Upload
rangga-pragasta
View
59
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 1/22
Jornal Reading
Outcome Pada Usia Sekolah Setelah Terapi
Dexamethasone Postnatal Untuk Penyakit Paru
Prematuritas
Disusun Oleh :
1. Fitri Fratiwi
NIM: 205.12.1.0004 DU1-2012
2. Rangga Pragasta SS
NIM: 205.12.1.0020 DU2-2012
Pembimbing I : dr.Dwi Hidayah Sp.A,Mkes
Pembimbing II : dr.Pramilu
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMA / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2012
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 2/22
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Journal Reading dengan judul “ Outcome
Pada Usia Sekolah Setelah Terapi Dexamethasone Postnatal Untuk Penyakit Paru
Prematuritas ” tepat pada waktunya. Journal Reading ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit
Anak dan untuk menambah wawasan mengenai penyakit Anak. Penulis menyadari bahwa
dalam Journal Reading ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran untuk penyempurnaan
semoga telaah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 3/22
Outcome Pada Usia Sekolah Setelah Terapi Dexamethasone Postnatal Untuk
Penyakit Paru Prematuritas
Tsu F. Yeh, M.D., Yuh J. Lin, M.D., Hung C. Lin, M.D., Chao C. Huang, M.D.,
Wu S. Hsieh, M.D., Chyi H. Lin, M.D., and Cheng H. Tsai, M.D.
ABSTRAK
Latar Belakang
Kami mempelajari hasil pada usia sekolah pada anak yang telah berpartisipasi dalam
doubleblind, control trial placebo terapi deksametason postnatal awal (dimulai dalam
12 jam setelah lahir) untuk pencegahan penyakit paru-paru kronis prematur.
Metode
Dari 262 anak yang termasuk dalam studi awal, 159 hidup sampai usia sekolah. Dari
anak-anak ini, 146 anak (72 di kelompok deksametason dan 74 pada kelompok kontrol)
dimasukkan dalam penelitian kami. Semua bayi memiliki sindrom gangguan pernapasan
berat yang membutuhkan mekanik ventilasi segera setelah lahir. Pada kelompok
deksametason, 0,25 mg deksametason per kilogram berat badan diberikan intravena setiap 12
jam dalam satu minggu, dan kemudian dosis diturunkan. Kami mengevaluasi pertumbuhan
anak-anak, fungsi neurologis dan motorik, kognitif, dan kinerja sekolah.
Hasil
Anak-anak di kelompok deksametason secara signifikan lebih pendek daripada
kontrol (P = 0,03 untuk anak laki-laki, P = 0,01 untuk anak perempuan, dan P = 0,03 untuk
semua anak) dan secara signifikan lingkar kepala lebih kecil (P = 0,04). Anak-anak di
kelompok deksametason secara signifikan memiliki kemampuan motorik (P <0,001),
koordinasi motorik (P <0,001), dan integrasi visual- motorik (P = 0,02) yang kurang.
Dibandingkan dengan kontrol, anak-anak di deksametason yang kelompok juga memiliki
skor IQ penuh (mean [± SD], 78,2 ± 15,0 vs 84,4 ± 12,6; P = 0,008), skor IQ verbal (84,1 ±
13,2 vs 88,4 ± 11,8, P = 0,04), dan skor IQ kinerja (76,5 ± 14,6 vs 84,5 ± 12,7, p = 0,001)
yang secara signifikan lebih rendah. Frekuensi dari kecacatan klinis secara signifikan lebih
tinggi di pada anak-anak di kelompok deksametason dibandingkan kelompok kontrol (28 dari
72 [39 %] vs 16 dari 74 [22 %], P = 0,04).
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 4/22
Kesimpulan
Terapi deksametason postnatal yang awal tidak dianjurkan untuk pencegahan atau
pengobatan rutin penyakit paru-paru kronis, karena dapat menyebabkan efek merugikan yang
substansial pada fungsi neuromotor dan kognitif pada usia sekolah.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 5/22
Terapi deksametason postanatal telah digunakan untuk mengobati atau mencegah
penyakit paru kronis pada prematuritas1-8
, Namun efek jangka panjang dari deksametason
pada proses perkembangan tidak diketahui. Kami sebelumnya melaporkan hasil penelitian
follow up dari dua tahun dari pengobatan deksametason9
dan dari studi lain yang dilakukan
pada anak-anak.10-21
. Studi ini menunjukkan bahwa terapi awal deksametason postnatal dapat
mempengaruhi pertumbuhan somatik dan hasil perkembangan saraf. Karena hasil penelitian
follow up dua tahun tidak dapat selalu memprediksi morbiditas di masa depan, dan terdapat
kebutuhan untuk follow up jangka panjang. Dalam studi saat ini, kami menganalisis hasil
dalam kelompok yang sama pada anak-anak di usia sekolah.
METODE
Studi awal
Semua bayi yang dilahirkan antara Oktober 1992 dan April 1995 di enam rumah sakit
yang telah berpartisipasi dengan berat badan lahir antara 500 dan 1999 gram dan memiliki
sindrom distress pernafasan yang parah dan membutuhkan ventilasi mekanik dalam waktu
enam jam setelah lahir dimasukkan pada penelitian double-blind awal, uji klinis placebo
terkontrol. Pada kelompok deksametason, deksametason natrium fosfat diberikan intravena
setiap 12 jam, pada dosis 0,25 mg per kilogram berat badan dari hari 1 sampai hari ke-7, 0,12
mg per kilogram berat badan dari hari 8 sampai hari ke-14, 0,05 mg per kilogram berat badan
dari hari 15 sampai hari ke 21, dan 0,02 mg per kilogram berat badan dari hari 22 sampai hari
28. Dosis pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Studi ini disetujui oleh komite
ilmiah dan eksperimentasi manusia di setiap rumah sakit. Informed consent tertulis diperoleh
dari orang tua dalam setiap kasus.
Sebanyak 262 bayi dilibatkan dalam studi awal; 130 menerima plasebo saline, dan
132 menerima deksametason. Selama studi, tidak ada dokter atau perawat menyadari
pengobatan yang diberikan. Hasil dari penelitian ini telah dilaporkan sebelumnya.1 Dalam
ringkasannya, terapi awal deksametason secara signifikan mengurangi kejadian penyakit
paru-paru kronis yang terdiagnosis, baik di 28 hari setelah kelahiran (21 dari 132 pada
kelompok deksametason [16 %] vs 40 dari 130 pada kelompok kontrol [31 %], P = 0,004)
atau 36 minggu setelah konsepsi (20 dari 132 [15 %] vs 37 dari 130 [28 %], P = 0,009).
Tingkat mortalitas adalah sama pada kedua kelompok (44 dari 132 [33 %] vs 39 dari 130 [30
%], P = 0,56).
Kecurigaan terhadap sepsis klinis sedikit, tapi tidak secara signifikan, lebih umum
pada kelompok deksametason dibandingkan pada kelompok kontrol (30 dari 132 [23 %] vs
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 6/22
19 dari 130 [15 %], P = 0,09). Bakteremia teridentifikasi pada 13 bayi di kelompok
deksametason (10 %) dan 8 bayi pada kelompok kontrol (6 %). Jumlah bayi dengan
bakteremia, sepsis klinis, atau keduanya secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
deksametason daripada di kelompok kontrol (43 dari 132 [33 %] vs 27 dari 130 [21 %], P =
0,03). Meningitis terjadi pada empat bayi dalam setiap kelompok. Kultur jamur tersedia di
tiga rumah sakit yang telah berpartisipasi. Empat bayi di kelompok kontrol dan empat di
kelompok deksametason memiliki fungemia ( Candida albicans ). Transient hiperglikemia,
hipertensi, hipertrofi jantung, hiperparatiroidisme, dan transient delay dalam kenaikan berat
badan dikaitkan dengan terapi deksametason. Sebuah studi follow up awal pada usia dua
tahun menunjukkan bahwa anak-anak yang diobati deksametason memiliki pertumbuhan
somatik dan fungsi neuromuskuler yang kurang dibandingkan anak-anak dalam kelompok
kontrol.9
Studi Follow Up
Dari 262 anak yang termasuk dalam studi awal, 159 hidup sampai usia sekolah. Dari
anak-anak ini, 146 (92 %) dimasukkan dalam penelitian ini (72 di kelompok deksametason
dan 74 pada kelompok kontrol). Gambar 1 menunjukkan apa yang terjadi pada anak-anak di
masing-masing kelompok sampai saat penelitian ini.
Sebuah tim evaluasi follow up dibentuk. Tidak ada anggota tim menyadari rancangan
penelitian atau program klinis pada anak-anak ini. Pada saat kunjungan, diperoleh riwayat
medis sementara dan dilakukan pemeriksaan fisik. Lingkar kepala diukur, dengan
menggunakan tape pengukur, dari perbatasan superior dari alis anterior ke protuberansia
oksipital posterior. Berat dan tinggi badan diukur dengan menggunakan skala elektronik.
Pemeriksaan neurologis dilakukan oleh neurolog pediatrik. Sebuah uji motorik
standar, Movement Assessment Battery tes untuk Anak-anak yang dirancang oleh Henderson
dan Sugden,22
diberikan oleh terapis fisik. Tes mencakup delapan tugas, dikelompokkan di
bawah tiga kategori: ketangkasan manual (yang mencakup menempatkan pasak, menjalin tali,
dan mengikuti jejak bunga dengan pensil di atas kertas), keterampilan bola (yang mencakup
memantulkan dengan satu tangan dan menangkap dan melempar bantal ke kotak), dan
keseimbangan statis dan dinamis (yang mencakup "keseimbangan bangau" pada satu kaki,
melompat dalam kotak, dan berjalan jinjit). Untuk setiap tugas anak diberi nilai, mulai dari 0
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 7/22
hingga 5, tergantung pada usia dan kinerja nya; skor yang lebih rendah menunjukkan yang
kinerja yang lebih baik. Skor total adalah jumlah nilai pada delapan tugas dan berkisar 0-40.
Koordinasi motorik, persepsi visual, dan visual- integrasi motorik dinilai dengan
menggunakan tes perkembangan Beery-Buktenica, edisi keempat.23
Tes ini mengevaluasi
keberhasilan atau kegagalan menggambar, identifikasi, atau keduanya baik mengggambar
dan identifikasi dari total 27 gambar geometris; total skor berkisar dari 0 sampai 27, dengan
skor yang tinggi menunjukkan kinerja yang lebih baik. Kinerja skor untuk setiap anak
disesuaikan dengan usia.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 8/22
Fungsi kognitif dinilai dengan cara Skala Wechsler Intelligence untuk Anak-anak,
edisi ketiga (WISC-III), dengan skala untuk IQ penuh, IQ verbal, dan IQ kinerja. Selain
komposit, hasil kognitif lainnya diukur dengan subskala dari WISC-III. Semua tes merupakan
versi bahasa cina yang telah diverifikasi oleh Chinese Behavioral Science Association.
Fungsi pendengaran diukur dengan skrining pure tone audiometric. Gangguan
pendengaran didefinisikan sebagai penurunan pendengaran lebih dari 20 dB dalam setidaknya
satu telinga. Ketajaman visual diuji dengan diagram Snellen. Gangguan visual didefinisikan
sebagai penurunan ketajaman visual kurang dari 20/60 setidaknya satu mata.
Kinerja akademik masing-masing anak dinilai oleh seorang guru yang telah 20 tahun
berpengalaman di sekolah khusus untuk anak-anak cacat. aritmatika,24
bahasa,25
dan perilaku
adaptif 26
adalah materi yang dievaluasi. Orangtua, biasanya ibu, diwawancarai dengan
menggunakan kuesioner untuk mencirikan perilaku adaptif anak dan kinerja di sekolah.
Kuesioner ini, yang yang dimodifikasi dari Kaufman dan Kaufman27
dan Luckasson et al.,28
menilai pribadi dan sosial kemampuan anak dengan mengukur empat domain: komunikasi
hidup, sehari-hari, sosialisasi, dan fungsi motor.
Definisi kecacatan klinis yang signifikan dalam penelitian ini adalah dimodifikasi dari
kriteria di Robertson et al.
29
Setiap salah satu dari berikut ini didefinisikan sebagai kecacatanklinis yang signifikan: diagnosis klinis cerebral palsy ketajaman visual kurang dari 20/60,
Keterlambatan kognitif (IQ penuh di bawah persentil ke-5 untuk usia), dan gangguan
pendengaran yang parah cukup yang memerlukan alat bantu dengar.
Analisis Statistik
Data dianalisis dengan menggunakan software SAS (SAS Institute). Analisis varians
dan, bila sesuai, t-tes digunakan untuk membandingkan kelompok dalam hal variabel
kontinyu. Variabel kategoris dibandingkan dengan menggunakan uji chi-square. Korelasi dari
dua variabel kontinyu dievaluasi dengan analisis simple two-variable regression. Multiple
korelasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil pada usia sekolah dalam kaitannya dengan
faktor-faktor perinatal dan neonatal. Hasilnya dinyatakan sebagai mean ± SD.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 9/22
HASIL
Data Perinatal dan Latar belakang sosial ekonomi
Data perinatal dan neonatal dan informasi tentang latar belakang pendidikan ibu dan
sosial ekonomi dirangkum dalam Tabel 1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok dalam hal karakteristik ini. Usia rata-rata pascakelahiran di waktu pemberian dosis
pertama deksametason adalah 8,4 ± 3,0 jam. Sebagian besar populasi penelitian berasal dari
keluarga kelas menengah dan ibu sebagian besar lulusan sekolah tinggi (memiliki ≥ 12 tahun
pendidikan).
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 10/22
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 11/22
Perjalanan Neonatal
Dari anak-anak yang termasuk dalam studi follow up jangka panjang, 15 pada
kelompok deksametason (21 %) dan 26 pada kelompok kontrol (35 %) memiliki penyakit
paru-paru kronis pada awal penelitian (P = 0,08 untuk perbandingan antara kelompok-
kelompok). Anak-anak di kelompok deksametason diperlukan terapi oksigen konsentrasi
tinggi (konsentrasi > 40 %) untuk jangka waktu yang lebih pendek daripada kontrol (8,0 ±
4,1 vs 9,4 ± 3,9 hari, P = 0,04). Kedua kelompok adalah serupa dalam hal frekuensi
perdarahan intraventrikular (perdarahan intraventrikular apapun, 8 dari 72 [11 %] vs 10 dari
74 [14 %]; perdarahan intraventricular grade 2 atau buruk, 3 dari 72 [4 %] vs 2 dari 74 [3
%]), retinopati prematuritas (15 dari 72 [21 %] vs 11 dari 74 [15 %], P = 0,35), dan infeksi
(klinis dicurigai sepsis, bakteremia, atau keduanya: 14 dari 72 [19 %] vs 8 dari 74 [11 %], P =
0,22; bakteremia: 6 dari 72 [8 %] vs 3 dari 74 [4 %], P = 0,32; meningitis: 1 dari 72 [1 %] vs
1 dari 74 [1 %]). Enam bayi di kelompok deksametason (8 %) dan tujuh di kelompok kontrol
(9 %) yang memiliki penyakit paru-paru parah kronis dibutuhkan terapi open-label
glukokortikoid setelah penyelesaian studi awal. Terapi tersebut (0,25 mg per kilogram setiap
12 jam) biasanya diberikan selama tiga sampai lima hari bergantung pada kebebasan dokter
yang ditunjuk untuk bayi yang bergantung pada respirator dalam rangka memfasilitasi
ekstubasi. Karena durasi terapi yang relatif singkat, bayi ini dimasukkan dalam analisissebagai anggota kelompok dalam studi awal.
Kesehatan Umum Dan Pertumbuhan Fisik
Usia rata-rata pada saat studi follow-up adalah 8,3 ± 0,9 tahun di antara anak-anak di
kelompok deksametason dan 8,1 ± 0,8 tahun di antara anak-anak di kelompok kontrol. Kedua
kelompok adalah serupa dalam hal frekuensi infeksi saluran pernapasan atas selama ketika
penilaian tindak lanjut dilakukan (6 ± 6 episode per tahun pada kelompok deksametason vs 6
± 5 episode per tahun pada kelompok kontrol) dan dalam hal tekanan darah (sistolik, 106 ± 8
mm Hg vs 108 ± 8 mm Hg; diastolik, 59 ± 8 mm Hg vs 61 ± 7 mm Hg).
Lingkar kepala rata-rata di kelompok deksametason (49,8 ± 2,6 cm) secara signifikan
lebih kecil dibandingkan pada kelompok kontrol (50,6 ± 2,1 cm, P = 0,04). Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam berat badan tubuh antara kelompok deksametason dan
kelompok kontrol, baik antara anak laki-laki atau antar perempuan (23,8 ± 6,1 kg vs 24,5 ±
5,2 kg di kalangan anak laki-laki, P = 0,59; 23,0 ± 3,2 kg vs 24,4 ± 5,7 kg anak perempuan, P
= 0,21), namun tinggi rata-rata di kelompok deksametason secara signifikan lebih rendah
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 12/22
daripada yang di kontrol kelompok (122,8 ± 7,4 cm ± 5,8 vs 126,4 cm di antara anak laki-
laki, P = 0,03; 121,3 ± 5,4 cm vs 124,7 ± 5,6 cm di antara gadis, P = 0,01) (Gambar 2 dan 3).
Antara kedua anak laki-laki dan anak perempuan, sebuah proporsi signifikan lebih besar dari
anak-anak pada kelompok deksametason daripada di kontrol kelompok memiliki tinggi di
bawah persentil 10 untuk mereka kelompok usia (Gambar 2 dan 3).
Pemeriksaan Dan Penilaian Fungsi Neurologis Motorik Dan Audiovisual
Hasil pemeriksaan neurologis dikategorikan sebagai normal, borderline (didefinisikan
sebagai penundaan dalam keterampilan motorik halus dan kasar atau kelainan ringan dalam
tonus otot), atau abnormal (didefinisikan sebagai adanya cerebral palsy). Frekuensi borderline
atau hasil abnormal cenderung lebih tinggi di kelompok deksametason dibandingkan
kelompok kontrol, walaupun perbedaannya tidak bermakna secara statistik (20 dari 72 [28 %]
vs 14 dari 74 [19 %], P = 0,21) (Tabel 2).
Kelompok deksametason secara signifikan memiliki skor lebih tinggi untuk
ketangkasan manual, keterampilan bola, keseimbangan, dan total gangguan dari kelompok
kontrol, menunjukkan bahwa kinerja motorik di kelompok deksametason lebih rendah
daripada kontrol (Tabel 2). Sebuah proporsi yang signifikan lebih besar dari anak-anak pada
kelompok deksametason daripada di kontrol kelompok memiliki skor kinerja motorik di
bawah ini persentil ke-5 untuk kelompok usia mereka (29 dari 72 [40 %] vs 15 dari 74 [20%], P = 0,01). Kinerja seperti tersebut biasanya menunjukkan masalah motorik yang pasti
dan membutuhkan bantuan medis tambahan.
Anak-anak di kelompok deksametason memiliki koordinasi motorik, persepsi visual,
dan integrasi visual- motorik yang rendah dari pada anak-anak di kelompok kontrol (Tabel 2).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok dalam frekuensi visual dan
gangguan pendengaran (Tabel 2).
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 13/22
Fungsi Kognitif
Anak-anak di kelompok deksametason secara signifikan memiliki IQ total, IQ verbal,
dan skor IQ kinerja yang rendah dan memiliki skor yang secara signifikan lebih rendah untuk
persepsi organisasi, kebebasan dari distractibility, dan kecepatan pemrosesan (Tabel 3).
Kinerja Sekolah
Tujuh anak dalam kelompok deksametason dan delapan pada kelompok kontrol
mengikuti sekolah khusus untuk anak-anak cacat. Anak-anak di kelompok deksametason
memiliki skor yang secara signifikan lebih rendah pada tes aritmatika, transkripsi fonetik dan
persepsi, dan tata bahasa dibandingkan kontrol kelompok (Tabel 3). Tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok pada tes bahasa lain atau di hal berbagai bentuk perilaku
adaptif.
Frekuensi Cacat
Sebuah proporsi yang secara signifikan lebih besar dari anak-anak di kelompok
deksametason dibandingkan kelompok kontrol memiliki kecacatan klinis yang signifikan
(Gambar 4).
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 14/22
Korelasi Cacat Dengan Kejadian-Kejadian Perinatal
Dalam setiap kelompok, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam karakteristik
perinatal atau perjalanan neonatal, termasuk tingkat terapi glukokortikoid prenatal dan skor
Apgar, antara bayi dengan kecacatan klinis yang signifikan dan mereka yang tidak cacat
seperti itu. Namun, ada korelasi yang signifikan antara adanya kecacatan klinis yang
signifikan pada usia sekolah dan keparahan dari Sindrom distres pernapasan awal (P = 0,02).
DISKUSI
Laporan ini merangkum data dari kelompok anak usia sekolah yang telah
berpartisipasi dalam placebo-controlled, double-blind trial dari terapi deksametason yang
dimulai dalam 12 jam setelah kelahiran untuk pencegahan penyakit paru-paru kronis.1
Anak-
anak yang menerima terapi deksametason awal (0,25 mg per kilogram setiap 12 jam) untuk
satu minggu, dengan dosis tappering selama tiga minggu berikutnya, lebih mungkin untuk
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan somatik, gangguan neuromotorik dan fungsi
kognitif, dan kecacatan pada usia sekolah.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 15/22
Glukokortikoid telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati bayi
prematur yang memiliki atau beresiko untuk penyakit paru-paru kronis.1-8
Agen ini sering
memiliki manfaat shortterm dalam meningkatkan komplians paru dan memfasilitasi
pemberhentian awal dari ventilasi mekanik. Dalam 20 tahun terakhir, deksametason telah
diberikan pada berbagai usia pascakelahiran dengan berbagai alasan. Hasil langsung dan
outcome pada anak usia dini bervariasi dari berbagai studi.1-21
Hal ini membuat sulit untuk
menginterpretasikan hasil tersebut, karena masing-masing studi ini dirancang berbeda, tidak
hanya dalam hal waktu di mana terapi dimulai, tetapi juga dalam hal dosis dan durasi terapi
dan ukuran sampel. Dalam review sistematis, Barrington13
melaporkan peningkatan dalam
risiko serebral palsy dan gangguan perkembangan saraf terkait dengan terapi glukokortikoid.
Review dari penelitian Halliday dan Ehrenkranz11,12,16
, dengan metode randomized control
trial dari berbagai basis data (studi pada anak usia dini) dan menyimpulkan bahwa manfaat
terapi glukokortikoid pasca kelahiran, baik pemberian yang awal (dimulai dalam 96 jam
setelah lahir) atau tertunda (dimulai setelah tiga minggu), mungkin tidak melebihi efek
adverse aktual atau potensial pada outcome dari segi neurologis.
Penelitian kami dilakukan secara double blind dan melibatkan populasi yang relatif
homogen sehubungan dengan latar belakang ras dan sosial ekonomi keluarga. Ukuran sampel
adalah tepat, dan proporsi bayi di masing-masing kelompok yang kemudian menerima open-
label glukokortikoid terapi adalah sama. Bahkan jika kita telah mengeksklusikan dari analisis
bayi yang menerima terapi tersebut, kejadian cacat masih akan lebih tinggi secara signifikan
pada kelompok deksametason dibandingkan pada kelompok kontrol (27 dari 66 [41 %] vs 14
dari 67 [21 %], P = 0,02).
Hasil penelitian kami menunjukkan efek samping yang konsisten deksametason pada
usia sekolah. Di antara 42 anak-anak (26 pada kelompok deksametason dan 16 di kelompok
kontrol) yang telah memiliki disfungsi neuromotor pada dua tahun, kebanyakan dari mereka
dengan disfungsi ringan menunjukkan beberapa perbaikan di sekolah usia (5 dari 8, atau 62
%, pada kelompok deksametason dan 6 dari 9, atau 67 %, di kelompok kontrol). Sebaliknya,
tidak ada anak-anak yang memiliki disfungsi neuromotor parah pada usia dua tahun
menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Anak-anak di kelompok deksametason cenderung memiliki kelainan dari
perkembangan neurologis dan kinerja yang lebih buruk bermotor dibanding anak-anak dalam
kelompok kontrol. Kinerja motorik yang rendah ini yang mungkin bertanggung jawab untuk
mereka yang memiliki koordinasi motorik yang buruk dan integrasi visual-motor yang
rendah. Hasil kami konsisten dengan pengamatan oleh Bos dkk.30
pada deksametason
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 16/22
dimana dapat mengganggu motilitas dan kualitas gerakan secara umum pada bayi prematur.
Mekanisme di balik kelainan neuromotorik tidak sepenuhnya jelas, dalam percobaan pada
hewan neonatal, dosis farmakologis deksametason telah mengakibatkan efek buruk pada
divisi sel sel otak, diferensiasi, mielinasi, dan reaksi elektrofisiologi.31-33
Sebuah studi terbaru oleh Murphy et al.34
menyarankan bahwa terapi deksametason
postanatal dapat menyebabkan penurunan dalam volume gray matter dari otak. Penurunan
seperti tersebut bisa menjelaskan temuan kami yaitu lingkar kepala di bawah normal pada
anak-anak di kelompok deksametason. Ukuran kepala subnormal telah terbukti untuk
dihubungkan dengan hasil kognitif yang rendah.35
dalam penelitian kami, anak-anak dengan
kecacatan klinis yang signifikan memiliki lingkar kepala lebih kecil secara signifikan
dibandingkan mereka yang tanpa cacat (49,1 ± 3,0 vs 50,8 ± 2,5, P <0,001). Vermont Oxford
Network Steroid Study 8
dan studi oleh Shinwell et al.10
telah menunjukkan kecenderungan
peningkatan risiko periventrikular leukomalacia terkait dengan terapi deksametason.
Skor WISC-III yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih rendah daripada yang
telah dilaporkan di lain studi.29,35,36
Kami tidak memiliki standar yang ditetapkan untuk anak-
anak Cina, yang ras, etnis, atau budaya, bias tes mungkin menjelaskan nilai rendah dari
populasi kami. Namun, skor IQ pada kelompok deksametason yang secara signifikan lebih
rendah dari mereka pada kelompok kontrol. Perbedaan antara kelompok ini tidak terdeteksi
pada awal studi follow up kami di usia dua tahun, ketika anak-anak dinilai dengan
menggunakan Bayley Scale of Infants Development. Perbedaan ini bisa disebabkan
perbedaan dalam isi tes: tes Bayley lebih berfokus pada keterampilan motorik, sedangkan
Tes IQ untuk anak-anak usia lebih berfokus pada kognisi. Perbedaan dalam fungsi kognitif
antara dua kelompok bisa menjadi lebih besar seiring anak-anak menjadi lebih tua. Fungsi
motorik yang lebih rendah pada anak-anak yang diterapi deksametason juga bisa
mempengaruhi kinerja kognitif mereka.
Infeksi neonatal dan hipertensi sekunder untuk terapi deksametason juga bisa
menyebabkan fungsi kognitif yang tertunda. Selama studi awal, kejadian infeksi neonatal
lebih tinggi pada kelompok deksametason daripada di kelompok kontrol. Namun, di antara
anak-anak termasuk dalam studi saat ini, proporsi dalam setiap kelompok yang telah
memiliki infeksi neonatal adalah sama, karena banyak bayi dalam kelompok deksametason
yang memiliki infeksi neonatal meninggal selama berlangsungnya studi awal. Neonatal
hipertensi pada kelompok deksametason biasanya bersifat sementara. Hal ini tidak mungkin
bahwa infeksi neonatal atau hipertensi bisa termasuk untuk insiden yang lebih tinggi dari
keterlambatan kognitif pada kelompok deksametason dalam populasi penelitian ini.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 17/22
Kekhawatiran telah diungkapkan mengenai efek terapi deksametason awal terhadap
pertumbuhan somatik, karena glukokortikoid telah ditunjukkan untuk mengubah ukuran sel
dan sintesis DNA pada hewan model.32,33
Selain itu, Weiler et al.37
dan Gibson et al.38
telah
menemukan bahwa terapi deksametason dapat mengurangi pertambahan mineral tulang dan
dengan demikian mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tulang, bahkan ketika intake energi
meningkat. Menariknya, sebagian besar anak-anak yang memiliki keterlambatan dalam
pertumbuhan pada usia sekolah (26 dari 32, atau 81 %) sudah pendek sebelumnya (dengan
ketinggian di bawah persentil 10) pada usia dua tahun. Tampaknya bahwa efek primer atau
sekunder dexamethasone pada pertumbuhan masih merata di usia sekolah. Apakah
deksametason dapat mengubah percepatan pertumbuhan normal pada masa pubertas dan pada
akhirnya mempengaruhi tubuh dewasa masih harus diklarifikasi.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 18/22
Para anak yang diobati deksametason juga memiliki skor rendah pada tes aritmatika
dan pada tes transkripsi fonetik dan tata bahasa - temuan yang konsisten dengan fungsi
kognitif yang rendah. Pengujian kemampuan bahasa Cina sangat rumit, karena kemampuan
ejaan, pengucapan, dan menggambar karakter harus dievaluasi secara independen. Selain itu,
banyak faktor dapat mempengaruhi bahasa dan kinerja sekolah anak. Faktor yang paling
penting dalam masyarakat kita mungkin tekanan dan harapan terhadap keunggulan akademis
dari keluarga. Banyak keluarga, terutama mereka yang memiliki anak cacat, mempekerjakan
tutor atau menyekolahkan anak mereka ke kelas khusus untuk meningkatkan kinerja
akademis mereka, sehingga kinerja ditunjukkan dalam studi ini mungkin tidak mencerminkan
perkembangan mental anak-anak dengan akurat seperti seharusnya tanpa bantuan.
Kesimpulannya, meskipun terapi deksametason dimulai segera setelah lahir, diberikan
pada dosis awal untuk satu minggu dan tappering selama tiga minggu berikutnya, secara
signifikan mengurangi kejadian penyakit paru-paru kronis pada bayi prematur dengan
Sindrom distres pernafasan yang parah, 1 rejimen terapeutik ini tidak direkomendasikan
karena efek negatifnya pada fungsi neuromotorik dan kognitif, dan pertumbuhan somatik
pada usia sekolah. Data kami mendukung rekomendasi dari European Association of
Perinatal Medicine39
dan dari American Academy Pediatrics dan Canadian Paediatric
Society 40
: deksametason sistemik rutin tidak boleh digunakan postnatal untuk mencegah
atau mengobati penyakit paru-paru kronis prematuritas.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 19/22
DAFTAR PUSTAKA
1. Yeh TF, Lin YJ, Hsieh WS, et al. Early postnatal dexamethasone therapy for the
prevention of chronic lung disease in preterm infants with respiratory distress syndrome:
a multicenter clinical trial. Pediatrics 1997;100:715-6. abstract. (Also available at
http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/ 100/4/e3.)
2. Mammel MC, Green TP, Johnson DE, Thompson TR. Controlled trial of dexamethasone
therapy in infants with bronchopulmonary dysplasia. Lancet 1983;1:1356-8.
3. Avery GB, Fletcher AB, Kaplan M, Brudno DS. Controlled trial of dexamethasone in
respirator-dependent infants with bronchopulmonary dysplasia. Pediatrics 1985;75: 106-
11.
4. Dexamethasone therapy in neonatal chronic lung disease: an international placebo-controlled trial. Pediatrics 1991;88:421-7.
5. Garland JS, Alex CP, Pauly TH, et al. A three-day course of dexamethasone therapy to
prevent chronic lung disease in ventilated neonates: a randomized trial. Pediatrics
1999;104:91-9.
6. Rastogi A, Akintorin SM, Bez ML, Morales P, Pildes RS. A controlled trial of
dexamethasone to prevent bronchopulmonary dysplasia in surfactant-treated infants.
Pediatrics 1996;98:204-10.
7. Cummings JJ, D’Eugenio DB, Gross SJ. A controlled trial of dexamethasone in preter m
infants at high risk for bronchopulmonary dysplasia. N Engl J Med 1989;320: 1505-10.
8. Vermont Oxford Network Steroid Study Group. Early postnatal dexamethasone therapy
for the prevention of chronic lung disease. Pediatrics 2001;108:741-8.
9. Yeh TF, Lin YJ, Huang CC, et al. Early dexamethasone therapy in preterm infants: a
follow-up study. Pediatrics 1998;101:917. abstract. (Also available at http://www.
pediatrics.org/cgi/content/full/101/5/e7.)
10. Shinwell ES, Karplus M, Reich D, et al. Early postnatal dexamethasone treatment and
increased incidence of cerebral palsy. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2000;83: F177-
F181.
11. Halliday HL, Ehrenkranz RA. Early postnatal (<96 hours) corticosteroids for preventing
chronic lung disease in preterm infants. Cochrane Database Syst Rev 2000; 2:CD001146.
12. Idem Delayed (>3 weeks) postnatal corticosteroids for chronic lung disease in preterm
infants. Cochrane Database Syst Rev 2000;2:CD001145.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 20/22
13. Barrington KJ. The adverse neuro-developmental effects of postnatal steroids in the
preterm infant: a systematic review of RCTs. BMC Pediatr 2001;1:1.
14. O’Shea TM, Kothadia JM, Klinepeter KL, et al. Randomized placebo-controlled trial of
a 42-day tapering course of dexamethasone to reduce the duration of ventilator.
dependency in very low birth weight infants: outcome of study participants at 1-year
adjusted age. Pediatrics 1999;104:15-21.
15. Stark AR, Carlo WA, Tyson JE, et al. Adverse effects of early dexamethasone treatment
in extremely-low-birth-weight infants. N Engl J Med 2001;344:95-101.
16. Halliday HL, Ehrenkranz RA. Moderately early (7-14 days) postnatal corticosteroids for
preventing chronic lung disease in preterm infants. Cochrane Database Syst Rev
2001;1:CD001144.
17. O’Shea TM, Kothadia JM, Klinepeter KL, Goldstein DJ, Jackson B, Dillard RG. Follow-
up of preterm infants treated with dexamethasone for chronic lung disease. Am J Dis
Child 1993;147:658-61.
18. Jones R, Wincott E, Elbourne D, Grant A. Controlled trial of dexamethasone in neonatal
chronic lung disease: a 3-year followup. Pediatrics 1995;96:897-906.
19. Romagnoli C, Zecca E, Luciano R, Torrioli G, Tortorolo G. A three year follow up of
preterm infants after moderately early treatment with dexamethasone. Arch Dis Child
Fetal Neonatal Ed 2002;87:F55-F58.
20. Idem. Controlled trial of early dexamethasone treatment for the prevention of chronic
lung disease in preterm infants: a 3-year follow-up. Pediatrics 2002;109:1161. abstract.
(Also available at http://www. pediatrics.org/cgi/content/full/109/6/e85.)
21. Armstrong DL, Penrice J, Bloomfield FH, Knight DB, Dezoete JA, Harding JE. Follow
up of a randomised trial of two different courses of dexamethasone for preterm babies at
risk of chronic lung disease. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2002;86:F102- F107.
22. Henderson SE, Sugden DA. Movement assessment battery for children. London:
Psychological Corporation, 1992.
23. Beery KE. The Beery-Buktenica developmental test of visual-motor integration (VMI)
with supplemental developmental test of visual perception and motor coordination:
administration, scoring and teaching manual. 4th ed. rev. Cleveland: Modern Curriculum
Press, 1997.
24. Mayer RE. Thinking, problem solving, cognition. 2nd ed. New York: W.H. Freeman,
1992.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 21/22
25. Wu WD, Chang CF. The construction of the Chinese language test. Psychol Testing
(TAIWAN) 2001;31:37-52. (In Chinese.)
26. Shyu S. The construction of the Chinese adaptive behavior scale. Psychol Testing
(TAIWAN) 1998;45:137-59. (In Chinese.)
27. Kaufman AS, Kaufman NL. Kaufman assessment battery for children: interpretive
manual. Circle Pines, Minn.: American Guidance Service, 1983.
28. Luckasson R, Coulter D, Polloway EA, et al. Mental retardation: definition, classification
and systems of support. 9th ed. Washington, D.C.: American Association on Mental
Retardation, 1992.
29. Robertson CM, Etches PC, Goldson E, Kyle JM. Eight-year school performance,
neurodevelopmental, and growth outcomes of neonates with bronchopulmonary
dysplasia: a comparative study. Pediatrics 1992; 89:365-72.
30. Bos AF, Dibiasi J, Tiessen AH, Bergman KA. Treating preterm infants at risk for chronic
lung disease with dexamethasone leads to an impaired quality of general movements.
Biol Neonate 2002;82:155-8.
31. Weichsel ME Jr. The therapeutic use of glucocorticoid hormones in the perinatal period:
potential neurological hazards. Ann Neurol 1977;2:364-6.
32. Cotterrell M, Balazs R, Johnson AL. Effects of corticosteroids on the biochemical
maturation of rat brain: postnatal cell formation. J Neurochem 1972;19:2151-67.
33. Weichsel ME. Glucocorticoid effect upon thymidine kinase in the developing
cerebellum. Pediatr Res 1974;8:843-7.
34. Murphy BP, Inder TE, Huppi PS, et al. Impaired cerebral cortical gray matter growth
after treatment with dexamethasone for neonatal chronic lung disease. Pediatrics
2001;107:217-21.
35. Hack M, Breslau N, Weissman B, Aram D, Klein N, Borawski E. Effect of very low
birth weight and subnormal head size on cognitive abilities at school age. N Engl J Med
1991;325:231-7.
36. Saigal S, Szatmari P, Rosenbaum P, Campbell D, King S. Cognitive abilities and school
performance of extremely low birth weight children and matched term control children at
age 8 years: a regional study. J Pediatr 1991;118:751-60.
37. Weiler HA, Paes B, Shah JK, Atkinson SA. Longitudinal assessment of growth and bone
mineral accretion in prematurely born infants treated for chronic lung disease with
dexamethasone. Early Hum Dev 1997;47: 271-86.
5/17/2018 Outcomes at School Age After Postnatal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/outcomes-at-school-age-after-postnatal 22/22
38. Gibson AT, Pearse RG, Wales JK. Growth retardation after dexamethasone
administration: assessment by knemometry. Arch Dis Child 1993;69:505-9.
39. Halliday HL. Guidelines on neonatal steroids. Prenat Neonat Med 2001;6:371-3.
40. Committee on Fetus and Newborn. Postnatal corticosteroids to treat or prevent chronic
lung disease in preterm infants. Pediatrics 2002;109:330-8.