Upload
arifpelari11
View
77
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pemanfaatan Limbah Industri Pangan
Kemajuan ilmu dan teknologi menimbulkan dampak positif bagi perkembangan
perekonomian rakyat Indonesia, namun di lain pihak dampak negatifnya berupa makin
banyaknya limbah yang dihasilkan dari industri-industri tidak dapat dihindari. Untuk
menanggulangi masalah pencemaran, masyarakat harus mulai berfikir keras untuk
memanfaatkan limbah industri yang masih dapat dimanfaatkan. Hal ini akan mengurangi
biaya pengolahan limbah dan akan menambah pendapatan bagi masyarakat.
Industri tahu yang menghasilkan limbah merupakan salah satu sumber pencemaran
udara berupa bau busuk dan pencemaran sungai yang ada di sekitar pabrik. Limbah yang
dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air tahu masih dapat dimanfaatkan
menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Pada proses pengolahan tahu akan dihasilkan limbah berupa ampas tahu yang apabila
tidak segera ditangani dapat menimbulkan bau tidak sedap. Ampas tahu masih mengandung
zat gizi yang tinggi yaitu protein (26.6%), lemak (18.3%), karbohidrat (41.3%), fosfor
(0.29%), kalsium (0.19%), besi (0.04%), dan air (0.09%). Oleh karena itu masi
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau campuran pada proses
pengolahan pada produk tertentu.
Pada tahun 1990 ditemukan cara pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya
yang jika dilakukan bersama-sama oleh pengusaha tahu dapat mengurangi pencemaran
sungai akibat pembuangan limbah cair tahu di sekitar pabrik. Ampas tahu jua dapat diolah
menjadi produk makanan, salah satu alternatifnya adalah dibuat abon ampas tahu.
Abon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu.
Abon adalah produk hasil olahan denan menggunakan teknik pengeringan untuk
menghilangkan air yang terdapat dalam bahan sehingga produk menjadi renyah. Pembuatan
abon adalah salah satu cara dalam berbagai macam teknik yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu. Produk yang dihasilkan ini diharapkan memiliki
kandunan gizi yang tinggi dengan umur simpanan yang lama, karena berbentuk kering.
Dengan cara pengolahan yang baik, abon dapat disimpan berbulan-bulan tanpa mengalami
banyak penurunan mutu.
Pada dasarnya masyarakat lebih menyukai produk lebih menyukai produk pangan
yang siap dikonsumsi dan bergizi tinggi. Abon dapat dijadikan pilihan sebagai makanan yang
siap dikonsumsi karena abon bisa disajikan sebagai lauk, bahan isi utama dalam pangan
tradisional atau hanya sebagai taburan dalam berbagai produk pangan atau menu makanan.
Abon sebagai salah satu bentuk produk olahan kering sudah dikenal masyarakat luas karena
harganya cukup terjangkau dan rasanya lezat.
Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan limbah
air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan sisa bahan
yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Caranya, sisa makanan dicampur dengan
dedak bekatul, kemudian difermentasi dengan mikorba (ragi) selama beberapa hari. Pelet
tersebut kemudian dikemas dan dijual sebagai pakan ayam atau ikan air tawar.
Tidak semua limbah bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah
menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik. Hasilnya berupa
pupuk organik kualitas bagus yang mampu memperbaiki kondisi tanah dan mengembalikan
unsur hara yang hilang dalam proses budidaya tanaman. Pengomposan tersebut melibatkan
mikroba Nopkor di dalam tempat tertutup yang terlindung dari sinar matahari langsung.
Caranya sebagai berikut :
1. Siapkan bak berukuran 200cmx100cmx30cm.
2. Masukkan limbah organik ke dalam bak, atur merata sampai ketinggian 20cm dari dasar bak.
3. Campurkan pupuk urea 0,75kg, SP-36 0,5kg, dan KCl 0,5kg.
4. Masukkan 2 liter mikroba Nopkor.
5. Masukkan limbah organik sampai menutupi keseluruhan permukaan bak.
6. Tutup dengan menggunakan karung goni. Biarkan beberapa hari.
Setelah 3 sampai 4 minggu, biasanya limbah telah berubah menjadi kompos. Indikasinya
berupa bentuk yang menyerupai tanah dan tidak berbau. Kompos tersebut bisa dikemas dan
dijual sebagai pupuk.
Selain bermanfaat mengatasi pencemaran lingkungan, upaya pengolahan limbah
tersebut telah memberikan banyak manfaat secara ekonomis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
02/MENKLH/I/1998 yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air, udara/tanah dan atau
berubahnya tatanannya (komposisi) oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air, udara/tanah menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya
karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan
sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air buangan
(efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand
( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida.
Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh
keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan
lainnya.
Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu dicoba dan dikembangkan.
Secara umum, metode pengolahan yang dikembangkan tersebut dapat digolongkan atas 3
jenis metode pengolahan, yaitu secara fisika, kimia maupun biologis. Namun, penerapan
metode fisika, kimia atau gabunan keduanya dalam skala riil hasilnya kurang memuaskan
khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain: metode pengolahan
fisika-kimia terlalu kompleks, kebutuhan bahan kimia cukup tinggi, serta lumpur berupa
endapan sebagai hasil dari sedimentasi menjadi masalah penanganan lebih lanjut.
Limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air tahu masih
dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu
menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan
baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava
dan limbah air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan
sisa bahan yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah
menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Selain bermanfaat mengatasi pencemaran lingkungan, upaya pengolahan limbah
tersebut telah memberikan banyak manfaat secara ekonomis.