23
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR II OSILOSKOP II DISUSUN OLEH : ANNE QUEENTINA TYAS P 12/334727/PA/14959 ASISTEN ACARA : PRASETYO AJI YOGYAKARTA MEI

Osiloskop Fisdas 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Prak. Fisdas 2

Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

PRAKTIKUM FISIKA DASAR IIOSILOSKOP II

DISUSUN OLEH :ANNE QUEENTINA TYAS P12/334727/PA/14959ASISTEN ACARA : PRASETYO AJI

YOGYAKARTAMEI2013

I.PendahuluanOsiloskop merupakan alat yang berfungsi menyelidiki perilaku gelombang listrik. Osiloskop dapat menampilkan suatu garis yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untukperioda waktu garis. Alat ini dilengkapi oleh 2 channel input yang digunakan untuk memasukkan tegangan yang akan diselidiki, dan input GND (ground) untuk pentanahan muatan sehingga arus dapat mengalir. Pada praktikum osiloskop semester I, sudah diajarkan cara menggunakan osiloskop untuk kebutuhan - kebutuhan dasar seperti menampilkan dan menggerakkan titik, menampilkan dan menyaring gelombang listrik AC, serta mengatur kecepatan sapu elektron di layar. Untuk semester II ini diajarkan cara penggunaan osiloskop untuk kebutuhan yang lebih luas lagi, seperti menampilkan dua gelombang AC secara bersamaan, menampilkan frekuensi dari wave generator yang disetting berbeda, mengukur tegangan, dan mengukur beda fase kedua gelombang.II.Tujuan1. Mengetahui cara menmpilkan scope berkas dua2. Mengetahui cara pengukuran tegangan3. Mengetahui cara pengukuran frekuensi4. Mengetahui cara pengkururan beda fase

III.Dasar TeoriOsiloskop merupakan alat yang dapat menyelidiki perilaku gelombang listrik. Osiloskop dapat menampilkan suatu garis yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untukperioda waktu garis. Besaran listrik yang diukur pada praktikum ini adalah tegangan peak-to-peak (Vpp), frekuensi (f), dan beda fase ().Pengukuran Vpp dilakukan dengan menghitung tinggi gelombang yang dikalikan dengan nilai skala volt/div yang digunakan.Vpp Volts/divFrekuensi (f) merupakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu sekon, sedangkan periode (T) , merupakan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang.

Pengukuran periode dilakukan dengan menghitung panjang satu gelombang (pada skala horizontal) kemudian dikalikan dengan besarnya skala time/div yang digunakan, di mana T adalah periode, adalah panjang gelombang dan s adalah skala time/div yang digunakan.T= time/divBeda fase merupakan perbedaan sudut antara 2 gelombang yang diamati. Pengukuran beda fase dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara sinusoidal dan cara kurva Lissajous. Persamaan pada sinusoidal sebagai berikut Persamaan pada kurva sebagi berikut 180o IV. Metode Penelitiana. Alat dan Bahan

Osiloskop Kabel penghubung Osilator Trafo Rangkaian kapasitor Rangkaian resistorb. Skema Percobaan1. Percobaan Pengoperasian Scope Berkas Dua, percobaan pengukuran dua tegangan, dan percobaan pengukuran dua tegangan yang Identik2. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 1

3. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 2

4. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 3

5. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara Kapasitor

6. Percobaan Pengukuran Frekuensi

7. Percobaan Pengukuran Beda Fase

c. Tata Laksana1. Percobaan Pengoperasian Scope Berkas Duaa. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan b. Osiloskop dinyalakanc. Saklar X-Position dan Y-Position osiloskop diatur hingga tampilan sesuai dengan yang diinginkand. Channel 1 (CH1) dan Channel 2 (CH2) diatur sehingga CH1 berada diatas garis tengah layar osiloskop dan CH2 berada dibawah garis tengah layar osiloskope. Fokus dan intensitas gambar gelombang diatur dengan tombol FOCUS dan INTENSITY.f. Tinggi gelombang diatur dengan menggunakan VOLT/DIV pada osiloskop dan OUTPUT LEVEL pada osilator sehingga didapatkan tinggi gelombang sebesar 2 divg. Panjang gelombang diatur dengan menggunakan TIME/DIV pada osiloskop dan FREQUENCY pada osilator sehingga didapatkan panjang satu gelombang sebesar 1 divh. Tampilan gelombang pada layar osiloskop digambar dan besar VOLT/DIV, TIME/DIV, dan frekuensi pada osilator dicatati. Pada keaadan tombol X10MAG belum ditekan, gelombang CH1 dan CH2 yang ditampilkan di layar osiloskop masing-masing terdapat 10 gelombang. Tombol XMAG ditekan agar hanya terdapat 1 gelombang

2. Percobaan Mengukur Dua Tegangana. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan, sama seperti rangkaian pengoperasian scope berkas duab. Osiloskop dinyalakanc. Tinggi gelombang diatur sehingga didapatkan tinggi gelombang sebesar 2 divd. Tampilan gelombang pada layar osiloskop digambar dan besar VOLT/DIV, TIME/DIV, dan frekuensi pada osilator dicatat

3. Percobaan Mengukur Dua Tegangan yang Identika. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan, sama seperti rangkaian pengoperasian scope berkas duab. Osiloskop dinyalakanc. Tombol TIME/DIV diatur sehingga didapatkan nilai sebesar 1 msd. Skala VOLT/DIV CH1 diatur sehingga didapatkan nilai sebesar 1Ve. Tampilan gelombang pada layar osiloskop digambar dan besar VOLT/DIV TIME/DIV, dan frekuensi pada osilator dicatat

4. Percobaan Mengukur Dua Tegangan yang Berbeda Cara 1, 2, dan 3a. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan b. Osiloskop dinyalakanc. Tombol TIME/DIV dan VOLT/DIV diatur sehingga ditampilkan 10 gelombang pada layard. Tampilan gelombang pada layar osiloskop digambar dan besar VOLT/DIV TIME/DIV, dan simpangan dicatat pada setiap channel

5. Percobaan Mengukur Dua Tegangan yang Berbeda Cara Kapasitora. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan b. Osiloskop dinyalakanc. Tombol TIME/DIV diputar ke mode X-Y dan VOLT/DIV diatur sehingga ditampilkan 10 gelombang pada layard. Tampilan gelombang pada layar osiloskop digambar dan besar VOLT/DIV TIME/DIV, dan simpangan dicatat pada setiap channel

6. Percobaan Pengukuran Frekuensia. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan b. Osiloskop dinyalakanc. Tinggi gelombang CH1 dan CH2 diatur sehingga bernilai 2 div. Tinggi gelombang CH2 diatur dengan memutar tombol OUTPUT LEVEL pada osilator 2.d. Frekuensi pada osilator 1 diatur menjadi 200 Hz dan frekuensi pada osilator 2 diatur, sehingga perbandingan frekuensi. e. Besar VOLT/DIV, panjang gelombang, TIME/DIV pada setiap channel dan frekuensi pada setiap osilator dicatatf. Mode X-Y diaktifkan agar didapatkan kurva Lissajousg. Tampilan kurva Lissajous yang diperoleh dari percobaan digambarh. Percobaan poin a - g diulangi untuk perbandingan frekuensi 1:1, 1:2, dan 2:37. Percobaan Pengukuran Beda Fasea. Alat disusun sesuai dengan skema percobaan b. Osiloskop dinyalakanc. Mode X-Y diaktifkan d. Tampilan kurva Lissajous yang diperoleh dari percobaan digambare. Besar VOLT/DIV, TIME/DIV, dan frekuensi pada setiap osilator dicatat

d. Analisa Data1. Pengoperasian Scope Berkas Dua (Percobaan 1, 2, 3)CH1 ---> Simpangan = ... div Volt/div = ... = ... divTegangan Vpp = Simpangan x Volt/divT1 = x Time/div

Setelah X10MAG ditekan

= ... divT1 = ...

2. Mengukur Dua TeganganCH1 ---> A1 = ... Volt/div = ... V1 = A1 x Volt/div3. Mengukur Dua Tegangan yang Berbeda Cara 1R1 = 1 k , R2 = 1,5 A ---> CH2 ---> R2-V2B ---> CH1 ---> R1VR = V12-V2

Cara 2A ---> CH1 ---> R1-V1B ---> CH2 ---> R2-V2V12 = V1+V2Cara 3A ---> CH1 ---> R1 ---> V1B ---> CH2 ---> R2 ----> V2V12 = V1+V2KapasitorA ---> CH1 ---> C dan R ---> VCRB ---> CH2 ---> R ----> VR

4. Menentukan FrekuensiT1 = 1 x Time/divT2 = 2 x Time/div

3. Mengukur Beda Fase 1. Sinusoidal

2. LissajousV. Hasil Eksperimena. Data1. Percobaan Pengoperasian Scope Berkas Dua Frekuensi osilator = 950 Hz Volt/div CH1 = 1 volt/div Volt/div CH2 = 1 volt/div Time/div = 1 ms/div2. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan Frekuensi osilator = 950 Hz Volt/div CH1 = 2 volt/div3. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Identik Volt/div CH1 = 1 volt/div Time/div = 1 ms/div4. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 1 Volt/div CH1 = 0,5 volt/div Volt/div CH2 = 1 volt/div Simpangan CH1 = 1,5 div Simpangan CH2 = 2 div5. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 2 Volt/div CH1 = 0,5 volt/div Volt/div CH2 = 1 volt/div Simpangan CH1 = 2 div Simpangan CH2 = 1,8 div6. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 3 Volt/div CH1 = 0,5 volt/div Volt/div CH2 = 1 volt/div Simpangan CH1 = 2 div Simpangan CH2 = 0,8 div7. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara Kapasitor Volt/div CH1 = 0,5 volt/div Volt/div CH2 = 0,02 volt/div Simpangan CH1 = 4 div Simpangan CH2 = 1 div8. Percobaan Pengukuran Frekuensia. Perbandingan 1:1

Time/div = 1 ms/div Panjang gelombang pada CH1 = 4,2 div Panjang gelombang pada CH2 = 4,2 div Frekuensi pada osilator 1 = 220 Hz Frekuensi pada osilator 2 = 200 Hz

b. Perbandingan 1:2 Time/div = 1 ms/div Panjang gelombang pada CH1 = 2,2 div Panjang gelombang pada CH2 = 4,2 div Frekuensi pada osilator 1 = 200 Hz Frekuensi pada osilator 2 = 415 Hz

c. Perbandingan 2:3 Time/div = 1 ms/div Panjang gelombang pada CH1 = 1,4 div Panjang gelombang pada CH2 = 2,2 div Frekuensi pada osilator 1 = 200 Hz Frekuensi pada osilator 2 = 320 Hz

9. Percobaan Pengukuran Beda Fase Time/div = X-Y Panjang gelombang pada CH1 = 2,2 div Panjang gelombang pada CH2 = 1,4 div Frekuensi osilator = 300 Hz

b. Grafika. Percobaan Pengoperasian Scope Berkas Dua

b. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan

c. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Identik1. Sebelum X10 MAG ditekan

2. Setelah X10 MAG ditekan

d. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang berbeda1. Cara I

2. Cara II

3. Cara III

4. Cara dengan Kapasitor

e. Percobaan Pengukuran Frekuensi 1. Frekuensi 1:1

2. Frekuensi 1:2

3. Frekuensi 2:3

f. Mengukur Beda Fase

c. Perhitungan1. Percobaan Pengoperasian Scope Berkas Dua Sebelum tombol X10MAG ditekanCH1 Simpangan = 2 div ; volt/div = 1 volt/div Maka V = 2 div 1 volt/div = 2 volt ; time/div = 1 ms/div

Maka CH2 Simpangan = 2 div ; volt/div= 1 volt/div Maka V = 2 div 1 volt/div = 2 volt ; time/div = 1 ms/div

Maka

Setelah tombol X10MAG ditekan ; TIME/DIV = 1 ms/div

Maka 2. Percobaan Pengukuran Dua TeganganCH1 Simpangan = 2 div ; volt/div = 2 volt/div Maka V = 2 div 2 volt/div = 4 volt3. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang IdentikCH1 Terdapat 10 gelombangSimpangan = 2 div ; volt/div = 1 volt/div Maka V = 2 div 1 volt/div = 2 volt

Setelah tombol X10MAG ditekanTerdapat 1 gelombang ; time/div = 1 ms/div

Maka 4. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 1CH1 Mengukur tegangan pada R2Simpangan = 1,5 div ; volt/div = 0,5 volt/div Maka V2 = 1,5 div 0,5 volt/div = 0,75 volt CH2 Mengukur tegangan pada R1 +R2Simpangan = 2 div ; volt/div = 1 volt/div Maka V1 + V2 = 2 div 1 volt/div = 2 voltSehingga 5. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 2CH1 Mengukur tegangan pada R1Simpangan = 2 div ; volt/div = 0,5 volt/div Maka V1 = 2 div 0,5 volt/div = 1 volt CH2 Mengukur tegangan pada R1 + R2Simpangan = 1,8 div ; volt/div = 1 volt/div Maka V1 + V2 = 1,8 div 1 volt/div = 1,8 voltSehingga 6. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara 3CH1 Mengukur tegangan pada R1Simpangan = 2 div ; volt/div = 0,5 volt/div Maka V1 = 2 div 0,5 volt/div = 1 voltCH2 Mengukur tegangan pada R2Simpangan = 0,8 div ; volt/div = 1 volt/div Maka V1 + V2 = 0,8 div 1 volt/div = 0,8 volt Sehingga 7. Percobaan Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda Cara KapasitorCH1 Mengukur tegangan pada C dan R VCR Simpangan = 4 div ; volt/div = 0,5 volt/div Maka VCR = 4 div 0,5 volt/div = 2 volt CH2 Mengukur tegangan pada R VRSimpangan = 1 div ; volt/div = 0,02 volt/div Maka VR = 1 div 0,02 volt/div = 0,02 volt8. Percobaan Pengukuran Frekuensia. Perbandingan 1:1 ; time/div = 1 ms/div

Maka ; time/div = 1 ms/div

Maka b. Perbandingan 1:2 ; time/div = 1 ms/div

Maka

Maka c. Perbandingan 2:3

Maka ; time/div = 1 ms/div

Maka

9. Percobaan Mengukur Beda Fasea. Sinusoidal = 11,25b. LissajousB = 1,8 div; A = 3 div = 180o

VI. Pembahasan1. Mengoperasikan scope berkas duaPada percobaan pengoperasian berkas dua, praktikan dapat menggunakan osiloskop dalam mengukur dua tegangan dengan penggunaan socket CH1 dan CH2 secara bersamaan. Praktikan dapat mengetahui fungsi tombol position horizontal dan vertikal, TIME/DIV, VOLT/DIV, X10MAG, dan tombol-tombol lain yang berhubungan dengan percobaan ini. Pada tombol "position" horizontal, kedua berkas dapat digerakkan secara bersamaan. Sedangkan untuk tombol 'position" vertikal hanya menggerakkan salah satu berkas saja. Ini dikarenakan terdapat dua buah tombol "position" vertikal yang mempunyai bagian masing-masing (CH1 dan CH2). Hal serupa juga terjadi pada tombol TIME/DIV berlaku terhadap dua berkas yang ditampilkan dilayar. Untuk tombol VOLT/DIV pada tiap channel hanya berlaku terhadap berkas yang berkaitan dengan masing-masing channel.Selain itu, praktikan juga mengetahui perubahan frekuensi pada kedua berkas setelah menekan tombol X10MAG. Dengan menekan tombol tersebut, terlihat bahwa berkas mengalami pertambahan panjang gelombang.Setelah dilakukan perhitungan pada percobaan, dapat diketahui bahwa nilai tegangan sumber adalah 2 volt dengan frekuensinya adalah 1000 Hz.

1. Mengukur dua teganganVpp adalah tegangan dari titik puncak maksimum ke puncak minimum. Untuk mencari vpp, kita harus mendapatkan nilai dari Volt/div dan jarak simpangannya. Dari hasil percobaan, nilai Volt/div sebesar 2 Volt/div dengan simpangan sebesar 2 div. Nilai tegangan didapatkan dari perkalian Volt/dip dengan simpangan, sehingga nilai tegangannya adalah 4 volt.

1. Mengukur dua tegangan yang identikPada percobaan pengukuran dua tegangan yang identik, Time/div dan Volt/div pada CH1 dan CH2 memiliki besar yang sama. Dengan demikian kedua gelombang tersebut memiliki tegangan, bentuk, dan besar frekuensi yang sama. Penggunaan X10MAG sendiri untuk memperbesar frekuensi menjadi 10x lipat.

1. Mengukur dua tegangan yang berbeda1. Cara pertama Mengukur tegangan pada R2 V2 pada CH1. Pada CH1 simpangan yang diperoleh 1,5 div dan Volt/div sebesar 0,5 volt/div. Sehingga nilai V2 yang diperoleh sebesar 0,75 Volt. Selanjutnya tegangan pada R1+R2 V1+V2 pada CH2. Pada CH2 simpangan yang diperoleh 2 div dan Volt/div sebesar 1 volt/div. Sehingga nilai V1 yang diperoleh sebesar 2 Volt.1. Cara kedua Mengukur tegangan pada R1 V1 pada CH1. Pada CH1 simpangan yang diperoleh 2 div dan Volt/div sebesar 0,5 volt/div. Sehingga nilai V1 yang diperoleh sebesar 1 Volt. Selanjutnya tegangan pada R1+R2 V1+V2 pada CH2. Pada CH2 simpangan yang diperoleh 1,8 div dan Volt/div sebesar 1 volt/div. Sehingga nilai V2 yang diperoleh sebesar 1,8 Volt.1. Cara ketiga Mengukur tegangan pada R1 V1 pada CH1. Pada CH1 simpangan yang diperoleh 2 div dan Volt/div sebesar 0,5 volt/div. Sehingga nilai V1 yang diperoleh sebesar 1 Volt. Selanjutnya tegangan pada R2V2 pada CH2. Pada CH2 simpangan yang diperoleh 0,8 div dan Volt/div sebesar 1 volt/div. Sehingga nilai V2 yang diperoleh sebesar 0,8 Volt.Jika diamati, hasil dari perbandingan ketiga cara tersebut berbeda. Ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan berkas osiloskop. Cara dengan Kapasitor Mengukur tegangan pada C dan R VCR pada CH1. Pada CH1 simpangan yang diperoleh 4 div dan Volt/div sebesar 0,5 volt/div. Sehingga nilai VCR yang diperoleh sebesar 1 Volt. Selanjutnya tegangan pada RVR pada CH2. Pada CH2 simpangan yang diperoleh 1 div dan Volt/div sebesar 0,02 volt/div. Sehingga nilai VR yang diperoleh sebesar 0,02 Volt.1. Mengukur frekuensi

0. Percobaan frekuensi 1 : 1Pada percobaan frekuensi 1:1, frekuensi pada generator 1 yaitu 220 Hz dan pada generator 2 yaitu 200 Hz. Hasil frekuensi yang didapat adalah 420 (Hz) : 420 (Hz). Kurva lissajous berbentuk elips.

0. Percobaan frekuensi 1 :2Pada percobaan frekuensi 1:2, frekuensi pada generator 1 yaitu 200 Hz dan pada generator 2 yaitu 415 Hz. Bentuk dari gelombang yang dihasilkan mendekati perbandingan 1 : 2. Hasil frekuensi yang diperoleh yaitu 200 (Hz) : 420 (Hz). Bentuk kurva lissajous menyerupai dasi kupu-kupu. Karena terbaliknya posisi CH1 dan CH2, bentuk yang ditampilkan tidak sesuai dengan seharusnya.

0. Percobaan frekuensi 2 : 3Pada percobaan frekuensi 2:3, frekuensi pada generator 1 yaitu 200 Hz dan pada generator 2 yaitu 320 Hz. Bentuk dari gelombang yang dihasilkan mendekati perbandingan 2 : 3. Hasil frekuensi yang diperoleh yaitu 140 (Hz) : 220 (Hz). Karena terbaliknya posisi CH1 dan CH2, bentuk yang ditampilkan tidak sesuai dengan seharusnya. Hasil frekuensi yang didapatkan juga tidak sesuai dengan seharusnya. Ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan berkas osiloskop.

1. Mengukur Beda FasePada percobaan pengukuran beda fase, praktikan melakukan percobaan mengukur beda fase dengan menggunakan frekuensi generator sebesar 300 Hz dan panjang gelombang pada CH1 dan CH2 sebesar 3,2 div. Untuk mencari beda fase, Time/div diatur ke mode X-Y Pada percobaan ini, praktikan memperoleh nilai A = 3 div dan B = 1,8 div. Maka beda fase yang didapatkan 143,1o. Cara yang digunakan tersebut adalah lissajous. Untuk cara sinusoidal didapatkan beda fase sebesar 11,25. Perbedaaan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan berkas osiloskop.VII. Kesimpulan Osiloskop merupakan alat yang dapat menyelidiki perilaku gelombang listrik. Simpangan dan panjang gelombang dapat digerakkan dengan tombol Volt/div dan TIME/div pada osiloskop. Pada percobaan pengukuran dua tegangan didapatkan Vpp untuk CH1 dan CH2 = 4 Volt Pada percobaan pengukuran dua tegangan yang identik, kedua gelombang dikatakan identik apabila memiliki besar Time/div dan Volt/div yang sama. Dengan demikian bentuknya pun akan sama. Pada percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda, didapatkan nilai V1, V2 dan V12 dari cara I,II, dan III berbeda-beda. Dengan membandingkan sumber lain yang frekuensinya sudah diketahui, osiloskop dapat digunakan untuk menghitung frekuensi sumber yang diketahui

VIII.Daftar PustakaLaboratorium Fisika Dasar FMIPA UGM 2011. Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester II Jurusan Fisika, Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UGM, Yogyakarta.

LEMBAR PENGESAHANYogyakarta, 23 Mei 2013Asisten Praktikum,Praktikan,

Prasetyo Aji Anne Queentina Tyas P.