89
PEMETAAN DAERAH RAWAN DAN RESIKO BANJIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur) Oleh : ARIS PRIMAYUDA A24102070 DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Pemetaan Daerah Rawan Banjir Dgn SIG

  • Upload
    lamury

  • View
    424

  • Download
    30

Embed Size (px)

Citation preview

PEMETAAN DAERAH RAWAN DAN RESIKO BANJIR

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

(Studi Kasus Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur)

Oleh :

ARIS PRIMAYUDA

A24102070

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

RINGKASAN

ARIS PRIMAYUDA. Pemetaan Daerah Rawan dan Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa T i ) . Di bawah bimbingan Baba Barus dan Heru Bagus Pulunggono.

Banjir merupakan bencana alam yang dewasa ini sering melanda wilayah

di Indonesia. Salah satu upaya untuk meminimalkan dampak negatif banjir yaitu

tersedianya peta daerah rawan dan beresiko banjir, yang dapat dipakai untuk

perencanaan pengendalian.

Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan metode pemetaan

daerah rawan banjir berdasarkan konsep logika berbasis pengetahuan, untuk

menentukan kriteria parameter daerah rawan dan beresiko banjir. Kemudian

dilanjutkan dengan membuat petanya. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui zona rawan banjir di Kabupaten Trenggalek, mempelajari hasil zonasi

rawan banjir berdasarkan tipe data hujan yang berbeda, analisis kejadian banjir

pada tanggal 20 April 2006, dan mengetahui daerah yang memiliki resiko

tertinggi.

Metode penentuan parameter rawan dan resiko banjir adalah dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dibagi ke tiga tahap

proses, yaitu pembangunan basis data, analisis data, dan penyajian hasil analisis.

Pada waktu pembangunan basis data terdapat tahapan khusus berupa analisis data

curah hujan untuk pembuatan peta curah hujan, dan analisis citra Landsat untuk

mengetahui kondisi penutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek.

Berdasarkan hasil pemetaan daerah rawan menggunakan data c~uah hujan

rata-rata tahunan, setiap kecamatan di Kabupaten Trenggalek memiliki daerah

rawan banjir. Oleh karena itu, secara umum dapat dikatakan ballwa Kabupaten

Trenggalek merupakan daerah yang rawan banjir.

Hasil interpretasi berbagai peta rawan banjir berdasarkan data curah hujan

yang berbeda, menunjukkan bahwa peta rawan banjir yang menggunakan data

curah hujan maksimum menghasilkan daerah sangat rawan banjir yang paling

besar. Sedangkan peta rawan banjir yang menggunakan data curah hujan rata-rata

tahunan menghasilkan daerah sangat rawan banjir yang paling kecil.

Hasil analisis SIG menunjukkan bahwa kejadian banjir di Kabupaten

Trenggalek pada tanggal 20 April 2006 diakibatkan oleh 3 faktor utama, yaitu 1)

curah hujan yang relatif lebat, 2) posisi topografis yang rawan bencana banjir, d m

3) kondisi penutupanlpenggunaan lahan pada daerah topografis yang rawan banjir,

dimana banyak terjadi p e n m a n luas hutan (10.860 Ha) dan peningkatan luas

lahan terbuka (3.392 Ha). Berdasarkan peta resiko banjir, Kecamatan Trenggalek

merupakan kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar untuk tingkat resiko

banjir sangat tinggi (40%).

Kata Kunci : Banjir, Rawan, Resiko, SIG