11
e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28 18 PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN REWARD PADA SUB KOMPETENSI MENJAHIT BUSTIER SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK DI SMK NEGERI 1 BOJONEGORO Ratih Safitri Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Ratna Suhartini Dosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Pembelajaran keterampilan busana butik menggunakan model pengajaran langsung yang dirancang khusus untuk membantu siswa belajar pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat diajarkan dengan cara langkah demi langkah dalam menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Pada kompetensi membuat busana pesta bustier, diharapkan siswa mampu membuat bustier, sesuai desain yang ditentukan secara selangkah demi selangkah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan mengetahui hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung pada sub kompetensi menjahit bustier dengan motivasi pemberian reward. Kegiatan Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bojonegoro Siswa Kelas XI Busana Butik tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 27 siswa dilaksanakan pada bulan April 2013. Jenis penelitian adalah deskriptif, metode penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta perangkat pembelajaran menggunakan silabus, RPP dan handout. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada kegiatan I terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 91,42%, pada kegiatan II juga terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 95,38%, dan pada kegiatan III memperoleh kriteria terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 94,54%. Sedangkan aktivitas siswa pada kegiatan I memperoleh persentase sebesar 88,57% yang artinya sangat baik, sedangkan pada kegiatan II juga terlaksana dengan sangat baik yaitu dengan memperoleh persentase sebesar 89,23% dan pada kegiatan III aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 90,9% dengan kriteria terlaksana dengan sangat baik. Hasil belajar siswa secara klasikal pada kegiatan I adalah sebesar 100% yang artinya terlampaui, sedangkan pada kegiatan II adalah 92,6% yang artinya terlampaui, dan pada kegiatan III adalah 85% yang artinya tuntas. Kata kunci: Pembelajaran langsung motivasi reward aktivitas dan hasil belajar. Abstract Learning of boutique fashion competence using direct instruction model specially designed to help students to learn knowledge and basic competence which taught step by step in order to support students learning process that related with procedural knowledge and declarative knowledge which good structured. At competence of making bustier party wear, expected that students able to make bustier as certain design step by step. The purpose of this research was to know teacher activity, student activity, and to know students learning achievement along teaching and learning process using direct instruction on sub competence of sewing the bustier with reward awarding motivation. Research activities conducted at SMK Negeri 1 Bojonegoro on grader of classroom XI Boutique Fashion academic year 2013/2013 as many 27 students which performed at April 2013. Type of research was descriptive. Research methods used were observation and test. Instruments used were teacher activity observation sheet, student activity observation sheet, students learning achievement, and learning set using syllabus, lesson plan and handout. Result of this research shows that teacher activities at activity I was performed very good by percentage 91.42%, at activity II also performed very good by percentage 95.38%, and at activity III obtained performance criteria very good by percentage 94.54%. Student activity at activity I obtained percentage 88.57% which means very good, while at activity II also performed very good and obtained percentage 89.23% and at activity III students activity obtained percentage 90.9% with performance criteria was very good. Classical student achievement at activity I was 100% which means exceeded, while at activity II was 92.6% which mean exceeded, and at activity III was 85% which mean completed. Keywords: Direct instruction, reward motivation, activity and learning achievement

Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RATIH SAFITRI

Citation preview

Page 1: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

18

PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MOTIVASI PEMBERIANREWARD PADA SUB KOMPETENSI MENJAHIT BUSTIER SISWA KELAS XI BUSANA

BUTIK DI SMK NEGERI 1 BOJONEGORO

Ratih SafitriMahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

Ratna SuhartiniDosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

AbstrakPembelajaran keterampilan busana butik menggunakan model pengajaran langsung yang dirancang

khusus untuk membantu siswa belajar pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat diajarkan dengan caralangkah demi langkah dalam menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan proseduraldan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Pada kompetensi membuat busana pesta bustier,diharapkan siswa mampu membuat bustier, sesuai desain yang ditentukan secara selangkah demi selangkah.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan mengetahui hasil belajar siswaselama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung pada sub kompetensi menjahitbustier dengan motivasi pemberian reward.

Kegiatan Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bojonegoro Siswa Kelas XI Busana Butik tahunajaran 2012/2013 sebanyak 27 siswa dilaksanakan pada bulan April 2013. Jenis penelitian adalah deskriptif,metode penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah lembarpengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta perangkatpembelajaran menggunakan silabus, RPP dan handout.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada kegiatan I terlaksana sangat baik denganpersentase sebesar 91,42%, pada kegiatan II juga terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 95,38%, danpada kegiatan III memperoleh kriteria terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 94,54%. Sedangkanaktivitas siswa pada kegiatan I memperoleh persentase sebesar 88,57% yang artinya sangat baik, sedangkanpada kegiatan II juga terlaksana dengan sangat baik yaitu dengan memperoleh persentase sebesar 89,23% danpada kegiatan III aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 90,9% dengan kriteria terlaksana dengan sangatbaik. Hasil belajar siswa secara klasikal pada kegiatan I adalah sebesar 100% yang artinya terlampaui,sedangkan pada kegiatan II adalah 92,6% yang artinya terlampaui, dan pada kegiatan III adalah 85% yangartinya tuntas.

Kata kunci: Pembelajaran langsung motivasi reward aktivitas dan hasil belajar.

AbstractLearning of boutique fashion competence using direct instruction model specially designed to help

students to learn knowledge and basic competence which taught step by step in order to support studentslearning process that related with procedural knowledge and declarative knowledge which good structured. Atcompetence of making bustier party wear, expected that students able to make bustier as certain design step bystep. The purpose of this research was to know teacher activity, student activity, and to know students learningachievement along teaching and learning process using direct instruction on sub competence of sewing thebustier with reward awarding motivation.

Research activities conducted at SMK Negeri 1 Bojonegoro on grader of classroom XI Boutique Fashionacademic year 2013/2013 as many 27 students which performed at April 2013. Type of research wasdescriptive. Research methods used were observation and test. Instruments used were teacher activityobservation sheet, student activity observation sheet, students learning achievement, and learning set usingsyllabus, lesson plan and handout.

Result of this research shows that teacher activities at activity I was performed very good by percentage91.42%, at activity II also performed very good by percentage 95.38%, and at activity III obtained performancecriteria very good by percentage 94.54%. Student activity at activity I obtained percentage 88.57% which meansvery good, while at activity II also performed very good and obtained percentage 89.23% and at activity IIIstudents activity obtained percentage 90.9% with performance criteria was very good. Classical studentachievement at activity I was 100% which means exceeded, while at activity II was 92.6% which meanexceeded, and at activity III was 85% which mean completed.Keywords: Direct instruction, reward motivation, activity and learning achievement

Page 2: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

19

PENDAHULUANPembelajaran merupakan suatu proses yang

dilakukan secara sadar pada setiap individu ataukelompok untuk merubah sikap dari tidak tahumenjadi tahu. Sedangkan proses belajar mengajarmerupakan kegiatan pokok sekolah yangdidalamnya terjadi proses siswa belajar dan gurumengajar, sehingga terdapat perubahan dalam dirisiswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan,pemahaman dan ketrampilan atau sikap.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalahsatuan pendidikan yang bertujuan untukmeningkatkkan keterampilan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilanuntuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikanlebih lanjut sesuai dengann kejuruannya, menurutMulyasa (2007:179).

SMKN 1 Bojonegoro merupakan salah satulembaga menengah kejuruan yang memiliki 6program keahlian, yaitu Akutansi, Adm.Perkantoran, Penjualan, Busana Butik, Teknikkomunikasi jaringan (TKJ), Multimedia.Kurikulum SMKN 1 Bojonegoro terdiri daribeberapa mata diklat yang dikelompokkan dalam 3program yakni program normatif, program adaptif,dan program produktif. Salah satu programproduktif yang terdapat dalam Program KeahlianBusana Butik di SMKN 1 Bojonegoro yaitukompetensi membuat busana wanita. Padakompetensi membuat busana wanita terdapat subkompetensi berupa membuat busana wanita twopieces tanpa furing, busana pesta (bustier), dankebaya.

Dari salah satu sub kompetensi tersebut,menjahit bustier merupakan pengetahuan yangharus dikuasai oleh siswa agar siswa dapatmenjahit bustier dengan baik dan benar.Berdasarkan hasil observasi dan wawancarapeneliti di SMKN 1 Bojonegoro pada semester 4(genap), bulan april tahun ajaran 2011/2012ditemukan bahwa siswa kurang memahami teknikdan cara yang diajarkan oleh guru dalam prosesmenjahit bustier dengan baik dan benar.

Salah satu masalah yang ada dalam prosesbelajar mengajar di SMKN 1 Bojonegorokhususnya jurusan busana butik yang palingmenonjol adalah penerapan model pembelajaranyang kurang sesuai dimana di SMKN 1 Bojonegorojurusan busana butik menggunakan pembelajaranlangsung namun tidak terorganisir sesuai dengantahap-tahap pembelajaran langsung sehingga tidakmemberi motivasi kepada siswa untuk lebih aktif.Berdasarkan kondisi tersebut diperoleh hasil belajarsiswa pada kompetensi menjahit busana pestabustier dengan ketuntasan 75% dan siswa yangbelum tuntas mencapai 25%.

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalammempelajari materi teknik menjahit bustier, Guruperlu mengembangkan pendekatan dan metodeyang lebih variasi untuk mengatasi berbagaikesulitan belajar siswa. Melihat kemampuan siswadalam menjahit bustier, Sehingga guru harusmencari strategi atau inisiatif agar siswa dapattertarik atau lebih antusias untuk mau belajar danmemperhatikan dalam pelajaran menjahit bustier.Penggunaan motivasi pemberian hadiah /Rewardmerupakan salah satu alternatif yang dapatdigunakan pada saat kegiatan belajar mengajarsedang berlangsung, dengan menerapkan modelpembelajaran langsung yang berarti bahwa dalampendekatan mengajar yang dirancang khusus untukmengembangkan belajar siswa tentangpengetahuan deklaratif siswa diharapkan lebihmengetahui mengenai teori dalam menjahit bustierdan pengatahuan prosedural siswa diharapkan bisamengikuti secara langkah demi langkah dalammenjahit bustier yang terstruktur dengan baik,artinya sebelum siswa mempelajari keterampilanlanjut siswa harus menguasai ketrampilan dasarmenjahit sehingga dapat terwujud mengenai apayang guru harapkan bersama yakni denganpelajaran menjahit bustier.

Dari uraian tersebut, mendorong penelitiuntuk menyusun penelitian yang berjudul“Penerapan Pembelajaran Langsung DenganMotivasi Pemberian Reward Pada Sub KompetensiMenjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik DiSMK Negeri 1 Bojonegoro”, dengan harapansupaya siswa tersebut tidak bosan dalam belajardan menjadi lebih aktif serta termotivasi dalamkegiatan belajar mengajar.

Model Pembelajaran LangsungPengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung adalah salahsatu pendekatan mengajar yang dirancang khususuntuk menunjang proses belajar siswa yangberkaitan dengan pengetahuan deklaratif danpengetahuan pro sedural yang terstruktur denganbaik yang dapat diajarkan dengan bertahapselangkah demi selangkah (Arends:1997 dalamTrianto, 2007: 29).

Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkandengan kata-kata) adalah pengetahuan tentangsesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalahpengetahuan tentang bagaimana melakukansesuatu. (Kardi dan Nur, 2000: 4 dalam Trianto,2007: 30).

Para guru ingin agar peserta didikmemperoleh kedua macam pengetahuan tersebut,agar siswa dapat melakukan kegiatan danmelakukan segala sesuatu dengan berhasil danbaik. Agar efektif pengajaran langsung tersebut

Page 3: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

20

maka setiap detail ketrampilan didefinisikan secaraseksama, didemonstrasikan oleh guru dandilaksanakan praktek terbimbing oleh siswa.Adapun ciri-ciri model pembelajaran langsungadalah sebagai berikut:a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh

model pada siswa termasuk prosedur penilaianbelajar.

b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatanpembelajaran.

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajarmodel yang diperlukan agar kegiatanpembelajaran tertentu dapat berlangsungdengan berhasil.

Sintaks Pembelajaran LangsungPada model pembelajaran langsung terdapat

5 fase/ sintaks yang sangat penting. Gurumengawali pelajaran dengan memberikan rasionaluntuk pelajaran tersebut, memotivasi siswa danmempersiapkan siswa untuk belajar. Fase persiapandan memotivasi inilah kemudian diikuti denganpersentase materi yang sedang diajarkan ataudemonstrasi ketrampilan tertentu. Pelajarantersebut kemudian menyediakan kesempatanlatihan terbimbing pada siswa dan umpan balikguru atas kemajuan siswa. Pada fase umpan balikguru memberikan kesempatan pada siswa untukmentransfer pengetahuan yang sedang diajarkankedalam situasi nyata. Model pembelajaranlangsung selalu diakhiri dengan latihan lanjutandan transfer ketrampilan.

MotivasiPengertian Motivasi

Menurut Muhibbin Syah (2008:136):Motivasi ialah keadaan internal organisme baikmanusia ataupun hewan yang mendorongnya untukberbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasiberarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkahlaku secara terarah.

Poerwadarminto (1995:705), mengatakan“motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbulpada diri seseorang sadar atau tidak sadar untukmelakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.Menurut Gibson (1995:94), “motivasi ialah konsepyang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yangada dalam diri siswa yang memulai danmengarahkan perilaku”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkanbahwa motivasi adalah keadaan internal organismeatau konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri siswa atau dari diriseseorang yang secara sadar atau tidak sadar mulaimengarahkan perilaku untuk mendorong dalamberbuat suatu tindakan dengan tujuan tertentu danbertingkah laku secara terarah.

Hadiah / RewardHadiah atau reward adalah sesuatu yang

diberikan kepada orang lain sebagai penghargaanatau kenang-kenangan/ cendramata. Pemberianhadiah atau reward bisa diterapkan di sekolah, gurudapat memberikan hadiah kepada anak didik yangberprestasi (Djamarah dan Zain 2006:149-157).

Dari pendapat tersebut dapat dijabarkanbahwa pemberian hadiah tidak selalu dilakukanpada saat kenaikan kelas, tetapi dapat dilakukandalam kegiatan belajar mengajar. Pemberian hadiahtidak harus mahal karena tujuannya hanya untukmemeberi motivasi kepada anak didik agar lebihsemangat dalam belajar, menghargai karya siswa,meningkatkan daya saing siswa, membesarkan hatisiswa.

Pemberian hadiah/reward akan memacusemangat siswa untuk bisa belajar lebih giat lagi,sehingga tidak hanya siswa yang berprestasi yangtermotivasi untuk mengejar siswa yang lain.

Tahap pemberian hadiah/ rewardLangkah-langkah memberikan hadiah untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa menurutKertamiharja dan Ardiwinata (1997:142) perlumemperhatikan:a. Menjanjikan dahulu kepada semua peserta

didik, sehingga tidak diberikan dengan tiba-tiba.

b. Pemberian hadiah harus disertai denganbimbingan dan nasehat-nasehat agar siswabelajar tidak semata-mata untuk mendapatkanhadiah/reward melainkan untuk mencapaisukses yang lebih baik.

c. Hadiah diberikan tidak terlalu sering, karenaakan membiasakan siswa manja, pamrih dalambelajar.

d. Hadiah diberikan dalam kaitannya untukdorongan sosial dan keberhasilan belajar,seperti pujian, pemberian makanan, atau berupabenda untuk menunjang belajar siswa.

Adapun langkah-langkah pemberianhadiah/reward dalam pembelajaran menurutPrayitno (2002:45) adalah sebagai berikut:a. Guru memberikan penjelasan tentang materi

yang akan dibahas pada setiap pertemuan dalamkegiatan pembelajaran.

b. Siswa memperhatikan guru ketika gurumenerangkan materi yang akan diajarkan.

c. Guru memotivasi siswa dengan pemberianhadiah/reward yang akan diberikan oleh guruketika pembelajaran berlangsung.

d. Guru memberikan tugas kepada siswa.e. Guru memberikan kesimpulan tentang materi

yang telah dijelaskan sebelumnya.f. Guru menilai hasil tugas siswa dan setiap siswa

yang menyelesaikan tugas dengan baik danbenar akan mendapatkan hadiah/reward dariguru pada akhir pelajaran.

Page 4: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

21

Pada penelitian ini motivasi yang akandiberikan oleh guru kepada siswa jika siswamendapatkan nilai melebihi KKM (KriteriaKetuntasan Minimun) serta memperoleh nilaitetinggi di kelas atau Ketuntasan Belajar Klasikal(KBK) maka siswa akan mendapatkan motivasiberupa hadiah/ reward alat-alat jahit.

Standar Kompetensi Membuat Busana WanitaMenurut (Mulyasa, 2006:97) Standar

kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimalpeserta didik yang menggambarkan penguasaansikap, pengetahuan, dan keterampilan yangdiharapkaan dicapai pada setiap tingkat atausemester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.(Sanjaya, 2008:56) mengatakan bahwa Standarkompetensi mata pelajaran adalah deskripsipengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harusdikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajarantertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.Standar kompetensi membuat busana wanita diSMK Negeri 1 Bojonegoro terdiri dari 3 subkompetensi yaitu menjahit busana two pieces tanpafuring, menjahit busana pesta bustier dan menjahitbusana kebaya.

Sub Kompetensi menjahit busana pesta bustierMenjahit busana pesta bustier merupakan

pelajaran yang membahas materi dan caramenjahit bustier. Di dalamnya memuat tentang caramengidentifikasi interfacing, menyiapkan bahanyang akan digunakan, serta menjahit danpenyelesaian akhir. Adapun tujuan mempelajaripengetahuan menjahit bustier adalah untukmengetahui dan memilih secara tepat bahan yangakan digunakan sebagai bahan utama daninterfacing serta agar siswa mengetahui cara danproses menjahit dalam menjahit bustier hinggapenyelesaian.

Aktivitas Belajar MengajarAktivitas Guru

Aktvitas mengajar menyangkut perananseorang guru dalam mengupayakan terciptanyakomunikasi harmonis antara mengajar denganbelajar. Guru disebut sebagai obyek pengajaran,sedangkan siswa sebagai yang terlibat langsung,sehingga guru dituntut keaktifannya dalam prosespengajaran, siswa disebut obyek pengajaran kedua,karena pengajaran itu tercipta setelah ada beberapaarahan dan masukan dari obyek pertama (guru)selain kesediaan dan kesiapan peserta didik.Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa adalah serangkaian kegiatansiswa saat proses pembelajaran. Menurut Widada(2004:10) dalam proses pembelajaran siswadiharapkan dapat membangun sendiripengetahuannya, ini berarti para siswa harus secaraaktif terlibat selama proses pembelajaran. Semakinaktif siswa semakin efektif pembelajaran, aktivitas

siswa dapat juga diartikan sebagai keterlibatansiswa dalam kegiatan maupun perilaku yang terjadiselama proses belajar mengajar berlangsung,aktivitas siswa dapat dilihat dari semangat atautidaknya siswa dalam proses belajar.

Hasil Belajar SiswaHasil belajar merupakan puncak proses

belajar, hasil belajar adalah hal yang dapatdipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisiguru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakantingkat perkembangan mental yang lebih baik biladibandingkan pada saat sebelum belajar. MenurutBenjamin S. Bloom tiga ranah hasil belajar, yaitukognitif, afektif dan psikomotor. Tipe hasil belajarkognitif lebih dominan dari pada afektif danpsikomotor karena lebih menonjol, namun hasilbelajar psikomotor dan afektif juga harus menjadibagian dari hasil penilaian dalam prosespembelajaran di sekolah.

Ketuntasan Belajar SiswaMenurut Mulyasa (2007: 254) menyebutkan bahwa

berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didikdipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan,menguasai kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaranminimal 65% dari seluruh tujuan pembelajan. Sedangkankeberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yangmampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%,sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yangada dikelas tersebut.

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakankelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitiantindakan yang dilakukan dengan tujuanmemperbaiki mutu praktek pembelajaran dikelas,dimana tujuan utamanya adalah untuk memecahkanmasalah nyata yang terjadi dikelas, MenurutKunardi, 2008:45.Waktu Dan Tempat Penelitian Observasi

Observasi penelitian ini dilakukan di SMKNegeri 1 Bojonegoro, Jl. Panglima Polim No. 50Bojonegoro, Kode pos 62115, Nomer Telepon(0353) 881310, Nomer Fax: 0353888346, Email:[email protected], Website:smkn1bojonegoro.sch.id. Observasi dilakukan padabulan November – Februari tahun pelajaran2011/2012.Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XIBusana Butik SMK Negeri 1 Bojonegoro, denganjumlah 27 siswa putri, pada hari senin dan selasamasing-masing selama 4 jam perhari.Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah modelpembelajaran langsung dengan motivasi pemberianreward pada sub kompetensi menjahit bustierbusana butik SMKN 1 Bojonegoro.

Page 5: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

22

Rancangan PenelitianSebelum mengadakan penelitian sebaiknya

di buat terlebih dahulu rancangan penelitian denganmaksud agar tidak terjadi kesalahan atau hambatandalam proses penelitian.Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, guru atau pengajardisini adalah peneliti pada saat kegiatan belajarmengajar berlangsung dikelas. Pengajarmelaksanakan tindakan pembelajaranmenggunakan model pembelajaran langsungdengan strategi pemberian reward dalampelaksanaan tindakan pada tiap siklus mencakuptahap-tahap sebagai berikut: (1) Perencanaan, (2)Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan evaluasi,(4) Refleksi.Teknik Pengumpulan DataObservasi (pengamatan)

Observer ( pengamat ) adalah guru busanabutik kelas XI SMKN 1 Bojonegoro dan temansejawat. Pengamat melakukan pengamatan padakemampuan guru dalam mengelola pembelajarandan keterlaksanaan sintaks dalam proses modelpembelajaran dalam menjahit bustier, denganmenggunakan lembar observasi aktivitas guru danlembar observasi aktivitas siswa.Tes

Tes dalam penelitian ini dimaksudkan untukmengukur kemampuan yang dibuktikan dari hasilbelajar siswa, dengan menggunakan tes obyektifpilihan ganda untuk mengetahui penguasaan materiyang diberikan oleh guru dan penilaian diri untukmengenal kekuatan dan kekurangan pada dirisiswa, serta tes kinerja siswa dalam menjahitbustier.Instrumen Penelitian

Lembar observasi aktivitas guru yaitumeliputi pelaksanaan pembelajaran langsung yangmeliputi tahap pendahuluan, kegiatan inti dan tahappenutup. Lembar observasi aktivitas siswa yaitumeliputi pengamatan tingkah laku siswa dalamproses belajar mengajar pada pembelajaranlangsung. Pada setiap aspek menggunakan skalapenilaian 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan kategori penilaiansebagai berikut:a. Nilai 1 : Tidak terlaksanab. Nilai 2 : Terlaksana, tidak tuntas,

dan tidak sistematisc. Nilai 3 : Terlaksana, tidak tuntas,

sistematisd. Nilai 4 : Terlaksana, tuntas, tidak

sistematise. Nilai 5 : Terlaksana, tuntas, dan

sistematisLembar tes yaitu berisi soal tes terdiri dari

soal tes tulis berupa pilihan ganda dengan jumlahsoal 10 butir, serta soal tes kinerja yang terdiri daripenilaian teknik menjahit bustier, penilaian teknikmenjahit dalam pemasangan boning serta penilaianpenyelesaian dan hasil jadi.

Teknik Analisis DataJenis data yang akan diperoleh adalah data

kuantitatif dan data kualitatif, data yang diperolehmelalui tes belajar dianalisis secara kuantitatif.Sedangkan data yang diperoleh melalui lembarobservasi dianalisis secara kualitatif. Metodeanalisis data yang digunakan adalah analisisdeskriptif kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka sehingga untuk menghitung rata- rata daridata tersebut menggunakan teknik analisis berupapersentase yang meliputi:Analisis data aktivitas guru

Penilaian ini terdiri dari persiapan,pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, denganmendeskripsikan seluruh kegiatan yang sudahditerapkan oleh guru selama proses pembelajaranberlangsung. Setiap kegiatan guru yang dilakukanmendapatkan nilai 1 sampai 5 dengan kriteriapenilaian aktifitas guru sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria aktivitas guru

No. Tingkat KetercapaianAktifitas Siswa (%)

Kategori

1. 0 % - 20 % Sangat buruk2. 21 % – 40 % Buruk3. 41 % – 60 % Cukup4. 61 % - 80 % Baik5. 81 % – 100 % Sangat baik

Sumber : Dokumentasi SMKN 1 Bojonegoro.

Dari data berupa angka-angka yang akandiperoleh maka peneliti menggunakan rumussebagai berikut:

X = x 100%

Keterangan:X= Angka penilaian aktivitas guru

Analisa data aktivitas siswaMenghitung seluruh aktifitas siswa dalam

proses pembelajaran langsung dengan bentukpersentase yaitu menghitung banyaknya siswa yangberaktifitas sesuai dengan fase pada modelpembelajaran langsung. Dengan menggunakanrumus sebagai berikut:

X =

Keterangan:X= Persentase keberhasilan tindakan

Aktifitas yang paling tinggi persentasenyamenunjukkan tingkat kecenderungan siswa padaproses model pembelajaran langsung dengankompetensi membuat busana wanita. Untukmenentukan kriteria penilaian aktifitas siswapeneliti menggunakan aturan KKM yang terdapatdi SMKN 1 Bojonegoro.

Page 6: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

23

Tabel 2. Kriteria aktivitas siswaNo. Tingkat

KetercapaianAktifitas Siswa

Kategori

1. 0 – 77 Belum tercapai

2. 78 Tercapai3. ≥ 79 Terlampaui

Sumber: Dokumentasi SMKN 1 Bojonegoro.

Analisis data hasil belajar siswaHasil belajar siswa dengan ketuntasan

belajar individu yaitu seorang siswa dikatakanmencapai hasil belajar yang baik jika memperolehnilai ≥78, ketuntasan belajar individu akanmenentukkan tingkat ketuntasan belajar klasikal.Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswasudah mencapai nilai ≥78, Keberhasilan belajarsiswa secara klasikal dirumuskan sebagai berikut:

X = x 100%

Ketetrangan:KBK = Ketuntasan belajar klasikal

Untuk menentukan kriteria penilaian hasilbelajar siswa secara klasikal menggunakan kriteriaberikut:

Tabel 3. Kriteria penilaian hasil belajar siswasecara klasikal

No. Penilaian (%) Kategori

1.2.3.4.5.

90 % – 100%78% – 89%70 %– 77%60% – 70%

0 – 59%

TerlampauiTuntas

Belum tercapaiBelum tercapaiBelum tercapai

Sumber : Dokumentasi SMKN 1 Bojonegoro

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSMKN 1 Bojonegoro terhadap 27 siswa kelas XIBusana Butik dalam penerapan pembelajaranlangsung dengan motivasi pemberian reward padasub kompetensi menjahit bustier yang meliputi (1)Hasil pengamatan keterlaksanaan aktivitas guru,(2) Hasil pengamatan aktivitas siswa, (3)ketuntasan hasil belajar siswa dalam menjahitbustier.

Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar KegiatanI pada Materi Menyiapkan potongan bahanbustier, memotong interfacing, melekatkaninterfacing pada potongan bahan bustier danmenjelujur kampuh bustier

Nilai tertinggi dari masing – masing aspekdiperoleh dari aspek pendahuluan dengan rata-rata4,5 yang artinya “baik”, dari aspek kegiatan intidengan rata-rata 4,5 yang artinya “baik”, serta dariaspek penutup mendapatkan nilai rata-rata 5 yangartinya “sangat baik”. Nilai tertinggi diperoleh dariaspek penutup yaitu sebesar 5 hal ini disebabkankarena guru dapat melibatkan siswa dalammenyimpulkan materi pelajaran. Nilai terendahdiperoleh dari aspek kegiatan inti yaitu sebesar 4,5karena guru kurang menguasai dalam penyampaianmateri pembelajaran, sehingga setiap aspek darikegiatan inti kurang terlaksana dengan sistematis.Dalam aspek pendahuluan memperoleh nilai rata-rata yang sama yaitu 4,5 hal ini disebabkan gurukurang bisa memotivasi siswa untuk menjahitbustier.

4.5 4.5 5

012345

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

Gambar 1. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas guru pada kegiatan I

Aktivitas SiswaBerdasarkan tabel pengamatan aspek diatas

dapat diketahui bahwa dari hasil observasi aktivitassiswa dengan menggunakan pembelajaran langsungdari kegiatan I adalah nilai tertinggi dari masing-masing aspek diperoleh dari aspek kegiatan intimendapat nilai rata-rata sebesar 4,5 artinya “baik”,aspek pendahuluan dengan nilai rata-rata 4 yangartinya “baik”, sedangkan dari aspek penutupmendapatkan nilai rata-rata 4 artinya “baik”.Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkandengan diagram batang seperti berikut:

4 4.5 4

012345 Pendahulu

anKegiatanIntiPenutup

Gambar 2. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas siswa pada kegiatan I

Page 7: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

24

Hasil Belajar Siswa

Gambar 3. Diagram persentase ketuntasan belajarsiswa pada kegiatan I

Besarnya persentase hasil belajar siswaberdasarkan hasil pengamatan dan diagram diataspada kegiatan I adalah mengalami ketuntasanbelajar yang tinggi. Pada kegiatan I sebanyak 27siswa tuntas dengan persentase 100%. Pencapaianpenilaian terbanyak kegiatan ini adalah denganrentang nilai 78 -89, hal ini menunjukkan bahwasiswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajarandengan model pembelajaran langsung.

Pada kegiatan I siswa yang memperolehnilai 90 – 100 sebanyak 3 siswa dengan presentasesebesar 11,1% siswa yang memperoleh nilai 78-89sebanyak 24 siswa dengan presentase sebesar89,9%. Sesuai dengan standar ketuntasan minimalkriteria ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntasapabila mendapatkan nilai ≥ 78 dan ketuntasanbelajar secara klasikal adalah 85% dan sekurang-kurangnya adalah 75%.

Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar KegiatanII pada Materi Menjahit bagian-bagian bustier,Menjahit lining, Menjahit cup pada bustier.

Aktivitas GuruNilai tertinggi dari masing – masing aspek

diperoleh dari aspek pendahuluan dengan rata-rata5 yang artinya “sangat baik”, dari aspek kegiataninti dengan rata-rata 4,8 yang artinya “baik”, sertadari aspek penutup mendapatkan nilai rata-rata 4yang artinya “baik”. Nilai tertinggi diperoleh dariaspek pendahuluan yaitu sebesar 5 hal inidisebabkan karena guru berhasil memotivasi siswadalam menjahit bustier. Pada aspek kegiatan intimengalami penurunan yaitu sebesar 4,8 karenaguru kurang menguasai dalam penyampaian materipembelajaran, sehingga setiap aspek dari kegiataninti kurang terlaksana dengan sistematis. Dalamaspek penutup memperoleh nilai rata-rata yaitu 4hal ini disebabkan guru kurang melibatkan siswadalam menyimpulkan materi pelajaran.

5 4.8 4

012345

Pendahuluan

Kegiatan inti

Penutup

Gambar 4. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas guru pada kegiatan II

Aktivitas SiswaHasil observasi aktivitas siswa dengan

menggunakan pembelajaran langsung dari kegiatanII adalah nilai tertinggi dari masing-masing aspekdiperoleh dari aspek kegiatan inti mendapat nilairata-rata sebesar 4,6 artinya “baik”, aspekpendahuluan dengan nilai rata-rata 4 yang artinya“baik”, sedangkan dari aspek penutup mendapatkannilai rata-rata 4 artinya “baik”. Berdasarkan tabeldiatas dapat digambarkan dengan diagram batangseperti berikut:

4 4.6 4

012345

PendahuluanKegiatan intiPenutup

Gambar 5. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas siswa

Hasil Belajar SiswaBerikut adalah data hasil belajar siswa kelas

XI Busana Butik di SMKN 1 Bojonegoro padasiklus I dengan penerapan pembelajaran langsungadalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data hasil belajar siswa pada kegiatan IIsiklus I dengan model pembelajaran langsung

No. Penilaian Frekuensinilai

Kategori

1.2.3.

90 – 10078 – 890 – 77

-252

TerlampauiTuntas

Belum Tercapai

Jumlah 27

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswasecara klasikal dapat diperoleh dengan cara:

Kegiatan I : KBK = = 92,6 %

Page 8: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

25

Tabel 5. Data perolehan nilai hasil belajarsiswa pada kegiatan II siklus I dengan penerapan

pembelajaran langsung

Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswadengan penerapan pembelajaran langsung padakegiatan II siklus I menunjukkan ketuntasan hasilbelajar sesuai dengan ketentuan ketuntasan belajaryaitu 78. Untuk lebih jelasnya perolehan nilai padamasing-masing aspek disajikan dalam bentukdiagram sebagai berikut:

Tuntas92.60%

Belumtuntas7.40%

Tuntas

BelumTuntas

Gambar 6. Diagram persentase ketuntasan belajarsiswa pada kegiatan II siklus I

Pada kegiatan II siklus I siswa yangmemperoleh nilai 78-89 sebanyak 25 siswa denganpersentase sebesar 92%. Dan nilai 70-77 sebanyak2 siswa dengan persentase sebesar 8%. Sesuaidengan standar ketuntasan minimal kriteriaketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas apabilamendapatkan nilai ≥ 78 dan ketuntasan belajarsecara klasikal adalah 85% dan sekurang-kurangnya adalah 75%. Berikut adalah data hasilbelajar siswa pada siklus I dan siklus II.

Berdasarkan penerapan pembelajaranlangsung pada kegiatan II siklus I dan siklus IImenunjukkan ketuntasan hasil belajar sesuaidengan ketentuan ketuntasan belajar yaitu 78.Untuk lebih jelasnya perolehan nilai pada masing-masing aspek disajikan dalam bentuk diagramsebagai berikut:

Tuntas100%

Tuntas

Gambar 7. Diagram persentase ketuntasanhasil belajar siswa pada kegiatan II siklus II

Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar KegiatanIII pada Materi Menjahit kelim bustierAktivitas Guru

Nilai tertinggi dari masing – masing aspekdiperoleh dari aspek penutup memperoleh nilairata-rata yaitu 5 hal ini disebabkan guru sangatmelibatkan siswa dalam menyimpulkan materipelajaran. Pada aspek kegiatan inti mengalamipenurunan yaitu sebesar 4,6 karena guru kurangmenguasai dalam penyampaian materipembelajaran, sehingga setiap aspek dari kegiataninti kurang terlaksana dengan sistematis. Nilaiterendah diperoleh dari aspek pendahuluan yaitusebesar 4,5 hal ini disebabkan karena guru kurangberhasil memotivasi siswa dalam menjahit bustier.

4.5 4.6 5

012345

Pendahuluan

Kegiatan inti

Penutup

Gambar 8. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas guru pada kegiatan III

Aktivitas Siswapengamatan aspek diatas dapat diketahui

bahwa dari hasil observasi aktivitas siswa denganmenggunakan pembelajaran langsung dari kegiatanIII adalah nilai tertinggi dari masing-masing aspekdiperoleh dari aspek kegiatan inti mendapat nilairata-rata sebesar 4,7 artinya “baik”, aspekpendahuluan dengan nilai rata-rata 4 yang artinya“baik”, sedangkan dari aspek penutup mendapatkannilai rata-rata 4 artinya “baik”. Berdasarkan tabeldiatas dapat digambarkan dengan diagram batangseperti berikut:

No. Penilaian KegiatanII (%)

Kategori

1.2.3.4.5 .

90 – 10078 – 8970 – 7760 – 700 – 59

-92,6%7,4%

--

TerlampauiTuntas

Belum tercapaiBelum tercapaiBelum tercapai

Jumlah 100%

Page 9: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

26

4 4.7 4

012345

Pendahuluan

Kegiatan inti

Penutup

Gambar 9. Diagram perolehan nilai rata-rataaktivitas siswa pada kegiatan III

Hasil Belajar SiswaBerikut adalah data hasil belajar siswa kelas

XI Busana Butik di SMKN 1 Bojonegoro denganpenerapan pembelajaran langsung adalah sebagaiberikut:

Tabel 6. Data hasil belajar siswa pada kegiatan IIIdengan penerapan pembelajaran langsung

No. Penilaian Frekuensinilai

Kategori

90 – 10078 – 890 – 77

6174

TerlampauiTuntas

Belum TercapaiJumlah 27

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswasecara klasikal dapat diperoleh dengan cara:Kegiatan III : KBK = = 85%

Tabel 7. Data perolehan nilai hasil belajar siswapada kegiatan III dengan pembelajaran langsung

No. Penilaian KegiatanIII (%)

Kategori

1.2.3

90 – 10078 – 8970 – 7760 – 700 – 59

22%63%15%

--

TerlampauiTuntas

Belum tercapaiBelum tercapaiBelum tercapai

Jumlah 100%

Terlampaui 22%

Tuntas63%

Belumtuntas15%

0

Terlampaui

Gambar 10. Diagram persentase ketuntasanbelajar siswa

Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswadengan penerapan pembelajaran langsung padakegiatan III siklus I dan siklus II menunjukkanketuntasan hasil belajar sesuai dengan ketentuanketuntasan belajar yaitu 78. Untuk lebih jelasnyaperolehan nilai pada masing-masing aspekdisajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Tabel 8. Data perolehan nilai hasil belajar siswapada kegiatan III dengan pembelajaran langsung

No. Penilaian KegiatanIII (%)

Kategori

1.2.3.4.5.

90 – 10078 – 8970 – 7760 – 700 – 59

22%78%

--

TerlampauiTuntas

Belum tercapaiBelum tercapaiBelum tercapai

Jumlah 100%

Terlampaui…

Tuntas78%

0 0

Terlampaui

Tuntas

Gambar 11. Diagram persentase ketuntasan hasilbelajar siswa pada kegiatan III siklus2

PembahasanAktivitas Guru Dalam Penerapan PembelajaranLangsungKegiatan I (Menyiapkan bahan potonganbustier, memotong interfacing, dan melekatkaninterfacing pada bahan bustier serta menjelujurkampuh bustier).

Pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata4,5 dengan kriteria nilai “baik” karena guru kurangjelas dalam menjelaskan tujuan pembelajaran yaituguru hanya mengucapkan kata- kata tanpa ditulisdipapan tulis atau diketik.

Kegiatan inti mendapatkan nilai rata-rata 4,5dengan kriteria nilai “baik” karena pada pertemuan1 guru mempresentasikan pengetahuan danmendemonstrasikan dengan baik, tetapi pada waktumemberikan latihan terbimbing dan umpan balikguru kurang menyeluruh dan menguasai kelassehingga ada siswa yang belum mengerti denganpertanyaan yang diberikan guru.

Penutup mendapatkan nilai rata-rata 5dengan kriteria “sangat baik” karena kesimpulantentang materi menyiapkan potongan bahanbustier, memotong interfacing, dan melekatkaninterfacing pada bahan bustier serta menjelujurkampuh bustier yang diberikan guru sudah tertujupada intinya. Perolehan data pada kegiatan Iterlaksana dengan persentase 91,42% artinyaterlaksana dengan “sangat baik”.

Page 10: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

27

Kegiatan II (Menjahit Bustier)Pada kegiatan II mengalami peningkatan

dibandingkan kegiatan I yaitu mendapatkanpersentase sebesar 95,38% yang artinya terlaksanadengan “sangat baik”.

Pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata 5dengan kriteria nilai “sangat baik” karena gurumenjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas danmudah dipahami. Kegiatan inti mendapatkan nilairata-rata 4,8 dengan kriteria nilai “sangat baik”.Penutup mendapatkan nilai rata-rata 4 dengankriteria “baik”Kegiatan III (Penyelesaian kelim Bustier)

Pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata 4,5dengan kriteria nilai “sangat baik”. Kegiatan Intimendapatkan nilai rata-rata 4,6 dengan kriteria“sangat baik”. Penutup mendapatkan nilai rata-rata5 dengan kriteria nilai “sangat baik”

Secara keseluruhan proses pelaksanaanbelajar mengajar dengan menggunakan modelpembelajaran langsung dengan motivasi pemberianreward pada kegiatan I memperoleh persentasesebesar 91,42% artinya tuntas terlaksana,sedangkan pada kegiatan II persentase yangdiperoleh sebesar 95,38% yang artinya terlaksanadengan tuntas dan sistematis, pada kegiatan IIImemperoleh persentase sebesar 94,54% artinyatuntas terlaksana.

Aktivitas Siswa Dalam PenerapanPembelajaran LangsungKegiatan I (Menyiapkan bahan potonganbustier, memotong interfacing, dan melekatkaninterfacing pada bahan bustier serta menjelujurkampuh bustier).

Aspek pendahuluan memperoleh nilai rata-rata sebesar 4 artinya terlaksana dengan “baik”,Pada aspek kegiatan inti nilai rata-rata yangdiperoleh adalah sebesar 4,5 artinya terlaksanadengan “sangat baik”, Pada aspek penutupmendapatkan nilai rata-rata sebesar 4 yang artinyaterlaksana dengan “baik”Kegiatan II (Menjahit Bustier)

Pada kegiatan II mengalami peningkatandibandingkan dengan kegiatan I yaitu terlaksanadengan persentase sebesar 89,23% yang artinyaterlaksana dengan “sangat baik”. karena siswasangat antusias dan semangat dalam menjahitbustier.

Pada aspek pendahuluan nilai rata-rata yangdiperoleh adalah 4 yang artinya terlaksana dengan“baik”. Pada aspek kegiatan inti nilai rata-rata yangdiperoleh adalah sebesar 4,6 yang artinyaterlaksana dengan “sangat baik”. Pada aspekpenutup nilai rata-rata yang diperoleh adalahsebesar 4 yang artinya terlaksana dengan “baik”.Kegiatan III (Penyelesaian kelim Bustier)

Aspek pendahuluan memperoleh nilai rata-rata sebesar 4 artinya terlaksana dengan “baik”,Pada aspek kegiatan inti nilai rata-rata yang

diperoleh adalah sebesar 4,7 artinya terlaksanadengan “sangat baik”, Pada aspek penutupmendapatkan nilai rata-rata sebesar 4 yang artinyaterlaksana dengan “baik”

Secara keseluruhan proses pelaksanaanbelajar mengajar dengan menerapkan modelpembelajaran langsung dengan motivasi pemberianreward pada kegiatan I persentase yang diperolehadalah 88,57% artinya tuntas terlaksana, kegiatan IIpersentase yang diperoleh sebesar 89,23% yangartinya terlaksana dengan tuntas dan pada kegiatanIII persentase yang diperoleh sebesar 90,9% artinyatuntas, terlaksana dan sistematis.Ketuntasan Hasil Belajar Siswa DalamPenerapan Pembelajaran Langsung DenganMotivasi Pemberian Reward.

Ketuntasan hasil belajar siswa denganpenerapan model pembelajaran langsung denganmotivasi pemberian reward telah berhasil dicapaidengan sangat baik, ketuntasan hasil belajar siswakelas XI Busana Butik SMKN 1 Bojonegoro secaraklaksikal dinyatakan tuntas sebesar 100% yaitusebanyak 3 siswa yang terlampaui dan 24 siswatuntas dengan sangat baik sesuai dengan kriteriapenilaian arikunto yaitu 81% - 100% kategorisangan baik. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuankriteria ketuntasan hasil belajar yang berlaku diSMKN 1 Bojonegoro yaitu secara individumencapai nilai 85 atau tuntas secara klaksikalmencapai 85% atau sekurang-kurangnya 78%sesuai standar kelulusan minimal kriteriaketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas apabilamendapatkan nilai ≥ 78% dan ketuntasan belajarsecara klasikal adalah 85% dan sekurang-kurangnya adalah 78% dinyatakan tuntas secaraklasikal.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka penerapan pembelajaranlangsung dengan motivasi pemberian reward padasub kompetensi menjahit bustier siswa kelas XIbusana butik di SMKN 1 Bojonegoro dapatdisimpulkan sebagai berikut:

Aktivitas guru melalui penerapan modelpembelajaran langsung pada kegiatan I menyiapkanpotongan bustier, melekatkan interfacing padabahan utama dan menjelujur kampuh bustiermendapat nilai persentase sebesar 91,42% artinya“sangat baik”, dan pada kegiatan II menjahitbustier mendapat nilai persentase sebesar 95,38%artinya “sangat baik”, sedangkan pada kegiatan IIImenyelesaikan kelim bustier mendapat nilaipersentase sebesar 94,54%, artinya “sangat baik”.Aktivitas belajar siswa melalui penerapan modelpembelajaran langsung pada materi membuatbusana pesta bustier yaitu pada kegiatan Imemperoleh persentase sebesar 88,57% yangartinya terlampaui dan pada kegiatan II

Page 11: Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28

28

memperoleh persentase sebesar 89,23% yangartinya terlampaui dan pada kegiatan IIImemperoleh persentase sebesar 90,9% yangartinya terlampaui. Pencapaian hasil belajar siswamelalui penerapan model pembelajaran langsungdengan motivasi pemberian reward menunjukkanbahwa pada kegiatan I ketuntasan belajar klasikalmemperoleh persentase mencapai 100% yangartinya “sangat baik” dan ketuntasan belajarklasikal pada kegiatan II memperoleh ketuntasanbelajar klasikal yakni sebesar 100% yang artinya“sangat baik”, dengan dua siklus. Sedangkan padakegiatan III memperoleh persentase sebesar 100%yang artinya “sangat baik” dengan dua siklus. Padakegiatan II dan III terjadi dua siklus untukpencapaian ketuntasan belajar klasikal dikarenakanadanya faktor yang berkenaan dengan situasi dankondisi siswa yang tidak memungkinkan untukmasuk sekolah serta kemampuan individu siswa,meliputi bakat belajar, waktu yang tersedia untukbelajar dan selain itu juga terdapat pengaruh faktordari luar individu seperti faktor lingkungan saranadan prasarana yang kurang memadai di sekolahtersebut.

SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka

peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:Melakukan persiapan pada waktu akan

mengajar dikelas dengan menyiapkan mediapembelajaran dengan baik dan lengkap sertamemberikan beberapa motivasi sebelum pelajarandimulai pada setiap pertemuan yaitu berupa moduldan contoh prototype bustier. Mengefisiensikanwaktu pada fase menjelaskan pengetahuan danmendemonstraikan keterampilan agar siswa tidakterburu- buru dalam mengikuti pembelajaran danmencapai hasil yang maksimal. Untukmeningkatkan hasil belajar pada siswa maka guruharus memberikan bimbingan, latihan lanjutanguna mengetahui kemampuan siswa sertamenyiapkan sarana dan prasarana yang memadaisehingga dapat mendukung siswa dalammengerjakan setiap praktek. Memberikanreward/hadiah pada siswa sesekali agar siswamerasa senang dan lebih berantusias dalamkegiatan proses belajar berlangsung.

DAFTAR PUSTAKAArif, Atmaul, Drs. 2002. Macam-Macam Motivasi

Belajar Siswa. Yogyakarta: Balai Pustaka.Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2009. Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2010. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Brown, Judith dan Saks. 1980. Assessment OfStudent Achievement. New York: AcademicPress.

Depdikbud Dikmenjur. 1996. Sekolah MenengahKejuruan. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. M.Ag dan Zain,Aswan, Drs. 2010. Strategi BelajarMengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ernawati. 2008. Tata Busana Jilid 3. DirektoratPembinaan SMK. Jakarta.

Kardi, S. dan Nur M. 2000. Pengajaran Langsung.Surabaya : Universitas Negeri SurabayaUniversity Press.

Kertamiharja, Drs. M.Pd dan Ardiwinata, Drs.Belajar Dan Faktor-Faktor YangMempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Satuan Pendidikan(KTSP). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oscar, Anderson dan Block. 1975. Basic PrincipleOf Curiculum And Instruction. New York:Jemmars.

Poerwadarminto, Drs. 1995. Materi PokokMotivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Universitas Terbuka.

Poespo, Goet. 2003. Semarak Busana Strapless,Camisol. Yogyakarta: Kansius.

Poespo, Goet. 2005. Panduan Teknik Menjahit.Yogyakarta: Kansius.

Prayitno, Drs. 2002. Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Pers.

Roesminingsih, Prof. Dr. M.pd dan Susarno,Lamijan Hadi, Drs. M.pd. 2011. Teori danpraktik pendidikan. Universitas NegeriSurabaya: FIP.

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar MengajarDan Micro Teaching. Jakarta: QuantumTeaching.

Sardiman. 2007. Interaksi Dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina H. Prof. Dr. M.Pd. 2008.Perencanaan Dan Desain SistemPembelajaran. Jakarta: Kencana.

Syah, Muhibbin, Drs. M.Pd. 2008. KegiatanBelajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Triyanto. 2007. Model- Model PembelajaranInovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://ipdn-artikelgratis.blogsport.com. (SistemReward dan Punishment dalam organisasi)diakses pada hari Rabu 26 Desember 2012.

http://www.wajah pendidikan kita.blogspot.com.(Edy Siswanto. 2008. Reward atau hadiahdapat meningkatkan motivasi belajar).Diakses hari Kamis 27 Desember 2012.

http://sas.ilbn.info/gdl.php?mod= browse8op.com.(Komarudin. 2008. Konsep reward danpunishment) Diakses 27 Desember 2012.

http://muhammadNur.blogspot.com/2005/11/prakarsa-SMA/MA-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan.html: diakses hari selasa tanggal1 Januari 2013.