Upload
anonymous-kuzsjxl
View
372
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
1/70
@RachmatSulthony
0
RESUME PEDIATRI
DOKTER MUDA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
2/70
@RachmatSulthony
1
RESUME PEDIATRI
1.
PENDAHULUAN PEDIATRI......(Hal.3)
Heart Rate Normal
Batasan Takipnea
Kebutuhan Cairan Anak Kebutuhan Darah
Batas Kadar Hemoglobin Normal (WHO)
Saturasi Oksigen Normal
Terapi Oksigen
GCS pada Anak
Syok pada Anak
Dosis Obat yang Sering Digunakan
2. NEONATOLOGI....................(Hal.4)
Pendahuluan Neonatologi
- Resusitasi BBL
- Ballard Score
- Kurva Pertumbuhan Janin
- Kurva Lingkar Kepala Nellhaus
- Evaluasi Respiratory Distress dengan
Down Score
- Antropometri BBLR
- APGAR score
- Kebutuhan Cairan Neonatus
BBLR
Penyulit BBLR
Ikterus Neonatorum Sepsis Neonatorum
3.
GASTROENTEROLOGI......(Hal.20)
Diare
4. GIZI......................................(Hal.23)
Penilaian Status Gizi Kekurangan Energi Protein (KEP)
Gagal Tumbuh
5. INFEKSI...............................(Hal.30)
DHF
Malaria
Demam Tifoid
6. RESPIROLOGI.....................(Hal.35)
Bronkiolitis
Pneumonia
Asthma pada Anak
TBC pada Anak7. NEUROLOGI.......................(Hal.43)
Kejang Demam
Epilepsi
Meningitis Bakterial pada Anak
Meningitis TB pada Anak
8. KARDIOLOGI......................(Hal.49)
PJB Non-sianotik
PJB Sianotik
9. ENDOKRINOLOGI, HEMATOIMUNOLOGI
Thalassemia
Hipotiroid Kongenital..........(55) Leukemia
10. IMUNISASI.........................(Hal.58)
REFERENSI:
1.
Buku IDAI 2011
2.
WHO - Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit
3.
Tentiran dan Kuliah Pakar Supervisor Pediatri
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
3/70
@RachmatSulthony
2
DISCLAIMER
1. Please notice that there might be errors in this
book
2. Therefore I am not responsible for problems
that may occur due to the use of this book
3.
Please use at your own risk.
- Tony -
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
4/70
@RachmatSulthony
3
PENDAHULUAN PEDIATRI1. HEART RATE NORMAL
Neonatus : 120-160 x/mnt
Bayi : 110-140 x/mnt
1-3 thn : 100-120 x/mnt
3-5 thn : 55-120 x/mnt
>5 thn : 55-115 x/mnt
2. BATASAN TAKIPNEA
Usia < 2 bln : > 60 x/mnt
2-12 bln : > 50 x/mnt
1-5 thn : > 40 x/mnt
> 5 thn : > 30 x/mnt
3. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK
10 kg I 100 cc/kgBB/hari
10 kg II 50 cc/kgBB/hari
10 cc III 25 cc/kgBB/hari
[Jika pasien demam, tambahkan cairan 10% dari kebutuhan harian utk setiap kenaikan 10C]
Jika BB anak 15 kg, maka kebutuhan cairannya:
10 kg I 10x100 = 1.000 cc
5 kg II 5 x 50 = 250 cc
Totalnya adalah: 1.250 cc/hari
Perhitungan tetesan infus:
Tetesan Mikro: Kebutuhan cairan harian (cc) / 24
Tetesan Makro (1 cc = 20 tetes) 1/3 x [Kebutuhan cairan harian (cc) / 24]
Tetesan Makro (1 cc = 15 tetes) ¼ x [Kebutuhan cairan harian (cc) / 24]
Contoh:
BB anak 15 kg, kebutuhan cairan harian = 1.250 cc/hari
Tetesan Mikro 52 tpm
Tetesan Makro (1 cc = 20 tetes) 17 tpm
Tetesan Makro (1 cc = 15 tetes) 13 tpm
4. KEBUTUHAN DARAH
PRC: (Hb target – Hb sekarang) x BB x 3
PRC pada anemia gravis yaitu HB
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
5/70
@RachmatSulthony
4
6. SATURASI OKSIGEN NORMAL
40 minggu : 92-95%
7. TERAPI OKSIGEN
Bertujuan utk menangani kondisi hipoksia
a)
Indikasi: Henti napas atau henti jantung
Hipoksemia (SpO2 < 90%)
Cardiac Output rendah disertai asidosis metabolik (Bikarbonat
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
6/70
@RachmatSulthony
5
9. SYOK PADA ANAK
Definisi: Sindrom klinis akibat kegagalan sistemik sirkulasi utk cukupi suplai oksigen tubuh
Etiologi:
Ada 3 Fase:
1)
Kompenasi- Masih bisa dikompensasi tubuh; Ada respon simpatis (vasokonstriksi, takikardia) utk
kompenasis kondisi hipoksia
- Klinis:
Takikardia
Gelisah
Akral dingin/Sianosis perifer
TD terukur, Oliguria (-)
2) Dekompensasi
- Hipoksia jaringan metabolisme anaerob gangg.metabolisme seluler: terjadi pelepasan
mediator inflamasi vasodilatasi, peningkatan permeabilitas
- Klinis:Takikardia (lemah), Takipnea
Kesadaran menurun
Akral dingin/Sianosis perifer
TD turun, Oliguria (+)
3) Irreversible
- Hipoksia terus berlanjut Anoksia Kematian sel
- Klinis:
Bradikardia/Nadi tak teraba, Bradipnea
Tidak sadar
Sianosis sentral
TD tak terukur, Anuria (+)Kematian (MOD MOF)
Tatalaksana:
Awal:
1. Oksigen 100%
2.
Pasang infus dalam 90 detik (pertimbangkan double line)
3.
Beri kristaloid 20 cc/kgBB, habis dalam 10 menit
4. Evaluasi: Jika tidak ada perbaikan klinis pemberian Kristaloid bisa diulang maksimal 3 kali
5. Evaluasi Ulang:
Jika ada respon Ubah jadi tetesan rumatan; Jika ada edema palpebra/paru, berikan diuretik
Jika gagal:
- Intubasi + Ventilasi mekanik
- Pasang CVP, beri kristaloid perlagan hingga CVP – 5 Torr
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
7/70
@RachmatSulthony
6
10. DOSIS OBAT YANG SERING DIGUNAKAN
a)
Symptomatic:
Paracetamol: 10-15 mg/kgBB/dosis per 4 jam [Sediaan: 500 mg/tab, 120 mg/cth]
Ibuprofen: 5-10 mg/kgBB/dosis per 4 jam (sediaan: 400 mg/tab)
Furosemid: 1 mg/kgBB/dosis tiap 8-12 jam
Salbutamol:
b)
Anti KejangDiazepam: 0.5 mg/kgBB/dosis (KP) [Sediaan: 10 mg/2 cc ampul, 5 mg/2.5 cc supp]
Fenitoin:
20 mg/kgBB/dosis (KP)
5 mg/kgBB/drip 12 jam [Sediaan: 100 mg/2 cc ampul]
Asam Valproat: 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis) [Sediaan: 50 mg/cc 1 botol: 120 cc]
Fenobarbital: 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)
c)
Steroid:
Dexamethasone: 0.5 mg/kgBB/dosis per 8-12 jam [Sediaan: 5 mg/1 cc vial, 0.5/tab, 0.75/tab]
Metilprednisolon: 0.5-1 mg/kgBB/dosis per 8 jam [Sediaan: 125 mg/vial]
Prednison: 1 mg/kgBB/dosis per 8 jam [Sediaan:
d)
OAT – Pemberian 1 kali sehari:
H : 5-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 100, 300 mg]
R : 10-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 150, 300, 450, 600 mg]
Z : 20-35 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 500 mg]
E : 15-20 mg/kgBB/hari
e)
Antibiotik:
Ampisillin: 100 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) [Sediaan: 1000 mg/ vial]
Kloramfenikol: 100 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) [Sediaan: 1000 mg/ vial]
Gentamisin: 2.5 mg/kgBB/hari (per 24 jam) [Sediaan: 80 mg/2 cc ampul]Amoksisilin: 15 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam [Sediaan: 500 mg/tab, 125 mg/cth]
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
8/70
@RachmatSulthony
7
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
9/70
@RachmatSulthony
8
NEONATOLOGI PENDAHULUAN NEONATOLOGI1. Resusitasi BBL
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
10/70
@RachmatSulthony
9
2. New Ballard Score
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
11/70
@RachmatSulthony
10
3. Kurva Pertumbuhan Janin (Lubchenco)
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
12/70
@RachmatSulthony
11
4. Kurva Lingkar Kepala Nellhaus
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
13/70
@RachmatSulthony
12
5. Evaluasi Respiratory Distress dengan Down Score
Score < 4 : No Respiratory Distress O2 nasal kanul
Score 4-5 : Respiratory Distress Indikasi CPAP
Score > 6 : Impending Respiratory Failure Pertimbangkan intubasi (Blood gases should be
obtained)
Penyebab tersering respiratory distress pada neonatus:
1. Transient tachypnea of the newborn (TTN)
Kondisi klinis yg bersifat transien yg biasa terjadi pada bayi aterm yg biasanya hilang dalam 3-5 hari
2.
Hyaline membrane disease (HMD)
Disebut juga Respiratory Distress Syndrome
Biasa terjadi pada BBLR akibat defisiensi surfaktan sehingga elastic recoil alveoli terhambat
3. Meconium aspiration syndrome (MAS)
Terjadi akibat aspirasi mekonium intrauterin atau intra partum
Aspirasi mekonium akan sebabkan obstruksi jalan napas dan inflamasi hebat
6. Antropometri BBLR
Bayi cukup bulan dan sesuai masa kehamilannya mempunyai ukuran badan sebagai berikut:
Ukuran Laki-laki Perempuan
BB 3.53 (2.53-4.34) kg 3.40 (2.55-4.15) kg
PB 56.6 (52.8 – 60.9) cm 55.3 (51.5-59.3) cm
LK 35.8 (32.1-38.9) cm 34.7 (32.3-37.7) cm
7. Kebutuhan Cairan Neonatus
a) Kebutuhan Cairan Total Harian Berdasarkan Berat Badan
BB/gram 2500
Hari I 120 cc 100 cc 80 cc 80 ccHari II 140 cc 120 cc 100 cc 90 cc
Hari III 170 cc 130 cc 110 cc 100 cc
Hari IV - dst 200 cc 140-150 cc 130-150 cc 120-150 cc
- Cairan IV yang diberikan pada neonatus adalah D10%
- Jika mendapat fototerapi/di dalam inkubator: Kebutuhan total + 10-20 cc
- Jika ada asfiksia: Kebutuhan total – 10-20 cc
b) Kebutuhan Benutrion
Benutrion akan mengoreksi kekurangan asam amino, vitamin dan elektrolit
Indikasi pemberian:
- Bayi tidak/malas minum
- Prematur (BBLR)
- Diberikan jika sudah berusia 2 hari
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
14/70
@RachmatSulthony
13
Rumus kebutuhan Benutrion:
(BB x Kebutuhan Benutrion x 100)
----------------------------------------------
5
Kebutuhan Benutrion:
Usia 2 hari 0.5
Usia 3 hari 1
Usia 4 hari 1.5Usia 5 hari 2
Usia 6 hari 2.5
Usia 7 hari 3
Usia >8 hari 3.5
c)
Kebutuhan Cairan Enteral (Oral)
Hitung kebutuhan cairan total berdasarkan berat badan (Tabel)
Pada bayi aterm: Diberikan tiap 3 jam Total cairan harian/8
Pada bayi preterm atau KMK: Diberikan tiap 2 jam Total cairan harian/12
Pemeriksaan residu:
- Jika bayi dipasangi OGT, cek residu tiap 6 jam
- Bila warna merah segar: perdarahan baru & aktif
- Warna hitam: perdarahan lama
- Bila jumlah residu sama dengan total pemberian cairan enteral ada gangguan GIT = ganti
via IV
- Bila jumlah residu sedikit: GIT baik
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)1. Pendahuluan
BBLR: bayi baru lahir yg berat badan lahirnya < 2500 gram
Bayi Kurang Bulan: bayi dengan masa kehamilan < 37 mingguBayi Cukup Bulan: bayi dengan masa kehamilan 37 - 42 minggu
Bayi Lebih Bulan: bayi dengan masa kehamilan > 42 minggu
Untuk menentukan SMK (Sesuai Masa Kehamilan), KMK (Kecil Masa Kehamilan) atau BMK (Besar
Masa Kehamilan), lihat tabel Kurva Pertumbuhan Janin (Lubchenco)
BBLR dibagi menjadi 2 golongan:
a) Prematuritas Murni BKB + SMK, Tanda prematuritas (+)
b) Dismaturitas KMK, Tanda prematuritas (-)
Tanda prematuritas:
- Kulit gelatinus, merah translusen, lengket
- Lanugo Masih ada banyak lanugo (di punggung)
- Telinga Kartilago belum terbentuk, recoil buruk
- Payudara Jaringan payudara kecil, nodul payudara belum ada, areola rata
- Alat kelamin luar Labia mayora belum menutupi labia minora, Testis belum turun, Kerutan
skrotum belum terlihat
- Permukaan plantar Guratan telapak tidak ada atau hanya 1/3 anterior
Penyebab:
a)
Prematuritas murni
- Faktor ibu
Penyakit: peradarahan antepartum, trauma fisis, diabetes mellitus, chorioamnionitis
Usia: 40 thn
- Faktor janin:
Hidramnion, gawat janin, gemeli
Metode Pemberian Nutrisi Neonatus:
a. Usia Kehamilan >37 minggu: Per Oral
b.
Usia Kehamilan
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
15/70
@RachmatSulthony
14
b)
Dismaturitas
- Gangguan suplai makanan pada janin (melalui plasenta ibu): insuffisiensiplasenta
- Kesehatan umum dan nutrisi ibu
2. Anamnesis
Umur kehamilan ibu: < 37 minggu
Umur ibu: 40 thn
Kenaikan BB ibu selama hamil Penyakit yg diderita ibu
3. Pemeriksaan Fisik
BB
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
16/70
@RachmatSulthony
15
4.
Infeksi (Sepsis Neonatorum), terjadi karena:
BBLR sangat mudah mengalami infeksi, akibat imunoglobulin yang masih rendah, aktifitas bakterisidal
neutrofil serta efek sitotoksik limfosit masih rendah
5. Gangguan Minum, terjadi karena:
Kelemahan refleks bayi dalam menghisap dan menelan sehingga pemenuhan minum tidak efektif dan
regurgitasi sering terjadi. Lipatan mukosa, glandula sekretori, otot lambung kurang berkembang, otot
usus yang masih lemah sering menimbulkan distensi dan retensi bahan yang dicerna.
IKTERUS NEONATORUM1. Pendahuluan
Ikterus/Jaundice: Dewasa serum bilirubin >2 mg/dL, Neonatus serum bilirubin 5-7 mg/dL.
Hiperbilirubinemia: ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium
Penyebab tersering:
a) Ikterus fisiologis
b)
Breastfeeding jaundice
c)
Breast Milk Jaundice
d) Inkompatibilitas golongan darah ABO
e)
Inkompatibilitas golongan darah rhesusf) Infeksi
g)
Hematoma sefal, hematoma subdural, excessive bruising
h)
Prematuritas, BBLR
i)
Obstruksi bilier
j) Hipotiroidisme
Ikterus Patologis Ikterus Fisiologis
Muncul pada hari pertama
Bilirubin total >17
Bilirubin total naik >5 mg/dL per hari
Bilirubin direk >2 mg/dL (20% Bil.total)Demam
Ikterus berat: Kramer 5
Onset >1 hari
Selain kriteria ikterus patologis
Ikterus Fisiologis:
- Terjadi karena jumlah eritrosit yg relatif lebih banyak dan masa hidup yg lebih pendek (80
hari), fungsi konjugasi hepar yang belum sempurna, peningkatan sirkulasi hepatal
- Breastfeeding jaundice Terjadi karena bayi malas menyusu sehingga pasase mekonium
terhambat dan absorpsi sirkulasi hepatal meningkat. Onset
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
17/70
@RachmatSulthony
16
2. Anamnesis
Kuning di kulit, konjungtiva, mukosa
Dehidrasi: kurang minum, muntah-muntah
Pucat: anemia hemolitik
Trauma lahir: Bruising, cephalhematoma, kejang
Letargi dan gejala sepsis lainnya
Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu DM, gawat janin, malnutrisi intra uterin,
infeksi intranatal) Riwayat ikterus/terapi sinar/transfusi tukar pada bayi sebelumnya
Riwayat inkompatibilitas darah
Riwayat keluarga
3. Pemeriksaan Fisik
4. Penunjang
Bilirubin total >12 mg/dL (Aterm), >10 mg/dL (Preterm)
Bilirubin direct
Golongan darah:
- Ibu O, anak A atau B
- Ibu rhesus (-), anak rhesus (+)
Retikulosit: meningkat pada hemolitik, normal pada non hemolitik
Coomb’s Test
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
18/70
@RachmatSulthony
17
5. Terapi
Fototerapi full 24 jam akan mengurangi Bilirubin Total 2 mg/dL
SEPSIS NEONATORUM1. Pendahuluan
Sepsis: adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan
Septikemia: dan bertahannya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah
Bakteremia: adanya bakteri di dalam darah
Viremia: adanya virus di dalam darah
Sepsis neonatorum merupakan SIRS yang terjadi akibat infeksi yang ditemukan pada 1 bulan
pertama kehidupan
SEPSIS AWITAN DINI SEPSIS AWITAN LAMBAT
Awitan 72 jam
Sumber
Infeksi
Vertikal dari ibu ke bayi
KPD >12 jam
Partus lama
Cairan ketuban hijau/berbau
Korioamnionitis
Persalinan dengan instrumentasi
ISK ibu
Persalinan prematur
Lingkungan (Nosokomial)
2. Diagnosis: Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Kategori A Kategori B
Persalinan di lingkungan yang kurang higienis
Kesulitan bernapas: apnea, RR >60, retraksi,
grunting ekspiratorik, sianosis sentral
Hipo/hipertermi
Kejang
Tidak sadar
Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
Tremor
Letargi/Lunglai
Irritable/Rewel
Kurang aktif
Gangguan minum, muntah
Kembung
Tanda muncul setelah hari IV
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
19/70
@RachmatSulthony
18
Interpretasi:
Dugaan Sepsis 1A dan 1/2B
Kecurigaan Sepsis 2A atau 3B
Pemeriksaan Fisik
- Status Generalis: Letargi/Tidak sadar, Hipo/hipertermia, Takipnea/apnea
- K/L: Oral thrush, Konjungtivitis, Sianosis sentral
- Thoraks: Retraksi, Gruntung ekspirasi, Abses
- Abdomen: Distensi, Omfalitis
- Ekstremitas: Pustula, Purpura
3. Penunjang
a) Kultur Darah: Gold Standar untuk bakteremia
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan hasil kultur negatif:
Ibu mendapatkan antibiotik selama persalinan sehingga dapat menyamarkan adanya
bakteremia
Bayi mungkin sudah mendapatkan antibiotik sebelum dilakukan kultur darah
Volume darah yang diambil untuk kultur darah terlalu sedikit.
b)
Hitung Leukosit Jumlah leukosit < 5000 /L
Jumlah neutrofil absolut :
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
20/70
@RachmatSulthony
19
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
21/70
@RachmatSulthony
20
GASTROENTEROLOGIDIARE1. Pendahuluan
Definisi: Diare BAB >3 dlm 24 jam dgn konsistensi cair
Diare akut berlangsung 10% BB) Letargi/Tidak sadar, Tidak mau minum, Mata cowong,
Turgor >2 detik
Tanda tambahan: Ubun-ubun sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa bibir/mulut sangat
kering, akral dingin
b) Dehidrasi Ringan/Sedang (Fluid loss 5-10% BB) Rewel, Kuat minum/Haus, Mata cowong,
Turgor lambat
Tanda tambahan: Ubun-ubun agak cekung, air mata dikit, mukosa bibir/mulut agak kering,
akral hangat
c)
Tanpa Dehidrasi (Fluid loss
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
22/70
@RachmatSulthony
21
5. Terapi
LINTAS DIARE: Cairan, Zinc, Nutrisi, Antibiotik yang tepat, Edukasi
a) Cairan
Dehidrasi Berat
(Rencana Terapi C)
IV (RL/NaCl/KaEn 3B)
Umur 1 tahun
½ jam pertama: 30 cc/kgBB
2½ jam berikutnya: 70 cc/kgBB
Dehidrasi R/S
(Rencana Terapi B)
Oral (Oralit, ASI):
3 jam pertama 75 cc/kgBB
Tiap BAB 5-10 cc/kgBB
IV (RL/NaCl/KaEn 3B):
15 kg 135 cc/kgBB/hariTanpa Dehidrasi
(Rencana Terapi A)
Oralit tiap selesai BAB cair:
Umur < 1 tahun 50-100 cc
Umur 1-5 tahun 100-200 cc
Umur >5 tahun >200 cc (semaunya)
*Oralit diberikan segera setelah pasien bisa minum.
b) Zinc:
Diberikan jika tidak ada dehidrasi berat atau setelah dehidrasi berat teratasi
Zinc tetap diberikan selama 10-14 hari setelah diare stop
Dosis:
Usia < 6 bulan 1 x 10 mg (1 cth, ½ tab)Usia > 6 bulan 1 x 20 mg (2 cth, 1 tab)
c) Nutrisi:
Makanan rendah serat 6 x sehari, sedikit-sedikit (susu, buah, sayur: stop dulu)
L.Bio 1 sachet per hari
d) Antibiotik:
Hanya diberikan jika Disentri (diare berdarah), Kolera (diare air cucian beras), atau diare
persisten dan bayi usia 12 thn: 2 x 960 mg (2 tab)
Jika 3 hari tidak ada perbaikan, berikan Metronidazol : 50 mg/kgBB/hari (dibagi 3 dosis)
e) Edukasi:
ASI tetap diberikan, hand hygiene, kebersihan lingkungan, minum air bersih, memasak
makanan.
HARUS SEGERA KEMBALI KE PUSKESMAS/RUMAH SAKIT JIKA:
1. Demam tidak turun
2.
Feses berdarah
3.
Tidak mau makan/minum
4.
Tidak membaik setelah 3 hari.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
23/70
@RachmatSulthony
22
FUNGSI ZINC:
1. Antioksidan
2. Memperbaiki mikrovili mukosa usus sehingga memperbaiki fungsi absorpsi usus.
Penanganan gangguan keseimbangan elektrolit:
1. Hipernatremia (>155) Infus D5 ½ NS setelah tidaka da dehidrasi
2. Hiponatremia (5) Ca Glukonas 10%: 0.5 – 1 cc/kgBB IV (Perlahan, dalam 5-10 menit)4.
Hipokalemia (
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
24/70
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
25/70
@RachmatSulthony
24
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN1. Pendahuluan
Definisi:
Status/ keadaan gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan/ Panjang Badan (BB/TB- PB) -3 SD, edema (+)
- Edema simetris kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
- Wajah membulat dan sembab (moon face)
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,rontok
- Perubahan status mental: apatis & rewel
- Pembesaran hati
- Otot mengecil (hipotrofi)
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
- Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut), anemia, dan diare
c) Marasmic-Kwashiorkor BB/TB < -3 SD, edema (+)
Gabungan tanda-gejala marasmus & kwashiorkor
2.
Anamnesisa)
Awal (untuk kedaruratan)
- Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
- Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare
(encer/darah/lender)
- Kapan terakhir berkemih
- Kaki dan tangan teraba dingin
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau syok,
serta harus diatasi segera.
b) Mencari penyebab & rencana penanganan:
- Diet & pola makan sebelum sakit
- Makanan yg dikonsumsi beberapa hari terakhir
- Hilang nafsu makan
- BBL
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
26/70
@RachmatSulthony
25
- Riwayat pemberian ASI
- Riwayat tumbang: duduk, berdiri, bicara
- Riw.imunisasi
- Riw.kontak dgn pasien TB, campak
3. Pemeriksaan Fisik
a) Status Generalis: Mungkin ada tanda syok (cek TD, N, t, RR, CRT, penurunan kesadaran)
Demam >37.5 atau hipotermi
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
27/70
@RachmatSulthony
26
6. Terapi
10 Langkah Penanganan Gizi Buruk
1. Hipoglikemia
- Definisi = GDS
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
28/70
@RachmatSulthony
27
4. Elektrolit
- Pada gibur ada defisiensi KALIUM & MAGNESIUM
- Diberikan Kalium & Magnesium yg tergantung dalam Mineral Mix yg bisa ditambahkan di F-75 atau
ReSoMal
5. Infeksi
- Gejala infeksi seringkali tak ditemukan pada gibur padahal sering terjadi infeksi, oleh karena itu
semua anak gibur mengalami infeksi- Tak ada komplikasi Kotrimoksazol oral 5 hari (SMZ 25 mg + TMP 5 mg/kgBB tiap 12 jam)
- Ada komplikasi (hipoglikemi, hipotermi, letargis, tampak sakit berat):
Ampisilin IM/IV 2 hari (50 mg/kgBB tiap 6 jam)
Amoksisilin oral 5 hari (15 mg/kgBB tiap 8 jam)
6. Mikronutrien
- Multivitamin
- Asam Folat Hari I = 5 mg, Hari II-dst = 1 mg/hari
- Vit.A oral Hari I saja:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
29/70
@RachmatSulthony
28
GAGAL TUMBUH1. Definisi
Anak dengan BB kurang dari 2 SD dari nilai pertumbuhan standar rata-rata sesuai umur dan jenis
kelamin dan/atau anak dengan BB yang memotong lebih dari 2 garis persentil pada kurva pertumbuhan
CDC
2. Pemeriksaan Fisik: Antropometri
BB/U < persentil ke 5 Penurunan arah pertumbuhan lebih dari 2 persentil mayor dalam 3-6 bulan
Penurunan berat badan lebih dari 2 SD dalam 3-6 bulan
Penyakit yang mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, dan lain-lain
Hubungan dengan KEP:
- Penyebab gagal tumbuh terbanyak: kekurangan masukan makanan ( tipe gagal tumbuh non organik )
- 15-60% kasus gagal tumbuh yang dirawat
- Sering data nutrisi penderita tak dapat ditelaah dengan baik sehingga penderita dikelompokkan sebagai
penderita KEP
- Biasanya penderita tidak memperlihatkan gejala klinis lain selain gagal tumbuh dan kadangkadang
terdapat bukti defisiensi protein
3. Terapi
Suportif
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
30/70
@RachmatSulthony
29
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
31/70
@RachmatSulthony
30
INFEKSIDENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)1. Pendahuluan
Infeksi virus dengue 4 serotipe: DEN-1, 2, 3, 4
Plg dominan di Indonesia & terkait kasus berat: DEN-3
Vektor: Aedes aegypti, Aedes albopictus (Aktif jam 10 pagi – 5 sore)
Spektrum klinis:
a)
Silent Dengue Infection
b) Demam Dengue (DD)
c) DBD
d)
DSS
Derajat DHF
- Grade 1 Perdarahan spontan (-), Rumple leed (+)
- Grade 2 Perdarahan spontan (+)
- Grade 3 Kegagalan sirkulasi awal (nadi cepat, TD turun)
- Grade 3 Syok berat (nadi tak teraba, TD tak terukur)
2. Anamnesis
a)
DD:
Demam tinggi mendadak + >2 gejala penyerta:
Nyeri kepala, nyeri retroorbita, nyeri otot & tulang, ruam kulit
b) DBD:
Demam tinggi mendadak, selama 2-7 hari
Gejala DD
Manifestasi perdarahan: mimisan, perdarahan gusi, hem-mel
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Demam, tanda syok (Gelisah, nadi cepat, TD turun, CRT >2 detik)
K/L: Perdarahan gusi, Epistaksis
Thoraks: Tanda efusi pleura akibat kebocoran plasma auskultasi suara napas hilang, perkusi
redup
Abdomen:
Asites (akibat kebocoran plasma) = perkusi redup, undulasi (+), shifting dullness (+)
Nyeri tekan kuadran kanan atas (krn peregangan kapsul hepar)
Ekstremitas:
- Akral dingin & lembab (tanda syok)
- Pteki, Ekimosis, Purpura
- Rumple leed (+) = 25 pteki dlm 1 inci
- Flushing ruam kemerahan, muncul saat mau sembuh
4.
Penunjanga) Trombositopeni (20% dari nilai normal
HCT turun >20% stlh dpt cairan
c) Leukopenia; Limfositosis relatif (>45%)
d) NS1 Periksa saat Demam hari 1-2
e) IgM dan IgG Periksa saat Demam hari > 5-6
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
32/70
@RachmatSulthony
31
5. Kriteria Diagnosis (WHO)
Demam Dengue DHF
Demam tinggi mendadak + > 2 gejala
penyerta:
- Nyeri kepala
- Nyeri retroorbita
- Nyeri otot & tulang
- Ruam kulit
2 Klinis + 1 Laboratoris
Klinis:
1. Demam tinggi mendadak, selama 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan: mimisan, perdarahan gusi,
hem-mel3.
Pembesaran hepar tanpa ikterus
4.
Tanda syok
Lab:
1. Trombosit 20% normal
6. Tatalaksana (Menurut WHO)
a) DHF Tanpa Syok – Grade I-II
Banyak minum = air putih, oralit, jus buah, susu PCT bila demam (dosis: 10-15 mg/kgBB/pemberian; tiap 6-8 jam)
Infus cairan isotonik: RL, Ringer Asetat selama 24-48 jam (biasanya sudah membaik)
- BB 40 kg 3 cc/kgBB/jam
Cek lab tiap 6 jam
b)
DHF disertai Syok – Grade III-IV (DSS):
1.
Oksigen 2-4 lpm
2. Kristaloid 20 cc/kgBB habis dalam 10 mnt (max.30 menit)
Jk tak membaik: ulangi pemberian kristaloid atau pertimbangkan Koloid 10-20 cc/kgBB/jam
Jk tak ada perbaikan klinis tapi HCT & HB turun = curiga ada perdarahan tersembunyi
pro transfusi darah
Jk ada perbaikan klinis (TD naik, nadi normal, CRT
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
33/70
@RachmatSulthony
32
MALARIA1. Pendahuluan
Definisi: infeksi akut oleh parasit Plasmodiumk sp
Plasmodium falciparum malaria tropicana (demam tiap hari)
Plasmodium vivax-ovale malaria tertiana (demam tiap 2 hari)
Plasmodium malariae malaria quartana (demam tiap 3 hari)
2.
AnamnesisBerasal dari / riwayat berkunjung ke daerah endemis
Demam intermiten (ada periode bebas demam) disertai menggigil
Lemah, mual-muntah
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Hiperpireksia
K/L: Anemis, Ikterus
Thoraks: ---
Abdomen: Hepatomegali (distensi kapsul ginjal akibat kebocoran plasma), splenomegali (destruksi
skizon darah),
Ekstremitas: ---
4. Penunjang
a)
Darah Lengkap, didapatkan:
PLT turun
HB turun
RBC turun
Retikulosit naik, Bilirubin Indirect naik
MCV-MCH normal
Ureum-Kreatinin naik
b)
DDR (hapusan darah tebal) mencari adanya plasmodium
c)
Hapusan Darah Tipis identifikasi spesiesd) Kimia Darah: SGOT-SGPT naik
e) UL: Hematuria
5. Terapi Semua spesies P. Falciparum:
a)
Antipiretik
b) Klorokuin sulfat Oral (3 hari):
Hari I – II = 10 mg/kgBB/dosis 1x1
Hari III = 5 mg/kgBB/dosis 1x1
c) Jika oral tidak bisa, diberikan IV:
(Kina IV: 1 mg/kg/BB) + (D5%/NaCl: 10 cc/kgBB) Habis dalam 4 jam, diberikan 3 x sehari
IV dilanjutkan sampai bisa minum oral atau maksimal terapi 7 hari.
6.
Komplikasi
Malaria serebral
Blackwater fever hemoglobinuria akibat eritrosit yg rusak
Malaria biliosa gangguan fungsi hati
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
34/70
@RachmatSulthony
33
DEMAM TIFOID1. Pendahuluan
Demam yg diakibatkan oleh infeksi Salmonella typhi
Bakteri masuk ke GIT Menuju ileum Menembus mukosa usus hingga mencapai Patch of Peyer
Kuman masuk ke sistem limfatik mesenterika Masuk ke organ RES (hepar, lien, sumsum
tulang)
Masa inkubasi 10-14 hari
2. Anamnesis
Minggu 1: demam naik turun (naik biasanya malam hari)
Minggu 2: demam terus tinggi
Anoreksia, nyeri perut, diare/konstipasi, mual-muntah, kembung
Anak sering mengigau (delirium), malaise
Demam tifoid berat: penurunan kesadaran, kejang, ikterus
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Kesadaran menurun, delirium
K/L: lidah tifoid
Thoraks: Kadang-kadang ada rhonki Abdomen: meteorismus, hepatomegali, splenomegali, defans muscular bila ada perforasi
Ekstremitas: ---
4. Penunjang
a) DL:
- Anemia (supresi sumsum tulang, perdarahan usus)
- Leukopenia (tidak
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
35/70
@RachmatSulthony
34
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
36/70
@RachmatSulthony
35
RESPIROLOGIBRONKIOLITIS1. Pendahuluan
Definisi: inflamasi bronkioli pada bayi usia 15: BERAT
- Bila skor
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
37/70
@RachmatSulthony
36
4. Penunjang
Tidak spesifik
Sp02 menurun
Radiologis: HIPERAERASI:
- Iga mendatar
- Siluet jantung menyempit
- Jantung terangkat
- Diafragma mendatar
- Diameter AP bertambah
- Ruang retrosternal lebih lusen
5. Kriteria Diagnosis: TRIAS BRONKIOLITIS
a)
Wheezing pertama kali
b)
Usia
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
38/70
@RachmatSulthony
37
2.
Anamnesis
Awalnya batuk kering menjadi berdahak: purulen, bloody
Sesak napas (bukan episodik)
Demam
Sulit makan/minum
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Tampak lemah, Demam, Takipnea
K/L: Napas cuping hidung, Sianosis sentral mukosa bibir sianotik
Thoraks:- Takipnea
- Retraksi subkosta, interkosta, suprasternal
- Suara napas MENURUN
- Suara napas: BRONKIAL akibat konsolidasi
- Rhonki (+)
- Nilai Down Score (pada neonatus)
Abdomen: ---
Ekstremitas: ---
4. Penunjang
a)
DL: Leukositosisb) Kultur Dahak: utk kasus berat agar dapat diberikan AB yg spesifik
c) Mantoux: utk singkirkan DD TB Paru
d) Radiologis:
Tidak rutin hanya pada yg MRS atau klinis membingungkan, didapatkan:
Peningkatan corakan BV (Bronkopneumonia)
Konsolidasi = gambaran radioopak (Pneumonia lobaris)
5. Terapi
a) Oksigen SpO2 harus >92% (cek tiap 4 jam)
b) Infus (bila sulit makan/minum): D5 ¼ NS
c)
Antibiotik (utk CAP) Usia 0-2 bulan: Ampi, Genta
Usia >2 bulan:
- Lini 1 Ampi, Kloram
- Lini 2 Seftri
d) Antipiretik jika demam
e) Nebulisasi B2 agonis + NaCl: utk perbaiki mucocilliary clearance
f) Fisioterapi dada tidak direkomendasikan
TRIAS PNEUMONIA:
1. Takipnea
2.
Retraksi
3.
Demam
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
39/70
@RachmatSulthony
38
TBC PARU PADA ANAK1. Pendahuluan
Definisi: infeksi Mycobacterium tuberculosis yg bersifat sistemik yg hampir dapat menyerang
seluruh tubuh
Infeksi TB:- Kompleks primer fokus primer, limfangitis, limfadenitis regional
- Mantoux (+)
- Cell mediated immunity (CMI)
- Tidak ada manifestasi klinis atau radiologis (foto thorax AP-Lat)
Sakit TB: Infeksi TB + Manifestasi klinis atau radiologis (pembesaran hilus, infiltrat)
Klasifikasi TB anak:
Class 0 Class 1 Class 2 Class 3
Kontak (-)
Infeksi (-)
Mantoux (-)
Observasi
Kontak (+)
Infeksi (-)
Mantoux (-)
Sakit TB (-)
Profilaksis primer
Kontak (+)
Infeksi (+)
Mantoux (+)
Sakit TB (-)
Profilaksis sekunder
Sakit TB
OAT
2. Anamnesis
BB turun dalam 2 bln berturut-turut tanpa sebab jelas (gagal tumbuh)
Demam >2 minggu tnp sebab jelas
Batuk >3 minggu
Riwayat kontak
3. Pemeriksaan Fisik
Pembesaran KGB leher, aksila, inguinal (Scrofuloderma) Radang atau deformitas tulang, sendi, lutut, phalangs, Gibus
Gizi kurang
Tanda bahaya (Meningitis TB) Kejang, Kaku kuduk, Penurunan kesadaran
4. Penunjang
Uji tuberkulin
Foto thoraks AP-Lat
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
40/70
@RachmatSulthony
39
5. Kriteria Diagnosis – Scoring TB Anak: Dikatakan TB jika skor >6
6. Terapi
Tahap awal – 2 bulan: minimal 3 jenis OAT
Tahap lanjutan – 4 bulan: minimal 2 jenis OAT
Dosis OAT:
H : 5-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 100, 300 mg]
R : 10-15 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 150, 300, 450, 600 mg]
Z : 20-35 mg/kgBB/hari [Sediaan: Tablet 500 mg]
OAT Kemoprofilaksis H 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulam
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
41/70
@RachmatSulthony
40
ASTHMA PADA ANAK1. Pendahuluan
Asthma: wheezing berulang dan/atau batuk persisten yg episodik
Eksaserbasi/Serangan Asma: episode perburukan gejala-gejala asthma (sesak, batuk, wheezing,
dada tertekan
Klasifikasi asthma:
a) Derajat Penyakit Asma episodik jarang, Asma episodik sering, Asma persisten
b)
Derajat Serangan Ringan, Sedang, Berat, Ancaman henti napas
DERAJAT PENYAKIT
Klinis Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persisten
Frekuensi serangan 1 x /bulan Sering
Durasi serangan 80 % PEF/FEV1 60-80 % PEF/FEV1 < 60%
DERAJAT SERANGAN
Ringan Sedang BeratAncaman Henti
Napas
Sesak
Jalan
Bayi: nangis
keras
Bicara
Bayi: nangis lemah,
sulit minum
Istirahat
Bayi: tidak mau
makan-minum
Posisi Bisa berbaring Lebih suka dudukDuduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggalan kalimat Kata
Kesadaran Mungkin rewel Rewel Rewel Kebingungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada Nyata Nyata
Wheezing Akhir ekspirasiSepanjang ekspirasi
& inspirasi
Nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
Tidak terdengar
Otot Bantu
Napas(-) (+) (+) Gerak paradoks
Retraksi Dangkal Sedang Dalam + Nasalflare Dangkal/hilang
RR Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
HR Normal Takikardia Takikardia Bradikardi
SpO2 >95% 91-95% 10 hari baru sembuh
Gejala membaik setelah pengobatan asthma (bronkodilator)
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
42/70
@RachmatSulthony
41
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Kesadaran menurun (pada kondisi berat), demam
K/L: Napas cuping hidung (-), sianosis sentral hanya pada kondisi berat
Thoraks: Hiperinflasi, retraksi subkosta, wheezing
Abdomen: pernapasan paradoksal pada kondisi berat
Ekstremitas: ---
4.
Penunjanga)
DL: eosinofil biasanya naik
b) Spirometri
c) Analisa gas darah: asidosis repiratorik/metabolik
d) Radiologis: Thorax AP-Lat Hiperaerasi
5. Terapi
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
43/70
@RachmatSulthony
42
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
44/70
@RachmatSulthony
43
NEUROLOGIKEJANG DEMAM1. Pendahuluan
Definisi: Bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38’C) tanpa adanya
infeksi SSP, gangg.elektrolit & metabolik lain
Usia: >1 bulan (6 bln – 5 tahun)
Usia < 1 bulan Bukan kejang demam
Penyebab demam pada kejang demam yg paling sering:
- ISPA
- Otitis media
- Pneumonia
- Infeksi saluran cerna
- ISK
Penyebab febrile convulsion:
a) Imaturitas otak: fungsi termoregulasi blm optimal
b) Demam: kebutuhan oksigen meningkat hipoksia sel-sel otak
c)
Predisposisi genetik
Kejang Demam Sederhana (KDS) Kejang Demam Kompleks (KDK)
Kriteria Livingstone:
- Kejang tonik klonik generalisata
- Durasi: 15 menit
- Terjadi >1x dalam 24 jam
- Defisit neurologis pasca kejang (+): Hemiparese
- Terjadi pada usia 4 thn
2. Anamnesis
Usia pasien
Pastikan apakah benar-benar kejang Tubuh kaku, mata mendelik, tidak sadar saat kejang
Karakteistik kejang: tipe, durasi, frekuensi, kondisi pasca kejang
Riwayat kejang sebelumnya; Riwayat kejang pada keluarga
Singkirkan penyebab kejang yg lain: Diare/muntah hebat (gangg. elektrolit), Asupan kurang
(hipoglikemi)
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Kesadaran, Demam
K/L: UUB menonjol (singkirkan meningitis), Kaku kuduk (singkirkan meningitis), tanda ISPA
(faringitis, pembesaran KGB), otitis media, nasal flare (jika pneumonia)
Thoraks: Retraksi (jika pneumonia)
Abdomen: Distensi & BU meningkat (gastroenteritis), nyeri suprapubis (ISK)
Ekstremitas: Kekuatan otot otorik, sensorik, refleks fisiologis, refleks patologis
Lainnya: Laseque & Kernique sign
4. Penunjang
DL: Leukositosis
GDS: hipoglikemia
Elektrolit:
UL: Bakteri (+)
Pungsi Lumbal utk singkirkan meningitis. Dianjurkan pada:
- Bayi usia 18 bulan: Tidak rutin
EEG: tidak direkomendasikan
5. Terapi
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
45/70
@RachmatSulthony
44
a)
Alur tatalaksana saat serangan kejang:
b)
Antipiretik:
Paracetamol: 10-15 mg/kgBB/dosis (tiap 6 jam)
Ibuprofen: 5-10 mg/kgBB/dosis (tiap 6 jam)
c) Anti Kejang:
Diazepam 0.5 mg/kgBB/dosis (K/P)
Jika kejang, berikan perlahand) Terapi jangka panjang (Hanya diberikan pada KDK):
Fenobarbital (Luminal ) 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)
Asam Valproat (Depakene) 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis)
*Terapi jangka panjang diberikan selama 1 tahun bebas kejang; Dosis turun perlahan selama 1-2
bulan.
Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang demam adalah:
1. Rkejang demam dlm keluarga,
2. Usia < 18 bulan,
3. Suhu tubuh rendah saat kejang,
4.
Riwayat epilepsi dalam keluarga
Faktor resiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah:
1.
Adanya gangguan neurodevelopmental,
2. KDK
3. Rriwayat epilepsi dalam keluarga
4. Lebih dari satu kali KDK
Indikasi MRS:
1. KDK
2. Hiperpireksia (>40’C)
3. Usia
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
46/70
@RachmatSulthony
45
EPILEPSI 1. Pendahuluan
Definisi: Kejang berulang >2 kali dengan interval waktu > 24 jam tanpa penyebab yang jelas
Klasifikasi menurut ILAE 1981:
2.
Terapi:
Fenobarbital (Luminal) 3-4 mg/kgBB/hari (dibagi 1-2 dosis)
Asam Valproat (Depakene) 15-40 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis)
Kedua terapi di atas diberikan selama 2 tahun bebas kejang.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
47/70
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
48/70
@RachmatSulthony
47
MENINGITIS TB PADA ANAK 1. Pendahuluan
Definisi: Radang selaput otak yg disebabkan Mycobacterium tuberculosis
Biasanya jaringan otak juga terkena: meningoensefalitis TB
Jarang pada usia < 3 bulan, paling sering usia 6 bln – 2 thn
Jika tidak diobati, meninggal dalam 3-5 minggu
Imunisasi BCG bisa mencegah meningitis TB yang berat
2. Anamnesis
Riwayat gejala TB
Nyeri kepala, Muntah, Kejang
Riwayat kontak dgn penderita TBC
Imunisasi BCG (-) pada pemeriksaan fisik: Parut BCG (-)
3. Pemeriksaan Fisik
a)
Stadium 1 – Inisial
- Apatis, irritable
- Rangsang meningeal (-)
- Defisit neurologis (kejang, penurunan kesadaran) belum ada
b) Stadium 2
- Somnolen, disorientasi
- Rangsang meningeal (+)
- Defisit nurologis (+)
c) Stadium 3
- Stadium 2 + Kesadaran semakin menurun s/d Koma
- Napas ireguler
- Ekstremitas spastik
4. Penunjang
a)
DL: Leukositosis (10.000-20.000), peningkatan LED
b)
Pungsi lumbal:- Cairan jernih, keruh atau santokrom
- Jumlah sel 10-250/mm3 (predominan limfosit)
- Glukosa menurun < 35 mg/dL
- Protein meningkat > 100 mg/dl
- Pemeriksaan apusan liquor: ada basil TB
- Kultur & uji sensitivitas kuman
c) Scoring TB: Radiologis, Mantoux test
5. Terapi
a) OAT
2 bulan pertama: 4 macam OAT, 10 bulan berikutnya: Isoniazid & RifampisinH = 5-10 mg/kgBB/hari
R = 10-15 mg/kgBB/hari
Z = 20-35 mg/kgBB/hari
E = 15-20 mg/kgBB/hari
b) Steroid: untuk mengurangi edema serebral dan mencegah perlengketan/fibrotik
Dexamethasone 0.5 mg/kgBB/hari IV (dalam 4 dosis)
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
49/70
@RachmatSulthony
48
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
50/70
@RachmatSulthony
49
KARDIOLOGI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
SIANOTIK ASIANOTIK
Dengan aliran pirau (shunts)
1. Tetralogi of Fallot (TOF)
2. Transpotition of the great artery (TGA)
Dengan aliran pirau (shunts)
1. Atrial Septal Defect (ASD)
2. Ventricular Septal Defect (VSD)
3. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Tanpa aliran pirau (shunts)
1.
Atresia tricuspid
2. Atresia pulmonary
Tanpa aliran pirau (shunts)
1.
Coarcation of aorta
2. Congenital aortic stenosis
TETRALOGY OF FALLOT 1. Pendahuluan
PJB sianotik yang paling sering ditemukan
Terjadi akibat kegagalan perkembangan infundibulum Terdiri atas 4 kelainan:
a) VSD
b)
Stenosis pulmonal
c)
Hipertrofi ventrikel kanan
d)
Overriding aorta
Defek VSD diameternya hampir selalu berukuran besar, hampir sama dengan ukuran pangkal aorta
Derajat TF ditentukan oleh beratnya stenosis pulmonal
2. Anamnesis
Sesak (dyspnea d’effort ), bibir tampak kebiruan
Anak sering jongkok setelah beraktivitas
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: RR meningkat
K/L: Sianosis sentral
Thoraks:
- Terdapat right ventricular tap (tampak pulsasi) dan Thrill (+) sepanjang parasternal kiri
- Murmur sistolik pada katup pulmonal (ICS II Parasternal kiri)
Abdomen: ---
Ekstremitas: Sianosis perifer, clubbing fingers
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
51/70
@RachmatSulthony
50
4. Penunjang
a)
DL: Polisitemia
b)
Foto thorax: jantung berbentuk sepatu boot
c) EKG: Hipertrofi ventrikel kanan (V1 dominan gelombang R, V6 dominan gelombang S)
d) Ekokardiografi: tampak VSD, overriding aorta, aorta besar namun arteri pulmonal sempit (stenosis)
5. Terapi
Serangan Sianotik biasa terjadi Akibat shunt kanan ke kiri yang mendadak: Hipoksemia beratTatalaksana serangan sianotik:
a) Oksigen
b) Knee Chest position: aliran darah ke paru bertambah akibat penekukan arteri femoralis sehingga
afterload aorta meningkat
c) Morfin sulfat 0.1-0.2 mg/kgBB/single dose (IV/IM/SC) untuk atasi takipnea
d) Natrium Bikarbonat (Meylon) 1 mEq/kgBB/single dose (IV) untuk Asidosis (bisa diulang dalam
10-15 menit)
Setelah anak tidak takipnea, tidak sianotik, anak sudah tenang:
e) Propanolol 0.05 mg/kgBB dioplos dengan 10 cc NaCl 5 cc dibolus, 5 cc diberikan perlahan 5-10
mnt(Menurunkan denyut jantung agar serangan teratasi)
*Pada PJB non-sianotik: Kontraindikasi diberikan Propanolol, yang diberikan adalah Digoxin.
ATRIAL SEPTAL DEFECT1. Pendahuluan
Ada 3 tipe:
- Defek sekundum (70% kasus)
- Defek primum
- Defek tipe sinus venosus
Defek ukuran 0-8 mm: menutup sempurna pada usia 1½ tahun Defek ukuran > 8 mm: jarang menutup, ukuran bisa mengecil atau tetap sama
Defek primum & tipe sinus venosus tidak akan menutup.
2. Anamnesis
Biasanya asimtomatik
Tampak kurus (tergantung derajat)
Jika shunt besar, anak mengeluhkan sesak setelah beraktivitas
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
52/70
@RachmatSulthony
51
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Tampak kurus
K/L: Sianosis sentral (-)
Thoraks: Murmur sistolik pada ICS II Parasternal kiri
Abdomen: ---
Ekstremitas: Clubbing finger (-)
4.
Penunjanga)
Lab: Polisitemia (-)
b) EKG: RVH (V1 dominan gelombang R, V6 dominan gelombang S)
c) Ekokardiografi: menentukan lokasi dan besarnya defek
5. Terapi
Pada ASD dengan CHF berikan:
a)
Digitalis: Digoxin oral dosis:
b)
Diuretik: Furosemide oral
c) Penutupan tanpa pembedahan (hanya tipe sekundum): pemasangan device (Clamshell, Atrial
Septal Defect Occluder System) melalui transkateter.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
53/70
@RachmatSulthony
52
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT 1. Pendahuluan
20% dari seluruh PJB
Berdasarkan anatomi:
a) VSD Defek Kecil
b) VSD Defek Sedang Atrium & Ventrikel kiri membesar, Ventrikel kanan normal
c) VSD Defek Besar - Resistensi Vaskuler Paru Rendah Atrium & Ventrikel kiri membesar,
Ventrikel kanan membesard)
VSD Defek Besar - Resistensi Vaskuler Paru Tinggi.
2. Anamnesis
VSD Kecil: Asimtomatik
VSD Sedang: BB kurang
VSD Besar: sesak, gagal tumbuh, ISPA berulang
3. Pemeriksaan Fisik
VSD Kecil: Murmur sistolik ICS 4 Parasternal Kiri
VSD Sedang-Besar: Murmur sistolik ICS 4 Parasternal kiri + Takipnea & Retraksi
4. Penunjang
a) Foto thorax VSD Ringan: Normal, VSD Sedang-Berat: Cardiomegali dengan pinggang jantung
menghilang (akibat LAH)
b) EKG: LAH, LVH, RVH
c) Ekokardiografi: menentukan besarnya defek
5. Terapi
VSD Kecil: Operasi penutupan VSD setelah usia 2-4 tahun
VSD Sedang-Besar tanpa Gagal Jantung: operasi penutupan VSD saat usia + 2 tahun
VSD Sedang-Besar disertai Gagal Jantung:
a) Digoxin
b) Furosemide
- Jika medikamentosa gagal: operasi penutupan VSD segera
- Jika medikamentosa responsif: operasi penutupan VSD saat usia 12-18 bulan.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
54/70
@RachmatSulthony
53
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS 1. Pendahuluan
Kelainan yg ditandai dgn tetap terbukanya duktus arteriosus yg menghubungkan arteri pulmonalis
kiri dan aorta desenden
Normalnya, pada bayi cukup bulan, penutupan duktus secara fungsional terjadi: 12 jam stlh BBL
Penutupan lengkap: 2 - 3 minggu
2. Anamnesis
PDA kecil: Asimtomatik
PDA besar:
- Sesak
- Kesulitan minum
- BB sulit naik
- Pneumonia berulang,
- Gejala CHF
3. Pemeriksaan Fisik
K/L: Sianosis sentral (-)
Thoraks: Murmur sistolik-diastolik pada ICS II Midklavikula yang meluas sampai ke subklavikula
Abdomen: ---
Ekstremitas: Clubbing fingers (-)
4. Penunjang
a)
Foto thorax: Kardiomegali
b)
EKG: LAH, LVHc)
Ekokardiografi: menentukan besarnya defek
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
55/70
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
56/70
@RachmatSulthony
55
HIPOTIROIDISME KONGENITAL1. Pendahuluan
Hipotiroid Kongenital: penyakit bawaan akibat kekurangan hormon tiroid.
Hipotiroid kongenital adalah kelainan bawaan dengan kadar hormon tiroid (T3 danT4) di sirkulasi
darah yg kurang dengan kadar TSH yang meningkat
a) Hipotiroidisme sentral (HS) : Kegagalan hipofisis (sekunder) atau hipotalamus (tersier)
b)
Hipotiroidisme Primer (HP)- Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid
- Kelainan anatomi kelenjar
- Etiologi terbanyak hipotiroidisme kongenital di negara barat
- Kerusakan tiroid dapat terjadi karena:
Pascaoperasi: Strumektomi
Pascaradiasi: Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada hipertiroidisme; >40-50% menjadi
hipotiroidisme dlm 10 tahun.
Tiroiditis autoimun: Kerusakan kelenjar tiroid gagal produksi hormon tiroid yang luas
dapat menyebabkan hipotiroidisme.
Dishormogenesis: Defek pada enzim yg berperan pada proses hormogenesis
Karsinoma: amat jarang.c)
Hipotiroidisme Sepintas (Transien)
- Keadaan hipotiroidisme yg cepat menghilang Misal: pasca pengobatan RAI, pasca
tiroidektomi subtotalis
- Pada neonatus di daerah dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak ditemukan
Untuk hipotiroidisme kongenital primer, kerusakan terjadi pada bagian tiroid
Kondisi ini kita dapat dibagi ke dalam 4 kelompok:
1. Tidak Adanya Kelenjar Tiroid (Athyrosis)
Gagal terbentuk sebelum kelahiran
Kelenjar tiroid absen & tidak akan pernah dapat berkembang tidak ada hormon yg
diproduksi Merupakan 35% kasus yang ditemukan pada Newborn Screening.
2. Kelenjar Tiroid Ektopik
Kelenjar tiroid berukuran kecil dan tidak terletak secar normal pada posisinya di depan
trakea
Seringkali kelenjar tiroid ditemukan di bawah lidah
Terkadang ukuran kecil & tidak aktif, namun pada kondisi tertentu masih menghasilkan
hormon tiroid yg jumlahnya hampir mencapai normal
Merupakan 50% dari yang terdeteksi pada Newborn Screening
3. Malformasi Kelenjar Tiroid pada Posisi Normal (Hypoplasia)
Kelenjar berukuran kecil, tidak terbentuk secara optimal, terkadang hanya satu lobus
Hanya terjadi dengan persentase yg sangat kecil
4. Kelenjar Tiroid Tumbuh dengan Normal Namun Tidak Dapat Berfungsi Optimal
(Dysmorphogenesis)
Merupakan 15% kasus yg ditemukan pada Neonatal Screening
Terjadi akibat defek enzim tertentu (bisa transien maupun permanen)
Ukuran kelenjar tiroid mengalami pembesaran, dapat dilihat/diraba
2. Anamnesis
Pasien sering datang terlambat dgn keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal tumbuh
atau perawakan pendek
Pada beberapa kasus: datang dgn keluhan pucat
Pada BBL s/d usia 8 minggu: keluhan tidak spesifik
Perlu ditanya riw.gangg.tiroid dlm keluarga, penyakit tiroid saat ibu hamil
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
57/70
@RachmatSulthony
56
Ikterus lama, letargi, konstipasi, nafsu makan menurun dan kulit teraba dingin
Riwayat keluarga dgn hipotiroid
3. Pemeriksaan Fisik
Anak pendek, ekstremitas pendek
Fontanel anterior dan posterior terbuka lebih lebar, mata tampak berjauhan dan hidung pesek
Mulut terbuka, lidah tebal dan besar menonjol keluar, gigi terlambat tumbuh
Leher pendek dan tebal, tangan besar dan jari-jari pendek Kulit kering
Hernia umbilikalis
Otot hipotonik.
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor indeks hipothyroid kongenital > 5
4.
Penunjang
FT4 rendah, TSH tinggi
5. Terapi
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
58/70
@RachmatSulthony
57
Catatan:
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
59/70
@RachmatSulthony
58
IMUNISASIJADWAL IMUNISASI
Menkes:
Imunisasi dasar (Imunisasi yang diberikan pada usia
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
60/70
@RachmatSulthony
59
DASAR-DASAR IMUNISASI
Imunisasi meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen
Vaksin: mikroorganisme yg dimodifikasi sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tapi masih
punya sifat antigenisitas
Perbedaan imunisasi dan vaksinasi: ...???
Ada 2 jenis kekebalan:
1. Aktif = Kekebalan yg dibuat tubuh sendiri setelah terpajan antigen (imunisasi, terpajan infeksi)
2. Pasif = Kekebalan/antibodi yg diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat tubuh individu sendiri
(imunoglobulin dari ibu)
Tujuan imunisasi mencegah/menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
Respon imun pada imunisasi respon imun sekunder
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
61/70
@RachmatSulthony
60
Yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi:
1)
Cara pemberian lokal atau sistemik
2)
Dosis dosis terlalu tinggi: menghambat respon imun yg diharapkan, dosis terlalu rendah: tidak
merangsang sel imunokompeten
3) Frekuensi dan jarak pemberian Bila jarak pemberian terlalu dekat/tidak sesuai jadwal, kadar
antibodi masih sangat tinggi sehingga vaksin (antigen) yang diberikan segera dinetralkan oleh
antibodi spesifik dan tidak merangsang sel imunokompeten
JENIS VAKSIN:
a. Vaksin Hidup Attenuated
Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan
Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit
tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun
Contoh Virus: campak (measles), mumps (gondongan), rubela, polio, rotavirus
Bakteri: BCG
b. Vaksin Inactivated
Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif
Tidak menyebabkan penyakit Vaksin ini membutuhkan dosis ganda dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif
namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2 atau
ke-3
Contoh:
- Seluruh sel virus inactivated: Polio, Hepatitis A, Influenza, Rabies
- Seluruh sel bakteri inactivated: Pertusis, Tifoid
- Vaksin fraksional: Hepatitis B, Influenza
- Toksoid: Botulinium, Difteri, Pertusis
c. Vaksin Rekombinan:
Antigen vaksin didapatkan dengan cara rekayasa genetik Ada 3 jenis vaksin:
1) Hepatitis B
2)
Vaksun Tifoid
3)
Vaksin Rotavirus
TEMPAT SUNTIKAN IMUNISAI YANG DIANJURKAN:
Paha anterolateral bayi dan anak usia
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
62/70
@RachmatSulthony
61
PEMBERIAN PCT SESUDAH IMUNISASI
Diberikan PCT sesuai dosis maksimal 6x dalam 24 jam
REAKSI KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)
Akan ada reaksi lokal pada tempat penyuntikan, umumnya ringan dan hilang dalam 1-2 hari
Pada tempat penyuntikan: kemerahan, bengkak, gatal, nyeri selama 1-2 hari
Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tsb
VAKSIN PPI (PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI)
HEPATITIS B (HB)1. Komponen
HbsAg
2. Bentuk Sediaan
3. Cara Pemberian
Dosis: 0.5 cc IM pada paha anterolateral
Hanya 1 dosis tiap PID
4. Efek Samping
KIPI jarang terjadi
Setelah imunisasi: Demam tidak tinggi, kemerahan/bengkak/nyeri pada lokasi injeksi
Demam dpt diberikan PCT
Boleh mandi atau diseka dengan air hangat
5.
Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharunya diberikan: 0 bulan)
Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal
Jika usia >1 tahun atau dewasa: bisa dapat imunisasi HB serial kapan saja saat berkunjung
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
63/70
@RachmatSulthony
62
DPT1. Komponen
Toksoid difteri, Whole-vaccine pertusis, Toksoid tetanus
2. Bentuk Sediaan
3. Cara Pemberian
Dosis: cc IM pada paha anterolateral kanan
Bisa 10 dosis tiap 1 vial
4. Efek Samping:
Demam tinggi, rewel (hilang dalam 2 hari)
Bekas suntikan: kemerahan, bengkak. Nyeri (hilang dalam 2 hari)
Demam dpt diberikan PCT
Bekas suntikan kompres hangat
Boleh mandi atau diseka dengan air hangat
5. Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan umur: 2,3,4 bulan)
Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
64/70
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
65/70
@RachmatSulthony
64
BCGTidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi resiko TB berat seperti meningits TB dan TB milier
1. Komponen
Berisis suspensi M. bovis hidup yang dilemahkan
2. Bentuk Sediaan
Vaksin BCG beku: 1 ampul (4 cc)
Pelarut vaksin: 1 ampul (4 cc)
3. Cara Pemberian
Secara Intradermal (Intrakutan) sebanyak 0.05 cc pada usia 1 thn
Lokasi: Deltoid kanan, buat menjadi gelembung
4.
Kontraindikasi:
Demam tinggi (>380C), Gizi buruk, Uji tuberkulin >5 mm, Pernah sakit TB, Imunokompromise
5. Efek Samping:
2-6 minggu setelah imunisasi: Timbul bisul kecil (papul) yg semakin membesar dan bisa terjadi ulkus
selama 2-3 bulan, kemudian sembuh perlahan dan meninggalkan jaringan parut (Parut BCG)
Jika ulkus mengeluarkan cairan: kompres dgn antiseptik
6. Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan: usia 1 bulan)
Usia 1 thn: tes tuberkulin terlebih dahulu Jika uji tuberkulin negatif (indurasi 5 mm: BCG tidak diberikan
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
66/70
@RachmatSulthony
65
POLIO Polio oral: imunitas lokal (mukosa GIT) dan sistemik (sirkulasi)
Polio injeksi: imunitas sistemik saja
1. Komponen
Virus polio tipe 1,2,3 yg dilemahkan
Harus disimpan pada suhu 2-8’C
2.
Bentuk Sediaan
3. Cara Pemberian
2 tetes oral
4. Efek Samping: Hampir tidak ada
5. Jika Pemberian Imunisasi Terlambat (Seharusnya diberikan umur: 0, 1, 2, 3, 4 bulan)
Jangan diulang dari awal, lanjutkan sesuai jadwal.
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
67/70
@RachmatSulthony
66
CAMPAK1. Komponen
Ada 2 jenis: virus campak yg dilemahkan, virus campak yg dimatikan
2. Bentuk Sediaan
3. Cara Pemberian
Sebanyak 0.5 cc subkutan pada deltoid kiri
4. Efek Samping:
Rasa tidak nyaman bekas suntikan
5-12 hari setelah suntik: demam tidak tinggi, erupsi halus (selama
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
68/70
@RachmatSulthony
67
PERTANYAAN POLI TUMBANG
1. Bila tidak ada VVM (Vial Vaccine Monitor) pada vaksin BCG dalm bentuk ampul, apa yang dipakai
untuk menentukan kualitas vaksin?
Untuk menentukan kualitas vaksin bcg dalam bentuk ampul digunakan tanggal kadaluarsa yang tertera,
kemudian dilihat juga suhu penyimpanan vaksin, bila vaksin disimpan dalam suhu + 2o C s.d + 8
o C
maka akan bertahan selama 1 tahun
2. Tahan berapa lama vaksin yang sudah dilarutkan dan yang sudah di dalam spuit?
Vaksin yang sudah dilarutkan
Vaksin di dalam spuit (sesuai suhu kamar)
VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA
Polio Beberapao
C diatas suhukamar ( < 34
o
C ) 2 hari
CampakBCG Beberapa
o
C diatas suhukamar ( < 34o
C ) 7 hari
3. Klasifikasi vaksin berdasarkan jenis vaksin?
a)
Vaksin Hidup Attenuated
Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan
Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit
tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun
Contoh Virus: campak (measles), mumps (gondongan), rubela, polio, rotavirus
Bakteri: BCG
b) Vaksin Inactivated
Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif
Tidak menyebabkan penyakit
Vaksin ini membutuhkan dosis ganda dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif
namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2
atau ke-3
Contoh:
- Seluruh sel virus inactivated: Polio, Hepatitis A, Influenza, Rabies
- Seluruh sel bakteri inactivated: Pertusis, Tifoid
- Vaksin fraksional: Hepatitis B, Influenza
- Toksoid: Botulinium, Difteri, Pertusis
c) Vaksin Rekombinan:
Antigen vaksin didapatkan dengan cara rekayasa genetik
Ada 3 jenis vaksin:
VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA
Hepatitis B Beberapao
C diatas suhukamar ( < 34o C ) 30 hari
D P T Beberapao
C diatas suhukamar ( < 34o C ) 14 hari
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
69/70
@RachmatSulthony
68
1.
Hepatitis B
2.
Vaksun Tifoid
3.
Vaksin Rotavirus
4. Dosis vaksin dan dosis efektifnya?
Jenis vaksin Dosis/kemasan Dosis efektif
BCG 20/ampul (1Am+5ml) 20 dosis
DPT 10/vial 8/vialCAMPAK 10/vial (1Vi+5ml) 8/vial
Hepatitis B 1/PID 1/PID
Polio 10/vial 8/vial
5. Bila bayi lahir dirumah sakit, dimana pemberian vaksin polio?
OPV diberikan di rumah sakit pada saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin
kepada bayi lainnya.
6. Beda OPV dan IVP?
a)
OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah strain/suku sabin yangmasih hidup tapi sudah
dilemahkan (attenuated), vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir. Virus vaksin inikemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah
maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang
datang masuk kemudian. Cara ini dapat mengurangi frekuensi ekskresi virus polio liar sehingga
sangat berguna untuk mengendalikan epidemi. Jenis vaksin virus polio ini dapat bertahan dalam
tinja sampai 6 minggu setelah pemberian OPV
b) IVP berisi tipe 1, 2, 3 yang sudah diinaktif dengan formaldehid sehingga sifat virusnya hilang
termasuk sifat perkembang biakannya. IPV sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding usus
sehingga virus polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang telah mendapat IPV. Hal ini
memungkinkan terjadinya penyebaran virus ke sekitarnya, yang membahayakan orang-orang di
sekitarnya. Sehingga vaksin ini tidak dapat mencegah penyebaran virus polio liar.
7.
Beda vaksin live attenuated dan vaksin inactivated ?
a) Vaksin Hidup Attenuated
Dibuat dari virus/bakteri yg dilemahkan
Virus/bakteri dapat hidup dan bereplikasi di dalam tubuh, namun tidak menyebabkan penyakit
tetapi cukup besar untuk merangsang respon imun
b)
Vaksin Inactivated
Dibuat dengan cara membuat virus/bakteri menjadi tidak aktif
Tidak menyebabkan penyakit
Vaksin ini membutuhkan dosis ganda dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif
namun hanya memacu/menyiapkan sistem imun, respon imun baru muncul setelah dosis ke-2
atau ke-3
8/20/2019 Pediatri - Resume Pediatri (DM UNRAM)
70/70
@RachmatSulthony
8. Beda jadwal imunisasi pada bayi yang lahir di rumah sakit dan di rumah
Perbedaan terdapat pada waktu pemberian imunisasi BCG dan Polio.
Bayi yang lahir di rumah: BCG dan Polio 1 diberikaan saat usia 1 bulan
Bayi yang lahir di rumah sakit: BCG dan Polio saat usia 0 bulan
Jadwal Imunisasi Dasar DEPKES:
0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan
HB0 – Polio 0BCG – Polio 1 Lahir di RS/RB/Bidan Lahir di Rumah
DPT/HB1 – Polio 2
DPT/HB2 – Polio 3
DPT/HB3 – Polio 4
Campak
9. Beda jadwal imunisasi IDAI dan Depkes?
Perbedaan terletak pada pemberian vaksin: DPT, Polio, dan HB.
Untuk vaksin DPT dan Polio:
- Depkes diberikan selang 1 bulan
- IDAI diberikan selang 2 bulan
Untuk vaksin HB:
- Depkes diberikan pada bulan ke 0, 2, 3, 4
- IDAI diberikan pada bulan ke 0, 1, dan 6