Paper Instalasi Listrik 2003

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Instalasi Listrik

Citation preview

KATA PENGANTARAlhamdulillahi Robbil Alamiin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLOH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas paper dengan judul Sistem Instalasi Listrik di ABC.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan paper ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelistrikan.

Jakarta, September 2015

PenulisDAFTAR ISIiiKATA PENGANTAR

1BAB I

1PENDAHULUAN

11.1 Latar Belakang

11.2 Tujuan

11.3 Rumusan Masalah

11.4 Sisematika Penulisan Paper

2BAB II

2DASAR TEORI

22.1 Sistem Distribusi Daya Listrik

22.2 Pembagian Jaringan Distribusi

32.3 Pengaman Arus Listrik

5BAB III

5PEMBAHASAN

53.1 Lokasi Proyek

53.2 Sistem Instalasi Listrik

73.3 Single Line Diagram

83.4 Panel Schedule

103.5 Incoming Power Supply

11BAB IV

11PENUTUP

114.1 Simpulan

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Hampir semua peralatan membutuhkan listrik agar dapat bekerja dengan baik. Tetatpi tidak sedikit bencana yang ditimbulkan dari listrik karena kesalahan instalasi dan perhitungan. Dengan begitu, penting untuk mengetahui bagaimana instalasi listrik yang aman untuk sebuah bangunan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Instalasi Listrik

2. Mengetahui instalasi listrik di ABC.

3. Mengetahui sistem keamanan arus lebih.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diambil adalah:

1. Bagaimana sistem instalasi pada umumnya di sebuah bangunan baru?

2. Bagaimana sistem instalasi listrik di ABC?

3. Bagaimana sistem proteksi sebagai pengaman arus beban lebih di ABC?1.4 Sisematika Penulisan PaperUntuk memberikan gambaran mengenai penulisan paper ini, secara singkat dapat diuraikan melalui sistematika penulisan paper sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, berisikan latar belakang, tujuan, perumusan masalah, dan sistematika penulisan paper.

BAB II DASAR TEORI, berisikan teori-teori dasar yang mendukung fokus paper yang diambil.

BAB III PEMBAHASAN, berisikan pembahasan terhadap sistem instalasi listrik di ABC.

BAB IV PENUTUP, berisikan simpulan dari paper yang sudah dibuat.BAB IIDASAR TEORI2.1 Sistem Distribusi Daya Listrik

Sistem distribusi daya listrik meliputi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20kV dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380V/220V. Pada dasarnya,untuk pembangunan sebuah pabrik baru, harus terdapat gardu listrik sendiri dimana sistemnya adalah PLN mensupply listrik tegangan ke gardu yang disiapkan PLN. Di dalam gardu terdapat cubicle PLN yang akan mendistribusikan tegangan 20 kV ke electrical room yang disiapakan oleh pemilik pabrik itu sendiri. Tegangan 20kV dari PLN, masuk ke dalam Panel MVMDB (Medium Voltage Main Distribution Board). Tegangan 20kV dari MVMDB kemudian masuk ke transformer (trafo step down) dan diturunkan tegangannya untuk didistribusikan ke Panel LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board). Listrik yang masuk ke panel LVMDB bertegangan rendah 380V/220V. Listrik ini kemudian didistribusikan ke panel-panel lokal sebagai power supply untuk mesin-mesin, lampu, dan equipment yang lainnya.2.2 Pembagian Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian-bagian rangkaian listrik dari sumber daya yang besar sampai saklar-saklar pelayanan pelanggan. Secara garis besar, jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua,yaitu :

a. Distribusi Primer

Adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan menengah 20kV. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-tiangsaluran.b. Distribusi Sekunder

Adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi.2.3 Pengaman Arus ListrikDalam sebuah instalasi listrik diperlukan komponen pengaman untuk menghindari bahaya kebakaran karena adanya hubung singkat arus listrik. Ada banyak jenis pengaman arus listrik, diantaranya :a. MCB (Mini Circuit Breaker)MCB memiliki fungsi utama untuk mengamankan kabel terhadap beban lebih dan arus hubung singkat, melewatkan arus tanpa pemanasan lebih, dan membuka/menutup sebuah sirkuit di bawah arus pengenal. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan adanya hubungan pendek. Prinsip kerjanya yaitu memutuskan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay electromagnet.

Bila bimetal atau electromagnet bekerja, maka akan memutus hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar. Cara kerja MCB :

Termal, prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jeinis logam tersebut dilas menjadi satu keping bimetal dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang diperbolehkan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik. Magnetic, prinsip kerjanya dengan memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengna prinsip induksi elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan saklar tersebut sehingga lebih cepat memutuskan rangkaian listrik. Busur api yang terjadi, masuk ke dalam ruangan yang berbentuk plat-plat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan, dan dipadamkan dengan cepat.

b. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)MCCB terdiri atas peralatan pengsaklaran, pemadaman busur api, dan pengetripan yang dirakit dalam satu unit. MCCB dapat secara otomatis memutuskan rangkaian seketika bila terjadi hubung singkat atau beban lebih. MCCB biasa digunakan sebagai pemutus sirkuit pada tegangan menengah. Dalam memilih MCCB harus mempertimbangkan : Karakteristik sistem dimana sirkuit dipasang, meliputi :a. Sistem Tegangan

Tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau minimum sama dengan tegangan sistem.

b. Frekuensi Sistem

Frekuensi pengenal dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi sistem.

c. Arus Pengenal

Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus beban yang dilewatkan oleh kabel dan harus lebih kecil dari arus ambang yang diijinkan melalui kabel.

d. Kapasitas Pemutusan

Kapasitas pemutusan dari circuit breaker paling kecil sama dengan arus hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik instalasi dimana circuit breaker tersebut dipasang.

e. Jumlah Pole dari Circuit Breaker, bergantung pada sistem pembumian.

Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Lokasi Proyek

Nama Proyek

: ABC New Stock Yard

Luas Tanah

: 2,048 m2Lokasi

: GIIC Industrial Estate Blok CC No. 2Kontrak Langganan Listrik: 105 kVA

3.2 Sistem Instalasi Listrik

Berdasarkan perhitungan penggunaan kebutuhan listrik di ABC, ditentukan langganan listrik ABC adalah 106 kVA. Hal ini berarti kontrak ABC termasuk ke dalam Tegangan Rendah Premium. Namun permasalahannya adalah di Kawasan GIIC sendiri beluam ada jaringan tegangan rendah karena pada umumnya merupakan tegangan menengah.Gambar 1 Sistem Distribusi Listrik pada Umumnya di Kawasan GIICNamun karena di ABC menggunakan sistem tegangan rendah dan di Kawasan GIIC belum ada jaringan untuk tegangan rendah, maka sistem distribusi listrik di ABC seperti di bawah :Gambar 2 Sistem Distribusi Listrik di ABC3.3 Single Line Diagram

Gambar 3 Single Line Diagram

Dari single line diagram di atas terlihat bahwa listrik dari PLN yang masuk ke Electrical Room ABC adalah listrik bertegangan rendah, yakni 400V/230V. Sistem proteksi yang digunakan pada LVMDB adalah MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) dengan kapasitas AF (Ampere Frame) 400 A dan AT (Ampere Trip) 300 A. Ketika terjadi arus beban melebihi kapasitas dari MCCB, maka MCCB akan terbuka (trip) sehingga tidak ada aliran listrik yang mengalir. Penggunaan MCCB dimaksudkan untuk menghindari kerusakan pada kabel apabila ada arus yang masuk melebihi kapasitas atau kemampuan kabel itu sendiri. Penggunaannya cukup penting karena dapat memperkecil potensi kebakaran akibat arus lebih. 3.4 Panel Schedule

Gambar 4 Power Panel Schedule

Gambar 5 Power Panel Schedule

Pengaman terhadap beban lebih dipasang pada sisi LVMDB dan local panel untuk setiap peralatan agar pada saat terjadi arus beban lebih pada loakasi tertentu, hanya breaker di lokasi tersebut yang trip, yang lainnya tetap normal.

3.5 Incoming Power Supply

Gambar 6 Sistem Incoming Power Supply

Power (listrik) dari PLN keluar melalui manhole dan kemudian masuk ke dalam tanah. Kabel yang digunakan adalah kabel NYFGBY (kabel tanah) sehingga tidak perlu menggunakan pipa untuk menanamnya di dalam tanah. Kabel kemudian keluar melalui manhole di depan electrical room dan masuk ke dalam LVMDB panel untuk didistribusikan ke panel-panel local di Area Office dan Factory.

BAB IVPENUTUP

4.1 SimpulanSistem instalasi listrik di ABC termasuk ke dalam golongan tegangan rendah dengan kontrak langganan dengan PLN adalah 105 kVA. Incoming power supply menggunakan sistem bawah tanah dengan spesifikasi kabel tanah sesuai standar sehingga tidak diperlukan lagi pemasangan pipa untuk memproteksi kabel dari tanah. Pengaman untuk instalasi listrik menggunakan MCCB di sisi Panel LVMDB dan Panel Lokal kecuali untuk pengaman lampu menggunakan MCB 2 Pole.

113