6

Click here to load reader

PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian Ramin Saaman, Chery Soraya Ammatillah, dan Erna Puji Astuti

67

PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER BIOENERGI PERTANIAN

Utilization of Shallot Waste as Farm Bioenergy Source

Ramin Saaman

1, Chery Soraya Ammatillah

2, dan Erna Puji Astuti

2

1Kelompok Tani Lestari

Jl. Masjid Assyakirin No.25, Kramat Jati, Jakarta Timur 2Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta

Jl. Raya Ragunan No.30, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 E-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRACT

Market waste is a very potential alternative source of renewable bioenergy. One of the biggest markets in Jakarta is Kramat Jati, and one of the contributors to the organic waste is shallots. Along with the development of market, most of the shallots is now being sold without skin. The locations of shallot peeling have shifted to homes, one of which is widely spread in RW 10, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, East Jakarta. The shift has a positive impact on community’s income; however, it also has a negative impact on environment. Lestari Farmer Group tries to overcome the problem of the environmental pollution through processing shallot waste into organic fertilizer. Organic fertilizer produced has proven to increase vegetable production while safe for human health. Utilization of shallot waste can be an alternative source of renewable bioenergy for agriculture development in the future. Government support and cooperation with various parties are still needed for future agriculture development, especially in processing market waste into one of the sources of renewable energy. Keywords: market waste, shallots, organic fertilizer, bioenergy

ABSTRAK

Limbah pasar sangat berpotensi menjadi salah satu alternatif sumber bioenergi terbarukan. Salah satu pasar terbesar di Jakarta adalah Pasar Kramat Jati, dan salah satu penyumbang limbah organiknya adalah bawang merah. Seiring perkembangan pasar sebagian bawang merah kini dijual tanpa kulit dan lokasi pengupasannya kini bergesar ke rumah-rumah, yang salah satunya banyak tersebar di RW 10, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Berpindahnya lokasi pengupasan tidak hanya berdampak positif terhadap pendapatan warga, akan tetapi berdampak negatif terhadap pencemaran lingkungan. Melihat fenomena ini Kelompok Tani Lestari mencoba mengatasi permasalahan yang ada melalui pengolahan limbah bawang menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Pupuk organik yang dihasilkan terbukti meningkatkan produksi tanaman sayuran dan aman bagi kesehatan manusia. Pemanfaatan limbah pasar bawang merah dapat menjadi salah satu alternatif sumber bioenergi terbarukan yang ramah lingkungan untuk pengembangan pertanian ke depan. Dukungan pemerintah dan kerja sama berbagai pihak masih sangat diperlukan untuk pengembangan pertanian ke depan khususnya dalam pengolahan limbah pasar menjadi salah satu sumber bioenergi pertanian terbarukan. Kata kunci: limbah, bawang merah, pupuk organik

PENDAHULUAN

Limbah atau sampah merupakan hasil buangan dari suatu proses produksi baik skala kecil maupun besar. Karena bau dan dampak negatifnya bagi kesehatan, limbah sering kali menjadi permasalahan utama di lingkungan masyarakat.

Permasalahan limbah tidak lepas dari peran sektor pertanian, sektor pertanian mempunyai peran ganda dalam permasalahan limbah, selain sebagai penghasil limbah, sektor pertanian (sebagai pengguna pupuk organik) juga dapat menjadi solusi permasalahan limbah yang ada. Limbah yang dihasilkan oleh sektor pertanian mayoritas adalah limbah organik. Pengelolaannya lebih lanjut dapat menjadikan limbah pertanian salah satu sumber bioenegi terbarukan.

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-34: Pertanian-Bioindustri Berbasis Pangan Lokal Potensial 68

Pemanfaatan limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi biogas yang penerapannya menggunakan teknologi tinggi dan banyak diolah oleh sektor indutri menengah. Selain itu, limbah juga dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku pupuk organik dengan penggunaan teknologi sederhana yang dapat dilakukan petani dan masyarakat.

Pengolahan limbah menjadi pupuk organik tanaman dapat dijadikan solusi permasalahan limbah yang ada. Beberapa penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa penggunaan pupuk organik dari limbah pertanian dapat meningkatkan hasil produksi tanaman (Sugihartini et al., 2013; Domingus, 2012; Sastro et al., 2009). Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa penambahan pupuk organik dalam jangka panjang telah meningkatkan kesuburan tanah ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang dipupuk menggunakan pupuk kimia (Bulluck et al., 2002; Conacher, 1998).

Solusi untuk mengatasi permasalahan limbah pertanian dapat dilakukan dari hulu sampai hilir. Pengelolaan limbah menjadi pupuk organik dapat dimulai pada saat panen di lahan pertanian itu sendiri (Arkhipchenko et al., 2005). Pengolahan limbah menjadi pupuk organik sejak panen selain menjadi penyedia pupuk organik bagi petani, menghemat biaya pembelian pupuk, juga dapat menghemat ongkos angkut hasil pertanian ke pasar, dan menghemat ongkos angkut limbah pertanian dari pasar.

Pengolahan limbah pertanian juga dapat dilakukan di rantai berikutnya, yaitu pasar. Pasar merupakan salah satu areal penyumbang limbah terbesar, dan mayoritas limbah yang dihasilkan adalah limbah organik terutama yang berasal dari produk pertanian. Proporsi limbah organik yang dihasilkan oleh pasar berkisar 70–75% (Jana et al., 2006). Tingginya jumlah limbah organik pasar merupakan potensi bahan baku pengelolaan limbah lebih lanjut. Secara parsial penelitian pemanfaatan sampah pasar sebagai bahan baku pupuk organik telah banyak dilakukan, di antaranya dilaporkan oleh Sagala (2005) dan Lestari et al. (2006). Pengolahan limbah pasar menjadi pupuk organik pertanian memililki keunggulan pada peningkatan produksi tanaman sayuran (Satro et al., 2009; Satro et al., 2013). Pengolahan limbah selanjutnya di rantai terakhir, yaitu rumah tangga. Pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik juga terbukti meningkatkan pertumbuhan pada tanaman sayuran (Sastro et al., 2012).

Salah satu pasar terbesar penyumbang limbah organik di Jakarta adalah Pasar Kramat Jati yang merupakan pasar terbesar di DKI Jakarta. Dalam tiap minggunya Pasar Induk Kramat Jati menghasilkan 280 m

3 sampah (Perdana, 2013).

Salah satu jenis sayuran penyumbang limbah pasar keramat jati adalah bawang merah. Produksi rata-rata bawang merah per minggu yang masuk di Pasar Kramat Jati mencapai 87 ton (Sugihartini, 2013). Seiring dengan perkembangan pasar, kini sebagian bawang merah dijual tanpa kulit, dan lokasi pengupasannya kini bergeser ke rumah-rumah warga di sekeliling pasar, yang salah satunya banyak tersebar di RW 10, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Berpindahnya lokasi pengupasan bawang merah ke rumah-rumah warga tidak hanya membawa dampak positif, yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu di sekitar kawasan, akan tetapi juga berdampak negatif, yaitu limbah bawang merah yang banyak berserakan di lingkungan. Melihat fenomena ini Kelompok Tani Lestari mencoba mengatasi permasalahan yang ada melalui pengolahan limbah bawang menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Adapun tujuan pengolahan limbah bawang merah oleh Kelompok Tani Lestari adalah mendapatkan pupuk organik berbahan baku limbah bawang merah yang ramah lingkungan sebagai salah satu sumber bioenergi pertanian dan untuk meminimalkan pencemaran lingkungan sekitar.

MEMBUAT PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH BAWANG MERAH

Pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk organik telah dilakukan sejak awal tahun 2005. Limbah bawang merah yang dihasilkan pengupas bawang dikirim dan dikumpulkan di rumah kompos. Sampai dengan saat ini limbah bawang merah yang dihasilkan berkisar 500-750 kg per hari.

Page 3: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian Ramin Saaman, Chery Soraya Ammatillah, dan Erna Puji Astuti

69

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam pengolahan limbah bawang merah, antara lain bangunan (rumah kompos) untuk melindungi limbah dan pekerja dari hujan dan panas matahari, mesin pencacah limbah atau peralatan sefungsi, molase, pupuk kandang, serta limbah bawang merah itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tempat pengolahan limbah tidak mencemari udara lingkungan sekitar antara lain dengan menghilangkan bau limbah bawang dengan sekam/serbuk gergaji/jerami giling/kompos jadi dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Pada pengolahan pupuk organik yang dilakukan, molase yang digunakan pada proses pengomposan dibuat sendiri. Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan molase antara lain: (1) memasukkan ½ ember limbah makanan atau limbah buah ke dalam ember (limbah yang akan diproses lebih baik yang sudah hancur); (2) memasukkan 2 sendok makan gula/ragi; (3) memasukkan air hingga ¾ ember; (4) setelah semua bahan tercampur, diaduk dan ember ditutup; dan (5) menempatkan di tempat teduh selama 2 hari, hingga molase siap digunakan.

Tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk organik siap pakai antara lain: (1) pemisahan limbah organik dan anorganik; (2) pencacahan limbah organik menjadi potongan kecil agar mudah hancur; (3) pemberian sekam padi atau serbuk gergaji untuk menyerap air saat limbah memasuki titik hancur; (4) pencampuran limbah bawang dan pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 3:1; (5) membasahi (sekedar lembab) campuran limbah dengan molase; (6) pengadukan campuran limbah setiap hari dan pemantauan panas limbah (±50-60ºC); dan (7) dalam waktu 6 hari limbah bawang sudah menjadi kompos/pupuk organik, selanjutnya didinginkan, pada hari ke-10 pupuk organik siap dipakai.

Limbah bawang merah yang diolah menjadi pupuk organik siap pakai akan mengalami penyusutan berkisar 75–85% dari berat limbah awal. Hasil produksi pupuk organik limbah bawang merah yang dihasilkan Kelompok Tani Lestari sebesar 50–100 kg/hari. Pupuk yang dihasilkan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan kelompok sendiri, yaitu untuk penanaman di sekitar kawasan (kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari), dan sisanya dijual dengan harga Rp3.500/kg.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta telah melakukan kajian terhadap pupuk organik yang dihasilkan. Hasil uji terhadap tanaman cabe dan sawi secara umum menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik bawang merah lebih meningkatkan pertumbuhan tanaman, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat caisim/tanaman, dan hasil ubinan (Sugihartini, 2013).

Tabel 1. Hasil analisis kimia pupuk organik dari limbah bawang merah

Jenis analisis Satuan Hasil laboratorium

pH H2O - 6,7

Kadar air % 47,93

C-organik % 17,32

N-total % 1,29

C/N - 13

P2O5 –total % 0,46

K2O-total % 0,70

Unsur Mikro

Fe ppm 575

Mn ppm 141

Zn ppm 42

Logam Berat

Pb ppm td

Cd ppm 0,3

As ppm 0,4

Hg ppb 2,6

La ppm 0,0

Ce ppm 0,0

Sumber: Hasil analisis dari Lab. Kimia Tanah, Balittanah, Bogor (Sugihartini, 2013)

Page 4: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-34: Pertanian-Bioindustri Berbasis Pangan Lokal Potensial 70

Data hasil analisis pupuk organik padat dilakukan di laboratorium kimia Balai Penelitian Tanah menunjukkan bahwa pupuk dari limbah bawang merah mempunyai kandungan bahan organik cukup tinggi. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa pupuk dari limbah bawang merah tidak mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman untuk digunakan sebagai pupuk maupun sebagai pestisida organik (Sugihartini, 2013).

Pengolahan limbah bawang menjadi pupuk organik bukan hanya bermanfaat secara finansial bagi kelompok tani akan tetapi juga memberikan manfaat sosial dan pencegahan pencemaran lingkungan bagi masyarakat sekitar. Selain itu pupuk organik limbah bawang yang dihasilkan telah menjadi penopang penyediaan pupuk organik dan penyumbang dana pengembangan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari di RW 10 serta pemberi inspirasi lingkungan sekitar.

Gambar 1. Alur proses pembuatan pupuk limbah bawang merah

PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH DI PERTANIAN RUMAH

Konsep pertanian rumah telah dirintis sejak awal tahun 2001, berawal dari pemanfaatan ruang terbuka yang belum termanfaatkan seperti kebun, halaman, tepi jalan, tepi sungai, pagar, dinding atau tempat-tempat lain yang masih bisa ditanam. Tujuan awal pemanfaatan lahan pekarangan sebagai lahan pertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat keluarga tanpa harus bergantung kepada tukang sayur maupun pasar.

Pemanfaatan lahan awal dilakukan di halaman rumah salah seorang penduduk. Tanaman pertama yang dibudidayakan adalah tanaman sayuran, tanaman buah, dan tanaman obat keluarga, kemudian meluas dengan melakukan budi daya ikan di kolam. Melihat sulitnya mendapatkan media

Page 5: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian Ramin Saaman, Chery Soraya Ammatillah, dan Erna Puji Astuti

71

tanam, khususnya pupuk organik dan melihat potensi limbah organik yang banyak tersebar di lingkungan sekitar, maka pada tahap selanjutnya dilakukan pembuatan rumah kompos dan pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk organik.

Pada awal tahun 2012 pendampingan mulai dilaksanakan oleh aparat terkait, pendampingan berawal dari kepala seksi dan penyuluh pertanian kecamatan setempat, dan dilanjutkan dengan pengukuhan Kelompok Tani Lestari. Pada tahun yang sama diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian, melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, dimulai pendampingan teknologi melalui program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.

Melalui program M-KRPL lahan pekarangan yang ada ditata berdasarkan strata luas lahan, yaitu lahan sempit. Selain itu, dibangun pula kebun bibit sebagai tempat penyedia benih tanaman sayuran yang dibutuhkan. Untuk lebih mengoptimalkan lahan yang sempit diperkenalkan pula cara bertanam metode pot, polybag vertikultur, dan wall gardening sebagai pelengkap dari cara bertanam langsung di atas tanah yang telah dilakukan sebelumnya.

Sebagai pendukungnya dilakukan pula berbagai pelatihan budi daya tanaman, budi daya ternak, dan pengolahan hasil pascapanen. Komoditas yang dikembangkan pun lebih diperbanyak sesuai hasil survei kesukaan konsumen. Selain dengan penanaman vertikultur dan dalam pot/polybag, untuk pemanfaatan kolam yang sudah ada diintroduksikan pula inovasi teknologi tanaman sayuran aquaponik kolam. Selain itu, sesuai dengan spesifik lahan pekarangan di Jakarta yang sempit diintroduksikan pula teknologi vertiminaponik.

Pendampingan teknologi juga terus dilakukan hingga saat ini yang mencakup pendampingan teknologi budidaya pertanian, pendampingan teknologi budi daya peternakan, dan pendampingan produk olahan pascapanen.

Pengembangan pertanian rumah melalui M-KRPL telah merubah wawasan masyarakat sekitar dari apatis menjadi kreatif dan kooperatif. Dengan konsep yang diberikan Badan Litbang Pertanian, telah membangun kepedulian masyarakat untuk berpatisipasi aktif dalam kemandirian pangan keluarga. Melalui program M-KRPL pengembangan kawasan tidak hanya di satu titik akan tetapi terus tersebar di RT sekitarnya menjadi suatu kawasan rumah pangan lestari.

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di RW 10 Kecamatan Kramat Jati bukan hanya memberikan inspirasi bagi masyarakat sekitarnya, akan tetapi juga memberi inspirasi masyarakat di berbagai kota di Indonesia dan berbagai kota di dunia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kunjungan studi banding ke lokasi dari dalam dan luar negeri baik dari pemerintah, universitas, lembaga-lembaga tertentu, stasiun TV, media cetak, petani, atau masyarakat yang peduli dengan pertanian ramah lingkungan.

Pemanfaatan limbah bawang merah telah menopang kebutuhan pupuk organik dalam pengembangan pertanian rumah. Pupuk organik limbah bawang merah telah menjadi solusi sulitnya penyediaan pupuk organik di perkotaan. Limbah bawang merah tidak hanya digunakan dalam media pembibitan, pot, dan lahan akan tetapi juga digunakan sebagai pestisida nabati. Selain penyedia pupuk organik untuk menopang pertanian rumah pengolahan limbah bawang merah juga menjadi penopang dana dalam pengembangan dan perluasan pertanian rumah.

HARAPAN KEPADA PARA PEMANGKU KEKUASAAN TERKAIT

Dukungan pemerintah pusat maupun daerah masih sangat diperlukan khususnya dalam pengembangan kegiatan yang sudah berjalan dan sumber daya yang ada, pendampingan teknologi yang dibutuhkan, pencarian mitra tani yang handal serta pemasaran produk yang dihasilkan.

KESIMPULAN

Pemanfaatan limbah pasar bawang merah dapat menjadi salah satu alternatif sumber bioenergi terbarukan yang ramah lingkungan untuk pengembangan pertanian ke depan. Kerja sama

Page 6: PEMANFAATAN LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS_2014_MU_09_Ramin.pdf · Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Sumber Bioenergi Pertanian

Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-34: Pertanian-Bioindustri Berbasis Pangan Lokal Potensial 72

dan koordinasi berbagai pihak dalam pengolahan limbah menjadi salah satu sumber bioenergi terbarukan perlu dibangun dan terus dikembangkan.

Pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk oganik tidak hanya meningkatkan produksi tanaman sayuran, akan tetapi aman bagi kesehatan manusia dan mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi. Pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk organik bukan hanya menjadi solusi permasalahan sampah pasar yang ada, akan tetapi dapat menjadi solusi permasalahan ekonomi masyarakat setempat dan solusi sulitnya mendapatkan media tanam organik dalam pengembangan pertanian rumah.

Peranan masyarakat dalam pengembangan pertanian rumah perlu terus dikembangkan sebagai produsen pangan sehat berbasis masyarakat, untuk menyongsong pertanian masa depan. Dukungan pemerintah masih terus diperlukan dalam pengembangan kreativitas masyarakat, khususnya dalam pengolahan limbah dan pengembangan pertanian rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Arkhipchenko, I.A., M.S. Salkinoja-Salonen, J.N. Karyakina, and I. Tsitko. 2005. Study of three fertilizers produced from farm waste. Appl. Soil Ecol. 30:126–132.

Bulluck, L.R., M. Brosius, G.K. Evanylo, and J.B. Ristaino. 2002. Organic and synthetic fertility amendments influence soil microbial, physical and chemical properties on organic and conventional farms. Appl. Soil Ecol. 19:147-160.

Conacher, J. and A. Conacher. 1998. Organic farming and the environment, with particular reference to Australia: A review. Biol. Agric. Horti. 16:145-171.

Domingus, D. 2012. Produksi limbah pertanian dan peternakan serta pemanfaatanya di Kecamatan Humaual Seram bagian barat. Jurnal Agroforestri 7(1):1-7

Jana, IW., N.K. Mardani, dan IW. Budiarsa. 2006. Analisis karakteristik sampah dan limbah cair Pasar Badung dalam upaya pemilihan sistem pengelolaannya. Ecotrophic 1(2):1-10.

Lestari, I.P., E. Sugihartini, Y. Sastro. 2006. Kajian Teknologi Pertanian Perkotaan Berbasis Organik pada Sayuran Daun di DKI Jakarta. Laporan Penelitian. BPTP. Jakarta.

Perdana, A. 2013. Pasar Induk Kramat Jati Sumbang Sampah Terbanyak. http://www.tempo.co/read/news/2013/09/04/214510277/Pasar-Induk-Kramat-Jati-Sumbang-Sampah-Terbanyak (23 Oktober 2014).

Sagala, R. 2005. Pengelolaan sampah DKI Jakarta. Prosiding Lokakarya Pengolahan Sampah Pasar DKI Jakarta. Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 17 Februari 2005.

Sastro, Y. et al. 2009. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Pupuk Organik Pasar dan Rumah Tangga di DKI Jakarta. Laporan Penelitian. BPTP Jakarta. Jakarta.

Sastro, Y. et al. 2012. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Pupuk Organik dari Limbah Dapur Rumah Tangga Mendukung Budidaya Pertanian di Pekarangan Ramah Lingkungan. Laporan Penelitian. BPTP Jakarta. Jakarta.

Satro, Y. et al. 2013. Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Sampah Pasar Menggunakan Cacing serta

Pemanfaatannya sebagai Media Pembibitan Sayuran. Laporan Penelitian. BPTP Jakarta. Jakarta.

Sugihartini, E. et al. 2013. Kajian Teknologi Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Pupuk Organik dan Biopestisida di DKI Jakarta. Laporan Akhir. BPTP Jakarta. Jakarta.