29
PENANGGULANGAN WABAH PUSKESMAS GEDONG TATAAN Disusun Oleh : Muhamad Dwi Nugroho (1018011017) Meiryan Susanto (1018011072) Kurnia Putra Wardhna (1018011070) Nurulando Imamsyah (1018011240)

PENANGGULANGA WABAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhh

Citation preview

PENANGGULANGAN WABAHPUSKESMAS GEDONG TATAANDisusun Oleh :

Muhamad Dwi Nugroho (1018011017)Meiryan Susanto (1018011072)Kurnia Putra Wardhna (1018011070)Nurulando Imamsyah (1018011240)

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2015I. DEFINISI WABAH

Wabah atau sering disebut Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No 4. Tahun 1984).

a. Dari sudut arti kata

Wabah atau epidemic berasal dari bahasa Yunani yaitu epi berarti pada dan demos yang berarti penduduk atau rakyat. Jadi epidemic diartikan sebagai hal-hal yang terjadi pada penduduk.

b. Dari sudut epidemiologi

Dari sudut epidemiologi wabah berate suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian suatu penyakit di suatu tempat tertentu yang melebihi keadaan biasanya.Tinjauan definisi menurut undang-undang no.4 tahun 1984 dapat mencakup empat hal berikut : Penyakit menular

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan

Keadaan yang lazim

Jumlah penderita suatu penyakit menular dalam suatu masyarakat atau wilayah sangat bervariasi tergantung dari penyebab penyakitnya, sifat-sifat penduduk yang terserang serta lingkungan dimana penykait itu terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita penyakit menular di suatu wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu (mingguan, bulan, atau tahunan).

Peningkatan jumlah penderitaSuatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi). OUTBREAKSuatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain. EPIDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.

PANDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas

ENDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.

II. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA

a. Common Source Epidemic / Point Source EpidemicAdalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua. Dapat ditandai oleh :

Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat.

Masa inkubasi yang pendek.

Episode penyakit merupakan episode tunggal.

Waktu munculnya penyakit jelas.

Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat.

b. Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemicBentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Ditandai oleh :

Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.

Masa inkubasi yang panjang.

Episode penyakit yang bersifat majemuk.

Waktu munculnya penyakit tidak jelas.

Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.

c. Mix Source EpidemicYang dimaksud disini adalah suatu keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk pertama juga ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.

III. LANGKAH LANGKAH INVESTIGASI WABAH

1. Konfimasi / menegakkan diagnosa

Definisi kasus

Klasifikasi kasus dan tanda klinik

Pemeriksaan laboratorium

2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan

Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang KLB

Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang

Kapan mulai sakit (waktu)

Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)

Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)

4. Rumuskan suatu hipotesa sementara

Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita (pattern of disease)

Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut

5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis :

Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi

Kembangkan dan buatkan check list.

Lakukan survey dengan sampel yang cukup

6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan

Lakukan wawancara dengan :

a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)

b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)

Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya

Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan

Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium

7. Buatlah analisa dan interpretasi data

Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan

Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi

Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang diperlukan

Terapkan test statistik

Interpretasi data secara keseluruhan

8.Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan

Lakukan uji hipotesis

Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit :

a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakitb. Sumber infeksic. Cara penularad. Faktor lain yang berperan9. Lakukan tindakan penanggulangan

Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif. Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan.

Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang

10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.

Pendahuluan

Latar Belakang

Uraian tentang penelitian yang dilakukan

Hasil penelitian

Analisis data dan kesimpulan

Tindakan penanggulangan

Dampak-dampak penting

Saran rekomendasIV. KLASIFIKASI WABAH

Menurut penyebabnya, penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi :

1. Toxin, terdiri dari :a. Enterotoxin (Stapylococcus aureus)

b. Exotoxin (Clostridium botolinum)

c. Endotoxin2. Infeksia. Virus

b. Bakteri

c. Protozoa

d. Cacing3. Toxin Biologis

a. Racun jamur, Plankton, racun ikan, racum tumbuhan.

b. Afla toxin4. Toxin Kimia

a. Zat kimia organik : logam berat (Hg).b. Gas beracun : CO2, CO.V. PENYAKIT YANG SERING MENIMBULKAN WABAH

Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Permenkes RI no. 560/Menkes/Per/VIII/1989).1. Kholera

a. Berak-berak mendadak disertai muntah-muntah, Tinja mengucur seperti air sehingga dalam waktu singkat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

b. Pemeriksaan laboratorium pada najis/ muntahan menunjukkan adanya kuman cholera (vibrio cholera) dan dalam darah terdapat zat antinya.

2. Demam kuning

a. Demam tinggi mendadak, kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual, muntah, denyut nadi lemah dan lambat, seringkali disertai dengan perdarahan berupa mimisan, perdarahan mulut, muntah darah, berak darah.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus demam kuning atau zat antinya.

3. Tifus bercak

a. Demam 2 minggu, sakit kepala, menggigil, badan lemah, kadang-kadang selama masa demam ditemukan bercak-bercak merah menimbul pada kulit.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya zat anti terhadap tifus bercak wabah I (Rickettsia prowazeki).

4. Campak

a. Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjungtivitis fotophoby yang berakhir lebih kurang setelah 3-7 hari. Masa timbulnya bercak-bercak merah (rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari panas. Mula-mula timbul pada belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada dan anggota badan lainnya. Bercak bertahan selama 4-6 hari. b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir konjungtiva dan tenggorokan menunjukkan adanya virus campak, dan pada darah terdapat virus campak atau zat antinya.5. Difteri

a. Panas lebih kurang 38 0, adanya pseudomembran putih keabu-abuan, tak mudah lepas dan mudah berdarah. Letak pseudomembran bisa di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher dan sesak nafas disertai bunyi (stridor).

b. Pemeriksaan laboratorium pada jaringan luka menunjukkan adanya kuman difteri.

6. Rabies

a. Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai menjalar ke atas, sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernafas, kesadaran menurun, terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah digigit anjing, kucing, kera, atau hewan penular rabies lainnya yang menderita rabies.

b. Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yang menggigit, dan pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita menunjukkan adanya virus rabies.

7. Influenza

a. Demam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, sering kali disertai sakit kepala, sakit pada otot-otot dan batuk. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus influenza atau zat antinya.8. Tifus Perut

a. Demam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit kepala, sembelit kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah, disertai dengan kesadaran menurun. Pemeriksaan laboratorium pada darah, air seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan kuman salmonella typhi dan pada darah terdapat kenaikan kadar zat antinya.

9. Encephalitis

a. Panas tinggi, kejang-kejang, kesadaran menurun dan reflek patologis positif.

b. Pemeriksaan lab darah atau cairan serebrospinal menunjukkan adanya virus/ kuman atau zat antinya.

10. Pes

a. Demam tinggi mendadak, disertai pembengkakan kelenjar (bubo) dilipat paha atau ketiak, atau leher, batuk darah mendadak (tanpa didahului sakit batuk).

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah, cairan bubo, sputum atau usap tenggorok menunjukkan adanya kuman pes (Yersinia pestis).

11. Demam bolak-balik

a. Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-ulang 2-10 kali. Kadang-kadang selama masa masa demam ditemukan bercak-bercak merah dikulit.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus kuman demam bolak-balik (Borellia recurrentis).

12. DBD

a. Demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu atau gelisah, nyeri ulu hati, hati membesar, dan disertai perdarahan dikulit berupa bintik merah (petechiae), ruam, lebam. Kadang-kadang berak darah, muntah darah, kesadaran menurun, dan renjatan (shock).

b. Pemeriksaan lab pada darah menunjukkan adanya pengentalan darah (hemokonsentrasi) dan kekurangan sel pembekuan darah (trombosit), dan ditemukan virus dengue atau zat antinya.

13. Polio

a. Panas, ingusan, batuk, lemas, muntah, diare. Panas menurun kemudian timbul kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak (lengan/kaki), biasanya asimetris.

b. Pemeriksaan laboratorium pada tinja atau lendir tenggorokan menunjukkan adanya virus polio dan pada darah terdapat zat antinya.

14. Pertusis

a. Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan terdengar suara hup (whoop) khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak liat dan kental. Akibat batuk yang dapat terjadi perdarahan konjungtiva atau edema periorbital. Lamanya batuk 1-3 bulan (batuk 100 hari).

b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir tenggorokan menunjukkan adanya kuman pertusis (Bordetella pertusis).

15. Malaria

a. Demam, berkeringat, dingin, menggigil, yang berulang setiap 1-3 hari, sakit kepala hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual, muntah dan nyeri otot. Kadang-kadang limpa membesar, kejang dan kesadaran menurun.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya parasit malaria.16. Hepatitis

a. Demam, badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna seperti air the kental.

b. Pemeriksaan laboratorium pada darah/ tinja menunjukkan adanya virus hepatitis dan darah juga terdapat antigen virus tersebut.

17. Meningitis

a. Panas, kaku kuduk, kejang-kejang, kesadaran menurun, reflek patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada LCS.18. Anthrax

a. Tipe kulit : Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak (ulkus) dengan pinggir menonjol dan bagian tengahnya berwarna merah tua-kehitaman, kadang-kadang disertai demam tinggi.

b. Tipe gastrointestinal : Sakit perut hebat terjadi beberapa jam sesudah makan daging hewan yang menderita penyakit anthrax (Bacillus anthracis).

19. Diare

a. Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar/defekasi (lebih 3 kali sehari) disertai adanya perubahan bentuk atau kondisi tinja dari penderita.

20. Keracunan

a. Penderita jatuh sakit mendadak dengan gejala pusing, mual/muntah, dan kejang (cramp) perut atau usus, kadang-kadang disertai adanya kejang otot serta gejala khas keracunan lainnya.

b. Pada pemeriksaan laboratorium tinja atau muntahan menunjukkan adanya penyebab keracunan dan konsentrasinya melebihi ambang normal.

VI. KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH

Untuk dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus dilakukan. Untuk suatu Puskesmas, kegiatan tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam, yaitu

1) Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah

Merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan. Untk dapat menetapkan terjangkit atau ridaknya wabah tersebut, perlu dilakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Agas kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah menetapkan terjangkitnya suatu wabah.

Untuk dapat menetapkan terjangkitnya atau tidaknya wabah tersebut, perlu dilakukan:

Pengumpulan dataData tentang penyakit menular saja (UU No.4/tahun 1984)Pengumpulan data secara pasif (karena keterbatasan SDM, dana dan sarana), yaitu:

dana kegiatan rutin

laporan kegiatan berobat jalan BP di setiap puskesmas (data tidak lengkap)

data laporan masyarakatPenganalisaan data

Mengolah dan menyajikan data yang terkumpul

Perhitunngan antara lain: jumlah dan penyebaran orang-orang yang terserang penyakit.

Penarikan kesimpulan.

Agar kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki suat pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang dimaksud dikenal dengan nama Nilai Batas Keadaan Wabah.

Nilai Batas Keadaan Wabah adalah suatu nilai yang dipakai untuk menentukan ada atau tidaknya suatu wabah.

NBKW tidaklah sama untuk setiap daerah, tergantung pada:

Jenis penyakit

Ciri-ciri penduduk yang terserang penyakit

Situasi dan kondisi daerah yang terjangkitHitung NBKW untuk daerah itu sendiri tidak tepat tepat dipakai nilai nasional.

Menghitung NBKW untuk satu periode tertentu perlu 2 angka:

Jumlah rata-rata penderita penyakit (mean)

Standar deviasi

Periode waktu disesuaikan dengan situasi dan kondisi PUSKESMAS dalam 1 minggu. Apabila data tersedia, gunakan data 1 tahun yang lalu. Bila tidak tersedia, gunakan data untuk 12 minggu.2) Melaksanakan penanganan keadaan wabah

Apabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini ada tiga hal yang harus dilakukan yakni :

a. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada penderita

b. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat

c. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan

3) Menetapkan berakhirnya keadaan wabah

Cara menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sama dengan menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang telah ditetapkan.

4) Pelaporan wabah

Pada dasarnya laporan wabah tersbut meliputi laporan terjangkitnya keadaan wabah, laporan penanganan wabah serta laporan berakhirnya keadaan wabah. Semua laporan ini dipersiapkan oleh Puskesmas untk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II. Adanya laporan seperti ini dipandang penting dalam rangka penyusunan rencana-rencana dan pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri. Ruang lingkup penanggulangan wabah di Indonesia masih terbatas pada penyakit menular. Jika ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat, maka ada tidaknya penyakit menular di suatu Negara merupakan petunjuk dari maju atau tidaknya program kesehatan masyarakat di Negara tersebut. Lazimnya jika penyakit menular banyak ditemukan ini berarti program kesehatan masyarakat belum maju dan demukian juga sebaliknya.

VII. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. tatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

VIII. PELACAKAN KLB

1) Garis Besar Pelacakan KLB

Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadian Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.

Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan.

2) Analisis Situasi Awal

a. Penentuan atau penegakan diagnosis

b. Penentuan adanya wabah

c. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)3) Analisis Lanjutan

a. Usaha Penemuan kasus tambahan

Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan.

Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita.b. Analisa Data secara berkesinambungan.

c. Menegakkan Hipotesis

d. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut.

Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis

Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali.

Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk.4) Penanggulangan KLBa. SKD KLBb. Penyelidikan dan penanggulangan KLB

c. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan informasid) Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas sektoral

Macam Penyakit Menular

Jika ditinjau dari kaitannya dengan kemungkinan timbulnya wabah, maka penyakit menular secara umum dapat dibedakan atas empat kelompok yakni :

1. Penyakit karantina atau penyakit wabah

Jenis penyakit yang masuk dalam kelompok ini ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yaitu UU No.2 dan No.1 tahun 1962. 2. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah

Apabila penyakit tersebut dapat menjalar dengan cepat dan atau memiliki angka mortalitas yang tinggi . Contohnya adalah penyakit DBD, diare, campak,pertusis dan diare. Sebenarya penyakit ini sama dengan kedua akan tetapi karena kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta kemajuan pragram kesehataan masyarakat maka angka penjalaran serta mortalitas dapat ditekan.3.Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah

Merupakan kelompok penyakit yang tidak berpotensial menimbulkan wabah.Hanya saja dalam program angka morbiditasnya masih tinggi, perlu diprogramkan pemberantasannya.IX. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULYA WABAHa. Herd immunity yang rendah

adalah daya tahan masyarakat terhadap penyebran penyakit infeksi karena sebagian besar anggota masyarakat memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tersebut. Dalam keadaan tertentu herd immunity ini bisa menurun sehingga terjadi wabah.

b. Patogenesity

adalah kemampuan bibit penyakit untuk dapat menimbulkan suatu penyakit.d. Lingkungan yang buruk

adalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar mikroorganisme tetapi mempengaruhi kehidupan atau perkembangan mikroorganisme tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2004. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid ke II. Hal 78-81.

Soerawidjaja, Resna A dan Azrul Azwar, 1989. Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas Edisi Pertama. Jakarta. Bina Rupa Aksara.Bappenas. Kajian Kebijakan Peanggulagan (Wabah) Penyakit Menular. 2006. Diakses dari http://kgm.bappenas.go.id/document/makalah/18_makalah.pdf pada 13 maret 2015.

PPRI. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. No 40. Th 1991. MASYARAKAT

UMUM

INSTANSI

PEMERINTAH

LAIN

INSTANSI

SWASTA

MENETAP-KAN TERJANG-KITNYA WABAH

MENETAPKAN BERAKHIRNYA WABAH

MENANGANI KEADAAN WABAH

PUSKESMAS

pengumpulan data

analisa data

menarik kesimpulan

Pengumpulan data

analisa data

menarik kesimpulan

DINAS KESEHATAN TINGKAT II

LAPORAN

terhadap kasus

terhadap masyarakat

terhadap lingkungan