9
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 114 PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS ECOLITERACY: UPAYA REKONTRUKSI KEWARGANEGARAAN EKOLOGIS W.S. Rondli 1 , Yuli Khoirinnida 2 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 2 Guru Sekolah Dasar Negeri Ringinkidul UPTD Pendidkan Kecamatan Gubug Abstrak Kecenderungan global membawa dampak pada kerusakan lingkungan yang saat ini menjadi perhatian sangat serius oleh masyarakat dunia baik dari kalangan akademia maupun luar akademia. Salah satu hasil dari Earth Summit adalah merekomendasikan untuk penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) pada abad ke-21 melalui penyelenggaraan pendidikan yang diintegrasikan dengan permasalahan lingkungan hidup atau pendidikan berbasis lingkungan hidup. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Ecoliteracy bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, menanamkan pengetahuan serta membuat pola- pola baru perilaku individu, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai upaya rekontruksi Kewarganegaraan Ekologis yang memandang etika lingkungan mampu memberikan pencerahan kepada warganegara yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup. Kata Kunci : PKn, Ecoliteracy, dan Kewarganegaraan Ekologis Abstract Global trends have an impact on the environmental destruction now become a very serious concern by the world community from both academia and outside academia. One of the outcomes of the Earth Summit is recommending to the implementation of sustainable development (sustainable development) in the 21st century by providing education that is integrated with environmental issues or environment-based education. Based Ecoliteracy Citizenship Education Learning aims to raise awareness, impart knowledge and create new patterns of behavior of individuals, groups and society as a whole towards the environment. This is done as Ecological Citizenship reconstruction effort that sees environmental ethics is able to provide enlightenment to the citizens responsible for the preservation of the environment. Keywords: Civics, Ecoliteracy and Ecological Citizenship

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

  • Upload
    vuque

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 114

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASISECOLITERACY: UPAYA REKONTRUKSI KEWARGANEGARAANEKOLOGIS

W.S. Rondli1, Yuli Khoirinnida2

1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus2Guru Sekolah Dasar Negeri Ringinkidul UPTD Pendidkan Kecamatan Gubug

AbstrakKecenderungan global membawa dampak pada kerusakan lingkungan yang saat ini menjadi perhatian sangatserius oleh masyarakat dunia baik dari kalangan akademia maupun luar akademia. Salah satu hasil dari EarthSummit adalah merekomendasikan untuk penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan (sustainabledevelopment) pada abad ke-21 melalui penyelenggaraan pendidikan yang diintegrasikan dengan permasalahanlingkungan hidup atau pendidikan berbasis lingkungan hidup. Pembelajaran Pendidikan KewarganegaraanBerbasis Ecoliteracy bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, menanamkan pengetahuan serta membuat pola-pola baru perilaku individu, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan terhadap lingkungan. Hal inidilakukan sebagai upaya rekontruksi Kewarganegaraan Ekologis yang memandang etika lingkungan mampumemberikan pencerahan kepada warganegara yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Kata Kunci : PKn, Ecoliteracy, dan Kewarganegaraan Ekologis

Abstract

Global trends have an impact on the environmental destruction now become a very serious concern bythe world community from both academia and outside academia. One of the outcomes of the EarthSummit is recommending to the implementation of sustainable development (sustainable development)in the 21st century by providing education that is integrated with environmental issues orenvironment-based education. Based Ecoliteracy Citizenship Education Learning aims to raiseawareness, impart knowledge and create new patterns of behavior of individuals, groups and societyas a whole towards the environment. This is done as Ecological Citizenship reconstruction effort thatsees environmental ethics is able to provide enlightenment to the citizens responsible for thepreservation of the environment.

Keywords: Civics, Ecoliteracy and Ecological Citizenship

Page 2: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 115

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

PENDAHULUAN

Fenomena globalisasi membawaarah pada kecenderungan global,menurut Aziz Wahab (2006:63)Kecendurangan global meliputi: “Theglobal economy, technology andcommunication, and population andenvironment”. Lingkungan dan populasimerupakan salah satu isu global yangmendapatkan perhatian masyarakatdunia. Kerusakan lingkungan merupakandampak dari kemajuan industri yangkonskuensi logisnya melakukaneksploitasi terhadap lingkungan secaraberlebihan serta tidak memikirkankeberlangsungan ekosistemnya.Eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya alam tanpa upaya pelestariannyamengakibatkan hilangnya ribuan spesiesdi bumi. Analisis International Unionfor Conservation of Nature and NaturalResources (IUCN) (The Red List IUCN,2010) mengingatkan ada 15.589 spesiesbinatang dan tumbuhan terancam punah.Sudah ada 844 mengalami kepunahansejak tahun 1500; 129 catatan mengenaikepunahan spesies burung, 103diantaranya terjadi sejak tahun 1800.Selain itu, laju kepunahan telahmencapai angka 100 hingga 1.000 kalidari laju kepunahan alami. Spesieshewan yang terancam punah meningkatdari angka 5.204 jenis menjadi 7.266jenis sejak tahun 1996. Sedangkan untukjenis tumbuhan dan lumut, ada 8.323jenis yang nyaris punah dari angkasekitar 3.000 jenis sebelumnya.

Kecenderungan global populasidan lingkungan menjadi perhatian sangatserius oleh kalangan akademia maupunluar akademia, misalnya sebagai bentukperhatian terhadap permasalahan ini,muncul gerakan environmentalism untukmelindungi lingkungan dari berbagaikerusakan (Kalidjernih, 2007). Selain itu

gagasan untuk gerakan kepedulianterhadap lingkungan dan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran ekologismasyarakat melahirkan paradigmaecoliteracy (F. Capra:1995; D. W Orr:1992; Palmer: 2003; dan Michael and Z.Barlow: 2005). Sedangkan perhatianPendidikan Kewarganegaraanmemberikan konsep dan paradigma baruuntuk mempersiapkan warganegara yangmemiliki karakteristik warganegaramultidimensional (CCE, 1996; Cogan &Derricott 1998; dan A.A.Wahab 2006).Warganegara multidimensional inimempunyai lima ciri utama yakni: “...asense of identity; the enjoyment ofcertains rights; the fulfiliment ofcorresponding obligation; a degree ofinterest and involvement in publicaffairs; and an acceptence of basicsocietal values” (Cogan & Derricott,1998: 2-3). Dengan kata lain secarakonseptual PendidikanKewarganegaraan mengemban tugasuntuk membangun lima ciri utama yangdimiliki oleh warganegara yakni:memiliki jatidiri; kebebasan untukmemperoleh hak-hak tertentu;pemenuhan terkait kewajiban-kewajiban;minat dan keterlibatan dalam urusanpublik; dan kepemilikan nilai-nilai dasarkemasyarakatan disinilah salah satuperan pendidikan kewarganegaraandalam menumbuhkembangkankesadaran ekoloiterasi dan kesadaranenvironment warganegara.

Bertolak dari latar belakang di atasmaka diperlukan pembelajaranPendidikan Kewarganegaraan berbasisEkoliterasi sebagai upaya merekontruksiEkologis Kewarganegaraan.

Page 3: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 116

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

ECOLITERACY DALAMPEMBELAJARAN PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN

Gagasan ecoliteracy ataukesadaran terhadap lingkungan hidupsaat ini menjadi perhatian yang sangatserius oleh masyarakat dunia.Ecoliteracy sebagai paradigmamenggagas gerakan kepedulian terhadaplingkungan dan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran ekologismasyarakat (lihat Fritjof Capra, 1995;David W Orr, 1992; Palmer, 2003; danMichael and Zenobia Barlow, 2005).Ecoliteracy berupaya merekontruksipemahaman warganegara akanpentingnya kesadaran ekologis globalagar tercipta keseimbangan antarakebutuhan warga dunia dengankesanggupan bumi dalam menopangkebutuhannya, Capra (1995) menyatakanbahwa:

The great challange of ourtime is to build and nurturesustainable communities-communities that are designed insuch a way that their ways of life,businesses, economies, physicalstructures, and technologies do notinterfere with nature’s inherentability to sustain life. The first stepin this endeavor is to understandthe principles of organization thatecosystems have developed tosustain the web af life. Thisunderstanding is what we callecological literacy.

Dari kutipan di atas, dapatdikemukakan bahwa tantangan besarsaat ini adalah membangun danmemelihara masyarakat yangberkelanjutan. Masyarakat dirancangsedemikian rupa sehingga cara hidup,bisnis, ekonomi, struktur fisik, danteknologi tidak menggangu kemampuan

alam dalam menopang kehidupan.Langkah pertama dalam upaya ini adalahmemahami prinsip-prinsip organisasidari ekosistem sebagai jaring kehidupan.Pemahaman ini adalah apa yang kitasebut melek ekologi. Masyarakat yangmelek ekologi tidak hanya danmenghargai lingkungan alam, tetapi jugamenghargai kehidupan itu sendiri.

Salah satu hasil dari Earth Summitdari kegiatan United Nations Conferenceon Environment and Development(UNCED) di Rio de Jenerio 3-4 Juni1992 adalah merekomendasikan untukpenyelenggaraan pembangunan yangberkelanjutan (sustainable development)pada abad ke-21 melaluipenyelenggaraan pendidikan yangdiintegrasikan dengan permasalahanlingkungan hidup atau pendidikanberbasis lingkungan hidup. Hal inisejalan dengan pendapat Palmer (2003)

one of the key outcomes ofconference for educators is therecommendation thatenvironmental and developmenteducation should be incorporatedas an essential part of learning,within both formal and non-formaleducation sector.

Pendidikan memang signifikandalam mengubah mindset dan caraberperilaku seseorang. Melaluipendidikan seseorang akan menjadismart and good. Termasuk kesadaranekologi seseorang dapat ditumbuhkanmelalui proses pendidikan yangmengajarkan seseorang untuk menjagadan memelihara lingkungan melaluiberbagai perilaku ramah lingkungan danmemelihara lingkungan melalui berbagaiperilaku ramah lingkungan yang akanberkontribusi terhadap terbentuknyamasyarakat berkelanjutan.

Page 4: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 117

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

UNESCO (1975) dalam Palmer(2003, hlm.13) juga merumuskan tujuanpendidikan lingkungan hidup yaitu: (1)Untuk Menumbuhkan kesadaran yangjelas dan kekhawatiran tentangekonomi, sosial, politik dan ekologisaling ketergantungandi daerahperkotaan dan pedesaan; (2) Untukmemberikan setiap orang kesempatanmemperoleh pengetahuan, nilai-nilai,sikap, komitmen, dan keterampilan yangdiperlukan untuk melindungi danmemperbaiki lingkungan; (3) Untukmembuat pola-pola baru perilakuindividu, kelompok dan masyarakatsecara keseluruhan terhadap lingkungan.Prakteknya dalam pendidikanlingkungan hidup ini dapatdikembagklan dalam tiga jalur yakni:(1) Education ABOUT the environmentmerupakan pembelajaran tentang materilingkungan alam sendiri.Pembelajarannya bisa melaluipendeketan discovery. Tujuan utamanyaadalah sebatas dimensi kognitif atausekedar mengumpulkan informasi; (2)Education FROM the environmentadalah pembelajaran yang menggunakanlingkungan sebagai sumber belajar.Pembelajaran ini bisa melalui dua cara.Pertama, sebagai media untukmelakukan proses inquiri dan discoverysebagai upaya peningkatan prosespembelajaran. Kedua, sebagai sumbermateri untuk aktivitas nyata dalampembelajaran PKn, bahasa, matematika,IPA, IPS dan sebagainya. ; and (3)Education FOR the environment adalahpembelajaran yang menggunakanlingkungan sebagai model yangmenekankan tentangpengembanganinformasi kepedulianterhadap lingkungan sekitar. Tujuanbukan hanya sekedar memperolehkemahiran pengetahuan danketerampilan namun memerlukan

pengembangan keterlibatan nilai yangmempengaruhi perilaku. Tujuannyaadalah mengembangkan sikap dantingkat pemahaman agar menerapkanetika lingkungan seseorang.

Sejalan dengan hal itu PendidikanKewarganegaraan memiliki tujuan untukmencapai kompetensi kewarganegaraanyaitu: 1) Civic Knowledge (pengetahuankewarganegaraan) berkaitan dengankandungan atau apa yang seharusnyadiketahui oleh warga negara; 2) CivicSkill (keterampilan kewarganegaraan)adalah kecakapan intelektual danpartisipatoris warga negara yang relevan;dan 3) Civic Disposition (watakkewarganegaraan) kompetensi inimengisyaratkan pada karakter publikmaupun karakter privat yang pentingbagi upaya merekontruksikewarganegaraan ekologis.

Pemikiran di atas menggambarkanstrategis dan pentingnya ecoliteracydalam merekontruksi kewarganegaraanekologis maka PendidikanKewarganegaraan menjadi salah satuwahana dalam pendidikan moral dankarakter karena PendidikanKewarganegaraan (PKn) mengembanmisi nilai dan sikap dalam tiga domainyakni domain kognitif, domain afektif,dan domain psikomotorik untukmencapai tujuan intruksional dan tujuanpengiring sekaligus (Budimansyah,2010:69; Winataputra, 2012:50).Pengembangan nilai/karakter dalamPendidikan Kewarganegaraan sebagaidampak dari pembelajaran (instructionaleffect) serta merupakan dampakpengiring (nurturant effect).

Operasionalisasi konsepecoliteracy atau pendidikan lingkunganhidup dalam pembelajaran PendidikanKewarganegaraan dapat kita lakukandengan menyusun jejaring/keterkaitan

Page 5: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 118

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

antara a set of core competence yangsudah baku dengan Kompetensi Inti dankompetensi dasar yang termuat dalamkurikulum 2013 dan indikatorpencapaiannya. The Center forEcoliteracy(http://www.ecoliteracy.org/discover/competencies) misalnya telahmengembangkan standar atau strukturkompetensi inti (a set of corecompetence) ecoliteracy yang dapatdikembangkan dalam pembelajaran.Kompetensi ini terkait dengan domainkognitif (learning to know), afektif(learning to be), psikomotor (learning todo), dan hubungan dengan manusia danalam sekitar (learning to live together).Contoh a set of core competence daricentere for ecoliteracy bisa dijadikansebagai acuan dalam mengembangkanecoliteracy peserta didik melaluipembelajaran PendidikanKewarganegaraan dalam mata pelajaranPKn di Sekolah Dasar BerdasarkanKurikulum 2013 misalnya:

Kelas/Semester : VI (Enam)

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) :Memahami pengetahuan actual dengancara mengamati (mendengar, melihat,membaca) dan menanya berdasarkanrasa ingin tahu tentang dirinya, mahlukciptaan Tuhan dan kegiatannya, danbenda-benda yang dijumpainya di rumahdan di sekolah.

Kompetensi Dasar :

3.1. Menganalisis penerapan nilai-nilaiPancasila dalam kehidupan sehari-hariMemberikan contoh sederhana pengaruhglobalisasi di lingkungannya.

3.2. Menganalisis pelaksanaankewajiban, hak dan tanggung jawabsebagai warganegara beserta dampaknyadalam kehidupan sehari-hari.

3.3. Menelaah keberagaman sosial,budaya, dan ekonomi masyarakat

3.4. Menelaah persatuan dan kesatuanterhadap kehidupan berbangsa danbernegara beserta dampaknya.

Bertolak dari kurikulum di atas,maka dapat dikembangkan materiPendidikan Kewarganegaraan salahsatunya tentang memilih makanan yangsehat di kantin sekolah sebagai bentukpembelajaran PendidikanKewarganegaraan berbasis ekoliterasi.Untuk mengetahui kompetensi pesertadidik dalam memilih makanan yangsehat melalui PendidikanKewarganegaraan, maka Set of corecompetency from the Center forEcoliteracy dapat diolah seperti padatabel sebagai berikut:

Tabel 1. Keterkaitan Core Competence Ecoliteracy dengan Kompetensi Inti danKompetensi Dasar mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar.

NoSet of core competency from the Center for

EcoliteracyIndikator Keberhasilan

1. Head (Cognitive)/kognitif (CivicKnowledge)/Pengetahuan Kewarganegaraan1. Approach Issues and situations from a

systems perspective2. Understand fudamental ecological

principles3. Think critically, solve problems

creatively, and applay knowledge tonew situations

1) Peserta didik dapat mendeskripsikan contohmakanan yang sehat dan tidak sehat.

2) Peserta didik dapat mengidentifikasi indikatormakanan yang sehat dan tidak sehat

3) Peserta didik dapat mengidentifikasi kondisimakanan yang di jual di kantin sekolah

4) Peserta didik dapat menjelaskan dampakmengkonsumsi makanan yang tidak sehat sertadampaknya untuk kesehatan dan lingkungan

Page 6: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 119

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

4. Envision the long-term consequencesof decisions.

2. Heart (Emotional)/Sikap/afektif (CivicDisposition) /Sikap Kewarganegaraan

1. Feel concern, emphaty, and respect forother people and living things

2. See from and appreciate multipleperspective, work with and valueothers with different backgrounds,motivation, and intentions.

3. Commit to equity, inclusivity, andrespect for all people.

1) Peserta didik memiliki kesadaran untuk tidakmengkonsumsi makanan yang tidak sehat

2) Peserta didik dapat menunujukan perilaku peduliterhadap lingkungan dengan mengkonsumsimakanan yang sehat

3) Peserta didik berkomitmen untuk makan pagi dirumah dan membawa bekal makanan yang sehatdari rumah

4) Peserta didik menunjukan sikap tidak membuangkemasan makanan instan

5) Peserta didik Komitmen untuk tidakmengkonsumsi makanan yang tidak sehat sepertimakanan instan yang mengandung pengawet,pemanis, pengembang, dan pewarna yangberbahaya bagi kesehatan.

3. Hands (Aktif)/Psikomotorik (Civic Skill)/Ketrampilan Kewarganegaraan

1. Create and use tools, objects, andprocedures required by sustainablecommunities

2. Turn conviction into pactical andeffective action, and apply ecologicalknowledge to the practice of ofecological design

3. Assess and adjust usess of energy andresources.

1) Peserta didik dapat mempraktekan cara memilihmakanan yang sehat dari bahan makanan lokalyang ada di kantin dan di lingkungan rumah

2) Peserta didik dapat membudidayakan tanamanbahan makanan yang sehat.

3) Peserta didik dapat memanfaatkan kemasanmakanan yang sulit terurai menjadi permainan ataukerajinan tangan.

4) Peserta didik dapat menginformasikan manfaatmakanan yang sehat dan dampak makanan yangtidak sehat kepada teman-temannya.

Sumber: Olahan W.S. Rondli: 2016 dari http://www.ecoliteracy.org/discover/competencies

Page 7: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 120

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

REKONTRUKSIKEWARGANEGARAAN EKOLOGIS

Gagasan ekologi kewarganegaraan(ecological citizenship) merupakangagasan yang berkaitan dengan identitasmoral atau etika warga negara terhadaplingkungan. Deane Curtin (dalam Isin danTurner, 2002: 297) bahwa “The idea ofecological citizenship is promising becauseit resonates deeply with Western ideasabout what it means to lead a full humanlife “, bahwa gagasan kewarganegaraanekologis yang cukup menjanjikan karenaberesonansi mendalam dengan ide-idebarat tentang makna untuk menjalanikehidupan manusia secara utuh, jugaberpotensi untuk memerintah dalamindividualisme korosif yang berhubungandengan lingkungan dan membentukkeseimbangan kepribadian setiap individudan masyarakat umum. Kewarganegaraanekologis membicarakan bagaimanamanusia sebagai individu yang memilikiidentitas diri (identitas moral) beradaptasidengan lingkungan komunitas baik dalamkapasitas internal (aktivitas) menerimaotoritas dari komunitas ataupun secaraeksternal membentuk/terlibat dalammembentuk komunitas konstitutif.

Kesadaran terhadap lingkungan tidakhanya bagaimana menciptakan suatu yangindah atau bersih saja, akan tetapi ini sudahmasuk pada kewajiban manusia untukmenghormati hak-hak orang lain(Subagyio, 1999:17). Hak orang laintersebut adalah untuk menikmati danmerasakan keseimbangan alam secaramurni. Sehingga kegiatan-kegiatan yangsifatnya hanya merusak saja, sebaiknyadihindari dalam perspektif ini. Oleh karenaitu, tindakan suatu kelompok yang hanyaingin menggapai keuntungan pribadi sajasebaiknya juga harus meletakkan rasatoleransi. Toleransi atau sikap tenggangrasa adalah bagian dari konsekuensi logisdari kita hidup bersama sebagai makhluk

sosial, karena melanggar konsekuensi inijuga berarti melanggar etika berkehidupanbersama. Hal ini sejalan dengan apa yangdikatakan Plato bahwa manusia adalahmakhluk sosial yang perlu menghargai satudan lainnya. Demikian juga halnya denganperspektif lingkungan, hal yang sama jugaberlaku di sini.

Berkaitan dengan konsep kesadaran(awareness) ini, maka Robbins (2003),pertama-tama menekankan bahwa betapaselama sekitar seratus tahun ini negara-negara indutri menyaksikan pertumbuhankemakmuran yang tak terbayangkansebelumnya yang disertai dengan konsumsisumber daya alam serta barang-baranglainnya. Tercapainya kemakmuran yangluar biasa itu menimbulkan pengaruhdahsyat terhadap ekosistem. Selanjutnya,Robbins (2003) mensitir bahwa fenomenaperubahan yang menjurus ke arahmaraknya ketidakpedulian terhadapkelestarian lingkungan. Hal ini disebabkanketidaktahuan atau kebodohan tentangadanya kerusakan lingkungan.

Analisis kritis tentang hal di atas,menurut Robbins (2003) yakni, “The lackof consideration and apathy aboutenvironmental problems arises from adisconnect that has developed betweenhumans and the land on which they live”.Bahwa yang mendasari sikap apatis danketidakpedulian terhadap lingkungan itumuncul dari terpisahnya hubunganhubungan antara manusia dan tanah dimana mereka tinggal. Pendapat RoderickNash, seperti yang disitir oleh Robbins(2003) menegaskan bahwa pangkalpersoalannya “... which gave mandominion over his environmentencouraged arrogance rather thanrespect,” yakni karena manusiaditempatkan di atas lingkungannyamendorong terjadinya keangkuhanketimbang rasa hormat.

Page 8: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 121

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

Untuk mengatasi masalahlingkungan dewasa ini, Robbins (2003)mengajukan gagasan, yakni : “The firststep in addressing our currentenvironmental problems is to develop anenvironmentally-conscious society.Education is an important key towardsachieving the goal of environmentalawareness”. Bahwa perlunyadikembangkan sebuah masyarakat yangsadar akan lingkungan, dan pendidikanmerupakan kunci untuk mencapai tujuantersebut yakni sadar lingkungan.Programnya perlu diperbaharui, danRobbins (2003) mengajukan pemanfaatan“kelas di alam terbuka” dan dimulai untukmengajarkan pendidikan lingkungandengan pendekatan pengalaman langsung,hand on experience.

Kesadaran lingkungan beranjak daripengetahuan dan pemahaman tentanglingkungan alam sebagai sebuah sistem,dan kedudukan manusia yakni sebagaipengelola yang bertanggung jawab.Landasan etika ini menegaskan perlu adahubungan yang harmonis antara manusiadengan lingkungannya, karena kecerdasanekologis didukung oleh keadaan ekologispula. Pembangunan berkelanjutan lebihmengikuti pandangan ekosentrisme danbukan pandangan anthroposentrismedalam perspektif etika lingkungan. Keraf(2002:14) menguraikan prinsip-prinsipetika lingkungan hidup, yang jika dikajilebih jauh juga memegang peranan pentingdalam upaya pembangunan berkelanjutan.Adapun prinsip-prinsip etika lingkunganhidup dimaksud adalah: (a) sikap hormatterhadap alam (respect for nature); (b)prinsip tanggung jawab (moralresponsibility for nature); (c) solidaritaskosmis (cosmic solidarity); (d) prinsipkasih sayang dan kepedulian terhadap alam(caring for nature); (e) prinsip tidakmelakukan kerusakan (no harm); (f)prinsip hidup sederhana dan selaras dengan

alam; (g) prinsip keadilan; (h) prinsipdemokrasi; dan (i) prinsip integritas moral.

SIMPULAN DAN SARAN

Perhatian terhadap kerusakanlingkungan menghasilkan pemikiranterhadap penyelenggaraan pembangunanyang berkelanjutan pada abad ke-21melalui penyelenggaraan pendidikan yangdiintegrasikan dengan permasalahanlingkungan hidup atau disebut pendidikanberbasis lingkungan hidup. Pelaksanaanpendidikan berbasis lingkungan hidupsalah satunya dapat diintegrasikan melaluiPendidikan Kewarganegaraan karenamenjadi salah satu wahana dalampendidikan moral dan karakter sertamengemban misi nilai dan sikap dalam tigadomain yakni domain kognitif, domainafektif, dan domain psikomotorik untukmencapai tujuan intruksional dan tujuanpengiring sekaligus, dengan harapanterbentuk kesadaran moral dan etikawarganegara terhadap lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Budimasyah, Dasim (2010). PenguatanPendidikan KewarganegaraanUntuk Membangun KarakterBangsa. Bandung: Widya AksaraPress.

Capra, F. (1995). The Web of Life, HarperCollins. Tersedia Online dihttp://www.ecoliteracy.org/publications/frijop (diakses tanggal 17Desember 2016 pukul 08.58 WIB)

Cogan, J.J and Ray Derricott (eds) (1998).Citizenship for The 21 Century: AnInternational Perspective onEducation. London: Kogan Page.

Curtin, D. (2002) Ecological Citizenship.Dalam Isin, E.F. dan Turner, B.S.

Page 9: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGAN EGARAAN …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/14 Wawan UMK.pdf · Ecoliteracy sebagai paradigma menggagas gerakan kepedulian terhadap lingkungan

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 122

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

(eds). Handbook of CitizenshipStudies. New Delhi : SAGEPublications.

Kalidjernih, F.K. (2011). Puspa RagamKonsep dan IsuKewarganegaraan. Bandung:Widya Aksara Press

Keraf, A.S. (2002). Etika Lingkungan.Jakarta : PT Kompas.

Orr, D.W. (1992). Ecological LiteracyEducation The Transition to aPostmodern World. New York:State University of New YorkPress.

Palmer, J.A. (2003). EnvironmentalEducation in the 21 Century. NewYork: Routledge

Palmer, J.A and Neal, P. (2003). TheHandbook of EnvironmentalEducation. New York: Routledge

Robbins, K. (2003). EnvironmentalAwareness: OvercomingIgnorance and Apathy by GettingPeople 'Outside'. Salt Lake City :Macalester College EnvironmentalStudies Programe.

Subagyo, P.J. (1999). Hukum Lingkungandan Perannya DalamPembangunan. Jakarta : RinekaCipta.

The Center for Ecoliteracy. (2011). CoreCompetencies for Ecoliteracy.Tersedia On Line dihttp://www.ecoliteracy.org/discover/competencies (diakses tanggal 17Desember 2016 pukul 08.55 WIB)

Wahab, A.A. (2006).”Pengembangankonsep dan paradigma pendidikankewarganegaraan baru Indonesiabagi terbinanya warga negaramultidimensional Indonesia”,dalam pendidikan nilai moraldalam dimensi pendidikan

kewarganegaraan. Bandung: Lab.PMPKN FPIPS UPI.

Winataputra, Udin S. (2012). PendidikanKewarganegaraan dalamPerspektif Pendidikan untukMencerdaskan KehidupanBangsa (Gagasan, Instrumentasi,dan Praksisi). Bandung: WidyaAksara Press.