26
PERCOBAAN VII Penentuan Kadar Logam Besi,Mangan dan Klorida Sampel Air Disusun Oleh IIN ANA RIZQI KIMIA 3A 1112096000022 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Penentuan Kadar Logam Besi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sss

Citation preview

PERCOBAAN VIIPenentuan Kadar Logam Besi,Mangan dan Klorida Sampel Air

Disusun OlehIIN ANA RIZQIKIMIA 3A1112096000022FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2013

KATA PENGANTARPuji syukur ke hadirat Allah SWT sehingga Laporan Praktikum kimia lingkungan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum penentuan kadar logam besi(Fe),mangan(Mn) serda kadar klorida(Cl) pada sampel air minum kemasan 2Tang dan TOTAL. Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Ciputat, 6 November 2013

Penyusun

iDaftar Isi

KATA PENGANTAR...............................i

DAFTAR ISI...............................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................1

A. LATAR BELAKANG...............................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................1

C. TUJUAN PENELITIAN...............................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................2

A. DASAR TEORI...............................2

BAB III METODE KERJA...............................4

A. ALAT DAN BAHAN...............................4

B. PROSEDUR KERJA...............................5

BAB IV HASIL PENGAMATAN...............................9

BAB V. PEMBAHASAN...............................12

BAB VI.PENUTUP...............................14

A.KESIMPULAN ................................... 14B. SARAN ................................ 14DAFTAR PUSTAKA ................................. 15

iiBAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Air merupakan materi esensial yang penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi keberadaan air dapat menjadi suatu masalah apabila tidak memenuhi beberapa aspek yang meliputi kualitas, kuantitas dan kontinuitas (WHO, 2004).Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam hal ini persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana setiap komponen yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan.Air minum umumnya bersumber dari air tanah dan secara alamiah mangandung unsur anorganik. seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), timbal (Pb) dan sebagainya. Fe dan Mn merupakan logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam kadar tertentu sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, namun dalam kadar yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Dalam air minum, kadar besi dan mangan yang diperbolehkan yakni masing- masing 0,3 mg/L dan 0,4 mg/L (PerMenKes RI, 2010).Sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat, maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah. Yaitu dengan memilih mengkonsumsi air minum kemasan.

Kajian tentang penentuan kadar logam berat dalam air minum kemasan berbagai merek yang ada di daerah Jakarta maupun Ciputat belum banyak dilakukan. Penelitian lebih banyak difokuskan pada aspek mikrobiologis yaitu penentuan mikroba dalam air minum kemasan. Padahal penentuan kadar logam berat juga penting untuk menentukan kualitas air minum kemasan.Terkait dengan pemikiran inilah, maka penulis ingin melakukan penentuan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) serta kadar klorida(Cl) dalam air minum kemasan secara spektrofotometri. Sampel air diperoleh dari beberapa beberapa toko di Ciputat dengan merek 2Tang dan TOTAL. 1.2. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalan penulisan ini adalah :1. Berapa kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) serta kadar klorida(Cl) dalam air minum kemasan 2 Tang dan TOTAL 1.3. Tujuan penulisan Laporan praktikumTujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah : Melakukan preparasi sampel air untuk penentuan kadar logam Menentukan kadar logam besi(Fe),Mangan(Mn) dan Klorida(Cl) pada sampel air Mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan instrumen AAS untuk analisa logam besi dan mangan serta metode argentometri untuk analisa logam klorida

1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORIMineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan Fe. Apabila Fe tersebut dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan. Kadar Fe dalam air tanah di wilayah jakarta semakin meningkat. Beberapa sumur memiliki kadar Fe melebihi baku mutu. Intake Fe dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena besi fero bisa bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan radikal bebas.Mangan(Mn) adalah logam berwarna abu-abu keputihan,memiliki sifat yang mirip dengan besi(Fe),merupakan logam keras ,mudah retak, dan mudah teroksidasi. Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Logam Mn bereaksi denganair dan larut dalam larutan asam. Kadar Mn di lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktifitas manusia dan industri ,yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar. Mangan yang bersumber dari aktifitas manusia dapat masuk ke linngkungan air,tanah,udara dan makanan. Kadar mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik.Berdasarkan ADI(acceptable daily intake) orang dewasa menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MenKes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat Air Bersih, dan keputusan Menteri kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum,maka kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Fe adalah 0,3 mg/L sedangkan kadar Mn 0,1 mg/L.Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak,biasanya ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion iodide (Cr-,Br-,P-).Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam suatu larutan jenuh dari garam yan sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Dasar titrasi argento adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analis.Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas tiga metode yaitu metode Mohr,metode Volhard,dan metode Vajans.a. Metode MohrMetode ini di pakai terutama dalam penentuan klorida dan bromida.Suatu larutan klorida dititrasi dengan larutan AgNO3,maka akan terjadi :Ag+ + Cl- AgClTitik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 dengan ion Ag+ berlebih menghasilkan endapan merah dari AgCrO4. Kelebihan dari AgCl yang berwarna putih mulai berubah warna menjadi kemerah-merahan. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana netral agar dapat diperoleh dalam keadaan murni. Sebagai larutan baku primer mempunyai bobot equivalen yang tinggi. b. Metode VolhardTitrasi ini dilakukan secara tak langsung di mana ion halogen di endapkan oleh ion Ag+ berlebih-lebihan. Kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan KCNS atau NH2CNS. Titk akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator ion FE+++ yang dengan ion CNS berlebihan menghasilkan larutan berwarna merah. Titrasi dilakukan dalam suasana asam yang berlebihan. c. Metode VajansMetode ini adalah suatu halogen dengan AgNO3 membentuk endapan perak halogenida yang pada titik equivalen dapat mengabsorpsi berbagai zat warna,dengan demikian terjadi perubahan warna. Klorida dapat dititrasi dengan indicator flouresen bromida,iodide dan thiosianat dapat dititrasi dalam suasana asam lemah.(Prof.Dr.Ibnu Gholib Gandjar,DEA.,Apt,2009)

2Kurva titrasi.

Bila kita alurkan volume titransebagai absis dan pAg atau pX (X =anion yang di endapkan oleh Ag+) sebagai ordinat,maka akan diperoleh kurva titrasi. Di situ titrant ialah AgNO3 dan yang di titrasi adalah NaCl. Perhitungan koordina adalah sebagai berikut : a) Awal : pCl = -log [NaCl] ; misal [NaCl]= 0,1 maka pCl = 0,1 b) Sebelum titik akhir : Ag+ + Cl- AgClY (

maka jumlah AgCl yang terendap (tanpa kesetimbangan)ialah n mmol. Boleh dibayangkan,bahwa kemudian y mmol AgCl larut kembali untuk memenuhi hokum kesetimbangan ,dengan membentuk kembali y mmol Ag+ dan Cl-. Maka dalam keadaan setimbang terdapat y mmol Ag+ dan (a n) + y mmol Cl-,sehingga :. = Ksp AgCl (W.Harjadi, 1993)Indicator adsorbs pada titrasi pengendapanJika AgNO3 ditambahkan pada NaCl yang mengandung zat berpendar flour,titik akhir di tentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan,tampak endapan berwarna,sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsorbsi indicator pada endapan AgCl. Warna yang terbentuk dapat berubah akibat adsorbs pada permukaan. Dengan indicator anion,reaksi tersebut :Jika Cl yang berlebih :(AgCl)Cl- + FL tidak bereaksi(jika FL =C20H11O5 yaitu zat berpendapat flour)Jika Ag+ yang berlebihan (AgCl) Ag+ + FL (AgCl)(AgFL)adsorbsi(S.M.Khopkar, 2007)Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikena ladalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuananalit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titras iargentometr itidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipaka iuntuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asamlemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dar ianalit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl :Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) ->AgCl(s) + NaNO3(aq)Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimanadengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat di bedakan atas Argentometri dengan metode Mohr,Volhard,atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensi ometri untuk menentukan titik ekuivalen.

3

BAB IIIMETODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN1. -Alat-alat yang digunakan dalam penentuan kadar logam besi dan mangan dalam sampel air berupa: AAS(Atomic Absorption Spectrophotometer) Gelas ukur 100 ml Gelas beker 100 ml Labu ukur 100 ml Pipet ukur Filter paper 0,45 + filter apparatus Centrifuge-Alat-alat yang digunakan dalam uji klorida dengan metode argentometri(mohr) berupa: Buret 50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas Labu erlenmeyer 100 mL dan 250 mL Labu ukur 100 dan 1000 mL Gelas ukur 100 mL Pipet volume 25 mL dan 50 mL Pipet ukur 10 mL Gelas piala 250 mL dan 1000 mL Spatula Alat pengukur pH Pengaduk magnet Corong gelas Pemanas listrik Timbangan analitik Gelas arloji Oven Botol semprot Botol cokelat Desikator.

2. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar logam besi dan mangan antara lain berupa: Larutan induk Fe dan Mn 1000 ppm HNO3 Aquadest Sampel air

4-Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan uji klorida dengan metode argentometri(mohr) antara lain berupa: Air suling bebas klorida Larutan natrium klorida (NaCl) 0,0141 N;

1) Keringkan serbuk NaCl dalam oven pada suhu 140oC selama 2 jam, kemudiandinginkan dalam desikator.2) Timbang 824 mg NaCl kering, kemudian larutkan dengan air suling bebas kloridadi dalam labu ukur 1000 mL. Tepatkan sampai tanda tera dengan air suling bebasklorida. Larutan ini mempunyai kadar klorida 500 g Cl-/mL Kertas saring bebas klorida berukuran pori 0,45 m Larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% b/v;Larutkan 5,0 g K2CrO4 dengan sedikit air suling bebas klorida. Tambahkan larutanAgNO3 sampai mulai terbentuk endapan merah kecoklatan yang jelas. Biarkan 12 jam,lalu di saring. Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan air suling bebas klorida hinggavolume 100 mL Larutan baku perak nitrat (AgNO3) 0,0141 N;Larutkan 2,395 g AgNO3 dengan air suling bebas klorida dalam labu ukur 1000 mL dantepatkan sampai tanda tera. Lakukan pembakuan dengan menggunakan larutan NaCl0,0141 N. Simpan di dalam botol berwarna coklat Suspensi ammonium hidroksida;Larutkan 125 g Al(K)(SO4)2.12H2O atau Al(NH4)(SO4)2.12H2O dalam 1000 mL airsuling bebas klorida. Panaskan 60oC dan tambahkan 55 mL NH4OH pekat secaraperlahan sambil di aduk. Biarkan selama 1 jam, pindahkan ke dalam botol dan cuciendapannya dengan cara di tambah air suling bebas klorida, di aduk dandienaptuangkan. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang sampai bebas klorida.Tambahkan air suling bebas klorida sampai volume mendekati 1000 mL Indikator fenol ftalein Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1N Larutan asam sulfat (H2SO4) 1N Hidrogen peroksida (H2O2) 30%.

B. PROSEDUR KERJAA. Penentuan kadar logam besi dan mangan1. Diambil 100 ml sampel dan ditambahkan HNO3 1 ml(1% dari volume sampel)2. Apabila sampel agak keruh,dilakukan penyaringan dengan filter paper atau centrifuge.3. Dibuat larutan standar Fe dan Mn dari larutan induk Fe dan Mn dengan konsentrasi 0,1 ppm;0,5 ppm;1 ppm dan 2 ppm.4. Instrumen AAS dioptimalkan sesuai dengan instruksi kkerja alat5. Diukur konsentrasi larutan standar masing-masing logam dengan AAS, dipastikan kurva kalibrasinya membentuk kurva linier(garis lurus) dengan koefisien korelasi mendekati 1(0,99..)6. Dilakukan pengukuran sampel dan dicatat konsentrasi yang tertera pada AAS7. Apabila tidak ada pengenceran atau pemekatan pada sampel, maka konsentrasi sampel pada AAS merupakan konsentrasi logam sampel tersebut.8. Tabel dilengkapi dan dibuat kurva kalibrasi untuk logam Fe berdasarkan data pada tabel tersebut. Konsentrasi logam Fe yang tertera pada AAS dicatat.

59. Tabel selanjutnya dilengkapi dan dibuat kurva kalibrasi untuk logam Mn berdasarkan data pada tabel. Konsentrasi logam Mn sampel yang tertera pada AAS dicatat.B. Cara uji klorida dengan metode argentometri(mohr)1. Sediakan contoh uji2. Digunakan volume contoh uji air maksimum 100 mL atau jumlah yang sesuai dandiencerkan hingga volume 100 mL.3. Jika contoh uji air berwarna pekat, ditambahkan 3 mL suspensi Al(OH)3, diaduk dan dibiarkan mengendap kemudian di saring4. Jika contoh uji air mengandung sulfida, sulfit atau tiosulfat, ditambahkan 1 mL H2O2 30dan aduk selama 1 menit5. Apabila contoh uji keruh, disaring dengan kertas saring berukuran pori 0,45 m6. Jika pH tidak pada kisaran 7 sampai dengan 10, diatur dengan menambahkan larutanNaOH 1N atau H2SO4 1N.

Persiapan pengujianPembakuan larutan baku perak nitrat (AgNO3) dengan NaCl 0,0141 Na) Dipet 25 mL larutan NaCl 0,0141 N, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL. Buatlarutan blanko menggunakan 25 mL air suling.b) Ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 5% b/v dan diaduk.c) Ditrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi warna merah kecoklatan.d) Dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan untuk contoh uji (A mL) dan blanko (B mL).e) Dilakukan pengukuran duplo. Bila standar deviasi (SD) kadar klorida secara duplo lebihbesar dari 5%, maka dilakukan titrasi yang ketiga.f) Dicatat volume AgNO3 yang digunakan, kemudian dirata-ratakan.g) Dihitung normalitas larutan baku AgNO3 dengan cara sebagai berikut:

N AgNO3 =v1.N1/VA-vB

dengan pengertian:N AgNO3 adalah normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL);VA adalah volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi larutan NaCl (mL);VB adalah volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL);N1 adalah normalitas larutan NaCl yang digunakan (mgrek/mL);V1 adalah volume larutan NaCl yang digunakan (mL).V1.N1VA VB Prosedura) Digunakan 100 mL contoh uji air secara duplo, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250mL. Buat larutan blanko.b) Ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 5%c) Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai denganterbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan dari Ag2CrO4. Catat volume AgNO3yang digunakan.d) Dilakukan titrasi blanko, seperti langkah 4.6.c. sampai dengan 4.6.d) terhadap 100 mL airsuling bebas klorida (titrasi larutan blanko biasanya memerlukan 0,2 mL sampai dengan0,3 mL larutan baku AgNO3).

6e) Diulangi titrasi tersebut tiga kali (dengan titik akhir titrasi yang konsisten), rata-ratakanvolume AgNO3 yang diperoleh.f) Dibuat spike matrix dengan cara sebagai berikut :Diambil 95 mL contoh uji yang memiliki pH 7 sampai dengan pH 10, ditambahkan 5,0 mLlarutan baku natrium klorida, NaCl 0,0141 N. Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250mL. Dilakukan langkah b) sampai dengan c)Perhitungan Kadar kloridaDihitung kadar klorida dalam contoh uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:Kadar Cl- (mg/L) =(A B) x N x 35,450/V

dengan pengertian :A adalah volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi contoh uji (mL)B adalah volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)N adalah normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)V adalah volume contoh uji (mL)

Perhitungan kadar NaClmg/L NaCl = (mg/L Cl-) x 1,65

Persen temu balik (% Recovery, % R)Persen temu balik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :100% R=A-B/C x100%

dengan pengertian:R adalah recovery;A adalah kadar contoh uji yang di spike (mg/L);B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike (mg/L);C adalah kadar standar yang diperoleh (target value), (mg/L).

C = Y x Z/V

dengan pengertian:Y adalah volume standar yang ditambahkan (mL);Z adalah kadar klorida yang ditambahkan (mg/L);V adalah volume akhir (mL).

Jaminan mutu dan pengendalian mutu Jaminan mutua) Digunakan bahan kimia murni pro analisis (p.a.).b) Digunakan alat gelas bebas kontaminan dan terkalibrasi.c) Digunakan alat ukur yang terkalibrasi.d) Digunakan air suling bebas klorida untuk pembuatan semua pereaksi dan blanko.e) Dilakukan uji dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum(holding time).Pengendalian mutua) Dilakukan uji blanko untuk kontrol kontaminasi. Kadar klorida dalan larutan blanko haruslebih kecil dari batas deteksi.b) Dilakukan uji secara duplo untuk kontrol ketelitian. Perbedaan pemakaian larutan AgNO3

7secara duplo tidak boleh lebih besar dari 0,10 mL.

RekomendasiKontrol akurasia) Analisis CRMDilakukan analisis Certified Reference Material (CRM) untuk kontrol akurasi.b) Dilakukan pengujian blind sample.c) Kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115% atau sesuai dengankriteria dalam sertifikat CRM.d) Untuk kontrol gangguan matriks dilakukan uji spike matrix. Kisaran persen temu balikadalah 85% sampai dengan 115%.e) Dibuat kartu kendali (control chart) untuk akurasi pengujian.

8BAB IVHASIL PENGAMATAN A. Penentuan kadar Logam Besi dan Mangan dalam sampel air Berikut adalah tabel hasil pengamatan terhadap logam Fe menggunakan sampel air minum 2TANG yang tertera pada AAS

AnalyteCorr. AbsorbaceConc(Calib)Std. DevConc(sample)Std.Dev%RSDTime

Fe 248,3-0,0002-0,009 Ppm-0,009Ppm14:10:54.00

-0,0001-0,005 Ppm-0,005Ppm14:10:59.00

Mean-0,0002-0,0070,0027 ppm-0,0070,0027 ppm41,2963

Berikut adalah tabel hasil pengamatan logam Fe menggunakan sampel air minum TOTAL yang tertera pada AASAnalyteCorr. AbsorbanceConc(Calib)Std.DevConc(sample)Std.Dev%RSDTime

Fe 248,3-0,0011-0,047 Ppm-0,047Ppm14:11:35.00

0,00010,005 Ppm0,005Ppm14:11:40.00

Mean-0,0005-0,0210,0370 ppm-0,0210,0370 ppm175,3892

Berikut adalah tabel hasil pengamatan logam Mn menggunakan sampel air minum 2 TANG yang tertera pada AASAnalyteCorr. AbsorbaneConc(Calib)Std.DevConc(sampl)Std.Dev%RSDTime

Mn 279,5-0,0019-0,029Ppm-0,029Ppm14:28:37.00

-0,0007-0,011Ppm-0,011Ppm14:28:42.00

Mean-0,0013-0,0200,0122-0,0200,012261,0225

Berikut adalah tabel hasil pengamatan logam Mn menggunakan sampel air minum TOTAL yang tertera pada AASAnalyteCorr. AbsorbaneConc(Calib)Std.DevConc(sampl)Std.Dev%RSDTime

Mn 279,5-0,0005-0,008Ppm-0,008Ppm14:29:25.00

0,00040,006Ppm0,006Ppm14:29:30.00

Mean-0,0001-0,0010,0101 ppm-0,0010,0101 ppm839,6443

9

Kurva kalibrasi untuk logam Fe berdasarkan data pada tabel

Kurva kalibrasi untuk logam Mn berdasarkan data pada tabel

B. Analisa Klorida(Cl-) metode Aragentometri1. Standarisasi AgNO3(duplo)Volume AgNO3V1=11,6 mlV2=11 mlV rata-rata=11,3 ml

2. Pengujian Sampel Sampel 2 TANGVolume AgNO3V1=0,2 mlV2=0,2 mlV rata-rata=0,2 ml10 Sampel TOTALVolume AgNO3V1=0,3 mlV2=0,3 mlV rata-rata=0,3 ml

3. Pengujian BlangkoVolume AgNO3V1=0,2 mlV2=0,2 mlV rata-rata=0,2 ml

Perhitungan analisa kloridaN AgNO3V1.N1=V2.N210.0,0141=11.3.N2 N2=0,0125 N Kadar klorida sampel air minum 2 TANG= (A-B)XNX35,5X1000 V=(0,2-0,2)X0,0125NX35,5/10 mlX1000=0 ppm Kadar klorida sampel air minum TOTAL=(A-B)XNX35,5X1000 V =(0,3-0,2)X0,0125NX35,5/10 mlx1000 =4,4375 ppm

11BAB VPEMBAHASANDari data hasil analisis kadar besi dan mangan di atas, dapat terlihat bahwa kadar besi yang terkandung dalam air minum 2 TANG dan TOTAL berbeda. Dari percobaan yang dilalukan pada sampel air minum kemasan 2 TANG diketahui konsentrasi Mn yang terkandung di dalamnya sebesar -0,021,Standar Deviasinya sebesar 0,0101 ppm serta % RSDnya sebesar 839,6443 %. Sedangkan untuk analyte Fe,konsentrasi Fe sebesar -0,007,standar deviasinya 0,0027 ppm, serta %RSD yang didapat sebesar 41,2963 %.Untuk analisis kadar besi dan mangan dalam air minum TOTAL, analyte Mn konsentrasinya diketahui sebesar -0,002, standar deviasi yaang didapat sebesar 0,0101 ppm serta %RSD yang diperoleh sebesar 839,6443%. Sedangkan analyte Fe, konsentrasi Fe sebesar 0,003,standar deviasinya 0,0175 ppm, serta %RSD yang didapat sebesar 677,7498 %.Dilihat dari kurva kalibrasi untuk pengujian logam Fe, besarnya absorbansi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi sampel. Semakin besar konsentrasi serta absorbansinya maka kadar Fe yang dihasilkan semakin besar. Begitu pula pada kurva kalibrasi pengujian logam Mn, besarnya absorbansi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi sampel. Semakin besar konsentrasi sampel serta absorbansinya maka kadar Mn yang dihasilkan semakin besar. Nilai ini diperoleh dari hasil analisis kadar logam dengan menggunakan instrumen Atomic Absobtion Spectrofotometer (AAS).Kadar logam dalam air menentukan kualitas air di suatu lokasi ataupun air minum kemasan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat Air Bersih, dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum, maka kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Fe adalah 0,3 mg/L sedangkan kadar maksimum yang diperbolehkan untuk mangan adalah sebesar 0,1 mg/L.Percobaan klorida kali ini dilakukan pengujian sampel dengan metode argentometri dimana sampel airnya berasal dari air minum kemasan 2 TANG dan TOTAL. Dari sampel ini akan ditentukan berapa kadar klorida yang terkandung dengan menitrasinya dengan indikator K2CrO4 5% serta AgNO3 sebagai titrannya. Pada standarisasi AgNO3 yang dilakukan secara 2x(duplo), AgNO3 yang dimasukkan dalam buret sebanyak 50 ml.Dalam erlenmeyer dimasukkan 10 ml 0,0141N dan 3 tetes k2CrO4 5%. Saat titrasi Volume AgNO3 pertama 11,h66 ml.Saat titrasi ke 2 11 ml.Sehingga volume AgNO3 rata-rata 11,3 ml.Pada pengujian sampel 2 TANG,volume AgNO3 yang didapat untuk titrasi pertama 0,2 ml dan titrasi kedua 0,2 ml.Sehingga volume AgNO3 rata-rata sebesar 0,2 ml. Sedangkan pengujian sampel TOTAL,volume AgNO3 untuk titrasi pertama 0,3 ml,untuk titrasi kedua 0,3 ml juga.Sehingga volume AgNO3 rata-rata sebesar 0,3 ml.Pada pengujian Blangko sampel yang digunakan adalah 10 ml aquades. volume AgNO3 yang didapat untuk titrasi pertama 0,2 ml dan titrasi kedua 0,2 ml.Sehingga volume AgNO3 rata-rata sebesar 0,2 ml. Kadar klorida yang di dapat pada sampel air minum kemasan 2 TANG adalah senilai 0 ppm. Ini menandakan sampel tersebut dalam kondisi yang sangat baik. Berdasarkan kadar kloridanya. Sedangkan kadar klorida pada sampel air minum kemasan TOTAL senilai 4,4375 ppm. 12Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kadar klorida yang diizinkan dalam suatu badan air adalah sebesar 600 mg/L. Jadi kika dibandingkan dengan hasil yang didapat, maka kadar klorida pada sampel air minum kemasan 2 Tang dan TOTAL yang digunakan aman berdasarkan nilai yang diizinkan pemerintah sehingga sampel air minum kemasan baik 2Tang maupun TOTAL aman digunakan sebagai air minum. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum kadar klorida yang dapat dijadikan air minum adalah sebesar 250 mg/L. Jadi jika dibandingkan dengan hasil yang di dapat maka kedua sampel air minum kemasan tersebut dapat digunakan sebagai air minum. Jika Kadar klorida yang didapat tinggi, maka akan memberikan dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Kadar yang terlalu tinggi dapat merusak lingkungan laut seperti merusak biota laut, air menjadi payau, mempercepat terjadinya korosi serta menimbulkan rasa asin yang berlebihan. Dan untuk kesehatan akan berakibat terganggunya sistem pernapasan, tekanan darah tinggi serta dapat menyebabkan kanker. Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan kadar klorida adalah dengan teknologi reserve osmosis deionisasi yaitu pemisahan klorida dengan prinsip osmosis menggunakan membrane semi permeable. Selain itu jugadapat dilakukan dengan destilasi yaitu pemisahan klorida berdasarkan titik didih. Teknologi lain yang dapat dilakukan adalah dengan ion exchange yaitu pemisahan klorida dengan menggunakan resin penukar ion.

13BAB VIPENUTUPA. KESIMPULAN Berdasarkan kurva kalibrasi pada penentuan kadar logam Fe dan Mn,nilai konsentrasi berbanding lurus dengan absorbansinya Pada sampel air minum kemasan 2 Tang pada uji logam Mn 279,5 konsentrasinya -0,020,standar deviasinya 0,0101 ppm serta % RSD yang didapat 839,6443%. Untuk sampel air minum kemasan TOTAL pada uji logam Mn 279,5 ,konsentrasinya -0,002 ,standar deviasinya 0,0101 ppm serta % RSD yang didapat 839,6443% konsentrasinya -0,021,standar deviasinya 0,0101 ppm serta % RSD yang didapat 839,6443%. Pada sampel air minum kemasan 2 Tang pada uji logam Fe 248,3 konsentrasinya -0,007,standar deviasinya 0,0027 ppm serta % RSD yang didapat 41,2963%. Pada sampel air minum kemasan TOTAL pada uji logam Fe 248,3 konsentrasinya 0,003 ,standar deviasinya 0,003 ppm serta % RSD yang didapat 677,7498%. Kadar klorida pada sampel air minum kemasan 2 Tang sebesar 0 ppm,sedangkan pada air minum kemasan TOTAL sebesar 4,4375 ppm

B.SARANKami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari para asisten baik pada saat praktikum maupun pada saat pembuatan laporan. Untuk praktikan diharapkan untuk memperhatikan segala sesuatu saat melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan yang dilakukan.

14DAFTAR PUSTAKAAlaerts, G. dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha NasionalArifin. 2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol, Tangerang. Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri.Arifiani, N.F dan Hadiwidodo, M. 2007. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Semarang : FT-TL Universitas Diponegoro.Eaton, Andrew. Et.al. 2005. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater. 21st Edition. Marryland USA : American Public Health Association.Janelle Crossgrove dan Wei Zheng. 2004. Review Article : Manganese Toxicity Upon Overexposure. Indiana USA : John Wiley & Sons, Ltd.Rumapea, Nurmida. 2009. Penggunaan Kitosan dan Polyaluminium Chlorida (PAC) Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) Dalam Air Gambut. Medan : Pascasarjana USU.Said, Nusa Idaman. 2003. Metoda Praktis penghilangan Zat besi dan Mangan Di Dalam Air Minum. Jakarta : Kelair BPPThttp://alifia-salmi.blogspot.com/2011/11/laporan-akhir-lab-air_27.html(diakses tanggal 3 november 2013)http://bioryzarticle.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum-kimia-lingkungan.html (diakses tanggal 3 november 2013)http://dhyaz3.blogspot.com/2012/10/argentometri-d10.html

15