39
BAB I PENDAHULUAN Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat- tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid. 1,3 Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali mendiagnosis osteomyelitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak, sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang salah pada anak-anak yang menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai. 1,2 Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran darah, namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi. Osteomyeelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut 1

paper osteomyelitis

  • Upload
    tari

  • View
    114

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

osteomyelitis

Citation preview

Page 1: paper osteomyelitis

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau

kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi

local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagai

komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga

(otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus,

Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat

lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.1,3

Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan

yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali mendiagnosis osteomyelitis

ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak, sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat

dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan

penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh

tulang mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang salah

pada anak-anak yang menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam

memberikan pengobatan yang memadai.1,2

Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran darah,

namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.

Osteomyeelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomyelitis sangan resisten terhadap

pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk ditangani, bahkan tindakan

drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika yang tepat masih tidak cukup untuk

menghilangkan penyakit.2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi

Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan

struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Dalam kepustakaan

1

Page 2: paper osteomyelitis

lain dinyatakan bahwa osteomielitis adalah radang tulang yang disebabkan oleh organism

piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap

terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan

kanselosa dan periosteum.1,4

2.2. Epidemiologi

Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara berkembang. Osteomyelitis pada

anak-anak sering bersifat akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada

orang dewasa merupakan infeksi subakut atau kronik yang berkembang secara sekunder dari

fraktur terbuka dan meliputi jaringan lunak. 4,5,6

Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan

dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang, misalnya femur,

tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk

osteomielitis post trauma karena pada tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah. 5,6

Faktor-faktor pasien seperti perubahan pertahanan netrofil, imunitas humoral, dan

imunitas selular dapat meningkatkan resiko osteomielitis. 6

Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonates adalah

sekitar 1 kasus per 1.000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien dengan anemia sel sabit

adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah trauma pada kaki sekitar 16% (30-40%

pada pasien dengan DM). insidensi osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per

100.000 penduduk. Osteomielitis hematogen akut banyak ditemukan pada anak-anak, anak

laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan (3:1). Tulang yang sering terkena adalah

tulang panjang dan tersering adalah femur, tibia, humerus, radius, ulna, fibula. Pada dewasa

infeksi hematogen biasanya paling banyak pada tulang vertebra dibandingkan tulang

panjang.6,7

Orang dewasa terkena karena menurunnya pertahanan tubuh karena kelemahan,

penyakit ataupun obat-obatan. Diabetes juga berhubungan dengan osteomielitis,

imunosupresi sementara baik yang didapat ataupun di induksi meningkatkan faktor

predisposisi, trauma menentukan tempat infeksi, kemungkinan disebabkan oleh hematom

kecil atau terkumpulnya cairan di tulang. Morbiditas dapat signifikan dan dapat termasuk

penyebaran infeksi lokal ke jaringan lunak yang terkait atau sendi; berevolusi menjadi infeksi

kronis, dengan rasa nyeri dan kecacatan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi umum;

atau sepsis. Sebanyak10-15% pasien dengan osteomielitis vertebral mengembangkan temuan

neurologis atau kompresi corda spinalis. Sebanyak 30% dari pasien anak dengan osteomielitis

tulang panjang dapat berkembang menjadi trombosis vena dalam (DVT). Perkembangan

2

Page 3: paper osteomyelitis

DVT juga dapat menjadi penanda adanya penyebarluasan infeksi.4,7

Komplikasi vaskular tampaknya lebih umum dijumpai dengan Staphylococcus Aureus

yang resiten terhadap methacilin yang didapat dari komunitas (Community-Acquired

Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus / CA-MRSA) dari yang sebelumnya diakui.

1. Mortalitas

Tingkat mortalitas rendah, kecuali yang berhubungan dengan sepsis atau keberadaan

kondisi medis berat yang mendasari.

Ras

Tidak ada peningkatan kejadian osteomielitis dicatat berdasarkan ras.

Jenis kelamin

Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa kanak-

kanak, memuncak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada orang dewasa.

Usia

Secara umum, osteomielitis memiliki distribusi usia bimodal. Osteomielitis akut

hematogenous merupakan suatu penyakit primer pada anak. Trauma langsung dan fokus

osteomielitis berdekatan lebih sering terjadi pada orang dewasa dan remaja dari pada anak.

Osteomielitis vertebral lebih sering pada orang tua dari 45 tahun.5,7

2.3. Etiologi

Organisme spesifik yang diisolasi dari osteomyelitis seringkali dihubungkan dengan usia

pasien atau keadaan-keadaan tertentu yang menyertainya (trauma atau riwayat operasi).

Staphylococcus aureus terlibat pada kebanyakan pasien dengan osteomielitis hematogenous

akut dan bertangguang jawab atas 90% kasus pada anak-anak yang sehat. Penyebab

osteomielitis pada anak-anak ialah Staphylococcus aureus (89-90%), Streptococcus (4-7%),

Haemophillus influenza (2-4%), Salmonella typhi dan Escherichia coli (1-2%). Bakteri

penyebab osteomielitis kronik terutama Staphylococcus aureus (75%), atau Escherichia coli,

Proteus atau Pseudomonas aeruginosa. Staphylococcus epidermidis merupakan penyebab

3

Page 4: paper osteomyelitis

utama osteomielitis kronik pada operasi-operasi ortopedi yang menggunakan implan. 5,6,9

Selain disebabkan bakteri piogenik, osteomielitis juga dapat disebabkan oleh infeksi

bakteri granulomatosa seperti tuberkulosis dan siphilis melalui proses spesifik, oleh jamur

seperti aktinomikosis yang pada awalnya seringkali bersifat kronik. Selain itu juga dapat

disebabkan oleh virus. 4,7,9

Organism Comments

Staphylococcus aureus   Organism most often isolated in all types of

osteomyelitis

Coagulase-negative staphylococci or

Propionibacterium species

  Foreign-bodyassociated infection

Enterobacteriaceae species or Pseudomonas

aeruginosa

  Common in nosocomial infections

Streptococci or anaerobic bacteria   Associated with bites, fist injuries caused by

contact with another person's mouth, diabetic foot

lesions, decubitus ulcers

Salmonella species or Streptococcus

pneumoniae

  Sickle cell disease

Bartonella henselae   Human immunodeficiency virus infection

Pasteurella multocida or Eikenella corrodens   Human or animal bites

Aspergillus species, Mycobacterium avium-

intracellulare or Candida albicans

  Immunocompromised patients

Mycobacterium tuberculosis   Populations in which tuberculosis is prevalent

Brucella species, Coxiella burnetii (cause of

chronic Q fever) or other fungi found in

specific geographic areas

  Population in which these pathogens are endemic

Organisms Commonly Isolated in Osteomyelitis Based on Patient Age Infants (<1 year)

Group B streptococci

Staphylococcus aureus

Escherichia coli

Children (1 to 16 years)

4

Page 5: paper osteomyelitis

S. aureus

Streptococcus pyogenes

Haemophilus influenzae

Adults (>16 years)

Staphylococcus epidermidis

S. aureus

Pseudomonas aeruginosa

Serratia marcescens

E. coli

Adapted with permission from Dirschl DR, Almekinders LC. Osteomyelitis. Common causes and

treatment recommendations. Drugs 1993;45:29-43.

2.4. Klassifikasi

Osteomyelitis merupakan penyakit yang kompleks, sehingga sistem klasifikasi yang

bervariasi telah dikembangkan disamping kategori umum yaitu akut, sub-akut, dan kronik.

System klasifikasi Waldvogel membagi osteomielitis dalam kategori hematogenous,

contiguous and chronic, sedangkan klasifikasi yang lebih baru menurut sistem klasifikasi

Cierny-Mader berdasarkan status dari proses penyakit, bukan etiologi, kronisitas, atau factor

lainnya sehingga istilah akut dan kronik tidak dipergunakan pada system Cierny-Mader

derajat pada system ini bersifat dinamik dan dapat berubah-ubah sesuai sesuai kondisi medik

pasien, keberhasilan terapi antibiotic dan pengobatan lainnya. 7,8

Waldvogel Classification System for Osteomyelitis Hematogenous osteomyelitis

Osteomyelitis secondary to contiguous focus

of infection

No generalized vascular disease

Generalized vascular disease

Chronic osteomyelitis (necrotic bone)

Cierny-Mader Staging System for Osteomyelitis

Anatomic type

Stage 1: medullary osteomyelitis

Stage 2: superficial osteomyelitis

Stage 3: localized osteomyelitis

Stage 4: diffuse osteomyelitis

Physiologic class

A host: healthy

B host:

Bs: systemic compromise

Bl: local compromise

5

Page 6: paper osteomyelitis

Information from Waldvogel FA, Medoff G,

Swartz MN. Osteomyelitis: a review of clinical

features, therapeutic considerations and unusual

aspects (first of three parts). N Engl J Med

1970;282:198-206.

Bls: local and systemic compromise

C host: treatment worse than the disease

Factors affecting immune surveillance,

metabolism and local vascularity

- Systemic factors (Bs): malnutrition, renal or

hepatic failure, diabetes mellitus, chronic

hypoxia, immune disease, extremes of age,

immunosuppression or immune deficiency

- Local factors (Bl): chronic lymphedema,

venous stasis, major vessel compromise,

arteritis, extensive scarring, radiation fibrosis,

small-vessel disease, neuropathy, tobacco

abuse

Adapted with permission from Cierny G, Mader JT,

Pennick JJ. A clinical staging system for adult

osteomyelitis. Contemp Orthop 1985;10:17-37.

Gambar 1

Ross dan Cole (1985) membagi lesi-lesi ini sebagai yang bersifat agresif atau rongga di

dalam daerah metafisis atau diafisis. Klasifikasi ini membantu dalam perencanaan

pengobatan sebagai lesi yang sifatnya menyerang yang seharusnya diobati dengan

pembedahan untuk mendiagnosisnya. Gledhill mengklasifikasikan osteomyelitis subakut

berdasarkan gambaran radiologinya (1973), dan klasifikasi ini telah dimodifikasi oleh Robert,

6

Page 7: paper osteomyelitis

dkk pada tahun 1982. Klasifikasi ini berguna untuk pelaporan hasil pengobatan berdasarkan

lokasi dan ini bukan merupakan suatu prognosis atau rencana pengobatan. 7,8

A. Tipe I adalah lesi metafisis

- Tipe Ia merupakan lesi di sentral metafisis sebagai gambaran radiolusen,

sering merupakan sugestif dari histiositosis sel Langerhans.

- Tipe Ib merupakan lesi di metafisis yang aneh yang berlokasi pada erosi

korteks, yang mungkin memberikan gambaran dari sarkoma osteogenik.

B. Tipe II merupakan lesi diafisis

- Tipe IIa berlokasi di korteks dan reaksi periosteal meniru osteoid osteoma.

- Lesi tipe IIb merupakan abses meduler diafisis tanpa perusakan korteks

tetapi merupakan reaksi periosteal yang menyerupai kulit bawang mirip sarkoma

Ewing.

C. Tipe III merupakan lesi epifisis

- Tipe IIIa merupakan osteomielitis primer pada epifisis dan tampak sebagai

gambaran konsentrik radiolusen. Tipe ini biasanya tampak pada anak-anak usia 4-5

tahun.

- Tipe IIIb adalah osteomielitis subakut yang menyilang epifisis dan

meliputi baik epifisis maupun metafisis.

D. Lesi tipe IV merupakan lesi yang sama dengan lesi metafisis, yang didefinisikan sebagai

bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang dibatasi oleh kartilago (pertumbuhan

lempeng apofisis, kartilago artikuler, atau fibrokartilago), seperti vertebra, pelvis, dan

tulang-tulang pendek seperti tulang tarsal dan klavikula (Nixon, 1978).

- Tipe IVa meliputi tulang belakang dengan proses erosi atau destruksi.

- Tipe IVb meliputi penutup tulang dari pelvis dan paling sklerotik tidak

adanya proses erosi maupun destruksi. Ezra, dkk menyebutkan tipe ini pada tahun 1993

dan 1997.

- Tipe IVc meliputi tulang-tulang pendek, seperti tulang tarsal dan

klavikula.

Walaupun sistem klasifikasi osteomielitis membantu mendiskripsikan infeksi dan

menentukan diperlukan atau tidaknya pembedahan, namun kategori ini tidak dapat digunakan

pada keadaan tertentu (infeksi pada sendi prostetik, material yang di implantasi, atau pada

tulang-tulang kecil dan osteomielitis vertebra). 7,8

7

Page 8: paper osteomyelitis

Gambar 2

2.5. Faktor Resiko

Osteomyelitis biasanya tidak membedakan ras atau jenis kelamin. Tetapi beberapa

orang memiliki resiko lebih untuk terkena penyakit ini, resiko tersebut adalah : 3,6

Diabetes mellitus

Pasien yang mendapat hemodialisis

Orang yang daya tahan tubuhnya lemah/buruk

Sickel cell disease

Penyalahguna obat – obatan IV

Orang tua.

Alkoholisme

Penggunaan steroid jangka panjang

Penyakit sendi kronik

Trauma (pembedahan ortopedi atau fraktur terbuka)

Pemakaian prosthetic ortopedi

2.6. Patogenesis

Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang

disebabkan oleh bakteri piogenik dimana mikro-organisme berasal dari focus di tempat lain

dan beredar melalui sirkulasi darah. Kelainan ini sering ditemukan pada anak-anak dan

sangat jarang pada orang dewasa.6,7

Beberapa alasan osteomielitis hematogen menyerang anak-anak adalah karena anak-

anak rentan terhadap infeksi bakteri secara umum. Oleh karena itu, pada anak- anak sering

terjadi infeksi fokus primer dan bakteremia yang menyebabkan osteomielitis. Anatomi yang

8

Page 9: paper osteomyelitis

khas dari lempeng pertumbuhan pada anak-anak juga berperan dalam perkembangan

osteomielitis hematogen. Sebenarnya, osteomielitis hematogen pada anak berasal dari

metafisis tulang, yang berada tepat di bawah lempeng epifisis. Pada regio ini, percabangan

terakhir dari arteri metafisis melingkar, dan masuk sinusoid vena afferen, yang besar dan

irregular. Ukuran dari pembuluh darah akan meningkat secara nyata dari arteri metafise ke

vena sinusoid, dan aliran darah menjadi turbulensi. Perubahan yang mendadak dalam aliran

darah secara dinamik menyebabkan bakteri mengendap dan ter-akumulasi pada tempat ini.

Ini menyebabkan terbentuknya fokus infeksi. Selain itu, sel-sel dalam sinusoid vena dan

daerah sekitarnya hanya sedikit memfagosit atau tidak terjadi fagositosis sehingga menjadi

tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.4,7,9

Setelah tulang terinfeksi bakteri secara hematogen, bakteri akan berkembang biak

secara cepat, yang akan membentuk abses tepat dibawah lempeng pertumbuhan tadi. Abses

tersebut meluas ke saluran Volkmann sampai regio subperiosteal, yang akan menyebabkan

peninggian dari periosteum yang tebal. Peninggian periosteum menstimulasi pembentukan

tulang yang baru. Perluasan abses yang lebih lanjut menyebabkan ruptur periosteum dan

mengalir keluar melalui cloaca dan dapat meluas ke jaringan subkutan, dan kemudian ke

kulit, membentuk saluran sinus. Infeksi dapat meluas secara subperiosteal sepanjang batang

tulang. Perluasan ini menguliti bagian dari batang dan supply darahnya, menghasilkan

kepadatan, potongan yang avaskular dari tulang kortikal yang dinamakan sequestrum.

Sequestrum, kekurangan supply darah untuk menghantarkan antibiotik atau sel inflamasi

untuk melawan infeksi.7,9,10

Sebagai usaha untuk membatasi dan mengisolasi infeksi, periosteum yang meninggi

merendahkan tulang yang baru. Tulang baru ini, yang disebut involucrum, terdiri atas sub-

periosteal yang baru, yang seperti ditemukan pada pembentukan callus pada fraktur. Secara

histologis, osteomielitis hematogen akut menipiskan bagian metafise dari tulang panjang,

merusak tulang cancellous (spongy bone) yang normal, yang berbentuk sequestra, dan

membuat involucrum dari tulang baru di sekitar perifer dari infeksi. Terkecuali pada anak

yang sangat muda, infeksi secara jarang meluas melewati barrier fisik dari lempeng

pertumbuhan. Pada anak kurang dari 1 tahun, beberapa cabang dari arteri metafise berjalan

melewati lempeng pertumbuhan untuk memberi makanan ke epifise. Jalan terusan untuk

pembuluh ini diikuti oleh infeksi untuk selanjutnya disebarkan ke epifise, kemudian ke

perbatasan ruang sendi itu sendiri.1,8,7

9

Page 10: paper osteomyelitis

Saat itu, respon imunitas tubuh secara efektif membasmi infeksi minor di metafise.

Jika area infeksi telah terbatasi dan bakteri penyebab infeksi telah mati, ruang abses yang

tersisa dapat ada untuk waktu yang tidak dapat ditentukan. Ruang tersebut, terdiri dari

jaringan fibrous, tetapi tidak mengandung sisa-sisa bakteri yang aktif, disebut juga Brodie

abscess, walaupun tidak ada sisa-sisa infeksi yang aktif. Kebalikannya, infeksi yang lebih

agresif dan mematikan melanjutkan aktifitasnya dalam merusak tulang, dan membuat sinus

yang kering. Sinus akan kering sampai jaringan yang nekrotik dan terinfeksi secara lengkap

dipindahkan dan diganti dengan jaringan fiber atau tulang yang tidak terinfeksi.5,7

GaGambar 3

2.7. Gambaran Klinis

Osteomyelitis hematogeneus biasanya memiliki progresivitas gejala yang

lambat.osteomielitis langsung (direct osteomyelitis) umumnya lebih terlokalisasi dengan

tanda dan gejala yang menonjol. Gejala umum dari osteomielitis meliputi :

2.7.1. Osteomyelitis hematogenus tulang panjang

Demam yang memiliki onset tiba-tiba tinggi (demam hanya terdapat dalam 50% dari

osteomielitis pada neonates)

Kelelahan

10

Page 11: paper osteomyelitis

Rasa tidak nyaman

Irritabilitas

Keterbatasan gerak (pseudoparalisis anggota badan pada neonates)

Edema lokal, eritema dan nyeri.

2.7.2. Osteomyelitis hematogenus vertebral

Ø Onset cepat

Ø Adanya riwayat episode bakterimia akut

Ø Diduga berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah disampingnya

Ø Edema lokal, eritema dan nyeri

Ø Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.

2.7.3. Osteomyelitis kronik

Ulkus yang tidak sembuh

Drainase saluran sinus

Kelelahan kronik

Rasa tidak nyaman

Drainase saluran sinus (biasanya ditamukan pada stadium lanjut atau jika terjadi infeksi

kronis).

Berdasarkan lama infeksi, osteomyelitis terbagi menjadi 3, yaitu:

Osteomyelitis akut, yaitu osteomyelitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama

atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomyelitis akut ini biasanya terjadi pada anak-

anak daripada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam

darah (osteomyelitis hematogen)

Osteomyelitis akut terbagi lagi menjadi 2, yaitu:

- Osteomyelitis hematogen, merupakan infeksi yang penyebarannya berasal

dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh

penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasanya terjadi

pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang

tumbuh dengan cepat dan metafisis yang bervaskular banyak. Aliran darah

11

Page 12: paper osteomyelitis

yang lambat pada daerah distal metafisis menyebabkan thrombosis dan

nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis

hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.

- Osteomyelitis direk, disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau

bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi

tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang disebabkan oleh trauma, yang

menyebar dari fokus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan.

Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokalisasi dan melibatkan

banyak jenis organisme.

- Osteomyelitis sub-akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan

sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

- Osteomyelitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau

lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.8,9,10

Osteomyelitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi

karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi

pada tulang yang fraktur. Berikut merupakan beberapa pembagian osteomielitis yang lain :

1. Osteomyelitis pada vertebra

Kelainan ini lebih sulit untuk didiagnosis. Biasanya ada demam, rasa sakit pada tulang

dan spasme otot. Proses ini lebih sering mengenai korpus vertebra dan dapat timbul

sebagai komplikasi infeksi saluran kencing dan operasi panggul.8,10

Pada stadium awal tanda tanda destruksi tulang yang menonjol, selanjutnya terjadi

pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai skelerosis. Lesi dapat bermula dibagian

sentral atau tepi korpus vertebra .8,10

Pada lesi yang bermula ditepi korpus vertebra, diskus cepat mengalami destruksi dan

sela diskus akan menyempit. Dapat timbul abses para vertebral yang terlihat sebagai

bayangan berdensitas jaringan lunak sekitar lesi. Di daerah torakal, abses ini lebih mudah

dilihat karena terdapat kontras paru. Daerah Lumbal lebih sukar untuk dilihat, tanda yang

penting adalah bayangan psoas menjadi kabur.8.9

Untuk membedakan penyakit ini dengan spondilitis tuberkulosa sukar, biasanya pada

osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang dan sering timbul penulangan

antara vertebra yang terkena proses dengan vertebra di dekatnya (bony bridging).9,11

2.8. Diagnosis

Diagnosis dari osteomyelitis pada awalnya didasarkan pada penemuan klinik, melalui data

12

Page 13: paper osteomyelitis

dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium memberikan data

dimana respon terapi dapat diukur.

Untuk menegakkan diagnosis osteomielitis dapat ditentukan melalui pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Demam (terdapat pada 50% dari neonates)

Edema

Teraba hangat

Fluktuasi

Penurunan dalam penggunaan ekstremitas (misalnya ketidakmampuan dalam berjalan

jika tungkai bawah yang terlibat atau terdapat pseudoparalisis anggota badan pada

neonatus).

Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.

Pemeriksaan Laboratorium

- Pemeriksaan darah lengkap

Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Adanya pergeseran ke kiri

biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear. Tingkat C-reaktif

protein biasanya tinggi dan nonspesifik; penelitian ini mungkin lebih berguna daripada laju

endapan darah (LED) karena menunjukan adanya peningkatan LED pada permulaan. LED

biasanya meningkat (90%), namun, temuan ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan LED

memiliki peran terbatas dalam menentukan osteomielitis kronis seringkali didapatkan hasil

yang normal. Lekositosis, peningkatan laju endap darah, dan C-reaktif protein harus

diperhatikan.

- Kultur

Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi dengan bakteri

yang menyebabkan osteomielitis dan memiliki penggunaan yang terbatas. Darah hasil kultur,

positif pada sekitar 50% pasien dengan osteomielitis hematogen. Bagaimanapun, kultur darah

positif mungkin menghalangi kebutuhan untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk

mengisolasi organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik

13

Page 14: paper osteomyelitis

sekitar 77% pada semua studi.

Pemeriksaan Radiologi

a. Foto polos

Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemerikSosaan radiograf.

Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang mengawali destruksi

cancellous bone. Seiring berkembangnya infeksi, reaksi periosteal akan tampak, dan

area destruksi pada korteks tulang tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik

diidentifikasi dengan adanya detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum, yang

membungkus fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu sequestrum.

Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali apabila

terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat infeksi yang

menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya ‘gas gangrene’. Udara pada

jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area radiolusen, analog dengan udara usus

pada foto abdomen.

14

Page 15: paper osteomyelitis

b. Ultrasound

USG dapat menunjukkan perubahan sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala.

USG dapat menunjukkan ketidakabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau

penumpukan cairan (seperti abses) dan elevasi periosteal. 6

USG juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan aspirasi. Tapi, USG

tidak digunakan untuk mengevaluasi cortex tulang. Berguna untuk mengidentifikasi

efusi sendi dan menguntungkan untuk mengevaluasi pasien pediatrik dengan suspek

infeksi sendi panggul. Teknik sederhana dan murah telah menjanjikan, terutama pada

anak dengan osteomielitis akut. Ultrasonografi dapat menunjukkan perubahan sejak 1-

2 hari setelah timbulnya gejala. Kelainan termasuk abses jaringan lunak atau

kumpulan cairan dan elevasi periosteal. Ultrasonografi memungkinkan untuk

petunjuk ultrasound aspirasi. Tidak memungkinkan untuk evaluasi korteks tulang.

c. Radionuklir

Untuk pencitraan nuclir, Technetium Tc-99m metilen difosfonat adalah agen

pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama dan sama

sekali tidak spesifik. Jarang dipakai untuk mendeteksi osteomielitis akut. Pencitraan

ini sangat sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya,

infeksi tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fracture,

15

Page 16: paper osteomyelitis

infeksi jaringan lunak, dan artritis. Namun, radionuklir dapat membantu untuk

mendeteksi adanya proses infeksi sebelum dilakukan prosedur invasif dilakukan.

d. CT Scan

CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi

abnormal, osifikasi dan ketidaknormalan

intrakortikal. CT scan mungkin dapat

membantu dalam mengevaluasi lesi pada tulang

vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area

dengan anatomi yang kompleks, contohnya

pelvis, sternum, dan calcaneus. 6 CT scan

dengan potongan koronal dan sagital berguna

untuk menidentifikasi sequestra pada

osteomielitis kronik. Sequestra akan tampak lebih radiodense dibanding involukrum

disekelilingnya.

e. MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) sangat

membantu dalam mendeteksi osteomielitis.

MRI lebih unggul jika dibandingkan

dengan radiografi, CT scan dan scintigrafi

tulang MRI memiliki sensitifitas 90-100%

dalam mendeteksi osteomielitis. MRI juga

memberikan gambaran resolusi ruang

anatomi dari perluasan infeksi. MRI efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi

osteomyelitis. Penelitian telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan

radiografi polos, CT, dan scanning radionuklida dan dianggap sebagai pencitraan

pilihan. Sensitivitas berkisar antara 90-100%. Tomografi emisi positron (PET)

scanning memiliki akurasi yang mirip dengan MRI.

f. Radionuklida scanning tulang

Tiga fase scan tulang, scan gallium dan scan sel darah putih menjadi pertimbangan

16

Page 17: paper osteomyelitis

pada pasien yang tidak mampu melakukan pencitraan MRI. Sebuah fase tiga scan

tulang memiliki sensitivitas yang tinggi dan spesifisitas pada orang dewasa dengan

temuan normal pada radiograf. Spesifisitas secara dramatis menurun dalam

pengaturan operasi sebelumnya atau trauma tulang. Dalam keadaan khusus, informasi

tambahan dapat diperoleh dari pemindaian lebih lanjut dengan leukosit berlabel

dengan 67 gallium dan / atau indium 111.

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi merupakan gold standard dalam

mendiagnosa osteomielitis. Kultur dari sediaan sinus tidak dapat dipercaya sepenuhnya untuk

mengidentifikasi etiologi dari osteomielitis, sehingga biopsi merupakan anjuran untuk

menentukan etiologi dari osteomielitis. Namun keakuratan biopsi seringkali terbatas oleh

kurangnya pengumpulan spesimen yang sama dan penggunaan antibiotik sebelumnya. 7

Diagnosis of Acute Osteomyelitis*

-Pus on aspiration

-Positive bacterial culture from bone or blood

-Presence of classic signs and symptoms of acute osteomyelitis

-Radiographic changes typical of osteomyelitis

*--Two of the listed findings must be present for establishment of the diagnosis.

Information from Peltola H, Vahvanen V. A comparative study of osteomyelitis and purulent arthritis

with special reference to aetiology and recovery. Infection 1984;12(2):75-9.

2.9. Diagnosa BandingDiagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan selulitis. Pada demam

reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya. Bisa terdapat carditis,

nodul-nodul rematik, atau erythema marginatum. Pada selulitis, terdapat kemerahan

superfisial yang melebar, terjadi limfangitis. Arthritis supuratif akut dibedakan dari

osteomielitis hematogen akut berdasarkan adanya nyeri yang difus , dan semua pergerakan

sendi terbatas karena adanya spasme otot. 6

Pada Gaucher’s Disease. Pseudo-osteitis dapat timbul dengan manifestasi klinis yang

sangat mirip dengan osteomielitis. Diagnosis ditegakkan terutama dengan adanya pambesaran

hati dan lien. 6

Gambaran Radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakit-penyakit

17

Page 18: paper osteomyelitis

lain pada tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer tulang. Destruksi

tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru, dan pembengkakan jaringan lunak,

dijumpai juga pada osteosarkoma dan Ewing sarkoma. 9

Osteosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai metafisis tulang

panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan osteomielitis. Pada

stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membedakan lebih besar karena pada

osteosarkoma biasanya ditemukan pembentukan tulang yang lebih banyak serta adanya

infiltrasi tumor yang disertai penulangan patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada

osteosarkoma ditemukan segitiga Codman. 9

Pada tulang panjang, Ewing Sarkoma biasanya mengenai diafisis; tampak destruksi

tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang menyerupai kulit

bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang besar. 9

2.10. Penatalaksanaan

2. 10. 1 Osteomyelitis akut

Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan pemberian

antibiotika intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena Staphylococcus

merupakan kuman penyebab tersering, maka antibiotika yang dipilih harus memiliki

spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah negatif, maka diperlukan aspirasi subperiosteum

atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat. Pasien diharuskan untuk tirah baring,

keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan, diberikan antipiretik bila demam, dan

ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam setelah

pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah.

Terapi antibiotik biasanya diteruskan hingga 6 minggu pada pasien dengan osteomielitis.

LED dan CRP sebaiknya diperiksa secara serial setiap minggu untuk memantau keberhasilan

terapi.

Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk mengurangi tekanan

intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk menentukan jenis kuman dan resistensinya.

Bila terdapat perbaikan, antibiotik parenteral diteruskan sampai 2 minggu, kemudian

diteruskan secara oral paling sedikit 4 minggu. 3,4

Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa dekstruksi

sendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis, dan osteomielitis kronik.

18

Page 19: paper osteomyelitis

Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah:5

a. Adanya abses.

b. Rasa sakit yang hebat.

c. Adanya sekuester.

d. Bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma epidermoid).

Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum

telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan. 5

2. 10. 2. Osteomyelitis subakut

Pengobatan osteomyelitis subakut tergantung dari diagnosis. Kebanyakan 1/3 kasus

tidak dapat dibedakan dari keganasan primer dari tumor tulang. Biopsi dan kuretase

diperlukan untuk penegakan diagnosis pada kasus-kasus ini. Pada saat diagnosis ditegakkan,

pemberian antibiotik yang sesuai dengan kelompok gram, kultur, dan sensitivitas harus sudah

dimulai secara intravena selama 2-7 hari, diikuti dengan antibiotik oral selama 6 minggu. 8

Kegagalan gejala untuk timbulnya perbaikan setelah 6 minggu pengobatan dengan

antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan harus dipikirkan untuk mengevaluasi

ulang dan mendiagnosis secara bakteriologis, diikuti penatalaksanaan operasi dan antibiotik

yang sesuai. Indikasi lain untuk operasi adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya dan

drainase ke dalam sendi sinovial. Tanda-tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis

mengindikasikan bahwa infeksi subakut telah berubah menjadi komponen akut, dan ini harus

dilakukan drainase secara bedah. 8

Indikasi tindakan bedah :

a. Kegagalan gejala untuk memperbaiki setelah lebih dari 6 bulan

dilakukan pengobatan dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan.

b. Lesi yang cepat berkembang (tidak dapat dibedakan dari keganasan

tulang).

c. Perubahan bentuk sinus atau drainase ke dalam sendi sinovial.

d. Tanda-tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis.

Literatur yang ada tidak dapat mendukung pengobatan pada orang dewasa, dikarenakan

penyakit ini paling banyak menyerang kelompok usia anak. Operasi diindikasikan dalam

pengobatan pada orang dewasa. 8

2. 10. 3 Osteomyelitis kronik

Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan adjuvan terhadap debridemen bedah.

19

Page 20: paper osteomyelitis

Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya supaya ahli bedah dapat

mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan pengangkatan tulang untuk memajankan

rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization). Semua tulang dan

kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang

permanen.Pada beberapa kasus, infeksi sudah terlalu berat dan luas sehingga satu-satunya

tindakan terbaik adalah amputasi dan pemasangan prothesa.

Pengobatan Osteomielitis Kronik: : 3

1. Pemberian antibiotik

Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik semata-mata

Pemberian antibiotik ditujukan untuk:

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya

Mengontrol eksaserbasi

2. Tindakan operatif

Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah pemberian

dan pemayungan antibiotik yang adekuat.

Operasi yang dilakukan bertujuan:

Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun

jaringan tulang(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya.

Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara kontinu selama beberapa

hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai antibiotik di dalam bagian

tulang yang infeksi

Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik mencapai

sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut

Kegagalan pemberian antibiotik dapat disebabkan oleh : 5

a. Pemberian antibiotik yang tidak sesuai dengan mikroorganisme

penyebab

b. Dosis tidak adekuat

c. Lama pemberian tidak cukup

d. Timbulnya resistensi

e. Kesalahan hasil biakan (laboratorium)

f. Antibiotik antagonis

g. Pemberian pengobatan suportif yang buruk

h. Kesalahan diagnostik

20

Page 21: paper osteomyelitis

Bila proses akut telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan

diberikan. Kapan aktivitas penuh dapat dimulai tergantung pada jumlah tulang yang terlibat.

Pada infeksi luas, kelemahan akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur

patologis. Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau dipasang

tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari.

Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan mebuang debris.

Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi

samping dengan pemberian irigasi ini. (Canale, 2007)

Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk merangsang

penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan transfer tulang

berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot diambil dari jaringan sekitarnya namun

dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan

darah; perbaikan asupan darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan

eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan

penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang, kemudian memerlukan

stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau alat penyokong eksterna untuk

mencegah terjadinya patah tulang. Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan

adalah bila involukrum telah cukup kuat; mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.

Initial Antibiotic Regimens for Patients with Osteomyelitis

Organism Antibiotic(s) of first choice Alternative antibiotics

Staphylococcus aureus or

coagulase-negative

(methicillin-sensitive)

staphylococci

  Nafcillin (Unipen), 2 g IV every

6 hours, or clindamycin

phosphate (Cleocin

Phosphate), 900 mg IV every

8 hours

   First-generation

cephalosporin or vancomycin

(Vancocin) 

S. aureus or coagulase-

negative (methicillin-

resistant) staphylococci

  Vancomycin, 1 g IV every 12

hours

  Teicoplanin (Targocid),*

trimethoprim-

sulfamethoxazole (Bactrim,

Septra) or minocycline

21

Page 22: paper osteomyelitis

(Minocin) plus rifampin

(Rifadin)

Various streptococci (groups

A and B b-hemolytic

organisms or penicillin-

sensitive Streptococcus

pneumoniae)

  Penicillin G, 4 million units IV

every 6 hours

  Clindamycin, erythromycin,

vancomycin or ceftriaxone

(Rocephin)

Intermediate penicillin-

resistant S. Pneumoniae

  Cefotaxime (Claforan), 1 g IV

every 6 hours, or ceftriaxone,

2 g IV once daily

  Erythromycin or clindamycin

Penicillin-resistant S.

pneumonia

  Vancomycin, 1 g IV every 12

hours

  Levofloxacin (Levaquin)

Enterococcus species   Ampicillin, 1 g IV every 6

hours, orvancomycin, 1 g IV

every 12 hours

  Ampicillin-sulbactam (Unasyn)

Enteric gram-negative rods   Fluoroquinolone (e.g.,

ciprofloxacin [Cipro], 750 mg

orally every 12 hours)

  Third-generation

cephalosporin

Serratia species or

Pseudomonas aeruginosa

  Ceftazidime (Fortaz), 2 g IV

every 8 hours (with an

aminoglycoside given IV once

daily or in multiple doses for at

least the first 2 weeks)

  Imipenem (Primaxin I.V.),

piperacillin-tazobactam

(Zosyn) or cefepime

(Maxipime; given with an

aminoglycoside)

Anaerobes   Clindamycin, 600 mg IV or

orally every 6 hours

  For gram-negative anaerobes:

amoxicillin-clavulanate

(Augmentin) or metronidazole

(Flagyl)

Mixed aerobic and anaerobic

organisms

  Amoxicillin-clavulanate, 875

mg and 125 mg, respectively,

orally every 12 hours

  Imipenem

IV = intravenous.

*--Currently available only in Europe.

Adapted with permission from Lew DP, Waldvogel FA. Osteomyelitis. N Engl J Med 1997;336:999-1007, and

Mader JT, Shirtliff ME, Bergquist SC, Calhoun J. Antimicrobial treatment of chronic osteomyelitis. Clin

22

Page 23: paper osteomyelitis

Orthop 1999;(360):46-65.

Debridement

Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan. Kualitas

debridement merupakan faktor penting dalam suksesnya pengobatan. Setelah debridement

dengan eksisi tulang, adalah hal yang perlu untuk menghapuskan/ menghilangkan dead space

yang dilakukan dengan memindahkan jaringan di atasnya. Pengobatan dead space termasuk

myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan antibiotik. Pelaksanaan pada jaringan

lunak telah dikembangkan untuk meningkatkan aliran darah lokal dan pendistribusian

antibiotik.

2. 11. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomyelitis adalah: 3,4

- Septikemia

Dengan makin tersedianya obat-obatan antibiotik yang memadai, kematian akibat

septikemia pada saat ini jarang ditemukan.

- Kematian tulang (osteonekrosis)

Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan

kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas, kemungkinan harus diamputasi

untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

- Arthritis septic

Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam sendi di dekatnya.

- Artritis Supuratif

Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi (yang

bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik. Komplikasi terutama terjadi

pada osteomielitis hematogen akut di daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler

(misalnya pada sendi panggul) atau melalui infeksi metastatik

- Gangguan Pertumbuhan

Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan lempeng epifsisis

yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga tulang yang terkena akan menjadi

lebih pendek. Pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis yang

23

Page 24: paper osteomyelitis

merupakan stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. Pada keadaan ini tulang

bertumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya pemanjangan tulang

- Osteomielitis Kronik

Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis akut akan

berlanjut menjadi osteomielitis kronik

- Fraktur Patologis

- Ankilosis

- Abses Tulang

- Kanker kulit

- Selulitis

2.12. Prognosis

Angka mortalitas pada osteomielitis akut yang diobati adalah kira-kira 1 %, tetapi

morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48 jam setelah timbulnya

gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan pada kira-kira 2/3 kasus. Kronisitas dan

kambuhnya infeksi mungkin terjadi bila terapinya terlambat. 6

Empat faktor penting yang menentukan keefektifan terapi antimikroba dalam terapi

osteomielitis hematogenous akut, sehingga akan mempengaruhi prognosis adalah :6

3. Interval waktu diantara onset penyakit dan permulaan terapi.

Terapi yang dimulai dalam 3 hari pertama adalah yang paling ideal karena pada tahap

ini area lokal dari osteomielitis masih belum menjadi iskemi. Dengan pengobatan dini,

organisme penyebab akan lebih sensitif terhadap obat yang dipilih dan dapat mengontrol

infeksi sehingga osteolisis, nekrosis tulang dan pembentukan tulang baru akan dihambat.

Dengan keadaan seperti ini maka perubahan gambaran radiologik tidak akan muncul

kemudian pengobatan dalam tiga sampai tujuh hari akan mengurangi infeksi baik sistemik

maupun lokal, namun terlalu lambat untuk mencegah kerusakan tulang. Pengobatan yang

dimulai setelah satu minggu infeksi hanya dapat mengontrol septikemia dan

menyelamatkan jiwa, tetapi memiliki efek yang kecil dalam mencegah kerusakan tulang

lebih lanjut.

4. Keefektifan obat antimikroba dalam melawan kuman penyebab

Hal ini bergantung pada jenis kuman penyebab yang bersangkutan apakah kuman

tersebut resisten atau sensitif terhadap antibiotik yang digunakan.

5. Dosis dari obat antimikroba

24

Page 25: paper osteomyelitis

Faktor lokal dari vaskularisasi tulang yang terganggu memerlukan dosis antibiotik

yang lebih besar untuk osteomielitis daripada infeksi jaringan lunak.

6. Durasi terapi antimikroba

Penghentian terapi yang terlalu awal terutama bila kurang dari empat minggu akan mengakibatkan terjadinya infeksi kronik dan rekuren dari osteomielitis.

25

Page 26: paper osteomyelitis

BAB IIIKESIMPULAN

Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya disebabkan

oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai semua usia tetapi

umumnya mengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis umumnya disebabkan oleh

bakteri, diantaranya dari species staphylococcus dan stertococcus. Selain bakteri, jamur dan

virus juga dapat menginfeksi langsung melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur

bagian distal, humerus , radius dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan

mandibula merupakan tulang yang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena

merupakan tulang yang banyak vaskularisasinya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu : osteomielitis akut,

sub akut dan kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan

membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri. Osteomielitis menahun sering

menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan

pengeluaran nanah yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika

nanah dari tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran

sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.

Oteomielitis didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan Ewing sarkoma sebab

memiliki gambaran radiologik yang mirip. Gambaran radiologik osteomielitis baru terlihat

setelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis,

sekwestrum dan involikrum.

Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu atau dengan

debridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama perjalanan penyakitnya, untuk

yang akut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang kronis umumnya buruk.

26

Page 27: paper osteomyelitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Struktur dan fungsi Tulang. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi

3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11

2. Anatomi Tulang. www.HealthForAll.com . Last update March 2009

3. Rasjad C., Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3.

Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal 132- 41.

4. Jong W., Sjamsuhidayat R. 2005. Infeksi Muskuloskeletal. In Buku Ajar Ilmu Bedah.

Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 903 – 910.

5. Siregar P. Osteomielitis. Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staff

Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. Hal 472 – 74

6. King R., Johnson D. Osteomyelitis. www.emedicine.com. Last updated: Nov 4, 2008

7. Lew, Daniel P., Waldvogel, Francis A. 1997. Osteomyelitis. The New England

Journal of Medicine.

8. Khoshhal K., Letts R. M. Subacute Osteomyelitis (Brodie Abscess).

www.emedicine.com. Last updated: Jul 18, 2008.

9. Rasad S., Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi Tulang dan Sendi. Radiologi

Diagnostik. Bagian Radilogi FKUI. Jakarta. 1995. Hal: 62-72.

27