10
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65 56 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PROTOTYPE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BUSANA SAFARI PADA SISWA KELAS XI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 BLITAR Ika Purnamasari Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Ratna Suhartini Dosen Pembimbing Skripsi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Penerapan model pembelajaran langsung dengan media prototype dirancang khusus untuk membantu siswa untuk belajar pengetahuan dan kompetensi dasar yang diajarkan langkah demi langkah tetapi hasilnya dalam Aktifitas belajar siswa yang kurang maksimal dan kurangnya motivasi dalam menjahit busana safari. Pemahaman dan ketrampilan siswa kelas XI Tata Busana pada tahun 2013/2014mencapai ketuntasan klasikal sebesar 50%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas guru,aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Media Prototype Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menjahit Busana Safari Pada Siswa Kelas XI Tata Busana di SMKN 3 Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan dalam tiga siklus.Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XI Tata Busana tahun akademik 2014/2015sebanyak 34 orang.Objek penelitiannya adalah model pembelajaran langsung dengan media prototype.Metode Pengumpulan Data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan tes, dengan Instrument penelitian yaitu lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru, lembar tes yang terdiri dari lembar tes tertulis dan lembar tes kinerja serta hasil belajar siswa baik individu maupun klasikal. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan aktivitas guru pada siklus I dengan persentase 98.6% yang artinya sangat baik, pada siklus II dengan persentase 97.3% yang artinya sangat baik, dan pada siklus III diperoleh dengan persentase 99.3% yang artinya sangat baik . Pada kegiatan Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh persentase 95.5% yang berarti sangat baik, sementara pada siklus II memperoleh persentase 98.9%yang berarti sangat baik dan pada aktivitas siswa siklus III diperoleh persentase 100% yang artinya sangat baik. Ketuntasan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran langsung dengan media prototype telah berhasil dicapai dengan sangat baik, ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI Tata Busana SMKNegeri 3 Blitar secara klaksikal dinyatakan tuntas sebesar 100% yaitu sebanyak 6 siswa yang terlampaui dan 28 siswa tuntas dengan sangat baik sesuai dengan kriteria penilaian yaitu 81% - 100% kategori sangat baik. Kata kunci: Model Pembelajaran Langsung, Media Prototype, Aktivitas dan Hasil Belajar Menjahit Busana Safari Abstract The application of directly with prototype kind of classroom media specially designed to help students to learn basic knowledge and competence taught step by step but the results in activities that less than maximum student learning and lack of motivation in sewing fashion safari. Understanding and skill of a student of class xi fashion in 2013 / 2014 reached ketuntasan klasikal of 50 % . This study attempts to increasing the activity of teachers , the activity of students and learning outcomes students by applying the application of direct prototype kind of classroom with the media to improve learning outcomes sew fashion on the kids safari class xi fashion in Smkn 3 Blitar. The kind of research used is research the act of class ( ptk ) that has been done in the three cycles.A subject in this research is xi class fashion academic year 2014 / 2015 34 people.The object of his research is a model of learning directly with media prototype. The collection method used in this research is observation and the test research with instrument namely sheets

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Prototype Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menjahit  Busana Safari Pada  Siswa Kelas XI Tata Busana  di SMK Negeri 3 Blitar 

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : IKA PURNAMASARI

Citation preview

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    56

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PROTOTYPEUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BUSANA SAFARI PADA

    SISWA KELAS XI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 BLITAR

    Ika PurnamasariMahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

    [email protected] Suhartini

    Dosen Pembimbing Skripsi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri [email protected]

    AbstrakPenerapan model pembelajaran langsung dengan media prototype dirancang khusus untuk

    membantu siswa untuk belajar pengetahuan dan kompetensi dasar yang diajarkan langkah demilangkah tetapi hasilnya dalam Aktifitas belajar siswa yang kurang maksimal dan kurangnyamotivasi dalam menjahit busana safari. Pemahaman dan ketrampilan siswa kelas XI Tata Busanapada tahun 2013/2014mencapai ketuntasan klasikal sebesar 50%. Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan aktivitas guru,aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan PenerapanModel Pembelajaran Langsung dengan Media Prototype Untuk Meningkatkan Hasil BelajarMenjahit Busana Safari Pada Siswa Kelas XI Tata Busana di SMKN 3 Blitar. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan dalam tigasiklus.Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XI Tata Busana tahun akademik2014/2015sebanyak 34 orang.Objek penelitiannya adalah model pembelajaran langsung denganmedia prototype.Metode Pengumpulan Data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasidan tes, dengan Instrument penelitian yaitu lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajarsiswa dan aktivitas guru, lembar tes yang terdiri dari lembar tes tertulis dan lembar tes kinerja sertahasil belajar siswa baik individu maupun klasikal. Metode analisis data yang digunakan adalahanalisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatanaktivitas guru pada siklus I dengan persentase 98.6% yang artinya sangat baik, pada siklus IIdengan persentase 97.3% yang artinya sangat baik, dan pada siklus III diperoleh dengan persentase99.3% yang artinya sangat baik . Pada kegiatan Aktivitas siswa pada siklus I memperolehpersentase 95.5% yang berarti sangat baik, sementara pada siklus II memperoleh persentase98.9%yang berarti sangat baik dan pada aktivitas siswa siklus III diperoleh persentase 100% yangartinya sangat baik. Ketuntasan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaranlangsung dengan media prototype telah berhasil dicapai dengan sangat baik, ketuntasan hasilbelajar siswa kelas XI Tata Busana SMKNegeri 3 Blitar secara klaksikal dinyatakan tuntas sebesar100% yaitu sebanyak 6 siswa yang terlampaui dan 28 siswa tuntas dengan sangat baik sesuaidengan kriteria penilaian yaitu 81% - 100% kategori sangat baik.Kata kunci: Model Pembelajaran Langsung, Media Prototype, Aktivitas dan Hasil Belajar

    Menjahit Busana Safari

    AbstractThe application of directly with prototype kind of classroom media specially designed to

    help students to learn basic knowledge and competence taught step by step but the results inactivities that less than maximum student learning and lack of motivation in sewing fashion safari.Understanding and skill of a student of class xi fashion in 2013 / 2014 reached ketuntasan klasikalof 50 % . This study attempts to increasing the activity of teachers , the activity of students andlearning outcomes students by applying the application of direct prototype kind of classroom withthe media to improve learning outcomes sew fashion on the kids safari class xi fashion in Smkn 3Blitar. The kind of research used is research the act of class ( ptk ) that has been done in the threecycles.A subject in this research is xi class fashion academic year 2014 / 2015 34 people.Theobject of his research is a model of learning directly with media prototype. The collection methodused in this research is observation and the test research with instrument namely sheets

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    57

    observation for observation of activity learning activity students and teachers sheets test composedof sheets a written test and test sheets performance and the result of good learning studentsindividual and klasikal. Analysis methods used are descriptive of quantitative analysis by thepercentage. This research result indicates that activity cycle activities of teachers from 1 with thepercentage 98.6 % which means very good , in a cycle 2 and the percentage 97.3 % which meansvery good , and in the cycle of 3 obtained by the percentage 99.3 % which means very good .Thework of the students on the activity of cycle 1 get a fractional percent 95.5 % meant somethingvery good , while in the cycle of 2 get a fractional percent 98.9 % meant something very good andupon an activity students cycle 3 obtained the percentage 100 % which means very good. Learningoutcomes the student with the application of direct kind of classroom prototype was reached withthe media has been very well , learning outcomes a student xi fashion of state vocational schools 3blitar in klaksikal expressed complete % that is as many as 6 of about 100 students who exceededand 28 students been solved by very good in accordance with the assessment criteria which is 81% to 100 % category very goodKeyword: Direct Model Of Learning , The Prototype Of The Media , The Activity And The

    Results Of Learning To Sew Fashion Safari

    PENDAHULUANPendidikan merupakan faktor utama dalam

    pembentukkan pribadi manusia.Pendidikan sangatberperan dalam membentuk baik atau buruknyapribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut,pemerintah sangat serius menangani bidangpendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yangbaik diharapkan muncul generasi penerus bangsayang berkualitas dan mampu menyesuaikan diriuntuk hidup bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Keberhasilan pendidikan sangatditentukan oleh suatu proses pembelajaran dimanapembelajaran itu dilakukan oleh seorang guru danmurid.

    SMK Negeri 3 Blitar merupakan salah satulembaga kejuruan yang memiliki 6 programkeahlian, yaitu Program Keahlian Restoran,Program Keahlian Tata Busana, Program KeahlianAkomodasi Perhotelan, Program Keahlian KriaKayu, Program Keahlian Patiseri, ProgramKeahlian Kecantikan Rambut.

    Salah satu program produktif dalamProgram Keahlian Tata Busana di SMK Negeri 3Blitar yaitu kompetensi membuat busana pria, yangterdapat sub kompetesi berupa membuat kemejapria, celana pria dan busana pria safari. Kendalaatau masalah yang ada dalam proses belajarmengajar di SMK Negeri 3 Blitar khususnyajurusan tata busana yang paling menonjol adalahpenerapan pembelajaran langsung yang kurangsesuai dimana di SMK Negeri 3 Blitar Jurusan TataBusana, guru menggunakan pembelajaran langsungnamun tidak terorganisir sesuai dengan tahap-tahappembelajaran langsung sehingga tidak memberimotivasi kepada siswa untuk lebih aktif.Berdasarkan kondisi tersebut diperoleh hasil belajarsiswa pada kompetensi membuat busana priakhususnya busana pria safari pada tahun 2013-2014nilai terendah adalah 70 dan pada tahun 2012-2013nilai terendah adalah 55.Ketuntasan belajar kelaspada tahun 2013-2014 sebesar 50% dan pada tahun2012-2013 sebesar 60%. Berdasarkan kriteria

    belajar secara klasikal yang berlaku di SMK Negeri3 Blitar yaitu kelas dinyatakan tuntas jika mencapaiketuntasan minimum individu sebesar 78 danketuntasan belajar kelas apabila 100% mendapatnilai 78. Berdasarkan hasil tersebut, gurupengajar memberikan bimbingan khusus untuksiswa yang belum tuntas.Kegiatan bimbingankhusus itu diselenggarakan hingga siswadinyatakan tuntas dengan mendapat nilai minimal78 dan ketuntasan belajar kelas mencapai 100%(Berdasarkan wawancara yang di lakukan olehpenulis pada salah satu guru pengajar di SMKNegeri 3 Blitar).

    Terjadinya ketidak tuntasan siswa baiksecara individu maupun kelas disebabkan olehketersediaan media prototype tentang teknikpemasangan interlining, teknik menjahit busanasafari dan teknik penyelesaian busana safari sesuaidengan langkah kerja membuat busana safari yangtidak dibuat secara langkah demi langkah. Sehinggatingkat pemahaman siswa kurang dan munculanggapan bahwa pembuatan busana safari adalahmata pelajaran yang sulit dan mengakibatkan siswatidak menyukai mata pelajaran busana priakhususnya busana safari.

    Kegiatan pembelajaran yangdiselenggarakan di SMK Negeri 3 Blitarmenerapkan model pembelajaran langsung denganmetode ceramah.Media yang digunakan adalahpresentasi power point menggunakan LCD dancontoh busana yang sudah jadi dengan ukurandressform.Pemilihan dan penerapan modelpembelajaran pada dasarnya dimaksudkan agarkegiatan pembelajaran yang diselenggarakan olehguru berlangsung dengan efektif dan efisien dalammencapai tujuan pendidikan.

    Hal tersebut memotivasi peneliti untukmemberikan solusi mengenai proses menjahitbusana pria safari dengan baik dan benar denganmenerapkan pembelajaran langsung dengan mediaprototype. Dengan adanya metode pembelajaranlangsung dengan media prototype diharapkan siswa

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    58

    mencapai ketuntasan belajar yang maksimal sesuaidengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)di SMK Negeri 3 Blitar yaitu diatas 78 danketuntasan belajar kelas mencapai 100. Karenamodel pembelajaran langsung bertujuan untukmembantu siswa belajar ketrampilan danpengetahuan yang dijarkan oleh guru dengan caralangkah demi langkah.

    Dari uraian tersebut, mendorong penelitiuntuk berupaya meningkatkan proses kegiatanpembelajaran pada sub kompetensi pembuatanbusana safari dengan menyusun penelitian berjudulPenerapan Model Pembelajaran Langsung DenganMedia Prototype Untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa Menjahit Busana Safari Pada SiswaKelas XI Tata Busana di SMKN 3 Blitar.

    METODE PENELITIANJenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan berdasarkanrumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingindicapai, yakni dengan pelaksanaan PTK (penelitiantindakan kelas).). Penelitian tindakan kelas berasaldari barat yang dikenal dengan istilah ClassroomAction Research, PTK merupakan suatupencermatan terhadap kegiatan belajar berupasebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan danterjadi dalam sebuah kelas secarabersamaan.Tindakan tersebut diberikan oleh guruatau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa(Arikunto, 2011:3).Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 3Blitar

    2. Waktu EksperimenPenelitian ini dilaksanakan pada bulanDesember 2014 sampai dengan Maret 2015.

    Prosedur PenelitianDalam penelitian ini, guru atau pengajar adalah

    peneliti pada saat kegiatan belajar mengajarberlangsung dikelas. Guru atau Pengajarmelaksanakan tindakan pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran langsung dalam pelaksanaantindakan pada tiap siklus mencakup tahap-tahapsebagai berikut: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaantindakan, (3) Observasi dan evaluasi, (4) Refleksi.Desain Penelitian

    Sebelum mengadakan penelitian sebaiknya dibuat terlebih dahulu rancangan penelitian denganmaksud agar tidak terjadi kesalahan atau hambatandalam proses penelitian. Model Penelitian Tindakanterdiri dari 4 tahap (Arikunto dkk, 2009:16) Padapenelitian ini terbagi menjadi empat tahapan pokokyaitu tahap (1) perencanaan (planning), (2)pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing),(4) tahap refleksi (reflecting).

    Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data adalah suatu

    metode atau cara yang digunakan untukmengumpulkan data dalam suatu penelitian, dimanapengumpulan data ini bertujuan untuk memperolehdata yang dibutuhkan untuk membentuk kenyataandan kenyataan dari objek yang telah ditemukansehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan yangobyektif (Nazir,2005:174). Rencana Metodepengumpulan data dalam penelitian ini adalah:1. Observasi (pengamatan)

    Pada penelitian ini observasi dilakukanuntuk mengamati aktivitas guru dan aktivitassiswa. Aktivitas guru diamati yakni tentangKegiatan Belajar Mengajar (KBM), pengelolaanpembelajaran, dan keterlaksanaan sintaks dalamproses model pembelajaran dalam menjahitbusana safari dengan observer adalah 2 orangguru Tata Busana.

    2. TesTes dalam penelitian ini dilaksanakan

    untuk mengukur kemampuan dan ketrampilansiswa dibuktikan dari hasil belajar siswa. Tesyang digunakan dalam penelitian ini melibatkan2 ranah, yaitu :a. Tulis (Ranah Kognitif)b. Tes Kinerja (Ranah Psikomotor)

    Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah alat yang

    digunakan dalam pengumpulan data penelitian,agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baikdalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematissehingga lebih mudah diolah(Arikunto, 2002:126).Metode Analisis Data

    Menurut Sugiono (2012:244) Analisis dataadalah proses mencari dan mencari secarasistematis data yang di peroleh dari hasilwawancara , catatan lapangan, dan dokumentasi,dengan cara mengorganisasikan data ke dalamkategori, menjabarkan ke dalam unit unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam bola,memilih mana yang penting dan yang akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehinggamudah difahami oleh diri sendiri maupun oranglain.

    Jenis data yang akan diperoleh adalah datakuantitatif dan data kualitatif, data yang diperolehmelalui tes belajar dianalisis secara kuantitatif.Sedangkan data yang diperoleh melalui lembarobservasi dianalisis secara kualitatif.Metodeanalisis data yang digunakan adalah analisisdeskriptif kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka sehingga untuk menghitung rata- rata daridata tersebut menggunakan teknik analisis berupapersentase.

    Dari data berupa angka-angka yang akandiperoleh maka peneliti menggunakan rumusaktifitas guru sebagai berikut:

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    59

    X = Rata-rata aspek yang diamati x 100% Jumlah aspek

    Keterangan:X= Angka penilaian aktivitas guruAktifitas siswa menggunakan rumus sebagai

    berikut:X = siswa yang melakukan aktifitas x 100

    keseluruhanKeterangan:X = Persentase keberhasilan tindakanUntuk memperoleh persentase ketuntasan

    belajar siswa secara individu sebagai berikut :KB = T x 100%

    TKet.KB = Ketuntasan Belajar

    T = jumlah skor yang diperolehT = jumlah skor total

    Ketuntasan secara klasikal dapat dihitungdengan cara :

    HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSMK Negeri 3 Blitar terhadap 34 Siswa kelas XItata busana dalam penerapan model pembelajaranlangsung dengan media prototype untukmeningkatkan hasil belajar pada sub kompetensimenjahit busana safari yang meliputi1. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru, siswa dan

    hasil belajar Didalam Kegiatan BelajarMengajar Siklus 1 Pada materi TeknikPemasangan Lininga. Aktivitas Guru

    Pada aktivitas guru pada siklus 1 denganperolehan nilai yang berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam bentukdiagram aktivitas guru pada siklus 1 dibawah ini:

    5 4.8 5 5

    0123456 Pendahuluan

    Kegiatan Inti

    Kegiatan Akhir

    Peng.Pembelajaran

    Gambar 1. Diagram Batang Perolehan nilairata-rata Aktivitas Guru pada Siklus 1

    Secara keseluruhan nilai yang diperolehdari ke empat aspek yang meliputipendahuluan, kegiatan inti, kegiatan akhirdan pengelolaan pembelajaran memperolehpersentase keterlaksanaan sebesar 98.6%artinya dari kegiatan siklus 1 telahterlaksana dengan Sangat Baik.

    b. Aktifitas Siswa Siklus 1Hasil observasi aktivitas siswa dengan

    menggunakan pembelajaran langsung darisiklus I adalah nilai tertinggi dari masing-masing aspek diperoleh dari aspek kegiataninti mendapat nilai rata-rata sebesar 5artinya sangat baik, aspek pendahuluandengan nilai rata-rata 5 yang artinya sangatbaik, sedangkan dari aspek penutupmendapatkan nilai rata-rata 4 artinya baik.Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkandengan diagram batang seperti berikut:

    5 54

    0123456

    Pendahuluan

    Kegiatan Inti

    Kegiatan Akhir

    Gambar 2. Diagram Batang Perolehan nilairata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus 1Secara keseluruhan nilai yang diperoleh

    dari ketiga aspek yang meliputi aspekpendahuluan, inti dan penutup adalahmemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,6artinya aktivitas siswa pada siklus I telahterlaksana dengan sangat baik

    c. Hasil BelajarHasil belajar siswa dengan penerapan

    pembelajaran langsung dengan mediaprototype pada siklus I menunjukkanketuntasan hasil belajar sesuai denganketentuan ketuntasan belajar yaitu 78. Untuklebih jelasnya perolehan nilai pada masing-masing aspek disajikan dalam bentukdiagram sebagai berikut:

    85%

    15%KBK

    Tuntas

    BelumTercapai

    Gambar 3. Diagram Pie PersentaseKetuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    60

    Pada siklus I siswa yang memperolehnilai 78 - 89 sebanyak 29 siswa dengan totalpersentase sebesar 85%. Dan nilai 0 - 77sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar15%. Sesuai dengan standar ketuntasanminimal kriteria ketuntasan belajar, siswadinyatakan tuntas harus mendapatkan nilai 78 dan ketuntasan belajar secara klasikaladalah 100% dan sekurang-kurangnyaadalah 85%. Berdasarkan data yangdiperoleh pada siklus I ada 5 siswa yangbelum tercapai sehingga tiidak memenuhiketuntasan belajar yang menbcapai 100%sehingga harus diadakan lagi siklusselanjutnya yaitu siklus II agar dapatmemperbaiki nilai yang belum tercapai.

    2. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru, siswa danhasilk belajar Didalam Kegiatan BelajarMengajar Siklus 2 Pada materi Teknik menjahitbusana safari

    Pada pelaksanaan proses belajar mengajarsiklus 2 yakni materi teknik menjahit busanasafari, untuk lebih jelasnya akan dijabarkansebagai berikut:a. Aktivitas Guru

    Aktivitas guru pada siklus 2 denganperolehan nilai yang berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam bentukdiagram aktivitas guru pada siklus 2 dibawah ini:

    5 4.6 5 5

    0123456 Pendahuluan

    Kegiatan Inti

    Kegiatan Akhir

    Gambar 4. Diagram Batang Perolehan nilairata-rata Aktivitas Guru pada Siklus 2Secara keseluruhan nilai yang diperoleh

    dari ke empat aspek yang meliputipendahuluan, kegiatan inti, kegiatan akhirdan pengelolaan pembelajaran memperolehpresentasi keterlaksanaan sebesar 97.3%artinya dari kegiatan siklus 2 telahterlaksana dengan Sangat Baik.

    b. Aktivitas SiswaHasil observasi aktivitas siswa dengan

    menggunakan pembelajaran langsung darisiklus2adalah nilai tertinggi dari masing-masing aspek diperoleh dari aspekpendahuluan dan kegiatan akhir mendapatnilai rata-rata sebesar 5 artinya sangatbaik, sedangkan dari aspek kegiatan intimendapatkan nilai rata-rata 4.9 artinyasangat baik. Berdasarkan tabel diatasdapat digambarkan dengan diagram batangseperti berikut:

    5 4.9 5

    0123456

    PendahuluanKegiatan IntiKegiatan Akhir

    Gambar 5. Diagram Batang Perolehan nilai rata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus 2Secara keseluruhan nilai yang diperoleh

    dari ketiga aspek yang meliputi aspekpendahuluan, inti dan penutup adalahmemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,96artinya aktivitas siswa pada siklus2 telahterlaksana dengan sangat baik

    c. Hasil BelajarTingkat keberhasilan siswa dapat

    diketahui dari tes yang dilaksanakan padatiap siklusnya.Tes hasil belajar siswadigunakan untuk mengetahui ketuntasanhasil belajar siswa.

    94%

    6%KBK

    Tuntas

    Gambar 6. Diagram Pie PersentaseKetuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2Besarnya persentase hasil belajar siswa

    berdasarkan hasil pengamatan dan diagramdiatas pada siklus 2 adalah mengalamiketuntasan belajar yang meningkat. Padasiklus 2 sebanyak 32 siswa dinyatakantuntasdengan persentase 94%.Pencapaianpenilaian terbanyak kegiatan ini adalahdengan rentang nilai 78 - 89, hal inimenunjukkan bahwa 94% siswa sudah aktifdalam kegiatan pembelajaran dengan modelpembelajaran langsung. Dan siswa yangmemperoleh nilai 77 sebanyak 2 siswadengan persentase sebesar 6%. Hasil inisesuai dengan standar ketuntasan minimalkriteria ketuntasan belajar, siswa dinyatakantuntas apabila mendapatkan nilai 78 danketuntasan belajar secara klasikal adalah100% dan sekurang-kurangnya adalah 85%.Berdasarkan data yang diperoleh pada siklusII ada 2 siswa yang belum tercapai sehinggabelum memenuhi ketuntasan belajar yangmencapai 100% sehingga harus diadakanlagi siklus selanjutnya yaitu siklus II agarketuntasan belajar secara klasikal dapatmencapai sempurna yaitu 100%.

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    61

    3. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru, siswa danhasil belajar Didalam Kegiatan BelajarMengajar Siklus 3 Pada materi TeknikPenyelesaian busana safaria. Aktivitas Guru

    Aktivitas guru pada siklus 3 dengaperolehan nilai yang berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam bentukdiagram aktivitas guru pada siklus 3 dibawah ini:

    5 5 5 4.8

    0123456 Pendahuluan

    Kegiatan IntiKegiatan AkhirPeng.Pembelajaran

    Gambar 7. Diagram Batang Perolehan nilairata-rata Aktivitas Guru pada Siklus 3Secara keseluruhan nilai yang diperoleh

    dari ke empat aspek yang meliputipendahuluan, kegiatan inti, kegiatan akhirdan pengelolaan pembelajaran memperolehpresentasi keterlaksanaan sebesar 99.3%artinya dari kegiatan siklus 1 telahterlaksana dengan Sangat Baik

    b. Aktivitas SiswaPada pengamatan aspek diatas dapat

    diketahui bahwa dari hasil observasiaktivitas siswa dengan menggunakanpembelajaran langsung dari siklus 3 adalahsemua aspek mendapat nilai rata-rata sebesar5 artinya sangat baik. Berdasarkan tabeldiatas dapat digambarkan dengan diagrambatang seperti berikut:

    5 5 5

    0

    2

    4

    6

    PendahuluanKegiatan IntiKegiatan Akhir

    Gambar 8. Diagram Batang Perolehan nilairata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus 3Secara keseluruhan nilai yang diperoleh

    dari ketiga aspek yang meliputi aspekpendahuluan, inti dan penutup adalahmemperoleh nilai rata-rata sebesar 5 artinyaaktivitas siswa pada siklus3 telah terlaksanadengan sangat baik

    c. Hasil BelajarHasil belajar siswa dengan penerapan

    pembelajaran langsung pada siklus 3menunjukkan ketuntasan hasil belajar sesuaidengan ketentuan ketuntasan belajar yaitu78. Untuk lebih jelasnya perolehan nilaipada masing-masing aspek disajikan dalambentuk diagram sebagai berikut:

    82%

    18%KBK

    TuntasTerlampaui

    Gambar 9. Diagram Pie PersentaseKetuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 3

    Pada siklus 3 siswa yang memperolehnilai 78 - 89 sebanyak 28 siswa dan 90 100sebanyak 6 siswa dengan total persentasesebesar 100%. hasil ini sesuai denganstandar ketuntasan minimal kriteriaketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntasapabila mendapatkan nilai 78 danketuntasan belajar secara klasikal adalah100% dan sekurang-kurangnya adalah 85%.pada siklus ini ketuntasan secara klasikalmencapai sempurna yaitu 100% sehinggasiklus sudah selesai.

    Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I,Siklus II dan Siklus III

    No. Penilaian Siklus KategoriI II III1. 90 - 100 - - 6 Terlampaui2. 78 89 29 32 28 Tuntas3. 0 - 77 5 2 - Belum

    tercapaiJumlah 34 34 34 Tuntas

    Dari tabel diatas diperoleh hasil belajarsiswa pada siklus Imengalami ketuntasanbelajar sebesar 85% dengan jumlah 34 siswatuntas. Sedangkan siklus II mengalamiketuntasan belajar sebesar 94% dan padasiklus III mengalami ketuntasan belajarsebesar 100%.

    Pembahasan1. Aktivitas Guru Dalam Penerapan Pembelajaran

    Langsunga. Siklus I (Teknik Pemasangan Lining)

    1) Pada tahap pendahuluan guru membersalam, mengisi daftar hadir siswa, gurumemotivasi siswa dan guru menjelaskantujuan pembelajaran. Pada aspek

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    62

    pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata5 dengan kriteria nilai sangat baikkarena guru telah menjelaskan tahap-tahap aspek pendahuluan yaitu gurumemberikan salam ketika masuk kelas,duru ,mengisi daftar hadir, gurumemotivasi siswa dan menyampaikantujuan pembelajaran dengan menulis dipapan tulis. Hal ini sesuai dengan Nur(2005 : 35) tentang tahap-tahappendahuluan yaitu menyampaikan tujuandan memotivasi siswa dengan menulisdipapan tulis.

    2) Kegiatan inti mendapatkan nilai rata-rata4,8 dengan kriteria nilai sangat baikkarena guru mempresentasikan danmendemonstrasikan kegiatan inti padawaktu memberikan latihan terbimbingdan umpan balik guru kurangmenyeluruh dan menguasai kelassehingga ada siswa yang belum mengertidengan pertanyaan yang diberikan guru,hal ini tidak sesuai dengan sintakspembelajaran langsung bahwa gurumengecek untuk mencari tahu apakahsiswa melakukan tugas dengan benar danmemberi umpan balik (Nur, 2005 : 36)

    3) Pada aspek kegiatan Akhir mendapatkannilai rata-rata 5 dengan kriteria sangatbaik karena kesimpulan tentang materiyang diberikan guru sudah tertuju padaintinya.

    4) Pada aspek Pengelolaan Pembelajaranmendapat nilai rata-rata 5 dengankriterioa sangat baik karena gurumampu menggunakan waktu sesuaijadwal dan guru dapat menguasai kelasdengan baik. Hal ini sesuai dengan Nur(2000 : 8) tentang Pengajaran langsungmemerlukan perencanaan danpelaksanaan yang sangat hati-hati dipihak guru. Agar efektif, pengajaranlangsung mensyaratkan tiap detilketerampilan atau isi didefinisikan secaraseksama dan demonstrasi serta jadwalpelatihan direncanakan dan dilaksanakansecara seksama.Perolehan data pada siklus I terlaksana

    dengan persentase 98.6% artinya terlaksanadengan sangat baik. Hal ini sesuai denganpendapat Kardi & Nur, (2000 : 8) yaitudalam penyampaian setiap sintaks telahdilakukan dengan efektif dan sistematisyaitu guru menginformasikan tujuan danmenyiapkan kondisi siswa, mendemonstrasi-kan keterampilan, membimbing latihan,mengecek pemahaman siswa dan memberiumpan balik, memberi kesempatan untukpelatihan lanjutan dan penerapan.

    b. Siklus 2 (Teknik Menjahit Busana Safari)Pada siklus 2 mengalami penurunan

    dibandingkan siklus 1 yaitu mendapatkanpersentase sebesar 97.3% yang artinyaterlaksana dengan sangat baik. Hal inidisebabkan karena guru kurang lancar dalammendemonstrasikan materi dan kurangmembmbing siswa dengan baik.1) Pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata

    5 dengan kriteria nilai sangat baikkarena guru menjelaskan tujuanpembelajaran dengan jelas dan mudahdipahami siswa sesuai dengan Nur (2005: 36) tentang menyampaikan tujuan danmemotivasi dengan mengkomunikasikangaris besar tujuan pembelajaran tersebut.

    2) Kegiatan inti mendapatkan nilai rata-rata4,6 dengan kriteria nilai sangat baikkarena guru sangat menguasai materipembelajaran sehingga setiap aspek darikegiatan inti berlangsung secarasistemtis.

    3) Kegiatan Akhir mendapatkan nilai rata-rata 5 dengan kriteria sangat baikkarena kesimpulan tentang materi yangdiberikan guru sudah tertuju pada intinyadan memberikan umpan balik kepadasiswa agar siswa lebih memahami materiyang sudah disampaikan. Hal ini sesuaidengan Kardi dan Nur (2000:38-42),untuk memberikan umpan balik yangefektif kepada siswa yang jumlahnyabanyak.

    4) Pengelolaan Pembelajaran mendapatnilai rata-rata 5 dengan kriterioa sangatbaik karena guru mampu menggunakanwaktu sesuai jadwal dan guru dapatmenguasai kelas dengan baik. Hal inisesuai dengan Nur (2000 : 8) tentangPengajaran langsung memerlukanperencanaan dan pelaksanaan yangsangat hati-hati di pihak guru. Agarefektif, pengajaran langsungmensyaratkan tiap detil keterampilanatau isi didefinisikan secara seksama dandemonstrasi serta jadwal pelatihandirencanakan dan dilaksanakan secaraseksama.

    c. Siklus 3 (Teknik Penyelesaian BusanaSafari)1) Pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata

    5 dengan kriteria nilai sangat baikkarena guru menjelaskan tujuanpembelajaran dengan jelas dan mudahdipahami siswa dan mengalamipeningkatan dari pertemuan sebelumnya.Hal ini sesuai dengan Nur (2005 : 36)tentang menyampaikan tujuan danmemotivasi dengan mengkomunikasikangaris besar tujuan pembelajaran tersebut.

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    63

    2) Kegiatan Inti mendapatkan nilai rata-rata5 dengan kriteria sangat baik karenaguru mendemonstrasikan keterampilanpenyelesaian busana safari, memberikanlatihan terbimbing, memberi umpanbalik dan latihan lanjutan yang baiksesuai dengan sintaks pembelajaranlangsung ( menurut Kardi dan Nur dalamTrianto, 2007: 36) tentang gurumendemonstrasikan keterampilanlangkah demi langkah dan guru memberilatihan lanjutan serta guru mengecekuntuk mencari tahu apakah siswamelakukan tugasnya dengan baik danbenar.

    3) Kegiatan Akhir mendapatkan nilai rata-rata 5 dengan kriteria nilai sangat baikkarena kesimpulan diakhir pembelajaranyang diberikan guru sesuai dengansintaks pembelajaran langsung.

    4) Pengelolaan Pembelajaran mendapatkannilai rata-rata 5 dengan kriteria sangatbaik karena guru mampu menggunakanwaktu sesuai jadwal dan guru dapatmenguasai kelas dengan baik. Hal inisesuai dengan Nur (2000 : 8) tentangPengajaran langsung memerlukanperencanaan dan pelaksanaan yangsangat hati-hati di pihak guru. Agarefektif, pengajaran langsungmensyaratkan tiap detil keterampilanatau isi didefinisikan secara seksama dandemonstrasi serta jadwal pelatihandirencanakan dan dilaksanakan secaraseksama.Perolehan data pada siklus 3 terlaksana

    dengan persentase 100% artinya terlaksanadengan sangat baik. Secara keseluruhanproses pelaksanaan belajar mengajar denganmenggunakan model pembelajaran langsungdengan media prototype pada siklus 1memperoleh persentase sebesar 98.6%artinya terlaksanadengan tuntas dansistematis, sedangkan pada siklus 2persentase yang diperoleh sebesar 97.3 %yang artinya terlaksana dengan tuntas dansistematis, pada siklus 3 memperolehpersentase sebesar 99.3% artinya terlaksanadengan tuntas dan sistematis..

    2. Aktivitas Siswa Dalam Penerapan PembelajaranLangsung Dengan Media Prototype

    Berdasarkan aktivitas siswa kemudiandapat diketahui hasil rata- rata. Aktivitas siswamengikuti pembelajaran langsung sesuai dengansintaks pembelajaran langsung, yaitu:a. Siklus 1 (Teknik Pemasangan Lining)

    1) Aspek pendahuluan memperoleh nilairata-rata sebesar 5 artinya terlaksanadengan sangat baik, hal ini disebabkan

    siswa sangat antusias dan termotivasidengan contoh macam-macam lining.

    2) Pada aspek kegiatan inti nilai rata-ratayang diperoleh adalah sebesar 5 artinyaterlaksana dengan sangat baik, padaaspek ini mengalami peningkatan dariaspek pendahuluan hal ini disebabkanoleh suasana kelas yang kondusif karenarasa ingin tahu siswa yang terlalu tinggi.

    3) Pada aspek penutup mendapatkan nilairata-rata sebesar 4 yang artinyaterlaksana dengan baik karenasebagian siswa dapat menyimpulkanmateri pelajaran yang yang telahdisampikan oleh guru.Berdasarkan hasil pengamatan aktifitas

    siswa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaanproses belajar mengajar dengan menerapkanmodel pembelajaran langsung dengan mediaprototype yang meliputi kegiatanpendahuluan, kegiatan inti dan kegiatanpenutup telah berhasil terlaksana denganbaik. Hal ini dibuktikan dengan perolehandata pada siklus 1 sebesar 95.5% artinyaterlaksana dengan sangat baik hal inisesuai dengan pendapat Soemanto (2003)yaitu siswa mendengarkan, mengerjakan danmemperhatikan, menyusun kertas kerja,mengingat, berfikir serta latihan ataupraktek.

    b. Siklus 2 (Teknik Menjahit Busana Safari)Pada siklus 2 mengalami peningkatan

    dibandingkan dengan siklus 1 yaituterlaksana dengan persentase sebesar 98.9%yang artinya terlaksana dengan sangatbaik. karena siswa sangat antusias dansemangat dalam menjahit busana safari.1) Pada aspek pendahuluan nilai rata-rata

    yang diperoleh adalah 5 yang artinyaterlaksana dengan sangat baik, hal inidisebabkan karena siswa sangattermotivasi dalam menjahit busanasafari, selain itu siswa juga bisamenghubungkan materi pelajaran yanglalu dengan materi yang akan dipelajari.

    2) Pada aspek kegiatan inti nilai rata-ratayang diperoleh adalah sebesar 4,9 yangartinya terlaksana dengan sangat baik,hal ini disebabkan karena siswa sangatbersemangat dalam mengerjakan tugasseperti menjahit bagian-bagian busanasafari, selain itu siswa juga aktifmengeluarkan pendapat, berinteraksidengan guru dan sesama temannya.

    3) Pada aspek penutup nilai rata-rata yangdiperoleh adalah sebesar 5 yang artinyaterlaksana dengan sangat baik, hal inidikarenakan siswa sudah berhasilmenjahit busana safari dengan hasil yangbagus dan memuaskan.

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    64

    Berdasarkan hasil pengamatanaktifitas siswa dapat disimpulkan bahwapelaksanaan proses belajar mengajar denganmenerapkan model pembelajaran langsungdengan media prototype yang meliputikegiatan pendahuluan, kegiatan inti dankegiatan penutup telah berhasil terlaksanadengan baik. Hal ini dibuktikan denganperolehan data pada siklus 2 sebesar 98.8%artinya terlaksana dengan sangat baik halini sesuai dengan pendapat Soemanto (2003)yaitu dalam setiap proses belajar siswamenampakkan keaktifan yang beranekaragam bentuknya, muali dari kegiatan fisikyang mudah diamati sampai kegiatan psikisyang susah diamati. Kegiatan fisik berupamembaca, mendengarkam, menulis danberlatih keterampilan - keterampilan.

    c. Siklus 3 (Teknik Penyelesaian BusanaSafari)1) Aspek pendahuluan memperoleh nilai

    rata-rata sebesar 5 artinya terlaksanadengan sangat baik, hal ini disebabkansiswa sangat antusias dan termotivasidalam teknik penyelesaian busana safari.

    2) Pada aspek kegiatan inti nilai rata-ratayang diperoleh adalah sebesar 5 artinyaterlaksana dengan sangat baik, hal inidisebabkan oleh siswa mengikutitahapan-tahapan dalam teknikpenyelesaian busana safari secaralangkah demi langkah sehingga terciptasuasana kelas yang kondusif.

    3) Pada aspek penutup mendapatkan nilairata-rata sebesar 5 yang artinyaterlaksana dengan sangat baik karenasebagian besar siswa dapatmenyelesaikan busana safari denganbenar.Berdasarkan hasil pengamatan aktifitas

    siswa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaanproses belajar mengajar dengan menerapkanmodel pembelajaran langsung dengan mediaprototype yang meliputi kegiatanpendahuluan, kegiatan inti dan kegiatanpenutup telah berhasil terlaksana denganbaik. Hal ini dibuktikan dengan perolehandata pada siklus 3 sebesar 100% artinyaterlaksana dengan sangat baik hal inisesuai dengan pendapat Dimyati ( 2013 : 45)) yaitu siswa tidak sekedar mendengarkan,mengerjakan, memperhatikan danmengamati tetapi ia harus menghayati,terlibat langsung dalam perbuatan danbertanggung jawab terhadap hasilnya.

    Pada siklus 3 persentase yang diperolehsebesar 100% yang artinya terlaksanadengan sangat baik meliputi kegiatanpendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatanpenutup, karena siswa sangat antusias dan

    semangat dalam menyelesaikan busanasafari. Secara keseluruhan prosespelaksanaan belajar mengajar denganmenerapkan model pembelajaran langsungdengan media prototype pada siklus 1persentase yang diperoleh adalah 95.5%artinya tuntas terlaksana dan sistematis,siklus 2 persentase yang diperoleh sebesar98.9% yang artinya terlaksana dengan tuntasdan sistematis sedangkan pada siklus 3persentase yang diperoleh sebesar 100%artinya tuntas, terlaksana dan sistematis.

    3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa DalamPenerapan Pembelajaran Langsung DenganMedia Prototype

    Pada Siklus 1 dari 34 siswamendapatkan presentase sebesar 85%, siswayang tuntas dalam kegiatan pembelajarandengan rincian 29 siswa tuntas dan 5 siswabelum tercapai.

    Pada siklus 2 ketuntasan belajarmeningkat menjadi sebesar 94% siswa yangtuntas dalam kegiatan pembelajaran denganrincian 32 siswa tuntas dan 2 siswa belumtercapai, Faktor yang mempengaruhi siswatuntas dan belum tercapai dalam pembelajarandiantaranya adalah faktor penggunaan mediaprototype pada proses belajar mengajarberlangsung, diawal pembelajaran serta niatyang tumbuh dari dalam diri siswa dan siswamengikuti apa yang diperintahkan oleh gurusehingga proses belajar mengajar dapat berjalandengan lancar sesuai dengan yang telahdirencanakan (Trianto, 2007:33).

    Pada siklus 3 ketuntasan belajar sebesar100% siswa yang tuntas dalam kegiatanpembelajaran dengan rincian 6siswa terlampauidan 28 siswa tuntas. Faktor yang mempengaruhisiswa tuntas dan terlampaui dalam pembelajarandiantaranya adalah faktor penggunaan mediaprototype pada proses belajar mengajarberlangsung, diawal pembelajaran serta niatyang tumbuh dari dalam diri siswa dan siswamengikuti apa yang diperintahkan oleh gurusehingga proses belajar mengajar dapat berjalandengan lancar sesuai dengan yang telahdirencanakan (Trianto, 2007:33).

    Ketuntasan hasil belajar siswa denganpenerapan model pembelajaran langsungdengan media prototype telah berhasil dicapaidengan sangat baik, ketuntasan hasil belajarsiswa kelas XI Tata Busana SMKNegeri 3Blitar secara klaksikal dinyatakan tuntas sebesar100% yaitu sebanyak 6 siswa yang terlampauidan 28 siswa tuntas dengan sangat baik sesuaidengan kriteria penilaian yaitu 81% - 100%kategori sangan baik. Hal ini sudah sesuaidengan ketentuan kriteria ketuntasan hasilbelajar yang berlaku di SMK Negeri 3 Blitaryaitu secara individu mencapai nilai 85 atau

  • e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 56-65

    65

    tuntas secara klaksikal mencapai 85% atausekurang-kurangnya 78% sesuai standarkelulusan minimal kriteria ketuntasan belajar,siswa dinyatakan tuntas apabila mendapatkannilai 78.

    Di SMK Negeri 3 Blitar seorang siswadikatakan mencapai hasil belajar yang tuntas,jika memperoleh nilai 78 (ketuntasan individu).Ketuntasan belajar individu akan menentukantingkat ketuntasan belajar klasikal, berdasarkanketuntasan SMK Negeri 3 Blitar ketuntasanbelajar klasikal tercapai jika 85% siswa sudahmencapai nilai 78, untuk mengetahui ketuntasanbelajar siswa, guru mengadakan penilaianberdasarkan penilaian hasil praktek yangdilakukan oleh guru terhadap 34 siswa kelas XITata Busana SMK Negeri 3 Blitar.

    PENUTUPSimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka penerapan pembelajaranlangsung dengan media prototype untukmeningkatkan hasil belajar menjahit busana safaripada siswa kelas XI Tata Busana Di SMK Negeri 3Blitar dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Keterlaksanaan Aktivitas guru melalui

    penerapan model pembelajaran langsungdengan media prototypepada Siklus I TeknikPemasangan Liningmendapat kriteria sangatbaik, dan pada siklus II Teknik Menjahitbusana safarimendapat kriteria sangat baik,sedangkan pada siklus III teknik penyelesaianbusana safarimendapat kriteria sangat baik.

    2. Keterlaksanaan Aktivitas belajar siswa melaluipenerapan model pembelajaran langsungdengan media prototype pada siklus Imemperoleh persentase sebesar 95.5% yangartinya terlampaui dan pada siklus IImemperoleh persentase sebesar 98.9% yangartinya terlampaui dan pada siklus IIImemperoleh persentase sebesar 100% yangartinya terlampaui.

    3. Pencapaian hasil belajar siswa melaluipenerapan model pembelajaran langsungdengan media prototypemenunjukkan bahwapada siklus I ketuntasan belajar klasikalmemperoleh persentase mencapai 85% yangartinya sangat baik dengan dua siklus danketuntasan belajar klasikal pada siklus IImemperoleh ketuntasan belajar klasikal yaknisebesar 94% yang artinya sangat baik, dengandua siklus. Sedangkan pada siklus IIImemperoleh persentase sebesar 100% yangartinya sangat baik. Pada siklus I dan siklusII terjadi dua siklus untuk pencapaianketuntasan belajar klasikal dikarenakan adanyafaktor yang berkenaan dengan situasi dankondisi siswa yang tidak memungkinkan untuk

    masuk sekolah serta kemampuan individusiswa, meliputi bakat belajar, waktu yangtersedia untuk belajar dan selain itu jugaterdapat pengaruh faktor dari luar individuseperti faktor lingkungan sarana dan prasaranayang kurang memadai di sekolah tersebut.

    SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka

    peneliti dapat memberikan saran untukmeningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa danhasil belajar siswa menjahit busana safari sebagaiberikut:1. Melakukan persiapan pada waktu akan

    mengajar dikelas dengan menyiapkan mediapembelajaran dengan baik dan lengkap sertamemberikan beberapa motivasi sebelumpelajaran dimulai pada setiap pertemuan yaituberupa modul dan contoh prototype.

    2. Mengefisiensikan waktu pada fase menjelaskanpengetahuan dan mendemonstraikanketerampilan agar siswa tidak terburu- burudalam mengikuti pembelajaran dan mencapaihasil yang maksimal.

    3. Untuk meningkatkan hasil belajar pada siswamaka guru harus memberikan bimbingan,latihan lanjutan guna mengetahui kemampuansiswa serta menyiapkan sarana dan prasaranayang memadai sehingga dapat mendukungsiswa dalam mengerjakan setiap praktek.

    DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsini. 2008. Dasar-dasar Evaluasi

    Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. BumiAksara

    Arikunto, Suharsini dkk. 2011. Penelitian TindakanKelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

    Elfany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta : Araska

    Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran.Jakarta : GP Press

    Trianto. 2007. Model Pembelajaran TerpaduDalam Teori dan Praktek. Jakarta: PrestasiPustaka