51
1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae 1.1. Definisi karsinoma mammae Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel- sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. 1.2. Epidemiologi karsinoma mammae Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari kanker paru-paru. Kematian di seluruh dunia adalah 25% lebih besar dari kanker paru-paru pada 1

Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

document

Citation preview

Page 1: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae

1.1. Definisi karsinoma mammae

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan

tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai

suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim.

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika

benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar

(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah

bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa

bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

1.2. Epidemiologi karsinoma mammae

Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita

setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari

dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari

kanker paru-paru. Kematian di seluruh dunia adalah 25% lebih besar dari kanker paru-

paru pada wanita. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih

rendah di negara-negara berkembang dan terbesar di negara-negara yang lebih maju.

Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor 2 setelah karsinoma

servik uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28% pada wanita kulit

hitam.

Kurva insiden-usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang

sekali ditemukan pada wanita dibawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-

66 tahun. Insisdens karsinoma mammae pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada

perempuan.

1.3. Klasifikasi karsinoma mammae

Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi atau

invasif adalah bentuk yang paling umum mencakup 70 – 80 % kasus.

1

Page 2: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Karsinoma duktus

1. Intraduktus ( in situ )

2. Invasif

3. Komedo

4. Inflamasi

5. Meduler dengan infiltrasi limfositik

6. Colloid

7. Papillary

8. Scirrhous

9. Tubular

Karsinoma lobuler

1. In situ

2. Invasif

Karsinoma nipple

1. Penyakit Paget

2. Penyakit Paget dengan karsinoma intraduktus

3. Penyakit Paget dengan karsinoma duktus invasive

Karsinoma lainnya

1. Karsinoma tidak berdiferensiasi

2. Kistosarkoma filoides

Stadium kanker payudara

Stadium T N M 5 year survival rate0 Tis (LCIS/DCIS) - -  I T1 N0 M0 93%IIA T1

T2N1N0

M0M0

72%

IIB T2T3

N1N0

M0M0

72%

IIIA T1/T2T3

N2N1/N2

M0M0

41% 

IIIB T4 Any N M0 41%IV Any T Any N M1 18%

2

Page 3: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

 

Keterangan:

T : Tumor

TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai

Tis  : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)

T1  : Tumor diameter « 2 cm

T2  : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm

T3  : Tumor diameter > 5 cm

T4  : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)

N : Nodul atau kelenjar

Nx  : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai

N0 : KGB tidak terlibat

N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan

N2  : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar

N3  : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler

M : Metastasis 

Mx  : Metastasis tidak dapat dinilai

M0  : Tidak ada metastasis

M1  : Metastasis pada organ - organ lainnya

Keterangan :

Lelkukan pada kulit retraksi papilla, atau perubahan lain pada kulit, kecuali yang

terdapat pada T4, bisa terdapat pada T1,T2,atau T3 tanpa perubahan klasifikasi.

Dinding thorax adalah iga,otot interkostal, dan m.serratus anterior,tanpa otot pektoralis.

Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran luas.

Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran

jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

3

Page 4: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari

5 cm tanpa keterlibatan LN

Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor

dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit

semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

1.4. Etiologi karsinoma mammae

Genetik

Pada keluarga dengan riwayat kanke rpayudara yang kuat, banyak perempuan

memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom

17q21.3).Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melaluigaris

maternal maupun paternal.Sindrom kankerpayudara familial lainnya berkaitan dengan

gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini

diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen

penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama

disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatic berikutnya.

Usia

Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini

terjadi akibat akumulasi mutasisomatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma

ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan

Karsinogen radiasi

Sering terkena radiasi di daerahpayudara( Bis ada risering melakukan

pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat X-ray ) dapat meningkatkan resikoter

kena CA mammae. Radiasi dapat langsung menimbulkan kerusakan macromolecules atau

berinteraksi dengan cairan sel menimbulkan radikal bebas yang kemudian menimbulkan

kerusakan atau perubahan ikatan kimia, seperti :pengtidak aktifan enzim, perubahan

4

Page 5: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

protein, kromosoom pecah, translokasi atau mutasi (hal ini bertindak sebagai inisiator),

juga menghambat imunitas seluler (bertindak sebagai promoter).

Tidak memiliki anak atau hamil di usia tua

Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia 30 tahun

memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi dari pada yang bukan.

Sering hamil pada usia muda, menurunkan resiko terkena kanker payudara. Mengapa?

Karena kehamilan menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita dalamh idupnya,

inilah alasannya.

Tidak menyusui Anak

Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang (1.5-2

tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker payudara.Penjelasan yang

mungkin adalah karena menyusui menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita

Menggunakan pil KB

Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam jangka

panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara dari pada yang bukan.

Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika penggunaan Pil KB tersebut

dihentikan.

Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause

Terapi hormone pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi pengganti

hormone (HRT) dan terapi hormone menopause (MHT), telah banyak digunakan dalam

kurun waktu lama untuk membantu meringankan gejala menopause dan mencegah

timbulnya osteoporosis. Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone.Untuk wanita

yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan hormone estrogen dan

progresteron (PHT).Untuk yang sudah diangkat rahimnya, dokte rmeresepkan hanya

estrogen (ERT).

5

Page 6: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan resiko terkena

kanker payudara maupun resiko kematian akibat kanker payudara tersebut. Peningkatan

resiko ini dapat terjadi secepat 2 tahun sesudah penggunaan terapi hormone

tersebut.Selain itu, biasanya kanker payudara ini juga cenderung ditemukan pada

stadium lanjut.

Penggunaan terapi estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko terkena

kanker payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka pendek), tetapi

penggunaan dalam jangka panjang (diatas 10 tahun), ditemukan dapat meningkatkan

resiko terkena kanker ovarium danpayudara. replacement therapy is the same for

"bioidentical" and "natural" hormones as it is for synthetic hormones.

Alkohol

Penggunaan minuman beralkohol amat jelas terkait dengan meningkatnya resiko terkena

kanker payudara.Resiko semakin meningkat dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas minuman beralkohol setiap harinya memiliki resiko

1.5 kali lipat lebih tinggi daripada yang bukan. Penggunaan alcohol secara berlebihan

juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker mulut, kerongkongan , esophagus dan

liver.Minuman beralkohol yang disarankanhanya 1 gelas saja sehari.

Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena

kanker payudara, terutama bagi perempuan paska menopause.Sebelum menopause,

ovarium Anda menghasilkan sebagian besar estrogen.Setelah menopause, sebagian besar

estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Memiliki jaringan lemak berlebihan setelah

menopause dapat meningkatkan probabilitas Anda terkena kanker payudara akibat

tingkat estrogen.

6

Page 7: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Kurangnya Aktivitas Fisik

Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya adalah berapa

banyak latihan yang diperlukan? Dalam sebuah penelitian dari Women's Health Initiative

(WHI), sedikitnya jalancepat 1.25 -2.5 jam per minggu dapat mengurangi 18% resiko

terkenakan kerpayudara. Berjalan 10 jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi

resiko tersebut. Olahraga fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit, minimum 5

hari dalam seminggu.

1.5 Patofisiologis kanker payudara

Kanker atau tumor ganas maigna berasal dari bahasa latin yang berartikan

kepiting, maksud dari kata kepiting ini adalah tumor melekat erat ke semua permukaan

yang di pijaknya, seperti seekor kepiting.

Secara umum proses yang menyebabkan tebentuknya suatu tumor baik jinak dan ganas

disebut karsinogenesis. Secara garis besar, pada kanker terdapat 3 tahapannya :

1. Fase inisiasi.

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang

disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar

matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik

menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

2. Fase promosi.

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.

Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu

diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan

suatu karsinogen).

3. Fase progressi

7

Page 8: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Suatu periode dimana banyak tumor menjadi lebi agresif dan semakin ganas. Ditingkat

molekular, progressi tumor kemungkinan besar terjadi akibat mutasi multipel yang

terakumulasi secara indenpenden pada sel yang berbeda-beda.

Namun meningkatnya literatur yang mendalami tentang dasar molekular, mengkaji secara

biomol sifat karsnogen. Prinsip secara mendasar mengenai biomolekular kanker adalah :

1. adanya kerusakan genetik non letal

2. tiga gen reguatorik normal, protoonkogen yang mendorong pertumbuhan, tumor

supressor gene yang menghambat pertumbuhan, dan gen yang mengatur program

kematian cell (apoptosis). Alel mutan protoonkogen disebut onkogen.

3. gen yang mengatur perbaikan DNA yang rusak. Gen yang memerbaiki DNA

memengaruhi proliferasi atau kelangsungan hidup sel secara tidak langsung dengan

memengaruhi kemampuan organisme memerbaiki kerusakan non letal di gen lain,

termasuk protoonkogen, gen penekan tumir,, dan gen yang mengendalikan poptosis.

Kerusakan pada gen yang memerbaiki DNA dapat memudahka terjadinya mutasi luas di

genom dan transformasi neoplastik.

Namun secara fisiologis sel kanker memiliki 5 regulasi dalam melakukan karsinogenesis,

yakni :

1. self sufficiency (menghasilan sendiri) sinyal pertumbuhan

2. insensitivitas pada sinyal penghambat pertumbuhan

3. menghindari apoptosis

4. kemampuan replikasi tanpa batas

8

Page 9: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

5. angiogenesis berkelanjutan

6. kemampuan menginvasi dan beranak akar

A. Menghasilkan sendiri sinyal pertumbuhan

Pada keadaan fisiologis, proliferasi sel dapat dengan mudah dibagi menjadi langkah-

langkah berikut :

- Terikatnya suatu faktor pertumbuhan ke reseptor spesifik di membran sel

- Aktivasi reseptor faktor pertumbuhan secara transien dan terbatas, yang kemudian

mengaktifkan beberapa protein transduksi-sinyal dalam membrn plasma

- Transmisi sinyal ditransduksi melintasi sitosol menuju inti sel melalui perantara

kedua

- Induksi dan aktivasi faktor regulatorik inti sel yang memicu transkripsi DNA

- Sel masuk dalam dan mwngikuti siklus sel yang akhirnya menyebabkan sel

membelah.

Pada sel yang mengalami karsinogenesis terjadi disregulasi dari fisiologis diatas, seperti

beberapa proses berikut :

1. mampu menyintesis faktor pertumbuhan , seperti PDGF (platelet derived growth

factor), TGF-alpha (transforming growth factor-alpha)

2. mengalami mutasi sehingga mampu mengekspressikan berlebihan terhadap

peerjemahan ikatan reseptor dan molekul faktor pertumbuhan. Seperti pada kanker

payudara yang telah dikenal ERBB2 , sehingga pengobatan biomolekular dapat dilakukan

melalui blokade ERBB2 atau anti HER-2 .

3. mutasi yang mengakibatkan aktivasi secara kontinue pada protein penghantar sinyal

seperti pada gen BCR-ABL yang mengontrol aktivitas tirosen kinase , yang telah juga

ditemukan pengobatannya blokade BCR-ABL ( STI 571 ).

Mutasi juga dapat terjadi pada gen yang mengotrol RAS, serta penontaktivan RAS

(insensitivitasnya GTPase untuk menghidrolisis fofat GTP menjadi GDP untuk proses

nonaktiv pada RAS).

4. mutasi pada gen yang mengatur transkripsi didalam inti sel. Banyak gen yang

menyandi untuk proses transkrip DNA untuk sinyal proliferasi sel salah satunya MYC,

MYB, JUN, FOS, REL. Namun yang berperan penting dalam karsinogenesis adalah

9

Page 10: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

mutasi gen MYC yang dimana protein MYC yang dihasilkannya, berlebih sehingga

terjadi ikatan dengan DNA yang menyebabkan proliferasi sel yang berlebih pula.

Gambar – proliferasi sel dan kaitanya dengan mutasi pada sel kanker

5. setelah pengikatan protein dan DNA, aktivasi siklin yang akan berikatan dengan CDK

menyebabkan fosforilasi pada inti sel sehingga mampu untuk memulai proses proliferasi

sel (G1 – S – G2 – M ) yang mengalahkan inhibitor CDK dalam penghambatan mitosis

sel. Adanya mutasi pada siklin, sehingga dia terekspressi berlebihan, menyebabkan

pengikatan CDK-siklin yang berlebih yang sudah barang tentu meningkatkan mutasi sel.

10

Page 11: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

6 . terjadinya insensitivitas terhadap sinyal yang menghambat pertumbuhan

Faktor ini tidak begitu berperan pada kanker mammae, telah ada study yang

memelihatkan adanya keterkaitan proses ini pada kanker kolon.

Gambar – peran APC sebagai antiproliferasi dan keterkaitan mutasinya

7. menghindar dri apoptosis dilakukan dengan perubahan mutasi pada gen-gen yang

menyandi apoptosis seperti pada BID, BAX, gangguan pelepasan sitokrom-c , ekspressi

berlebihan dri gen BCL-2 yang meningkatkan proliferasi.

11

Page 12: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Gambar – jalur apoptosis sel

8. secara noemal sel mampu menggandakan diri 60 sampai 70 kali. Setelah itu sel akan

mengalami kemampuan membelah dan masuk masa pensiun nonreplikatif. Hal ini

diperkirakan adanya kemampuan sel kanker yang mampu menyintesis enzim-enzim

penting dalam memertahankan panjangnya telomer, yang seharusnyaktor pertumbuhan

kian memendek.

9. neovaskularisasi sangat dibutuhkan sel kanker untuk menunjang aktivitas biologiknya

yang sangat tinggi. Jika jauh pada vascular segera pembentukan faktor vascularisasi

terkativasi seperti VEGF (vascular endothelial growth factor), basic fibroblast growth

factor. Adanya penemuan jalur vascularisasi ini juga berguna untuk terapi terkait

pemutusan jalur vascularisasi sehingga hipoksia dan kematian sel kanker yang

diharapkan terjadi.

10. kemampuan metastasis adalah sikap akhir dari suatu kanker. Kemampuannya

bermetastasis beragam, dekat hingga jauh dari asalnya sel kanker itu sendiri. Proses

invasi sel kanker pada vascular, limfogen. Sekat antar sel kanker atau tight junction yang

telah berubah pada sel kanker menyebabkan kerenggangan satu dan lain, reseptor yang

banyak pada sel kanker menyebabkannya mampu berrikatan dengan membrana basalis

dan stroma-stroma menuju vascular atau limfonodus. Salah satu reseptor kuat yang telah

12

Page 13: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

diperlihatkan pada kanker mammae adalah laminin, yang berkorelasi dengan

metastasisnya pada limfogen. Sel kanker mampu menghasilkan enzim proteolisis

jaringan, seperti ketepsin D, kolagenase tipe IV. Saat ini tengah diusahakan terpi anti

katepsin D yang mencegah metastasis pada deteksi kanker dini. Setelah masuknya kanker

pada vascular atau limfogen sel kanker yang memiliki banyak reseptornya ini akan

migrasi dan melakukan ekstravasasi pada jaringan yang disukainya.

Gambar – metastasis suatu cancer

Karsinogenesis akan memberikan dampak sebagai berikut ;

13

Page 14: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Gambar patofisiologis ca mammae

1.6 Manifsetasi klinis Kanker mammae

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.

• Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar

• lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau

pada puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi) bila

jaringan , berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga

kulit kelihatan seperti

o kulit jeruk (peau d'orange) akibat sumbatan vasa limfatikus yang menimbulkan

masuknya rambut pada folikel rambut sehingga pori-pori telihat seperti kulit jeruk ,

mengkerut,

o atau timbul borok (ulkus) pada payudara.

o Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat

menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

14

Page 15: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Gambar – peau d’orange

Ciri-ciri lainnya antara lain:

§ Pendarahan pada puting susu.

§ Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah

timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

§ Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada

lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

§ Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria

operbilitas Heagensen sebagai berikut:

§ Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)

§ Adanya nodul satelit pada kulit payudara

§ Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa

§ Terdapat model parasternal

§ Terdapat nodul supraklavikula

§ Adanya edema lengan

§ Adanya metastase jauh

§ Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema

kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih

2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain

15

Page 16: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Gambar – ulkus serta eritem skin dimpling

1.7. Diagnosis karsinoma mamae

Diagnosis karsinoma payudara didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesis

Anamnesis harus mencakup status menstruasi, perkawinan, partus, laktasi,

riwayat kelainan mammae sebelumnya, riwayat keluarga kanker, fungsi kelenjar tiroid,

penyakit ginekologik, dan lainnya yang termasuk sebagai faktor resiko dari penyakit ini.

Dalam riwayat penyakit sekarang terutama harus diperhatikan waktu timbulnya massa,

kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan menstruasi, serta lainnya (Desen, 2008).

b. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh (sesuai dengan

pemeriksaan rutin) dan pemeriksaan kelenjar mammae. Teknik pemeriksaan fisik adalah

sebagai berikut :

1. Posisi duduk

Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan

pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan

payudara kanan dan kiri, simetris/tidak, adakah kelainan papila, letak dan bentuknya,

retraksi puting susu, kelainan kulit berupa peau de’orange, dimpling, ulserasi, atau tanda-

tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat

apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang

tertinggal, dimpling, dan lainnya.

2. Posisi berbaring

Penderita berbaring dan diusahakan payudara jatuh tersebar rata diatas lapangan dada,

jika perlubahu/punggung diganjal dengan bantal pada penderita-penderita yang

payudaranya besar. Palpasi ini dilakukan dengan menggunakan falang distal dan falang

medial jari II,III,IV dan dilakukan secara sistematis mulai dari cranial setinggi iga ke-2

samapai ke distal setinggi iga ke-6; dan jangan dilupakan pemeriksaan daerah sentral

subareolar dan papil. Terakhir diadakan pemeriksaan jika ada cairan keluar dengan

menekan daerah sekitar papil. Dengan pemeriksaan rabaan yang halus akan lebih teliti

16

Page 17: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

dari pada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus dapat membedakan kepadatan

massa payudara.

3. Menetapkan keadaan tumornya

a. Lokasi tumor menurut kuadran di payudara atau terletak di daerah sentral

(subareola dan dibawah papil). Payudara dibagi atas empat kuadran yaitu kwadran lateral

atas, lateral bawah, medial atas dan bawah serta ditambah satu daerah sentral.

b. Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.

c. Mobilitas tumor terhadap kulit dan m. pektoralis atau dinding dada.

4. Memeriksa kelenjar getah bening

a. AksilaSebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh

kebawah sehingga mudah untuk diperiksa. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan

penderita diletakkan lemas ditangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa dengan

tangan kiri pemeriksa.

Yang diraba kelompok kelenjar getah bening :

– mammaria eksterna : dibagian anterior dan dibawah tepi m. pektoralisaksila;

– subscapularis di posterior aksila;

– apical diujung atas fossa aksilaris;

Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah, apakah terfiksasi satu sama lain atau

tidak.

b. Supra dan infraklavikuler serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan cermat dan

teliti.

5. Organ lain yang ikut diperiksa adalah hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, juga

tulang-tulang utama, tulang belakang.

6. Pemeriksaan kelenjar getah bening regional di daerah :

- aksila, yang ditentukan kelompok kelenjar :

~ mamaria eksterna di anterior, di bawah tepi otot pektoralis

~ subskapularis di posterior aksila

~ sentral di pusat aksila

~ apikal di ujung atas fasia aksilaris

- supra dan infraklavikular, serta KGB leher utama

17

Page 18: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

c. Pemeriksaan Penunjang

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Untuk wanita dengan risiko tinggikanker payudara, pemeriksaan MRI direkomendasikan

bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet dan gelombang radio

untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI akan jaruh lebih bermanfaat

bila menggunakan zat kontras.

MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitive dari mammografi, tetapi MRI

memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, maksudnya sering muncul gambaran

kelainan payudara yang ternyata bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak

direkomendasikan sebagai alats krining untuk wanita tanpa risiko tinggi kanke rpayudara.

• PET Scan

Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolism sel

kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel kanker. Derajat

penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologist dan

potensi agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk skrining rutin kanker

payudara.

• Biopsi

Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter ahli Patologi

Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat ditentukan ada

tidaknya sel kanker.

Terdapatbeberapacarabiopsi :

1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)

2.Core Biopsy

3.BiopsiBedah

Fine Needle Aspiration Biopsy / BiopsiJarumHalus

Biopsi aspirasi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) adalah

merupakan suatu metode atau tindakan pengambilan sebagian jaringan tubuh manusia

dengan suatu alat aspirator berupa jarum suntik yang bertujuan untuk membantu

18

Page 19: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

diagnosis berbagai penyakit tumor. Tindakan biopsy aspirasi ditujukan pada tumor yang

letaknya superficial dan papable misalnya tumor kelenjar getah bening, tiroid, kelenjar

liur, payudara, dan lain-lain.Sedangkan untuk tumor pada organ dalam misalnya tumor

pada paru, ginjal, hati, limpa dan lain-lain dilakukan dengan bantuan CT Guided. Dengan

metode FNAB diharapkan hasil pemeriksaan patologis seorang pasien dapat segera

ditegakkan sehingga pengobatan ataupun tindakan operatif tidak membutuhkan waktu

tunggu yang terlalu lama. Tindakan FNAB ini dapat dilakukan oleh seorang dokter

terlatih dan dapat dilakukan di ruang praktek sehingga ini sangat bermanfaat bagi pasien

rawat jalan. Untuk mendiagnosa limfomamaligna pada kelenjar getah bening,

ketepatannya tinggi pada lesi tumor yang derajat keganasannya high-grade. Bila

dilakukan padajaringan hati ketepatan diagnosisnya 67-100%.Rata-rata 80% lesi

keganasan di jaringan hati dapat didiagnosis secara tepat sehingga sesuai dengan dugaana

danya korelasi antara analisis sitologi dengan hasil pemeriksaan klinis yang baik.

Core Biopsy

Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan jarum yang

lebih besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit payudara dan sedikit jaringan

payudara diambil. Pemeriksaan ini dapat menimbulkan nyeri minimal.

Hasil core biopsy adalah jaringan payudara sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya

kanker. Beberapa jenis benjolan lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy karena

bentuknya.

Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :

19

Page 20: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

- Tidak ada tanda kanker payudara

- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang mencurigakan

tetapi belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini lebih baik dilanjutkan

dengan biopsy bedah untuk mencapai diagnosis akhir.

- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsy bedah yang dapat

dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.

Biopsi Bedah

Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka wanita akan

dirujuk kedokter bedah Onkologi untuk menjalani biopsy bedah. Sebaliknya bila hasil

pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda pasti kanker, biasanya tidak perlu

dilakukan biopsy bedah.

1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan

sehat di sekitarnya, dilakukan bila ukuran atau diameter tumor < 2 cm

2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan

sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 2 cm (Anonim,

2009).

MAMMOGRAFI

Mammografi adalah salah satu cara yang dipilih untuk mendeteksi karsinoma

mammae, baik pada penderita yang klinis dicurigai karsinoma mammae ataupun pasien

dengan tumor kecil non-palpable (occult lession).

Indikasi mammografi adalah:

1. klinik curiga kanker payudara dan mengesampingkan karsinoma mammae

kontralateral.

2. follow up post mastektomi è deteksi second primary di payudara lain.

3. post tindakan breast conserving deteksi dari suatu rekurensi/second primary.

Skrining mamografi adalah pemeriksaan X-Ray pada payudara seorang wanita yang tidak

ada keluhan/gejala kanker payudara, target skrining adalah untuk mendeteksi adanya

kanker payudara dimana massa masih kecil untuk bisa diraba oleh pasien sendiri maupun

oleh klinisi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa deteksi adanya kanker payudara

yang masih dalam stadium awal, misal pada ductal karsinoma in situ maka keberhasilan

20

Page 21: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

terapi mencapai 100 %. The National Cancer Institute di Amerika merekomendasikan

bahwa wanita-wanita mulai menerima skrining mamografi pada usia 40 tahun setiap 1-2

tahun sekali dan usia > 50 tahun setiap setahun sekali. Pemeriksaan skrining mammografi

dianjurkan pada wanita < 40 tahun kelompok resiko tinggi (riwayat keluarga positif atau

terdapat gen mutasi BRCA positif). Dilaksanakan dengan menggunakan sinar x dua

proyeksi untuk setiap payudara, yaitu :

1. CC (Cranio Caudal view)

2. MLO (Medio Lateral Oblique view)

untuk diagnostik ditambah dengan LM (Latero Medial view), ML (Medio Lateral view)

atau tangentsial view (Marijata, 2006).

Kanker payudara mungkin tidak terdiagnosis (non visualized) pada skrining

mammografi apabila kanker berukuran sangat kecil, letak di area yang tidak mudah

dijangkau image mammografi (di aksila atau di daerah bawah lengan) atau kanker

tertutup oleh bayangan lain.

Mammografi aman dan dapat mendeteksi kanker 1-2 tahun sebelum seorang

dokter dapat meraba adanya benjolan. Walaupun mammografi masih sebagai pegangan

standar dalam skrining dan diagnosis kanker payudara tetapi masih belum dapat

membedakan penyakit jinak dari keganansan payudara dan kurang akurat bagi pasien-

pasien dengan payudara yang padat. The American Medical Assosiation (AMA), The

American College of Radiology (ACR) dan American Cancer Society (ACS)

merekomendasikan pemeriksaan skeining mammografi pada wanita diatas 40 tahun dan

menganjurkan CBE (Clinical Breast Examination) dan BSE (Breast Self Examination)

untuk usaha dini deteksi kanker payudara.

Mammografi dari wanita < 45 Tahun sering sukar untuk diinterpretasi sebab

terjadi densitas jaringan kelenjar payudara, tetapi pada wanita postmenopause

kebanyakan lebih mudah interpretasinya, sebab terjadi regresi jaringan kelenjar. Karena

itu mammografi dapat digunakan sebagai suatu metode deteksi dari suatu populasi

program skrining untuk wanita menopausal (Anonim, 2002).

Gambaran mammographs yang abnormal terdiri dari, tumor dengan batas tidak

tegas dan meluas (spikulae), mikrokalsifikasi (karsinoma intraduktal), dan penebalan

kulit/papila. Gambaran mammografi yang tak tampak kelainan, bukan garansi tidak ada

21

Page 22: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

karsinoma mammae. Apabila ada suatu (bahkan kecil) kecurigaan klinik karsinoma

mammae harus selalu diikuti dengan pemeriksaan histopatologik.

Goal dari mammografi adalah mendeteksi kelainan-kelainan kecil pada payudara

dimana tidak teraba melalui pemeriksaan fisik (Sabiston, 1995).

Interpretasi untuk mammografi terdiri dari :

0 Inadequat è tindakan diulang

1 Tidak tampak kelainan

2 Lesi benigna/jinak è konservatif/observasi 1 tahun, tindakan diulang fisik diagnostik

dan USG

3 Kemungkinan lesi jinak è konservatif/observasi 6 bulan, tindakan diulang fisik

diagnostid dan USG

4 Kemungkinan maligna è tindakan USG dan FNAB atau biopsi

5 Curiga maligna è tindakan USG atau FNAB atau biopsi.

d. Diagnosis bandingnya terdiri dari :

(1) Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa

terdapat pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas,

tidak nyeri dan mobile.

(2) Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat

kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar, biasanya

bilateral/multipel.

(3) Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,

berbatas tegas, mobile, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.

(4) Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya

saluran/duktus laktiferus, terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.

(5) Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat

berkembang menjadi abses, biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.

(6) Lipoma, merupakan tumor pada jaringan lemak dengan batas tegas, lunak, tidak

nyeri tekan, dan dapat digerakkan.

(7) Nekrosis lemak, berbatas tegas, keras, kadang disertai dengan penarikan kulit.

22

Page 23: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

1.8.1 Terapi farmako

I.7 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Carcinoma Mamae

Terapi

Pengobatan stadium dini akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang

baik. Secara umum, pengobatan pada penderita kanker meliputi 2 tujuan, yaitu :

a. Terapi Kuratif

Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk menghilangkan

kanker tersebut. Dalam pelaksanaannya, terapi pada pasien kanker tidak dapat

mempertahankan asas primum non nocere karena dalam pemberian terapi kuratif, akan

diberikan sejumlah terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik terhadap

bagian tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat berupa bedah radikal,

kemoterapi, radiasi, imunoterapi atau kombinasi dari keempat modalitas tersebut.

b. Terapi Paliatif

Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi

paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan

kanker pada pasien yang tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai

paliatif, maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.

Terapi pada kanker payudara tergantung dari stadiumnya. Adapun jenis-jenis terapinya

adalah:

1. Kemoterapi

Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada kanker

payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker

payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant.

Kanker payudara stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik. Terapi ini

berupa kemoterapi dan terapi hormonal. Radiasi kadang diperlukan untuk paliatif pada

daerah-daerah tulang yang mengandung metastasis.

Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat dilakukan, keadaan

umum pasien, reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat

paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial terjadi.

Kanker payudara dapat berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain anthrasikin, agen

alkilasi, taxane, dan antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki

23

Page 24: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

respon namun hanya memilki efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate.

Pemilihan kombinasi agen kemoterapi tergantung pada kemoterapi adjuvant yang telah

diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen

Cyclophosphamide, Methotrexat dan 5-Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak

mendapat agen yang sama dengan yang didapat sebelumnya.

Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi intravena (IV). Cara

pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung pada jenis obat.

Adapun jenis-jenis kombinasi kemoterapi yang diberikan adalah :

• FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)

o Indikasi

Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang sudah metastasis.

o Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Pasien dengan usia di atas 60 tahun atau ada riwayat penyakit jantung, sebelum

kemoterapi harus dilakukan pemeriksaan echocardiogram atau multiple gated acquisition

test of cardiac output (MUGA) untuk menjamin bahwa fungsi ventrikel kiri masih baik.

- Periksa fungsi hati. Jika ada insufisiensi hati, maka dosis 5-FU di kurangi.

- Periksa fungsi ginjal. Jika ada insufisiensi ginjal, dosis epirubisin dikurangi.

- Periksa darah rutin lengkap. Jika netrofil < 1500/mm3, atau AT < 100.000/mm3,

maka kemoterapi ditunda.

- Berikan antiemetik yang kuat sebelum kemoterapi.

- Kontrol dosis epirubisin, untuk menghindari kardiotoksisitas bila dosis kumulatif

epirubisin >900 mg/m2

- Beritahu pasien tentang kemungkinan rambut dapat rontok akibat kemoterapi.

o Dosis

- 5-FU 500 mg/m2 pada hari 1.

- Epirubisin 60 mg/m2 pada hari 1

- Siklofosfamid 500 mg/m2

o Cara Pemberian

- 5-FU dan siklofosfamid disuntikan secara IV pelan-pelan atau dilarutkan dalam

NaCl 0,9% 100 ml dan diinfuskan dalam 10-20 menit.

- Epirubisin disuntikan lewat selang infus salin.

24

Page 25: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

o Siklus dan Jumlah siklus

- Lama siklus 21 hari

- Jumlah siklus 6

o Efek Samping

- Mielosupresi

- Alopesia

- Mual dan muntah

- Mukositis

- Kardiomiopati

- Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi

2. Terapi hormonal

Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini

berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker. Ketika

berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen dan menginduksi

apoptosis.

Jaringan payudara mengandung reseptor estrogen. Kanker payudara primer atau

metastasis juga mengandung reseptor tersebut. Tumor dengan reseptor estrogen tanpa ada

reseptor progesteron memiliki respon sebesar 30%, sedangkan jika memiliki reseptor

estrogen dan progesteron, respon terapi dapat mencapai 70%.

Pemilihan terapi endokrin atau hormonal berdasarkan toksisitas dan ketersediaan. Pada

banyak pasien, terapi endokrin inisial berupa inhibitor aromatase. Untuk wanita dengan

reseptor estrogen yang positif, respon terhadap inhibitor aromatase lebih besar

dibandingkan dengan tamoxifen.

• Obat Antiesterogen

Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah

berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena

dalam, karsinoma endometrium.

Tamoxifen paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant pada perempuan dengan

kanker payudara yang telah di reseksi. Penggunaan tamoxifen harus diteruskan selama 5

tahun. Pada pasien dengan kanker payudara yang telah metastasis, lebih sering digunakan

inhibitor aromatase. Namun, bagi pasien yang yang memburuk setelah mendapat

25

Page 26: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

inhibitor aromatase, tamoxifen dapat memberikan manfaat. Selain itu, tamoxifen juga

bermanfaat sebagai kemopreventif kanker payudara.

Dosis standard tamoxifen adalah 20 mg, dengan pemberian 1 kali sehari karena waktu

paruh yang panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain hot flushes,

kelainan sekresi cairan vagina dan toksisitas retina, walaupun tidak mengancam

penglihatan. Efek samping yang harus diperhatikan adalah bahwa tamoxifen dapat

menyebabkan penurunan densitas tulang pada wanita premenopause dan kanker

endometrium.

• Inhibitor Aromatase

Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau

mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.

Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.

• Obat sejenis progestrogen

Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui umpan

balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal,

andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen dengan

hasil turunya kadar estrogen.

Pemberian terapi hormonal dibedakan tiga golongan penderita menurut status menstruasi:

o Premenopause

Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral oopharektomi.

o Postmenopause

Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.

o 1-5 Tahun Menopause

Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen positif

dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan pemberian obat-obatan

anti estrogen.

1.8.2 Terapi non farmako

Pembedahan

26

Page 27: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Operasi primer

Sekitar 75-80% dari seluruh penderita kanker yang mungkin sembuh. Harus ditangani

secara bedah untuk mengeluarkan seluruh kanker. Bedah kuratif mrupakan terapi

lokoregional. Penderita dapat sembuh jika kanker masih terbatas pada organ tempat

tumbuhnya tumor primer( local) dan pada kelenjar limf yang mengalir daerah atau organ

( regional). Pada tingkat ini sedapat mungkin operasi dilakukan secara en bloc, artinya

daerah atau alatyang terangsang tumor di angkat sekaligusnya bersama dengan pembuluh

dan kelenjar limf regional. Contoh, mastektomi atau gastrectomi dengan limfadenektomi

Pada eksisi tumor tertentu. Organ tidak perlu dikeluarkan seluruhnya; operasi

dianggap cukup dengan eksisi luas saja diikuti dengan pengeluaran kelenjar limf regional.

Jarang ada penderita yang masih dapat sembuh jika penyebaran sudah di luar daerah

lokoregional. Masalahnya bergantung pada apakah kemoterapi dapat membasmi

mikrometastasis yang mungkin sudah ada ketika pembedahan dilakukan.

Pada dasawarsa terakhir, ada kecenderungan kuat untuk membatasi diri pada

eksisi luas ( artinya tanpa pengangkatan organ secara radikal) selain limfadenektomi.

Perubahan pendapat terjadi karena adanya kemampuan baru di bidang radioterapi yang

menjamin pembersihan sisa-sisa tumor tertentu di daerah tumor primer radiasi. Tanpa

radioterapi dengan alat canggih, pembedahan yang tidak radikal yang tidak menjamin

pembersihan tumor, akan mengakibatkan kekambuhan setempat.

Pembedahan paliatif

Pembedahan paliatif dilakukan untuk meringankan atau menghilangkan keluhan

sehingga diharapkan meningkatkan mutu hidup penderita. Contoh bedah paliatif adalah

pembedahan tumor yang mengakibatkan ileus atau pendarahan dalam saluran cerna.

Operasi paliatif juga berguna untuk mengeluarkan tumor yang mengganggu atau bertukak

pada penderita yang tidak dapat ditolong dengan radioterapi atau kemoterapi. Contoh lain

adalah dekompresi untuk meniadakan tekanan pada saraf, pleksus saraf, atau sumsum

tulang belakang untuk menghilangkan nyeri atau mencegah terjadinya penyulit yang

lebih berat seperti kelumpuhan.

Pembedahan sekunder

jika setelah dilakukan operasi primer tanpa limfadenektomi ternyata ada

metastasis di kelenjar limf. Baru dilakukan limfadenektomi secara sekunder. Demikian

27

Page 28: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

juga juka terjadi kekambuhan setempat di daerah perasi primer, dipertimbangkan untuk

melakukan eksisi tumor residif itu. Cara pembedahan sekunder lainnya adalah dengan

melakukan eksisi metastasis di paru hati.

Pembedahan jalan masuk

Kini makin dibutuhkan operasi untuk membuat jalan masuk ke peredaran darah

yang menetap pada penderita untuk pemeriksaan darah rutin berkali-kali sehari maupun

pemberian kemoterapi intravaskuler terus menerus. Jaln masuk khusus ini di butuhkan

karena pada penderita tidak dapat dilakukan melaului bedah pintas arteriovena atau

dengan pmasangan kateter eksterna dan interna.

Jika dilakukan hubungan pintas antara arteri di lengan dan suatu vena subkutis, akan

terjadi pelebaran dan ekstesi system vena subkutis yang lebih mudah dipungsi. Kateter

intravena tetap merupakan metode lain. Kateter intra arteri menetap di arteri memberikan

kemungkinan kemoterapi pada suatu organ atau daerah terbatas. Kateter memetap

intravena meupun intra arteri dapat dihubungkan dengan suatu reservoir yang

ditempatkan subkutis. Reservoir ditutup dengan karet yang tebal yang tahan terhadap

fungsi berulang tanpa penyulit kebocoran.

Pembedahan kelainan prakanker

Kelainan yang diperkirakan merupakan lesi prakanker, misalnya

polip tertentu di kolon , adenoma di kelenjar tiroid, leimioma di saluran cerna, dan tumor

campur kelenjar parotis dapat di bedah dengan tujuan mencegah agar tidak terjadi

perubahan menjadi ganas. Kelainan pramalignan lain juga terdapat di kulit, mulut,

payudara, kandung kemih, dan mulut rahim.

Pembedahan diagnostic

Biopsy atau oembedahan diagnostic bertujuan memperoleh

sediaanyang cukup untuk melakukan diagnostic histologik lengkap. Indikasi dan

tekniknya beragam, bergantung pada organ, atau jaringan yang terlibat. Saat

berlangsungnya pembedahan dapat dibuat sedian bakau agar segera diperoleh keterangan

tentang jinak atau ganasnya tumor untuk merencanaan tidakan selanjutnya.

Bedah laser

28

Page 29: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Pebedahan menggunakan sinar laser banyak digunakan untuk tumor kulit,

terutama di wajah dan karsinoma in situ di serviks, juga pembedahan melalui endoskopi

di bronkus, hidung, faring, laring, saluran cerna, dan bidang urologi

Mastektomi Radikal. Meliputi pengakatan payudara dengan sebagian besar

kulitnya, M.pektoralis mayor, M.pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak sekaligus.

Sekarang, biasanya pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara.

Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenar aksila dan radioterapi pada (sisa)

payudara tersebut. Syarat mutlak untuk operasi ini adalah tumor merupakan tumor kecil

dan tersedia sarana radioterapi yang khusus untuk penyinaran. Penyinaran diperlukan

untuk mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau

dari sarang tumor lain.

Terapi Radioterapi

Radioterapi unutk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif

dengan mempertahankan mammae, dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif.

Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supraklavikular diradiasi. Akan tetapi,

penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena limfudem akibat rusaknya kelenjar

ketiak supraklavikular. Jadi radiasi harus dipertimbangkan pada karsinoma mammae

yang tak mampu angkat atau jika ada metastasis.

Terapi Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran

sistemik, dan sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien yang

pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi ditemukan metastasis di sebuah

atau beberapa kelenjar. Tujuannya adalah untuk menghancurkan mikrometastasis yang

biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis.

1.9 Prognosis

Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :

1. Stadium Kanker

Semakin dini semakin baik prognosisnya.

29

Page 30: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

5-years survival rate

Stadium Survival rate (%)

0 99

I 98

II a 82

II b 65

III a 47

III b 44

IV 14

2. Tipe Histopatologi

CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.

3. Reseptor Hormon

Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.

1.10 Komplikasi

Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga

melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk

metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang

kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.

Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan

metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

1.11 Cara Pencegahan

1. Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.

2. Berikan ASI pada Bayi.

Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat hormone tersebut.

Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone estrogen.

30

Page 31: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

3. Jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.

4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 %

dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.

5. Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan

estrogen.

6. Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.

7. Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga,

semakin

tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.

8. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan

risiko penyakit.

9. Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia

> 50 th

10. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk

semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.

Preventif

Berbagai upaya harus dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bagi para wanita akan

kesehatannya seperti melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan

SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI sangat penting karena 85% benjolan di

payudara ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI merupakan pemeriksaan yang murah,

aman dan sederhana, sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun.7 SADARI dapat

dilakukan setelah selesai masa haid karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron

rendah dan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak membengkak sehingga lebih

mudah meraba adanya benjolan atau kelainan. Teknik SADARI :

1. Pada waktu mandi

Periksalah payudara pada waktu mandi karena perabaan tangan lebih sensitif pada kulit

yang basah. Telapak tangan digerakkan dengan lembut ke setiap bagian dari masing-

masing payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan sebaliknya.

2. Pada waktu bercermin

31

Page 32: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Perhatikan payudara dengan lengan di samping badan. Selanjutnya angkat tangan di atas

kepala. Cari setiap perubahan bentuk dari masing-masing payudara dan papala mammae.

Kemudian letakkan telapak tangan pada pinggang dan tekan ke bawah dengan kuat untuk

memfleksikan otot dinding dada.

3. Pada waktu berbaring

Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil atau handuk yang dilipat di

bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan anda di belakang kepala, gerakan ini akan

menyokong jaringan payudara agar lebih tinggi dari dada. Dengan tangan kiri dan posisi

jari tangan yang dirapatkan. Buatlah gerakan melingkar dengan tekanan lembut sesuai

arah jarum jam. Mulai pada bagian atas paling luar dari payudara kanan di jam 12,

kemudian digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.

Tonjolan dari jaringan yang keras pada lengkung bawah dari masing-masing payudara

adalah normal. Lalu gerakan diteruskan ke arah sentral payudara kanan sampai papila

mamma kanan (setrifugal). Pemeriksaan gerakan melingkar ini dilakukan sampai 3 kali.

Lalu periksa payudara kiri seperti pada payudara kanan. Terakhir periksa papilla

mammae, dengan memeras secara lembut. Setiap sekret, jernih atau berdarah segera

diberitahukan ke dokter.

32

Page 33: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

L.O 2. Memahami dan menjelaskan menghadapi penyakit berat dan terminal yang

diderita dari sisi Islam

Tidak ada seorang pun yang ingin ditimpa penyakit. Meskipun demikian ternyata

ada maksud tertentu dari Allah atas penyakit yang diderita hamba-Nya. Berikut

disebutkan terdapat lima keutamaan sakit menurut islam :

Menghapus dosa

Tetap mendapatkan pahala dari amal kebaikan yang biasa dilakukannya diwaktu sehat.

Memperoleh pahala kebaikan

Segala suatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Seorang muslim yang sabar

dalam menghadapi penyakit maka baginya pahala kebaikan. Rasulullah Saw bersabda :

33

Page 34: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

“ Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat

baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).

Di dalam hadist lain yang senada tentang ini, Rasulullah Saw bersabda :

“ Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu

musibah.” (HR. Bukhari)

Memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT

Memperoleh ganjaran berupa surga

Mana kala seorang muslim menghadapi penyakit dengan penuh kesabaran, misalnya

penyakit yang sangat menyulitkan penderitanya dalam kehidupan ini seperti buta

matanya, Rasulullah Saw bersabda :

“ Apabila aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar,

maka akan Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad)

34

Page 35: Pbl Skenario1 Neoplasia Carin

Daftar Pustaka

1. Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 6.

Jakarta : EGC

2. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC

3. Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

4. Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI

5. http://www.eramuslim.com/syariah/

35