19
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium. 2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan. 1.2 DASAR TEORI 1.2.1 Sabun Sabun adalah salah satu senyawa tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan minyak/lemak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak/lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida) dididihkan bersama-sama dengan larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K- Karbonat, tapi sekarang NaOH), terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam sodium dari asam lemak, etelah sabun terbentuk ke dalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Gliserol, lindi, dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara destilasi. Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan berulang-ulang (represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum, dan zat pewarna).

PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yeah

Citation preview

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium.

2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan.

1.2 DASAR TEORI

1.2.1 Sabun

Sabun adalah salah satu senyawa tertua yang pernah dikenal. Sabun

sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari

pengembangan campuran antara senyawa alkali dan minyak/lemak. Bahan

pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan

pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak/lemak dan

senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan

untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari

daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan

sabun diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,

parfum, dan pewarna.

Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida) dididihkan bersama-sama

dengan larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-

Karbonat, tapi sekarang NaOH), terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan

garam sodium dari asam lemak, etelah sabun terbentuk ke dalamnya

ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan

penyaringan. Gliserol, lindi, dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara

destilasi. Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan

berulang-ulang (represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung,

parfum, dan zat pewarna).

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 2

Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa

trigliserida. Trigliserida biasanya disebut juga “fat” atau lemak jika

berbentuk padat pada suhu kamar, dan disebut minyak (oil) bila pada suhu

kamar berbentuk cair. Trigliserida tidak larut dalam air, hal ini dapat

dibuktikan bila kita mencampurkan air dan minyak, akan terlihat keduanya

tidak akan bercampur.

Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO – Na+

dan merupakan hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom

Carbon. Dapat digunakan untuk membersihkan karena bersifat polar,

merupakan komponen ionik yang larut dalam air dan tidak larut dalam

larutan organik, yaitu minyak.

Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri

dari 7 asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam

lemak terdiri dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila

semua atom karbon berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam lemak tak

jenuh. Asam lemak tak jenuh dapat dikonversikan menjadi asam lemak

jenuh dengan menambahkan atom hydrogen pada lokasi ikatan rangkap.

Jumlah asam lemak yang tak jenuh dalam pembuatan sabun akan

memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang dibuat.

Jenis-jenis sabun:

1. Sabun cair

o Dibuat dari minyak kelapa

o Alkali yang digunakan KOH

o Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar

2. Sabun lunak

o Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak

tumbuhan yang tidak jernih

o Alkali yang dipakai KOH

o Bentuk pasta dan mudah larut dalam air

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 3

3. Sabun keras

o Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang

dikeraskan dengan proses hidrogenasi

o Alkali yang dipakai NaOH dan KOH

o Sukar larut dalam air

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus

ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam

zat-zat non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air.

Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan

tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air

karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun

yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap

ke air.

Kegunaan sabun ialah kemempuannya mengemulsi kotoran berminyak

sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua

sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat

non-polar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang

tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul

dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak,

maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi (Austin,

1984).

Sifat – sifat sabun antara lain:

1. Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan

pembilasan

2. Sabun bersifat basa

3. Sabun mudah tersuspensi dalam air dengan membentuk missel

4. Sabun dapat mengendap dalam air sadah dan meninggalkan suatu residu.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 4

2RCO2-

+ Ca2+

(RCO2)2 Ca

Tak Larut

5. Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan “benzalkonium” klorida

(N-Benzil ammonium klorida) bersifat antibakteri

1.2.2 Reaksi Penyabunan (Saponifikasi)

Reaksi Penyabuna merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan

menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol

dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras

digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair

digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari

kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika

dibandingkan dengan sabun lunak. Berikut adalah bentuk dari reaksi penyabunan:

A. Menghasilkan Sabun Keras (Menggunakan NaOH)

B. Menghasilkan sabun lunak/cair (Menggunakan KOH)

C17H35COOH + KOH C17H35COOK + H2O

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 5

1.2.3 Minyak atau Lemak

Minyak atau lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa

ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang

digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan

lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair

pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun

harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi

produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-

lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan

sabun di antaranya :

1. Tallow ( Lemak Sapi )

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri

pengolahan daging sebagai hasil samping. Tallow dengan kualitas baik biasanya

digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah

digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang

paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-

7,0 %. Titer point pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer point di

bawah 40°C dikenal dengan nama grease. Kandungan utama dari tallow yaitu :

asam oleat 40-45%, asam palmitat 24-37%, asam stearat 14-19%, asam miristat 2-

8%, asam linoleat 3-4%, dan asam laurat 0,2%.

2. Palm Oil ( Minyak Sawit )

Minyak sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat

warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan

sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak

sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan

sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak sawit harus dicampur dengan bahan

lainnya. Kandungan asam lemaknya yaitu asam palmitat 42-44%, asam oleat 35-

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 6

40%, asam linoleat 10%, asam linolenat 0,3%, asam arachidonat 0,3%, asam laurat

0,3%, dan asam miristat 0,5-1%.

3. Coconut Oil ( Minyak Kelapa )

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam

industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh

melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki

kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat sekitar 44-52%,

sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.

4. Palm Kernel Oil ( Minyak Inti Sawit )

Minyak inti sawit diperoleh dari biji buah sawit. Minyak inti sawit memiliki

kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat

digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan

asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah

daripada minyak kelapa. Kandungan asam lemak yang terdapat pada palm kernel oil

yaitu : asam laurat 40-52%, asam miristat 14-18%, asam oleat 11-19%, asam

palmitat 7-9%, asam kaprat 3-7%, asam kaprilat 3-5%, asam stearat 1-3%, dan asam

linoleat 2%.

5. Olive Oil ( Minyak Zaitun )

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan

kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun

memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit. Zaitun secara alami mengandung

beberapa senyawa yang tak tersabunkan seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan

squalen. Minyak zaitun juga mengandung triasil gliserol yang sebagian besar di

antaranya berupa asam lemak tidak jenuh tunggal jenis oleat. Kandungan asam oleat

tersebut dapat mencapai 55-83 persen dari total asam lemak dalam minyak zaitun.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 7

1.2.4 Air Sadah

Air sadah adalah air dengan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,

umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.

Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,

sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.

Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa berupa ion

logam lain atau garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode yang paling sederhana

untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Berdasarkan jenisnya dibagi

menjadi dua yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.

A. Air Sadah Sementara

Air sadah sementara adalah air yang mengandung ion bikarbonat

(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat

(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung

ion atau senyawa – senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena

kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air. Reaksi yang terjadi adalah:

Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3(s) + H2O (l) + CO2

B. Air Sadah Tetap

Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain selain

ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3

-, SO4

2-. Berarti senyawa yang

terlarut boleh jadi berupa kalsium florida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3))2,

kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat

(Mg(NO3))2, dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa –

senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa

dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari

kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air

tersebut dengan zat-zat tertentu.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 8

Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq)

atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan

ion Ca2+

dan atau Mg2+

. Reaksinya adalah:

CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Mg (NO3)2(aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2 KNO3 (aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah

terbebas dari kesadahan (ion Ca2+

atau Mg 2+

).

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 9

BAB II

METODOLOGI

1. ALAT DAN BAHAN

1.1 Alat

1. Cawan penguapan

2. Gelas kimia 250 mL

3. Batang pengaduk

4. Spatula

5. Hot plate

6. Pipet tetes

7. Pipet volume 25 mL

8. Pipet ukur 10 mL

9. Bulp

10. Tabung reaksi

11. Rak tabung reaksi

12. Kaca arloji

13. Botol Semprot

1.2 Bahan

2. Sampel minyak

3. Etanol 95 %

4. NaOH 10 N

5. Larutan NaCl jenuh

6. Kerosin atau minyak tanah

7. Larutan Kalium Sulfat

8. Indikator PP

9. Aquadest

10. Sabun Sunlight

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 10

2. PROSEDUR KERJA

2.1 Pembuatan Sabun

1. Mengambil 5 ml minyak kelapa dan memasukkan kedalam cawan

penguapan

2. Menambahkan 5 ml etanol kedalam cawan penguapanyang telah berisi

minyak kelapa

3. Menambahkan 3 ml larutan NaOH 10 N sambil diaduk

4. Menutup cairan penguapan dengan kaca arloji

5. Memanaskan campuran dalam cawan penguapan

6. Menambahkan 20 ml larutan NaCl pekat kedalam cawan penguapan

7. Mengamati apa yang terjadi

8. Mencatat hasil pengamatan

2.2 Sifat Sabun

A. Sifat Sabun Menggunakan Sabun Sunlight

1. Menambahkan 1 mL kerosin atau minyak tanah dan 10 mL air dalam

tabung reaksi

2. Mengocok campuran dan mencatat pengamatan

3. Memasukkan sedikit sabun kedalam tabung reaksi yang berisi kerosin

4. Mengocok dan mencatat pengamatan yang dilakukan

5. Menambahkan sedikit campuran jika campuran tidak berubah dan

mengocok lagi

6. Mencatat pengaruh penambahan sabun pada campuran ini dan kerosin

7. Melarutkan sedikit sabun dalam air 10 mL air panas kedalam tabung reaksi

yang bersih

8. Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat

9. Mencatat pengaruh penambahan Kalsium Sulfat terhadap air sabun

10. Melarutkan sedikit sabun kedalam 5 mL etanol dalam tabung reaksi yang

bersih

11. Menguji sifatnya menggunakan 2 tetes indikator PP

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 11

B. Sifat Sabun Menggunakan Sabun Padat

1. Menambahkan 1 mL kerosin atau minyak tanah dalam 10 mL air dalam

tabung reaksi

2. Mengocok campuran dan mencatat pengamatan

3. Memasukkan sedikit sabun kedalam tabung reaksi yang berisi kerosin

4. Mengocok dan mencatat pengamatan yang dilakukan

5. Menambahkan sedikit campuran jika campuran tidak berubah dan

mengocok lagi

6. Mencatat pengaruh penambahan sabun pada campuran ini dan kerosin

7. Melarutkan sedikit sabun dalam air 10 mL air panas kedalam tabung reaksi

yang bersih

8. Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat

9. Mencatat pengaruh penambahan Kalsium Sulfat terhadap air sabun

10. Melarutkan sedikit sabun kedalam 5 mL etanol dalam tabung reaksi yang

bersih

11. Menguji sifatnya menggunakan 2 tetes indikator PP

3. SAFETY ALAT DAN BAHAN

Safety yang digunakan dan percobaan ini antara lain :

1. Jas lab.

2. Sepatu tertutup

3. Sarung Tangan

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA PENGAMATAN

Tabel 3.1.1 Pembuatan Sabun

NO BAHAN PENGAMATTAN

1. 5mL minyak kelapa + 5mL

etanol 95%

Minyak tidak bercampur dengan etanol,

terbentuk dua lapisan. Lapisan atas etanol dan

lapisan bawah minyak.

2. Ditambahkan 3mL NaOH 10M

sambil diaduk

Terdapat 2 lapisan, lapisan atas berwarna putih

dan lapisan bawah berwarna kuning dan

terdapat endapan

3. Dipanaskan hingga tidak berbau

alkohol lalu didinginkan

Terbentuk padatan berwarna putih pada bagian

atas dan berwarna kuning pucat pada bagian

bawah.

4. Ditambahkan 20 mL NaCl jenuh

Campuran tampak keruh dan tekstur pada

campuran tersebut mengental.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 13

Tabel 3.1.2 Sifat Sifat Sabun

NO BAHAN PENGAMATAN

SABUN SUNLIGHT SAMPEL SABUN

1 1 mL kerosin + 10

mL aquadest

Terbentuk 2 lapisan :

Lapisan atas berupa kerosin

dan lapisan bawah aquadest

Terbentuk 2 lapisan :

Lapisan atas berupa kerosin

dan lapisan bawah aquadest

Sabun + larutan

kerosin

Terbentuk 3 lapisan : Terbentuk 2 lapisan :

Lapisan atas berupa kerosin,

lapisan tengah busa, dan

lapisan bawah aquadest

Lapisan atas berupa buih,

lapisan tengah endapan putih,

dan lapisan bawah aquadest

yang tampak keruh

2 Larutan sabun + 10

mL aquadest panas

Campuran terlihat jernih dan

terdapat buih

Campuran terlihat jernih,

terdapat buih, dan terdapat

endapan

Ditambahkan

larutan Kalium

Sulfat (CaSO4)

Campuran tetap terlihat

jernih dan terdapat buih

Campuran tampak keruh dan

terdapat endapan diantara busa

dan larutan yang keruh

3 Larutan sabun + 5

mL etanol

Campuran tampak keruh, dan

tidak terdapat buih

Camuran tampak keruh dan

tidak terdapat buih

Ditambahkan 3

tetes indicator PP

Campuran tampak keruh dan

tidak terdapat buih

Campuran menjadi warna

ungu dan tidak terdapat buih

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 14

3.2 PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan reaksi penyabunan dan proses

pembuatan sabun di laboratorium dan menunjukkan beberapa sifat sabun

berdasarkan percobaan yang dilakukan. Sabun merupakan bahan logam alkali (basa)

dengan rantai asam monokarboksilik yang panjang. Sabun dibuat dengan

mereaksikan senyawa alkali (basa) dengan minyak atau lemak. Dalam percobaan ini

digunakan NaOH sebagai alkali dan minyak kelapa sebagai minyak. Sabun yang

dihasilkan akan berbentuk padatan karena menggunakan NaOH sebagai larutan

alkali. NaOH bereaksi dengan minyak yang dapat membentuk sabun yang disebut

dengan saponifikasi.

Pada pembuatan sabun, bahan-bahan yang digunakan adalah minyak kelapa,

etanol dan NaOH. Dalam percobaan kali ini timbul beberapa pertanyaan yaitu :

1. Mengapa ditambahkan etanol pada proses pembuatan sabun sintetik ?

Karena, etanol disini berfungsi sebagai pelarut dimana bertujuan agar

minyak dapat terurai dan terurai dan bereaksi dengan NaOH.

2. Mengapa dilakukan proses pemanasan pada pembuatan sabun sintetik ?

Karena, ada dua tujuan yang mendasar yaitu pertama untuk

menghilangkan etanol yang terkandung dalam campuran bahan.

Kedua, agar minyak dan NaOH dapat bereaksi dengan seimbang.

3. Mengapa ditambahkan larutan NaCl pada proses pembuatan sabun

sintetik ?

Karena, proses saponifikasi harus melibatkan suatu alkali. NaOH

merupakan suatu alkali namun penggunaan NaOH dapat

menyebabkan sabun yang dihasilkan adalah sabun padat.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 15

Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan sabun :

O

CH2OC(CH2)14CH3 CH2OH

O

CH2OC(CH2)14CH3 + 3NaOH CHOH + 3C17H35COONa

O

CH2OC(CH2)14CH3 CH2OH

Tripalmitin Larutan basa Gliserol NatriumPalmitat

(minyak dari sawit) (Alkali) (Sabun)

Reaksi alkoksida :

3NaOH + 3CH3 – CH2 – OH 3CH3 – CH2 – ONa + H2O

Natrium Etanol Natrium etoksida Air

hidroksida

Kemudian campuran ditutup dengan kaca arloji agar tidak terjadi kontak

dengan udara yang dapat mengganggu reaksi, kemudian dipanaskan pada suhu 700C

untuk mempercepat reaksi. Pemanasan berlangsung sampai bau etanol dari

campuran telah hilang. Hal ini menandakan bahwa reaksi telah selesai. Jika suhu

terlalu tinggi, dikhawatirkan dapat merusak struktur ikatan molekul dari minyak dan

senyawa lain yang digunakan. Setelah itu, campuran didinginkan. Selanjutnya,

campuran ditambahkan larutan NaCl. NaCl digunakan untuk melarutkan gliserol

sebagai hasil samping dari reaksi saponifikasi dan untuk menurunkan nilai kelarutan

dari sabun sehingga sabun mengendap.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 16

Setelah sabun terbentuk, dilakukan proses pengujian sifat-sifat dari sabun

sintetik. Dalam percobaan ini terdapat pula beberapa pertanyaan yaitu :

1. Mengapa dalam percobaan sifat sabun saat kerosen atau minyak tanah

dicampur dengan air terbentuk 2 lapisan ?

Karena, Kerosen atau minyak tanah merupakan senyawa non polar

dan tidak menarik air. Selain itu, Bj minyak juga lebih rendah dari

air sehingga minyak berada pada lapisan atas.

2. Apa yang terjadi setelah sabun ditambahkan dalam larutan kerosin ?

Larutan kerosin yang tadi tidak menyatu kemudian berubah menjadi

kesatuan walaupun bukan homogen. Molekul sabun menjaga kerosen

tetap teremulsi dalam air. Hal ini disebabkan tiap-tiap molekul

masing-masing larut dalam zat-zat non polar dan zat-zat polar.

Pengamatan dengan Sunlight sama dengan sabun sintetik.

Percobaan selanjutnya ialah mencampurkan sabun dengan air panas. Dari

percobaan tersebut diketahui bahwa sabun larut dalam air.

1. Mengapa sabun larut dalam air panas ?

Karena, sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang dari

ujung ion. Bersifat hidrofobik dan larut dalam zat nonpolar dan larut

dalam air.

2. Mengapa sabun sunlight membentuk lapisan berwarna bening dan pada

sabun sintetik membentuk lapisan berwarna keruh saat ditetesi CaSO4 ?

Karena, sabun tidak berfungsi di dalam air sadah. CaSO4 itu

merupakan salah satu contoh air sadah.

Percobaan ketiga ialah mencampurkan sabun dan etanol. Sabun dapat larut

dalam etanol karena etanol merupakan zat pelarut yang kemudian larutan tersebut

ditetesi indicator PP. Penambahan indicator PP adalah membuktikan sabun

memiliki sifat basa. Pada percobaan sunlight tidak terjadi perubahan warna pada

larutan sabun.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 17

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa

sabun yang dihasilkan hamper mirip dengan sabun yang dihasilkan di pabrik-pabrik

ini ditunjukkan dengan kesamaan sifat yang dimiliki oleh sabun sunlight yaitu :

1. Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan

pembilasan.

2. Sabun dapat mengendap dalam air sadah dan meninggalkan suatu residu.

3. Sabun bersifat basa.

4. Sabun mudah tersuspensi dalam air dengan membentuk missel

5. Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan, “Benzalkonium” klorida

bersifat anti bakteri.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 18

DAFTAR PUSTAKA

http.//www.caraproses.co/2015/12/cara-proses-pembuatan-sabun.html. 23

Desember 2015

Wikipedia.org/wiki/Kesadahan air. 24 Desember 2015.

Austin. Gorge T. 1984. Shereve’s Chemical Process Industries. 5th

ed. McGra- Hill

Book Co: Singapura.

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Page 19

LAMPIRAN

Gambar alat :

Hot Plate

Pipet Tetes

Pipet Ukur Rak Tabung

Tabun Reaksi

Aqudest

Bulp