Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    1/70

    @RachmatSulthony

    RESUME PEDIATRI 

    DOKTER MUDA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MATARAM 

    [email protected]

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    2/70

    @RachmatSulthony

    RESUME PEDIATRI 

    1. 

    PENDAHULUAN PEDIATRI......(Hal.3)

      Heart Rate Normal

      Batasan Takipnea

     

    Kebutuhan Cairan Anak  Kebutuhan Darah

      Batas Kadar Hemoglobin Normal (WHO)

      Saturasi Oksigen Normal

      Terapi Oksigen

      GCS pada Anak

      Syok pada Anak

      Dosis Obat yang Sering Digunakan

    2.  NEONATOLOGI....................(Hal.4)

      Pendahuluan Neonatologi

    - Resusitasi BBL

    -  Ballard Score

    -  Kurva Pertumbuhan Janin

    -  Kurva Lingkar Kepala Nellhaus

    -  Evaluasi Respiratory Distress dengan

    Down Score

    -  Antropometri BBLR

    -  APGAR score

    -  Kebutuhan Cairan Neonatus

      BBLR

      Penyulit BBLR

     

    Ikterus Neonatorum  Sepsis Neonatorum

    3. 

    GASTROENTEROLOGI......(Hal.20)

      Diare

    4.  GIZI......................................(Hal.23)

     

    Penilaian Status Gizi  Kekurangan Energi Protein (KEP)

      Gagal Tumbuh

    5.  INFEKSI...............................(Hal.30)

      DHF

      Malaria

      Demam Tifoid

    6.  RESPIROLOGI.....................(Hal.35)

      Bronkiolitis

      Pneumonia

      Asthma pada Anak

     

    TBC pada Anak7.  NEUROLOGI.......................(Hal.43)

      Kejang Demam

      Epilepsi

      Meningitis Bakterial pada Anak

      Meningitis TB pada Anak

    8.  KARDIOLOGI......................(Hal.49)

      PJB Non-sianotik

      PJB Sianotik

    9.  ENDOKRINOLOGI, HEMATOIMUNOLOGI

      Thalassemia

     

    Hipotiroid Kongenital..........(55)  Leukemia 

    10.  IMUNISASI.........................(Hal.58)

    REFERENSI:

    1. 

    Buku IDAI 2011

    2. 

    WHO - Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

    3. 

    Tentiran dan Kuliah Pakar Supervisor Pediatri 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    3/70

    @RachmatSulthony

    DISCLAIMER

    1.  Please notice that there might be errors in this

    book

    2.  Therefore I am not responsible for problems

    that may occur due to the use of this book

    3. 

    Please use at your own risk.

     - Tony - 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    4/70

    @RachmatSulthony

    PENDAHULUAN PEDIATRI1.  HEART RATE NORMAL

    Neonatus : 120-160 x/mnt

    Bayi : 110-140 x/mnt

    1-3 thn : 100-120 x/mnt

    3-5 thn : 55-120 x/mnt

    >5 thn : 55-115 x/mnt

    2.  BATASAN TAKIPNEA

    Usia < 2 bln : > 60 x/mnt

    2-12 bln : > 50 x/mnt

    1-5 thn : > 40 x/mnt

    > 5 thn : > 30 x/mnt

    3.  KEBUTUHAN CAIRAN ANAK

    10 kg I 100 cc/kgBB/hari

    10 kg II 50 cc/kgBB/hari

    10 cc III 25 cc/kgBB/hari

    [Jika pasien demam, tambahkan cairan 10% dari kebutuhan harian utk setiap kenaikan 10C]

    Jika BB anak 15 kg, maka kebutuhan cairannya:

    10 kg I 10x100 = 1.000 cc

    5 kg II 5 x 50 = 250 cc

    Totalnya adalah: 1.250 cc/hari

    Perhitungan tetesan infus:

    Tetesan Mikro: Kebutuhan cairan harian (cc) / 24

    Tetesan Makro (1 cc = 20 tetes) 1/3 x [Kebutuhan cairan harian (cc) / 24]

    Tetesan Makro (1 cc = 15 tetes) ¼ x [Kebutuhan cairan harian (cc) / 24]

    Contoh:

    BB anak 15 kg, kebutuhan cairan harian = 1.250 cc/hari

    Tetesan Mikro 52 tpm

    Tetesan Makro (1 cc = 20 tetes) 17 tpm

    Tetesan Makro (1 cc = 15 tetes) 13 tpm

    4.  KEBUTUHAN DARAH

    PRC: (Hb target –  Hb sekarang) x BB x 3 

    PRC pada anemia gravis yaitu HB

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    5/70

    @RachmatSulthony

    6.  SATURASI OKSIGEN NORMAL

    40 minggu : 92-95%

    7.  TERAPI OKSIGEN

    Bertujuan utk menangani kondisi hipoksia

    a) 

    Indikasi:  Henti napas atau henti jantung

      Hipoksemia (SpO2 < 90%)

      Cardiac Output rendah disertai asidosis metabolik (Bikarbonat

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    6/70

    @RachmatSulthony

    9.  SYOK PADA ANAK

      Definisi: Sindrom klinis akibat kegagalan sistemik sirkulasi utk cukupi suplai oksigen tubuh

      Etiologi:

      Ada 3 Fase:

    1) 

    Kompenasi-  Masih bisa dikompensasi tubuh; Ada respon simpatis (vasokonstriksi, takikardia) utk

    kompenasis kondisi hipoksia

    -  Klinis:

    Takikardia

    Gelisah

    Akral dingin/Sianosis perifer

    TD terukur, Oliguria (-)

    2)  Dekompensasi

    -  Hipoksia jaringan metabolisme anaerob gangg.metabolisme seluler: terjadi pelepasan

    mediator inflamasi vasodilatasi, peningkatan permeabilitas

    - Klinis:Takikardia (lemah), Takipnea

    Kesadaran menurun

    Akral dingin/Sianosis perifer

    TD turun, Oliguria (+)

    3)  Irreversible

    -  Hipoksia terus berlanjut Anoksia Kematian sel

    -  Klinis:

    Bradikardia/Nadi tak teraba, Bradipnea

    Tidak sadar

    Sianosis sentral

    TD tak terukur, Anuria (+)Kematian (MOD MOF)

      Tatalaksana:

    Awal:

    1.  Oksigen 100%

    2. 

    Pasang infus dalam 90 detik (pertimbangkan double line)

    3. 

    Beri kristaloid 20 cc/kgBB, habis dalam 10 menit

    4.  Evaluasi: Jika tidak ada perbaikan klinis pemberian Kristaloid bisa diulang maksimal 3 kali

    5.  Evaluasi Ulang:

    Jika ada respon Ubah jadi tetesan rumatan; Jika ada edema palpebra/paru, berikan diuretik

    Jika gagal:

    - Intubasi + Ventilasi mekanik

    -  Pasang CVP, beri kristaloid perlagan hingga CVP – 5 Torr

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    7/70

    @RachmatSulthony

    10. DOSIS OBAT YANG SERING DIGUNAKAN

    a) 

    Symptomatic:

    Paracetamol: 10-15 mg/kgBB/dosis per 4 jam [Sediaan: 500 mg/tab, 120 mg/cth]

    Ibuprofen: 5-10 mg/kgBB/dosis per 4 jam (sediaan: 400 mg/tab)

    Furosemid: 1 mg/kgBB/dosis tiap 8-12 jam

    Salbutamol:

    b) 

    Anti KejangDiazepam: 0.5 mg/kgBB/dosis (KP) [Sediaan: 10 mg/2 cc ampul, 5 mg/2.5 cc supp]

    Fenitoin:

      20 mg/kgBB/dosis (KP)

      5 mg/kgBB/drip 12 jam [Sediaan: 100 mg/2 cc ampul]

    Asam Valproat: 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis) [Sediaan: 50 mg/cc 1 botol: 120 cc]

    Fenobarbital: 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)

    c) 

    Steroid:

    Dexamethasone: 0.5 mg/kgBB/dosis per 8-12 jam [Sediaan: 5 mg/1 cc vial, 0.5/tab, 0.75/tab]

    Metilprednisolon: 0.5-1 mg/kgBB/dosis per 8 jam [Sediaan: 125 mg/vial]

    Prednison: 1 mg/kgBB/dosis per 8 jam [Sediaan:

    d) 

    OAT – Pemberian 1 kali sehari:

    H : 5-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 100, 300 mg]

    R : 10-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 150, 300, 450, 600 mg]

    Z : 20-35 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 500 mg]

    E : 15-20 mg/kgBB/hari

    e) 

    Antibiotik:

    Ampisillin: 100 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) [Sediaan: 1000 mg/ vial]

    Kloramfenikol: 100 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) [Sediaan: 1000 mg/ vial]

    Gentamisin: 2.5 mg/kgBB/hari (per 24 jam) [Sediaan: 80 mg/2 cc ampul]Amoksisilin: 15 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam [Sediaan: 500 mg/tab, 125 mg/cth]

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    8/70

    @RachmatSulthony

    7  

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    9/70

    @RachmatSulthony

    NEONATOLOGI PENDAHULUAN NEONATOLOGI1.  Resusitasi BBL

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    10/70

    @RachmatSulthony

    2.  New Ballard Score

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    11/70

    @RachmatSulthony

    10 

    3.  Kurva Pertumbuhan Janin (Lubchenco)

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    12/70

    @RachmatSulthony

    11 

    4.  Kurva Lingkar Kepala Nellhaus

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    13/70

    @RachmatSulthony

    12 

    5.  Evaluasi Respiratory Distress dengan Down Score

    Score < 4 : No Respiratory Distress O2 nasal kanul

    Score 4-5 : Respiratory Distress Indikasi CPAP

    Score > 6 : Impending Respiratory Failure   Pertimbangkan intubasi (Blood gases should be

    obtained)

    Penyebab tersering respiratory distress pada neonatus:

    1.  Transient tachypnea of the newborn (TTN)

    Kondisi klinis yg bersifat transien yg biasa terjadi pada bayi aterm yg biasanya hilang dalam 3-5 hari

    2. 

    Hyaline membrane disease (HMD)

    Disebut juga Respiratory Distress Syndrome

    Biasa terjadi pada BBLR akibat defisiensi surfaktan sehingga elastic recoil alveoli terhambat

    3.  Meconium aspiration syndrome (MAS)

    Terjadi akibat aspirasi mekonium intrauterin atau intra partum

    Aspirasi mekonium akan sebabkan obstruksi jalan napas dan inflamasi hebat

    6.   Antropometri BBLR

    Bayi cukup bulan dan sesuai masa kehamilannya mempunyai ukuran badan sebagai berikut:

    Ukuran Laki-laki Perempuan

    BB 3.53 (2.53-4.34) kg 3.40 (2.55-4.15) kg

    PB 56.6 (52.8 – 60.9) cm 55.3 (51.5-59.3) cm

    LK 35.8 (32.1-38.9) cm 34.7 (32.3-37.7) cm

    7.  Kebutuhan Cairan Neonatus

    a)  Kebutuhan Cairan Total Harian Berdasarkan Berat Badan

    BB/gram 2500

    Hari I 120 cc 100 cc 80 cc 80 ccHari II 140 cc 120 cc 100 cc 90 cc

    Hari III 170 cc 130 cc 110 cc 100 cc

    Hari IV - dst 200 cc 140-150 cc 130-150 cc 120-150 cc

    -  Cairan IV yang diberikan pada neonatus adalah D10%

    -  Jika mendapat fototerapi/di dalam inkubator: Kebutuhan total + 10-20 cc

    -  Jika ada asfiksia: Kebutuhan total – 10-20 cc

    b)  Kebutuhan Benutrion

      Benutrion akan mengoreksi kekurangan asam amino, vitamin dan elektrolit

      Indikasi pemberian:

    - Bayi tidak/malas minum

    -  Prematur (BBLR)

    -  Diberikan jika sudah berusia 2 hari

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    14/70

    @RachmatSulthony

    13 

      Rumus kebutuhan Benutrion:

    (BB x Kebutuhan Benutrion x 100)

    ----------------------------------------------

    5

    Kebutuhan Benutrion:

    Usia 2 hari 0.5

    Usia 3 hari 1

    Usia 4 hari 1.5Usia 5 hari 2

    Usia 6 hari 2.5

    Usia 7 hari 3

    Usia >8 hari 3.5

    c) 

    Kebutuhan Cairan Enteral (Oral)

      Hitung kebutuhan cairan total berdasarkan berat badan (Tabel)

      Pada bayi aterm: Diberikan tiap 3 jam  Total cairan harian/8

      Pada bayi preterm atau KMK: Diberikan tiap 2 jam  Total cairan harian/12

      Pemeriksaan residu:

    - Jika bayi dipasangi OGT, cek residu tiap 6 jam

    -  Bila warna merah segar: perdarahan baru & aktif

    -  Warna hitam: perdarahan lama

    -  Bila jumlah residu sama dengan total pemberian cairan enteral  ada gangguan GIT = ganti

    via IV

    -  Bila jumlah residu sedikit: GIT baik

    BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)1.  Pendahuluan

      BBLR: bayi baru lahir yg berat badan lahirnya < 2500 gram

     

    Bayi Kurang Bulan: bayi dengan masa kehamilan < 37 mingguBayi Cukup Bulan: bayi dengan masa kehamilan 37 - 42 minggu

    Bayi Lebih Bulan: bayi dengan masa kehamilan > 42 minggu

      Untuk menentukan SMK (Sesuai Masa Kehamilan), KMK (Kecil Masa Kehamilan) atau BMK (Besar

    Masa Kehamilan), lihat tabel Kurva Pertumbuhan Janin (Lubchenco)

      BBLR dibagi menjadi 2 golongan:

    a)  Prematuritas Murni BKB + SMK, Tanda prematuritas (+)

    b)  Dismaturitas  KMK, Tanda prematuritas (-)

      Tanda prematuritas:

    -  Kulit gelatinus, merah translusen, lengket

    -  Lanugo Masih ada banyak lanugo (di punggung)

    - Telinga Kartilago belum terbentuk, recoil buruk

    -  Payudara Jaringan payudara kecil, nodul payudara belum ada, areola rata

    -  Alat kelamin luar  Labia mayora belum menutupi labia minora, Testis belum turun, Kerutan

    skrotum belum terlihat

    -  Permukaan plantar Guratan telapak tidak ada atau hanya 1/3 anterior

      Penyebab:

    a) 

    Prematuritas murni

    -  Faktor ibu

    Penyakit: peradarahan antepartum, trauma fisis, diabetes mellitus, chorioamnionitis

    Usia: 40 thn

    -  Faktor janin:

    Hidramnion, gawat janin, gemeli

    Metode Pemberian Nutrisi Neonatus:

    a.  Usia Kehamilan >37 minggu: Per Oral

    b. 

    Usia Kehamilan

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    15/70

    @RachmatSulthony

    14 

    b) 

    Dismaturitas

    -  Gangguan suplai makanan pada janin (melalui plasenta ibu): insuffisiensiplasenta

    -  Kesehatan umum dan nutrisi ibu

    2.   Anamnesis

      Umur kehamilan ibu: < 37 minggu

      Umur ibu: 40 thn

     

    Kenaikan BB ibu selama hamil  Penyakit yg diderita ibu

    3.  Pemeriksaan Fisik

      BB

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    16/70

    @RachmatSulthony

    15 

    4. 

    Infeksi (Sepsis Neonatorum), terjadi karena:

    BBLR sangat mudah mengalami infeksi, akibat imunoglobulin yang masih rendah, aktifitas bakterisidal

    neutrofil serta efek sitotoksik limfosit masih rendah

    5.  Gangguan Minum, terjadi karena:

    Kelemahan refleks bayi dalam menghisap dan menelan sehingga pemenuhan minum tidak efektif dan

    regurgitasi sering terjadi. Lipatan mukosa, glandula sekretori, otot lambung kurang berkembang, otot

    usus yang masih lemah sering menimbulkan distensi dan retensi bahan yang dicerna.

    IKTERUS NEONATORUM1.  Pendahuluan

      Ikterus/Jaundice: Dewasa serum bilirubin >2 mg/dL, Neonatus serum bilirubin 5-7 mg/dL.

      Hiperbilirubinemia: ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium

      Penyebab tersering:

    a)  Ikterus fisiologis

    b) 

    Breastfeeding jaundice

    c) 

    Breast Milk Jaundice

    d)  Inkompatibilitas golongan darah ABO

    e) 

    Inkompatibilitas golongan darah rhesusf)  Infeksi

    g) 

    Hematoma sefal, hematoma subdural, excessive bruising 

    h) 

    Prematuritas, BBLR

    i) 

    Obstruksi bilier

     j)  Hipotiroidisme

    Ikterus Patologis Ikterus Fisiologis

    Muncul pada hari pertama

    Bilirubin total >17

    Bilirubin total naik >5 mg/dL per hari

    Bilirubin direk >2 mg/dL (20% Bil.total)Demam

    Ikterus berat: Kramer 5

    Onset >1 hari

    Selain kriteria ikterus patologis

      Ikterus Fisiologis:

    -  Terjadi karena   jumlah eritrosit yg relatif lebih banyak dan masa hidup yg lebih pendek (80

    hari), fungsi konjugasi hepar yang belum sempurna, peningkatan sirkulasi hepatal

    -  Breastfeeding jaundice   Terjadi karena bayi malas menyusu sehingga pasase mekonium

    terhambat dan absorpsi sirkulasi hepatal meningkat. Onset

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    17/70

    @RachmatSulthony

    16 

    2.   Anamnesis

      Kuning di kulit, konjungtiva, mukosa

      Dehidrasi: kurang minum, muntah-muntah

      Pucat: anemia hemolitik

      Trauma lahir: Bruising, cephalhematoma, kejang

      Letargi dan gejala sepsis lainnya

      Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu DM, gawat janin, malnutrisi intra uterin,

    infeksi intranatal)  Riwayat ikterus/terapi sinar/transfusi tukar pada bayi sebelumnya

      Riwayat inkompatibilitas darah

      Riwayat keluarga

    3.  Pemeriksaan Fisik

    4.  Penunjang

      Bilirubin total >12 mg/dL (Aterm), >10 mg/dL (Preterm)

      Bilirubin direct

      Golongan darah:

    -  Ibu O, anak A atau B

    -  Ibu rhesus (-), anak rhesus (+)

      Retikulosit: meningkat pada hemolitik, normal pada non hemolitik

     

    Coomb’s Test 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    18/70

    @RachmatSulthony

    17  

    5.  Terapi

    Fototerapi full 24 jam akan mengurangi Bilirubin Total 2 mg/dL

    SEPSIS NEONATORUM1.  Pendahuluan

      Sepsis: adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan

      Septikemia: dan bertahannya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah

      Bakteremia: adanya bakteri di dalam darah

      Viremia: adanya virus di dalam darah

      Sepsis neonatorum merupakan SIRS yang terjadi akibat infeksi yang ditemukan pada 1 bulan

    pertama kehidupan

    SEPSIS AWITAN DINI  SEPSIS AWITAN LAMBAT 

    Awitan  72 jam

    Sumber

    Infeksi 

      Vertikal dari ibu ke bayi

      KPD >12 jam

      Partus lama

      Cairan ketuban hijau/berbau

      Korioamnionitis

      Persalinan dengan instrumentasi

      ISK ibu

     

    Persalinan prematur

    Lingkungan (Nosokomial)

    2.  Diagnosis: Anamnesis & Pemeriksaan Fisik

    Kategori A Kategori B

    Persalinan di lingkungan yang kurang higienis

    Kesulitan bernapas: apnea, RR >60, retraksi,

    grunting ekspiratorik, sianosis sentral

    Hipo/hipertermi

    Kejang

    Tidak sadar

    Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis

    Tremor

    Letargi/Lunglai

    Irritable/Rewel

    Kurang aktif

    Gangguan minum, muntah

    Kembung

    Tanda muncul setelah hari IV

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    19/70

    @RachmatSulthony

    18 

    Interpretasi:

      Dugaan Sepsis 1A dan 1/2B

      Kecurigaan Sepsis 2A atau 3B

    Pemeriksaan Fisik

    -  Status Generalis: Letargi/Tidak sadar, Hipo/hipertermia, Takipnea/apnea

    -  K/L: Oral thrush, Konjungtivitis, Sianosis sentral

    - Thoraks: Retraksi, Gruntung ekspirasi, Abses

    -  Abdomen: Distensi, Omfalitis

    -  Ekstremitas: Pustula, Purpura

    3.  Penunjang

    a)  Kultur Darah: Gold Standar untuk bakteremia

    Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan hasil kultur negatif:

      Ibu mendapatkan antibiotik selama persalinan sehingga dapat menyamarkan adanya

    bakteremia

      Bayi mungkin sudah mendapatkan antibiotik sebelum dilakukan kultur darah

      Volume darah yang diambil untuk kultur darah terlalu sedikit.

    b) 

    Hitung Leukosit  Jumlah leukosit < 5000 /L

      Jumlah neutrofil absolut :

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    20/70

    @RachmatSulthony

    19 

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    21/70

    @RachmatSulthony

    20 

    GASTROENTEROLOGIDIARE1.  Pendahuluan

      Definisi: Diare BAB >3 dlm 24 jam dgn konsistensi cair

      Diare akut berlangsung 10% BB)  Letargi/Tidak sadar, Tidak mau minum, Mata cowong,

    Turgor >2 detik

    Tanda tambahan: Ubun-ubun sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa bibir/mulut sangat

    kering, akral dingin

    b)  Dehidrasi Ringan/Sedang (Fluid loss 5-10% BB)   Rewel, Kuat minum/Haus, Mata cowong,

    Turgor lambat

    Tanda tambahan: Ubun-ubun agak cekung, air mata dikit, mukosa bibir/mulut agak kering,

    akral hangat

    c) 

    Tanpa Dehidrasi (Fluid loss

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    22/70

    @RachmatSulthony

    21 

    5.  Terapi

    LINTAS DIARE: Cairan, Zinc, Nutrisi, Antibiotik yang tepat, Edukasi

    a)  Cairan

    Dehidrasi Berat

    (Rencana Terapi C)

    IV (RL/NaCl/KaEn 3B)

    Umur 1 tahun

    ½ jam pertama: 30 cc/kgBB

    2½ jam berikutnya: 70 cc/kgBB

    Dehidrasi R/S

    (Rencana Terapi B)

    Oral (Oralit, ASI):

      3 jam pertama 75 cc/kgBB

      Tiap BAB 5-10 cc/kgBB

    IV (RL/NaCl/KaEn 3B):

      15 kg 135 cc/kgBB/hariTanpa Dehidrasi

    (Rencana Terapi A)

    Oralit tiap selesai BAB cair:

    Umur < 1 tahun 50-100 cc

    Umur 1-5 tahun 100-200 cc

    Umur >5 tahun >200 cc (semaunya)

    *Oralit diberikan segera setelah pasien bisa minum.

    b)  Zinc:

      Diberikan jika tidak ada dehidrasi berat atau setelah dehidrasi berat teratasi

      Zinc tetap diberikan selama 10-14 hari setelah diare stop

      Dosis:

    Usia < 6 bulan 1 x 10 mg (1 cth, ½ tab)Usia > 6 bulan 1 x 20 mg (2 cth, 1 tab)

    c)  Nutrisi:

      Makanan rendah serat 6 x sehari, sedikit-sedikit (susu, buah, sayur: stop dulu)

      L.Bio 1 sachet per hari

    d)  Antibiotik:

      Hanya diberikan jika   Disentri (diare berdarah), Kolera (diare air cucian beras), atau diare

    persisten dan bayi usia 12 thn: 2 x 960 mg (2 tab)

      Jika 3 hari tidak ada perbaikan, berikan Metronidazol : 50 mg/kgBB/hari (dibagi 3 dosis)

    e)  Edukasi:

      ASI tetap diberikan, hand hygiene, kebersihan lingkungan, minum air bersih, memasak

    makanan.

      HARUS SEGERA KEMBALI KE PUSKESMAS/RUMAH SAKIT JIKA:

    1.  Demam tidak turun

    2. 

    Feses berdarah

    3. 

    Tidak mau makan/minum

    4. 

    Tidak membaik setelah 3 hari.

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    23/70

    @RachmatSulthony

    22 

    FUNGSI ZINC:

    1. Antioksidan

    2. Memperbaiki mikrovili mukosa usus sehingga memperbaiki fungsi absorpsi usus.  

    Penanganan gangguan keseimbangan elektrolit:

    1.  Hipernatremia (>155) Infus D5 ½ NS setelah tidaka da dehidrasi

    2.  Hiponatremia (5) Ca Glukonas 10%: 0.5 – 1 cc/kgBB IV (Perlahan, dalam 5-10 menit)4.

     

    Hipokalemia (

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    24/70

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    25/70

    @RachmatSulthony

    24 

    KEKURANGAN ENERGI PROTEIN1.  Pendahuluan

    Definisi:

    Status/ keadaan gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan/ Panjang Badan (BB/TB- PB) -3 SD, edema (+)

    -  Edema simetris kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh

    -  Wajah membulat dan sembab (moon face)

    -  Pandangan mata sayu

    - Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,rontok

    -  Perubahan status mental: apatis & rewel

    -  Pembesaran hati

    -  Otot mengecil (hipotrofi)

    -  Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat

    kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)

    -  Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut), anemia, dan diare

    c)  Marasmic-Kwashiorkor BB/TB < -3 SD, edema (+)

    Gabungan tanda-gejala marasmus & kwashiorkor

    2. 

     Anamnesisa)

     

    Awal (untuk kedaruratan)

    -  Kejadian mata cekung yang baru saja muncul

    -  Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare

    (encer/darah/lender)

    -  Kapan terakhir berkemih

    -  Kaki dan tangan teraba dingin

    Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau syok,

    serta harus diatasi segera.

    b)  Mencari penyebab & rencana penanganan:

    -  Diet & pola makan sebelum sakit

    - Makanan yg dikonsumsi beberapa hari terakhir

    -  Hilang nafsu makan

    -  BBL

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    26/70

    @RachmatSulthony

    25 

    -  Riwayat pemberian ASI

    -  Riwayat tumbang: duduk, berdiri, bicara

    -  Riw.imunisasi

    -  Riw.kontak dgn pasien TB, campak

    3.  Pemeriksaan Fisik

    a)  Status Generalis: Mungkin ada tanda syok (cek TD, N, t, RR, CRT, penurunan kesadaran)

    Demam >37.5 atau hipotermi

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    27/70

    @RachmatSulthony

    26 

    6.  Terapi

    10 Langkah Penanganan Gizi Buruk 

    1.  Hipoglikemia

    -  Definisi = GDS

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    28/70

    @RachmatSulthony

    27  

    4.  Elektrolit

    -  Pada gibur ada defisiensi KALIUM & MAGNESIUM

    -  Diberikan Kalium & Magnesium yg tergantung dalam Mineral Mix yg bisa ditambahkan di F-75 atau

    ReSoMal

    5.  Infeksi

    -  Gejala infeksi seringkali tak ditemukan pada gibur padahal sering terjadi infeksi, oleh karena itu

    semua anak gibur mengalami infeksi-  Tak ada komplikasi Kotrimoksazol oral 5 hari (SMZ 25 mg + TMP 5 mg/kgBB tiap 12 jam)

    -  Ada komplikasi (hipoglikemi, hipotermi, letargis, tampak sakit berat):

      Ampisilin IM/IV 2 hari (50 mg/kgBB tiap 6 jam)

      Amoksisilin oral 5 hari (15 mg/kgBB tiap 8 jam)

    6.  Mikronutrien

    -  Multivitamin

    -  Asam Folat Hari I = 5 mg, Hari II-dst = 1 mg/hari

    -  Vit.A oral Hari I saja:

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    29/70

    @RachmatSulthony

    28 

    GAGAL TUMBUH1.  Definisi

    Anak dengan BB kurang dari 2 SD dari nilai pertumbuhan standar rata-rata sesuai umur dan jenis

    kelamin dan/atau anak dengan BB yang memotong lebih dari 2 garis persentil pada kurva pertumbuhan

    CDC

    2.  Pemeriksaan Fisik: Antropometri 

     

    BB/U < persentil ke 5  Penurunan arah pertumbuhan lebih dari 2 persentil mayor dalam 3-6 bulan

      Penurunan berat badan lebih dari 2 SD dalam 3-6 bulan

      Penyakit yang mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, dan lain-lain

    Hubungan dengan KEP:

    -  Penyebab gagal tumbuh terbanyak: kekurangan masukan makanan ( tipe gagal tumbuh non organik )

    -  15-60% kasus gagal tumbuh yang dirawat

    -  Sering data nutrisi penderita tak dapat ditelaah dengan baik sehingga penderita dikelompokkan sebagai

    penderita KEP

    -  Biasanya penderita tidak memperlihatkan gejala klinis lain selain gagal tumbuh dan kadangkadang

    terdapat bukti defisiensi protein

    3.  Terapi

    Suportif

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    30/70

    @RachmatSulthony

    29 

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    31/70

    @RachmatSulthony

    30 

    INFEKSIDENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)1.  Pendahuluan

      Infeksi virus dengue 4 serotipe: DEN-1, 2, 3, 4

      Plg dominan di Indonesia & terkait kasus berat: DEN-3

      Vektor: Aedes aegypti, Aedes albopictus (Aktif jam 10 pagi – 5 sore)

      Spektrum klinis:

    a) 

    Silent Dengue Infection

    b)  Demam Dengue (DD)

    c)  DBD

    d) 

    DSS

      Derajat DHF

    -  Grade 1 Perdarahan spontan (-), Rumple leed (+)

    -  Grade 2 Perdarahan spontan (+)

    -  Grade 3 Kegagalan sirkulasi awal (nadi cepat, TD turun)

    -  Grade 3 Syok berat (nadi tak teraba, TD tak terukur)

    2.   Anamnesis

    a) 

    DD:

      Demam tinggi mendadak + >2 gejala penyerta:

      Nyeri kepala, nyeri retroorbita, nyeri otot & tulang, ruam kulit

    b)  DBD:

      Demam tinggi mendadak, selama 2-7 hari

      Gejala DD

      Manifestasi perdarahan: mimisan, perdarahan gusi, hem-mel

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Demam, tanda syok (Gelisah, nadi cepat, TD turun, CRT >2 detik)

      K/L: Perdarahan gusi, Epistaksis

     

    Thoraks: Tanda efusi pleura akibat kebocoran plasma   auskultasi suara napas hilang, perkusi

    redup

      Abdomen:

    Asites (akibat kebocoran plasma) = perkusi redup, undulasi (+), shifting dullness (+)

    Nyeri tekan kuadran kanan atas (krn peregangan kapsul hepar)

      Ekstremitas:

    -  Akral dingin & lembab (tanda syok)

    -  Pteki, Ekimosis, Purpura

    -  Rumple leed (+) = 25 pteki dlm 1 inci

    -  Flushing ruam kemerahan, muncul saat mau sembuh

    4. 

    Penunjanga)  Trombositopeni (20% dari nilai normal

    HCT turun >20% stlh dpt cairan

    c)  Leukopenia; Limfositosis relatif (>45%)

    d)  NS1 Periksa saat Demam hari 1-2

    e)  IgM dan IgG Periksa saat Demam hari > 5-6

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    32/70

    @RachmatSulthony

    31 

    5.  Kriteria Diagnosis (WHO)

    Demam Dengue DHF

    Demam tinggi mendadak + > 2 gejala

    penyerta:

    -  Nyeri kepala

    -  Nyeri retroorbita

    - Nyeri otot & tulang

    -  Ruam kulit

    2 Klinis + 1 Laboratoris

      Klinis:

    1.  Demam tinggi mendadak, selama 2-7 hari

    2.  Manifestasi perdarahan: mimisan, perdarahan gusi,

    hem-mel3.

     

    Pembesaran hepar tanpa ikterus

    4. 

    Tanda syok

      Lab:

    1.  Trombosit 20% normal

    6.  Tatalaksana (Menurut WHO)

    a)  DHF Tanpa Syok – Grade I-II

     Banyak minum = air putih, oralit, jus buah, susu  PCT bila demam (dosis: 10-15 mg/kgBB/pemberian; tiap 6-8 jam)

      Infus cairan isotonik: RL, Ringer Asetat selama 24-48 jam (biasanya sudah membaik)

    -  BB 40 kg 3 cc/kgBB/jam

      Cek lab tiap 6 jam

    b) 

    DHF disertai Syok – Grade III-IV (DSS):

    1. 

    Oksigen 2-4 lpm

    2.  Kristaloid 20 cc/kgBB habis dalam 10 mnt (max.30 menit)

      Jk tak membaik: ulangi pemberian kristaloid atau pertimbangkan Koloid 10-20 cc/kgBB/jam

     

    Jk tak ada perbaikan klinis tapi HCT & HB turun = curiga ada perdarahan tersembunyi  

    pro transfusi darah

      Jk ada perbaikan klinis (TD naik, nadi normal, CRT

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    33/70

    @RachmatSulthony

    32 

    MALARIA1.  Pendahuluan

      Definisi: infeksi akut oleh parasit Plasmodiumk sp

      Plasmodium falciparum malaria tropicana (demam tiap hari)

      Plasmodium vivax-ovale malaria tertiana (demam tiap 2 hari)

      Plasmodium malariae malaria quartana (demam tiap 3 hari)

    2. 

     AnamnesisBerasal dari / riwayat berkunjung ke daerah endemis

    Demam intermiten (ada periode bebas demam) disertai menggigil

    Lemah, mual-muntah

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Hiperpireksia

      K/L: Anemis, Ikterus

      Thoraks: ---

      Abdomen: Hepatomegali (distensi kapsul ginjal akibat kebocoran plasma), splenomegali (destruksi

    skizon darah),

     

    Ekstremitas: ---

    4.  Penunjang

    a) 

    Darah Lengkap, didapatkan:

      PLT turun

      HB turun

      RBC turun

      Retikulosit naik, Bilirubin Indirect naik

      MCV-MCH normal

      Ureum-Kreatinin naik

    b) 

    DDR (hapusan darah tebal) mencari adanya plasmodium

    c) 

    Hapusan Darah Tipis identifikasi spesiesd)  Kimia Darah: SGOT-SGPT naik

    e)  UL: Hematuria

    5.  Terapi   Semua spesies P. Falciparum:

    a) 

    Antipiretik

    b)  Klorokuin sulfat Oral (3 hari):

    Hari I – II = 10 mg/kgBB/dosis  1x1

    Hari III = 5 mg/kgBB/dosis  1x1

    c)  Jika oral tidak bisa, diberikan IV:

    (Kina IV: 1 mg/kg/BB) + (D5%/NaCl: 10 cc/kgBB) Habis dalam 4 jam, diberikan 3 x sehari

    IV dilanjutkan sampai bisa minum oral atau maksimal terapi 7 hari.

    6. 

    Komplikasi

      Malaria serebral

      Blackwater fever hemoglobinuria akibat eritrosit yg rusak

      Malaria biliosa gangguan fungsi hati

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    34/70

    @RachmatSulthony

    33 

    DEMAM TIFOID1.  Pendahuluan

      Demam yg diakibatkan oleh infeksi Salmonella typhi

      Bakteri masuk ke GIT Menuju ileum Menembus mukosa usus hingga mencapai Patch of Peyer

     Kuman masuk ke sistem limfatik mesenterika Masuk ke organ RES (hepar, lien, sumsum

    tulang)

      Masa inkubasi 10-14 hari

    2.  Anamnesis

    Minggu 1: demam naik turun (naik biasanya malam hari)

    Minggu 2: demam terus tinggi

      Anoreksia, nyeri perut, diare/konstipasi, mual-muntah, kembung

      Anak sering mengigau (delirium), malaise

      Demam tifoid berat: penurunan kesadaran, kejang, ikterus

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Kesadaran menurun, delirium

      K/L: lidah tifoid

     

    Thoraks: Kadang-kadang ada rhonki  Abdomen: meteorismus, hepatomegali, splenomegali, defans muscular bila ada perforasi

      Ekstremitas: ---

    4.  Penunjang

    a)  DL:

    -  Anemia (supresi sumsum tulang, perdarahan usus)

    -  Leukopenia (tidak

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    35/70

    @RachmatSulthony

    34 

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    36/70

    @RachmatSulthony

    35 

    RESPIROLOGIBRONKIOLITIS1.  Pendahuluan

      Definisi: inflamasi bronkioli pada bayi usia 15: BERAT

    -  Bila skor

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    37/70

    @RachmatSulthony

    36 

    4.  Penunjang

      Tidak spesifik

      Sp02 menurun

      Radiologis: HIPERAERASI:

    -  Iga mendatar

    -  Siluet jantung menyempit

    -  Jantung terangkat

    - Diafragma mendatar

    -  Diameter AP bertambah

    -  Ruang retrosternal lebih lusen

    5.  Kriteria Diagnosis: TRIAS BRONKIOLITIS 

    a) 

    Wheezing pertama kali

    b) 

    Usia

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    38/70

    @RachmatSulthony

    37  

    2. 

     Anamnesis

      Awalnya batuk kering menjadi berdahak: purulen, bloody

      Sesak napas (bukan episodik)

      Demam

      Sulit makan/minum

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Tampak lemah, Demam, Takipnea

      K/L: Napas cuping hidung, Sianosis sentral mukosa bibir sianotik

     

    Thoraks:-  Takipnea

    -  Retraksi subkosta, interkosta, suprasternal

    -  Suara napas MENURUN

    -  Suara napas: BRONKIAL akibat konsolidasi

    -  Rhonki (+)

    -  Nilai Down Score (pada neonatus) 

      Abdomen: ---

      Ekstremitas: ---

    4.  Penunjang

    a) 

    DL: Leukositosisb)  Kultur Dahak: utk kasus berat agar dapat diberikan AB yg spesifik

    c)  Mantoux: utk singkirkan DD TB Paru

    d)  Radiologis:

    Tidak rutin hanya pada yg MRS atau klinis membingungkan, didapatkan:

      Peningkatan corakan BV (Bronkopneumonia)

      Konsolidasi = gambaran radioopak (Pneumonia lobaris)

    5.  Terapi

    a)  Oksigen  SpO2 harus >92% (cek tiap 4 jam)

    b)  Infus (bila sulit makan/minum): D5 ¼ NS 

    c) 

    Antibiotik (utk CAP)  Usia 0-2 bulan: Ampi, Genta 

      Usia >2 bulan:

    -  Lini 1    Ampi, Kloram 

    -  Lini 2   Seftri  

    d)  Antipiretik jika demam

    e)  Nebulisasi B2 agonis + NaCl: utk perbaiki mucocilliary clearance

    f)  Fisioterapi dada tidak direkomendasikan

    TRIAS PNEUMONIA:

    1.  Takipnea

    2. 

    Retraksi

    3. 

    Demam

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    39/70

    @RachmatSulthony

    38 

    TBC PARU PADA ANAK1.  Pendahuluan

      Definisi: infeksi Mycobacterium tuberculosis yg bersifat sistemik yg hampir dapat menyerang

    seluruh tubuh

     

    Infeksi TB:-  Kompleks primer fokus primer, limfangitis, limfadenitis regional

    -  Mantoux (+)

    -  Cell mediated immunity (CMI)

    -  Tidak ada manifestasi klinis atau radiologis (foto thorax AP-Lat)

      Sakit TB: Infeksi TB + Manifestasi klinis atau radiologis (pembesaran hilus, infiltrat)

      Klasifikasi TB anak:

    Class 0 Class 1 Class 2 Class 3

    Kontak (-)

    Infeksi (-)

    Mantoux (-)

    Observasi

    Kontak (+)

    Infeksi (-)

    Mantoux (-)

    Sakit TB (-)

    Profilaksis primer

    Kontak (+)

    Infeksi (+)

    Mantoux (+)

    Sakit TB (-)

    Profilaksis sekunder

    Sakit TB

    OAT

    2.   Anamnesis

      BB turun dalam 2 bln berturut-turut tanpa sebab jelas (gagal tumbuh)

      Demam >2 minggu tnp sebab jelas

      Batuk >3 minggu

      Riwayat kontak

    3.  Pemeriksaan Fisik

     

    Pembesaran KGB leher, aksila, inguinal (Scrofuloderma)  Radang atau deformitas tulang, sendi, lutut, phalangs, Gibus

      Gizi kurang

      Tanda bahaya (Meningitis TB) Kejang, Kaku kuduk, Penurunan kesadaran

    4.  Penunjang

    Uji tuberkulin

    Foto thoraks AP-Lat

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    40/70

    @RachmatSulthony

    39 

    5.  Kriteria Diagnosis –  Scoring TB Anak: Dikatakan TB jika skor >6 

    6.  Terapi

      Tahap awal – 2 bulan: minimal 3 jenis OAT

      Tahap lanjutan – 4 bulan: minimal 2 jenis OAT

      Dosis OAT:

    H : 5-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 100, 300 mg]

    R : 10-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 150, 300, 450, 600 mg]

    Z : 20-35 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 500 mg]

      OAT Kemoprofilaksis H 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulam

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    41/70

    @RachmatSulthony

    40 

    ASTHMA PADA ANAK1.  Pendahuluan

      Asthma: wheezing berulang dan/atau batuk persisten yg episodik

      Eksaserbasi/Serangan Asma: episode perburukan gejala-gejala asthma (sesak, batuk, wheezing,

    dada tertekan

      Klasifikasi asthma:

    a)  Derajat Penyakit Asma episodik jarang, Asma episodik sering, Asma persisten

    b) 

    Derajat Serangan Ringan, Sedang, Berat, Ancaman henti napas

    DERAJAT PENYAKIT

    Klinis Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persisten

    Frekuensi serangan 1 x /bulan Sering

    Durasi serangan 80 % PEF/FEV1 60-80 % PEF/FEV1 < 60%

    DERAJAT SERANGAN

    Ringan Sedang BeratAncaman Henti

    Napas

    Sesak

    Jalan

    Bayi: nangis

    keras

    Bicara

    Bayi: nangis lemah,

    sulit minum

    Istirahat

    Bayi: tidak mau

    makan-minum

    Posisi Bisa berbaring Lebih suka dudukDuduk bertopang

    lengan

    Bicara Kalimat Penggalan kalimat Kata

    Kesadaran Mungkin rewel Rewel Rewel Kebingungan

    Sianosis Tidak ada Tidak ada Nyata Nyata

    Wheezing Akhir ekspirasiSepanjang ekspirasi

    & inspirasi

    Nyaring,

    terdengar tanpa

    stetoskop

    Tidak terdengar

    Otot Bantu

    Napas(-) (+) (+) Gerak paradoks

    Retraksi Dangkal Sedang Dalam + Nasalflare Dangkal/hilang

    RR Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea

    HR Normal Takikardia Takikardia Bradikardi

    SpO2 >95% 91-95% 10 hari baru sembuh

      Gejala membaik setelah pengobatan asthma (bronkodilator)

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    42/70

    @RachmatSulthony

    41 

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Kesadaran menurun (pada kondisi berat), demam

      K/L: Napas cuping hidung (-), sianosis sentral hanya pada kondisi berat

      Thoraks: Hiperinflasi, retraksi subkosta, wheezing

      Abdomen: pernapasan paradoksal pada kondisi berat

      Ekstremitas: ---

    4. 

    Penunjanga)

     

    DL: eosinofil biasanya naik

    b)  Spirometri

    c)  Analisa gas darah: asidosis repiratorik/metabolik

    d)  Radiologis: Thorax AP-Lat Hiperaerasi

    5.  Terapi

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    43/70

    @RachmatSulthony

    42 

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    44/70

    @RachmatSulthony

    43 

    NEUROLOGIKEJANG DEMAM1.  Pendahuluan

      Definisi: Bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38’C) tanpa adanya

    infeksi SSP, gangg.elektrolit & metabolik lain

      Usia: >1 bulan (6 bln – 5 tahun)

      Usia < 1 bulan Bukan kejang demam

     

    Penyebab demam pada kejang demam yg paling sering:

    -  ISPA

    -  Otitis media

    -  Pneumonia

    -  Infeksi saluran cerna

    -  ISK

      Penyebab febrile convulsion:

    a)  Imaturitas otak: fungsi termoregulasi blm optimal

    b)  Demam: kebutuhan oksigen meningkat hipoksia sel-sel otak

    c) 

    Predisposisi genetik

    Kejang Demam Sederhana (KDS) Kejang Demam Kompleks (KDK)

    Kriteria Livingstone:

    -  Kejang tonik klonik generalisata

    -  Durasi: 15 menit

    -  Terjadi >1x dalam 24 jam

    -  Defisit neurologis pasca kejang (+): Hemiparese

    -  Terjadi pada usia 4 thn

    2.   Anamnesis

      Usia pasien

      Pastikan apakah benar-benar kejang Tubuh kaku, mata mendelik, tidak sadar saat kejang

     

    Karakteistik kejang: tipe, durasi, frekuensi, kondisi pasca kejang

      Riwayat kejang sebelumnya; Riwayat kejang pada keluarga

      Singkirkan penyebab kejang yg lain: Diare/muntah hebat (gangg. elektrolit), Asupan kurang

    (hipoglikemi)

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Kesadaran, Demam

      K/L: UUB menonjol (singkirkan meningitis), Kaku kuduk (singkirkan meningitis), tanda ISPA

    (faringitis, pembesaran KGB), otitis media, nasal flare (jika pneumonia)

      Thoraks: Retraksi (jika pneumonia)

      Abdomen: Distensi & BU meningkat (gastroenteritis), nyeri suprapubis (ISK)

     

    Ekstremitas: Kekuatan otot otorik, sensorik, refleks fisiologis, refleks patologis

      Lainnya: Laseque & Kernique sign

    4.  Penunjang

      DL: Leukositosis

      GDS: hipoglikemia

      Elektrolit:

      UL: Bakteri (+)

      Pungsi Lumbal utk singkirkan meningitis. Dianjurkan pada:

    -  Bayi usia 18 bulan: Tidak rutin

      EEG: tidak direkomendasikan

    5.  Terapi

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    45/70

    @RachmatSulthony

    44 

    a) 

    Alur tatalaksana saat serangan kejang:

    b) 

    Antipiretik:

      Paracetamol: 10-15 mg/kgBB/dosis (tiap 6 jam)

      Ibuprofen: 5-10 mg/kgBB/dosis (tiap 6 jam)

    c)  Anti Kejang:

    Diazepam 0.5 mg/kgBB/dosis (K/P)

     Jika kejang, berikan perlahand)  Terapi jangka panjang (Hanya diberikan pada KDK):

      Fenobarbital (Luminal ) 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)

      Asam Valproat (Depakene) 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis)

    *Terapi jangka panjang diberikan selama 1 tahun bebas kejang; Dosis turun perlahan selama 1-2

    bulan.

    Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang demam adalah:

    1.  Rkejang demam dlm keluarga,

    2.  Usia < 18 bulan,

    3.  Suhu tubuh rendah saat kejang,

    4. 

    Riwayat epilepsi dalam keluarga

    Faktor resiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah:

    1. 

    Adanya gangguan neurodevelopmental,

    2.  KDK

    3.  Rriwayat epilepsi dalam keluarga

    4.  Lebih dari satu kali KDK

    Indikasi MRS:

    1.  KDK

    2.  Hiperpireksia (>40’C) 

    3.  Usia

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    46/70

    @RachmatSulthony

    45 

    EPILEPSI 1.  Pendahuluan

      Definisi: Kejang berulang >2 kali dengan interval waktu > 24 jam tanpa penyebab yang jelas

      Klasifikasi menurut ILAE 1981:

    2. 

    Terapi:

      Fenobarbital (Luminal) 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)

      Asam Valproat (Depakene) 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis)

    Kedua terapi di atas diberikan selama 2 tahun bebas kejang. 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    47/70

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    48/70

    @RachmatSulthony

    47  

    MENINGITIS TB PADA ANAK 1.  Pendahuluan

      Definisi: Radang selaput otak yg disebabkan Mycobacterium tuberculosis 

      Biasanya jaringan otak juga terkena: meningoensefalitis TB

      Jarang pada usia < 3 bulan, paling sering usia 6 bln – 2 thn

      Jika tidak diobati, meninggal dalam 3-5 minggu

      Imunisasi BCG bisa mencegah meningitis TB yang berat

    2.   Anamnesis

      Riwayat gejala TB

      Nyeri kepala, Muntah, Kejang

      Riwayat kontak dgn penderita TBC

      Imunisasi BCG (-) pada pemeriksaan fisik: Parut BCG (-)

    3.  Pemeriksaan Fisik

    a) 

    Stadium 1 – Inisial

    -  Apatis, irritable

    -  Rangsang meningeal (-)

    - Defisit neurologis (kejang, penurunan kesadaran) belum ada

    b)  Stadium 2

    -  Somnolen, disorientasi

    -  Rangsang meningeal (+)

    -  Defisit nurologis (+)

    c)  Stadium 3

    -  Stadium 2 + Kesadaran semakin menurun s/d Koma

    -  Napas ireguler

    -  Ekstremitas spastik

    4.  Penunjang

    a) 

    DL: Leukositosis (10.000-20.000), peningkatan LED

    b) 

    Pungsi lumbal:-  Cairan jernih, keruh atau santokrom

    -  Jumlah sel 10-250/mm3 (predominan limfosit)

    -  Glukosa menurun < 35 mg/dL

    -  Protein meningkat > 100 mg/dl

    -  Pemeriksaan apusan liquor: ada basil TB

    -  Kultur & uji sensitivitas kuman

    c)  Scoring TB: Radiologis, Mantoux test

    5.  Terapi

    a)  OAT

    2 bulan pertama: 4 macam OAT, 10 bulan berikutnya: Isoniazid & RifampisinH = 5-10 mg/kgBB/hari

    R = 10-15 mg/kgBB/hari

    Z = 20-35 mg/kgBB/hari

    E = 15-20 mg/kgBB/hari

    b)  Steroid: untuk mengurangi edema serebral dan mencegah perlengketan/fibrotik

    Dexamethasone  0.5 mg/kgBB/hari IV (dalam 4 dosis)

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    49/70

    @RachmatSulthony

    48 

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    50/70

    @RachmatSulthony

    49 

    KARDIOLOGI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

    SIANOTIK ASIANOTIK

    Dengan aliran pirau (shunts)

    1.  Tetralogi of Fallot (TOF) 

    2.  Transpotition of the great artery (TGA)

    Dengan aliran pirau (shunts)

    1.  Atrial Septal Defect (ASD) 

    2.  Ventricular Septal Defect (VSD) 

    3.  Patent Ductus Arteriosus (PDA) 

    Tanpa aliran pirau (shunts)

    1. 

    Atresia tricuspid

    2.  Atresia pulmonary

    Tanpa aliran pirau (shunts)

    1. 

    Coarcation of aorta

    2.  Congenital aortic stenosis 

    TETRALOGY OF FALLOT 1.  Pendahuluan

      PJB sianotik yang paling sering ditemukan

     

    Terjadi akibat kegagalan perkembangan infundibulum  Terdiri atas 4 kelainan:

    a)  VSD

    b) 

    Stenosis pulmonal

    c) 

    Hipertrofi ventrikel kanan

    d) 

    Overriding aorta

      Defek VSD diameternya hampir selalu berukuran besar, hampir sama dengan ukuran pangkal aorta

      Derajat TF ditentukan oleh beratnya stenosis pulmonal

    2.   Anamnesis

    Sesak (dyspnea d’effort ), bibir tampak kebiruan

    Anak sering jongkok setelah beraktivitas

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: RR meningkat

      K/L: Sianosis sentral

      Thoraks:

    -  Terdapat right ventricular tap (tampak pulsasi) dan Thrill (+) sepanjang parasternal kiri

    -  Murmur sistolik pada katup pulmonal (ICS II Parasternal kiri)

      Abdomen: ---

      Ekstremitas: Sianosis perifer, clubbing fingers

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    51/70

    @RachmatSulthony

    50 

    4.  Penunjang

    a) 

    DL: Polisitemia

    b) 

    Foto thorax: jantung berbentuk sepatu boot

    c)  EKG: Hipertrofi ventrikel kanan (V1 dominan gelombang R, V6 dominan gelombang S)

    d)  Ekokardiografi: tampak VSD, overriding aorta, aorta besar namun arteri pulmonal sempit (stenosis)

    5.  Terapi

    Serangan Sianotik biasa terjadi Akibat shunt kanan ke kiri yang mendadak: Hipoksemia beratTatalaksana serangan sianotik:

    a)  Oksigen

    b)  Knee Chest position: aliran darah ke paru bertambah akibat penekukan arteri femoralis sehingga

    afterload aorta meningkat

    c)  Morfin sulfat 0.1-0.2 mg/kgBB/single dose (IV/IM/SC)  untuk atasi takipnea

    d)  Natrium Bikarbonat (Meylon) 1 mEq/kgBB/single dose (IV)  untuk Asidosis (bisa diulang dalam

    10-15 menit)

    Setelah anak tidak takipnea, tidak sianotik, anak sudah tenang:

    e)  Propanolol 0.05 mg/kgBB dioplos dengan 10 cc NaCl 5 cc dibolus, 5 cc diberikan perlahan 5-10

    mnt(Menurunkan denyut jantung agar serangan teratasi)

    *Pada PJB non-sianotik: Kontraindikasi diberikan Propanolol, yang diberikan adalah Digoxin.

    ATRIAL SEPTAL DEFECT1.  Pendahuluan

      Ada 3 tipe:

    -  Defek sekundum (70% kasus)

    -  Defek primum

    -  Defek tipe sinus venosus

     

    Defek ukuran 0-8 mm: menutup sempurna pada usia 1½ tahun  Defek ukuran > 8 mm: jarang menutup, ukuran bisa mengecil atau tetap sama

      Defek primum & tipe sinus venosus tidak akan menutup.

    2.   Anamnesis

      Biasanya asimtomatik

      Tampak kurus (tergantung derajat)

      Jika shunt besar, anak mengeluhkan sesak setelah beraktivitas

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    52/70

    @RachmatSulthony

    51 

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Status Generalis: Tampak kurus

      K/L: Sianosis sentral (-)

      Thoraks: Murmur sistolik pada ICS II Parasternal kiri

      Abdomen: ---

      Ekstremitas: Clubbing finger (-)

    4. 

    Penunjanga)

     

    Lab: Polisitemia (-)

    b)  EKG: RVH (V1 dominan gelombang R, V6 dominan gelombang S)

    c)  Ekokardiografi: menentukan lokasi dan besarnya defek

    5.  Terapi

    Pada ASD dengan CHF berikan:

    a) 

    Digitalis: Digoxin oral dosis:

    b) 

    Diuretik: Furosemide oral 

    c)  Penutupan tanpa pembedahan (hanya tipe sekundum): pemasangan device (Clamshell, Atrial

    Septal Defect Occluder System) melalui transkateter.

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    53/70

    @RachmatSulthony

    52 

    VENTRICULAR SEPTAL DEFECT 1.  Pendahuluan

      20% dari seluruh PJB

      Berdasarkan anatomi:

    a)  VSD Defek Kecil

    b)  VSD Defek Sedang Atrium & Ventrikel kiri membesar, Ventrikel kanan normal

    c)  VSD Defek Besar - Resistensi Vaskuler Paru Rendah Atrium & Ventrikel kiri membesar,

    Ventrikel kanan membesard)

     

    VSD Defek Besar - Resistensi Vaskuler Paru Tinggi.

    2.   Anamnesis

      VSD Kecil: Asimtomatik

      VSD Sedang: BB kurang

      VSD Besar: sesak, gagal tumbuh, ISPA berulang

    3.  Pemeriksaan Fisik

      VSD Kecil: Murmur sistolik ICS 4 Parasternal Kiri

      VSD Sedang-Besar: Murmur sistolik ICS 4 Parasternal kiri + Takipnea & Retraksi

    4.  Penunjang

    a)  Foto thorax VSD Ringan: Normal, VSD Sedang-Berat: Cardiomegali dengan pinggang jantung

    menghilang (akibat LAH)

    b)  EKG: LAH, LVH, RVH

    c)  Ekokardiografi: menentukan besarnya defek

    5.  Terapi

      VSD Kecil: Operasi penutupan VSD setelah usia 2-4 tahun

     

    VSD Sedang-Besar tanpa Gagal Jantung: operasi penutupan VSD saat usia + 2 tahun

      VSD Sedang-Besar disertai Gagal Jantung:

    a)  Digoxin

    b)  Furosemide

    -  Jika medikamentosa gagal: operasi penutupan VSD segera

    -  Jika medikamentosa responsif: operasi penutupan VSD saat usia 12-18 bulan.

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    54/70

    @RachmatSulthony

    53 

    PATENT DUCTUS ARTERIOSUS 1.  Pendahuluan

      Kelainan yg ditandai dgn tetap terbukanya duktus arteriosus yg menghubungkan arteri pulmonalis

    kiri dan aorta desenden

      Normalnya, pada bayi cukup bulan, penutupan duktus secara fungsional terjadi: 12 jam stlh BBL

      Penutupan lengkap: 2 - 3 minggu

    2.   Anamnesis

      PDA kecil: Asimtomatik

      PDA besar:

    -  Sesak

    -  Kesulitan minum

    -  BB sulit naik

    - Pneumonia berulang,

    -  Gejala CHF

    3.  Pemeriksaan Fisik

      K/L: Sianosis sentral (-)

      Thoraks: Murmur sistolik-diastolik pada ICS II Midklavikula yang meluas sampai ke subklavikula

      Abdomen: ---

      Ekstremitas: Clubbing fingers (-)

    4.  Penunjang

    a) 

    Foto thorax: Kardiomegali

    b) 

    EKG: LAH, LVHc)

     

    Ekokardiografi: menentukan besarnya defek

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    55/70

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    56/70

    @RachmatSulthony

    55 

    HIPOTIROIDISME KONGENITAL1.  Pendahuluan

      Hipotiroid Kongenital: penyakit bawaan akibat kekurangan hormon tiroid.

      Hipotiroid kongenital adalah kelainan bawaan dengan kadar hormon tiroid (T3 danT4) di sirkulasi

    darah yg kurang dengan kadar TSH yang meningkat

    a)  Hipotiroidisme sentral (HS) : Kegagalan hipofisis (sekunder) atau hipotalamus (tersier)

    b) 

    Hipotiroidisme Primer (HP)-  Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid

    -  Kelainan anatomi kelenjar

    -  Etiologi terbanyak hipotiroidisme kongenital di negara barat

    -  Kerusakan tiroid dapat terjadi karena:

      Pascaoperasi: Strumektomi

      Pascaradiasi: Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada hipertiroidisme; >40-50% menjadi

    hipotiroidisme dlm 10 tahun.

      Tiroiditis autoimun: Kerusakan kelenjar tiroid gagal produksi hormon tiroid yang luas

    dapat menyebabkan hipotiroidisme.

      Dishormogenesis: Defek pada enzim yg berperan pada proses hormogenesis

     

    Karsinoma: amat jarang.c)

     

    Hipotiroidisme Sepintas (Transien)

    -  Keadaan hipotiroidisme yg cepat menghilang  Misal: pasca pengobatan RAI, pasca

    tiroidektomi subtotalis

    -  Pada neonatus di daerah dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak ditemukan

      Untuk hipotiroidisme kongenital primer, kerusakan terjadi pada bagian tiroid

      Kondisi ini kita dapat dibagi ke dalam 4 kelompok:

    1. Tidak Adanya Kelenjar Tiroid (Athyrosis)

      Gagal terbentuk sebelum kelahiran

      Kelenjar tiroid absen & tidak akan pernah dapat berkembang tidak ada hormon yg

    diproduksi  Merupakan 35% kasus yang ditemukan pada Newborn Screening.

    2. Kelenjar Tiroid Ektopik

      Kelenjar tiroid berukuran kecil dan tidak terletak secar normal pada posisinya di depan

    trakea

      Seringkali kelenjar tiroid ditemukan di bawah lidah

      Terkadang ukuran kecil & tidak aktif, namun pada kondisi tertentu masih menghasilkan

    hormon tiroid yg jumlahnya hampir mencapai normal

      Merupakan 50% dari yang terdeteksi pada Newborn Screening

    3. Malformasi Kelenjar Tiroid pada Posisi Normal (Hypoplasia)

      Kelenjar berukuran kecil, tidak terbentuk secara optimal, terkadang hanya satu lobus

     

    Hanya terjadi dengan persentase yg sangat kecil

    4. Kelenjar Tiroid Tumbuh dengan Normal Namun Tidak Dapat Berfungsi Optimal

    (Dysmorphogenesis)

      Merupakan 15% kasus yg ditemukan pada Neonatal Screening

      Terjadi akibat defek enzim tertentu (bisa transien maupun permanen)

      Ukuran kelenjar tiroid mengalami pembesaran, dapat dilihat/diraba

    2.   Anamnesis

      Pasien sering datang terlambat dgn keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal tumbuh

    atau perawakan pendek

      Pada beberapa kasus: datang dgn keluhan pucat

     

    Pada BBL s/d usia 8 minggu: keluhan tidak spesifik

      Perlu ditanya riw.gangg.tiroid dlm keluarga, penyakit tiroid saat ibu hamil

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    57/70

    @RachmatSulthony

    56 

      Ikterus lama, letargi, konstipasi, nafsu makan menurun dan kulit teraba dingin

      Riwayat keluarga dgn hipotiroid

    3.  Pemeriksaan Fisik

      Anak pendek, ekstremitas pendek

      Fontanel anterior dan posterior terbuka lebih lebar, mata tampak berjauhan dan hidung pesek

      Mulut terbuka, lidah tebal dan besar menonjol keluar, gigi terlambat tumbuh

     

    Leher pendek dan tebal, tangan besar dan jari-jari pendek  Kulit kering

      Hernia umbilikalis

      Otot hipotonik.

    Dicurigai adanya hipotiroid bila skor indeks hipothyroid kongenital > 5

    4. 

    Penunjang

    FT4 rendah, TSH tinggi

    5.  Terapi

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    58/70

    @RachmatSulthony

    57  

    Catatan: 

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    59/70

    @RachmatSulthony

    58 

    IMUNISASIJADWAL IMUNISASI

    Menkes:

    Imunisasi dasar (Imunisasi yang diberikan pada usia

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    60/70

    @RachmatSulthony

    59 

    DASAR-DASAR IMUNISASI

      Imunisasi meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen

      Vaksin: mikroorganisme yg dimodifikasi sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tapi masih

    punya sifat antigenisitas

      Perbedaan imunisasi dan vaksinasi: ...???

      Ada 2 jenis kekebalan:

    1.  Aktif = Kekebalan yg dibuat tubuh sendiri setelah terpajan antigen (imunisasi, terpajan infeksi)

    2.  Pasif = Kekebalan/antibodi yg diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat tubuh individu sendiri

    (imunoglobulin dari ibu)

      Tujuan imunisasi mencegah/menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

      Respon imun pada imunisasi respon imun sekunder

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    61/70

    @RachmatSulthony

    60 

      Yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi:

    1) 

    Cara pemberian lokal atau sistemik

    2) 

    Dosis  dosis terlalu tinggi: menghambat respon imun yg diharapkan, dosis terlalu rendah: tidak

    merangsang sel imunokompeten

    3)  Frekuensi dan jarak pemberian   Bila jarak pemberian terlalu dekat/tidak sesuai jadwal, kadar

    antibodi masih sangat tinggi sehingga vaksin (antigen) yang diberikan segera dinetralkan oleh

    antibodi spesifik dan tidak merangsang sel imunokompeten

    JENIS VAKSIN:

    a.  Vaksin Hidup Attenuated

      Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan

      Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit

    tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun

      Contoh Virus: campak (measles), mumps (gondongan), rubela, polio, rotavirus

    Bakteri: BCG

    b.  Vaksin Inactivated

      Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif

     

    Tidak menyebabkan penyakit  Vaksin ini membutuhkan dosis ganda   dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif

    namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2 atau

    ke-3

      Contoh:

    -  Seluruh sel virus inactivated: Polio, Hepatitis A, Influenza, Rabies

    -  Seluruh sel bakteri inactivated: Pertusis, Tifoid

    -  Vaksin fraksional: Hepatitis B, Influenza

    -  Toksoid: Botulinium, Difteri, Pertusis

    c.  Vaksin Rekombinan:

     

    Antigen vaksin didapatkan dengan cara rekayasa genetik  Ada 3 jenis vaksin:

    1)  Hepatitis B

    2) 

    Vaksun Tifoid

    3) 

    Vaksin Rotavirus

    TEMPAT SUNTIKAN IMUNISAI YANG DIANJURKAN:

      Paha anterolateral bayi dan anak usia

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    62/70

    @RachmatSulthony

    61 

    PEMBERIAN PCT SESUDAH IMUNISASI

    Diberikan PCT sesuai dosis maksimal 6x dalam 24 jam

    REAKSI KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)

      Akan ada reaksi lokal pada tempat penyuntikan, umumnya ringan dan hilang dalam 1-2 hari

      Pada tempat penyuntikan: kemerahan, bengkak, gatal, nyeri selama 1-2 hari

      Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tsb

    VAKSIN PPI (PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI) 

    HEPATITIS B (HB)1.  Komponen

    HbsAg

    2.  Bentuk Sediaan

    3.  Cara Pemberian

      Dosis: 0.5 cc IM pada paha anterolateral

      Hanya 1 dosis tiap PID

    4.  Efek Samping

      KIPI jarang terjadi

      Setelah imunisasi: Demam tidak tinggi, kemerahan/bengkak/nyeri pada lokasi injeksi

      Demam dpt diberikan PCT

     Boleh mandi atau diseka dengan air hangat

    5. 

    Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharunya diberikan: 0 bulan)

      Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal

      Jika usia >1 tahun atau dewasa: bisa dapat imunisasi HB serial kapan saja saat berkunjung

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    63/70

    @RachmatSulthony

    62 

    DPT1.  Komponen

    Toksoid difteri, Whole-vaccine pertusis, Toksoid tetanus

    2.  Bentuk Sediaan

    3.  Cara Pemberian

    Dosis: cc IM pada paha anterolateral kanan

    Bisa 10 dosis tiap 1 vial

    4.  Efek Samping:

      Demam tinggi, rewel (hilang dalam 2 hari)

      Bekas suntikan: kemerahan, bengkak. Nyeri (hilang dalam 2 hari)

      Demam dpt diberikan PCT

      Bekas suntikan kompres hangat

      Boleh mandi atau diseka dengan air hangat

    5.  Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan umur: 2,3,4 bulan)

    Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal.

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    64/70

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    65/70

    @RachmatSulthony

    64 

    BCGTidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi resiko TB berat seperti meningits TB dan TB milier

    1.  Komponen

    Berisis suspensi M. bovis hidup yang dilemahkan

    2.  Bentuk Sediaan

      Vaksin BCG beku: 1 ampul (4 cc)

      Pelarut vaksin: 1 ampul (4 cc)

    3.  Cara Pemberian

      Secara Intradermal (Intrakutan) sebanyak 0.05 cc pada usia 1 thn

      Lokasi: Deltoid kanan, buat menjadi gelembung

    4. 

    Kontraindikasi:

    Demam tinggi (>380C), Gizi buruk, Uji tuberkulin >5 mm, Pernah sakit TB, Imunokompromise

    5.  Efek Samping:

      2-6 minggu setelah imunisasi: Timbul bisul kecil (papul) yg semakin membesar dan bisa terjadi ulkus

    selama 2-3 bulan, kemudian sembuh perlahan dan meninggalkan jaringan parut (Parut BCG)

      Jika ulkus mengeluarkan cairan: kompres dgn antiseptik

    6.  Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan: usia 1 bulan)

      Usia 1 thn: tes tuberkulin terlebih dahulu   Jika uji tuberkulin negatif (indurasi 5 mm: BCG tidak diberikan

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    66/70

    @RachmatSulthony

    65 

    POLIO Polio oral: imunitas lokal (mukosa GIT) dan sistemik (sirkulasi)

    Polio injeksi: imunitas sistemik saja

    1.  Komponen

    Virus polio tipe 1,2,3 yg dilemahkan

    Harus disimpan pada suhu 2-8’C 

    2. 

    Bentuk Sediaan

    3.  Cara Pemberian

    2 tetes oral

    4.  Efek Samping: Hampir tidak ada 

    5.  Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan umur: 0, 1, 2, 3, 4 bulan)

    Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal.

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    67/70

    @RachmatSulthony

    66 

    CAMPAK1.  Komponen

    Ada 2 jenis: virus campak yg dilemahkan, virus campak yg dimatikan

    2.  Bentuk Sediaan

    3.  Cara Pemberian

    Sebanyak 0.5 cc subkutan pada deltoid kiri

    4.  Efek Samping:

      Rasa tidak nyaman bekas suntikan

      5-12 hari setelah suntik: demam tidak tinggi, erupsi halus (selama

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    68/70

    @RachmatSulthony

    67  

    PERTANYAAN POLI TUMBANG 

    1.  Bila tidak ada VVM (Vial Vaccine Monitor) pada vaksin BCG dalm bentuk ampul, apa yang dipakai

    untuk menentukan kualitas vaksin?

    Untuk menentukan kualitas vaksin bcg dalam bentuk ampul digunakan tanggal kadaluarsa yang tertera,

    kemudian dilihat juga suhu penyimpanan vaksin, bila vaksin disimpan dalam suhu + 2o C s.d + 8

    o C

    maka akan bertahan selama 1 tahun

    2.  Tahan berapa lama vaksin yang sudah dilarutkan dan yang sudah di dalam spuit?

    Vaksin yang sudah dilarutkan

    Vaksin di dalam spuit (sesuai suhu kamar)

    VAKSIN  PADA SUHU  BERTAHAN SELAMA 

    Polio  Beberapao

    C diatas suhukamar ( < 34

    o

     C ) 2 hari

    CampakBCG  Beberapa

    o

    C diatas suhukamar ( < 34o

     C ) 7 hari

    3.  Klasifikasi vaksin berdasarkan jenis vaksin?

    a) 

    Vaksin Hidup Attenuated

      Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan

      Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit

    tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun

      Contoh Virus: campak (measles), mumps (gondongan), rubela, polio, rotavirus

    Bakteri: BCG

    b)  Vaksin Inactivated

     

    Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif

      Tidak menyebabkan penyakit

      Vaksin ini membutuhkan dosis ganda  dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif

    namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2

    atau ke-3

      Contoh:

    -  Seluruh sel virus inactivated: Polio, Hepatitis A, Influenza, Rabies

    -  Seluruh sel bakteri inactivated: Pertusis, Tifoid

    -  Vaksin fraksional: Hepatitis B, Influenza

    -  Toksoid: Botulinium, Difteri, Pertusis

    c)  Vaksin Rekombinan:

     

    Antigen vaksin didapatkan dengan cara rekayasa genetik

      Ada 3 jenis vaksin:

    VAKSIN  PADA SUHU  BERTAHAN SELAMA 

    Hepatitis B Beberapao

    C diatas suhukamar ( < 34o C ) 30 hari

    D P T  Beberapao

    C diatas suhukamar ( < 34o C ) 14 hari

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    69/70

    @RachmatSulthony

    68 

    1. 

    Hepatitis B

    2. 

    Vaksun Tifoid

    3. 

    Vaksin Rotavirus

    4.  Dosis vaksin dan dosis efektifnya?

    Jenis vaksin Dosis/kemasan Dosis efektif

    BCG 20/ampul (1Am+5ml) 20 dosis

    DPT 10/vial 8/vialCAMPAK 10/vial (1Vi+5ml) 8/vial

    Hepatitis B 1/PID 1/PID

    Polio 10/vial 8/vial

    5.  Bila bayi lahir dirumah sakit, dimana pemberian vaksin polio?

    OPV diberikan di rumah sakit pada saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin

    kepada bayi lainnya.

    6.  Beda OPV dan IVP?

    a) 

    OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah strain/suku sabin yangmasih hidup tapi sudah

    dilemahkan (attenuated), vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir. Virus vaksin inikemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah

    maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang

    datang masuk kemudian. Cara ini dapat mengurangi frekuensi ekskresi virus polio liar sehingga

    sangat berguna untuk mengendalikan epidemi. Jenis vaksin virus polio ini dapat bertahan dalam

    tinja sampai 6 minggu setelah pemberian OPV

    b)  IVP berisi tipe 1, 2, 3 yang sudah diinaktif dengan formaldehid sehingga sifat virusnya hilang

    termasuk sifat perkembang biakannya. IPV sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding usus

    sehingga virus polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang telah mendapat IPV. Hal ini

    memungkinkan terjadinya penyebaran virus ke sekitarnya, yang membahayakan orang-orang di

    sekitarnya. Sehingga vaksin ini tidak dapat mencegah penyebaran virus polio liar.

    7. 

    Beda vaksin live attenuated dan vaksin inactivated ?

    a)  Vaksin Hidup Attenuated

      Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan

      Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit

    tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun

    b) 

    Vaksin Inactivated

      Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif

      Tidak menyebabkan penyakit

      Vaksin ini membutuhkan dosis ganda  dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif

    namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2

    atau ke-3

  • 8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)

    70/70

    @RachmatSulthony

    8.  Beda jadwal imunisasi pada bayi yang lahir di rumah sakit dan di rumah

    Perbedaan terdapat pada waktu pemberian imunisasi BCG dan Polio.

      Bayi yang lahir di rumah: BCG dan Polio 1 diberikaan saat usia 1 bulan

      Bayi yang lahir di rumah sakit: BCG dan Polio saat usia 0 bulan

    Jadwal Imunisasi Dasar DEPKES:

    0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan

    HB0 – Polio 0BCG – Polio 1 Lahir di RS/RB/Bidan Lahir di Rumah

    DPT/HB1 – Polio 2

    DPT/HB2 – Polio 3

    DPT/HB3 – Polio 4

    Campak

    9.  Beda jadwal imunisasi IDAI dan Depkes?

      Perbedaan terletak pada pemberian vaksin: DPT, Polio, dan HB.

      Untuk vaksin DPT dan Polio:

    -  Depkes diberikan selang 1 bulan

    - IDAI diberikan selang 2 bulan

      Untuk vaksin HB:

    -  Depkes diberikan pada bulan ke 0, 2, 3, 4

    -  IDAI diberikan pada bulan ke 0, 1, dan 6