82
i PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT JAMA’AH PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian Mingguan di Masjid Al Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ushuluddin Oleh : Muhammad Sujarno NIM. 054111036 FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

i

PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT JAMA’AH

PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN

(Studi Kasus Pengajian Mingguan di Masjid Al –Muttaqun Desa Mulyoharjo

Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Ushuluddin

Oleh :

Muhammad Sujarno

NIM. 054111036

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

ii

PEMAHAMAN AHLUSUNAH WAL JAMA'AH MENURUT JAMA’AH

PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN

(Studi Kasus Pengajian Mingguan di Masjid Al -Muttaqun

Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat (AF)

Oleh :

MUHAMMAD SUJARNO

054111036

Semarang, 13 Juni 2011

Disetujui oleh

Pembimbing II Pembimbing I

(Dr. Nasihun Amin, M.Ag) (Prof. Dr. H. Ghazali Munir, MA)

NIP. 19680701 199303 1 003 NIP. 19490926 198103 1 001

Page 3: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

iii

PENGESAHAN

Skripsi saudara Muhammad Sujarno

Nomor Induk Mahasiswa 054111036

telah dimunaqosyahkan oleh Dewan Penguji

Skripsi Fakultas Usuluddin Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, pada

tanggal :

13 Juni 2011

dan telah diterima serta disyahkan sebagai

salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin.

Dekan Fakultas/Ketua Sidang

(Dr. H.A Hasan Asyari Ulama’i, M.Ag)

NIP. 19710402 199503 1 001

Pembimbing I Penguji I

( Prof. Dr. H. Ghazali Munir, M.A) (Drs. Zainul Arifin, M.Ag )

NIP. 19490926 198103 1 001 NIP. 19680208 199303 1 002

Pembimbing II Penguji II

(Dr. Nasihun Amin, M.Ag) ( Dr. Sulaiman Al-Kumaiyi, M.Ag)

NIP. 19680701 199303 1 003 NIP. 19730627 200003 1 003

Sekretaris Sidang

(Zainul Advar, M.Ag)

NIP. 19730826 200212 1 002

Page 4: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

iv

LEMBAR MOTTO

Belum ada motto, sejak itu aku mulai berfikir.

Page 5: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada-Mu, tatkala cinta-Mu menetes ke jiwa yang sendiri. Tititk

cerah berlahan beranjak mengelayut mesra dipuncak awal kebahagiaan. Nyayian

hati, gejolak jiwa tak tertahanakan muncul bersama kata tak terucap. Selalu

tersimpan, terpahat dalam sebuah kado kecil atas do’a, perhatian dan perjuangan

yang telah mengejariku tuk bisa tersenyum di kala asa tiba-tiba menghilang, selalu

menemaniku, memapahku, menjemput impian tak terbatas, menggapai, mendekap

mahligai kebahagiaan, buat yang tercinta dan yang tersayang:

1. Kedua orang tuaku, Ayah dan Ibu tercinta dan terkasih yang senantiasa

mendo’akan dan memberiku bimbingan. Semoga beliau temukan kebahagiaan

disisih Allah, dan selalu berada dalam pelukan kasih sayang-Nya. Ridho dan

do’amu adalah semangat hidupku.

2. Pendamping hidupku, Desy Agus Setiani yang selalu ada dihati dan jiwaku,

yang selalu mendo’akanku dan mendampingiku untuk menempuh semua ini

dalam suka maupun duka dalam pembuatan skripsi ini.

Page 6: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

vi

ABSTRAKSI

Penelitian ini berangakat dari kegelisaan peneliti dalam menyaksikan problema

kehidupan pada masyarkat desa Mulyoharjo Sukun yang tidak sesuai didalam

menjalankan ketentuan-ketentuan agama islam. Mayoritas penduduk desa

Mulyoharjo Sukun adalah beragama islam yang menganut paham ahlusunah wal

jama’ah. Sebelum ada pengajian mingguan, penduduk Desa Mulyoharjo Sukun

kecamatan Pati Kabupaten Pati masih mempercayai hal-hal yang bersifat mistis, hal

ini terbukti ketika ada sebuah hajatan desa, dimana penduduk setempat memberikan

sesaji pada tempat-tempat yang dikeramatkan. Akan tetapi, Kepercayaan mereka

terhadap hal-hal yang berbau mistis itu berangsur-angsur hilang semenjak KH Abdul

Wachid mendirikan sebuah pengajian mingguan.

Tujuan penelitian ini adalah ingin menjawab pertanyaan bagaimana pemahaman

mereka terhadap paham ahlussunal wal jama’ah dan bagaimanakah tingkat keimanan

mereka? Metode penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field

research) dengan pendekatan deskriptif analisis. Data primer, yaitu Jama’ah

Pengajian. Data sekunder, yaitu sejumlah kepustakaan yang ada relevansinya dengan

judul di atas baik langsung maupun tidak langsung. Dalam mengumpulkan data

menggunakan studi lapangan. Dalam menganalisis data menggunakan metode

analisis data kualitatif.

Hasil dari analisa menunjukkan bahwa pemahaman jama’ah pengajian yasin

terhadap paham ahlussunah wal jama’ah hanya menggunakan pendekatan kultur saja.

Pemahaman tentang ajaran-ajaran di dalam agama Islam menurut Jama’ah pengajian

Yasin adalah hal yang nomor dua. Yang terpenting menurut mereka adalah tindakan

atau pengamalan. Keberadaan iman, ilmu, dan amal ketiganya menjadi mata rantai

yang harus sinergi. Oleh karena itu, ketiganya tampil menjadi mainstream dalam

sebuah pemahaman agama. Akan sulit kiranya sebuah pemahaman jika iman hanya

disandarkan pada kesalehan vertikal, tanpa dibarengi dengan kesalehan amal.

Sebetulnya inti dari iman disamping meyakini keberadaan sang Khalik, iman bisa

berfungsi untuk membenarkan pemahan agama dengan cara beriman dengan apa

yang telah di perintahkan agama. Setelah itu, kita bisa mengetahui subtansi agama itu

sendiri.

Tegakmya, aktifitas keislaman dalam kehidupan seseorang itulah yang dapat

menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah yang kokoh atau menunjukkan kadar

kualitas iman yang ada dalam dirinya.

Untuk dapat memahami Ahlussunah wal Jama’ah secara utuh, tidak mungkin

hanya menggunakan kultural saja, tetapi sedikitnya menggunakan tiga macam

pendekatan, yaitu : pertama pendekatan historis, kedua, pendekatan kultural dan

ketiga, melalui pendekatan doktrinal.

Page 7: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

vii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الرحيم

Segala puji syukur hanya kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat, yang Maha Pengasih dan penyayang, karena dengan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul PEMAHAMAN AHLUSUNAH WAL JAMA'AH

MENURUT JAMA’AH PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN

KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian Mingguan di Masjid Al –Muttaqun Desa

Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati) ini, disusun untuk memenuhi

salah satu syarat sebagai Sarjana Strata I (SI) Fakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Penulisan skripsi ini selesai karena telah banyak mendapat bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Yang terhormat Bapak Dr. Nasiqun Amin, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ghazali Munir, M.A dan Dr. Nasiqun Amin, M.Ag, selaku

pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi

ini.

3. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo

Semarang, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah dengan sabar menuntun penulis dengan

cinta kasih sayang sehingga terwujudnya karya yang sederhana ini.

5. Keluarga Besar di Pati dan Semarang terimakasih atas motivasi dan dorongan

serta do'anya yang tak terhingga kepada penulis.

6. Teman-teman Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat ( lek Eros, lek Samsul, lek

Yudi, Farih, Safak, Naseh, Ipunk, Catur, Farid, Cak Her keberadaan kalian selalu

Page 8: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

viii

memberikan inspirasi dan motivasi, juga telah menciptakan nuansa kebahagiaan,

kekompakan dan kedamaian. Dan kalian jualah aku punya keluarga di Semarang.

7. My Lovely Desy Agus Setiani. Yang selalu memberi semangat dan dorongan

untuk merampungkan karya sederhana ini. Terima kasih, atas cinta yang selama

ini kamu berikan padaku.

8. Teman-temanku Angkatan 2005 Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan

Filsafat: Abu Khoir, Abdul Rozaq, Maria Ulfa, Maria Ulfah, Agus, Fanani,

Masliqun, Arif, Alif, dan Siti Masriah, yang telah menemani penulis beraktivitas

di kampus, terimakasih tak terhingga yang dapat penulis ucapkan.

9. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara moral maupun yang lain dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Pada akhirnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan dalam Arti yang sebenarnya, namun penulis hanya bisa

berharap semoga skripsi ini bisa memberi manfaat bagi penulis sendiri pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Dan sebagai kata akhir penulis hanya bisa berdo'a semoga bantuan dari semua

pihak bisa menjadikan amal shaleh sehingga memperoleh imbalan yang setimpal dari

Allah SWT. Amin.

Semarang, 13 Juni 2011

Penulis

Page 9: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

LEMBAR MOTTO ............................................................................ iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................ v

ABSTRAKSI ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1

B. Penegasan Judul ...................................................... 4

C. Pokok Masalah ...................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................... 7

F. Metodologi Penelitian ............................................ 8

G. Sistematika Penulisan Penelitian ............................. 14

BAB II AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DAN KEIMANAN

A. Pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah ....................... 17

B. Pengertian Keimanan……............................................ 27

BAB III PELAKSANAAN PENGAJIAN MINGGUAN DI MASJID AL

MUTTAQUN DESA MULYARJO SUKUN KEC. PATI KAB. PATI

Page 10: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

x

A. Profil Umum Jama’ah Pengajian Yasin Masjid Al-Muttaqun Desa

Mulyoharjo Sukun Kec. Pati Kab. Pati………… 42

B. Deskripsi Aktifitas Jama’ah Pengajian Yasin dan deskripsi Angket

Penelitian……………………………………...... 47

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN

A. Analisis Pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah Pengajian

Yasin …………………………………………………. 57

B. Peranan Jama’ah Pengajian Yasin dalam meningkatkan

jama’ahnya................................................................. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 65

B. Saran .......................................................................... 65

C. Penutup ...................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dahulu di zamaan Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu,

tidak ada madzab-madzab. Semua persoalan di bawah pimpinan dan komando

Rasulullah SAW. Bila ada masalah atau beda pendapat antara para sahabat,

mereka langsung datang kepada Rasulullah SAW. Hal itu yang membuat para

sahabat tidak sampai terpecah belah, baik dalam masalah akidah, maupun

Mu‟amalah.1

Kemudian setelah Rasulullah SAW wafat, benih-benih perpecahan

mulai tampak dan puncaknya terjadi saat Imam Ali bin Abi Thalib

menjadi khalifah2. Namun perpecahan tersebut hanya bersifat politik, sedang

akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah, meskipun saat itu benih-

benih penyimpangan dalam akidah sudah mulai ditebarkan oleh Ibn Saba‟,

seorang yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai pencetus faham Syiah

(Rawafid).

Tetapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam

akidah tersebut semakin membesar, sehingga timbullah faham-faham yang

bermacam-macam. Saat itu kaum muslim terpecah dalam dua bagian, satu

bagian dikenal sebagai golongan-golongan ahli bid‟ah, atau kelompok-

kelompok sempalan dalam Islam, seperti Mu‟tazilah, Murji‟ah, Khowarij dan

lain-lain. Sedangkan bagian yang satu lagi adalah golongan terbesar, yaitu

golongan orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada apa-apa yang

dikerjakan dan diyakini oleh Rasulullah SAW. bersama sahabat-sahabatnya.

1 Abdul Rozak, dkk., Ilmu Kalam, CV. Pustaka Setia, Bandung, Cet. II 2006, hlm. 27.

2 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-Press,

Jakarta, 1986, hlm. 8.

Page 12: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

2

Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan

golongannya yang kemudian disebut Ahlussunnah wal Jama‟ah. Golongan

Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah

nabi dan jamaatus shohabah. Dengan demikian akidah Ahlussunnah wal

Jama‟ah adalah akidah Islamiyah yang dibawa oleh Rasulullah dan golongan

Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah umat Islam mayoritas.

Ahlussunnah wal Jama‟ah lahir dari pergulatan intens antara doktrin

dengan sejarah. Di wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam mengenai status

Al-Qur‟an apakah ia makhluk atau bukan, kemudian debat antara sifat-sifat

Allah antara ulama Salafi dengan golongan Mu‟tazilah. Di wilayah sejarah,

proses pembentukan Ahlussunnah wal Jama‟ah terentang hingga zaman al-

Khulafa‟ ar-Rasyidun, yakni dimulai sejak terjadi Perang Shiffin yang

melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah3. Setelah dikelabui

melalui taktik arbitrase (tahkim) oleh kubu Muawiyah, ummat Islam makin

terpecah ke dalam berbagai golongan. Di antara mereka terdapat Syi‟ah yang

secara umum dinisbatkan kepada pengikut Khalifah Ali bin Abi Thalib,

golongan Khawarij yakni pendukung Ali yang membelot karena tidak setuju

dengan tahkim, dan ada pula kelompok pengikut Muawiyah.

Selain tiga golongan tersebut masih ada Jabariyah, faham yang

mempercayai bahwa segala tindakan manusia di intervensi oleh Tuhan dan

Qadariah, faham yang mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak di

intervensi oleh Tuhan4. Di antara kelompok-kelompok itu, adalah sebuah

komunitas yang dipelopori oleh Imam Abu Sa‟id Hasan ibn Hasan Yasar al-

Bashri (21-110 H/639-728 M), lebih dikenal dengan nama Imam Hasan al-

Bashri, yang cenderung mengembangkan aktivitas keagamaan yang bersifat

kultural (tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha mencari jalan kebenaran secara

jernih. Komunitas ini menghindari pertikaian politik antara berbagai faksi

politik (firqah) yang berkembang ketika itu. Sebaliknya mereka

3 Ibid., hlm. 7.

4 Abdul Rozak, dkk., op.cit., hlm. 70.

Page 13: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

3

mengembangkan sistem keberagamaan dan pemikiran yang sejuk, moderat

dan tidak ekstrim. Dengan sistem keberagamaan semacam itu, mereka tidak

mudah untuk mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang terlibat dalam

pertikaian politik ketika itu.

Sikap dan pandangan tersebut diteruskan ke generasi-generasi Ulama

setelah beliau, di antaranya Imam Abu Hanifah Al-Nu‟man (w. 150 H), Imam

Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi‟i (w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204 H),

Ahmad Ibn Hanbal (w. 241 H), hingga tiba pada generasi Abu Hasan Al-

Asy‟ari (w 324 H) dan Abu Mansur al-Maturidi (w. 333 H). Kepada dua

ulama terakhir inilah permulaan faham Ahlussunnah wal Jama‟ah sering

dinisbatkan; meskipun bila ditelusuri secara teliti benih-benihnya telah

tumbuh sejak dua abad sebelumnya5.

Indonesia merupakan salah satu penduduk dengan jumlah penganut

faham Ahlussunnah wal Jama‟ah terbesar di dunia. Mayoritas pemeluk Islam

di kepulauan ini adalah penganut madzhab Syafi‟i, dan sebagian terbesarnya

tergabung – baik tergabung secara sadar maupun tidak – dalam jam‟iyyah

Nahdlatul „Ulama, yang sejak awal berdiri menegaskan sebagai pengamal

Islam ala Ahlussunnah wal-Jama‟ah.

Banyak ajaran yang telah mereka terima dan mereka amalkan. Akan

tetapi sebagian yang lain tidak paham dan mengerti tentang paham

Ahlussunnah wal Jama‟ah. Sebagai contoh, Jamaah Pengajian Yasin di Desa

Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang seratus persen

jamaah berpahamkan Ahlussunnah wal Jama‟ah, akan tetapi mereka tidak

paham mengenai ajaran dan amalan paham Ahlussunnah wal Jama‟ah.

Pengajian yang diadakan setiap satu minggu sekali di Masjid Al-

Muttaqun tersebut, bertujuan mengajak umat Islam untuk mengenal dan

mendekatkan diri kepada Allah. Maulidah hasanah yang diberikan oleh para

5 Ibid., hlm. 104.

Page 14: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

4

pembimbing jama‟ah Pengajian Yasin terbukti secara nyata meningkatkan

keimanan para jama‟ahnya. Hal ini bisa dilihat dari keseharian jama‟ah

Pengajian Yasin, yang dulunya sebelum ada kegiatan Pengajian yasin,

masyarakat Desa Mulyoharjo Sukun masih mempercayai hal-hal yang berbau

mistis. Lambat laun kepercayaan mereka tentang hal-hal yang mistis itu

berangsur-angsur hilang setelah ada Pengajian Yasin yang diadakan di masjid

Al-Muttaqun.

Kegiatan yang telah berlangsung sejak tahun 1992 tersebut hingga saat

ini masih berlangsung dan memberikan dampak yang positif terhadap

kehidupan umat Islam di sekitar lokasi, dan secara umum tentu saja umat

Islam yang menghadirinya. Hingga saat ini jumlah umat Islam yang mengikuti

acara Pengajian, yang diikuti oleh penduduk setempat saja, mencapai angka

250.6 Semakin bertambahnya jumlah jama‟ah yang mengikuti acara Pengajian

tersebut mungkin bisa menjadi patokan dalam meraba seberapa besar respon

masyarakat terhadap acara tersebut. Selain sebagai bukti adanya respon positif

masyarakat, peningkatan jumlah jama‟ah yang ikut serta acara tersebut juga

mengindikasikan adanya nilai positif yang dirasakan oleh jama‟ah yang

mengikutinya.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk mengadakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Pemahaman Ahlussunnah wal Jama‟ah Pengajian Yasin dalam meningkatkan

keimanan para jama‟ah yang mengikutinya. Penelitian tersebut mengambil

tema dan judul “Pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah Menurut

Jama’ah Pengajian Yasin dalam Meningkatkan Keimanan )”

B. Penegasan Judul

Agar mempermudah pembahasan skripsi sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman terhadap judul yang akan penulis bahas, maka untuk

6 Wawancara pra penelitian dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Rumahnya tanggal 25

Juni 2010.

Page 15: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

5

mempertegas sekaligus memperjelas maksud dari judul “Pemahaman

Ahlussunah wal Jama‟ah menurut jama‟ah Pengajian Yasin dalam

meningkatkan Keimanan” tersebut, dipandang perlu kiranya penulis untuk

memberikan pengertian dan batasan dari masing-masing istilah yang terdapat

dalam judul diatas, yaitu:

1. Ahlussunah Wal Jama‟ah. As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata:

"sanna yasinnu", "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang

disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya menerangkan (menjelaskan)

perkara. As-sunnah, menurut bahasa arab, adalah ath- thariqah, yang

berarti metode, kebiasaan, perjalanan hidup atau perilaku, baik terpuji

maupun tercela. Kata tersebut berasal dari kata as-sunan yang bersinonim

dengan ath-thariq (berarti jalan).

Sedangkan Sunnah menurut terminologi adalah petunjuk yang

telah ditempuh oleh rasulullah SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan

dengan ilmu, „aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan. As-Sunnah

juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan

dengan) ibadah dan „aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah"

Jama'ah secara etimologi diambil dari kata "jama'a" artinya

mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian

lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya);

"fajtama'a" (maka berkumpul). Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'"

(perkumpulan), ia lawan kata dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan

kata dari "furqah" (perpecahan).

Sedangkan secara terminologi adalah sekelompok orang banyak,

dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu

tujuan. Disebut al-Jama‟ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak

mau berpecah-belah dalam urusan agama. Berkumpul di bawah

kepemimpinan para imam yang berpegang kepada Al-Haqq (kebenaran),

Page 16: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

6

tidak mau keluar dari jama‟ah mereka dan mengikuti apa yang menjadi

kesepakatan Salaful Ummah.

Ahlussunah wal jama‟ah adalah sebuah madzab/ajaran didalam

agama islam yang berpegang teguh pada Al-qur‟an dan Al-hadits. Pelopor

dari Ahlussunah wal Jama‟ah yang dimaksud disini ialah Abu Hasan Al-

Asy‟ari.

2. Pengajian Yasin yang dimaksud disini adalah sebuah pengajian yang

dilaksanakan setiap satu Minggu sekali di Masjid Al-Muttqun Desa

Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

3. Pemahaman. Proses, perbuatan, cara memahami, atau memahamkan.7

C. Pokok Masalah

Untuk lebih memfokuskan dan menghindari pembahasan masalah

yang melebar, maka penulis merumuskan dua pokok masalah yang akan

menjadi acuan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimanakah pemahaman Jama‟ah Pengajian Yasin di Masjid Al-

Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati tentang

Ahlussunnah wal Jama‟ah ?

2. Bagaimanakah tingkat keimanan para Jamaa‟ah Pengajian Yasin di Masjid

Al-Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati dan

implementasinya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

Pustaka, 1990, hlm. 636.

Page 17: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

7

Tujuan dari sebuah penelitian adalah mencari jawaban atas pokok-

pokok permasalahan yang telah diajukan. Oleh sebab itu, tujuan dari

penelitian ini tidak lain adalah :

a. Untuk mengetahui pemahaman Ahlussunah Wal Jama‟ah Pengajian

Yasin Masjid Al-Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati

Kabupaten Pati.

b. Untuk mengetahui tingkat keimanan Pengajian Yasin Masjid Al-

Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati

dan implentasinya.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah :

a. Sebagai implementasi keilmuan yang telah penulis peroleh dari

institusi tempat penulis menimba ilmu.

b. Memberikan sumbangan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya

yang berkaitan dengan usaha untuk mendekatkan diri dan mengenal

Allah melalui Pengajian.

c. Sebagai salah satu tambahan khazanah keilmuan yang akan menambah

wawasan serta meningkatkan dan mengembangkan cakrawala

intelektual mahasiswa, khususnya yang berhubungan dengan keilmuan

aqidah dan filsafat.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagai wujud usaha untuk menghindari terjadinya plagiat penelitian,

maka berikut ini akan penulis sajikan beberapa pustaka yang memiliki

keterkaitan dengan permasalahan yang penulis jadikan obyek penelitian.

Buku karya Halimuddin yang berjudul Kembali kepada Aqidah Islam.

Permasalahan yang diangkat dalam buku ini hampir mirip dengan buku karya

Page 18: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

8

Abdur Razzaq, yakni berkaitan dengan perpecahan akibat khilafiyah aqidah

Islamiyah. Akan tetapi, Halimuddin, melalui buku tersebut, mencoba

mengajak pembaca untuk kembali merenungkan dan menentukan pendapat

yang benar dengan mengacu pada makna dan sumber dasar aqidah Islam.

Buku Mengupas Kebodohan dalam Aqidah karya Abdur Razzaq

Mas‟asy. Buku yang mengetengahkan permasalahan-permasalahan di seputar

khilafiyah tentang aqidah Islamiyah tersebut banyak membicarakan tentang

kenapa dan bagaimana khilafiyah terjadi. Kesimpulan akhir dari pembahasan

tersebut adalah anggapan sebagai sesuatu yang tidak layak manakala umat

Islam harus terpecah belah hanya karena perbedaan pandangan menyangkut

aqidah Islamiyah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Sulistyarini, mahasiswa

Fakultas Ushuluddin, yang berjudul “Peranan Rutinitas Mujahadah Dalam

Meningkatkan Keimanan”. Penelitian yang menitikberatkan pada

permasalahan ada tidaknya pengaruh keimanan seseorang dengan kegiatan

mujahadah. Kesimpulan akhir dari penelitian tersebut adalah bahwasanya

peningkatan kegiatan mujahadah selapanan adalah upaya masyarakat untuk

lebih meningkatkan keimanan.

Berdasarkan pada pemaparan beberapa tinjauan di atas, maka sangat

jelas bahwa belum ada pihak yang mengadakan penelitian secara khusus

tentang Pemahaman Ahlusunah wal jama‟ah dalam meningkatkan keimanan

jama‟ahnya, sebagaimana yang penulis laksanakan. Oleh sebab itulah penulis

memberanikan diri untuk melakukan penelitian dengan permasalahan tersebut.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research)

yaitu sebuah penelitian yang data-datanya pokoknya digali melalui

pengamatan-pengamatan dan sumber-sumber data di lapangan.

Page 19: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

9

2. Sumber Data

Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian ini yang akan

dijadikan penulis sebagai pusat informasi data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Sumber data tersebut adalah :

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang dapat

memberikan data penelitian secara langsung.8 Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah pengasuh, pengurus, dan peserta Jama‟ah

pengajian.

b. Sumber data sekunder

Jenis data sekunder adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai

pendukung data pokok. Atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber

yang mampu atau dapat memberikan informasi atau data tambahan

yang dapat memperkuat data pokok.9 Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data sekunder adalah segala sesuatu yang memiliki

kompetensi dengan masalah yang menjadi pokok dalam penelitian ini,

baik berupa manusia maupun benda (majalah, buku, koran, ataupun

data-data berupa foto) yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh anggota dari obyek penelitian. Sedangkan

sampel adalah wakil dari anggota untuk dijadikan responden dan dianggap

representasi dari seluruh anggota.10

8 Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta,

1991, hlm. 87-88.

9 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998, hlm.

8.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta, 1992, hlm. 107.

Page 20: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

10

Populasi penelitian ini adalah seluruh jama‟ah Pengajian Mingguan

di Masjid Al-Muttaqun desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati

Kabupaten Pati yang berjumlah 250 orang.11

Sedangkan jumlah sampel

yang akan menjadi wakil populasi (sampel) adalah sebanyak 12% dari

jumlah populasi. Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang.

Metode pengambilan jumlah sampel tersebut berlandaskan pada teori

Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa apabila jumlah populasi

kurang dari seratus (100) maka seluruh populasi menjadi sampel, namun

jika populasi lebih dari 100 maka pengambilan jumlah sampel dimulai dari

10% hingga lebih.12

4. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua metode yang akan penulis pergunakan dalam usaha

mengumpulkan data, yakni :

a. Angket

Metode angket adalah metode pengumpulan data yang

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan alternatif

jawaban secara tertulis. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

meliputi pemahaman dan intensitas jama‟ah dalam mengikuti

Pengajian Mingguan, dan yang berkaitan dengan permasalahan

keimanan jama‟ah.

Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

kualitatif, yaitu angket yang tidak menyertakan pengukuran dan

diselesaikan menggunakan rumus statistik. Penilaian terhadap hasil

angket hanya menggunakan model prosentase (%) dari jumlah jawaban

yang diberikan responden secara keseluruhan. Angket ini berjumlah 20

11

Wawancara pra penelitian dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Rumahnya, tanggal

25 Juni 2010.

12 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 8.

Page 21: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

11

angket dan ditujukan kepada para jama‟ah Pengajian Mingguan di

Masjid Al-Mutaqun Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati

Kabupaten Pati sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.

b. Observasi

Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi

merupakan metode pengumpulan data yang erat hubungannya dengan

proses pengamatan dan pencatatan peristiwa yang dilihat maupun

dialami oleh penulis. Observasi terdiri dari dua jenis yakni observasi

partisipatoris yang berarti peneliti ikut terlibat aktif dalam kegiatan

yang sedang diteliti dan observasi non partisipatoris di mana peneliti

tidak perlu terlibat dalam kegiatan yang sedang diteliti.13

Sedangkan

jenis observasi yang penulis gunakan adalah observasi partisipatoris,

yakni sebuah observasi yang melibatkan penulis secara langsung

sebagai peserta acara Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun

Desa Mulyoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

c. Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan dijawab secara

lisan pula.14

Sedangkan jenis pedoman wawancara yang akan

digunakan oleh penulis adalah jenis pedoman interview tidak

terstruktur, yakni pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis

besar pertanyaan yang akan diajukan.15

Pertanyaan-pertanyaan dalam metode wawancara ini dapat

dibedakan ke dalam dua kelompok pertanyaan dan responden, yakni :

13

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1992, hlm. 147.

14 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, hlm. 165.

15 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 231.

Page 22: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

12

1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengajian

Mingguan di Masjid Al-Muttaqun Mulyoharjo Sukun Kecamatan

Pati yang meliputi : sejarah singkat perkembangan Masjid AL-

Mutaqun, sejarah singkat perkembangan Pengajian Mingguan di

Masjid Al-Mutaqun, dan proses pelaksanaan Pengajian Mingguan

di Masjid Al-Mutaqun. Sedangkan responden yang akan menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain : Pengasuh, pengurus

Masjid, yakni Bapak K.H. Abdul Wachid, dan juga jama‟ah

Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun Mulyoharjo Sukun

Pati.

2) Pertanyaan yang kedua berhubungan dengan kondisi keimanan

para jama‟ah yang mengikuti Pengajian Mingguan di Masjid Al-

Muttaqun Mulyoharjo Sukun Kecaatan Pati. Meskipun sudah

menggunakan metode angket, untuk mendukung pengumpulan

data, penulis masih menggunakan metode interview untuk

mengorek keterangan yang berkaitan dengan permasalahan di atas

dengan berdasarkan dua pertimbangan; keterbatasan angket dan

kemunculan ide yang mendadak. Responden pertanyaan ini adalah

para jama‟ah Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun

Mulyoharjo Sukun Kecaatan Pati yang ditentukan secara acak dan

tanpa batas.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data (informasi)

yang berwujud sumber data tertulis atau gambar. Sumber tertulis atau

gambar tersebut dapat berbentuk dokumen resmi, buku, majalah, arsip,

dokumen pribadi, dan photo16

yang terkait dengan permasalahan

penelitian.

16

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 71.

Page 23: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

13

Dokumen-dokumen yang terdapat dalam penelitian ini sebagai

data meliputi : profil Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun

Desa Mulyoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati, bagan

kepengurusan Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun Desa

Mulyoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati, dan visualisasi kegiatan

Pengajian Mingguan di Masjid Al-Muttaqun Desa Mulyoharjo

Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

5. Teknik Analisis Data

Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode analisis deskriptif, yakni sebuah metode analisis

yang menekankan pada pemberian sebuah gambaran baru terhadap data

yang telah terkumpul.17

Analisis deskriptif sendiri terbagi menjadi dua

jenis yakni analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif

yang masing-masing jenis tersebut memiliki fungsi dan sistem analisis

yang berbeda pula.18

Berdasarkan pada spesifikasi jenis penelitian, maka dalam

melakukan analisis terhadap data-data yang telah tersaji secara kualitatif

tentunya juga menggunakan teknik analisis data kualitatif pula, tepatnya

menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses analisa

data dengan maksud menggambarkan analisis secara keseluruhan dari data

yang disajikan tanpa menggunakan rumusan-rumusan statistik atau

pengukuran.19

Sedangkan pola berfikir dalam analisis data dalam penelitian ini

menggunakan pola berfikir induktif. Berpikir induktif merupakan suatu

jenis pola berfikir yang bertolak dari fakta empiris yang didapat dari

17

Margono, op. cit., hlm. 39.

18 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000,

hlm. 14.

19 Margono, loc. cit.

Page 24: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

14

lapangan (berupa data penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan

dan berakhir dengan penyimpulan terhadap permasalahan berdasar pada

data lapangan tersebut. Dengan kata lain metode analisis dengan pola

berfikir induktif merupakan metode analisis yang menguraikan dan

menganalisis data-data yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai

dari deduksi teori.20

Proses pelaksanaan analisis data kualitatif deskriptif menempuh

dua tahap yang kesemuanya dilandasi dengan teknik kategorisasi dan pola

pikir induktif.

Tahap pertama merupakan analisis terhadap seluruh data “mentah”

yang diperoleh dari lapangan dan belum terolah. Pada tahap pertama ini,

langkah pertama adalah membuat kategori-kategori (batasan) data yang

akan diolah menjadi data “matang” untuk kemudian (langkah kedua)

menyajikannya dalam bentuk data yang telah terolah dan tersistematisir.

(terkait dengan hasil penggalian data).

Sedangkan tahap kedua dari proses analisis kualitatif deskriptif

berhubungan dengan analisis terhadap data-data yang telah tersaji (sesuai

dengan pokok permasalahan). Pada tahap ini penulis menerapkan pola

pikir induktif terhadap data yang ada di mana dalam proses ini data-data

yang ada dikelompokkan menjadi data-data khusus untuk kemudian

memberikan kesimpulan umum (proses generalisasi). Tujuan dari teknik

ini adalah untuk mengembangkan dan menjabarkan gambaran-gambaran

data yang berkaitan dengan pokok permasalahan untuk mencari jawaban

pokok masalah.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan hasil penelitian (skripsi) berkaitan dengan

“Pemahaman Ah-lusunah Wal Jama‟ah Menurut Jamaah Pengajian Yasin

20

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 40.

Page 25: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

15

Dalam Meningkatkan Keimanan. (Studi Kasus Pengajian Mingguan di

Masjid Al -Mutaqqun Desa Muyharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati)”

secara garis besar terdiri dari tiga bagian utama dengan spesifikasi isi yang

berbeda, yaitu :

Bagian awal yang berisi cover, halaman judul, surat persetujuan

pembimbing, surat pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata

pengantar, abstraksi, dan daftar isi.

Bagian isi yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan penjabaran isi sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan yang berisikan : Latar Belakang Masalah, Pokok

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penelitian

Bab II : Menjelaskan Tinjauan umum apa yang dimaksud dengan

Ahlussunnah wal Jama‟ah. Teori-teori tentang Ahlussunnah wal

Jama‟ah meliputi definisi Ahlussunnah wal Jama‟ah serta latar

belakang yang mempengaruhi kemunculan nya. Sedangkan teori

tentang keimanan meliputi; definisi keimanan, unsur-unsur iman,

tanda-tanda, fluktuasi, dan tingkat keimanan, faktor-faktor yang

mempengaruhi keimanan, dan buah keimanan.

Bab III : Gambaran Umum Pelaksanaan Pengajian Mingguan dan Deskripsi

Hasil Angket. Bab ini terdiri dari dua sub bab yaitu Gambaran

Pelaksanaan Pengajian Mingguan yang meliputi : sejarah

perkembangan Pengajian Mingguan, Pengurus Pengajian

Mingguan, Pelaksanaan Pengajian Mingguan; dan Deskripsi

Aktifitas Jama‟ah Pengajian Yasin.

Bab IV : Analisis Pemahaman Ahlussunnah wal jama‟ah menurut Pengajian

Yasin dalam meningkatkan keimanan (Studi Kasus Pengajian

Mingguan di Masjid Al-Muttaqun desa Mulyoharjo Sukun

Page 26: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

16

Kecamatan Pati Kabupaten Pati). Bab ini akan meng-analisis

tentang Pemahaman Ahlussunnah wal Jama‟ah menurut Pengajian

Yasin dalam meningkatkan keimanan.

Bab V : Penutup yang berisikan Kesimpulan, Saran-Saran, dan Penutup.

Bagian akhir yang terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran dan Daftar

Riwayat Hidup Penulis.

Page 27: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

17

BAB II

AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH DAN KEIMANAN

A. Ahlussunah Wal Jama’ah

1. Pengertian ahlussunah wal Jama‟ah

As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu",

"yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna

amr" artinya menerangkan (menjelaskan) perkara. As-sunnah, menurut

bahasa arab, adalah ath- thariqah, yang berarti metode, kebiasaan,

perjalanan hidup atau perilaku, baik terpuji maupun tercela. Kata tersebut

berasal dari kata as-sunan yang bersinonim dengan ath-thariq (berarti

jalan). Menurut ibnul Atsir, kata sunnah dengan segala variasinya

disebutkan berulang-ulang dalam hadits, yang arti asalnya adalah

perjalanan hidup dan perilaku.21

Adapun pengertian sunnah dalam istilah syara‟, menurut para ahli

hadits, adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari nabi Muhammad

Saw, yang merupakan perkataan, perbuatan, ketetapan, karakter, akhlak,

ataupun perilaku, baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi Nabi.

Dalam hal ini pengertian sunnah, menurut sebagian mereka, sama dengan

hadits.22

Menurut ahli ushul, sunnah ialah sesuatu yang dinukilkan dari nabi

Muhammad Saw secara kusus. Ia tidak ada nashnya dalam Al-Qur‟an,

tetapi dinyatakan oleh nabi dan sekaligus merupakan penjelasan awal dari

isi Al-Qur‟an.23

21

M. Abdul Hadi Al-Mishri, Manhaj dan Aqidah Ahlussunah wal Jama‟ah, Terj. Drs.

As‟ad Yasin, Gema Insani Press, Jakarta, 1992, hlm. 68.

22 Ibid.

23 Ibid.

Page 28: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

18

Sedangkan Sunnah menurut terminologi adalah petunjuk yang

telah ditempuh oleh rasulullah SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan

dengan ilmu, „aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan. As-Sunnah

juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan

dengan) ibadah dan „aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah".

Jama'ah secara etimologi diambil dari kata "jama'a" artinya

mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian

lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya);

"fajtama'a" (maka berkumpul). Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'"

(perkumpulan), ia lawan kata dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan

kata dari "furqah" (perpecahan).

Sedangkan secara terminologi adalah sekelompok orang banyak,

dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu

tujuan. Disebut al-Jama‟ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak

mau berpecah-belah dalam urusan agama. Berkumpul di bawah

kepemimpinan para imam yang berpegang kepada Al-Haqq (kebenaran),

tidak mau keluar dari jama‟ah mereka dan mengikuti apa yang menjadi

kesepakatan Salaful Ummah.24

Ahlussunah wal Jama‟ah adalah mereka yang dimaksud oleh

Rasulallah sebagai firqaq najiyyah (kelompok yang selamat). Ketika di

Tanya mengenai firqaq najiyyah, Rasulallah saw menjawab, “Al-

Jama,ah”. selanjutnya, beliau menjelaskan mengenai kelompok yang

selamat itu dalam sabdanya, “mereka yang mengikutiku dan para

sahabatku”, berdasarkan jawaban dan penjelasan Rasulallah tersebut,

24

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah „Aqidah Ahlussunah wal Jama‟ah, terjemahan

Tim Pustaka Asy-Syafi‟I, Pustaka Imam asy-Syafi‟I, Jakarta, 2006, hlm. 36.

Page 29: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

19

kelompok yang selamat ini dinamakan dengan Ahlussunah wal Jama‟ah

atau Ashhabul Hadits.25

Pada hakikatnya Ahlussunah wal Jama‟ah adalah ajaran Islam yang

murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulallah dan para

sahabatnya, ketika Rasulallah menerangkan bahwa umatnya akan terpecah

menjadi banyak golongan (73 golongan) dia menegaskan yang benar dan

selamat dari sekian banyak golongan itu hanya Ahlussunah wal Jama‟ah.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya agama ini akan

terpecah menjadi tujuh puluh tiga (golongan), tujuh puluh dua tempatnya

di dalam Neraka dan satu tempatnya di dalam Surga, yaitu „al-Jama'ah."

(Shahih Sunan Abi Dawud oleh Imam al-Albani). (HR. Abu Dawud no.

4597, Ahmat (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241). Dishahihkan

oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu'awiyah bin

Abi Sufyan. Dishahihkan pula oleh Syaikh al-Albani. Lihat Silsilatul

Ahadadiitsish Shahiihah no. 203.204).26

Dalam menetapkan suatu hukum, kelompok ini selalu

menggunakan Al-Quran, Sunnah Rasulallah, ijma‟ (kesepakatan para

ulama) dan qiyas. Mereka menjadikan hal-hal tersebut sebagai hujjah atau

dalil. Ini berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya yang menolak salah

satu atau beberapa dalil tersebut. Kalangan ulama Ahlussunah wal

Jama‟ah telah sepakat untuk menetapkan beberapa hal yang bersifat

prinsip sebagai rukun-rukun agama. Setiap rukun itu harus di ketahui

hakikat (esensi) nya oleh setiap muslim yang aqil (berakal) dan sudah

mencapai usia baligh. Setiap rukun itu memiliki beberapa cabang terdiri

dari beberapa masalah yang telah disepakati oleh para ulama Ahlussunah

25

Abdul Mun‟im Al-Hafni, Ensiklopedia, terj. Muhtarom, Lc, Dpl., Grafindo Khazanah

Ilmu, Jakarta, 2006, hlm. 185.

26 Di sarikan dari website http://www.alislamu.com/aqidah/691-definisi-ahlus-sunnah-

wal-jamaah.html, diakses pada tanggal 29 Februari 2011 pukul 19.30 wib.

Page 30: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

20

wal Jama‟ah. Orang yang tidak sependapat dengan masalah tersebut

dianggap telah melakukan kesesatan.

Rukun pertama yang dianggap sebagai dasar agama adalah

menetapkan adanya hakikat atau ilmu. Rukun kedua, adalah mengetahui

bahwa alam ini dengan seluruh bagiannya, adalah bersifat hadits (baru).

Rukun ketiga, mengenal pencipta alam ini dan mengetahui sifat-sifat Dzat-

nya. Keempat, mengetahui sifat-sifat Nya yang qadim (terdahulu). Kelima

adalah mengetahui nama-namanya. Keenam, mengetahui keadilan dan

kebijaksanaannya. Ketujuh, mengetahui rasul-rasul dan nabinya.

Kedelapan, mukjizat-mukjizat para nabi dan karamah-karamah para wali.

Kesembilan, mengetahui rukun-rukun syariat Islam yang telah disepakati

oleh umat Islam27

Kesepuluh, mengetahui hukum-hukum amr (perintah), nahy

(larangan) dan taklifI (pembebanan kewajiban). Kesebelas, mengetahui

bahwa semua hamba akan binasa dan akan menerima balasan di akhirat

nanti sesuai dengan amalnya masing-masing. Keduabelas, masalah

Khilafah atau Imamah (kepemimpinan) dan syarat-syarat menjadi imam.

Ketigabelas, mengetahui hukum-hukum, iman dan islam secara global.

Keempatbelas, masalah kewalian dan mengetahui tingkatan para wali dan

orang-orang yang bertakwa. Kerlimabelas, mengetahui hukum-hukum

yang berkaitan dengan musuh-musuh Islam, baik dari kalangan orang-

orang kafir maupun dari ahlul ahwa‟.28

Kelompok Ahlussunah wal Jama‟ah ini menjadi empat mazhab

Fiqih atau Hukum islam, yaitu Malikiyyah, Hambaliyyah, Syafi‟iyyah dan

Hanafiyyah. Kitab-kitab hadits yang dijadikan sandaran oleh keempat

mazhab tersebut dalam menetapkan suatu hukum adalah Kutubus Sittah (6

kitab hadits) keenam kitab tersebut adalah Shahih Bukhari, Shahih

27

Ibid., hlm. 188.

28 Ibid., hlm. 188.

Page 31: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

21

Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah dan

Sunan An-Nasa‟i.29

2. Sejarah Munculnnya Istilah Ahlussunah wal Jama‟ah

Penamaan istilah Ahlussunah wal Jama‟ah sudah ada sejak

generasi petama islam yaitu generasi sahabat, tabi‟in dan tabi‟at. Ibnu

„Abbas berkata ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala :

Artinya : “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri,

dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang

hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): „Kenapa kamu

kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab

disebabkan kekafiranmu itu.” (Q.S Ali Imran: 106)30

Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah

wal Jama‟ah, adapun orang yang hitam wajahnya mereka adalah ahlu

bid‟ah dan sesat.

Tentang kapan awalnya muncul istilah ahusunah wal jama‟ah, ada

beberapa pendapat para ahli. Diantaranya ialah sebagai berikut

Pertama, ada yang mengatakan bahwa istilah tersebut lahir sejak

zanam nabi Muhammad Saw. Bahkan beliau sendiri yang melahirkan

melalui sejumlah hadits yang diucapkan. Kedua, sebagian orang

berpendapat bahwa istilah ahlussunah wal jama‟ah lahir pada akhir windu

kelima tahun hijrah, yaitu tahun terjadinya kesatuan jama‟ah dalam islam,

atau yang lebih dikenal dalam sejarah islam dengan nama “amul jama‟ah”

(tahun persatuan). Dalam sejarah di terangkan bahwa pada tahun tersebut

29

Ibid.

30Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur‟an, CV. Diponegoro, Bandung, 2004, hlm. 50.

Page 32: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

22

saidina Hasan bin Ali meletakkan jabatannya sebagai khalifah dan

menyerahkannya kepada saidina Muawiyah bin Abu Sufyan dengan

maksud hendak menciptakan kesatuan dan persatuan jama‟ah islamiah,

demi menghindari perang saudara sesama Islam. Dari kata „amul jama‟ah

itulah lahirnya istilah wal jama‟ah yang kemudian berkembang menjadi

ahlussunah wal jama‟ah.31

Ketiga, golongan ketiga mengatakan bahwa istilah ahlussunah wal

jama‟ah lahir pada abad II hijrah, yaitu masa puncak perkembangan ilmu

kalam (Teologi Islam) yang ditandai dengan berkembanganya aliran

modern dalam teologi islam yang dipelopori oleh kaum muktazilah. Untuk

mengimbangi itulah, maka tampilnya Imam Abu Hasan Al-Asy‟ari

membela akidah islamiyah dan mengembalikannya kepada kemurnian

yang asli. Pergerakan beliau disebut oleh para pengikutnya ahlussunah wal

jama‟ah. Akan tetapi, oleh sebagian kalangan lain yang tidak menyenangi

teologi Imam Asy‟ari, mereka menyebutnya aliran ini mazhab Asy‟irah

atau Asy‟ariah.32

Kemudian istilah Ahlus Sunnah ini diikuti oleh kebanyakan ulama

Salaf Rahimahullah di antaranya:33

1. Ayyub as-Sikhtiyani Rahimahullah (wafat th. 131 H), ia berkata,

“Apabila aku dikabarkan tentang meninggalnya seorang dari Ahlus

Sunnah seolah-olah hilang salah satu anggota tubuhku.”

2. Sufyan ats-Tsaury Rahimahullah (wafat th. 161 H) berkata: “Aku

wasiatkan kalian untuk tetap berpegang kepada Ahlus Sunnah dengan

31

Drs. Tgk. H. Z. A. Syihab, Akidah Ahlus Sunnah, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Cet. II

2004, hlm. 14.

32 Ibid.

33 Yazid bin Abdul Qadir Jawas Syarah „Aqidah Ahlussunah wal Jama‟ah, terjemahan

Tim Pustaka Asy-Syafi‟I, Pustaka Imam asy-Syafi‟I, Jakarta, 2006, hlm. 42-43.

Page 33: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

23

baik, karena mereka adalah al-ghuraba‟(orang yang terasing).

Alangkah sedikitnya Ahlus Sunnah wal Jama‟ah.”

3. Fudhail bin „Iyadh Rahimahullah (wafat th. 187 H) berkata:

“…Berkata Ahlus Sunnah: Iman itu keyakinan, perkataan dan

perbuatan.”

4. Abu „Ubaid al-Qasim bin Sallaam Rahimahullah (hidup th. 157-224

H) berkata dalam muqaddimah kitabnya, al-Imaan: “…Maka

sesungguhnya apabila engkau bertanya kepadaku tentang iman,

perselisihan umat tentang kesempurnaan iman, ber-tambah dan

berkurangnya iman dan engkau menyebutkan seolah-olah engkau

berkeinginan sekali untuk mengetahui tentang iman menurut Ahlus

Sunnah dari yang demikian…”

5. Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah (hidup th. 164-241 H), beliau

berkata dalam muqaddimah kitabnya, as-Sunnah: “Inilah madzhab

Ahlul „Ilmi, Ash-Habul Atsar dan Ahlus Sunnah, yang mereka dikenal

sebagai pengikut Sunnah Rasul dan para Shahabatnya, dari semenjak

zaman para Shahabat Radhiyallahu Ajmai‟in hingga pada masa

sekarang ini…”

6. Imam Ibnu Jarir ath-Thabary Rahimahullah (wafat th. 310 H) berkata:

“…Adapun yang benar dari perkataan tentang keyakinan bahwa kaum

mukminin akan melihat Allah pada hari kiamat, maka itu merupakan

agama yang kami beragama dengannya, dan kami mengetahui bahwa

Ahlus Sunnah wal Jama‟ah berpendapat bahwa ahli Surga akan

melihat Allah sesuai dengan berita yang shahih dari Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam.”

7. Imam Abu Ja‟far Ahmad bin Muhammad ath-Thahawy Rahimahullah

(hidup th. 239-321 H). Beliau berkata dalam muqaddimah kitab

Page 34: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

24

„Aqidahnya Yang Masyhur („Aqidah Thahawiyah): “…Ini adalah

penjelasan tentang „aqidah Ahlus Sunnah wal Jama‟ah.”34

Dengan penukilan tersebut, maka jelaslah bagi kita bahwa lafazh

Ahlus Sunnah sudah dikenal di kalangan Salaf (generasi awal umat ini)

dan para ulama sesudahnya. Istilah Ahlus Sunnah merupakan istilah yang

mutlak untuk melawan Ahlul Bid‟ah. Para ulama Ahlus Sunnah menulis

penjelasan tentang „aqidah Ahlus Sunnah agar ummat faham tentang

„aqidah yang benar dan untuk membedakan antara mereka dengan Ahlu

Bid‟ah. Sebagaimana telah dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal,

Imam al-Barbahary, Imam ath-Thahawy serta yang lainnya.

Dan ini juga sebagai bantahan kepada orang yang berpendapat

bahwa istilah Ahlus Sunnah pertama kali dipakai oleh golongan

Asy‟ariyah, padahal Asy‟ariyah timbul pada abad ke-3 dan ke-4 Hijriyyah.

Awal terjadinya penamaan Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah ketika

terjadinya perpecahan, sebagaimana yang dikhabarkan Nabi Muhammad

saw. Karena, sebelum terjadinya perpecahan, tidak ada istilah-istilah itu

sedikit pun, baik istilah Ahli Sunna wal-Jamaah, Syiah, Khawarij, atau

lainnya. Pada saat itu kaum muslimin seluruhnya berada di atas din dan

pemahaman yang satu, yaitu Islam. "Sesungguhnya agama (yang diridai)

di sisi Allah hanyalah Islam." (Ali Imran: 19)35

Cobaan itu muncul pada permulaan abad ketiga masa pemerintahan

Al-Ma'mun dan (saudaranya) Al-Mu'tashim, kemudian Al-Watsiq pada

saat kaum Jahmiyah menafikkan sifat-sifat Allah dan menyerukan manusia

agar mengikuti paham mereka. Madzab ini dianut oleh tokoh-tokoh

Rafidah (periode terakhir) yang mendapat dukungan pihak penguasa.36

34

Ibid. 35

Pahmi Haur, http://khzem.blogspot.com/2009/03/sejarah-munculnya-istilah-ahli-

sunah.html, diakses pada tanggal 27 agustus 2010, jam 15.30 WIB.

36 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-

Press, Jakarta, 1986, hlm. 8.

Page 35: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

25

Terhadap penyimpangan tersebut, mazab Ahli Sunnah tentu

menolak. Oleh karena itu, mereka sering mendapat ancaman ataupun

siksaan. Ada pula yang dibunuh, ditakut-takuti, ataupun dibujuk rayu.

Namun, dalam menghadapi situasi yang seperti ini, Imam Ahmad tetap

tabah dan tegar, sehingga mereka memenjarakan beliau beberapa waktu

lamanya. Kemudian, mereka menantang untuk berdebat. Dan, terjadilah

berdebatan yang amat panjang.

Dalam perdebatan tersebut, demikian menurut Imam Ahmad,

dibahas masalah-masalah mengenai sifat-sifat Allah dan yang berkaitan

dengannya, mengenai nas-nas, dalil-dalil, antara pihak yang membenarkan

dan menolak. Dengan adanya perbedaan pandangan itu, akhirnya umat

terpecah belah menjadi berkelompok-kelompok.

Imam Ahmad dan imam-imam lainnya dari Ahli Sunnah serta

sangat mengetahui kerusakan mazhab Rafidlah, Khawarij, Qodariyah,

Jahmiyah, dan Murjiah. Namun, karena adanya cobaan, timbullah

perdebatan. Dan, Allah mengangkat kedudukan Imam Ahmad ini menjadi

Imam Sunnah sekaligus sebagai tokohnya. Predikat itu memang layak

disandangnya, karena beliau sangat gigih dalam menyebarkan,

menyatakan, mengkaji nas-nas dan atsar-atsarnya, serta menjelaskan

segala rahasianya. Beliau tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan baru,

apalagi pandangan bidah.

Kegigihan beliau dalam memeperjuangkan Ahli Sunnah tidak

dapat diragukan lagi, sampai-sampai sebagian ulama di Maghrib

mengatakan, "Mazhab itu milik Malik dan Syafii, sedangkan

kepopulerannya milik Ahmad. Maksudnya, mazhab para imam ushul itu

merupakan satu mazhab sperti apa yang dikatakannya. Imam Malik ketika

ditanya tentang Ahli Sunnah menjawab dengan mengatakan, "Ahli Sunnah

adalah orang-orang yang tidak memiliki laqab (gelar tertentu), yang

mereka dikenal dengannya. Mereka bukanlah Jahmiyyun (pengikut

Page 36: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

26

pemahaman Jahmiyah), bukan Qadariyyun (pengikut pemahaman

Qadariyyah), dan bukan pula Rafidiyyun (pengikut pemahaman Syiah

Rafidhah)37

.

Dari sini kita sepakat, seperti apa yang telah dikatakan Dr. Mustafa

Holmy, "Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah pelanjut pemahaman kaum

muslimin pertama yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. dalam keadaan

beliau rida terhadap mereka, sedangkan kita tidak bisa membuat batasan

permulaan (munculnya mereka) yang kita bisa berhenti padanya,

sebagaimana yang dapat kita lakukan pada kelompok-kelompok yang lain.

Tidak ada tempat bagi kita untuk menanyakan tentang sejarah munculnya

Ahli Sunnah, seperti halnya jika kita bertanya tentang sejarah munculnya

kelompok-kelompok yang lain.38

Syekh Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitabnya, Minhaju as-

Sunnah, "Mazhab Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah mazhab yang terdahulu

dan telah terkenal sebelum Allah menciptakan Imam Abu Hanifah, Malik,

Syafii dan Ahmad. Ia adalah mazhab para sahabat yang diterima dari Nabi

mereka. Barang siapa yang menyelisihi (mazhab) tersebut, maka dia

adalah ahlul bidah menurut (kesepakatan) Ahli Sunnah wal-Jamaah”.39

Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Ahli Sunnah wal-Jamaah

merupakan kelanjutan dari jalan hidup Rasulullah saw. dan para

sahabatnya. Kalaupun bangkit seorang imam pada zaman bidah dan

keterasingan Ahli Sunnah yang menyeru manusia kepada akidah yang

benar dan memerangi pendapat yang menentangnya, ia tidaklah membawa

sesuatu yang baru. Ia hanya memperbarui mazhab Ahli Sunnah yang sudah

37

Pahmi Haur, http://khzem.blogspot.com/2009/03/sejarah-munculnya-istilah-ahli-

sunah.html, diakses pada tanggal 27 agustus 2010, jam 15.30 WIB.

38 Ibid.

39 Ibid.

Page 37: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

27

usang dan menghidupkan ajaran yang sudah terkubur. Sebab, akidah dan

sisitemnya (manhaj), bagaimanapun, tidak pernah berubah.

Dan, jika pada suatu masa atau pada suatu tempat terjadi

penisbatan mazhab Ahli Sunnah terhadap seorang ulama atau mujaddid

(pembaru), hal itu bukan karena ulama tersebut telah menciptakan (sesuatu

yang baru) atau mengada-ada. Hal itu pertimbanganya semata-mata karena

ia selalu menyerukan manusia agar kembali kepada as-sunnah.

Adapun mengenai awal penamaan Ahli Sunnah wal-Jamaah atau

Ahli Hadits ialah ketika telah tejadi perpecahan, munculnya berbagai

golongan, serta banyaknya bidah dan berbagai golongan, serta banyaknya

bidah dan penyimpangan. Pada saat itulah Ahli Sunnah menampakkan

identitasnya yang brebeda dengan yang lain, baik dalam akidah maupun

manhaj mereka. Namun, pada hakikatnya mereka itu hanya merupakan

proses kelanjutan dari apa yang dijalankan Rasulullah saw. dan para

sahabatnya.

B. Keimanan

1. Pengertian Iman

Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman diambil

dari kata kerja 'aamana' yukminu' yang berarti 'percaya' atau

'membenarkan'.Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan

dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang

bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada

Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu

ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak

dan Iman Batil.40

40

Any Sulystiarini, “Peranan Rutinitas Mujahadah Selapanan Dalam Meningkatkan

Keimanan”, Skripsi (Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang),

2007, hlm. 21.

Page 38: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

28

Ajaran dasar agama Islam adalah iman dan Islam, orang yang

mempunyai dasar kepercayaan iman yang kuat tanpa ada keragu-raguan

sedikitpun di lubuk hatinya disebut mukmin sedang orang yang pernah

mengucapkan dua kalimat syahadat disebut muslim atau orang yang

beragama Islam. Sebagai seorang muslim harus mempelajari Islam secara

keseluruhan dan mendalam agar dapat menjalankan ajaran agama dengan

baik, benar dan memantapkan kepercayaan agama yang dianutnya dengan

menghilangkan keraguan-keraguan yang melekat di hatinya, atau sengaja

dilekatkan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap agama yang

dipeluknya.

Teologi Islam disamping membahas soal ketuhanan, kenabian dan

keakhiratan serta apa yang menjadi rukun iman. Sebagai kelanjutannya

juga dibahas soal tentang iman.41

Iman adalah bentuk masdar atau kata kerja dari fi‟il madhi Aamana

fi‟il mudhorik Yu‟minu masdar Iimanan yang artinya percaya, setia, aman,

melindungi dan menetapkan sesuatu pada tempat yang aman.

Secara bahasa Arab, iman adalah “Attashdiiquu” artinya

“membenarkan”, “mempercayai”, dan “yakin” dengan tanpa sedikit

keraguan. Landasan arti ini bersumber dari salah satu firman Allah SWT

yang berbunyi :

Artinya : “Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami.

Sekalipun kami mengatakan yang sebenarnya”. (QS. Yusuf :

17)42

41

Ibid., hlm. 22.

42 Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur‟an, CV. Diponegoro, Bandung, 2004, hlm. 350.

Page 39: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

29

Berdasarkan makna dasar dari kata yang membentuknya, pada

perkembangannya, para ulama Islam telah banyak memberikan definisi

iman secara istilah dengan batasan syara‟ yang lebih luas. Diantara

pengertian-pengertian iman itu dapat terlihat dalam penjelasan beberapa

tokoh berikut :

- Imam Isma‟il bin Muhammad at-Taimi mendefinisikan iman adalah

suatu uangkapan yang dipergunakan untuk menyatakan semua ketaatan

lahir maupun batin43

- T. M. Hasbi Ash-Shidiqy memberikan arti iman sebagai proses

keyakinan yang diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan

dikerjakan dengan anggota tubuh”.44

- Menurut Moh. Rifa‟i iman adalah percaya dengan yakin dan jazim

disertai dengan pengakuan lisan dan amal perbuatan yang nyata yang

sesuai dengan keyakinan dan pengakuan tersebut.45

- Menurut Imam Ibnu Abdul Ghofur iman adalah perkataan dan

perbuatan, dan tidak ada perbuatan kecuali dengan niat46

- Ali bin Abi Thalib, sebagaimana dikutip oleh Munawar Chalil,

memaknai iman sebagai ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang

benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota”.47

43

Abdul Razaq bin Thahir bin Ahmad Ma‟asy, Al jahl bin Masail Al I‟tiqad wa

Hukmuhu, Terj., Asep Saefullah FM, Pustaka Azzam, Jakarta, 2001, hlm. 28.

44 T.M. Hasbi Ash-Shidiqy, Al-Islam, Bulan Bintang Jakarta, Cet 1 (ed. Kedua), 1998,

hlm. 17.

45 Moh Rifa‟i, Pelajara Ilmu Tauhid, pelita Karya, Jakarta, 1971, hlm. 14.

46 Abdul Razaq bin Thahir bin Ahmad Ma‟asy, Al jahl bin Masail Al I‟tiqad wa

Hukmuhu, Terj., Asep Saefullah FM, Pustaka Azzam, Jakarta, 2001, hlm. 28.

47 K.H. Munawar Chalil, Definisi dan Sendi Agama, Bulan Bintang, Jakarta, Cet 1, 1970,

hlm. 49.

Page 40: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

30

- Sedangkan Supan Kusumamiharja memberikan definisi iman ke dalam

dua kelompok batasan. Pertama, iman dalam arti luas, adalah

keyakinan yang bulat, dibenarkan oleh hati, diikrarkan dengan lidah

dan diwujudkan dengan perbuatan dan tingkah laku didalam segala

segi kehidupan. Kedua, iman dalam arti khas yaitu arkanul iman

(rukun iman yang enam) yang meliputi keimanan kepada Allah,

keimanan adanya malaikat-malaikat-Nya, keimanan akan kitab-kitab-

Nya, keimanan akan rasul-rasul-Nya, keimanan akan adanya hari

berbangkit (qiyamat), serta keimana akan qadha dan qadar Allah SWT

yang baik maupu yang buruk.48

Tegasnya iman menurut batasan syara‟ ialah memadukan ucapan

dengan pengakuan hati dan perilaku. Dengan perkataan lain, mengikrarkan

dengan lidah akan kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan itu

dengan hati dan tercermin dalam perilaku hidup sehari-hari dalam bentuk

amal perbuatan.49

Dengan demikian keimanan merupakan konsekuensi logis bagi

seseorang menjadi muslim sejati, dan dia akan mendapatkan ketenangan

yang berupa terbebas dari belenggu, ketakutan dan kesesatan. Karena pada

hakikatnya semua penderitaan manusia bersumber pada dua hal tersebut.

Seperti yang difirmankan Allah SWT, yang berbunyi :

48

H. Supan Kusumamiharja, dkk, Studia Islamica, Giri Mukti Pusaka, Jakarta, 1985, hlm.

159 – 160.

49 T.M. Hasbi Ash-Shidiqy, Al-Islam, Bulan Bintang Jakarta, Cet 1 (ed. Kedua), 1998,

hlm. 18.

Page 41: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

31

Artinya : “ Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk

memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang

siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak

ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati”. (QS. Al-An‟am : 48)50

Rangkaian definisi keimanan di atas dapat mengantarkan penulis

pada sebuah kesimpulan bahwasanya iman merupakan suatu proses yang

meliputi pengakuan seorang muslim dalam hati yang diikrarkan dengan

lisan (ucapan) yang nantinya akan berfungsi sebagai pedoman muslim

dalam melaksanakan segala tindakan dan perbuatan dalam kehidupannya.

2. Unsur-Unsur Iman

Berdasarkan pada pengertian iman secara terminologi (istilah) di

atas, ada tiga unsur pokok yang terdapat dalam iman. Ketiga unsur tersebut

adalah hati, lisan, dan perbuatan yang saling berkaitan dan tidak dapat

dinilai secara terpisah untuk mengukur keimanan seseorang.

Penilaian keimanan tidak dapat dilakukan secara terpisah karena

antara hati, lisan, dan perbuatan memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi. Menurut Yusuf al-Qardhawy, keimanan tidak dapat diukur

hanya berdasarkan pada pengetahuan maupun pengakuan seseorang

terhadap makna dan hakikat iman, sebab banyak orang yang mengetahui

hakikat keimanan namun mereka sendiri melakukan pengingkaran

terhadap keimanan itu

Lebih lanjut Yusuf al-Qardhawy menjelaskan bahwasanya keimanan

juga tidak dapat dilihat dan diukur melalui perbuatan-perbuatan yang biasa

dikerjakan oleh orang yang beriman. Hal ini dikarenakan banyak orang-

orang yang secara nyata melakukan perbuatan-perbuatan baik tersebut,

50

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur‟an, CV. Diponegoro, Bandung, 2004, hlm. 194.

Page 42: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

32

namun sebenarnya hati mereka kosong dari rasa kebaikan dan keikhlasan

kepada Allah.51

Pandangan Yusuf al-Qardhawy tentang unsur yang dijadikan sebagai

“alat ukur” keimanan seseorang di atas kiranya sesuai dengan konsep

Islam tentang wujud muslim yang sempurna. Islam membagi dua garis

besar sebagai dasar wujud muslim sempurna, bagian pertama adalah

konsep atau teori atau yang lazim sekali disebut sebagai Arkanul Iman

(Rukun-rukun Iman), bagian yang kedua adalah praktek sebagai suatu

amalan-amalan ibadah yang mencakup segala apa yang harus dikerjakan

oleh seorang muslim, yang lazim sebagai Arkaanul Islam (Rukun Islam)

dan ditunjang dengan amalan-amalan ibadah sunah lainnya.52

Moh. Rifa‟i memberikan sebuah gambaran bahwasanya orang yang

telah mengaku beriman (mengimani Allah) dalam hatinya, maka secara

lisan harus dibuktikan dengan membaca ikrar kalimat kesaksian (syahadat)

yang terdiri dari dua kalimat syahadat.53

Syahadat pertama merupakan

sebuah ikrar tentang tauhid atau keesaan Allah dengan bacaan ikrar

Laailaaha illal Allah. Syahadat kedua adalah sebuah kesaksian yang

berkaitan dengan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW sebagai

pembawa risalah Islam, dengan ungkapan Muhammadur Rasulullah.

Dalam syariat Islam, kedua ikrar itu dinamakan syahadat, yang merupakan

Arkanul Islam yang pertama.54

Setelah ikrar tersebut, maka seseorang

yang mengaku beriman haruslah membuktikan keimanan tersebut dalam

konteks praktisnya.

51

Secara lebih jelas dapat dilihat dalam Yusuf al-Qardhawy, Iman dan Kehidupan, terj.,

Fachruddin H.S., Bulan Bintang, Jakarta, 1993, hlm. 4-5. 52

Zakiah Daradjat, dkk, Dasar-dasar Agama Islam, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, hlm. 158.

53 Moh. Rifa‟i, Pelajara Ilmu Tauhid, pelita Karya, Jakarta, 1971, hlm. 15.

54 H.A. Ludjito, “Keimanan dan Ketaqwaan sebagai Landasan Pembangunan Manusia

Indonesia Seutuhnya”, Laporan Penelitian Individual, IAIN Walisongo, 1995/1996, hlm. 11.

Page 43: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

33

Maka jelaslah pengertian dasar iman dalam Al-Qur‟an yang memberi

pengertian iman dengan membenarkan (At-Tashdiiq) dan iman dengan

pengertian amal (Iltizaam). Amal yang dikehendaki adalah amal iman,

yakni segala perbuatan kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum

yang telah digariskan oleh syara‟.55

3. Tanda-Tanda, Fluktuasi, dan Tingkat Keimanan

Apabila seseorang telah melaksanakan apa yang menjadi kewajiban

atas orang yang telah mengaku beriman secara benar, maka seseorang

tersebut akan dapat dikategorikan sebagai orang yang beriman. Meskipun

pada penjelasan sebelumnya disebutkan bahwasanya ukuran keimanan

seseorang sangat abstrak dan sulit dinilai karena ada salah satu unsur yang

tidak dapat “dijamah” oleh indera manusia, yakni hati, bukan berarti

manusia tidak dapat mengetahui kadar keimanan mereka. Paling tidak

secara individu, manusia akan dapat mengetahui kadar keimanan mereka

berdasarkan ketentuan tanda-tanda orang yang beriman. yang telah

digambarkan oleh Allah dalam surat al-Anfaal ayat 2-4 berikut :

Artinya : “ Yang dinamakan orang mukmin hanyalah mereka yang bila

diingatkan kepada mereka Allah, hati mereka menjadi

gemetar, bila dibacakan mereka ayat-ayat Kami, bertambah

iman mereka, mereka bertawakal kepada Tuhan mereka,

55

Zakiah Daradjat, dkk. Dasar-dasar Agama Islam, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, hlm. 125.

Page 44: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

34

mereka yang senantiasa mengerjakan shalat, dan sebagian

yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka

nafkahkan. Merekalah orang-orang mukmin yang

sebenarnya. Mereka mendapat kedudukan yang lebih tinggi

beberapa derajat pada hadirat Tuhan mereka, mendapat

ampunan, dan rezeki yang mulia.” (Q.S. al-Anfaal : 2-4).56

Keberadaan tanda-tanda keimanan sebagaimana tersebut dalam

firman di atas tidak lantas menjadikan seseorang senantiasa menjadi orang

yang beriman dengan keadaan iman yang stagnan dan sama. Keterkaitan

antara ketiga unsur utama keimanan dapat menjadikan kondisi keimanan

masing-masing orang berbeda setiap waktunya. Keimanan seseorang

dapatlah berkurang dan dapat pula bertambah. Hal ini seperti diungkapkan

oleh salah satu sahabat Nabi yang bernama Umair bin Habib Khatmi,

sebagaimana dikutip oleh Kahar Masyhur, yang menyatakan bahwasanya

keimanan manusia akan bertambah manakala seseorang mengingat,

memuji, serta bertasbih kepada Allah, dan hal-hal yang membuat

keimanan berkurang adalah apabila manusia melalaikan dan lupa akan

tugas sebagai makhluk Allah yang memiliki iman.57

Selain melakukan dzikir, jika mengacu pada surat al-Anfaal ayat 2 –

4 di atas, mendengarkan ayat-ayat Allah, mendirikan shalat, dan

menafkahkan rezeki yang diterima manusia di jalan Allah juga dapat

menjadi faktor bertambahnya keimanan seseorang.

Sedangkan faktor yang dapat mengurangi atau bahkan

membinasakan iman di antaranya adalah :

a. Sujud kepada selain Allah baik dalam bentuk kebendaan maupun yang

tidak nyata dalam kehendak maupun ikhtiyar.

56

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur‟an, CV. Diponegoro, Bandung, 2004, hlm. 260. 57

Kahar Masyhur, Membina Islam dan Iman, Kalam Mulia, Jakarta, 1988, hlm. 71.

Page 45: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

35

b. Menghina sesuatu yang dimuliakan oleh agama Islam, seperti

menghina al-Qur‟an, Hadits Rasul, nama-nama Allah, dan lain

sebagainya.

c. Mendustakan suatu nash syari‟at yang termaktub dalam al-Qur‟an dan

al-Hadits.

d. Menghalalkan sesuatu yang diharamkan dan mengharamkan sesuatu

yang dihalalkan oleh agama Islam.

e. Mengucapkan kalimat yang menuju kepada kekafiran sehingga orang

lain yang mendengarnya akan menjadi ragu terhadap keimanan orang

yang mengucapkan kalimat tersebut.58

Adanya perbedaan kadar keimanan seseorang tentunya akan

melahirkan suatu tingkatan keimanan yang berbeda pula. Menurut Ibnu

Taimiyah, seperti dikutip oleh Halimuddin, ada empat tingkatan iman

manusia, yaitu :

a. Tingkatan yang paling rendah yaitu iman-imanan (asal beriman).

b. Iman ibadah, yaitu iman yang diikuti dengan ibadah sholat, puasa,

zakat, haji dan ucapan-ucapan atau kalimat-kalimat keagamaan

(dzikir).

c. Iman Al-Birru atau taqwa, yaitu iman yang diikuti dengan ibadat dan

mencampurkan diri ke dalam masyarakat, membantu karib kerabat,

anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil dan lain-lain.

d. Tingkatan iman yang paling tinggi yang disebut juga dengan iman Al-

Ihsan yaitu iman yang diikuti dengan perasaan cinta yang medalam

kepada Allah SWT. Manusia dengan tingkatan iman ini akan selalu

terbayang-bayang oleh Allah, dimanapun dia berada selalu mengingat

58

Moh. Rifa‟i, Pelajara Ilmu Tauhid, Pelita Karya, Jakarta, 1971, hlm. 16.

Page 46: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

36

Allah. Ataupun jika dia tidak mampu melihatnya, dia merasa yakin

bahwa Allah SWT melihatnya.59

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Dalam uraian ini penulis menjelaskan bahwa keimanan masyarakat

berubah-ubah, kadang kurus kadang gemuk, kadang subur kadang kering,

seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

individu itu sendiri. Namun tidak semua proses perubahan yang terjadi

pada diri individu tersebut dapat membuahkan hasil yang baik. Jadi, ada

situasi tertentu yang mempengaruhi keadaan fisik individu, sehingga

individu dapat mengembangkan dorongan atau instrinsiknya untuk

mengikuti kegiatan keimanan seperti pengajian.

Situasi atau faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :

a. Situasi Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga, mempunyai peranan yang penting dalam

mengembangkan keimanan individu. Dorongan intrinsik terhadap

kegairahan mengikuti kegiatan keimanan akan timbul apabila situasi

perasaan individu dalam keadaan stabil.

Pergaulan yang baik dan iklim di dalam lingkungan keluarga

yang sehat, saling menghargai sesama anggota keluarga, merupakan

sesuatu yang menguntungkan bagi perkembangan keimanan atau

dorongan untuk beribadah kepada Allah SWT, demikian juga

penyambutan yang hangat dan gembira antar anggota keluarga di

dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernilai agama, akan

memberikan dorongan bagi individu tersebut untuk terus dan terus

berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pentingnya peranan

59

Halimuddin, Kembali kepada Aqidah Islam, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 1. 1990, hlm.

86 – 87.

Page 47: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

37

kehidupan dan lingkungan keluarga, dalam mengembangkan nilai

keimanan, merupakan kunci keberhasilan dalam usaha membina dan

mengembangkan motivasi serta rasa tanggung jawab per-individu itu

sendiri. Oleh karena begitu pentingnya peranan lingkungan keluarga

terhadap perkembangan semangat beribadah per-individu, maka

kerjasama seorang antar anggota keluarga perlu sekali ditingkatkan

lagi.

b. Situasi Lingkungan dan Kehidupan Masyarakat

Lingkungan dan kehidupan masyarakat yang harmonis,

menyenangkan, dan selalu menanamkan nilai-nilai agama di atas

segalanya, merupakan faktor yang sangat menunjang bagi tumbuhnya

dorongan atau semangat mengerjakan kegiatan yang bersifat positif

dalam diri individu. Keadaan ini akan menimbulkan dan

menumbuhkan kepercayaan diri individu dan ketenangan dalam

mengerjakan amalan sholeh, sehingga dengan demikian akan

meningkat kapasitas keimanannya, dalam rangka mencapai masyarakat

yang baldatun toyyibatun wa rabbul ghoffur.

c. Faktor Peranan Ulama

Di samping lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat

sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan keimanan individu,

maka faktor peranan ulama juga memegang peranan yang sangat

penting dalam usaha menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

ibadah masyarakat, sehingga masyarakatnya dapat meningkatkan

keimanannya yang optimal.

Tatap muka serta informasi dan penjelasan dari ulama yang

menarik juga menyenangkan, merupakan daya tarik atau rangsangan

tersendiri bagi tumbuhnya dorongan bagi masyarakat dalam beribadah.

Ulama dalam hal ini dapat memberikan perhatian khusus terhadap

Page 48: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

38

kreasi-kreasi dan aktifitas-aktifitas masyarakatnya yang bernilai

agama. Hal ini penting sebagai usaha mendorong dan mengembangkan

motivasi dan sekaligus meningkatkan keimanan masyarakatnya.

5. Buah Keimanan

Jika seorang manusia telah melakukan perbuatan yang membuatnya

menjadi orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, baik dalam

lingkup hati, lisan, dan perbuatan, maka manusia tersebut akan dapat

merasakan buah dari keimanannya. Buah kenikmatan yang dapat diperoleh

dari adanya keimanan yang sejati antara lain :60

a. Membebaskan atau memerdekakan diri dari segala pengaruh atau

kekuasaan selain kekuasaan Allah SWT.

Adanya keimanan yang baik dalam diri manusia akan

menyadarkannya bahwa yang patut disembah dan ditakuti hanyalah

Allah SWT, sedangkan pada sesama makhluk ciptaan Allah SWT tidak

layak manusia merasa takut dan bersembah sujud. Lain halnya dengan

orang yang tidak beriman, mereka akan memiliki kecenderungan untuk

melupakan ketentuan abadi bahwa Allah SWT adalah pencipta dan

penguasa tunggal alam raya beserta seluruh kehidupannya.

b. Menumbuhkan dan membangkitkan semangat keberanian dan

perjuangan, jiwa yang tidak takut mati dan mendambakan syahid untuk

kebesaran dan agama Allah SWT.

Keimanan kepada Allah SWT merupakan sebuah rangkaian

yang berhubungan pula dengan segala yang menjadi kepunyaan, janji,

dan ancaman Allah SWT. Oleh karenanya manusia yang memiliki

keimanan yang baik tidak akan pernah memiliki perasaan untuk takut

mati karena mereka yakin bahwa kematian merupakan suatu janji

60

Disarikan dari A. Malik Ahmad, Aqidah Pembahasan Mengenai Allah dan Takdir, al-

Hidayah, Jakarta, 1980, hlm. 117-125.

Page 49: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

39

Allah SWT yang dikenakan kepada setiap manusia di muka bumi

seperti yang termaktub dalam surat al-Imran ayat 145 berikut,

Artinya : “ Tidak seorangpun yang mati, kecuali dengan

izin/ketentuan Allah menurut catatan penjatahan yang

telah ditentukan waktunya...” (Q.S. al-Imran : 145).61

c. Menumbuhkan itikad percaya bahwa rezeki telah diatur oleh Allah

SWT

Keimanan sejati manusia akan membawa manusia kepada cara-

cara yang baik dalam mencari rezeki dan menjauhkannya dari sikap

loba ataupun tamak. Manusia yang beriman secara benar akan

meyakini bahwa segala kenikmatan bagi seluruh makhluk telah

ditentukan oleh Allah SWT dan manusia hanya memiliki tugas untuk

mencarinya dengan melakukan usaha (kerja).

Firman Allah SWT,

Artinya : “ Tidak ada sesuatu yang merayap di muka bumi yang

tidak ditentukan Allah rezekinya, Allah itu tahu di mana

dia tinggal dan di mana dia tersimpan sementara dalam

proses kejadiannya. Semua itu tercatat dalam catatan

yang menjelaskan batas ukuran rezeki seluruh makhluk.”

(Q.S Hud : 6).62

61

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur‟an, CV. Diponegoro, Bandung, 2004, hlm. 100.

62 Ibid., hlm. 327.

Page 50: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

40

d. Thuma‟minah dan Sakinah

Adanya thuma‟minah dan sakinah sebagai buah dari keimanan

merupakan janji Allah SWT kepada umat manusia yang mau dengan

penuh keikhlasan membangun keimanan dalam dirinya. Hal ini terlihat

jelas pada dua firman Allah SWT dalam dua surat yang berbeda

berikut ini,

Surat ar-Ra‟du ayat 28

Artinya : “ Orang yang kembali kepada Allah ialah orang-orang

yang beriman dan tenang serta teguh hatinya karena

mengingat Allah. Ketahuilah! Karena mengingat Allah

hati menjadi tenang dan teguh (thuma‟minah).” (Q.S. ar-

Ra‟du : 28).63

Surat al-Fath ayat 4

Artinya : “ Dia (Allah) yang menurunkan jiwa sakinah (ketabahan)

ke dalam hati orang mukmin, supaya keimanan mereka

bertambah-tambah dari yang biasa....” (Q.S. al-Fath :

4).64

e. Meninggikan tenaga ma‟nawiyah manusia sehingga dapat menjadi

manusia yang berkemanusiaan tinggi dan luhur

Kadar keimanan yang sudah tinggi dari manusia akan semakin

mendekatkan hubungan manusia dengan Allah SWT sehingga Allah

63

Ibid., hlm. 373.

64 Ibid., hlm. 837.

Page 51: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

41

SWT-lah yang selalu menjadi sumber dari segala perbuatan yang akan

dan sedang dilakukannya. Tingkat keimanan yang semakin tinggi akan

semakin membuka peluang untuk senantiasa berada di bawah dan

diberi bimbingan serta petunjuk oleh Allah SWT.

Artinya : “ Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh itu

sesungguhnya diberi petunjuk/dibimbing oleh Tuhan

mereka dengan keimanan....” (Q.S. Yunus : 9).65

f. Mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia sebelum

kebahagiaan di akhirat

Setiap amal shaleh yang mengikuti keimanan manusia akan

selalu mendapatkan perhitungan dan ganti dari Allah SWT. Balasan

tersebut tidak hanya sebatas pada balasa kehidupan yang baik semata

di dunia tetapi juga berbentuk upah yang lebih dari apa yang

dikerjakan manusia. Penjelasan mengenai janji Allah tentang

kenikmatan dari keimanan ini terlihat pada surat an-Nahl ayat 97,

Artinya : “ Barangsiapa yang berbuat kebaikan baik laki-laki

maupun perempuan dan dia dalam keadaan beriman,

sudah pasti Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan berbahagia, dan nanti akan Kami beri lagi upah

yang jauh lebih baik dari harga kerja yang mereka

lakukan.” (Q.S. an-Nahl : 97).66

65

Ibid., hlm. 306. 66

Ibid., hlm. 417.

Page 52: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

42

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iman

merupakan satu kesatuan antara pengakuan dalam hati yang diikrarkan melalui

lisan dan direalisasikan dengan perbuatan yang sesuai dengan syari‟at agama

(Islam) yang diimaninya. Kadar keimanan dapat bertambah dan berkurang

serta dapat diketahui secara individu berdasarkan tanda-tanda keimanan yang

dijelaskan Allah dalam firman-Nya. Keimanan yang sejati akan menjadikan

manusia mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah sehingga akan mudah

dalam mencapai dan mewujudkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Page 53: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

43

BAB III

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PENGAJIAN MINGGUAN DI

MASJID AL-MUTTAQUN DESA MULYOHARJO SUKUN DALAM

MENINGKATKAN KEIMANAN

A. PROFIL UMUM JAMA’AH PENGAJIAN YASIN MASJID AL-

MUTTAQUN DESA MULYOHARJO SUKUN KECAMATAN PATI

1. Latar Belakang berdirinya Pengajian Yasin

Kelahiran jama‟ah Pengajian Yasin tidak dapat lepas dari sosok

K.H Abdul Wachid. Beliau adalah pengasuh dan sekaligus pendiri jama‟ah

Pengajian Yasin. Ide awal untuk mendirikan pengajian, muncul pada tahun

1990. Pada tahun tersebut, kompleksitas masalah kehidupan beragama

masyarakat setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi berdirinya

Pengajian Yasin. Pertama, rendahnya moralitas para pemuda pada

kehidupan keseharian mereka yang berujung pada pelanggaran norma-

norma agama.67

Kedua, sebagian besar penduduk Mulyoharjo berpendidikan

rendah, tidak tahu secara mendalam mengenai ajaran agama. Mereka

masih kuat memegang mitos-mitos yang cenderung mengarah pada

kemusyrikan. Hal ini sangat terlihat jelas saat ada orang meninggal dunia,

penduduk desa Mulyoharjo Sukun menyakini kalau orang yang sudah

meninggal dunia, sebelum 41 hari arwahnya masih berada disekitar

rumahnya. Mereka yang masih hidup atau sanak keluarga yang ditinggal

67

Wawancara dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Masjid Al-Muttaqun pada tanggal 23

Agustus 2010.

Page 54: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

44

membuat sesaji yang diletakkan di depan atau di samping rumah guna

memberi makan si arwah.68

Selain itu juga ada tradisi saat ada gerhana Matahari ataupun

gerhana Bulan, seluruh penduduk harus keluar rumah. Mereka keluar

rumah dengan membawa peralatan dapur untuk dipukul-pukul supaya

menimbulkan suara bising. Suara bising dari peralatan dapur itu dipercayai

untuk membangunkan semua makhluk-makhluk yang sedang tidur, supaya

mereka juga turut menyaksikan kalau sedang ada gerhana Matahari atau

Gerhana Bulan. Kepercayaan mereka, kalau ada orang yang tertidur saat

ada gerhana matahari atau gerhana supaya tidak terlanjur tidur atau dengan

kata lain menginggal akibat dijahili oleh betorokolo.69

Untuk mengatasi permasalahan agama tersebut, kemudian K.H

Abdul Wachid Aktif dalam tausiyah-tausiyah yang dilakukannya setelah

sholat fardu. Ada salah satu jama‟ah yang mengusulkan kalau tausiyah-

tausuyah ini dibuat dengan mendirikan pangajian. Para jamaah yang

lainpun setuju dengan usulan salah satu jama‟ah tersebut. Tepatnya pada

tanggal 18 juni 1992 Pengajian Yasin dibentuk.70

2. Pengurus Jama‟ah Pengajian Yasin

Nama pengurus dan bagan struktur Jama‟ah Pengajian Yasim

Masjid Al-Muttaqun secara lengkap adalah sebagai berikut :71

68

Wawancara dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Masjid Al-Muttaqun pada tanggal

23 Agustus 2010.

69 Wawancara dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Masjid Al-Muttaqun pada tanggal

23 Agustus 2010.

70 Wawancara dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Masjid Al-Muttaqun pada tanggal

23 Agustus 2010.

71 Wawancara dengan Bapak K.H. Abdul Wachid di Masjid Al-Muttaqun pada tanggal

23 Agustus 2010.

Page 55: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

45

DAFTAR PENGURUS JAMA’AH PENGAJIAN YASIN DESA

MULYOHARJO SUKUN

Pelindung/Pembina : Kepala Desa Mulyoharjo Bapak Syahid

K.H Drs. Asyhari Bowo

Drs. Yamin Mintarso

Ketua : K.H Abdul Wachid

Wakil Ketua : Ustadz Sukarwi

Sekretaris : Baedlowi

Bendahara : Kamurjo

Seksi-seksi

1. Kebersihan : Diah Syafaatun

Muhammad Fahrurozzi

Nur Kholis

Pujo Prasetyo

Ali Imron

2. Pembangunan : Sunarto

Joko

Achmad Zubaidi

Suwito

3. Perlengkapan : Sri Wahyuni

Achmad Zainuddin

4. Konsumsi : Sutriman

Fakih Farunnisa

Sri Hattanti

Adapun bagan struktur pengurus jamaah Pengajian Yasin

sebagaimana kita lihat dibawah ini. Dalam melaksakan tugas masing-

Page 56: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

46

masing pengurus mempunyai peran tersendiri-sendiri. Garis panah yang

berarti garis pembinaan pada yang di Tingkat dibawahnya. Garis lurus

menrupakan jalur instruksi yang dilakukan oleh pengurus. Sedangkan

garis putus-putus adalah garis koordinasi yang dilakukan oleh pengurus

jama‟ah Pengajian Yasin.

BAGAN

STRUKTUR ORGANISASI

JAMA’AH PENGAJIAN YASIN MASJID AL-MUTTAQUN

Keterangan Garis :

: Jalur Pembinaan

: Jalur Instruktif

: Jalur Koordinatif

PEMBINA

PELINDUNG

KETUA

WK. KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKSI

KEBERSIHAN

SEKSI

PEMBANGUNAN

SEKSI

PERLENGKAPAN

SEKSI

KONSUMSI

Page 57: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

47

3. Pelaksanaan Jama‟ah Pengajian Yasin

Pelaksanaan Jama‟ah Pengajian Yasin yang diadakan setiap satu

minggu sekali di Masjid Al-Muttaqun Desa Mulyoharjo Sukun pada hari

Jum‟at jam 13.30 sampai 16.30 WIB.72

4. Pengasuh Atau Pembimbing Jama‟ah Pengajian Yasin.73

Pengasuh ataupun pembimbing jama‟ah Pengajian Yasin ada 4

narasumber yaitu :

- K.H Abdul Wachid

- Drs. K.H Asyhari Bowo

- Ustadz Sukarwi

- Hj. Ibu Ruslan

5. Materi Pengajian

Proses inti dari Pengajian ini terbagi menjadi dua bagian dan

memiliki beberapa bacaan yang harus diamalkan oleh jamaah. Bagian

pertama adalah Pengajian dengan membaca bacaan-bacaan kalimah

thayibah dan bagian kedua adalah Mauidlah Hasanah yang di sampaikan

oleh pembimbing atau pengasuh Pengajian Yasin dengan memberikan

tausiyah-tausiyah. Urut-urutan bacaan tersebut adalah sebagai berikut : 74

Hadlarah

1) Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.

72

Wawancara dengan Bapak Drs. K.H. Asyhari Bowo di Masjid Al-Muttaqun pada

tanggal 29 September 2010.

73 Wawancara dengan Bapak Drs. K.H. Asyhari Bowo di Masjid Al-Muttaqun pada

tanggal 29 September 2010.

74 Wawancara dengan Bapak Drs. K.H. Asyhari Bowo di Masjid Al-Muttaqun pada

tanggal 29 September 2010.

Page 58: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

48

2) Para Sahabat Nabi.

3) Para Wali

4) Para Alim Ulama‟

5) Kaum muslim dan muslimat

Sholawat Nariyah sebanyak 3 (Tiga) kali

Membaca surat yasin sebanyak 1 (kali) kali

Mauidlah Hasanah

Mauidlah hasanah atau penyampaian pesan-pesan yang baik

dilakukan oleh para pembimbing pengajian adapun jadwal dari pengajian

itu sendiri adalah sebai berikut.75

a. Jum‟at Pahing di bimbing oleh K.H Abdul Wachid

b. Juma‟at Wage di bimbinng oleh Drs. K.H Asyahari Bowo

c. Juma‟at Pon dibimbing Oleh Ustadz Sukarwi

d. Juma‟at Legi dibimbing oleh Hj. Nyai Ruslan

e. Jum‟at kliwon dibimbing oleh K.H Abdul Wachid

B. Deskripsi Aktifitas Jama’ah Pengajian Yasin dalam Meningkatkan

Keimanan

a. Pemahaman tentang Ahlussunnah wal Jama‟ah

Jawa dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa

ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, semasa zaman Hinduisme dan

Budhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran Islam di Jawa juga

75

Wawancara dengan Bapak Drs. K.H. Asyhari Bowo di Masjid Al-Muttaqun pada

tanggal 29 September 2010.

Page 59: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

49

dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan

aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya.

Pemahaman tentang ajaran-ajaran Agama Islam terkadang

mengalamai masalah takkala manusia dalam hidupnya banyak tuntutan,

sehingga menjadikan manusia lupa akan tujuan awal penciptaannya.

Kebutuhan duniawi seolah menjadi fokus utama yang harus dikerjakan dan

dipenuhi terlebih dahulu. Sehingga tidak mengherankan jika terlihat

banyak manusia yang telah melupakan statusnya sebagai makhluk Tuhan.

Bahkan banyak di antara mereka yang lepas kendali dan mengalami

depresi akibat menuruti keinginan untuk memenuhi kebutuhan duniawi

yang mengantarkannya pada kesulitan hidup.76

Pengaruh dari budaya modernisasi menjadi andil tersendiri dalam

menciptakan masyarakat yang kebal akan tuntutan hari akhir. Hal ini bisa

dilihat dari pengamalan agama pada kehidupan sehari-hari mereka, yang

cenderung mengarah pada kemaksiatan. Meskipun demikian, peran serta

ulama dan tokoh-tokoh masyarakat bisa mengurangi degradasi keimanan

yang dialami oleh umat muslim secara keseluruhan.77

Pada Pemahaman keagamaan yang riil di alami masyarakat

pedesaan pada umumnya hanya sebatas tahu di “covernya” saja. Kalau kita

mau menilik secara komprehensif pemahaman keagamaan pada

masyarakat pedesaaan sebenarnya lebih condong pada aliran Jabariah yang

menitik beratkan semua aktifitas atau kegiatan yang ada di dunia ini sudah

ditentukan oleh Allah SWT. meskipun masyoritas penduduk muslim di

Indonesia berpahamkan aliran Ahlussunnah wal Jama‟ah.

Berdasarkan penelitian yang kami angkat tentang paham

Ashlussunah pada masyarakat pedesaan kususnya, yang mengikuti

76

Moh Rifa‟i, Pelajara Ilmu Tauhid, pelita Karya, Jakarta, 1971, hlm. 17

77 Ibid.

Page 60: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

50

jama‟ah Pengajian Yasin di Desa Mulyoharjo Sukun Pati. Berdasarkan

hasil jawaban angket yang telah disebar dan diterima kembali oleh penulis

dapat diketahui pemahaman tentang aliran Ahlussunnah wal Jama‟ah pada

Jama‟ah Pengajian Yasin masih minim.

Tabel 1

Pengetahuan Tentang Paham Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Mengerti 5 16,6%

b. Tidak Mengerti 25 83,3%

Pengetahuan asal-usul paham Ahlussunnah wal Jama‟ah juga

masih minim, dari 30 responden 25 orang menyatakan bahwa mereka tidak

mengetahui asal-usul paham Ahlussunnah wal Jama‟ah, sedangkan 5

orang sisanya mengetahui tentang asal-usul paham Ahlussunnah wal

Jama‟ah.

Tabel 2

Pengetahuan Asal-usul Paham Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Mengerti 5 16.6%

b. Tidak Mengerti 25 83.3%

Meskipun mayoritas penduduk Indonesia berpaham Ahlussunnah

wal Jama‟ah khususnya pada masyarakat Mulyoharjo Sukun, pemahaman

mereka tentang ajaran Ahlussunnah wal Jama‟ah ternyata juga masih

minim. Hal ini jauh dari persepsi awal penulis, awalnya kami menganggap

bahwa mereka mengetahui tentang ajaran-ajaran paham Ahlussunnah wal

Jama‟ah, akan tetapi setelah mendapat jawaban dari hasil angket yang

kami sebar dan telah kami terima kembali ternyata berbeda. Dari 30

Page 61: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

51

responden yang menjawab tahu dengan ajaran hanya 5 orang. 19 orang

menjawab tidak tahu sama sekali sedangkan 6 orang sisanya menjawab

sedikit tahu.

Tabel 3

Pemahaman Ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 5 16.6%

b. Tidak 19 63.3%

c. sedikit tahu 6 20%

Pengetahuan mereka tentang tokoh-tokoh Ahlussunnah wal Jama‟ah

juga menunjukkan hal yang sama dengan pemahaman mereka tentang

ajaran Ahlussunnah wal Jama‟ah. Kalau saja mereka mengetahui tentang

ajaran yang di bawa oleh paham Ahlussunnah wal Jama‟ah tentu juga

mereka akan mengetahui tokoh-tokoh Ahlussunnah wal Jama‟ah. Dari 30

responden yang menjawab tahu dengan ajaran hanya 5 orang. 19 orang

menjawab tidak tahu sama sekali sedangkan 6 orang sisanya menjawab

sedikit tahu.

Tabel 4

Pengetahuan tentang Tokoh-tokoh Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Tahu 5 16.6%

b. Tidak tahu 19 63.3%

c. Sedikit Tahu 6 20%

Peran dari tokoh-tokoh agama dan para kiyai bisa jadi merubah

mainset dari jama‟ah Pengajian Yasin. Meskipun secara spesifik pada

Pengajian Yasin tidak membahas secara khusus tentang paham-paham

didalam agama islam. Dari jawaban angket Jama‟ah Pengajian Yasin yang

ditunjukan pada tabel 3 dan 4. Mereka tidak tahu secara pasti apa itu

ajaran dan tokoh-tokoh dari Ahlussunnah wal Jama‟ah. Akan tetapi,

Page 62: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

52

mayoritas responden menjawab kalau Ajaran Ahlussunnah wal Jama‟ah

adalah ajaran dari Nabi Muhammad SAW.

Tabel 5

Pemahaman Ajaran Ahlussunnah Wal Jam’ah Sebagai Ajaran Nabi

Muhammad SAW

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya. Yakin 26 86.6%

b. Tidak yakin 2 6.6%

c. Kurang Yakin 2 6.6%

Tanpa mereka sadari, corak pemahaman para jama‟ah Pengajian

Yasin tentang aliran-aliran di dalam agama Islam lebih condong berpaham

pada aliran Jabariyah. Mereka menyakini kalau segala sesuatu itu sudah

ditentukan oleh Allah SWT. Meskipun pada kenyataannya mereka tidak

tahu aliran-aliran apa saja yang ada didalam agama islam selain paham

Ahllussunah wal Jama‟ah. Hal ini bisa dilihat dari jawaban mereka

sebagimana terlihat pada tabel 6 :

Tabel 6

Pengetahuan tentang Aliran-Aliran di dalam agama Islam selain

Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 2 6.6%

b. Tidak 28 93.3%

Para jamaah Pengajian Yasin pada umumnya mendengar kata

Ahlussunnah wal Jama‟ah sejak usia dewasa.

Tabel 7

Mendengar kataAhlussunnah pada masa:

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Sejak Kecil (5-15 tahun) 2 6.6%

Page 63: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

53

b. Sejak Remaja (15-25 tahun) 4 13.3%

c. Sejak Dewasa (25-50 tahun) 24 80%

d. Belum Pernah Mendengar 0 0%

Peran kiyai dan ulama dalam menyampaikan ajaran-ajaran agama

adalah hal yang sangat penting. Para jama‟ah pegajian yasin pada umunya

yang memperkenalkan paham Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah dari kiyai.

Tabel 8

Yang Memperkenalkan paham Ahlussunnah wal Jama’ah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Orang Tua 3 10%

b. Kiyai 25 83.3%

c. Belajar Sendiri 2 6.6%

Meskipun para jama‟ah tidak memahami paham Ahllussunah wal

Jama‟ah, ternyata tidak ada pengaruhnya pada kehidupan keseharian

mereka. Hal ini bisa dilihat dari jawaban angket sebagai berikut:

Tabel 9

Pengaruh Pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah pada Kehidupan

Sehari-hari

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Berpengaruh 4 13.3%

b. Tidak Berpengaruh 26 86.6%

Menurut Jama‟ah pengajian mingguan Yasin, pemahaman tentang

madzab-madzab didalam agama Islam tidak sebegitu penting. Hal ini Bisa

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 10

Seberapa Penting Mengetahui madzab-madzab di dalam agama islam

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

Page 64: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

54

a. Penting 3 10%

b. Tidak Penting 27 90%

b. Kondisi Keimanan Jama‟ah Pengajian Yasin

Sebagai seorang muslim mengetahui bahwa yang paling berharga di

dunia ini sebenarnya adalah iman. Maka perawatan dan pemeliharaan mutu

iman, semestinya diutamakan, sebelum menjaga dan merawat yang lainnya.

Karena punya apapun di dunia ini tidak akan pernah memiliki nilai apa-apa

jika tidak diiringi keimanan yang tinggi. Dorongan untuk melaksanakan

ibadah pada jama‟ah Pengajian Yasin setelah mereka ikut serta dalam

pengajian mingguan di masjid Al-Muttaqun bisa dilihat pada tabel di

bahwah ini:

Tabel 1

Dorongan untuk Melaksanakan Ibadah

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 30 100%

B. Kadang-kadang 0 0 %

c. Tidak pernah 0 0%

Setelah mereka bersemangat dalam melaksakan ibadah, tidak

ketinggalan sholatpun mendapat perioritas utama yang menjadi pengerjaan

ibadah mereka. 30 responden menjawab rutin menjalankan sholat 5

waktu. Bisa kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 2

Aktifitas Menjalankan Shalat Lima Waktu

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 30 100 %

B. Kadang-kadang 0 0%

Page 65: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

55

c. Tidak pernah 0 0%

Ibadah puasa sebulan penuh juga menjadi cermin kadar keimanan

mereka. Bisa di lihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Aktifitas Menjalankan Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 30 100 %

b. Tidak Penah 0 0%

c. Kadang-kadang 0 0%

Selain pada tingkatan pelaksanaan ibadah, perubahan yang sangat

menonjol juga terjadi pada tingkatan kepercayaan terhadap jimat dan juga

memudarnya penyakit hati di dalam diri jama‟ah Pengajian Yasin setelah

mengikuti kegiatan Pengajian. Gambaran perubahan tersebut dapat

dijelaskan melalui tabel-tabel berikut.

Tabel 4

Percaya Pada Benda-Benda yang Mempunyai Kekuatan Gaib

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 0 0 %

b. Tidak 30 100%

c. Kangan-kadang 0 0%

Mereka menyakini kalau dengan bertaqwa kepada Allah SWT bisa

mengatasi segala macam problema dalam hidup. Hal ini bisa kita liat dari

jawaban para responden pada tabel berikut:

Tabel 5

Keimanan dan Ketaqwa’an Pada Allah SWT Bisa Mengatasi

Berbagai Masalah

Page 66: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

56

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 30 100 %

b. Tidak 0 0 %

c. Kadang-kadang 0 0%

Meskipun belum mencapai hasil maksimal (100%), hasil yang

ditunjukkan dari keikutsertaan dalam kegiatan Pengajian Mingguan Yasin

terkait dengan membaca Al-qur‟an sehabis mengerjakan sholat, mayoritas

responden menjawab selalu membaca al-quran sehabis shalat.

Tabel 6

Membaca Al-Qur’an Sehabis Shalat

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 26 86.6%

b. Tidak Pernah 2 6.6%

c. Kadang-kadang 2 6.6 %

Keimanan manusia akan bertambah manakala seseorang mengingat,

memuji, serta bertasbih kepada Allah dan ketika mendengar lafal Allah

hati mereka bergetar. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang

menjawab, hati mereka bergetar ketika mendegar lafal Allah.

Tabel 7

Mendengar lafal Allah hati bergetar

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 28 93.3%

b. Tidak Pernah 0%

c. Kadang-kadang 2 6.6 %

Page 67: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

57

Disaat kita mengalami terpaan dalam hidup, banyak jalan untuk

meredam kegundahan itu. Bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah

adalah salah satu jalannya. Dengan mengerjakan sholat hati yang semula

gelisah menjadi tenang.

Tabel 8

Perasaan setelah melaksanakan shalat

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Tenang 30 100%

b. Cemas 0 0%

c. Biasa Aja 0 0%

Adanya keimanan yang baik dalam diri manusia akan

menyadarkannya bahwa yang patut disembah dan ditakuti hanyalah Allah

SWT, sedangkan pada sesama makhluk ciptaan Allah SWT tidak layak

manusia merasa takut dan bersembah sujud. Hasil angket menunjukkan

bahwa Jama‟ah Pengajian Yasin tidak pernah menyekutukan Allah SWT

dengan yang lainnya.

Tabel 9

Menyekutukan Allah dengan Yang Lain

Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase

a. Ya 0 0%

b. Tidak Pernah 30 100%

c. Kadang-kadang 0 0 %

Page 68: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

58

BAB IV

ANALISIS PEMAHAMAN AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH

A. Pemahaman Ahlussunah Wal Jama’ah Pengajian Yasin

Agama sering dipahami sebagai sumber gambaran-gambaran yang

sesungguhnya tentang dunia ini, sebab ia diyakini berasal dari wahyu yang

diturunkan untuk semua manusia. Namun, dewasa ini, agama kerap kali

dikritik karena tidak dapat mengakomodir segala kebutuhan manusia, bahkan

agama dianggap sebagai sesuatu yang “menakutkan”, karena berangkat dari

sanalah tumbuh berbagai macam konflik, pertentangan yang terus meminta

korban. Kemudian sebagai tanggapan atas kritik itu, orang mulai

mempertanyakan kembali dan mencari hubungan yang paling otentik antara

agama dengan masalah-masalah kehidupan sosial budaya kemasyarakatan

yang berlaku dewasa ini.

Teologi Islam, dalam tradisi keilmuan Islam dikenal dengan Ilmu

Kalam. Ada alasan mengapa ilmu ini disebut sebagai Ilmu Kalam, antara lain

karena di dalamnya “Tuhan” atau “keimanan kepada Tuhan” berada dalam

perbincangan atau pembicaraan (kalam) dan ada pula karena dalam ilmu ini

kalam Tuhan menjadi pembahasan. Akan tetapi terdapat pula kenyataan

bahwa perbedaan pendapat dalam aliran-aliran kalam itu bukan hanya

disebabkan oleh perbedaan pemahaman terhadap kalam Tuhan (al-Quran).

Tetapi al-Quran memang dijadikan dasar ketika mereka berargumentasi

(berpikir).

Inti dari iman disamping meyakini keberadaan sang Khalik, iman bisa

berfungsi untuk membenarkan pemahan agama dengan cara beriman dengan

apa yang telah di perintahkan agama. Kiranya suatu keniscayaan tentang

konsep teologi Islam, bila tidak membenahi pemahaman yang selama ini

masih berkutat pada teologi konservatif-tradisional berganti dengan rasional-

praktis. Dan lebih menekankan nilai-nilai praktis dalam kehidupan beragama,

Page 69: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

59

sehingga pada akhirnya bisa terwujud pribadi paripurna yang selama ini

diidam-idamkan.

Dalam kehidupan bernegara, tidak bisa dipisahkan adanya peranan

agama, hal ini sesuai citra manusia sebagai mahluk sosial yang bukan hanya

saling membutuhkan pada sesama, tetapi lebih dari itu, yakni pada sang

Khalik. Begitu pentingnya agama Islam mengatur kehidupan umat menusia

dalam segala aspek kehidupan, yang pada akhirnya agama bukan hanya

mengatur kehidupan umat manusia, tetapi lebih concern memperbaiki dan

mendidik moralitas bangsa.

Kehadiran Jama‟ah Pengajian Yasin disamping mendekatkan dan

mengenal Allah juga bisa dijadikan sebagai tolok ukur didalam mencerdaskan

kehidupan masyarakat. Berbagai pesan yang di sampaikan lewat mauidlah

hasanah, memberikan dampak yang sangat besar di tengah-tengah kegaulan

akan ketenangan jiwa pada masyarakat Mulyoharjo. Indikasi tersebut dapat

diketemukan pada dua “ritual” yang menjadi indikator penting dalam proses

Pengajian yang berpotensi dalam meningkatkan keimanan jama‟ah, yakni

mauidlah hasanah dan dzikir.

Kehadiran dan keberadaan Pengajian Yasin di tengah kealpaan

manusia akan keimanan kepada Tuhan, menurut penulis memiliki relevansi

untuk membangun kembali budaya ikhtiyar dan tawakkal di kalangan umat

manusia. Melalui mauidlah hasanah, para jama‟ah diberi pengetahuan secara

teoritis tentang bagaimana cara menghadapi hidup dan kehidupan. Hal ini

terlihat dari materi-materi pesan yang isinya berhubungan dengan cara-cara

menghadapi masalah dan cobaan hidup dalam konteks Islam, cara mensyukuri

nikmat, hingga yang berkaitan kedudukan dan manfaat ibadah dalam

kehidupan manusia. Adanya pesan tersebut paling tidak, menurut penulis,

akan mampu mempengaruhi cara pandang dan respon para jama‟ah terhadap

permasalahan hidup dan ibadah dalam kehidupannya.

Page 70: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

60

Terlebih lagi kehadiran sosok K.H. Abdul Wachid dapat berfungsi

sebagai tauladan dari kesuksesannya dalam melaksanakan apa yang beliau

sampaikan kepada para jama‟ah. Sehingga nantinya para jama‟ah akan

termotivasi untuk melakukan pesan-pesan dakwah dengan harapan mampu

meniru “kesuksesan” hidup yang telah dialami oleh K.H. Abdul Wachid.

Meskipun sebagian besar para Jama‟ah Pengajian tidak mengerti

tentang paham Ahlussunah Wal Jama‟ah, hal ini tidak lantas menyurutkan

ketaqwaan mereka pada sang pencipta. Bagi jama‟ah Pengajian Yasin

pemahaman tentang ajaran-ajaran di dalam agama Islam adalah hal yang

nomor dua. Yang terpenting menurut para jama‟ah Pengajian Yasin, adalah

tindakan atau pengamalan.

Menurut penulis ketidaktahuan mereka tentang paham-paham di dalam

agama islam disebabkan karena beberapa faktor;

1. Pendidikan masyarakat yang masih rendah menyebabkan keenganan

berfikir dan tidak mau menerima hal-hal yang bersifat baru.

2. Kultur dari masyarakat pedesaan yang pasif sehingga mereka tidak mau

mencari apa-apa yang belum mereka ketahui.

3. Tidak adanya pengajian atau sebuah majelis yang membicarakan secara

khusus tentang paham/madzhab dalam agama islam.

B. Peranan Pengajian Yasin dalam Meningkatkan Keimanan Jama’ahnya

Zaman yang serba materialistis seperti saat ini, menuntut manusia

untuk menghadapinya dengan pikiran yang matang dan dengan kehidupan

rohaniah yang tinggi. Pada zaman ini juga dikatakan sebagai zaman hawa

nafsu yang besar, sehingga menuntut manusia harus menghadapinya dengan

kerinduan yang membara dan dengan memelihara kecenderungan naluriah

yang wajar. Dengan demikian sebagai penghuni dunia kita harus mampu

mengendalikan diri kita di atas tuntutan norma-norma yang Islami.

Page 71: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

61

Seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju,

namun moral dan etika yang mengalami krisis, mengakibatkan manusia

dihadapkan pada berbagai dilema dalam kehidupannya. Dalam hal ini manusia

hidup tidak tenang, stress, depresi, kalut sehingga timbullah penyakit fisik dan

psikologis yang menyebabkan jauh dari Allah SWT. Dalam menghadapi

berbagai ancaman tersebut, maka manusia berusaha untuk memperoleh

ketenangan dengan mendekatkan diri pada sang Pencipta.

Problematika individu dengan Tuhannya ialah kegagalan seseorang

melakukan hubungan interaksi vertikal dengan Tuhannya, seperti sangat sulit

untuk mengendalikan rasa takut, rasa taat, dan rasa bahwa dia selalu

mengawasi perbuatan dan perilaku setiap individu, sehingga berdampak pada

rasa malas dan enggan melakukan ibadah dan sulit untuk meninggalkan

perbuatan-pebuatan yang dilarang dan dimurkai Tuhannya.

Dekadensi iman yang dialami umat manusia sekarang ini, dapatlah

diobati dengan cara mengingat Allah dan mengamalkan semua ajaran-ajaran

agama islam . Menurut Moh. Rifa‟i, ada dua jalan untuk menumbuhkan

keimanan yang bermula dari pengenalan manusia terhadap Allah yaitu dengan

menggunakan akal pikiran serta dengan mengenal dan mengamalkan

(menyebut) nama-nama Allah (dzikrullah).78

Maksud dari penggunaan akal pikiran sebagai jalan menumbuhkan

keimanan adalah difungsikannya akal fikiran manusia sesuai dengan

fungsinya yakni menanggapi, mengenali, mengenangkan, memperhatikan, dan

memikirkan untuk mempelajari dan mengenal Allah melalui segala kehendak-

Nya. Idealnya, melalui akal, segala kehendak Allah baik yang berbentuk

nikmat maupun cobaan yang diketahui atau bahkan dialami oleh manusia

haruslah menjadi bahan perenungan dan pemikiran tentang kebesaran Allah.

Keengganan manusia dalam mempergunakan akal dalam usaha mengenal dan

mendekati Allah akan menjadikan manusia lebih hina dari binatang.

78

Moh Rifa‟i, Pelajara Ilmu Tauhid, pelita Karya, Jakarta, 1971, hlm. 14-17.

Page 72: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

62

Perpaduan penambahan pengetahuan ajaran agama Islam dan dzikir

juga menunjukkan bahwasanya dalam menumbuhkembangkan keimanan

jama‟ah, K.H. Abdul Wachid melalui Pengajian Mingguan memfokuskan

pada pengisian akal dan jiwa. Akal diisi dengan pengetahuan agama serta

dilatih untuk digunakan sebagai alat instropeksi diri. Sedangkan jiwa diisi,

didekatkan, dan dibiasakan dengan lantunan lafadz-lafadz thoyyibah dan

Ilahiyah.

Berkaitan dengan akal dan jiwa sebagai fokus yang harus diisi dengan

kebaikan, Syeikh Jasim bin Muhammad menjelaskan bahwa pada dua hal

itulah manusia “ada”. Melalui akal dan jiwa manusia mengendalikan seluruh

kemauan dan gerak hidupnya. Apabila akal dan jiwa manusia tersebut rusak,

rusak pulalah seluruh elemen manusia. Begitu pula sebaliknya, baik dan

berfungsinya akal dan jiwa manusia akan membentuk sosok manusia yang

baik. Oleh karenanya, pada akal dan jiwalah penyakit manusia bersumber.79

Perpaduan dzikir dan ilmu dalam meningkatkan keimanan yang

dilaksanakan dalam Pengajian Yasin menurut penulis memiliki peranan yang

sangat signifikan. Hal ini selain berdasarkan pada bukti lapangan juga

didasarkan pada pendapat Abdullah al-Wazaf dkk yang menyebutkan bahwa

ada empat jalan untuk membentuk dan meningkatkan keimanan manusia

yaitu80

:

1. Membenarkan yang ditetapkan dalam hati dengan berdasarkan ilmu.

Adanya pengetahuan yang didapat dari proses mauidlah hasanah akan

semakin menguatkan keyakinan yang telah menetap dalam hati jama‟ah

Pengajian. Sehingga akan semakin termotivasi semangat para jama‟ah

79

Lebih lanjut lihat Syeikh Jasim bin Muhammad, Jihad dan Tobat, terj. Ma‟ruf Abdul

Jalil dan Syahriel A., Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

80 Abdullah al-Wazaf, dkk., Pokok-Pokok Keimanan, terj., Tarmana A. Qasim dan Tirta,

Trigenda Karya, Bandung, 1984, hlm. 23.

Page 73: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

63

untuk mendekatkan diri kepada Allah karena adanya pengetahuan yang

membenarkan dan menguatkan keyakinan mereka.

2. Beramal dalam hati dengan cara berdzikir dan bertafakur.

Tahap ini seperti yang telah diterapkan dalam Pengajian Mingguan yakni

dengan mengajak para jama‟ah untuk melakukan dzikrullah melalui

lantunan kalimat-kalimat thayyibah.

3. Mengucapkan dengan lidah dengan cara amar ma‟ruf nahi munkar.

Setelah para jama‟ah kuat dalam berdzikir dan memiliki pengetahuan yang

luas berkaitan dengan ajaran Islam, maka bukan tidak mungkin akan

terbuka peluang bagi para jam‟ah untuk ikut terjun dalam syiar Islam.

4. Beramal melalui anggota badan berupa pelaksanaan amal ibadah

Selain berpeluang untuk ikut terlibat dalam syiar Islam, adanya

pengetahuan dan ketetapan hati juga akan mendorong jama‟ah pengajian

untuk selalu memperbaiki amal ibadah setelah menemukan kebenaran

Islam.

Kesuksesan K.H. Abdul Wachid dalam membangun keimanan

manusia melalui kegiatan Pengajian Mingguan tidaklah datang dengan

sendirinya akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangannya. Menurut penulis faktor-faktor pendukung kesuksesan

Pengajian Mingguan Yasin dalam membentuk kembali keimanan jama‟ahnya

adalah sebagai berikut :

1. Kegigihan K.H. Abdul Wachid dalam melakukan bimbingan dan

pengasuhan kegiatan Pengajian Mingguan.

2. Kepiawaian pengasuh dalam mengemas kegiatan Pengajian Mingguan

yang sesuai dengan kondisi terkini.

Page 74: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

64

3. Adanya mauidlah hasanah yang membahas masalah-masalah yang

menyangkut kehidupan masyarakat sedikit banyak mampu menjadi

informasi bagi jama‟ah Pengajian Mingguan.

4. Animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap keberadaan kegiatan

Pengajian Mingguan.

Ajaran Pengajian Yasin mempunyai tujuan bahwa semua pengikutnya

diharapkan ber Ahklakul Karimah, hal ini bisa dilihat dari pola sikap tindakan

yang mencakup hubungan dengan Allah, sesama manusia (masyarakat) dan

dengan alam, antara lain:

1. Pola hubungan dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan

menghindari syirik, bertaqwa kepada-Nya, memohon pertolongan

kepada-Nya, melalui berdo‟a, berdzikir dan bertawakkal kepada-Nya.

2. Pola hubungan manusia dengan Rasulullah yaitu menegakkan sunnah

rasul, menziarahi kuburnya, dan membacakan shalawat.

3. Pola hubungan manusia dengan dirinya sendiri , seperti menjaga

kesucian diri dari sifat tamak dan mengumbar nafsu, amar ma‟ruf nahi

mungkar, pemaaf, jujur, amanah dan merasa cukup apa yang telah

diperoleh dengan susah payah(qona‟ah)

4. Pola hubungan dengan keluarga, seperti berbakti kepada kedua orang

tua, baik dengan tutur kata, pemberian nafkah, ataupun do‟a, mendidik

istri dan anak agar terhindar dari api dan neraka

5. Pola hubungan dengan masyarakat, seperti menjunjung tinggi ukhuwah

dalam seiman dan ukhuwah kemanusiaan, saling tolong-menolong,

pemurah dan penyantun, menepati janji, saling wasiat dalam kebenaran

dan ketaqwaan.

Page 75: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

65

Meskipun dalam kenyataannya sebagian besar para jama‟ah Pengajian

Yasin tidak memahami paham Ahlussunah wal Jama‟ah akan tetapi hal itu

tidak menyurutkan para jam‟ah Pengajian Yasin untuk melaksanakan ibadah

sehari-hari. Buktinya, dari hasil jawaban angket yang penulis sebar dan telah

penulis terima. Sebagian besar responden menjawab tidak ada pengaruhnya

didalam memahami ataupun tidak memahami paham ahlussunah wal jama‟ah

pada kehidupan keseharian para jama‟ah Pengajian Yasin.

Oleh karenanya, Pengajian Yasin memiliki peluang untuk

menumbuhkembangkan kembali keimanan para jamaah yang semula

berkurang sehingga mengalami kegelisahan hidup menjadi tumbuh dan

bertambah kuat. Logisnya, semakin sering jamaah mengikuti kegiatan

Pengajian Mingguan maka kedekatan hubungan dan kecintaan timbal balik

antara Allah dan jamaah akan kembali kuat.

Page 76: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

66

BAB V

C. KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan memperhatikan

hasil analisis data secara kualitatif pada jama‟ah Pengajian Mingguan Yasin di

Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati Kabupaten Pati, penulis bisa menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ahlussunah wal jama‟ah memang satu istilah yang mempunyai banyak

makna, sehingga banyak golongan dan faksi dalam islam yang mengklaim

dirinya adalah ahlussunah wal jama‟ah. Seperti yang di nyatakan Dr. Jalal

M. Musa dalam nasy‟at al-Asy‟ariyah-nya, bahwa istilah dan nama

Ahlussunah wal jama‟ah itu mempunyai pengertian yang luas sekali dan

juga mempunyai pemaknaan terbatas sekali. Yang sangat luas tersebut

mengatakan, bahwa ahlussunah wal jama‟ah ialah selain syi‟ah. Sehingga

dalam pengertian ini Mu‟tazilah, Khawarij juga masih masuk kelompok

ahlussunah. Sebaliknya, pemaknaan yang sangat terbatas mengatakan,

bahwa Ahlussunah wal jama‟ah adalah identik dengan al-Asy‟ariyah.

Diantara macam-macam pendapat yang muncul, terdapat mayoritas ulama

dan pemikiran islam mengatakan, bahwa ahlussunah wal jama‟ah itu

merupakan golongan mayoritas umat islam di dunia sampai sekarang,

yang secara konsisten mengikuti ajaran dan amalan (sunnah) Nabi

Muhammad saw dan para sahabat-sahabatnya, dan membela serta

memperjuangkan agama islam. Memang diakui, bahwa ahlussunah wal

jama‟ah ini tidak muncul dalam satu momentum saja, tetapi berkembang

dalam proses kehidupan sosial yang panjang. Melintasi banyak wilayah

geografis dan budaya yang beraneka ragam, bersentuhan berbagai macam

peristiwa politik dan kemanusiaan, bersinggungan dengan aneka macam

Page 77: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

67

kemajuan keilmuan dan peradaban, maka cara dan visi pemahaman dan

penafsiran terhadap apa yang disebut sebagai “sunnah Nabi dan beserta

sahabatnya” (ma ana „alaihi wa ash-habiy) itu tidak mudah disatukan atau

disamakan. Untuk memahami persamaan dan perbedaan masing-masing

kelompok membutuhkan kajian tersendiri. Pemahaman tentang

Ahlussunah wal Jama‟ah menurut jama‟ah Pengajian Yasin pastilah

berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi dari pengetahuan dan daya

tangkap para jama‟ah masing-masing. Memang, didalam memahami

ahlussunah wal jama‟ah pada pengajian yasin hanya pada pendekatan

kultural saja. Untuk dapat memahami Ahlussunah wal Jama‟ah secara

utuh, tidak mungkin hanya menggunakan kultural saja, tetapi sedikitnya

menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu : pertama pendekatan

historis, kedua, pendekatan kultural dan ketiga, melalui pendekatan

doktrinal.

2. Keberadaan iman, ilmu, dan amal ketiganya menjadi mata rantai yang

harus sinergi. Oleh karena itu, ketiganya tampil menjadi mainstream dalam

sebuah pemahaman agama. Akan sulit kiranya sebuah pemahaman jika

iman hanya disandarkan pada kesalehan vertikal, tanpa dibarengi dengan

kesalehan amal. Sebetulnya inti dari iman disamping meyakini keberadaan

sang Khalik, iman bisa berfungsi untuk membenarkan pemahan agama

dengan cara beriman dengan apa yang telah di perintahkan agama. Setelah

itu, kita bisa mengetahui subtansi agama itu sendiri. Iman, atau akidah

merupakan masalah pokok atau fundamental dalam Islam. Ia menjadi titik

tolok peri kehidupan orang islam. Tegakmya, aktifitas keislaman dalam

kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu

memiliki akidah yang kokoh atau menunjukkan kadar kualitas iman yang

ada dalam dirinya. Oleh karena iman bersegi teoritis dan ideal, maka untuk

dapat diketahui hanyalah dengan bukti-bukti lahiriyah dalam kehidupan

sehari-hari, baik kehidupan individu maupun kehidupan sosial. Iman

merupakan landasan pokok bagi kehidupan manusia. Tinggi rendahnya

Page 78: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

68

nilai iman akan memberikan corak pada kehidupan, atau dengan kata lain,

tinggi rendahnya nilai kehidupan tergantung pada iman atau akidah yang

dimiliki. Sebab itulah, kehidupan pertama dalam islam dimulai dengan

landasan iman. Kadar keimanan seseorang merupakan neraca yang akan

membawanya pada kebahagiaan yang kekal, atau akan membawanya

kepada kesengsaraan yang kekal; sebagaimana akan membawanya

kedalam surga atau kedalam neraka. Oleh karena itu iman merupakan

suatu keharusan bagi setiap orang yang mempunyai akal pikiran untuk

mempertahankan dan memelihara iman itu dalam kualitasnya yang tinggi.

Dengan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mencapai kebahagiaan, ketentraman dan kesenangan hati. Pelaksanaan

Pengajian Mingguan Yasin di Desa Mulyoharjo Sukun Kecamatan Pati

Kabupaten Pati adalah cara yang paling efektif dalam meningkatkan

keimanan yang berimplikasi pada implementasi kehidupan keseharian

mereka yang selalu mengerjakan kebajikan.

B. Saran-saran

Masalah keimanan merupakan masalah yang mendasar dalam proses

kehidupan, karena keimanan juga memerlukan bimbingan yang mempunyai

tujuan selaras, yaitu untuk membantu masyarakat meningkatkan keimanan dan

meningkatkan kualitas iman dalam rangka mencapai tujuan hidup yang dunia

hasanah, akhirat hasanah.

Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha yang mendukung ke arah

terwujudnya peningkatan keimanan, pengasuh pengajian harus mampu

memberikan pemahaman dan pengarahan dalam rangka usaha mencapai

keimanan yang sempurna kepada Allah SWT dan tercapai tujuan kegiatan

Pengajian Mingguan sesuai dengan yang diharapkan.

1. Saran Bagi Pengasuh dan Pembimbing Jama‟ah Pengajian Yasin

Pengasuh dan pembimbing selalu berada dalam hubungan yang erat

dengan jamaah Pengajian Mingguan, di mana banyak mempunyai

kesempatan untuk mempelajari jama‟ah, dan pembimbing Pengajian

Page 79: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

69

Mingguan Yasin hendaknya selalu memberi siraman batiniah kepada

jamaahnya dengan pelayanan dan motivasi yang sebaik-baiknya, dengan

metode penyampaian yang mampu membuat masyarakatnya selalu terus

dan istiqomah mengikuti kegiatan Pengajian Mingguan yang sudah lama

dilaksanakan sebagai bentuk pelestarian kegiatan keimanan.

Pembimbing harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk

membantu, memberi pemahaman dan pengertian keimanan yang

diperlukan agar dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat Desa

Mulyoharjo Sukun sebagai jamaah Pengajian Mingguan Yasin.

Pembimbing Jama‟ah Pengajian Yasin hendaknya memberikan

pengajaran konsep ahlussunah wal jamaa‟ah bukan hanya dalam dataran

kultural saja, akan tetapi dalam segala aspek sudut pandang supaya

pemahaman ahlussunah wal jamaa‟h pengajian Yasin mendapatkan

wawasan yang utuh tentang paham ahlussunah wal jama‟ah.

2. Saran Bagi Jamaah Jama‟ah Pengajian

Disarankan agar lebih efektif dalam mengikuti kegiatan Pemgajian

Mingguan dan secara aktif memberikan motivasi kepada sesama jamaah,

saling ingat mengingatkan, berkonsultasi dengan guru-guru pembimbing,

demi kemajuan bersama dalam kegiatan Pengajian Mingguan khusunya

peningkatan keimanan individu sebagai jamaah Pengajian Yasin dan

umumnya peningkatan keimanan masyarakat Desa Mulyoharjo Sukun

Pati.

C. Penutup

Akhirnya dengan selesainya penulis menarik kesimpulan dan

memberikan saran-saran, selesai sudah uraian skripsi ini, harapan penulis

semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi para pembaca, dan

khususnya dalam tindak lanjut penelitian berikutnya. Amien.

Page 80: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Wazaf, dkk., Pokok-Pokok Keimanan, terj. Tarmana A. Qasim dan Tirta,

Trigenda Karya, Bandung, 1984.

Abdul Mun’im Al-Hafni, Ensiklopedia, terj. Muhtarom, Lc, Dpl, Grafindo Khazanah

Ilmu, Jakarta, 2006.

Abdul Razaq bin Thahir bin Ahmad Ma’asy, Al jahl bin Masail Al I’tiqad wa Hukmuhu,

Terj. Asep Saefullah FM, Pustaka Azzam, Jakarta, 2001.

Any Sulystiarini, Peranan Rutinitas Mujahadah Selapanan Dalam Meningkatkan

Keimanan, Skripsi (Fakultas Ushuluddin, Institi Agama Islam Negeri Semarang), 2007.

Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 1999.

A. Malik Ahmad, Aqidah Pembahasan Mengenai Allah dan Takdir, al-Hidayah, Jakarta,

1980.

Abdul Rozak, dkk, Ilmu Kalam, CV. Pustaka Setia, Bandung, Cet. II 2006.

Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Duta Grafika, Semarang, 1991.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/pentafsir al-Qur’an, Jakarta, 1989.

Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-Press,

Jakarta, 1986.

Halimuddin, Kembali kepada Aqidah Islam, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 1. 1990.

H. Supan Kusumamiharja, dkk, Studia Islamica, Giri Mukti Pusaka, Jakarta, 1985.

H.A. Ludjito, Keimanan dan Ketaqwaan sebagai Landasan Pembangunan Manusia

Indonesia Seutuhnya, Laporan Penelitian Individual, IAIN Walisongo, 1995/1996.

Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta,

1991.

Komaruddin Hidayat, Menafsirkan Kehendak Tuhan, Teraju, Jakarta, cetakan II, 2004.

Kahar Masyhur, Membina Islam dan Iman, Kalam Mulia, Jakarta, 1988.

Page 81: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.

Moh Rifa’i, Pelajaran Ilmu Tauhid, pelita Karya, Jakarta, 1971.

Muslim Nurdin, Moral Dan Kognisi Islam, Bandung: CV. ALVABETA, 1995.

Munawar Chalil, Definisi dan Sendi Agama, Bulan Bintang, Jakarta, Cet 1, 1970.

Pahmi Haur, http://khzem.blogspot.com/2009/03/sejarah-munculnya-istilah-ahli-

sunah.html, diakses pada tanggal 27 agustus 2010, jam 15.30 WIB.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta, 1992.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1992.

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998.

Syeikh Jasim bin Muhammad, Jihad dan Tobat, terj. Ma’ruf Abdul Jalil dan Syahriel A.,

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

T.M. Hasbi Ash-Shidiqy, Al-Islam, Bulan Bintang Jakarta, Cet 1 (ed. Kedua), 1998.

Yusuf al-Qardhawy, Iman dan Kehidupan, terj. Fachruddin H.S., Bulan Bintang, Jakarta,

1993.

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlussunah wal Jama’ah, terjemahan Tim

Pustaka Asy-Syafi’I, Pustaka Imam asy-Syafi’I, Jakarta, 2006.

Zakiah Daradjat, dkk, Dasar-dasar Agama Islam, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Terbuka, Jakarta, 1995.

Page 82: PEMAHAMAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MENURUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · PENGAJIAN YASIN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN (Studi Kasus Pengajian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Sujarno

Tempat/tgl. Lahir : Pati, 22 November 1985

Alamat : Mulyoharjo Rt. 15 RW. III Kec. Pati Kab. Pati

Riwayat pendidikan

1. SD Negeri Mulyoharjo 02, Pati, lulus tahun 1998

2. MTS Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati, lulus tahun 2001

3. SMA Nasional, Pati lulus tahun 2004

4. Masuk IAIN Walisongo Semarang, lulus tahun 2011

Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat sebenarnya.

Semarang, 18 Juli 2011

Yang membuat,

Muhammad Sujarno