8
1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK) Oleh : Henis Sugianto, Ir. Djoko Irawan MS dan Data Iranata ST.,MT.,PhD Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga. Struktur dermaga yang akan dibangun direncanakan untuk menampung kapal dengan kapasitas maksimum 60.000 DWT. Dengan tipe struktur dermaga yang berupa open pier dan pembangunannya menggunakan metode precast. Tugas akhir ini membahas mengenai optimasi perencanaan struktur dermaga menggunakan modul pelat lantai dermaga dengan berbagai variasi ukuran, yaitu (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8), dan (10 x 10) meter. Yang diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat yang paling murah dan sesuai dengan dermaga PT. Petrokimia Gersik (persero). Sehingga nanti dapat dijadikan acuan dalam pengerjaan dermaga selanjutnya. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan ukuran modul yang paling murah, yaitu modul pelat ukuran 10 x 10 meter untuk kondisi esisting. Namun bila dihitung dengan safety factor 3 (sesuai perhitungan penulis), maka modul pelat yang paling murah dalah modul pelat 8 x 8 meter dengan harga Rp 115,423,844,799.39 Kata kunci : Pelabuhan, Struktur, Open pier, Precast,Modul pelat, Daya Dukung Tanah, PT Ptrokimia Gersik. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka meningkatan pula jumlah kegiatan bongkar muat kapal di pelabuahan khusus PT Petrokimia Gresik (Persero). Dengan meningkatnya jumlah kegiatan bongkar muat tersebut, kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga. Dermaga yang terletak di Gresik ini akan dikembangkan dengan membangun Jetty II sepanjang 194 meter dan lebar 36 meter menuju Karang Jamuang dengan menggunakan beton pracetak. Sehingga dibutuhkan perhitungan untuk mengetahui modul pelat pracetak yang paling murah. Secara umum modul pelat pracetak lantai dermaga yang sering digunakan adalah modul pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), dan (8 x 8) meter, namun dalam pembangunan dermaga PT. Petrokimia Gersik (Persero) ini, modul pelat pracetak direncakan dengan ukuran (10 x 10) meter. Oleh sebab itu perlu adanya optimasi perencanaan dermaga sistem pracetak dengan berbagai modul dimensi pelat lantai. Sehingga diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat pracetak yang paling murah dan kuat menahan beban dermaga dalam pembangunan dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero). RUMUSAN MASALAH Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, permasalahan utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga. Secara khusus permasalahan utama ini dapat didetailkan sebagai berikut: 1. Bagaimana menghitung modul pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8) dan (10 x 10) meter? 2. Bagaimana menghitung kebutuhan tulangan pelat pracetak tiap-tiap dimensi pelat? 3. Bagaimana menghitung kekuatan pelat pracetak akibat pengangkatan saat umur beton 7 hari, akibat overtoping saat umur beton 14 hari dan saat monolit pada tiap-tiap dimensi pelat? 4. Bagaimana merencanakan sambungan pelat pracetak? 5. Bagaimana menghitung balok pracetak, pile cap dan tiang pancang akibat tiap-tiap dimensi pelat? 6. Bagaimana menghitung rencana anggaran biaya? TUJUAN Pengerjaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero). Adapun detail tujuan perencanaan ini adalah menjawab dai rumusan masalah. BATASAN MASALAH Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, agar menjadi terarah dan sesuai dengan yang diinginkan, maka permasalahan yang akan dibahas harus diberi batasan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

1

OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

Oleh : Henis Sugianto, Ir. Djoko Irawan MS dan Data Iranata ST.,MT.,PhD

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak

Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga. Struktur dermaga yang akan dibangun direncanakan untuk menampung kapal dengan kapasitas maksimum 60.000 DWT. Dengan tipe struktur dermaga yang berupa open pier dan pembangunannya menggunakan metode precast.

Tugas akhir ini membahas mengenai optimasi perencanaan struktur dermaga menggunakan modul pelat lantai dermaga dengan berbagai variasi ukuran, yaitu (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8), dan (10 x 10) meter. Yang diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat yang paling murah dan sesuai dengan dermaga PT. Petrokimia Gersik (persero). Sehingga nanti dapat dijadikan acuan dalam pengerjaan dermaga selanjutnya.

Dari hasil analisis perhitungan didapatkan ukuran modul yang paling murah, yaitu modul pelat ukuran 10 x 10 meter untuk kondisi esisting. Namun bila dihitung dengan safety factor 3 (sesuai perhitungan penulis), maka modul pelat yang paling murah dalah modul pelat 8 x 8 meter dengan harga Rp 115,423,844,799.39 Kata kunci : Pelabuhan, Struktur, Open pier, Precast,Modul pelat, Daya Dukung Tanah, PT Ptrokimia Gersik.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kapasitas

produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka meningkatan pula jumlah kegiatan bongkar muat kapal di pelabuahan khusus PT Petrokimia Gresik (Persero). Dengan meningkatnya jumlah kegiatan bongkar muat tersebut, kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga.

Dermaga yang terletak di Gresik ini akan dikembangkan dengan membangun Jetty II sepanjang 194 meter dan lebar 36 meter menuju Karang Jamuang dengan menggunakan beton pracetak. Sehingga dibutuhkan perhitungan untuk mengetahui modul pelat pracetak yang paling murah.

Secara umum modul pelat pracetak lantai dermaga yang sering digunakan adalah modul pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), dan (8 x 8) meter, namun dalam pembangunan dermaga PT. Petrokimia Gersik (Persero) ini, modul pelat pracetak direncakan dengan ukuran (10 x 10) meter. Oleh sebab itu perlu adanya optimasi perencanaan dermaga sistem pracetak dengan berbagai modul dimensi pelat lantai. Sehingga diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat pracetak yang paling murah dan kuat menahan beban dermaga dalam pembangunan dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero).

RUMUSAN MASALAH Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini,

permasalahan utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga. Secara khusus permasalahan utama ini dapat didetailkan sebagai berikut: 1. Bagaimana menghitung modul pelat pracetak

dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8) dan (10 x 10) meter?

2. Bagaimana menghitung kebutuhan tulangan pelat pracetak tiap-tiap dimensi pelat?

3. Bagaimana menghitung kekuatan pelat pracetak akibat pengangkatan saat umur beton 7 hari, akibat overtoping saat umur beton 14 hari dan saat monolit pada tiap-tiap dimensi pelat?

4. Bagaimana merencanakan sambungan pelat pracetak?

5. Bagaimana menghitung balok pracetak, pile cap dan tiang pancang akibat tiap-tiap dimensi pelat?

6. Bagaimana menghitung rencana anggaran biaya?

TUJUAN Pengerjaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk

merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero). Adapun detail tujuan perencanaan ini adalah menjawab dai rumusan masalah.

BATASAN MASALAH Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, agar menjadi

terarah dan sesuai dengan yang diinginkan, maka permasalahan yang akan dibahas harus diberi batasan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

Page 2: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

2

1. Perencanaan demaga menggunakan data-data yang sudah ada.

2. Penggunaan rumus-rumus yang sesuai dengan yang ada di peraturan SNI 2002, peraturan tentang dermaga (OCDI) ataupun literatur yang digunakan.

3. Hanya membahas perencanaan dimensi pelat beton pracetak, balok pracetak, pile cap dan tiang pancang, tidak termasuk bagian struktur dermaga yang lainnya seperti balok fender, dan Mooring dolphin.

4. Hanya merencanakan dimensi pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8) dan (10 x 10) meter.

5. Hanya menganalisis biaya dan kekuatan dari perencanaan pelat pracetak, balok pracetak, pile cap dan tiang pancan, tidak termasuk struktur dermaga yang lainnya seperti balok fender, dan Mooring dolphin.

6. Menggunakan program bantu SAP 2000

MANFAAT Pengerjaan tugas akhir ini diharapkan dapat

menjadi acuan dalam merencanakan modul pelat dermaga PT. Petrokimia Gresik (Persero) yang murah dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban dermaga.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan dalam bab ini secara umum meliputi konsep desain yaitu perencanaan pelat pracetak, perencanaan balok pracetak, perencanaan pile cap dan tiang pancang.

KRITERIA DESAIN

PERATURAN YANG DIGUNAKAN Dalam tugas akhir ini digunakan beberapa

peraturan sebagai landasan perencanaan, diantaranya: • PCI. 1992 Design Handbook 4th Edition and 5th

Edition Precast and Prestressed Concrete Chapter5. • Technical Standards and Commentaries for Port and

Harbour Facilities in Japan. The Overseas Coastal Area Development Institute Of Japan (OCDI).

• ACI 318-05.Appendix D. Chapter 5.2. • Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-2847-2002

untuk merencanakan struktur beton. • SNI 03 - 1726 – 2002 - Tata Cara Perencanaan

Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (1983). Digunakan dalam perhitungan gaya gempa dengan metode dinamis.

• Beton Bertulang Edward G. Nawy. • Daya Dukung Tanah, Herman Wahyudi • Ekplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi,

Wulfram Ervianto

KRITERIA KAPAL RENCANA Dalam Tugas Akhir ini, kapal jenis barang dan

curah yang direncanakan bersandar di dermaga mempunyai data sebagai berikut:

Dermaga Sisi Darat

Bobot mati : 35.000 DWT Panjang (LOA) : 181 m Sarat penuh : 10.9 m Lebar : 26.4 m

Berthing Velocity : 0.15 m/det Sudut berthing max : 100

Dermaga Sisi Laut Bobot mati : 60.000 DWT Panjang (LOA) : 271 m Sarat penuh : 13.2 m Lebar : 35.2 m Berthing Velocity :0.15 m/det Sudut berthing max :100

KUALITAS MATERIAL 1. Mutu Beton

Digunakan beton dengan fc’ = 35 Mpa untuk komponen struktural. Berikut ini data mutu beton berdasarkan SNI 2002: Eb = '4700 fc = 27805.575 kg/cm2

2. Mutu Baja Baja tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah baja tulangan U-50. Berikut ini data mutu baja fy = 490MPa Ea = 2,1 x 106 kg/cm2

σa = Tegangan Tarik = 290 MPa

Diameter Tulangan = 19mm ( untuk pelat ) = 25 mm (untuk balok )

3. Selimut Beton Dalam perencanaan ini digunakan tebal selimut beton untuk pelat sebesar 4 cm dan untuk balok sebesar 7 cm.

4. Tiang Pondasi Tiang pancang baja Nipon steel Diameter = 1200 mm Tebal = 20 mm Luas penampang = 741.4 cm2 Berat = 467 kg / m Momen Inersia = 129 x 103 cm4 Section Modulus = 215 x 102 cm3

DESAIN DIMENSI STRUKTUR Berikut ini adalah disain dimensi struktur

dermaga untuk modul 8 x 8 meter: Panjang dermaga : 194 m Lebar dermaga : 36 m Tebal Pelat : 40 cm Balok Melintang : 80 x 120 cm Balok Memanjang : 80 x 120 cm Balok Crane : 80 x 120 cm Pile cap :200 x 200 x 80 cm Cover Beton (pelat) : 4 cm (balok) : 7 cm

BEBAN LATERAL Pembebanan lateral pada struktur dermaga dapat

dikategorikan atara lain: 1) Gaya Gelombang 2) Gaya Akibat Arus 3) Gaya Tumbukan Kapal

Dari analisa diperoleh gaya bollard sebagai berikut: Table Rekap Gaya Bollard

Gaya Bollard Gaya Tarik (ton) Gaya tarikan kapal 100 Gaya dorong kapal akibat angin 126.36 Gaya dorong kapal akibat arus 82.42

Page 3: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

3

BEBAN GEMPA Beban gempa yang bekerja pada struktur

dermaga dihitung secara dinamis dengan menggunakan respon spektra menurut SNI 03-1726-2002. • Input Gaya Gempa

Berdasarkan peta gempa, karang jamuan merupakan wilayah yang masuk dalam Zone Gempa 2 dengan jenis Tanah Lunak, sehingga ditetapkan spektrum respons seperti pada Gambar dibawah ini

Dan scale factor diisi 1778.281.95.4

1. == xgRI

Nilai I merupakan factor keutamaan gedung dan R merupakan faktor reduksi berdasarkan SNI 1726-2002.

Gambar. Grafik Respon Spektrum dalam SAP 2000

PEMODELAN STRUKTUR MENGGUNAKAN PROGRAM BANTU

Pemodelan struktur sebisa mungkin harus mempunyai perilaku yang sama dengan kondisi struktur di lapangan nanti. Hal ini diperlukan agar hasil gaya dalam (momen, lintang dan normal) yang dikeluarkan program bantu akurat. Struktur Jetty dalam tugas akhir ini memiliki beberapa komponen struktur, diantaranya pelat, balok, pile cap dan tiang pancang. Adapun pemodelan keempat komponen tersebut dalam program bantu adalah sebagai berikut.

a. Pelat pada model jetty dimodelkan dengan fitur area shell setebal 40 cm.

b. Balok pada model jetty dimodelkan dengan fitur frame.

c. Pile cap pada model jetty dimodelkan dengan fitur solid.

d. Tiang pancang sama seperti balok, tiang pancang pada model jetty dimodelkan dengan fitur frame.

Model struktur jetty pada program bantu dapat dilihat pada gambar dibawah ini

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA

PERENCANAAN PELAT Data Perencanaan Pelat Untuk perencanaan dipakai data sebagai berikut: Tebal Pelat rencana

= 400 mm

Tebal pelat pracetak

= 300 mm Tebal overtopping

= 100 mm

Decking

= 70 mm

Dia Tul lentur

= 19 mm

As

= 283.5287 mm2

Dia Tul bagi

= 16 mm

As

= 201.0692 mm2

Tinggi efektif

= 346 mm Lebar Pelat

= 8000 mm

BJ beton pracetak

= 2400 kg/m3 BJ beton Cast in place

= 2500 kg/m3

mutu baja

Fy = 490 Mpa mutu beton Fc = 35 Mpa Perhitungan tulangan lentur pelat

Tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan lentur plat adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data-data d, fy, f ’c, dan Mu 2. Menentukan batasan harga tulangan dengan

menggunakan rasio tulangan yang disyaratkan sebagai berikut :

+

=fyfy

fcb600

600'185.0 βρ

SNI 03-2847-2002 pasal 10.4(3) bρρ 75.0max = SNI 03-2847-2002 pasal 12.3(3)

fy4.1min =ρ

3. Hitung rasio tulangan yang dibutuhkan :

−−=

fyxmxRn

m2111ρ

4. Menentukan luas tulangan (AS) dari ῤ yang didapat

bxdAs

Momen yang menentukan : Dari perhitungan SAP 2000 didapatkan: Mu = 198437778

2/237.2233310008.0

198437778210008.0

mmNxxdyxx

MuRn ===

00475.02

111

=

−−=

fyRnxmx

ρ > ρmin ρ pakai = 0,00475 Asperlu = ρ b d

= 0,00475 x 1000 x 333 = 1582.076 mm2 Digunakan tulangan lentur: ∅19 - 175 ( As Pasang = 1701.712 mm2 )

Perencanaan Tulangan Susut dan Suhu Pelat Untuk perencanaan tulangan susut dan suhu arah

x pelat penulis menggunakan aturan SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2).(1).

a. 00147,0490

'4000018,0==

b. As = 0,00147 x 1000 x 350.5 = 515.235 mm2 c. Tulangan pakai

D13 – 200 ( As = 663.325 mm2) per meter lebar pelat.

Kontrol Geser Punch Pelat Pada control geser punch dimabil gaya dari

truck trailer karena memiliki beban besar dan bidang sentuh roda dengan pelat yang kecil. Besar beban dan

Page 4: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

4

luasan bidang sentuh roda pelat dapat dilihat pada gambar (a) dan (b).

Gambar Lebar kerja manfaat arah melintang dan

memanjang

Berdasarkan Peraturan SIN 03-2847-2002, rumus mencari kuat geser nominal pelat adalah Vnc = dU

cf××

+

6'21

β = 2111861 N= 211,186 ton

4003100635

××=Vc = 1222656 N = 122.266 ton

Kuat penampang pada geser harus memenuhi :

i. Vu ≤ ɸVnc = 1,2 x 135 < 0,8 x 211.186

162 ton < 168.9488 ton( OK )

ii. Vc > Vnc = 345,105 ton > 211.186 ton ( OK )

Jadi => Pelat beton memenuhi kuat geser punch

Kontrol Retak 3 Adfz cs=

K!MN/m.....O 25MN/m 21.81 N/mm 21812.25 <==z1011 6 ×××= − βω

= 0,194 < 0,3 mm ...................(OK)

Perancanaan Pelat Sebelum Komposit Data perencanaan pelat pracetak.

Pelat pracetak berbentuk half slab dengan tebal 30 cm. Tulangan yang dipasang adalah tulangan lentur bagian bawah, dengan diameter tulangan rencana pelat pracetak D 19 dan tulangan bagi D 13.

Penentuan lebar bersih pelat pracetak: - Tipe modul pelat = 8 x 8 meter - Lebar balok = 700 mm

Lebar Balok tumpuan - Lx = 8-(0.7x2)+(2x0.05) = 7.4 m - Ly = 8-(0.7x2)+(2x0.05) = 7.4 m

Dimensi bersih pelat pracetak - Lx = 7.4/4 = 1.85 m - Ly = 7.4 m

Gambar-Detail peletakan pelat pracetak di atas balok.

Perencanaan Tulangan Lentur Digunakan tulangan lentur: ∅19 - 200 ( As Pasang = 1701.1724 mm2 )

Kontrol Tegangan 1) Kontrol pada saat pengangkatan pelat Beban pelat pracetak saat pengangkatan Beban sendiri pelat pracetak

= 0,30 x 2400 = 720 kg/m2 Beban total (w) = 9856.8 kg

Momen pelat pracetak saat pengangkatan Pelat direncanakan diangkat dengan 4 titik

pengangkatan. Momen pelat saat pengangkatan dihitung dengan PCI Design Hand Book Precast and Prestressed Concrete pasal 5.2.4 (b) seperti pada Gambar sebagai berikut :

Gambar Momen Pengangkatan Pelat

Dengan rencana titik pengangkatan seperti pada Gambar di atas sebagai berikut :

Gambar Rencana Titik Pengangkatan

Dimensi Pelat : lebar = 1.85 m panjang = 7.4 m dari analisa didapatkan momen dengan faktor kejut akibat pengangkatan 1.5 adalah:

Mmax = 2696.093 x 1.5 = 4044.139 kgm Mmin = -1348.047 x 1.5 = -2022.069 kgm

Kontrol tegangan precast f’c saat umur beton 7 hari = 65% x 35 = 22.75 MPa fr saat umur beton 7 hari = 0.7*√22.75 = 3.339 MPa

Kontrol Tegangan

σmax = 325.14350148484

54.14240441396=

x

σmax < fr (1.325 < 3.339) MPa ........OK

σmin = 732.04350148484

46.15720220698=

x

σmin < fr (0.732 < 3.339) MPa ........OK

2) Kontrol pada saat Penumpukan

Gambar Penumpukan pelat pracetak Beban yang bekerja: Berat sendiri = 0.3x2400 = 720 kg/m2 Berat besi tulangan = 0.05x720 = 48 kg/m2

Berat Total = 768 kg/m2

Dari perhitungan menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan momen:

Gambar Momen pelat pracetak akibat penumpukan

0 207

0 207

0 586

Page 5: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

5

Mmax = 1456.559 kgm Mmin = -2551.839 kgm

karena pelat pracetak ditumpuk, maka ada faktor kejut ketika proses penumpukan sebesar 1.5, sehingga momen menjadi:

Mmax = 1456.559 x 1.5 = 2184.839 kgm Mmin = -2551.839 x 1.5 = -3827.76 kgm

Kontrol Tegangan

σmax = 716.04350148484

54.14221848385=

x

σmax < fr (0.716 < 3.339) MPa ........OK

σmin = 386.14350148484

46.15738277585=

x

σmin < fr (1.386 < 3.339) MPa ........OK

3) Kontrol pada saat menahan beton basah Data Perencanaan : Beban yang bekerja pada saat pengecoran topping beton f’c saat umur beton 14 hari = 88% x 35 = 30.8 MPa fr saat umur beton 14 hari = 0.7*√30.8 = 3.884 MPa Beban sendiri pelat pracetak

= 0,30 x 2400 = 720 kg/m2 Beban Beton basah

= 0,10 x 2500 = 250 kg/m2 Beban total (q) = 970 kg/m2 Beban Hidup (P) = 100 kg Momen pelat pracetak saat pengecoran

Pelat yang diletakkan di antara 2 balok pada saat pengecoran diasumsikan menumpu pada 2 perletakan, dengan analisa program bantu SAP 2000 didapatkan momen sebesar :

Gambar Momen pelat pracetak akibat penumpukan

Mmax = 4889.32 kgm Mmin = -6362.67 kgm

karena beton tidak bias langsung merata setebal 10 cm di atas pelat, melainkan ditumpuk dulu kemudian diratakan, maka untuk menahan beban beton sebelum diratakan momen maksimum dikalikan dengan koefisien 1.5

Mmax = 4889.32 x 1.5 = 7333.98 kgm Mmin = -6362.67 x 1.5 = -9544 kgm

Gambar - Momen saat pengecoran

Kontrol Tegangan

σmax = 403.24350148484

54.14273339800=

x

σmax < fr (2.403 < 3.884) MPa ........OK

σmin = 455.34350148484

46.15795440035=

x

σmin < fr (3.455 < 3.884) MPa ........OK

PERENCANAAN BALOK Tabel Rekap penulangan lentur balok memanjang

Penulangan Geser

Dari software bantu analisa struktur didapatkan nilai geser maksimum (Vu) = 1651125.4 N Pemasangan Sengkang Daerah Sendi Plastis Direncanakan tulangan geser 4φ12 mm (Av = 452,39 mm2)

Penulangan Torsi Balok Dalam perencanaan tulangan torsi pada balok

induk, penulis menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 13.6. Adapun tahapan – tahapan dalam perencanaan tulangan torsi adalah sebagai berikut

A. Kontrol pengaruh momen torsi berfaktor terhadap balok Tu : 146463816.5 Nmm

Tn =

Tn = 1367973 Nmm < Tu = 146463816.5 Nmm Karena Tn < Tu maka perlu tulangan torsi

B. Kontrol dimensi penampang melintang balok

( ) ( ) 3352

5.11057004.572269

75.027439047.1

5x3592146463816. 2

5.11057004.1651125 2

+≤+xxx

2,209 N/mm2 < 4.498N /mm2

Jadi Penampang melintang balok memenuhi

C. Tulangan longitudinal akibat torsi Dari perhitungan tulangan momen tumpuan

didapat As = 5890.486 mm2 dan As’ = 1963.495 mm2 perbandingan penempatan tulangan torsi adalah atas : tengah : bawah = 1 : 2 : 1 maka, - Tulangan longitudinal di atas

As = 0,25 x Al pakai + As = 0,25 x 2708.29 + 5890.486 = 6567.558 mm2

Dengan tulangan D25 jumlah tulangan yang diperlukan adalah 14 buah

Tumpuan Lapangan

Mu 2304051000

Nmm 1845611000Nm

m Tul. Atas 12D25 10D25 As pakai 5890.486 mm2 4908.739 mm2

Tul. Samping 2D16 2D16 As pakai 402,124 mm2 402,124 mm2

Tul.Bawah 4D25 5D32 As pakai 1963.495 mm2 2454.369 mm2

Mn 3076038244Nm 2603844435Nm

m

Page 6: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

6

- Tulangan longitudinal di tengah Av = 0,5 x Al pakai

= 0,5 x 2708.29 = 1354.145 mm2 Dengan tulangan D16 jumlah tulangan yang

diperlukan adalah 7 buah - Tulangan longitudinal di bawah

As’= 0,25 x Al pakai + As’ = 0,25 x 2708.29 + 1963.495 = 2640.568 mm2

Dengan tulangan D25 jumlah tulangan yang diperlukan adalah 6 buah

Kontrol Desain dan Panjang Penyaluran A. Kontrol Lendutan

09.3821

80021

===lh cm < 50 cm ....OK

B. Kontrol Retak 3 Adfz cs=

OK! MN/m 25MN/m 24.96 N/mm 24957.36 <==z1011 6 ×××= − βω = 0,233 < 0,3 mm ...(OK)

C. Panjang Penyaluran 1. Panjang Penyaluran lurus tulangan tarik

Digunakan panjang penyaluran untuk tulangan tarik 1000 mm

2. Panjang Penyaluran Berkait Dipakai 300 mm SNI 03-2847-2002 Ps. 9.1.2

3. Tulangan momen positif Sesuai SNI 03-2847-2002 Ps. 14.11, ldh ≥ 150 mm

4. Tulangan momen negative Sesuai SNI 03-2847-2002 Ps. 14.12, Panjang penyaluran digunakan adalah 500 mm

Untuk kondisi sebelum komposit, balok pracetak dikontrol tegangan seperti pada pelat pracetak.

Gambar. Balok Pracetak

Tulangan balok pracetak yang dipasang adalah tulangan bagian bawah. Untuk tulangan tumpuan dipasang tulangan tekan (5D-25) sedangkan tulangan lapangan dipasang tulangan tarik (10D-25).

PERENCANAAN TIANG PANCANG Data Spesifikasi Tiang Pancang

Adapun spesifikasi dari tiang pancang baja ini adalah sebagai berikut: Tabel Dimensi tiang pancang modul pelat 8 x 8

Keterangan Nilai Satuan Mutu Baja BJ 50 -

Diameter (D) 1200 mm Tebal 20 mm

Luas Penampang (A) 678.6 cm2 Section Modulus (Z) 18000 cm3

Momen Inersia 990000 cm4

Perhitungan Titik Jepit Tiang

Gambar Pemodelan titik jepit tiang pancang 5

15001413.0210000000xT = = 7.23 m

Zf = 1,8 x 7.7 = 13.01 m 13 m Dan pemodelan struktur pada

software bantu, panjang tiang pancang sampai dengan titik jepit pancang adalah L = e + Zf L = 15 + 13 = 28 m

Perhitungan Kapasitas Akasial Maksimum Tiang(Qv)

( )tonMNQv 11081.1108

215001300

01413.02100002==

+

××=π

Sedangkan dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan P max sebesar :

Pmax < Qv 522.965 < 1108 (OK)

12.2965.522

1108==Qv

Perhitungan Kapasitas Lateral Maksimum Tiang(QH)

Dengan rumus penyederhanaan dari Tomlinson, perhitungan nilai QH (gaya lateral maksimum) dapat dihitung dengan

QH = Mu = σu x Z ,

QH = 1315

12852+

x = 91.786 ton

Untuk jarak antar tiang (S) adalah 6m dan diameter tiang (B) adalah 1,2 m, nilai efesiensi kapasitas lateral tiang adalah :

S/B = 6 / 1,2 = 5 Ge = 0,5 QH ijin = 0,5 x 91.786 = 45.89 ton

Gaya lateral maksimum yang terjadi pada satu tiang adalah

Hmax = 100

1783997 kg = 17839.97 kg = 17.84 ton

Sedangkan dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan H max sebesar :

Hmax < Qv 17.84 < 45.89 (OK)

Page 7: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

7

57.284.1789.45

==Qv

Kontrol Defleksi Lateral Tiang (y max) Dengan menggunakan perumusan NAVAC B-67, nilai defleksi lateral tiang didapatkan:

my 009401.0=

Kontrol Momen

Momen yang terjadi, yaitu momen yang didapat dari analisa SAP 2000 harus lebih kecil dari momen bahan tiang pancang (Mu). My ≤ Mu = Fy . Sx atau y My ≤ Mu = Fy . 1,5 Zx atau y Momen yang terjadi :

M2 = 233.767 t.m < Mu .....OK! M3 = 228.819 t.m < Mu.....OK!

Perencanaan Pile Cap Pada perencanaan ini Pile cap yang

direncanakan bukan precetak., adapun data dan tipe pile cap adalah:

Data data perencanaan Pile cap: Lebar (b) = lx = 200 cm Tinggi (h) = 80 cm Panjang = ly = 200 cm Selimut beton = 8 cm Mutu Beton f’c= 35 Mpa Eb = 27805.575 Nmm Mutu Baja fy = 490 Mpa Ea = 2,1 x 105 Nmm Diameter Tulangan = 25 mm (tul. utama)

= 22 mm (tul.bagi) Dari perhitungan program SAP 2000 didapat

gaya-gaya yang bekerja pada poer. Dengan asumsi pelaksanaan yang sulit maka direncanakan eksentrisitas pada pile cap tunggal.

Gambar – Beban yang bekerja pada pilecap

Dari hasil SAP2000 v.14.2.2 untuk tiang pancang tunggal didapatkan :

Pmax(axial load) = -628.228 ton Mpada batang tsb = -244684,44 kg.m

Perhitungan Tulangan Arah Y dan X Penulangan Lentur Dipakai D25 (Aspakai = 9817.477 mm2) untuk tiap meter dipasang D25 (As = 4908.7385 mm2) Untuk Tulangan bagi dianggap 50% dari tulangan utama, maka:

As bagi = 2454.369 mm2

jarak antar tulangan = 150 mm Diameter tulangan bagi D22 (As pakai= 2659.58 mm2 ) Penulangan angker

Beton isi direncanakan 50 cm di bawah muka air terendah sekaligus sebagai pelindung tiang pancang baja dari korosi Jadi panjang beton isi L = 3.1 meter.

a) Kekuatan tulangan di dalam steel pile (12 - D13) Pnt = As .n . fy. Ø (fy=490 Mpa) = 585 ton > 137ton……OK

b) Tegangan geser beton dan pelat, serta kekuatan beton menerima gaya horisontal. Kekuatan beton disekeliling tulangan = n x L x d x fc = 1092000 N > 137200 N......OK

c) Kekuatan tulangan angker (18 - D28, fy=490Mpa) Pnt = As .n . fy. Ø

= 4344747.24 N > 137200 N. ……OK Perhitungan yang dibutuhkan Dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000

Gambar – Momen pada 3.1 meter

Momen pada ujung tiang tegak Mu = 174836.55 kg.m dengan P max = 263668.32 kg

tulangantonkg

ddMuTu

18475.4344.22201

48.748911662696691.

2max

max ≤===∑

Karena gaya tarik akibat momen yang terjadi pada satu tulangan angker lebih kecil dari kemampuan tulangan menahan tarik, maka tulangan 18-D28 mampu menahan Mu=174836.55 kg.m Tarik ulti = 22.201 ton ≤ Tijin = 24.137 ton . . . . . .(OK)

Kontrol Geser punch pile cap Pile cap harusmemenuhi persyaratanbahwa

kekuatan gaya gesr nominal harus lebih besar dari geser punch yang terjadi.Kuat geser yang disumbangkan beton diambil nilai terkecil dari:

Vc = N136.1083628610004710635

5.121 =××

+

Vc = N259.928824510004710335

=××

Diambil Vc terkecil = 9288245.259 N ɸVc = 0.75 x 9288245.259 = 6966183.945 N ɸVc = 6966183.945 N > Pu tiang = 2636683.2N…OK

Page 8: OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM … · 1 OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

8

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN 1. Total rencana biaya dermaga yang paling murah

ditijau dari perhitungan struktur atas adalah modul pelat lantai ukuran 4 x 4 meter dengan harga RP 6,935,406,555,00

Gambar- Grafik Rekapitulasi Harga Bangunan Atas

2. Total biaya perencanaan dermaga yang paling

murah ditijau dari perhitungan struktur bawah

adalah modul pelat lantai ukuran 10 x 10 meter dengan harga RP 91,202,236,390,00 untuk SF = 2 (kondisi esisting).

Gambar - Grafik Rekapitulasi Harga Bangunan Bawah

3. Total biaya perencanaan struktur dermaga yang paling murah dengan SF = 3 (sesuai perhitungan penulis) adalah modul pelat 8 x 8 meter dengan harga Rp 115,423,844,799.39

Tabel. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya No. Uraian Jumlah 1 Bangunan Modul 10 x 10 meter SF 2 (esisting) Rp 101,188,469,312.64 2 Bangunan Modul 10 x 10 meter SF 3 Rp 122,710,377,379.44 3 Bangunan Modul 8 x 8 meter Rp 115,423,844,799.39 4 Bangunan Modul 6 x 6 meter Rp 164,236,314,433.53 5 Bangunan Modul 4 x 4 meter Rp 279,993,293,384.77

SARAN

1. Dalam merencanakan struktur dermaga dengan berbagai variasai modul pelat lantai pracetak, seharusnya mempertimbangkan kondisi tanah.

2. Dalam tugas akhir yang akan datang, perhitungan Rencana Anggaran biaya disarankan mempertimbangakan biaya metode pelaksanaan di lapangan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis H.S. mengucapkan terima kasih kepada

Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, kedua orang tua, pacar (U.H), sahabat, saudara SIPIL 2009, rekan-rekan TMB 48, serta semua pihak yang ikut andil dalam pengerjaan tugas akhir ini. Atas semua pertolongan, bantuan, bimbingan baik dalam bentuk iman, keyakinan, doa, materi maupun moril yang telah diberikan kepada penulis sehingga penelitian tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan cukup baik dan mampu penulis tuangkan dalam bentuk jurnal ilmiah ini. Semoga bisa bermanfaat baik bagi penulis secara khusus maupun bagi masyarakat secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. ACI 318-05.Appendix D. Chapter 5.2. 2. Badan Standarisasi Nasional.1971.”Pereturan

Beton Bertulang Indonesia”. Bandung, Indonesia.

3. Badan Standarisasi Nasional.2002. “Tentang Beton Pracetak”. Bandung, Indonesia.

4. Bogazici dan Kocaeli University.2006.” Ductile Connections in Precast Concrete Moment Resisting Frames”. PCI Journal.

5. Dewabroto, Wiryanto.2007. “Precast Hollow Core Slab”.

6. Elliot, Kim.2002.”Precast Concrete Struktures”.Great Britain : Butterworth-Heineman.

7. Gibb,A.G.F.John Wiley and Son. 1999.”Off-Site fabrication”. New York. USA

8. Abduh, M. 2007.”Inovasi Teknologi dan Sistem Beton Pracetak di Indonesa: Sebuah Analisa Rantai Nilai”. Seminar dan Pameran HAKI.

9. Khakim, Anwar, Hasyim. 2011.”Studi Pemilihan Pengerjaan Beton Antara Pracetak dan konvensional”. Jurnal Rekayasa Sipil Volume 5, No. 2. Malang, Indonesia.

10. PCI. 1992. “PCI Design Handbook - 4th Edition. Precast/Prestressed Concrete”. Institute. Chicago, IL.

11. PCI.“Design Handbook 5th Edition Precast and Prestressed Concrete Chapter 5”. Institute. Chicago, IL.

12. Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan. “The Overseas Coastal Area Development Institut of Japan (OCDI)”. Kasumigaki, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-0013, Japan

13. Wahyudi, Herman. 2012. “Daya Dukung Pondasi Dangkal”. Surabaya, ITS Press.