Upload
truonghanh
View
260
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
i
PEDOMAN PENDIDIKAN Profesi Apoteker
Tahun Akademik 2016/2017
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jalan Veteran, Malang - 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213, 214 : 569117, 567192 Fax. (62) (0341) 564755
Email : [email protected] http://farmasi.fk.ub.ac.id
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
ii
Pedoman Pendidikan
Program Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Tahun Akademik 2016-2017
Kode Dokumen : 00806 07000
Revisi : 0
Tanggal : 1 Oktober 2016
Diajukan oleh : Ketua Program Studi
ttd
Anisyah Achmad, S.Si.,Apt., Sp.FRS.
Disetujui oleh : Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ttd
Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
iii
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pendidikan Tahun Akademik 2016/2017 diterbitkan atas
dasar Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran ................. dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi proses belajar mengajar di Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Buku ini merupakan pedoman bagi Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya TA 2016/2017. Beberapa esensi yang terdapat di
dalam buku ini antara lain adalah Landasan Hukum Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Sistem Pendidikan, Pelaksanaaan Pembelajaran, Evaluasi
Keberhasilan, serta Penunjang Keberhasilan Studi. Buku ini menjadi acuan bagi
seluruh civitas akademika yang meliputi staf pengajar, mahasiswa, tenaga
administrasi, dan semua pihak terkait yang terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan di Program Studi Profesi Apoteker Fakutas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
Mengingat perkembangan pendidikan yang dinamik, maka pada Buku
Pedoman ini dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi.
Dekan FKUB
Ttd.
Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes NIP. 195804141987012001
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
iv
HALAMAN UNTUK SK
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
v
HALAMAN UNTUK SK
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii SURAT KEPUTUSAN DEKAN FKUB ............................................................................ iv DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi KALENDER AKADEMIK ................................................................................................. vii KONTRIBUTOR .............................................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah .......................................................................................................... 1 1.2 Perkembangan Bidang Akademik .................................................................. 1
BAB II VISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN .............................................................. 2
BAB II SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU ................................................... 6 BAB VI SISTEM PENDIDIKAN
4.1 Body of Knowledge ........................................................................................ 7 4.2 Kompetensi .................................................................................................... 8
4.2.1 Batasan dan Elemen Kompetensi ......................................................... 8 4.2.2 Standar Kompetensi .............................................................................. 8 4.2.3 Standar Apoteker Kompetensi ............................................................... 8
4.3 Capaian Pembelajaran .................................................................................... 9 4.4 Kurikulum ......................................................................................................... 15
BAB V PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN 5.1 Silabus Pembelajaran ..................................................................................... 23 5.2 Waktu dan Tempat Pembelajaran ................................................................... 23 5.3 Strategi Pembelajaran ..................................................................................... 23 5.4 Model Pembelajaran ....................................................................................... 24
BAB VI EVALUASI KEBERHASILAN
6.1 Ketentuan Umum ............................................................................................. 25 6.2 Nilai Lulus ..................................................................................................... 25 6.3 Pembobotan .................................................................................................... 26 6.4 Tahapan Evaluasi ............................................................................................ 26 6.5 Penilaian Hasil ................................................................................................. 27 6.6 Predikat Kelulusan ........................................................................................... 27 6.7 Plagiat ..................................................................................................... 28
BAB VII PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI
6.1 Ujian Perbaikan ........................................................................................... 30 6.2 Ujian Susulan ............................................................................................... 30 6.3 Pelatihan UKAI ............................................................................................ 30 6.4 Kepenasehatan Akademik ........................................................................... 31 6.5 Bimbingan Konseling .................................................................................... 32
BAB VII PENUTUP ........................................................................................................ 33 SILABUS ……………… ................................................................................................. 34
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
vii
KALENDER AKADEMIK
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
Tanggal Kegiatan
14 – 16 September 2016 Pengumuman Pendaftaran
14 – 16 September 2016 Pendaftaran
20 September 2016 Pengumuman Penerimaan
22 September 2016 Daftar Ulang
26 – 27 September 2016 Pembekalan PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker)
1 Oktober 2016 – 30 Juni 2017 Pelaksanaan PKPA
3 – 31 Juli 2017 Perkuliahan PSPA (Program Studi Profesi Apoteker)
1 – 7 Agustus 2017 Ujian Kuliah PSPA
8 – 31 Agustus 2017 Ujian Komprehensif
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
viii
KONTRIBUTOR BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN TA 2016/2017
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Ketua Program Studi : Anisyah Achmad, S.Si.,Apt., Sp.FRS.
Kontributor : Dra. Diana Lyrawati, Apt., M.S, PhD
Adeltrudis Adelsa D, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt.
Alvan Febrian Shalas, M.Farm.,Apt.
Uswatun Khasanah, M.Farm.,Apt
Efta Triastuti, S.Si.,M.Farm.Klin.,Apt.
Dahlia Permatasari, M.Si., Apt.
.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting
dalam usaha meningkatkan keluaran terapi dan secara umum meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Peningkatan peran dan fungsi apoteker baik secara kualitas maupun
kuantitas sangat diperlukan karena kebutuhan akan Apoteker di Indonesia tidak akan
berhenti. Saat ini rasio apoteker : penduduk adalah 1 : 4900 maka pada saat ini masih
diperlukan tambahan sekitar 207.000 orang apoteker. Universitas Brawijaya sebagai
salah satu perguruan tinggi yang telah memiliki program pendidikan S-1 Farmasi pada
Fakultas Kedokteran terpanggil untuk memenuhi kebutuhan apoteker di Indonesia.
Kelompok kerja pada Program Studi S-1 Farmasi bertugas membuat dan menyusun
proposal pembukaan program studi profesi apoteker (PSPA) pada Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Program Studi Profesi Apoteker secara resmi dibuka atas dasar
Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 243/KPT/I/2016 tentang Pembukaan Program Studi Apoteker Program Profesi
pada Universitas Brawijaya di Kota Malang.
1.2 Perkembangan Bidang Akademik
Penyelenggaraan Program Studi Farmasi didukung oleh 16 orang dosen
dengan kualifikasi Doktor sebanyak 12.5% dan Magister sebanyak 87.5%. Selain dari
akademisi, sebanyak 44 praktisi juga ikut dalam proses pendidikan profesi apoteker ini,
baik sebagai pengajar saat perkuliahan maupun preceptor saat Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA). Praktisi tersebut berasal dari berbagai latar belakang rumah sakit,
apotek, industri, puskesmas, dinas kesehatan dan Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan (BBPOM). Sebagian besar dosen memiliki pengalaman praktik yang tinggi
serta komitmen dan dedikasi pada pengembangan institusi. Hal ini dapat diamati dari
peningkatan perolehan dana hibah penelitian, jumlah publikasi nasional maupun
internasional, peningkatan efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran, serta jalinan
kerjasama tingkat lokal maupun nasional.
Program Studi Profesi Apoteker juga memiliki unggulan berupa pendidikan
interprofesional yang menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan kepada
kerjasama dengan berbagai mahasiswa profesi kesehatan lain yang berorientasi
kepada pasien.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
2
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A.
VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Visi Universitas
Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif
dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Misi Universitas adalah:
1. Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan
alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk
dihargai.
2. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan akademik dan/atau profesional yang bermutu serta
berkepribadian/berjiwa enterprenir.
3. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi,
humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Tujuan Universitas adalah:
1. Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas memiliki disiplin
dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan profesional yang tangguh dan
mampu bersaing di tingkat internasional.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni guna mendorong
pengembangan budaya.
3. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
konsep pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
3
Visi, Misi, Nilai dan Tujuan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Visi Fakultas
Menjadi institusi pendidikan kedokteran dan ilmu kesehatan yang terkemuka dan
bertaraf Internasional.
Misi Fakultas
Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kedokteran dan ilmu kesehatan terkini serta bermutu.
Nilai
F : Futuristik
K : Komitmen dan Kebersamaan
U : Unggul
B : Berdedikasi dan Berjiwa entrepreneur
Tujuan
1. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Pendidikan Tinggi berupa
lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji, berwawasan Kedaruratan Medik,
dan memiliki profesionalisme untuk mampu bersaing dalam skala nasional maupun
internasional.
2. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di bidang Ilmu-Ilmu Kesehatan
terkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi stakeholders nya.
3. Tercapainya hasil pengembangan Organisasi dan Manajemen Fakultas berupa
struktur organisasi dan tata kelola yang lebih otonom, sehat, berbasis Teknologi
Informasi, dan menjadi institusi yang memiliki daya saing nasional yang tinggi.
4. Terjalinnya kerjasama pengembangan insitusional, pendidikan, dan penelitian baik
pada tingkat regional, nasional, maupun pada tingkat internasional untuk
mempercepat pencapaian visi/misi.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
4
Visi, Misi dan Tujuan
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Visi Program Studi Profesi Apoteker
Menjadi institusi pendidikan profesi Apoteker yang terkemuka di tingkat internasional
pada tahun 2025 dan tanggap terhadap berbagai masalah kemasyarakatan yang terkait
dengan masalah keprofesian Apoteker yang berorientasi kepada pasien serta memiliki
jiwa entrepreneur.
Misi Program Studi Profesi Apoteker :
1. Menyelenggarakan pendidikan profesi Apoteker yang memiliki profesionalisme,
integritas, dan etika keilmuan yang tinggi dalam pelayanan kefarmasian pada pasien.
2. Mengembangkan penelitian kefarmasian yang berkualitas, terkini, bermanfaat bagi
masyarakat dan berorientasi pada klinik dan komunitas.
3. Membudayakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kefarmasian yang
berorientasi pada pasien dan masyarakat.
Tujuan Program Profesi Apoteker :
Tujuan Umum:
Menghasilkan Apoteker yang mempunyai kemampuan akademik dan etika keilmuan
sesuai standar kompetensi, menjunjung tinggi etika profesi kefarmasian,
berkualitas sebagai seorang profesional dalam pemecahan masalah kefarmasian
serta mampu meningkatkan dan mengembangkan ilmunya secara konsisten.
Tujuan Khusus:
Menghasilkan Apoteker yang memiliki kemampuan dalam hal:
1. Praktik kefarmasian secara profesional dan etik dengan keunggulan pelayanan
kefarmasian di bangsal.
2. Pelayanan dan penyelesaian masalah terkait dengan penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
3. Perencanaan formulasi dan produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai
standar yang berlaku.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
5
4. Ketrampilan dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
dengan azas membangun kepercayaan.
5. Kontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat.
6. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan standar yang
berlaku.
7. Ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal dalam
melakukan praktik profesional kefarmasian sehingga mampu menjadi mitra
kesehatan yang terpercaya.
8. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan
dengan kefarmasian.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
6
BAB III
SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU
Dalam rangka penerimaan mahasiswa baru, Program Studi Profesi Apoteker
menyelenggarakan proses seleksi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pendaftaran online dan pengumpulan berkas persyaratan (fotokopi Ijazah S1
Farmasi legalisir, fotokopi Transkrip Nilai S1 Farmasi legalisir, fotokopi sertifikat
TOEIC/TOEFL/IELTS, surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari poliklinik
Universitas Brawijaya, surat keterangan bebas narkoba dari poliklinik Universitas
Brawijaya atau instansi kesehatan pemerintah)
2. Persyaratan yang berlaku IPK minimum 2,75 dari skala 4,00; skor TOEIC/TOEFL
minimum 450 atau skor IELTS minimum 5
3. Seleksi penelusuran berkas administrasi
4. Pengumuman seleksi berkas
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
7
BAB IV
SISTEM PENDIDIKAN
4.1. Body of Knowledge
Apoteker adalah tenaga profesional yang terdidik, terlatih, dan mendapat
kewenangan dalam mengatur manajemen distribusi obat mulai dari saat produksi hingga
sampai di tangan pasien serta menjamin penggunaannya yang aman dan efektif. Usaha
penyediaan obat saja belum tentu menjamin tercapainya efek terapi. Dalam hal ini, apoteker
memiliki tanggung jawab untuk menjamin outcome terapetik pada pasien. Sebagai tenaga
profesional, apoteker berperan penting dalam mengisi gap antara efektivitas obat potensial
dan aktual. Peran apoteker ini menuntut kompetensi keahlian yang dapat dirumuskan dalam
body of knowledge yang meliputi ilmu-ilmu dasar kefarmasian yang digabungkan dengan
ilmu komunikasi, perilaku manusia, manajemen, yang bersama-sama membentuk keahlian
(disertai kewenangan) untuk dapat melakukan praktek kefarmasian di berbagai tempat yaitu:
apotek, rumah sakit, puskesmas, badan pemerintahan (dinas kesehatan, badan pengawas
obat dan makanan, regulasi) dan industri.
Gambar 4.1. Body of Knowledge
Farmasetika
FARMASI KLINIS FARMASI
KOMUNITAS
FARMASI
INDUSTRI
MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE
PELAYANAN FARMASI
BERORIENTASI PASIEN
HUMANIORA
Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi
MIPA BIOMEDIK
Farmasetika
FARMASI KLINIS FARMASI
KOMUNITAS
FARMASI
INDUSTRI
MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE
PELAYANAN FARMASI
BERORIENTASI PASIEN
HUMANIORA
Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi
MIPA BIOMEDIK
Farmasetika
FARMASI KLINIS FARMASI
KOMUNITAS
FARMASI
INDUSTRI
MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE
PELAYANAN FARMASI
BERORIENTASI PASIEN
HUMANIORA
Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi
MIPA BIOMEDIK
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
8
4.2. Kompetensi
4.2.1. Batasan dan Elemen Kompetensi
Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat dalam melaksanakan tugas-tugas di
bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas:
Kompetensi utama
Kompetensi pendukung
Kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama
4.2.2. Standar Kompetensi
Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan. Standar kompetensi
lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses
pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Rumusan capaian
pembelajaran lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan
KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi KKNI.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) capaian pembelajaran yang
dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI. Lulusan
Pendidikan Profesi setara dengan jenjang 7 atau 8.
4.2.3. Standar Kompetensi Apoteker
Standar Kompetensi Apoteker merupakan standar nasional yang harus
dicapai lulusan apoteker di seluruh Indonesia termasuk lulusan Program Studi
Pendidikan Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Kompetensi utama lulusan Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya adalah:
1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara professional dan etik.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
9
2. Mampu melaksanakan fungsi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan
medis habis pakai yang meliputi: seleksi, perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
distribusi, penggunaan dan pengendalian.
3. Mampu melaksanakan peran farmasi klinik yang meliputi: pengkajian dan
penelusuran kasus, rekonsiliasi, telaah dan rekomendasi terapi, penyediaan obat,
pemberian obat, pemantauan efek terapi dan efek samping obat, konseling,
informasi, dan edukasi.
4. Trampil dalam berorganisasi dan membangun hubungan interpersonal dalam praktik
kefarmasian
5. Mampu memahami pengendalian mutu dan manajemen resiko dalam pelayanan
kefarmasian
6. Melakukan memformulasi, memproduksi dan melakukan pengujian mutu sediaan
farmasi sesuai standar yang berlaku.
Kompetensi pendukung lulusan Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya adalah:
1. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip Inter Professional Education (IPE) yang
merupakan ketrampilan bekerjasama dalam tim kesehatan untuk memperbaiki
kualitas pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa mampu menguasai sistem informasi dan teknologi di bidang kefarmasian
Kompetensi lainnya lulusan Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
adalah:
1. Mahasiswa mampu memiliki jiwa entrepreunership di bidang kefarmasian, yaitu
berjiwa kreatif, inovatif, serta mampu memanfaatkan peluang dalam membuka
lapangan pekerjaan di masyarakat di bidang kefarmasian.
2. Mahasiswa mampu menerapkan bahasa internasional dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian.
4.3. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran (Learning Outcomes/ LO) adalah pernyataan yang jelas,
ringkas dan spesifik mengenai apa yang diharapkan untuk dapat dicapai oleh
mahasiswa setelah selesai mengikuti suatu kegiatan, program, atau perkuliahan.
Capaian pembelajaran merupakan capaian tertinggi dari suatu pembelajaran dan
menjadi kepentingan dari sudut pandang mahasiswa, bukan dosen. Perumusannya
dapat berupa pernyataan tentang pengetahuan (knowledge), keahlian (skills), atau
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
10
perilaku/sikap (attitudes) yang dibutuhkan. Terdapat dua jenis capaian pembelajaran
yang biasa digunakan:
1. Capaian Pembelajaran Umum: merupakan deskripsi kualifikasi afektif yang
mencakup ketakwaan kepada Tuhan YME, penumbuhan jiwa nasionalisme dan
kebangsaan, kepedulian terhadap pembangunan bangsa dan pelestarian
lingkungan, pemahaman tentang kemanusiaan dan keberagaman
2. Capaian Pembelajaran Spesifik: merupakan deskripsi kualifikasi kognitif dan
psikomotorik yang mencakup capaian keilmuan, keahlian dan keterampilan pada
bidang keahlian atau pekerjaan tertentu.
Capaian pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Apoteker FKUB yaitu
sebagai berikut:
Capaian pembelajaran Program Studi Pendidikan Apoteker FKUB
Capaian Pembelajaran Deskripsi Bahan Kajian Mata Kuliah
Mampu membuat penatalaksanaan terapi secara profesional dan etis dengan obat modern dan tradisional untuk penyakit (terutama dengan tingkat prevalensi tinggi di Indonesia).
1. mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik
2. mampu menyelesaikan kasus medis dasar antara lain pada kasus medis dasar, antara lain penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kandungan dan kebidanan.
3. mampu menyelesaikan masalah terkait penggunaan sediaan farmasi
4. mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai aturan yang berlaku.
6. mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promosi kesehatan
1. Farmakoterapi 2. Manajemen
Farmasi Rumah Sakit
1. Farmakoterapi terapan
2. Manajemen Farmasi rumah sakit
3. PKP Rumah Sakit
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
11
masyarakat 7. mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian
8. mampu menyelesaikan masalah kesehatan dengan pendekatan fitoterapi
9. trampil dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
10. Mampu mengetahui bentuk kegiatan pengendalian mutu dan manajemen resiko dalam pelayanan kefarmasian.
Mampu menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan manajemen farmasi industri untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasian di bidang industri farmasi.
1. Memahami peran apoteker di Industri Farmasi
2. Memahami prinsip penerapan CPOB, CPOTB, CPKB
3. Memahami permasalahan pekerjaan kefarmasian di Industri Farmasi
Manajemen Farmasi Industri
Manajemen Farmasi Industri
Mampu melakukan persiapan produksi sediaan farmasi berdasarkan analisis permasalahan formulasi dan produksi dengan metode pengembangan yang tepat dan dengan memanfaatkan iptek terkait
1. Memahami prinsip formulasi dan produksi berbagai macam sediaan farmasi
2. Memahami prinsip pengujian mutu berbagai macam sediaan farmasi
3. Memahami permasalahan terkait formulasi dan produksi
4. Memahami penerapan CPOB
PKP Industri
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
12
Mampu mengelola sumber daya (perbekalan kefarmasian, alat kesehatan, sumber daya Manusia, keuangan, sarana prasarana, dokumentasi, informasi) di unit pelayanan kefarmasian sesuai peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku
1. Mampu menjadi lulusan apoteker yang dapat menggunakan dasar keilmuan farmasi untuk melakukan praktek farmasi di komunitas
2. Mampu memahami peran apoteker dalam penentuan kebijakan obat baik nasional maupun regional, distribusi dan ketersediaan obat sampai sarana pelayanan kesehatan yang terendah.
3. Mampu memahami pekerjaan kefarmasian dalam lembaga pemerintahan yang meliputi: pengelolaan pengawasan, perijinan, pengujian, pembuatan kebijakan tentang pengaturan, pemilihan, pengadaan, distribusi baik dalam skala kecil maupun skala nasional
4. Mampu memahami pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai baik di Apotek maupun Puskesmas sesuai peraturan perundang –undangan yang berlaku meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
Manajemen Apotek KIE
Pelayanan Kefarmasian Komunitas Manajemen Farmasi komunitas dan Akuntansi Apotek PKP Apotek PKP Puskesmas & Dinkes
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
13
pemusnahan, pengendalian, pencataan, distribusi, evaluasi dan pelaporan
5. Mampu melakukan pelayanan resep baik di Apotek maupun Puskemas yang bertanggung jawab kepada pasien secara profesional dan etik, yang meliputi: pengkajian resep; dispensing obat, alat kesehatan, barang habis pakai; pelayanan informasi obat; konseling; penyelesaian masalah terkait penggunaan sediaan farmasi; pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care) dan pemantauan efek samping obat
6. Mampu melakukan pelayanan obat tanpa resep (swamedikasi) di Apotek yang bertanggung jawab kepada pasien secara profesional dan etik, meliputi: penggalian informasi pasien; pemilihan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien; pelayanan informasi obat; konseling; penyelesaian masalah terkait penggunaan sediaan farmasi; pelayanan kefarmasian di rumah (home
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
14
pharmacy care); pemantauan efek samping obat
7. Mampu menjamin efikasi keamanan,dan aspek farmakoekonomi terapi obat yang memihak pada pasien, mengevaluasi kondisi pasien dan melakukan follow up pelayanan kepada pasien.
8. Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
Memiliki kemampuan interpersonal dalam praktik kefarmasian
1. Trampil dalam berorganisasi dan membangun hubungan interpersonal dalam praktik kefarmasian secara legal etik.
2. Mampu membangun hubungan interpersonal dalam melakukan praktek kefarmasian dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain
Interprofesional Education (IPE)
Mampu mengembangkan jiwa enterpreneurship
1. Mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif
2. Mampu mengembangkan asuhan kefarmasian yang kreatif dan inovatif sesuai perkembangan terkini
PKP Apotek
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
15
4.4. Kurikulum
4.4.1. Batasan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat dokumen formal dan tertulis tentang tujuan
pendidikan dan pedoman proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Mengacu pada Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pasal 38 ayat (3), kurikulum dapat dikembangkan oleh perguruan tinggi
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap
program studi. Untuk memperjelas pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses
belajar mengajar maka SK Mendiknas No. 232/U/2000 tanggal 30 Desember 2000,
serta SK Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/2006 dapat menjadi acuan berikutnya.
Sedangkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
4.4.2. Model Kurikulum
Kurikulum Berbasis Kompetensi dirancang dengan peningkatan sain-teknologi
kefarmasian yang kuat dan unggul serta pembekalan implementasi pada konsep
asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) melalui pendekatan terintegrasi baik
horizontal maupun vertikal pada kelompok sistem asuhan/ pelayanan kesehatan
bersama dokter, dokter gigi, keperawatan, kebidanan, gizi dan tenaga/profesi
kesehatan lainnya yang lebih berorientasi pada masalah farmasi klinis dan komunitas.
4.4.3. Struktur, Durasi, dan Komposisi Kurikulum
Tahap pendidikan apoteker dilakukan selama 2 semester dengan beban studi
sekurang-kurangnya 40 sks dan diakhiri dengan gelar Apoteker (Apt). Semester I
sampai dengan semester II mempunyai beban studi 40 sks (termasuk Ujian Akhir),
masing-masing 20 sks per semester.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
16
4.4.4. Skema Struktur Kurikulum
SEMESTER I
NO KODE MATA KULIAH SKS %
1 DEB71001 Farmakoterapi Terapan 2 5
2 DEB71002 Pelayanan Kefarmasian Komunitas 2 5
3 DEB71003 Manajemen Farmasi Rumah Sakit 2 5
4 DEB71004 Manajemen Farmasi Komunitas dan Akuntansi
Apotek 2 5
5 DEB71005 Manajemen Farmasi Industri 2 5
6 DEB71006 PKP Apotek 7 17,5
7 DEB71007 PKP Industri 3 7,5
JUMLAH SKS SEMESTER 20
SEMESTER II
NO KODE MATA KULIAH SKS %
1 DEB72008 PKP Puskesmas dan Dinas Kesehatan 3 7,5
2 DEB72009 PKP Rumah Sakit 15 37,5
3 DEB72010 Interprofesional Education (IPE) 1 2,5
4 DEB72011 Ujian Akhir Profesi Apoteker 1 2,5
JUMLAH SKS SEMESTER 20
JUMLAH TOTAL SKS PROGRAM PROFESI APOTEKER 40
4.4.5. Kodifikasi Mata Kuliah dan Bahan Ajar Mata Kuliah
Dalam rangka pengelompokkan mata kuliah dan bahan ajar mata kuliah
diperlukan kodifikasi yang ditetapkan oleh universitas sehingga mempermudah
penelusuran rumpun ilmu terkait diantara seluruh disiplin ilmu yang diajarkan di
berbagai program studi dan jenjang pendidikan di Universitas Brawijaya.
Kodifikasi mata kuliah dan bahan ajar kompetensi sebagai berikut :
Ilmu-ilmu Farmasi
Mengikuti aturan sebagai berikut:
Kode mata kuliah terdiri dari 8 digit:
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
17
Digit 1 : Kode Fakultas Kedokteran (D)
Digit 2 : Kode Jurusan Farmasi(E)
Digit 3 : Kode Program Studi Profesi (B)
Digit 4 : Jenjang Pendidikan Sesuai KKNI (7)
Digit 5 : Kode semester ditawarkan (Jika dibuka pada
semester ganjil maka kodenya adalah “1”
sedangkan jika mata kuliah dibuka pada
semester genap maka kodenya adalah “2”)
Digit 6-8 : Nomor urut mata kuliah
4.4.6 Evaluasi Kurikulum
Program studi melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi kurikulum
secara periodik setiap tahun akademik. Peninjauan menyeluruh dan pembaharuan
kurikulum dilakukan setiap dua tahun.
4.5. Ujian Akhir Profesi Apoteker
Ujian apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker FKUB merupakan ujian akhir untuk
menguji kompetensi calon Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian yang meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat dan bahan obat.
Tujuan Ujian
Ujian apoteker bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang calon Apoteker dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian untuk
melaksanakan tugas dan fungsi Apoteker baik dalam bidang farmasi klinis dan komunitas
maupun farmasi industri.
Syarat Peserta Ujian
Peserta ujian adalah peserta Program Profesi Apoteker FKUB yang memenuhi persyaratan
berikut :
1. Telah lulus semua mata kuliah dan PKPA kecuali mata kuliah “Ujian Apoteker”
2. Belum melampaui batas waktu masa studi pendidikan Program Profesi Apoteker
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
18
Penyelenggaraan Ujian Apoteker
Ujian apoteker dilaksanakan satu kali dalam setahun yaitu sekitar bulan Agustus yang
diselenggarakan dalam kurun waktu selama kurang lebih tiga minggu. Adapun ujian
apoteker ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Ujian Penelusuran Pustaka
2. Ujian Lisan
3. Ujian Praktek
Pada pelaksanaan ujian ini, tidak diberlakukan sistem gugur pada setiap tahapnya.
1. Tahap Ujian Penelusuran Pustaka
Terdapat dua macam ujian penelusuran pustaka untuk peserta ujian yaitu ujian penelusuran
pustaka I dan ujian penelusuran pustaka II.
Ujian Penelusuran Pustaka I
Dalam ujian penelusuran pustaka I, peserta ujian diwajibkan menyusun uraian mengenai
sediaan obat yang mencakup :
a. Legislasi dan regulasi obat
b. Informasi obat
c. Formulasi, produksi dan pengujian mutu bahan baku dan sediaan obat
Peserta akan mendapatkan soal melalui mekanisme undian dan mengerjakan uraian yang
mencakup hal-hal diatas selama 2 hari dimana setiap harinya dimulai pukul 08.00 – 17.00
dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00. Pemeriksa hasil ujian penelusuran pustaka
adalah dosen PSPA FKUB.
Ujian Penelusuran Pustaka II
Dalam ujian penelusuran pustaka II, setiap peserta ujian akan mendapatkan satu kasus
penyakit dan pengobatannya kemudian diwajibkan menyusun uraian yang mencakup :
a. Analisis permasalahan dengan metode SOAP
b. Rancangan asuhan kefarmasian
Untuk ujian penelusuran pustaka II dilaksanakan selama 1 hari yang dimulai pukul 08.00 –
17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00. Pemeriksa hasil ujian penelusuran
pustaka adalah dosen PSPA FKUB.
2. Tahap Ujian Lisan
Ujian lisan untuk calon apoteker dilaksanakan selama 60 menit untuk masing-masing
peserta ujian. Adapun materi yang menjadi bahan untuk ujian meliputi :
1. Regulasi dan Undang-undang
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
19
2. Produksi dan Pengujian mutu
3. Pelayanan Klinis dan KIE.
Pengujian untuk materi KIE dilakukan dengan pelaksanaan praktek pemberian informasi
obat kepada tenaga profesional (dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan lain) dan
non profesional (pasien dan keluarga pasien). Penguji untuk ujian lisan merupakan
gabungan dari dosen PSPA FKUB dan praktisi dari Rumah Sakit, Apotek, Pemerintahan dan
Industri Farmasi.
3. Tahap Ujian Praktek
Masing-masing peserta ujian mendapat satu tugas praktek yaitu produksi sediaan obat dan
pengujian mutu bahan aktif dan sediaan obat yang telah dibuat. Waktu yang diberikan untuk
melakukan ujian praktek adalah 3 hari untuk masing-masing peserta ujian, dimana setiap
harinya dimulai pukul 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00. Selama
pelaksanaan ujian praktek, peserta ujian akan diawasi oleh dosen.
Pelaksanaan Ujian
Urutan Pelaksanaan Ujian Apoteker PSPA FKUB adalah sebagai berikut :
Hari Ke - Kegiatan
1 Ujian Penelusuran Pustaka I
2 Lanjutan Ujian Penelusuran Pustaka I
3 Ujian Penelusuran Pustaka II
4-5 Penilaian Hasil Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
8-9 Ujian Lisan
10-12 Persiapan ujian praktek
15-20 Ujian praktek
23 Pleno Kelulusan Ujian Apoteker
Tata Tertib
Selama mengikuti ujian, peserta harus mematuhi tata-tertib ujian yang meliputi :
1. Wajib datang tepat waktu
2. Berpakaian rapi dan sopan
3. Memakai tanda peserta
4. Menandatangai daftar hadir
5. Mengumpulkan semua HP/alat komunikasi kepada pengawas Ujian
6. Mengikuti pengundian soal pada saat Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
20
7. Menempelkan kertas undian soal pada lembar jawaban pada saat Ujian Penelusuran
Pustaka I dan II
8. Menuliskan nama, NIM, nomor halaman pada setiap lembar jawaban
9. Mengenakan jas lab selama ujian praktek
10. Menjaga kebersihan tempat kerja di laboratorium selama ujian praktek
11. Memelihara peralatan dan instrument laboratorium Farmasi PSF KUB yang
digunakan pada saat ujian praktek
12. Meminta paraf dosen pengawas untuk setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan
pada saat ujian praktek
13. Menuliskan dalam log book/ form penggunaan alat/instrument sebelum
menggunakan alat/instrument tersebut pada saat ujian praktek
Peserta dilarang :
1. Menggunakan lembar jawaban selain yang disediakan oleh panitia
2. Berdiskusi satu-sama lain selama ujian
3. Melakukan komunikasi dengan sesama peserta ujian
4. Meninggalkan lokasi ujian selama ujian berlangsung tanpa seizin pengawas
5. Membawa lembar jawaban ujian ke luar ruangan
6. Melakukan percobaan pendahuluan di laboratorium farmasi PSF FKUB sebelum
ujian praktek
7. Melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
8. Makan dan minum di dalam laboratorium
Sistem Penilaian
Penilaian untuk ujian penelusuran pustaka dan ujian praktek dilakukan oleh dosen PSPA
FKUB sedangkan penilaian ujian lisan dilakukan oleh dosen PSPA FKUB dan praktisi dari
Rumah Sakit, Apoteker, Pemerintahan dan Industri Farmasi. Adapun bobot untuk masing-
masing tahap ujian adalah sebagai berikut:
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
21
Tahap dan Materi Ujian Bobot
Ujian Penelusuran Pustaka I 10%
Ujian Penelusuran Pustaka II 30%
Ujian lisan:
1. Regulasi dan Undang-undang
2. Produksi dan Pengujian mutu
3. Pelayanan Klinis dan KIE.
5%
5%
30%
Ujian Praktek 20%
TOTAL 100%
Penetapan Kelulusan Ujian Apoteker
Peserta dinyatakan lulus Ujian Apoteker jika nilai dari tahap ujian penelusuran pustaka I dan
II, ujian lisan dan ujian praktek adalah > 69.
Peserta ujian dinyatakan tidak lulus apabila :
a. Tidak mengikuti semua atau salah satu dari tahapan ujian
b. Melakukan kecurangan akademik pada saat ujian berlangsung
c. Melakukan kelalaian pada saat bekerja di laboratorium sehingga menyebabkan
kecelakaan fatal berupa kebakaran/kerusakan berat dari alat/instrument di
laboratorium
d. Memiliki nilai yang kurang dari batas nilai lulus yang telah ditetapkan
4.6. Persyaratan Yudisium
Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus program pendidikan apoteker bila
telah memenuhi persyaratan seperti BAB III C buku pedoman akademik Universitas
Brawijaya dan tidak melampaui maksimum masa studi 2 tahun.
4.7 Administrasi
a. Administrasi pendidikan mengikuti sepenuhnya dan menjadi bagian dari Administrasi
Pendidikan Fakultas.
b. Administrasi Akademik Program Studi Pendidikan Apoteker Fakultas Kedokteran
bertugas menyelenggarakan tugas adminsitratif secara khusus dalam menunjang
proses belajar mengajar kurikulum berbasis kompetensi dengan kodifikasi dan
pencirian pembelajaran kompetensi, administrasi akademik menyusun Kartu-Kartu
mahasiswa (Kartu Rencana Studi, Kartu Hasil Studi, dan Kartu lain yang diperlukan)
sesuai dengan Program Studi Pendidikan Apoteker Fakultas Kedokteran.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
22
c. Administrasi Akademik bertanggung jawab dan menyelenggarakan Sistem Informasi
Akademik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
d. Biaya studi dan Cuti Akademik mengacu pada Pedoman Pendidikan Universitas
Brawijaya.
4.8 Pelanggaran Akademik
a. Jenis pelanggaran akademik mengacu pada Peraturan Akademik Universitas
Brawijaya.
b. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik mengacu pada Peraturan Akademik
Universitas Brawijaya.
c. Prosedur Penetapan sanksi mengacu pada Peraturan Akademik Universitas
Brawijaya.
4.9. Batas Masa Studi
a. Batas Masa Studi mahasiswa 2 tahun terhitung saat terdaftar sebagai mahasiswa.
b. Bila melebihi masa studi tersebut mahasiswa dinyatakan tidak mampu melanjutkan
studinya.
c. Masa studi pada butir 1, tidak termasuk cuti akademik/terminal dengan seijin Rektor.
d. Diperhitungkan termasuk Masa Studi pada butir 1, apabila mahasiswa tidak
mendaftar ulang tanpa seijin Rektor.
4.10. Asessmen
Prinsip assesmen yang dilakukan dalam Program Studi Pendidikan Apoteker FKUB
mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan
secara integrasi. Model assesmen yang dilakukan antara lain:
a) Tingkat Kehadiran
b) Ujian semester
c) Mini Cex
d) Laporan
e) Portofolio
f) Project Industri
g) Tugas terstruktur dan non struktur
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
23
BAB V
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
5.1 Silabus Pembelajaran
a. Silabus Pembelajaran merupakan rencana kegiatan proses belajar mengajar dalam
1 semester, yang memuat unsur-unsur mata kuliah, kode mata kuliah, bahan ajar
mata kuliah dan kode bahan ajar, serta beban studi masing-masing mata kuliah.
b. Silabus Pembelajaran disusun dengan memperhatikan beban studi proporsional
per semester dengan catatan jumlah beban studi keseluruhan 41 sks untuk
keseluruhan 2 semester pendidikan Profesi Apoteker.
c. Mata kuliah semester satu diberikan sebagai bekal persiapan untuk pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker pada semester dua.
5.2 Waktu dan Tempat Pembelajaran
a. Waktu dan tempat pembelajaran disusun dan ditetapkan oleh Program Studi
Apoteker dan berkoordinasi dengan tempat praktek Profesi Apoteker.
b. Waktu pembelajaran setiap subkompetensi disesuaikan dengan beban studi
masing-masing.
c. Waktu untuk pembelajaran mandiri ditetapkan sendiri oleh mahasiswa.
d. Waktu dan tempat praktek Profesi Apoteker disesuaikan dengan fasilitas dan
kesediaan pengampu di tempat praktek Profesi Apoteker
5.3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pada semester satu strategi
pembelajaran dilakukan dengan sistem perkuliahan, dan pada semester dua pembelajaran
dilakukan dengan sistem praktek kerja Apoteker.
a. Kurikulum pada perkuliahan semester satu dilaksanakan dengan
pendekatan/strategi SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated,
Community-based, Elective/ Early Cinical Exposure, Systematic).
b. Program pembelajaran harus diupayakan terpusat pada aktivitas mahasiswa antara
lain diskusi, belajar mandiri, self inquiry, seminar,dan cara belajar aktif lainnya
sepanjang dimungkinkan.
c. Program pembelajaran pada paruh semester satu dan semester dua dilaksanakan
dengan sistem praktek yang diampu langsung oleh para praktisi
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
24
d. Program pembelajaran harus diupayakan menggunakan atau mengetengahkan
“masalah“ sebagai titik masuk penguasaan ilmu, keterampilan, perilaku, dan
pemicu (trigger) pembelajaran aktif oleh mahasiswa.
5.4 Model Pembelajaran
Pendekatan dalam Pembelajaran KBK menggunakan Pendekatan SPICES
(Haarden, 2000) yaitu Student Centered, Problem-based, Integrated, Community
Oriented, Early Exposure to Clinic and community, dan Systematic, Objective Structure
Clinical Examination. Elaborasi Pendekatan ini dalam Kurikulum KBK PSPA-FKUB
dilaksanakan melalui kuliah, tutorial, dan praktek di lapangan, melalui proses belajar
mengajar kurikulum berbasis kompetensi yang memiliki beberapa karakteristik:
a. Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active Learning)
b. Pembelajaran Terintegrasi
c. Pembelajaran Ketrampilan (Skill) secara terintegrasi dalam sistem pengembangan
ketrampilan dan metodologi
Pencapaian Kompetensi melalui penguasaan materi mata kuliah kompetensi,
matakuliah disiplin ilmu, dan kompetensi ketrampilan.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
25
BAB VI
EVALUASI KEBERHASILAN
6.1. Ketentuan Umum
a. Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah dilakukan melalui tugas
terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian akhir apoteker.
b. Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik sesuatu mata
kuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
satu semester.
c. Ujian semester (baik berupa ujian tengah semester dan akhir semester)
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. Penilaian melalui ujian semester dan tugas terstruktur dimaksudkan untuk
menentukan nilai akhir (NA) dengan pembobotan tertentu.
e. Evaluasi hasil praktek kerja apoteker dilaksanakan di masing-masing institusi tempat
mahasiswa praktek oleh pembimbing dari institusi terkait dan dosen pembimbing
PKPA melalui pengumpulan laporan.
f. Ujian praktek Apoteker dilaksanakan di Program Studi Profesi Apoteker FKUB.
g. Mahasiswa yang absensi kuliah masing-masing kurang dari 80% tidak
diperkenankan mengikuti UAS.
6.2. Nilai Lulus
a. Penilaian keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah didasarkan pada
sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu dengan cara menentukan batas
kelulusan.
b. Hasil nilai akhir matakuliah dilakukan oleh masing-masing dosen (atau tim dosen)
dinyatakan dengan huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) seperti pada tabel berikut:
Kisaran Nilai Huruf Mutu Angka Mutu Golongan Kemampuan
> 80 - 100 A 4 Sangat Baik
> 75 – 80 B+ 3,5 Antara Sangat Baik dan Baik
> 69 – 75 B 3 Baik
> 60 – 69 C+ 2,5 Antara Baik dan Cukup
> 55 – 60 C 2 Cukup
> 50 – 55 D+ 1,5 Antara Cukup dan Kurang
> 44 – 50 D 1 Kurang
0 - 44 E 0 Gagal
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
26
c. Pemberian Nilai pada setiap kegiatan dapat dilakukan dengan huruf mutu (E – A)
yang kemudian dikonversikan ke Angka Mutu (0 – 4)
1. Nilai akhir bagi mata kuliah yang diasuh oleh lebih satu dosen merupakan nilai
gabungan dari semua dosen yang digabungkan oleh dosen koordinator.
2. Nilai akhir merupakan gabungan nilai : tugas/ kuis dan ujian semester. Nilai akhir
ditentukan dengan kriteria pada butir b.
3. Kelulusan akhir mahasiswa ditentukan oleh hasil Ujian Akhir Apoteker
6.3. Pembobotan
a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi
kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.
b. Perhitungan Nilai Akhir dilakukan dengan memberikan bobot pada setiap kegiatan
perkuliahan dalam semester tersebut menggunakan rumus :
n
1i
ii
n
1i
iiii
BpBaBmBqBt
Bp.NpBa.NaBm.Nm.NqBq.NtBt
NA
Dengan:
Bti adalah bobot nilai tugas terstruktur ke i
Bqi adalah bobot nilai kuis ke i
Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester
Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester
Bp adalah bobot nilai praktikum
Nti;Nqi; Nm; Na; Np adalah nilai setiap kegiatan akademik
6.4. Tahapan Evaluasi
a. Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah dilakukan melalui
tugas terstruktur, kuis, dan ujian semester.
b. Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata
kuliah pada semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu
semester.
c. Ujian semester dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam kalender
akademik.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
27
d. Penilaian melalui tugas terstruktur, kuis, ujian semester dan ujian praktikum
dimaksudkan untuk menentukan nilai akhir (NA) dengan pembobotan tertentu.
e. Evaluasi Hasil Belajar Merupakan Proses Asesmen yang dilakukan berturutan : 1)
Pengukuran (Scoring) , 2) Penilaian (Grading), 3) Pengambilan keputusan.
f. Penilaian terhadap praktek kerja profesi dilakukan oleh praktisi di masing-masing
tempat praktek dan dosen pembimbing.
6.5. Penilaian Hasil
Penilaian hasil belajar mahasiswa terdiri dari beberapa cara:
a. Ujian tulis (format jawaban pilihan ganda dan/atau jawaban kalimat uraian/
penjelasan baik secara manual maupun computerized based test/ CBT)
b. Ujian Praktek Kerja Profesi (laporan/portofolio, pengamatan ketrampilan/ perilaku
dan atau ujian tulis)
c. Laporan tugas (tugas baca, tugas seminar dan tugas pembelajaran PBL)
Semua hasil-hasil belajar mahasiswa dalam kurikulum (KHS dan Transkrip
Akademik), ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan dikumpulkan dalam suatu sistem
portofolio mahasiswa secara mandiri dibimbing dosen wali dan dokumen ini akan
digunakan dalam sidang judisium kelulusan dan dapat menjadi berkas kelengkapan
lulusan dalam proses melamar pekerjaan. Assessment PBL dilakukan dengan asesmen
proses belajar menggunakan Lembar Observasi untuk menilai keterampilan belajar dan
penguasaan ilmunya. Apabila PBL dilaksanakan sebagai proses pembelajaran modul
maka ujian modul adalah assessment pengukuran sumatifnya sekaligus.
6.6. Predikat Kelulusan
a. Predikat Kelulusan Program Studi Pendidikan Apoteker FKUB yang terdiri atas 3
tingkat, yaitu :
1. IPK 3,00 – 3,50 : Lulus dengan predikat “Memuaskan”
2. IPK 3,51 – 3,75 : Lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan”
3. IPK >3,75 : Lulus dengan predikat “Dengan Pujian”
b. Predikat Kelulusan disebut “Dengan Pujian” ditentukan dengan harus memenuhi
seluruh pesyaratan yang meliputi masa studi, IPK, dan nilai minimal seperti di
bawah ini:
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
28
Uraian TAHAP AKADEMIK
Apoteker
Masa Studi 1 tahun
IPK >3,75
Nilai Minimal ≥ B
c. Untuk pendaftaran wisuda universitas dapat menggunakan salah satu predikat
“Dengan Pujian” pada tahap Apoteker.
6.7. Plagiat
Berdasarkan Permendiknas nomer 17 tahun 2010, plagiat adalah perbuatan
secara sengaja atau tidak sengaja dengan memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya
dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumber secara tepat dan memadai. Yang dimaksud dengan plagiat melitupi tetapi tidak
terbatas pada:
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan
kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiah tanpa menyatakan sumber secara memadai
Plagiator di perguruan tinggi adalah:
a. Satu atau lebih mahasiswa
b. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;
c. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atu lebih
mahasiswa.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
29
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana
dimaksudkan, secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat, terdiri atas :
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai satu atau beberapa matakuliah yang diperoleh mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
30
BAB VII
PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI
7.1. Ujian Perbaikan
a. Ujian Perbaikan ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir suatu mata kuliah yang
sudah pernah ditempuh pada satu periode profesi yang sama.
b. Ujian Perbaikan dilaksanakan pada akhir semester
c. Ujian Perbaikan diperuntukkan bagi mahasiswa dengan nilai setinggi-tingginya C+
pada mata kuliah dimana akan dilakukan Ujian Perbaikan.
d. Hasil nilai yang diperoleh adalah nilai yang terakhir dengan nilai maksimal B
e. Ada tidaknya penyelenggaraan Ujian Perbaikan diserahkan kepada kebijakan
PJMK (Penanggung Jawab Mata Kuliah)
f. Ujian Perbaikan untuk Ujian Akhir Profesi dapat dilaksanakan sebanyak-banyaknya
dua kali pada periode profesi yang sama untuk mahasiswa yang nilainya < 69
dengan nilai akhir maksimal B.
7.2. Ujian Susulan
Ujian susulan dapat diselenggarakan berdasarkan ketentuan masing-masing
Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) yang dilaksanakan pada tengah semester
atau akhir semester yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang memenuhi salah satu
syarat berikut:
a. Sakit dengan surat keterangan dokter (asli)
b. Alasan lain yang dapat diterima (dengan persetujuan Ketua Program Studi)
7.3. Pelatihan UKAI
a. Pelatihan UKAI dilaksanakan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi UKAI,
diberikan dalam bentuk latihan pengerjaan soal-soal CBT UKAI
b. Pelatihan UKAI dilaksanakan menjelang UKAI
c. Pelatihan UKAI diberikan Tim Persiapan UKAI
d. Mahasiswa peserta pelatihan UKAI harus memenuhi persyaratan administrasi yang
ditetapkan oleh ketua Program Studi Profesi Apoteker
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
31
7.4. Kepenasehatan Akademik
a. Program Studi menetapkan sejumlah Dosen sebagai Penasehat Akademik bagi
mahasiswa.
b. Penasehat akademik ( PA ) bertugas :
1) Mengetahui jumlah kredit yang diambil dalam Kartu rencana studinya (KRS)
berdasarkan hasil studi sebelumnya (KHS).
2) Memproses pengisian KRS serta bertanggungjawab atas kebenaran isinya.
c. Penasehat akademik harus benar-benar menguasai peraturan akademik, sistem
pendidikan, sistim evaluasi hasil belajar agar mampu membantu mahasiswa
secara maksimal dalam menentukan beban dan prioritas matakuliah yang perlu
diambil untuk semester berikutnya agar efektif mengikuti pembelajaran pada
setiap semester.
d. Administrasi kepenasehatan akademik diatur melalui sejumlah daftar dan kartu
yang harus dipahami Penasehat Akademik, maing-masing ;
1) Daftar :
Daftar nama mahasiswa
Daftar Hadir mahasiswa
Daftar Nilai Ujian
2) Kartu :
Kartu Rencana Studi (KRS), dikeluarkan oleh Program Studi, mencatat
semua matakuliah yang diprogramkan mahasiswa pada masing-masing
semester.
Kartu hasil Studi (KHS) dikeluarkan oleh Program Studi, mencatat Nilai yang
diperoleh mahasiswa bagi mata kuliah yang di program dalam KRS.
3) Program Studi berhak mengesahkan kartu Hasil Studi dan menetapkan Kartu
Rencana Studi untuk semester berikutnya
4) Mahasiswa dengan IPK rendah atau berisiko gagal terutama berisiko
diberhentikan sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya, dianjurkan tidak
mengikuti semester berikutnya dan dianjurkan memperbaiki nilai atau
disarankan pindah ke Program Studi di luar Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
5) Keputusan pemberhentian sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya
didasarkan atas rekomendasi Ketua Program Studi yang selanjutnya diajukan
kepada Dekan. Tahap berikutnya, Dekan mengusulkan kepada Rektor.
Keputusan pemberhentian sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya
dikeluarkan oleh Rektor.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
32
6) Kepenasehatan akademik dibawah koordinasi Wakil Dekan I Bidang Akademik.
7.5. Bimbingan Konseling
a. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistimatis dan
intensif kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, studi , dan
karir, demi masa depannya.
b. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang mempunyai keahlian
dibidangnya dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas
c. Usul Bimbingan dan Konseling dapat diajukan mahasiswa bersangkutan,
penasehat akademik , ataupun oleh jurusan yang akan diajukan kepada konselor
yang ada dalam tim Fakultas.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
33
BAB VIII
PENUTUP
1. Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Apoteker tahun ajaran 2016/2017 ini
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, Pedoman Pendidikan ini akan ditinjau kembali dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi
Apoteker tahun ajaran 2016/2017 ini, akan diatur tersendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
34
SILABUS
1. Farmakoterapi Terapan (2 SKS)
Deskripsi:
Mata kuliah ini mempelajari mengenai peran apoteker dalam melaksanakan pekerjaan
kefarmasian, peran apoteker dalam bidang farmasi klinik, mempelajari cara penelusuran
EBM (evidence based medicine), spesialite obat dan alat kesehatan, mempelajari contoh
analisis kasus, mempelajari farmakokinetika terapan, cara pengisian rekam medis pasien,
serta cara berkomunikasi dengan sejawat, health care proffesional, maupun dengan pasien
atau keluarga pasien.
Pustaka:
1. Bauer LA. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. 2nd Ed. The McGraw-Hill
Companies, Inc. New York.
2. British National Formulatorium (BNF). 61th Ed. 2010. BMJ Publishing Group.
3. Cannon SJ, Young LL & Kramer E. 2007. Evidence-Based Pharmacotherapy. The
American Pharmacists Association. Washington.
4. Chiquette E & Posey M. 2008. Evidence-Based Medicine in Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert, Y Gary, M Gary, W
Barbara & P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
5. Dipiro JT, Spruill WJ, Wade WE, Blouin RA & Pruemer JM. 2005. Concepts in
Clinical Pharmacokinetics. 4th Ed. American Society of Health-System
Pharmacists, Inc., Bethesda.
6. Heneghan C & Badenoch D. 2002. Evidence Based Medicine Toolkit. BMJ Books.
London.
7. Jambhekar SS & Breen PJ. 2009. Basic Pharmacokinetics. Pharmaceutical Press.
London.
8. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta.
9. Kunnamo I. 2005. Evidence-Based Medicine Guidelines. John Wiley & Sons Ltd.
Helsinki.
10. Mackinnon GE & Mackinnon NJ. 2008. Documentation of Pharmacy Services in
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert,
Y Gary, M Gary, W Barbara & P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New
York.
11. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009.
12. Rescigno A. 2004. Foundations of Pharmacokinetics. Kluwer Academic Publishers
New York.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
35
13. Rowland M & Tozer TN. 1995. Clinical Pharmacokinetics Concepts and
Applications. 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
14. Shargel & Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. 2nd Ed.
Airlangga University Press. Surabaya.
2. PKPA Rumah Sakit (15 SKS)
Deskripsi:
Aktifitas mahasiswa dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA); Instalasi Rawat Jalan (IRJA),
Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRNA dan IRJA, Instalasi Gawat Darurat (IGD), OK Sentral
dan gudang farmasi. Aktifitas yang dilakukan mahasiswa meliputi tutorial, penyusunan
makalah, konseling kepada pasien, dan penyuluhan. Materi yang dibahas dalam aktivitas
tersebut adalah analisis perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi, sistem distribusi
obat di RS, analisis kepuasan pelayanan farmasi, analisis biaya perbekalan farmasi,
Pelayanan Informasi Obat (PIO), Promosi Kesehatan di RS (PKRS), kajian Drug Utility
Review, kajian resep, melakukan pencacatan dalam dokumentasi rekam medis,
dokumentasi penggunaan antibiotika, dan dokumentasi Monitoring Efek Samping Obat
(MESO).
3. Interprofesional Education (IPE) (1 SKS)
Deskripsi :
Meningkatkan kemampuan peserta terkait pengembangan program Inter-Professional
Education (IPE) bertujuan:
1. Meningkatkan kesadaran peserta tentang pentingnya IPE untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan berbasis kolaborasi
2. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang penyusunan dan integrasi IPE dalam
kurikulum
3. Mengidentifikasi tantangan, hambatan dan solusi dalam pengembangan dan
penerapan IPE di Indonesia melalui kegiatan:
a. Paparan Narasumber
b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion)
c. Paparan Refleksi Penerapan IPE di RS
d. Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion)
e. Paparan Hasil Diskusi Kelompok Kecil
f. Perumusan Rencana Tindak Lanjut
Case study yang diambil dalam kegiatan IPE lebih ditekankan pada Drug Utilization Study
untuk penyakit tertentu.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
36
4. Manajemen Farmasi Rumah Sakit (2 SKS)
Deskripsi:
Mata kuliah ini mempelajari mengenai manajemen farmasi dan pelayanan kefarmasian klinik
di rumah sakit. Materi pada mata kuiah ini meliputi regulasi obat, sumber daya kefarmasian,
administrasi obat di rumah sakit, manajemen pengelolaan sediaan farmasi terkait
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian, distribusi, penarikan dan
pemusnahan, serta pelayanan kefarmasian klinik dalam bidang pengkajian dan pelayanan
resep, rekonsiliasi obat, konseling, monitoring efek samping, dispensing sediaan steril dan
sitostatika.
Pustaka:
1. Bauer LA. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. 2nd Ed. The McGraw-Hill
Companies, Inc. New York.
2. British National Formulatorium (BNF). 61th Ed. 2010. BMJ Publishing Group.
3. Cannon SJ, Young LL & Kramer E. 2007. Evidence-Based Pharmacotherapy. The
American Pharmacists Association. Washington.
4. Chiquette E & Posey M. 2008. Evidence-Based Medicine in Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert, Y Gary, M Gary, W
Barbara & P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
5. Dipiro JT, Spruill WJ, Wade WE, Blouin RA & Pruemer JM. 2005. Concepts in
Clinical Pharmacokinetics. 4th Ed. American Society of Health-System
Pharmacists, Inc., Bethesda.
6. Heneghan C & Badenoch D. 2002. Evidence Based Medicine Toolkit. BMJ Books.
London.
7. Jambhekar SS & Breen PJ. 2009. Basic Pharmacokinetics. Pharmaceutical Press.
London.
8. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta.
9. Kunnamo I. 2005. Evidence-Based Medicine Guidelines. John Wiley & Sons Ltd.
Helsinki.
10. Mackinnon GE & Mackinnon NJ. 2008. Documentation of Pharmacy Services in
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert,
Y Gary, M Gary, W Barbara & P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New
York.
11. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009.
12. Rescigno A. 2004. Foundations of Pharmacokinetics. Kluwer Academic Publishers
New York.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
37
13. Rowland M & Tozer TN. 1995. Clinical Pharmacokinetics Concepts and
Applications. 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
14. Shargel & Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. 2nd Ed.
Airlangga University Press. Surabaya.
5. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Dinas Kesehatan dan Puskesmas (3 SKS)
Deskripsi:
PKPA dilakukan di beberapa instansi, termasuk instansi pemerintah yaitu Dinas
Kesehatan dan Puskesmas. PKPA bidang pemerintahan akan meliputi PKP di Dinas
Kesehatan dan Instalasi Farmasi untuk dapat mengetahui tugas pokok, fungsi dan
kewenangan profesi apoteker pada pos-pos strategis di instansi pemerintah. Selama
melakukan PKP di Dinas Kesehatan dan Instalasi Farmasi, mahasiswa mempelajari tentang
Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan peran/fungsi Dinas Kesehatan, Instalasi
Farmasi dan Puskesmas, Manajemen SDM Dinkes dan Puskesmas, Manajemen Keuangan,
Manajemen Keuangan, Manajemen Persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes
dan Instalasi Farmasi, serta Manajemen Informasi.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pratama yang dituju oleh
masyarakat apabila mengalami keluhan kesehatan. Peran apoteker sangat penting pada
pelayanan Puskesmas untuk memastikan agar pasien mendapatkan terapi obat yang
optimal, sehingga diperlukan pemahaman mahasiswa pada peran Farmasi Klinik di
Puskesmas. Selain itu mahasiswa juga perlu mengetahui tugas khusus di Puskesmas yang
meliputi peran apoteker pada usaha meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui
penyuluhan dan edukasi mengenai topik-topik kesehatan yang banyak beredar di tengah
masyarakat.
6. Manajemen Industri (2 SKS)
Deskripsi:
Overview industri farmasi dan CPOB secara umum, manajemen mutu, kualifikasi dan
validasi, personalia dan manajemen organisasi, leadership, bangunan dan fasilitas,
peralatasan dan kalibrasi, sanitasi dan hygiene, produksi non steril, produksi steril,
pengawasan mutu, dokumentasi, inspeksi diri, audit mutu dan persetujuan pemasok,
penanganan lekuhan terhadap produk dan penarikan kembali, regulasi, pembuatan dan
analisis berdasarkan kontrak, pharmacovigilance, supply chain, distribusi sediaan farmasi,
quality risk management, product development dan registrasi.
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
38
Pustaka:
1. Agalloco J., Carleton, F. J., 2008. Validation of Pharmaceutical Processes, ,
Informa Healthcare
2. Priyambodo, B., 2007. Manajemen Farmasi dan Industri, , Global Pustaka Utama,
Yogyakarta
3. World Health Organization, Basic Principles of GMP: Qualification and
Validation, Jan 2006
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB)
7. Manajemen Kefarmasian Komunitas dan Akuntansi Apotek (2 SKS)
Deskripsi:
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan
memahami konsep manajemen pada farmasi komunitas, manajemen praktek kefarmasian,
praktek apoteker di komunitas berbasis pharmaceutical care, apoteker praktek mandiri,
manajemen Pemasaran, pharmaceutical care dalam praktek kefarmasian, prosedur
pemberian harga dan perpajakan, manajemen keuangan dan laporan keuangan,
pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran transaksi, akuntansi apotek (pembelian dan
penjualan) dan jurnal khusus dan buku tambahan
Pustaka:
1. Andrew M., 2004. Managing Pharmacy Practice, Principles, Strategies and
Systems, CRS Press, USA.
2. Dessele, P., Shane, Z., David, P., 2005, Pharmacy Management Assentials for All
Practice Setting, The McGraww-Hill Compony, USA
3. Seto,S., 2001, Manajemen Apotek, Airlangga University Press, Surabaya
4. Quick, J.D., Rankin, J.R, Laing, R.O., O’Connor.R.W., 1997, Managing Drug
Supply, second edition, Kumarin Press, West Harford, USA
5. Steven B., 2005. Pharmacy Business Management. Pharmaceutical Press, USA
6. Umar, M., 2005, Manajemen Apotek Praktis, Ar-rahman, Solo
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
39
8. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek (7 SKS)
Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi/ perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain
sebagai sarana praktek Apoteker, apotek dapat digunakan oleh apoteker sebagai sarana
dalam mengembangkan ilmu kewirausahaan. Apotek merupakan tempat atau terminal
distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika
kefarmasian. Seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, evaluasi dan pelaporan perbekalan
kefarmasian. Dengan adanya tanggungjawab dari apoteker ini diharapkan pelayanan obat
oleh apoteker di apotek terjamin keamanan perbekalan kefarmasian baik dari segi kualitas
maupun kuatitasnya.
Mahasiswa PSPA FKUB akan melaksanakan PKPA di Apotek selama 2 bulan.
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah PKPA di Apotek adalah mahasiswa mampu
membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di apotek berdasarkan ilmu
pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang-undangan yang berlaku dan etika
profesi farmasi, mampu mempraktekkan asuhan kefarmasian agar tercapai tujuan terapi
bagi pasien, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, karyawan apotek dan
tenaga kesehatan lainnya, mampu menyusun rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan
alat kesehatan, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan bisnis.. mampu
menyusun rencana pengembangan praktek kefarmasian yang berorientasi pada layanan
kefarmasian, mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat.
1. Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 19th ed.,
Mac Publishing Company; USA.;
2. ASHP. 1983, Basic Skills in Clinical Pharmacy Practice
3. Walker R., and Edwards C., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd ed.,
Churchill Livingstone, Edinburgh;
4. Rovers J.P., et al., 1998, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, American
Pharmaceutical Assoaciation, Washington DC;
5. Speight, T.M., and Holford, N.H.G., 1997, Avery’s Drug Treatment, 4th ed., Adis
International, Auckland
9. Pelayanan Farmasi Komunitas (2 SKS)
Deskripsi:
Mata kuliah Pelayanan Farmasi Komunitas merupakan mata kuliah wajib bagi
mahasiwa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Mata
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016 - 2017
40
kuliah ini dapat diikuti pada semester ganjil. Pokok-pokok bahasan yang diberikan adalah
etika dan perundang-undangan kefarmasian, identifikasi masalah terkait obat, swamedikasi,
pelayanan resep di apotek, pelayanan resep di puskesmas, dan komunikasi informasi
edukasi. Keseluruhan materi Farmakoekonomi dibagi menjadi 7 pokok bahasan yang
diberikan dalam 14 kali tatap muka.
Pustaka:
1. Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 19th
ed., Mac Publishing Company; USA
2. ASHP. 1983, Basic Skills in Clinical Pharmacy Practice
3. Walker R., and Edwards C., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd ed.,
Churchill Livingstone, Edinburgh;
4. Rovers J.P., et al., 1998, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, American
Pharmaceutical Assoaciation, Washington DC;
5. Speight, T.M., and Holford, N.H.G., 1997, Avery’s Drug Treatment, 4th ed., Adis
International, Auckland