3
PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH Imam Sabari (2306 100 015), Lukman Wibisono (2306 100 143) Dr.Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng., Ir. Farid Effendi, M.Eng Laboratorium Pengolahan Limbah Industri PENDAHULUAN Seiring meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang relatif masih tinggi menyebabkan volume sampah di kota-kota besar di Indonesia terus bertambah. Akibat adanya penumpukan sampah tersebut akan menghasilkan lindi, karena dalam lindi mengandung senyawa organik khususnya senyawa karbon, maka lindi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biogas yang merupakan sumber energy terbarukan. Hal ini sangat membantu sekali dalam pengembangan energi terbaru yang sekarang dunia dalam masa krisis energi. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pengolahan lindi dengan cara memanfaatkan lindi sebagai bahan baku untuk produksi biogas, dan mempelajari pengaruh komposisi antara starter dengan lindi terhadap biogas yang dihasilkan , serta mempelajari pengaruh rate umpan lindi terhadap biogas yang dihasilkan. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya adalah “Pembuatan biogas dari limbah cair industry tahu” oleh D. Rizkiyah, Sakinah dengan hasil dengan adanya penambahan bakteri EM-4 kadar CH 4 yang dihasilkan semakin besar daripada tanpa penambahan EM-4, dan “Pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas sebagai bahan Bakar alternatif pada industri pengolahan tahu” oleh Oesman Raliby, Retno Rusdjijati, and Imron Rosyidi dengan hasil Kapasitas limbah cair tahu sebesar 283,8 m 3 /hari bila dikonversikan menjadi gasbio akan menghasilkan 442,65 m 3 /hari. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan adalah prinsip Anaerobic Digester dengan bahan baku lindi (limbah cair sampah) dan inokulum limbah tahu (bakteri Methanogen dalam limbah tahu yang telah ditumbuhkan dan diisolasikan) yang digunakan sebagai starter. Starter diperoleh dari pencampuran inokulum limbah tahu dengan lindi, dengan perbandingan 2:1. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara starter dengan lindi pada feed dengan perbandingan 0:100; 20:80; 30:70(v/v) serta rate umpan sebesar 0,8 liter/hari dan 1 L/hari. Penelitian ini dilakukan pada suhu 32-35 o C, pH 6.8- 7,8,dan recycle ratio (Q r /Q 0 ) sebesar 0.5. Penelitian ini berlangsung dua tahap yaitu sistem batch dan kontinyu. Pada proses kontinyu dilakukan penambahan lindi sesuai variabel rate umpan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan gambar 1 dibawah ini diperoleh bahwa pada komposisi perbandingan antara starter : lindi dengan perbandingan 0:100(v/v) dengan rate umpan sebesar 0,8 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 0,506 liter/hari, sedangkan pada rate umpan 1 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 1,493 liter/hari. Pada komposisi perbandingan starter : lindi dengan perbandingan 20:80(v/v) dengan rate umpan sebesar 0,8 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 0,605 liter/hari, sedangkan pada rate umpan 1 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-

PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK … filePEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH Imam Sabari (2306

  • Upload
    duongtu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK … filePEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH Imam Sabari (2306

PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK

PENCEMARAN SAMPAH

Imam Sabari (2306 100 015), Lukman Wibisono (2306 100 143) Dr.Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng., Ir. Farid Effendi, M.Eng

Laboratorium Pengolahan Limbah Industri PENDAHULUAN

Seiring meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang relatif masih tinggi menyebabkan volume sampah di kota-kota besar di Indonesia terus bertambah. Akibat adanya penumpukan sampah tersebut akan menghasilkan lindi, karena dalam lindi mengandung senyawa organik khususnya senyawa karbon, maka lindi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biogas yang merupakan sumber energy terbarukan. Hal ini sangat membantu sekali dalam pengembangan energi terbaru yang sekarang dunia dalam masa krisis energi.

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pengolahan lindi dengan cara memanfaatkan lindi sebagai bahan baku untuk produksi biogas, dan mempelajari pengaruh komposisi antara starter dengan lindi terhadap biogas yang dihasilkan , serta mempelajari pengaruh rate umpan lindi terhadap biogas yang dihasilkan.

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya adalah “Pembuatan biogas dari limbah cair industry tahu” oleh D. Rizkiyah, Sakinah dengan hasil dengan adanya penambahan bakteri EM-4 kadar CH4 yang dihasilkan semakin besar daripada tanpa penambahan EM-4, dan “Pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas sebagai bahan Bakar alternatif pada industri pengolahan tahu” oleh Oesman Raliby, Retno Rusdjijati, and Imron Rosyidi dengan hasil Kapasitas limbah cair tahu sebesar 283,8 m3/hari bila dikonversikan menjadi gasbio akan menghasilkan 442,65 m3/hari. METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan adalah prinsip Anaerobic Digester dengan bahan baku lindi (limbah cair sampah) dan inokulum limbah tahu (bakteri Methanogen dalam limbah tahu yang telah ditumbuhkan dan diisolasikan) yang digunakan sebagai starter. Starter diperoleh dari pencampuran inokulum limbah tahu dengan lindi, dengan perbandingan 2:1. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara starter dengan lindi pada feed dengan perbandingan 0:100; 20:80; 30:70(v/v) serta rate umpan sebesar 0,8 liter/hari dan 1 L/hari. Penelitian ini dilakukan pada suhu 32-35 oC, pH 6.8-7,8,dan recycle ratio (Qr/Q0) sebesar 0.5. Penelitian ini berlangsung dua tahap yaitu sistem batch dan kontinyu. Pada proses kontinyu dilakukan penambahan lindi sesuai variabel rate umpan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar 1 dibawah ini diperoleh bahwa pada komposisi perbandingan antara starter : lindi dengan perbandingan 0:100(v/v) dengan rate umpan sebesar 0,8 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 0,506 liter/hari, sedangkan pada rate umpan 1 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 1,493 liter/hari. Pada komposisi perbandingan starter : lindi dengan perbandingan 20:80(v/v) dengan rate umpan sebesar 0,8 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 0,605 liter/hari, sedangkan pada rate umpan 1 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-

Page 2: PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK … filePEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH Imam Sabari (2306

rata sebesar 1,839 liter/hari. Pada komposisi perbandingan starter : lindi dengan perbandingan 30:70(v/v) dengan rate umpan sebesar 0,8 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 0,648 liter/hari, sedangkan pada rate umpan 1 liter/hari didapatkan rate produksi biogas rata-rata sebesar 1,869 liter/hari. Sehingga pada variabel antara komposisi starter dan biogas yang sama dengan rate umpan 1 liter/hari menghasilkan produksi biogas yang lebih besar daripada rate umpan 0,8 liter/hari. Hal ini dikarenakan pada rate umpan 1 liter/hari memiliki sumber karbon (C) yang lebih banyak daripada rate umpan 0,8 liter/hari.

Gambar . 1

Gambar . 2

Berdasarkan gambar 2 pada rate umpan sebesar 0,8 liter/hari pada variabel komposisi

starter:lindi dengan perbandingan 0:100, 20:80, 30:70(v/v) didapatkan kadar gas metana

sebesar 53,80%, 66,72%, 67,36%. Sedangkan pada rate umpan sebesar 1 liter/hari pada

variabel komposisi starter:lindi dengan perbandingan 0:100, 20:80, 30:70(v/v) didapatkan

kadar gas metana sebesar 56,82%, 68,74%, 69,58%. Berdasarkan gambar 2 menunjukkan

penambahan jumlah starter pada komposisi feed menghasilkan kadar gas metana yang

semakin besar. Demikian pula pada rate umpan, pada penambahan rate umpan diikuti dengan

kenaikan kadar gas metana dalam biogas.

Berdasarkan gambar 3 terlihat pada peningkatan rate umpan menghasilkan

peningkatan heating value biogas. Untuk komposisi starter : lindi perbandingan 0:100(v/v)

pada rate umpan 0,8 liter/hari dan 1 liter/hari dihasilkan heating value sebesar 8.560 kkal/kg

dan 9.846 kkal/kg.

Page 3: PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK … filePEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH Imam Sabari (2306

Gambar . 3

Heating value pada variabel komposisi starter:lindi 20:80(v/v) pada rate umpan 0,8

liter/hari sebesar 9.976 kkal/kg dan 11.015 kkal/kg untuk rate umpan 1 liter/hari. sebesar

10.525 kkal/kg dan11.126 kkal/kg heating value yang dihasilkan pada rate umpan 0,8

liter/hari dan 1 liter/hari pada komposisi 30:70(v/v). Sehingga dari grafik 4.11 nilai heating

value meningkat seiring dengan penambahan starter pada komposisi feed dan penambahan

rate umpan.

KESIMPULAN 1. Lindi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bio gas.

2. Semakin besar komposisi starter dan rate umpan menghasilkan rate produksi biogas,

% gas metana dan heating value yang semakin meningkat. Hasil terbaik pada variabel

1 liter/hari dihasilkan rate produksi biogas sebesar 1,869 liter/hari dengan kadar gas

metana 69,58% dan heating value 11.126 kkal/kg.

NOTASI

BOD5 = Biologycal Oxygen Demand (mg/l)

Q = Flow rate (l/s)

V = Volume (liter)

DAFTAR PUSTAKA

1. D. Rizkiyah, Sakinah.2008.” Pembuatan biogas dari limbah cair industry tahu”,ITS,

Surabaya

2. Amaru, Kharistya.2005.”Metana Sebagai Hasil Dari Dekomposisi Bahan Organic Di

Tpa Dan Lindi Sebagai Sumber Pencemar Air Tanah”.

3. Nurhasan dan B. Pramudyanto.1991. ”Penanganan air Limbah Pabrik Tahu”. Yayasan

Bina Karya Lestari (Bintari)

4. Sundstrom,Donald W.1979.”Wastewater treatment”. Prentice Hall : New Jersey