14
PEDOMAN INSTRUKTUR KKD MODUL REMATOMUSKULOSKELETAL: CEDERA TULANG BELAKANG Tujuan Umum Mahasiswa mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan oleh cedera tulang belakang dan cara pemberian pertolongan pertamanya Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan anamnesis untuk mengetahui adanya kemungkinan cedera pada tulang belakang 2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk mengetahui akibat dari cedera tulang belakang 3. Mahasiswa dapat mengusulkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan 4. Mahasiswa dapat mengusulkan penanganan untuk pasien cedera tulang belakang, baik farmakologis dan non farmakologis 5. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan cara pertolongan pertama pada pasien dengan kecurigaan cedera tulang belakang Alat dan Bahan 1. Tandu, fiksator badan (strap, bantal/padding) 2. Cervical collar Anatomi Tulang Belakang Tulang belakang berfungsi sebagai: Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 1 RAHASIA TIDAK UNTUK MAHASISWA

pedoman kkd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pedoman kkd Spine

Citation preview

Page 1: pedoman kkd

PEDOMAN INSTRUKTUR KKD

MODUL REMATOMUSKULOSKELETAL: CEDERA TULANG BELAKANG

Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan oleh cedera tulang belakang dan cara pemberian pertolongan pertamanya

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan anamnesis untuk mengetahui adanya kemungkinan cedera pada tulang belakang

2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk mengetahui akibat dari cedera tulang belakang

3. Mahasiswa dapat mengusulkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan

4. Mahasiswa dapat mengusulkan penanganan untuk pasien cedera tulang belakang, baik farmakologis dan non farmakologis

5. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan cara pertolongan pertama pada pasien dengan kecurigaan cedera tulang belakang

Alat dan Bahan

1. Tandu, fiksator badan (strap, bantal/padding)

2. Cervical collar

Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang berfungsi sebagai:

1. Penopang tubuh 2. Tempat melekatnya otot3. Memungkinkan gerak4. Melindungi medulla spinalis

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 1

RAHASIATIDAK UNTUK MAHASISWA

Page 2: pedoman kkd

Tulang belakang terdiri dari:

1. 7 tulang servikal2. 12 tulang torakal3. 5 tulang lumbal4. 5 tulang sakral yang menjadi satu5. 4 tulang koksigis

Ukuran tiap tulang juga berbeda-beda; bertambah besar mulai dari servikal sampai ke lumbal, kemudian sampai ke koksigis mengecil kembali.

Tulang belakang tidak lurus, melainkan membentuk lengkungan pada bidang sagital. Pada daerah servikal dan lumbal membentuk lordosis, sedangkan pada daerah torakal, sakral dan koksigis membentuk kifosis.

Di antara tiap-tiap tulang vertebra terdapat bantalan yang disebut diskus intervertebralis, yang terdiri dari nukleus pulposus dan annulus fibrosus.

Tiap tulang vertebra pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Segmen anterior: yang berfungsi menopang berat badan2. Segmen posterior: yang berfungsi melindungi medulla spinalis (dari foramen magnum

sampai ke vertebra lumbal 1) dan sebagai tempat perlekatan otot dan ligamen. Segmen

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 2

Page 3: pedoman kkd

posterior terdiri dari 1 buah prosesus spinosus, 2 buah pedikel, lamina, prosesus transversus, superior dan inferior faset.

Servikal

Vertebra servikal memiliki kekhususan karena memiliki foramen transversus sebagai tempat lewatnya arteri karotis. Vertebra pertama (atlas) tidak memiliki korpus dan berhubungan dengan kondilus oksipitalis (disebut juga yes joint karena memungkinkan gerakan fleksi-ekstensi). Vertebra kedua (axis) memiliki bentuk yang berbeda karena memiliki prosesus odontoid yang berartikulasi dengan atlas membentuk atlanto-axial joint atau no joint karena memungkinkan gerakan rotasi.

Persendian pada vertebra servikal memiliki orientasi pada bidang oblik (dari depan atas ke belakang bawah) sehingga memungkinkan terjadi dislokasi traumatik tanpa disertai fraktur.

Torakal

Berbeda dengan servikal, persendian pada daerah torakal terletak pada bidang frontal sehingga gerak fleksi-ekstensi lebih terbatas dan dislokasi hanya mungkin terjadi bila disertai fraktur. Gerak lateral fleksi juga terbatas karena adanya iga.

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 3

Page 4: pedoman kkd

Torakal Lumbal

Lumbal

Persendian pada daerah lumbal terletak pada bidang sagital sehingga memungkinkan gerakan fleksi-ekstensi. Ekstensi lebih terbatas karena adanya prosesus spinosus. Gerak fleksi yang terbesar adalah pada L5-S1 (lumbosacral joint).

Pada tiap vertebra melekat otot-otot yang berfungsi untuk bergerak dan mempertahankan postur.

Berbagai Jenis Fraktur Pada Vertebra

1. Fraktur KompresiKarena gaya vertikal yang jatuh di depan garis tengah vertebra sehingga menekan tepi anterior vertebra. Sebagai contoh: akibat jatuh terduduk atau jatuh dan mendarat dengan kaki terlebih dahulu.

2. Burst fracture Karena kompresi aksial pada bagian anterior vertebra sehingga bagian-bagian vertebra dapat terdorong ke arah luar dan materi diskus terdorong ke arah korpus vertebra atau ke kanal spinal. Fraktur ini sering disertai gangguan neurologi karena pergeseran korpus vertebra atau fragmennya ke belakang.

3. Flexion-distraction fracture Pada kecelakaan lalu lintas, ketika kendaraan terhenti mendadak menyebabkan korban terlempar ke depan mengenai sabuk pengaman sehingga dapat menyebabkan korpus vertebra mengalami fraktur. Fraktur jenis ini dapat disertai pergeseran berat.

4. Fraktur dislokasiKarena kombinasi dari gaya fleksi, kompresi dan rotasi sehingga dapat terjadi fraktur vertebra, fraktur pedikel dan dislokasi sendi faset. Fraktur ini sering menyebabkan paragplegia atau tetraplegia.

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 4

Page 5: pedoman kkd

CEDERA TULANG BELAKANG

Insidensnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kecelakaan lalu lintas.

Penanganan awal sangat penting untuk menghindari cedera yang lebih berat atau menetap.

ETIOLOGI

Pada usia lanjut paling banyak disebabkan karena jatuh,terutama jatuh terduduk

Pada usia muda paling sering disebabkan karena kecelakaan lalu lintas (whiplash injury, jatuh terduduk dari motor) dan cedera olah raga (jatuh dengan kepala membentur lantai)

PERTOLONGAN PERTAMA

1. Lakukan anamnesis singkat (penyebab dan mekanisme cedera). Bila dicurigai adanya cedera tulang belakang, pertahankan pasien di lokasi cedera dan jangan dipindah-pindahkan untuk mencegah cedera lebih besar pada saraf dan medulla spinalis. Perlu diingat bahwa pasien dengan cedera kepala sering disertai dengan cedera servikal.

2. Bila ada kecurigaan cedera servikal:

2.a. Berlututlah di dekat kepala pasien (Gambar 1)

2.b. Satu penolong melakukan stabilisasi kepala pasien dengan menggunakan kedua tangan. Jangan menarik atau memutar kepala pasien (Gambar 2)

2.c. Penolong yang lain meletakkan cervical collar pada tempatnya. Pasangkan dengan benar. Penolong pertama tetap mempertahankan stabilisasi kepala/leher sampai cervical collar benar-benar sudah terpasang dengan benar (Gambar 3 dan 4)

Gambar 1 Gambar 2

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 5

Page 6: pedoman kkd

Gambar 3 Gambar 4

3. Lakukan evaluasi ABCD

Airway

Periksa kesadaran korban dengan menanyakan kondisinya sambil menepuk bahunya. Bila tidak ada respons, lakukan manuver head tilt-chin lift bila tidak ada kecurigaan cedera servikal atau manuver jaw thrust bila ada kecurigaan cedera servikal.

Breathing

Periksa ada tidaknya pernapasan normal. Bila dalam 10 detik tidak didapatkan adanya pernapasan yang normal, berikan dua napas buatan masing-masing selama 1 detik dengan volume yang cukup untuk menggerakkan dinding dada ke atas.

Bantuan napas dapat diberikan secara:

Mouth to mouth Mouth to nose (pada cedera mulut) Mouth to face mask Menggunakan bag dan mask

Circulation

Periksa ada tidaknya denyut nadi (arteri karotis) selama 10 detik. Bila nadi tidak teraba, lakukan kompresi dada luar dengan meletakkan telapak tangan pada pertengahan bawah sternum, di antara kedua puting susu dan kemudian meletakkan tangan yang lain di atas tangan yang pertama. Tekan dinding dada sedalam 4-5 cm (kompresi), kemudian biarkan dinding dada kembali ke posisinya semula (relaksasi). Waktu pemberian kompresi dan relaksasi haruslah sama. Rasio pemberian kompresi-ventilasi adalah 30:2, di mana kompresi dada luar diberikan sebanyak 30 kali diikuti pemberian bantuan napas 2 kali.

Penolong dapat satu atau dua orang. Bila penolong berjumlah dua orang, maka dianjurkan untuk berganti posisi tiap dua menit (atau setiap 5 siklus kompresi-ventilasi).

Bila telah dilakukan intubasi, maka seorang penolong memberikan kompresi sebanyak 100 kali per menit tanpa henti. Penolong yang lain memberikan ventilasi sebanyak 8-10 kali per menit.

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 6

Page 7: pedoman kkd

Disability

Sistem Muskuloskeletal

Akibat cedera mengakibatkan nyeri leher, nyeri punggung atau pinggang.

Look: lihat jejas pada tulang belakang

Feel: ada tidaknya nyeri tekan

Move: ada tidaknya nyeri gerak

Sistem Saraf

Akibat cedera medulla spinalis menyebabkan kelemahan atau gangguan sensibilitas

Motorik: ada tidaknya gerakan volunter, menilai kekuatan otot

Sensorik: ada tidaknya gangguan sensibilitas

Refleks: refleks dapat menurun atau menghilang pada fase shock

4. Untuk memindahkan pasien sebaiknya menggunakan tandu yang terbuat dari bahan yang rigid (board / papan) dengan cara sebagai berikut:

4.a. Papan diletakkan di samping pasien. Bila perlu dapat ditambahkan padding (Gambar 1)

4.b. Bila ada 4 orang penolong, maka penolong pertama melakukan stabilisasi pada kepala,

penolong kedua, ketiga dan keempat masing-masing memegang pasien pada level bahu,

pinggul dan lutut (lihat gambar). Bila penolong hanya dua orang, maka penolong per-

tama melakukan stabilisasi kepala, sedangkan penolong kedua memegang pasien pada

level pinggul

4.c. Sebelum memiringkan tubuh pasien penolong kedua mengekstensikan lengan pasien. Pa-

sien kemudian dimiringkan secara serentak (log rolling) (Gambar 2 dan 3)

4.d. Setelah pasien dimiringkan, maka penolong ketiga (pada 4 orang penolong) atau peno-

kedua (pada 2 orang penolong) menarik papan mendekati tubuh pasien (Gambar 4)

4.e. Kemudian secara bersama-sama tubuh pasien dikembalikan ke posisi semula (Gambar 5)

4.f. Setelah difiksasi dengan strap, maka pasien siap untuk diangkut ke rumah sakit terdekat (Gambar 6)

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 7

Page 8: pedoman kkd

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Pertolongan Dengan Dua Orang Penolong

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 8

Page 9: pedoman kkd

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 9

Page 10: pedoman kkd

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 10