17
Pembimbing : dr. Hexanto M. Sp. S Penyusun : Nelwan Filipus Tando

Paraplegia Spastik Inferior

  • Upload
    innomad

  • View
    185

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paraplegi

Citation preview

Page 1: Paraplegia Spastik Inferior

Pembimbing : dr. Hexanto M. Sp. S

Penyusun : Nelwan Filipus Tando

Page 2: Paraplegia Spastik Inferior

I. DEFINISI•kondisi dimana bagian bawah tubuh (extremitas bawah) mengalami kelumpuhan atau paralysis yang disebabkan karena lesi transversal pada medulla spinalis.

II. PENYEBAB•Penyebab yang paling umum dari kerusakan medulla spinalis adalah :•1. Trauma•2. Penyakit •Motorneuron disease •Polimiositosis bilateral •Poliradikulopatia / polineuropatia bilateral •Miopatia bilateral •Distropia bilateral•Sindroma Miastenia Gravis :

Page 3: Paraplegia Spastik Inferior

III. DIAGNOSA1. ANAMNESA •Bagaimana kekuatan otot pada extremitas bawah ?•Bagaimana  “rasa – rasa” yang dialami pada extremitas bawah ? Apakah merasa seperti tebal atau kesemutan ?•Bisa buang air kecil atau tidak ?•Bisa buang air besar atau tidak ?•Apakah pernah kecelakaan / jatuh yang mengenai tulang  belakang ?•Tumor ? Infeksi ? Gangguan vaskuler ?

Page 4: Paraplegia Spastik Inferior

Nilai Kontraksi Persentase

0 Tidak ada

1 Ada, tanpa gerakan yang nyata 0 – 10 %

2 Dapat menggeser / menggerakkan lengan tanpa

beban dan tahanan

11 – 25 %

3 Dapat mengangkat lengan melawan gaya berat dan

tanpa tahanan

26 – 50 %

4 Dapat mengangkat lengan dengan tahanan ringan 51 – 75 %

5 Dapat mengangkat lengan melawan gaya berat

dengan beban tahanan berat

76 – 100 %

VI .PEMERIKSAANa. InspeksiPasien dalam kondisi berbaringb. Palpasi•Sistem Motorik

Page 5: Paraplegia Spastik Inferior

•Sistem SensorikUntuk menentukan level dari paraplegia terutama digunakan sistem sensoris, bukan motoris.

Page 6: Paraplegia Spastik Inferior

• Refleks

 • a. Reflek Superficial• 1. Reflek Kulit Dinding Perut• 2. Reflek Kremaster dan Reflek Skrotal• 3. Reflek Gluteal• 4. Reflek Anal Eksterna• 5. Reflek Plantar

Page 7: Paraplegia Spastik Inferior

PARALISIS PERIODIK  Low-serum

Potassium Periodic Paralysis

High-serum Potassium Periodic

Paralysis

Paramyotonia Congenital

Age of onset Usually second or latter part of first

decade

First decade First decade

Sex Male preponderance Equal Equal

Incidence of paralysis

Interval of weeks or months

Interval of hours or days

May not be present; otherwise, interval of

weeks or monthsDegrees of paralysis

Tends to be severe Tends to be mild but can be severe

Tends to be mild but can be severe

Effect of cold May induce an attack May induce an attack Tends to induce an attack

Effect of food (especially glucose)

May induce an attack Relieves an attack Relieves an attack

Serum potassium Low High Tends to be highOral potassium Prevents an attack Precipitates an attack Precipitates an attack

Onset During sleep After precipitants After precipitants

Page 8: Paraplegia Spastik Inferior

POLIO

• Definisi • Infeksi virus polio. Hal ini ditandai oleh

kerusakan neuron motorik di sumsum tulang belakang, otak, dan batang otak dan dengan penampilan flaccid paralysis dari otot-otot diinervasi

• Patologi• dengan penyebaran langsung dari darah

pada daerah yang rusak dari sawar darah otak

Page 9: Paraplegia Spastik Inferior

• Epidemiologi• terjadi pada anak-anak yang lebih tua dari 5

tahun dan pada remaja. Kelumpuhan juga terlihat lebih sering pada dewasa muda

• Gejala– infeksi akut (demam, menggigil, mual, sujud)– nyeri otot muncul, paling sering di leher dan

punggung– kelumpuhan biasanya terjadi antara hari kedua dan

kelima,– ada perpanjangan hilangnya motor untuk 3 hari

sampai 5 hari.

Page 10: Paraplegia Spastik Inferior

Prognosa <10% dari pasien meninggal akibat

penyakit akut. Kematian biasanya hasil dari kegagalan pernapasan atau komplikasi paru. Tingkat kematian tertinggi dalam bentuk bulbar dari penyakit, di mana tingkat seringkali lebih besar dari 50%.

Page 11: Paraplegia Spastik Inferior

SINDROM GULLAIN-BARRE• Definisi

– neuropati demielinasi inflamasi akut– Virus pernapasan atau infeksi

gastrointestinal, imunisasi, atau operasi sering mendahului gejala neurologis oleh 5 hari sampai 3 minggu

Insidensi :- 0,6-1,9 kasus per 100.000 penduduk.- Pria dan wanita sama

Page 12: Paraplegia Spastik Inferior

• Gejala dan Tanda– Kelumpuhan mendadak dari tungkai distal– Kemudian naik ke tungkai proksimal– penurunan persepsi posisi sendi, getaran, nyeri,

dan suhu (sock and glove sensation) simetris– Disfungsi otonom

• Perjalanan Penyakito Progresifo Stabil (2-4 minggu)o Penyembuhan

Page 13: Paraplegia Spastik Inferior

• Pengobatan– Steroid– Immunosupresan– Plasma peresis– Immuno globulin ( Gama globulin)

• Prognosis

80% membaik dalam berbulan - bulan

Page 14: Paraplegia Spastik Inferior

TRAUMA MEDULA SPINALISKARAKTERISTIK LESI KOMPLET LESI INKOMPLET

Motorik Hilang di bawah lesi Sering (+)

Protopatik (nyeri,

suhu)

Hilang di bawah lesi Sering (+)

Propioseptik (joint

position, vibrasi)

Hilang dibawah lesi Sering (+)

Rontgen vertebrae Sering fraktur, luksasi

atau listesis

Sering normal

Page 15: Paraplegia Spastik Inferior

Karakteristik

Klinik

Central Cord

Syndrome

Anterior Cord

Syndrome

Brown Sequard

Syndrome

Posterior Cord

Syndrome

Kejadian Sering jarang jarang sangat jarang

Biomekanik hiperekstensi hiperfleksi penetrasi hiperekstensi

Motorik Gangguan

variasi, jarang

paralisis komplet

Paralisis

komplet,

biasanya

bilateral

Kelemahan

anggota gerak

ipsilateral lesi

Gangguan

variasi

Protopatik Gangguan

variasi, tidak

khas

Sering hilang

total, bilateral

Sering hilang

total,

kontralateral

Gangguan

variasi, biasanya

ringan

Propioseptik Jarang

terganggu

utuh Hilang total

ipsilateral

terganggu

Perbaikan Nyata dan cepat Paling buruk Fungsi buruk,

namun

indepedensi baik

nyata

Page 16: Paraplegia Spastik Inferior

TatalaksanaMetilprednisolonTindakan rehabilitasi medik

Page 17: Paraplegia Spastik Inferior

TERIMA KASIH

ATAS PERHATIANNYA