21
KRISIS HUTANG: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan Gradela L. Kaminsky dan Alfredo Perelra ^^ Abstract One of fba ^/enf ^arac^e/isfrcs off/re fSSOs is tfia growf/r cof/apse of tfie Latin American debtor countries. The debtroverhang iiterature daims that the debt crisis Is the main reason for the growth collapse. However, predous empirical work has failed to support this hypothesis. We re-examined this h^hotesis further using simulation and economafrfc methods. We found fhaf onca weaccountforffre e/fecfs ofsodal inequality on goverment pdicy and consumtion, the burden ofservidng the debt becomes an important fixdor in explaining the cdlapse in investment and output growth in Latin America. We draw some condusions for the 1990s. Selama tahun 1980an, sesudah tekanan krisis hutang teijadi, tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara Amerika Latin menurun tajam dari sekitar 6% menjadi rata-rata 1,8 %. Dari pre- spektlf 1980an prospek pertumbuhan di masa depan diperkeruh oleh penurunan tajam pada porsl pembentukan modal daiam output (dari kira-kira 20% pada tahun 1970an menjadi seki tar 16 sesudah tahun 1982) {Worid Economic Outlook, Oktober 1993; Calvoet a!., 1992). Penu runan pertumbuhan yang tajam ini juga diiringi oleh dislokasi makroekonomi, suatu.penlngkatan inflasi yang subtansial, serta kemiskinan yang meluas. Tahun 1980an Ini sering disebut ^bagal •lost decade' -Para kreditur menuduh kesalahan kebi- jakan pemerintah negara debltur sebagai penyebab krisis ini, sementara negara debitur menyalahkan kebljakan perdagangan dan makroekonomi pada sebagian t>esar negara industri. Teriepas mana yang benar, tidak ada keraguan bahwa selama tahun .1980an negara-negara- berkembang dihantam berb^ai peristlwa yang berasal dan luar (ekstemal). Keadaan moneter yang amat ketat di ^pusat-pusat ekonomi dunia yang dirangsang oleh penurunan terus menerus di dunia industri dengan cepat menyebabkan penu runan harga-harga ekspor dan nilai tukar perda: JEP Vol. 3 No. 1.1998 gangan di negara-negara pinggiran (periphery). Pada awaj 1980an, kebijakan moneter kontraktif yang dibarengi dengan kebijakan fiskai ekspansif pada beberapa negara industri-juga menyebab kan penlngkatan tingkat bunga riil yang t^am dan menghentlkan pasar modal-pasar modal di dunia, sehingga langkah perpanjangan hutang menjadi. sangat sulii Oleh karena itu, pembica- ran yang. ditujukan untuk reschedulling dan rer struduring hutang dilanjutkan, bahkan negara^ negara det^r (dalam beberapa ka^s) menunda pembayaran hutang ekstemal mereka. Meskipun terdapat pembicaraan antara debitur dengan kreditur serta retaliasi oleh beberapa negara debitur, temyata pinjamanyang berbasiskan pasar baru oleh ^negara-negara pusat terhadap negara berkembang benar-benar hiiang sesudah 1982. Lebih jauh, net resources transfer kepada n^ara-negara debitur hampir semuanya negatif. Oleh karenanya, negara-ne^ gara debitur ditekan untuk mulai membayar kembail hutang- luar negeri meraka. Negara- negara, pengutang besar (highly-indebted countries) hanjs mencapai surplus p^agangai sekitar 5% (dari output) ^ingga dapat memba^- hutang-hutar^nya {irriemational Financial Statistics, berbagaltahun). 99

PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

KRISIS HUTANG:

PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifanGradela L. Kaminsky dan Alfredo Perelra ^ ^

Abstract

One offba ^/enf ^arac^e/isfrcs off/re fSSOs is tfia growf/r cof/apse oftfieLatin American debtor countries. The debtroverhang iiterature daims that the debtcrisis Isthe main reason for the growth collapse. However, predous empirical workhasfailed tosupport this hypothesis. We re-examined this h^hotesis further usingsimulation and economafrfc methods. We found fhaf oncaweaccountforffre e/fecfsofsodal inequality on goverment pdicy and consumtion, the burden ofservidng thedebt becomes an important fixdor in explaining the cdlapse in investment andoutput growth in Latin America. We draw some condusions for the 1990s.

Selama tahun 1980an, sesudah tekanan krisishutang teijadi, tingkat pertumbuhan ekonominegara-negara Amerika Latin menurun tajam darisekitar 6 % menjadi rata-rata 1,8 %. Dari pre-spektlf 1980an prospek pertumbuhan di masadepan diperkeruh oleh penurunan tajam padaporsl pembentukan modal daiam output (darikira-kira 20%pada tahun 1970an menjadi sekitar 16 sesudah tahun 1982) {Worid EconomicOutlook, Oktober 1993; Calvoeta!., 1992). Penurunan pertumbuhan yang tajam ini juga diiringioleh dislokasi makroekonomi, suatu.penlngkataninflasi yang subtansial, serta kemiskinan yangmeluas. Tahun 1980an Ini sering disebut ^bagal•lost decade'

-Para kreditur menuduh kesalahan kebi-jakan pemerintah negara debltur sebagai penyebabkrisis ini, sementara negara debitur menyalahkankebljakan perdagangan dan makroekonomi padasebagian t>esar negara industri. Teriepas manayang benar, tidak ada keraguan bahwa selamatahun .1980an negara-negara- berkembangdihantam berb^ai peristlwa yang berasal danluar (ekstemal). Keadaan moneter yang amatketat di ^pusat-pusat ekonomi dunia yangdirangsang oleh penurunan terus menerus didunia industri dengan cepat menyebabkan penurunan harga-harga ekspor dan nilai tukar perda:

JEP Vol. 3 No. 1.1998

gangan di negara-negara pinggiran (periphery).Pada awaj 1980an, kebijakan moneter kontraktifyang dibarengi dengan kebijakan fiskai ekspansifpada beberapa negara industri-juga menyebabkan penlngkatan tingkat bunga riil yang t^amdan menghentlkan pasar modal-pasar modal didunia, sehingga langkah perpanjangan hutangmenjadi. sangat sulii Oleh karena itu, pembica-ran yang. ditujukan untuk reschedulling dan rerstruduring hutang dilanjutkan, bahkan negara^negara det^r (dalam beberapa ka^s) menundapembayaran hutang ekstemal mereka.

Meskipun terdapat pembicaraan antaradebitur dengan kreditur serta retaliasi olehbeberapa negara debitur, temyata pinjamanyangberbasiskan pasar baru oleh ^negara-negarapusat terhadap negara berkembang benar-benarhiiang sesudah 1982. Lebih jauh, net resourcestransfer kepada n^ara-negara debitur hampirsemuanya negatif. Oleh karenanya, negara-ne^gara debitur ditekan untuk mulai membayarkembail hutang- luar negeri meraka. Negara-negara, pengutang besar (highly-indebtedcountries) hanjs mencapai surplus p^agangaisekitar 5%(dari output) ^ingga dapat memba^-hutang-hutar^nya {irriemational Financial Statistics,berbagaltahun).

99

Page 2: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Gr^^eia L Kamln^dan Alfredo Pereira, K^Hufang..

Beberapa ekonom beralasan bahwa outward resources transfer ini mempakan suatubeban yang membeiatkan ekonomi domestiknegaraniegara debitor. Sachs (1989a), sebagaicontoh, berargumentasi bahwa outward transfermenjadi suatu disincentive terhadap investasidan pertumbuhan di negara-negara debitur, se-bab sebagian dari perolehan investasi dibawadari ekonomi domestik dalam bentuk pern-bayaran terhadap. kreditur iuar negeri. Hipotesisseperti ini (debt overfjang hypothesis) menjaditerkenai di kalangan akademisi dan polifa'kus.Para pendukung hipotesis in! juga setuju dengangagasan bahwa kreditur dan debitur sama-samamendapatkan keuntungan dari upaya peringananhutang (debtrelief).

Negara-negara Amerika Latin dihantamoieh suatu faktor ekstemal.yarig beriebihan, se-mentara negara-negara Asia juga dihantam oiehfaktor ekstemai yang sama. Outward iransfernegara-negara Asia-kepada kr^ituf juga me-nirigkat seWtar 5 %(dari output) sesudah dihantam krisis hutang tahun 1980an. Namun demikian,fakta bahwa negara-negara Asia dapat keluardari krisis, sedangkan negara-negara AmerikaLatin nampaknya tidak, menimbuikan pertanyaanterhadap kebenaran debtoverhang hypothesis.

Pemuilhan ekonomi nampaknya menjadimimpi yang mustahil pada tahun 1980an, tetapipada tahun 1990an hai ini merupakan ke-nyataan. Foreign capital inflow tercatat padatingkatan yang beium teriihat sebeiumnya. Se-iama tahun 1970an (1975-1981) modai yangmengallr dari negara pusat ke Amerika Latinmencapai 26 miiiar dollar per tahun. Selama1990an (1990-1992) capital inflow rata-rataberkisar 39 miiiar dollar per tahun (Caivo et ai.,1992,-1993, 1994). Pertumbuhan teiah puiih,meskipun masih di bawah tingkat yang terjadipada 1970an. Bagian penting dari fenomena inidapat dijelaskan dengan reformasi ekonomi danpolitik fundamental yang banyak diiaksanakannegara ini, termasuk restrukturisasi hutangekstemai mereka. Tetapi, reformasi sendiri tidakdapat menjeiaskan geiombang baru dalam pin-

100

ISSN: 1410-2641

jaman kepada negara-negara berkembang,khusiisnya jika mengingat bahwa pinjaman jugamengaiir kepada negara-negara yang tidakmeiakukan reformasi. Pada tahun 1980anfinancial schock di kebanyakan negara industrimenghentikan dana di pen'phery, sementarapenurunan real return di negara pusat nampaknya menjadi faktor penjeias utama me-ngaiimya arus modai padatahun 1990an.

Cerita sukses tahun 1990an ini nampaknyamenimbuikan pertanyaan apakah faktor-faktoryang mendorong kehancuran'tahun 1980an ter-sebut. Namun demikian, pembangunan padabulan-buiah awal tahun 1994 teiah menimbuikan perhatian bahwa arus modal dapat dibalikdengan tiba-tiba. Arus modal dari Asia Timurmenuju Amerika Latin menurun sesudahpengetatan kebijakan moneter diAS pada paruhpertama tahun 1994. Bahkan, kenaikan tingkatbunga di negara-negara industri mungkinmenyebabkan berakhimya periode bonanza modal 1990-1993, dimana pasarmodal dunia padaakhir 1990an kemball seperti pada tahun 1980an.Berdasarkan hai ini maka penuiis berpendapatbahwa saat ini mempakan waktu yang tepatuntuk menguji kembaii pengaiaman tahun 1980anguha mendapatkan pelajaran-pelajaran bagitahun 1990an^

Tulisan ini menekankan pada dua pertanyaan. Pertama, apakah kehancuran di negara-negara berkembang pada tahun 1980anmempakan konsekuensi dari external schockterhadap pasar keuangan di negara-negarapusat, dan dari pembaiikan ams modal yangcepat?. Kedua, mengapa beberapa negara,seperti Argentina dan Meksiko, menderita krisisyang serius, sementara lainnya tidak (misalnyaKorea Seiatan dan indonesia)

Untuk menganaiisis masalah ini digunakandua metode berbeda, yaitu simuiasi dan teknikekonometri. Pertama, suatu endogeheus growthmodel disimuiasikan untuk menguji respon di-namls optimal dari negara-negara debitur terhadap krisis hutang. Model ini disesuaikan dengan perekonomian Argentina dan Meksiko di

JEPVol.SNo. 1. 1998

Page 3: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410 - 2641

bawah dua kondisi pasarmodal dunia; (a) akses-yang sempuma terhadap pasar modal dunia dan(b) arus sumber dayayang negatif terhadap ne-gara-negara debltur. Penuiis mehemukan bahwatransfer sumber daya keluar pada tahun 1980antidak membahayakan kinerja ekonomi negara-negara debltur (lihat juga Borensztein, 1990,Array, 1990). Respon optimal terhadappembalikan arus modal merupakan suatu reduksiyang besardalamkonsumsi, menumnkan Investasi,sedangkan pertumbuhan tidah berubah secaramendasar. Hasll in! bertentangan denganpengalaman negara-negara Ameiika Ut'n dimanabalk Investasi maupun pertumbuhan hancur,serta konsumsi turun secara rigid.'

Selanjutnya penuiis menguji faktor-faktoryang mungkln dapat menjelaskan riglditas penu-runan konsumsi. Untuk menguji inl penuiismeminjam litaratur ekonomi politik dan mengujiapakah riglditas konsumsi merupakan akibatdariketimpangan pendapatan, yang mendorong keti-dakpuasan sosial dan membuat ketidakmung-kinan bagi pemerintah untuk menolak permintaanuntuk pengeluaran konsumsi. Pengujian denganmenggunakan data panel 33 negara debitur Inlmenyimpulkan bahwa terdapat hubungan positifantara ketimpangan pendapatan denganpengeluaran konsumsi.

Akhimya, penuiis menguji apakah rigiditaspenurunan konsumsi dapat menjelaskan penu-runan pertumbuhan yang beriarut-larut ini. Untukmenguji dinamika pertumbuhan dalam suatuskenario terkendaia disimulasikan endogeneusgrowth model yang diadaptasikan untuk kasusArgentina dan Meksiko dengan lower-bound re-friction pada konsumsi. Beriaviranan dengansimulasi d^am Interiemporal Optimizing Scenario(lOS), simulasi ini menyarankan bahwa krisishutang mungldn merupakan penyebab utamakehancuran pertumbuhan tahun 1980an. Yangmenarik, penuiis menemukan bahwa kerugiankesejahteraan dari deviasi solusi optimal dapatdiabaikan. Tingkatan konsumsi yang lebih besardi negara-negara debitur pada akhir krisishutang-relatif terhadap solusi optimal- sebagian

JEPVol.3No. 1. 1998

Gractela Lj^^minsky'dan Al^o^l^ereira, KrisisHut^..

diblayal oleh neg'ara-negara'debitur. Mekanisme^embagi beban (burden'̂ aring mechanism)merupakan hasll dari manajemen krisis hutangtahun 1980an.

' Tullsan inl disusun sebagai berikut; bagianpertama mereview beberapa penjelasan yangada 'dalam' literatur tentang hubungan antarakrisis hutang dengan kehancuran pertumbuhantahun 1980an. Bagian keriua mensimulasikanrespon optimal terhadap krisis hutang. Bagianketiga menyajikan pembuktiari empiris darihubungan antara regiditas dalam konsumsidengan ketimpangan pendapatan. Bagian keempatmensimulasi respon terhadap krisis hutang dibawah rigiditas konsumsi. Bagian terakhirmenyajikan beberapa refleksi untuk tahun1990an.

HIPOTESIS DEBT-OVERHANG

HYPOTHESIS: REVIEW LITERATUR. Penurunan aktititas ekonomi secara dramatis

di Amerika Latin pada tahun 1980an telahmembingungkan para ekonom selama bertahun-tahun. Diaz Aljero (1984) menganallsis kegagalanpenyesuaian negara-negara Amerika Latinterhadap krisis hutang pada awal 1982 denganmembandingkan kinerja setelah 1982 dengankrisis hutang tahun 1930an. Kinerja negara-negara debitur pada tahun 1930an tidak lebihjelek dibandingkan awal 1960an, sementaraexternal schock tahun 1930an lebih hebat

daripada yang terjadi pada awal 1980an. Diamencatat bahwa krisis 1960an tidak memiliki efek

samping positif dari krisis 1930an, sepertikepercayaan diri dalampemblayaan pembentukanmodal, Institusi pemerintah dan swasta yangbaru,serta lahanbarubaglente/prenurlokal.

Statistik global menunjukkan adanya per-bedaan pengalaman yang lebar diantara negara-negara berkembang. Beberapa penurunan pertumbuhan selaluditandai dengan penurunannilaitukar perdagangan. Kejutan penurunan nilaitukar perdagangan. seperti saat penurunan hargaminyak tahun 1985, memiliki dampak negatifyang penting terhadap Meksiko. Pada saat yang

101

Page 4: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

GradelaL.Kaminsky dan.Alfredo Pereira, Krisis Hutang..

sama. kejadian inijustru menguntungkan negara-.negarapengimpor minyak, seperti Brazil. Dalambeberapa hal, kesalahan kebijakan padanegara-negara debitor juga dapat menejeiaskan tentangpenurunan tingkat pertumbuhan yang terusmenerus inl. .Tetapi, pertumbuhari lambat yangterus menerus Ini juga mempengaruhl negara^negara seperti.Argentlna dan Chili yang.diikutidengan kebijakan internal yang bed}eda-bedasecara dramatis. Faktor-^ktor yang kontradiktif in!telah membawa. para ekbnom kepada penjelasanyang meragukan; yang t^sat pada idiosyncraticshock . " ' V.

Salah satu gambaran., umum. kinerjaekonomi negara-negara debitor pada tahun1980an adalah kegagaian dalam investasi yangberfoarengan dengan penlhgkatan transfer somberdaya dari negara debitor ke kreditur. Fakta inimendorong para ekonom ontuk berkonsentrasipada kaitan antara beban hutang dengankebangkrutan ekonomi, serta me'nyimpoikanbahwa krisis hutang merupakan faktor otamayang menyebabkan penurunanpertumbuhan. '

Sachs (1989a) (iihat pula Froot, 1989 :Krugman, 1988)" merupakan orang yang per-tama-tama .menjelaskan teka-teki krisis hutangini dalam kerangka debt-overhang hypothesis(hipotesis ketergantungan hutang). Ola me-nekankan bahwa pada tahun 1930an hampirsemoa negaraAmerika Latin mengendaiikan, krisis hutang dengan suatu penangguhan unilateralpada pembayaran hutang. Pada tahun 1980anhampir semua negara debitor telah melanjutkanpembayaran hutang mereka. Pernbayaran hutang Ini telah membantu mencegah terjadinyakrisis perbankan Intemaslonal, tetapi tidak dapatmemperbaiki pemulihan ekonomi negara-negaradebitur. Sachs mengklaim bahwa hutang luarnegeri memaksakan suatu disinsentlve terhadapInvestasi dan pertumbuhan di negara-negaradebitur, sebab sebagian dari pendapatan investasi dibawa dari ekonomi domestik dalam bentuk

pembayaran hutang kepada kreditur.Seben^mya.jji^ukti empiris tentang pe-

ngaruh kuahtitatifiti;.pnsfer keluar terhadap per

102

ISSN : 1410-2641

tumbuhan ekonomi dan relevansinya dengandebtroverhang hypothesis kurang mencukupi.Borreristein (1990) dan Arrau (1990) telah men-coba memperkirakan dampak knsis hutang terhadap investasi dan pertumbuhan dengansimulasi conventional optimal growth model dengan kurun waktu sebagaimana dianjurkan' parapendukung debt-overhang hypothesis.

Borrenstein (1990) mensimulasi opf/ma/growth model yang diparameterisasi untukmenyerupakan dengan n^ara debitur yang'representatif. Berlawanan dengan pre-asumsiliteratur teoritis. dia menemukan bahwa debtre//ef (suatu reduksi transfer keiuar kepadabankkreditur) tidak memiiiki efek kuantitatif yangpenting terhadap pertumbuhan. Sebagai contoh,Borrenstein (1990) menemukan bahwa jika negara representatif ditekan untuk me'ntransfer 5 %dari oufpufnya setiap periode dan tidak memin-jam daiam pasar modal intemaslonal, maka investasi akan menjadi 22,5 % dari output. Jikatransfer nol maka .investasi akan meningkatmenjadi 24,3 % dari output, sementara konsumsiakan meningkat dari 68,5% menjadi 71,1 % darioutput.

Arrau (1990) mensimuiaslkan suatu overlapping generations model yang disesuaikandengan Meksiko. Dia mensimulasi path penye-suaian internal Meksiko ketika tefjadi pembalikandefisit perdagangan dari 2 %(dari oufpirf-diamatitahun 1970an) menjadi surplus 6 % (diamati tahun 198dan), Arrau (1990) membuktikan bahwaporsi investasi pada output menurun dari 25,6 %menjadi 21,4 %, sementara porsi konsumsimenurun dari 73,4 menjadi 70,4 %. Di sisi lain,pertumbuhan menurun dengan segera dari 6,1menjadi- 5,3 % sesudah krisis hutang. Seteiahdelapan tahun, tingkat pertumbuhan negara-negara puiih menjadi 5,6%.

secara mengejutkan hasij Borrenstein(1990) dan Arrau (1990) menyarankan agartransfer, sumberdaya keluar, meskipun suatu beban, bukan merupakan beban yang melum-puhkan. Berlawanan dengan debt-overhang hypothesis, mereka berpendapat bahvya krisis hu-

JEP Vol. 3 No. 1,1998

Page 5: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410 - 2641

tang tidak dapat menjelaskan kebangkrutan in-vestasi atau penurunan pertumbuhan ekononii.Pada bagian berikutnya penulls akan mensimu-^lasikan semacam intertemporal-optimizing growthmode/'sebagai benmark case, seianjutnyapenulls akan mensimulasi perigaaih krisis hutangketika respon optimal tidak visibel secara politis.

RESPON OPTIMAL

TERHADAP KRISIS HUTANGPada baglan in! penulls mengkhususkan

dan mensimulasi endogeneus growth modeluntuk mengujl respon dinamlk optimal dari kon-sumsi, pertumbuhan dan Investasi terhadap krisishutang. Model Ini disesuaikan dengan ekonomiArgentina dan Meksiko.

ModelPath optimal untuk ekonomi diperoleh dari

maksimasi suatu Indlkator kesejahteraan sosial,W:

w (1)

dimana cf adalah konsumsi barang swasta

per-orang, cf kosumsi barang pemerlntah per-orang, Li jumlah penduduk pada periode t adalahsocial discount factor. Jumlah penduduk di-asumslkan tumbuh pada tingkat konstan n. Padapersamaan (1) penulls menglkuti Arrau (1990)dalam mengasumsikan bahwa pemerlntahmemblayai beberapa jasa, seperti pendldlkandan kesehatan, yang masuk dalam utilltas rumahtangga. Dalam persamaan berikut U ( )diasmuslkan menjadi iso^lastia

v(l-ay (1-a)(2)

dimana 0 <a < 1 adalah porsi konsumsi barangswasta dalam konsumsi total ci dan adalahelastisltas intertemporal dansubtitusl.

JEP Vol. 3 No. 1. 1998

Gradela L Kamin^dan Alfredo Pereira,KnsisNuta(^..

Penulls mengasumsikan bahwa ekonomidomestik menghasilkan satu barang^ Dalamtradisi llteratur pertumbuhan endogen penullsmengasumsikan bahwa output dihasllkan dengan menggunakan baik Input swasta maupunpemerlntah.

Y, = (3)

dimana Y, adalah output total, Kf dan Kfadalah modal yang dimiiiki oleh sektor swastadan pemerlntah, dan Li adalah penawarantenaga kerja, yang mana dianggap eksogen dansama dengan jumlah penduduk. Pungsl produksiyang digunakan adalah Cobb Douglass, denganconstan return toscale pada modal swasta dantenaga kerja, dan menunjukkan increasing returnketika modal pemerlntah dlpertimbangkan (. yaituI.e., V>0)2

a;:, =//•-

A?,,

(4)

(5)

dimana if dan /f adalah Investasi pemerintah

dan swasta, S'' dan s' adalah tingkat depresiasiyang diterapkan bagi modal pemerlntah danswasta, ii/''(if,Kf) adalah biaya penyesualanpada Investasi swasta dan adalahbiaya penyesualan pada investasi pemerintah.Modal fislkal secara Intemasional tidak mobile.DIasumslkan bahwa stok flsikal, baik modalpemerlntah maupun swasta, tidak dapatmenyesuaikan dengan seketika dan murah kearah level optimalnya. Fungsi biaya penyesualandiasumslkan posltif, meningkat secara monoton,serta slridy convex pada investasi. Secarakhusus, fungsi ini diasumslkan kuadratik padainvestasi per unit modal yang dipasarig dandapat ditulis sebagai berikut:

103

Page 6: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Gradela L. Kaminsky danAlfredo Pereira, Krisis Hutang..

(6)

(7)

dimana // dan merupakan parameter biayapenyesuaian spesifik dari Investasi yangberhubungan dengan akumulasi modal swastadan pemerintah

Tanpa kehiiangan generalitas, penulismengasumsikan bahwa pengeluaran pemerintahdibiayai dengan meningkatkan pajak;

L,cf+lf=TY, (8)

dimana r tingkat pajak pendapatan rata-rata.^ Untuk mendapatkan solusi optimal penulis

harus memkhususkan intertemporal budgedconstraint (kendala anggaran) dalam ekonomi.Karena penulis Ingin menguji pengaruh krisishutang pada pertumbuhan, konsumsi, danInvestasi dl negara debitur, maka dislmulaslkanmodel dengan dua asumsi yang. berbeda. (a)Negara debitur memiliki akses sempumaterhadap hutang dan pinjaman luar negerl (b)negara debitur dipaksa untuk memiliki surplusperdagangan untuk menopang hutang tersebut.

Jika negara telah secara lengkap mengak-ses pinjaman dan hutang luar negerl, makabudgedconstraint menjadi:

Di*i —{l +r,^Di +LiCi +Ii —Yi (9)

dimana d, adalah foreign debt, n merupakantingkat bunga nil pinjaman luar negeri, ct konsumsi total per^kapitac, ^cf+cf dan it Investasitotal I, =If-i-if. Intertemporal Budged Constraint(IBC) dalam (9) mencerminkan retriksi anggarannegara-negara debitur sebelum terjadi krisishutang3.

104

ISSN : 1410 - 2641

: .Pada akhir krisis hutang. tahun 1982,manajemen krisis hutang menunjukkan bahwatidak. ada debt relief yang din^osiasikan dannegara-negara debitur terhenti aksesnya terhadap pasar modal dunia (hal ini beiiawanandengan pengalaman sejarah). Negoslasi kemballsesudah,. -tahun 1982 bahkan menunjukkanbahwa negara-negara debitur harus membayarahutangnya sesuai dengan aturan. Hal ini dilaku-kan mungkin karena ketakutan akan retaliasioleh bank-bank komersial, khususnya dalambentuk pemotqngan kredit perdagnagan. Tawarmenawar antara kreditur dan debitur yang dihaslldi negara-negara debitur mengharuskan surplusperdagangan untuk membayar hutang-hu-tangnya. Dalam kasus ini, budged constraintyang relevan terhadap ekonomi dapat ditulis se-bagai berikut:

(10)

dimana Xmencerminkan transfer sumber dayakeiuar sebagal fraksi dari output domestik Yp.

Implemeniasi secara Numerik terhadapArgentina dan Meksiko

Aplikasi model di atas terhadap Argentinadan Meksiko membutuhkan diskripsi lengkap dariperekonomian negara ini dengan suatu tahundasar, seperti seperangkat parameter strukturalpada preferensi, teknologi produksi dan biayainstalasi investasi (secara rind iihat tabel 1)

Penulis memilih 1980 sebagal tahun dasar.Pada tabel 1, nilai output dan komponen per-mintaan agregat yang berbeda, seperti hutangluar negeri dan angkatan kerja, berhubungandengan nilai yang diamati tahun 1980 {World Development Report 1988). Stok modal swastadiperoleh dengan mengasumsikan capital outputratio 3,7 (Iihat Blanchard 1983, Arrau (1990),Borrenstein (1990). Stok modal pemerintahdiperoleh dengan mengasumsikan private-publiccapita/ratio 1,65.

JEPVol.3No. 1.1998

Page 7: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN; 1410 - 2841 Gradela L Kansnslcy dan Alftedo Pereira, Krisis Hutang..

label 1Data danParameter yang d^unakan dalam Simulasi

Argentina Meksiko

Data in the base year (1980) (in billions of 1 )̂eO US dollars)Private capital stock 196.420 569.279

Publiccapital stock 120.282 348.610

Foreign debt 27.157 57.450

Laborforce fmillibn workers) 12.200 26.400

Gross domestic product' - 52.188 162.651

Private consumption 37.039 111.009

Publikconsumption 5.556 14.899

Private investment 12.515 45.290

Public investment 1.852 8.162

Current account deficit 4.747 11.093

Structural parameters

Discount factor 0.950 0.950

Population growth rate 0.015 0.030

Share of private consumption 0.870 0.882 •

intert. eiastidty of substitution 1.000 1.000UY 0.210 0.240

Public capital externality 0.100 0.100Depredation rate of private capital 0.050 0.050

Depredation rate of publiccapital 0.010 0.010

Adjusment costs of private investment 0.100 0.100

Adjusment costs of publicInvestment 0.100 0.100

tax rate 0.135 0.150

interest rate on foreign loans 0.060 0.060

Tabel 1 juga menunjukkan parameterstruktural untuk ^entina dan Meksiko. Discountfactor lebih rendah daripada tingkat bunga.Tingkat pertumbuhan penduduk, porsi tenagakerja dalam output total dan tingkat pajak yangefektif juga diperoleh dari Wohd DevelopmentReport (WDR) 1988. Eiastisitas subtitusiintertemporal (secara arbiter) dianggap nol.DepreslasI dan parameter biaya penyesuaiansama dengan nilai yang digunakan padaliteratur (lihat kembali Blanchard 1983, Arrau

(1990), Borrenstein (1990). Lebih khusus, biayapenyesuaian diasumsikan sebesar 10 % dariInvestasi. Parameter ekstemalitas (secara ar-briter) sebesar 0,10.

Dalam semuaskenario simulasi yang dibi-carakan dl bawah in! menggunakan horisonwaktu sepuluh tahun.Analisls sensitifitas ekstensifditunjukkan oleh parameter kund pada model.Dalam terminologi kekuatan diskriptif hasllsimulasi, parameter kundnya adalah discountrate subjective, fsidor ekstemalitas modal swasta,

JEPVol.3 No. 1. 1998 105

Page 8: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

GradetaL.Kaminsky danAlfredo Pereira, KnssHu^ng..• ISSN: 1410 - 2641

108

Precent

Gambarl

Respon Optimal teffiadap Krists Hutang

ArgentinaGDB Growth Rate

MeksikoPrecent

. 1980 1985 1990 1995 2000 1980 1985 1990 1995 2000

PrecentConsumption Share In GDP

Precent

1980 1985 1990 1995 2000 1980 1985 1990 1995 2000

Precentinvestment Share In GDP

Precent

1980 1985 1990 1995 2000 1980 1985 1990 1995 2000

Pre-Crisls

Debt Relief -

No Debt Relief

JEPVol.SNo. 1.1998

Page 9: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410 - 2641

dan parameter biaya penyesuaian. Dengan katalain, discount rate subjective kebanyakanmempengamhi tingkat hasrat menghutang,ekstemalltas swasta terutama mempengaruhitingkat jenis-jenis yang berbeda dari Investasi.Nilai dari paremeter-parameter in! dipilih untukmereplikasi pola pertumbuhan dan pengeluaranArgentina dan Meksiko seiama periode 1975-81,status quo pra-krisis; Jadi, deviasi dari nilai-nilaiparameter utama ini mengubah trajectoryperekonomian.

Pada skenario pra-krisis penuiis menga-sumsikan bahwa negara memiiiki akses yangsempuma terhadap pasar modal pada tingkatbunga 6 %, tingkat yang terjadi seiamabertahun-tahun menghasilkan kehancuranpinjaman iuar negeri tahun 1982^

Hasil dari simuiasi ini disajikan dalamgambar 1. Pertumbuhan oufpuf tahunan Argentina sebelum krisis yaitu 1,5 %, porsi investasitotal (swasta dan pemerintah) pada outputberkisar 25%, dan porsi konsumsi total (swastadan pemerintah) berkisar 77 %. Dengan skenario pra krisis maka tingkat pertumbuhanMeksiko yaitu 6,5 %, rata-rata porsi investasitotal 29 %, dan rata-rata konsumsitotal menca-pai77 %. Hasil ini mereplikasi konsumsi, investasi, dan pola pertumbuhan duanegara ini padaakhir 1970an dan awai 1980an.

Sesudah 1982, negara-negara debiturmelanjutkan pembayaran hutang luar negerinya,Dalam hal ini Argentina harus merubah detisitperdagangannya dari rata-rata 3 % (terhadapoutput) menjadi surpius rata-rata 5 % seiama1982. Meksiko juga harus merubah defisit.perdagangnnya dari 2,9 % .(sebelum krisis)menjadi surpius 4,7 %. Karena para pendukungdebt overhang hypothesis mengklaim bahwadebt relief akan mendorong investasi dan pertumbuhan maka penuiis mempertimbangkanskenario post krisis yang berbeda. Saiah satuskenario mencakup kasus 'no debt relief.Dalam skenario ini diasumslkan bahwa keduanegara harus mencapai surplus perdagangansebesar 5 % dari out put (didasarkan pada

JEPVoi.SNo. 1.'1998

I. Kaminsky danMedo Pereira, Krisis Hutang..

transfer keluar yang teijadi pada periode post1982). Skenario lainnya mencakup kasus 'debtrelief. Debt relief ini be^entuk su'atu reduksidalam transfer keiuar kepada negara kreditur.Penuiis mengasumsikan bahwa* debt reliefmengharuskan adanya surpius perdagangansebesar 3 %. Hasii-hasii simuiasi ini jugadisajikan dalam gambar1.

Yang menarik, hasil simuiasi untuk skena-ria 'nodebt relief Bdak mereplikasi pengalamanArgentina dain Meksiko pada tahun 1980an.Simuiasi Ini menunjukkan bahwa krisis hutanghanya akan membawa Argentina kepadapenuainan pertumbuhan output dari 1,5 %menjadi sekitar 0,8 %, diikuti dengan suatu pe-muiihan yang progresif. Hal ini berbeda tajamdengan penurunan output aktual (tingkat pertumbuhan output rata-rata seiama 1982-89adalah -0,4 %pertahun). Lebih jauh, investasitidak hancur sebagaimana yang terjadi. diA^entina sesudah 1982. Porsi investasi totalhanya berkurang dari 25 % menjadi 21 %, ber-lawanan dengan penurunan rata-rata aktualyang berkisar 9 %. Pertumbuhan Meksiko. dengan segera turun dari 6,5 % menjadi 5,6 %,sementara porsi Investasi total hanya menurun3 %. Balk pertumbuhan output maupun Investasisegera pulih sesudah gejplak awal. Hasil rriodeltemyata jauh dari perilaku stagnasi lengkapyang diamati seiama 1980an dan penurunanporsi investasi yang berkisar 6 %. Dalam modelIni beban pembayaran hutang sangat mempengaruhi konsumsi. Porsi konsumsi di Argentina dengan segera turun dari 77 %menjadi 72%dan kemudian tetap di sekitar angka ini. HaPini menunjukkan suatu penurunan konsumsiperkapita lebih dari 7 %. Porsi konsumsi diMeksiko turun dari 78 menjadi 70%. sedangkankonsumsi perkapita turun 12 %. Porsi konsumsiaktual Argentina meningkat kurang lebih 4 %dan dan Meksiko meningkat 3 % pada periodepost 1982.

Hasil simuiasi ini secara kualitatif mereplikasi apa yang telah dihasilkan oleh.,Arrau(1990) dan Borrenstein (1990). Respon optimal

107

Page 10: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

GracidaL Kaminsky dan Alfredo Per^, Krisis HtOang^

terhadapkrisishutanghanyamoderatdan shortlivedslowdown dalam investasi dan pertumbu-han di negara-negara debitor. Konsumslmenimbulkan beban penyesuaian. Hasil in!konsisteh dengan apa yang terjadi pada pe-ngalaman negara-negara debitor Asia Timortahon 1930an dan post 1982, tetapi gagal dalam menjelaskan kedaiaman'dan kelanjotankehancoran ekonomi di Amerika Latin tahon

1980an.

Hasil simulasi di atas jelas menyarankanbahwa debtreliefbdkan meropakan kund ontukmembangkitkan kembali pertombohan daninvestasi. Sesungguhnya, skenario 'debt reliefmengincEkasikan bahwa pertombohan. ootput danporsi investasi di Argentina dan Meksiko hanyaakan menir^kat secaraArgentina^

KETIMPANGAN

PENDAPATAN, INSTABILITAS POLITIKDAN REGIDITASKONSUMSI

Model pertombohan neoklasik menunjuk-kan bahwa respon optimal negaranegara debitorterhadap- krisis hutang meropakan redukslyang tajam daiam porsi konsomsi sehinggamemongkinkan pembayaran hutang. Sebaliknya,porsi investasi pada output secara esenslaltetap kpnstan.

Perilako konsomsi dan investasi di

Argentina dan Meksiko selama episode ini tidak

ISSN: 1410 - 2641

akan berbeda jauh dengan pola optimal ini.Defisit fiskal Argentina, sebagai contoh,melonjak 15% dari GDP seiama periode1980-1984 dan mencapai 24 % pada tahon1985, sedangkan pengeluaran pemerintahmenurunkan Investasi swasta, yang bangkrutdari rata-rata 22 % dari GDP pada tahon 1970menjadi kira-kira 13 % sesudah krisis hutang.Argentina memulai beberapa osaha stabilisasi,seperti Australia Plan pada Juni 1985, tetapisemua osaha ini berumur pendek. Meksikojuga lebih banyak melanjutkan implementasipiranti fiskal yang menambah defisit daripadamengekang pengeluaran pemerintah. Sesudahkrisis hutang, pemerintah mengumumkanbahwa negara akan menyerap 42 % kerugianmodal yang disebabkan oleh nilai tukar. SelainItu, suatu skemadarurat (termasuk kepercayaarifiskal dan subsidi semu), disusun untuk mendu-kung *persahaan-perusahaan produktif. Pe-ringanan pajak sebesar 15 % (dari gaji) di-hadiahkan kepada perusahaan yang dapatmemperbaiki tingkat empolyment-nye^. Periiakufiskal ekspansif yang banyak muncul di AmerikaLatin pada akhir krisis hutang telah mendoronginvestasi.swasta. Contohnya, sesudah krisishutang tahun 1982 porsi konsumsi swasta padaoutput (swasta ditambah pemerintah) meningkat5%(tabel 2).

label 2

Poia Konsomsi di Negara-negara Debitor

Region Sample Private consumption sharein GDP

Total consumption share in .GDP

Mean Standard error of

the mean

Mean Standard error of

the mean

Latin America 1968-1988 0.718 0.0038 0.852 0.0038

1968-1981 0.709 0.0047 0.834 0.0043

1982-1988 0.738 0.0061 0.888 0.0067

East Asia 1968-1988 0.646 0.0061 0.778 0.0064

1988-1981 0.653 0.0070 0.785 0.0073

1982-1988 0.632 0.0115 0.766 0.0123

Somber: WorldBank Data Bank

108 JEP Vol. 3 No. 1.1998

Page 11: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN : 1410 - 2641

Sebaliknya, investasi tidak bangkfut dinegara-negara debitor Asia Tlmur. Di negara-negara ini (tabel 2) porsi konsumsi turun secaraproporsionai terhadap penlngkatan transfereksternal. Berlawanan dengan pengalamanAmerika Latin, maka penurunan- pengeluaranyang tajam ini disebabkan oleh piranti fiskaldraconian bersamaan dengan devaluasi matauang domestik dan kebijakan moneter ketat.

Terdapat perbedaan lain yang lebar dhantara pengalaman Amerika Latin dan AsiaTlmur. Pada umumnya Amerika Latin tergelindrdalam konflik-konflik politik tajarn yang didorongoleh ketimpangan pendapatan yang ekstrim, se-mentara distribusi pendapatan negara-negaraAmerika Tlmur leblh merata dan instabllitaspolitik juga kurang intens. Sebagaimana tdahdicalat oleh Sach (1989b), diantara faktor-faktorIain, instabllitas sosial dan politik mungkin meru-pakan penyebab utama ketidakmampuan n^ara-negara Amenlca Latin untuk mengimplementaslkanpiranti kontraksi ketika krisis hutang pecah.Sementara itu, pemerintah dl Amerika Latinterlalu lemah untuk menahan permintaan-permintaan kelompok sosial yang memilikimobilitas tinggl. Setiap fleksibilltas Asia untukmenyesuaikan badschocks nampaknya bertaliandengan stabiiitas sosial yang berakar darikemerataan pendapatan yang leblh balk.

Beberapa bukti pendukung, hipotesis inidisajikan dalam tabel 3. Tabel ini menyajikan In-dikator-indikator yang mengukur keresahansosial, antara lain : jumlah perubahan konstitusi,krisis pemerintah, kudeta, kerusuhan, danpemogokan. Semua variabel ini dinyatakan se-bagal rata-rata nilai tahunan selama periodesampel 1960-88. Definisi variabel secara detaildisampaikan dalam Apendlk A. Tabel 3 jugamenyajikan indeks instabllitas sosial politik yangumum (penjumlahan dari indikator di atas)Generai/ndex ini menyoroti fakta bahwa tingkatkekerasan yang paling besar terjadi di AmerikaLatin, dalam hal ini untuk Argentina nilainya 524.Menariknya, Argentina memulai beberapa program stabilisasi selama tahun 1980-an yang se-

JEPVol. 3No. 1,1998

Grkiela L Kanmsky danAlfredo Pereira, Krists Hutang..

muanya hancur dalam tahun itu juga, sehirigg .mencerminkan adanya kemacetan politik. Akaitetapi, indikator ini mungkin tidak cukup akura;dalam mencerminkan instabllitas politik yangmembawa kemacetan poTitik yang tenis menerus.Sachs (1989b) melaporkan bahwa dl beberapanegara instabllitas politik tercermin dalamperubahan pemerintahan yang cepat, tetapi dibeberapa yang Iain mungkin tercermin denganadanya pemerintahan tunggai. Jumlah pemogokanmungkin tidak mencerminkan tingkat instabllitassuatu pemerintahan. Oleh karena itu harusdiketahui pula pengaruh-pengaruh pemogokandan jumlah pekerja yang ikut dalam pemogokanuntuk mengukur instabllitas ini.

Berdasarkan penjelasan di atas makapenulis Ingin menguji secara langsung pengaruhketimpangan ekonoml terhadap kemampuanpemerintah dalam mengimplementaslkan program yang tegas. Data distribusi pendapatansebagian besar negara tidak tersedia dalambasis reguler. Oieh karenanya, penulismencoba melihat ketimpangan ekpnomi yangdapat menyebabkam kemacetan politik dengaiimenggunakan varibale-variabel berikut : primyaitu proporsi siswa sekolah dasar terhadapanak usia 6-11 tahun, secon yaitu proporsi siswaSLTP terhadap anakusia 12-17 tahun, mart yaitutingkat kematian bay], dan life yaitu tingkatharapan hidup. Vaiiabld dependent pada regresiyaitu porsi konsumsi pada output (CS).DIharapkan porsi konsumsi ini berkorelasi posltifdengan tingl^t kematian bayi, sebab variatfel inimencerminkan kelemahan akses orang miskinterhadap kesehatan, karenanya juga merupakansalah satu pertanda ketimpangan ekonoml.Sebaliknya, CS diharapkan berkorelasi negatifdengan variabel penjelas lainnya, sebabpendidikan yang leblh balk dan tingkat harapanhidup yang l^ih lama mencerminkan kemerataanekonoml yang leblh besar. Dalam regresi ini jugadimasukkan tingkat pertumbuhan, growth, untukmenguji apakah kondisi awal yang leblh balkdapat membantu membangun konsensus sosialseputar politik (yang akan mendorong

109

Page 12: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Graaela L. Kaminsky dan Alfredo Pereiria, Krisis Huiang.. ISSN: 1410-2641

periibangunan dalam jangka panjang). RegresIdihitung berdasarkan data 33 negara (label 3),

menggunakan data rata-rata tahunan limatahun selamaperiode 1968-88.

110

Tabe!3

indikator Instabilltas Sosial dan Politik

Country Constitutional Crises Coups Riots Strikes Index ofchanges instability

Argentina 0.12 1.12 0.92 1.54 1.54 5.246oll\ria 0.22 0.96 1.15 0.88 0.96 4.17Korea 0.22 0.38 0.40 2.12 0.00 3.12Chile 0.04 0.42 0.19 1.58 0.42 2.65Peru 0.09 0.46 0.26 0.65 0.62 2.10Dominican Rep 0.09 0.19 0.36 1.12 0.19 1.95Ecuador 0.22 0.23 0.57 0.50 0.27 1.79Brazil 0.13 0.42 0.12 0.85 0.23 1.75Guatemala 0.13 0.46 0.47 0.50 0.15 1.71Philippines 0.09 0.08 0.46 1.00 0.00 1.63Colombia 0.04 0.46 0.04 0.81 0.27 1.62Uruguay 0.09 0.46 0.00 0.69 0.27 1.51Mexico 0.00 0.04 0.00 1.35 0.08 1.47Thailand 0.30 0.42 0.48 0.19 0.06 1.47Sri Lanka 0.09 0.15 0.08 1.04 0.08 1.44El Salvador 0.13 0.08 0.59 0.38 0.19 1.37Indonesia 0.13 - 0.27 0.73 0.00 1.13Venezuela 0.04 - 0.31 0.73 0.00 1.08Panama 0.13 0.15 0.16 0.46 0.12 1.02Nicaragua 0.09 0.12 0.23 0.35 0.15 0.94Malaysia 0.04 0.15 0.04 0.54 0.00 0.77

Honduras 0.17 - 0.32 0.11 0.00 0.61

Jarriaica 0.04 - 0.00 0.42 0.05 0.51

Haiti 0.09 • 0.15 0.27 0.00 0.51Guyana 0.24 0.11 0.00 0.05 0.05 0.45Trinidad and 0.10 - 0.05 0.10 0.05 0.31TobagoParaguay 0.00 0.00 0.08 0.08 0.00 0.28

Papua NewGuinea 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.12Singapore . 0.06 0.00 0.00 0.05 0.00 0.11

Fiji- 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.08Barbados 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.06Hong Kong 0.00 - - - - 0.00

Catalan : Variabel-variabel dinyatakan sebagai rata-rata nlla! tahunan selama periode1960-1988. Indeks instabilltas merupakan jumiah indeks-lndeks particular. Sumber; llhatApendikA.

JEPVol. 3No. 1.1998

Page 13: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410 - 2641 Qrad^ L Kaminsky Alfredo Pereira, Krss Hutang..

TabeI4

Hasll Perhitungan Regresi

Dependent variable Growth Prim' Secon Mort Ufe R2

Private consumption share inGDP ^.49 -0.0005 0.00009 0.003 • 0.009 0.22

(-2.68) (1.10) (0.67) (4.93) (3.15)Total Consumption Share inGDP -0.80 -0.001 0.00 0.002 0.007 0.20

(^.20) (-2.25) (0.12) (2.90) (2.13)

Keterangan:Setiap persamaan dikerjakan dengan data 33 negara, seperti pada label 3, menggunakan rata-ratalima tahunan selama1968 -1988. t te^ ditulis dalam kumng. Untuk keterangan variabel Ilhat Apendix A

+a,gr(Mt^^ +a,pim,^ +a,secem,^ +a,mcfrt,^ +ajife,^ +£.,^ (11)

Hasil keseluruhan untuk estimasi porsikonsumsi swasta dan total (swasta danpemerin-tab) disampalkan dalam tabel 4. mendukunghipotesis bahwa ketimpangan dapat menghalangipenerapan program-program stablllsasl. Sebagaicontoh, karena tingkat kematian bay! meningkatmaka porsi konsumsi juga akan meningkat. Se-baliknya, variabel-variabel yang mencermlnkantingkal meiek huruf suatu negara dan tingkatpertumbuhan pada dekade yang diteliti mem-berikan kontribusi terbadap reduksi porsi konsumsi. Pada semua kasus vanabei-variabei si-knifikan secara statistik. Yang mengejutkan,tingkat harapan hidup memiliki pengaruti negatifterhadap porsi konsumsi.

Hasil penelitian Inl didukung oleti hasilpenelitian-penelltian lain dalam bidang yangsama. Rigiditas penumnan konsumsi di AmerikaLatin pada dekade ini (dikarenakan karenapenyelesaian populis terhadap konflik sosial),telah terdokumentasi dengan baik dalam litera-tur-literatur (ilhat misalnya Sachc 1989b). Khususuntuk Argentina, Dombush dan DePablo (1990)berargumentasl bahwa selama tahun 1970anpengeluaran pemerintah meningkat secarasubtansia! dikarenakan tujuan redistribusi gunamenghilangkan kekerasan sosial. Pemerintahmengabaikan upaya refbrmasi fi^ yangsebenamya akan mengurangi ketidakseimbangan

JEP Vol. 3 No. 1,1998

anggaran, karena ditekan oleh ellt -ekonoml.Sebelum 1982 defisit anggaran diblayai denganpinjaman luar negeri, n^un sesudah krisishutang teijadi pinjaman luar negeri diikuti olehkehancuran investasl. Pemerintah juga banyakmenerapkan kebijakan-kebijakan redistribusipendapatan secara iangsung, misalnyameningkatkan tingkat upah' secara subtansial.Sebagai contoh, pada saat tahun-tahun krusialkrisis hutang. (1982-1984) upah riil di Argentinameningkat 50 % dan konsumsi swasta jugameningkat ' ''

Aleslana dan Perroti (1993) telah memba-has kaitan antara ketimpangan, instabllitas sosialdengan pertumbuhan. Mereka berargumentaslbahwa ketimpangan pendapatan akanmeningkatkan ketidakpuasan dan keresahansosial melalul peningkatan kemungkinan kudeta,revolusi, dan kekerasan massa. Singkatnya,keresahan sosial ini meningkat karena kebijakanmenjadi tak menentu dan hak milik menjadi ter-hambat. Hal inl memiliki pengaruh negatif terhadap investasi, dan konsekuensinya, mereduksipertumbuhan.

Cuckierman, dkk(1989) serta RoubinidanSachs (1989) telah menguji faktor-faktor sepertiinstabllitas politik dan keresahan sosial dalammenentukan kebijakan moneter dan fiskal.Cuckierman, dkk (1989) berkesimpulan bahwa

111

Page 14: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Gractela L Kaminsky dan Alfredo Pereira, Krisis Hutang..

Instabilitas politik menyebabkan terjadinya re-duksl penenmaan dari pajak-pajak konvensionaldan' membiarkan pemerintah dengan pajak in-flasl sebagai sumber pembiayaan terpenting. Disisi lain Roubiriidan Sachs (1989) rhenguji ne-gara-nega'ra Eropa dan berkesimpulan bahwapengurangan defisit fiskal (yang s^ikit) pasca1973 disebabkan bleh kesulitan-kesulitan mana-jemen politik dalam pemerintahan koallsi.

Saat ini banyak peneliti yang telah mengujihubungan antara stabllltas politik, krisis hutangdan pertumbuhan. Sachs (1989b) menguji pe-ngaruh distribusi pendapatan, dan kemudian po-tensi-potensi keresahan sosial, terhadap usaha-usaha penyesuaian sebagian besar negaradebitur. la berkesimpulan bahwa pertumbuhantidak akan hancur setelah krisis hutang terjadibersamaan dengan ketimpangan pendapataiiyang semakin kecil. Hasil Ini diperkuat oleh Bergdan Sachs (1987) yang menguji kaitan positifantara ketimpangan pendapatan dengan krisishutang. De Gregorio (1991) meneliti determinanpertumbuhan dua belas negara Amerika Latinpada tahun 1980an dan berkesimpulan bahwastabllltas makroekonbmi memegang peranankrusial dalam pertumbuhan, dan pertumbuhanberkorelasi negatid negan instabilitas politik.

RESPON TERHADAP KRISIS HUTANG

YANG LAYAKSECARA POLITIKBukti-bukti dalam literatur dan pemba-

hasan di atas menunjukkan bahwa dl beberapanegara respon optimal terhadap krisis hutangmungkin tidak layak secara politik ipolitically feasible). Pertanyaanya adalah apakah rigiditasyang menurun dalam konsumsl dapat menjelas-kan terjadinya penurunan pertumbuhan yangberlarut-iarut sebagaimana diamati di negara-negara Amerika Latin.

Untuk menjawab pertanyaan ini penulismensimulasi skenario post crisis pada baglan 3dengan constraint tambahan bahwa konsumslper kapita tidak dapat di bawah tingkat tertentuyang ditentukan oleh kepentingan politik ek-sogen. Penulis mengasumsikan bahwa konsumsl

112

ISSN: 1410-2641

per kapita total dikurangi menjadi tidak iebihrendah daripada tingkat yang terjadi pada prakrisis, yang mencerminkan pola konsumsl akhir

."1970an.

Pola 'dua perekonomiari pada skenariopost crisis yang layak secara politik serta fra-jectory pra krisis yang" optimal disajikan padagambar 2. Yang menarik, paths equilibrium in-teriemporal pada jalur yang layak secara politikberijeda nyata dengan pathsequiibrium di bawahasumsi maksimasi ketat. Sebagai contoh, dalamskenario post crisis Argentina, skenario no debtre//8f menunjukkan bahwa investasi total sebagaiporsi dari GDP turun mendadak dari 25,2 %rhenjadi 16,7 %saat krisis hutang terjadi tahun1982 dan tidak dapat pulih seperti pada tingkatpra krisis dalam jangka menengah. Pola inimereplikasi pola aktual investasi di Argentinapada permulaan krisis hutang, porsi investasimenurun kurang Iebih 9 % pada tahun 1982-1989 dibandingkan tahun 1970an. Kendala konsumslturn out to be binding dalam jangka menengah-panjang ( 30 tahun ke depan) pada post crisis(skenario no debt relief). Pertumbuhan hancurpada tahun 1982dan terns menurun sesudah itu.Tingkat pertumbuhan turun Asia TImur menjadi0,3 % pada akhir masa krisis, sementara sebelumkrisis rata-rata 1,5 %per tahun. Pertumbuhan hanyapulih sesudah kendala konsumsl diionggarkan.

Penulis menemukan hasii yang miripdengan Meksiko. Pada skenario no debt reliefpertumbuhan turun dengan segera menjadi 4,7% sesudah krisis hutang terjadi dan terusmenurun sesudah itu, sementara porsi investasianjiok menjadi 15 % dan menurun secaraperiahan sesudah mencapai 11 % tahaun 1989.Di sisi lain, porsi konsumsl menlngkat menjadi82 % pada tahun 1989. Hasil simulasi ini (tidakseperti pada optimizing modef) sangat dekatdengan data aktuai Argentina dan Meksiko padatahun 1980an. Beban hutang memiliki dampakyang melumpuhkan terhadap ekonomi jikakendala politik (yang akan menyebabkan tingkatkonsumsl tinggi) dipertimbangkan.

JEP Vol. 3 No. 1,1998

Page 15: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN : 1410-2641 G^la LKaminsky dan Alfredo Perelra. Krisis Hulang..

- Gambar 2Respon terhadap Krisis Hutang yang Layak sec^ Politik

ArgentinaGDP Growth Rate

Meksiko

Precent Precent

1960 1986 1990 1995 2000 1980 1985 1990 1995 2000

PrecentConsumption Sharein GDP

Precent

1980 1985 1990 1995 20001980 1985 1990 1995 2000

PrecentInvestment Share in GDP

1980 1985 1990 1995 2000

JEPVoI. 3N0.1.1998

Precent

1980 1985 1990 1995 2000

Pre-Crisis

Debt Relief

No Debt Relief

113

Page 16: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Gradela L. Kaminsky danAlfredo Pereira,'Kris6 Hutang.. ISSN: 1410 - 2641

labels

Biaya-biya respon tertidap krisis hutang yang layak secarapolitik

Scenario Debtors* Debtors".

Argentina Mexico Argentina Mexico

Debt-rclief 0.16 0.13 2.3 5.7

No-debt-relief 0.55 0.28 6.7 13.4

3 Kemgian dollar sebagai peisentasedari present d/scoi/nfed value ofoutputKerugtan dollar sebagai persentase dari hutang luarnegeripada 1981

Kehancuran output di Amerika Latin nam-paknya menunjukkan suatu biaya yang terukur(sizable cost) bag) negara-negara debitur untukmelanjutkan kebijakan-kebijakan pengeluaransuboptimal ini, kerugian kesejahteraan (welfarelosses) relatif kecil. Kerugian ini dapat disajikansebagaiberikut:

(12)

dimana U* adalah utility (ia\am poiitically fea

sible trajectory, t/* dan MU' adalah tingkalutilitas dan utilitas marjinai yang berhubunganintertemporal optimizing trajectory, r adalahtingkat bunga riii pinjaman iuar negeri saat prakrisis, dan Y' adalah output domestik pada

trajectory. Indikator L" merupakan kerugiandollar rata-rata sebagai fraksi dari present discounted value output domestik pada intertemporal optimizing trajectory. Peningkatan konsumsisaat ini Asia Timur akan diimbangi oleh pengu-rangan konsumsi di masa depan, sehinggar'merupakan biaya misaiokasi intertemporal.

REFLEKSIKESIMPULANTahun 1980an merupakan terrible times

(kondisi ekonomi yang buruk) bagi sebagian be-sar n^ara Amerika Latin. Hancumya p^m-

114

buhan, meluasnya kemiskinan, dan semakiniebamya ketimpangan pendapatan merupakanfakta umum selama dekade tersebut. Se-baliknya, tahun 1990an merupakan excellenttimes (kondisi ekonomi yang cerah). Sebagianbesar negara ini telah merundingkan kembalihutang Iuar negerinya, dimana Brazil menjadinegara terakhir yang melakukan hal ini. Modaltelah .mengalir ke negara-negara ini, sebagai-mana yang terjadi saat bonanza modal padaakhir 1970an. Prospek pertumbuhan menjadilebih baik tidak saja karena pembaharuan pinjaman, tetapi karena reformasi yang diimplemen-tasikan disejumlah besar negara.

Namun demikian, beberapa resiko akanmuncul di masa mendatang. Kebijakan moneterkontraksi di beberapa negara pusat dapat me-macetkan pasar modal. Pengetatan kebijakanmoneter di AS selama paruh pertama 1994telah menlngkatkan capital outflow dari negaraberkembang dan menurunkan harga pasar sa-ham, bahkan kadang-kadang mencapai 25 %.Kemacetan pasar modal pada tahun 1982 me-mang tidak sampai menyebabkan kehancurannegara-negara Asia Timur, bahkan negara-negara ini mampu menyesuaikan terhadap externalschock dengan sukses. Pertanyaannya adalahapakah negara-negara Amerika Latin dapat terustumbuh, bahkan dengan suatu pembalikan arusmodal aktual?. Pengalaman selama tiga tahunterakhir menunjukkan bahwa jawaban dari per-tanyaan ini tidak pasta'. Pada sisi positif, sebagianbesar negara Amerika Latin telah mengim-

JERVol.SNo. 1,1998

Page 17: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN : 1410-2641

plemenfasikan reformasi tiskal, ,mernbatasrsubsidi, swastanisasi pemsahaan negara danmemperbaiki lingkungan bagi'aktlfitas.'se^or.swasta. Kebijakan perd^angan y^g berprientasikeluar, misalriya mengurangi kendalaperdagangah, penghapusan disincentive un^kekspor dan implementasi konvert'biiitas rhata'uang, serta reformasi pasar uahg telahmeningkatkan efislensi penggunaan sumberdaya. Perubahan-perubahan ini jika dilakukansecara permanen akan membuat atmosfirbisnismenjadi lebih atraktif.

Pada sis! negatif, capitalInflowi di AmerikaLatin teiah membiayai boom konsumsi secaraesensial, sementara di negara-negafa Asia Timurcapital inflow telah menambah tabungan domestikdalam membiayai investasi. Di negara-negaraAsia Timur porsi investasi terhadap' GDPmenlngkat dari 24 % (1984^8) menjadi 28,1 %(1990-92), sementara di negara-negara AmerikaLatin menurun dari 16,9 % (1984-89) menjadi16,8 % (1990-92). Kenyataan ini menunjukkanbahwa beberapa negara ini mungkin menghadapikesuiltan-kesulitan, jika pembalikan arus modalteijadi.

Sebenamya, telah ada tanda-tanda di pasaryang menunjukkan bahwa investor luar negerikhawatir tentang prospek masa depan negara-negara Amerika Latin, misalnya porsi Foreign Directinvestment ierhatiap GDP di negara-negaraAsia Timur rata-rata 3 %, sementara di Amerika •Lat'n hanya 1,1 %. Hal ini menunjukkan bahwabagian terbesar capita! inflow di Amerika Latinterutama berjangka pendek dan dapat bembahdengan cepatjika teijadi kesulitan.

ApendlkA

Graci^L-Kainn^ dan Alfredo Peteira, Knsc Hutang..

Pari.pemaparan'di atas n^pak bahwabeberapa pelajaran dari periode 1980an relevandeng^ p^ode 1990an. Dalam suatu dunia

. yang tak menentu maka perubahan nilai tukarperdagangan, tingkat bunga, mobilitas modalyang tinggi, serta kebijakan-kebijakan yangmeningkatkan tabungan domestik sangat pentinguntuk mencegah kehancuran pertumbuhan ketlkapinjaman - luar negeri macet Sesudah krisishutang t^un 1982 penurunan capital Inflow diAmerika Latin hanya memp^garuhiinvestasi,bukan t^sumsl, sehingga pertumbuhan outputmenurun dengan tajam. Negara-negara AmerikaLatin p^u mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan respontabungan terhadap external schock dengan lebihfleksitiel. Bukbdalamtulisanin!dandarilit^turyang relevan menunjukkan bahwa meningkatkan kemerataan pendapatan yang lebih besar'dapatmembantu mencapai tujuan ini.

PenghargaanPenulls mengucapkan terimakasih kepada

berb^ai pihak atas pendapat-pendapat dan sa-ran yang membangun. Pandangan dalam tulisanini adalah tanggung jawab penulls dan tidakmencerminkan pandangan Federal ReserveSystem.

Naskah asiiberjudul 'The DebtCrisis teassons ofthe 1980s fdrthe 1990s'. Diteijemahkan oleh H.M.Bekb' HendiieAnto, Sumber: Journal ofDev^opmentEconomics, Vol. 50(1996).

Perubahan konstitusi

Kedeta

Krisis

Jumlah perubahan konstitusi (1960 s.d 1985 atausubperiode)Sumber: Banks (1979)Jumlah kudeta pertahun (1960 s.d 1985 atausub periode) Sumber:Banks(1979)Jumlah krisis pemerintah pertahun (1960 s.d 1985 atausubperiode) Sumber Banks (1979)

JEPVol. 3No. 1,1998 115

Page 18: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Gfadela L. Kaminsky dan Alfredo Pereira, MissHutang!. ISSN : 1410 - 2641

Tlngkat PertumbuhanKematian Bay!

Tingkat Harapan Hidup'Kerusuhan

iPemogokan

'Porsi Konsumsi Swasta

Porsi Konsumsi Pemerintah

Pendidikan Menengah

Pendidikan Dasar

Tingkat pertumbuhan GDP. Sumber: World BankJumlah bayi yang menlnggal sebeium mencapai 1tahun, per 1000bay! dalam setahun. Sumben World Bank DataBankTahun harapan hidup. Sumben World Bank Data BankJumlah kerusuhan per tahun {I960 s.d 1985) atau sub periode)Sumben Banks (1979)Jumlah pemogokan per tahun (1960 s.d 1985 atau sub periode)Sumben Banks (1979)Porsi konsumsi swasradalam GDP. Sumber: World Bank DataBank

Porsi konsumsi pemerintah dalam GDP. Sumber: World Bank DataBank

Rasio pendaftaran untuk pendidikan menengah, merupakan rasiojumlah murid yang mendaftar di sekolah menengah dengan jumlahanak usia 12 s.d. 17 tahun. Sumben World BankData BankRasio pendaftaran untuk pendidikan dasar, merupakan rasio jumlahrhund yang mendaftar di sekolah dasar dengan jumlah anak usia6.d. 11 tahun. Sumben WorldBank Data Bank

DAFTARPUSTAKA

i^eslna, A. and R. Perotti, (1993), "Income Distribution, Political Instability, and Invesment", NBERWorking Paper No. 4486, October.

Arrau, P., (1990), "How Does the Debt Crisis Affect Invesment and Growth? A Neoclassical GrowthModel Applied Mexico', The World Bank, Intemation Economics department, WPS 378.Washington, D.C.

Aschauer, D., (1989) "Is Public Expendance ProductiveT, Journal of Monetary Economics 23,177-200.

Banks, AS., (1979), "Cross-NatiDnal Time Series Data Archive', Center for Social Analysis, StateUniversity ofNew York atBinghampton, September, updated.

Barro, R., (1990), 'Goverment Spending in a Simple Model of Endogenous Growth', Journal ofPoliticalEconomy, 98,S103-S125.

Barro, R., (1989). "A Cross Country Study ofGrowth, Saving and Goverment", Manuscript, NBERWorking Paper No. 2855, Cambridge, MA.

Berg, A. and J. Sachs, (19§7), "The Debt Crisis: Structural Explanations of Country Performances',NBER WofW/jgPaperNo. 2607.

116 JEPVol.SNo. 1.1998

Page 19: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410- 2641 Gradela L Kamtnskydai Alfredo Pereira. iOisisHutang..

Blanchard, 0., (1983), 'Debt and Current Account Deficit in Brazil In Aimella', Dombusch, andObstfeld, eds., Financial Policies and the World Capital Market The Problem of LatinAmerican Countnes, University ofChicago Press, 187-198.

Borensztein, E., (1990), 'Debt Overhang, Credit Rationing, and Invesnnenf, Journal ofDevelopmentEconomics, 32,315-335.

Buffie, E., (1990), 'Economic Policy and Foreign. Debt in Mexico', in J. Sachs, ed., DevelopmentCountry Debt andEconomic Performance, NBER, Chicago: University ofChicago Press.

Calvo, G., L l,eiderman andC. Reinhart, (1992), 'Capital inflows to t^tinAmerica: The197Gs andthe199bs', Intemational Monetary Fund Working Paper No.85, October.

Caivo, G., L. Leiderman and Reihart, (1993), "Capitai "Inflows "and the Real Exchange RateAppreciation in laWn American: The Role ofExtemai Factors', Intemational Monetary FundStaffPapers, March, 40,108-150.

Calvo, G., L. Leiderman and C. Reinhart, (1994), The Capitai inflows Problem: Concepts and issues',Contomporary Economic Policy, My.

Cochrane, J., (1989), "The Sensitivity ofTests ofthe intertemporal Allocation ofConsumption to Near-Rational Aitematives', American EconomicReview, 79,319-337.

Cohen, D., and Sachs, J., (1986), 'Growth and Extemai Debt Under the Risk of Debt Repudiation',European Economic Review, 30,529-560

Cuckierman, A., Edwards, S., and Tabeiiini G., (1989), 'Seignorage and Political Instability', NBERWorking Paper No. 3199.

De Gregorio, J., (1991), 'Economic Growth in Latin America', intemationai Monetary Fund WorkingPaper1991/71.

Diaz Alejandro, C., (1984), "Latin American Debt: i Don't Think We Are in Kansas Anymore', BrookingsPapers on Economic Thing Activity 2, 335-389.

Dombusch, R., and De Pablo, J., (1990), 'Debt and Macroeconomic Instability in Argentina', in J.Sachs, ad.. Developing' Country Debt and Economic Performance, NBER, Chicago:University of Chicago Press.

Froot, K., (1989), 'Buy backs. Exit Bonds, and the Optimaiity of Debt and'Uquldity Relief, intemationalEconomic Review, 30,49-70. '

Intemation Financial Statistics, intemational Monetary Fund, Washington D.C., various issues.

JEP Vol. 3 No. 1,1998 117

Page 20: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

Grac)elaLKanttn^danAtfi^Pe{^.K^Mtfang.. ISSN: 1410 - 2641

Kmgman, P., (1988), 'Rnandng Vs.' Forgiving a Debt Overtiang: Some Analytical Notes', Journal ofDevelopment Economics, 29,253-268.

Ram, R., (1986), 'Goverment Sizeand Economic Growth: ANew Framework andSome Evidance fromCross-Section and Time SeriesData*, American Economic Review, 76,191-203.

Roubini, H., and Sachs, J., (1989), 'Political and Economic Determinants of Budget Deficits in theindustrial Democrasies', NBER Woffang Paper No. 2682.

Sachs, J., (1989a). Tlie Debt Overhang ofThe Development Countries', in: G. Calvo, R. FIndlay, P.,K. and J.B., de Macedo. eds., Debt Stabilization , and Development, Basil Blackwell,Cambridge, MA 1989.

Sachs, J., (1989b), 'Soda! Conflict and Populist Polides in Latin America*, NBER Working PaperNo.2897,1989.

World Bank, World Development Report, Oxford University Press, various issue.

World Economic Outlook, International Moneta^ Fund. Washington D.C., various Issues.

^Versi terakhir tufisan ini selesai Agustus 1994, sebelum krids Meksiko pecah pada Desember 1994. Pada saatitu tidak sajaarusmodal daii negara m^yu kepada negara berkembang berhenti, tetapi negara-negara berkembangjuga memlliki per^alaman tentang suatu pembalikkan yang substansial dalam arus modal. Selama kuartaipertama 1995 sejumlah besar capita outflow dari Argentina teiah mengurangi cadangan intemasional miiikAigentind Centra/ Bank sebesarsepertiga (sekltar 5 Mityar dollar). Krisis Meksiko juga mempengamhi prospekpertumbuhan beberapa negara AmerOta Latin, dimana A^ntina menderlta resesi seteiah empat tahun ekspansisubstansial pada k^iatan ekorraminya (sekltar 7% pertahun selama 1991-1994). Krisis in! (yang mempengaruhlhampir semuaemeiging pasai) sangatmendesak untuk dievaluasi, terutama penyebab haxumya pertumbuhanbeberapa negara sesaat seteiahkrisis hutang tahun 1982. Fbotnofe Ini dituils padaApril 1995.2MesMpun terdapat pembuktian atas penganih positif jasa-jasa pemerintah pada output dan produktlfltas (lihat,sebagai contoh Aschiurer 1989, Anau (1990), 1989), tetapi buktl empiris atas increasing returns kurang konUuslf.Seb^al contoh, Aschauer (1989) der^an mei^unakan dataASselama periode 1949-1985, tidak dapatmenolakhipo^is constan r^um to scde. Buktl In! kurang mencerminkan suatu penolakan terhadap hipotesis consfanfreturn to scale bag! negara-negara debitor. Beterapa dukungan tidak langsung terhadap increasing returndisampalkan oleh Ram (1986). Ram mer^unakan data dari 115 negara (negara maju dan berkembang) danmenemukan bahwa pengaruh ^sltlf pemerintah terhadap pertumbuhan secaia flplka! lebih kuat pada tlngkatpendapatan yangletxh lendah.Daiam beberapakasus hasnsimulasi pada bagian Ini dan bagian 5.3 Bahkan, seblum kri^ hutang terjadi, negarapnegara debitur mungkin belum mendapatkan pinjaman banjdlkarenakan mereka tidak dapat atau Ir^In membayar h^amannya. Dalam kasus Ini, negara-negara debiturmenghadapl Credit rationing'. Untuk anallsis opflmallksi masalah dalam kondisi resiko penolakan dapat dllihatCohen dan Sachs (1986).*Meskipun tlngkat pertumbuhan yang diperoleh dari simulasi opia-krisls memberikan suatu Indlkasl pertumbuhanpotensi^ dari Argenflna dan Meksiko, te^i tlr^kat pertumbuhan Ini mungkin tidak layak (katena kendala likuklltaspada pasar keuangan intemasional). penuHs memverifikasi ap^cah Argentina dan meksiko mengalamai kendalalikuldltas sebelum 1983. Simulasi menunjukkan bahwa selania tahun-tahun sebelum krisis tidaklah optimal bagi

118 JEPVol.3No. 1.1998

Page 21: PELAJARAN DARITAHUN 1980an UNTUK lifan

ISSN: 1410-2641 GracielaLKaminsky danAlfredo Pereira,Kn5tsHufa/)9..

Aigentina dan meksiko untuk default, dan oleh kanenanya kedua neghara ini terus memiliki akses tak terbatastertiadap pasar modaldunia.^Suatuladuksi transfer keluar dari 5 % menjadi 3 % yar^ bertiubungan dengan debt relief (seb^ai persentasedari nilai hutang padatahun 1981) 50%untuk Argentina dan48 %untuk Meksiko.^Untuk diskripsi kebljakan fiskal Argentina danMeksiko llhat Dombusch dan DePablo (1990), serta Buftie (1990)

JEP Vol. 3No. 1. 1998 119