120
PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES PENYUSUTAN ARSIP DI UNIT PUSAT ARSIP KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: MARTANI PUDYASTUTY NIM. 11140251000030 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES

PENYUSUTAN ARSIP DI UNIT PUSAT ARSIP

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

MARTANI PUDYASTUTY

NIM. 11140251000030

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H / 2018 M

Page 2: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 3: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

i

Page 4: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

ii

Page 5: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

i

ABSTRAK

Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030). Penerapan Jadwal Retensi Arsip

dalam Proses Penyusutan Arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral. Di bawah bimbingan Mukmin Suprayogi, M.Si.

Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Jadwal Retensi

Arsip dalam proses penyusutan arsip dan mengetahui upaya yang dilakukan di

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mengatasi

hambatan menerapkan Jadwal Retensi Arsip dalam proses penyusutan arsip. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah: observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data meliputi: reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa Unit Pusat Arsip Kementerian Energi Sumber Daya Mineral

sudah menerapkan Jadwal Retensi Arsip sebagai pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan penyusutan yang sudah dilakukan sesuai dengan dasar hukum dan

dibuktikan dengan pelaksanaan pemusnahan arsip surplus kopi dan non arsip

fasilitatif keuangan sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip Keuangan DPE Nomor:

1910. K/042/M. PE/1995. hanya saja belum dilakukan secara optimal karena

adanya hambatan seperti, Sumber Daya Manusia yang kurang memadai karena

banyaknya SDM yang bukan berlatar belakang pendidikan kearsipan dan

kurangnya sarana prasarana yang menunjang kegiatan penyusutan. Hal tersebut

berdampak pada kegiatan pelaksanaan penyusutan sehingga menyebabkan

penumpukkan volume arsip yang meningkat. Adapun upaya yang dilakukan oleh

Unit Pusat Arsip dalam mengatasi hambatan yaitu mengusulkan pengrekrutan

pegawai dengan mengangkat tenaga-tenaga professional di bidang kearsipan,

mengusulkan kegiatan dan anggaran, serta mengusulkan kegiatan pembinaan.

Kata Kunci: Penerapan, Jadwal Retensi Arsip, Penyusutan Arsip

Page 6: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

ii

ABSTRACT

Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030). Application of Archive Retention

Schedule in Archive Depreciation Process at the Ministry of Energy and

Mineral Resources Archive Central Unit. Under the guidance of Mukmin

Suprayogi, M.Si. Program Study Library Science Faculty of Adab and

Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2018.

The purpose of this research is to find out the application of Archive Retention

Schedule in the process of archive depreciation and efforts made in the Central

Archives Unit of the Ministry of Energy and Mineral Resources in implementing

the Archive Retention Schedule in the process of archival depreciation. This type

of research is descriptive with a qualitative approach. The techniques used in data

collection are: observation, interviews, and documentation. While data analysis

techniques include: data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

Based on the results of this study it can be concluded that the Central Archive

Unit of the Ministry of Energy and Mineral Resources has implemented the

Archive Retention Schedule as a guide in the implementation of depreciation

activities that have been carried out in accordance with legal guidelines and

evidenced by the destruction of surplus coffee and facilitative financial non-copy

files in accordance with the Archive Retention Schedule. Finance DPE Number:

1910. K / 042 / M. PE / 1995. it's just not done optimally because of obstacles

such as, inadequate Human Resources because of the large number of human

resources who are not archival education background and lack of infrastructure

facilities that support depreciation activities. This has an impact on the

implementation of depreciation activities which causes an increase in the volume

of archive volume. The efforts made by the Central Archive Unit in overcoming

obstacles are proposing the recruitment of employees by appointing professional

staff in the field of archives, proposing activities and budgets, and proposing

coaching activities.

Keyword: Application, Archive Retention Schedule, Archieve Depreciation.

Page 7: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah

memberikan segala nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat berserta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW berserta

keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

penulis miliki. Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis

sampaikan kepada

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah

berkenan untuk memberikan bimbingan serta meluangkan pikiran, tenaga,

dan waktu dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Page 8: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

iv

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademik, sosial,

dan keagamaan.

6. Seluruh pihak Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral terutama kepada Bapak Tukiran Heru Susanto, Ibu Eny Nurwianty,

Ibu Eka Runnie, dan Bapak Agus yang telah membantu selama penulis

melaksanakan penelitian dan memberikan informasi kepada penulis.

7. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda Alm. Tri Sanjaya dan Ibunda

Nurhayati yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan bantuan moril

serta materil kepada penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran, do’a,

nasehat, perhatian, dan semangat yang selalu mereka berikan untuk

mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta Tyas Widiaswara dan

Rury Jayaningsiwi selaku Kakak Kandung yang tiada hentinya untuk

memberikan semangat kepada penulis.

8. Terima Kasih pula kepada para sahabat penulis Romadhon, Widad Inayati,

Rury Agnesia, Tiara Ayu Lilian, Ardhatin Siti Rahma, Ari Sintya, yang telah

memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan selalu memberikan

semangat tanpa kata lelah.

9. Tak lupa kepada teman teman Program Studi Ilmu Perpustakaan 2014

terlebih IPI A, Wardatussamroh, Putri Rizky Pratiwi, Etika Mulia Sari, Indah

Tamalasari, terimakasih banyak atas bantuan dan juga semangat kepada

penulis yang sama – sama berjuang untuk menyelesaikan kuliah S1.

10. Teman-teman KKN SALAM yang memberikan banyak keceriaan dan

pengalaman selama pelaksanaan KKN.

Page 9: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

v

11. Dan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu. Hanya

do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah

SWT yang membalas semua kebaikan kalian. Amin…

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan hanya milik manusia,

demikian pula dengan penyusunan skripsi ini, tentu saja masih bertaburan

sejumlah kekurangan dan kekeliruan, maka sudah sepantasnya skripsi ini butuh

masukan berupa kritik dan saran yang membangun. Dengan demikian,

diharapkan skripsi ini mendekati kesempurnaan itu sendiri. Akhir kata semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 7 September 2018

Penulis

Page 10: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................................ 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 8 D. Definisi Istilah ........................................................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 12 A. Arsip Dinamis Inaktif ........................................................................................... 12

1. Definisi Arsip Dinamis Inaktif .......................................................................... 12 2. Manajemen Arsip Inaktif .................................................................................. 13 3. Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen Arsip Inaktif ..................................... 15

B. Penyusutan Arsip .................................................................................................. 18 1. Definisi Penyusutan Arsip ................................................................................ 18 2. Tujuan dan Manfaat Penyusutan Arsip ............................................................. 19 3. Langkah-langkah Penyusutan Arsip ................................................................. 20 4. Prosedur Penyusutan Arsip Berdasarkan Jadwal Retensi Arsip ....................... 21

C. Jadwal Retensi Arsip ............................................................................................ 26 1. Definisi Jadwal Retensi Arsip ........................................................................... 26 2. Fungsi dan Tujuan Jadwal Retensi Arsip .......................................................... 27 3. Manfaat Jadwal Retensi Arsip .......................................................................... 30 4. Jenis – Jenis Jadwal Retensi Arsip .................................................................... 31 5. Pedoman Penetapan Jadwal Retensi Arsip ....................................................... 32 6. Dasar Hukum .................................................................................................... 34 7. Penerapan Kebijakan ........................................................................................ 35

D. Pusat Arsip ........................................................................................................... 37 1. Definisi Pusat Arsip .......................................................................................... 37 2. Fungsi dan Tujuan Manajamen Pusat Arsip ..................................................... 38

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 42 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................... 42 B. Kriteria Informan .................................................................................................. 43 C. Variable dan Indikator Penelitian ......................................................................... 44 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 44 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 47

Page 11: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

vii

F. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49 A. Profil Objek Penelitian ............................................................................................ 49

1. Sejarah Berdirinya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral ..................................................................................................................... 49 2. Visi dan Misi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

50 3. Struktur Organisasi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral ..................................................................................................................... 51 4. Sumber Daya Manusia Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral ..................................................................................................................... 54 5. Organisasi dan Tugas Kearsipan ....................................................................... 56

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................................... 58 1. Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Proses Penyusutan Arsip di Unit Pusat

Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral............................................. 59 2. Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam

Mengatasi Hambatan Penerapan JRA dalam Proses Penyusutan Arsip ................... 69

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75 A. Kesimpulan .............................................................................................................. 75 B. Saran ........................................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77

LAMPIRAN – LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 12: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Siklus Hidup Arsip Dinamis ............................................................ 16 Gambar 1. 2 Struktur Organisasi ........................................................................... 51

Page 13: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Nama Informan ......................................................................... 44 Tabel 1. 2 Jadwal Penelitian.................................................................................. 48 Tabel 1. 3 Sumber Daya Manusia Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM............ 54

Page 14: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 15: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data dan informasi sudah menjadi kebutuhan utama bagi setiap

instansi baik pemerintah maupun swasta. Salah satu sumber data dan

informasi adalah arsip. Arsip digunakan sebagai keperluan di unit kerja di

setiap lingkungannya sebagai pendukung pekerjaan di unit kerja itu sendiri,

maupun untuk keperluan di luar unit kerja instansi. Unit kerja organisasi dapat

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dan benar apabila di

dukung oleh pengelolaan data dan informasi yang dikelola dengan baik, dan

dapat digunakan untuk melakukan pelayanan kepada unit-unit kerja yang

memerlukan agar dapat ditemukan dengan efektif dan efisien.

Perkembangan fungsi organisasi yang semakin pesat juga berdampak

dalam pembuatan penciptaan arsip yang begitu banyak. Dengan terciptanya

arsip yang begitu banyak membuat dampak pula penumpukan arsip yang tidak

terkontrol. Arsip-arsip yang tidak terkontrol cenderung diabaikan oleh

pengelolanya, karena dipandang sebelah mata dan dianggap tidak penting

dengan berbagai macam alasan, seperti sumber daya manusia yang kurang

memadai dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, kurangnya

pemahaman mengenai pentingnya arsip, kurangnya standard operating

procedure (SOP) yang dikeluarkan oleh instansi, kurangnya biaya yang

dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dan semakin

bertambahnya volume arsip seiring tinggi dan kompleksnya pelaksanaan tugas

Page 16: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

2

pokok dan fungsi suatu organisasi. Fungsi yang dimaksud mencakup seluruh

tanggung jawab yang dibebankan pada suatu lembaga untuk menyelesaikan

beberapa tujuan yang melandasi pendirian lembaga yang bersangkutan.1Arsip

sebagai salah satu sumber informasi sangat membutuhkan sistem pengelolaan

(management) yang tepat sehingga dapat menciptakan efektifitas, efisiensi,

dan produktifitas bagi organisasi. Menurut Undang-Undang No.43 Tahun

2009 pasal 40 ayat (4):

Pengelolaan Arsip Dinamis adalah untuk mendukung pengelolaan

arsip dinamis yang efektif dan efisien dalam penciptaan arsip membuat tata

naskah dinas, klarifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi

keamanan dan akses arsip.2

Setiap instansi pasti menerapkan pedoman dalam pengelolaan arsip

sebagai panduan teknis dalam penataan arsip. Pedoman klasifikasi ini

merupakan acuan bagi arsiparis dalam melakukan penataan dan

memberkaskan arsip yang telah diciptakan dan diterima. Sedangkan pedoman

Jadwal Retensi Arsip berfungsi sebagai acuan arsiparis untuk menentukan

berapa lama arsip itu disimpan dan disusutkan.

Keharusan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan penyusutan dan

penyelamatan arsip serta temu kembali arsip sebagai bahan bukti

penyelenggaraan instansi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

bukan hanya tuntutan semata para arsiparis, tetapi juga menjadi kebutuhan

utama instansi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam menjaga

perkembangan data dan informasi yang semakin dinamis. Oleh karena itu,

1 Budi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam Manajemen Kearsipan (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 2. 2 Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan‖

(2009), h. 27, https://www.anri.go.id/assets/download/87Nomor-43-Tahun-2009-Tentang-

Kearsipan.pdf.

Page 17: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

3

sebelum melakukan kegiatan penyusutan arsip, harus mengevaluasi nilai

kegunaan arsip terlebih dahulu guna menentukan kelompok arsip yang harus

disimpan lebih lama atau dimusnahkan. Hal ini dijadikan dalam suatu

pedoman yang disebut Jadwal Retensi Arsip (JRA). JRA digunakan dalam

proses penyusutan untuk mendapat efisiensi arsip dan penghematan yang

dimana tujuan akhirnya ialah mengurangi jenis dan volume arsip serta

mendayagunakan pemakaiannya sebagai peningkatan profesionalisme suatu

organisasi atau instansi karena di dalamnya akan menimbulkan permasalahan

yang kompleks, termasuk masalah manajemen kearsipannya. Maka semakin

besar suatu organisasi akan semakin banyak juga permasalahan yang muncul

dalam pengelolaan arsip seperti, penumpukan arsip, dan sulitnya dalam proses

temu kembali arsip. Oleh karena itu, demi mencapai efektifitas kinerja,

efisiensi dana, dan proses temu kembali arsip maka diperlukan adanya

penyusutan arsip yang disusutkan berdasarkan nilai guna arsip. Sebagaimana

Wahyu Allah SWT yang tertulis dalam surat Al-Mulk ayat 3:

Artinya: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu

sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah

sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah

kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Pada tafsir Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai berikut:

“Firman Allah Swt: kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan

yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Yakni bahkan rapi

sempurna, tiada perbedaan, tiada kontradiksi, tiada kekurangan, tiada

kelemahan, dan tiada cela. Karena itulah maka disebutkan dalam firman

Page 18: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

4

berikutnya: Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu

yang tidak seimbang?Artinya, pandanglah langit dan lihatlah baik-baik,

apakah engkau melihat padanya suatu cela atau kekurangan atau

kelemahan atau keretakan? Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Ats-

Tsauri, dan lain-lainnya telah mengatakan sehubungan dengan makna

firman-Nya: Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu

yang tidak seimbang? Misalnya, retak-retak pada langit.”3

Tafsir di atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an sudah memberikan

pandangan hidup bahwa di dunia ini segala sesuatunya diciptakan dengan cara

yang seimbang seperti bahagia dan sedih, hidup dan mati, begitu pula dengan

siklus hidup arsip yang dimulai dari penciptaan/penerimaan arsip, distribusi,

penggunaan, pemeliharaan, sampai dengan penyusutan. Arsip yang masih

memiliki nilai guna maka akan disimpan sedangkan arsip yang sudah tidak

memiliki nilai guna akan memasuki proses penyusutan. Proses penyusutan

dilakukan agar arsip yang diciptakan dan disusutkan seimbang sehingga tidak

menimbulkan berlebihnya jumlah volume arsip.

Semua organisasi memiliki arsip, bahkan organisasi yang paling

sederhana sekalipun tidak dapat berfungsi tanpa arsip. Apabila organisasi

berlangsung cukup lama, arsipnya terlalu banyak, lemari arsip penuh dan file

komputer telah meluap ke disk dan kaset maka pada titik ini organisasi harus

melakukan kegiatan penyusutan. John C Monanta mengatakan bahwa proses

penyusutan arsip tidak semudah melemparkan semua dokumen-dokumen

keluar ruangan saat kita kehabisan tempat untuk menyimpan melainkan harus

mengikuti prosedur yang sudah ada.4

3

―Al-Mulk Ayat 3 dan Terjemahan,‖ n.d., Diakses pada 3 April 2018, https://tafsir.learn-

quran.co/id/about. 4 John C Monanta, ―What a Records Retention Schedule Is and Why You Need One,‖ Overland

Park: Information Management. Vol. 50, no. 2 (2016): h. B2.

Page 19: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

5

Dalam UU No.43 Tahun 2009 tentang kearsipan pada pasal 49, yang

dimaksud dengan penyusutan arsip adalah dengan cara:

1) Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;

2) Pemusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki nilai

guna dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan;

3) Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip unit kearsipan kepada lembaga

kearsipan.5

Dalam melakukan penyusutan arsip, setiap organisasi harus memiliki

Jadwal Retensi Arsip (JRA) untuk menentukan masa retensi arsip. Sesuai

dengan UU No. 43 Tahun 2009 tentang ―kewajiban menyusun JRA‖ pada

pasal 48 disebutkan:

Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, serta

BUMN dan/atau BUMD wajib memiliki JRA; JRA sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD; Ketentuan lebih lanjut

mengenai JRA diatur dengan peraturan pemerintah.6

Jadwal Retensi Arsip (JRA) sangat mendukung dalam pengelolaan

arsip, karena dengan adanya JRA dapat diketahui arsip mana yang akan

disimpan dalam jangka waktu panjang dan asrip mana yang akan disimpan

dalam jangka waktu pendek serta mengetahui berapa tahun arsip akan

disimpan dan kapan arsip tersebut akan dimusnahkan.7

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

merupakan satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam penyelenggara kearsipan. Salah satu pelayanan jasa

yang diberikan Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

5 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h.

32–33. 6 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h. 35.

7 Nurul Ardhillah dan Durinta Puspasari, ―Analisis Metode Retensi Arsip Dalam Upaya

Memperlancar Pelayanan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo,‖ Jurnal Administrasi

Perkantoran (JAP) Vol. 4, No. 3 (2016): h. 4.

Page 20: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

6

Mineral adalah memberikan layanan informasi serta dokumen yang cepat,

tepat, dan akurat seperti dokumen hasil penelitian. Kemeterian Energi dan

Sumber Daya Mineral sudah membuat kebijakan mengenai Jadwal Retensi

Arsip sebagai pedoman dalam menata arsip, agar informasi dapat dicari

dengan cepat, tepat, dan efisien sesuai dengan kebutuhan di setiap unit-unit

kerja. Sebagai peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional instansi, arsip

harus dikelola dengan baik sehingga nilai dari informasinya tidak hilang

seiring berjalannya waktu.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, penulis melihat bahwa

penyusutan yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral tidak berjalan seiring dengan volume arsip yang

bertambah sehingga terjadi penumpukan. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan

penyusutan arsip yang baik untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya

dengan menggunakan Peraturan Menteri mengenai Jadwal Retensi Arsip

sebagai pedoman. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pusat

pengelola di bidang Kearsipan, setiap unit kerja di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral menciptakan, menerima, dan mendistribusikan arsip

sebagai bukti kegiatan yang sedang, akan, dan telah dilaksanakan. Disisi lain

setiap jenis arsip memiliki nilai kegunaan yang harus tetap diseleksi untuk

menentukan berapa lama arsip tersebut akan disimpan. Penentuan masa

simpan arsip dicantumkan dalam Jadwal Retensi Arsip. Maka berdasarkan

hasil observasi yang dilakukan, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam proses penyusutan arsip yang

kemudian dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Jadwal

Page 21: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

7

Retensi Arsip dalam Proses Penyusutan Arsip di Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana

penerapan Jadwal Retensi Arsip (JRA) dalam kegiatan penyusutan arsip.

Pelaksanaan penyusutan arsip dilakukan dengan tiga tahapan kegiatan yaitu

pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan. Dalam hal ini penulis ingin

mengetahui lebih dalam mengenai kegiatan pemusnahan dan penyerahan saja,

agar sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di Unit Pusat Arsip Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral. Oleh karena itu, agar penelitian ini lebih

terfokus, terarah, dan mendapatkan hasil yang diinginkan, maka fokus

penelitian ini adalah:

1. Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam proses penyusutan pada

pelaksanaan kegiatan pemusnahan dan penyerahan di Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

2. Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

untuk mengatasi hambatan dalam penerapan JRA dalam proses

penyusutan arsip.

Berdasarkan fokus penelitian diatas, adapun masalah yang dapat dikaji

dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan JRA dalam proses penyusutan arsip di Unit Pusat

Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral?

Page 22: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

8

2. Bagaimana upaya mengatasi hambatan penerapan JRA dalam proses

penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan JRA dalam penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun secara khusus penelitian ini

ditujukan untuk menjawab hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan JRA dalam proses penyusutan arsip di Unit

Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mengatasi hambatan

menerapkan JRA dalam proses penyusutan arsip.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil penelitian ini dapat bermanfaat

untuk hal-hal berikut ini:

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi

Ilmu Perpustakaan mengenai kearsipan terutama mengenai Jadwal

Retensi Arsip.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi hasil karya akademik yang

dapat menjadi rujukann ilmiah dan tersimpan di Institusional

Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Page 23: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

9

1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian mengenai

penerapan JRA dalam penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Unit Pusat

Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam

menerapkan JRA sebagai kegiatan penyusutan arsip.

D. Definisi Istilah

Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan

hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang

diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

tersusun sebelumnya.

Arsip adalah rekaman atau dokumen yang terdiri dari berbagai macam format

dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Pusat arsip adalah suatu gedung dan/atau fasilitas yang didesain dan

dibangun secara khusus untuk menyimpan dan memberikan layanan arsip

inaktif yang belum dimusnahkan bagi kepentingan manajemen instansi atau

perusahaan dengan cepat, tepat, dan biaya yang murah.

Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi jangka waktu penyimpanan,

jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu

jenis arsip dimusnhkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang digunakan

sebagai pedoman penyusutan arsip.

Page 24: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

10

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah saat penelaahan skripsi ini, penulis membagi

pembahasan menjadi lima bab, dan masing-masing bab terdiri dari beberapa

subbab. Adapun sistematika penulisannya, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,

serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan tema penelitian,

seperti pusat arsip, arsip, arsip dinamis, dan jadwal retensi arsip.

Selain itu, pada bab ini juga terdapat penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, kriteria

informan, teknik pengumpulan data, sumber data, teknik analisa

data, teknik penguji keabsahan data, dan jadwal penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat tentang profil Unit Pusat Arsip Kementerian

ESDM dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan

Jadwal Retensi Arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM.

Bab V Penutup

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis

setelah melakukan penelitian di Unit Pusat Arsip Kementerian

ESDM.

Page 25: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 26: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Arsip Dinamis Inaktif

1. Definisi Arsip Dinamis Inaktif

Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam

pelaksanaan, perencanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan

pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam

penyelenggaraan administrasi negara.8 Dilihat dari fungsi kegunaannya

arsip dinamis terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Arsip aktif, yaitu arsip yang masih sering digunakan bagi

kelangsungan kerja.

b. Arsip semi aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah

mulai menurun.

c. Arsip inaktif, yaitu arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses

pekerjaan sehari-hari.9

Sedangkan menurut Ira Penn dalam Enemute Basil Iwhiwhu

pengertian arsip dinamis inaktif adalah arsip yang sudah tidak diperlukan

dalam kegiatan sehari-hari, namun memiliki nilai abadi yang berharga di

mana berisi informasi mengenai kegiatan dan fungsi dari suatu

lembaga/organisasi yaitu nilai sejarah/ nilai penelitian.

Pemusnahan/penghancuran arsip inaktif ini harus dilakukan dengan hati-

8 Saiman, Manajemen Sekretaris (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002).

9 Nawawi Dg. Sibali, ―Penerapan Sistem Kearsipan Pada Kantor Arsip Darah Kabupaten Kutai

Barat,‖ Jurnal EKSIS. Vol. 6, no. 2 (2010): h. 1440–1605.

Page 27: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

13

hati.10

Menurut ANRI arsip dinamis inaktif adalah arsip yang frekuensi

penggunannya untuk menyelenggarakan administrasi yang telah menurun.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa arsip dinamis inaktif

adalah arsip yang frekwensi penggunaannya sudah menurun dan dipakai

hanya untuk referensi atau rujukan dalam penyusunan pelaksanaan

organisasi serta dikelola di Pusat Arsip.

2. Manajemen Arsip Inaktif

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan

tertentu melalui dan bersama dengan orang lain. Menurut Penn dalam

Sujono Manajemen adalah suatu praktek, dimana hasil kinerja yang

dicapai diperoleh berdasarkan penerapan pengetahuan, keahlian dan

tanggung jawab.11

Manajemen arsip inaktif merupakan suatu aktivitas sekelompok orang

yang dilandasi pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab untuk

melakukan pengelolaan arsip inaktif dengan sumber daya yang dimiliki

sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

Efektif yang dimaksud ialah ketersediaan arsip yang dapat ditemukan

secara cepat dan tepat apabila sewaktu-waktu diperlukan. Sedangkan

efisien yang dimaksud ialah mempertimbangkan rendahnya biaya

operasional yang dipergunakan. Menurut ANRI manajemen arsip inaktif

adalah pengelolaan arsip inaktif di pusat arsip dengan menggunakan

10

Enemute Basil Iwhiwhu, ―Management of Records in Nigerian Universities: Problems and

Prospects,‖ The Electronic Library. Vol. 23, no. 3 (2005): h. 345–55. 11

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.4.

Page 28: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

14

sistem pengelolaan yang paling tepat sehingga mampu mencapai tujuan

dan memnuhi prinsip-prinsip pengelolaan arsip.12

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen arsip

inaktif adalah suatu pengelolaan dan penyimpanan arsip yang sudah jarang

digunakan dalam kegiatan operasional organisasi, tetapi masih disimpan

sebagai bahan referensi.

Menurut Jay Kennedy dalam Sujono, ada tiga langkah penting dalam

menjamin agar arsip inaktif suatu organisasi terkelola dengan cara yang

tepat bagi kepentingan manajemen dan pengguna, yaitu:

a. Pengembangan Jadwal Retensi Arsip (JRA)

JRA dipergunakan untuk menjamin agar arsip tersimpan dalam jangka

waktu tertentu, dan dapat pula digunakan sebagai dasar untuk

melakukan pemindahan arsip dari ruang kantor yang biayanya mahal

ke lokasi yang lebih murah.

b. Menentukan Media Arsip

Perlu dibuat suatu keputusan apakah arsip akan disimpan dalam media

kertas, film, microfilm, magnetic, atau media optik. Meskipun ada

keuntungan menyimpan arsip dalam microfilm dan teknologi

komputer namun kebanyakan intansi masih suka menyimpan arsip

dalam media kertas karena bentuk ini paling murah.

c. Menentukan Fasilitas Penyimpanan

Bagaimana memilih tipe fasilitas penyimpanan yang paling tepat bagi

instansi, berapa biaya dan rencana fasilitas in house, metode apa yang

12

Arsip Nasional Republik Indonesia, Manajemen Arsip Inaktif (Jakarta: ANRI, 2002).

Page 29: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

15

aman digunakan untuk memusnahkan arsip, merupakan langkah yang

harus diperhatikan dalam mementukan fasilitas penyimpanan arsip.13

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen Arsip Inaktif

Tujuan utama manajemen arsip inaktif ialah mampu menyediakan

arsip yang tepat kepada orang yang tepat pada waktu yang cepat dengan

biaya seefisien mungkin. Ira A Penn dalam Sujono menyebutkan bahwa

tujuan utama dalam pengelolaan arsip inaktif adalah 100 persen ketelitian

(accuracy) dalam mengendalikan pemeliharaan arsip yang dikelolanya.14

Selain itu tujuan pengelolaan arsip inakfif ialah pada penekanan

pengamanan informasi yang terkandung didalamnya secara akurat dan

dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Adapun tujuan pengelolaan

arsip inaktif adalah menempatkan arsip dalam sistem kearsipan yang bisa

ditemukan secara efektif dan efisien. Arsip tidak saja penting untuk

mempelajari masa lalu tetapi juga dampak pengetahuan terhadap

pengetahuan masa kini dan mendatang. Pelestarian dan penyempurnaan

pemerintah, institusi, organisasi, dan peradaban tergantung pada

pelestarian dan pemanfaatan arsip yang efisien.15

Ruang lingkup adalah luasnya subjek yang tercakup. Luasnya cakupan

subjek atau kegiatan dalam manajemen arsip inaktif dapat diamati dari

siklus atau tahap hidup arsip dalam pendekatan life cyle dengan sumber

daya yang digunakan. Menurut Zulkarnain dan Sumarsono dalam Recki

13

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif, h. 1.4. 14

Sujono, h. 1.10. 15

Rani Nova Yanti dan Malta Nelisa, ―Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Kantor Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Sumatera Barat,‖ Jurnal Ilmu

Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 3, no. 1 (2014): h. 145.

Page 30: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

16

Ari Wijaya menyatakan, manajemen kearsipan adalah pelaksanaan fungsi-

fungsi manajemen dalam rangka mengelola keseluruhan daur hidup arsip

yang terdiri dari fase: penciptaan dan penerimaan (creation and receipt);

pendistribusian (distribution); penggunaan (use); pemeliharaan

(maintenance) dan penyusutan (disposition) suatu arsip.16

Setiap fase di

dalam daur hidup arsip ini merupakan sub asas yang akan mempengaruhi

sub asas yang lain. Jadi dengan kata lain tata kearsipan merupakan suatu

proses kegiatan mulai dari penerimaan, pengumpulan, pengaturan,

pemeliharaan, dan penyimpanan dokumen menurut sistem tertentu,

sehingga saat diperlukan dapat ditemukan dengan cepat dan mudah. Setiap

tahapan terdapat proses unsur sistem yang mencerminkan siklus arsip dari

lahir (penciptaan) sampai mati (penyusutan) seperti gambar berikut:

Gambar 1. 1 Siklus Hidup Arsip Dinamis

16

Recki Ari Wijaya, Bambang Budi Wiyono, dan Ibrahim Bafada, ―Pengelolaan Kearsipan,‖

Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Vol. 1, no. 2 (2018): h. 234.

Page 31: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

17

Tahapan siklus hidup arsip tersebut bukan merupakan tahapan yang

terpisah satu dengan yang lain, melaikan tahapan yang saling terkait dan

saling menentukan sehingga antara fungsi tahapan satu dapat

mempengaruhi fungsi tahapan yang lain. Dengan memperhatikan siklus

hidup arsip tersebut, pengelolaan arsip inaktif memiliki keterkaitan

terhadap fungsi pada tahap penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan.

Misalnya pengelolaan arsip untuk menyediakan bahan referensi

(reference), bahan pengambilan keputusan (decision making), dan bahan

bukti hukum (legal requirement) terkait dengan tahap penggunaan.

Pemindahan arsip (transfer) merupakan langkah awal dikelolanya arsip

inaktif setelah diserahkan oleh unit kerja pencipta dan juga pencarian

dalam rangka layanan arsip yang diperlukan kembali oleh unit kerja,

keduanya terkait pada tahap pemeliharaan. Selanjutnya, penyimpanan

arsip inaktif, pemusnahan dalam pengelolaan arsip inaktif terkait dengan

tahapan penyusutan.

Beberapa fungsi tahapan siklus hidup arsip inaktif secara terstruktur

akan berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan apabila didukung oleh sumber

daya yang memadai, yaitu sumber daya manusia yang memiliki

pengetahuan, keahlian/keterampilan dan tanggung jawab, serta dana,

fasilitas yang memadai dan prosedur kerja yang standar. Dengan demikian

ruang lingkup manajemen arsip inakif mencakup sebagai berikut:

a. Penentuan fasilitas penyimpanan arsip inaktif;

b. Penentuan lay out ruang penyimpanan arsip inaktif (Pusat Arsip);

c. Pemindahan arsip inaktif;

Page 32: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

18

d. Pembenahan arsip inaktif yang tidak terstruktur (kacau);

e. Penataan dan penyimpanan arsip inaktif;

f. Pemusnahan arsip;

g. Pemeliharaan arsip inaktif;

h. Pelayanan arsip inaktif.

B. Penyusutan Arsip

1. Definisi Penyusutan Arsip

Pada tahap siklus hidup asrip, setiap organisasi harus memutuskan

adanya penyusutan arsip guna efisiensi dah efektivitas pemeliharaan arsip

arsip organisasi tersebut. Salah satu kegiatan dalam pengelolaan arsip

yang dilakukan pengelola arsip adalah penyusutan. Penyusutan arsip

adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara:

a) Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;

b) Pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki

nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

c) Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga

kearsipan.17

Sedangkan menurut Sedarmayanti penyusutan arsip merupakan salah

satu sarana penting untuk mengatasi masalah bertumpuknya atau

bertimbunnya arsip yang tidak berguna lagi. Penyusutan arsip adalah

kegiatan pengurangan arsip dengan jalan: Pemindahan arsip inaktif dari

Unit Pengelolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga

negara atau badan-badan pemerintah masing-masing; Memusnahkan arsip

17

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h.

32–33.

Page 33: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

19

sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan menyerahkan arsip statis

kepada Arsip Nasional.18

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

penyusutan arsip harus mencakup tiga kegiatan tersebut yaitu pemindahan,

pemusnahan, dan penyerahan. Oleh karena itu, Jadwal Retensi Arsip

sangat diperlukan agar dalam proses penyusutan arsip tidak diterapkan

tanpa ada pedoman/dasarnya, karena tidak semua arsip akan dimusnahkan

tetapi dilihat dari kebutuhan setiap organisasi dan nilai guna dari arsip itu

sendiri. Selain itu JRA juga mampu memberikan informasi mengenai

intensitas pemakaian arsip, sehingga dapat dijakikan sebagai pengambilan

keputusan apakah arsip akan disimpan secara permanen atau disusutkan

bahkan dimusnahkan.

2. Tujuan dan Manfaat Penyusutan Arsip

Seiring dengan berjalannya organisasi volume arsip akan semakin

bertambah yang berakibat menumpuknya arsip apabila tidak dilakukan

pengelolaan. Oleh karena itu penyusutan arsip diperlukan bertujuan

untuk:19

a) Penghematan dan efisiensi;

b) Pendayagunaan arsip;

c) Pengawasan arsip yang bernilai guna tinggi;

d) Penyelamatan bahan bukti kegiatan organisasi, dan;

e) Memenuhi persyaratan hukum.

18

Sedarmayanti, Tata Kearsipan (Bandung: Mandar Maju, 2015), h. 127. 19

Sudjono, Materi Pokok Penilaian dan Penyusutan Arsip (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2007), h. 1.11.

Page 34: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

20

Adapula manfaat bagi organisasi apabila melaksanakan penyusutan

arsip adalah:

a) Tertatanya arsip dinamis di masing-masing instansi pemerintah

maupun perusahaan sehingga informasinya dapat didayagunakan

secara maksimal untuk kepentingan operasional instansi/perusahaan

yang bersangkutan;

b) Terjadinya efisiensi dalam penggunaan ruangan, peralatan, tenaga,

maupun data karena telah dimusnahkan arsip-arsip yang tidak berguna;

c) Terselamatkannya arsip yang bernilai guna sekunder sebagai bukti

pertanggungjawaban nasional, yaitu dengan diserahkannya arsip statis

intansi/perusahaan kepada ANRI;

d) Memudahkan penemuan kembali arsip yang disimpan. Arsip yang

tertata rapi, baik fisik maupun informasinya maka apabila diperlukan

dapat ditemukan secara benar, cepat, dan tepat;

e) Menghindari masalah hukum yang disebabkan oleh arsip, misalnya

tuntutan pidana, perdata.20

3. Langkah-langkah Penyusutan Arsip

JRA yang telah ditetapkan oleh pimpinan instansi/perusahaan dan telah

mendapat persetujuan dari kepala ANRI (bagi instansi pemerintah) dapat

dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan penyusutan arsip.

Langkah-langkah yang harus dilakukan ketika akan melaksanakan

penyusutan berdasarkan JRA adalah sebagai berikut:21

a. Persiapan, pada kegiatan ini instansi perlu: siapkan JRA yang telah

ditetapkan oleh pimpinan instansi/perusahaan; siapkan formulir DPA,

yaitu DPA yang dipindahkan, DPA usul musnah, dan DPA usul serah;

siapkan berita acara pemindahan arsip inaktif, berita acara

pemusnahan arsip, dan berita acara penyerahan arsip.

20

Zita Asih Supastiwi, ―Konsep Dasar Penyusutan Arsip‖ (Universitas Terbuka, 2014), h. 1.14,

http://repository.ut.ac.id/4145/1/ASIP4402-M1.pdf. 21

Mustari dan Irawan, Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009), h. 8.3.

Page 35: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

21

b. Pelaksanaan, pada kegiatan penyusutan arsip terdiri dari:

memindahkan arsip inaktif; 2) memusnahkan arsip; 3) menyerahkan

arsip.

4. Prosedur Penyusutan Arsip Berdasarkan Jadwal Retensi Arsip

Penyusutan arsip berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA)

dilaksanakan oleh instansi/perusahaan yang memiliki JRA. Dalam

kegiatan ini diatur ketentuan dan rangkaian tata kerja yang menjadi

prosedur pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan arsip

instansi/perusahaan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Prosedur penyusutan ini disusun secara rinci dan tegas sesuai kebutuhan

dan kondisi instansi/perusahaan masing-masing.

a. Prosedur Pemindahan Arsip Inaktif

Adapun prosedur pemindahan arsip dari unit pengolah (central

file) ke pusat arsip (records center), adalah:

1) Pemeriksaan, hal ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah arsip-

arsip tersebut sudah benar-benar inaktif atau belum. Penentuan

arsip sebagai arsip inaktif berdasarkan JRA dilaksanakan dengan

memeriksa informasi dan jangka waktu arsip selanjutnya melihat

kolom retensi arsip aktif di dalam JRA. Apabila arsip telah

berakhir jangka simpan aktifnya maka arsip tersebut dapat

dinyatakan sebagai arsip inaktif.

2) Pendaftaran, setelah diperiksa dan ditentukan sebagai arsip inaktif

maka arsip-arsip tersebut harus didaftar secara lengkap, baik judul

Page 36: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

22

series-nya/jenis arsipnya, tahun, volume, kondisi, penataan (sistem

penyimpanan yang digunakan).

3) Penataan arsip, hal ini dilaksanakan untuk menjaga agar penataan

aslinya tidak diubah atau tidak berubah. Misalnya arsip yang ketika

masih aktif disimpan berdasarkan sistem filling numeric maka

harus tetap dipertahankan. Penataan arsip ini menyangkut penataan

setiap lembar arsip dalam folder/map, penataan antara folder yang

satu dengan folder yang lain dalam bok arsip dan penataan antara

bok arsip yang satu dengan bok arsip yang lain.

4) Pembuatan Berita Acara Pemindahan Arsip. Mengingat bahwa

pemindahan arsip ini menyangkut pula pengalihan wewenang dan

tanggung jawab dari satu unit organisasi yang lain atau paling tidak

pengalihan wewenang dan tanggung jawab dari unit pengolah ke

pusat arsip, maka pada umumnya orang lebih suka membuat suatu

bukti pemindahan arsip dalam bentuk berita acara pemindahan

arsip.

5) Pelaksanaan Pemindahan. Setelah arsip tertata dalam bok yang

telah diberi nomor sesuai dengan nomor di daftar arsip yang

dipindahkan dan disiapkan berita acaranya, maka dilaksanakan

pemindahan arsip inaktif. Pemindahan ini dapat dilaksanakan

sesuai dengan kondisi organisasi. Apabila suatu organisasi

memiliki pusat arsip terpisah jauh dari lokasi kantor, maka

diperlukan sarana transportasi yang dipersiapkan dengan baik

Page 37: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

23

sehingga proses pengangkutan arsip tidak menimbulkan kerusakan

arsip yang dipindah.22

b. Prosedur Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip ini memiliki risiko hukum yang sangat tinggi,

karena arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak dapat diciptakan

atau diadakan lagi. Terkait dengan risiko yang tinggi, maka kegiatan

pemusnahan arsip harus melalui prosedur sebagai berikut:

1) Pemeriksaan, hal ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah arsip

tersebut benar-benar telah habis jangka simpannya. Pemeriksaan

ini dilaksanakan berpedoman kepada JRA. Apabila suatu arsip

telah dinyatakan habis masa retensinya, maka arsip tersebut perlu

diperiksa tentang kebenaran isinya, kelengkapan informasinya,

kemungkinan keterkaitannya dengan arsip yang lain.

2) Pendaftaran. Arsip-arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang

diusulkan musnah, harus dibuat daftarnya. Sehingga dari daftar ini

diketahui secara jelas informasi tentang arsip-arsip yang akan

dimusnahkan.

3) Pembentukan Panitia Pemusnahan, hal ini dilakukan apabila arsip

yang akan dimusnahkan memiliki retensi 10 tahun atau lebih. Jika

arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi dibawah 10 tahun,

maka tidak perlu dibuat kepanitiaan, cukup dilaksanakan oleh unit

yang secara fungsional bertugas mengelola arsip. Panitian

pemusnahan ini sekiranya terdiri dari anggota-anggota yang

22

Mustari dan Irawan, h. 2.9-1.10.

Page 38: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

24

berasal dari unit pengelola arsip, unit pengamanan, unit hukum dan

perundang-undangan, dan unit-unit lain yang terkait.

4) Penilaian, Persetujuan, dan Pengesahan. Penilaian arsip pada

dasarnya dilakukan setiap kali menyeleksi arsip yang akan

dimusnahkan. Namun untuk arsip yang memiliki retensi dibawah

10 tahun, sekiranya cukup dilaksanakan oleh instansi pemilik arsip.

Kemudian disahkan oleh pimpinan organisasi untuk dilaksanakan

pemusnahan. Namun, untuk arsip yang memiliki retensi 10 tahun

ke atas, khususnya untuk instansi pemerintah harus melalui

penilaian bersama ANRI, yaitu ketika meminta persetujuan

pemusnahan dari kepala ANRI. Dikarenakan arsip yang memiliki

retensi 10 tahun ke atas memiliki kemungkinan lebih besar untuk

bernilai guna sekunder.

5) Pembuatan Berita Acara. Berita acara pemusnahan arsip

merupakan salah satu dokumen pemusnahan arsip yang sangat

penting di samping daftar arsip yang dimusnahkan. Kedua jenis

dokumen ini dapat menjadi dasar hukum bahwa pelaksanaan

pemusnahan dilakukan secara sah.

6) Pelaksanaan Pemusnahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara

dibakar, dicacah, atau dibuat bubur kertas yang penting fisik dan

informasinya tidak dapat dikenali lagi. Kemudian dalam

pelaksanaan pemusnahan arsip perlu disaksikan oleh minimal dua

orang pejabat dari bidang hukum/perundang-undangan atau bidang

Page 39: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

25

pengawasan, yang nantinya menandatangani berita acara sebagai

saksi pemusnahan arsip.23

c. Prosedur Penyerahan Arsip ke ANRI

Penyerahan arsip ke ANRI dilakukan apabila arsip tersebut

memang benar-benar bernilai guna sekunder, atau arsip statis.

Penyerahan arsip dilakukan melalui prosedur berikut:

1) Pemeriksaan dan Penilaian Arsip, sekalipun pemeriksaan dan

penilaian arsip telah dilaksanakan oleh masing-masing instansi,

tetapi dalam kegiatan penyerahan arsip statis perlu diadakan

penilaian kembali oleh ANRI.

2) Pendaftaran, setelah kegiatan pemeriksaan dan penilaian arsip

selesai dilaksanakan dan ditentukan bahwa arsip tersebut dapat

diserahkan ke ANRI, maka kegiatan berikutnya adalah pembuatan

daftar arsip yang akan diserahkan.

3) Pembuatan Berita Acara. Berita acara penyerahan arsip perlu untuk

dibuat, mengingat bahwa kegiatan penyerahan arsup terkait dengan

pengalihan hak dan wewenang pengelolaan arsip yang bernilai

guna sangat tinggi dan bersifat lestari.

4) Pelaksanaan Penyerahan, hal ini dapat dilaksanakan setelah arsip

tersebut didaftar dan dibuat berita acaranya. Penyerahan dilakukan

oleh pimpinan instansi/perusahaan yang mewakili kepada

23

Mustari dan Irawan, h. 2.11-2.13.

Page 40: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

26

pimpinan ANRI atau pejabat yang mewakili dengan

menandatangani berita acara.24

C. Jadwal Retensi Arsip

1. Definisi Jadwal Retensi Arsip

Dalam menerapkan manajemen kearsipan sudah menjadi hal utama

suatu organisasi menggunakan sistem kombinasi desentralisasi sentralisasi

sebagai kerjasama antara unit pengolah dan pusat arsip. Hal ini sebabkan

karena, terjadinya pemindahan arsip inaktif ke pusat arsip. Oleh karena itu,

harus ada pemahaman arsip mana yang masih aktif yang harus disimpan di

unit kerja dan arsip mana yang telah menjadi arsip inaktif yang harus

dipindahkan ke pusat arsip. Mengenai hal masa aktif dan inaktif semua

tercatat dalam Jadwal Retensi Arsip.

Menurut Barthos JRA adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu

penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan

arsip.25

Menurut Sedarmayanti JRA adalah suatu daftar yang memuat

kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau

dimusnahkan.26

Sedangkan menurut Undang-undang No.43 Tahun 2009

tentang kearsipan, jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi sekurang-

kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan

keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip

24

Mustari dan Irawan, h. 2.14. 25

Basir Barthos, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 103. 26

Sedarmayanti, Tata Kearsipan (Bandung: CV. Mandar Maju, 2015), h. 86.

Page 41: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

27

dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan

sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.27

Ditegaskan oleh Martono bahwa Jadwal Retensi Arsip adalah suatu

daftar yang berisi tentang kebijakan jangka peminjaman arsip dan

penetapan simpan permanen dan musnah.28

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

JRA dapat memudahkan organisasi dalam membedakan setiap jenis arsip

sesuai dengan nilai kegunaanya dan membantu sebagai proses pengelolaan

arsip agar arsip tidak menumpuk dan menghemat ruang penyimpanan,

karena tidak semua arsip perlu disimpan dan tidak semua arsip harus

dimusnahkan.

2. Fungsi dan Tujuan Jadwal Retensi Arsip

Jadwal Retensi Arsip (JRA) memiliki dua fungsi, yaitu sebagai

subsistem manajemen peningkatan efisiensi operasional instansi dan

pelestarian bukti pertanggungjawaban nasional serta pelestarian informasi

pertumbuhan budaya bangsa. Dengan adanya JRA, menjadikan pertugas

arsip atau biasa disebut dengan arsiparis ikut serta dalam melakukan

kegiatan penyusutan, secara sistematis berdasarkan pedoman yang telah di

buat oleh masing-masing instansi. Oleh sebab itu, peningkatan kecepatan

akumulasi arsip dapat diimbangi dengan kelancaran peyusutan, sehingga

arsip yang bemilai guna sajalah yang akan disimpan. Hal ini akan

berhubungan dengan efisiensi biaya sewa ruang penyimpanan, peralataan

27

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h. 2. 28

Boedi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen Kearsipan

(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 44.

Page 42: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

28

kearsipan, tenaga dan waktu yang diperlukan untuk penemuan arsip yang

pada akhirnya mempercepat proses pengambilan keputusan oleh pimpinan

instansi/perusahaan dengan tingkat akuntabilitas tinggi dan reliabilitas

faktual.29

JRA merupakan dasar acuan sebagai penyusutan arsip. Menurut

Sedarmayanti tujuan Jadwal Retensi Arsip adalah:

a. Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan arsip inaktif.

b. Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip aktif.

c. Menghemat ruangan, perlengkapan dan biaya.

d. Menjamin pemeliharaan arsip inaktif yang bersifat permanen.

e. Memudahkan pemindahan arsip ke Arsip Nasional.30

Menurut Mustari, JRA mempunyai 2 tujuan utama. Pertama, memenuhi

kebutuhan organisasi pencipta, yaitu:31

a) Mengurangi biaya. Program retensi arsip diperlukan karena dengan

memusnahkan arsip yang tidak diperlukan lagi dan memindahkan arsip

aktif ke tempat penyimpanan arsip inaktif dapat mengurangi biaya

pemeliharaan/pengelolaan arsip;

b) Meningkatkan efisiensi. Menjamin jika organisasi memiliki JRA,

maka arsip aktif dapat dipindahkan ke tempat penyimpanan arsip

inaktif serta arsip yang sudah tidak berguna dapat dimusnahkan secara

teratur. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi di dalam

pengelolaan arsip instansi/organisasi;

29

Sauki Hardiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip‖ (Suara Badar IV, 2002), h. 4,

http://bapersip.jatimprov.go.id/images/artikel/Merumuskan%20Jadwal%20Retensi%20Arsip.pdf. 30

Sedarmayanti, Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern (Bandung: Mandar

Maju, 2003), h. 103. 31

Oktarino Arizola dan Elva Rahmah, ―Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) di Kantor Wali

Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat,‖ Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan.

Vol. 2, no. 2 (2014): h. 3.

Page 43: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

29

c) Keselamatan bahan pertanggungjawaban. Dengan adanya JRA, maka

arsip-arsip yang bernilai guna sekunder yang merupakan bahan

pertanggungjawaban nasional dapat dijamin keselamatannya, karena

penerapan JRA dengan benar akan terhindar dari kemungkinan

pemusnahan arsip bernilai guna pertanggungjawaban nasional dan

menyimpan arsip yang tidak mempunyai nilai guna;

d) Mewujudkan konsistensi dalam penyusutan. JRA mengatur prosedur

dan tindakan agar konsisten dalam menentukan keputusan yang harus

diambil untuk menyimpan atau menyusutkan arsip. program

penyusutan berdasarkan JRA mengurangi inkosistensi, kecerobohan

atau penyusutan yang bermotivasi pribadi;

Kedua, memenuhi persyaratan hukum, peraturan yang dijadikan dasar

dalam penyusunan Jadwal Retensi Arsip (JRA), yaitu Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 53 Ayat 1 tentang kewajiban

memiliki JRA: Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi

negeri, BUMN dan BUMD.32

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki tujuan

JRA untuk memenuhi keperluan badan korporasi dan memenuhi ketentuan

perundang-undangan.33

Berdasarkan penjelasan fungsi dan tujuan JRA diatas maka dapat

disimpulkan bahwa JRA ialah jangka waktu penyimpanan arsip yang

disusun dalam suatu daftar sesuai dengan jenis dan nilai kegunaannya

32

Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan,‖ 2012, h. 16. 33

Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi

dan Dokumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 311.

Page 44: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

30

yang di buat sebagai pedoman pemusnahan arsip dengan landasan hukum

dan memenuhi ketentuan perundang-undangan.

3. Manfaat Jadwal Retensi Arsip

Jadwal Retensi Arsip mempunyai manfaat yang sangat penting

dalam kegiatan penyusutan. Menurut Sulistyo-Basuki manfaat dari Jadwal

Retensi Arsip adalah:

a. Menghemat waktu pencarian informasi dengan cara mengecilkan;

b. Menghindari masalah hukum;

c. Lebih efisien dalam mengatur arsip dinamis yang betul-betul penting;

d. Menghemat tempat;

e. Mengidentifikasi nilai guna arsip dinamis.34

Sauki Hardiwardoyo juga mengemukaan keberadaan JRA yang

demikian memberikan manfaat sedikitnya tiga hal, yaitu:35

a. Aspek Efisiensi : dengan adanya JRA yang telah disetujui ANRI,

berarti sesuatu instansi/perusahaan dapat melakukan penyusutan

arsipnya sendiri sesuai ketentuan JRA;

b. Aspek Akuntabilitas : adanya kerjasama dengan ANRI memungkinkan

setiap instansi/perusahaan melestarikan arsip yang dianggap sebagai

bukti akuntabilitas perannya secara nasional dan bernilai

pertanggungjawaban nasional;

c. Aspek Budaya : dengan perumusan JRA, berarti setiap instansi dapat

menyelamatkan arsip bukti pertanggung jawaban nasional dan bukti

keberadaan / sejarah instansinya secara otomatis dan efisien sejak arsip

masih aktif.

34

Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi

dan Dokumen. 35

Sauki Hardiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip‖ (Suara Badar IV, 2002), h. 8,

http://bapersip.jatimprov.go.id/images/artikel/Merumuskan%20Jadwal%20Retensi%20Arsip.pdf.

Page 45: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

31

Berdasarkan penjelasan manfaat Jadwal Retensi Arsip diatas maka

dapat disimpulkan bahwa JRA sangat memberikan dampak bagi kegiatan

pengelolaan arsip terutama dalam pelaksanaan penyusutan. Karena dengan

adanya JRA dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan arsip

dengan menusmahkan arsip yang telah habis masa simpannya dan tidak

memiliki nilai guna lagi.

4. Jenis – Jenis Jadwal Retensi Arsip

Anon Mirmani mengatakan ada dua jenis Jadwal Retensi Arsip

yaitu: pertama dikembangkan secara khusus oleh organisasi yang

bersangkutan untuk arsip-arsipnya dan diterbitkan untuk digunakan antara

grup organisasi. Kedua, jenis jadwal yang dikembangkan oleh pemerintah

atau disebut sebagai jadwal retensi umum/ General Disposal Schedule

untuk setiap organisasi atau instansi.36

Sedangkan menurut Peraturan

Kepala ANRI No. 47 Tahun 2015 tentang Jadwal Retensi Arsip, jenis

arsip dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif adalah daftar yang berisi jenis arsip

fasilitatif beserta jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai

kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman penyusutan arsip fasilitatif

keuangan, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan kerjasama, hukum,

organisasi dan ketatalaksanaan, kearsipan, ketatausahaan dan

kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, kepustakaan,

informatika/SIM/TIK, pengawasan dan perlengkapan.

b. Jadwal Retensi Arsip Substantif adalah daftar yang berisi jenis Arsip

36

Anon Mirmani, Pengantar Kearsipan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 3.36.

Page 46: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

32

Substantif beserta jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai

kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman penyusutan arsip substantif

bidang pembinaan kearsipan, konservasi arsip, pendidikan dan

pelatihan kearsipan, akreditasi kearsipan, pengkajian dan

pengembangan kearsipan serta jasa kearsipan.37

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya jenis arsip dibagi menjadi 2

yaitu fasilitatif dan subtantif. Kedua nya digunakan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi dari masing-masing instansi.

5. Pedoman Penetapan Jadwal Retensi Arsip

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2012, bahwa JRA

berisi informasi mengenai jangka waktu penyimpanan, jenis arsip, dan

keterangan.38

Hal tersebut sebagai acuan masing-masing instansi dalam

penentuan model JRA. Artinya setiap instansi dapat membuat lebih rinci,

mislanya mengenai jangka simpan arisp aktif, dan inaktif. JRA sangat

tepat apabila disusun dalam format yang jelas dan rinci, guna menentukan

jangka simpan harus dilihat dari aspek fungsi dan aspek substansi

informasi.

Semua arsip yang diciptakan pasti sudah ditentukan pula masa

retensinya atas dasar nilai kegunaannya dan dirangkum dalam bentuk

jadwal retensi. ANRI menetapkan pedoman yang digunakan untuk

37

Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015

Tentang Jadwal Retensi Arsip‖ (ANRI, 2015), h. 3,

https://anri.go.id/jdih/peraturan/Perka_47_2015_ANRI.pdf. 38

Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.‖

Page 47: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

33

petunjuk dalam menentukan nilai guna arsip. Adapun pedoman penetapan

jadwal retensi arsip menurut Ig Wursanto, yaitu:

a. Lembaga-lembaga Negara Pemerintah masing-masing memiliki jadwal

retensi arsip yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia.

b. Untuk menjaga objektifitas dalam menentukan nilai guna arsip, jadwal

retensi disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari pejabat yang benar-

benar memahami kearsipan, fungsi dan kegiatan instansi masing-

masing.

c. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia tersebut perlu mendengar

pertimbangan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan sepanjang

menyangkut masalah keuangan dan Kepala Badan Administrasi

Kepegawaian Negara sepanjang mengenai masalah kepegawaian.

d. Rancangan jadwal retensi itu perlu disetujui Kepala Arsip Nasional

sebelum ditetapkan oleh Pemimpin Lembaga Negara/Badan

Pemerintah yang bersangkutan sebagai jadwal retensi yang berlaku

untuk lingkungan organisasinya.

e. Untuk jadwal retensi arsip Pemerintah Daerah perlu terlebih dahulu

memperhatikan pendapat Mentri Dalam Negeri.39

Berdasarkan penjelasan diatas, pada dasarnya JRA adalah produk

hukum sebagai jaminan bahwa penyusutan arsip dilakukan sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini juga menjadi jaminan akuntabilitas

39

Ignatius Wursanto, Kearsipan 1 (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 212.

Page 48: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

34

kegiatan/ instansi dan sekaligus perlindungan hukum bagi setiap arsiparis

yang melakukan kegiatan penyusutan arsip di instansi masing-masing.

6. Dasar Hukum

Dalam kegiatan penyusutan arsip tentu harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Apabila dilihat dari aspek hukum, terdapat tiga hal yang harus

dipertimbangkan, diantaranya:

1. Ketentuan hukum yang mengatur bidang kearsipan. Dalam hal ini

dapat disebutkan antara lain : UU Nomor 7 / 1971, PP Nomor 34 /

1979 dan Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor 0l/SE/1981

dan Nomor 02/SE/ 1983, termasuk UU Nomor 8 / 1997 tentang

Dokumen Perusahaan;

2. Ketentuan yang mengatur bidang operasional instansi/perusahaan/

lembaga pencipta arsip. Setiap naskah dinas sebagai unsur pokok arsip,

pada prinsipnya adalah konfidensial. Artinya harus mengikuti

ketentuan hukum yang mengatur keberadaan dan cara kerja

instansi/perusahaan/lembaga pencipta arsipnya. Beberapa produk

hukum tentu akan menyangkut ketentuan bagaimana sesuatu naskah

dinas itu harus dikelola untuk menjamin akuntabilitas kegiatannya;

3. Ketentuan hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan lain, namun

mengikat cara sesuatu instansi/ perusahaan memperlakukan arsipnya.

Dalam hal ini dapat disebutkan antara lain Undang- undang Hukum

Dagang (KUHD), Hukum Pidana, Hukum Perdata, ISO 9000, dan

Page 49: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

35

kontrak-kontrak kerja/ business contract yang menyangkut hal-hal

khusus.40

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan pada pasal 48

bahwa Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,

serta BUMN dan/atau BUMD wajib memiliki JRA. Dengan demikian,

penyusutan arsip harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku. Artinya kegiatan ini harus ada prosedur standar operasional dalam

pelansakaannya sehingga setiap kekeliruan yang terjadi dapat diukur dan

dituntut pertanggungjawabannya.

7. Penerapan Kebijakan

Penerapan kebijakan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu

teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang

telah terencana dan tersusun sebelumnya. Penerapan kebijakan ini sangat

memiliki pengaruh terhadap penilaian atas dampak atau kinerja dari suatu

kebijakan. Pada tahap penerapan kebijakan, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineal sebagai pembuat kebijakan harus memberdayakan

berbagai sumber daya yang ada untuk mengidentifikasi masalah-masalah

yang terjadi dan bagaimana cara mencapai tujuan dari kebijakan itu

sendiri.

Menurut teori George C. Edward dalam Subarsono penerapan

kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu:41

40

Sauki Hardiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip‖ (Suara Badar IV, 2002), h. 4. 41

AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi) (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), h. 90–92.

Page 50: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

36

1) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan

mensyaratkan agar pelaksana mengetahui apa yang harus dilakukan,

dimana yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus disalurkan

kepada kelompok sasaran, sehingga akan mengurangi

ketidaksempurnaan dalam implementasi.

2) Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara

jelas dan konsisten, tetapi apabila pelaksana kekurangan sumberdaya

untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif.

Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia,

misalnya kompetensi pelaksana dan sumber daya finansial.

3) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

pelaksana, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila

pelaksana memiliki disposisi yang baik, maka pelaksana tersebut

dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan

oleh pembuat kebijakan. Ketika pelaksana memiliki sikap atau

perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4) Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang bertugas

mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap implementasi kebijakan. Aspek dari struktur organisasi

adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi.

Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasan dan menimbulkan kesulitan, yakni prosedur birokrasi

Page 51: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

37

yang rumit dan kompleks, yang menjadikan aktivitas organisasi tidak

fleksibel.

Penerapan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh instansi

atau organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu

keputusan kebijakan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini

yang akan membuat kebijakan namun harus mengkaji terlebih dahulu

apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak bagi organisasi. Hal

inilah bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan kebijakan

organisasi yang sampai merugikan masyarakat disekitar Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral terlebih dalam mengatasi kearsipan

yang merupakan dokumen-dokumen penting milik negara.

Dalam hal ini penerapan kebijakan yang akan dikaji adalah peraturan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai Jadwal Retensi

Arsip. Kebijakan ini dibuat bertujuan sebagai penyusutan arsip sehingga

dapat meminimalkan dampak negatif yang akan terjadi, dan berjalannya

penyusutan arsip sesuai dengan prosedur Jadwal Retensi Arsip

kementerian.

D. Pusat Arsip

1. Definisi Pusat Arsip

Arsip inaktif adalah arsip yang tidak harus tersedia tetapi yang harus

disimpan untuk tujuan hukum, fiskal, atau sejarah.

Arsip yang telah

memasuki tahap inaktif ini tidak disimpan lagi di unit-unit kerja melainkan

Page 52: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

38

dipindahkan ke pusat arsip atau records center.42

Pusat arsip merupakan bangunan atau ruangan yang pada umumnya

memiliki design atau konstruksi khusus untuk penyimpanan arsip inaktif

secara murah, untuk pengelolaan dan pelayanan arsip sebelum

dimusnahkan.43

Betty R Ricks mengatakan bahwa pusat arsip (record

center) adalah fasilitas yang ditentukan untuk menyimpan arsip inaktif.

Pusat arsip digunakan untuk memenuhi dua kebutuhan umum, yaitu

sebagai pusat arsip dengan biaya murah untuk pelayanan arsip inaktif dan

memberikan pelayanan sebagai pusat pelayanan referensi.44

Sedangkan

menurut Patricia E. Wallace pusat arsip adalah suatu fasilitas penyimpanan

biaya murah untuk menyimpan arsip inaktif dan semi aktif suatu

organisasi.45

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pusat arsip

adalah suatu gedung dan/atau fasilitas yang dirancang dan dibangun secara

khusus untuk menyimpan dan memberikan layanan arsip inaktif bagi

kepentingan menajemen instansi dengan biaya yang murah.

2. Fungsi dan Tujuan Manajamen Pusat Arsip

Keberadaan pusat arsip secara hukum tidak disebutkan secara eksplisit,

dalam Peraturan Penerintah mengenai Undang-undang No. 43 Tahun 2009

tentang Kearsipan disebutkan bahwa adanya unit kearsipan yang salah satu

42

Judith Read Smith, Mary Lea Ginn, dan Norman F. Kallaus, Record Management (USA: South

Westrn: Cincinnati, 2002), h. 147. 43

Gunarto dan Mudalsih, h. 2.2. 44

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.20. 45

Sujono, h. 1.21.

Page 53: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

39

tugasnya adalah mengelola arsip inaktif dari suatu organisasi. Secara

teknis, tempat yang dirancang khusus untuk menyimpan dan mengelola

arsip inaktif adalah pusat arsip.

Fungsi utama pusat arsip adalah sebagai tempat penyimpanan arsip

inaktif dan pusat rujukan atau pusat referensi dari suatu organisasi. Secara

lebih luas pusat arsip juga dapat menjadi tempat dan pusat aktivitas

pengelolaan arsip inaktif atau bahkan arsip dinamis instansi yang

bersangkutan. Keberadaan pusat arsip sangat flekibel tergantung dari

kemampuan maupun situasi dan kondisi organsasi. Jika organisasi kecil

dengan karyawan dibawah 100 orang, volume arsipnya tidak besar, lokasi

organisasi menyatu atau berdekatan, kiranya tidak perlu pusat arsip yang

merupakan bangunan sendiri dan hanya menyimpan arsip inaktif saja.

Tujuan manajemen arsip adalah mampu menyediakan arsip yang benar

pada waktu yang tepat dan untuk orang yang tepat, serta dengan biaya

yang seefisien mungkin. Tujuan ini menjadi acuan dasar dari tujuan

Manajemen Pusat Arsip. Manajemen pusat arsip dilaksanakan secara baik

agar pengelolaan arsip inaktif dapat dilaksanakan secara benar untuk

mencapai tujuan: pertama, penyimpanan arsip secara murah dan kedua,

mengelola arsip sebagai pusat rujukan atau pusat referensi.46

Selain itu

tujuan dari adanya pusat arsip (Record Center) untuk mengurangi volume

arsip inaktif yang disimpan di unit kerja (central file), mengendalikan

arsip inaktif yang tersimpan di unit kerja (cental file) ke pusat arsip

(Record Center), memudahkan temu kembali arsip (retrieval), menghemat

46

Gunarto dan Mudalsih, Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip, h. 1.17.

Page 54: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

40

biaya, dan menjamin keamanan arsip inatif baik fisik maupun

informasinya.47

Terkait dengan usaha pencapaian tujuan pengelolaan arsip inaktif

tersebut maka perlu diciptakan pusat arsip yang memiliki sasaran:

1) Pengurangan volume arsip organisasi dan implikasinya terjadi

pengurangan biaya ruang simpan, alat, dan sumber daya manusia;

2) Penciptaan control yang tepat untuk menjamin aliran arsip dari tempat

yang mahal ke tempat yang lebih murah;

3) Pembebasan ruangan kerja atau kantor dari tumpukan arsip;

4) Penciptaan sistem penyimpanan dan penemuan kembali yang efektif

dan efisien;

5) Pengamanan rekod seluruh organisasi;

6) Mendukung objektivitas pengeluaran biaya.48

E. Penelitian Terdahulu

Dwi Apriza Ramadhana. (2012). ―Penerapan Jadwal Retensi Arsip

dalam Penyusutan Arsip di Lingkungan Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta‖. Skripsi, Universitas Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Jadwal Retensi Arsip

(JRA) di Lingkungan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam rangka

tercapainya pengelolaan arsip yang efektif dan efisien. Penelitian yang di tulis

oleh Dwi Apriza Ramadhana ini memiliki persamaan topik atau judul dengan

47

Rulli Susfa Ramanda dan Sri Indrahti, ―Analisis Pengelolaan Arsip Inaktif Terhadap Temu

Kembali Arsip di Pusat Arsip (Record Center) Politeknik Negeri Semarang,‖ Jurnal Ilmu

Perpustakaan. Vol. 4, no. 3 (2015): h. 4. 48

Gunarto dan Mudalsih, h. 1.23.

Page 55: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

41

penelitian yang penulis tulis dan sama-sama menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, dan perbedaan tempat penelitian.

Reza Budi Kurniawan. (2013). ―Penerapan Jadwal Retensi Arsip

Dalam Pelaksanaan Penyusutan Arsip: Studi Kasus Kementerian Pertanian‖.

Skripsi. Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

gambaran kegiatan pelaksanaan penyusutan dalam menerapkan Jadwal

Retensi Arsip di Kementerian Pertanian dan memahami kendala-kendala yang

muncul pada permasalahan penerapan Jadwal Retensi Arsip mencakup

identifikasi permasalahan yang timbul dalam proses penerapan Jadwal Retensi

Arsip. Penelitian yang ditulis oleh Reza Budi Kurniawan ini memiliki

persamaan topik atau judul dengan penelitian yang penulis tulis tetapi terdapat

perbedaan dalam penggunaan metode dan juga tempat penelitian.

Page 56: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan

pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan

yang disusun secara ilmiah dengan tujuan untuk menemukan, mengembangkan,

dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.49

Metode penelitian pada dasarnya

adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

penelitian ini meliputi jenis dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data,

karakteristik informan, teknik pengolahan, dan analisis data.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan sesuatu hal

apa adanya.50

Jenis penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu, tetapi hanya menggambarkan ―apa adanya‖ tentang sesuatu variabel,

gejala, atau keadaan.51

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan keadaan objek yang akan diteliti untuk dikaji secara

mendalam. Pengguna metode penelitian dimaksudkan untuk menemukan data

yang valid, akurat, signifikan dengan permasalah, sehingga dapat digunakan

untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.

49

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2. 50

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h. 60. 51

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2002), h. 186.

Page 57: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

43

Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan

yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang suatu subjek

penelitian dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan

bahasa.52

Metode ini untuk menemukan apa yang sedang terjadi dan kemudian

untuk membuktikan apa yang telah ditemukan. Apa yang ditemukan harus

dibuktikan dengan kembali ke belakang pada dunia empiris dibawah studi dan

menguji sedemikian rupa analisis-analisis, yang cocok dengan fenomena dan

berfungsi untuk menejelaskan apa yang telah di observasi.53

Dengan

pendekatan ini penulis menggambarkan temuan-temuan penelitian yang akan

memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik kesimpulan.

B. Kriteria Informan

Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus cermat dalam

memilih orang-orang yang akan diwawancarai (informan).54

Informan adalah

orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian. Penentuan informan dilakukan

secara purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan

tertentu.55

Hal tersebut dimaksudkan untuk mencari tahu pihak mana yang

paling memahami objek penelitian. Kriteria yang akan menjadi narasumber

pada penelitian ini adalah arsiparis ahli madya yang memahami tentang

Jadwal Retensi Arsip sekaligus penyusutan arsip. Oleh karena itu, sesuai

52

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 6. 53

Dedi Supriyadi, Pokonya Kualiatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian

Kualitatif (Jakarta: Pustaka Jaya, 2002). 54

Emzir, Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Gama Media, 2011), h. 53. 55

Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, h. 195–197.

Page 58: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

44

dengan masalah yang dikaji dari penelitian ini, subjek yang dijadikan

informan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 1 Daftar Nama Informan

No. Nama Jabatan

1. Tukiran Heru Susanto, S.H Kepala Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral

2. Eny Nurwianty, S.Sos Arsiparis Ahli Madya

3. Eka Runie, S.E, M.M Arsiparis Ahli Madya

C. Variable dan Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini dasar hukum yang digunaan sebagai penentuan

indikator penelitian ialah Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang

Kearsipan dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

052 Tahun 2006 tentang Tata Peraturan Dinas dan Kearsipan Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral, serta literatur yang didapatkan dari buku,

artikel, maupun jurnal. Adapun variable yang digunakan peneliti sebagai

indikator dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam proses penyusutan Arsip.

2. Upaya dalam mengatasi hambatan penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam

proses penyusutan arsip.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan

Page 59: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

45

tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data untuk penelitan ini berdasarkan

data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara dari

sumbernya.56

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data-data primer

dengan cara:

1) Observasi

Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan.57

Data observasi bersifat faktual, cermat, dan terperinci

mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta

konteks dimana kegiatan- kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat

adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara

langsung.58

Observasi yang dilakukan oleh penulis ialah mengamati

langsung kegiatan bagaimana penerapan JRA di Unit Pusat Arsip

Kementerian ESDM.

2) Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.59

Wawancara yang

56

Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 86. 57

Imam Gunawan, Manajemen Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 143. 58

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), h. 59. 59

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 108.

Page 60: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

46

penulis lakukan dalam penelitian ini adalah menanyakan langsung

kepada informan yang berkompeten dan responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari penelitian yang telah penulis rumuskan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya.60

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data-data

sekunder dengan cara:

1) Studi Literatur

Studi literatur adalah penelitian yang datanya diambil sebagian atau

seluruhnya dari berbagai literatur (buku, artikel, jurnal, laporan, koran,

dan lain sebagainya). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa referensi, seperti buku, artikel jurnal, dan lain-lain untuk

mencari dasar pijakan yang sesuai dengan tema penelitian ini.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk menelusuri data historis. Secara detail bahan

dokumenter terbagi beberapa macam yaitu: Otobiografi; Surat-surat

pribadi, buku-buku catatan harian, memorial; Kliping; Dokumen

pemerintah maupun swasta; Cerita roman dan cerita rakyat; Data di

server atau di flashdisk; Data tersimpan di website; Foto-foto.61

Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan foto, gambar data-data dari

struktur organisasi Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM sebagai

60

Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 87. 61

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007), h. 121.

Page 61: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

47

dokumentasi. Hasil observasi dan wawancara pun akan semakin sah

dan dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh

data.62

Berikut langkah-langkah menganalisis data:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat

dengan rinci, mengelompokan dan memfokuskan pada hal penting, dengan

demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran jelas.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks

yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, penulis

buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan

penelitian.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral yang terletak di Komplek Pertamina, Jalan

Yaktapena Raya, Pondok Ranji, Ciputat Timur., Kota Tangerang Selatan,

62

Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, h. 238.

Page 62: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

48

Banten 15412. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2018-Agustus 2018

dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1. 2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Tahun 2018

Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt

1. Pengajuan

proposal

penelitian

2. Penyusunan

perumusan

dan metode

penelitian

3. Sidang

proposal

4. Bimbingan

skripsi

5. Melakukan

wawancara

mendalam

dengan

informan

6. Penyusunan

hasil

penelitian

7. Pembuatan

analisis

8. Pembuatan

kesimpulan

dan saran

9. Pengajuan

sidang

skripsi

Page 63: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Gedung Unit Pusat Arsip diresmikan oleh Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral, yaitu Bapak Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 19

Oktober 2009. Gedung Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral ini dibangun di atas tanah seluas dua hektar yang diperoleh

dari hibah PT. Pertamina berdasarkan Surat Persetujuan Menteri

Keuangan Nomor S-105/MK.16/1996 tanggal 27 Februari 1996 bertempat

di Jalan Yaktapena Raya, Komplek Pertamina, Pondok Ranji, Ciputat

Timur, Tangerang Selatan. Tanah tersebut telah memiliki sertifikat atas

nama Departemen Pertambangan dan Energi dengan sertifikat Hak Pakai

Nomor 014 Tahun 1998.

Pada awalnya, PT. Pertamina menawarkan hibah tanah untuk

pembangunan gedung Pusat Arsip di empat lokasi, yaitu Plumpang,

Kemayoran, Pancoran, Pondok Ranji. Setelah ditinjau ulang ke lokasi,

ternyata di Plumpang adalah daerah rawan banjir sedangkan lokasi di

Pancoran dan Kemayoran surat kepemilikan tanahnya masih tumpang

tindih. Oleh karena itu, akhirnya diputuskan untuk memilih lokasi di

Page 64: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

50

daerah Pondok Ranji yang dinilai aman dari banjir dan surat kepemilikan

sah tidak ditemukan masalah.

Pada tahun 2001, di lokasi tanah tersebut dilakukan pengurukan,

mengingat lahan dimaksud pada saat itu masih berupa rawa yang tidak

produktif. Kemudian, pada tahun 2005 dilaksanakan perencanaan desain

gedung Unit Pusat Arsip berikut sarana dan prasarana penunjang oleh

Konsultan Perencana. Selanjutnya, pada tahun 2006 dimulai pelaksanaan

pembangunan gedung Unit Pusat Arsip Departemen Energi dan Sumber

Daya Mineral tahap I. Tahun 2007, dilanjutkan pelaksanaan

pembangunan tahap II yang meliputi pekerjaan penyempurnaan dan

lanjutan pembangunan gedung Unit Pusat Arsip. Sejalan dengan

pelaksanaan tahap II, dimulai pembangunan Gedung Serbaguna berikut

sarana bangunan penunjang/mess yang terdiri dari tiga lantai yang

mempunyai kapasitas 50 kamar tidur.63

2. Visi dan Misi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral

Visi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, yaitu: ―Arsip menjadi sumber informasi dan jembatan investasi

dalam pengelolaan energy dan sumber daya mineral‖. Sementara itu,

upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui sembilan Misi

Pembangunan, di antaranya:

63

―Sejarah Gedung Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral‖ (ASIK ESDM,

2016),

http://arsip.esdm.go.id/index.php?page=1&subpage=0&module=1&action=hotnews_details&itemi

d=23.

Page 65: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

51

a. Memberdayakan arsip di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral;

b. Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung pelaksanaan kegiatan

dan bukti akuntabilitas kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral;

c. Memberdayakan arsip sebagai alat bukti yang sah;

d. Menjadikan arsip sebagai memori organisasi.

3. Struktur Organisasi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Adapun struktur organisasi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral, adalah sebagai berikut:

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi

Berdasarkan struktur organisasi di atas, berikut adalah uraian

mengenai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bagian:

a. Biro Umum

Page 66: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

52

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

koordinasi dan pengelolaan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan,

pengadaan barang/jasa serta kerumahtanggaan. Dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 96, Biro Umum

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan koordinasi dan pembinaan ketatausahaan dan

kearsipan, keprotokolan, perlengkapan, pengadaan barang/jasa

dan kerumahtanggaan.

2) Pengelolaan ketatausahaan dan kearsipan;

3) Pelaksanaan urusan keprotokolan;

4) Pengelolaan kearsipan;

5) Pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan

Kementerian;

6) Pengelolaan urusan kerumahtanggaan;

7) Pelaksanaan tata usaha Biro.

b. Bagian Tata Usaha dan Kearsipan

Bagian Tata Usaha dan Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan pembinaan dan pengelolaan urusan ketatausahaan dan

kearsipan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 99, Bagian Tata Usaha dan Kearsipan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan urusan tata usaha

Kementerian;

2) Pengelolaan urusan tata usaha Kementerian, Menteri, Sekretaris

Jenderal dan Staf Ahli;

Page 67: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

53

3) Penyiapan pembinaan dan pengelolaan kearsipan Kementerian;

4) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro.

c. Bagian Perlengkapan

Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

perlengkapan sekretariat Jenderal dan penyusunan standar sarana

prasarana Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam pasal 103, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan

fungsi:

1) Penyusunan rencana kebutuhan barang milik negara Sekretariat

Jenderal, penyusunan standar sarana prasarana, dan pembinaan

perlengkapan Kementrian;

2) Penatausahaan barang inventaris dan penghapusan Barang Milik

Negara Sekretariat Jenderal;

3) Pelaksanaan distribusi dan pelaporan barang inventaris Sekretariat

Jenderal.

d. Bagian Rumah Tangga

Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

pembinaan urusan kerumahtanggaan Kementerian, pelaksanaan

urusan kerumahtanggaan Menteri dan Sekretariat Jenderal, serta

pembinaan dan pelaksanaan keprotokolan pemimpin. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 107, Bagian

Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan bahan pembinaan rumah tangga Kementerian serta

pelaksanaan kerumahtanggaan Sekretariat Jenderal;

Page 68: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

54

2) Pelaksanaan urusan rumah tangga Menteri;

3) Pelaksanaan urusan pemeliharaan sarana dan prasarana gedung

Kementerian dan Sekretariat Jenderal;

4) Pelaksanaan urusan keprotokolan dan penatausahaan perjalanan

Menteri, Sekretaris Jenderal, dan Staf Ahli serta penyiapan

keprotokolan Kementerian.

4. Sumber Daya Manusia Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

mempunyai sumber daya manusia yang berjumlah 17 orang. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel bawah ini:

Tabel 1. 3 Sumber Daya Manusia Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM

No. Jabatan Jumlah Deskripsi Kerja

1. Arsiparis

Tingkat

Terampil

Arsiparis

Pelaksana

6 orang 1. Melakukan penyimpanan dan

penataan arsip;

2. Melakukan perawatan arsip;

3. Memberikan layanan arsip;

4. Melakukan entri data ke

komputer.

Arsiparis

Pelaksana

Lanjutan

4 orang 1. Menyusun rencana

pemberkasan arsip aktif;

2. Membuat daftar arsip inaktif;

3. Membuat daftar isi berkas

arsip;

4. Melaksanakan penyeleksian

arsip inaktif yang akan

disusutkan;

5. Memberikan layanan arsip;

6. Memberikan bimbingan

arsiparis yang berkaitan

dengan jabatan fungsional

arsiparis;

7. Melakukan entri data ke

komputer;

2. Arsiparis Arsiparis 2 orang 1. Memberikan layanan

Page 69: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

55

Tingkat

Ahli

Ahli

Madya

konsultasi pengenalan

sumber/pengenalan khasanah

arsip;

2. Memberikan layanan

advokasi bidang kearsipan;

3. Melaksanakan konsultasi

kearsipan dalam rangka

publikasi;

4. Menyusun materi bimbingan

dan konsultasi kearsipan

dinamis/statis;

5. Menyusun evaluasi

penyelenggaraan bimbingan

dan konsultasi kearsipan;

6. Memberikan konsultasi

penyusunan sistem

pengelolaan arsip tiap sup

sistem;

7. Memberikan layanan

penyusunan jadwal retensi

arsip subyek/ bidang/

kelompok;

8. Membuat karya tulis/karya

ilmiah hasil penelitian,

pengkajian, survei dan

evaluasi di bidang kearsipan

dan dipublikasikan;

9. Membuat karya tulis/karya

ilmiah hasil penelitian,

pengkajian, survei dan

evaluasi di bidang kearsipan

dan tidak dipublikasikan.

10. Menyusun dan atau

menyempurnakan standar

bidang kearsipan;

11. Menyusun dan atau

menyempurnakan pedoman

setiap kearsipan;

12. Mengajar/melatih pada

pendidikan dan pelatihan

kearsipan;

13. Mengikuti bimbingan

kearsipan;

14. Mengikuti seminar/

lokakarya.

3. Pengelola

Arsip non

Arsiparis

Staf

Pengelola

Arsip

2 orang 1. Melakukan penyimpanan

dan penataan arsip;

2. Melakukan perawatan arsip;

Page 70: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

56

3. Memberikan layanan arsip;

4. Melakukan entri data ke

komputer.

Tenaga

Pembantu

(Honorer)

3 orang 1. Melakukan penyimpanan

dan penataan arsip;

2. Melakukan perawatan arsip;

3. Memberikan layanan arsip;

4. Melakukan entri data ke

komputer.

5. Organisasi dan Tugas Kearsipan

Organisasi Kearsipan menunjukan jenjang pengolahan, pengelolaan, dan

penyelenggaraan kearsipan sehubungan dengan fungsi dan nilai guna arsip.

a. Tugas pokok unit kearsipan:

1) Melaksanakan penataan, penyimpanan, pemeliharaan, penilaian dan

penyajian arsip;

2) Melaksanakan penyusutan arsip (pemindahan, pemusnahan, dan

penyerahan);

3) Meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan.

b. Fungsi kearsipan:

1) Menyediakan bahan informasi secara tepat, cepat, lengkap, dan

menyeluruh;

2) Menyediakan alat bukti pertanggungjawaban

3) Menyediakan bahan penelitian, sumber ingatan organisasi, dan

penunjang kegiatan yang lain.

c. Organisasi kearsipan

Sesuai dengan kebutuhan yang ada, organisasi penyelenggara kearsipan

pada unit kerja dilingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral terdiri dari:

Page 71: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

57

1) Unit Kearsipan III yaitu unit pengolah, sebagai unit pencipta arsip pada

semua tungkat Sub Unit. Penyelenggaraan kegiatan kearsipan di Unit

Pengolah meliputi:

a) Menciptakan, menyeleksi, mengelompokkan, menata, dan

menyimpan arsip aktif;

b) Menilai dan menindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit

Kearsipan II;

c) Membuat daftar arsip yang akan diserahkan ke Unit Kearsipan II.

2) Unit Kearsipan II yaitu unit kearsipan pada tingkat unit.

Penyelenggaraan kegiatan kearsipan di Unit Kearsipan II meliputi:

a) Menyeleksi, mengelompokkan, menata, danm atau menyimpan

arsip inaktif;

b) Membudayakan/menggunakan arsip aktif sebagai penunjang

pelaksanaan tugas sehari-hari;

c) Menilai dan memindahkan arsip inaktif dari Unit Kearsipan II ke

Unit Kearsipan I;

d) Melaksanakan penyusutan arsip di Unit Kearsipan II; dan

e) Meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan pada seluruh Unit

Pengolah di lingkungan Unit Kearsipan II.

3) Unit Kearsipan I yaitu unit kearsipan pada tingkat Unit Utama.

Peyelenggaraan kegiatan kearsipan di Unit Kearsipan I meliputi:

a) Menyeleksi, mengelompokkan, menata, memelihara, dan

menyimpan arsip inaktif;

b) Menyajikan data/bahan informasi;

Page 72: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

58

c) Melaksanakan penyusutan di Unit Kearsipan I; dan

d) Meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan pada seluruh Unit

Kearsipan II dalam lingkungannya.

4) Unit Kearsipan Pusat Kementerian yaitu Unit Kearsipan untuk seluruh

lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Unit ini

selain berfungsi sebagai Pusat Arsip, juga berfungsi sebagai terminal

yang mengatur penyerahan arsip status kepada Arsip Nasional Republik

Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan kearsipan di Unit Kearsipan Pusat

Kementerian meliputi:

a) Melaksanakan penataan arsip permanen;

b) Menyajikan data/bahan informasi;

c) Menilai dan memelihara arsip di Unit Kearsipan Arsip

Kementerian;

d) Meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan di lingkungan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; dan

e) Melaksanakan penyerahan arsip permanen ke Arsip Nasional

Republik Indonesia.64

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penulis akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

melalui hasil observasi dan wawancara di lapangan terhadap penerapan Jadwal

Retensi Arsip dalam proses penyusutan arsip, dan upaya apa yang dilakukan

oleh Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam

64

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 052 Tahun 2006 (Jakarta, 2006),

h. 179–81.

Page 73: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

59

penerapan Jadwal Retensi Arsip sebagai pelaksanaan kegiatan penyusutan.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut:

1. Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Proses Penyusutan Arsip di

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Seluruh kegiatan penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral sudah berpedoman dengan Jadwal

Retensi Arsip. Hal ini juga dilakukan dalam ketetapan yang disahkan oleh

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Secara

khusus telah melaksanakan kegiatan penyusutan arsip untuk mewujudkan

ketertiban pelaksanaan dan menyelamatkan arsip sebagai bahan bukti

penyelenggaraan instansi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dilanjutkan mengenai pedoman yang digunakan dalam kegiatan penyusutan

arsip yaitu Jadwal Retensi Arsip. Hal ini ditunjukkan dengan wawancara

oleh informan EN adalah sebagai berikut:

“Iya benar, di sini sudah menggunakan JRA sebagai pedoman

penyusutan arsip dan sudah diterapkan juga di setiap unit sesuai

dengan tugas dan fungsinya.”65

Hal yang sama juga dikatakan oleh informan ER dalam wawancara:

“Iya kita sudah menerapkan JRA sejak dulu ya, karena JRA merupakan

pedoman wajib yang harus dimiliki setiap instansi untuk melihat nilai

guna arsip. Kalau tidak menerapkan JRA sudah kacau balau pasti

mbak.”66

Sedangkan informan TS berpendapat bahwa mereka telah

melaksanakan kegiatan penyusutan sesuai dengan pedoman JRA, tetapi

65

Eni Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018). 66

Eka Runnie, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018).

Page 74: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

60

pelaksanaannya belum dilakukan secara optimal karena salah satu faktor

yang ada dilingkungan Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral yaitu sumber daya manusia yang kurang memadai. Menjadi

seorang tenaga arsip dengan latar belakang pendidikan yang bukan dari

kearsipan memang menjadi persoalan. Berikut hasil wawancara dengan

informan TS:

“Hmmm begini, kalau masalah sudah diterapkan atau belum jelas saja

kita sudah menerapkan, tetapi ya belum dilakukan secara optimal gitu

karena SDM yang ada disini banyak sekali yang memiliki latar

belakang pendidikan non kearsipan, karena dengan hal ini sangat

mempengaruhi Sistem Tata Kearsipan yang sudah ada, terutama ya

ini..penerapan JRA ini”67

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan EN dan ER, Unit Pusat

Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah menerapkan

Jadwal Retensi Arsip sebagai pedoman dalam kegiatan penyusutan arsip.

Hal ini selaras dengan Sedarmayanti yang mengatakan, Jadwal Retensi

Arsip merupakan suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh

sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.68

Namun berdasarkan

hasil wawancara dengan informan TS penerapan JRA belum dilakukan

secara optimal karena SDM yang kurang memadai sehingga kesulitan dalam

memahami isi dari JRA itu sendiri. Penulis menyimpulkan bahwa penerapan

JRA ini belum dilakukan secara optimal bukan karena SDM yang kurang

memadai saja tetapi karena faktor dalam sosialisasi juga belum dilakukan

secara optimal. Karena dari pernyataan TS komunikasi menjadi hal penting

dalam menentukan keberhasilan suatu penerapan kebijakan.

67

Tukiran Heru Susanto, Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018). 68

Sedarmayanti, Tata Kearsipan, 2015, h. 86.

Page 75: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

61

Dalam hal ini penulis juga menanyakan bagaimana pimpinan dalam

melakukan kegiatan sosialisasi mengenai JRA. Berikut hasil wawancara

dengan informan EN dan ER yang memberikan pemaparan yang serupa.

“Kalau untuk sosialisasi si ya standar mbak, dari semua unit kerja kita

dikumpulkan untuk mengikuti rapat misal perihal apa gitu yaa.. contoh

JRA. Nah kita datang tuh ke rapat ini, untuk melihat paparan

bagaimana cara menerapkan JRA. Kelihatannya sih kalo lagi

sosialisasi semua mengerti tapi begitu terjun langsung suka masih

kebingungan mbak.”69

Berdasarkan hasil wawancara diatas dalam menerapkan kebijakan harus

memiliki cara yang baik dalam melakukan kegiatan salah satunya dalam

sosialisasi. Penerapan kebijakan adalah suatu perbuatan mempraktekkan

suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk

suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang

telah terencana dan tersusun sebelumnya. Karena penerapan kebijakan ini

sangat memiliki pengaruh terhadap penilaian atas dampak dari suatu

kebijakan. Dapat disimpulkan berdasarkan wawancara dengan TS bahwa

kegiatan sosialisasi/komunikasi menjadi faktor paling penting untuk dapat

menentukan keberhasilan suatu penerapan kebijakan. Hal ini selaras dengan

teori George C. Edward dalam Subarsono mengenai komunikasi, bahwa

keberhasilan penerapan kebijakan menjadikan agar implementor

mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana dasar tujuan dan sasaran

kebijakan harus direalisasikan kepada kelompok sasaran, sehingga akan

mengurangi ketidaksempurnaan dalam penerapan suatu kebijakan.70

69

Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral; Runnie, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral. Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018). 70

AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi), h. 90–92.

Page 76: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

62

Selain menerapkan komunikasi pada dasarnya dalam melakukan

penerapan kebijakan seperti Jadwal Retensi Arsip harus sesuai dengan

undang-undang sebagai dasar hukum. Dasar hukum dalam penerapan

Jadwal Retensi Arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral adalah Undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 052 Tahun

2006 tentang Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral. Hal ini dibuktikan berdasarkan wawancara dengan

informan TS bahwa:

“Jelas dasar hukum yang kita gunakan dalam hal ini ada 2. Pertama,

Undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Kedua,

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 052 Tahun

2006 tentang Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral. Dua dasar hukum itu kan sudah

menjadi aturan pokoknya ya”71

Hal ini hampir sama seperti yang dikatakan informan EN dalam wawancara,

bahwa:

“Ya ada mbak undang-undang tentang kearsipan itu kan jadi prosedur

hukum juga itungan nya.. yang No. 43 Tahun 2009.”72

Hal yang berbeda dikatakan oleh informan ER dalam wawancara yaitu:

“Ada dong jelas ada, kalau menurut saya ya meminta persetujuan

ANRI gitu ya itu sudah termasuk ke prosedur hukum itu. kalau kita ga

ikutin yang begitu bahaya sih.”73

71

Susanto, Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Wawancara. 72

Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral. Wawancara. 73

Runnie, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Wawancara.

Page 77: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

63

Berdasarkan jawaban ketiga informan di atas, dapat disimpulkan

bahwa sudah memahami adanya dasar hukum dalam menerapkan Jadwal

Retensi Arsip. Hal ini selaras dengan Sauki, apabila dilihat dari aspek

hukum, terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya:

1. Ketentuan hukum yang mengatur bidang kearsipan. Dalam hal ini dapat

disebutkan antara lain : UU Nomor 7 / 1971, PP Nomor 34 / 1979 dan

Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor 0l/SE/1981 dan Nomor

02/SE/ 1983, termasuk UU Nomor 8 / 1997 tentang Dokumen

Perusahaan;

2. Ketentuan yang mengatur bidang operasional instansi/perusahaan/

lembaga pencipta arsip. Setiap naskah dinas sebagai unsur pokok arsip,

pada prinsipnya adalah konfidensial. Artinya harus mengikuti ketentuan

hukum yang mengatur keberadaan dan cara kerja

instansi/perusahaan/lembaga pencipta arsipnya. Beberapa produk

hukum tentu akan menyangkut ketentuan bagaimana sesuatu naskah

dinas itu harus dikelola untuk menjamin akuntabilitas kegiatannya;

3. Ketentuan hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan lain, namun

mengikat cara sesuatu instansi/ perusahaan memperlakukan arsipnya.

Dalam hal ini dapat disebutkan antara lain Undang- undang Hukum

Dagang (KUHD), Hukum Pidana, Hukum Perdata, ISO 9000, dan

kontrak-kontrak kerja/ business contract yang menyangkut hal-hal

khusus.74

74

Hardiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip,‖ h. 4.

Page 78: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

64

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan pada pasal 48

bahwa Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,

serta BUMN dan/atau BUMD wajib memiliki JRA. Dengan demikian,

penyusutan arsip harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku.75

Hal ini berarti penyusutan arsip merupakan kewajiban yang

harus dilaksanakan dengan tanggung jawab hukum yang jelas. Terutama

dalam keberadaan JRA itu sendiri yang merupakan pedoman kerja bagi

arsiparis secara fungsional menjadi bagian dari struktur organisasi

pencipta arsip yang bersangkutan. Hal yang mendasari kita tidak

mengimplementasikan JRA yaitu karena tidak mengetahui dasar hukum

dan peraturan perundang-undangan yang sudah dibuat oleh pemerintah

mengenai kearsipan.

Seiring dengan meningkatnya kegiatan admiristrasi di Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral maka volume arsip yang diciptakan juga

ikut terus meningkat dan memerlukan kegiatan penyusutan agar arsip tidak

menumpuk. Unit Pusat Arsip sebagai Depot Arsip Pusat bertanggungjawab

pada penyusutan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada

tahap penyusutan ini arsip tidak lagi digunakan dalam kegiatan keseharian.

Apabila arsip ini tidak diolah dan terus menerus disimpan maka akan

menumpuk dan menghambat proses penemuan kembali. Oleh sebab itu,

penyusutan perlu dilakukan guna menyeimbangkan volume arsip yang terus

bertambah sebagai upaya penyelamatan dan pemanfaatan informasi dalam

75

Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan

Undang-undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan,‖ n.d.,

http://www.anri.go.id/assets/download/58PP-No-28-Tahun-2012-tentang-Pelaksanaan-UU-No-43-

Tahun-2009.pdf.

Page 79: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

65

meningkatkan daya guna administrasi dan penyelamatan bahan bukti

pertanggungjawaban nasional.

Arsip inaktif yang diterima oleh Unit Pusat Arsip tidak semuanya

dalam keadaan teratur atau tertib dari Unit Kerja di lingkungan Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral, melainkan banyak arsip yang masih

kacau dan tercampur. Kondisi arsip yang kacau dan tidak terawat dengan

baik dibuktikan dengan kenyataan arsip tersebut yang dimasukan ke dalam

karung sehingga arsip tidak tertata rapih bahkan hampir rusak terkena

jamur, serangga, dan bekas noda air. Dalam hal ini diperlukan kegiatan

penyusutan. Hal ini penulis lakukan wawancara dengan informan TS:

“Tahap penyusutan di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral itu sendiri ada dua tahapan ya.. pemusnahan,

dan penyerahan. Nah disini kita melihat JRA apabila arsip tersebut

harus dimusnahkan..ya dimusnahkan. Dan apabila telah habis masa

retensi nya akan dilakukan penyerahan ke ANRI apabila memiliki nilai

kebangsaan.”76

Hal yang sama dikatakan oleh informan EN:

“Penyusutan ya.. kalau di pedoman yang kita gunakan gitu ya mbak

ada 3 tahapan yaitu pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan.

Pemindahan ya pemindahan dari setiap unit pengolah gitu ya..pindah

kesini, abis itu pemusnahan apabila sudah dilihat sesuai JRA gitu

ya..nah arsip itu sekiranya dimusnahkan ya dimusnahkan. Kemudian

apabila arsip tersebut bernilai permanen maka kita serahkan ke ANRI

pihak yang berwenang menyimpan arsip jenis statis. Tapi kalau disini

cuma 2 yang dilakukan, pemusnahan dan penyerahan.”77

Dari kutipan wawancara tersebut menunjukkan kegiatan penyusutan

telah dilakukan. Sebagai organisasi negara maka pedoman yang dijadikan

acuan kegiatan penyusutan adalah Undang-Undang Kearsipan mengenai

76

Susanto, Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Wawancara.

(Tangerang, 27 Agustus 2018). 77

Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral. Wawancara. (Tangerang, 27 Agustus 2018).

Page 80: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

66

Penyusutan arsip dan Peraturan Menteri No. 052 Tahun 2006 tentang Tata

Persuratan dan Dinas Kearsipan. Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi kegiatan penyusutan yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah selaras dengan

Undang-Undang No.43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan bahwa kegiatan

pengurangan arsip dengan cara:

a) Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;

b) Pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak

memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c) Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga

kearsipan.78

Pelaksanaan penyusutan tanpa berpedoman dengan JRA akan membuat

arsiparis kebingungan dalam menentukan arsip mana yang akan musnah dan

arsip mana yang akan simpan permanen. Arsip yang masa retensinya sudah

habis akan dinilai kembali, apakah arsip tersebut akan dimusnahkan atau

disimpan permanen. Arsip yang musnah akan dilakukan penilaian, seberapa

banyak volume arsip yang akan dimusnahkan. Dalam kegiatan pemusnahan

akan dibuat tim pelaksana terlebih dahulu yang bertugas dalam pemusnahan

arsip dan membuat surat kuasa/perjanjian dari pimpinan unit kerja untuk

dilakukan pemusnahan, sehingga dalam kegiatan ini diperlukan saksi seperti

pimpinan, sekretaris, dan saksi dari badan hukum, serta tim pelaksana

pemusnahan arsip.

Berdasarkan hasil observasi pemusnahan arsip yang dilakukan oleh

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu

78

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h.

32–33.

Page 81: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

67

dengan cara dibakar, dicacah, dan dilebur. Kriteria arsip yang dicacah

adalah arsip yang memiliki masa retensi 2 tahun yang jumlah volumenya

masih bisa dijangkau untuk melakukan pemusnahan sendiri yang dilakukan

oleh pihak berwenang di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral. Sedangkan kriteria arsip yang dibakar dan dilebur adalah

arsip yang memiliki masa retensi 5 tahun yang bernilai guna hukum,

informasi, dan teknologi, serta arsip yang memiliki masa retensi 10 tahun

yang bernilai guna pertanggungjawaban catatan keuangan, bukti

pembukuan, dan data pendukung administrasi keuangan yang merupakan

bagian dari bukti pembukuan sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi

maupun bentuknya. Untuk jumlah arsip yang cukup banyak dan tidak

mungkin untuk dibakar atau dilebur sendiri tentu harus melalui pihak ketiga.

Pihak ketiga biasanya dimusnahkan di pabrik kertas tetapi harus dengan

perjanjian di atas materai. Dalam pelaksanaan pemusnahan saksi wajib

untuk menyaksikan prosesnya, sehingga pemusnahan arsip yang dilakukan

benar-benar terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur.

Selain menerapkan undang- undang sebagai dasar hukum dalam

pelaksanaan kegiatan penyusutan arsip hal ini juga dibuktikan bahwa dalam

pelaksanaan pemusnahan dan penyerahan arsip, berdasarkan hasil observasi

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah

menerapkan Jadwal Retensi Arsip. Terbukti dalam pelaksanaan pencacahan

arsip tekstual keuangan, kepegawaian, dan naskah-naskah dalam bentuk

apapun (seperti; surat, formulir, laporan, gambar, microforms, input/output

komputer). Dan tercatat dalam Berita Acara Pemusnahan Arsip Surplus

Page 82: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

68

Kopi dan Non Arsip Nomor: 03 BA/04/SJU/2012 yang sudah tidak dapat

dipakai dan tidak mempunyai nilai fungsi guna untuk dapat dihapuskan

dengan cara penghancuran yang dilakukan di pabrik kertas. Hal ini sudah

sesuai dalam Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Keuangan Departemen

Pertambangan dan Energi Nomor: 1910. K/042/M. PE/ 1995. Selain

pemusnahan, Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral juga sudah melakukan penyerahan arsip kepada ANRI, hal ini

terbukti dalam Berita Acara Penyerahan Arsip – arsip Dienst Van

Mijnwezen. Arsip yang diserahkan ke ANRI merupakan arsip yang

memiliki nilai guna kebangsaan dan memiliki nilai guna sebagai bahan

pertanggungjawaban nasional, tetapi sudah tidak diperlukan lagi untuk

penyelenggaraan administrasi sehari-hari dan juga setelah melampaui

jangka waktu penyimpanannya. Dalam rangka penyerahan arsip statis ke

ANRI prosedur yang dilakukan terlebih dahulu yaitu melakukan

pemeriksaan dan penilaian arsip, sekalipun pemeriksaan dan penilaian arsip

telah dilaksanakan oleh masing-masing instansi, tetapi dalam kegiatan

penyerahan arsip statis perlu diadakan penilaian kembali oleh ANRI.

Kemudian membuat Daftar Arsip yang akan diserahkan, setelah diadakan

penilaian terhadap Daftar Penyerahan Arsip (DPA) tersebut dan telah

disetujui ANRI untuk diserahkan, lalu dibuat berita Acara penyerahan

Arsip. Pelaksanaan penyerahan arsip statis, selain dilakukan

penandatanganan Berita Acara pejabat dari ANRI dan pejabat yang

berwenang, juga diserahkan Daftar Pertelaan arsip beserta arsip yang

diserahkan. Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Page 83: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

69

melaksanaan kegiatan penyusutan setiap satu tahun sekali tepatnya

dilakukan pada saat akhir tahun antara bulan kesepuluh sampai bulan ke

duabelas.

2. Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

dalam Mengatasi Hambatan Penerapan JRA dalam Proses Penyusutan

Arsip

Jadwal Retensi Arsip seharusnya sudah bisa diterapkan dengan baik oleh

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengingat

bahwa Jadwal Retensi Arsip adalah peraturan yang disahkan untuk diterapkan

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan penyusutan. Berdasarkan hasil

observasi, dalam menerapkan Jadwal Retensi Arsip masih terdapat hambatan

yang ditemukan beberapa diantaranya yaitu, masih kurangnya Sumber Daya

Manusia yang memahami mengenai Jadwal Retensi Arsip karena kebanyakan

SDM yang berlatar belakang non kearsipan, dan masih kurangnya sarana dan

prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan kegiatan penyusutan. Adapun

upaya mengatasinya antara lain:

1. Sumber Daya Manusia

Ketidakpahaman arsiparis mengenai Jadwal Retensi Arsip adalah

hambatan awal dalam penerapan Jadwal Retensi Arsip. Jadwal Retensi

Arsip yang disahkan sebagai pedoman berupa buku yang berisi daftar

masa retensi arsip, masa aktif arsip, masa inaktif arsip, dan tindakan yang

dilakukan ketika masa retensi telah habis. Tidak semua orang bisa

memahami yang terkandung di dalam isi JRA tersebut, kecuali orang yang

memiliki kualifikasi dalam menangani arsip, misalnya yang telah

Page 84: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

70

mendapat pendidikan kearsipan dan orang-orang yang memiliki latar

belakang pendidikan kearsipan. Hal ini sudah diminimalisir oleh Unit

Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan

mensosialisasikan Jadwal Retensi Arsip ke setiap unit kerja. Tetapi

permasalahannya terletak pada ketidak sadaran atas arsip yang memiliki

nilai guna dan tidak ada yang bertanggung jawab khusus mengenai

pengelolaan arsip di Subag Kearsipan, sehingga sosialisasi ini tidak tepat

sasaran dan tidak direalisasikan secara optimal. Hal ini terlihat dari

wawancara dengan informan EN yang mengatakan bahwa:

“Ya gimana mbak emang kalau bukan yang benar-benar paham

dengan kearsipan pasti akan bingung melihat buku JRA tersebut,

nah karena itu harus butuh sosialisasi dan usaha yang maksimal

dari kita ke setiap unit kerja. Tapi ya, kembali lagi ke kita masing-

masing mbak sepeduli apa dengan arsip yang kita miliki.”79

Sejauh ini Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral yang pernah mereka lakukan untuk mensosialisasikan JRA adalah

mengadakan rapat yang dihadiri oleh masing-masing unit kerja. Hal ini

juga selaras dengan informan TS yang berpendapat bahwa hambatan yang

dihadapi adalah SDM yang berada di luar Bagian Arsip dan kurangnya

sosialisasi secara optimal mengenai pentingnya JRA sebagai kepentingan

bersama. Hal ini dikatakan dalam wawancara oleh TS bahwa:

“Yaa memang SDM di sini belum memadai baik latar belakang

pendidikannya maupun jumlah SDMnya itu sendiri, seperti diunit

pusat arsip ini saja yang seharusnya arsiparis idealnya berjumlah

40orang disini hanya ada 17orang begitu juga tidak di semua

teknis memiliki arsiparis seperti unit direktorat ketenagalistrikan

saat ini tidak memiliki arsiparis baik ahli maupun terampil, kalau

79

Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral. Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018).

Page 85: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

71

di setiap unit sudah memiliki arsiparis tentu saja kita tidak akan

keteteran…karena banyak sekali itu arsip yang seharusnya sudah

dipindahkan kesini ternyata belum, ya jadi kerjaan kita juga jadi

menumpuk. Diluar itu ya yang menjadi hambatan sarananya

ya..pasti ada saja yang kurang”80

Berdasarkan hasil wawancara diatas, hal tersebut disebabkan

karena terjadi penumpukan tugas kepada Bagian Arsip mengenai

penanganan arsip inaktif, seharusnya hal ini tidak terjadi apabila

manajemen kearsipan benar-benar diterapkan dari mulai penciptaan

sampai penyusutan sehingga terciptanya siklus hidup arsip yang lancar dan

Bagian Arsip tidak hanya menjadi gudang arsip melainkan benar-benar

menampung arsip yang memiliki nilai guna yang tinggi untuk keperluan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dan kurangnya jumlah

arsiparis yang tersedia di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral menyebabkan tumpang tindih tugas arsiparis yang

tidak diimbangi dengan jumlah SDM yang tersedia. Bukan hanya perihal

sosialisasi yang menjadi hambatan dalam menerapkan JRA, tetapi

kesalahan human error juga sering terjadi. Hal ini di utarakan oleh

informan ER dalam wawancara bahwa:

“Hambatan ya..kalo hambatan sih mbak pasti selalu ada ga dalam

penerapan JRA aja ya, semua kegiatan pasti punya hambatan.

Tapi hambatan itu pada dasarnya bisa di minimalisir. Hambatan

yang sering terjadi ya pasti human error sih mbak hehe apa lagi

seperti kita gini ya yang sudah tua pasti banyak errornya…81

80

Susanto, Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Wawancara

(Tangerang, 27 Agustus 2018). 81

Runnie, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018).

Page 86: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

72

Dalam hal ini penulis juga menanyakan bagaimana upaya yang

dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. Berikut hasil wawancara

dengan informan TS:

“Upayanya satu kita tetap mengusulkan pengrekrutan pegawai

dengan mengangkat tenaga-tenaga profesional di bidang

kearsipan, mengusulkan kegiatan dan angaran. Kegiatan untuk

pengelolaan arsip, penataan, pembenahan, penyusutan,

penyerahan. Mengusulkan kegiatan pembinaan. Karena kita bukan

eksekutor jadi upaya yang dapat dilakukan adalah hanya

mengusulkan.”82

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya

yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan

cara mengusulkan kepada pihak pimpinan agar dilakukan pengrekrutan

pegawai dengan mengangkat tenaga-tenaga professional dibidang

kearsipan. Selain itu memberikan kegiatan pelatihan kepada seluruh SDM,

seperti: diikut sertakan dalam pelatihan BIMTEK, maupun diikut sertakan

dalam diklat ANRI sebagai peningkatan kompetensi. Hal ini sesuai dengan

Undang-undang No. 43 Tahun 2009 Pasal 30 ayat 2 bahwa Lembaga

Kearsipan Nasional melaksanakan pembinaan dan pengembangan arsiparis

melalui upaya:

a. pengadaan arsiparis;

b. pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis melalui

penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan

pelatihan kearsipan;

c. pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis; dan

d. penyediaan jaminan kesehatan dan tunjangan profesi untuk sumber

daya kearsipan.83

82

Susanto, Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, wawancara. 83

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, h.

21–22.

Page 87: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

73

2. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil observasi, selain kurangnya SDM yang memadai,

hambatan yang diraskan oleh pihak Unit Pusat Arsip Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral yaitu mengenai kurangnya fasilitas yang

menunjang jalannya sistem kearsipan salah satunya dalam proses

penyusutan. Faktor lain yang menjadi hambatan yaitu mengenai fasilitas

juga dirasakan oleh informan EN dan ER, keduanya mengatakan hal yang

serupa dalam wawancara:

“Sarana dan prasarana juga kita masih kurang ya mbak, kalau

dalam menerapkan JRA dalam penyusutan sih kita udah. Tapi pas

mau melakukan penyusutan di prosedur pemusnahan gitu ya jadi

hambatan sih..seperti mesin pencacah kita hanya memiliki satu itu

juga jadi hambatan banget tuh mbak karena volume arsip yang

mau dimusnahkan juga kan banyak ya tapi mesinnya cuma ada

satu. Itu yg menyebabkan arsip di sini masih bertumpuk-tumpuk

mbak, kalo dilihat dari besarnya gedung kita sudah sesuai

standar..ya tapi masih ada aja kurangnya. Ada juga tuh boks-boks

yang ga masuk ke lemari atau ga masuk ke roll o’pack karena juga

udah ga muat ya itu hambatan besar juga.”84

Berdasarkan wawancara di atas, kurangnya sarana dan prasarana juga

menjadikan hambatan, kurangnya tempat penyimpanan di Unit Pusat

Arsip menyebabkan penyusutan dari setiap unit-unit kerja menjadi

terkendala sehingga volume arsip juga semakin meningkat. Berdasarkan

hasil observasi, pemusnahan arsip dengan cara dicacah mengalami

hambatan dikarenakan mesin pencacah yang hanya tersedia satu alat,

sedangkan arsip yang disusutkan jumlahnya bertumpuk-tumpuk bahkan

berkarung-karung. Dengan demikian arsip-arsip yang menumpuk juga

84

Nurwianty, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral; Runnie, Arsiparis Ahli Madya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral. Wawancara (Tangerang, 27 Agustus 2018).

Page 88: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

74

membuat arsiparis kewalahan dalam mencari kembali arsip yang

dibutuhkan, serta biaya yang mahal dalam melakukan perawatan arsip

tersebut. Dalam hal pembuatan Peraturan Menteri mengenai Jadwal

Retensi Arsip sudah bagus, tetapi pimpinan tidak memikirkan sarana yang

mendukung untuk pengelolaan arsip itu sendiri. Sehingga pengelolaan

arsip menjadi terkendala terutama dalam kegiatan penyusutan.

Dalam hal ini upaya yang dilakukan yaitu mengusulkan renovasi

ketersediaan ruangan, mengusulkan penyediaan gedung baru, dan

mengusulkan sarana penyimpanan seperti roll o’pack atau lemari arsip,

mesin pencacah, guna mengindari terjadinya penumpukan arsip.

Page 89: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian yang

telah dilakukan pada penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam proses penyusutan

arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan penyusutan arsip Unit Pusat Arsip

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah menerapkan Jadwal

Retensi Arsip hanya saja belum dilakukan secara optimal karena beberapa

hal seperti kurangnya Sumber Daya Manusia yang memahami mengenai

Jadwal Retensi Arsip dan masih kurangnya sarana dan prasarana yang

menunjang dalam pelaksanaan kegiatan penyusutan arsip.

2. Upaya yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dalam mengatasi hambatan yaitu dengan

mengusulkan. Seperti mengusulkan pengrekrutan pegawai dengan

mengangkat tenaga-tenaga profesional di bidang kearsipan, mengusulkan

kegiatan dan anggaran. Kegiatan untuk pengelolaan arsip, penataan,

pembenahan, penyusutan, penyerahan. Dan mengusulkan kegiatan

pembinaan. Akan tetapi, pengusulan-pengusulan tersebut masih belum

sepenuhnya ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang.

Page 90: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

76

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis akan

menyampaikan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan

bagi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun

saran-saran dari penulis sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral belum berjalan secara optimal karena masih terdapat

hambatan diantaranya kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memadai. Oleh karena itu, sebaiknya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral melakukan pengrekrutan SDM yang lebih

berkompeten dalam bidang kearsipan. Selain itu terdapat kekurangan sarana

dan prasarana yang menunjang pelaksanaan penyusutan arsip, oleh karena

itu sebaiknya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral melakukan pengusulan penambahan sarana dan prasarana seperti,

renovasi ketersediaan ruangan, penyediaan gedung baru, dan sarana

penyimpanan seperti lemari arsip, roll o’pack, dan mesin pencacah.

2. Pengusulan-pengusulan yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mengatasi hambatannya masih

belum sepenuhnya ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang, oleh karena

itu sebaiknya pimpinan Unit Pusat Arsip lebih menekankan kepada pihak

yang bewenang agar usulan-usulan yang sudah diajukan dapat direalisasikan

sehingga kegiatan penyusutan arsip dapat berjalan dengan baik.

Page 91: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

77

DAFTAR PUSTAKA

AG. Subarsono. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Anon Mirmani. Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.

Ardhillah, Nurul, dan Durinta Puspasari. ―Analisis Metode Retensi Arsip Dalam

Upaya Memperlancar Pelayanan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar

Sidoarjo.‖ Jurnal Administrasi Perkantoran (JAP). Vol. 4, no. 3 (2016).

Arizola, Oktarino, dan Elva Rahmah. ―Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) di

Kantor Wali Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat.‖ Jurnal Ilmu

Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 2, no. 2 (2014): 3.

Arsip Nasional Republik Indonesia. Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta: ANRI,

2002.

Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2007.

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.

Dedi Supriyadi. Pokonya Kualiatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya, 2002.

Emzir. Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Gama Media,

2011.

Gunarto, Imam, dan Dwi Mudalsih. Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip. 4 ed.

Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013.

Gunawan, Imam. Manajemen Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara, 2013.

Hardiwardoyo, Sauki. ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip.‖ Suara Badar IV,

2002.

http://bapersip.jatimprov.go.id/images/artikel/Merumuskan%20Jadwal%2

0Retensi%20Arsip.pdf.

Indonesia. ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2015 Tentang Jadwal Retensi Arsip.‖ ANRI, 2015.

https://anri.go.id/jdih/peraturan/Perka_47_2015_ANRI.pdf.

Page 92: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

78

———. ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan,‖ n.d.

http://www.anri.go.id/assets/download/58PP-No-28-Tahun-2012-tentang-

Pelaksanaan-UU-No-43-Tahun-2009.pdf.

———. ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang

Kearsipan,‖ 2012.

———. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang

Kearsipan (2009). https://www.anri.go.id/assets/download/87Nomor-43-

Tahun-2009-Tentang-Kearsipan.pdf.

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press,

1999.

Iwhiwhu, Enemute Basil. ―Management of Records in Nigerian Universities:

Problems and Prospects.‖ The Electronic Library 23, no. 3 (2005): 345–

55.

Martono, Boedi. Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen

Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011.

Monanta, John C. ―What a Records Retention Schedule Is and Why You Need

One.‖ Overland Park: Information Management. Vol. 50, no. 2 (2016).

Mustari, dan Irawan. Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip. Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009.

Narbuko, Cholid, dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 052 Tahun 2006.

Jakarta, 2006.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2002.

Ramanda, Rulli Susfa, dan Sri Indrahti. ―Analisis Pengelolaan Arsip Inaktif

Terhadap Temu Kembali Arsip di Pusat Arsip (Record Center) Politeknik

Negeri Semarang.‖ Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol. 4, no. 3 (2015).

S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.

Saiman. Manajemen Sekretaris. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Page 93: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

79

Sedarmayanti. Tata Kearsipan. Bandung: Mandar Maju, 2015.

———. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung:

Mandar Maju, 2003.

Sibali, Nawawi Dg. ―Penerapan Sistem Kearsipan Pada Kantor Arsip Darah

Kabupaten Kutai Barat.‖ Jurnal EKSIS. Vol. 6, no. 2 (2010): 1440–1605.

Smith, Judith Read, Mary Lea Ginn, dan Norman F. Kallaus. Record

Management. USA: South Westrn: Cincinnati, 2002.

Sujono. Materi Pokok Penilaian dan Penyusutan Arsip. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2007.

Sujono. Manajemen Arsip Inaktif. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.

Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan

Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2003.

Supastiwi, Zita Asih. ―Konsep Dasar Penyusutan Arsip.‖ Universitas Terbuka,

2014. http://repository.ut.ac.id/4145/1/ASIP4402-M1.pdf.

Wijaya, Recki Ari, Bambang Budi Wiyono, dan Ibrahim Bafada. ―Pengelolaan

Kearsipan.‖ Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Vol. 1, no. 2

(2018).

Wursanto, Ignatius. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Yanti, Rani Nova, dan Malta Nelisa. ―Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di

Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Provinsi Sumatera Barat.‖ Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Kearsipan. Vol. 3, no. 1 (2014).

Page 94: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 95: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

Lampiran 1

1. Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Keuangan

Page 96: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

2. Berita Acara Pemusnahan

Page 97: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 98: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 99: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

3. Berita Acara Penyerahan

Page 100: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

4. Kondisi Arsip Sebelum Dipilah

5. Mesin Pencacah

Page 101: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

6. Ruang Penyimpanan Menggunakan roll o’pack dan Ruang Penyimpanan

Menggunakan Rak

Page 102: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

Lampiran 2

1. Wawancara dengan Informan I (Bapak Tukiran Heru Susanto)

2. Wawancara dengan Informan II (Ibu Eny Nurwiyanti)

3. Wawancara dengan Informan III (Ibu Eka Runnie)

Page 103: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

Lampiran 3

Page 104: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 105: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 106: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 107: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 108: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 109: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 110: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 111: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 112: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 113: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 114: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 115: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 116: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 117: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 118: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 119: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan
Page 120: PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PROSES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42327/1/Fulltext.pdf · i ABSTRAK Martani Pudyastuty (NIM. 11140251000030).Penerapan

BIODATA PENULIS

MARTANI PUDYASTUTY. Lahir di Jakarta,

27 November 1996, anak bungsu dari tiga

bersaudara pasangan Alm. Bapak Tri Sanjaya

dan Ibu Nurhayati. Bertempat tinggal di Jalan

Muhasyim Gang Sate 1, No. 33E

RT.04/RW.01, , Kel. Larangan Indah, Kec.

Larangan, Kota Tangerang, Banten. Pendidikan

yang pernah ditempuh penulis antara lain: SDN Kreo 06 Tangerang

(2002-2008). Kemudian melanjutkan di SMP YMIK Jakarta Barat

(2008-2011) dan melanjutkan di SMAN 101 Jakarta Barat (2011-

2014). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Strata I

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab

dan Humaniora Program Studi Ilmu Perpustakaan. Dan

menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul

“Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Proses Penyusutan Arsip di

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.”

Semasa kuliah penulis pernah mengikuti organisasi Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai anggota Divisi Komunikasi dan

Informasi Periode 2015 dan Sekretaris Divisi Kemahasiswaan Periode

2016. Penulis pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada

tahun 2017 selama satu bulan, dan pada tahun yang sama penulis juga

menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Batok, Kec.

Tenjo, Kab. Bogor selama satu bulan.