Upload
arininatasya
View
381
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
1/41
Manajemen Kota
Santika Purwintaningsih 3613100002
Arini Natasya 3613100014
MuhammadHanid Imaddudin 3613100050
Rio Anang Hadi 3613100066
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
2/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
i
Contents
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan ................................................................................................................. 1
1.2 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 2
BAB 2 PEMAHAMAN KONFLIK ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Konflik ............................................................................................................ 3
2.2 Proses Konflik .................................................................................................................. 4
2.3 Tipe Konflik ...................................................................................................................... 5
2.4 Teori tentang Penyebab Konflik ....................................................................................... 6
2.5 Isu-Isu Kritis Konflik..................................................................................................... 8
2.6 Pendekatan Pengelolaan Konflik........................................................................... 13
BAB 3 ANALISIS KONFLIK ................................................................................................. 14
3.1 Definisi Analisis Konflik ........................................................................................... 14
A. Analisis Konteks ........................................................................................................ 14
B. Mengapa Analisis Konflik Diperlukan ? ................................................................... 15
C. Maksud dan Tujuan ................................................................................................... 16
D. Hasil yang Diharapkan .............................................................................................. 17
3.2 Prinsip-Prinsip dalam Analisis Konflik ..................................................................... 17
3.3 Jenis jenis Analisis Konflik ....................................................................................... 19
3.3.1 Penahapan Konflik ............................................................................................. 19
3.3.2 Urutan Kejadian ................................................................................................. 20
3.3.3 Pemetaan Konflik ............................................................................................... 21
3.3.4 Segitiga SPK ....................................................................................................... 22
3.3.5 Analogi Bawang Bombay .................................................................................. 23
3.3.6 Pohon Konflik .................................................................................................... 24
3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik ................................................................................. 25
3.3.8 Analogi Pilar ....................................................................................................... 26
3.3.9 Piramida .............................................................................................................. 27
3.4 Langkah langkah Analisis Konflik ............................................................................ 29
BAB 4 PENUTUP .................................................................................................................... 34
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
3/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
ii
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 34
4.2 Lesson Learned .......................................................................................................... 36
4.3 Daftar Pertanyaan ...................................................................................................... 36
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 37
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
4/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Pendahuluan
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang
mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata
sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta
budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu
menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan
dan selalu akan terjadi.
Lembaga atau organisasi sebagai bagian dari proses perkembangan manusia juga tidak
terlepas dari berbagai macam konflik. Banyak yang beranggapan bahwa konflik itu selalumenimbulkan dampak negatif, padahal dalam kondisi tertentu konflik justru sangat diperlukan
untuk kepentingan perubahan dan pengembangan keperibadian seseorang.
Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok dan antara
organisasi-organisasi. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada pandangan
yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi, kemudian menarik kesimpulan yang
berbeda dan cenderung bersifat tidak toleran, maka dapat dipastikan akan timbul konflik
tertentu.
konflik tidak perlu dihindari apalagi ditakuti. Konflik hanya butuh penyelesaian yang
baik, karena konflik apabila dikelola dengan benar justru berubah menjadi kekuatan baru yang
sangat besar dalam berinovasi serta sangat potensial untuk pengembangan sebuah organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests)
dan intrepretasi.
Makalah ini mencoba menyajikan apa yang sebenarnya didefinisikan sebagai konflik,
pandangan mengenai konflik, sumber dan jenis konflik, macam-macam konflik dan serta
bagaimana analisis manajemen konflik.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
5/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
2
1.2 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah yang berjudul Pemahaman dan Analisis
Manajemen Konflik adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijabarkan latar belakang pemahaman mengenai konflik dan serta
memahami analisis yang terjadi pada sebuah konflik .
BAB II PEMAHAMAN KONFLIK
Bab ini berisi tentang pemahaman lebih lanjut mengenai apa itu konflik, berdasarkan
dari definisi konflik dari berbagai macam pakar, proses konflik dan hakekat mengenai konflik,
tipe tipe konflik, teori teori penyebab konflik dan bagaimana pendekatan pengelolahan
konflik.
BAB III ANALISIS KONFLIK
Bab ini berisi tentang pemahan mengenai apa itu analisis konflik dan tujuan dari
analisis konflik, serta memahami jenis jenis dari analisis konflik untuk mengidentifikasi
sebuah permasalahan konflik dan langkahlangkah mengenai analisis konflik.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari pemahaman mengenai konflik
dan analisis konflik yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga berisi
tentang lesson learned yang didapat dari pemahaman dan analisis manajemen konflik dan juga
daftar pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain di saat presentasi.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
6/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
3
BAB 2 PEMAHAMAN KONFLIK
2.1 Pengertian Konflik
Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik
sebenarnyamerupakan hal alamiah.Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena
yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagaigejala yang
wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan, pertentangan. Definisi konflik menurut sosiologis adalah suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Berikut ini adalah pengertian konflik menurut beberapa ahli:
1.
Chaidir mengemukakan bahwa konflik pada hakekatnya adalah segala macam
interaksi pertentangan antar dua atau lebih kepentingan.
2. Fisher mengatakan bahwa konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih
(individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran yang tidak
sejalan.
3. Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perselisihan mengenai nilai atau tuntutan
yang berkenaan dengan status, kuasa, sumber daya yang bersifat langka yang
bermaksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
4. Ross berpendapat bahwa konflik merupakan perilaku kolektif yang terjadi pada
pihak-pihak tertentu karena merasa adanya perbedaan kepentingan atau
ketidakcocokan tujuan yang akhirnya saling mengingkari satu sama lainnya.
Konflik berbeda dengan kekerasan. Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau
lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau merasa memiliki sasaran yang tidak
sejalan. Sedangkan kekerasan adalah tindakan, perkataan, atau sikap, berbagai struktur atau
sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, dan ataumenghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh. Konflik tidak selalu diakhiri
http://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengorganisasian-dalam-manajemen.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengorganisasian-dalam-manajemen.html7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
7/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
4
dengan kekerasan. Konflik adalah kenyataan hidup dari konflik yang bersifat pribadi, hingga
kelompok, organisasi, masyarakat, dan negara.
2.2 Proses Konflik
Menurut Robbins (2008), proses konflik dapat dipahami sebagai sebuah proses yang
terdiri atas lima tahapan: potensi pertentangan atau ketidakselarasan, kognisi dan
personalisasi, maksud, perilaku, dan akibat.
1. TAHAP I : Potensi Pertentangan dan Ketidakselarasan
Tahap pertama adalah munculnya kondisi yang member peluang terciptanya konflik.
Kondisi-kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik.
Kategori umumnya antara lain:
Komunikasi
Strukur
Variabel-variabel pribadi
2. TAHAP II : Kognisi dan Personalisasi
Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik didefinisikan.
Pada tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang apa. Konflik yang
dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi
yang menciptakan peluang munculnya konflik. Konflik yang dirasakan adalah
keterlibatan dalam sebuah konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi
atau rasa bermusuhan.
3. TAHAP III : Maksud
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Banyak konflik
semakin rumit karena salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain. Di
sisi lain, biasanya ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehinggaperilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.
4. TAHAP IV : Perilaku
Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan,
aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku konflik ini
biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan maksud dari masing-masing pihak.
5. TAHAP V : Akibat
Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi atau akibat ini bisa saja bersifat fungsional atau
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
8/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
5
disfungsional. Dikatakan bersifat fungsional ketika konflik tersebut justru
menghasilkan perbaikan kinerja kelompok, sedangkan disfungsional adalah ketika
konflik tersebut menjadi penghambat kinerja kelompok.
Gambar 2.1 Proses Konflik Menurut Robbins (1996)
Sumber:www.pinterest.com,2016
2.3 Tipe Konflik
Pada dasarnya ada 4 tipe konflik yaitu:
1.
Tidak Ada Konflik
Tidak ada akar konflik dan tidak ada konflik di permukaan. Terkesan lebih baik,
namun setiap yg ingin hidup damai maka harus hidup bersemangat dan dinamis yaitu
dengan cara memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan dan mengelolanya secara
kreatif.
2. Konflik Laten
Ada akar konflik tapi belum muncul. Sifatnya tersembunyi sehingga perlu diangkat ke
permukaan agar bisa ditangani secara efektif.
3.
Konflik PermukaanAda konflik dipermukaan tapi tidak ada akar konflik. Berakar dangkal atau tidak
berakar dan muncul karena kesalahpahaman, solusinya meningkatkan komunikasi.
4. Konflik Terbuka
Ada akar konflik dan ada konflik yang terbuka. Berakar dalam dan sangat nyata, perlu
tindakan mengatasi akar penyebab dan efeknya.
http://www.pinterest.com/http://www.pinterest.com/7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
9/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
6
Gambar 2.2 Tipe Konflik
Sumber: Ilustrasi Penulis, 2016
2.4 Teori tentang Penyebab Konflik
Teori-teori mengenai berbagai penyebab konflik antara lain ialah antara lain:
1) Teori Hubungan Masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi,
ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatumasyarakat. Sasaran yang ingin dicapai teori ini:
Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok
yang mengalami konflik
Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima
keragaman yang ada di dalamnya.
2) Teori Negosiasi Prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras danperbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan
pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk
melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada
posisi tertentu yang sudah tetap.
Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah
pihak atau semua pihak.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
10/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
7
3) Teori Kebutuhan Manusia
Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar
manusia (fisik, mental, dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan,
identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.
Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan
mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan
menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk
memenuhi kebutuhan dasar semua pihak.
4) Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering
berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
Melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami
konflik mereka diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan
ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati
dan rekonsiliasi di antara mereka.
Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua
pihak.
5) Teori Kesalahpahaman Antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara
komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin dicapai teoriini adalah:
Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya
pihak lain.
Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain.
Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.
6) Teori Transformasi Konflik
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
11/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
8
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan
ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi.
Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan
ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi.
Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak
yang mengalami konflik.
Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan
pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan , rekonsiliasi dan
pengakuan.
2.5 Isu-Isu Kritis Konflik
Ketika mengamati interaksi antarpihak yang berkonflik dan menggali lebih dalam
dinamika konfliknya, beberapa tema terus bermunculan. Tema tersebut secara eksplisit
disebut sebagi isu konflik. Pada kesempatan lain menjadi latar belakang konflik, berperan
sebagai faktor yang secara diam-diam berpengaruh. Manajemen atas konflik pada akhirnya
akan mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh, dan mengklarifikasi ide-ide yang
berhubungan faktor tersebut serta menentukan tindakan yang penting untuk dilakukan.
Terdapat beberapa isu-isu kritis dalam konflik yaitu, kekuasaan, budaya, identitas, jender, dan
hak. Penjelasan dari masing-masing isu tersebut adalah sebagai berikut (disarikan dari Fisher,
2001):
A. Kekuasaan
Kekuasaan adalah unsur penting dalam setiap masalah manusia. Suatu konflik sering
berpusat pada usaha memperoleh kekuasaan yang lebih besar, atau kekhawatiran kehilangan
kekuasaan. Kekuasaan memiliki beberapa pengertian, yaitu kekuatan, legitimasi, otoritas,atau kemampuan untuk memaksa. Kekuasaan akan mempengaruhi kehidupan secara terus-
menerus.
Kekuasaan ada di dalam dan berdasarkan pada hubungan manusia, misalnya orang tua
terhadap anak, pemerintah terhadap yang diperintah, warga negara terhadap warga negara
lain, pemilik tanah terhadap pekerja lahan, atau manajer pabrik terhadap pegawai. Kekuasaan
tidak tidak selalu bergantung pada kekuatan aktif. Orang tua mungkin mendengarkan
permintaan anaknya untuk memperoleh kebebasan tetapi tidak pernah mendiskusikannya.
Pemerintah mungkin menerima petisi rakyat tetapi tidak pernah memasukkannya ke dalam
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
12/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
9
agenda resmi. Jadi komunikasi, antisipasi, dan kesadaran merupakan sumber alternatif
kekuasaan.
Terdapat beberapa sumber kekuasaan, yaitu otoritas (posisi), akses ke sumber daya,
jaringan kerja, kemampuan/keahlian, informasi, dan kepribadian. Otoritas dapat dimiliki
individu atau kelompok berdasarkan perannya. Bentuk kekuasaan ini didukung oleh
peraturan, norma, sumber daya, dan kekuatan lain seperti polisi dan tentara. Misalnya sistem-
sistem adat sering memberikan tingkat kekuasaan yang berbeda kepada pihak-pihak tertentu.
Akses ke sumber daya berkaitan dengan kekuasaan yang muncul karena adanya
kontrol terhadap pasokan sumber daya, seperti bahan baku, teknologi, keuangan, dan lain-lain.
Jika suatu kelompok bergantung pada kelompok lain untuk memperoleh sumber daya, maka
dalam beberapa hal kelompok ini berada di bawah kekuasaan kelompok lain.
Kemampuan/keahlian dapat menjadi sumber kekuasaan. Tanpa adanya hal tersebut suatu
organisasi akan gagal.
Informasi sangat diperlukan untuk membuat keputusan. Dalam konflik, kontrol dan
manipulasi informasi adalah senjata utama. Pihak yang mengontrol dan menyebarluaskan
informasi memiliki potensi pengaruh yang besar. Sementara itu kepribadian merupakan
sumber kekuasaan yang dipengaruhi oleh kombinasi beberapa sifat seperti intelegensi, sikap,dan kepercayaan diri. Semuanya dapat meningkatkan kredibilitas dan pengaruh di mata orang
lain.
Kekuasaan harus diikuti oleh akuntabilitas. Permasalahan yang muncul kemudian
adalah akuntabilitas sengaja dihindari dan dilakukan melalui:
menahan informasi
melakukan ancaman tersembunyi
menolak untuk mengakui atau memiliki kekuasaan yang dimiliki
sedikit berkomunikasi atau tidak sama sekali
B. Budaya
Budaya didefinisikan sebagai kebiasaan dan nilai-nilai tertentu yang diakui secara
umum oleh suatu masyarakat yang tinggal di suatu tempat tertentu. Budaya merupakan
produk kolektif yang menghasilkan suatu ukuran dan rangkaian tindakan yang dipakai
sebagai acuan untuk menilai tindakan orang lain. Budaya tidak didapatkan dari sejak lahir,
tetapi dipelajari dari keluarga, sesepuh, bahkan dari media. Budaya tidak bersifat statis, tetapi
berubah karena pengaruh kekuatan internal dan eksternal.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
13/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
10
Budaya sering muncul sebagai faktor yang mempengaruhi konflik. Budaya
mempengaruhi cara individu untuk berfikir dan bertindak. Setiap tempat membentuk budaya
yang berbeda dan memberikan corak tersendiri bagi masyarakatnya. Budaya mempengaruhi
psikologi masyarakatnya dan pada akhirnya memberikan pendangan yang berbeda terhadap
nilai-nilai. Perbedaan pandangan terhadap suatu nilai inilah yang menjadi sumber konflik
(benturan budaya).
C. Identitas
Identitas dalam kaitannya dengan situasi konflik memiliki banyak dimensi. Rasa
identitas dapat cepat berubah sebagai respon terhadap ancaman, baik yang nyata atau yang
dirasakan. Kebutuhan manusia untuk menjadi bagian dari sesuatu dan merasa aman sama-
sama menyebabkan kerentanan karena konteks lingkungannya berubah. Orang-orang yang
merasa dirinya sebagai orang Yugoslavia, pada tahun 1988 menjadi orang Bosnia. Ketika
negara ini hancur berkembanglah rasa takut. Di satu sisi label menyebabkan mekanisme yang
potensial untuk mengeksploitasi dan dorongan untuk berkuasa.
Identitas sering digambarkan menurut kelompok-kelompok tertentu dimana kita
menjadi bagian di dalamnya. Identitas umumnya dihubungkan ke dalam dua hal, yaitu etnis
dan kebangsaan. Etnis, atau identitas etnis adalah kelompok dimana masyarakatnyamenggunakan bahasa, budaya, dan bahkan agama tertentu. Kebangsaan atau identitas
nasional adalah kelompok dimana sama-sama berada di wilayah atau bagian dari suatu
bangsa
Konflik etnis telah menjadi label yang menunjukkan bahwa suatu konflik diakibatkan
karena pertentangan antar etnis. Agar ini bisa terjadi. Suatu masyarakat pertama-tama harus
merasa tidak aman atau ketakutan. Kemudian dibujuk bahwa suatu kelompok atau pemimpin
tertentu dapat memberikan keamanan.
D. Jender
Jender merupakan bagian dinamika hubungan antar manusia yang menjangkau
jantung kehidupan masyarakat dan karenanya menyebabkan konflik. Jender dijelaskan bahwa
orang dilahirkan sebagai perempuan dan laki-laki, tetapi masing-masing belajar menjadi
gadis dan pemuda, yang akhirnya tumbuh menjadi wanita dan pria. Mereka diajari prilaku
dan sikap, peran dan aktifitas yang pantas bagi mereka, serta bagaimana seharusnya mereka
berhubungan dengan orang lain. Perilaku yang dipelajari inilah yang menciptakan identitas
jender dan peranan jender.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
14/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
11
Peran jender wanita dan pria berbeda dalam semua masyarakat. Peran ini dapat
bervariasi pada masyarakat yang berbeda dan diantara komunitas yang berbeda dalam
masyarakat yang sama. Peranan jender tidak statis, tetapi berubah menurut waktu atau
sebagai respon terhadap traumatik yang mendadak, seperti konflik yang hebat dan perang.
Karena berbagai alasan, terutama karena perbedaan peran dan tanggung jawab, wanita
dan pria dapat memiliki perspektif yang berbeda tentang suatu konflik, kebutuhan yang
berbeda, dan kepentingan yang bersaingan. Karena dalam berbagai aktifitas perlu
mempertimbangkan kesadaran mengenai Jender. Hubungan antara konflik dan Jender sering
dikaitkan dengan kekerasan dan pembatasan akses terhadap wanita.
E. Hak
Manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dipenuhi dan jika tidak maka hak lainnya
akan sulit dipenuhi. Hak-hak dasar ini meliputi:
Hak untuk hidup dan memperoleh pekerjaan
Hak atas perlindungan terhadap kekerasan
Hak atas air, makanan, dan perlindungan yang aman
Hak atas kesehatan dan pendidikan
Hak bagi wanita dan pria untuk menentukan masa depannyaPerbedaan sosial dan budaya, kelas, kasta, dan etnisitas dapat menjadi faktor dalam
penggunaan dan penyalahgunaan kekuasaan serta menyangkut penyangkalan dan
pelanggaran hak. Hak yang menurut teori dijamin oleh konstitusi negara, dalam praktiknya
dapat saja tidak diterima oleh pria dan wanita yang menjadi bagian dari kelompok marginal
atau yang ditekan oleh penguasa karena melakukan klaim atas hak-haknya.
Hak menjadi isu mendasar dalam kaitannya dengan konflik. Bagi kelompok miskin
pelanggaran terhadap hak-hak dasar terjadi setiap hari. Perjuangan kelompok-kelompok yang
tersisih untuk memperoleh hak-haknya dapat menyebabkan konflik. Pandangan terhadap
perjuangan dan konflik ini akan bergantung pada perspektif pihak-pihak yang berbeda.
Dengan demikian untuk mencapai perdamaian maka yang dibutuhkan adalah keadilan.
Untuk memahami arti keadilan harus memikirkan hak-hak para wanita, anak-anak, orang
cacat, dan pihak yang tersisih lainnya. Pihak lawan dari suatu konflik mungkin memiliki
komitmen dan prinsip yang sama mengenai perdamaian dan keadilan, tetapi prioritas dan cara
mencapainya berbeda.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
15/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
12
Dari isu-isu konflik yang telah dijelaskan diatas, menurut kami terdapat isu konflik
yang cukup urgen untuk diperhatikan. Isu tersebut berkaitan dengan lingkungan, walaupun
pertimbangan lain terhadap isu lingkungan itu bisa juga didudukkan lebih sebagai dampak
dari suatu konflik. Namun karena alasan semakin dominannya isu lingkungan menjadi center
issue dalam berbagai kasus sehingga sinyalemen terhadap lingkungan sebagai isu konflik
cukup beralasan.
F. Lingkungan
Pada dekade akhir ini isu lingkungan juga menjadi salah satu tema penting dari suatu
konflik. Hal ini dikaitkan dengan keterbatasan ketersediaan sumber daya alam. Penambahan
populasi dan meningkatnya perekonomian menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan
sumber daya alam. Pada akhirnya terjadi eksploitasi dalam skala luas. Eksploitasi ini akan
berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan, yang berarti akan mengganggu habitat dan
eksistensi kehidupan manusia.
Sumber daya alam bersifat lintas daerah bahkan lintas negara, begitu juga dengan
kerusakan yang dihasilkan akibat eksploitasi sumber daya alam. Konflik yang umumnya
muncul adalah dalam pengalokasian dan pemanfaatan sumberdaya, serta kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan. Konflik ini akan melibatkan institusi pemerintah baik lokalmaupun negara dan kelompok-kelompok masyarakat.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
16/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
13
2.6Pendekatan Pengelolaan Konflik
Pencegahan Konflik: bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yg keras
Penyelesaian Konflik : bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui
suatu persetujuan perdamaian
Pengelolaan Konflik : bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan
dengan mendorong perubahan perilaku yg positip bagi pihak yg terlibat
Resolusi Konflik : menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun
hubungan baru dan yang bisa bertahan lama diantara kelompok yg bermusuhan
Transformasi Konflik : mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yg
lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi
kekuatan sosial politik yg positip
Gambar 2.6 Pendekatan Pengelolaan Konflik
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
17/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
14
BAB 3 ANALISIS KONFLIK
3.1 Definisi Analisis Konflik
Proses praktis dalam menguji dan memahami realitas konflik dari berbagai perspektif
menggunakan seperangkat alat yang memudahkan kita dalam memahami realitas konflik
yang menjadi dasar bagi penyusunan strategi dan rencana aksi.
Konflik merupakan sesuatu yang melekat dalam kehidupan manusia, ketika berinteraksi,
berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan berbagai pihak dalam berbagai kondisi dan
peristiwa. Analisis konflik dalam konteks pembangunan merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menelaah, menemukan dan memformulasikan kondisi masyarakat secara
komprehensif dalam kerangka program pembangunan mencakup perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Konflik adalah mengenai persepsi dan pengertian orang-orang mengenai
kejadian, kebijakan dan institusi. Analisis konflik membantu para pemangku kepentingan
untuk mempertimbangkan kembali perspekstif mereka, yang lebih sering sangat dipengaruhi
oleh emosi, salah-pengertian, asumsi, kecurigaan dan ketidakpercayaan. Dalam situasi-situasi
konflik, emosi dapat dengan mudah mengalahkan logika dan kenyataan. Karena itu penting
untuk membedakan opini dari fakta. Analisis konflik bukan kegiatan penelusuran yang
berdiri sendiri tetap berkaitan erat dengan elemen dan tugas pokok pengembangan dan pola
pengelolaan konflik secara berkelanjutan.
A. Analisis Konteks
Analisis konflik merupakan gambaran menyeluruh tentang keadaan, pola intensitas, dan
karakter masyarkat meliputi kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembangunan dan upaya bina damai. Kajian
dinamika konflik adalah serangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan formulasi
data keadaan masyarkat yang meliputi pemahaman konteks, interaksi, intervensi, pelaku,
masalah dalam rangka perumusan program pembangunan.
Konteksmerupakan istilah yang merujuk pada lingkungan misalnya, keluarga, masyarakat,
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Dalam hal ini dapat berarti
konteks geografis atau lingkungan sosial dimana konflik terjadi.Interaksimerupakan
hubungan dua arah, misalnya antar individu, antarkelompok, antarwilayah, antaretnis, dan
antarkelembagaan yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Interaksi yang terjadi diantara
para pihak dapat berkontribusi dalam memperburuk atau mengurangi kekerasan dan
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
18/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
15
potensi konflik.Intervensimerupakan serangkaian tindakan dalam bentuk kebijakan,
program atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat untuk menata
hubungan atau interaksi pemangku kepentingan dalam mencegah konflik dan membangun
perdamaian dalam jangka panjang.Pelakumerupakan pihak-pihak atau pemangku
kepentingan baik secara individu, kelompok atau organisasi yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembangunan..Masalah/Penyebabmerupakan dua istilah
yang digunakan secara berbeda dalam memahami dinamika konflik untuk menilai
kesenjangan gap antara harapan dan kenyataan. Penyebab merupakan faktor dominan
yang mendorong peningkatan konflik atau kesenjangan antar-kelompok dalam masyarakat.
B. Mengapa Analisis Konflik Diperlukan ?
Persoalan pembangunan membutuhkan situasi dan kondisi stabil. Salah satu syarat
keberhasilan pembangunan adanya kondisi kondusif dan terkendali. Pembangunan akan
sulit dilaksanakan, jika kondisi masyarakat dalam situasi krisis dan anomali
(ketidakpastian). Pembangunan itu sendiri membutuhkan infrastruktur yang kuat karena
aktivitas yang dilaksanakan sangat kompleks dan memiliki pengaruh yang luas terhadap
sendi-sendi kehidupan masyarakat. Semakin maju kebutuhan dan harapan masyarakat
dalam memperbaiki kehidupannya, maka semakin cepat pula proses perubahan yang herus
dilakukan. Pemahaman yang benar tentang situasi dan keadaan suatu masyarakat akan
membantu dalam memetakan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Terutama berkaitan
dengan situasi dan keadaan masyarakat menyangkut hubungan sosial. sumber daya, nilai-
nilai yang telah terbangun, pendapatan masyarakat, sistem distribusi, kebijakan, pengaruh
global dan penyebab ketidakstabilan yang mungkin terjadi dan dapat menghambat proses
pembangunan itu sendiri.
Semakin banyak para pendamping atau juru damai memahami kondisi nyata wilayah
kerjanya, semakin sedikit kemungkinan terjadi kesalahan dalam menyusun rencana kerja
dan tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program. Di sisi lain, semakin
besar peluang bagi fasilitator untuk berperan dan bekerjasama dengan para para pemangku
kepentingan secara efektif. Manfaat kegiatan identifikasi dan analisis konflik bagi
fasilitator diantaranya :
Menggali isu-isu strategis berkaitan dengan konflik dan kondisi sosial yang perlu
mendapat perhatian.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
19/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
16
Membangun pemahaman bersama tentang hubungan konteks sosial, ekonomi, politik,
budaya dan agama yang lebih luas dan mendalam untuk kepentingan pengelolaan
konflik.
Menetapkan prioritas isu yang akan ditangani.
Melakukan penelusuran dan pendalaman terhadap dampak dari konflik yang terjadi.
Mengenal akar permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik untuk
merumuskan dan menetapkan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk
menanganinya.
Mengenal motif dan insentif para pemangku kepentingan berupa harapan, kebutuhan
dan pandangan masyarakat tentang konflik.
Mengidentifikasi pola dan bentuk hubungan antara para pemangku kepentingan.
Menggali dan mengumpulkan informasi berkaitan dengan gejala, permasalahan dan
dinamika konflik dan informasi lain yang berkaitan.
Menilai kapasitas kelembagaan dalam mengelola konflik.
Mengenal sumber daya yang dibutuhkan dalam membangun hubungan (jejaring)
dengan para pemangku kepentingan untuk membangun perdamaian.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam memecahkan masalah,menentukan masa depan, dan analisis dari para pemangku kepentingan lokal untuk
menangani konflik.
Melibatkan peran aktif perempuan dalam menganalisis konflik. Kerjasama antara pria
dan wanita mempertimbangkan isu-isu yang timbul dari peran dan tanggungjawab
yang berbeda. Kaum perempuan memiliki pengaruh yang besar dalam struktur sosial
dan sejumlah strategi tertentu. Hal lain untuk mengikis kelemahan berkaitan dengan
partisipasi, keragaman, keberlanjutan dan efektifitas dalam analisis yang dilakukan.
C. Maksud dan Tujuan
Kajian terhadap konflik berhubungan erat dengan upaya pemerintah daerah dalam
membangun harmonisasi antarpemangku kepentingan dan pencegahan konflik dalam
pelaksanaan pembangunan. Kajian konflik dimaksudkan untuk menggambarkan secara
keseluruhan tentang pola kekuatan hubungan antarkelompok, kerentanan sosial,
kohesivitas kelompok, serta faktor-faktor pendorong dan penghambat perdamaian sebagai
masukan dalam merumuskan kebijakan dan strategi program. Secara khusus kegiatan ini
bertujuan:
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
20/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
17
Mengidentifikasi kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang terlibat dalam
program pembangunan
Mengidentifikasi kondisi sosial yang menyebabkan kesenjangan diantara kelompok
atau antarpemangku kepentingan.
Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan pemecah perdamaian dalam
masyarakat; dan
Merumuskan strategi penanganan dan pencegahan konflik serta bina damai ke depan
secara terpadu.
D. Hasil yang Diharapkan
Kajian konflik dalam proses perencanaan dapat membantu tim perencanaan khususnya
Bappeda untuk mengenal kondisi sosiogeografis, budaya, sejarah perkembangan daera
(profil daerah) yang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan ini perlu diintegrasikan dalam kegiatan kajian daerah dan penyusunan profil
daerah agar dihasilkan dokumen perencanaan yang komprehensif dan peka terhadap
konflik. Perencanaan daerah harus mampu mendorong upaya bina damai dan mencegah
terjadinya konflik pada saat pelaksanan program. Dengan demikian, perencana harus
memiliki kemampuan untuk memformulasikan kebijakan dan arah pembangunan secara
berkelanjutan, diterima oleh masyarakat dan meminimalisasi konflik di masa depan akibat
keterbatasan sumber daya, sejarah konflik, perbedaan kepentingan, diskriminasi dan
kesenjangan dalam masyarakat. Secara khusus kajian dinamika konflik menghasilkan hal-
hal sebagai berikut;
Profil (gambaran umum) kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang
terlibat dalam pembangunan;
Gambaran kondisi sosial yang menyebabkan kesenjangan diantara kelompok atau
antarpemangku kepentingan;
Inventarisasi faktor-faktor pendorong dan pemecah perdamaian dalam masyarakat;
dan
Strategi penanganan dan pencegahan konflik serta bina damai secara terpadu.
3.2 Prinsip-Prinsip dalam Analisis Konflik
Analisis konflik didasarkan pada pandangan bahwa masyarakat memiliki struktur dan tingkat
yang sangat kompleks dan membutuhkan kerangka kerja komprehensif untuk memahami
masalah, persepsi, pertentangan antara kelompok, sumber daya, kelembagaan dan
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
21/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
18
membangun aksi bersama dalam masyarakat. Oleh kerena itu, dibutuhkan pedoman berupa
prinsip-prinsip yang disepakati bersama berdasarkan informasi yang lengkap. Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis konflik.
analisis terhadap isu dan fenomena konflik yang terjadi. Tidak mudah merancang dan
menguji alat bantu atau teknis analisis yang mampu meningkatkan kesahihan dari
perangkat yang disusun.
Partisipasi berbagai pihak atau pemangku kepentingan untuk melakukan identifikasi,
penelusuran, penilaian dan merumuskan visi bersama. Keterlibatan pihak-pihak yang
berkonflik sangat membantu dalam merancang kegiatan dan menetapkan pokok
strategi dalam penanganan konflik dan membangun keberlanjutan.
Analisis konflik harus menguji konteks pengembangan secara komprehensif
mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, sumber daya alam dan isu-isu global.
Kondisi psikologis pihak-pihak yang berkonflik merupakan aspek penting dalam
pengelolaan konflik. Hal ini tidak berarti bahwa fakta lebih penting daripada persepsi
atau perasaan, karena para pemangku kepentingan memiliki cara yang berbeda dalam
memahaminya.
Transformasi sosial merupakan hal penting dalam menyediakan ruang kerjasamadalam mengelola konflik. Hal ini juga mencakup upaya peningkatan kapasitas lokal
dalam penanganan konflik secara terintegrasi.
Acuan waktu mencakup perencanaan, implementasi strategi, evaluasi dan tindak
lanjut dalam kerangka penahapan konflik. Aktivitas analisis konflik hendaknya
menetapkan cakupan pekerjaan dan rentang waktu penyelesaian berdasarkan indikator
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Fleksibilitas dan penyesuaian dalam menentukan perangkat dan cara
menggunakannya bersama kelompok. Pertimbangkan pula pada saat mana
mengintegrasikan dengan perangkat lainnya. Setiap tindakan atau program hendaknya
dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan situasi dan tingkat penerimaan
masyarakat.
Karakteristik informasi dan data yang dikumpulkan akan berbeda pada setiap kasus.
Kerapkali informasi yang lebih banyak lebih baik daripada lebih sedikit, namun tidak semua
informasi relevan, valid, dapat dipercaya atau berguna dalam penarikan kesimpulan.
Kebutuhan informasi perlu dibatasi oleh beberapa faktor diantaranya waktu, tenaga ahli, dan
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
22/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
19
sumberdaya. Pembatasan definisi dan metodologi perlu dilakukan dalam melakukan analisis
konflik agar terhindar dari penyimpulankeputusan yang tidak tepat.
3.3
Jenis jenis Analisis Konflik
Ada sejumlah alat bantu (instrument) untuk menganalisis konflik dan menjelaskan cara
penggunaannya dalam kasus-kasus penanganan konflik tertentu, yakni: 1) penahapan konflik;
2) pengurutan kejadian; 3) segitiga SPK (sikap-perilaku-konteks); 4) Analogi bawang
Bombay (Donat); 5) Pohon Konflik; 6) Analisis Kekuatan Konflik; 7) Analogi Pilar; dan 8)
Piramida (Fisher, dkk., 2001).
3.3.1 Penahapan Konflik
Teknik penahapan konflik merupakan suatu cara menganalisis konflik dalam bentuk
sebuah grafik yang menunjukkan fluktuasi (peningkatan dan penurunan) intensitas konflik
yang dilukiskan dalam skala waktu tertentu. Tujuannya yakni: pertama, untuk melihat
tahap-tahap dan siklus peningkatan dan penurunan konflik; kedua, untuk membahas pada
tahap situasinya sekarang berada; ketiga, untuk berusaha meramalkan pola-pola intensitas
konflik di masa depan dengan tujuan untuk menghindari pola-pola itu terjadi; dan keempat,
untuk mengidentifikasi periode waktu yang dianalisis dengan menggunakan alat-alat bantu
lain.
Gambar 3.3.1 Grafik Penahapan Konflik
Analisis dasar dengan teknik penahapan konflik terdiri dari lima tahap berikut ini:
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
23/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
20
1. Tahap Prakonflik. Ini merupkan periode di mana terdapat ketidaksesuaian sasaran di
antara dua pihak atau lebih, sehingga timbul konflik. Konflik tersembunyi dari
pandangan umum, meskipun satu pihak atau, lebih mungkin mengetahui potensi
terjadinya konfrontasi.
2.
Tahap Konfrontasi. Pada tahap ini konflik semakin terbuka. Jika hanya satu pihak
yang merasa bersalah, mungkin para pendukungnya melakukan aksi demonstrasi atau
perilaku konfrontatif lainnya. Kadang pertikaian atau kekerasan pada tingkat rendah
lainnya terjadi di antara kedua pihak.
3. Tahap Krisis. Ini merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan atau kekerasan
terjadi paling hebat. Dalam skala besar, ini merupakan periode perang, ketika orang-
orang dari kedua belah pihak terbunuh. Komunikasi normal di antara kedua pihak
kemungkinan putus. Pernyataan-pernyataan umum cenderung menentang pihak-pihak
lainnya.
4.
Tahap Akibat Konflik. Suatu krisis akan menimbulkan suatu akibat. Satu pihak
mungkin menaklukan pihak lain, atau mungkin melakukan gencatan senjata (jika
perang terjadi). Suatu pihak mungkin menyerah atau menyerah atas desakan pihak
lain.5. Tahap Pascakonflik. Akhirnya, situasi diselenggarakan dengan cara mengakhiri
berbagai konfrontasi kekerasan, ketegangan berkurang dan hubungan mengarah ke
lebih normal di antara kedua pihak. Namun, jika isu-isu dan masalah-masalah yang
timbul karena sasaran mereka yang saling bertentangan tidak diatasi dengan baik,
tahap ini sering kembali menjadi situasi pra-konflik.
Adapun teknik penahapan konflik biasanya digunakan di awal proses analisis untuk
mengidentifikasi pola-pola dalam konflik. Selain itu, digunakan pula diakhir proses untuk
membantu menyusun strategi.
3.3.2 Urutan Kejadian
Teknik pengurutan kejadian merupakan suatu alat bantu analisis konflik dalam bentuk
sebuah grafik yang menunjukkan kejadian-kejadian yang digambarkan di dalam skala
waktu tertentu. Tujuan menggunakan teknik ini yakni: pertama, untuk menunjukkan
pandangan-pandangan yang berbeda tentang sejarah dalam suatu konflik; kedua, untuk
menjelaskan dan memahami pandangan masing-masing pihak tentang kejadian-kejadian;
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
24/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
21
ketiga, untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian mana yang paling penting bagi masing-
masing pihak.
Teknik pengurutan kejadian biasanya digunakan mulai pada awal proses, bersama dengan
alat-alat bantu analisis lainnya; tetapi digunakan pula diakhir proses untuk membantu
menyusun strategi; biasanya digunakan pada saat mana orang-orang berbeda pendapat
tentang kejadian-kejadian, atau tidak saling mengetahui sejarah masing-masing; serta
menjadi suatu cara membantu masyarakat untuk menerima bahwa pandangan mereka
sendiri sebagian kebenaran.
Gambar 3.3.2 Urutan Kejadian Konflik
3.3.3 Pemetaan Konflik
Teknik pemetaan konflik merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk
semacam teknik visual yang menggambarkan hubungan diantara berbagai pihak yang
berkonflik. Tujuannya yakni: pertama, untuk lebih memahami situasi dengan baik; kedua,
untuk melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih jelas; ketiga, untuk
menjelaskan di mana letak kekuasaan; keempat, untuk memeriksa keseimbangan masing-
masing kegiatan atau reaksi; kelima, untuk melihat para sekutu atau sekutu yang potensial
berada di mana; keenam, untuk mengidentifikasi intervensi atau tindakan; ketujuh, untuk
mengevaluasi apa yang dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan pada awal proses,bersama dengan alat-alat bantu analisis lainnya; Juga diakhir proses, untuk
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
25/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
22
mengidentifikasi kemungkinan jalan pembuka dalam mengambil tindakan atau untuk
membantu proses membangun strategi. Variasi penggunaannya meliputi: peta geografis
yang menunjukkan tempat dan pihak-pihak yang terlibat; pemetaan berbagai isu;
pemetaan penjajaran kekuasaan; pemetaan berbagai kebutuhan dan ketakutan; serta patung
manusia untuk mengungkap berbagai perasaan dan hubungan yang ada.
Gambar 3.3.3 Pemeteaan Konflik
3.3.4 Segitiga SPK
Segitiga SPK merupakan sebuah alat bantu analisis konflik yang menganalisis berbagai
faktor yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan konteks bagi masing-masing pihak
utama. Tujuannya yakni:
Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama.
Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan
ketakutan masing-masing pihak.
Untuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan
masing-masing pihak.
Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi.
Adapun teknik segitiga SPK digunakan pada awal proses untuk memperoleh pemahaman
yang lebih luas tentang motivasi pihak yang berbeda. Demikian pula, digunakan diakhir
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
26/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
23
proses untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat diatasi dengan suatu intervensi.
Serta untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspek mungkin mempengaruhi
aspek lain. Cara menggunakannya yakni, setelah membuat daftar isu bagi masing-masing
komponen spk, maka usulkan kebutuhan atau ketakutan pokok dari pihak yang berbeda di
tengah-tengah segitiga.
Gambar 3.3.4 Segitiga SPK
3.3.5 Analogi Bawang Bombay
Teknik analisis bawang Bombay merupakan suatu cara untuk menganalisis perbedaan
pandangan tentang konflik dari pihak-pihak yang berkonflik. Tujuannya adalah: untuk
bergerak berdasarkan posisi publik masing-masing pihak dan memahami berbagai
kepentingan serta kebutuhan masing-masing pihak; juga untuk mencari titik kesamaan di
antara kelompok-kelompok, sehingga dapat menjadi dasar bagi pembahasan selanjutnya.
Adapun teknik ini digunakan sebagai bagian dari suatu analisis untuk memahami berbagai
dinamika situasi suatu konflik; juga sebagai persiapan untuk melancarkan dialong di
antara kelompok-kelompok dalan suatu konflik; serta sebagai bagian dari proses mediasi
atau negosiasi.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
27/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
24
Gambar 3.3.5 Analogi Bawang Bombay
3.3.6 Pohon Konflik
Teknik analisis pohon konflik merupakan suatu alat bantu analisis dengan menggunakan
sebuah pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik, yakni inti masalah, sebab
masalah, dan akibat masalah. Jadi, tujuan dari analisis dengan pohon konflik yakni:
Untuk merangsang diskusi tentang berbagai sebab dan efek dalam suatu konflik.
Untuk membantu kelompok untuk menyepakati masalah inti.
Untuk membantu suatu kelompok atau suatu tim dalam mengambil keputusantentang prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik.
Untuk menghubungkan berbagai sebab dan efek sutu sama lain, dan untuk
memfokuskan organisasinya.
Analisis pohon konflik digunakan dengan suatu kelompok yang mengalami kesulitan
untuk menyepakati masalah inti dalam situasi mereka; juga dengan suatu tim yang harus
memutuskan isu-isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
28/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
25
Gambar 3.3.6 Pohon Konflik
3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik
Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang memengaruhi suatu konflik
Tujuan :
1. Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi suatu konflik
karena setiap tindakan pasti memiliki kekuatan pendukung atau perintang
2. Menyediakan suatu cara untuk mengidentifikasi kekuatan positif dan negatif serta
menilai berbagai kekutan dan kelemahannya
3.
Membantu mengenali secara lebih jelas apa kekuatan yang memmpertahankan
statusquo
Bagaimana menggunakannya?
1.
Mulai dengan menyebutkan sasaran khusus/perubagahn yang diinginkan
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
29/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
26
2. Di sebelah kiri, tulislah semua kekuatan yang mendukung perubahan dengan
berbagai ukuran yang menandakan kekuatan relatif masing-masing. Tanda panah
menunjukkan arah perubahan yang diinginkan
Gambar 3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik
3.3.8 Analogi Pilar
Analogi pilar merupakan suatu teknik analisis konflik dalam bentuk grafik dari elemen-
elemen atau kekuatan-kekuatan yang menahan situasi yang tidak stabil. Tujuannya
adalah: untuk untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang; juga untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan;
serta untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi atau menghilangkan
faktor-faktor negatif ini, atau mungkin untuk mengubahnya menjadi kekuatan-kekuatan
yang lebih positif. Teknik ini digunakan manakala situasi tidak jelas kekuatan apa saja
yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan, juga ketika suatu situasi tampak macet
dalam ketidakadilan struktural.
Tujuan : Untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
30/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
27
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan
tetap bertahan
Untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi, menghilangkan atau
mengubah faktor negatif
Waktu Penggunaan :
Ketika situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil
Katika situasi tampak buntu dalam ketidakadilan struktural
Gambar 3.3.8 Analogi Pilar
3.3.9 Piramida
Teknik piramida merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk grafik yang
menunjukkan tingkat-tingkat stakeholder (para pihak pemangku kepentingan) dalam suatu
konflik. Tujuannya yakni: untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama, termasuk
kepemimpinan, pada masing-masing tingkat; untuk memutuskan pada tingkat mana anda
sedang mengatasi konflik sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat
lainnya; juga untuk menilai tipe-tipe pendekatan atau tindakan-tindakan tepat yang
dilakukan untuk pada masing-masing tingkat; dan untuk mempertimbangkan cara-cara
untuk membangun kaitan antartingkat; serta untuk mengidentifikasi para sekutu yang
potensial masing-masing tingkat. Teknik ini digunakan ketika menganalisis situasi yang
tampaknya melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat; tetapi juga ketika
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
31/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
28
merencanakan berbagai tindakan untuk mengatasi konflik multitingkat; serta manakala
memutuskan dimana energi difokuskan.
Tujuan :
Untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama termasu kepemimpinan, pada
masingmasing tingkat
Untuk memutuskan pada tingkat mana anda sedang mengatasi konflik sekarang
dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat lainnya
Unutk menilai tipe-tipe pendelatan atau tindakan-tndakan tepat yang dilakukan
pada maisng-masing tingkat
Untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun kaitan antartingkat
Untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial di masing-masing tingkat
Gambar 3.3.9 Analogi Piramida Konflik
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
32/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
29
3.4 Langkah langkah Analisis Konflik
Analisis konflik bukan merupakan suatu tujuan atau target akhir dalam persoalan konflik.
Analisis konflik merupakan bagian dari proses belajar masyarakat dalam membangun
kesadaran kritis dan kapasitas untuk mengidentifikasi, menelaah dan merumuskan aksi
bersama berkaitan isu-isu (membangun kapasitas). Untuk mewujudkan proses pembelajaran,
analisis konflik harus dijalankan secara partisipatif. Melalui pertukaran informasi, orang
kemungkinan besar menjadi fokus pada masalah nyata dalam proses negosiasi. Meskipun
demikian, orang-orang kemungkinan akan menjadi berhati hati dalam pengungkapan
beberapa jenis informasi. Secara praktis analisis konflik dilakukan pada beberapa tahap
penting sebagai berikut;
Langkah 1 Persiapan dan perencanaan. Persiapan dilakukan untuk menentukan
kerangka acuan dan karakteristik tugas tim yang akan melakukan pengumpulan data dan
informasi penting tentang konflik. Kerangka acuan berisi panduan kerja dalam melakukan
analisis mencakup ruang lingkup kegiatan penelusuran, tujuan, output, metodologi, waktu,
dan rencana biaya. Disamping itu ditetapkan pula pelaku yang terlibat dalam proses
penyusunan draft dan pengumpul data. Disarankan kombinasi tim paling tidak terdiri dari
unsur masyarakat (orang atau kelompok yang terlibat dalam konflik, tenaga ahli ataufasilitator dan pelaku lainnya yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengkaji informasi
sekunder yang tersedia dan mengembangkan ide, gagasan dan asumsi awal mengenai konflik.
Langkah ke 2 Sosialisasi. Setelah acuan dan tim terbentuk, selanjutnya melakukan kontak
awal kepada para pemangku kepentingan, agar seluruh kegiatan ini mendapat ruang dan
dukungan penuh dari masyarakat. Dan apabila suatu saat terjadi persoalan yang menghambat
proses penilaian dapat diselesaikan dengan cepat. Jelaskan peran yang perlu dimainkan oleh
para pemangku kepentingan, dengarkan permasalahan dan kesulitan yang dihadapi serta
perangkat pendukung lain yang digunakan.
Langkah ke 3 Kajian awal konflik. Langkah selanjutnya fasilitator melakukan penilaian
cepat (rapid assessment) untuk melakukan pengumpulan dan memferifikasi data-informasi
tentang potensi, kebutuhan dan situasi sosial masyarakat secara partisipatif. Pada tahap ini,
dapat dilakukan bersama masyarakat dengan membentuk tim atau kelompok kerja atau jika
fasilitator setuju agar tidak terlibat, masyarakat dapat merekomendasikan tindakan
selanjutnya terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Identifikasi kebutuhan dan
analisis konflik yang dilakukan merupakan langkah strategis dalam memasuki wilayah
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
33/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
30
konflik dan melakukan pengujian terhadap instrumen untuk menyusun rencana strategis
dalam mendorong upaya perdamaian. Fasilitator menempatkan posisi sebagai penggerak
untuk mendorong proses penilaian, dan penemuan akar persoalan konflik, kelembagaan dan
peran yang telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan itu sendiri. Semua pemangku
kepentingan mengikuti alur proses, metode, memahami tujuan dan hasilnya serta mampu
menggunakannya untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, tugas fasilitator adalah
untuk memberikan pengarahan, penjelasan dan memvisualisasikan secara sederhana seluruh
alur proses serta target hasil yang hendak dicapai.
Langkah 4 keterlibatan masyarakat secara dalam. Melibatkan para pemangku
kepentingan dalam mengidentifikasi dan menganalisis Konflik sangat penting dilakukan agar
informasi dan data yang terkumpul memiliki kehandalan dan kesesuaian dengan kondisi yang
sesungguhnya. Pembagian tugas dan wewenang para pemangku kepentingan tercermin pada
posisi, kepentingan dan kebutuhan serta sejauhmana peran mereka dalam konteks konflik
yang terjadi. Proses penelusuran bersama akan mendorong lebih awal terhadap upaya
pencairan suasana diantara mereka yang terlibat konflik. Diharapkan mereka belajar
mengenal masing-masing dan menyadari pentingnya rencana bersama untuk menghentikan
pertikaian dan membangun kebersamaan. mereka yang dibandingkan dengan para pemangkukepentingan yang lain.
Fasilitator dapat melakukan analisis konflik secara terpisah jika dianggap prosesnya terlalu
berat dan sulit untuk disatukan dalam kegiatan bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan
memisahkan beberapa pemangku kepentingan dengan kepentingan yang berbeda. Meski
demikian, pada tahapan tertentu, fasilitator dapat membagi tugas para pemangku kepentingan
yang berbeda untuk menganalisis hal-hal yang spesifik dalam upaya mendorong pemahaman
yang lebih baik mengenai perbedaan sudut pandang masing-masing pihak. Maksud dilakukan
analisis partisipatif agar para pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama
tentang apa, mengapa dan bagaimana konflik yang terjadi, serta implikasinya bagi semua
pihak. Bagi pemangku kepentingan yang berbeda, hal ini dapat berarti mempersempit atau
memperlebar cakupan dari isu-isu yang akan digali. Jika semua pihak sepenuhnya memahami
proses, hal itu akan meningkatkan kapasitas dalam memecahkan permasalahan di masa
datang.
Instrumen dan Alat Bantu
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
34/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
31
Konflik dapat dianalisis dengan bantuan sejumlah alat bantu atau instrumen penilaian
sederhana, praktis dan dapat digunakan seusai dengan kondisi lokal. Pemanfaatan instrumen
tersebut didasarkan pada tujuan, jenis data yang akan dikumpulkan dan kapasitas tim atau
kelompok yang melakukan penilaian. Instrumen digunakan tidak secara kaku tetapi dapat
diadaptasikan sesuai dengan situasi spesifik dan kebutuhan. Beberapa manfaat dari
penggunaan instrumen atau alat bantu analisis konflik diantaranya:
Memberikan informasi dalam bentuk peta mental yang bermanfaat untuk
menentukan pilihan kegiatan sebagai solusi dalam penyelesaian konflik. Instrumen
bermanfaat pula sebagai panduan bagi para para pemangku kepentingan dalam
mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang akan diajukan dan dikumpulkan untuk
bahan kajian lebih lanjut.
Memvisualisasikan secara sederhana dan mudah dipahami tentang kondisi sosial dan
konflik yang terjadi.
Membantu dalam menyusun pemahaman bersama tentang isu-isu konflik, kondisi
kekerasan, peran kelembagaan dan hal-hal lain yang perlu digali sebagai bahan
pengambilan keputusan.
Mendorong peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan termasuk masyarakatyang terlibat dalam konflik untuk memahami dan mengenal konflik secara benar dan
menentukan kegiatan atau upaya penyelesaian dalam kerangka strategi pembangunan
perdamaian secara berkelanjutan. Pemahaman bersama antara para pemangku
kepentingan dan para mediator, termasuk pemahaman atas dampak konflik dan
implikasinya terhadap penghidupan dan kepentingan banyak pihak.
Mendorong tukar-informasi dan studi silang tentang berbagai pengalaman yang
berbeda dari masing-masing kelompok berkaitan dengan konflik yang dihadapi.
Menyediakan informasi esensial, pengecekan silang informasi, terutama ketika
beberapa instrumen/alat digunakan untuk tujuan yang sama.
Fasilitator perlu memperhatikan beberapa hal berkaitan dengan kelemahan dan kesulitan yang
dihadapi dalam menggunakan instrumen analisis konflik, diantaranya.
Perbedaan latar belakang budaya: Perbedaan nilai dan budaya sulit untuk dihindari,
terutama hambatan komunikasi dan bahasa. Terkadang masyarakat sulit untuk
menjelaskan dan mengekspresikan ide-ide, pengalaman, kekhawatiran dan
kepentingan lainnya. Misalnya, kelompok petani yang sulit memahami tentang peta
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
35/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
32
sosial dan potensi sumber daya yang harus mereka gambar dengan istilah yang
beragam. Meskipun berdiskusi dan berdialog dengan bahasa yang sama, pihak luar
sulit untuk memahami dan menghayati peristiwa, kejadian, atau nilai-nilai lokal yang
berlaku. Pada saat yang sama, orang lokal tidak menyadari apa yang tidak diketahui
oleh pihak luar.
Kendala bahasa, beberapa instrumen penilaian membutuhkan syarat penguasaan baca
dan tulis, meski perangkat lainnya dirancang dalam bentuk komunikasi lain misalnya
visualisasi bentuk, gambar atau simbol. Umumnya rancangan penilaian cepat (rapid
assessment) berupaya menghindari hambatan ini, sehingga instrumen yang
dikembangkan dapat diadaptasi dengan menggunakan bahasa atau pemaparan secara
visual sehingga siapapun dapat memahami maksudnya.
Kendala waktu, ruang, keahlian dan sumberdaya lain: Persoalan keterbatasan
kapasitas fasilitator dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam analisis
konflik mungkin muncul terutama sebagian berlatar belakang pendidikan yang
berbeda atau kurangnya pengalaman dalam menggunakan alat-alat itu. Disisi lain,
beberapa petugas pemerintah, mendesak tercapainya penyelesaian secara cepat atau
terdapat kekurangan sumberdaya dan keahlian untuk mengumpulkan informasi ditempat-tempat yang sulit dijangkau dalam waktu cepat.
Terbatasnya kualitas sumber informasi yang dapat diakses, fasilitator perlu menggali
data sekunder di perpustakaan atau tempat tertentu yang jauh dan khusus, seperti arsip
sejarah, dokumen data pemerintah dan dokumen lainnya yang bersifat rahasia.
Fasilitator dan pemangku kepentingan jangan terlalu berambisi untuk menggali
informasi yang dalam dan sangat rinci. Jika itu sulit didapat maka kaji ulang kembali
pemahaman bersama tentang tujuan dan informasi rinci apa yang dibutuhkan dan
dapat digunakan untuk menyusun kesimpulan atau generalisasi. Jangan sampai
terjebak pada kesulitan untuk memperoleh data itu, tetapi cukup optimalkah data yang
dihasilkan untuk pengambilan keputusan. Bisa jadi data tidak serinci yang
dibayangkan tetapi cukup represntatif dan handal. Fasilitator perlu untuk
menyeimbangkan tekanan dalam melakukan analisis konflik secara cepat atau terlalu
sederhana, tapi juga harus mampu menentukan kapan informasi yang dikumpulkan
telah mencukupi.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
36/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
33
Peningkatan konflik diantara para pemangku kepentingan. Tidak dapat dihindari pada
saat melakukan penilaian, fasilitator dihadapkan pada kondisi sulit, dimana terjadi
ketegangan secara spontan pada saat menggunakan instrumen tertentu. Karena
beberapa instrumen secara sensitif mampu menggali informasi mendalam
menyangkut hal-hal spesifik. Dalam situasi ini, lebih sesuai untuk menangguhkan
penggunaan alat-alat di publik atau memisahkan kelompok kepentingan dan
menggunakan alat-alat untuk setiap kelompok secara terpisah.
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
37/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
34
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konflik dan kekerasan adalah dua hal yang berbeda dilihat dari pengertiannya
konflik adalah interaksi berupa pertikaian, perselisahan yang disebabkan oleh
berbedanya sasaran atau tujuan, sedangkan kekerasan meliputi tindakan, perkataan,
sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental
dan sosial atau lingkungan. Konflik merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat
dihindari dan bersifat kreatif. Konflik timbul karena terjadinya perbedaan pendapat
antara dua belah pihak atau lebih dan biasanya berbagai perbedaan pendapat ini
diselesaikan tanpa kekerasan dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi
pihakpihak yang terlibat. Dengan adanya konflik akan terbentuk mata rantai yang
memiliki kekuatan untuk menghadirkan perubahan, baik yang konstruktif maupun
destruktif. Adapun pendekatan pengelolaan konflik. Berikut pedekatan pengelolaan
pendekatan konflik:
1. Pencegahan konflik
Bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik keras
2.
Penyelesaian konflik
Bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan
perdamaian
3.
Pengelolaan konflik
Bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong
perubahan perilaku yang positif bagi pihak yang terlibat
4.
Resolusi konflik
Menangani sebab sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan
yang bisa bertahan lama diantara kelompok yang bermusuhan
5. Transformasi konflik
Mengatasi sumber sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan
berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial
politik positif
Analisis konflik merupakan suatu proses praktis untuk mengkaji dan
memahami kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang dengan begitu akan dapat
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
38/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
35
membentuk dasar untuk mengembangkan strategi dan merencanakan tindakan.
Analisis konflik dapat dilakukan dengan sejumlah alat bantu dan teknik teknik yang
sederhana. Analisis perlu dilakukan karena berguna untuk memahami latar belakang
dan sejarah suatu situasi dan kejadian kejadian saat ini, mengidentifikasi semua
kelompok yang terlibat, hingga berguna untuk belajar dari kegagalan dan juga
kesuksesan. Analisis konflik memiliki banyak alat bantu penahapan konflik, urutan
kejadian, pemetaan konflik, segitiga SPK, analogi bawang bombay, pohon konflik,
analogi pilar, piramida, berikut alatalat bantu analisis konflik:
1.
Penahapan konflik
Penahapan konflik dibagi menjadi lima, mulai dari prakonflik, konfrontasi, krisis,
akibat, dan yang terakhir pascakonflik.
2.
Urutan Kejadian
Urutan kejadian merupakan suatu cara untuk memicu pembahasan, karena dalam
konflik pasti terjadi ketidaksepakatan tentang kejadian yang terpenting dan
bagaimana menjelaskannya.
3. Pemetaan konflik
Pemetaan konflik merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan
konflik secara grafis, menghubungkan pihakpihak dengan masalah dan dengan
pihak lainnya
4. Segitiga SPK
Segita SPK merupakan alat analisis konflik yang digunakan dan menghubungkan
antara perilaku, sikap dan konteks.
5. Analogi Bawang Bombay
Seperti halnya bawang bombay, analogi ini digunakan untuk menemukan inti dari
permasalahan dengan cara mengupas satu satu permasalahan hingga
menemukan inti dari permasalahan tersebut.
6.
Pohon Konflik
Seperti halnya pohon penyebab digambarkan sebagai akar pada pohon, masalah
inti digambarkan sebagai batang pohon, dan efek digambarkan sebagai ranting
atau bagian atas pohon.
7.
Analogi Pilar
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
39/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
36
Ilustrasi berupa grafik dari elemen elemen atau kekuatan kekuatan yang
menahan situasi yang tidak stabil.
8.
Piramida
Piramida memiliki beberapa tingkatan. Biasanya tingkatan paling ujung atas
memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada tingkatan yang ada dibawahnya
Isuisu krusial dalam analisis konflik biasanya seringkali muncul ketika kita
melakukan analisis dan menggali lebih mendalam mengenai problematic konflik.
Adapun isuisu tersebut yakni:
1.
Isu kekuasaan (power)
2. Isu budaya
3. Isu indentitas
4.
Isu jender
5. Isu mengenai hak
4.2 Lesson Learned
Manajemen konflik diharapkan dapat menghasilkan halhal yang konstruktif.
Agar terjadi konflik konstruktif, maka persyaratan yang diperlukan adalah adanyakesadaran untuk menghormati dan mengakui hak orang lain, memperlakukan orang
secara adil, dan prinsip take and give. Disini manajemen konflik bukan hanya
berfungsi untuk memadamkan konflik, tetapi juga dapat menciptakan bagaimana
suasana yang konstruktif
4.3 Daftar Pertanyaan
1.
Jennie Yuwono : Apakah hambatan yang biasanya ditemui dalam menangani
konflik ?
2. Rezza Perdana :
a)
Pada UUD pasal 33 mengatakan bahwa sumber daya negara buat rakyat, tapi
mengapa freeport bukan punya rakyat ?
b)
Masingmasing alat analisis dipakai buat kapan saja ?
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
40/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
37
Daftar Pustaka
Fisher, S. (2015). Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Mengelola
Konflik bagian Analisis. Malang, Jawa Timur, Indonesia:
http://chairululid.lecture.ub.ac.id.
Safrudin B. Layn, S. M. (2010, November 29). Teori Penyebab Konflik. Diambil kembali dari
Rudi - Manajemen Konflik: http://rudilayn.blogspot.co.id/2010/11/teori-penyebab-
konflik.html
Sardjito, Ardy M N. (2016).DIKTAT Mata Kuliah Manajemen Konflik.Surabaya: ITS.
Sumpeno, W. (2011, December 28). Teknik Analisis Konflik. Diambil kembali dari Pustaka
Rakyat Blogspot: https://wahjudinsumpeno.wordpress.com/2011/12/28/teknik-
analisis-konflik/
Watloly, P. D. (2016, April 28). Langkah Langkah Analisis Konflik. Diambil kembali dari
blogspot: http://demokrasistyle.blogspot.co.id/2015/09/langkah-langkah-analisis-
konflik-metode.html
Mujiburrahman, 2011. Tipe Tipe Konflik. [Online]
Available at: https://studihukum.wordpress.com/2011/11/17/tipe-tipe-konflik/
[Accessed 27 April 2016].
Navastara, A. M., 2007. Isu - Isu Kritis Konflik. [Online]
Available at: https://jepits.wordpress.com/2007/12/19/isu-isu-kritis-konflik/
[Accessed 27 April 2016].
Nofianti, E., 2012. Teori Penyebab Konflik. [Online]
Available at: http://gudangilmusosiologi.blogspot.co.id/2012/10/teori-penyebab-
konflik.html
[Accessed 27 April 2016].
Novitasari, S., 2015. Pengertian Konflik dan Kekerasan Menurut Beberapa Ahli. [Online]
Available at: http://blogsindinovitasarisosiologi.blogspot.co.id/2015/02/definisi-
konflik-dan-kekerasan-menurut.html
[Accessed 27 April 2016].
Ratna, 2012. Konflik dan Negosiasi. [Online]
Available at: http://blognyararatatanana.blogspot.co.id/2012/11/konflik-dan-
7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik
41/41
Manajemen Kota
Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik
negosiasi.html
[Accessed 27 April 2016].
Yuliatiningsih, R., 2013. Pengantar Manajemen "Manajemen Konflik". Pamekasan:
Universitas Madura.