86
PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Studi Analisis Buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NURUL ANIFAH NIM 111 13 294 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

  • Upload
    vothuy

  • View
    242

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

1

PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

PERSPEKTIF MUHAMMAD QURAISH SHIHAB

(Studi Analisis Buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

NURUL ANIFAH

NIM 111 13 294

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 2: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

2

Page 3: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

3

Page 4: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

4

Page 5: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

5

Page 6: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

6

MOTTO

Budi pekerti adalah „juru bicara‟ hati yang bersih (Gus Mus)

vi

Page 7: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

7

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah Swt. skripsi sederhana ini penulis persembahkan

untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarbini dan Ibu Juwarti yang selalu

memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa untuk kelancaran urusanku,.

Keempat kakakku (Umi, Ahmad, Siti, dan Maslikhan) serta seluruh

keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan sehingga saya dapat

sampai pada titik ini.

2. Sahabat-sahabatku di mana pun berada yang tak jenuh mendengarkan

keluh kesahku dan memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

3. Saudara seperjuangan angkatan 2013 terkhusus kelas PAI. H, teman-teman

PPL, KKN, dan teman lainnya di IAIN SALATIGA yang telah

memberikan motivasi, inspirasi, hiburan, dan pengalaman baru sehingga

lebih bersemangat dalam belajar.

4. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu wawasan serta

doa, khususnya untuk Bpk. Rasimin, M.Pd. selaku dosen pembimbing

skripsi saya ucapkan terimakasih untuk kesabaran, nasihat dan

dukungannya selama ini.

5. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

vii

Page 8: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

8

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyanyang. Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.

yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam

penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. yang

telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan, sehingga penyusunan

skripsi yang berjudul: “PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK

PERSPEKTIF MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Studi Analisis Buku

Yang Hilang Dari Kita Akhlak) dapat terlesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Rasimin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat

terselaikan dengan baik.

5. Bapak M. Yusuf Khummaini, M.HI. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memotivasi penulis dalam belajar.

viii

Page 9: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

9

6. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali

pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam

penyelesaikan skripsi ini

8. Berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu

baik moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari dan mengakui

bahwa dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan

keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak

kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

Dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 28 Juli 2017

Nurul Anifah

NIM: 11113294

ix

Page 10: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

10

ABSTRAK

Anifah, Nurul. 2017. Pemikiran Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Muhammad

Quraish Shihab (Studi Analisis Buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak).

Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, M.Pd.

Kata kunci: Pendidikan, Akhlak

Muhammad Quraish Shihab adalah seorang mufassir ternama di indonesia.

Salah satu bukunya adalah Yang Hilang Dari Kita Akhlak, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak dalam pandangan M. Quraish

Shihab dalam buku yang khusus membahas tentang akhlak itu. Pertanyaan yang

ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pendidikan menurut

M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

Relevansi relevansi pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan akhlak

terhadap pendidikan di Indonesia saat ini.

Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research).

Data yang diperoleh bersumber dari literature. Sumber data primer adalah buku

Yang Hilang Dari Kita Akhlak, sumber sekundernya adalah buku-buku lain yang

berkaitan dan relevan dengan tema penelitian ini. Adapun teknik analisis data

menggunakan metode deskriptif, deduksi, dan induksi.

Temuan penelitian ini, pemikiran pendidikan akhlak menurut M. Quraish

Shihab penulis kelompokkan ke dalam lima poin yaitu: (1) Pembagian akhlak, (2)

Pandangan tentang baik dan buruk, (3) Mengenal empat potensi diri yaitu potensi

ilmu, amarah, keinginan, syahwat, dan adil, (4) Cakupan adab sopan santun dan

(5) Cara membentuk akhlak. Adapun relevansi pendidikan akhlak menurut M.

Quraish Shihab dengan pendidikan Islam di Indonesia saat ini adalah kesamaan

dasar pemikiran yaitu Al-Qur‟an dan Hadis. Pendidikan akhlak menurut M.

Quraish Shihab telah mewakili pendidikan akhlak di Indonesia, akan tetapi

menurutnya pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berhasil dalam

membentuk akhlak mulia (luhur). Akhlak dinyatakan telah hilang dari individu

secara umum umat Islam di Indonesia dibuktikan dengan banyaknya perilaku

yang jauh dari nilai islami. Kegagalan ilmu akhlak dalam mewujudkan akhlak

luhur, ada dua kemungkinan yaitu dikarenakan kesalahan cara mengajarkannya

ataupin karena mereka tidak memahaminya dengan baik, serta apabila sudah

memahaminya mereka tidak menggunakannya sebagai sebuah kebiasaan.

x

Page 11: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN LOGO ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... v

MOTTO.......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Metode Penelitian ........................................................................ 5

F. Penegasan Istilah ......................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan................................................................... 11

BAB II. BIOGRAFI MUHAMMAD QURAISH SHIHAB………………… 11

A. Setting Sosial ................................................................................ 12

B. Karya-karya.......................................................................... ........ 21

xi

Page 12: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

12

C. Sekilas Tentang Buku.................................................................. 22

D. Corak Pemikiran........................................................................... 23

BAB III. PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB TENTANG PENDIDIKAN

AKHLAK……………………………………………………… 26

A. Pendidikan Akhlak............................................................... ........ 26

1. Pengertian Pendidikan .............................................................. 26

2. Pengertian Akhlak.............................................................. ...... 27

B. Pendidikan Akhlak Menurut Quraish Shihab .............................. 29

1. Baik dan Buruk........................................................................ 30

2. Akhlak Luhur.................................................................... ...... 32

3. Cara Membentuk Akhlak.................................................... .... 40

BAB IV. ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT M. QURAISH

SHIHAB DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN

AKHLAK DI INDONESIA…………………………………….. 44

A. Analisis Pendidikan Akhlak Menurut M. Quraish Shihab ........... . 44

B. Relevansi Pendidikan Akhlak menurut M. Quraish Shihab

dengan Pendidikan Akhlak di Indonesia.................................... 54

BAB V. PENUTUP………………………………………………………...... 66

A. Kesimpulan............................................................................ .. 66

B. Saran-saran ................................................................................... .. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

Page 13: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam datang sebagai pencerahan atas gelapnya zaman yang

melanda kehidupan manusia. Jahiliyah merupakan sebutan bagi zaman

yang mengalami kebobrokan akhlak dan perilaku sosial lainnya. Allah

swt. mengutus Nabi Muhammad saw. untuk membawa risalah kenabian

yang mana satu pokok tujuan risalahnya adalah perihal akhlak. Beliau

Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: “sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) semata-mata untuk

menyempurnakan kemuliaan akhlak”. (HR. Al-Bukhari, al-

Hakim dan al-Baihaqi)

Pendidikan merupakan sebuah jembatan bagi manusia untuk

mengetahui segala sesuatu, mengidentifikasi antara yang haq dan bathil.

Proses mencari tahu dan memberitahu merupakan hakikat manusia sebagai

makhluk Allah swt. yang dikaruniai akal. Mencari tahu dari diri sendiri,

orang lain dan alam sekitar. Menurut Sadulloh (2014:3-4) pendidikan

memiliki arti khusus dan arti luas. Dalam arti khusus pendidikan hanya

dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum

dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Sedangkan dalam arti luas

Page 14: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

2

pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan

hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia.

Karena hal ini potensi dididik dan mendidik (Daradjat,1996:16). Urgensi

pendidikan bagi manusia sudah tidak dapat dielakkan lagi. Selain sebagai

pelaku pendidikan, manusia juga sebagai sasaran pendidikan. Hal itu

dikarenakan manusia adalah makhluk istimewa yang memiliki

komplektifitas tinggi sehingga perlu untuk dipelajari. Adapun fokus utama

pendidikan agama islam adalah membentuk manusia yang berakhlak

mulia.

Para pakar Muslim menyatakan bahwa akhlak adalah sifat dasar

yang telah terpendam di dalam diri dan tampak ke permukaan melalui

kehendak dan terlaksana tanpa keterpaksaan oleh satu dan lain sebab

(Shihab,2016:4). Akhlak merupakan sifat yang dekat dengan iman. Baik

buruknya akhlak menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya

keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah akan

membenarkan dengan seyakin-yakinnya akan ke-Esa-an Allah, meyakini

bahwa Allah mempunyai sifat sempurna dan tidak memiliki sifat kurang,

atau menyerupai sifat-sifat makhluq ciptan-Nya (Siroj,2004:3).

Untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat berakhlak terpuji

atau tercela, Imam al-Ghazali mengemukakan gagasan bahwa,”Bila

kondisi kejiwaan itu baik dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang dinilai

baik oleh akal dan agama baik, pemiliknya dinilai memiliki akhlak mulia.

Page 15: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

3

Sebaliknya pun demikian”.(Shihab:2016,5). Begitu istimewanya sebuah

akhlak bahkan menjadi lambang kualitas manusia terkhusus seorang

muslim. Hal ini patut menjadi renungan, bahwa manusia hendaklah

membangun akhlak pribadi semaksimal mungkin untuk mencapai

kesempurnaan sebagai makhluk sebagaimana tuntunan yang telah

diuswahkan oleh Nabi Muhammad saw.

Dalam buku yang berjudul “Yang Hilang dari Kita Akhlak”, M.

Quraish Shihab mengupas tuntas tentang makna akhlak hingga akhlak

dinyatakan telah hilang dari dalam diri seorang muslim. Bahkan akhlak-

akhlak islami terlihat di Negara-negara yang mayoritas penduduknya

adalah pemeluk Non-Islam (Shihab,2016:xiii). Tidak jarang kita

mendengar dari orang Barat bahwa apa yang mereka baca tentang islam

jauh berbeda dengan apa yang dipraktikkan oleh yang “mewakili” Islam.

Demikian terlihat bahwa memang ada yang hilang dari kita atau tidak

banyak lagi dari kita yang mengamalkan Islam (Shihab,2016:xiv-xv).

Dengan pandangan yang sangat menarik ini, penulis terdorong

untuk mengangkat judul “Pemikiran Pendidikan Akhlak Menurut

Muhammad Quraish Shihab (Studi Analisis Buku Yang Hilang Dari

Kita Akhlak)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak menurut M. Quraish Shihab ?

Page 16: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

4

2. Bagaimana relevansi pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan

akhlak terhadap pendidikan di Indonesia saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan akhlak menurut M.

Quraish Shihab.

2. Untuk mengetahui bagaimana relevansi pemikiran M. Quraish Shihab

tentang pendidikan akhlak terhadap pendidikan di Indonesia saat ini.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu:

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif

bagi dunia pada umumnya dan pengembangan nilai-nilai pendidikan

akhlak islamiyah pada khususnya. Serta menambah wawasan tentang

pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan akhlak.

2. Praktis

Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas

lembaga pendidikan terutama pendidikan islam. Diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia

pendidikan. Serta menambah wawasan bagi penulis untuk mengetahui

konsep pendidikan akhlak menurut M. Quraish Shihab.

Page 17: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

5

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang mendasari

penelitian, yaitu: jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data

dan analisis data.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat literer yang berfokus pada referensi buku

dan sumber-sumber yang relevan karena yang dijadikan objek kajian

adalah hasil pemikiran. Penelitian literer lebih difokuskan kepada studi

kepustakaan (Amirin,1995:135). Penelitian dilakukan dengan

mencermati sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku,

artikel atau yang lainnya yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data

dapat diperoleh. (Arikunto,1997:107) Sedangkan data-data tersebut

dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama

digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Adapun sumber data primer adalah buku “yang hilang dari kita

AKHLAK” karya M.Quraish Shihab.

b. Sumber Data Sekunder

Page 18: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

6

Sumber data sekunder didapatkan dari sumber-sumber

bacaan lain seperti Akhlak yang Mulia karya Humaidi

Tatapangarsa, dan buku-buku pendidikan akhlak lainnya dan

informasi lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan meode/teknik pengumpulan data

pustaka yaitu membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian dari

berbagai buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini.

Akan tetapi tetap mengutamakan data primer

4. Analisis Data

Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode,

yaitu:

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Menurut Whitney yang dikutip oleh Nazir (1985:63)

metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang

tepat. Peneliti melakukan analisis data dengan deskriptif yang

menggambarkan pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan

akhlak.

b. Metode Analisis

Page 19: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

7

Metode analisis yaitu penanganan terhadap suati objek-

objek penelitian yang satu dengan pengertian yang lain

(Suryabrata,1983:31). Dalam proses ini penulis menggunakan dua

cara yang saling bergantian, yaitu:

1) Proses Analisa Deduksi, yaitu analisa dari pengertian yang

umum kemudian dibuat eksplisitasi dan penerapan lebih

khusus. Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam

permasalahan umum kemudian mengerucut pada proses

pengambilan permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus.

2) Proses Analisa Induksi, yaitu dari khusus ke umum. Induksi

pada umumnya disebut generalisasi, yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar

data itu menyusun suatu ucapan umum.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam menafsirkan

istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka penulis perlu

untuk memberikan sebuah penegasan istilah yang terdapat dalam judul

ini,antara lain:

1. Pendidikan Akhlak

Secara terminologi, pendidikan merupakan terjemahan dari

istilah Pedagogi yaitu berasal dari Bahasa Yunani Kuno Paedos dan

agoo. Paedos artinya “budak” dan agoo artinya “membimbing”.

Page 20: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

8

Akhirnya pedagogie diartikan sebagai budak yang mengantarkan anak

majikan untuk belajar (Jumali dkk,2004:17). Dinamakan pendidikan

apabila dalam kegiatan tersebut mencakup hasil yang rambahannya

(dimensi) pengetahuan sekaligus kepribadian. Dengan demikian

hakikat pendidikan adalah kegiatan formal yang melibatkan guru,

murid, kurikulum, evaluasi, administrasi yang secara simultan

memproses peserta didik menjadi bertambah pengetahuan, skill dan

nilai kepribadiannya dalam suatu keteraturan kalender akademik

(Jumali dkk,2004:19).

Sedangkan menurut UU No. 20 th 2003 tentang sistem

pendidikan nasional (Ra‟uf,2005:91), pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan

dengan budi pekerti, kelakuan. Sedangkan moral diartikannya sebagai

ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dsb. Akhlak juga diartikan dengan

kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,

bergairah, berdisiplin, dan sebagainya, sebagaimana ia juga dipahami

dalam arti isi hati atau keadaan perasaan, sebagaimana terungkap

Page 21: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

9

dalam perbuatan. Sedangkan etika diartikannya dengan ilmu tentang

apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak) (Shihab,2016:3).

Secara etimologi, akhlak berasal dari Bahasa Arab adalah

bentuk jamak dari Khuluq ( خلق) yang pada mulanya bermakna ukuran,

latihan dan kebiasaan. Dari makna pertama (ukuran) lahir kata

makhluk, yaitu ciptaan yang memiliki ukuran, sedangkan dari makna

yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan) lahir sesuatu yang positif

maupun negatif (Shihab,2016:3). Makna-makna diatas mengisyaratkan

bahwa akhlak dalam pengertian budi pekerti maupun sifat yang mantap

dalam diri seseorang baru dapat dicapai setelah berulang-ulang latihan

dan dengan membiasakan diri melakukannya.

Masih dalam buku yang sama yaitu yang Hilang dari Kita

Akhlak oleh M. Quraish Shihab (2016:5) Imam al-Ghazaly

mengemukakan bahwa:

“Khuluq dan khalaq adalah dua kata yang dapat

ditemukan dalam satu kalimat. Anda dapat berkata: Fulan

Hasan al khalq wa al khuluq (si A baik bentuk badannya dan

baik pula akhlaknya). Yang pertama dapat dilihat dengan mata

kepala, sedang yang kedua karena bersifat batin “tidak terlihat

substansinya”, tetapi terlihat dampak pada aktifitasnya. Hakikat

kedua kata tersebut ada pada diri setiap insan karena manusia

adalah gabungan dari jasmani dan rohani yang masing-masing

bias jadi baik dan juga buruk. Al Ghazali lebih jauh

menjelaskan bahwa khuluq (akhlak) merupakan kondisi

kejiwaan yang mantap, yang atas dasarnya lahir aneka kegiatan

yang dilakukan dengan mudah, tanpa harus dipikirkan terlebih

dahulu. Nah, bila kondisi kejiwaan itu baik dan

melahirkanperbuatan-perbuatan yang dinilai baik oleh akal dan

agama baik, pemiliknya dinilai memiliki akhlak mulia.

Sebaliknya pun demikian.

Page 22: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

10

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan

bahwa pendidikan akhlak adalah tuntunan mengenai dasar-dasar

akhlak yang berkaitan dengan budi pekerti yang harus ditanamkan

pada seseorang sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan yang

menginternalisasi dalam dirinya dan lahir dalam perilaku dan etika

kehidupannya. Penanaman tersebut dapat dilakukan melalui

pendidikan formal, non formal dan informal sehingga dapat

mencapai tujuan yaitu manusia yang berakhlak mulia.

2. M. Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi

Selatan, tanggal 16 Februari 1944 (Iqbal dan Nasution,2013:252).

Beliau adalah salah seorang cendekiawan muslim Indonesia dalam

ilmu Al Qur‟an. Lahir membawa bakat keilmuan dari ayahnya yaitu

almarhum Prof. H. Abd. Rahman Shihab seorang guru besar ilmu

tafsir, mendorong nya untuk mengenal dan mendalami ilmu tafsir

dalam pendidikannya. Diantara karya terbesar beliau adalah Tafsir Al

Misbah, yang menafsirkan Al Quran dengan metode tahlili. M.

Quraish Shihab pernah menjadi Menteri Agama pada Kabinet

Pembangunan VII tahun 1998 (Iqbal dan Nasution,2015:253).

Berdasarkan uraian di atas, M. Quraish Shihab merupakan

seorang tokoh yang cukup berpengaruh dalam dunia pendidikan islam.

Page 23: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

11

Banyak karya atau pemikiran beliau yang menjadi sumber atau rujukan

para pendidik dalam dunia pendidikan saat ini.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dapat dipahami sebagai suatu tata urutan yang saling

berkaitan, saling berhubungan, melengkapi, serta menjelaskan. Dalam

penyusunan skripsi ini secara menyeluruh terdapat lima bab, yaitu:

Bab I. Bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian

pustaka dan sistimatika penulisan skripsi.

Bab II. Bab ini berisi tentang biografi (meliputi biografi dan setting

sosial M. Quraish Shihab).

Bab III. Bab ini berisi tentang konsep pendidikan akhlak

berdasarkan pemikiran M. Quraish Shihab.

Bab IV. Bab ini berisi analisis tentang konsep pendidikan akhlak

berdasarkan pemikiran M. Quraish Shihab untuk menjawab tentang

pendidikan islam di Indonesia dewasa ini.

Bab V. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan penutup.

Page 24: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

12

BAB II

BIOGRAFI QURAISH SHIHAB

A. Setting Sosial

1. Masa Kecil

Muhammad Quraish Shihab berasal dari keluarga ulama

berpengaruh di Ujungpandang (Makassar). Ayahnya, Abdurrahman

Syihab (1905-1954) adalah seorang guru besar dalam bidang tafsir.

Selain bekerja sebagai wiraswasta, ayahnya sejak muda juga

melakukan kegiatan berdakwah dan mengajar, terutama dalam bidang

tafsir (Iqbal dan Nasution,2010:252). Quraish Shihab lahir 16 Februari

1944 di Lotassalo, kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi

Selatan (Anwar,dkk,2015:XXII) yang berjarak sekitar 185 km dari

kota Makassar (Anwar dkk,2015:3).

Rappang adalah kampung halaman ibunda Quraish, Asma

Aburisy. Ibunya merupakan keturunan bangsawan, nenek Asma,

Puattulada, adalah adik kandung Sultan Rappang (Anwar,dkk,2015:5).

Darah Bugis mengaliri tubuhnya. Sedangkan ayahnya, Habib

Abdurrahman Shihab yang lahir di Makassar 1915, menitis darah

Arab. Abdurrahman adalah putera Habib Ali bin Abdurrahman Shihab,

seorang juru dakwah dan tokoh pendidikan kelahiran Hadramaut,

Yaman yang kemudian hijrah ke Batavia (Anwar,dkk:5).

Page 25: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

13

Shihab adalah marga yang sudah melekat pada leluhur Quraish

dari pihak ayahnya selama ratusan tahun. Shihab merujuk pada dua

ulama besar, Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar (wafat 946 H) dan

cucunya Habib Ahmad Syahabuddin al-Ashgar (wafat 1036 H). Kata

Syahabuddin kemudian disingkat menjadi Syahab. Hampir semua

keturunan Ahmad Syahabuddin al-Ashgar kemudian disebut bin

Syahab. Belakangan ada yang tetap menggunakan Syahab ada yang

Syihab termasuk keluarga Quraish (Anwar,dkk:9).

Dalam bahasa Arab, meski pengucapannya beda, arti syihab

atau syahab sebenarnya sama saja, yaitu suluh api atau bintang.

Ayahnya mengatakan kata syihab lebih tepat karena sesuai yang tertera

dalam ayat Al Qur‟an (Anwar,dkk:9). Pada namanya dituliskan sjihab,

sesuai ejaan lama. Demikian juga pada nama Quraish saat ia

didaftarkan di SD Lomponattang, Makassar dan SMP Muhammadiyah

Malang; tertera nama Quraisj Sjihab. Tetapi setelah mengenyam

pendidikan di Kairo, Mesir, Ia mengganti huruf “SJ” dengan “SH”,

sesuai dengan ejaan bahasa Inggris (Anwar,dkk:10).

Aba Abdurrahman, selalu mengajak anak-anaknya untuk sholat

berjamaah, membaca wirid tasbih, tahmid, takbir dan tahlil,...kemudian

mengenalkan putra putrinya tentang Al Qur‟an dengan caranya

tersendiri. Petuah-petuah itu kemudian ditelaah oleh Quraish Shihab

sehingga diketahui bahwa sumbernya adalah Al-Qur‟an, Nabi, Sahabat

atau pakar Al Qur‟an yang sampai saat ini menjadi sesuatu yang

Page 26: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

14

membimbingnya. Petuah dari Sang Ayah menumbuhkan benih-benih

kecintaan terhadap tafsir dalam jiwanya.

Quraish hanya 1 tahun mengenyam pendidikan di SMP

Muhammadiyah Makassar. Kemudian nyantri di Pesantren Dar al-

Hadits al Fiqhiyah Malang, Jawa Timur sekaligus melanjutkan

pendidikan SMP di Malang, Quraish meninggalkan Indonesia

merantau ke Mesir pada usia 14 tahun bersama adinya Alwi 12 tahun

(Anwar,dkk,2015:14). Ayahnya selalu menekankan pendidikan tinggi

untuk anak-anaknya. Bahkan Aba Adurrahman pernah menyatakan

“Kalau perlu Aba jual gigi” dan “jangan pulang sebelum doktor”

(Anwar,dkk,2015:12-13).

2. Nyantri di Malang

Quraish Shihab nyantri di Ma‟had (Pesantren) Dar al- Hadits al

Fiqhiyah Malang, Jawa Timur yang terletak di jalan Aris Munandar

pada tahun 1956. Habib Abdul Qadir Bilfaqih, pendiri sekaligus

pinpinan ma‟had memberinya izin untuk belajar di dua lembaga

pendidikan sekaligus, yaitu ma‟had dan SMP Muhammadiyah Malang

(Anwar,dkk,2015:43).

Quraish memang menjadi santri kesayangan Habib, bukan

karena anak dari Aba Abdurrahman melainkan ketekunan belajarnya

yang berbeda dengan santri yang lain. Di ma‟had al-Fiqhiyah inilah

Quraish belajar tentang keikhlasan adalah kunci utama proses belajar

mengajar serta jalan yang ditempuh dalam mencari ilmu dan

Page 27: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

15

mengamalkannya harus disertai kerendahan hati dan rasa takut kepada

Allah. Hal itu tidak hanya didengarnya sebagai petuah akan tetapi

tercermin dalam kehidupan guru-gurunya terutama sosok yang sangat

dicintainya yaitu Habib Abdul Qadir Bilfaqih. Seringnya menyertai

Habib dalam berdakwah di luar ma‟had secara tidak langsung Quraish

terlatih berdakwah (ceramah) di muka umum. Pernah beberapa waktu

Quraish diberikan kesempatan untuk memberikan ceramah sebelum

giliran Habib. Bahkan Quraish menyatakan,” Tapi dampak ajaran

Habib jauh lebih berarti dari belasan tahun masa studi saya di Mesir.”

(Anwar,dkk,2015:49).

3. Ke Kairo Berburu Doktor

Bersama 14 anak muda berbeasiswa utusan provinsi Sulawesi

Quraish berangkat menaiki kapal selama 16 hari. Baginya berangkat

ke Mesir adalah mewujudkan mimpi Aba Abdurrahman yang dulu

sangat ingin menuntut ilmu ke negeri piramida itu. Keberangkatan

studi ke Kairo, Mesir tercatat bulan November 1958. Ia berangkat ke

Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar ((Iqbal

dan Nasution,2010:252).

Hidup sederhana mengandalkan uang beasiswa berlangsung

lama karena memang ayahnya tidak mengirimi uang tetapi tidak putus

mengirimi nasehat (Anwar,dkk,2015:62). Bukan karena tidak punya

uang melainkan ayahnya menanamkan sikap mandiri sejak dini.

Page 28: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

16

Quraish Shihab menemukan sosok idola seperti Habib Abdul

Qadir bilfaqih dulu. Yaitu Syeikh Abdul Halim Mahmud seorang

pengagum Al Ghazali, dosen Al-Azhar sufi rasional yang sangat

rendah hati, kepintarannya membuatnya digelari “Imam al-Ghazali

abad XX.” (Anwar,dkk,2015:75). Darinya Quraish belajar

kesederhanaan. Quraish pernah sangat sedih karena nilai bahasa

Arabnya tak mencukupi untuk masuk di Jurusan Tafsir Fakultas

Ushuluddin yang Syeikh Halim sebagai dekannya. Nilainya 5,5 sedikit

di bawah ambang batas masuk jurusan Ilmu Tafsir, nilai 6. Kegagalan

itu justru menjadi pintu untuk Quraish memasuki lebih dalam ranah

tasawuf. Ia tersadar, salah satu prinsip dasar sekaligus ajaran dalam

fakultas Ushuluddin adalah masalah manusia dan takdir

(Anwar,dkk,2015:69).

Masa setahun dikejar, lulus SMA ia mengantongi dua ijazah

sekaligus. Ijazah khusus siswa asing, Ma‟had al-Bu‟uts al-Islamiyah,

dan Ma‟had al-Qahirah, dengan tambahan mata pelajaran khusus

siswa Mesir. Semangatnya membaja dengan ditambah vitamin penguat

di saat lemah yaitu “ingin seperti Syeikh Abdul Halim Mahmud dan

Habib Adurrahman Shihab.”(Anwar,dkk,2015:70).

Setelah 9 tahun di rantau orang, Quraish meraih sarjana Tafsir

dan Hdits. Hasil ujiannya dengan predikat “Jayyid Jiddan”

membuatnya dengan mudah masuk tingkat master. Hanya dua tahun,

Quraish sudah meraih gelar Master of Art (M.A) pada jurusan yang

Page 29: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

17

sama. Tesisnya tak jauh dari Al Qur‟an. “Al-I‟jaz at-Tasyri‟i li al-

Qur‟an al-Karim”(Kemukjizatan al-Qur‟an al-Karim dari Segi

Hukum) (Anwar,dkk,2015:72).

4. Keluarga Shihab

Saat itu Quraish Shihab berusia 30 tahun dan menjabat sebagai

wakil rektor IAIN Alauddin, Makassar. Kelaurga mendesaknya agar

segera menikah. Sudah ada puluhan gadis dikenalkan padanya tetapi

tak kunjung kepincut. Sampai pada sahabat keluarga pengusaha asal

Surabaya, Hasan Assegaf, mengajaknya melihat gadis Solo. Gadis itu

keponakan Hasan. Namanya Fatmawaty Assegaf. Ia anak kedelapan

dari 15 bersaudara, putri pasangan Ali Abu Bakar Assegaf dan

Khadijah (Anwar,dkk,2015:94).

Sejak pertama bertemu mereka langsung klop dan saling cocok.

Akhirnya mereka menikah pada tanggal 2 Februari 1975. Ngunduh

mantu di Makassar pada tanggal 16 Februari 1975 tepat pada hari

ulangtahun Quraish. Sementara tinggal di rumah orang tua di Jl.

Sulawesi Lorong 194 Nomor 7 (Anwar,dkk,2015:103). Setelah dua

pekan bersama orang tua, pasangan ini pindah ke rumah kontrakan

yang berada di Jl. Bawakaraeng, persis di depan gedung SMA Negeri

I, hanya berjarak 15 menit dari rumah orang tuanya

(Anwar,dkk,2015:105)

Pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan tanggal 11 September

1976 di Solo lahirlah anak pertama mereka yang diberi nama Najeela

Page 30: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

18

(Elaa). Anak kedua lahir setahun berikutnya, 16 September 1977,

bertepatan dengan Hari Raya „Idul Fithri 1 Syawal. Kali ini melahirkan

di Rumah Sakit Pertiwi, Makassar. Bayi yang kulitnya putih bersih,

mata bundar, dan rambut hitam lebat ini diberi nama Najwa (Nana).

Setelah memiliki dua anak inilah Quraish memutuskan berangkat

kembali ke Mesir untuk mendapatkan gelar doktor.

Anak ketiga lahir di Solo, 29 Agustus 1982 yang diberi nama

Nasywa yang berarti puncak kebahagiaan karena sebagai pelengkap

kebahagiaan Quraish setelah meraih gelar doktor. Anak laki-laki yang

ditunggu lahir pada tanggal 1 Juli 1983 dengan diberikan nama

Ahmad, nama lain untuk Rasulullah saw.

Tahun 1984, dua tahun pulang dari Kairo, Quraish mendapat

tawaran langsung dari rektor, Harun Nasution untuk mengajar di IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (Anwar,dkk,2015:112-113). Tawaran itu

diterimanya dan pindah ke Jakarta bersama keluarga. Pada tahun 1985,

Fatmawaty kembali hamil dan dikaruniai anak perempuan yang lahir

pada tanggal 30 Agustus 1986. Anak bungsunya ini debiri nama Nahla.

5. Pengabdian

Sepulangnya dari pengembaraan Ilmiah di Mesir, M. Quraish

Shihab memperoleh jabatn sebagai Pembantu Rektor Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga

menjabat sebagai Kopertais (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta)

Wilayah VII Indonesia Bagian Timur, maupun di luar kampus seperti

Page 31: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

19

Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang

pembinaan mental. Selama di Ujungpandang ini, dia juga sempat

melakukan berbagai penelitian; antara lain, penelitian dengan tema

“Penerapan Kerukunan hidup Beragama di Indonesia Timur” (1975)

dan “Masalah Wakaf Sulawesi Selatan”

Merasa tidak puas dengan pendidikan Master, juga merasa

utang belum lunas pada 1980 an ia kembali berangkat ke

almamaternya dulu, al-Azhar, dengan spesialisasi studi tafsir al-

Qur‟an. Untuk meraih gelar doktor dalam bidang ini. Tekad yang kuat,

juga dorongan istri dan anak-anak, membuat Quraish meraih gelar

Doktor dalam waktu setengah tahun. Disertasinya berjudul “Nazm ad-

Durar li al-Biqa‟i Tahqiq wa Dirasah, suatu kajian dan analisis

terhadap keotentikan Kitab Nazm ad-Durar karya al-Biqa‟i. Tidak

main-main, hasilnya cemerlang. Ujian doktoralnya dianugrahi predikat

tertinggi, Mumtaz ma‟a Martabat al-Syaraf al-Ula. Summa cum laude

(Anwar,dkk,2015:75).

Sekembalinya ke Tanah Air, M. Quraish Shihab ditugaskan di

Fakultas Ushuluddin dan Program Pascasarjana IAIN (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Beberapa jabatan pernah diamanahkan

kepadanya, diantaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) (sejak

1984), anggota Lanjah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an Departemen

Agama (sejak 1969) dan anggota Badan Pertimbangan Pendidikan

Nasional (1989), Ia juga aktif di kepengurusan Ikatan Cendekiawan

Page 32: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

20

Muslim Indonesia (ICMI), Perhimpunan ilmu-ilmu Syari‟ah,

Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pada 1995, Quraish Shihab mendapat kepercayaan sebagai

Rektor IAIN Syarif Hidayatullah, setelah sebelumnya menjabat

sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik. Lalu, pada 1998, Quraish

Shihab diangkat Presiden Soeharto sebagai Menteri Agama RI pada

Kabinet Pembangunan VII. Namun usia pemerintahan Soeharto ini

hanya dua bulanan saja, karena terjadi resistensi yang kuat terhadap

Soeharto. Akhirnya pada Mei 1998, gerakan reformasi yang dipimpin

oleh tokoh seperti M. Amien Rais, bersama para mahasiswa berhasil

menjatuhkan kekuasaan Soeharto yang telah berusia 32 tahun.

Jatuhnya Soeharto sekaligus membubarkan kabinet yang baru

dibentuknya tersebut, termasuk posisi Menteri Agama yang dipegang

oleh Quraish Shihab.

Tidak berapa lama setelah kejatuhan Soeharto, Quraish

mendapat kepercayaan dari Presiden B.J. Habibie sebagai Duta Besar

RI di Mesir, merangkap untuk negara Jibouti dan Somalia. Ketika

menjadi duta besar inilah Quraish Shihab menulis karya

monumentalnya Tafsir al-Misbah, lengkap 30 juz sebanyak 15 jilid

satu set.

Sepulang dari “kampung halaman” keduanya, Quraish Shihab

aktif dalam berbagai kegiatan. Ia membentuk lembaga pendidikan dan

Page 33: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

21

studi tentang Al-Qur‟an bernama Pusat Studi Al-Qur‟an (PSQ) di

Jakarta. Selain itu, untuk menerbitkan karya-karyanya, ia juga

mendirikan penerbit Lentera Hati (nama yang diambil dari salah satu

judul bukunya).

Dalam pengantar bukunya (Shihab,2016:xvi), Quraish Shihab

menyampaikan penhormatannya atas jasa-jasa yang diberikan oleh

guru dan dosen-dosennya yang telah memberikan ilmu sekaligus

keteladanan tentang akhlak. Sebagian dari mereka dirujuk kembali

oleh Quraish Shihab buku-bukunya tentang akhlak yang pernah

menjadi buku wajib ketika menimba ilmu di al-Azhar Mesir pada

tahun enam puluhan, seperti Syaikh Abdul Halim Mahmud, Syaikh

Muhammad Sayyid Nu‟aim, Syaikh Ahmad al-Kumy, Syaikh Abu

Bakar Zikra, Syaikh Abdul Aziz Ahmad, dan Habib Abdul qadir

Bilfaqih, ulama yang menjadi penuntunnya ketika mondok di Ma‟had

Dar al-Hadits al-Fiqhiyah, Malang.

B. Karya-karya M. Quraish Shihab

Quraish Shihab dengan keilmuan yang dimilikinya telah

menghasilkan banyak karya ilmiah berupa buku, artikel, maupun

kumpulan artikel yang dihimpun menjadi buku. Kurang lebih ada sekitar

40 karyanya yang telah tercetak dan tersebar ke berbagai tempatm

diantaranya adalah:

Page 34: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

22

1. Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur‟an

(Jakarta: Lentera Hati, 1998)

2. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, dalam Pandangan Ulama dan

cendekiawan Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004)

3. Menabur Pesan Ilahi; al-Qur‟an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat

(Jakarta: Lentera Hati, 2006)

4. Sunnah-Syi‟ah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?; Kajian atas

Konsep Ajaran dan Pemikiran (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2007)

5. Membumikan al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1994)

6. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an (15 jilid,

Jakarta: Lentera Hati, 2003)

Ia adalah seorang ulama tafsir kontemporer Indonesia. Sepanjang

kariernya sebagai dosen, guru besar, dan ulama, Quraish Shihab tetap

konsisten pada jalur tafsir Al Qur‟an (Iqbal dan Nasution,2015:251).

C. Buku Yang Hilang dari Kita Akhlak

Buku karya M.Quraish Shihab ini diterbitkan oleh Lentera Hati

Tangerang cetakan pertama, Agustus 2016. Memiliki 320 halaman dengan

ukuran 15 x 23 cm. Buku ini pada mulanya merupakan kumpulan dari

enam ceramah lisan yang disampaikan oleh Quraish Shihab pada akhir

tahun 2015. Hal itu bermula ketika heboh-hebohnya kasus yang kemudian

dikenal secara bercanda dengan istilah “Mama minta pulsa,” yakni adanya

tuduhan bahwa Ketua Lembaga Negara yang sangat terhormat dan yang

Page 35: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

23

anggota-anggotanya digelari dengan “Anggota Terhormat”

mengatasnamakan Presiden dan Wakil Presiden meminta saham dari satu

perusahaan asing yang berlokasi di Indonesia (Shihab,2016:xiii).

Ketika kasus itu menggelinding, berkembang diskusi tentang

kewajaran hal di atas ditinjau dari segi hukum dan akhlak, lebih-lebih

setelah Majelis Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat “turun tangan”

membahasnya. Ketika itu, banyak yang berkesimpulan bahwa ada sesuatu

yang hilang dari masyarakat kita, termasuk dari orang-orang yang

mestinya menjadi teladan. Yang Hilang itu adalah Akhlak. Quraish Shihab

sependapat dengan kesimpulan tersebut walau tanpa menghadirkan dalam

benak dan ataun memberi penilaian wajar atau tidak kasus di atas. Di

sinilah bermula ceramah-ceramah Quraish Shihab tentang akhlak secara

umum dan dari sini pula sekian banyak hadirin yang mengharapkan

Quraish Shihab membukukannya dan inilah yang terhidang dari buku ini

(Shihab,2016:xiv).

D. Corak Pemikiran M. Quraish Shihab

1. Bidang Teologi

M. Quraish Shihab dapat menyelaraskan antara akal dan

wahyu, maka dari itu dikenal sebagai sosok yang moderat. Hal ini

dapat dilihat dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al Qur‟an,

dikatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah swt. dengan potensi-

potensi tertentu yang meliputi:

Page 36: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

24

a. Kemampuan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi, dan kegunaan

segala macam benda.

b. Akal dan pikiran serta panca indera, dan kekuatan positif untuk

mengubah corak kehidupan dunia ini.

c. Potensi untuk terjerumus dalam godaan hawa nafsu dan setan.

d. Ditundukannya bumi, langit, dan segala isinya oleh Allah swt.

kepada makhluk.

Di samping itu manusia juga memiliki banyak masalah yang

tidak dapat dijangkau oleh pikirannya, khususnya menyangkut diri,

masa depan, serta banyak hal menyangkut hakikat manusia, seperti:

fenomena kehidupan akhirat, pengetahuan tentang di daerah mana dia

akan mati, dan kemungkinan manusia menyukai sesuatu padahal hal

tersebut jelek baginya (Shihab,1996:233). Dari keterangan di atas dapat

diambil dua kesimpulan yaitu: pertama, Ada suatu hal yang tidak dapat

dirubah dalam situasi dan kondisi apapun. Hanya satu yang dapat

menjangkaunya yaitu wahyu. Kedua, ada suatu hal pula yang manusia

diberi wewenang untuk memikirkannya.

2. Bidang Syariat islam

Dalam hal syariat, M. Quraish Shihab sependapat dengan para

ulama yang mengatakan “bahwa ulama yang hanya mengajukan satu

pendapat saja bisa menimbulkan kesan hanya pendapat itu saja yang

benar.” dan beliau jika ditanya paling suka menjawab bahwa si-A

berkata seperti ini, si-B berkata ini, dan si-C berkata begini. Oleh

Page 37: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

25

karena itu sering dinilai kebanyakan orang sebagai seseorangrang yang

bukan pengikut faham organisasi tertentu.

3. Bidang Tasawuf

Dalam bidang tasawuf, M. Quraish Shihab lebih cenderung

kepada Al Qur‟an dan Hadis. Dalam hal ini dapat dilihat dari beberapa

konsepnya tetang tasawuf, misalnya konsep tawakal, menurut Quraish

adalah menyertakan segala urusan kepada Allah setelah mendatangkan

hukum sebab akibat. Konsep ini beliau ambil dari Al-Qur‟an yang

menurutnya bahwa kata tawakal dalam Al-Qur‟an diulang kurang lebih

11 kali yang semuanya didahului oleh perintah melakukan usaha baru

kemudian disusul dengan perintah tawakal.

4. Bidang Tafsir

Dalam bidang tafsir, M. Quraish Shihab lebih cenderung

menggunakan metode tahlili (analitis) yaitu dengan menjelaskan ayat

demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan susunannya yang terdapat

dalam mushaf. Namun di sisi lain Quraish Shihab mengemukakan

bahwa metode tahlili memiliki kelemahan, maka dari itu beliau juga

menggunakan metode maudhu‟I (tematik) yang menurutnya metode ini

dinilai dapat menghidangkan pandangan dan pesan Al Qur‟an secara

mendalam dan menyeluruh menyangkut tema-tema yang

dibicarakannya (Shihab,2002:ii).

Page 38: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

26

BAB III

PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan terjemahan dari istilah Pedagogi yaitu

berasal dari Bahasa Yunani Kuno Paedos dan agoo. Paedos artinya

“budak” dan agoo artinya “membimbing”. Akhirnya pedagogie

diartikan sebagai budak yang mengantarkan anak majikan untuk

belajar (Jumali,dkk,2004:17).

Dinamakan pendidikan apabila dalam kegiatan tersebut

mencakup hasil yang rambahannya (dimensi) pengetahuan sekaligus

kepribadian. Dengan demikian hakikat pendidikan adalah kegiatan

formal yang melibatkan pendidik, anak didik, kurikulum, evaluasi,

administrasi yang secara simultan memproses peserta didik menjadi

bertambah pengetahuan, skill dan nilai kepribadiannya dalam suatu

keteraturan kalender akademik (Jumali,dkk,2004:19).

Sedangkan menurut UU No. 20 th 2003 tentang sistem

pendidikan nasional (Depdiknas,2003:91), pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

Page 39: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

27

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

2. Pengertian Akhlak

Secara etimologi, akhlak berasal dari Bahasa Arab adalah

bentuk jamak dari Khuluq ( خلق) yang pada mulanya bermakna ukuran,

latihan dan kebiasaan. Dari makna pertama (ukuran) lahir kata

makhluk, yaitu ciptaan yang memiliki ukuran, sedangkan dari makna

yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan) lahir sesuatu yang positif

maupun negatif (Shihab,2016:3). Makna-makna diatas mengisyaratkan

bahwa akhlak dalam pengertian budi pekerti maupun sifat yang mantap

dalam diri seseorang baru dapat dicapai setelah berulang-ulang latihan

dan dengan membiasakan diri melakukannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan

dengan budi pekerti, kelakuan. Sedangkan moral diartikannya sebagai

ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dsb. Akhlak juga diartikan dengan

kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,

bergairah, berdisiplin, dan sebagainya, sebagaimana ia juga dipahami

dalam arti isi hati atau keadaan perasaan, sebagaimana terungkap

dalam perbuatan. Sedangkan etika diartikannya dengan ilmu tentang

apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak) (Shihab,2016:3).

Page 40: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

28

Masih dalam buku yang sama yaitu yang Hilang dari Kita

Akhlak oleh M. Quraish Shihab (Shihab,2016:5) Imam al-Ghazaly

mengemukakan bahwa:

Khuluq dan khalaq adalah dua kata yang dapat

ditemukan dalam satu kalimat...Al Ghazali lebih jauh

menjelaskan bahwa khuluq (akhlak) merupakan kondisi

kejiwaan yang mantap, yang atas dasarnya lahir aneka kegiatan

yang dilakukan dengan mudah, tanpa harus dipikirkan terlebih

dahulu. Nah, bila kondisi kejiwaan itu baik dan

melahirkanperbuatan-perbuatan yang dinilai baik oleh akal dan

agama baik, pemiliknya dinilai memiliki akhlak mulia.

Sebaliknya pun demikian.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pendidikan akhlak adalah tuntunan mengenai dasar-dasar akhlak yang

berkaitan dengan budi pekerti yang harus ditanamkan pada seseorang

sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan yang menginternalisasi

dalam dirinya dan lahir dalam perilaku dan etika kehidupannya.

Penanaman tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non

formal dan informal sehingga dapat mencapai tujuan yaitu manusia

yang berakhlak mulia.

Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik,

memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak

dan kecerdasan berfikir baik yang bersifat formal maupun informal

yang didasarkan atas ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini

khusus memberikan pendidikan tentang akhlak dan moral yang

bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat

mencerminkan kepribadian seorang muslim (FIP-UPI,2007:39).

Page 41: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

29

B. Pendidikan Akhlak Menurut Quraish Shihab

Quraish Shihab dalam bukunya membagi akhlak menjadi dua

macam, yaitu sebagai berikut (Shihab,2016:4) :

Manusia memiliki akhlak yang bersumber dari tabiat

manusia dan juga akhlak yang dikaitkan dengan aktivitasnya yang

lahir oleh dorongan kehendaknya. Karena itu, ada yang dinamai

akhlak diri manusia dan juga yang merupakan akhlak kegiatannya,

yakni aktivitas yang lahir dari kehendaknya. Yang pertama (akhlak

diri) lahir bersamaan dengan fithrah/asal kejadian manusia. Ia

dinamai akhlak karena ia merupakan makhluq, yakni sesuatu yang

tercipta sejak kelahiran.

Dipaparkan bahwa akhlak diri tersebut adalah yang dinamakan

sebagai tempramen. Yakni gejala karakteristik dari sifat emosi seseorang

yang antara lain menjadikannya terbuka atau tertutup, mudah atau tidak

terangsang emosinya (marah). Menurut Quraish Shihab tempramen tak

jarang dipengaruhi oleh faktor keturunan, juga zat-zat tertentu dalam tubuh

seseorang. Jadi, pendidikan atau lingkungan tidak mempengaruhinya

(Shihab,2016:4).

Di samping akhlak diri ada pula yang dinamai akhlak masyarakat.

Masing-masing negara memiliki akhlak tersendiri tak terkecuali Indonesia.

Setiap negara memiliki kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat lain.

Quraish Shihab menyatakan “Ia adalah adat kebiasaan yang telah diterima

dan dianggap baik oleh masyarakat tertentu walaupun itu tidak diterima

oleh masyarakat lain.”(Shihab,2016:5).

Menurut Quraish Shihab (Shihab,2016:123) akhlak adalah sifat

dasar/kondisi kejiwaan yang telah terpendam lagi mantap di dalam diri

Page 42: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

30

seseorang dan yang tampak ke permukaan melalui kehendak/kelakuan dan

itu terlaksana dengan sangat mudah, tanpa keterpaksaan oleh satu dan lain

sebab.

Quraish Shihab juga mengatakan bahwa akhlak jika ditinjau dari

tujuannya merupakan sekumpulan nilai yang harus diindahkan manusia

dalam aktivitasnya demi tercipta hubungan harmonis dengan selainnya,

bahkan demi meraih kebahagiaan pribadi dan masyarakat (Shihab,2016:6).

Adapun nilai-nilai yang berkaitan dengan akhlak adalah sebagai berikut:

1. Baik dan Buruk

Quraish Shihab mengutip pendapat dari beberapa filusuf

terdahulu. Kelompok rasional (Mu‟tazilah) menegaskan bahwa yang

baik adalah apa yang dianggap akal baik dan yang buruk adalah yang

buruk dalam pandangan akal. Sedangkan kelompok kedua

menekankan bahwa yang baik adalah apa yang ditetapkan oleh Allah

melalui tuntunan agama sebagai sesuau yang baik dan yang buruk apa

yang dinilai-Nya buruk (Shihab,2016:55).

Untuk mempertemukan dua pandangan di atas Quraish Shihab

menyatakan bahwa ketetapan Allah menyangkut baik dan buruk

sesuatu adalah karena akal menilainya baik/buruk. Tidak ada yang

dinilai Allah baik, kecuali dinilai juga oleh akal yang sehat/baik, begitu

juga sebaliknya (Shihab,2016:55).

Menurutnya ada kebaikan yang bersifat mutlak seperti hikmah,

keadilan, kedermawanan, dan kebenaran. Ada juga yang bersyarat

Page 43: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

31

seperti baik kalau digunakan dengan cara dan tujuan yang baik dan

buruk bila tidak. Ini seperti harta, kedudukan, kecantikan, dan

kekuatan.

Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kebaikan adalah segala

sesuatu yang mengantar pada perolehan apa yang diharapkan atau

raihan tujuan yang disenangi selama itu mendapat penilaian positif

oleh agama/masyarakat (Shihab,2016:60). Akan tetapi syarat utama

untuk menilai sesuatu itu baik adalah bahwa kebaikan itu dilakukan

atas dorongan kepatuhan kepada Allah atau dalam istilah agama

lillah/demi karena Allah ( Shihab,2016:14).

Mengapa ada kejahatan dan keburukan? Quraish Shihab

menyatakan ( Shihab,2016:57 ), berikut:

Keburukan/kejahatan adalah lawan dari kebaikan. Ia

mencakup dua hal pokok: pertama, sakit/perih, baik jasmani

maupun ruhani, katakanlah seperti musibah

kebakaran/tenggelam, dan yang kedua adalah yang mengantar

pada sakit atau perih, seperti kebodohan dan kedurhakaan.

Keburukan dan kejahatan itu bisa jadi bersumber dari pihak

lain dan bisa juga akibat ulah yang mengalaminya sendiri.

Pada hakikatnya, keburukan/kejahatan diizinkan Allah terjadi

agar manusia tahu makna kebaikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa

sebenarnya keburukan itu tidak ada atau paling tidak pandangan

manusia yang parsiallah yang melihatnya sebagai

keburukan/kejahatan. Dinyatakan bahwa keburukan adalah akibat

keterbatasan pandangan, ia sebenarnya tidak buruk tetapi nalar

manusia yang mengiranya demikian (Shihab,2016:58).

Page 44: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

32

Dalam pandangan Islam, Allah adalah sumber Kebaikan dan

Allah yang memerintah dan melarang (Shihab,2016:14).

2. Akhlak Luhur

Akhlak luhur sangat dibutuhkan karena selain sebagai makhluk

individu manusia juga merupakan makhluk sosial. Ada kalanya diri

sendiri harus mengorbankan ego demi terciptanya hubungan yang

harmonis dengan orang lain dan sekitar. Pengorbanan itu melahirkan

moral dan akhlak terpuji, demikian juga kesediaan

berkorban/pengorbanan merupakan manifestasi dari akhlak luhur.

Lebih diperjelas dalam bukunya (Shihab,2016:18), berikut: “Semakin

besar pengorbanan, semakin luhur pula akhlak.”

Akan tetapi tidak semua kewajiban membutuhkan

pengorbanan. Sebelum melangkah untuk berkorban hendaknya

dipertimbangkan dulu manfaat dan madharatnya. Mana yang lebih

besar diantara keduanya.

Lebih dari itu, akhlak luhur dibutuhkan dengan menegakkan

norma-norma yang mengatur hubungan dengan berbagai pihak.

Dinyatakan dalam bukunya (Shihab,2016:23) : “Tali yang kuat adalah

tali agama.” Karena itu, akhlak harus bersumber dari ajaran agama.

Lebih lanjut dinyatakan (Shihab,2016:27): “Kehidupan itu hanya

dinikmati oleh yang mengasah dan mengasuh jiwanya dengan akhlak

luhur terhadap Sang Khaliq dan Makhluk.”

Page 45: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

33

Quraish Shihab menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang

akhlak sebagai ilmu, demikian juga mempelajarinya dengan cara yang

benar akan mengantar seseorang kepada pemahaman yang benar

tentang hidup dan kehidupan, baik sebagai makhluk individu dan

sosial. Hal itu memberikan kemampuan berganda, yaitu dalam hal

ketelitiannya tentang baik dan buruk dan potensi mendorong seseorang

untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan kaitannya dalam akhlak.

Quraish Shihab menyatakan (Shihab,2016:39), berikut:

Apabila manusia menyadari 3 hal yaitu pandangan baik

dan buruk, kebebasan kehendak, dan ilmu. Serta

mengharmoniskan ketiganya dengan menjadikan akal sebagai

pengendali yang adil/moderat sehingga tidak mengakibatkan

lumpuhnya emosi dan syahwat, tidak juga membiarkan larut

memenuhi keinginan keduanya, maka akan membuahkan

akhlak yang luhur.

a. Potensi

Quraish Shihab mengungkapakan dalam konteks akhlak,

sekian banyak pemikir Muslim menyatakan bahwa ada 4 potensi

diri yang harus bergabung dan menyatu secara seimbang dalam diri

manusia untuk mencapai puncak akhlak (akhlak luhur secara

sempurna). tapi kalau hanya sebagian saja, maka ia dapat dinamai

“relatif berakhlak luhur” (Shihab,2016:62-65), sebagai berikut:

1) Potensi ilmu

Aktualisasi dari potensi ilmu adalah sesorang mampu

mengetahuai perbedaan antara yang benar dan salah, yang hak

Page 46: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

34

dan yang batil dalam kepercayaan, serta yang indah dan yang

buruk dalam kelakuan. Jika ini terpenuhi maka lahirlah hikmah

sebagai puncak dari akhlak mulia.

2) Potensi amarah

Potensi ini harus digunakan dalam batas tuntunan

hikmah. Dan apabila terpenuhi maka dinamakan keberanian,

apabila berlebihan maka dinamakan kecerobohan. Apabila

kurang maka dinamakan ketakutan atau kelemahan.

Keberanian yang dimaksudkan adalah berani melangkah

dengan perhitungan yang teliti, walaupun hasil yang

diharapkan belum sepenuhnya pasti.

3) Potensi syahwat/keinginan

Syahwat atau keinginan harus digunakan sesuai dengan

tuntunan hikmah, yaitu petunjuk agama dan akal. Bila

terpenuhi maka dinamakan „iffah/kesucian diri. Kalau berlebih

dinamakan syarih/hiperseks dan yang kurang ia menjadi under

sex atau impoten.

4) Potensi adil

Adil bisa diartikan sama, seimbang dan juga dalam arti

menempatkan sesuatu pada tempatnya. Keadilan mewujud

dalam diri manusia kalau berhimpun dalam dirinya hikmah,

„iffah, dan keberanian.

Page 47: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

35

Jadi, kesimpulannya manusia memiliki akal, emosi dan

syahwat. Apabila manusia menyadari dan mengetahui cara untuk

mengharmoniskan tiga hal tersebut, serta menjadikan akal sebagai

pengendali yang adil sehingga tidak mengakibatkan lumpuhnya

emosi dan syahwat, tidak juga membiarkan larut dalam menuruti

keinginannya maka secara otomatis akan lahir akhlak luhur pada

diri manusia tersebut (Shihab,2016:39).

b. Cakupan Adab Sopan Santun

Menurut Quraish Shihab (2016:123) akhlak melahirkan

sopan santun. Sedangkan adab merupakan sikap, ucapan, perbuatan

dan aneka tingkah yang ditampakkan ke permukaan oleh seseorang

dan yang bisa jadi bersangkutan dengan memaksakan diri demi

tampil sesuai norma umum pergaulan. Norma umum tersebut dapat

bersasal dari norma agama ada pula yang dihasilkan oleh budaya

masyarakat (Shihab,2016:124). Norma yang telah membudaya

digunakan sebagai pedoman dalam bermasyarakat dan bersifat

relatif. Dapat berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.

Norma yang sesuai dengan ajaran Islam disebut ma‟ruf dan yang

bertentangan dinamakan munkar.

Adat budaya Indonesia contohnya (Shihab, 2016:124),

berbicara dengan orang tua/dituakan/dihormati sambil meletakkan

tangan di pinggang bukanlah sikap sopan bagi masyarakat

Indonesia. Demikian juga bercipika-cipiki (cium pipi kanan dan

Page 48: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

36

cium pipi kiri) antara pria dan wanita yang bukan mahram,

tidaklah direstui dalam masyarakat beragama Islam, termasuk di

Indonesia. Hal yang lebih umum dalam masyarakat adalah basa-

basi. Basa-basi yang dibenarkan (Shihab, 2016:126) adalah

bersikap lemah lembut pada pihak lain dengan harapan lahirnya

simpati sehingga yang dihadapi dapat menerima kebenaran tak

ubahnya seperti dokter yang menghadapi pasien penderita luka

borok, dokter tersebut dengan perlahan dan lemah lembut

membersihkan luka serta mengatakan bahwa luka tersebut baik-

baik saja dan akan segera sembuh.

Quraish Shihab mengambil beberapa nilai akhlak terpenting

yaitu: keikhlasan, rahmat, ilmu, membaca, kesabaran, Ash-

Shidq/kebenaran, amanah, kesetiaan, kekuatan, kelapangan dada,

toleransi, kemuliaan dan harga diri, kedisiplinan, hidup sederhana,

Al-Haya‟/malu, dan tabayyun (Check dan recheck).

Dalam Agama Islam terkandung berbagai tuntunan secara

gamblang tentang aktivitas manusia sehari-hari (Shihab,2016:212)

mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Sampai pada

berinteraksi dengan aneka objek yang dihadapi manusia di dunia

ini. Dapat dirinci sopan santun yang diajarkan Islam mencakup

(Shihab,2016:213-214):

1) Sopan santun terhadap Allah swt.

Page 49: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

37

Allah adalah wujud yang teragung, maka tempatkan

Allah pada “tempat” yang semestinya. Yang paling utama

dalam konteks akhlak kepada Allah adalah menisbatkan segala

yang baik kepada-Nya dan menafikan segala yang buruk.

(Shihab,2016:217). Yang paling utama yang harus dihindari

dari aneka keburukan adalah mempersekutukan-Nya dengan

sesuatu. Bahkan bukan hanya dengan mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu sedikitpun tetapi berucap melahirkan kesan

adanya sekutu/sebanding dengan-Nya tidaklah wajar

(Shihab,2016:218).

Selanjutnya: Jangan berprasangka buruk/menisbahkan

yang buruk kepada Allah. Dosa pertama manusia yang

dibisikkan setan kepada Adam dan pasangannya adalah snagka

buruk kepada Allah. Yaitu berprasangka bahwa Dia enggan

kamu berdua menjadi malaikat atau kamu berdua termasuk

mereka yang kekal hidup. Hal itu dapat mengakibatkan

keputusasaan, seakan-akan yang berputus asa menganggap

bahwa Allah swt. tidak kuasa menyingkirkan kesulitannya

(Shihab,2016:220).

Kesimpulannya (Shihab,2016:222) adalah: (1)

membenarkan informasi-Nya; (2) melaksanakan perintah-Nya

dengan tulus; dan (3) menerima takdir-Nya dengan syukur,

sabar, bahkan ridha.

Page 50: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

38

2) Sopan santun terhadap Rasul saw.

Rasulullah lebih utama bagi orang-orang mukmin

daripada diri pribadi masing-masing. Sopan santun terhadap

Nabi saw.menuntut sikap menempatkan beliau pada tempat

yang semestinya. Jasa beliau sebagai nabi dan rasul yang

membimbing umat manusia tidak dapat dibalas oleh umat

manusia. Karena itu Allah memerintahkan seluruh manusia

untuk bermohon kepada Allah dengan bershalawat

(Shihab,2016:222-224).

Dalam konteks penghormatan dan balas jasa kepada Nabi

saw., turun berbagai tuntunan Allah, seperti tidak berucap

dengan suara yang melebihi suara beliau ketika berdialog dan

tidak mengeraskan suara dihadapan beliau ketika

menyampaikan sesuatu. Juga diperintahkan agar menghormati

dan mencintai keluarga beliau (Shihab,2016:224).

3) Sopan santun terhadap sesama manusia, masing-masing sesuai

dengan kedudukannya, misalnya ayah, ibu, saudara, pasangan,

anak didik, pendidik, tetangga, tamu, teman, lawan, dan lain-

lain.

4) Sopan santun terhadap binatang. Binatang hendaknya

dipelihara dengan kasih sayang dan persahabatan agar

mencapai tujuan penciptaannya. Memberi hewan haknya,

Page 51: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

39

menyembelih/membunuh binatang dengan penuh rahmat dan

kasih sayang (Shihab,2016:290-292).

5) Sopan santun terhadap tumbuh-tumbuhan.tugas manusia

sebagai khalifah untuk memelihara tanah dan tidak

merusaknya, tidak wajar memetik bunga yang belum mekar

atau bahkan daun kecuali untuk hal yang di sahkan, tidak

membuang air di sekitar pohon yang menjadi tempat berteduh,

dan menebang pohon sembarangan (Shihab,2016:296).

6) Sopan santun terhadap lingkungan alam dan benda-benda tak

bernyawa. Dalam pandangan akhlak Islam, apa yang dianggap

tak bernyawa itu dinilai/diperlakukannya sebagai bernyawa

yaitu dengan kasih sayang dan persahabatan (rahmat)

(Shihab,2016:297).

Sebagai mana sebuah pohon kehidupan, akhlak luhur/sopan

santun pun memiliki puncak. Menurut Quraish Shihab (2016:214)

norma utama yang menggambarkan akhlak/sopan santun Islam

secara keseluruhan yaitu adil. Menurutnya (Shihab, 2016:214)

seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu

menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Dalam

bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa adil adalah menempatkan

segala sesuatu sesuai pada tempat dan kadarnya.

Quraish Shihab (2016: 214) juga mengatakan bahwa tidak

menutup kemungkinan diperlukan persamaan nisbi yaitu seperti

Page 52: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

40

seorang ayah yang tidak dituntut untuk membiayai dengan sama

rata kedua anaknya yang sedang menempuh pendidikan di

universitas dan sekolah menengah.

3. Cara Membentuk Akhlak

Menurut Quraish Shihab akhlak dapat dibentuk melalui

beberapa cara, diantaranya adalah:

a. Pembiasaan

Akhlak lahir dari kebiasaan. Kebiasaan lahir dari

pembiasaan (Shihab,2016:90). Pembiasaan dalam konteks akhlak

mutlak adanya. Pembiasaan itu dalam bahasa agama dinamai

takhalluq yang seakar dengan kata akhlak. Takhalluq adalah

memaksakan diri dan membiasakannya untuk melakukan sesuatu

secara berulang-ulang”. Quraish Shihab mengutip hadis Nabi saw.

(Shihab,2016:91) sebagai berikut:

Ilmu diperoleh dengan belajar (memaksakan diri dan

mengulang-ulangi belajar). Kelapangan dada melalui

pembisaaan melapangkan dada. Siapa yang selalu

berusaha mencari kebaikan, ia akan dianugerahi dan siapa

yang senantiasa berusaha menghindarkan diri dari

keburukan, ia akan dihindarkan darinya (HR. Al-Khathib).

Perbuatan yang telah menjadi kebiasaan akan dilakukan

dengan mudah, tanpa banyak berpikir, dan ketika itu menjadi

akhlak (Shihab,2016:91).

Page 53: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

41

Pentingnya pembiasaan dalam pembelajaran atau kegiatan

belajar mengajar juga harus diperhatikan. Quraish Shihab

menyatakan dalam bukunya (Shihab,2016:29), berikut:

Ilmu akhlak penting dipelajari bukan sekedar

bertujuan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, tetapi

untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu

digarisbawahi bahwa kegagalan ilmu akhlak dalam

mewujudkan akhlak mulia bagi para “pelajar”nya

disebabkan karena kekeliruan mengajarkan atau mereka

karena mereka tidak memahaminya dengan baik dan yang

lebih penting lagi karena mereka tidak mendorong untuk

melakukannya. Kalaupun mendorong itu tidak cukup untuk

menjadikan kebajikan sebagai kebiasaan.

Ajaran Islam banyak menggunakan cara pembisaaan guna

meraih akhlak mulia atau meninggalkan akhlak buruk. Kebiasaan

buruk seringkali tidak disadari, kecuali setelah menjadi sifat yang

melekat pada diri seseorang (Shihab,2016:93). Hal ini pula yang

diajarkan Rasulullah saw. Memerintahkan orang tua untuk

menyuruh anak-anaknya shalat sejak umur 7 tahun, meskipun

shalat belum menjadi kewajiban bagi si anak. Quraish Shihab

menyatakan (Shihab,2016:93) bahwa para pakar dari Timur

Tengah banyak yang berpendapat hendaknya pembisaaan itu

dilakukan secara berkesinambungan selama 40 hari.

Menurut Quraish Shihab agaknya hikmah dari puasa

Ramadhan selama satu bulan penuh dan disusul dengan enam hari

puasa Syawal adalah pembisaaan untuk mengendalikan nafsunya

(Shihab,2016:93).

Page 54: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

42

b. Meniru Keteladanan

Quraish Shihab menjelaskan tentang keutamaan. Setelah

banyak pendapat yang beliau rangkum seperti akhlak adalah

kekuatan bukan sebuah kelemahan dan akhlak yang baik dengan

kata kemaslahatan. Akan tetapi menurutnya pandangan yang paling

tepat dan jitu adalah memandang bahwa manusia harus

berkembang menuju ketinggian dan keluhuran, dan untuk itu harus

diletakkan di pelupuk mata hatinya satu “contoh ideal dan kekal”

yang mencapai puncak kesempurnaan, keluhuran, dan kesucian,

bahkan puncak segala puncak (Shihab,2016:77).

Dalam konteks membentuk akhlak ini ditemukan riwayat

yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw. (Shihab,2016:79)

Artinya: “latihlah diri kalian berakhlak dengan akhlak/sifat-sifat

Allah”

Allah sebagai Dzat yang Maha Sempurna merupakan

sumber keteladanan yang utama. Dunia dan alam semesta adalah

tanda wujud-Nya Allah. Dengan mengenal, menghayati dan

mengamalkan sifat-sifat Allah (tentunya sesuai kedudukan manusia

sebagai makhluk) secara maksimal akan mngarahkan manusia ke

dalam akhlak luhur. Tentu saja hal tersebut membutuhkan

mujahadah, yakni upaya sungguh-sungguh yang bermula dengan

memaksakan diri dan membisaakan diri.

Page 55: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

43

Selain dua cara di atas, Quraish Shihab menekankan

perlunya menggarisbawahi beberapa hal dalam konteks meraih

akhlak luhur (Shihab,2016:93), sebagai berikut:

(a) Melakukan introspeksi, (b) Menyibukkan diri dengan

hal positif, (c) Memperhatikan dampak buruk ketiadaan akhlak,

(d) Berada di lingkungan yang baik, (e) Membaca yang

bermanfaat, (f) Bergaul dengan yang berbudi, dan (h) Yang amat

penting pula adalah bermohon kepada Allah. Nabi saw. Bila

memandang cermin berdoa:

“Ya Allah, sebagaimana engkau telah memperindah penampilan

jasadku, maka perindah juga budi pekertiku.” (Al Asqalani,

2011:704)

Manusia berkewajiban berusaha akan tetapi kita ingat

bahwa keberhasilan membentuk akhlak luhur tetap ditentukan oleh

Allah swt. setelah kesungguhan manusia berupaya. Quraish

Shihab menyimpulkan (Shihab,2016:94) bahwa upaya tersebut

berintikan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang baik

buruk dan atau apa yang sebaiknya dilakukan, lalu disusul dengan

kehendak dan disiplin yang kuat untuk melaksanakan pengetahuan

tersebut secara sungguh-sungguh sambil bermohon bantuan Allah

swt. Akhlak bukanlah sesuatu yang dibawa serta seseorang

semenjak kelahirannya ia tidak seperti apa yang selalu

menghadirkan panas karena jika akhlak merupakan bawaan

tentulah tidak berguna nasihat.

Page 56: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

44

BAB IV

ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT M. QURAISH SHIHAB

DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK DI INDONESIA

A. Analisis Pendidikan Akhlak menurut M. Quraish Shihab

Konsep pendidikan akhlak yang dipaparkan oleh Quraish Shihab dalam

bukunya Yang Hilang dari Kita Akhlak, meliputi pengertian akhlak, pembagian

akhlak, akhlak luhur, hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai akhlak dan cara

membentuk akhlak. Di dalamnya juga tersaji contoh akhlak kepada Allah,

Rasul, sesama manusia, makhluk lain dan benda-benda tak bernyawa. Semua

pendapat yang diutarakannya bersumber pada Al Qur‟an dan Hadits yang mana

memang Quraish Shihab adalah mufassir ternama di Indonesia.

Ditegaskan dalam bukunya bahwa akhlak tengah hilang dalam diri

umat muslim secara umum dan perlu upaya sungguh-sungguh untuk

mencarinya. Dikatakan demikian karena banyak sekali peristiwa yang terjadi

terkhusus di Indonesia menunjukkan bahwa krisis moral tengah merajalela.

Kemaslahatan umat seperti tidak lagi menjadi perhatian dikarenakan masing-

masing individu mengedepankan emosi daripada hati nurani. Sedangkan yang

dinamakan hati nurani adalah suatu reaksi yang berasal dari dalam hati.

Menurut Quraish Shihab (Shihab, 2016: 44) perihal hati nurani yaitu:

Jika patuh pada petunjuk hati nurani, mereka akan menghargai diri

mereka sendiri di samping kepuasan yang tampak pada diri mereka,

yakni kepuasan akhlaki, tetapi jika tidak mengikutinya, mereka akan

merasakan kehinaan pada diri mereka atau lebih dikenal dengan istilah

teguran hati nurani.

Page 57: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

45

Moral yang diajarkan dan dipraktikkan oleh para leluhur bangsa kita,

tidak lagi terlihat dalam kehidupan keseharian kita (Shihab,2016:xii). Dapat

dikatakan bahwa akhlak yang hilang adalah akhlak luhur yang sesuai dengan

tuntunan agama, bahkan tanpa sadar banyak nilai-nilai ajaran Islam yang justru

diterapkan oleh orang-orang bukan pemeluk Islam. Sangat disayangkan ketika

hilangnya akhlak telah begitu jelas terlihat terutama oleh para pemuka negara

seperti wakil rakyat yang mana gerakan sedikitpun akan menarik perhatian

seluruh media. Perlu adanya pengetahuan tentang baik dan buruk secara luas

serta dalam untuk dapat menemukan kembali sesuatu yang hilang itu.

Quraish Shihab menyatakan kebaikan adalah sesuatu yang mengantar

pada perolehan yang diharapkan selama mendapat penilaian positif oleh

agama/masyarakat (Shihab,2016:60). Sedangkan keburukan adalah

kebalikannya. Penilaian baik dan buruk pun dapat berubah antara satu tempat

dengan yang lain. Meskipun begitu, tetap harus didasarkan kepatuhan kepada

Allah swt. karena kuasa tetap berada di tangan-Nya. Tidak ada satu pun yang

terjadi tanpa campur tangan Allah swt. Sedang yang paling utama dalam

konteks akhlak kepada Allah adalah menisbahkan segala yang baik kepada-

Nya dan menafikan segala yang buruk (Shihab,2016:217). Allah adalah sumber

kebaikan dan yang menurut manusia buruk pada hakikatnya adalah kebaikan

bagi manusia itu sendiri apabila mau menelaah, merenungkan dan mengambil

hikmah darinya.

Manusia diciptakan oleh Allah swt. disertai dengan fithrah. Adapun

pengertian fithrah disini berdasar pada hadits Nabi saw.:

Page 58: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

46

Artinya:“Setiap manusia diciptakan dalam keadaan fitrah (kesucian)

hanya saja kedua orang tuanya (lingkungan) yang

menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi” (HR.Muslim).

Menurut Quraish Shihab (Shihab,2016 25) hadits tersebut mengisyaratkan

dua hal pokok, yang pertama adanya fithrah yang melekat sejak kelahiran anak

dan yang kedua adalah pengaruh lingkungan. Yang dibawa antara lain fithrah

keagamaan yang suci, yakni pengakuan yang terpendam di dalam jiwa tentang

kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Meski dapat redup pada akhirnya akan

muncul lagi sebelum kematiannya. Kecenderungan kepada kebaikan dapat

dilihat melalui keleluasaan dalam berbuat, kebaikan akan cenderung dilakukan

dengan santai, sedang keburukan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.

Potensi ini lah yang perlu adanya asah dan asuh sehingga muncul sebagai

kebiasaan berperilaku baik tanpa sadar yaitu berakhlak luhur.

Menurutnya ada 4 potensi diri yang harus bergabung menjadi satu

secara seimbang untuk mencapai puncak akhlak, apabila sebagian saja maka

hanya dinamai relatif berakhlak luhur. Potensi tersebut adalah potensi ilmu,

potensi amarah, potensi syahwat/keinginan, dan potensi adil. Keempat potensi

tersebut hendaknya berada di tengah-tengah, tidak kurang karena akan menjadi

lumpuh mengakibatkan kemunduran diri atau berlebihan yang akan

mencelakakan diri sendiri. Kadar yang sedang atau secukupnya akan

melahirkan akhlak luhur. Dari keempat potensi tersebut puncaknya adalah adil

dalam segala hal yaitu menempatkan sesuatu pada tempat dan kadarnya.

Page 59: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

47

Quraisy Shihab (Shihab,2016:39) menyatakan bahwa bila manusia

menyadari dan mengetahuai bagaimana mengharmoniskan tiga hal (akal, emosi

dan syahwat) dengan menjadikan akal sebagai pengendali yang adil/moderat

sehingga tidak mengakibatkan lumpuhnya emosi dan syahwat, tidak juga

membiarkan larut memenuhi keinginan emosi dan syahwat maka akan

membuahkan akhlak yang luhur yaitu hikmah, keberanian,‟iffah, dan keadilan.

Sekali lagi ditegaskan (Shihab,2016:69) bahwa akal adalah yang pertama,

sedangkan keadilan menjadi yang terakhir karena merupakan hasil dari aneka

kebajikan, keduanya saling membutuhkan.

Apabila berbicara tentang akhlak tentu terbesit ungkapan hati nurani,

begitu pula dalam satu bagian buku ini membahasnya (Shihab,2016:45-46)

yaitu dinyatakan bahwa tidak mustahil mereka semua mendengar bisikan dari

hatinya yang dinamai hati nurani. Hati nurani terbentuk dari pendidikan,

pengalaman, dan lingkungan sehingga tidak mustahil ada bisikan nurani yang

dibisikkan oleh setan atau nafsu. Seperti terjadi pergulatan dalam diri manusia

untuk menerima bisikan malaikat yang mendorong pada kebaikan atau setan

yang mendorong pada keburukan. Apabila dijadikan sebagai tolok ukur maka

hati nurani yang telah terbentuk melalui pendidikan dan lingkungan yang

sesuai dengan nilai-nilai kebenaran universal serta nilai-nilai agama dan norma

budaya positif.

Adapun cara membentuk akhlak Quraish Shihab menyatakan ada dua

cara yaitu pembiasaan dan meniru keteladanan. Pertama, kebiasaan dapat lahir

dari pembiasaan. Dinyatakan dalam bukunya ( Shihab,2016:91) dalam bahasa

Page 60: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

48

agama pembiasaan dinamai takhalluq yang seakar dengan kata akhlak.

Takhalluq adalah “memaksakan diri dan membiasakannya untuk melakukan

sesuatu dengan berulang-ulang.” Diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:

Artinya:“Ilmu yang diperoleh dengan belajar (memaksakan diri dan

mengulang-ulangi belajar). Kelapangan dada melalui

pembiasaan melapangkan dada. Siapa yang selalu berusaha

mencari kebaikan, ia akan dianugerahi dan siapa yang

senantiasa berusaha menghindarkan diri dari keburukan, ia akan dihindarkan darinya” (HR. al-Khatib).

Pembiasaan yang dianjurkan adalah perilaku baik berdasarkan ajaran

Islam, karena ada kegiatan buruk yang telah menjadi kebiasaan seperti minum

khamr oleh masyarakat Jahiliyah. Al Qur‟an pun mencegah secara bertahap

dimulai dengan mengisyaratkan tidak baiknya minuman keras, dilanjutkan

dengan pernyataan bahwa keburukannya lebih banyak kemudian melarang

meminumnya pada saat tertentu seperti shalat wajib dan akhirnya melarangnya

secara total (Shihab,2016:92). Tuntunan Al Qur‟an yang bertahap mengajarkan

bahwa kebiasaan buruk pun dapat dihilangkan perlahan melalui penjelasan dan

pembiasaan meninggalkannya serta mengisi dengan kebaikan.

Pembiasaan yang berikutnya adalah perintah untuk menyuruh anak-

anak shalat sejak berusia tujuh tahun, meski belum wajib baginya. Pembiasaan

yang dianjurkan dalam Islam yaitu selama 40 hari. Sepertinya hal ini lah yang

dikehendaki dengan adanya puasa Ramadhan disusul dengan 6 hari puasa

syawal.

Page 61: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

49

Kedua, meniru keteladanan. Pada dasarnya sifat manusia adalah mudah

meniru. Cara ini membutuhkan adanya sosok teladan yang dianggap memiliki

kelebihan atau kesempurnaan. Dalam Islam tiada kesempurnaan yang dapat

menandingi kesempurnan Allah swt. seperti firman-Nya dalam QS. Ar Rum

[30]: 27 sebagai berikut:

Artinya: “...Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi...”

(Depag,2008:573).

Maka sudah sepatutnya bahwa seorang makhluk meneladani sifat

Tuhannya sesuai dengan kedudukan sebagai makhluk. Sumber keteladanan

yang utama adalah kesempurnaan Allah melalui 99 sifatnya yang tertuang

dalam asmaul husna. Dijelaskannya sifat-sifat itu melalui Kitab Suci lalu

memberi contoh penerapannya untuk manusia melalui para nabi yang diutus-

Nya. Karena itu Nabi Muhammad saw. adalah teladan yang paling sempurna,

antara lain dalam menerapkan peneladanan manusia menyangkut sifat-sifat

Allah (Shihab,2016:77). Meski tidak mungkin seorang hamba dapat menyamai

Tuhannya, maka upaya yang dilakukan adalah sebisa mungkin mendekati

sifat/akhlak-Nya dengan sifat-sifat Allah Yang Mahasempurna.

Sebagai contoh meneladani sifat ar-Rahman dan al-afwu. Ar-Rahman

(pelimpah kasih sayang bagi seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini),

seorang mukmin akan berusaha memberi kasih kepada semua makhluk tanpa

kecuali (Shihab,2016:87). Sedang al-Afwu (Maha Pemaaf, seseorang akan

selalu bersedia memberi maaf dan menghapus bekas-bekas luka hatinya, serta

Page 62: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

50

tidak lagi terlintas dalam benaknya (Shihab,2016:88). Dengan kesungguhan

meneladani dua sifat-Nya saja maka tak akan ada kekerasan serta kejahatan

(kriminalitas) karena manusia dapat saling menyayangi dan memaafkan satu

sama lain. Betapa terasa damai kehidupan ini jikalau semua orang dapat

berlaku demikian, bahkan Allah pun bersifat as-Salam (Mahadamai/Pemberi

kedamaian kepada siapa dan apa pun yang wajar menerimanya).

Manusia cenderung memperhatikan sesuatu yang jelas tampak oleh

mata baru kemudian memikirkan makna yang terkandung dibaliknya. Dalam

hal keteladanan orang tua pun memiliki peran yang utama. Hasan (2015: 33)

memberikan contoh saat menyuruh anak untuk solat misalnya, orang tua juga

harus melakukannya. Begitu pula shodaqoh, puasa dan hal-hal positif lainnya.

Jadi, tidak sebagai penyuruh yang hanya memerintah anak untuk melakukan

melainkan menjadi sosok teladan yang layak diteladani dalam hidup seorang

anak.

Berikutnya adalah keteladanan seorang pendidik kepada anak didiknya.

Sosok pendidik seringkali menjadi idola anak didik. Anak-anak pun tak jarang

lebih mempercayai pendidik daripada orang tuanya. Oleh karena itu hedaknya

pendidik benar-benar menjaga akhlak Islami karena dengan begitu secara

otomatis akan lahir ketersambungan atara pendidik, ilmu yang disampaikan

dengan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan. Quraisy Shihab (2016: 30-

31) menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang akhlak sebagai ilmu, demikian

juga mempelajarinya—selama dalam bentuk dan cara yang benar—akan

mengantar seseorang kea rah pemahaman yang benar tentang hidup dan

Page 63: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

51

kehidupan, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai mkhluk individu. Saat

anak didik mengagumi keindahan dan kebaikan pendidiknya maka akan lebih

mudah dalam mengimplementasikan pengetahuan ayng telah disampaikan

secara langsung maupun tidak langsung.

Selain dua cara di atas disebutkan sebagai berikut: (a) Melakukan

introspeksi, (b) Menyibukkan diri dengan hal positif, (c) Memperhatikan

dampak buruk ketiadaan akhlak, (d) Berada di lingkungan yang baik, (e)

Membaca yang bermanfaat, (f) Bergaul dengan yang berbudi, dan (h) Yang

amat penting pula adalah bermohon kepada Allah.

Akan tetapi penulis melihat bahwa niat/kehendak baik selalu ditekankan

dalam buku tersebut. Niat sangat penting sebelum melakukan berbagai

kegiatan. Dinyatakan dalam bukunya (Shihab,2016:43) ia baru menjadi baik

dan buruk akibat kehendak pelakunya. Maka tidak wajar sesuatu/perbuatan

disifati sebagai baik dan buruk tanpa melihat kehendak dari pelaku. Karena

suatu perbuatan hanyalah sarana untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya banyak kita jumpai hal-hal yang

tampak sederhana justru bernilai pendidikan tinggi. Adapun sebagian darinya

adalah pendidikan orang tua kepada anak. Dalam lingkup pendidikan, keluarga

merupakan lingkungan terdekat yang memiliki pengaruh besar dalam

perkembangan anak. Abdillah Firman Hasan (Hasan, 2015: 29) menyatakan

bahwa “orang tua adalah pihak pertama dan utama dalam mengawal kehidupan

anak-anaknya. Seolah-olah dikatakan bahwa anak yang baik dan buruk adalah

sama-sama produk dari orang tuanya”. Untuk memiliki anak yang berakhlakul

Page 64: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

52

karimah tentunya harus diimbangi dengan upaya mendidik anak sesuai dengan

bingkai keagamaan yaitu nilai-nilai keIslaman sejak dini.

Sebagai contoh yang pertama adalah pengawasan terhadap anak.

Merupakan hal wajar seorang anak bermain bersama teman sebaya nya ketika

pulang sekolah atau hari libur. Akan tetapi orang tua terutama ibu seringkali

marah apabila mengetahui anaknya belum sampai rumah padahal jam telah

larut. Pengaruh lingkungan bermain (bergaul) tak kalah berpengaruh pada

kepribadian anak, maka orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi

pergaulan anak. Seperti dikatakan Hasan (2015: 31) tugas orang tua adalah

mengarahkan agar anak dapat memilih pergaulan yang dapat memberi

pengaruh positif bagi kehidupannya. Hal ini terjadi di sekitar kita bahkan

terjadi pada diri sendiri. Pada dasarnya orang tua tengah melaksanakan

pembentukan akhlak melalui perhatian/pengawasan terhadap anak.

Setelah pengawasan yang dilakukan dalam mendidik anak, yang

selanjutnya adalah pemberian sanksi terhadap perilaku yang tidak seharusnya

dilakukan oleh anak. Ketika orang tua menjewer telinga/mencubit lengan

anaknya, sebenarnya pendidikan tengah berlangsung. Berdasarkan logika,

orang tua tidak akan menjewer telinga anaknya dengan tanpa sebab, maka

dapat dikatakan jeweran tersebut adalah jeweran kasih sayang. Dapat dikatakan

demikian karena dalam teori pendidikan pun dikenal Reward and punishment.

Reward hanya akan diperoleh apabila melakukan suatu kebaikan sedang

punishmen pasti didapat akibat perbuatan buruknya. Dalam agama pun dikenal

pahala untuk pelaku kebaikan dan dosa untuk pelaku keburukan, bahkan

Page 65: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

53

kebaikan seberat zarrah pun mendapat balasan, seperti dalam Q.S al-zalzalah:

7-8 berikut ini:

Artinya: “ maka barang iapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,

niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa

mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya.” (Depag,2008:909)

Sanksi/hukuman yang diberikan hendaknya disertai dengan pemberian

pengertian agar anak tidak mengalami kebingungan. Dalam teori pembelajaran

(Sriyanti, dkk, 2014: 52) Willian Estes menyatakan bahwa:

Hukuman memiliki efek emosional yang tidak menguntukngkan karena

ketakutan anak tergeneralisir pada perilaku lainnya. Hukuman memang

memberitahu perilaku yang tidak diinginkan, tetapi tidak memberitahu

perilaku mana yang dikehendaki atau yang harus dilakukan.

Seorang anak seringkali mengatakan “orang tua saya tidak sayang,

karena sering memarahi saya” ketika ditanya kenapa orang tua memarahinya

anak tersebut tidak mengatahui alasan sebenarnya. Dalam hal ini tengah terjadi

kesalahpahaman yang fatal. Alangkah lebih baik apabila membiasakan untuk

berkomunikasi dua arah dengan baik antara orang tua dan anak. Dengan

demikian maka tidak terjadi kesalahpahaman dari pesan pendidikan yang

dimaksudkan orang tua melalui penjeweran (sanksi) karena perilaku anak yang

tidak sesuai, kepada penerimaan jeweran. Sehingga menjadi pemahaman yang

utuh karena disertai dengan penjelasan tentang hal yang boleh dilakukan dan

tidak dengan cara yang baik yaitu kasih sayang

Page 66: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

54

B. Relevansi Pendidikan Akhlak menurut M. Quraish Shihab dengan Pendidikan

Akhlak di Indonesia

Quraish Shihab selalu mengutip pendapat para ahli sebelum

menyampaikan pendapatnya sendiri tentang suatu hal. Sebagai dasar

pemikirannya yang sangat toleran dan terbuka dari berbagai arah. Buku ini

sebenarnya adalah kumpulan beberapa ceramahnya tentang akhlak dan

menerima permintaan dari masyarakat untuk membukukannya. Selain itu, buku

Yang Hilang dari Kita Akhlak merupakan tanggapan atas krisis moral yang

terjadi di Indonesia.

Pernyataan ini tidak menunjuk kepada satu pihak saja, melainkan

kepada seluruh manusia terutama seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Fenomena yang semakin membabi buta seiring dengan tak terbendungnya

media informasi katakanlah sosial media ikut mendukung terciptanya suasana

seperti sekarang ini. Gadget seperti menjadi barang wajib yang tak boleh lepas

dari geanggaman seperti kotak ajaib yang dapat menuruti setiap permintaan

pemiliknya. Demikian rumit jika diuraikan karena terlalu banyak faktor yang

mempengaruhi suatu kejadian. Akan tetapi ditekankan bahwa dunia pendidikan

diharapkan dapat memotong rantai hilangnya akhlak secara bertahap. Dunia

pendidikan memiliki peran yang cukup besar dalam hal pembentukan perilaku

anak sejak dini.

Dalam bukunya Erawati Aziz yang dikemukakan oleh Marimba,

merumuskan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau tuntunan secara sadar

oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik yang

Page 67: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

55

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Aziz,2003:27). Kerjasama dua

belah puhak yang saling membutuhkan ini jika dilakukan dengan professional

dan maksimal akan menghasilkan tujuan yang diinginkan yaitu kepribadian

yang utama.

Secara tidak langsung kehidupan manusia adalah pendidikan yang

berlangsung tanpa disadari. Mulai dari keluarga hingga kepada instansi

lembaga pendidikan maupun pengembaraan bercakap dengan alam semesta.

Pendidikan itu terus berlangsung, hanya ada satu pemisah yaitu tertutupnya

liang lahat atau sering disebut sebagai pendidikan sepanjang hayat. Dalam

dunia pendidikan dikenal istilah Taksonomi Bloom yaitu ada 3 konsep ranah

pendidikan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif mengarah

kepada proses berfikir, ranah afektif mengarah kepada nilai atau sikap yang

mana akhlak masuk di dalamnya, dan psikomotorik.

Berawal dari tindak asusila, kasus kriminal dan korupsi yang sangat

marak di negeri ini, tentulah harus ada upaya penanggulangan dengan segera.

Karena apabila dibiarkan begitu saja akan berdampak pada eksistensi bangsa

Indonesia sendiri. Apabila dicari siapa yang patut dipersalahkan maka akan

sulit ditemukan karena setiap peristiwa yang terjadi penuh akan sebab dan

akibat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dalam dunia pendidikan di

Indonesia herus segera mengambil langkah atau kebijakan untuk menangani

kebingungan ini.

Lembaga pendidikan menjadi sorotan karena disanalah tempat anak-

anak belajar mulai dari usia balita hingga dewasa. Oleh karena itu, diperlukan

Page 68: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

56

sistem pendidikan yang tidak hanya mengedepankan ranah kognitif saja akan

tetapi ranah akhlak Islami atau yang dikenal dengan sebutan afektif. Pada

kenyataannya pendidikan Islam di Indonesia telah mengarah ke sana meskipun

tidak sepenuhnya berhasil dengan baik. Pendidikan umum mayoritas

mengedepankan kecerdasan intelektual dalam pembelajarannya. Tingginya

nilai suatu pelajaran menjadi tolok ukur prestasi kecerdasan seseorang.

Paradigma seperti inilah yang harusnya diperbaiki karena ada yang lebih

penting dari sekedar tingginya IQ seseorang. Dengan upaya serius mengasah,

melatih sikap (afektif) dengan didasari pengetahuan (kognitif) sehingga

melahirkan aksi nyata manusia yang beradab (psikomotorik) tercapailah tujuan

pendidikan terutama pendidikan Islam yaitu manusia berakhlakul karimah.

Secara etimologi, akhlak berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk jamak

dari Khuluq ( خلق) yang pada mulanya bermakna ukuran, latihan dan kebiasaan.

Dari makna pertama (ukuran) lahir kata makhluk, yaitu ciptaan yang memiliki

ukuran, sedangkan dari makna yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan)

lahir sesuatu yang positif maupun negatif (Shihab,2016:3). Makna-makna

diatas mengisyaratkan bahwa akhlak dalam pengertian budi pekerti maupun

sifat yang mantap dalam diri seseorang baru dapat dicapai setelah berulang-

ulang latihan dan dengan membiasakan diri melakukannya.

Pendidikan akhlak merupakan terbentuknya seorang hamba Allah yang

patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-

Nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlak mulia (Nata,2013:33). Dalam

bukunya (Shihab,2016:97) diterangkan bahwa Islam adalah akhlak dengan

Page 69: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

57

dasar hadis Nabi yaitu al-Birru husn al-khuluq (kebajikan adalah budi pekerti

yang luhur) (H.R Muslim). Islam mengajarkan berbagai kebajikan maka Islam

adalah akhlak. Jadi dengan mempelajari Islam sama dengan mempelajari

akhlak, pendidikan Islam sama dengan pendidikan akhlak.

Jika diperhatikan, tampaknya ada relevansi secara teori antara konsep

akhlak yang dipaparkan oleh Quraish Shihab dengan pendidikan akhlak di

Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menemukan lima konsep pendidikan

akhlak dalam bukunya. Berikut ini akan diuraikan relevansi konsep pendidikan

akhlak menurut Quraish Shihab dengan pendidikan akhlak di Indonesia.

1. Pembagian akhlak menjadi dua yaitu akhlak diri dan akhlak masyarakat.

Dalam diri manusia terdapat tabiat yang lahir bersamaan dengan

asal kejadian manusia. Akhlak diri itu dinamakan sebagai tempramen

yang tak jarang dipengaruhi oleh faktor genetikal seseorang. Adapun

akhlak masyarakat tercermin melalui adat kebiasaan masyarakat dalam

kesehariannya. Apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk

pasti berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lain.

Adanya dua akhlak yaitu yang bersifat permanen berupa

tempramen dan yang bersifat relatif menandakan bahwa peran

pendidikan adalah dapat berupaya untuk mengasah dan mengasuh

potensi ini untuk diarahkan kepada tujuan pendidikan yaitu manusia yang

berakhlak mulia.

Page 70: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

58

2. Pandangan tentang baik dan buruk

Dasar penilaian baik dan buruk adalah hukum Allah swt. Dasar

ini adalah mutlak karena jalan agama itu jelas untuk mencapai ridho Nya.

Adapun mengapa kejahatan dan keburukan itu dapat terjadi adalah dapat

bersumber dari pihak lain bisa juga dari diri sendiri. Karena Rasululloh

pun pernah berdoa dari kejahatan pihak lain saat akan keluar dari rumah.

Akan tetapi kembali lagi kuasa Allah tetaplah menjadi rahasia Nya. Pada

hakikatnya semua yang terjadi di dunia ini merupakan kebaikan,

pandangan manusia lah yang mengatakannya sebagai baik dan buruk.

Untuk mengetahui lebih dalam perihal baik dan buruk perlu

adanya proses belajar salah satunya melalui pendidikan formal/sekolah.

Di sinilah tempat untuk membentuk sebuah paradigma universal perihal

apa yang dinamakan baik dan buruk bagaimana cara untuk melakukan

kebaikan menghindari keburukan, serta membagikan kebaikan dan

mencegah keburukan.

3. Empat potensi diri dalam mencapai akhlak luhur

Dalam diri manusia terdapat empat potensi yang harus dipelihara

dengan takaran yang pas agar tercapai puncak aklak baik yaitu yang

disebut sebagai akhlak luhur. Akhlak luhur adalah akhlak yang sesuai

dengan tuntunan agama sebagai manifestasi meneladani sumber kebaikan

yang sempurna yaitu Allah swt. melalui penghayatan terhadap asmaul

husna.

Page 71: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

59

Empat potensi tersebut adalah potensi ilmu, potensi amarah,

potensi keinginan/syahwat dan potensi adil. Pertama, potensi ilmu.

Aktualisasinya adalah dapat membedakan yang baik dan yang buruk, jika

terpenuhi maka akan lahir sebuah hikmah yang merupakan puncak dari

akhlak luhur. Hikmah menjadi penuntun tiga potensi berikutnya untuk

mencapi akhlak mulia. Kedua, potensi amarah. Apabila berlebihan akan

lahir sebagai kecerobohan, apabila kurang dinamakan

ketakutan/kelemahan dan apabila sesuai dengan tuntunan hikmah akan

lahir sebiah keberanian. Keberanian yang dimaksud adalah yang disertai

dengan perhitungan secara teliti. Ketiga, potensi syahwat/keinginan. Bila

terpenuhi dinamakan „iffah dan apabila berlebihan dinamakan hiperseks

seta apabila kurang lahir sebagai under sex atau impoten. Yang keempat

atau yang terakhir yaitu potensi adil. Apabila terhimpun dalam dirinya

hikmah, „iffah, dan keberanian maka seseorang telah mencapai potensi

adil.

Apabila keempat potensi telah terbentuk dan tercermin dalam

kehidupan seseorang maka dapat dikatakan sebagai manusia berakhlak

luhur. Akan tetapi apabila salah satu belum terpenuhi seseorang itu

dinamakan sebagai relatif berakhlak luhur.

4. Cakupan adab sopan santun

Meliputi sopan santun kepada Allah, Rasul, dan sesama makhluk.

Adab kepada sesama makhluk terbagi pula ke dalam sesama manusia

yaitu kedua orang tua, saudara, tetangga, lawan, sahabat, pasangan, dll.

Page 72: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

60

Dibahas secara rinci beserta contoh kongkret sehingga jelas sekali

tindakan yang harus dilakukan. Misalnya, seperti yang dinyatakannya,

“Prinsip utama yang harus diterapkan dalam hubungan dengan sesama

manusia adalah lakukan untuk orang lain apa yang ingin orang lain

lakukan terhadap anda ( Shihab,2016:233). Lihat dan tempatkan diri anda

dalam posisi orang lain. Maka suasana harmonis akan tercapai karena hal

itu akan meminimalisir keburukan dalam berinteraksi.

Norma utama akhlak Islam adalah adil ( Shihab,2016:231). Adil

berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Demikian halnya

memperlakukan kedua orang tua diletakkan setelah menaati Allah dan

Rasul Nya, berupa bakti kepadanya. Misalnya, larangan berkata buruk

walaupun hanya berkata “ah/cis” maka hendaknya apabila terdapat

sebuah permasalahan dengan keduanya dapatlah berdiskusi untuk

mencapai sebuah titik temu tanpa harus menyakiti hati keduanya.

Menghormati keduanya tanpa memandang agamanya. Demikian Al

Qur‟an menyatakan besarnya penghormatan kepada ibu dan bapak. Akan

tetapi penulis menemukan pernyataan yang menyatakan bahwa orang tua

pun harus bijaksana dalam membantu anak untuk berbakti kepadanya.

Tidak otoriter meskipun maksut nya adalah baik yaitu kebahagiaan bagi

anaknya. Tidak memaki dan membebankan sesuatu yang melebihi

kemampuannya.

Sopan santun antara pendidik dan anak didik. Penghormatan anak

didik kepada pendidik hendaknya didasari oleh kekaguman bukan atas

Page 73: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

61

rasa takut. Rasa kagum terhadap pendidik tersebut telah sirna disebabkan

banyak faktor diantaranya adalah kedisiplinan atau apa yang diajarkan

tidak berkenan di hati anak didik. Karena sang pendidik tidak

mempersiapkan diri dengan baik. Di sini terlihat bahwa ada pergeseran

budaya dalam belajar, apabila di masa lalu sering terdengar apa saja yang

disampaikan oleh pendidik harus diterima oleh anak didik pada

kenyataannya saat ini banyak anak didik bahkan lebih mengetahui

perkembangan daripada pendidiknya. Akan tetapi hal yang harus tetap

diertahankan adalah sikap hormat kepada pendidik. Oleh karena itu

pendidik harus memberi contoh bahwa yang benar harus utama

didahulukan. Pendidik tidak harus menguasai berbagai bidang

pelajaran/kehidupan, setidaknya harus lebih pandai/bijaksana dalam

bidang yang ditekuninya. Sehingga mengamalkan ilmu jauh lebih utama

karena akan memelihara ilmu tersebut, justru dapat menambah ilmu itu

sendiri.

Quraish Shihab menyatakan (Shihab,2016:29) “bisa jadi

kegagalan ilmu akhlak dalam mewujudkan akhlak mulia bagi pelajarnya

disebabkan karena kekeliruan cara mengajarkannya...baginya”.

Pernyataan ini mengarah kepada pendidik agar menata ulang cara dan

akhlak dirinya sebelum, ketika, dan setelah berhadapan dengan anak

didik dalam membahas akhlak itu sendiri. Sehingga tercipta kesesuaian

dalam dirinya, ilmu akhlak dan penerima ilmu yaitu anak didik.

Page 74: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

62

Maraknya penganiayaan terhadap pendidik/dosen yang dilakukan

oleh anak didiknya sendiri bisa jadi dikarenakan perbuatan atau

perkataan pendidik yang sangat menyinggung misalnya

mencela/menghardik anak didiknya. Hal ini menjadikan peringatan

bahwa pendidik hendaknya memperlakukan anak didik sebagai anak-

anaknya, saudara atau adik apabila usianya sebaya yang didasaridengan

kasih sayang, bahkan dinyatakan dalam buku tersebut pendidik seringkali

kikir memberikan pujian (Shihab,2016:248).

Sopan santun terhadap binatang dan tumbuhan berupa perlakuan

baik terhadapnya mengingat Allah tidak menciptakan seseuatu pun

dengan sia sia. Tumbuhan dan hewan diciptakan untuk kebutuhan

manusia itu sendiri jadi perlakuan yang baik didasari oleh rasa kasih

sayang (rahmat) dan persahabatan akan melahirkan akhlak yang luhur

kepada sesama makhluk Allah. Binatang dan tumbuhan pun dapat

merasakan perlakuan manusia kepadanya.

5. Cara membentuk akhlak ada dua cara

Meskipun dalam buku tersebut disebutkan dua cara yang dapat

dilakuan yaitu pembiasaan dan meniru keteladanan, penulis menemukan

bahwa niat/kehendak baik merupakan langkah awal untuk mencapainya.

Niat merupakan awal dari segala hal. Kehemdak yang baik akan

menghantarkan manusia untuk berlaku baik.

Page 75: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

63

Sebelum melakukan sesuatu apapun yang terpenting adalah niat

pelaku. Hal kecil tetapi menentukan baik atau buruk suatu kegiatan

ditentukan olehnya. Demikian pula untuk membentuk akhlak yang luhur,

niat/kehendak baik untuk menata diri agar berhiaskan akhlak luhur sangat

memberikan andil keberhasilan usaha tersebut.

Quraish Shihab banyak mengambil pendapat para ulama dan

filsuf terkait dengan niat/kehendak baik. Yang menjadi dasar utama

adalah hadis Nabi saw. yang berbunyi (Shihab,2016:12) :

Artinya: ”Nilai amal ditentukan oleh niat”

Lebih jelasnya diungkapkan olehnya sebagai berikut

(Shihab,2016:31):

Semua filsuf yang memberi perhatian tentang akhlak—

mereka semua—menyatakan bahwa asas utama menyangkut akhlak

adalah kehendak baik dan bahwa seseorang sebelum melangkah

melakukan kegiatannya, ia harus menetapkan secara tulus apa yang

harus dilakukannya agar kegiatannya itu menjadi sebaik mungkin

pada situasi dan kondisi yang sedang dialaminya.

Selain dua cara di atas, hal penting lainnya ada tujuh hal yang

perlu diperhatikan yaitu: melakukan introspeksi, menyibukkan diri

dengan hal positif, memperhatikan dmapak buruk ketiadaan aklak,

berada di lingkungan yang baik, membaca hal yang bermanfaat, bergaul

dengan yang berbudi, dan yang terpenting adalah memohon kepada

Allah. Karena semua yang terjadi di dunia ini tidak terlepas dari qudrah

dan iradah Allah swt.

Page 76: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

64

Cara selanjutnya yang tak kalah sering dijumpai dan dangat

penting adalah pengawasan orang tua tehadap pergaulan anak mengingat

zaman semakin berkembang tak terkendali melalui berbagai media.

Ketegasan dalam mendidik anak melalui pemberian sanksi yang sesuai

dengan tingkat usia dan kefatalan perbuatan hendaknya disertai dengan

penjelasan yang memahamkan sehingga seorang anak tidak menjadi

pribadi yang kebingungan saat menerima sanksi tersebut. Ketika anak

dapat membedakan yang baik dan buruk kemudian dikuatkan dengan

penjelasan yang sempurna maka pemahaman tersebut berangsur akan

menghantarkan kepada kebiasaan berperilaku baik tanpa sadar yang

disebut dengan akhlak luhur.

Quraish Shihab dalam bukunya menghadirkan hal-hal sederhana

yang seringkali dilupakan. Seperti halnya jangan marah, ini adalah

akhlak penting dalam Islam. Terbukanya pikiran dengan menyadur

pendapat dari berbagai pihak menghantarkan kita lebih toleran dan

tenang dalam menjalani kehidupan. Menurutnya tidak benar jika ada

pemisahan antara iman, Islam, dan ihsan. Karena akhlak adalah Islam

dan Islam adalah ahlak. Sedang dalan Islam didalamnya terdapat iman

dan ihsan, tidak ada pemisahan dari ketiganya.

Pentingnya kasih sayang dalam bergaul memperlakukan pihak

lain (hablum minan nas) merupakan akhlak luhur. Perlu adanya

kesadaran dari dalam diri masing-masing manusia Indonesia untuk

menempa diri, menelisik kedalam hati masing-masing sehingga dapat

Page 77: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

65

mewujudkan tujuan utama pendidikan yaitu akhlak mulia. Sepeti halnya

toleransi yang apabila diterapkan oleh seluruh manusia Indonesia, tak

akan ada konflik yang berujung pada kekerasan. Tercipanya Indonesia

yang bersatu seperti dalam dasar negara Indonesia itu sendiri.

Pengetahuan seharusnya tak berhenti sampai pada pemikiran saja

melainkan menjadi sebuah pemahaman dalam hati serta lahir menjadi

akhlak luhur.

Page 78: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah penulis sampaikan pada bab-bab

sebelumnya, dapat disimpulkan:

1. Pendidikan akhlak menurut M. Quraish Shihab penulis kelompokkan

ke dalam lima poin yaitu: (1) Pembagian akhlak (2) Pandangan tentang

baik dan buruk (3) Mengenal empat potensi diri yaitu potensi ilmu,

amarah, keinginan,syahwat dan adil (4) Cakupan adab sopan santun

dan (5) Cara membentuk akhlak.

2. Relevansi pendidikan akhlak menurut Quraish shihab dengan

pendidikan Islam di Indonesia saat ini adalah kesamaan dasar

pemikiran yaitu Al Qur‟an dan Hadis. Pendidikan Akhlak menurut

Quraish Shihab telah mewakili pendidikan akhlak di Indonesia, akan

tetapi menurutnya pendidikan di indonesia belum sepenuhnya berhasil

dalam membentuk akhlak mulia (luhur). Akhlak dinyatakan telah

hilang dari individu secara umum umat Islam di Indonesia dibuktikan

banyaknya perilaku yang jauh dari nilai-nilai Islami. Kegagalan ilmu

akhlak dalam mewujudkan akhlak luhur, ada dua kemungkinan yaitu

dikarenakan kesalahan cara mengajarkannya ataupun karena mereka

tidak memahaminya dengan baik, serta apabila sudah memahaminya

mereka tidak mengunakannya sebagai sebuah kebiasaan.

Page 79: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

67

B. Saran-saran

Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Sistem pendidikan yang berlaku harus ditinjau secara terus

menerus agar tidak terjadi kecolongan (tidak tepat sasaran). Anak didik

adalah generasi emas bangsa ini untuk mempertahankan eksistensi

Indonesia di kancah global. Akhlak yang hilang di dalam rumah (diri)

manusia setidaknya dapat diusahakan didapatkan kembali melalui

sistem pendidikan yang memberi perhatian lebih kepada pembentukan

akhlak.

2. Bagi Pendidik

Untuk mencapai terbentuknya akhlak mulia seorang pendidik

hendaknya memiliki pemahaman yang dalam serta luas dalam

bidangnya. Karena anak didik seringkali menjadikan pendidik (guru)

sebagai idola maka sebagai figur pendidikan seorang pendidik harus

menunjukan uswatun hasanah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah

saw. Pengetahuan yang luas serta dalam, komunikasi yang baik, cara

penyampaian yang tepat, bertujuan mendidik bukan sekedar mengajar,

keteladanan serta perlakuan yang baik terhadap peserta didik akan

membantu terbentuknya akhlak luhur.

Page 80: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

68

3. Bagi Anak Didik

Suatu hal yang menjadi pusat dalam proses mencari akhlak

yang hilang adalah diri sendiri. Jangan sampai puas dengan keadaan

saat ini karena belum tentu yang menurut diri sendiri baik adalah

mutlak baik bagi orang lain dan masyarakat. Pentingnya belajar

sepanjang hayat tidak melulu pada pendidikan formal saja melainkan

belajar dari berbagai arah kehidupan di dunia ini. Hormati ilmu dan

pemberi ilmu, pada dasarnya tidak ada anak yang membawa lahir

membawa keburukan saja, jadi hiasi diri dengan akhlak mulia.

Page 81: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

69

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. 1983. ETIKA (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang

Amirin, Tatang. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo

Anwar, Mauluddin, dkk. 2015. Cahaya, cinta dan canda M. Quraish Shihab.

Tangerang: Lentera Hati

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina

Aksara

Aziz, Erawati. 2003. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Solo: PT Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri.

BP. Dharma Bhakti. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dharma

Bhakti

Daradjat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Firmanzah, Abdillah Hasan. 2015. Ensiklopedia Akhlak Mulia. Solo: Tinta

Medina

Ghofur, Saiful Amin. 2008. Profil Para Mufasir Al-Qur‟an. , Saiful Amin.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta:

Mitra Pustaka

Hassan, Ahmad. T. t. 1983. Terjemah Bulughul Maram. Bandung: Diponegoro

Iqbal dan Nasution. 2015. Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer. Jakarta: Prenadamedia

Jumali, dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University

Press

Komarudin. 1988. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa

Page 82: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

70

Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nata, Abudin. (Ed) 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: angkasa

Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pustaka

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Sa‟dulloh, Uyoh. Dkk. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta

Shihab, M. Muhammad. 1996. Wawasan Al Qur‟an Tafsir Maudhu‟I atau

Pelbagai Permasalahan Umat. Bandung: Mizan

2016. Ada Yang Hilang Dari Kita Akhlak. Tangerang: Lentera Hati

Siroj, Zaenuri dan A. Adib Al Arif. 2009. Hebatnya Akhlak di Atas Ilmu dan

Tahta. Surabaya: Bintang Books

Sriyanti, Lilik, dkk. 2014. Teori-teori Pembelajaran. Salatiga: STAIN Salatiga

Press

Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

bagian I. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

Page 83: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 84: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Anifah

Tempat/Tanggal lahir : Kab. Semarang, 25 Februari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Secang RT. 03 RW. 01, Desa Samban, Kec. Bawen,

Kab. Semarang

Email : [email protected]

No Hp : 085712378176

Riwayat Pendidikan :

SDN Samban 01, Kec. Bawen 2000-2006

SMP Negeri 1 Bawen, Kab. Semarang 2006-2009

SMK NU Banat Kudus 2009-2012

Page 85: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

73

Page 86: PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2244/1/SKRIPSI NURUL.pdf · M. Quraish Shihab dalam buku Yang Hilang Dari Kita Akhlak (2) Bagaimana

74