Upload
wijaya-marta-gunadi
View
59
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nb nbkmnbn
Citation preview
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
1/25
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menerapkan prinsip maserasi dan kolom kromatografi.
II. DASAR TEORI
Maserasi merupakan suatu proses ekstraksi cair padat menggunakan suatu
pelarut selama waktu tertentu dengan sesekali diaduk atau dikocok pada suhu kamar
(Kusmardiyani, 1992).
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam seruk simplisia dalam cairan penyari. !airan penyari akan
menemus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung "at aktif,
"at aktif akan larut karena adanya peredaan konsentrrasi antara larutan "at aktif di
dalam dan di luar sel, maka larutan terpekat terdesak keluar (#nonim a, 19$%).
&implisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah atau e'ana yang
ermulut lear ersama larutan penyari yang telah ditetapkan, e'ana ditutup rapat
kemudian dikocok erulangulang sehingga memungkinkan pelarut masuk ke seluruh
permukaan simplisia. endaman terseut disimpan terlindung dari cahaya langsung
(mencegah reaksi yang dikatalisis oleh cahaya atau peruahan warna). *aktumaserasi pada umumnya + hari, setelah waktu terseut keseimangan antara ahan
yang diekstraksi pada agian dalam sel dengan luar sel telah tercapai. engan
pengocokan di'amin keseimangan konsentrasi ahan ekstraksi leih cepat dalam
cairan. Keadaan diam selama maserasi menyeakan turunnya perpindahan ahan
aktif. -ada penyarian dengan cara maserasi, perlu dilakukan pengadukan untuk
meratakan konsentrasi larutan di luar utirutir seruk simplisia, sehingga dengan
pengadukan terseut tetap ter'aga adanya peredaan konsentrasi yang sekecil
kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel. Keuntungan cara
penyarian dengan maserasi adalah cara penger'aan dan peralatan yang digunakan
sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara maserasi adalah penger'aannya lama
dan penyariannya kurang sempurna (Kusmardiyani, 1992).
1
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
2/25
Kromatografi kolom
Kromatografi digunakan untuk memisahkan sustansi campuran men'adi
komponenkomponennya. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
erdasarkan peredaan kecepatan peramatan komponen dalam medium tertentu.
-ada kromatografi, komponenkomponennya akan dipisahkan antara dua uah fase
yaitu fase diam dan fase gerak. /ase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan "at komponen campuran. Komponen yang
mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang mudah
larut dalam fase gerak akan ergerak leih cepat. &emua kromatografi memiliki fase
diam (dapat erupa padatan, atau kominasi cairanpadatan) dan fase gerak (erupa
cairan atau gas). /ase gerak mengalir melalui fase diam dan memawa komponen
komponen yang terdapat dalam campuran. Komponenkomponen yang ereda
ergerak pada la'u yang ereda (&ohiul, 200$).
Kromatografi kolom pertama kali digunakan oleh seorang ahli kimia minyak
umi #merika .. ay pada tahun 1$93. -ada proses pemisahan ini, campuran
yang akan dipisahkan diletakkan pada agian atas kolom adsoren yang erada dalam
satu taung (gelas logam ataupun plastik). -elarut seagai fase gerak karena gayaerat atau didorong dengan tekanan tertentu diiarkan mengalir melalui kolom
memawa pita linarut yang ergerak dengan kecepatan ereda. 4inarut yang telah
memisah dikumpulkan erupa fraksi yang keluar dari agian awah kolom sehingga
metode ini merupakan kromatografi elusi. -ada prinsipnya ada dua cara pengemasan
kolom, yaitu cara asah dan cara kering. 5mumnya cara asah leih sering digunakan
untuk pemuatan kolom silika gel, sedangkan cara kering sering digunakan untuk
pemuatan kolom alumina (Kusmardiyani, 1992)
Kromatografi 4apis ipis
Kromatografi lapisan tipis digunakan pada pemisahan "at secara cepat,
dengan menggunakan "at penyerap erupa seruk halus yang dilapiskan sera rata
pada lempeng kaca (#nonim , 1933). Kromatografi lapis tipis (K4) seenarnya
telah mulai digunakan se'ak tahun 196$ oleh para peneliti usia yaitu 7"malo dan
2
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
3/25
&chraier. etapi aru mendapat perhatian yang serius setelah dikemangkan oleh 8.
&tahl pada tahun 19$+. Metode pemisahan ini menggunakan lapisan tipis adsoren
seagai media pemisahan yang kadangkadang diseut 'uga seagai kromatografi
permukaan atau kromatografi kolom teruka. (Kusmardiyani, 1992)
-elaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan seuah lapis tipis silika
atau alumina yang seragam pada seuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang
keras. el silika (atau alumina) merupakan fase diam. /ase diam lainnya yang iasa
digunakan adalah aluminaaluminium oksida. alam kromatografi, eluen adalah fase
gerak yang erperan penting pada proses elusi agi larutan umpan (feed) untuk
melewati fasa diam (adsorent). 7nteraksi antara adsorent dengan eluent sangat
menentukan ter'adinya pemisahan komponen. 8luent dapat digolongkan menurut
ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut terseut pada adsoren
dan dalam hal ini yang anyak digunakan adalah 'enis adsoren alumina atau seuah
lapis tipis silika. -enggolongan ini dikenal seagai deret eluotropik pelarut. &uatu
pelarut yang ersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar
dari ikatannya dengan alumina ('el silika) (&ohiul, 200$).
Keuntungan penggunaan K4 adalah terutama mengenai kecepatan dansensitiitas. K4 menghasilkan pemisahan yang paling 'elas diandingkan
kromatografi kertas atau kromatografi kolom. *aktu yang diutuhkan leih cepat dan
'umlah ahan yang diperlukan leih sedikit. &ensitiitas K4 dapat dillihat dari
kemampuannya memisahkan "at dalam skala :g, 'ika dikehendaki. &ifat yang leih
merata dari adsoren menghasilkan pemisahan yang leih cepat sehingga leih
menguntungkan untuk senyawasenyawa yang tidak stail. -ada tahap identifikasi
dapat digunakan eragai pereaksi yang apaila digunakan pada kertas akan ersifat
korosif dan merusak kromatogram. emikian pula, pelat K4 dapat dipanaskan pada
temperatur yang leih tinggi tanpa mengakiatkan kerusakan pada kromatogram
(Kusmardiyani, 1992).
6
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
4/25
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
#lat alat ;elas Kertas å
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
5/25
B
B
B
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
6/25
B
B
2. -engisian !uplikanD&el ke dalam Kolom
B
6. -emisahan
B
%
&ilika gel dimasukkan ke dalam eaker glass dan
ditamahkan sisa kloroform (C0 ml) lalu diaduk sampai
terentuk campuran seperti uur
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
7/25
B
!. 7dentifikasi !urcumin dengan K4
B
B
B
B
3
8luat ditampung dalam 10 ial sampai tanda atas (seanyak
+ m4)
8luat dipekatkan sampai setengah olum
/raksi yang telah dipekatkan ditotolkan seanyak 10 Gl pada
plat K4 silika gel ;/2+C
-lat K4 dimasukkan ke dalam chamer yang telah
di'enuhkan, elusi sampai 'arak pengemangan 1 cm dari tepi
atas (eluen yang digunakan >?e@ana E Kloroform E 8tanol
9%A F C+ E C+ E 10)
-lat dianginanginkan selama 10 menit
-lat K4 diamati di awah sinar matahari dan sinar
5= 6%% nm
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
8/25
V. HASIL
a.
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
9/25
>?e@ana 23 ml
Kloroform 23 ml
8tanol 9%A % ml
I 8kstrak kental yang diperoleh F (cawan porselen H ekstrak kental) cawan
porselen kosong
F 3C,210+ gram 32,90%9 gram
F 1,606% gram
I -erhitungan eluen (fase gerak)
>?e@ana E Kloroform E 8tanol 9%A F C+ E C+ E10 J %0 ml
ml23ml%0@100
C+?e@ana.> ==
ml23ml%0@100
C+Kloroform ==
ml%ml%0@100
10A9%8tanol ==
o >ama ?e@ana 9 ml
Kloroform 9 ml
8tanol 9%A 2 ml
I -erhitungan eluen (fase gerak)
>?e@ana E Kloroform E 8tanol 9%A F C+ E C+ E10
ml9ml20@100
C+?e@ana.> ==
9
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
10/25
ml9ml20@100
C+Kloroform ==
ml2ml20@100
10A9%8tanol ==
f dan warna spot
/raksi 7
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
/raksi 77
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
/raksi 777
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
0,23+
0,6+
23,+
6+
?i'au
?i'au
kecoklatan
1
2
10
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
11/25
&pot
6
0,C3+ C3,+ !oklat 0,C3+ C3,+ Kuning
/raksi 7=
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,2%9
0,66$
0,C6$
2%,9
66,$
C6,$
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
1
1
6
0,23+
0,66$
0,C+
23,+
66,$
C+
ingga
ingga
ingga
tua
1
1
6
/raksi =
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,2$$
0,6+
0,C+%
2$,$
6+
C+,%
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
1
1
0,2$$
0,6%6
0,C%6
2$,$
6%,6
C%,6
ingga
ingga
ingga
tua
1
2
11
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
12/25
/raksi =7
&pot
5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,29C
0,63+
0,C%6
29,C
63,+
C%,6
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
1
2
0,6
0,63+
0,C%6
60
63,+
C%,6
ingga
ingga
ingga
tua
1
2
/raksi =77
&pot 5= 6%% nm &inar Mataharif hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,616
0,C
0,C$$
61,6
C0
C$,$
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
1
2
0,616
0,63+
0,C$$
61,6
63,+
C$,$
ingga
ingga
ingga
tua
1
2
/raksi =777
12
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
13/25
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,6+
0,C2+
0,+16
6+
C2,+
+1,6
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
1
6
0,6%6
0,C2+
0,+16
6%,+
C2,+
+1,6
ingga
ingga
ingga
tua
2
6
/raksi 7L
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
&pot
2
&pot
6
0,6%9
0,C61
0,+61
6%,9
C6,1
+6,1
?i'au
?i'au
kecoklatan
!oklat
2
6
0,63+
0,C6$
0,+2+
63,+
C6,$
+2,+
ingga
ingga
ingga
tua
2
6
/raksi L
&pot5= 6%% nm &inar Matahari
f hf *arna Ket f hf *arna Ket
&pot
1
0,C0% C0,% ?i'au 6 0,C16 C1,6 ingga 6
16
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
14/25
&pot
2
&pot
6
0,+
0,+$$
+0
+$,$
?i'au
kecoklatan
!oklat
0,+
0,+$$
+0
+$,$
ingga
ingga
tua
keterangan E 1.
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
15/25
&pot 1 J 2%$3+,0cm$
cm2,1+)f == 2%,$3+100@0,2%$3+h)f ==
&pot 2 J 663+,0cm$
cm2,3)f == 66,3+100@0,663+h)f ==
&pot 6 J C63+,0cm$
cm6,+)f == C6,3+100@0,C63+h)f ==
/raksi +
&pot 1 J 2$3+,0cm$
cm2,6)f == 2$,3+100@0,2$3+h)f ==
&pot 2 J 6+,0cm$
cm2,$)f == 6+100@0,6+h)f ==
&pot 6 J C+%2+,0cm$
cm6,%+)f == C+,%2+100@0,C+%2+h)f ==
/raksi %
&pot 1 J 2963+,0cm$
cm2,6+)f == 29,63+100@0,2963+h)f ==
&pot 2 J 63+,0cm$
cm6)f == 63,+100@0,63+h)f ==
&pot 6 JC%2+,0
cm$
cm6,3)f == C%,2+100@0,C%2+h)f ==
/raksi 3
&pot 1 J 612+,0cm$
cm2,+)f == 61,2+100@0,612+h)f ==
&pot 2 J C0,0cm$
cm6,2)f == C0100@0,C0h)f ==
&pot 6 J C$3+,0cm$
cm6,9)f == C$,3+100@0,C$3+h)f ==
/raksi $
&pot 1 J 6+,0cm$
cm2,$)f == 6+100@0,6+h)f ==
&pot 2 J C2+,0cm$
cm6,C)f == C2,+100@0,C2+h)f ==
1+
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
16/25
&pot 6 J +12+,0cm$
cmC,1)f == +1,2+100@0,+12+h)f ==
/raksi 9
&pot 1 J 6%$3+,0cm$
cm2,9+)f == 6%,$3+100@0,6%$3+h)f ==
&pot 2 J C612+,0cm$
cm6,C+)f == C6,12+100@0,C612+h)f ==
&pot 6 J +612+,0cm$
cmC,2+)f == +6,12+100@0,+612+h)f ==
/raksi 10
&pot 1 J C0%2+,0cm$
cm6,2+)f == C0,%2+100@0,C0%2+h)f ==
&pot 2 J +0,0cm$
cmC)f == +0100@0,+0h)f ==
&pot 6 J +$3+,0cm$
cmC,3)f == +$,3+100@0,+$3+h)f ==
I iamati di awah sinar matahari
/raksi 1
/raksi 2
/raksi 6
&pot 1 J
&pot 2 J
&pot 6 J C3+,0cm$
cm6,$)f == C3,+100@0,C3+h)f ==
/raksi C
&pot 1 J 23+,0cm$
cm2,2)f == 23,+100@0,23+h)f ==
1%
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
17/25
&pot 2 J 663+,0cm$
cm2,3)f == 66,3+100@0,663+h)f ==
&pot 6 J C+,0cm$
cm6,%)f == C+100@0,C+h)f ==
/raksi +
&pot 1 J 2$3+,0cm$
cm2,6)f == 2$,3+100@0,2$3+h)f ==
&pot 2 J 6%2+,0cm$
cm2,9)f == 6%,2+100@0,6%2+h)f ==
&pot 6 J C%2+,0cm$
cm6,3)f == C%,2+100@0,C%2+h)f ==
/raksi %
&pot 1 J 60,0cm$
cm2,C)f == 60100@0,60h)f ==
&pot 2 J 63+,0cm$
cm6)f == 63,+100@0,63+h)f ==
&pot 6 J C%2+,0cm$
cm6,3)f == C%,2+100@0,C%2+h)f ==
/raksi 3
&pot 1 J 612+,0cm$
cm2,+)f == 61,2+100@0,612+h)f ==
&pot 2 J 63+,0cm$
cm6)f == 63,+100@0,63+h)f ==
&pot 6 J C$3+,0cm$
cm6,9)f == C$,3+100@0,C$3+h)f ==
/raksi $
&pot 1 J 6%2+,0
cm$
cm2,9)f == 6%,2+100@0,6%2+h)f ==
&pot 2 J C2+,0cm$
cm6,C)f == C2,+100@0,C2+h)f ==
&pot 6 J +12+,0cm$
cmC,1)f == +1,2+100@0,+12+h)f ==
/raksi 9
13
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
18/25
&pot 1 J 63+,0cm$
cm6)f == 63,+100@0,63+h)f ==
&pot 2 J C63+,0cm$
cm6,+)f == C6,3+100@0,C63+h)f ==
&pot 6 J +2+,0cm$
cmC,2)f == +2,+100@0,+2+h)f ==
/raksi 10
&pot 1 J C12+,0cm$
cm6,6)f == C1,2+100@0,C12+h)f ==
&pot 2 J +0,0cm$cmC)f == +0100@0,+0h)f ==
&pot 6 J +$3+,0cm$
cmC,3)f == +$,3+100@0,+$3+h)f ==
VII. PEMBAHASAN
-raktikum pemisahan dan identifikasi curcumin ertu'uan agar mahasiswa
mampu menerapkan prinsip maserasi dan kolom kromatografi. -ada praktikum ini
dilakukan 6 tahap, yaitu maserasi seagai prinsip pemuatan ekstrak, pemisahan
dengan kolom kromatografi, dan identifikasi dengan metode K4 (Kromatografi
4apis ipis). &el yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica)
atau !urcumae domesticae hi"oma seagai nama simplisianya.
Komponen utama yang terpenting dalam rimpang kunyit adalah curcuminoid
yang terdiri dari desmetoksicurcumin, isdesmetoksicurcumin, dan curcumin seagai
senyawa yang paling anyak (&aputra, 2009).
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
19/25
&eagai tahap pertama, yaitu pemuatan ekstrak dilakukan maserasi. Maserasi
adalah cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam seruk
simplisia ke dalam cairan penyari dan digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung "at aktif yang mudah larut dalam cairan penyari (&ud'adi, 19$%). alam
pemuatan ekstrak ini, seruk kunyit seanyak 10 gram ditimang dan dimasukkan
ke dalam toples, kemudian ditamahkan etanol 9%A seanyak 100 ml ke dalam toples
tadi. igunakannya etanol 9%A seagai pelarut atau cairan penyari karena etanol 9%A
merupakan pelarut yang ersifat uniersal atau umum digunakan dan strukturnya
menun'ukkan ahwa etanol dapat ersifat polar dan 'uga non polar. imana struktur
etanol adalah !2?+N?, !2?+ merupakan struktur yang ersifat non polar sedangkan
N? merupakan struktur polarnya. engan sifat etanol yang seperti ini dapat memuat
curcumin larut dalam etanol, sea curcumin merupakan senyawa yang ersifat
cenderung non polar. oples kemudian ditutup lalu diungkus seluruh permukaannya
dengan aluminium foil dan kain erwana gelap yaitu hitam. ?al ini ertu'uan agar
seruk simplisia yang dimaserasi terlindung dari cahaya, sea adanya cahaya dapat
mengakiatkan ter'adinya proses dekomposisi dan penguraian "at aktif oleh cahaya.
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
20/25
adanya peredaan konsentrasi sekecilkecilnya antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel (&ud'adi, 19$%). &etelah + hari campuran disaring, sari yang diperoleh
ditampung dan ampasnya dicampur kemali dengan etanol 9%A seanyak 2+ ml
kemudian disaring dan sarinya didiamkan selama 2 hari. -endiaman dilakukan untuk
mendapatkan "at"at yang diinginkan ikut terlarut dalam cairan penyari dan "at"at
yang tidak diinginkan akan terpisah (7nu ;holi, 2003). &etelah 2 hari, endapan
kemudian disaring menggunakan kertas saring.
Maserat hasil maserasi kemudian diuapkan di atas water ath hingga
diperoleh ekstrak kental. -enggunaan water ath ertu'uan agar maserat tidak kontak
langsung dengan panas, sea curcumin memiliki sifat yang tidak tahan panas.
u'uan dari penguapan adalah untuk mengamil sarisari dari seruk Curcuma
domestica dan menghilangkan pelarut yang 'umlahnya terlalu anyak. -ada
praktikum ini ekstrak yang didapatkan adalah seanyak 1,606% gram. 8kstrak lalu
dilarutkan dengan 10 ml etanol 9%A dan kemudian dilakukan pemisahan dengan
kromatografi kolom.
-ada prinsipnya ada dua cara pengemasan kolom, yaitu cara asah dan cara
kering. -ada praktikum kali ini, pengemasan kolom dilakukan dengan cara asah.-ertamatama kolom dipasang pada statif hingga enarenar tegak lurus. Kolom
yang digunakan harus dalam keadaan kering untuk mencegah menempelnya adsoren
pada saat adsoren dikeluarkan dari dalam kolom. &elain itu, silika gel seagai
adsoren yang digunakan 'uga akan mengalami reaksi pendeaktifan sisi aktif akiat
adanya air yang diserap pada permukaan silika gel. &ilika gel merupakan adsoren
yang ersifat polar akiat adanya gugus N? di dalam struktur kimianya. -ada metode
pemisahan dengan kromatografi kolom, interaksi yang ter'adi antara larutan senyawa
yang dianalisis dengan fase stationer dapat ter'adi dalam eerapa cara, yaitu
interaksi langsung antara senyawa dengan permukaan stationer hanya menyangga
cairan kedua sehingga pemisahan ter'adi erdasarkan partisi antara dua fase cairan
(Kusmardiyani, 1992).
20
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
21/25
i dasar kolom dialasi dengan glass wool, dimasukkan ke dalam kolom
dengan antuan atang amu. ;lass wool erfungsi untuk menahan agar seruk
silika gel yang dimasukkan ke dalam kolom tidak sampai agian awah kolom atau
mendekati keran, sehingga seruk silika gel dalam kolom tidak ikut keluar 'ika
eluennya dikeluarkan melalui keran. Kolom diuat dengan seruk silika gel seagai
fase diam ditamah kloroform seagai fase gerak atau pelarutnya. &eruk silika gel
kemudian dicampur dengan kloroform hingga terentuk uur silika.
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
22/25
(silika) ersifat polar karena pada permukaan silika gel terdiri atas gugus &iN&i dan
gugus silamol (&iN?) yang dapat mementuk ikatan hidrogen yang menyeakan
silika gel ersifat polar, sedangkan senyawa curcumin ersifat nonpolar yang
menyeakan senyawa curcumin akan mudah mengalir dengan eluen dan tidak
teradsorpsi pada fase diam (;holi ;and'ar, 2003).
&emua fraksi yang diperoleh selan'utnya diidentifikasi dengan metode
kromatografi lapis tipis (K4). -rinsip dasar K4 adalah adsorpsi, dimana senyawa
yang memiliki afinitas leih esar pada fase diam akan menempel pada fase diam dan
yang memiliki afinitas kecil akan mengalir ersama fase geraknya. /ase diam yang
digunakan adalah silika gel ;/ 2+C yang ersifat polar dengan fase gerak > ?e@ana E
kloroform E etanol 9%A F C+ E C+ E 10 yang merupakan pelarut organik sehingga
ersifat nonpolar.
ahap pertama melakukan identifikasi ini adalah memotong plat dengan
ukuran 10@10. &eharusnya plat yang telah dipotong dicuci dengan metanol kemudian
diaktiasi pada suhu 110o! selama 60 menit. -encucian plat dengan metanol
ertu'uan untuk menghilangkan "at"at pengotor yang ada pada plat yang dapat
mempengaruhi hasil pemisahan nantinya. -engaktiasian dengan pemanasan padasuhu 110o! selama 60 menit ertu'uan untuk mengaktifkan sisi aktif dari silika gel
dan 'uga untuk men'aga kelemapan dari plat sehingga dapat menghasilkan
pemisahan yang aik dan optimal. >amun, pada praktikum kali ini pencucian plat dan
pengaktiasian dengan pemanasan tidak dilakukan sea kurangnya ketersediaan
metanol di laoratorium.
ahap selan'utnya, chamer yang akan digunakan di'enuhkan terleih dahulu
menggunakan fase gerak. -en'enuhan ertu'uan agar tekanan di dalam chamer
merata sehingga proses pengelusian dapat er'alan aik. -en'enuhan dilakukan
hingga seluruh permukaan kertas saring yang diletakkan di dalam chamer asah,
sea hal ini menandakan ahwa chamer telah 'enuh. &emari menunggu 'enuhnya
chamer, dilakukan penotolan pada plat. erdapat 10 uah totolan yang masing
masing mewakili 1 fraksi dengan olume totolan seanyak 10 :l.
22
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
23/25
-engemangan dilakukan dengan memasukkan plat K4 yang telah
ditotolkan ke10 fraksi ke dalam chamer yang telah 'enuh. -lat selan'utnya dielusi
hingga 'arak pengemangan $ cm (1 cm dari tepi atas) dan waktu yang diutuhkan 2%
menit 1$ detik (waktu awal 1+E20, waktu akhir 1+EC%). &etelah itu plat K4 diangin
anginkan selama 10 menit agar pelarut yang digunakan untuk mengelusi menguap
dan tidak mengganggu pengamatan.
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
24/25
2C
5/24/2018 Pembahasan Curcumin
25/25
VIII. KESIMPULAN
1. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan
cara merendam seruk simplisia dalam cairan penyari. !airan penyari akan
menemus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung "at aktif,
"at aktif akan larut karena adanya peredaan konsentrrasi antara larutan "at aktif di
dalam dan di luar sel, maka larutan terpekat terdesak keluar.
2. -rinsip kromatografi kolom adalah campuran yang akan dipisahkan diletakkan
pada agian atas kolom adsoren yang erada dalam suatu taung. -elarut seagai
fase gerak karena gaya erat atau didorong dengan tekanan tertentu diiarkan
mengalir melalui kolom memawa serta pita linarut yang ergerak dengan
kecepatan ereda. 4inarut yang telah memisah dikumpulkan erupa fraksi yang
keluar dari agian awah kolom.
6. Kromatografi lapis tipis memiliki prinsip perpindahan komponen senyawa padafase diam karena adanya pengaruh fase gerak.
C. -engamatan di awah sinar 5= 6%% nm didapatkan harga f curcumin sesuai
dengan pustaka (0,C0,C+).