Upload
putri-dewi-mailya-fatimah
View
81
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal praktikum kimia anorganik II Pembuatan tawas dari limbah aluminium foil by : Putri Dewi Mailya Fatimah
Citation preview
Jurnal Laporan Praktikum Kimia Anorganik II
1
PEMBUATAN TAWAS K[Al(SO4)2] DARI LIMBAH ALUMINIUM
FOIL
MANUFACTURE OF ALUM K[Al(SO4)2] FROM WASTE ALUMINIUM
FOIL
Putri Dewi Mailya Fatimah, Citra Chairunnisa A., Nida Nurmiladia R.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRACT
Mengingat banyaknya limbah aluminium yang tidak terpakai dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan, maka diperlukan adanya pemanfaatan limbah aluminium ini, seperti pembuatan
tawas contohnya, karena selain dapat membantu kebutuhan rumah tangga, tawas juga
aman dan tidak mengandung racun yang dapat merugikan kesehatan, sehingga dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin. Percobaan ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan limbah
aluminium yang banyak terdapat disekitar kita menjadi lebih terpakai khususnya dalam hal
pemurnian air, karena banyak disekitar kita, masyarakat yang belum dapat menikmati air
bersih. Metode yang kami gunakan untuk pengujian keberhasilan tawas yang kami buat
adalah metode pemurnian air, metode ini diambil karena paling mudah dan tidak
membutuhkan banyak waktu, selain itu, dapat langsung diketahui apakah Kristal yang
didapat dari hasil praktikum merupakan tawas (alum) murni atau tidak berdasarkan tingkat
kejernihan air. Melalui percobaan in,i tawas yang didapat dari 2 gram aluminium foil
sebanyak 2.49 gram. Tawas yang berkualitas baik berbentuk seperti bongkahan dan tidak
berwarna dan tentunya dapat bertindak sebagai koagulan, sementara tawas yang kami
dapat berbentuk serbuk halus berwarna putih, namun dapat dimanfaatkan sebagai
koagulan.
Kata Kunci : Aluminium, Alum (Tawas), koagulan
Jurnal Laporan Praktikum Kimia Anorganik II
2
INTRODUCTION
Kegiatan produksi selain menghasilkan
produk yang mempunyai nilai ekonomi
juga menghasilkan limbah, berupa limbah
padat, cair, maupun gas. Limbah-limbah
tersebut akan menyebabkan pencemaan
lingkungan meliputi pencemaran air,
pencemaran udara, dan pencemaran
tanah. (Manuntun Manurung, 2010)
Limbah merupakan konsekuensi dari
adanya aktifitas manusia karena setiap
aktivitas manusia cenderung
menghasilkan limbah atau buangan.
Jumlah/volume sampah sebanding
dengan tingkat konsumsi manusia
terhadap barang/material yang
digunakan sehari-hari. Proses daur ulang
akan menghemat energy dan eksploitasi
sumber daya alam sekaligus mengurangi
timbunan sampah di TPA. (Manuntun
Manurung, 2010)
Selain untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dan timbunan sampah di TPA,
proses daur ulang juga dapat menambah
nilai ekonomis dari limbah kaleng seperti
aluminium, seng, timah, atau besi.
(Manuntun Manurung, 2010)
Kandungan aluminium memberi peluang
untuk diolah menjadi bahan koagulan
penjernih air (tawas) atau bahan dalam
deodorant. (Manuntun Manurung 2010)
Tawas atau alum adalah suatu sennyawa
aluminium sulfat dengan rumus kimia
Al2(SO4).18H2O. pembuatan tawas dapat
dilaksanakan dengan melarutkan
material yang mengandung Al2O3 dalam
larutan asam sulfat. Salah satu sumber
Al2O3 di alam terdapat dalam tanah
kaolin. Dengan larutan asam sulfat akan
menghasilkan aluminium sulfat. Tawas
dapay diperoleh dari proses kristalisasi
larutan jenuh aluminium sulfat.
(Jallaludin, 2005)
MATERIAL AND METHODS
Alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah kertas aluminium
foil sebanyak 2 gram, neraca ohauss,
spatula, kertas saring 2 buah, labu
Erlenmeyer, gelas kimia 200ml, pipet
volume, H2SO4 6M, KOH, pengaduk
stirrer untuk memanaskan zat, gelas ukur,
corong, es batu.
Langkah-langkah percobaan:
Mula-mula, timbang aluminium foil
sebanyak 2 gram pada neraca ohauss.
Kemudian, ukur KOH sebanyak 50 ml
pada gelas ukur dan masukkan KOH ke
dalam labu Erlenmeyer. Kemudian,
potong kecil-kecil aluminium foil tadi dan
masukkan aluminium foil kedalam labu
Erlenmeyer. Perhatikan reaksinya dan
tunggu hingga gelembung tidak terbentuk
lagi, kemudian panaskan labu Erlenmeyer
di pengaduk stirrer hingga gelembung
Jurnal Laporan Praktikum Kimia Anorganik II
3
tidak terbentuk dan tidak berbau gas
hydrogen lagi. Setelah itu, saring dan
dinginkan zat. Jangan lupa untuk
menimbang kertas saring. Setelah zat
yang disaring dingin, tambahkan H2SO4
6M sebanyak 30ml. saring kembali
larutan tersebut dengan kertas saring dan
corog yang baru. Kemudian dinginkan zat
menggunakan es batu. Jika terbentuk
Kristal, saring dengan kertas saring yang
diletakkan dalam corong, kemudian
kertas saringnya dibilas dengan etanol.
Diamkan selama 1 hari lalu timbang berat
tawas (kristal) yang terbentuk, kemudian
uji kristal tersebut untuk membuktikan,
apakah Kristal yang terbentuk
merupakan tawas dengan cara
memurnikan air keruh.
RESULTS AND DISCUSSION
Dari hasil percobaan yang kami lakukan,
didapatkan data-data yaitu :
Pembuatan Alum (Tawas) K[Al(SO4)2]
Bobot Aluminium Foil : 2 gram
Bobot kertas saring kosong I : 0.69 gram
Bobot kertas saring II : 0.67 gram
Bobot kertas saring + endapan : 3.16
gram
Bobot endapan (tawas) : 2.49
gram
Dari percobaan yang dilakukan, didapat
Kristal yang kami duga sebagai alum
(tawas) sebanyak 2.49 gram. Ketika
pencampuran potongan aluminium dan
kalium hidroksida, larutan membentuk
gelembung yang sangat banyak dan
mengeluarkan asap berbentuk H2,
kemudian larutan tersebut menjadi
berwarna hitam keruh dan panas.
Reaksinya :
2Al (s) + 2KOH (aq) +
2H2O(l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Hal ini menunjukkan bahwa KOH bersifat
eksoterm karena menghasilkan kalor,
selain itu, kandungan aluminium pada
aluminium foil cukup banyak. Kemudian
ketika penambahan H2SO4 pekat kedalam
larutan aluminat, larutan membentuk
endapan putih, endapan putih ketika
didiamkan dan didinginkan akan
membentuk Kristal yang dapat disebut
dengan tawas (alum). Reaksinya :
2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l) +
4H2SO4(aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s) +
3H2(g)
Setelah dingin dan terbentuk Kristal.
Kristla dibilas dan di cuci dengan air dan
alcohol. Hal ini diperuntukkan supaya
mempercepat penguapan larutan pencuci.
Untuk menguji apakah zat yang kami
dapat merupakan tawas, maka kami
mengujinya dengan menggunakan air
selokan (air keruh). Dari hasil pengujian
ternyata Kristal yang kami buat dapat
menjernihkan air selokan. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa kristal yang
Jurnal Laporan Praktikum Kimia Anorganik II
4
kami buat merupakan tawas (alum).
Namun belum bisa dikatakan sebagai
tawas yang berkualitas baik, Karena
tawas yang didapat dari hasil praktikum
ini berbentuk serbuk halus dan berwarna
putih sementara tawas berkualitas baik
berbentuk bongkahan dan tidak
berwarna. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena masih ada aluminium
foil yang tidak bereaksi secara sempurna,
atau kelebihan pemberian H2SO4 juga
dapat menjadi alasan karena dapat
melarutkan Kristal atau kemungkinan
lain karena kandungan aluminium pada
aluminium foil kurang.
CONCLUSION
Dari Hasil percobaan pembuatan tawas yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari
hasil uji pemurnian air, kristal yang kami dapat, bisa bertindak sebagai koagulan
(penjernih air). Namun tawas kami belum dapat dikatakan sebagai tawas yang berkualitas
baik karena hasil tawas yang kami dapat berbentuk halus dan berwarna putih sementara
tawas berkualitas baik berbentuk seperti bongkahan dan tidak berwarna.
REFERENCE
Jalaluddin., Toni, J., 2005. Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium
Sulfat Dengan Metode Adsorps. Jurnal Sistem teknik Industri vol 6, hal. 71.
Manuntun, M., Irma, F.A., 2010. Kandungan Aluminium Dalam Kaleng Bekas Dan
Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Tawas. Jurnal Kimia 4 vol. 2, 180-181.