23
Pedoman Penatausahaan BMN Pendahuluan Barang Milik Negara (BMN) menurut UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam penatausahaannya BMN dapat dibedakan sebagai aset lancar dan aset tetap dan aset tetap lainnya. Penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang berlaku (PP 38/2008) Dasar Hukum 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Kepres No. 17 Tahun 2007 tentang Penertiban BMN. 4. PP No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. 5. PERMENKEU RI No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 6. PERMENKEU RI No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik negara. 7. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH- 01.PL.04.10 tahun 2008 tentang Pedoman Penatausahaan BMN di lingkungan Departemen Hukum dan HAM RI. 8. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH- 05.PL.04.10 tahun 2009 tentang Pembentukan Unit Penatausahaan BMN di lingkungan Departemen Hukum dan HAM. 1 2

pedoman penatausahaan bmn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menjelaskan penatausahaan penatausahaan bmn di pemerintahan RI

Citation preview

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Pendahuluan

    Barang Milik Negara (BMN) menurut UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara adalah semua barang yang dibeli atau

    diperoleh atas beban APBN atau berasal dari

    perolehan lainnya yang sah. Di dalam

    penatausahaannya BMN dapat dibedakan

    sebagai aset lancar dan aset tetap dan aset

    tetap lainnya.

    Penatausahaan BMN

    adalah rangkaian

    kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi,

    dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang

    berlaku (PP 38/2008)

    Dasar Hukum

    1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara

    2. UU No. 1 tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara

    3. Kepres No. 17 Tahun 2007 tentang

    Penertiban BMN.

    4. PP No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan

    atas PP No. 6 Tahun 2006 tentang

    Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

    5. PERMENKEU RI No. 171/PMK.05/2007

    tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

    Keuangan Pemerintah Pusat.

    6. PERMENKEU RI No. 120/PMK.06/2007

    tentang Penatausahaan Barang Milik

    negara.

    7. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH-

    01.PL.04.10 tahun 2008 tentang Pedoman

    Penatausahaan BMN di lingkungan

    Departemen Hukum dan HAM RI.

    8. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH-

    05.PL.04.10 tahun 2009 tentang

    Pembentukan Unit Penatausahaan BMN di

    lingkungan Departemen Hukum dan HAM.

    1 2

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Tujuan

    Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan

    sebagai bentuk tertib administrasi dan

    pertanggungjawaban atas pengelolaan BMN

    yang dikuasai oleh suatu unit organisasi.

    Informasi tersebut digunakan sebagai bahan:

    Penghitungan kekayaan negara;

    Pengawasan BMN dan Penyusunan

    kebijakan perlengkapan dalam rangka

    pengelolaan BMN.

    Ruang Lingkup dan Sasaran

    Ruang Lingkup

    mencakup semua tingkatan unit akuntansi

    yang ada di lingkungan

    Departemen Hukum dan

    HAM RI (mengacu pada

    Ps. 3 PMK 120/PMK.06 / 2007)

    Sedangkan sasaran penatausahaan BMN

    di lingkungan departemen Hukum dan HAM RI

    meliputi :

    1. BMN dari pembelian atau perolehan atas

    beban APBN

    2. BMN berasal dari perolehan lainnya yang

    sah meliputi barang yang diperoleh dari

    hibah/sumbangan/sejenisnya, diperoleh

    sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak,

    diperoleh berdasarkan ketentuan undang-

    undang dan diperoleh berdasarkan putusan

    pengadilan yang telah memperoleh

    kekuatan hukum tetap.

    3 4

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Organisasi & Tugas

    Penanggungjawab Penatausahaan BMN

    1. PENANGGUNGJAWAB BMN

    MENTERI Pengguna Barang

    KEPALA KANTOR Kuasa Pengguna Barang

    2. PELAKSANA

    Petugas Verifikasi.

    Petugas Administrasi / petugas

    akuntansi / operator SimakBMN

    Tugas dan Fungsi

    Unit Penatausahaan BMN

    Untuk mendukung pelaksanaan penatausahaan, sistem manajemen informasi

    dan sistem akuntansi BMN maka harus

    dibentuk sebuah unit penatausahaan di tiap

    unit tingkatan penatausahaan BMN yang

    mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut.

    Tugas Pokok Penanggung jawab

    Tugas pokok penanggungjawab adalah

    menyelenggarakan penatausahaan dan

    akuntansi BMN, dengan fungsi :

    a. Menyelenggarakan sistem manajemen

    informasi dan sistem akuntansi BMN,

    b. Menyelenggarakan penatausahaan BMN;

    c. Menyelenggarakan inventarisasi BMN;

    d. Menyusun dan menyampaikan Laporan

    BMN serta jurnal transaksi BMN secara

    berkala.

    5 6

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Kegiatan Penanggung jawab

    a. Menunjuk dan menetapkan Petugas

    pelaksana;

    b. Menyiapkan rencana dan

    mengkoordinasikan pelaksanaan

    manajemen informasi dan sistem akuntansi

    BMN;

    c. Menandatangani surat-surat untuk pihak

    luar sehubungan dengan pelaksanaan

    sistem;

    d. Mengevaluasi hasil kerja pelaksana;

    e. Mengkoordinasikan pelaksanaan

    inventarisasi;

    f. Menelaah Daftar Barang serta

    menandatangani LKB, KIB, dan LBMN

    g. Mengkoordinasikan pelaksanaan

    rekonsiliasi internal dan eksternal;

    h. Menyampaikan Laporan BMN dan Laporan

    Hasil Inventarisasi kepada UAPPB-W atau

    UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat dan ke

    KPKNL;

    i. Mengelola BMN sesuai ketentuan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Tugas Pelaksana

    a. Membuat Daftar Barang, meliputi :

    1) DBKP Persediaan

    2) DBKP Aset Tetap

    3) DBKP Aset Tetap lainnya

    4) DBKP Konstruksi Dalam Pengerjaan

    5) DBKP Barang Bersejarah

    6) DBKP Aset Lainnya.

    b. Melakukan Pembukuan BMN sbb:

    1) semua BMN yang telah ada sebelum

    diterbitkannya buku pedoman ini ke

    dalam Buku Barang dan/atau KIB;

    2) setiap mutasi BMN ke dalam Buku

    Barang dan/atau KIB;

    3) hasil inventarisasi ke dalam Buku

    Barang dan/atau KIB;

    4) Menyusun Daftar Barang yang

    datanya berasal dari Buku Barang dan

    KIB;

    5) semua barang dan perubahannya atas

    perpindahan barang antar lokasi /

    ruangan ke dalam DBR/DBL.

    7 8

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    6) perubahan kondisi barang ke dalam

    Buku Barang ;

    7) PNBP yang bersumber dari

    pengelolaan BMN yang berada dalam

    penguasaannya (jika ada).

    * Pembukuan dan pencatatan BMN ke dalam

    Buku Barang, KIB, DBR dan DBL dapat

    menggunakan Sistem Aplikasi BMN.

    c. Melakukan Inventarisasi BMN, meliputi :

    1) BMN yang berada dalam penguasaan

    UPKPB sekurang-kurangnya sekali

    dalam 5 (lima) tahun.

    2) Persediaan dan konstruksi dalam

    pengerjaan setiap tahun.

    d. Melakukan rekonsiliasi internal data BMN

    dengan UAKPA dan/atau PPK.

    e. Melakukan rekonsiliasi eksternal DBKP

    pada UPKPB dengan DBKP pada KPKNL jika

    diperlukan.

    f. Melakukan Pelaporan BMN disertai ADK

    kepada UPPB-W, UPPB-E1 (untuk UPKPB

    unit pusat) dan/ atau UPPB dan tembusan

    kepada KPKNL., meliputi :

    1) DBKP

    2) Mutasi BMN pada DBKP secara

    periodik.

    3) Laporan Hasil Inventarisasi BMN .

    4) Laporan Barang Kuasa Pengguna

    (LBKP) Semesteran dan Tahunan

    secara periodik.

    5) Laporan Kondisi Barang secara

    periodik

    6) Laporan PNBP yang bersumber dari

    pengelolaan BMN kepada (jika ada)

    g. Melakukan Pengamanan Dokumen dan

    ADK, meliputi :

    1) Menyimpan asli dokumen

    kepemilikan BMN selain tanah

    dan/atau bangunan yang berada

    dalam penguasaan UPKPB.

    2) Menyimpan salinan dokumen

    kepemilikan BMN berupa tanah

    dan/atau bangunan yang berada

    dalam penguasaan UPKPB.

    3) Menyimpan asli dan/atau copy /

    salinan dokumen penatausahaan

    BMN.

    4) Back up file data barang.

    9 10

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Pembukuan BMN

    Untuk mendukung keakuratan dan akuntabilitas data transaksi BMN maka UPKPB

    bersama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

    Anggaran (UAKPA) dan/atau Pejabat Pembuat

    Komitmen (PPK) melakukan rekonsiliasi secara

    periodik.

    Sedangkan untuk tertib administrasi

    BMN maka UAKPA dan/atau PPK harus

    menyampaikan dokumen pengadaan termasuk

    fotocopy SPM dan SP2D kepada UPKPB.

    Dokumen sumber

    a. Saldo awal, menggunakan catatan, buku DBKP atau LBKP BMN periode sebelumnya

    dan jika diperlukan menggunakan data

    hasil inventarisasi/ opname fisik.

    b. Mutasi Perolehan, menggunakan dokumen BASTB, dokumen kepemilikan

    BMN yang didukung oleh dokumen

    pengadaan dan /atau pemeliharaan BMN :

    1) SPM /SP2D; 2) Faktur pembelian; 3) Kuitansi pembelian; 4) Surat Keterangan Penyelesaian

    Pembangunan;

    5) Surat Perintah Kerja (SPK); 6) Surat Perjanjian/Kontrak Kerja; 7) Dokumen pengelolaan BMN dan

    dokumen lain yang sah.

    c. Mutasi Perubahan seperti hasil hibah, transfer, rampasan, penyelesaian

    pembangunan, reklasifikasi, renovasi

    menggunakan dokumen sumber Berita

    Acara Serah Terima BMN yang dilengkapi

    dengan keterangan mengenai dokumen-

    dokumen perolehannya yang sah.

    d. Mutasi Penghapusan menggunakan dokumen sumber berupa Surat Keputusan

    Penghapusan.

    11 12

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Prosedur Pembukuan

    a. Proses pertama kali adalah membukukan dan mencatat semua BMN yang ada ke

    dalam Buku Barang dan/atau KIB.

    b. Proses rutin

    1) Membukukan dan mencatat data

    transaksi BMN dan Buku Persediaan

    berdasarkan dokumen sumber.

    2) Mencatat semua barang dan

    perubahannya atas perpindahan

    barang antar lokasi/ruangan ke dalam

    Daftar Barang Ruangan (DBR)

    dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL).

    3) Membukukan dan mencatat

    perubahan kondisi barang.

    4) Membukukan dan mencatat PNBP

    yang bersumber dari pengelolaan

    BMN kedalam Buku PNBP.

    5) Mengarsipkan dan mengamankan

    dokumen penatausahaan secara

    tertib.

    c. Proses Bulanan : melakukan rekonsiliasi data transaksi BMN dengan UAKPA

    dan/atau pejabat pembuat komitmen.

    d. Proses Semesteran 1) Mencatat setiap perubahan data BMN

    berdasarkan data dari Buku Barang

    dan KIB.

    2) Melakukan rekonsiliasi dengan KPKNL,

    e. Proses Akhir Periode Pembukuan 1) Menginstruksikan kepada setiap

    Penanggung jawab Ruangan untuk

    melakukan pengecekan ulang kondisi

    BMN yang berada di ruangan masing-

    masing.

    2) Mencatat perubahan kondisi BMN

    yang telah disahkan oleh

    Penanggungjawab Ruangan ke dalam

    DBKP serta Buku Barang dan KIB.

    3) Melakukan proses back up data dan

    tutup tahun.

    f. Proses Lainnya adalah membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku

    Barang dan/atau Kartu Identitas Barang.

    13 14

    2

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Jenis Transaksi BMN

    a. Saldo Awal

    1) Saldo akhir periode sebelumnya,

    merupakan akumulasi dari seluruh

    transaksi BMN periode sebelumnya

    2) Koreksi saldo, merupakan koreksi

    perubahan atas saldo akhir BMN

    periode sebelumnya yang disebabkan :

    a) adanya koreksi pencatatan atas

    nilai/kuantitas BMN yang telah

    dicatat dan telah dilaporkan dalam

    periode sebelumnya, dan

    b) penambahan/pengurangan sebagai

    akibat dari pelaksanaan

    inventarisasi.

    b. Perolehan BMN 1) Pembelian, merupakan transaksi

    perolehan BMN dari hasil pembelian.

    2) Transfer Masuk, merupakan transaksi

    perolehan BMN dari hasil transfer

    masuk dari UPKPB yang lain dalam

    satu departemen.

    3) Hibah, merupakan transaksi perolehan

    BMN dari hasil penerimaan dari pihak

    ketiga diluar instansi.

    4) Rampasan, merupakan transaksi

    perolehan BMN dari hasil rampasan

    berdasarkan putusan pengadilan yang

    sudah mempunyai kekuatan hukum

    yang sah.

    5) Penyelesaian Pembangunan,

    merupakan transaksi perolehan BMN

    dari hasil penyelesaian pembangunan

    berupa bangunan /gedung dan BMN

    lainnya melalui BAST.

    6) Pelaksanaan dari perjanjian/kontrak,

    merupakan barang yang diperoleh dari

    pelaksanaan kerjasama pemanfaatan,

    bangun guna serah/bangun serah

    guna, tukar menukar, dan

    perjanjian/kontrak lainnya;

    7) Pembatalan Penghapusan, merupakan

    pencatatan BMN dari hasil pembatalan

    penghapusan yang sebelumnya telah

    dihapuskan / dikeluarkan dari

    pembukuan.

    15 16

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    8) Reklasifikasi Masuk, merupakan

    transaksi BMN yang sebelumnya telah

    dicatat dengan penggolongan dan

    kodefikasi BMN yang lain.

    c. Perubahan BMN

    1) Pengurangan, merupakan transaksi

    pengurangan kuantitas/nilai BMN

    yang menggunakan satuan luas atau

    satuan lain yang pengurangannya

    tidak menyebabkan keseluruhan BMN

    hilang.

    2) Pengembangan, merupakan transaksi

    pengembangan BMN yang dikapitalisir

    yang mengakibatkan

    pemindahbukuan dari Buku Barang

    Ekstrakomptabel ke Buku Barang

    Intrakomptabel atau perubahan

    nilai/satuan BMN dalam Buku Barang

    Intrakomptabel.

    3) Perubahan Kondisi, merupakan

    pencatatan perubahan kondisi BMN.

    4) Revaluasi, merupakan transaksi

    perubahan nilai BMN yang

    dikarenakan adanya nilai baru dari

    BMN yang bersangkutan sebagai

    akibat dari pelaksanaan penilaian

    BMN.

    d. Pengurangan BMN 1) Penghapusan, merupakan transaksi

    untuk menghapus BMN dari

    pembukuan berdasarkan suatu surat

    keputusan pengahapusan oleh instansi

    yang berwenang;

    2) Transfer Keluar, merupakan transaksi

    penyerahan BMN dari hasil transfer

    keluar dari unit lain dalam satu

    departemen tanpa menerima sejumlah

    sumber daya ekonomi.

    3) Hibah keluar, merupakan transaksi

    penyerahan BMN kepada pihak ketiga.

    diluar departemen tanpa menerima

    sejumlah sumber daya ekonomi.

    4) Reklasifikasi Keluar, merupakan

    transaksi BMN ke dalam klasifikasi

    BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan

    dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.

    17 18

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Keluaran dari proses pembukuan

    a. Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP)

    :

    1) DBKP Persediaan

    2) DBKP Tanah

    3) DBKP Gedung dan Bangunan

    4) DBKP Peralatan dan Mesin

    - DBKP Alat Angkutan Bermotor

    - DBKP Alat Besar

    - DBKP Alat Persenjataan

    - DBKP Peralatan lainnya

    5) DBKP Jalan, Irigasi, dan Jaringan

    6) DBKP Aset Tetap lainnya

    7) DBKP Konstruksi Dalam Pengerjaan

    8) DBKP Barang Bersejarah

    9) DBKP Aset Lainnya.

    b. Buku Barang dan Kartu Identitas

    Barang meliputi :

    1) Buku Barang Intra dan ekstrakomptabel

    2) Buku Barang Bersejarah

    3) Buku Barang Persediaan

    4) Buku Barang Konstruksi Dalam

    Pengerjaan

    5) Kartu Identitas Barang (KIB) : Tanah;

    Bangunan Gedung; KIB Bangunan Air;

    KIB Alat Angkutan Bermotor; KIB Alat

    Besar Darat; KIB Alat senjata

    6) Daftar Barang Ruangan

    7) Daftar Barang Lainnya

    8) Buku Penerimaan Negara Bukan Pajak

    (PNBP)

    14

    19 20

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Inventarisasi BMN

    Pengertian

    Inventarisasi adalah serangkaian kegiatan

    untuk melakukan pendataan, pencatatan dan

    pelaporan BMN. Inventarisasi dilaksanakan

    dengan maksud membandingkan catatan

    BMN dengan kenyataan mengenai jumlah,

    nilai, harga, kondisi dan keberadaan BMN

    dalam rangka tertib administrasi BMN dan

    mendukung keandalan laporan BMN.

    Tujuan 1. Agar semua BMN dapat terdata dengan

    baik dalam upaya mewujudkan tertib

    administrasi.

    2. Mempermudah pelaksanaan pengelolaan

    BMN.

    Ketentuan Umum

    1. Inventarisasi BMN dilaksanakan sekurang-

    kurangnya sekali dalam 5 tahun (sensus

    barang), kecuali untuk persediaan dan KDP

    dilakukan setiap tahun (Opname fisik).

    2. Dalam pelaksanaan inventarisasi BMN atas

    Tanah dan/atau Bangunan Idle,

    Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang

    sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau

    bangunan tersebut tetap membantu

    pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas

    Tanah dan/atau Bangunan Idle.

    3. Hasil pelaksanaan inventarisasi dituangkan

    dalam Berita Acara Inventarisasi.

    4. Penanggungjawab inventarisasi harus

    menyertakan penjelasan atas setiap

    perbedaan antara data BMN dalam daftar

    barang dan hasil inventarisasi.

    5. Penanggungjawab pelaksanaan

    inventarisasi BMN adalah Kepala kantor

    sesuai penanggungjawab Unit

    penatausahaan.

    21 22

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Tatacara Inventarisasi Dokumen sumber

    1. Daftar Barang dan Buku Barang

    2. Kartu Identitas Barang

    3. DBR dan DBL

    4. Laporan BMN Semesteran dan Tahunan

    5. Dokumen kepemilikan BMN

    6. Dokumen pengelolaan dan penatausahaan

    7. Dokumen lainnya yang dianggap perlu

    Keluaran dari inventarisasi

    a. Laporan Hasil Inventarisasi BMN

    b. BA hasil pelaksanaan inventarisasi BMN

    c. Blanko label sementara dan permanen

    d. Kertas Kerja Inventarisasi

    e. Daftar Barang Hasil Inventarisasi

    1) Baik dan Rusak Ringan

    2) Rusak Berat

    3) Tidak Diketemukan/hilang

    4) Berlebih

    Prosedur inventarisasi

    a. Tahap persiapan

    1) Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat

    dibentuk tim inventarisasi di bawah

    koordinasi UPPB-W, UPPB-E1 atau

    UPPB, dan dapat dibantu oleh unit

    kerja lain pada Pengguna Barang.

    2) Menyusun rencana kerja pelaksanaan

    inventarisasi.

    3) Mengumpulkan dokumen sumber.

    4) Melakukan pemetaan, yaitu :

    a) Menyiapkan denah lokasi.

    b) Memberi nomor/nama ruangan

    dan penanggungjawab ruangan

    pada denah lokasi.

    5) Menyiapkan blanko label sementara

    (dari kertas) yang akan ditempelkan

    pada BMN yang bersangkutan.

    6) Menyiapkan data awal.

    7) Menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi

    beserta tata cara pengisiannya.

    23 24

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    b. Tahap pelaksanaan

    1) Tahap pendataan

    a) Menghitung jumlah barang.

    b) Meneliti kondisi barang.

    c) Menempelkan label registrasi

    sementara pada BMN yang telah

    dihitung.

    d) Mencatat hasil inventarisasi pada

    Kertas Kerja Inventarisasi.

    2) Tahap identifikasi

    a) Pemberian nilai BMN sesuai

    Standar Akuntansi Pemerintahan.

    b) Mengelompokkan barang dan

    memberikan kode barang sesuai

    penggolongan dan kodefikasi.

    c) Pemisahan barang-barang

    berdasarkan kategori kondisi :

    i. Barang Baik dan Rusak Ringan

    ii. Barang Rusak Berat / tidak

    dapat dipakai lagi

    d) Meneliti kelengkapan barang

    dengan membandingkan data

    hasil inventarisasi dan data

    awal/dokumen sumber:

    i. Barang yang tidak

    diketemukan/hilang

    ii. Barang yang berlebih.

    c. Tahap pelaporan

    1) Menyusun Daftar Barang Hasil

    Inventarisasi (DBHI) yang telah

    diinventarisasi berdasarkan data kertas

    kerja dan hasil identifikasi, dengan

    kriteria :

    a) Barang Baik dan Rusak Ringan

    b) Barang Rusak Berat/tidak dapat

    dipakai lagi

    c) Barang yang tidak diketemukan /

    hilang

    d) Barang yang berlebih.

    2) Membuat surat pernyataan kebenaran

    hasil pelaksanaan inventarisasi.

    3) Menyusun laporan hasil inventarisasi

    BMN.

    4) Meminta pengesahan atas laporan

    hasil inventarisasi BMN beserta DBHI

    dan Berita Acara kepada penanggung

    jawab UPKPB.

    25 26

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    5) Menyampaikan laporan hasil

    inventarisasi beserta kelengkapannya

    kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau UPPB

    dengan tembusan kepada KPKNL.

    d. Tahap tindak lanjut

    1) Membukukan dan mendaftarkan data

    hasil inventarisasi pada Buku Barang,

    Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar

    Barang Kuasa Pengguna.

    2) Memperbaharui DBR dan DBL sesuai

    dengan hasil inventarisasi yang telah

    ditetapkan oleh penanggungjawab.

    3) Menempelkan blanko label permanen

    pada masing-masing barang yang

    diinventarisasi sesuai hasil

    inventarisasi.

    4) Jika diperlukan, UPKPB dapat

    melakukan rekonsiliasi / pemutakhiran

    data hasil inventarisasi dengan UPPB-

    W, UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.

    5) Untuk barang yang hilang/tidak

    diketemukan agar ditindaklanjuti

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    27 28

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Pelaporan BMN

    Pelaporan adalah kegiatan

    penyampaian data dan informasi yang

    dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan

    BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola

    Barang. Pelaksana Pelaporan adalah seluruh

    pelaksana penatausahaan BMN.

    Batasan Penyajian Daftar BMN

    1. Daftar BMN berupa persediaan untuk

    tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub

    kelompok barang.

    2. Daftar BMN berupa Aset Tetap, disajikan

    masing-masing tingkat organisasi

    penatausahaan BMN sampai dengan sub-

    sub kelompok barang.

    3. Daftar BMN berupa Aset Lainnya disajikan

    masing-masing tingkat organisasi

    penatausahaan BMN sampai dengan sub-

    sub kelompok barang.

    Batasan Penyajian untuk Pelaporan BMN

    1. Pelaporan BMN berupa persediaan untuk

    tingkat UPKPB, sampai dengan sub

    kelompok barang.

    2. Pelaporan BMN berupa Aset Tetap dan

    Aset Lainnya untuk tingkat UPKPB, sampai

    dengan sub-sub kelompok barang.

    Tatacara Pelaporan BMN

    Jenis laporan

    1) Daftar Barang Kuasa Pengguna (untuk

    pertama kali)

    2) Laporan BMN Semesteran dan Tahunan

    yang masing-masing terdiri dari :

    a) Laporan Persediaan

    b) Laporan Aset Tetap, meliputi : Laporan

    intrakomptabel, ekstrakomptabel dan

    gabungan.

    c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan

    d) Laporan Aset Lainnya

    e) Laporan Barang Bersejarah

    f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

    3) Laporan mutasi BMN

    29 30

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    4) Laporan Kondisi Barang (LKB)

    5) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI)

    6) Laporan PNBP (yang bersumber dari

    pengelolaan BMN)

    7) Arsip Data Komputer (ADK)

    Proses pelaporan

    1) Proses pertama kali

    Menyampaikan DBKP yang telah disahkan

    oleh penanggung jawab UPKPB yang

    berisi semua BMN yang ada beserta ADK-

    nya untuk pertama kali kepada UPPB-W,

    UPPB-E1, atau UPPB dan KPKNL.

    2) Proses semesteran

    a) Menyusun laporan mutasi BMN.

    b) Menyusun laporan BMN.

    c) Meminta pengesahan LBKPS kepada

    penanggung jawab UPKPB.

    d) Menyampaikan l LBKPS beserta ADK-

    nya secara periodik kepada UPPB-W

    atau UPPB-E1 dan/ atau UPPB dan

    KPKNL

    e) Menyusun Laporan PNBP yang

    bersumber dari pengelolaan BMN dan

    meminta pengesahan kepada

    penanggung jawab UPKPB.

    f) Menyampaikan Laporan PNBP

    semesteran kepada UPPB-W, UPPB-E1,

    atau UPPB.

    3) Proses akhir tahun

    a) Menyusun LBKPT yang datanya

    berasal dari Buku Barang, KIB, dan

    Daftar Barang.

    b) Menyusun LKB

    c) Meminta pengesahan LBKPT dan LKB

    kepada pejabat penanggung jawab

    UPKPB.

    d) Menyampaikan LKB dan LBKPT beserta

    ADK-nya kepada UPPB-W, UPPB-E1,

    atau UPPB dan KPKNL.

    4) Proses lainnya

    a) Menyusun LHI dan meminta

    pengesahan LHI kepada pejabat

    penanggung jawab UPKPB.

    b) Menyampaikan LHI BMN yang telah

    disahkan oleh penanggung jawab

    UPKPB kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau

    UPPB dan KPKNL.

    31 32

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Jadual Penyampaian Pelaporan BMN

    1. Laporan BMN Semester I

    Unit Penatau-sahaan

    Tgl. Terima

    Wkt Proses

    Tgl Kirim

    Wkt. kirim

    UPKPB

    UPPB-W

    -

    5 Juli

    - 3 Juli

    2 hari

    2. Laporan BMN Semester II

    Unit Penatau-sahaan

    Tgl Terima

    Wkt Proses

    Tgl Kirim

    Wkt kirim

    UPKPB

    UPPB-W

    -

    10 Jan

    -

    8 Jan

    2 hari

    3. Jadwal Penyampaian Laporan Tahunan

    Unit Penatau-sahaan

    Tgl Terima

    Wkt Proses

    Tgl Kirim

    Wkt. kirim

    UPKPB

    UPPB-W

    -

    14 Jan

    -

    12 Jan

    2 hari

    Hal Daftar isi :

    Bab I Pendahuluan 1

    Bab II Organisasi tugas dan Penanggung

    Jawab Penatausahaan BMN 5

    Bab III Tugas dan Fungsi Unit Penatusahaan

    BMN 6

    Bab IV Pembukuan BMN 11

    Bab V Inventarisasi BMN 21

    Bab VI Pelaporan BMN 29

    33

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    Buku Saku

    Pedoman Penatausahaan BMN

    Buku Saku

    Pedoman Penatausahaan BMN

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    copyright :

    Bagian Inventarisasi - Biro Perlengkapan

    Setjen. Departemen Hukum dan HAM RI

    invent_rokap@ yahoo.co.id

    Invent Trendsetter

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.

    Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN

    1. Validasi saldo

    awal aset tetap

    yang diperoleh

    s/d 31

    Desember 2004

    a. Melakukan inventarisasi dan penilaian;

    b. pastikan bahwa seluruh BMN yang diperoleh s/d 31 Desember 2004 telah dicatat dalam LBMN Smt II 2008.

    c. penilaian menggunakan harga/nilai wajar dari aset tersebut per 31 Desember 2004 disertai dengan dokumentasi mengenai perolehan harga wajar tersebut (misalnya: hasil survey harga, NJOP, dll).

    d. Yakinkan bahwa angka koreksi DJKN dari hasil inventarisasi dan revaluasi tersebut telah diinput ke dalam aplikasi SIMAK BMN satker.

    e. Lakukan rekonsiliasi saldo aset tetap per 31 Desember 2004 secara internal dengan Bag. Keuangan dan eksternal dengan DJKN. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.

    a. Buat check list untuk memonitor pelaksanaan inventarisasi dan revaluasi pada satker.

    b. Bukukan lampiran B A dari seluruh UPT/satker dan lakukan kompilasi atas saldo-saldo aset tetap untuk mendapatkan saldo aset tetap tingkat Kanwil/Eselon 1.

    c. Verifikasi data aset tetap Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2004 dan pastikan bahwa koreksi tersebut sudah seluruhnya direstore ke dalam aplikasi SABMN wilayah.

    d. Bandingkan data aset tetap hasil inventarisasi dan revaluasi DJKN dengan data- yang ada di Bag Umum. Yakinkan tidak ditemukan adanya perbedaan data segi jumlah (unit) maupun nilai.

    e. Lakukan rekonsiliasi internal dan eksternal tingkat wilayah/Es. 1. Yakinkan tidak ada perbedaan data.

    a. Lakukan kompilasi LBMN Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 hasil inventarisasi dan revaluasi internal/DJKN.

    b. Bandingkan data tersebut dengan Laporan BMN tingkat KL per 31 Desember 2008. Jika terdapat perbedaan lakukan rekonsiliasi untuk mendapatkan saldo aset tetap yang paling benar.

    c. Bandingkan data tersebut dengan data yang ada di Biro Perlengkapan. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.

    d. Pastikan saldo aset tetap per 31 Desember 2008 hasil kompilasi LBMN Kanwil / Eselon 1 sudah sama dengan Neraca Departemen per 31 Desember 2008 Biro Keuangan.

    2. Inventarisasi

    aset di seluruh

    a. Lakukan pendataan melalui cek fisik dan bandingkan dengan catatannya bahwa seluruh barang telah diinput,

    a. Buat daftar check list untuk memonitor pelaksanaan inventarisasi

    a. Lakukan kompilasi atas LBMN Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang telah

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.

    Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN

    jajaran

    Departemen

    untuk

    memastikan:

    keberadaan,

    kelengkapan,

    hak dan

    kewajiban.

    b. Teliti dokumen-dokumen terkait dengan status kepemilikan barang.

    c. Untuk perolehan BMN s/d 31 Desember 2004, lakukan prosedur pada point 1.

    d. Untuk BMN perolehan setelah 31 Desember 2004 s/d sekarang pastikan bahwa:

    Seluruh barang telah diinput SIMAK BMN satker,.

    Seluruh barang telah dicatat berdasarkan dokumen sumbernya

    apabila harga satuan BMN tersebut tidak diketahui maka lakukan koordinasi dengan Bagian Umum/Biro Perlengkapan untuk mendapatkan informasi harga barang tersebut.

    jika sulit diperoleh, maka UPT/satker dapat melakukan penaksiran harga wajar oleh pihak yang berkompeten serta didukung dengan dokumentasi tertulis yang memadai.

    e. Gunakan lampiran hasil laporan inventarisasi untuk mengoreksi angka/saldo aset tetap UPT/satker.

    f. Bagi UPT/satker yang belum melakukan inventarisasi aset bersama KPKNL-DJKN, lakukan inventarisasi secara internal dengan SDM yang berkompeten

    b. Bukukan lampiran BA Hasil Inventarisasi dari seluruh UPT/satker dan lakukan kompilasi saldo aset tetap untuk mendapatkan saldo aset tetap tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008.

    c. Bandingkan data aset tetap Kanwil per 31 Desember 2008 hasil inventarisasi tersebut dengan LBMN tingkat UPT/Satker per 31 Desember 2008,

    d. pastikan bahwa koreksi tersebut sudah seluruhnya diinput ke dalam aplikasi SABMN wilayah.

    e. Bandingkan data DJKN dengan data-data aset tetap yang ada di masing-masing Bag Umum Kanwil/Eselon 1. Yakinkan tidak ditemukan adanya perbedaan data dari segi jumlah (unit) maupun nilai rupiahnya.

    f. Bandingkan/lakukan rekonsiliasi saldo aset tetap Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang dihasilkan dari proses inventarisasi dan revaluasi DJKN dengan saldo aset tetap yang disajikan di Neraca Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bagian Keuangan Kanwil/Eselon 1 dan kompilasi Laporan BMN tingkat UPT/Satker. Yakinkan bahwa tidak

    dikoreksi berdasarkan hasil inventarisasi dan revaluasi internal/DJKN.

    b. Bandingkan data kompilasi tersebut dengan LBMN tingkat KL, jika terdapat perbedaan lakukan rekonsiliasi untuk mendapatkan saldo aset tetap yang paling benar.

    c. Bandingkan data tersebut dengan data yang ada di Biro Perlengkapan. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.

    d. Pastikan bahwa rincian dan saldo aset tetap per 31 Desember 2008 LBMN Kanwil / Eselon 1 sudah sama dengan yang disajikan di Neraca Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun Biro Keuangan.

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.

    Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN

    untuk memastikan keberadaan dan kelengkapan pencatatan seluruh aset yang dimiliki/dikuasai oleh UPT/satker.

    g. Teliti apakah terdapat penghapusan /usulan penghapusan aset tetap, jika ada pastikan bahwa aset yang telah/sedang diusulkan untuk dihapus tersebut telah dikeluarkan saldo aset tetap UPT/satker.

    h. Dapatkan kejelasan status kepemilikan dari barang-barang diinput dan dilaporkan dalam SABMN/SIMAK BMN. Pastikan bahwa barang-barang yang statusnya pinjam pakai (berdasarkan dokumen tertulis) tidak diinput/dicatat sebagai BMN/aset tetap UPT/satker.

    i. Bandingkan saldo dan rincian aset tetap yang tercantum dalam laporan hasil inventarisasi, laporan BMN UPT/satker serta Neraca UPT/Satker per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bagian Keuangan. Pastikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada ketiga data tersebut.

    terdapat perbedaan pada ketiga data tersebut.

    3. Stock Opname

    Persediaan per

    31 Desember

    2008

    a. Yakinkan bahwa seluruh persediaan sudah dilaporkan dan lakukan perhitungan fisik persediaan yg ada di gudang/tempat penyimpanan lainnya.

    b. Pastikan bahwa:

    a. Buat check list untuk memonitor pelaksanaan stock opname UPT/satker.

    b. Lakukan kompilasi atas Laporan Persediaan UPT/ satker untuk

    a. Lakukan kompilasi atas Laporan Persediaan seluruh Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 untuk mendapatkan saldo persediaan tingkat

  • Pedoman Penatausahaan BMN

    No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.

    Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN

    Pesediaan sudah termasuk yang tersimpan digudang dan counter.

    Persediaan obat dan alkes meliputi obat dan alkes yang belum terpakai baik di gudang maupun poliklinik.

    c. Buat BA Hasil Stock opname.

    d. Bandingkan hasil stock opname dengan catatan buku persediaan per tanggal dilaksanakan stock opname, bila beda lakukan rekonsiliasi.

    e. Berdasarkan BA tarik mundur transaksi penerimaan dan pengeluaran barang persedian ke tanggal 31 Des 2008 (Hasil Stock Opname + Pengeluaran Barang Penerimaan Barang).

    f. Bandingkan saldo hasil perhitungan tersebut dengan Lap. Persediaan per 31 Des. 2008 dan Neraca UPT/Satker per 31 Des. 2008 yang disusun oleh Bensatker. Apabila beda lakukan koreksi atas Laporan Persediaan dan Neraca UPT sesuai dengan hasil perhitungan persediaan yg melalui stock opname.

    mendapatkan saldo Persediaan tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008.

    c. Bandingkan Saldo Persediaan tingkat Kanwl / Es. 1 tersebut dengan kompilasi saldo akun persediaan yang disajikan di Neraca UPT/Satker. Jika beda, lakukan koreksi di Neraca UPT/Satker agar sesuai dengan angka/saldo persediaan per 31 Desember 2008 hasil stock opname.

    d. Yakinkan bahwa saldo akun persediaan di Neraca tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bag. Keuangan Kanwil / Eselon 1 telah sesuai dengan kompilasi nilai persediaan UPT-UPT per 31 Des. 2008 yang diperoleh melalui mekanisme stock opname.

    Departemen.

    b. Bandingkan saldo akun persediaan berdasarkan hasil kompilasi tersebut dengan saldo akun persediaan yang diaporkan di Neraca Departemen per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Biro Keuangan. Pastikan bahwa tidak ada perbedaan pada kedua data persediaan tersebut.