Upload
hathuan
View
236
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Sub tema: Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Dalam Bidang Kesehatan
LKTI SMA/SMK JAWA TIMUR
“DIES NATALIS IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI”
INSTITUT ILMU KESEHATAN
KEDIRI
Pemanfaatan Limbah Bonggol Pisang menjadi Roti
sebagai Jajanan Sehat Kantin Sekolah
Disusun oleh:
Feri Dwi Putra Suhartono (11711)
Ledy Fitra Ramadhani (11744)
SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO
PROBOLINGGO
2015-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa telah
dianugerahi keanekaragaman hayati yang melimpah. Letak geografis Indonesia
memungkinkan bagi banyak jenis tanaman untuk tumbuh, salah satunya adalah
pohon pisang. Tingkat produktivitas buah pisang di Indonesia bahkan menempati
urutan pertama di ASEAN (Billah: 2014). Melimpahnya permintaan dan produksi
buah tropis ini disebabkan karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya.
Selain prosedur penanamannya yang mudah dan murah, seluruh bagian
pohon pisang dapat dimanfaatkan. Pada umumnya, pohon pisang dimanfaatkan
buah dan jantungnya menjadi aneka olahan camilan dan sayuran. Hal ini wajar,
karena pisang memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi yang tinggi (Sari:
2011. Kemudian batang dan daunnya dapat dijadikan berbagai macam produk
kerajinan dan juga sebagai pembungkus makanan. Namun ada salah satu bagian
pohon pisang yang pemanfaatannya dinilai masih kurang, yaitu bonggol pisang.
Pohon pisang yang sudah tidak produktif biasanya akan ditebang dan
digantikan dengan yang baru, sedangkan bonggol dari pohon pisang ini umumnya
dibuang atau dibiarkan begitu saja tanpa pemanfaatan yang berarti. Padahal
bonggol pisang mengandung kalsium, karbohidrat, protein, dan serat yang tinggi.
Kandungan gizi tersebut diketahui sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
dikonsumsi terutama pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan para remaja
terutama yang sedang menempuh jalur pendidikan seperti sekolah.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu jajanan yang dikonsumsi pelajar di
sekolah mengalami degradasi gizi. Maraknya penggunaan zat-zat berbahaya
seperti pengawet, pewarna, pengenyal, pemanis, dan/atau penyedap (5P) pada
jajanan di sekolah, menambah daftar mirisnya makanan yang dikonsumsi pelajar
saat ini (Wariyah: 2011). Bagi oknum penjual makanan, motif penggunaan 5P ini
adalah keuntungan yang didapat dari segi ekonomi, waktu, dan tenaga. Namun,
2
efek bagi tubuh para konsumennya sangat berbahaya. Jajanan anak sekolah yang
berbahaya ini berpotensi menyebabkan keracunan (Suci: 2009), bahkan konsumsi
jangka panjang memungkinkan berbagai macam penyakit seperti obesitas,
kolesterol, kanker, kerusakan otak bahkan kematian (Tauhid: 2011).
Sekolah sebagai lembaga yang menjadi wadah bagi para penerima tongkat
estafet kepemimpinan yang melaksanakan pembangunan bangsa harus mencegah
kemungkinan terputusnya kesempatan hidup karena sebuah penyakit yang
diakibatkan karena mengkonsumsi jajanan secara sembarangan di sekolah. Solusi
yang dapat digunakan adalah dengan menyediakan jajanan sehat di sekolah yang
aman dikonsumsi, ekonomis, dan sesuai untuk gaya hidup modern saat ini.
Dengan memanfaatkan limbah bonggol pisang menjadi roti yang dipasarkan
menjadi jajanan sehat kantin sekolah akan mengurangi kemungkinan para pelajar
terkena penyakit akibat jajan sembarangan di sekolah sekaligus memanfaatkan
limbah di sekitar yang mampu menjadi pembelajaran tersendiri bagi siswa di
sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini antara lain:
1.2.1 Bagaimana cara memanfaatkan limbah bonggol pisang menjadi roti sebagai
jajanan sehat kantin sekolah?
1.2.2 Apa saja kandungan roti dari limbah bonggol pisang dan manfaatnya jika
dikonsumsi?
1.2.3 Bagaimana tanggapan pelajar terhadap pemanfaatan limbah bonggol pisang
menjadi roti sebagai jajanan sehat kantin sekolah?
1.2.4 Apa kekurangan dan kelebihan limbah bonggol pisang menjadi roti sebagai
jajanan sehat kantin sekolah?
3
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Mengetahui cara memanfaatkan limbah bonggol pisang menjadi roti sebagai
jajanan sehat kantin sekolah
1.3.2 Mengetahui kandungan roti dari limbah bonggol pisang dan manfaatnya jika
dikonsumsi
1.3.3 Mengetahui tanggapan pelajar terhadap pemanfaatan limbah bonggol pisang
menjadi roti sebagai jajanan sehat kantin sekolah
1.3.4 Mengetahui kekurangan dan kelebihan limbah bonggol pisang menjadi roti
sebagai jajanan sehat kantin sekolah
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Penulis
- Memanfaatkan limbah di sekitar menjadi alternatif untuk mewujudkan
lingkungan pembelajaran yang adiwiyata.
- Menjadi media untuk menuangkan ide-ide yang kemudian dapat disalurkan
kepada masyarakat.
- Menambah wawasan penulis terutama tentang pemanfaatan bonggol pisang.
1.4.2 Bagi Pembaca
- Memberikan pengetahuan seputar limbah bonggol pisang dan jajanan di
kantin sekolah.
- Menjadi referensi untuk memanfaatkan limbah bonggol pisang di sekitar
menjadi roti yang dipasarkan di kantin sekolah.
- Sebagai rujukan untuk berwirausaha dengan bahan baku limbah.
- Sebagai inspirasi untuk memberikan inovasi-inovasi baru dalam rangka
turut membangun bangsa menjadi lebih kreatif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tujuan
Pisang termasuk tanaman serba guna karena semua bagian tanamannya,
mulai dari bonggol (umbi batang pisang), batang, bunga, buah, sampai kulit
buahnya dapat dimanfaatkan. Bonggol pisang dimanfaatkan untuk diambil
patinya. Pati ini menyerupai pati tepung sagu dan tepung tapioka. Bonggol pisang
merupakan bagian tubuh dari tanaman pisang yang berupa umbi batang, pada
bagian umbi yang akan menumbuhkan tanaman pisang yang baru. Bonggol pisang
basah mengandung 76 % pati dan 20% air, serta sisanya adalah protein, vitamin
dan mineral (Nurjati dkk: 2012).
Adapun kandungan kimia bonggol pisang pada tabel 1 berikut:
(Tabel 1 : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Dir. Gizi, 1979, Muslim, 2008)
Berdasarkan komposisi kimia, bonggol pisang dapat dipergunakan sebagai
bahan makanan yang cukup baik, karena bonggol pisang cukup banyak
mengandung karbohidrat (66,2%), maka pemanfaatannya sebagai bahan makanan
(pengganti beras dan gandum paling sederhana) dan juga dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan alkohol. Alkohol tersebut dapat berfungsi sebagai
pengganti bahan bakar minyak (BBM) (Muslim: 2008).
Kalori Protein Lemak H Arang Ca P Fe Vitamin Air
(%) A
(SI)
B
(mg)
C
(mg) (%)
Basah 43 0.6 - 11.6 15 60 0.5 - 0.01 12 86
Kering 245 3.4 - 66.2 60 150 2 - 0.04 4 20
5
2.1 Roti
Roti merupakan produk yang menggunakan pengembang ragi roti atau
yeast, baik yang memiliki rasa manis, gurih maupun berlapis. Adonan yeast
mengandung tepung, mentega/lemak, ragi roti, gula, garam, telur, susu bubuk dan
air dingin. Dalam penelitian ini produk yeast berbasis 100% tepung terigu
disubtitusikan dengan tepung ubi ungu. Dalam penstubtitusian ini diharapkan
hasil akhir produk yeast tepung ubi ungu ini hampir sama dengan produk pastry
yang berbasis 100% tepung terigu dan peneliti dapat menemukan formula yang
tepat dalam pembuatan produk pastry tersebut.
2.2 Kantin Sekolah
Kantin sekolah adalah tempat di sekolah di mana segenap warga sekolah
dapat membeli pangan jajanan, baik berupa pangan siap saji maupun pangan
olahan. Guru, bersama-sama dengan orang tua, memiliki tanggung jawab
mendidik siswa agar dapat memilih pangan yang aman dikonsumsi. Hal ini dapat
dicontohkan dari praktek dan berbagai kondisi yang ada di kantin sekolah.
Sebagai bagian dari lingkungan sekolah, kantin berada dalam posisi unik karena
dapat memberikan kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan pangan yang
aman dan bermutu, terutama bagi anak sekolah. Selain itu, kantin juga memiliki
peran yang sangat penting untuk menunjang kebutuhan gizi bagi pertumbuhan
anak sekolah. (Rahayu: 2003)
Menurut survei yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Budaya
terhadap Kantin Sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA) di 220 Kabupaten dan Kota di Indonesia hanya 16%
sekolah yang memenuhi syarat pengelolaan kantin sehat. (Anonimus: 2009)
Kriteria Kantin Sekolah yang memiliki kualitas dalam jajanan yang aman
dan sehat itu tergantung dari penjualan produk jajanan dan penampilan dari
penjual. Penjual tersebut ketika menjual suatu produk seharusnya menggunakan
alat – alat yang higienis agar makanan dan jajanan yang ada tidak terkontaminasi
dengan tangan. Jika hal ini dapat dilaksanakan, maka kantin sekolah akan menjadi
kantin sehat yang diinginkan oleh siswa.
6
2.3 Jajanan Sehat
Selain makanan utama yang dihidangkan di rumah, jajanan juga dapat
berfungsi menambah pemasukan energi dan zat gizi lain seperti protein ke dalam
tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (1998) bahwa pengaruh jajanan
tidak ditujukan semata-mata mengurangi rasa lapar, meskipun hal itu kadang-
kadang benar tetapi tidak mutlak. Jajanan sering berfungsi untuk menambah zat-
zat makanan yang tidak ada atau kurang pada makanan utama dan lauk pauknya.
Kebiasaan mengkonsumsi jajanan mempunyai keuntungan ganda yaitu
selain untuk tambahan zat gizi juga berguna untuk mengisi kekosongan lambung.
Hidayat (1997) dalam penelitiannya menyatakan bahwa manfaat jajanan bagi
murid-murid di sekolah adalah untuk memelihara ketahanan belajar karena kurang
lebih selama enam jam mereka di sekolah.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang penulis perlukan pada pembahasan ini berupa tanggapan siswa
terhadap pemanfaatan limbah bonggol pisang menjadi roti sebagai jajanan sehat
kantin sekolah. Hal – hal yang perlu diterapkan adalah membuat suatu angket
kepada siswa terhadap pemanfaatan limbah bonggol pisang menjadi roti sebagai
jajanan sehat kantin sekolah. Akhir dari penyebaran angket ini dapat diketahui
bahwa siswa memiliki tanggapan-tanggapan mengenai roti yang terbuat dari
bahan dasar limbah bonggol pisang ini.
3.1.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Adapun populasi pada
penelitian ini adalah keseluruhan siswa di SMA Negeri 1 Probolinggo.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel pada
penelitian ini adalah 15 siswa untuk masing-masing kelas X, XI dan XII di
SMA Negeri 1 Probolinggo. Total keseluruhan responden yaitu sebanyak 45
siswa.
3.1.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang penulis gunakan adalah angket.
Angket berfungsi untuk menyaring data berupa pendapat responden seputar
tentang tanggapan mengenai Pemanfaatan Limbah Bonggol Pisang menjadi
Roti sebagai Jajanan Sehat Kantin Sekolah. Disamping angket, penulis juga
melakukan eksperimen pembuatan roti dari limbah bonggol pisang yang
memerlukan alat dan bahan sebagai berikut :
A. Alat
- Pisau
- Baskom/cawan
- Mixer
- Sendok makan
- Sendok teh
8
- Gunting
- Timbangan
- Tempeh
- Kertas minyak
- Loyang
- Oven
- Kompor
B. Bahan
- Bonggol pisang
- Tepung berprotein tinggi/cakra sebanyak 250 gram
- Mentega sebanyak 100 gram
- Fermipan sebanyak 11 gram/1 bungkus
- Kuning telur sebanyak 2 butir
- Gula sebanyak 100 gram
- Garam secukupnya
- Soda kue sebanyak setengah sendok the
- Air
3.2 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Sebelum menyebar angket, penulis terlebih dulu melakukan praktikum
membuat roti. Pelaksanaan penelitian/pembuatan roti dari limbah bonggol pisang
dilaksanakan pada:
Hari : Minggu - Senin, 25-26 Oktober 2015 (Pembuatan Tepung)
Kamis, 29 Oktober 2015 (Pembuatan Roti)
Jumat, 30 Oktober 2015 (pengambilan data angket)
Waktu : Pembuatan Tepung
1. Minggu : 08.15 – 08.45 WIB
(pemilihan Bonggol Pisang)
. : 09.14 – 09.52 WIB
(Pemotongan Bonggol Pisang)
: 10.00 – 11.00 WIB
9
(perendaman bonggol pisang)
: 11.05 – 11.40 WIB
(Penghalusan Bonggol Pisang)
: 11.50 – 11.55 WIB (1 hari)
(Penjemuran Bonggol Pisang)
2. Senin : 12.55 – 13.25 WIB
(Penghalusan Bonggol Pisang ke-2)
Pembuatan Roti
1. Kamis : 13.00 – 13.40 WIB
(pemilihan bahan dan alat)
: 13.50 – 14.25 WIB
(pencampuran bahan roti bonggol pisang)
: 14.30 – 15.30 WIB
(proses fermentasi adonan roti)
: 15.35 – 14.15 WIB
(proses oven roti bonggol pisang)
Pengambilan Data dari Angket
Jumat : 09.00 – 09.45 WIB
Tempat : Rumah peneliti, Feri Dwi Putra Suhartono di Jalan Gubernur
Suryo No. 1 Probolinggo dan SMA Negeri 1 Probolinggo
3.3 Teknik Pengolahan Data
Data utama dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur yang diambil
dari artikel, esai, berita, jurnal, skripsi, thesis, dan buku, serta kegiatan eksperimen
yang dilakukan oleh penulis. Kemudian ditambah dengan data berupa angket
pendapat siswa SMA Negeri 1 Probolinggo yang disajikan dalam bentuk
persentase. Data-data tersebut dikumpulkan dan dikombinasikan sehingga dengan
cara ini diharapkan mampu memberikan sebuah solusi mengenai permasalahan
yang ada.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Cara Memanfaatkan Limbah Bonggol Pisang menjadi Roti sebagai
Jajanan Sehat Kantin Sekolah
Berikut tahap-tahap bagaimana cara memanfaatkan limbah bonggol pisang
menjadi roti sebagai jajanan sehat kantin sekolah:
- Kulit bonggol pisang dikupas menggunakan pisau dan dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang masih menempel di permukaannya.
- Bonggol dipotong-potong dan direndam di dalam air kapur selama 24 jam
agar getahnya hilang.
- Setelah diangkat dari perendaman, bonggol pisang digiling menjadi halus.
Dalam proses ini, warna bonggol pisang berubah warna menjadi cokelat.
- Gilingan bonggol pisang dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.
Proses ini memakan waktu sekitar 12 hingga 24 jam, tergantung intensitas
sinar matahari saat penjemuran dan kelembapan udara.
- Setelah kering, teksturnya akan menjadi seperti tepung. Tepung bonggol
pisang disimpan ditempat kering agar tidak menjadi lembab dan busuk.
- Alat dan bahan untuk pembuatan roti disiapkan dan dibersihkan agar roti
yang akan dibuat tetap higienis.
- Bahan-bahan utama untuk membuat kue dicampur menjadi satu dalam
baskom. Bahan-bahan tersebut antara lain: tepung terigu berprotein tinggi,
kuning telur, gula, garam, mentega, fermipan, dan yang paling utama adalah
tepung bonggol pisang. Dalam pembuatan roti, tepung bonggol pisang
memang harus dicampur dengan tepung terigu karena tingginya serat yang
ada dalam bonggol pisang tidak memungkinkannya untuk menjadi adonan
roti jika tanpa dicampur tepung terigu. Perbandingan tepung berprotein
tinggi dan tepung dari bonggol pisang adalah 2:1.
11
- Bahan-bahan tersebut ditambahkan air secukupnya kemudian diaduk sampai
menjadi adonan. Pengadukannya dapat menggunakan tangan atau alat
pengaduk (mixer).
- Adonan ditambahkan dengan soda kue kemudian diaduk kembali.
- Adonan dikaliskan dengan menaburkan tepung terigu di permukaan adonan,
ditekan-tekan sehingga adonan kenyal dan tidak putus ketika ditarik.
- Adonan yang telah kalis diletakkan di dalam wadah yang tertutup rapat
selama 45 menit agar adonan roti berkembang secara maksimal.
- Sambil menunggu proses pengembangan adonan oleh fermipan, oven
dipanaskan diatas kompor.
- Loyang diolesi mentega agar adonan yang akan dioven tidak lengket dan
hangus permukaannya.
- Adonan yang sudah didiamkan di dalam wadah tertutup kemudian
diletakkan diatas loyang dan permukaannya diberi mentega.
- Loyang dimasukkan kedalam oven selama kurang lebih 30 menit.
- Roti diangkat dari dalam oven ke piring penyajian.
- Roti dibungkus dengan pembungkus yang aman untuk makanan dan siap
untuk dipasarkan di kantin sekolah.
Roti dari limbah bonggol pisang ini tidak serta-merta dipasarkan di kantin
sekolah begitu saja. Peran terpentingnya adalah menggantikan jajanan yang
kurang sehat di kantin sekolah. Sekolah dalam hal ini harus meminimalisir
masuknya jajanan-jajanan yang mengandung zat berbahaya dan menyediakan
jajanan pengganti yang tak kalah enak dan berorientasi modern. Dengan
demikian, kebiasaan pelajar mengonsumsi jajanan yang kurang sehat dapat
ditekan. Terlebih jika mengonsumsi roti dari limbah bonggol pisang ini, selain
mereduksi limbah di alam juga mengandung gizi yang sangat baik bagi tubuh
manusia jika dikonsumsi.
12
4.2 Kandungan Bonggol Pisang dan Manfaatnya Jika Dikonsumsi
Roti dari limbah bonggol pisang memiliki kandungan yang bervariasi macamnya yang dapat dilihat di tabel berikut :
(Tabel 2 : Kandungan Gizi Roti Bonggol Pisang. Sumber: Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, 30 Oktober 2015)
No. Menu Bahan
Makanan
Berat
(gram)
Energi
(kkal)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Kalsium
(mg)
Fosfor
(mg)
Besi
(mg)
VIT A
(S.I)
VIT B1
(mg)
VIT C
(mg)
1,
Roti
Bonggol
Pisang
Tepung
Bonggol
Pisang
250,00 612,50 8,50 0,00 165,50 150,00 375,00 5,00 0,00 0,10 10,00
Gula Pasir 200,00 728,00 0,00 0,00 188,00
Kuning
Telur 30,00 48,60 3,84 3,45 0,21 16,20 54,00 0,81 270,00 9,03 0,00
Mentega 250,00 1.812,50 1,25 204,00 3,50 37,50 40,00 2,75 8.250,00 0,00 0,00
JUMLAH KANDUNGAN ZAT
GIZI PER RESEP 730,00 3.201,60 13,59 207,45 357,21 203,70 469,00 8,56 8.520,00 0,13 10,00
JUMLAH KANDUNGAN ZAT
GIZI PER 100 GRAM 100,00 438,58 1,86 28,42 48,93 27,90 64,25 1,17 1.167,12 0,02 1,37
13
Dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam 100 gram roti dari
limbah bonggol pisang mengandung energi sejumlah 438,58 kkal yang di
perlukan tubuh untuk metabolisme, terutama pada masa pertumbuhan anak-anak
dan remaja usia pelajar. Selain itu terdapat juga kandungan protein sejumlah 1,86
gram yang berguna untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di dalam tubuh.
Kemudian roti ini mengandung karbohidrat sejumlah 48,93 gram yang berguna
untuk pembentukan energi dan pertumbuhan.
Yang tidak kalah pentingnya untuk masa remaja, roti ini mengandung
fosfor sebanya 64,2 mg dan kalsium sebanyak 27,90 mg yang diketahui berguna
untuk pertumbuhan dan penguatan tulang sehingga terhindar dari resiko
pengapuran pada tulang dan gigi. Selain itu mengandung zat besi, vitamin A,
vitamin B1 dan vitamin C yang khasiatnya sangat berguna bagi tubuh terutama
dalam penyangkalan penyakit-penyakit tertentu.
Tentunya gizi yang terkandung dalam roti dari limbah bonggol pisang ini
harus disosialisasikan kepada masyarakat khususnya para pelajar yang menjadi
sasaran penelitian ini. Dengan demikian, pelajar dapat mengetahui bahwa limbah
bonggol pisang yang diolah menjadi roti memiliki khasiat yang bermanfaat bagi
tubuh daripada jajanan yang sudah terlihat jelas mengandung 5P sehingga pelajar
dapat menghindari jajanan berbahaya ini dan beralih untuk memilih jajanan sehat.
14
4.3 Tanggapan Pelajar terhadap Pemanfaatan Limbah Bonggol Pisang
menjadi Roti sebagai Jajanan Sehat Kantin Sekolah
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh responden sejumlah 45 siswa
SMAN 1 Probolinggo yang masing-masing terdiri dari 15 siswa kelas X, XI, dan
XII, didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada pertanyaan pertama
yang dijawab dengan pernyataan
deskriptif, menanyakan bagaimana
pendapat responden tentang
pemanfaatan limbah bonggol
pisang menjadi roti, 100% atau
seluruh responden berpendapat
bahwa pemanfaatan ini merupakan
hal yang positif. Sebagian besar
responden berpendapat bahwa
pemanfaatan limbah bonggol
pisang menjadi roti ini adalah sesuatu yang inspiratif, kreatif dan inovatif.
Beberapa responden berpendapat bahwa sangat disayangkan jika pemanfaatan ini
hanya sebatas wacana saja dan mendukung pemanfaatan ini untuk dijadikan
produk adiwiyata sekolah.
Sedangkan pada
pertanyaan ke-dua yang
bertanya tentang persetujuan
responden jika roti dari limbah
bonggol pisang menjadi
pengganti jajanan tidak sehat
yang ada di kantin sekolah
menunjukkan hasil yang
berbeda dari pernyataan yang
telah para responden tulis
sebagai jawaban dari
Setuju Tidak Setuju
Gambar 2 : Pendapat siswa jika roti dari limbah bonggol pisang dijadikan sebagai pengganti jajanan
tidak sehat di kantin sekolah
69% 31%
Positif Negatif
Gambar 1 : Pendapat siswa tentang pemanfaatan
limbah bonggol pisang sebagai roti
100%
15
pertanyaan pertama. Pada pertanyaan ke-dua disediakan dua pilihan jawaban yaitu
setuju atau tidak. Dari 45 angket yang telah diisi, sebanyak 31 responden atau
69% (pembulatan dari 68,89%) responden menjawab setuju jika roti dari limbah
bonggol pisang menjadi pengganti jajanan tidak sehat yang ada di kantin sekolah.
Sedangkan sisanya, yaitu 14 orang atau 31% (pembulatan dari 31,11%) responden
menjawab tidak setuju.
Ketidaksetujuan responden ini memiliki alasan-alasan dibaliknya. Salah
satunya adalah karena sebagian besar responden tersebut lebih menyukai jajanan
yang saat ini, meskipun mengandung zat-zat berbahaya, sehingga tidak perlu
untuk menggantinya dengan roti dari limbah bonggol pisang. Selain itu, produk
ini masih baru dan asing sehingga responden tersebut belum setuju untuk
dipasarkan di kantin sekolah.
Dari hasil survei tersebut bisa disimpulkan bahwa roti dari limbah bonggol
pisang mendapatkan respon positif dan dukungan dari responden untuk
selanjutnya dikembangkan menjadi produk yang lebih baik lagi. Kemudian
perihal inovasi pemanfaatan ini dipasarkan di kantin sekolah sebagai pengganti
jajanan yang tidak sehat juga mendapat angka persetujuan yang besar yaitu 69%
dari seluruh responden.
4.4 Kekurangan dan Kelebihan Limbah Bonggol Pisang Menjadi Roti
sebagai Jajanan Sehat Kantin Sekolah
Produk ini tentunya memiliki kekurangan-kekurangan dan kelebihan-
kelebihan jika dipasarkan di kantin sekolah, antara lain:
4.4.1 Kekurangan
- Bahan baku belum tentu mudah didapatkan karena umumnya pohon
pisang ditanam untuk diambil buahnya dan bukan pohon sekali panen.
- Belum tentu menarik minat para pelajar pada kesan pertama karena
pemanfaatan bonggol pisang masih tergolong awam.
- Waktu kadaluarsa tidak lama, seperti produk roti pada umumnya apalagi
roti dari limbah bonggol pisang ini tidak menggunakan pengawet.
16
4.4.2 Kelebihan
- Alternatif jajanan sehat karena tidak mengandung 5P.
- Dapat menjadi pengganti jajanan yang kurang sehat di kantin sekolah.
- Harga lebih ekonomis daripada roti pada umumnya yang bahan bakunya
harus mengimpor dari luar negeri.
- Mengurangi sampah.
- Ramah lingkungan karena terbuat dari limbah bonggol pisang.
- Menjadi peluang usaha bagi masyarakat terlebih warga sekolah yang
berperan secara langsung dalam kegiatan di kantin sekolah.
- Menjadi pembelajaran bagi pelajar untuk lebih berhati-hati memilih
jajanan yang dikonsumsi di sekolah karena makanan yang masuk ke dalam
tubuhlah yang menjadi asupan gizi disamping makanan lainnya yang
dikonsumsi di luar sekolah.
- Mengajarkan para pelajar untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar,
terutama dalam hal pemanfaatan limbah menjadi sesuatu yang bernilai
lebih dan bermanfaat bagi masyarakat.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian serta studi literatur yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Roti dari Limbah Bonggol Pisang
memiliki kandungan gizi seperti kalsium, vitamin, protein karbohidrat dll.
Kemudian diolah melalui empat tahap utama yaitu: 1) Persiapan, 2) Pengolahan,
3) Pengemasan, dan 4) Penyajian. Tahap pengolahan dibagi lagi menjadi beberapa
tahap yaitu pemilahan bonggol pisang, pemotongan bonggol pisang, pengeringan
bonggol pisang dan penghalusan bonggol pisang. Tanggapan siswa terhadap roti
yang terbuat dari Limbah Bonggol Pisang ini dapat menjadi salah satu jajanan
sehat di kantin sekolah.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Siswa
Diharapkan siswa lebih selektif dalam memilih jajanan di sekolah karena
dengan mengonsumsi makanan yang sehat turut menyumbangkan harapan
hidup dan berkembang dalam masyarakat nantinya lebih besar. Selain itu
siswa juga diharapkan aktif dalam memanfaatkan potensi sumber daya
alam yang tersedia di lingkungan sekitar, termasuk limbah yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi untuk diolah menjadi sebuah produk yang
bermanfaat.
5.2.2 Bagi Pemerintah
Penulis berharap kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan jajanan
yang ada di sekolah-sekolah saat ini dan mewajibkan setiap sekolah
memiliki standar kantin yang sehat demi keberlangsungan kehidupan
penerus bangsa.
18
5.2.3 Bagi Pembaca
Penulis berharap kepada pembaca agar tidak hanya menjadikan karya tulis
ini sebagai sumber bacaan utama, namun juga menggali referensi
tambahan lainnya karena karya ini masih belum sempurna.
vii
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2009. Jajanan Sekolah Potensi Sebabkan Keracunan. Kapanlagi.com.
(diakses tanggal 30 Oktober 2015 pada pukul 11.21 WIB)
Billah, M. Tassim. 2014. Outlook Komoditi Pisang. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, Sekertariat Jenderal-Kementrian Pertanian.
http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf
. Diakses pada : 30 Oktober 2015 pukul 22.30 WIB
Dinas Kesehatan. 2015. Hasil Kandungan Gizi pada Roti Bonggol Pisang.
Probolinggo. (30 Oktober 2015 pukul 09:15)
Hidayat, T.S. 1997. Pola Kebiasaan Jajan Murid SD dan Ketersediaan Makanan
Jajanan Tradisional di Lingkungan Sekolah di Propinsi Jateng dan DIY.
Makalah disajikan dalam Prosiding Widyakarya Nasional: Khasiat Makanan
Tradisional, Puslitbang Gizi, Bogor.
Muslim, Moh. N. A. 2008. Pemanfaatan Limbah Hutan Pisang (Musa
Paradisiaca), dalam Upaya Mengatasi Dampak Krisis Global. Lomba
Karya Tulis YPHL. (www.kabarindonesia.com yang diunduh pada tanggal
30 Oktober 2015 jam 20:15 WIB)
Nurjati, Solikhin. Sakti Prasetyo, Arum. Buchori, Luqman. 2012. Jurnal
Tekonologi Kimia dan Industri: Pembuatan Bioetanol Hasil Hidrolisa
Bonggol Pisang Dengan Fermentasi Menggunakan Saccaromycess
Cereviceae. Vol.1. UNDIP. Semarang.
Rahayu WP, H Nababan, S Budijanto, D Syah. 2003. Higiene dan Sanitasi
Pengolahan Pangan. Direktorat SPKP Badan POM RI. Jakarta.
Sari, Nova. 2011. Aplikasi Pengolahan Citra Digital untuk Memprediksi
Kandungan Gizi Pisang (Musa Paradisiaca L) Berdasarkan Degradasi
Warna Kulit. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang.
http://repository.unand.ac.id/17132/1/skripsi_nova.pdf . Diakses pada 29
Oktober pukul 00.54 WIB
Suci, Eunike Sri Tyas. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di
Jakarta. Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
http://psikobuana.com/doc/29-38%20-%20Jajan.pdf . Diakses pada 28
Oktober 2015 pukul: 19.10 WIB
Tauhid-al-Amien, Rasyid M. 2011. Bahaya dari Jajanan di Sekolah. Syifa : Jawa
Timur. http://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/298syifa.pdf . Diakses
pada 31 Oktober 2015 pukul: 01.17 WIB
Wariyah, Chatarina, dkk. 2013. Penggunaan Pengawet dan Pemanis Buatan pada
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-
DIY. Universitas Mercu Buana Yogyakarta. http://www.jurnal-
agritech.tp.ugm.ac.id/ojs/index.php/agritech/article/download/283/273 .
Diakses pada 29 Oktober 2015 pukul: 01.00 WIB
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Pembuatan Tepung Bonggol Pisang)
Pemilahan Bonggol Pisang yang akan dijadikan sebagai
bahan dasar Roti
Pemotongan Bonggol Pisang menjadi kecil agar pada
waktu proses pencucian mudah untuk dibersihkan
Proses Pencucian dan Perendaman Bonggol Pisang
dengan menggunakan Air Kapur
Penjemuran Hasil Penghalusan Bonggol Pisang
selama 1 hari
Setelah penjemuran selama 1 hari, kemudian dihaluskan
kembali dengan alat penghalus agar menjadi tepung
Lampiran 2 (Pembuatan Roti Bonggol Pisang)
Siapkan Alat – alat yang dibutuhkan untuk membuat
Roti dari Bonggol Pisang
Persiapkan Bahan – bahan untuk membuat Roti
Bonggol Pisang
Pengukuran Bahan dasar berupa tepung bonggol Pisang
agar hasilna dapat maksimal
Pencampuran Bahan – bahan dengan menggunakan
Mixer agar tercampur rata
Roti Bonggol Pisang setelah diangkat dari oven
Lampiran 3 (Jajanan Siswa)
Jajanan Siswa yang berada di samping SMA
Negeri 1 Probolinggo
Sisa – sisa jajanan siswa yang mayoritas makanan
yang mengandung 5P