Penambangan Nikel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penambangan Nikel

Citation preview

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    1/44

    2.4 Nickel Ore M ining(Penambangan Bijih Nikel)

    Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu

    limonit dan saprolit. Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade

    saprolit (LGSO) dimana kualitas ore merupakan transisi antara saprolit dan

    limonit. Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh Tim Eksplorasi dan

    Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi olehgrade

    controller.

    Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran

    berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable.Saprolit ditambang sebagian akan diangkut langsung ke tempat

    penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable . Pengambilan sample

    dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan

    sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau disebut

    Stockyard dan pengambilan sample diatas truk atau pada tumpahan truk

    dengan ketentuan yang ditetapkan sebelumnya.

    Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke

    stockyard oleh grade control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas.Penambangan harus mengikuti prosedur tersebut dan penentuan lokasi stock

    akan ditentukan oleh pihak perusahaan.

    Operator Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik

    limonit atau saprolit pada saat penggalian di lokasi penambangan (front).

    Pembatuan jalan di front ataupun tempat penggalian harus menggunakan

    batuan yang tidak mengandung silica tinggi diutamakan menggunakan

    batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung nikel.

    Selama penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yangberukuran besar sehingga dipastikan tidak terangkut sebagai ore. Boulder

    dapat diangkut sebagai waste ataupun dipindahkan ketempat aman yang tidak

    mengganggu kegiatan gali muat disekitar area penambangan.

    Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke

    grizllyportable dipastikan diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari

    material lain diluar tumpukan ore, dan boulder yang besar dipisahkan sehingga

    tidak terangkut ke grizzly. Tidak ada pengambilan sample yang dilakukan pada

    kegiatan ini.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    2/44

    Karakterisik Bijih Nikel

    Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijihnikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan

    mengandung

    0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di

    atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk

    ditambang.

    Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara

    umum

    mengandung sekitar 1,5%-2,5% nikel dan digolongkan sebagai bijihlaterit

    kadar tinggi. Dengan melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan

    sebagai bahan baku untuk produksi feronikel. Feronikel Antam

    mengandung

    sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots

    (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan karbon kadar tinggi atau

    karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk

    produksi baja nirkarat.Penambangan bijih nikel saat ini di Pomalaa ( Sulawesi Tenggara) dan

    Pulau Gebe (Maluku) sedangkan pengelolaannya berada di Pomalaa.

    Nikel

    sebagai salah satu usaha inti PT Antam,Tbk ditunjang oleh potensi

    cadangan nikel yang cukup besar. Upaya lebih lanjut dalam

    memantapkan

    bisnis inti adalah dengan jalan membangun pabrik stainless steel

    denganbahan baku utama feronikel.

    Telah dilaksanakan pem

    1. Teknik penggalian/pengambilan bijih

    a. Karakteristik endapan.

    Karakteristik endapan yang cocok ditambang dipengaruhi oleh pola penyebaran

    endapan, kekerasan, dan kelunakan bijih. Badan bijih dapat berbentuk teratur atau tidak

    (massive). Bagi bijih yang berbentuk tabular atau berlapis harus cukup lebar dan

    kemiringan relatif datar. Semakin rendah kemiringan maka akan semakin mudah proses

    penggalian.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    3/44

    b. Keseragaman kadar

    Keseragaman kadar yang bervariasi adalah hal yang harus diperhatikan dalam

    penambangan, dengan mengetahui penyebaran kadar pada daerah tertentu, makadalam penambangan dapat diperhitungkan untuk melakukan mixing/blending agar

    mencapai kadar sesuai dengan yang diinginkan.

    c. Kombinasi peralatan.

    Maksud dari pemilihan kombinasi peralatan adalah untuk memperhitungkan keefektifan

    operasi penambangan dimana dengan peralatan yang cocok, baik dalam pekerjaan

    pengupasan tanah penutup maupun pekerjaan produksi mendapat perolehan yang

    maksimal. Halhal yang mempengaruhi pemilihan kombinasi peralatan meliputi ukuran

    badan bijih, distribusi nilai endapan serta kompak atau tidaknya lapisan tanah penutup.

    d. Produksi yang diinginkan.

    Target produksi yang diinginkan meliputi COG (Cut Off Grade) dan tonase yang akan

    diproduksi per waktu tertentu. COG adalah batas kadar rata rata terendah yang masihdapat di blending dengan material lain sehingga mendapatkan material bijih sesuai

    dengan yang diinginkan. Dimana saat kadar bijih pada daerah yang akan digali tidak

    memenuhi COG seperti tersebut diatas, maka perlu adanya pertimbangan lain, misalnya

    meneruskan penggalian dan hasilnya akan di blending dengan material dengan kadar

    bijih yang tinggi sehingga dapat memenuhi COG, atau tidak meneruskan penggalian

    karena akan menambah biaya operasional terutama untuk peralatan.

    ANALISIS PERUBAHAN KADARNIKEL SAPROLIT DARIKEGIATAN EKSPLORASI SAMPAIKEGIATAN PENAMBANGANPADA PT. GANE PERMAISENTOSA (GPS) KECAMATAN

    OBI UTARA KABUPATENHALMAHERA SELATANPROPINSI MALUKU UTARAOLEH : ARFANDI ISKANDAR ALAM

    NPM : 12105 10212 04 028

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    4/44

    SKRIPSI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Propinsi Maluku Utara memiliki sumber daya alam yang

    melimpah, dengan potensi yang melimpah itu, Maluku Utara

    mempunyai prospek yang potensial untuk bahan galian

    logam dan non logam, seperti nikel-cobalt, tembaga, emas

    dan perak, yang merupakan komoditi unggulan untuk

    dikembangkan lebih lanjut. Untuk bahan galian nikel,

    disepanjang pelosok negara Indonesia didominasi oleh

    endapan bijih nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan

    (Laterisasi) batuan ultrabasa Peridotit. Begitu halnya dengan

    keterdapatan endapan bijih nikel laterit di Propinsi Maluku

    Utara, khususnya Pulau Obi yang juga keterdapatan endapan

    bahan galian nikel laterit yang sementara ini di usahakan oleh

    sebuah perusahaan swasta yakni PT. Gane Permai Sentosa

    (GPS).

    PT. Gane Permai Sentosa (GPS) adalah sebuah perusahaan

    swasta yang bergerak dibidang pertambangan yang saat ini

    sedang melakukan kegiatan penambangan nikel laterit pada

    areal penambangan blok Loji Kecamatan Obi UtaraKabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara.

    Kegiatan utama dari sistem penambangan yang dilakukan

    oleh pihak perusahaan PT. Gane Permai Sentosa (GPS)

    adalah dengan sistem penambangan terbuka (Surface

    Mining) yaitu menambang dari punggung bukit kebawah

    (Open Cut Mining) dengan membuat Bench (jenjang)

    sehingga terbentuk bukaan - bukaan. Tahapan kegiatan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    5/44

    dalam sistem tambang terbuka disini ialah Land clearing,

    Pengupasan lapisan tanah penutup (stripping of overburden),Penambangan bijih nikel, selanjutnya pengangkutan dan

    pemuatan bijih nikel.

    Kegiatan produksi PT. Gane Permai Sentosa (GPS),

    senantiasa dikontrol dan diawasi kadar bijih nikel pada saat

    penambangan, dimana pengontrolan dan pengawasan bijih

    nikel ini dilakukan baik terhadap kadar air maupun terhadap

    kadar bijih nikel itu sendiri. Namun untuk memenuhi

    persyaratan tersebut dari pihak manejmen perusahaan

    diperhadapkan pada suatu permasalahan, yang mana dari

    hasil analisis kimia menunjukan bahwa kadar bijih nikel selalu

    terjadi perubahan (penurunan) setelah dilakukan kegiatan

    penambangan dan hingga dibawa ke stock yard Efo. Dengan

    demikian, dari permasalahan inilah sehingga dilakukan

    penelitian dengan judul Analisis Perubahan Kadar Nikel

    Saprolit Dari Kegiatan Eksplorasi Sampai Kegiatan

    Penambangan Pada PT. Gane Permai Sentosa (GPS) .

    1.2 Tujuan Penelitian

    Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai

    berikut :

    a. Untuk mengetahui berapa besar perubahan kadar bijih

    nikel saprolit dari kegiatan eksplorasi sampai pada kegiatan

    penambangan.b. Untuk mengetahui kemungkinan yang menjadi faktor -

    faktor penyebab terjadinya perubahan kadar bijih nikel

    saprolit.

    1.3 Permasalahan

    Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    6/44

    permasalahan penelitian sebagai berikut :

    a. Berapa besar perubahan kadar bijih nikel saprolit darikegiatan eksplorasi sampai pada kegiatan penambangan.

    b. Faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan

    kadar nikel saprolit tersebut.

    1.4 Batasan Masalah

    Penelitian ini hanya dibatasi pada perubahan kadar nikel

    saprolit dari hasil kegiatan eksplorasi sampai kegiatan

    penambangan serta faktorfaktor yang mempengaruhi

    perubahan kadar tersebut.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menambah

    wawasan dan pengetahuan tentang perubahan kadar nikel

    saprolit secara praktis. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

    bahan pertimbangan untuk menyesuaikan dan mengurangi

    terjadinya perubahan kadar Dan sebagai persyaratan studi

    dalam jenjang Strata Satu (S-1).

    1.6 Sistematika Penulisan

    Untuk penulisan skripsi ini disajikan dalam 6 (enam) bab

    dengan sistematikanya adalah sebagai berikut :

    1. Bab satu, merupakan pendahuluan yang memuat tentang

    latar belakang dan ruang lingkup permasalahan serta tujuan

    dari penelitian yang dilakukan.

    2. Bab dua, tinjauan umum yang mengemukakan tentangkeadaan lokasi penelitian, geologi daerah penelitian, genesa

    endapan bahan galian dan kegiatan penambangan

    3. Bab tiga, tinjauan pustaka yang memuat antara lain

    kegiatan eksplorasi, proses penambangan, pengambilan

    conto, dan preparasi sampel

    4. Bab empat, metode penelitian yang memuat tentang

    tahapan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian dan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    7/44

    analisis data

    5. Bab lima, hasil dan pembahasan yang membahas tentangperubahan kadar bijih nikel saprolit dari kegiatan eksplorasi

    sampai kegiatan penambangan dan faktor-faktor yang

    mempengaruhi perubahan kadar tersebut

    6. Bab enam, merupakan bab terakhir yang berisikan

    kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya

    serta sebagai saran.

    Gambar 1.1

    Bagan Alir Penelitian

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    2.1 Lokasi Penelitian dan Kesampaian Daerah

    Lokasi kegiatan penambangan Nikel laterit PT. Gane Permai

    Sentosa (GPS) yaitu didaerah Loji Kecamatan Obi Utara

    Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara.

    Daerah kuasa pertambangan PT. Gane Permai Sentosa

    (GPS) secara geografis terletak antara 1270 20 1280 05

    bujur timur sampai 010 15 010 55 lintang selatan.

    Untuk menempuh perjalanan ke daerah penambangan Nikeldaerah prospek Loji oleh PT. GPS yakni bisa melalui jalur

    laut. Untuk jalur laut perjalanan dilakukan dari ibu kota

    Propinsi Maluku Utara Sementara (Ternate) dengan kapal

    kayu yang memiliki kapasitas 400 sampai 500 penumpang

    menuju pelabuhan pertama yaitu pelabuhan Babang

    Kabupaten Halmahera Selatan Kecamatan Bacan Timur,

    kemudian perjalanan di lanjutkan menuju ke daerah Obi desa

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    8/44

    pertama yakni Madopolo, dan dilanjutkan ke pelabuhan

    utama Obi yaitu Desa Jikotamo. Dari Jikotamo perjalanandilanjutkan dengan perahu motor (Long Boat) dengan

    kapasitas 10 penumpang menuju daerah Loji. Didaerah

    tersebutlah dimana dilakukan kegiatan penambangan Nikel

    laterit.

    Secara administratif daerah loji dimana tempat kegiatan

    penambangan bijih nikel dilakukan berbatasan langsung

    dengan :

    Sebelah Utara berbatasan dengan daerah Kawasi

    Sebelah Selatan berbatasan dengan daerah Wayaloar

    Sebelah Timur berbatasan dengan daerah Kawasan Hutan

    Sebelah Barat berbatasan dengan daerah Jikodolong

    Sumber PT. Gane Permai Sentosa

    Gambar 2.1

    Peta Lokasi Kesampaian Daerah

    2.2 Geologi Regional

    2.2.1. Stratigrafi

    Stratigrafi Pulau Obi dan pulau-pulau sekitar Indonesia

    bagian Timur merupakan konfigurasi busur kepulauan

    sebagai hasil tumbukan lempeng dibagian barat pasifik.

    Pulau ini dicirikan oleh double arc system , dibuktikan oleh

    vulkanik dilengan Barat dan non vulkanik dilengan Timur.Kondisi geologi dan tektonik Pulau Obi terdapat zona sesar

    Sorong yang merupakan strike slip fault (JA Katili, 1974 ).

    Sepanjang zona sesar ini, pulau Obi bergerak kearah barat

    bersamaan dengan lempeng Indo-Australia (Hamilton, 1979).

    Berdasarkan peta geologi lambar Pulau Obi, Maluku Utara

    yang diterbitkan oleh pusat penelitian dan pengembangan

    Geologi Bandung (T. Apandi & D. Sudana), daerah ini terdiri

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    9/44

    dari berbagai formasi geologi yang berbeda dalam gabungan

    batuan dan tektoniknya, antara lain :1. Formasi Kayasa : breksi dan lava. Breksi berkomponen

    basal dan andesit, terpilah buruk, pejal. Lava basalan dan

    andesitan, kelabu, berongga, terkekarkan. (Kesebandingan

    Dengan Lembar Ternate, Apandi 1981).

    2. Formasi Anggai : batu gamping dan batu gamping pasiran,

    pejal. Fosil foraminifera : menunjukan umur miosen atas

    sampai pliosen. Sebarannya di Timur Pulau Obi. Ketebalan

    kurang lebih 500 meter.

    3. Batuan Terobosan : stok dan retas diorit dan gabro. Diorite

    (Tmd); kelabu kehijauan, terdiri dari : palgioklas, ortoklas,

    piroksen, klorit, kuarsa, bijih dan sedikit zircon. Gabro (Tmg),

    kelabu berbintik hitam, terdiri atas plagioklas, piroksin,

    aktinolit dan bijih.

    4. Formasi Bacan : breksi dan lava, bersisipan batu pasir

    tufan dan batu lempung; kelabu kehijauan. Breksi

    berkomponen andesit, basalt dan sedikit rijang merah. Lava;

    kelabu kehijauan, andesitan, terpropilitkan, berbarik kalsit dan

    kuarsa. Sisipan batu pasir dan batu lempung; berlapis baik.

    Foraminifera menunjukan umur OligesenMieson bawah.

    Tebal lebih dari 1000 meter, tersingkap di Pulau Obi Tengah

    dan Pulau Obilatu. Bagian atasnya menjemari dengan

    formasi fluk dan menindih tak selaras dengan batuanultramafik.

    5. Formasi Fluk : perselingan batupasir, batu lempung dan

    serpih, bersisipan konglomerat dan batu gamping. Batupasir,

    kelabu kehijauan, pejal, gampingan : berbutir halus sampai

    sedang, perarian sejajar. Konglomerat terdiri dari kepingan

    batuan ultramafik, andesit dan batu gamping. Bagian bawah

    formasi fluk menjemari dengan bagian atas formasi Bacan.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    10/44

    Ketebalan mencapai 1000 m. Sebarannya terdapat di bagian

    tengah pulau Obi. Satuan ini tertindih tak selaras oleh formasiAnggai.

    Dua lajur besar yang membatasi kepulauan obi yaitu sesar

    Sorong-Sula Utara di Selatan dan sesar Sorong Maluku di

    Utara (Hamilton, 1978). Sesar Normal, lipatan dan kelurusan

    terdapat didaerah ini. Sesar normal umumnya merupakan

    sentuhan tektonik antara batuan ultramafik dengan satuan

    batuan yang lebih muda. Sesar berarah barat-timur, barat

    laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Danau karu dibarat

    pulau Obi diduga berupa terban yang dibatasi dua sesar yang

    berarah utara-selatan. Lipatan berkembang baik pada batuan

    sedimen tersier, berarah barat laut-tenggara, barat-timur, dan

    utara-selatan. Kelurusan berarah barat laut-tenggara dan

    barat daya- timur laut. Kegiatan tektonik diduga dimulai pada

    sebelum jura ditandai dengan munculnya batuan ultra mafik

    dan malihan. Tektonik berikutnya terjadi pada jura,

    merupakan penggelaman diikuti oleh pengendapan sedimen

    formasi Loleobasso. Pada kapur sampai Eosen terjadi

    pengangkatan dan pemalihan formasi Loleobasso. Pada

    Oligosen-Miosen terjadi lagi penggelaman diikuti oleh

    pengendapan Formasi Fluk dan Formasi Bacan; kemudian

    terjadi lagi pengangkatan disertai kegiatan gunung api,

    terobosan diorit dan gabro, yang menghasilkan Formasi-formasi Woi, Obit dan Anggai. Fluktuasi ini terus berlangsung

    sampai sekarang, yang ditunjukan oleh terbentuknya undak-

    undak pantai dan pertumbuhan batu gamping terumbu

    disertai kegiatan gunung api.

    2.2.2. Litologi

    Litologi daerah Loji disusun oleh batuan ultra basa dan

    terutama batuan peridotit sedikit dunit yang telah mengalami

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    11/44

    perubahan dengan berbagai tingkatan serta batuan

    intermediet (dioritik). Batuan ultra basa seperti yangdisebutkan diatas berkisar 80% dari luas daerah kegiatan

    dan batuan intermediet berkisar 20% penyebaran batuan

    intermediet berada di sebelah Utara dan selebihnya

    didominasi oleh batuan ultra basa. Litologi daerah loji juga

    seperti pada umumnya jalur orogenesis, hal ini dicirikan oleh

    rekahan-rekahan sepanjang garis tektonik dari batuan dasar.

    Melalui rekahan-rekahan tersebut intrusi batuan ultrabasa,

    selanjutnya terjadi pelapukan intensif akibat iklim dan waktu,

    membentuk endapan laterit nikel.

    Mineralisasi terjadi melalui retakan hingga dapat di intrusi

    oleh batuan ultrabasa dimana batuan ultra basa sebagai

    batuan induk (hard rock), untuk genesa terjadinya endapan

    nikel laterit. Proses laterisasi ini terjadi akibat pengaruh

    oksigen oleh pelapukan yang terjadi akibat pengaruh batuan

    induk yang bersifat basa, iklim dan topografi yang ideal

    sangat mendukung terjadinya pengkayaan sekunder dalam

    proses tersebut.

    2.2.3. Morfologi

    Morfologi dan topografi Loji disusun oleh morfologi perbukitan

    bergelombang terjal. Perbukitan bergelombang lemah berada

    sebelah Utara memanjang dari sebelah timur ke barat.

    Morfologi ini mempunyai ketinggian 200400 meter dpldengan kemiringan lereng 400500.

    Morfologi bergelombang terjal menempati sebelah selatan

    daerah kegiatan dan sebagian disebelah barat. Perbukitan

    umumnya berbentuk agak kerucut dengan punggung agak

    melebar. Morfologi ini mempunyai ketinggian 150300

    meter dpl dengan kemiringan lereng 40500

    2.3 Geologi Daerah Penelitian

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    12/44

    Secara garis besar struktur geologi daerah penambangan

    yang berkembang adalah struktur kekar, umumnya kekarberkembang pada batuan dunit dan peridotit yang kadang

    terisis oleh mineral silika, serpentin, dan garnierit. Mengenai

    adanya endapan nikel secara geologi dapat disebutkan

    bahwa pelapukan batuan ultrabasa membentuk lapisan laterit

    yang menghasilkan residual serta pengkayaan nikel yang

    tidak mudah larut dan membentuk endapan nikel dan

    magnesium (MgO) dalam bentuk mineral garnierit

    (Ni,Mg)3Si2O5(OH)4 pada lapisan saprolit terbentuk pula

    mineral hematit pada lapisan limonit. Tampak pula batuan

    ultrabasa yang telah mengalami proses serpentinisasi yang

    cukup kuat selain oleh keadaan morfologi, pembentukan

    endapan bijih nikel laterit sangat banyak terpengaruh oleh

    tektonik setempat. Pelapukan batuan pada hakekatnya

    dipermudah karena adanya bagian yang lemah seperti

    rekahan, retakan, sesar dan sebagainya.

    Formasi batuan ultra basa dalam lingkungan jalur ini terdapat

    pula di pulau Halmahera, Pulau Obi, Pulau Gebe, dan pulau

    Gag yang memiliki petunjuk adanya deposit Nikel laterit yang

    cukup berarti.

    SumberPT. Gane Permai Sentosa 2009

    Gambar 2.2

    Peta Geologi Regional Pulau Obi

    2.4 Iklim Dan Curah Hujan

    Berdasarkan data curah hujan yang ada didaerah ini, dengan

    pengamatan selama dua tahun yaitu pada tahun 2007 dan

    2008 diperoleh total curah hujan di tahun 2007 yaitu 40,75

    mm dan tahun 2008 yaitu 127,2 mm dengan jumlah hari

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    13/44

    masingmasing berkisar 11,5 hari dan 13,5 pada bulan

    November, Desember dan Januari.

    BULAN TAHUN

    2007 2008 RATA - RATA

    CH HH CH HH CH HH

    Januari - - - - - -

    Februari 281 2 56 4 170 3

    Maret 146 13 290 10 170 3

    April 100 7 100 7

    Mei 59 4 167 11 113 7,5

    Juni 236 8 236 8

    Juli 261 10 261 10

    Agustus

    September 227 13 227 13

    Oktober 34 3 34 3

    November 79 1

    Desember 76 1 76 1

    Curah hujan tertinggi yaitu pada bulan Desember yaitu 261

    mm hari hujan 11,5 dan 13,5 hari. Sedangkan curah hujan

    dan hari terendah adalah pada bulan Januari yaitu 1,00 dan

    0,75 mm hari hujan.

    Tabel 2.1

    Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2007 / 2008Sumber PT. Gane Permai Sentosa

    Ket :

    CH : Curah Hujan ( mm )

    HH : Hari Hujan

    Derah Pulau Obi beriklim Tropis seperti daerah lain di

    Indonesia. Iklim ini tidak teratur karena cuaca hujan dan

    musim panas tidak mengikuti waktunya. Untuk musim hujan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    14/44

    biasanya pada Februari sampai November, sedangkan

    musim panas yakni pada bulan Maret sampai pada bulanOktober.

    2.5 Vegetasi Daerah Penelitian

    Daerah Loji merupakan daerah kurang subur karena

    keterdapatan bebatuan yang mengandung mineral Ni, Fe,

    Co, dll. Sehingga perkembangan pertumbuhan pepohonan

    menjadi lambat. Vegetasi daerah Loji terdiri dari hutan dan

    Pepohonan yang tumbuh yakni pohon kasuari, lorias, pohon

    tunggal dan tumbuhan rawa serta semaksemak belukar

    yang menyebar luas.

    Sampai saat ini kondisi vegetasi daerah akibat pasca

    kebakaran daerah kawasi (Loji) dan sekitarnya menyebabkan

    daerah tersebut menjadi gersang dan tidak aman untuk

    ditempati karena ada bekas pohon yang terbakar dan

    dikhawatirkan tumbang.

    Pada daerah yang lembab tumbuhtumbuhan yang hidup

    adalah rotan, panda hutan, jenis anggrek pinang dan

    sebagian jenis rumputrumputan, diameter dari jenisjenis

    tumbuhan ini adalah antara 1025 cm.

    Vegetasi daerah sekitar penelitian cukup tinggi dan cukup

    rapat, sehingga dalam pembabatannya biasa menggunakan

    alat mekanis bulldozer.

    Sumber Dokumentasi Penelitian

    Gambar 2.3

    Vegetasi Daerah Penelitian

    2.6 Genesa Endapan Nikel Laterit

    2.6.1. Proses Terbentuknya Endapan Nikel Laterit

    Endapan bijih nikel yang terdapat didaerah penelitian

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    15/44

    terbentuk sebagai hasil residual concentration, dan

    digolongkan dalam jenis nikel laterit yang terbentuk dari hasilpelapukan kimiawi pada batuan ultra basa peridotit.

    Batuan peridotit sebagai batuan induk bijih nikel yang

    mengandung unsurunsur mineral utama seperti, mineral

    garnierite, olivine dan piroksin dimana Ni dari mineral ini

    merupakan subtitusi dari unsur Fe dan Mg, kandungan unsur

    unsur pada mineral ini sangat kecil. Menurut Bolt (1971),

    kandungan Ni yang terdapat pada batuan peridotit adalah

    seperti pada tabel 2.2.

    Proses pelapukan batuan semakin mudah karena adanya

    bagian yang lemah seperti rekahan, patahan dan

    sebagainya. Proses pelapukan yang terjadi pada kondisi

    curah hujan yang tinggi dan perbedaan suhu yang

    berlangsung cepat dari pergantian siang dan malam, dimana

    suhu pada malam hari sangat besar pengaruhnya terhadap

    dekomposisi batuan dan menghasilkan lapisan tanah laterit

    yang kaya akan unsur besi (Fe), dan silika yang mengandung

    unsurunsur Ni, Co, Al, Mg, Mn, Dan Ca. proses ini disebut

    proses laterisasi, peranan penting dalam proses ini adalah

    pelapukan kimiawi yaitu sirkulasi air hujan yang kaya akan

    unsur Mg dan Ca akan larut dan terbawah bersamasama

    dengan air sebagai media transportasi.

    Tabel 2.2

    Batuan Asal Bijih Nikel

    Batuan Nikel (%) Besi Oksida + Magnesium (%) Aluminium +

    Silika (%)

    Peridotit

    Gabro

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    16/44

    Diorit

    Granit 0,20000,0160

    0,0040

    0,0002 43,3

    16,8

    11,7

    4,4 45,9

    66,1

    33,4

    78,7

    Proses terbentuknya endapan nikel laterit dimulai dari

    pelapukan batuan induk peridotit yang mengandung nikel

    0,2000%, yang diawali oleh proses serpentinisasi dimana

    akibat pengaruh larutan Hydrotermal yang terjadi pada akhir

    pembekuan magma, telah mengubah batuan menjadi

    serpentin atau peridotit terserpentinisasi. Dimana

    serpentinisasi batuan asal laterit akan mempengaruhi zona

    saprolit.

    Peridotit yang sedikit terserpentinisasi akan memberikan

    zona saprolit dengan inti batuan sisa yang keras, dan celah

    yang ada diisi oleh mineralmineral garnierite, krisoplas

    akan kuarsa sedangkan serpentin akan menghasilkan zonaseperti yang relative homogen dengan sedikit kuarsa atau

    garnierite.

    Batuan asal endapan nikel adalah peridotit, dimana olivin

    (Mg2SiO4), pada batuan ini mempunyai kandungan nikel

    sekitar 0,2000%, air permukaan yang mengandung Co2 dari

    atmosfir dan terkayakan kembali oleh bahanbahan organis

    dipermukaan meresap kebawah sampai zona pelindian

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    17/44

    dimana fluktuase air berlangsung, (lihat gambar 2.4), akibat

    fluktuase air tanah yang kaya Co2 akan bersentuhan zonasaprolit yang masih mengandung jejakjejak batuan asal

    dan melarutkan mineralmineral yang tidak stabil seperti

    olivin atau serpentin dan piroksin, Mg, Si, dan Ni juga akan

    larut terbawah sesuai dengan aliran air tanah dan akan

    memberikan mineralmineral baru pada proses

    pengendapan kembali, pada rekahan batuan asal, sebagian

    Mg mengendap misalnya sebagai magnesis yang dilapangan

    dikenal sebagai akarakar pelapukan (Roof Of Watering).

    Sedangkan pada zona saprolit dijumpai pengisian rekahan

    rekahan oleh garnierit, kuarsa dan krisoplas yang merupakan

    hasil pengendapan hidrosilika Mg, Si, dan Ni.

    SKEMA PEMBENTUKAN NIKEL.

    Unsur-unsur yang tertinggi seperti; Fe, Al, Mn, Cr, dan juga

    Ni dizona limonit terikat sebagai mineralmineral oksida

    seperti hematite, magnetit, dan lainlain. Selain itu terdapat

    juga mineralmineral Spinelkhorom serta (accesry

    chomspinels) sebagai akibat terimigrasinya unsurunsur Mg

    dan Si. Jika spinhelkhorom yang tidak berubah selama

    proses pelapukan dan suatu profil laterit nikel maka dibuat

    suatu model keseimbangan. Hasil analisis kimia menunjukanbahwa zona tengah yang paling banyak mengandung nikel,

    sedangkan unsur-unsur Ca, Mg dan karbonat akan mengalir

    lagi dan dapat terendap sebagai uraturat dolomit dan

    magnesit yang mengisi rekahanrakahan pada batuan asal.

    Apabila dilapangan ditemukan uraturat seperti diatas,

    maka dapat digunakan sebagai petunjuk akan batas dari

    zona pelapukan dengan batuan segar atau biasa disebut

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    18/44

    Roof Of Weatthering

    Sebagai gambaran umum penampang endapan nikel lateritdipulau Obi blok loji adalah sebagai berikut :

    a. Lapisan paling atas merupakan lempenganlempengan

    oksida besi yang kadar besinya (Fe) cukup tinggi yaitu 50%

    Fe, terdiri dari tanah laterit yang berwarna coklat kemerahan,

    biasanya terdapat sisa tumbuhan dan kandungan Ni laterit

    rendah.

    b. Lapisan kedua diantara lapisan pertama dan ketiga, kadar

    Fe masih cukup tinggi yaitu 25% - 50%, sedangkan kadar

    nikel kurang lebih 0,5 sampai 1%, berwarna coklat muda.

    c. Lapisan ketiga merupakan batuan yang telah lapuk,

    berwarna coklat kekuningkuningan sampai kehijauan.

    Kandungan Ni bertambah secara berlahan sampai 2%,

    sedangkan kandungan Fe kurang lebih 25%.

    d. Lapisan keempat terdiri dari batuan yang kurang lapuk,

    berwarna hijau terang sampai tua. Pada lapisan ini

    kandungan Ni 23%, sedangkan kandungan Fe sudah mulai

    turun kurang lebih 1524%.

    e. Lapisan kelima merupakan zona konsentrasi bijih nikel

    dengan kandungan Ni sekitar 3%, berupa batuan yang sedikit

    lapuk dan berwarna hitam kehijauan. Umumnya lapisan ini

    merupakan pengkayaan bijih nikel.

    Iron Cap50% Fe

    Laterit Besi

    Ni = 0,51 %

    Fe = 25,050 %

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    19/44

    Ni = 2%

    Fe = 25%

    Laterit

    Ni = 23%

    Fe = 1524 %

    Saprolit

    (Zona Konsentrasi Ni)

    Ni = 3 %

    Batuan Asal

    Ni = 0,2%

    Fe = 10,0 %

    Gambar 2.5

    Profil Endapan Nikel Laterit

    2.6.2 FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

    Endapan Bijih Nikel

    Faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan endapanbijih nikel adalah batuan asal, struktur geologi, topografi dan

    waktu biologi.

    1. Batuan asal : adanya batuan asal merupakan syrat utama

    terbentuknya endapan nikel laterit. Batuan asalnya adalah

    peridotit yang termasuk jenis batuan ultra basa dengan kadar

    Ni sekitar 0,2 - 0,3%. Batuan asal ini mengandung unsur

    unsur Ca, Mg, Si, Fe, Co, Cr, Mn, dan Ni. Kemudian batuan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    20/44

    asal ini mengalami dekomposisi akibat pelapukan secara

    kimiawi dan mekanis, dimana kandungan nikelnya akanterkonsentrasi pada tempattempat tertentu dan

    membentuk endapan bijih nikel.

    2. Struktur geologi : struktur geologi yang penting dalam

    pembentukan endapan bijih nikel adalah rekahan (Joint) dan

    patahan (Fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan

    mempengaruhi dan mempermudah rembesan air kedalam

    tanah dan akan mempercepat proses pelapukan terhadap

    batuan induk. Selain itu, rekahan dan patahan akan dapat

    pula berfungsi sebagai tempat pengendapan larutanlarutan

    yang mengandung Ni.

    3. Topografi : secara teoritis daerah yang baik untuk tempat

    pengendapan bijih nikel adalah punggung bukit yang landai

    dengan kemiringan antara 10300 dimana pada tempat ini

    pelapukan secara mekanis dan kimia memungkinkan

    terbentuknya endapan bijih nikel. Pada daerah yang curam,

    air hujan yang jatuh kepermukaan lebih banyak mengalir dari

    pada yang meresap kedalam tanah, sehingga yang terjadi

    adalah erosi intensif, unsurunsurnya ikut tererosi. Dan

    pada daerah ini, pelapukan kimia hanya sedikit sehingga

    menghasilkan endapan bijih nikel yang tipis, seperti pada

    enadapan bijih nikel oksidasi. Pada daerah yang rata, pada

    setiap musim hujan, hasil erosi dari bagian yang tinggi akanmenutupi bagian yang rendah, sehingga air hujan dan asam

    humus tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan

    proses pelapukan terhadap batuan secara berulangulang.

    Setiap musim hujan, hasil erosi yang baru akan menutupi

    yang lama. Akibatnya intensitas pelapukan tidak

    memungkinkan terbentuknya endapan bijih nikel pada daerah

    yang rata hanya terbentuk tanah penutup yang semakin

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    21/44

    tebal.

    4. Waktu biologi : faktor yang sangat penting pada prosespelapukan adalah transportasi dan konsentrasi endapan

    pada suatu tempat. Untuk terbentuknya endapan nikel laterit

    membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan

    tahun. Bila waktu pelapukan terlalu cepat maka endapan bijih

    nikel yang terbentuk sangat tipis. Endapan bijih nikel

    didaerah tanah Loji dan sekitarnya mempunyai profil tanah

    yang hampir sama. Perbedaanperberdaab dilapangan

    tergantung pada bentuk morfologi, kegiatan erosi atau

    mungkin oleh pengaruh struktur geologi lainnya.

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Kegiatan Eksplorasi

    Penentuan layak atau tidaknya suatu kegiatan penambangan

    ditentukan oleh kualitas dan jumlah cadangan endapan

    bahan galian tersebut. Salah satu sifat dari bahan galian

    adalah terdapat dipermukaan bumi maupun dibawah

    permukaan bumi secara tidak merata. Bahan galian yang

    terdapat disuatu tempat bukan merupakan kumpulan dari

    bahan galian yang murni, kebanyakan keadaan masih

    bercampur dengan bahan galian/material lainnya. Tujuankegiatan eksplorasi adalah untuk mengetahui penyebaran

    jumlah cadangan dan kadar dari suatu endapan bahan galian

    serta juga untuk mengetahui keadaan, posisi atau letak bijih

    dan lapisan batuan sekelilingnya (Country Rock). Hasil dari

    kegiatan eksplorasi ini kemudian dapat digunakan untuk

    menentukan nilai ekonomis dari suatu endapan bijih,

    menentukan metode dan sistem penambangan serta umur

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    22/44

    tambang dari suatu kegiatan penambangan endapan bahan

    galian. Untuk mengetahui kadar pada suatu endapan bahangalian maka diadakan kegiatan eksplorasi, yaitu segala cara

    penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih

    teliti adanya bahan galian dan sifat serta letak bahan galian

    dibawah permukaan bumi dengan cara dilakukannya

    pengeboran.

    3.1.1. Eksplorasi Pendahuluan

    Dalam eksplorasi pendahuluan ini, tingkat ketelitian yang

    diperlukan masih

    kecil sehingga petapeta yang digunakan dalam eksplorasi

    pendahuluan juga mempunyai skala yang relatif kecil.

    Sebelum memilih lokasilokasi eksplorasi dilakukan studi

    terhadap data dan petapeta yang sudah ada ( dari survei

    survei terdahulu), catatancatatan lama, laporan temuan

    dan lainlain, lalu dipilih daerah yang akan disurvey. Setelah

    pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor

    faktor geologi regional dan propinsi metalografi dari peta

    geologi regional sangat penting untuk memilih daerah

    eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian

    dipengaruhi dan tergantung pada prosesproses geologi

    yang pernah terjadi, singkapansingkapan batuan pembawa

    bahan galian dan yang perlu juga diperhatikan adalah

    perubahan /batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen(jurus dan kemiringannya), orientasi sesar dan tandatanda

    lainnya.

    3.1.2. Eksplorasi Detail

    Setelah tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa

    cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka

    diteruskan dengan eksplorasi tahap detail. Kegiatan utama

    dalam tahap ini ialah sampling dengan jarak yang lebih dekat

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    23/44

    (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang

    bor untuk memdapatkan datadata yang lebih telitimengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume

    cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar

    maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan

    cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan

    kesalahan yang kecil (< 20%), sehingga dengan demikian

    perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan

    resiko dapat dihindarkan.

    3.1.3. Studi Kelayakan

    Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan

    tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan,

    dan rencana investasi penambangan. Dengan melakukan

    analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi

    penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah

    cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang

    dengan menguntungkan atau tidak.

    3.1.4. Pelaksanaan Kegiatan Pemboran

    Pelaksanaan kegiatan pengeboran sangat penting jika

    kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona

    mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk

    memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik

    mungkin, namun kemudian kegiatan pemboran dapat

    dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologipermukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara

    menyeluruh.

    Kegiatan pemboran juga dilakukan untuk dapat menentukan

    batas (outline) dari beberapa endapan dan juga

    kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk

    perhitungan cadangan. Metode pemboran yang digunakan

    bergantung pada akses permukaan. Pada daerah yang tidak

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    24/44

    mengalami kendala akses pola pemboran yang digunakan

    adalah persegi panjang dengan bentuk teratur. Sedangkanspasi pada lubang borbergantung pada tipe mineralisasi dan

    kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang

    bor pertama digunakan untuk mengidentifikasi struktur, dan

    tidak banyak digunakan untuk penentuan kadar karena hal

    tersebut biasanya ditaksir secara akurat dengan sampel

    bawah permukaan. Tipe spasi untuk endapan urat adalah 25-

    50 meter sedangkan untuk endapan stratiform spasinya

    antara 100 meter sampai beberapa ratus meter (Dr. Ir.

    Sudarto Notosiswoyo dkk. 2000)

    Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari

    data yang diperoleh. Pada tahap pengenalan dimana

    seorang geologist belum mengetahui secara jelas lokasi

    tersebut maka lubang bor pertama dapat digunakan untuk

    orientasi. Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan

    dengan grid yang teratur pada suatu zona mineralisasi.

    3.1.5. Proses Pengambilan Conto Pada Kegiatan Eksplorasi

    Ditinjau secara umum proses pengambilan conto

    dimaksudkan untuk mengambil sebagian kecil dari suatu

    massa yang besar, dimana diharapkan sebagian kecil massa

    tersebut cukup representatif untuk mewakili keseluruhan

    massa yang diwakilinya. Pengambilan conto dilakukan

    dengan cara pemboran, dari cara pemboran ini diharapkandapat diidentifikasi lebih teliti penyebaran bijih nikel secara

    vertikal sedangkan penyebaran secara horizontal dapat

    diperoleh dengan menggabungkan beberapa titik.

    Conto dari hasil kegiatan eksplorasi atau kegiatan pemboran

    disusun dalam core box menurut kedalaman satu meter.

    Setelah selesai pemboran conto dibawah ke Sampel House

    (Rumah Conto) dan kemudian dimasukan kedalam kantong

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    25/44

    conto dan diberikan kode seperti lokasi tempat pengeboran,

    kedalaman titik bor, nomor conto, dan nomor titik bor.Selanjutnya dikirim kebagian persiapan conto untuk

    kemudian dipreparasi guna keperluan analisa kimia.

    3.1.6. Penentuan Kadar Eksplorasi Bijih Nikel

    Pada kegiatan eksplorasi, penentuan kadar nikel laterit

    merupakan bagian yang terpenting untuk menentukan jumlah

    cadangan yang telah ada. Penentuan kadar bijih nikel yang

    perlu diketahui terlebih dahulu adalah Cut Of Grade (COG)

    yang telah ditetapkan sehingga dari data kadar ratarata

    tiap meter kedalaman lubang bor dapat ditentukan kadar dari

    titik bor tersebut.

    Cut of grade (COG) menurut defenisi memiliki dua

    pengertian, yaitu sebagai berikut :

    1. Kadar terendah dari suatu endapan bijih nikel yang masih

    dapat memberikan keuntungan apabila ditambang.

    2. Kadar ratarata terendah dari endapan bijih nikel yang

    masih menguntungkan apabila ditambang sesuai dengan

    teknologi dan nilai ekonomis saat ini.

    Penentuan kadar cadangan eksplorasi suatu daerah yaitu

    dari hasil pemboran pada kegiatan eksplorasi yang dianalisa

    di laboratorium kimia. Kemudian hasil analisa kadar tersebut

    dirataratakan mulai dari kadar dibawah sampai diatas cut

    of grade.3.2 Kegiatan Penambangan

    Penambangan bijih nikel yang diterapkan pada PT. Gane

    Permai Sentosa (GPS) dilakukan secara tambang terbuka

    (Open Cut Mining), dimana sistem penambangan memotong

    sisi bukit atau sistem pemotongan menurut garis kontur

    umumnya dimulai dari atas puncak gunung menurun

    kebawah pada sisinya hal ini digunakan untuk pembuatan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    26/44

    jenjang dan sifat penambangan dilakukan dengan (Selective

    Mining), yaitu memilih daerahdaerah tambang bijih nikelyang mengandung kadarkadar tertentu saja.

    Untuk memisahkan bijih nikel dari batuan induknya dilakukan

    dengan alat gali Excavator PC 300 dan PC 200, alat mekanis

    ini dalam melakukan operasi penambangan bijih hasil

    pemisahan tersebut diletakan pada suatu tempat tertentu

    (Pit). Bijih yang tertambang langsung dimuat oleh alat muat

    Excavator kedalam alat angkut Dump Truck (DT) nissan

    diesel kemudian diangkut langsung ke tempat penumpukan

    ore (Stock Yard).

    Tahapan penting yang dilakukan pada kegiatan

    penambangan di pulau Obi areal penambangan blok Loji

    adalah sebagai berikut :

    1. Pionering And Clearing

    Kegiatan ini merupakan langkah awal yakni persiapan

    peralatan tambang yang akan digunakan, pembuatan jalan

    jalan tambang dan menyingkirkan materialmaterial dan

    pepohonan (Land Clearing) yang menutupi endapan bijih

    nikel dengan menggunakan alat alat mekanis Buldozer tipe

    D7G.

    2. Stripping Of Overburden

    Setelah clearing sebagai tahap awal dari kegiatan pekerjaan

    penambangan dilakukan, maka dengan alat yang samaselanjutnya dilakukan pengupasan tanah penutup (Stripping

    Of Overburden). Pada proses pengupasan tanah penutup,

    tanah penutup hasil gusuran tersebut dibuang kedaerah

    bekas penambangan atau diangkut ke tempat pembuangan

    (disposal area), hal ini dimaksudkan untuk mencegah

    timbulnya dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan

    penambangan.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    27/44

    3. Penambangan Bijih Nikel

    Penambangan bijih nikel pada kuasa pertambangan pulauObi daerah Loji dilakukan setelah lapisan tanah penutup

    (Overburden) habis tergusur, penambangan hasil bijih nikel

    (Saprolit Ore) dilakukan dengan alatalat mekanis.

    Penambangan dilakukan pada batasbatas tertentu dimana

    kadar masih memenuhi standar kadar pengapalan

    sebagaimana telah ditetapkan. Pada PT. Gane Permai

    Sentosa (GPS) hanya dilakukan penambangan bijih nikel

    kadar tinggi dengan Cut Off Grade (COG) Ni lebih besar dari

    atau sama dengan 1,8% dan Fe lebih kecil dari atau sama

    dengan 25% Fe.

    4. Pemuatan (Loading)

    Setelah melakukan penambangan bijih maka dilanjutkan

    dengan memuat ore kedalam alat angkut nissan diesel.

    Pemuatan untuk satu unit alat angkut dapat dilakukan lima

    (5) kali oleh alat muat excavator dengan kapasitas bucket 2.8

    ton. Mekanisme kerja dari alat muat adalah : Gali, putar isi,

    tumpah, putar kosong, dan selanjutnya menurunkan bucket

    untuk gali berikutnya.

    Waktu edar excavator : gali + putar isi + tumpah + putar

    kosong, dengan ratarata waktu edar adalah 16,5 detik.

    5. Pengangkutan (Hauling)Untuk pengangkutan ore bijih nikel pada kuasa

    pertambangan PT. Gane Permai Sentosa (GPS) dengan

    menggunakan Dump Truck (DT) nissan diesel, dengan

    kapasitas 14 ton dan melakukan pengangkutan langsung ke

    tempat penumpukan ore (Stock Yard EFO). sebelum ore di

    timbun ke EFO, material ore terlebih dahulu dibawa ke

    Sampel House (Rumah Conto) untuk pengambilan sampel

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    28/44

    yang dilakukan per dua ritasi untuk satu Incerement dan

    untuk mempercepat keluar data kadar dan mempermudahpengklasifikasian kadar, maka yang ditetapkan maksimal

    satu tumpukan adalah 50 rit. Setelah hasil anilsa kadar keluar

    dari laboratorium kimia PT. Gane Permai Sentosa (GPS),

    kadar yang sesuai dengan ketetapan standar kadar

    pengapalan siap untuk dikapalkan.

    Sumber PT. Gane Permai Sentosa

    Gambar 2.7

    Diagram Alir Penambangan

    3.3 Proses Penambangan

    Pengamatan penelitian ini di fokuskan pada pit santika areal

    penambangan blok Loji daerah Obi PT. Gane Permai

    Sentosa (GPS), yaitu pada titik bor CL00570, spasi

    pemboran 50 meter dengan jumlah sampel sebanyak 21.700

    ton untuk 31 tumpukan. Umumnya proses penambangan

    dimulai dari pengupasan overburden dengan menggunakan

    Bulldozer yang dilanjutkan dengan Clean Top Ore untuk

    mengangkat/membersihkan bagian atas material, langkah

    selanjutnya ialah melakukan Channel Sampling yaitu suatu

    cara pengambilan conto dengan membuat alur (channel)

    sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih

    (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur seragamdengan ukuran 5 (lima) meter dari atas kebawah dan dengan

    lebar yang disesuaikan dengan sekop Incerement, conto

    diambil seberat 5 Kg, areal channel diberi kode pita berwarna

    putih untuk penandaan conto sementara dianilsa

    dilaboratorium kimia. Setelah kadarnya diketahui maka pit ini

    ditambang sesuai dengan daerah pengaruhnya dengan

    persyaratan bijih yang diambil sesuai dengan COG (Cut Off

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    29/44

    Grade) yang telah ditetapkan, sedangkan kadar yang tidak

    memenuhi COG dianggap overburden, Waste dan Bed Rock.Pada proses penambangan, ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan upaya mengantisipasi terjadinya perubahan

    kadar, yaitu 1. Teknik penggalian/pengambilan bijih, 2.

    Pengontrolan terhadap pengotoran (dillusi ).

    1. Teknik penggalian/pengambilan bijih

    a. Karakteristik endapan.

    Karakteristik endapan yang cocok ditambang dipengaruhi

    oleh pola penyebaran endapan, kekerasan, dan kelunakan

    bijih. Badan bijih dapat berbentuk teratur atau tidak

    (massive). Bagi bijih yang berbentuk tabular atau berlapis

    harus cukup lebar dan kemiringan relatif datar. Semakin

    rendah kemiringan maka akan semakin mudah proses

    penggalian.

    b. Keseragaman kadar

    Keseragaman kadar yang bervariasi adalah hal yang harus

    diperhatikan dalam penambangan, dengan mengetahui

    penyebaran kadar pada daerah tertentu, maka dalam

    penambangan dapat diperhitungkan untuk melakukan

    mixing/blending agar mencapai kadar sesuai dengan yang

    diinginkan.

    c. Kombinasi peralatan.

    Maksud dari pemilihan kombinasi peralatan adalah untukmemperhitungkan keefektifan operasi penambangan dimana

    dengan peralatan yang cocok, baik dalam pekerjaan

    pengupasan tanah penutup maupun pekerjaan produksi

    mendapat perolehan yang maksimal. Halhal yang

    mempengaruhi pemilihan kombinasi peralatan meliputi

    ukuran badan bijih, distribusi nilai endapan serta kompak

    atau tidaknya lapisan tanah penutup.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    30/44

    d. Produksi yang diinginkan.

    Target produksi yang diinginkan meliputi COG (Cut OffGrade) dan tonase yang akan diproduksi per waktu tertentu.

    COG adalah batas kadar ratarata terendah yang masih

    dapat di blending dengan material lain sehingga

    mendapatkan material bijih sesuai dengan yang diinginkan.

    Dimana saat kadar bijih pada daerah yang akan digali tidak

    memenuhi COG seperti tersebut diatas, maka perlu adanya

    pertimbangan lain, misalnya meneruskan penggalian dan

    hasilnya akan di blending dengan material dengan kadar bijih

    yang tinggi sehingga dapat memenuhi COG, atau tidak

    meneruskan penggalian karena akan menambah biaya

    operasional terutama untuk peralatan.

    2. Pengontrolan terhadap pengotoran (dillusi)

    Pengotoran pada bijih akan mempengaruhi kadar yang

    didapat. Pengotoran disebabkan karena adanya material

    yang tidak berharga yang ikut tercampur dalam bijih (ore).

    Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya pengotoran

    bijih, yaitu sebagai berikut :

    a. Posisi waste dan bijih, dan cuaca

    Daerah penggalian bijih yang lebih rendah dari lokasi

    pengupasan tanah penutup akan lebih rawan terhadap

    pengotoran, sebab jika ada aliran air atau hujan dari atas

    kebawah, maka daerah penggalian bijih akan mengalamidilusi dari material yang terbawa bersama air. Selain itu

    banyak dijumpai material waste yang berada diantara badan

    bijih yang berbentuk massive/tidak beraturan.

    b. Keadaan bijih.

    Biasanya bijih yang berbentuk boulder maupun yang berada

    didekat boulder merupakan bijih yang berkadar tinggi.

    Permasalahannya adalah sangat sukar bagi alat untuk

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    31/44

    menambang bijih yang dekat dengan boulder.

    3.4 Pengambilan ContoPengambilan conto dari kegiatan penambangan pada PT.

    Gane Permai Sentosa (GPS) berpedoman pada prosedur

    Japanesse Industrial Standart (JIS) dan dapat dilakukan

    dengan cara mengambil satu incerement dengan untuk dua

    ritasi dengan menggunakan sekop standar nomor 125D

    dengan kapasitas 5 Kg.

    Conto yang telah diambil dimasukan dalam kantong plastik

    yang diberi kode serta diikat dengan tali yang mempunyai

    warna tertentu untuk membedakan setiap conto pada

    pit/areal yang sama dengan warna yang sama pula.

    Kemudian kantongkantong tersebut dikirim ke preparasi

    conto yang tertulis seperti kode pada pit penambangan,

    nomor titik bor, tanggal penambangan dan nama dari

    tumpukan seperti contoh :

    - 17/10/09 SANTIKA/EFO/CL00570

    - 18/10/09/SANTIKA/ETO/CL00570

    3.5 Preparasi Sampel

    Preparasi conto adalah pekerjaan mempersiapkan contoh

    sebelum dikirim ke laboratorium untuk dianalisa kadarnya.

    Contoh yang akan dianalisa kadarnya dimasukan ke

    preparasi conto terlebih dahulu untuk direduksi, baik jumlah

    maupun ukuran butir dari conto tersebut, sehingga didapatconto setelah dianggap homogen. Hasil contoh yang telah

    direduksi jumlah maupun ukuran butirnya dibagi dalam dua

    laboratorium yang berbeda, sebagian conto dibawah untuk

    analisa kimia laboratorium dan sebagian conto disimpan

    sebagai arsip.

    Alatalat yang diperlukan dalam pekerjaan preparasi conto

    hasil penambangan adalah sebagai berikut :

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    32/44

    1. Alat pengering conto yang terdiri dari :

    - Talang penjemur (Lihat Lampiran)- Drying oven (Lihat Lampiran)

    2. Alat pengaduk conto terdiri dari :

    - Sekop conto (Lihat Lampiran)

    - Mixer Automatic typeY (Lihat Lampiran)

    3. Alat penghancur conto terdiri dari :

    - Jaw crusher (Lihat Lampiran)

    - Pul verizer (Lihat Lampiran)

    - Roll crusher

    - Super crunch

    4. Sieve (ayakan)

    Conto yang dipreparasi mengikuti tahapantahapan

    prosedur sebagai berikut :

    1. Buka Check Sampel dalam kantong yang berisikan sampel

    kemudian dipisahkan

    2. Letakan sampelsampel ditalang untuk dilakukan

    pengeringan

    3. Keringkan sampel dalam drying oven kurang lebih tiga jam

    4. Haluskan sampel dengan jaw crusher untuk memperoleh

    sampel ukuran -10 mm

    5. Ayak/haluskan sampel dengan ayakan -5 mm dan doubel

    roll crusher untuk memperoleh hasil sampel ukuran3 mm

    6. Lakukan mixing selama 3 kali7. Matrix 4x5 sekop 3D diperolah berat sampel kurang lebih

    500 gram

    8. Keringkan sampel dalam drying oven selama 1530

    menit

    9. Haluskan sampel dengan super crunch untuk memperoleh

    hasil sampel ukuran -1 mm

    10. Haluskan sampel dengan pul verizer untuk memperoleh

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    33/44

    hasil sampel ukuran kurang lebih 200 mesh

    11. Lakukan mixing selama 5 menit secara manual (sampeldiletakan dalam plastik dan kemudian digoyangkan dengan

    tangan)

    12. Contoh yang dihasilkan200 mesh, selanjutnya

    dimasukan kedalam mixer type Y untuk di mixing secara

    otomatis selama 15 menit. Setelah itu dikeluarkan dari mixer

    dan dimatriks 5x4 dengan sekop 1D, dan dimasukan kedalam

    kantong sampel. Dari setiap 20 bagian, pengambilan dibagi

    tiga, yakni kantong A untuk analisa laboratorium, untuk

    kantong B dibuat Arsip dan untuk kantong C dibuat

    Remainder.

    3.6 Presentase Perubahan Kadar

    Pada umumnya kadar dari hasil kegiatan eksplorasi dengan

    kegiatan penambangan selalu mengalami perubahan. Untuk

    mengetahui seberapa besar presentase perubahan kadar,

    dengan cara membandingkan kadar dari hasil kegiatan

    pemboran eksplorasi dengan kadar hasil kegiatan

    penambangan pada titik bor yang sama sehingga dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

    q2q1

    Q = x 100%

    ................................................................................ ( I )

    q2Dimana :

    Q = Presentase perubahan kadar

    q2 = Kadar hasil kegiatan penambangan

    q1 = Kadar eksplorasi

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    34/44

    BAB IVMETODE PENELITIAN

    4.1 Tahapan Penelitian

    Metode penelitian ini dilakukan dalam tahapantahapan

    sebagai berikut :

    1. Studi literatur

    Studi literatur dijadikan sebagai pedoman dasar pada

    kegiatan penelitian dan penentuan langkahlangkah yang

    bersumber pada referensireferensi dan juga sejumlah

    informasi yang terdapat dilokasi penelitian yang sesuai

    dengan pokok permasalahan.

    2. Pengamatan lapangan

    Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati secara langsung

    lokasi kegiatan penambangan yang terjadi perubahan kadar

    nikel saprolit.

    4.1.1. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni dalam

    mengevalusi secara teknis jalannya kegiatan penambangan

    hingga terjadinya perubahan kadar nikel saprolit dilakukan

    dengan mengadakan pengamatan lapangan yang disertai

    dengan interviu antara peneliti dengan pengawas lapangan

    yang bertugas/grade control. Yang menjadi konsentrasipeneliti dalam pengumpulan data di lapangan ialah dimulai

    dari proses awal penambangan (pegupasan tanah penutp)

    hingga ke titik akhir proses penambangan (pengapalan). Hal

    ini dilakukan untuk memperoleh datadata yang dibutuhkan

    yang meliputi :

    a. Data sekunder, yakni datadata yang menjadi

    pertimbangan dalam pengolahan data primer seperti

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    35/44

    misalnya data curah hujan, geologi, dan sebagainya.

    b. Data primer yakni keseluruhan data yang menjadi subyekdalam pengolahan data dilapangan seperti data mengenai

    alat yang digunakan, pengambilan conto, pengawasan stock

    yard.

    4.2 Variabel Penelitian

    Adapun variabel dari penelitian ini meliputi kegiatan

    penambangan, analisis kadar penambangan (proses

    pengambilan conto) penggalian/pengambilan bijih dan

    pengontrolan ore pada stock yard.

    4.3 Bahan Atau Materi Penelitian

    Bahan dan materi penelitian yang digunakan pada penelitian

    ini yakni disiapkan oleh peneliti dan pertanggung jawaban

    atas apa yang telah diteliti selama berada dilokasi

    perusahaan yakni berupa : kertas HVS dan Kwarto, buku

    catatan serta referensireferensi yang menjadi patokan

    dalam penelirian yang relevan dengan pokok permasalahan

    serta interview antara peneliti dan pembimbing lapangan.

    4.4 Alat Penelitian

    Penelitian yang telah dilakukan membutuhkan berbagai alat

    yang menjadi faktor pendukung dalam menunjang penelitian

    ini. Sehingga peralatan yang digunakan dalam penelitian ini

    seperti, alat tulis menulis, kalkulator, digital kamera,

    komputer, safety (dari pihak perusahaan) dan fasilitas lain.4.5 Analisis Data

    Adapun datadata yang dikumpulkan akan dilakukan analisis.

    Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan

    kapasitas nyata dari hasil kegiatan eksplorasi sampai

    kegiatan penambangan. Dengan memperhitungkan

    persentase perubahan kadar dan faktorfaktor yang

    mempengaruhi terjadinya perubahan kadar tersebut.

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    36/44

    BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Kadar Eksplorasi Nikel Saprolit

    Berdasarkan operasi kegiatan eksplorasi yang telah

    dilakukan pada beberapa titik bor untuk pit santika khususnya

    pada titik bor CL00570 dengan kedalaman 1-6,5 meter

    (lampiran 1) dengan kuantitas sebesar 390.000 ton (lampiran

    2) yang menjadi objek peneliti, diketahui bahwa bijih nikel

    yang terkandung tidak semuanya berkadar tinggi (saprolit).

    Dari sinilah dapat diketahui pula bahwa dalam spasi 50 meter

    antara jarak titik bor penyebaran saprolit ini tidak bervariasi.

    Dari hasil analisis laboratorium yang dilakukan pada pit

    santika untuk satu titik bor menunjukan bahwa kadar bijih

    nikel saprolit mengalami fluktuasi/perubahan, dimana pada

    titik bor CL00570 dengan spasi 50 meter antara titik bor ini

    didapat kadar ratarata Ni = 3.58 saprolit ore.

    5.2 Kadar Penambangan Nikel Saprolit

    Sebelum dilakukan loading ke stock yard, pengawas yang

    bertugas (Grade Control) yang senantiasa mengawasi

    kegiatan penambangan dalam upaya melakukan

    pengawasan terhadap kadar, ketika kadar bijih nikel masih

    diragukan maka dilakukan channel sampling untuk lebihmemastikan kandungan kadar.

    Untuk kadar nikel pada kegiatan penambangan yang

    diloading ke stock yard EFO (eksportabel Fine Ore) di

    khususkan pada pit santika dengan titik bor CL00570 dengan

    kadar ratarata Ni sebesar, 2.02 saprolit ore.

    5.3 Perubahan Kadar Nikel Saprolit Dari Kegiatan

    Eksplorasi Sampai Kegiatan Penambangan

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    37/44

    Untuk mengetahui besarnya perubahan kadar dari kegiatan

    eksplorasi sampai kegiatan penambangan, maka perlu dilihattitik bor yang tertambang agar dapat dicocokan dengan data

    pemboran eksplorasi seperti yang tertera pada (lampiran 1)

    dan data hasil yang tertambang pada (lampiran2).

    Dari hasil yang telah diperoleh khususnya untuk pit santika

    areal penambangan blok Loji PT. Gane Permai Sentosa

    (GPS) didapat perubahan kadar dengan presentase sebesar

    77.22% dari hasil loading ke stock yard.

    Kadar ratarata dari data kadar eksplorasi dan data kadar

    penambangan yang dapat dihitung dengan cara :

    Data kadar keseluruhan tiap elevasi bor ditambahkan dan

    kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan tebal nikel laterit

    yang didapat.

    Kadar eksplorasi Ni1 = 1.67, Ni2 = 2.15, Ni3 = 3.62, Ni4 =

    5.04, Ni5 = 3.75, Ni6 = 3.66, Ni7 =3.42 saprolit ore.

    Tebal nikel laterit yang didapat = 6.5 meter.

    Kadar ratarata Ni = Ni1 + Ni2 + Ni3 + Ni4 + Ni5 + Ni6 + Ni7

    = 23.31

    Tebal Nikel Laterit = 6.5

    Atau sama dengan Ni = k = 23.31

    t 6.5

    Didapat kadar ratarata = 3.58 saprolit ore.

    Sedangkan kadar ratarata dari hasil kegiatan

    penambangan adalah sebesar 2.02 saprolit ore. Sehingga

    menghasilkan perubahan kadar dengan presentase 77.22%.

    5.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kadar

    5.4.1. Operasi Kegiatan Eksplorasi

    Suatu kegiatan untuk mengetahui keadaan dan perilaku

    suatu endapan bahan galian, yaitu proses untuk mengetahui

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    38/44

    bagaimana suatu endapan terbentuk (terakumulasi),

    penyebaran dan bentuk (geometri) serta kadar setelahdilakukannya kegiatan pengeboran.

    1. Grid (spasi) Pemboran

    Pola pemboran yang dipakai pada lokasi penambangan areal

    Loji PT. Gane Permai Sentosa (GPS) adalah dengan

    mengikuti titik kordinat yang telah ditentukan dalam petunjuk

    peta dengan batasbatas pit tertentu.

    Grid pemboran yang digunakan dalam operasi kegiatan

    penambangan merupakan hal terpenting untuk menunjang

    akurasi data kadar yang akan dilakukan assay dan

    ditambang sesuai dengan kelayakan kadar tersebut. Semakin

    kecil grid pemboran yang diterapkan, maka akan semakin

    akurat data kadar yang akan ditambang. Pada lokasi yang

    telah dilakukan penambangan, grid awal dari tahapan

    pengeboran eksplorasi yang dilakukan sebelumnya ialah

    dengan menggunakan spasi regional dari 200 - 300 meter

    dan dilanjutkan dengan spasi pendahuluan 100 meter

    kemudian masuk pada spasi 50 meter (yang telah diterapkan

    pada PT. Gane Permai Sentosa). Sedangkan untuk

    menghasilkan data kadar dan data penyebaran serta bentuk

    (geometri) yang akurat seharusnya ialah dengan

    menggunakan spasi detail yakni 12.5 meter.

    5.4.1. Operasi Kegiatan PenambanganKegiatan penambangan ialah faktor yang menentukan

    optimal dan tidaknya kandungan kadar pada bijih nikel sesuai

    dengan kandungan kadar awal pada kegiatan pemboran

    eksplorasi. Dalam system operasi penambangan terbuka

    dengan metode selective mining yang metode

    pengambilannya memilih bijih/ore sangat berpengaruh pada

    alat yang digunakan untuk bisa mengoptimalisasi kadar bijih

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    39/44

    yang akan ditambang dan pada saat penggalian dalam upaya

    pengontrolan terhadap terjadinya pengotoran (Dillusi)1. Alat Yang Digunakan

    Alat yang digunakan pada areal penambangan blok Loji

    khususnya pada pit santika yakni 3 (tiga) buah excavator

    yang terdiri dari 2 (dua) buah excavator PC 200 dengan

    kapasitas bucket lebih kecil dari pada 1 (satu) buah excavator

    PC 300 yang dengan kapasitas bucket 14 ton dan 1 (satu)

    buah alat bulldozer dengan model truck type.

    Dari pengamatan dilokasi penelitian, perubahan kadar dapat

    terjadi karena fungsi excavator tidak sesuai dengan kegiatan

    selective yang dilakukan. Yang seharusnya kegiatan

    selective dilakukan dengan menggunakan excavator PC 200

    yang kapasitas bucketnya lebih kecil, tetapi selective sering

    dilakukan dengan menggunakan excavator PC 300 sehingga

    untuk memilih dan memisahkan ore dari waste sangat sulit

    dilakukan akibatnya ore sering kali terakumulasi dengan

    waste. Sedangkan bulldozer yang melakukan stripping

    overburden (OB) atau pada saat melakukan clearing top ore

    OB sering kali tertumpah pada areal selective.

    2. Pengontrolan Terhadap Pengotoran (Dillusi)

    Pengotoran disebabkan karena adanya material yang tidak

    berharga ikut tercampur dalam bijih. Untuk itu, dengan

    adanya penyebaran ore saprolit yang tidak merata pada arealpenambangan ini, maka biasanya terjadi pula kehilangan

    bijih. Keadaan penyebaran dan ketebalan bijih yang tidak

    merata ini, sangat menyulitkan seseorang (Grade Control)

    dalam mengambil keputusan apakah suatu areal pit

    cadangan ditambang dan diangkut ke areal stock yard atau

    tidak ditambang sama sekali. Metode selective mining diakui

    sangat efektif untuk menghindari terjadinya mining dilution,

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    40/44

    namun pada prosesnya ada halhal yang harus dievaluasi

    misalnya pada saat pembukaan suatu areal pit cadangandengan system back filling (penimbunan OB pada lahan

    bekas) sering kali dilakukan pada blok pit cadangan lain.

    Akibatnya OB yang didorong kedaerah blok cadangan itu

    akan mengotor bijih yang ditambang serta sering kali terjadi

    penggalian bijih diluar blok. Hal inilah yang mengakibatkan

    kadar yang ditambang terjadi perubahan. Berikut ini adalah

    beberapa hal yang mempengaruhi pengotoran bijih, yaitu

    sebagai berikut :

    a. Posisi waste dan badan bijih, dan cuaca

    Daerah penggalian bijih yang lebih rendah dari lokasi

    pengupasan tanah penutup akan lebih rawan terhadap

    pengotoran, sebab jika ada aliran air/hujan dari atas

    kebawah, maka daerah penggalian bijih akan mengalami

    dillusi dari material yang terbawa bersama air. Selain itu

    banyak dijumpai material waste yang berada diantara badan

    bijih yang berbentuk massiv atau tidak beraturan.

    b. Keadaan bijih

    Biasanya bijih yang berbentuk boulder maupun yang berada

    didekat boulder merupakan bijih yang berkadar tinggi.

    Permasalahannya adalah sangat sukar bagi alat untuk

    melakukan selective terhadap bijih dengan boulder.

    5.4.2. Ketelitian Dalam Pengambilan ContoHal yang harus diperhatikan dalam penentuan kadar bijih

    nikel yang akan ditambang adalah cara pengambilan conto.

    Standarisai pengambilan conto yang telah ditetapkan

    haruslah menjadi perhatian bagi tenaga lapangan yang

    bertugas dalam mengambil conto. Untuk mendapatkan conto

    yang sesuai dengan standarisasi yang ada maka haruslah

    memperhatikan beberapa hal, yaitu :

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    41/44

    a. Mempersiapkan sarana pendataan dan pengambilan

    sampel; sekop incerement, kantong, label dll.b. Tidak dibenarkan memilihmilih sampel yang harus

    dimasukan ke sekop untuk dijadikan sampel.

    c. Besar/beratnya sekop incertement harus sesuai dengan

    ukuran sekop berdasarkan Japanesse Industrial Standart

    (JIS).

    d. Sampel yang diambil setengah diatas tumpukan.

    5.4.3. Kurangnya Perawatan Ore Di Stock Yard

    Hal terpenting pada saat ore telah diletakan di stock yard

    adalah melakukan perawatan ore tersebut. Dimana

    penimbunan ore di stock yard sudah memiliki beberapa

    ketentuan, ketentuan utama ore pada saat telah dilakukan

    penimbunan ialah bahwa ore telah siap untuk dikapalkan.

    Ketika tidak adanya perawatan ore di stock yard maka hal

    hal yang harus diperhatikan adalah :

    a. Waktu penumpukan ore di stock yard akan membentuk

    tumpukan, yang setelah itu akan dilakukan penataan ore oleh

    bulldozer akan tetapi sebelum itu dapat terjadi genangan air

    ketika tumpukan di stock yard tidak ditutup, hal ini

    berpengaruh pada perubahan kadar air dan kadar ore itu

    sendiri.

    b. Dapat terjadi campuran antara ore dengan overburden

    ketika landasan stock yard tidak disetril.

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Dari hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa :

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    42/44

    Kadar ratarata bijih nikel yang diperoleh dari hasil kegiatan

    pemboran eksplorasi yaitu sebesar 3.58% saprolit ore,setelah dilakukan kegiatan operasi penambangan maka

    terjadi perubahan kadar sebesar 2.02% saprolit ore. Dari

    sinilah perubahan kadar terjadi dari hasil kegiatan eksplorasi

    sampai kegiatan penambangan dengan presentase

    perubahan kadar sebesar 77.22%. Dan faktorfaktor yang

    mempengaruhi terjadinya perubahan kadar tersebut adalah :

    - Grid Pemboran, yang merupakan unsur penting dalam

    mengidentifikasi, penyebaran dan bentuk (geometri) bahan

    galian serta akurasi kadar.

    - Faktor operasi kegiatan penambangan, yang berdasarkan

    pada kekeliruan dalam pengoperasian penggunaan alat

    alat mekanis serta kurangnya aktivasi pengontrolan terhadap

    pengotoran yang terjadi antara ore dan waste.

    - Kurangnya ketelitian pada pengambilan conto sebelum

    ditumpuk ke areal stock yard

    - Kurangnya perawatan ore di stock yard.

    6.2 Saran

    Upaya mengurangi perubahan terhadap turunnya kadar nikel

    saprolit dapat tercapai dengan memperhatikan masukan

    masukan dibawah ini antara lain :

    1. Grid Pemboran yang diterapkan

    Grid pemboran merupakan kegiatan eksplorasi yangmenentukan kadar awal dari suatu kegiatan penambangan

    sebelum ditambang untuk dijadikan sebagai data kadar yang

    akurat, sehingga perlu untuk diperkecil spasi pemboran dari

    50 meter menjadi 12,5 meter upaya dapat memperoleh

    akurasi kadar yang tepat.

    1. Operasi kegiatan penambangan yang dilakukan.

    - Melakukan pengawasan yang intensiv pada saat alat mulai

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    43/44

    beroperasi, yakni dengan menempatkan posisi alat

    (excavator) yang sesuai pada saat loading dan selectiv ore,yang mana untuk selectiv harus menggunakan excavator

    PC200 yang bucketnya lebih kecil dari excavator PC300,

    agar dapat menghindari dillusi pada saat pengkerukan.

    - Alat yang telah melakukan kegiatan loading overburden

    (OB) harus dibersihkan sebelum melakukan loading ore

    (upaya mengantisipasi terjadinya pencampuran OB dan ore).

    - Bulldozer yang melakukan clean top ore disekitar areal yang

    akan diselectiv harus berada pada posisi 1 hingga 2 meter

    untuk tidak terjadinya penumpahan OB ke areal yang akan

    diselectiv. Setelah itu pengangkutan pemindahan clearingnya

    dilakukan oleh excavator.

    - Pengotoran sering kali mengakibatkan kehilangan bijih

    karena tercampur dengan waste, untuk itu pihak pengontrol

    wajib melakukan pengawasan untuk memindahkan ore

    dengan waste.

    - Tidak dibenarkan untuk menimbun overburden (OB) pada

    lahan yang akan ditambang.

    2. Sampel house EFO (Eksportabel Fine Ore) (sebelum

    analisa laboratorium )

    - Sebelum sampel dibawah untuk dianalisa dilaboratorium,

    tenaga lapangan yang bertugas dalam mengambil conto

    haruslah mengikuti standarisasi pengambilan conto denganmenggunakan Japanesse Industrial Standart (JIS)

    - Posisi alat pengambil conto harus benarbenar bersih dari

    material lain.

    - Sampel yang diambil harus dilakukan pada tiap Dump Truck

    (DT) untuk menghasilkan besarnya kadar yang lebih akurat.

    3. Perawatan ore di stock yard

    - Areal stock yard harus berada dalam keadaan bersih dari

  • 5/19/2018 Penambangan Nikel

    44/44

    potonganpotongan kayu dan boulder yang ukurannya lebih

    besar dari ore.- Landasan untuk penumpukan ore harus disetril/dibersihkan

    agar tidak terakumulasi dengan material yang menyebabkan

    terjadinya perubahan kadar.

    - Hasil tumpukan ditutup agar tidak terjadinya genangan air

    pada tumpukan.

    - Membuat aliran genangan air pada sekitar areal tumpukan.

    Analisis Quality Control Kadar Nikel Dari Pit Penambangan Sampai Ke Areal Stockyard di

    PT