41
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK “ Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit Breaker (PMT) dan Disconnecting Switch (PMS) “ DISUSUN OLEH: ILDA NURIDA NIM. 125874225 SI SISTEM TENAGA LISTRIK 2012 PRODI SI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Pemeliharaan Peralatan Listrik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemeliharaan Peralatan Listrik pada Gardu Induk

Citation preview

Page 1: Pemeliharaan Peralatan Listrik

PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK

“ Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit

Breaker (PMT) dan Disconnecting Switch (PMS) “

DISUSUN OLEH:

ILDA NURIDA

NIM. 125874225

SI SISTEM TENAGA LISTRIK 2012

PRODI SI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

Page 2: Pemeliharaan Peralatan Listrik

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan

baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai

“Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit Breaker (PMT),

dan Disconnecting Switch (PMS)”

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini ini. Oleh karena

itu. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari

mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan

ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta yang dapat

memberi semangat lebih bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua orang.

Sutabaya, 20 Mei 2015

Penulis

2

Page 3: Pemeliharaan Peralatan Listrik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai Perawatan Peralatan Listrik

yang merupakan salah satu mata kuliah dari Mahasiswa Teknik Elektro bidang keahlian

Sistem Tenaga Listrik. Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini ialah agar penulis serta

Mahasiswa Teknik Elektro memahami teori secara umum dari berbagai referensi serta dalam

penyelesaian tugas makalah mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik yang dibimbing oleh

Drs. Gatot Widodo., M.T

Dalam pembuatan makalah penulis melakukan pencarian data dari berbagai sumber

sebagai referensi penulis agar dapat memahami materi ini. Penulis juga akan menjelaskan

dan memaparkan mengenai dasar teori secara umum, macam – macam perawatan dan

pemeliharaan peralatan listrik serta cara kerja komponen Gardu Induk, yang bermaksud agar

para pembaca mampu memahami dan mengetahui gambaran singkat tentang Pemeliharaan

Peralatan Listrik.

Dan dengan adanya makalah yang telah dibuat oleh penulis, diharapkan makalah ini

bermanfaat untuk mahasiswa Teknik Elektro serta pembaca umum agar mengetahui dan

memahami tentang Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit Breaker

(PMT) dan Disconnecting Switch (PMS). Semoga makalah ini bermanfaat untuk kelanjutan

pembelajaran mengenai mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik. Hal inilah yang menjadi

latar belakang dalam pembuatan makalah ini dan motivasi penulis dalam menyelesaikan

makalah tersebut.

3

Page 4: Pemeliharaan Peralatan Listrik

1.2 Tujuan

Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai

berikut.

1. Mahasiswa dapat memahami tentang pemeliharaan peralatan listrik.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pemeliharaan listrik.

3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam pemeliharaan peralatan listrik.

4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Transformator Daya, Circuit Breaker (PMT), dan

Disconnecting Switch (PMS).

5. Mahasiswa dapat memahami cara pemeliharaan dan perawatan pada Transformator Daya,

Circuit Breaker (PMT), dan Disconnecting Switch (PMS).

1.3 Pembatas Masalah

Makalah ini disusun untuk mempelajari pemeliharaan dan perawatan pada transformator

daya, Circuit Breaker (PMT), dan Disconnecting Switch (PMS) sesuai dengan prosedur PLN

sebagai penyedia layanan energi listrik di Indonesia.

4

Page 5: Pemeliharaan Peralatan Listrik

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Transformator Daya

Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk

menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.

Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari

transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi

secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu

transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena

itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar,

baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator

dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.

Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV

dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan

70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan

kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV

ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan

dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.

Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti:

- Transformator Mesin (Pembangkit )

- Transformator Gardu Induk

- Transformator Distribusi

Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti:

- Transformator besar

- Transformator sedang

- Transformator kecil

5

Page 6: Pemeliharaan Peralatan Listrik

Konstruksi Transformator

1. Bagian-bagian utama transformator tenaga

Inti besi

Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang

melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk

mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

Kumparan

Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan

tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap

inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan

lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Minyak Trafo

Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.Minyak trafo mempunyai sifat media pe-

mindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power trans-

formator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator

direndam dalam minyak-trafo.

Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah  sebagai berikut:

1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )

2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat men-

gendap dengan cepat

3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan

menjadi lebih baik titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat memba-

hayakan

4. Tidak merusak bahan isolasi padat

5. Sifat kimia yang stabil

6

Page 7: Pemeliharaan Peralatan Listrik

Tangki dan Konservator (khusus untuk transformator basah)

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di

dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip

pendingin (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga

penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk

menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

Bushing

Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan

jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor

tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai

pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.

2. Peralatan bantu transformator:

Pendingin

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-

rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan

merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu trafoyang

berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/sistem pendingin untuk menyalurkan panas

keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa minyak dan

udara. Sedangkan dalam pengalirannya (sirkulasi) dapat berupa alamiah (natural) dan

tekanan/paksaan.

Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:

1. Udara/gas

2. Minyak.

3. Air.

4. Dan lain sebagainya.

Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:

1. Alamiah (natural)

7

Page 8: Pemeliharaan Peralatan Listrik

2. Tekanan/paksaan.

Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu

media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar

diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara/gas),

dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (Radiator). Bila diinginkan

penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi

dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa

sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced).

Tap changer

Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan

operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-

ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam

keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat

dioperasikan manual.

Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam

keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat dioperasikan

secara manual atau otomatis. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan

konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah

sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi

belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio)

trafo. Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan

tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang

berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap

transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer”

dan hanya dapat dioperasikan manual.

Ada dua cara kerja tap changer:

1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer / OLTC)

8

Page 9: Pemeliharaan Peralatan Listrik

Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer

yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer.

Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil,

umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa

beban.

OLTC terdiri dari :

1. Selector Switch,

2. diverter switch, dan

3. transisi resistor.

Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses

perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah

dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu

dengan main tank). Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi

fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan

cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.

Alat Pernapasan (Silicagel)

Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu

minyak pun akan berubah-ubah, sehingga mengakibatkan adanya pemuaian dan penyusutan

minyak trafo. Menyusutnya minyak trafo mengakibatkan permukaan minyak menjadi turun

dan udara akan masuk ke dalam tangki. Proses demikian disebut pernapasan trafo. Akibat

pernafasan tersebut maka minyak trafo akan bersinggungan dengan udara luar. Untuk

mencegah hal ini maka ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan

berupa tabung berisi kristal zat hygrokopis (silicagel).

Indikator

Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator pada

transformator sebagai berikut:

- Indikator suhu minyak

- Indikator permukaan minyak.

9

Page 10: Pemeliharaan Peralatan Listrik

- Indikator sistem pendingin.

- Indikator kedudukan tap.

- Dan sebagainya

3. Peralatan Proteksi

Peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang

termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai berikut :

Rele Bucholz

Peralatan rele yang dapat mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam

trafo yang menimbulkan gas. Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat

hubung singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke tanah,

busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya kontak

yang kurang baik.

Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)

Peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada transformator bila terjadi kenaikan

tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.

Rele diferensial

Rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash over

antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di

dalam kumparan ataupun antar kumparan.

Rele beban lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan dengan

menggunakan sirkit simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia

terjadi gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan

menjatuhkan PMT.

10

Page 11: Pemeliharaan Peralatan Listrik

Rele arus lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubunga

singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini

mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai

cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena beban lebih

atau gangguan hubung singkat.

Rele fluks lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran fluksi

atau perbandingan tegangan dan frekwensi.

Rele tangki tanah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi hubung singkat antara

bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.

Rele gangguan tanah terbatas

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah didalam

daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak

dapat dirasakan oleh rele diferential.

Rele termis

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan,

akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam

rele ini adalah kenaikan temperatur.

Fire Protection

Transformator Tenaga adalah salah satu peralatan yang cukup mahal yang terpasang di

pusat pembangkit dan Gardu Induk. Setiap Trafo Tenaga terisi dengan material yang mudah

terbakar dengan jumlah yang cukup besar, apabila tersulut dapat menjalarkan api ke instalasi

yang berdekatan. Oleh karena itu sangat perlu dilengkapi dengan peralatan pengamannya.

11

Page 12: Pemeliharaan Peralatan Listrik

Kegagalan-kegagalan Trafo Tenaga umumnya disebabkan oleh Break Down isolasi pada

bagian internal Trafo. Adanya energi busur listrik akan diikuti kenaikan temperatur dan

tekanan yang sangat cepat di dalam tangki Trafo. Terbakarnya minyak pada jumlah tertentu

dapat mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi kearah luar melalui kisaran bidang tertentu

dan dapat langsung diikuti nyala api.

2.2 Pemutus Tenaga (PMT)

Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu

menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu

menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam

spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.

Bagian-bagian Pemutus Tenaga (PMT)

1. Mekanisme penggerak

(operating

mechanism).

2. Pemutus (interrupter).

3. Isolator penyangga dari porselen

rongga

(hollow support insulator

porcelen).

4. Batang penggerak.

5. Penyangga diantara no.4 dan no. 12

(linkages).

6. Terminal-terminal.

7. Saringan (filters).

8. Silinder bergerak (movable cylinder).

9. Torak tetap (fixed piston)

10. Kotak tetap (fixed contact)

12

Page 13: Pemeliharaan Peralatan Listrik

2.3 Pemisah (PMS)

Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) adalah suatu peralatan sistem tenaga

listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban

(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana pembukaan

atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa beban.

Bagian-bagian Pemisah (PMS)

1. Struktur Mekanik : Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi

sebagai dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.

2. Isolasi (Insulation) : Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi. Isolator

berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau komposit yang

ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran penghantar, kekuatan mekanis

dan konstruksi penopangnya.

3. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying) : bagian dari PMS yang

bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar Arus

Listrik terdiri dari Pisau-pisau/Kontak PMS dan terminal utama.

4. Grounding : sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang

mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.

5. Mekanik Penggerak : memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan

menutup yang terdiri dari Stang/Tuas Penggerak  dan Tenaga Penggerak.

13

Page 14: Pemeliharaan Peralatan Listrik

BAB III

PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK

3.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana

mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran

tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :

1. Untuk meningkatkan reability, availability, dan efficiency.

2. Untuk memperpanjang umur peralatan.

3. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.

4. Meningkatkan safety peralatan.

5. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

3.2 Jenis-jenis Pemeliharaan

1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance)

Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan

listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan.

Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara

yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan

beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus un-

tuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition

Base Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)

Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan se-

cara tibatiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai

umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada :

Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pen-

14

Page 15: Pemeliharaan Peralatan Listrik

galaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan

berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).

3. Corrective Maintenance

Pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika

peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan

fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan

dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang

bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang

berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.

4. Breakdown Maintenance

Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya

tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2

macam :

1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau

petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa Op-

erator).

2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh

petugas pemeliharaan.

15

Page 16: Pemeliharaan Peralatan Listrik

3.3 Pemeliharaan Transformator

16

Page 17: Pemeliharaan Peralatan Listrik

17

Page 18: Pemeliharaan Peralatan Listrik

3.4 Periode Pemeliharaan Transformator

18

Page 19: Pemeliharaan Peralatan Listrik

19

Page 20: Pemeliharaan Peralatan Listrik

20

Page 21: Pemeliharaan Peralatan Listrik

3.4 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)

21

Page 22: Pemeliharaan Peralatan Listrik

22

Page 23: Pemeliharaan Peralatan Listrik

23

Page 24: Pemeliharaan Peralatan Listrik

24

Page 25: Pemeliharaan Peralatan Listrik

3.5 Periode Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)

25

Page 26: Pemeliharaan Peralatan Listrik

26

Page 27: Pemeliharaan Peralatan Listrik

3.6 Pemeliharaan Pemisah (PMS)

1. Pentanahan (Grounding)

a. Kawat pentanahan

b. Terminal pentanahan

2. Isolator

a. Kebersihan

b. Retak atau pecah

3. Pembersihan

a. Pisau-pisau

b. Kontak-kontak

4. Kekencangan Baut

a. Terminal utama

b. Tangkai Penggerak

5. Tangkai Penggerak

a. Keadaan sambungan

27

Page 28: Pemeliharaan Peralatan Listrik

b. Keadaan terkunci

6. Box Mekanik

a. Roda gigi

b. Motor penggerak

c. Kontak-kontak bantu

7. Pondasi

a. Keretakan

b. Kemiringan

3.7 Periode Pemeliharaan Pemisah (PMS)

28

Page 29: Pemeliharaan Peralatan Listrik

29

Page 30: Pemeliharaan Peralatan Listrik

30

Page 31: Pemeliharaan Peralatan Listrik

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Transformator daya atau Trafo daya adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam

klasifikasi mesin listrik statis (karena sekundernya tidak berputar) , yang berfungsi

menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.

2. Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu

menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu

menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam

spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.

3. Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) adalah suatu peralatan sistem tenaga

listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban

(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana pembukaan

atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa beban.

4. Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses

kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat

berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang

menyebabkan kerusakan.

5. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin

kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan.

31

Page 32: Pemeliharaan Peralatan Listrik

DAFTAR PUSTAKAPT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Pemisah, No Dokumen : P3B/O&M

PMS/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B

PT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Pemutus Tenaga, No Dokumen :

P3B/O&M PMT/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B

PT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga, No Dokumen : P3B/O&M

Trafo/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B

32