 Mati satu tinggallah 1 Anak ayam turunlah 1 Mati satu tinggallah induknya

Pak Dengklek sedang berjalan-jalan di Malioboro sambil menyanyikan lagu tersebut. Akan tetapi lagu tersebut sudah selesai dianyanyikan sebelum Pak Dengklek menyelesaikan perjalanannya. Sehingga, Pak Dengklek berencana menambah jumlah ayam pada lirik lagu tersebut. Karena Pak Dengklek sedang sibuk memilih suvenir, Pak Dengklek meminta bantuan anda untuk membuatkan lirik untuk Pak Dengklek.

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu.

Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi '0' jika kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan.

Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku: o Jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i,

atau o Jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i

berisi karakter '.' (titik). Sebagai contoh, apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan

Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Baris kedua berisi satu bilangan N yaitu jumlah ayam yang diinginkan Pak Dengklek.

Halaman 4 dari 64

Format Keluaran

2N baris lirik yang diinginkan Pak Dengklek.

Contoh Masukan

0..34

3

Contoh Keluaran

Anak ayam turunlah 3

Mati satu tinggallah 2

Anak ayam turunlah 2

Mati satu tinggallah 1

Anak ayam turunlah 1

Mati satu tinggallah induknya

Subsoal

Subsoal 1 (10 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

.1.34

5

Subsoal 2 (20 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

..234

10

Subsoal 3 (30 poin)

1 ≤ N ≤ 100

Subsoal 4 (40 poin)

1 ≤ N ≤ 1.000

Halaman 5 dari 64

Sengketa Tanah

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 65536 KB

Deskripsi

Candi Sewu adalah candi yang terletak tepat di perbatasan daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Mungkin kalian pernah mendengar legenda bahwa candi ini dibangun dalam semalam. Bandung Bandawasa ingin meminang putri Roro Jonggrang, namun sang

putri memberikan satu persyaratan: membangun 1.000 candi dalam semalam. Singkatnya, dia digagalkan oleh Roro Jonggrang ketika sudah mencapai 999 candi. Akibatnya dia marah, dan mengutuk Roro Jonggrang untuk menjadi candi terakhir.

Begitulah kisah yang selama ini diceritakan turun-temurun. Namun, ada satu bagian yang terlewat dari kisah itu. Ketika ingin memulai membangun candi, Bandung Bandawasa membeli sepetak tanah berukuran persegi panjang, tempat akan dibangunnya candi tersebut. Namun, Mpu Dengklek (leluhur pak Dengklek) marah karena menurutnya tanah yang ingin dibeli Bandung Bandawasa beririsan dengan tanah miliknya. Tentu saja Bandung Bandawasa harus menyelesaikan sengketa tanah ini secepatnya sebelum memulai membangun candi.

Kedua tanah berbentuk persegi panjang, di mana sisi-sisinya sejajar dengan sumbu x dan y pada koordinat kartesian. Kedua tanah didefinisikan dengan koordinat kiri bawah dan kanan atas persegi panjang. Tanah Bandung Bandawasa memiliki koordinat kiri bawah (Xb1, Yb1) dan koordinat kanan atas (Xb2, Yb2). Sementara itu, tanah Mpu Dengklek memiliki koordinat kiri bawah (Xd1, Yd1) dan koordinat kanan atas (Xd2, Yd2).

Anda akan membantu mereka menyelesaikan sengketa, dengan menentukan apakah benar bahwa kedua tanah beririsan. Maksud dari beririsan adalah terdapat area dengan luas lebih besar dari nol yang masuk ke dalam wilayah kedua tanah.

Sebagai contoh, misalkan tanah Bandung Bandawasa mempunyai koordinat (2, 1) hingga

(7,4), dan tanah Mpu Dengklek mempunyai koordinat (5, 2) hingga (8, 6). Pada gambar berikut, terlihat bahwa kedua tanah beririsan di koordinat (5, 2) hingga (7, 4). Tanah Bandung Bandawasa adalah yang berwarna biru, dan tanah Mpu Dengklek adalah yang berwarna hijau.

Halaman 6 dari 64

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi '0' jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan. Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku:

o Jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i, atau

o Jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi karakter '.' (titik).

Sebagai contoh, apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Baris berikutnya berisi 4 buah bilangan bulat Xb1, Yb1, Xb2, dan Yb2, yang mendeskripsikan tanah Bandung Bandawasa.

Baris berikutnya berisi 4 buah bilangan bulat Xd1, Yd1, Xd2, dan Yd2, yang mendeskripsikan tanah Mpu Dengklek.

Format Keluaran

Keluaran terdiri dari sebuah baris yang berisi sebuah string. Jika kedua tanah beririsan, maka keluarkan SENGKETA. Jika tidak, keluarkan DAMAI.

Halaman 7 dari 64

Contoh Masukan 1

0...4

2 1 7 4

5 2 8 6

Contoh Keluaran 1

SENGKETA

Contoh Masukan 2

0...4

2 3 8 4

3 1 6 3

Contoh Keluaran 2

DAMAI

Penjelasan Contoh 2

Walaupun kedua tanah saling menempel, tapi tidak ada area yang masuk ke dalam wilayah kedua tanah, sehingga tidak terjadi sengketa.

Subsoal

Untuk semua subsoal, berlaku:

Xb1 < Xb2

Halaman 8 dari 64

Yb1 < Yb2 Xd1 < Xd2 Yd1 < Yd2 Semua bilangan pada koordinat adalah bilangan bulat positif dan kurang dari 1.000.

Subsoal 1 (10 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

.1..4

0 0 100 120

50 80 75 100

Subsoal 2 (10 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

..234

1 2 3 4

1 6 8 9

Subsoal 3 (30 poin)

Xb1 = Xd1

Subsoal 4 (50 poin)

Tidak ada batasan tambahan.

Halaman 9 dari 64

Menimbang

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 32768 KB

Deskripsi

Pak Dengklek baru saja kembali dari wisata ke Yogyakarta. Selama berada di Yogyakarta, Pak Dengklek sering sekali belanja. Ia berhasil membeli banyak oleh-oleh untuk bebek-bebeknya. Setelah puas, Pak Dengklek pulang ke rumah dengan menaiki bus AC. Ia memutuskan untuk tidur selama perjalanan pulang karena terlalu lelah.

Ketika Pak Dengklek bangun dan bersiap untuk turun, Pak Dengklek menyadari sesuatu yang aneh. Dia tidak bisa membedakan tasnya dengan tas milik penumpang lain! Ternyata, model tas yang digunakan Pak Dengklek sangat populer. Dari luar, semua tas terlihat sama saja. Satu-satunya yang Pak Dengklek tahu, tas miliknya adalah satu-satunya tas yang lebih berat dari tas-tas lain. Semua tas lain beratnya sama.

Pak Dengklek akhirnya menaruh seluruh tas secara berjejer dan menomori tas-tas tersebut dengan angka 1..N dari kiri ke kanan. Pak Dengklek memiliki kemampuan yang menarik: ia bisa mengangkat sejumlah tas berbeda di masing-masing tangannya dan mengetahui

kumpulan tas yang mana yang lebih berat. Dengan melakukan hal ini, dia yakin bisa menemukan tasnya. Namun, sebentar lagi bus akan berjalan lagi dan Pak Dengklek harus cepat turun sehingga ia hanya bisa melakukan K kali penimbangan. Bantulah Pak Dengklek memilih tas-tas mana yang harus ditimbang agar bisa menemukan tasnya secepat mungkin!

Format Interaksi

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi '0' jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan.

Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku: o Jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i,

atau o Jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i

berisi karakter '.' (titik). Sebagai contoh, apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Baris kedua berisi bilangan bulat N dan K, yang merupakan banyak tas yang berada di bus

dan banyak penimbangan maksimum yang bisa Pak Dengklek lakukan. Setelah itu, program Anda dapat melakukan serangkaian tindakan, yang masing-masing merupakan salah satu dari:

Halaman 10 dari 64

Memilih tas. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi AMBIL Y yakni, kata AMBIL diikuti dengan nomor tas pilihan Anda.

Bertanya. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi TIMBANG A T1 T2 .. TA B T1 T2 .. TB yakni, kata TIMBANG diikuti dengan banyak tas yang ingin anda pegang di tangan kiri dan nomor-nomor tas yang ingin anda pegang di tangan kanan.

Setiap kali program Anda selesai mengeluarkan pertanyaan, program Anda membaca sebuah string, KIRI jika lebih berat tas-tas di kiri, KANAN jika lebih berat tas-tas di kanan, SAMA jika berat kedua sisi sama. Setelah anda memilih tas, program akan berhenti dan anda akan mendapat poin jika tebakan anda benar.

Pastikan program Anda berhenti melakukan interaksi setelah menebak tas mana yang paling berat.

Contoh Interaksi

Berikut adalah contoh interaksi program, dengan tas terberatnya adalah tas nomor 8.

Keluaran Program Anda Keluaran Program Grader

01...

8 7

TIMBANG 1 1 1 2

SAMA

TIMBANG 2 1 2 1 4

KIRI

TIMBANG 2 1 8 1 2

KIRI

AMBIL 8

(interaksi selesai)

Halaman 11 dari 64

Subsoal

Pada semua subsoal, harus berlaku:

Jika program Anda memilih tas, maka 1 ≤ Y ≤ N Jika program Anda bertanya, maka 1 ≤ A, B, nomor-nomor tas ≤ N

Subsoal 1 (10 poin)

N = 8 K = 7

Subsoal 2 (20 poin)

N = 16 K = 8

Subsoal 3 (30 poin)

N = 32 K = 6

Subsoal 4 (40 poin)

N = 81 K = 4

Peringatan

Jika program Anda melakukan salah satu dari hal-hal di bawah ini:

melakukan tindakan di luar format dan batasan yang ditentukan, bertanya lebih dari K kali, atau salah mengambil tas (bukan yang terberat) maka nilai Anda untuk subsoal yang bersangkutan adalah nol.

Selain itu, pastikan pula bahwa program Anda harus berhenti jika selesai melakukan interaksi. BIla tidak, maka Anda mungkin mendapatkan Time Limit Exceeded atau Runtime Error untuk kasus uji yang bersangkutan.

Halaman 12 dari 64

Soal Sesi 1:

1A – Pertahanan Yogya

1B – Menyiram Sawah

1C – Bisa Jadi Tebak Angka

Halaman 13 dari 64

Pertahanan Yogya

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 65536 KB

Deskripsi

Yogya dalam bahaya! Sesosok makhluk jahat ingin menguasai Yogya dengan kekuatan kegelapan. Pak Dengklek tidak ingin tinggal diam walaupun ia sedang berlibur. Ia berusaha untuk mengalahkan dan mengusir makhluk jahat tersebut dari Yogya. Tentu tugas ini tidaklah mudah, karena selain makhluk jahat tersebut merupakan petarung yang kuat, ia juga memiliki banyak anak buah.

Sebagai seorang petarung senior, Pak Dengklek tahu bahwa ia tidak boleh gegabah saat melawan makhluk jahat tersebut. Berkat kemampuan analisisnya, ia punya informasi keterampilan bertarung makhluk jahat dan seluruh anak buahnya. Untuk kemudahan, makhluk-makhluk dinomori dari 1 sampai dengan N. Keterampilan bertarung makhluk ke-i dinyatakan dalam dua pasang bilangan Si dan Ti, dengan Si adalah stamina dan Ti adalah tenaga makhluk tersebut. Untuk memudahkan, makhluk ke-1 adalah sang makhluk jahat, dan makhluk ke-i untuk i > 1 adalah prajurit-prajuritnya. Pak Dengklek juga memiliki keterampilan bertarung sendiri yang dinyatakan oleh Sd dan Td.

Proses pertarungan digambarkan oleh alur berikut: Pak Dengklek menyerang lawan, mengurangi stamina musuh sebanyak Td. Kemudian musuh balik menyerang pak Dengklek, mengurangi stamina pak Dengklek sebanyak Ti. Proses tersebut berulang terus-menerus hingga salah satu di antara mereka kehabisan stamina (stamina ≤ 0) dan dinyatakan kalah. Pak Dengklek sadar, mungkin sang makhluk jahat terlalu kuat untuk dikalahkan, karena itu ia bisa saja melawan prajurit-prajuritnya terlebih dahulu. Setiap kali Pak Dengklek mengalahkan musuh, kemampuannya bertambah sebanyak Ls dan Lt. Artinya, stamina pak Dengklek bertambah sebanyak Ls dan tenaganya bertambah Lt dari nilai yang sebelumnya. Sebagai tambahan, setiap kali Pak Dengklek selesai dari suatu pertempuran, ia menyempatkan diri

beristirahat sehingga staminanya kembali pulih seperti semula. Meskipun Pak Dengklek semakin kuat jika semakin banyak prajurit yang dikalahkan, ia juga tak ingin berlama-lama. Bantulah Pak Dengklek mengatur urutan prajurit-prajurit yang perlu dikalahkan sampai ia mampu mengalahkan sang makhluk jahat, sedemikian sehingga banyaknya prajurit yang perlu dikalahkan adalah minimum.

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut:

Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan.

Halaman 14 dari 64

Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku: o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i,

atau o jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i

berisi karakter '.' (titik). Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5.

Baris berikutnya terdiri dari 5 bilangan: Sd, Td, Ls, Lt, dan N.

N baris berikutnya terdiri dari dua buah bilangan Si dan Ti yang menyatakan keahlian bertarung musuh ke-i. Musuh ke-1 merupakan makhluk jahat yang perlu dikalahkan oleh Pak Dengklek.

Format Keluaran

Keluarkan sebuah bilangan Q yang menyatakan banyaknya prajurit minimum yang perlu dikalahkan pak Dengklek sebelum siap melawan makhluk jahat. Q baris berikutnya adalah indeks i (1 < i ≤ N) yang menyatakan urutan prajurit musuh yang dikalahkan. Apabila terdapat lebih dari satu kemungkinan urutan, keluarkan yang mana saja.

Apabila Pak Dengklek tidak bisa membunuh makhluk jahat, keluarkan -1.

Contoh Masukan

0..34567

10 5 2 0 4

15 6

11 5

6 4

14 5

Contoh Keluaran

2

3

2

Halaman 15 dari 64

Subsoal

Pada setiap subsoal, berlaku

1 ≤ Sd, Td, Si, Ti ≤ 100.000 0 ≤ Ls, Lt ≤ 100.000

Subsoal 1 (5 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

.1.34..7

5 2 1 1 4

6 4

2 10

20 1

5 5

Subsoal 2 (7 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

..234..7

25 25 25 25 5

93 52

90 60

32 92

14 78

19 77

Subsoal 3 (10 poin)

1 ≤ N ≤ 10

Subsoal 4 (12 poin)

1 ≤ N ≤ 100

Subsoal 5 (15 poin)

1 ≤ N ≤ 1.000 Lt = 0

Subsoal 6 (20 poin)

1 ≤ N ≤ 100.000 Lt = 0

Halaman 16 dari 64

Subsoal 7 (31 poin)

1 ≤ N ≤ 100.000

Halaman 17 dari 64

Menyiram Sawah

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 65536 KB

Deskripsi

Pak Dengklek memiliki sawah yang sangat luas. Uniknya, sawah Pak Dengklek berada di pegunungan, sehingga ketinggian sawah Pak Dengklek bervariasi antar petaknya. Sawah Pak Dengklek berukuran N x M petak. Petak sawah pojok atas kiri dinomori petak [1,1] dan pojok kanan bawah dinomori [N,M]. Setiap petak sawah Pak Dengklek memiliki ketinggian T[i,j].

Agar padi-padi di sawah Pak Dengklek tumbuh dengan subur, ia harus menyiram sawahnya setiap hari. Karena struktur ketinggian sawah Pak Dengklek yang sedemikian rupa, ketika Pak Dengklek menyiram sawah pada suatu petak, air akan selalu mengalir ke petak dengan ketinggian yang lebih kecil. Lebih jelasnya, ketika Pak Dengklek menyiram petak [i,j], air akan mengalir ke seluruh petak yang bertetanggaan (4 arah) dengan [i,j] jika ketinggian petak tetangganya lebih rendah dibandingkan ketinggian petak [i,j]. Tetangga dari suatu petak adalah 4 petak lainnya yang berbagi sisi. Air ini akan terus mengalir, hingga ia berada di petak dimana semua tetangganya memiliki ketinggian yang lebih tinggi atau sama.

Sebagai ilustrasi, perhatikan sawah Pak Dengklek berikut ini:

1 2 4 12 44

50 200 8 9 40

55 3 100 10 7

35 1 1 5 80

Angka-angka tersebut menunjukkan ketinggian dari petak yang bersangkutan. Jika Pak Dengklek menyiram Petak [3,4], maka hasilnya adalah:

1 2 4 12 44

50 200 8 9 40

55 3 100 10 7

35 1 1 5 80

Petak berwarna biru adalah petak yang dibasahi baik disiram secara langsung maupun karena aliran air melewati petak tersebut.

Halaman 18 dari 64

Karena Pak Dengklek menyukai tantangan, Ia memberi anda teka-teki. Anda diberikan sub-persegi dari sawah Pak Dengklek yang ditandai dengan 2 petak ujung [a,b] dan [c,d]. Petak [a,b] menandakan petak ujung kiri atas, sementara [c,d] menandakan petak ujung kanan bawah. Anda harus menjawab pertanyaan, apakah mungkin seluruh petak yang berada di sub-persegi [a,b] sampai [c,d] dapat dibasahi hanya dengan sekali siram di petak kiri atas (sawah di petak [a,b]) atau kanan bawah (sawah di petak [c,d] ) sub-persegi tersebut? Air TIDAK bisa mengalir keluar dari sub-persegi tersebut. Jika ada petak yang bisa terbasahi namun berada di luar sub-persegi, petak tersebut tidak akan terbasahi. Sebagai contoh, jika sawahnya seperti contoh sebelumnya dan sub-perseginya adalah [2,2]..[3,4] maka kemungkinan sawah setelah terbasahi adalah:

1 2 4 12 44

50 200 8 9 40

55 3 100 10 7

35 1 1 5 80

jika yang dibasahi awalnya adalah petak [2,2], dan

1 2 4 12 44

50 200 8 9 40

55 3 100 10 7

35 1 1 5 80

jika yang dibasahi awalnya adalah petak [3,4]

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: o Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. o Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan. o Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku:

jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i, atau

jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi karakter '.' (titik).

o Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: o Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, o Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan

Halaman 19 dari 64

o Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5.

Baris kedua terdiri dari 3 bilangan N,M dan Q. N baris berikutnya terdiri dari M bilangan yang mendeskripsikan nilai ketinggian petak-

petak sawah Pak Dengklek. Q baris berikutnya adalah teka-teki Pak Dengklek yang terdiri dari 4 bilangan a, b, c, dan

d.

Format Keluaran

Untuk setiap teka-teki, keluarkan ‘Kiri Atas’ jika seluruh petak pada sub-persegi bisa dibasahi dengan menyiram petak [a,b]. Keluarkan ‘Kanan Bawah’ jika seluruh petak pada sub-persegi

bisa dibasahi dengan menyiram petak [c,d], atau ‘Tidak Mungkin’ jika kedua hal tersebut tidak memungkinkan.

Contoh Masukan

0...4.6

3 3 4

1 2 3

4 5 4

1 2 1

1 1 2 2

2 2 3 3

1 1 2 3

1 2 3 3

Contoh Keluaran

Kanan Bawah

Kiri Atas

Tidak Mungkin

Tidak Mungkin

Subsoal

Untuk semua subsoal, berlaku:

0 ≤ tinggi masing-masing petak sawah ≤ 109 1 ≤ a, c ≤ N

1 ≤ b, d ≤ M

Halaman 20 dari 64

1 ≤ N, M ≤ 1000

b < d

Subsoal 1 (7 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

.1..4.6

5 5 6

28 58 49 39 63

77 78 25 55 100

76 79 73 72 22

49 78 70 71 58

86 47 26 60 61

1 1 2 2

4 4 5 5

3 4 5 5

2 1 3 2

4 4 5 5

3 3 4 4

Subsoal 2 (9 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

..23456

1 50 8

58 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 49 50 51 52 53 54 55 56 70 69 68 67 66 65 64 45 8 91 63 32 15 82 30 86 93 2 64 87

1 13 1 27

1 19 1 37

1 12 1 25

1 30 1 36

1 19 1 21

1 2 1 24

1 30 1 37

1 23 1 30

Subsoal 3 (10 poin)

Halaman 21 dari 64

N = 1 1 ≤ Q ≤ 10

Subsoal 4 (10 poin)

1 ≤ Q ≤ 10

Subsoal 5 (19 poin)

N = 1 1 ≤ Q ≤ 106

Subsoal 6 (45 poin)

1 ≤ Q ≤ 106

Peringatan

Untuk menangani masukan/keluaran yang banyak, hindari menggunakan cin/cout

Halaman 22 dari 64

Bisa Jadi Tebak Angka

Time limit: 100 ms

Memory limit: 32768 KB

Deskripsi

Bebek-bebek Pak Dengklek sedang berwisata di Yogyakarta. Sekarang, mereka sedang berada di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal sultan, di sana terdapat museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, mulai dari pemberian

raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, hingga gamelan yang dapat didengarkan secara langsung pada saat-saat tertentu. Tentu saja bebek-bebek Pak Dengklek sangat tertarik dengan semua itu.

Semua bebek kecuali Kwak dan Kwek. Ketika bebek-bebek lainnya asyik mengeksplorasi kompleks Keraton yang sangat luas itu, Kwak dan Kwek malah berdiam di bawah pohon karena bosan. Akhirnya mereka memutuskan untuk memainkan sebuah permainan tebak angka sambil menunggu yang lain.

Permainan tersebut berjalan sebagai berikut. Pada awalnya, Kwak memikirkan sebuah bilangan bulat antara 1 sampai dengan N, inklusif (misalkan bilangan tersebut adalah X). Kwek harus menebak nilai dari X. Untuk itu, Kwek dapat mengajukan serangkaian pertanyaan.

Pada setiap pertanyaan, Kwek memberikan Kwak sebuah himpunan bilangan bulat S. Kemudian, Kwak harus memberikan salah satu dari ketiga kemungkinan jawaban berikut:

YA , jika X terdapat pada S. BISAJADI , jika X tidak terdapat pada S, namun X+1 atau X-1 terdapat pada S. TIDAK , jika kedua kondisi di atas tidak terpenuhi.

Pada akhirnya, Kwek harus menebak bilangan yang dipikirkan Kwak. Jika tebakan tersebut sama dengan X, maka Kwek dinyatakan menang.

Tentu saja mereka tidak dapat bermain terlalu lama karena sebentar lagi rombongan bebek

Pak Dengklek akan melanjutkan wisata ke tempat menarik lainnya di Yogyakarta. Oleh karena itu, mereka membatasi permainan ini: Kwek hanya dapat bertanya maksimum K kali sebelum menebak bilangan yang dipikirkan Kwak. Bantulah Kwek memenangkan permainan ini!

Format Interaksi

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan.

Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku: o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i,

atau

Halaman 23 dari 64

o jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi karakter '.' (titik).

Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Kemudian program Anda akan menerima dua buah bilangan bulat N dan K.

Setelah itu, program Anda dapat melakukan serangkaian tindakan, yang masing-masing merupakan salah satu dari:

Menebak. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi 0 Y yakni, bilangan 0 diikuti dengan tebakan Anda.

Bertanya. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi M S1 S2 ... SM yakni, sebuah bilangan bulat M diikuti dengan M buah bilangan bulat yang menyatakan himpunan yang Anda tanyakan.

Setiap kali program Anda selesai mengeluarkan tebakan, program Anda membaca sebuah string yang dijamin merupakan salah satu dari YA, BISAJADI, dan TIDAK, sesuai dengan definisi pada deskripsi soal.

Pastikan program Anda berhenti melakukan interaksi setelah menebak bilangan yang dipikirkan Kwak.

Contoh Interaksi

Berikut adalah contoh interaksi program, dengan bilangan yang dipikirkan Kwak adalah 8.

Keluaran Program Anda Keluaran Program Grader

0......

10 3

4 0 3 4 5

TIDAK

3 6 7 8

YA

Halaman 24 dari 64

Keluaran Program Anda Keluaran Program Grader

1 7

BISAJADI

0 8

(interaksi selesai)

Subsoal

Pada semua subsoal, harus berlaku:

Jika program Anda bertanya, maka 1 ≤ Y ≤ N Jika program Anda menebak, maka 1 ≤ M ≤ 10.000 dan 0 ≤ Si ≤ 9.999

Subsoal 1 (6 poin)

N = 8 K = 3

Subsoal 2 (8 poin)

N = 64 K = 6 Khusus untuk subsoal 1 dan subsoal 2:

Hanya terdapat sebuah kasus uji (satu subsoal dinyatakan oleh satu kasus uji), yang berupa game dan dapat dilihat di halaman pengumuman kontes.

Anda boleh memainkan permainan ini berulang kali tanpa mendapatkan penalti.

Jika Anda sudah memenangkan permainan untuk subsoal tertentu, Anda dapat memilih pilihan pada permainan untuk mengeluarkan source code yang dapat langsung Anda kirimkan ke grader dan menjawab dengan benar pada subsoal yang telah Anda menangkan.

Anda tidak diwajibkan memainkan permainan ini untuk mengerjakan kedua subsoal ini. Anda diperbolehkan untuk menulis kode Anda sendiri untuk mengerjakan kedua subsoal ini.

Subsoal 3 (9 poin)

N = 9

K = 3

Subsoal 4 (12 poin)

N = 9

Halaman 25 dari 64

K = 2

Subsoal 5 (23 poin)

N = 25 K = 3

Subsoal 6 (12 poin)

N = 6.500 K = 15

Subsoal 7 (30 poin)

N = 6.500 K = 8

Catatan

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk tipe soal interaktif seperti ini, Anda harus selalu memberikan perintah fflush(stdout); (bagi pengguna C/C++) atau flush(output); (bagi pengguna PASCAL) setiap kali Anda mencetak keluaran (dengan kata lain, setiap kali ada perintah mencetak keluaran misalnya write,writeln, printf, cout, atau puts, tepat di bawahnya harus ada perintah fflush/flush). Sebagai contoh, berikut adalah contoh source code dalam bahasa Pascal yang akan selalu

bertanya 1 1 dan kemudian menebak angka 1 tanpa mempedulikan nilai N dan K yang diberikan maupun bacaan hasil interaksi.

var subsoal, jawaban: string;

N, K: longint;

begin

readln(subsoal);

readln(N, K);

writeln('1 1');

flush(output);

readln(jawaban);

writeln('0 1');

flush(output);

end.

Halaman 26 dari 64

Dan berikut adalah contoh source code yang melakukan hal yang sama dalam bahasa C++.

#include <cstdio>

#include <cstring>

char subsoal[100], jawaban[100];

int N, K;

int main() {

gets(subsoal);

scanf("%d %d", &N, &K);

printf("1 1\n");

fflush(stdout);

gets(jawaban);

printf("0 1\n");

fflush(stdout);

return 0;

}

Halaman 27 dari 64

Peringatan

Jika program Anda melakukan salah satu dari hal-hal di bawah ini:

melakukan tindakan di luar format dan batasan yang ditentukan, bertanya lebih dari K kali, atau salah menjawab bilangan yang dipikirkan oleh Kwak maka nilai Anda untuk subsoal yang bersangkutan adalah nol.

Selain itu, pastikan pula bahwa program Anda harus berhenti jika selesai melakukan interaksi. BIla tidak, maka Anda mungkin mendapatkan Time Limit Exceeded, Runtime Error, atau Internal Error untuk kasus uji yang bersangkutan.

Halaman 28 dari 64

Soal Sesi 2:

2A – Belanja di Malioboro

2B – Motif Batik

2C – Ayam Aneh

Halaman 29 dari 64

Belanja di Malioboro

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 65536 KB

Deskripsi

Bebek-bebek Pak Dengklek sangat senang karena Pak Blangkon mengajak mereka untuk pergi berbelanja di Malioboro, suatu tempat berbelanja yang terkenal di Yogyakarta.

Untuk soal ini, Malioboro bisa dianggap sebagai pertokoan melingkar yang terdiri dari M toko yang diberi nomor dari 1 sampai dengan M. Jika ditelusuri secara searah jarum jam mulai dari

toko nomor 1, toko di sebelahnya adalah toko nomor 2, disusul dengan toko nomor 3, dan seterusnya hingga toko nomor M, lalu kembali ke toko nomor 1.

Terdapat N ekor bebek yang pergi ke Malioboro. Bebek ke-i pada awalnya berada di toko nomor Pi. Kondisi awal ini bisa dianggap terjadi pada menit ke-0. Bebek-bebek sangat bersemangat dalam berbelanja, dan diketahui mereka bergerak dengan kelajuan konstan, yaitu 1 toko per menit. Diketahui bahwa setiap bebek bergerak searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam, dan tidak pernah berganti arah pergerakan. Pak Blangkon sewaktu-waktu ingin mengetahui jarak terdekat antar bebek. Ia akan bertanya sebanyak K kali dengan pertanyaan berbunyi “Pada menit ke-t, berapa jarak terdekat antara

bebek-bebek yang ada?” Jarak antara dua bebek didefinisikan sebagai banyaknya toko minimal yang perlu dilewati oleh salah satu bebek untuk pergi ke toko tempat bebek lainnya berada. Bantulah Pak Blangkon menjawab pertanyaannya dengan efisien!

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan. Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku:

o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i, atau

o jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi karakter '.' (titik).

Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Baris berikutnya berisi tiga bilangan bulat, yaitu M, N, dan K.

Halaman 30 dari 64

N baris berikutnya berisi informasi untuk setiap bebek. Baris ke-i ini berisi dua bilangan, yaitu Pi, Ui. Jika Ui bernilai -1, artinya bebek ke-i bergerak berlawanan arah jarum jam. Jika Ui bernilai 1, artinya bebek ke-i bergerak searah jarum jam. K baris berikutnya berisi sebuah bilangan bulat, yaitu t yang menyatakan menit ke berapa pada pertanyaan Pak Blangkon. Tidak dijamin bilangan pada baris-baris ini terurut.

Format Keluaran

Untuk setiap pertanyaan, cetak jarak minimal antara bebek-bebek yang ada pada menit yang ditanyakan.

Contoh Masukan

0..34567

7 3 4

2 -1

3 1

5 -1

1

2

4

6

Contoh Keluaran

0

2

1

1

Halaman 31 dari 64

Penjelasan Contoh

Berikut ini adalah posisi bebek-bebek dari menit 0 sampai menit 6:

t Bebek 1 Bebek 2 Bebek 3

0 2 3 5

1 1 4 4

2 7 5 3

3 6 6 2

4 5 7 1

5 4 1 7

6 3 2 6

Untuk jawaban pertanyaannya:

Pada menit ke-1, jarak terdekat adalah 0 (bebek 2 dengan bebek 3). Pada menit ke-2, jarak terdekat adalah 2 (bebek 1 dengan bebek 2, atau bebek 2 dengan

bebek 3). Pada menit ke-4, jarak terdekat adalah 1 (bebek 2 dengan bebek 3).

Pada menit ke-6, jarak terdekat adalah 1 (bebek 1 dengan bebek 2).

Subsoal

Untuk setiap subsoal berlaku

Ui = -1, atau Ui = 1

Subsoal 1 (5 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

.1.34567

30 4 10

5 -1

29 -1

12 1

16 1

6

13

17

7

Halaman 32 dari 64

20

1

15

16

2

19

Subsoal 2 (8 poin)

Subsoal ini hanya berisi kasus uji berikut ini:

..234567

70 7 8

37 1

33 1

59 1

67 -1

10 -1

39 -1

48 -1

5

3

4

12

14

6

11

9

Subsoal 3 (18 poin)

2 ≤ N ≤ 50 1 ≤ t ≤ 1.000 1 ≤ M ≤ 1.000 1 ≤ K ≤ 1.000

Subsoal 4 (27 poin)

Halaman 33 dari 64

2 ≤ N ≤ 1.000 1 ≤ t ≤ 1.000 1 ≤ M ≤ 1.000 1 ≤ K ≤ 1.000

Subsoal 5 (14 poin)

2 ≤ N ≤ 1.000 1 ≤ t ≤ 250.000 1 ≤ M ≤ 1.000 1 ≤ K ≤ 250.000

Subsoal 6 (19 poin)

2 ≤ N ≤ 1.000 1 ≤ t ≤ 250.000 1 ≤ M ≤ 250.000 1 ≤ K ≤ 250.000

Subsoal 7 (9 poin)

2 ≤ N ≤ 1.000 1 ≤ t ≤ 1.000.000.000 (109) 1 ≤ M ≤ 250.000 1 ≤ K ≤ 250.000

Halaman 34 dari 64

Motif Batik

Time limit: 1000 ms

Memory limit: 65536 KB

Deskripsi

Yogyakarta memiliki beberapa jenis motif batik. Masing-masing jenis motif memiliki makna dan filosofinya tersendiri.

Pak Dengklek yang sedang berada di Yogyakarta mampir ke sejumlah butik dan membeli N baju batik. Dari batik-batik yang dibeli Pak Dengklek, terdapat M jenis motif batik yang dinomori dari 1 sampai dengan M. Batik ke-i yang dibeli Pak Dengklek memiliki motif jenis Ci, dan memiliki tingkat kecerahan warna berupa suatu bilangan positif Wi. Batik-batik yang dibeli ini akan dipakai oleh keluarga besar Dengklek, dan diabadikan dalam sebuah foto keluarga. Pak Dengklek menyadari bahwa keindahan batik terletak pada keanekaragamannya. Dari N batik yang telah dibeli, Pak Dengklek ingin mengukur “total keindahan” dari seluruh batiknya. Menurut Pak Blangkon, sang ahli batik, total keindahan dari suatu kumpulan batik adalah jumlahan dari selisih tingkat kecerahan warna untuk setiap pasang batik yang berbeda motif.

Sebagai contoh, jika N = 5, C = [1, 2, 1, 2, 2], dan W = [5, 3, 2, 4, 6], maka total keindahannya adalah :

|W1-W2| + |W1-W4| + |W1-W5| + |W2-W3| + |W3-W4| + |W3-W5|

= |5-3| + |5-4| + |5-6| + |3-2| + |2-4| + |2-6|

= 2 + 1 + 1 + 1 + 2 + 4

= 11.

Anda diberikan jenis motif dan tingkat kecerahan warna setiap batik yang dibeli Pak Dengklek. Bantulah Pak Dengklek menentukan total keindahan dari batik-batik tersebut

Format Masukan

Baris pertama akan berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuah string yang dijelaskan sebagai berikut: Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan. Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku:

o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i, atau

o jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i

berisi karakter '.' (titik). Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal,

Halaman 35 dari 64

Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Baris kedua berisi dua bilangan bulat, yaitu N dan M.

N baris berikutnya berisi dua bilangan bulat. Bilangan-bilangan di baris ke-i ini adalah Ci dan Wi.

Format Keluaran

Sebuah bilangan yang menyatakan total keindahan dari kumpulan batik yang diberikan.

Contoh Masukan

0..3456.8

5 2

1 5

2 3

1 2

2 4

2 6

Contoh Keluaran

11

Subsoal

Pada setiap subsoal, berlaku

1 ≤ Ci ≤ M 1 ≤ M ≤ N

Subsoal 1 (6 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

.1.3456.8

10 10

10 6

9 10

4 10

2 5

2 7

Halaman 36 dari 64

1 10

3 8

9 4

6 7

6 2

Subsoal 2 (8 poin)

Hanya berisi kasus uji ini:

..23456.8

11 3

3 7

3 9

3 10

1 9

1 6

1 10

1 9

2 8

1 1

3 7

2 9

Subsoal 3 (34 poin)

1 ≤ N ≤ 1.000 1 ≤ M ≤ 50 1 ≤ Wi ≤ 200

Subsoal 4 (6 poin)

1 ≤ N ≤ 105 1 ≤ M ≤ 50 1 ≤ Wi ≤ 200

Subsoal 5 (7 poin)

1 ≤ N ≤ 105

1 ≤ M ≤ 200 1 ≤ Wi ≤ 200

Halaman 37 dari 64

Subsoal 6 (9 poin)

1 ≤ N ≤ 105 1 ≤ M ≤ 2.000 1 ≤ Wi ≤ 2.000

Subsoal 7 (13 poin)

1 ≤ N ≤ 105 M = N Ci = i 1 ≤ Wi ≤ 109

Subsoal 8 (17 poin)

1 ≤ N ≤ 105 1 ≤ Wi ≤ 109

Peringatan

Bagi pengguna C/C++, gunakan "%lld" atau cin/cout untuk membaca/menulis bilangan bulat 64-bit.

Halaman 38 dari 64

Ayam Aneh

Time limit: 100 ms

Memory limit: 32768 KB

Deskripsi

Untuk menghemat biaya perjalanan, Pak Dengklek dan bebek-bebeknya menginap di rumah Pak Blangkon. Di sana, Pak Dengklek melihat kebun Pak Blangkon yang penuh dengan ayam. Warna ayam Pak Blangkon bermacam-macam. Setiap hari, Pak Blangkon memberikan

ayamnya makanan. Makanan ini dapat mengakibatkan DNA seekor ayam bermutasi dan alhasil menjadikan warna ayam tersebut berubah.

Pak Dengklek yang tertarik melihat warna ayam-ayam itu ingin mencoba mengubah warna bebek-bebeknya sendiri. Pak Dengklek pun bertanya kepada Pak Blangkon tentang DNA ayam-ayam yang dimiliki Pak Blangkon agar Pak Dengklek bisa mengimplementasikannya ke bebeknya sendiri. Tetapi Pak Blangkon yang iseng menyuruh Pak Dengklek menebak sendiri apa DNA ayamnya tersebut.

DNA ayam-ayam tersebut dapat direpresentasikan sebagai sebuah string yang terdiri atas N huruf kapital dari A sampai dengan Z. Semua huruf yang sama dalam sebuah string DNA pasti

akan berada bersebelahan. Sebagai contoh, AAASSSDDDFF adalah sebuah string DNA, sedangkan AAASSSDDDAAFFF bukan karena di antara A terdapat kelompok huruf S dan D. Cara Pak Dengklek menebak adalah sebagai berikut: Pak Blangkon memberikan suatu bilangan N yang merupakan panjang string DNA dari ayam yang ingin Pak Dengklek ketahui DNA-nya. Selain itu, Pak Blangkon juga memberikan bilangan K yang merupakan batas pertanyaan yang boleh Pak Dengklek tanyakan sebelum Pak Dengklek harus menebak string DNA yang dimiliki ayam tersebut.

Setiap kali Pak Dengklek bertanya, ia akan memberikan suatu string. Setelah itu Pak Blangkon akan membalas YA atau TIDAK berdasarkan apakah string yang ditanyakan Pak Dengklek merupakan substring dari DNA ayam yang sedang ingin Pak Dengklek ketahui (YA jika substring dan TIDAK jika bukan). Sebagai informasi, X merupakan substring dari Y apabila X

terdiri atas setidaknya satu karakter, dan X dapat dihasilkan dengan membuang nol atau lebih huruf-huruf awalan Y dan nol atau lebih huruf-huruf akhiran Y. Sebagai contoh, BEBE, EBE, BEK, dan BEBEK adalah substring dari BEBEK, sedangkan BEEK bukan substring dari BEBEK.

Pak Dengklek pun kebingungan dengan cara untuk menebak DNA ayam-ayam Pak Blangkon. Bantulah Pak Dengklek menentukan DNA ayam Pak Blangkon!

Format Interaksi

Pada mulanya, program Anda akan menerima sebuah baris berisi label kasus uji. Label kasus uji adalah sebuahstring yang dijelaskan sebagai berikut:

Panjang string tersebut adalah banyaknya subsoal ditambah satu. Karakter ke-0 (indeks dimulai dari 0) akan berisi 0 jika kasus uji tersebut merupakan

contoh kasus uji, atau berisi '.' (titik) jika bukan.

Halaman 39 dari 64

Untuk setiap nilai i di antara 1 hingga banyaknya subsoal, berlaku: o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi i,

atau o jika kasus uji tersebut tidak memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i

berisi karakter '.' (titik). Sebagai contoh apabila label sebuah kasus uji sebuah soal adalah 0..345, maka: Soal tersebut memiliki 5 buah subsoal, Kasus uji tersebut merupakan contoh kasus uji, dan Kasus uji tesebut memenuhi batasan subsoal ke-3, ke-4, dan ke-5. Kemudian, program Anda akan menerima sebuah baris berisi dua buah bilangan bulat N dan K. Setelah itu, program Anda dapat melakukan serangkaian tindakan, yang masing-masing merupakan salah satu dari:

Bertanya. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi TANYA <pertanyaan> yakni, string TANYAdiikuti dengan substring yang Anda tanyakan. Setiap kali program Anda selesai bertanya, program Anda membaca sebuah string yang dijamin merupakan salah satu dari YA atau TIDAK, sesuai dengan definisi pada deskripsi soal.

Menebak. Program Anda harus mengeluarkan sebuah baris berisi JAWAB <jawaban> yakni, string JAWAB diikuti dengan string DNA tebakan Anda. Program Anda harus berhenti setelah melakukan ini.

Contoh Interaksi

Misalkan string DNA yang sebenarnya adalah BAASSDDFFF. Berikut adalah contoh interaksi yang mungkin terjadi.

Keluaran Program Anda Keluaran Program Grader

0.....

10 3

TANYA ABCD

TIDAK

TANYA AASSDDFF

YA

TANYA DFFF

Halaman 40 dari 64

Keluaran Program Anda Keluaran Program Grader

YA

JAWAB BAASSDDFFF

(interaksi selesai)

Subsoal

Pada semua subsoal, berlaku:

String DNA hanya terdiri atas huruf kapital A s.d. Z

Subsoal 1 (6 poin)

N = 10 K = 10 String DNA hanya terdiri atas huruf A, B, atau C

Subsoal 2 (10 poin)

N = 10 K = 350 Khusus untuk subsoal 1 dan subsoal 2:

Hanya terdapat sebuah kasus uji (satu subsoal dinyatakan oleh satu kasus uji), yang berupa game dan dapat dilihat di halaman pengumuman kontes.

Anda boleh memainkan permainan ini berulang kali tanpa mendapatkan penalti. Jika Anda sudah memenangkan permainan untuk subsoal tertentu, Anda dapat memilih

pilihan pada permainan untuk mengeluarkan source code yang dapat langsung Anda kirimkan ke grader dan menjawab dengan benar pada subsoal yang telah Anda

menangkan. Anda tidak diwajibkan memainkan permainan ini untuk mengerjakan kedua subsoal ini.

Anda diperbolehkan untuk menulis kode Anda sendiri untuk mengerjakan kedua subsoal ini.

Halaman 41 dari 64

Subsoal 3 (31 poin)

N = 26 K = 350 String DNA mengandung semua karakter dari A s.d. Z masing-masing tepat sekali

Subsoal 4 (24 poin)

1 ≤ N ≤ 100 K = 500

Subsoal 5 (29 poin)

1 ≤ N ≤ 1.000

K = 750

Catatan

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk tipe soal interaktif seperti ini, Anda harus selalu memberikan perintah fflush(stdout); (bagi pengguna C/C++) atau flush(output); (bagi pengguna PASCAL) setiap kali Anda mencetak keluaran (dengan kata lain, setiap kali ada perintah mencetak keluaran misalnya write, writeln, printf, cout, atau puts, tepat di bawahnya harus ada perintah fflush/flush). Sebagai contoh, berikut adalah contoh source code dalam bahasa Pascal yang akan selalu bertanya "TANYA ABC"dan kemudian menjawab "JAWAB DEF" tanpa mempedulikan nilai N

dan K yang diberikan maupun bacaan hasil interaksi.

var subsoal, jawaban: string;

N, K: longint;

begin

readln(subsoal);

readln(N, K);

writeln('TANYA ABC'); flush(output); readln(jawaban); writeln('JAWAB DEF'); flush(output); end.

Dan berikut adalah contoh source code yang melakukan hal yang sama dalam bahasa C++.

#include <cstdio>

Halaman 42 dari 64

#include <cstring>

char subsoal[100], jawaban[100];

int N, K;

int main() {

gets(subsoal);

scanf("%d %d", &N, &K);

printf("TANYA ABC\n");

fflush(stdout);

gets(jawaban);

printf("JAWAB DEF\n");

fflush(stdout);

return 0;

}

Peringatan

Jika program Anda melakukan salah satu dari hal-hal di bawah ini:

melakukan tindakan di luar format dan batasan yang ditentukan, bertanya lebih dari K kali, atau salah menjawab DNA maka nilai Anda untuk subsoal yang bersangkutan adalah nol.

Selain itu, pastikan pula bahwa program Anda harus berhenti jika selesai melakukan interaksi. BIla tidak, maka Anda mungkin mendapatkan Time Limit Exceeded, Runtime Error, atau Internal Error untuk kasus uji yang bersangkutan.

Halaman 43 dari 64

Solusi Resmi

Halaman 44 dari 64

0A – Tekotek

#include <bits/stdc++.h> using namespace std; int n; char header[100]; int main() { scanf("%s", header); scanf("%d", &n); while (n) { printf("Anak ayam turunlah %d\n", n); n--; if (n) { printf("Mati satu tinggallah %d\n", n); } else { printf("Mati satu tinggallah induknya\n"); } } return 0; }

Halaman 45 dari 64

0B – Sengketa Tanah

#include <cstdio> #include <algorithm> using namespace std; int main() { char s[10]; scanf("%s",s); int x[4],y[4]; for (int i=0;i<4;i++) scanf("%d%d",&x[i],&y[i]); if (x[0]<x[3] && x[1]>x[2] && y[0]<y[3] && y[1]>y[2]) printf("SENGKETA\n"); else printf("DAMAI\n"); return 0; }

Halaman 46 dari 64

0C – Menimbang

#include <bits/stdc++.h>

int l,n,k,awal;

char s[10],label[10];

int main()

{

gets(label);

scanf("%d%d",&n,&k);

l=n/3;

awal=1;

while (l>0)

{

printf("TIMBANG %d ",l);

for (int i=awal;i<awal+l;i++)

{

printf("%d ",i);

}

printf("%d ",l);

for (int i=awal+l;i<awal+l+l-1;i++)

{

printf("%d ",i);

}

printf("%d\n",awal+l+l-1);

fflush(stdout);

scanf("%s",s);

if (strcmp(s,"KIRI")==0)

{

n=l;

l=n/3;

}

else if (strcmp(s,"KANAN")==0)

{

awal=awal+l;

n=l;

l=n/3;

}

else

{

n=n-l-l;

awal=awal+l+l;

l=n/3;

}

//printf("%d\n",awal);

}

if (n>1)

{

printf("TIMBANG 1 %d 1 %d\n",awal,awal+1);

fflush(stdout);

scanf("%s",s);

if (strcmp(s,"KANAN")==0)

{

awal=awal+1;

}

else

{

Halaman 47 dari 64

awal=awal+2;

}

}

printf("AMBIL %d\n",awal);

fflush(stdout);

return 0;

}

Halaman 48 dari 64

1A – Pertahanan Yogya

#include <cstdio> #include <algorithm> #include <iostream> #include <cstring> #define fi first #define se second using namespace std; typedef long long ll; pair<ll,ll> minKill[100100]; ll Sd,Td,Ls,Lt,n,Si,Ti,kill[100100]; bool bisa; char s[10]; ll bagi(ll a,ll b) { return (a+b-1)/b; } bool berantem(ll S1,ll T1,ll S2,ll T2) { ll dengklek=bagi(S2,T1); ll monster=bagi(S1,T2); return (dengklek <= monster); } ll binSearch(ll S,ll T) { ll il=0; ll ir=n; while (il<ir) { ll p=(il+ir)/2; if (berantem(Sd+p*Ls,Td+p*Lt,S,T)) { ir=p; } else { il=p+1; } } return il; } int main() { gets(s); scanf("%lld%lld%lld%lld%lld",&Sd,&Td,&Ls,&Lt,&n);

Halaman 49 dari 64

scanf("%lld%lld",&Si,&Ti); minKill[0].fi=binSearch(Si,Ti); minKill[0].se=0; for (ll i=1;i<n;i++) { scanf("%lld%lld",&Si,&Ti); minKill[i].fi=binSearch(Si,Ti); minKill[i].se=i+1; //cout << minKill[i].fi << minKill[i].se << endl; } sort(minKill+1,minKill+n); bisa=(minKill[0].fi<=(n-1)); for (ll i=1;i<=minKill[0].fi;i++) { if (minKill[i].fi>=i) bisa=false; kill[i]=minKill[i].se; } if (bisa) { printf("%lld\n",minKill[0].fi); for (ll i=1;i<=minKill[0].fi;i++) { printf("%lld\n",kill[i]); } } else { printf("-1\n"); } return 0; }

Halaman 50 dari 64

1B – Menyiram Sawah

#include<bits/stdc++.h> using namespace std; int n,m,q,a,b,c,d; int arr[1005][1005]; int cnt[1005][1005], kiri[1005][1005], kanan[1005][1005], atas[1005][1005], bawah[1005][1005]; int dr[4] = {1, -1, 0, 0}; int dc[4] = {0, 0, 1, -1}; bool valid(int row, int col){ return (0 <= row && row < n && 0 <= col && col < m); } int isi(int ra, int ca, int rb, int cb){ int ret = cnt[rb][cb]; if (ra > 0) ret -= cnt[ra-1][cb]; if (ca > 0) ret -= cnt[rb][ca-1]; if (ra > 0 && ca > 0) ret += cnt[ra-1][ca-1]; return ret; } int isiatas(int ra, int ca, int rb, int cb){ int ret = atas[rb][cb]; if (ra > 0) ret -= atas[ra-1][cb]; if (ca > 0) ret -= atas[rb][ca-1]; if (ra > 0 && ca > 0) ret += atas[ra-1][ca-1]; return ret; } int isikanan(int ra, int ca, int rb, int cb){ int ret = kanan[rb][cb]; if (ra > 0) ret -= kanan[ra-1][cb]; if (ca > 0) ret -= kanan[rb][ca-1]; if (ra > 0 && ca > 0) ret += kanan[ra-1][ca-1]; return ret; } int isibawah(int ra, int ca, int rb, int cb){ int ret = bawah[rb][cb]; if (ra > 0) ret -= bawah[ra-1][cb]; if (ca > 0) ret -= bawah[rb][ca-1]; if (ra > 0 && ca > 0) ret += bawah[ra-1][ca-1]; return ret; } int isikiri(int ra, int ca, int rb, int cb){ int ret = kiri[rb][cb]; if (ra > 0) ret -= kiri[ra-1][cb]; if (ca > 0) ret -= kiri[rb][ca-1]; if (ra > 0 && ca > 0) ret += kiri[ra-1][ca-1]; return ret;

Halaman 51 dari 64

} int cek(int ra, int ca, int rb, int cb){ if (ra+1 <= rb-1 && ca+1 <= cb-1){ if (isi(ra+1,ca+1,rb-1,cb-1) > 0) return 0; } if (ca+1 <= cb-1){ if (isiatas(ra,ca+1,ra,cb-1) > 0) return 0; if (isibawah(rb,ca+1,rb,cb-1) > 0) return 0; } if (ra+1 <= rb-1){ if (isikiri(ra+1,ca,rb-1,ca) > 0) return 0; if (isikanan(ra+1,cb,rb-1,cb) > 0) return 0; } if (ra != rb){ if (arr[ra][cb] >= arr[ra][cb-1] && arr[ra][cb] >= arr[ra+1][cb]) return 0; if (arr[rb][ca] >= arr[rb][ca+1] && arr[rb][ca] >= arr[rb-1][ca]) return 0; if (arr[ra][ca] > arr[ra][ca+1] && arr[ra][ca] > arr[ra+1][ca] && !(arr[rb][cb] >= arr[rb][cb-1] && arr[rb][cb] >= arr[rb-1][cb])) return 1; if (arr[rb][cb] > arr[rb][cb-1] && arr[rb][cb] > arr[rb-1][cb] && !(arr[ra][ca] >= arr[ra][ca+1] && arr[ra][ca] >= arr[ra+1][ca])) return 2; } else{ if (arr[ra][ca] > arr[ra][ca+1] && !(arr[ra][cb] >= arr[ra][cb-1])) return 1; if (arr[ra][cb] > arr[ra][cb-1] && !(arr[ra][ca] >= arr[ra][ca+1])) return 2; } return 0; } char header[100]; int main(){ gets(header); scanf("%d %d %d",&n,&m, &q); memset(cnt,0,sizeof(cnt)); memset(atas,0,sizeof(atas)); memset(bawah,0,sizeof(bawah)); memset(kiri,0,sizeof(kiri)); memset(kanan,0,sizeof(kanan)); for (int i = 0; i < n; ++i) for (int j = 0; j < m; ++j) scanf("%d",&arr[i][j]); for (int i = 0; i < n; ++i){ for (int j = 0; j < m; ++j){

Halaman 52 dari 64

cnt[i][j] = atas[i][j] = bawah[i][j] = kiri[i][j] = kanan[i][j] = 1; for (int k = 0; k < 4; ++k){ if (!valid(i+dr[k],j+dc[k])) continue; cnt[i][j] &= (arr[i][j] >= arr[i+dr[k]][j+dc[k]]); if (k != 0) bawah[i][j] &= (arr[i][j] >= arr[i+dr[k]][j+dc[k]]); if (k != 1) atas[i][j] &= (arr[i][j] >= arr[i+dr[k]][j+dc[k]]); if (k != 2) kanan[i][j] &= (arr[i][j] >= arr[i+dr[k]][j+dc[k]]); if (k != 3) kiri[i][j] &= (arr[i][j] >= arr[i+dr[k]][j+dc[k]]); } } } for (int i = 0; i < n; ++i) for (int j = 0; j < m; ++j){ if (i > 0) { cnt[i][j] += cnt[i-1][j]; bawah[i][j] += bawah[i-1][j]; atas[i][j] += atas[i-1][j]; kiri[i][j] += kiri[i-1][j]; kanan[i][j] += kanan[i-1][j]; } if (j > 0){ cnt[i][j] += cnt[i][j-1]; bawah[i][j] += bawah[i][j-1]; atas[i][j] += atas[i][j-1]; kiri[i][j] += kiri[i][j-1]; kanan[i][j] += kanan[i][j-1]; } if (i > 0 && j > 0){ cnt[i][j] -= cnt[i-1][j-1]; bawah[i][j] -= bawah[i-1][j-1]; atas[i][j] -= atas[i-1][j-1]; kiri[i][j] -= kiri[i-1][j-1]; kanan[i][j] -= kanan[i-1][j-1]; } } while (q--){ scanf("%d %d %d %d",&a,&b,&c,&d); a--; b--; c--; d--; if (cek(a,b,c,d) == 1) puts("Kiri Atas"); else if (cek(a,b,c,d) == 2) puts("Kanan Bawah"); else puts("Tidak Mungkin"); } }

Halaman 53 dari 64

1C – Bisa Jadi Tebak Angka

#include <cstdio> #include <cstdlib> #include <cstring> #include <iostream> #include <vector> #include <algorithm> using namespace std; int n,k,start,cur_k,i,j; int three[20]; char s[1007]; bool isConsecutive; vector<int> guess; void consecutive_numbers(int k) { int i; for (i=1 ; i<=three[k-1] ; i++) { guess.push_back(2*i - 1); } } void numbers_separated_by_two(int k) { int i; for (i=1 ; i<=three[k-1] ; i++) { guess.push_back(2*i - 1); } for (i=three[k-1] ; i<=2*three[k-1]-1 ; i++) { guess.push_back(2*i); } } int main() { gets(s); if (s[4] == '4') return 0; three[0] = 1; for (i=1 ; i<20 ; i++) three[i] = 3 * three[i-1]; scanf("%d%d",&n,&k); gets(s); k = 0; int threek = 1; while (threek < n) { threek *= 3; k++; }

Halaman 54 dari 64

start = 1; cur_k = k; isConsecutive = true; for (i=0 ; i<k ; i++) { guess.clear(); if (isConsecutive) { consecutive_numbers(cur_k); } else { numbers_separated_by_two(cur_k); } for (j=0 ; j<guess.size() ; j++) { guess[j] += start - 1; } printf("%d",guess.size()); fflush(stdout); for (j=0 ; j<guess.size() ; j++) { printf(" %d",guess[j]); fflush(stdout); } printf("\n"); fflush(stdout); gets(s); if (isConsecutive) { if (s[0] == 'Y') { isConsecutive = false; } else if (s[0] == 'T') { start += 2 * three[cur_k-1]; } else { isConsecutive = false; start++; } } else { if (s[0] == 'Y') { // nothing } else if (s[0] == 'T') { start += 4 * three[cur_k-1]; } else { start += 2 * three[cur_k-1]; } } cur_k--; } printf("0 %d\n",start); fflush(stdout); }

Halaman 55 dari 64

Halaman 56 dari 64

2A – Belanja di Malioboro

#include "iostream" #include "cstdio" #include "cmath" #include "queue" #include "algorithm" #include "climits" #define A first #define B second #define mp make_pair using namespace std; int n,m,k,p[260000],u[260000]; bool flag[1010000]; int bf[1010000]; int main() { char s[10]; scanf("%s",s); scanf("%d%d%d",&m,&n,&k); for (int i = 0; i < n; ++i) { scanf("%d%d", &p[i],&u[i]); } bool tabrak = false; int min_bf = INT_MAX; for (int i = 0; i < n-1; ++i) { for (int j = i+1; j < n; ++j) { if (u[i]!=u[j]) { tabrak = true; int x = min(abs(2*p[i]-2*p[j]),2*m-abs(2*p[i]-2*p[j])); int ap1, ap2; ap1 = 2*p[i]+u[i]; ap2 = 2*p[j]+u[j]; ap1 %= 2*m; ap2 %= 2*m; if (ap1<0) ap1 += 2*m; if (ap2<0) ap2 += 2*m; int y = min(abs(ap1-ap2),2*m-abs(ap1-ap2)); if (x<=y) { int z; z = m - x/2; int az = z; flag[z] = true; z+=m; z%=2*m;

Halaman 57 dari 64

flag[z] = true; z+=m; z%=2*m; flag[z] = true; z+=m; z%=2*m; } else { int z; z = x/2; flag[z] = true; z+=m; z%=2*m; flag[z] = true; z+=m; z%=2*m; flag[z] = true; z+=m; z%=2*m; } } else { int x = min(abs(p[i]-p[j]),m-abs(p[i]-p[j])); min_bf = min(min_bf,x); } } } queue<pair<int,int> > q; for (int i = 0; i < 2*m; ++i) { if (flag[i]) { q.push(mp(i,0)); flag[i] = false; } } while (!q.empty()) { int pos = q.front().A; if (pos < 0) pos += 2*m; int l = q.front().B; //cout<< pos << " " << l <<endl; q.pop(); if (!flag[pos]) { flag[pos] = true; bf[pos] = l; q.push(mp((pos+1)%(2*m),l+1)); q.push(mp(pos-1,l+1)); }

Halaman 58 dari 64

} if (!tabrak) { int mins = INT_MAX; for (int i = 0; i < n-1; ++i) { for (int j = i+1; j < n; ++j) { int x = min(abs(p[i]-p[j]),m-abs(p[i]-p[j])); mins = min(x,mins); } } for (int i = 0; i < 2*m; ++i) { bf[i] = mins; } } for (int i = 0; i < k; ++i) { int x; scanf("%d",&x); printf("%d\n",min(bf[(x*2)%(2*m)], min_bf)); } return 0; }

Halaman 59 dari 64

2B – Motif Batik

#include <bits/stdc++.h> #define sz(a) int((a).size()) #define tr(i,c) for(__typeof((c).begin()) i = (c).begin(); i != (c).end(); ++i) #define all(c) (c).begin(),(c).end() #define uniq(c) sort(all((c))); (c).resize(unique(all((c))) - (c).begin()) #define lobo(c, x) (int) (lower_bound(all((c)), (x)) - (c).begin()) #define upbo(c, x) (int) (upper_bound(all((c)), (x)) - (c).begin()) #define R(i,a,b) for (int i=a; i<=b; i++) #define stop getchar(); #define tess puts("==========="); #define tes(a) cerr<<#a << " = "<<a<<endl; #define cincout ios::sync_with_stdio(0),cin.tie(0),cout.tie(0); #define INF 1000111222 #define EPS 1e-9 #define pb push_back #define mp make_pair #define fi first #define se second #define X first #define Y second using namespace std; typedef long long int64; int64 sum[100111]; vector<int64> mem[100111]; vector<int64> tmp; int64 n,m,a,b; inline int64 con(vector<int64> &v) { if (sz(v) == 0) return 0; sort(all(v)); sum[0] = v[0]; R(i,1,sz(v)-1) sum[i] = sum[i-1] + v[i]; int64 ret = 0; R(i,1,sz(v)-1) { ret += v[i]*i - sum[i-1]; }

Halaman 60 dari 64

return ret; } string s; int main () { cincout; cin >> s; cin >> n >> m; for (int i=0; i<n; i++) { cin >> a >> b; mem[a].push_back(b); tmp.push_back(b); } int64 ans = con(tmp); R(i,1,m) ans -= con(mem[i]); assert(ans>=0); cout << ans <<endl; }

Halaman 61 dari 64

2C – Ayam Aneh

#include <bits/stdc++.h> using namespace std; // for debuging purposes #define MAXK 650 int _k_query = 0; bool query(string s) { if (++_k_query > MAXK) { exit(0); } printf("TANYA %s\n", s.c_str()); fflush(stdout); char response[10]; scanf("%s", response); return strcmp(response, "YA") == 0; } void answer(string s) { printf("JAWAB %s\n", s.c_str()); fflush(stdout); exit(0); } char header[10]; string a[30]; int n, q; int main() { // read headers scanf("%s", header); // read N and Q scanf("%d%d", &n, &q); // a[i] = i-th alphabet for (int i = 0; i < 26; ++i) { a[i] = ""; a[i] += 'A' + i; } // determine the character used vector<int> c; if (header[1] == '1') { // only ABC c.push_back(0); c.push_back(1); c.push_back(2); } else if (header[3] == '3') { // all A-Z appear

Halaman 62 dari 64

for (int i = 0; i < 26; ++i) { c.push_back(i); } } else { for (int i = 0; i < 26; ++i) { if (query("" + a[i])) { c.push_back(i); } } } // determine the order of the characters if (c.size() > 1) { vector<bool> used(c.size()); used[0] = true; vector<int> r, l; // determine r string sr = a[c[0]]; while (true) { bool cont = false; for (int i = 0; i < c.size(); ++i) { if (used[i]) continue; if (query(sr + a[c[i]])) { r.push_back(c[i]); sr = a[c[i]]; cont = true; used[i] = true; break; } } if (!cont) break; } // determine l string sl = a[c[0]]; while (true) { bool cont = false; for (int i = 0; i < c.size(); ++i) { if (used[i]) continue; if (query(a[c[i]] + sl)) { l.push_back(c[i]); sl = a[c[i]]; cont = true; used[i] = true; break; } } if (!cont) break; } // combine them vector<int> temp; for (int i = l.size() - 1; i >= 0; --i) {

Halaman 63 dari 64

temp.push_back(l[i]); } temp.push_back(c[0]); for (int i = 0; i < r.size(); ++i) { temp.push_back(r[i]); } c = temp; } // do binary search to determine the number of each character int total = 0; string ans = ""; if (header[4] == '4') { for (int i = 0; i + 1 < c.size(); ++i) { ans.push_back(a[c[i]][0]); if (header[3] == '3') { // always 1 character, so do nothing } else { while (query(ans + a[c[i]][0])) { ans.push_back(a[c[i]][0]); } } } total = ans.size(); for (int i = 0; i < n - total; ++i) { ans.push_back(a[c.back()][0]); } } else { for (int i = 0; i + 1 < c.size(); ++i) { int l = 1, r = n - total; // for subtask 3: always 1 if (header[3] == '3') { r = 1; } while (l < r) { int m = (l + r + 1) / 2; string tempq = ""; for (int j = 0; j < m; ++j) { tempq += a[c[i]]; } if (query(tempq)) { l = m; } else { r = m - 1; } } total += l; for (int j = 0; j < l; ++j) { ans.push_back(a[c[i]][0]); } } for (int i = 0; i < n - total; ++i) { ans.push_back(a[c.back()][0]); }

Halaman 64 dari 64

} answer(ans); return 0; }