16
No. 27, Juni 2007 1

Peduli Lingkungan

  • Upload
    wisnu

  • View
    1.219

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PROYEK PEMBANGUNAN KILANG MINYAK DENGAN MEMELIHARA LINGKUNGAN

Citation preview

Page 1: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

1

Page 2: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

2

Editorial

Redaksi menerimamasukan artikel yang dikirim

melaluie-mail : [email protected]

atau fax. 021 - 5290 1315

Keberadaan industri minyak dan gasbumi memang kerap dihadapkanpada isu lingkungan. Pasalnya,

setiap proses kehidupan apalagi industri selalumenghasilkan sampah, dan bila tidak cermatdilokalisir akan menjadi limbah yangmembahayakan lingkungan. Begitu pula proseseksplorasi dan eksploitasi serta prosespendistribusian migas bisa mengandung resikobagi lingkungan.

Di Indonesia, pencemaran dalam kegiatanoperasi migas juga kerap terjadi. Di antaraberbagai kasus, yang paling sering terjadiadalah kasus tumpahnya minyak ke laut, baikyang terjadi karena kecelakaan maupun akibatketeledoran. Kasus lainnya adalah kebocoranpipa gas dan blow out. Yang paling berbahayasecara fisik adalah blow out, namun karenapada umumnya langsung terbakar (ataudibakar) maka kepada lingkungan menjadi tidakberbahaya secara signifikan. Justru yang

paling sulit diatasi adalah tumpahnya minyak,karena tidak terbakar malah tersebar(dispersion) ke segala arah dan tidak jarangbisa mencemari pantai.

Selain masalah pencemaran lingkungan,kegiatan industri migas ikut mempengaruhiperubahan suhu dan iklim bumi yang terjadisaat ini. Peningkatan konsentrasi gas rumahkaca (green house gas) akibat aktivitasindustri migas memberi andil dalampeningkatan radiasi yang terperangkap diatmosfer. Hal ini memicu fenomenapemanasan global (global warming), yaitumeningkatnya suhu permukaan bumi.

Namun menghentikan industri migasbukanlah solusi yang tepat, mengingat kitamasih sangat bergantung pada industritersebut, baik untuk perolehan devisa maupunmencukupi kebutuhan energi di dalam negeri.Dengan demikian, langkah terbaik adalahmengupayakan teknologi yang aman bagilingkungan sembari meminimalkan dampaklingkungan dengan operasi yang benar.

Menyadari resiko inilah, BPMIGAS danKontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)senantiasa menempatkan aspek perlindunganlingkungan sebagai prioritas utama dalammenjalankan tugas-tugasnya. Berbagai

program perlindungan lingkungan telahditerapkan semenjak kegiatan awal eksplorasihingga eksploitasi di lapangan migas.

BPMIGAS-KKKS melakukan antisipasi danberkontribusi secara proaktif dalam mengatasipermasalahan lingkungan hidup ini. Langkah-langkah yang telah ditempuh antara lain;mengurangi emisi gas rumah kaca dengancara meningkatkan efisiensi penggunaanenergi dalam kegiatan operasional dilapangan. KKKS juga didorong untukmelakukan investasi dalam penelitian,pengembangan dan perbaikan teknologi yangramah lingkungan dalam memperoleh sertamenciptakan energi.

Lebih jauh lagi, BPMIGAS-KKKS jugatelah melakukan berbagai kegiatan pedulilingkungan, mulai dari upaya pengelolaan danpemantauan lingkungan, dokumen AMDAL,revisi AMDAL, sosialisasi PROPER, programsertifikasi ISO 14001, penanganan emisiudara, program perbaikan lingkungan,penanganan pencemaran lingkungan danpenyelesaian sludge. Meskipun demikian,persoalan lingkungan tidak hanyamerupakan tanggungjawab individu,namun perwujudan tanggung-jawab bersama. ***

Evaporation Water PondENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG)

Page 3: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

3

Laporan Utama

Aspek perlindungan dan pelestarianlingkungan merupakan bagianpenting dari kegiatan operasi

usaha hulu minyak dan gas bumi di Indone-sia. Bahkan sudah dilakukan oleh para pelakuusaha hulu sebelum lahirnya Undang-undangLingkungan No. 4 Tahun 1982.

“Hal ini dilakukan karena kegiataneksplorasi maupun eksploitasi migasmempunyai potensi memberikan dampaknegatif maupun positif bagi lingkungan disekitar daerah operasi,” papar Wakil KepalaBPMIGAS Abdul Muin di sela-sela acaraPameran Pekan Lingkungan Indonesia Tahun2007.

Dengan begitu, menurut Muin, kualitaslingkungan di sekitar daerah operasi hulumigas dapat ditingkatkan. Sehingga selainmampu meningkatkan pendapatan negaradari sektor migas, upaya tersebut jugamemberikan manfaat bagi masyarakat danlingkungan di sekitarnya.

Pameran Pekan Lingkungan Indonesia(PPLI) 2007 merupakan rangkaian kegiatanpenyebarluasan informasi prestasi dan

kinerja pengelolaan lingkungan hidupterbesar di Indonesia . Acara yang diadakanpada 31 Mei – 3 Juni 2007 di Jakarta Con-vention Center ini bertujuan memberikanpencerahan dan arti penting lingkungan bagimasyarakat luas serta mempertajam visidan misi tentang lingkungan dari para stake-holder.

Partisipasi BPMIGAS bersama-samaKontraktor KKS pada PPLI 2007 mengusungtema “Efisiensi Energi bagi PelestarianLingkungan”. Stan BPMIGAS-KKKS menam-pilkan berbagai informasi penting tentangupaya-upaya usaha hulu migas dalam

Efisiensi EnergiBagi PelestarianLingkungan

meminimalkan dampak-dampak negatifser ta memaksimalkan dampak-dampakpositif dari sumber daya lingkungan disekitarnya. Contohnya, pemanfaatan emisigas menjadi komoditas yang dapat diman-faatkan oleh industri maupun masyarakatdan lingkungan.

Partisipasi BPMIGAS-KKKS dalam PPLI2007 diharapkan bisa memicu masyarakatagar dapat lebih mengetahui dan memahamiusaha-usaha perlindungan dan pelestarianlingkungan yang telah dilakukan industrimigas selama ini. Selain itu, pameran inijuga merupakan salah satu event pentinguntuk menyadarkan masyarakat bahwalingkungan tidak hanya merupakan tang-gungjawab individu namun perwujudantanggungjawab bersama.

Selama pameran, stan menampilkandialog tentang upaya perlindungan danpelestarian lingkungan, baik secara umummaupun di sekitar daerah operasi hulumigas. Pada hari pertama, dialog diisi olehmantan Menteri Lingkungan Hidup EmilSalim yang mengusung tema “PemanasanGlobal”. Uniknya, dialog tersebut tidak hanyadiikuti oleh para pengunjung pamerannamun juga para murid Sekolah Dasar yangsengaja diundang dalam acara tersebut.

Kepada anak-anak, Emil Salim menjelas-kan dengan ringkas proses terjadinyapemanasan global dan dampak-dampaknya.Setelah itu, dia pun melontarkan beberapapertanyaan kepada anak-anak. Beberapa anakjuga sempat dipanggil ke depan. Dialog yangcukup mengundang tawa pun terjadi setelahsi bocah menjawab per tanyaan pakarlingkungan ini dengan polos dan lugu.***

“Kegiatan eksplorasi maupuneksploitasi migas mempunyaipotensi memberikan dampaknegatif maupun positif bagilingkungan di sekitar daerahoperasi.” >>Abdul Muin

Condensat Storage tank / EMP Keangean

Page 4: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

4

Laporan Utama

Program peduli lingkungan yangdisusun dan telah dijalankanoleh BPMIGAS dan Kontraktor

KKS bukan sekedar melindungi danmelestarikan lingkungan. Programtersebut terbukti ikut membantumeningkatkan produksi migas danmenambah pendapatan.

Ini dibuktikan dari program penguranganflare di Lapangan Yakin, Kalimantan Timur,yang dioperasikan Chevron IndonesiaCompany (CICo). Program yang telah dimulaisejak tahun 2002 tersebut merupakan bagiandari upaya Chevron untuk melakukanefisiensi energi dalam proses produksi danmelindungi kualitas lingkungan di sekitardaerah operasi.

Program ini berhasil mengurangiemisi gas rumah kaca dari proses flaringdan venting secara drastis menjadikurang dari satu mmscfd. Padahalsebelumnya, total emisi gas yang dilepaske atmosfer dari kedua proses tersebutmencapai 14-16 mmscfd.

Selain berhasil mengurangi emisi,program ini juga mampu meningkatkan

produksi Lapangan Yakin, yang terdiri daribeberapa lapangan migas offshore.Pasalnya, gas yang sebelumnya di-flarekemudian dikonservasi untuk penjualan dipasar domestik sebesar tiga (3) mmscfd.Sementara produksi minyak mentah naiksampai 1.000 bopd menjadi 11.000 bopd.

Program serupa juga telah dijalankanoleh PT. Medco E&P Indonesia. Malahan,perusahaan ini telah menjadi perusahaanmigas pertama di Indonesia yangmengembangkan proyek Clean Develop-ment Mechanism (CDM). Proyek CDM ini,yang didukung Bank Dunia danKementerian Lingkungan Hidup, berhasilmereduksi flare gas dari lapangan-lapangan di Blok Rimau sebanyak1.962.280 ton emisi CO2-e.

Menurut Director of Producing AssetMedco E&P, Budi Basuki, reduksi flare gastersebut memiliki keuntungan di antaranyamenambah pendapatan pemerintah dariLPG, dapat digunakan untuk pembangkitlistrik dan membuka kesempatan kerjabaru bagi masyarakat setempat.

Proyek-proyek lainnya yang mendukung

program CDM adalah reduksi flare gas diBlok SSE sebesar 11 MMSCFD yang berasaldari Lapangan Lagan, Soka, dan GunungKembang, serta di Blok Sembangkungsebesar 5 MMSCFD. Selain itu, ada jugaproyek injeksi CO2 di Lapangan Singa,konversi bahan bakar minyak dengan gasdan program gas untuk rakyat.

Sementara itu, Badan OperasiBersama PT Bumi Siak Pusako-PertaminaHulu (BOB BSP-Pertamina Hulu) berupayamengejar kenaikan produksi minyakdengan meningkatkan penerapan programK3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)sehingga mendapat penghargaan OHSAS(Occupational Health and Safety Aware-ness System) 18001.

Penghargaan ini menjadi modaltambahan bagi BOB karena sistemmanajemen K3-nya dinyatakan telahmemenuhi standar dan mendapatpengakuan dunia international. ManajerHealth Safety Environment BOB NawasirKadir mengatakan, penghargaan OHSAS18001 tersebut melengkapi penghargaanlain yang pernah diterima BOB, yakni ISO

EMP Kangean Sepanjang Island Process Plant

Page 5: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

5

Laporan Utama

14001 dari RWTUV terkait SistemManajemen Lingkungan. Keduapenghargaan ini sangat bergengsikarena menempatkan BOB sebagaiperusahaan yang berstandarInternasional.

Penghargaan ini juga merupakanbukti komitmen dan konsistensimanajemen BOB mulai dari level atashingga ke tingkat bawah. Sebagaimanadiketahui, sejak beroperasi, BOB tetapmelakukan pengelolaan ladang minyakyang bersandar pada tiga hal pokokyaitu kemitraan, profesionalisme, dankepedulian terhadap lingkungan.Karena terdapat hutan lindung diwilayah Blok CPP, maka kepedulianterhadap lingkungan dimensinyamenjadi semakin luas tidak saja terkaitdengan sosial ekonomi masyarakat,terkait juga dengan pelestarian alam.

Komitmen terhadap kelestarianlingkungan juga terus diwujudkan olehTotal E&P Indonesie. Terhitung sejakOktober 2006, seluruh lapangan fasilitasproduksi perusahaan migas asalPerancis di Blok Mahakam, Kaltim,memperoleh sertifikat ISO 14001.

Penilaian atas kelayakanpenerimaan sertifikat ISO 14001didasari atas berbagai pertimbangan,di antaranya adalah kebijakanlingkungan yang diterapkan TotalIndonesie sesuai dengan persyaratanstandar ISO 14001. Standar tersebutmencakup komitmen pada perbaikanberkelanjutan dan pencegahanpencemaran, menaati peraturan yangberlaku, serta mengkomunikasikannyakepada semua orang yang bekerja.

Produsen gas nomor satu diIndonesia ini melakukan analisa danpenerapan standarisasi ISO 14001secara bertahap dan konsisten sejaktahun 2000. Perbaikan secara berke-lanjutan mulai diterapkan tahun 2001 danpada akhirnya DNV (Det Norske Veritas),sebagai badan registrasi melalui hasilaudit, menganugerahkan Total Indonesiesertifikat ISO 14001 pada bulan Oktober2006 untuk empat lapangan fasilitasproduksinya, yakni terminal BSP(Bekapai, Senipah, Peciko), CPU (CentralProcessing Unit), NPU (North ProcessingUnit) dan Handil II Logistic Base.*** Jalur pipa milik EMP di Pulau Sepanjang

Page 6: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

6

Laporan Utama

Sejak tahun 2002, BPMIGAS danKKKS telah melaksanakanberbagai upaya menangani

dampak lingkungan dari operasi migas.Diantaranya melakukan supervisipembuatan dokumen amdal, pengelolaandan pemantauan lingkungan, sosialisasiprogram penilaian peningkatan kinerjaperusahaan dalam pengelolaan lingkunganhidup (Proper), program sertifikasi ISO14001, penanganan emisi udara, danprogram perbaikan lingkungan.

Salah satu aspek yang selama inimenjadi ukuran ketaatan pada peraturanlingkungan perusahaan migas/KKKSadalah PROPER. Program ini dilakukanoleh Tim yang dibentuk KementerianNegara Lingkungan Hidup BidangPengendalian Pencemaran Lingkungandan Deputi Bidang Pengelolaan B3 danLimbah B3.

Hasil akhir dari Proper adalahperingkat kinerja perusahaan berdasarkanperingkat ketaatan terhadap peraturanlingkungan hidup.

Program ini mencakup pengawasanketaatan terhadap peraturan lingkunganhidup terutama yang berkaitan denganpengelolaan limbah cair, emisi udara,maupun pengelolaan limbah non B3 dan

B3.Melalui evaluasi yang dilakukan, pihak

KLH menilai sejak 2002, ketaatanperusahaan migas dalam menjalankanProper semakin baik dibandingkan sektorpertambangan maupun energi.

Laporan Asisten Deputi UrusanPengendalian Pencemaran LingkunganKementerian Negara Lingkungan Hidup(KLH) untuk sektor pertambangan, energi,dan migas tahun 2006 menunjukkanketaatan sektor migas pada Propermeningkat, meskipun pada periode 2005-2006 ditandai dengan berbagai kasuslingkungan seperti ledakan kick gas disumur PetroChina Sukowati, semburanlumpur Banjar Panji 1 Lapindo BrantasSidoarjo, dan pencemaran minyak disekitar kepulauan Seribu.

Peningkatan ketaatan sektor migaspada program Proper 2005-2006 mencapai43% dibandingkan periode sebelumnya,paling tinggi jika dibandingkan sektorpertambangan dan energi.

Menurut Deputi II Bidang PengendalianPencemaran Lingkungan Hidup KLHMohammad Gempur Adnan dalamworkshop ‘Revitalisasi Proper KegiatanPertambangan’ di Jakarta, Proper tahun2007 diikuti 521 perusahaan, meliputi 254

perusahaan manufaktur, 102 perusahaanagroindustri, 31 perusahaan energi listrik,84 perusahaan minyak dan gas bumi, 16perusahaan jasa, dan 34 perusahaanpertambangan. Di Indonesia terdapat9.000-10.000 perusahaan dari berbagaisektor yang tercatat memperoleh izinamdal.

Mengingat kinerja perusahaanpertambangan, migas, dan energi secaraumum terhadap pengelolaanlingkungannya dari tahun ke tahun terusmemburuk, maka KLH melakukanevaluasi Proper di sektor ini.

“Revitalisasi Proper diperlukan antaralain supaya kami mendapat masukan daripara pihak terkait tentang sistempelaksanaan Proper yang lebih tepat. Jugatentang yang mana yang harusdikembangkan sesuai kebutuhan mereka,”ujar Rasio Ridho Sani, asisten DeputiUrusan Pengelolaan Bahan Berbahaya danBeracun (B3) dan Limbah, KLH, yang jugaanggota Sekretariat Nasional Proper.

Dalam revitalisasi ini, program Properdirencanakan lebih membidik perusahaanpertambangan karena, dari segi ketaatanterhadap aturan yang berlaku, terusmenurun. “Ketaatan sektor tambang sejak2003 memang lebih rendah jika dibanding

EVAPORATION POND – CPP KAMPUNG BARU

Page 7: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

7

Laporan Utama

sektor migas dan energi,” kata Ridho.Dalam workshop ini, muncul berbagai

usulan untuk meningkatkan pengawasanlingkungan melalui proper. Ada usulanagar Pemda setempat terlibat dalamProper, sementara asosiasi industrimengusulkan ada aspek penilaian laindalam Proper seperti transportasi dansarana pendukung di sektorpertambangan, migas, dan energi.

Sementara itu, para peserta workshopmengusulkan, penilaian peringkatsebaiknya dilakukan terhadap rata-ratastatistik selama satu tahun. Selama inipenilaian berdasar pengambilan sampel

seketika.Deputi II Bidang Pengendalian

Pencemaran Lingkungan KLH,Mohammad Gempur Adnan menambah-kan evaluasi proper perlu dilakukankarena KLH juga sering mendapatkankomplain dari beberapa perusahaan yangmerasakan adanya ‘ketidakadilan’ dalampelaksanaan Proper selama ini.

“Substansi yang kami peroleh adalahkenapa kriteria penilaian pada‘perusahaan-perusahaan yang denganmudah dapat memenuhi semuapersyaratan pengelolaan lingkungan tanpaharus investasi’ disamakan dengankriteria penilaian ‘perusahaan-perusahaanyang membutuhkan investasi besar untukdapat memenuhi persyaratan pengelolaanlingkungan? Sehingga kemudian munculusulan dan saran agar ke depanpelaksanaan Proper harus apple to apple,“ kata Gempur Adnan.

Hal lain yang juga mendasari KLHuntuk segera melakukan evaluasipelaksanaan Proper adalah banyaknyaperaturan di bidang Lingkungan Hidupyang menurut penilaian mereka sudahkurang tepat dilaksanakan, khususnyayang berkaitan dengan Baku Mutu AirLimbah atau Baku Mutu Emisi dalamoperasi hulu dan hilir migas. Pada

umumnya, baku mutu-baku mutu tersebutdibuat pada awal tahun 1990-an, artinyapersyaratan pengelolaan lingkungan yangditetapkan didasarkan pada kemampuanteknologi yang berlaku saat itu.

Sebagai contoh, KLH akan menghapuspH dari parameter baku mutu untuk fasilitaseksplorasi dan produksi migas di lepaspantai. Pasalnya, berdasarkan bukti-buktiilmiah bahwa air laut mempunyai kapasitasbuffer yang tinggi sehingga pembuangan airterproduksi tidak akan menyebabkanperubahan pH yang cukup signifikan dibadan air. Negara lain juga tidakmenggunakan pH sebagai parameter bakumutu pembuangan air terproduksi ke laut.

Untuk evaluasi itu, KLH bersamaBPMIGAS, Departemen ESDM, danAsosiasi Industri Migas terus melakukankoordinasi dan bantuan teknis agarkomitmen dan kepedulian lingkungan disektor migas semakin tinggi.

Sedikitnya pada 2005, delapan KKKSpeserta Proper meraih peringkat Biru,yakni EMP Kangean, Energy EquitySengkang, Kondur Petroleum, PT MedcoE&P Indonesia Rimau, PT Medco E&PKalimantan Asset Sanga-Sanga, PT MedcoE&P Soka Operation, PT Medco E&PIndonesia Tarakan, dan PT Pertamina(Persero) JOB PetroChina East Java. ***

“Revitalisasi Proper diperlukanantara lain supaya kamimendapat masukan dari parapihak terkait tentang sistempelaksanaan Proper yang lebihtepat. Juga tentang yang manayang harus dikembangkansesuai kebutuhan mereka.”

>>Rasio Ridho Sani

Medco Sembakung-view

Page 8: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

8

Seremonial

8

No. 27, Juni 2007

Presentasi oleh mantan Menteri Lingkungan Hidup,Emil Salim di stand BPMIGAS-KKKS dalamPameran Pekan Lingkungan Indonesia yangberlangsung 31 Mei - 2 Juni 2007, di JakartaConvention Centre

Page 9: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

9

Seremonial

9

No. 27, Juni 2007

Pada 7 Juni 2007,BPMIGAS-KKKSsecara resmimenyerahkanbantuan untukkorban gempaYogyakarta,diantaranyagedungPuskesmas,danSekolah Dasar

Page 10: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

10

No. 27, Juni 2007P r o f i l

10

agaimana komitmen BPMIGAS danKKKS dalam perlindungan danpelestarian lingkungan di sekitardaerah operasi?

Komietmen BPMIGAS jelas. Ini ditunjukkandengan penyelenggaraan perlindungan

lingkungan yang meliputi beberapa aspek,yaitu penyusunan environmental base line

study, penyusunan Upaya KelolaLingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL), penyusunan AnalisisMengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) dan pelaksanaan RencanaPengelolaan Lingkungan dan

Rencana PemantauanLingkungan (RKL/RPL), serta

penerapan teknologi ramahlingkungan.

Selain itu, para KKKSjuga melakukan

pemantauan danpelaporan kinerja

lingkungan,menerapkan

sistemManajemen

Lingkungandan Audit

Lingkungan,pengelolaanlimbahyangbertumpupadateknologi

BPMIGAS bersama KKKS selalu berusahamenerapkan perbaikan dalam setiap aspek kegiatanoperasi, salah satunya dengan penerapan teknologiramah lingkungan, yang pada akhirnya juga ikutmeningkatkan efisiensi perolehan migas, denganmemaksimalkan potensi dalam mendapatkan nilaitambah dari sisi lingkungan.

Untuk mengetahui sejauh mana komitmen BPMIGASdan KKKS dalam program lindungan lingkungan dan apasaja manfaat yang diperolehnya, Buletin BPMIGASberkesempatan mewawancarai Tenaga Ahli BPMIGAS UdiSyahnudi Hamzah, yang sedang menyelesaikan doktoralilmu lingkungan di Program Pascasarjana UI. Berikut hasilwawancaranya.

B

Page 11: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

11

No. 27, Juni 2007P r o f i l

11

dan prinsip 5R, serta audit lingkungan,baik secara internal maupun eksternal.Selain itu, kami juga membuat danpelaksanaan Emergency Response Plandan prosedur penanggulangantumpahan minyak di perairan, sertamelakukan sertifikasi peralatan daninstalasi (SKPP dan SKPI).

Bagaimana pelaksanaannya dilapangan?

KKKS sebagai pelaksana kegiatanoperasional di lapangan adalah subyekdari semua produk peraturanperundangan, termasuk dalam bidangperlindungan dan pelestarianlingkungan. Ini juga sejalan denganpasal-pasal dalam Kontrak Kerja Sama(KKS). Di mana salah satu kewajibanKKKS adalah melakukan persiapanuntuk pencegahan dan proteksi atassistem ekologi, navigasi, dan perikanansekeliling wilayah kerja sebagai akibatlangsung dari operasi yang dilakukansesuai rencana kerja.

Pada dasarnya, KKKS adalahperusahaan multinasional yangberoperasi di seluruh dunia danmemiliki komitmen kuat terhadappengelolaan lingkungan hidup. Aspeklingkungan adalah salah satu dariindikator keberhasilan dalam penilaiankinerjanya. Hal ini dicerminkan dengankebijakan, prosedur, sistem danoperasional perusahaan terhadapkinerja pengelolaan lingkungan hidupyang semakin lama semakin baik. Kementerian Lingkungan Hidupmendesak industri hulu migas agartidak melepas gas buangan ke udara(flare). Bagaimana upaya BPMIGASmenyikapi hal ini. Sudah berapa KKKSyang menerapkan program no-flare dilapangan?

Secara konkrit peraturan tersebutbelum diterbitkan. Kemungkinan iniwacana berkaitan dengan isupemanasan global. Sebenarnyapenerapan flare reduction telahditerapkan oleh beberapa KKKS, selainbertujuan untuk efisiensi energi, jugauntuk perlindungan lingkungan,seperti Petrochina, Pertamina EP,Chevron, ConocoPhillips Indonesia,Total dan sebagainya. Sebagian besardari program tersebut untuk gasutilization, sehingga gas dimanfaatkanuntuk keperluan operasi maupunpeningkatan produksi.

BPMIGAS mendukung kegiatanefisiensi energi ini dan secara tidaklangsung ikut melindungi kualitaslingkungan. Karena berkaitan denganproduksi gas, BPMIGAS jugamendorong KKKS melakukan flare

reduction. Namun program ini sulitditerapkan pada brown dan marginalfield. Dengan melakukan program ini,berarti kita dapat menerapkan pro-gram Clean Development Mechanism(CDM) yang sesuai dengan ProtokolKyoto dan berarti dapat pemasukanuang dari negara maju yang akanmemanfaatkan program CDM. Banyak kalangan berharap industri hulumigas dapat menjaga keseimbanganlingkungan di sekitar wilayah operasi,dengan tetap mempertahankankeanekaragaman hewan dan hayatinya.Apa kendala yang sering dihadapi dilapangan dalam melaksanakan programtersebut?

Tujuan pemanfaatan potensi SDAmigas dan tujuan pelestarian dankeseimbangan lingkungan hidup adalahdua hal yang harus disinergikan, denganmenerapkan pemanfaatan potensi SDAmigas yang mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan(sustainable development).

Kendala yang sering kali dihadapi dilapangan antara lain kelengkapan tatahukum dalam bentuk kebijakan danperundang-undangan yang mengatursemua aspek kegiatan usaha hulu migas,khususnya dalam aspek lindunganlingkungan. Misalnya, belum ada aturanyang jelas tentang pengelolaan limbahdengan teknik injeksi dan aturan lainnyaterkait dengan pengelolaan limbah B3.Kendala lainnya adalah lemahnya sinergiantar instansi pemerintah, sehinggaproduk hukum yang diacu oleh KKKSmenjadi kurang jelas. Misalnya,Peraturan Menteri ESDM No. 45 Tahun2006 tentang Pengelolaan Lumpur Bor,Limbah Lumpur Bor dan Serbuk Bor,hingga saat ini belum diakui oleh KLHsebagai salah satu produk hukum yangmengikat bagi kegiatan KKKS.

Bisa diberi salah satu contoh programyang telah berhasil meningkatkankualitas lingkungan di daerah operasi?

BPMIGAS dan KKKS secara kontinyuselalu berusaha menerapkan perbaikandalam setiap aspek kegiatan operasi,salah satunya penerapan teknologiyang ramah lingkungan. Dalamkegiatan operasi hulu migas, penerapanteknologi ramah lingkungan sangatpenting karena hal tersebut sejalandengan prinsip 5R (Replace, Reduce,Recycle, Reuse dan Recover).

Teknologi yang ramah lingkunganini juga ditujukan untuk peningkatanefisiensi perolehan migas denganmemaksimalkan potensi dalammendapatkan nilai tambah dari sisilingkungan. Contohnya teknologi

seismik tanpa peledakan denganmenggunakan air gun pada kegiataneksplorasi lepas pantai, pemboranmultiple well pada single well-paduntuk mengurangi pembukaan lahan,penggantian sistem lumpur pemborandari oil-based mud menjadi water-basedmud yang lebih ramah lingkungan,kegiatan eksploitasi dengan penerapansteam flooding dan water floodinguntuk Enhanced Oil Recovery (EOR)dengan memanfaatkan air terproduksi,directional drilling dan cluster systemuntuk mengurangi dampak lingkunganpada areal yang sensitif, dan lain-lain. Berapa besar dana yang dibutuhkanuntuk program perlindungan danpelestarian lingkungan setiaptahunnya?

Secara rinci sulit untukmenentukannya, karena biayalingkungan sebagian besar masukdalam biaya operasi (yang secaraeksplisit tidak tercantum dalam WP&B).Dinas Lindungan Lingkungan BPMIGASsedang menata ulang sistem data basebiaya lingkungan disesuaikan denganperubahan sistem evaluasi AFE, yangmencakup biaya studi lingkungan,operasional penanggulanganpencemaran, oil spill equipment,pengelolaan limbah, TSA aspeklingkungan, biaya pemulihan dan pascaoperasi. Jika dibandingkan dari total biayaproduksi, dana yang dialokasikanuntuk perlindungan dan pelestarianlingkungan mencapai berapa persen?

Hal ini juga sulit dilakukan karenadari tahun ke tahun, masing-masingKKKS mempunyai masalah yangberbeda tergantung dari kondisilapangan yang dihadapi pada saattertentu. Cotohnya, studi AMDAL/UKL&UPL yang diperlukan pada saatpengembangan lapangan danpenyediaan peralatan penanggulanganpencemaran diperlukan pada saattahap produksi dan penggantiannyadilakukan pada periode berikutnya.

Selain itu, karakteristik minyaksetiap KKKS berbeda, sehingga sistempengolahan limbahnya pun berbeda,ada yang sulit sehingga biayanya mahaldan ada yang sebaliknya. Ini jugamempengaruhi besarnya biayapemulihan lingkungan yang dilakukanpada kejadian tumpahan minyak atauada pencemaran. Belum lagi biayapemulihan dan biaya pasca operasibagi KKKS kontrak baru yang harussudah dianggarkan pada awal kegiatan,namun mekanisme pelaksanaannyabelum diatur oleh sektor ESDM. ***

Page 12: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

12

Seputar KKKS

Untuk mengatasi penurunanproduksi minyak yang semakincepat, pemerintah menyetujui

proyek peningkatan perolehan minyak atauenhanced oil recovery (EOR) dengan metodeinjeksi larutan kimia yang diajukan ChevronPacific Indonesia (CPI). Proyek percobaansenilai US$ 200 juta tersebut diharapkan bisadipetik hasilnya dalam dua tahun.

Kepala BPMIGAS Kardaya Warnika (09/06) mengemukakan, pihaknya sudah berte-mu langsung dengan para ahli teknologitersebut di kantor pusat Chevron Texaco diHouston beberapa waktu lalu.

“Kalau ini berhasil, akan jadi proyekchemical flooding terbesar di dunia,” ujarKardaya.

Proyek tersebut menjadi sangat penting,karena Chevron Pacific Indonesia meng-hasilkan setengah dari total produksi minyaknasional. Akan tetapi, produksi dari lapanganminyak yang dikelola Chevron di Riau terusmengalami penurunan yang semakin cepatdari tahun ke tahun. Tanpa upaya EOR ini,dikhawatirkan laju penurunan secara alamidi lapangan-lapangan minyak Chevrontersebut akan semakin drastis.

Selama ini untuk mengangkat minyakdari Lapangan Minas, Chevron menggu-

nakan teknologi injeksi air (waterflood injection). Namun, semakinlama, tingkat keberhasilannyasemakin berkurang. Oleh karena itu,Chevron kemudian mencoba meng-gunakan injeksi sejenis cairankimia, surfaktan.

“Jika field test ini berhasil,teknologi yang sama bisa diterap-kan untuk lapangan-lapangan tuayang lainnya, seperti yang dikelolaoleh Pertamina atau Medco,” tam-bah Kardaya.

Teknologi EOR ini seharusnyamenjadi andalan bagi Indonesia.Pasalnya, hampir 90 % produksiminyak mentah Indonesia masihmengandalkan lapangan-lapanganmigas yang sudah mature. Selainmelalui water flood dan surfactant injection,bisa juga digunakan metode CO2 injectiondan steam injection. Teknologi ini diyakinisangat ampuh untuk meningkatkan produksidari lapangan existing.

Sebelumnya Chevron telah menerapkanteknologi EOR di Lapangan Duri. Produksidari lapangan Duri masih bisa ditingkatkandengan teknologi EOR. Namun, kenaikan itubelum mampu menambah produksi, hanya

sekedar menutup kekurangan pasokanakibat penurunan produksi.

Lapangan-lapangan minyak di Riausudah 60 tahun berproduksi. Karena itusekarang mulai mengalami penurunanalami. Penerapan teknologi EOR diper-kirakan hanya akan menahan laju penurunansekitar 8% hingga 9%.

“Produksi lapangan Duri sekarang200.000 barel per hari, dengan EOR bisa

bertambah sekitar 15.000 barel perhari. Tapi itu hanya untuk menutupdecline dan pada tiga tahun men-datang akan decline dan akhirnyaflat,” kata Preiden Direktur CPISuwito Anggoro.

Menurut Suwito, teknologiEOR diperkirakan bisa bertahanhingga tujuh tahun. Setelah ituharus dicari teknologi baru untukdapat mengoptimalisasi lapanganmigas.

Sementara, Deputi Perencana-an BPMIGAS Achmad Luthfi me-ngatakan proyek uji coba surfaktanini ditargetkan sudah bisa dimulaipada akhir tahun 2007. Pihak Chev-ron sudah memasukkan proyekpercontohan itu dalam rencanaanggaran kerja tahun ini. “Apabiladalam 2-3 tahun hasilnya bagus,maka tahun 2011 sudah bisadilakukan dalam skala penuh,”ujar Luthfi. ***Surfactant Trial Project

Minas Surfactant Tank

Proyek Surfaktan Chevron:

Kurangi Penurunan Produksi

Page 13: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

13

Seputar KKKS

Salah satu opsi yang disiapkanuntuk mempercepat produksiminyak dari Blok Cepu adalah

memanfaatkan kilang milik PT HumpussPertagas yang berada di di kawasan itu.

Menurut Wakil Kepala BPMIGAS AbdulMuin, kilang minyak berkapasitas 20.000barel per hari tersebut bisa dimanfaatkanuntuk mempercepat produksi minyakLapangan Banyu Urip, Cepu. Ini bisadilakukan mengingat letak kilang yangberdekatan. Untuk itu, akan dibangun pipasepanjang 28 km dari Lapangan Banyu Uripke kilang tersebut. “Studi kelayakanterhadap pemanfaatan kilang itu sedangdilaksanakan, sehingga program produksibisa berjalan lebih cepat,” kata Muin.

Menanggapi ini, Menteri Energi danSumber Daya Purnomo Yusgiantoromengatakan bahwa keinginan investor untukmemanfaatkan kilang tersebut merupakanlangkah yang baik dalam upaya percepatanproduksi minyak nasional.

Namun Menteri meminta agarpengelola kilang tetap memberikesempatan agar kilang tersebut bisatetap digunakan untuk kepentinganpendidikan dan pelatihan. Apalagi kilangHumpuss tersebut lokasinya beradadalam kawasan yang dikelola PusdiklatMigas Jawa Tengah.

Konstruksi kilang selesai dibangun

perusahaan Amerika Serikat, yaituVentech Engineers Inc. pada April 1998.Kilang tersebut dibangun setelahpenandatanganan nota kesepahaman(MoU) dengan Pusdiklat Migas pada 16Desember 1996. Dalam MoU tersebut

Produksi Minyak CepuManfaatkan Kilang Humpuss

dikatakan bahwa setelah 25 tahunberproduksi komersial, kilang akandiserahkan kepada Pusdiklat Migassebagai kompensasi dari penyediaanlahan, tenaga kerja serta penggunaanbeberapa fasilitas. ***

HESS-UJUNG PANGKAHKEMBALI BEROPERASI

Produksi gas dankondensat dariLapangan Ujung

Pangkah di Jawa Timur yangdikelola Hess kembaliberoperasi, setelah dua haridihentikan menyusul terjadinyakebakaran di Rig UPA-11.Produksi gas berada di posisi17 mmscfd dengan kondensatsebesar 114 bph.

Kebakaran yang mulaiterjadi tanggal 14 Juni 2006malam, berasal dari gudangkimia lumpur yang terdapat dirig UPA-11 Lapangan UjungPangkah. Selanjutnya, kegiatanpemboran di rig tersebutterpaksa dihentikan denganmenutup dua sumur gas di

downhole safety valve. “Sampai saat ini tim

investigasi masih menelitipenyebab kebakaran namundapat dipastikan bahwakerusakannya tidak parah danhanya terjadi di rig-nya saja,bukan di anjungan produksi,”ujar Kepala Dinas HupmasBPMIGAS Amir Hamzah.

Saat normal, produksi gasUjung Pangkah mencapai 40-50juta kaki kubik (mmscfd) dankondensat sebesar 800-1.000barel per hari (bph). Puncakproduksi diharapkan dicapaipada tahun ini sebesar 100mmscfd. Gas dari Hess iniuntuk memenuhi kebutuhanindustri di Jawa Timur. ***

Page 14: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

14

No. 27, Juni 2007

14

C o m d e v

Salah satu programpengembangan masyarakat BPyang dapat dikatakan berhasil di

kampung-kampung yang terkena dampaklangsung (Directly Affected Villages/DAV)proyek LNG Tangguh adalah programaksara fungsional dan aritmatika dasar.Setelah sukses di Tomu dan Ekam,program tersebut kembali menunjukkanprestasi yang baik di kampung Weriagar,Mogotira dan Taroy.

Di Kampung Weriagar dan Mogotira,dari 34 orang peserta program, sebanyak24 orang (71%) telah dapat membaca,menulis dan berhitung. Sedangkan diTaroy, dari 37 peserta, 29 orang (78%)telah dapat membaca, menulis danberhitung. Angka persentase inimenunjukkan keberhasilan yang dicapai,

walaupun pelaksanaan program hanyaberlangsung lima bulan (Juni-Oktober2006).

Acara penutupan program aksara danaritmatika dasar dilaksanakan dua hari.Untuk Weriagar dan Mogotira pada 30Oktober, sedangkan kampung Taroyditutup pada 31 Oktober. Acara tersebutdihadiri pemerintah kampung, tokohmasyarakat adat, tokoh pemuda, tokohagama, tokoh perempuan tingkatkampung, dan perwakilan proyek Tangguh,serta pihak Universitas Cendrawasih(UNCEN) sebagai penyelenggara program.

Ketua penanggungjawab program, Dr.Leonard Sagisolo, M.Pd berharap pesertatidak cepat puas dengan hasil yan dicapaisekarang dan harus terus mengembang-kan kemampuan dasar yang ada agar

menjadi sempurna dan lengkap. Bahkan,Leo merekomendasikan agar program inidilanjutkan kepada program kejar paket A,sebuah program kegiatan belajar setarasekolah dasar.

Ditambahkannya, tantangan mengajarorang dewasa tidaklah semudah mengajaranak SD karena tingkat pemahaman dankarakter yang dimiliki berbeda-beda. “Kitaharus menjaga perasaan mereka, agartidak tersinggung sehingga tetapmengikuti pelajaran,” kata Leo.

Adapun tutor belajar diambil dari guru-guru SD setempat, sedangkan tutorpendamping diambil dari Alumni UNCEN.Program ini mendapat dukungan penuhdari Pemda Kabupaten Teluk Bintuni danProyek Tangguh.

Acara penutupan program diakhiridengan demonstrasi kemampuanmembaca, menulis dan berhitung olehperwakilan peserta.

Setelah berhasil di DAV Utara,kampung-kampung di DAV Selatan punmeminta agar program tersebut jugadilaksanakan disana. ***

BERHASIL DI WERIAGAR,MOGOTIRA DAN TAROY

Program Aksara Fungsional dan Aritmatika Dasar

Page 15: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

15

No. 27, Juni 2007C o m d e v

15

Sebagaikepeduliannyaterhadap peran

serta para pemudadalam memajukanperekonomian Natuna,Star Energymelaksanakanprogram communitydevelopment berupapelatihan sablon.Pelatihan kepada parapemuda tersebut, yangdiadakan pada 31Maret -3 April 2007,bertempat di Terempa,Kecamatan Siantan, Kabupaten Natuna.

Program pelatihan ini dilakukanoleh Star Energy bekerjasama denganKomite Nasional Pemuda Indonesia(KNPI) Siantan. Pelatihan ini diikutioleh 16 pemuda dari berbagai wilayahdi Kecamatan Siantan. Empat oranginstruktur didatangkan khusus dariBandung , Jawa Barat.

Materi pelatihan difokuskan padadua hal, yakni pembuatan desain ataugambar di computer denganmenggunakan program Corel Draw,ser ta teknik dan cara-carapenyablonan. Selain itu, para peser tajuga diberikan materi mengenaipembuatan alat-alat sablon dan teknikpemotongan kain sebelum disablon.

Latar belakang dari pelaksanaanpelatihan sablon adalah karena selama inikegiatan CD Star Energy belum sempatterfokus pada kegiatan pemuda. Padahal,banyak pemuda di Natuna yangmempunyai bakat seni, namun tidak dapatmenyalurkannya menjadi sebuah bentukmata pencaharian.

Setelah melihat dan menyadari bahwa

Pelatihan Sablonuntuk Pemuda Natuna

Star Energy

pemuda merupakan salah satu asset yangsangat potensial di dalam sebuah wadahmasyarakat, Star Energy dan KNPI Siantanberinisiatif untuk membahas danmerancang sebuah program yang tepatguna bagi para pemuda. Akhirnya, setelahmelalui beberapa pertimbangan,disepakati untuk melakukan programpelatihan sablon.

Selama masa pelatihan, parainstruktur tidak terlalu menemui kesulitandalam menyampaikan materi, karenahampir semua peserta sudah memilikitalenta di bidang seni. Ditambah lagi,semangat dan antusias dalam diri parapemuda saat mengikuti pelatihan,sehingga proses pemahaman materi

tidaklah terlalu sulit.Hal ini dibuktikan dengan lulusnya

semua peserta ketika pada hari terakhirdiadakan tes menyablon. Dalam testersebut, para peserta mencobamembuat sebuah kaos dengan logo StarEnergy, melalu seluruh tahapan-tahapanpenyablonan mulai dari mendesainsampai pengeringan.

Selanjutnya, para alumni pelatihanakan diorganisir KNPI Siantan agar hasilpelatihan dapat diaplikasikan dalambentuk industri rumah tangga oleh parapeserta pelatihan. Inilah yang diharapkanbisa meningkatkan perekonomianmasyarakat, khususnya para pemudasetempat. ***

Page 16: Peduli Lingkungan

No. 27, Juni 2007

16

Budaya HSE

No. 27, Juni 2007Ekspansi

Keselamatan dan Kesehatan Kerjamerupakan syarat utama darisetiap pelaksanaan operasi peru-

sahaan per tambangan umum dan migas.Berdasarkan acuan Keputusan MenteriPertambangan dan Energi No.555 K/M.PE/26/1995, perusahaan wajib melakukan ke-giatan terencana, terarah dan kontinyudengan penuh tanggung jawab untuk melin-dungi para pekerja dan pihak lainnya saatbekerja.

Dalam pelaksanaannya, KontraktorKontrak Kerja Sama (KKKS) menerapkanperaturan ini bersamaan dengan programlindungan lingkungan. Dengan kata lain,kedua program tersebut dipadukan menjadiKesehatan, Keselamatan Kerja danLingkungan Hidup (K3LH) atau Health, Safetyand Environment (HSE). Tujuan program iniagar tercipta tempat kerja yang aman,nyaman, sehat, nihil kecelakaan danpenyakit akibat kerja.

Program HSE disesuaikan dengantingkat risiko dari masing-masing bidangpekerjaan. Program ini juga distrukturkansecara sistematis sebagai sebuah sistemmanajemen organisasi untuk mencapaitujuan, sasaran dan visinya dalam aspekK3LH. Sebagai sebuah sistem, maka iniadalah panduan dan aturan main bagi semuajajaran baik tim manajemen maupun pekerjadan sub lini organisasi yang ada dalamorganisasi/perusahaan.

Karena itu, setiap perusahaan berupayamencapai standar operasi yang tinggi dalampelaksanaan HSE atau bahkan menerapkanstandar internasional dengan berupayamemperoleh sertifikat ISO 14001 dan OHSAS18001.

Sementara itu, kinerja HSE diukur darisasaran atau target yang sudah ditetapkanoleh manajemen dan sistem dalam perusa-haan. Sasaran tersebut tentunya berhubung-an dengan peranan dan tanggung jawabmasing-masing Departemen dalam aspekHSE dan sistem manajemennya.

Tiap-tiap perusahaan akan berbedamemberikan peranan dan tanggung jawabkepada depar temen-depar temen yangmerupakan sub-organisasinya, karena akantergantung dari tuntutan dan tantangan peranyang diberikan. Contohnya, Departemen HSEperusahaan A akan berbeda fungsi, peranandan tanggung jawabnya dengan DepartemenHSE di perusahaan B.

Namun, secara umum biasanya departe-men HSE berfungsi mempromosikan sistemmanajemen HSE agar pada akhirnya menjadibudaya HSE. Sejauh mana sistem itu menjadipedoman praktis dalam beraktivitas, bisa jadimerupakan tolok ukur Departemen HSE.

Selain i tu, Depar temen HSE jugamenjadi penyelenggara administrasi sistem

HSE, seperti pusat pelaporan kecelakaan,pusat gerakan aksi yang harus dilakukanuntuk menginvestigasi kecelakaan tersebut,pusat penyebaran informasi dan pelajaranyang timbul dari kecelakaan.

Perusahaan pun seper tinya berlomba-lomba menerapkan program HSE. Beberapaperusahaan migas bahkan menyediakanbonus bagi pekerja bila bisa mencapai tar-get zero accident dalam waktu ter tentu.

Masing-masing perusahaan juga di-ketahui punya program sendiri-sendiridalam memotivasi para pekerjanya agarselalu peduli, sadar dan memahami ar tipenting dari HSE pada setiap pekerjaannya.Malahan, mereka berupaya agar HSE ini bisamenjadi budaya bagi para pekerja. Kegiatansosialisasi HSE secara terus menerusdilakukan, termasuk melalui poster danspanduk.

Pelaksanaan HSE juga bisa berupamewajibkan seluruh pekerja dan kontraktor

untuk mengikuti safety meeting, safety brief-ing, safety talk dan pengumpulan nearmisssecara reguler. Semua kontrak kerja antaraperusahaan dengan para mitra disyaratkanmenggunakan alat pelindung diri, perijinankerja dan safety meeting reguler.

Meskipun pelaksanaan HSE bukantanggung jawab pemerintah, namun peme-rintah secara reguler memberi penghargaankepada perusahaan yang punya komitmentinggi dalam pelaksanaan program HSE. Contohnya PT Medco E&P Indonesia, yangbeberapa waktu lalu dianugerahi Peng-hargaan Tertinggi Kecelakaan Nihil 2007 bagiperusahaan di bidang pertambangan migasoleh perusahaan.

Penghargaan tersebut diperoleh setelahMedco E&P Indonesia di Blok Rimau melewati22.927.321 jam kerja selamat dari tahun 1994-2006. Penghargaan itu disampaikan secaralangsung oleh Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Erman Suparman.***

Budaya HSE

16