Organisasi Otonom Muhammadiyah(Yoga)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Muhammadiyah

Citation preview

Slide 1

Organisasi Otonom Muhammadiyah Yoga Eka Pratama2010730114

Pembimbing : Dr. Jose Rizal, SKMSejak berdirinya Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan terhadap pembinaan kaum wanita dengan diadakan kelompok pengajian wanita dibawah bimbingan KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah (istri KH. Ahmad Dahlan) dengan nama Sopo Tresno.Sejarah Kelahiran Aisyiah...Nama aisyiah sendiri dicetuskan oleh KH. Fachruddin saat beberapa orang tokoh Muhammadiyah sedang merumuskan nama perkumpulan tersebut.1. AisyiahSejarah Kelahiran Aisyiah...Setelah secara aklamasi perkumpulan itu diberi nama Aisyiah , kemudian diresmikan bersamaan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW (27 rajab 1335 H/19 Mei 1917) dengan ketua Siti Bariyah.Sejak kehadirannya, lembaga ini merupakan bagianhorizontal Muhammadiyah yang membidangi kegiatanuntuk kalangan putri Muhammadiyah. Oleh Karena itu Aisyiah memiliki fungsi sebagai partner gerak langkah Muhammadiyah dimana asas dan tujuannya tidak terpisahdari induk perserikatanPada muktamar ke-37 di Yogyakarta tahun 1968 status Aisyiah didewasakan menjadi Pimpinan Pusat Aisyiah, dan memiliki kewenangan mengatur dan membina eselon dibawahnya.Tugas & Peran Aisyiah...1. Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi.2. Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya.Amal Usaha Aisyiah...Pendidikan Organisasi wanitaKewanitaanPKKKesehatanPP Aisyiah berusaha memberi didikan dikalangan wanita islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral dan bermental luhur, memeberikan bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, tanggung jawab istri, keluarga bahagia, bimbingan pemeliharaan bayi sehat, keluarga berencana, berislam, dsb.Aisyiah juga membantu untuk mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan keluarga Muhammadiyah. Sebagai lembaga keluarga yang memiliki persyaratan dunia dan akhirat, keluarga sakinah akan mampu melahirkan manusia taqwa yang mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan manusia lain & sanggup mewujudkan masyarakat sejahtera.Jender Dalam Muhammadiyah...Berbagai studi telah dilakukan untuk memetakan proses pemberdayaan perempuan. Dari studi yang dilakukan disimpulkan bahwa persoalan perempuan bukan terletak pada diri perempuan semata, namun berkaitan dengan kopleksitas relasi sosial yang dipayungi ideologi kultural yang membentuk cara pandang terhadap eksistensi laki-laki dan perempuan.Muhammadiyah telah menyikapi dengan menetapkan program membentuk proyek keluarga sakinah di berbagai lingkungan Cabang atau Ranting Muhammadiyah sebagai perwujudan program keluarga sakinah secara nyata dan terukur yang pelaksanaannya terkoordinasi dengan program keluarga sakinah yang dikelola oleh Aisyiah.2. Pemuda MuhammadiyahBerasal dari Hizbul Wathon yaitu tentara tanah air yang dipelopori KH.Muhtar tahun 1920Dalam perkembangannya tahun 1932 atas keputusan kongres ke-21 di Makassar ditetapkan berdirinya Pemuda Muhammadiyah dan diberi otonomi penuh sejak Muktamar ke-31 di Yogyakarta tahun 1968.Tugas dan perannyaMenanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra/putri muhammadiyah sbg pelangsung gerakan Muhammadiyah serta kesadaran organisasiMendorong terbentuknya organisasi/gerakan pemuda sbg tempat bagi puta/putri Muhammadiyah yang berdiri sendiri dalam pengayonan Muhammadiyah yang berbentuk pengkhususanMemberi bimbingan dan pengayoman kepada organisasi-organisasi tersebut serta menjadi penghubung sktif secara timbal balikMemimpin dan menyelenggarakan musyawarah kerja 3. Nasyiatul AisyiyahBermula dari ide Somodirjo dalam usahanya memajukan Muhammadiyah dengan mengadakan perkumpulan yang bernama Siswa Praja (SP) pada tahun 1919 yang merupakan perkumpulan dari para remaja putra/putri Standar Scholl Muhammadiyah.Tujuan dibentuk Siswa Praja :Menanamkan rasa persatuan Memperbaiki akhlakMemperdalam agama

Pada tahun 1923 secara organisatoris Siswa Praja Wanita (SPW) menjadi urusan Aisyiyah. Pada tahun 1931 nama SPW diganti dengan Nasyiyatul Aisyiyah (Nasyiah), tahun 1938 pada kongres Muhammadiyah ke 26 di Yogyakarta diputuskan simbul padi sbg simbul Nasyiah.Munas pertama diadakan di Bandung tahun 1965 bersamaan dengan muktamar Muhammadiyah dan AisyiyahNasyiyatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader muhammadiyah , yang merupakan gerakan putri islam, bergerak dibidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.Nasyiah mendasarkan usaha dan perjungannya diatas prinsip-prinsip yang terkandung di dalam anggaran dasarnya, yaitu: Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT.Menunaikan kewajiban terhadap agama, bangsa dan negara serta rumah tangga, agar terwujud masyarakat yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan tuhan yang maha pengampun.Berakhlak mulia, memurnikan agama, suka dan ikhlas bekerja karena Allah serta senantiasa berjuang dengan gembiraMelancarkan dakwah islam amar maruf nahi munkarMelancarkan amal usaha dan perjuangan, serta meningkatkan fungsi dan peran Nasyiyatul Aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah/Aisyiyah.

4. Ikatan Mahasiswa MuhammadiyahAda 2 faktor integral yang menjadi dasar dan latar belakang sejarah berdirinya IMM. Pertama faktor intern, adalah faktor yang ada dalam organisasi Muhammadiyah itu sendiri. Kedua faktor ekstern, adalah hal-hal dan keadaan yang datang dari dan berada di luar Muhammadiya, yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi mahasiswaIMM diresmikan pada tanggal 14 maret 1964 (29 syawal 1384) yang diadakan digedung Dinoto Yogyakarta yang ditandai penandatanganan lima Penegasan IMM oleh KH.Ahmad Baedowi yang berbunyi:Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islamMenegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMMMenegaskan bahwa fungsi IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negaraMenegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiahMenegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi tala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.

Fungsi IMMSebagai organisasi kader, senantiasa berupaya melakukan proses untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi manusiawi anggota ikatan sesuai fitrah yang diberikan Allah SWT. Yakni sebagai kader persyarikatan MuhmmadiyahSebagai organisasi dawah, senantiasa berupaya untuk menginternalisasikan dan mensosialisasikan agama islam kedalam segenap dimensi kehidupan, menyadarkan dan meyakinkan anggotanya bahwa ia berada dalam kaitan dari tanggungjawab sebagai khalifatullah fi al-ardi, pengemban misi robbaniSebagai eksponen mahasiswa islam dalam muhammadiyah, IMM merupakan bagian dari mata rantai perjuangan dan gerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang berada dalam Muhammadiyah yang berusaha memadukan kompetisi aqidah dan intelektual 5. Ikatan Remaja MuhammadiyahBerawal dari terbentuknya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) pada Muktamar pemuda Muhammadiyah II pada tgl 24-28 juli 1960 di YogyakartaDalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tgl 18-20 juli 1961, ditetapkan tanggal 18 juli 1961 M (5 Shafar 1381 H) sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)Dengan berbagai pertimbangan pada tgl 18 November 1992 IPM resmi diganti menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM). Muktamar IRM pertama dilaksanakan pada tgl 3-7 Agustus 1993.IRM merupakan pergantian nama dari IPM sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya. Fungsi dan peran IRMMembina dan meningkatkan kesatuan akidah islamiyah seluruh remaja muslimMembina dan meningkatkan pemahaman serta pengamalan ajaran islam kepada seluruh remaja muslimMengembangkan potensi remaja muslim dengan membina dan meningkatkan kecakapan, keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologiMempersiapkan kader persyarikatan, umat dan bangsa mempunyai kesadaran dan kemampuan untuk menegakkan dan menjungjung tinggi agama islam, sehingga terwujud masyarakat islam, yang sebenar-benarnya. 6. Tapak Suci Putra MuhammadiyahSekitar tahun 1925 sd 1951 dikampung kauman banyak sekali berkembang aliran pencak silat yang berbau ajaran islam mapun yang menyimpang dari ajaran islamBermula dari desakan anak murid perguruan kasedu kepada pendekar Moh. Barie Irsjad, agar dapat didirikan satu perguruan yang menggabungkan semua perguruan yang sejalur.Berkat kebesaran pendekar-pendekar terdahulu yang sudah mampu memandang kedepan dengan melebur perguruan kauman yang telah ada sejak 1925, maka perguruan Tapak Suci secara resmi lahir pada tgl 31 Juli 1963 (10 Rabiul Awwal 1383 H) yang ditandai dengan sebuah pertemuan terbuka yang dihadiri tokoh-tokoh persilatan dari masyarakat umum di Gedung Pesantren Aisyiyah Kauman YogyakartaDalam sidang Tanwir Muhammadiyah tgl 28 Juli 1 Agustus 1967, Tapak Suci ditetapkan sbg organisasi otonom Muhammadiyah.Tapak Suci Putra Muhammadiyah lahir dan berkembang untuk menjadi pelopor pengembangan pencak silat yang metodis dan dinamis dengan dasar:Membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, bersih dari ilmu sesat dan syirikMengabdi perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan negaraSikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan tindakan-tindakan kesucian. Tapak Suci Putra Muhammadiyah mengajarkan pencak silat sebagai olahragawi menyeimbangkan antar lahir dan batin dalam rangka beribadah kepada Allah SWT7. Hizbul WathanHizbul Wathan (Kepanduan Muhammadiyah) semula bernama Padvinder Muhammadiyah, didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918. pelopor berdirinya antara lain Siradj Dahlan dan Sarbini.Atas usul H. Agus Salim, istilah belanda tersebut diindonesiakan dengan Kepanduan Muhammadiyah. Pada tahun 1920, Kepanduan Muhammadiyah berganti nama menjadi Hizbul Wathan (HW) atas usul R.H. Hadjid.Ada beberapa tingkatan pada HW: Tingkat Athfal (usia 8-11 tahun), Tingkat Pengenal (usia 12-16 tahun), Tingkat Penghela (usia 17 tahun keatas)Berdasarkan SK presiden RI No. 238/1961, tertanggal 20 Mei 1961, HW ditiadakan dan disatukan ke dalam gerakan Pramuka (Praja Muda Karana)Setelah Orde Baru tumbang digantikan dengan Orde Reformasi, kegiatan kepanduan yang berbentuk HW dihidupkan kembali berdasrkan hasil keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 44 tahun 2000 di Jakarta.

Terima Kasih