123
PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PIKRILHYDRAZIL) EKSTRAK METANOLIK UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Desi Irwanta Kate NIM : 108114124 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014

PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL

DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH

(1,1-DIPHENYL-2-PIKRILHYDRAZIL) EKSTRAK METANOLIK

UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Desi Irwanta Kate

NIM : 108114124

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

i

PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL

DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH

(1,1-DIPHENYL-2-PIKRILHYDRAZIL) EKSTRAK METANOLIK

UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Desi Irwanta Kate

NIM : 108114124

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

Page 3: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

ii

Page 4: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

iii

Page 5: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus sumber dari segalanya yang ada dihidupku

Mama dan Papa tercinta yang selalu mendukung dalam kondisi apapun

My Lovely Sisters and Brothers Hernita, Mariani, Obet and Briand

Almamaterku tercinta

Segala Puji, Hormat, Kemuliaan hanya layak bagi-Mu, KAU mengatur hidupku dan memberiku kekuatan untuk selalu berkata

“Aku bisa, Harus bisa dan Pasti bisa”

Page 6: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

v

Page 7: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

vi

Page 8: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

vii

PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua anugerah, berkat,

mujizat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENETAPAN KANDUNGAN

FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN

METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYHYDRAZYL) EKSTRAK

METANOLIK UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hallier

f.)” ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Farmasi

(S.Farm.).

Penulis mengalami banyak kesulitan dan masalah dalam menyelesaikan

laporan ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah

diberikan kepada :

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan serta bantuan selama rancangan, pengusulan skripsi,

penelitian, hingga penyelesaian penulisan skripsi dengan penuh kesabaran.

3. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang menguji

sekaligus memberikan saran, kritik dan pengetahuan yang membangun bagi

penulis.

4. Jeffry Julianus, M.Si., selaku Dosen Penguji yang menguji sekaligus

memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis.

Page 9: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

viii

5. C.M. Ratna Rini Nastiti, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

mendidik dan memberi nasihat serta teladan selama penulis berkuliah.

6. Semua Dosen dan Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

atas bantuan yang telah diberikan selama penulis kuliah.

7. Segenap Laboran Universitas Sanata Dharma; Laboran Laboratorium

Farmakognosi-Fitokimia (Pak Wagiran) dan Botani Dasar (Mas Sigit) atas

segala bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. My best friend Meta Kartika Sari atas kebersamaan dalam suka maupun

duka. Always be my best friend now and forever.

9. Priskila Agnes, Rotua Winata, Kelvin Nugroho, Yeny Lestari, Retno

Pamungkas, Fanny Adriyani, Ega Mantyas atas doa, dukungan semangat

dan segala bantuan yang kalian berikan buatku, kiranya Tuhan Yesus

senantiasa memberkati kalian semua.

10. Segenap keluargaku di Team Tambourine GBI Keluarga Allah Jogja atas

dukungan doa, semangat dan rema-rema yang luar biasa.

11. Francisca Devi atas bantuan pengurusan surat dan peminjaman laptop

selama ujian.

12. Nessya Trivianni dan Eunike Yosefina sebagai tim DPPH atas bantuan,

dukungan, doa, kritik dan saran selama penelitian di Laboratorium hingga

selesainya ujian.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas doa, dukungan

dan bantuan mulai awal penelitian hingga diselesaikannya penulisan skripsi

ini.

Page 10: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

ix

Page 11: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. v

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..... vi

PRAKATA .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

INTISARI ................................................................................................ xvii

ABSTRACT .............................................................................................. xviii

BAB I PENGANTAR ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

1. Permasalahan ........................................................................... 4

2. Keaslian penelitian ................................................................... 4

3. Manfaat penelitan ..................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1. Tujuan umum ........................................................................... 5

2. Tujuan khusus .......................................................................... 5

Page 12: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6

A. Bidara Upas .................................................................................. 6

1. Klasifikasi tanaman .................................................................. 6

2. Sinonim .................................................................................... 6

3. Gambaran umum bidara upas .................................................. 7

4. Kandungan kimia dan manfaat ................................................ 8

B. Ekstraksi ....................................................................................... 8

C. Fenolik dan Flavonoid .................................................................. 10

D. Metode Folin-Ciocalteu ................................................................ 15

E. Radikal Bebas ............................................................................... 16

F. Oksidan dan Radikal Bebas .......................................................... 18

G. Antioksidan ................................................................................... 18

H. Metode DPPH ............................................................................... 23

I. Spektrofotometer Visibel .............................................................. 25

J. Landasan Teori ............................................................................. 27

K. Hipotesis ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 29

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 29

1. Variabel bebas .......................................................................... 29

2. Variabel tergantung .................................................................. 29

3. Variabel pengacau terkendali ................................................... 29

4. Variabel pengacau tidak terkendali .......................................... 29

Page 13: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xii

C. Definisi Operasional ..................................................................... 29

D. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................ 30

1. Bahan penelitian ....................................................................... 30

2. Alat penelitian .......................................................................... 30

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 31

1. Determinasi tanaman ............................................................... 31

2. Pengumpulan bahan ................................................................. 31

3. Preparasi simplisia ................................................................... 31

4. Ekstraksi ................................................................................... 31

5. Pembuatan larutan pembanding dan uji ................................... 32

6. Uji pendahuluan ....................................................................... 33

7. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total .............. 34

8. Penetapan kandungan fenolik total .......................................... 35

9. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan ............................... 35

10. Uji aktivitas antioksidan ........................................................ 36

F. Analisis Hasil ................................................................................ 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 38

A. Hasil Determinasi Tanaman ......................................................... 38

B. Hasil Pengumpulan Bahan ............................................................ 38

C. Hasil Preparasi Sampel ................................................................. 39

D. Ekstraksi Sampel .......................................................................... 39

E. Hasil Uji Pendahuluan .................................................................. 43

1. Uji pendahuluan senyawa fenolik ............................................ 43

Page 14: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xiii

2. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan ..................................... 44

F. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total .... 45

1. Penentuan Operating Time (OT) ............................................ 45

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λmaks) .... 46

G. Hasil Estimasi Kandungan Fenolik Total .................................... 47

H. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan ..................... 50

1. Penentuan Operating Time (OT) ........................................... 50

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λmaks) .... 52

I. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH .... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 61

A. Kesimpulan .......................................................................... 61

B. Saran ..................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62

LAMPIRAN ........................................................................................... 69

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................... 104

Page 15: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Tingkat kekuatan antioksidan dengan metode DPPH .... 25

Tabel II. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum

asam galat yang direaksikan dengan pereaksi

Folin-Ciocalteu ................................................................ 46

Tabel III. Kadar asam galat dengan absorbansinya setelah direaksikan

dengan pereaksi Folin-Ciocalteu yang diukur pada

panjang gelombang 760,5 nm .......................................... 49

Tabel IV. Hasil penentuan jumlah fenolik total ekstrak metanolik

umbi bidara upas ............................................................. 49

Tabel V. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum

larutan DPPH .................................................................. 53

Tabel VI. Hasil aktivitas antioksidan rutin dengan metode DPPH . 55

Tabel VII. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara

upas dengan metode DPPH ............................................ 56

Tabel VIII. Hasil perhitungan IC50rutin dan ekstrak metanolik umbi

bidara upas ...................................................................... 57

Tabel IX. Tingkat kekuatan antioksidan ......................................... 58

Page 16: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman umbi bidara upas ............................................. 7

Gambar 2. Reaksi pembentukan dan penggabungan radikal fenoksil 11

Gambar 3. Struktur kimia dari berbagai flavonoid ........................... 12

Gambar 4. Oksidasi rutin .................................................................. 13

Gambar 5. Struktur asam galat ......................................................... 14

Gambar 6. Reaksi senyawa fenol dengan reagen Foiln-Ciocalteu ... 16

Gambar 7. Struktur DPPH ................................................................ 23

Gambar 8. Reduksi DPPH oleh senyawa antioksidan ...................... 24

Gambar 9. A = Kontrol positif, B = Larutan uji, C = Kontrol negatif 43

Gambar 10. A = Kontrol negatif, B = Kontrol positif, C = Larutan uji 44

Gambar 11. Grafik penentuan Operating Time asam galat ................ 45

Gambar 12. Reaksi reagen Folin-Ciocalteu dengan senyawa fenol ... 47

Gambar 13. Struktur asam galat ......................................................... 48

Gambar 14. Kurva baku terpilih untuk penetapan kadar fenolik total

asam galat ....................................................................... 48

Gambar 15. Grafik penentuan OT rutin (Replikasi 2) ........................ 51

Gambar 16. Grafik penentuan OT ekstrak metanolik umbi bidara

upas (Replikasi 1) ........................................................... 51

Gambar 17. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan rutin 55

Gambar 18. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan ekstrak

metanolik umbi bidara upas ............................................ 56

Page 17: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat determinasi bidara upas ......................................... 69

Lampiran 2. Gambar umbi bidara upas dari Kebun Tanaman Obat

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ..... 70

Lampiran 3. Rendemen serbuk umbi bidara upas ...................................... 70

Lampiran 4. Rendemen ekstrak metanolik umbi bidara upas ..................... 70

Lampiran 5. Data penimbangan uji kandungan fenolik total ...................... 71

Lampiran 6. Scanning kontrol asam galat .................................................. 72

Lampiran 7. Optimasi penentuan kandungan fenolik total ......................... 72

Lampiran 8. Penetapan kandungan fenolik total ........................................ 76

Lampiran 9. Data penimbangan untuk pengujian aktivitas antioksidan ..... 79

Lampiran 10. Data konsentrasi bahan untuk uji aktivitas antioksidan .......... 80

Lampiran 11. Scanning larutan .................................................................... 84

Lampiran 12. Penentuan λ serapan maksimum dan Operating Time (OT)

uji aktivitas antoksidan ................................................... 87

Lampiran 13. Uji aktivitas antioksidan dengan radikal DPPH ............. 96

Lampiran 14. Perhitungan IC50 rutin dan ekstrak metanolik umbi

Bidara upas ..................................................................... 99

Lampiran 15. Hasil uji statistik dengan program R 3.0.2 ..................... 103

Page 18: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xvii

INTISARI

Radikal bebas dengan sifat sangat reaktif dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel yang berujung pada munculnya berbagai penyakit. Kerusakan sel tersebut dapat dicegah dengan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas sehingga radikal tersebut tidak dapat menginduksi timbulnya suatu penyakit. Senyawa fenolik merupakan sumber antioksidan alami yang banyak terdapat pada tanaman.

Umbi bidara upas (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.) dilaporkan memiliki kandungan senyawa fenolik. Tanaman dengan kandungan senyawa fenolik diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kandungan fenolik total dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas.

Penetapan kandungan fenolik total menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan dinyatakan dengan nilai massa ekivalen asam galat per g ekstrak metanolik umbi bidara upas. Prinsip dari metode ini yaitu senyawa fenolik teroksidasi dan pereaksi Folin-Ciocalteu tereduksi menjadi larutan berwarna biru yang memiliki serapan maksimum 760 nm. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Prinsip metode DPPH yaitu penurunan intensitas absorbansi larutan DPPH sebanding dengan kenaikan konsentrasi senyawa antioksidan yang dinyatakan dengan IC50.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanolik umbi bidara upas mempunyai kandungan fenolik total sebesar (1,96 ± 0,07) mg ekivalen asam galat per gram ekstrak metanolik umbi bidara upas dan IC50 sebesar (386,3 ± 3,7) µg/mL. Kata Kunci : Ekstrak metanolik umbi bidara upas (Merremia mammosa (Lour)

Hallier f.), kandungan fenolik total, aktivitas antioksidan, DPPH

Page 19: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

xviii

ABSTRACT

Free radicals are highly reactive by nature can cause cell damage that

leads to the emergence of various diseases. The cell damage can be prevented by antioxidants. Antioxidants are compounds that can neutralize free radicals so that the radicals can not induce the onset of a disease. Phenolic compounds are a source of natural antioxidants found in many plants.

Tuber bidara upas (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.) reported to contain phenolic compounds. Plants containing phenolic compounds are known to have strong antioxidant activity. Therefore, this study aimed to establish the total phenolic content and antioxidant activity of methanolic extracts know tuber bidara upas.

Determination of total phenolic content using the Folin-Ciocalteu reagent and expressed as gallic acid equivalent mass value per g of methanolic extract of tuber bidara upas. The principle of this method is oxidized phenolic compounds and Folin-Ciocalteu reagent is reduced to a blue solution which the maksimum wave length at 760 nm. Testing antioxidant activity using DPPH radical (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). The principle of the method is a decrease in the intensity of the absorbance of DPPH solution is proportional to the increase in the concentration of antioxidant compounds represented by IC50.

The results showed that the methanolic extract tuber lote upas upas total phenolic content of (1,96 ± 0,07) mg of gallic acid equivalents per gram of tuber bidara upas methanolic extract and IC50 of (386,3 ± 3,7) mg/mL.

Keywords : Methanolic extract of tuber bidara upas (Merremia mammosa (Lour)

Hallier f.), total phenolic content, antioxidant activity, DPPH

Page 20: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif.

Sifat reaktif ini disebabkan karena adanya elektron tidak berpasangan yang

terdapat pada orbit terluarnya, sehingga radikal bebas akan bereaksi dengan

molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektronnya dan menjadi stabil.

Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan luar.

Radikal ini akan menyerang sel-sel tubuh dan mengakibatkan hilangnya fungsi

sel-sel tersebut dan akhirnya menjadi rusak. Kerusakan sel karena adanya radikal

bebas menjadi kontributor utama terjadinya proses penuaan dini dan berbagai

penyakit seperti kanker, katarak, liver, jantung koroner, dan diabetes (Hernani dan

Rahardjo, 2005).

Kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dapat dicegah

atau dihambat oleh suatu senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa

yang dapat menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas di dalam tubuh

sehingga sel-sel tubuh dapat terhindar dari kerusakan akibat reaksi dari radikal

bebas (Hernani dan Rahardjo, 2005) selain itu antioksidan dapat menyumbangkan

elektronnya kepada radikal bebas dan menstabilkan radikal tersebut sehingga

menjadi tidak reaktif lagi (Suhartono, 2002).

Antioksidan dapat diperoleh secara alami maupun sintetik. Antioksidan

alami seperti vitamin C, vitamin E dan flavonoid terbukti aman dikonsumsi oleh

Page 21: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

2

manusia, sedangkan antioksidan sintetik seperti BHT (Butil Hidroksi Toluen) dan

BHA (Butil Hidroksi Anisol) tidak digunakan lagi karena dapat menyebabkan

karsinogenesis (Choi, Lo, dan Han, 2004). Hal inilah yang menyebabkan banyak

peneliti mulai mengeksplorasi sumber antioksidan alami yang berasal dari

tumbuhan. Salah satu sumber antioksidan alami yang terdapat dalam tumbuhan

adalah senyawa fenolik. Diantara sekian banyak senyawa fenolik tumbuhan yang

diketahui, golongan flavonoid merupakan golongan terbanyak yang bersifat

sebagai antioksidan. Kemampuan flavonoid untuk menghambat radikal bebas

terjadi karena adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agil, Sugianto, Widyowati,

dan Purwitasari (2010) telah diketahui adanya kandungan flavonoid pada umbi

bidara upas (Merremia mammosa (Lour) Hallier f.) dan senyawa kimia lain

seperti damar, resin, pati, dan zat pahit, getah segar mengandung zat oksidase

(Bangun, 2012). Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti seberapa besar

kemampuan senyawa dalam umbi bidara upas dapat menghambat aktivitas radikal

bebas DPPH.

Selain flavonoid, senyawa lain yang banyak terdapat dalam akar dan

umbi adalah senyawa metoksi yang dapat diekstraksi dengan pelarut non polar

maupun pelarut polar seperti etanol dan metanol (Rajendra, Magadum, Nadaf,

Yashoda, dan Manjula 2011).

Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl). Metode ini dipilih karena merupakan metode yang

mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu

Page 22: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

3

atau ekstrak tanaman (Koleva, van Beek, Linssen, de Groot, dan Evstatieva, 2002).

Pada metode ini, DPPH berperan sebagai radikal bebas yang dihambat oleh

antioksidan sehingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning yang

dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak, sehingga aktivitas

penghambatan radikal bebas dapat ditentukan. Berdasarkan metode ini,

kemampaun antioksidan suatu senyawa dinyatakan dengan nilai Inhibition

Concentration (IC50). Serapan kuat DPPH akan terlihat pada panjang gelombang

517 nm dengan warna ungu (Juniarti, Osmeli, dan Yuhernita, 2009).

Tanaman dengan kandungan senyawa fenolik yang tinggi diketahui

memiliki aktivitas antioksidan. Hal inilah yang mendasari peneliti ingin

melakukan penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan dalam

umbi bidara upas.

Metode yang dipilih untuk penentuan kandungan fenolik total adalah

metode Folin-Ciocalteu. Metode ini merupakan metode yang umum digunakan

sebagai standar penentuan kandungan fenolik total karena merupakan metode

yang cepat dan sederhana yang dinyatakan sebagai massa ekivalen asam galat tiap

mg sampel (Fu,Xu, Gan, Zhang, Xia, dan Li, 2011). Prinsip dari metode ini adalah

reaksi oksidasi senyawa fenol dalam suasana basa oleh pereaksi Folin-Ciocalteu

menghasilkan kompleks berwarna biru yang memberikan serapan kuat pada

panjang gelombang 760 nm. Peningkatan intensitas warna biru akan sebanding

dengan jumlah senyawa fenolik yang ada dalam sampel (Blainski, Cristiny, dan

de Mello, 2013).

Page 23: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

4

1. Permasalahan

a. Berapa kadar fenolik total ekstrak metanolik umbi bidara upas yang dinyatakan

dengan nilai ekivalen asam galat ?

b. Berapa nilai aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas dengan

radikal DPPH yang dinyatakan dengan nilai IC50 ?

2. Keaslian penelitian

Penelitian Purwanti (2002) melaporkan bahwa kualitas umbi bidara upas

yang dijual di pasar sesuai dengan MMI, dan ekstrak etanol-air umbi bidara upas

bersifat toksik dengan LC50 sebesar 921,085 µg/mL.

Penelitian Agil et al., (2010) membuat ekstrak air, n-heksana dan

metanol dari umbi bidara upas secara maserasi. Hasil skrining menunjukkan

bahwa ekstrak air mengandung senyawa golongan polifenol, ekstrak n-heksana

mengandung senyawa golongan triterpenoid dan terpenoid, sedangkan ekstrak

metanol mengandung senyawa golongan polifenol dan flavonoid.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada

penelitian ini dilakukan penentuan kandungan fenolik total dengan metode Folin-

Ciocalteu dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dari ekstrak

metanolik umbi bidara upas.

3. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Mendapatkan kadar fenolik total serta nilai IC50 dari ekstrak metanolik umbi

bidara upas.

Page 24: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

5

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai

kemampuan umbi bidara upas sebagai antioksidan sehingga dapat

dimanfaatkan dalam pemeliharaan kesehatan manusia.

3. Manfaat metodologis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya

terkait kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan dari umbi bidara upas.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menetapkan kandungan fenolik total dan menguji aktivitas antioksidan dari

ekstrak metanolik umbi bidara upas.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui kadar fenolik total ekstrak metanolik umbi bidara upas

menggunakan metode Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dengan massa

ekivalen asam galat.

b. Mengetahui nilai aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas

menggunakan metode DPPH yang dinyatakan dengan IC50.

Page 25: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bidara Upas

Bidara upas merupakan jenis umbi-umbian yang banyak tumbuh liar di

hutan-hutan dan perkebunan. Jenis ini berasal dari asia tropis. Di Indonesia, bidara

upas dapat ditemukan di Jawa, Maluku, dan Sumatera (Suhono, 2009).

1. Klasifikasi tanaman

Klasifikasi bidara upas menurut van Valkenburg dan Bunyapraphatsara

(2001) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Subkerajaan : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae

Genus : Merremia

Spesies : Merremia mammosa (Lour) Hallier f.

2. Sinonim : Convolvulus mammosus (Lour)

Ipomea gomezii (van Valkenburg dan Bunyapraphatsara,

2001).

Page 26: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

7

3. Gambaran umum bidara upas

Bidara upas berupa perdu merambat dengan panjang batang 3-6 m.

Batang agak licin, kecil dan berwarna merah keunguan. Daun tunggal, berbentuk

jantung, tepi rata, ujung meruncing, berwarna hijau tua, dengan pertulangan daun

menyirip. Bunga majemuk berbentuk payung menggarpu seperti lonceng dan

berwarna putih keunguan, panjang 7-8 cm, dengan 4 helai kelopak (Haryanti,

2009).

Umbi berada di dalam tanah, berbentuk bulat memanjang. Kulit umbi

berwarna kuning kecoklatan, tebal, dan bergetah. Daging umbi berwarna putih.

Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek batang dan penanaman umbi (Haryanti,

2009).

Gambar 1. Tanaman umbi bidara upas

Page 27: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

8

4. Kandungan kimia dan manfaat

Kandungan senyawa kimia dalam umbi bidara upas, yaitu damar, resin,

pati, dan zat pahit, getah segar mengandung zat oksidase (Bangun, 2012). Selain

itu juga mengandung zat antioksidan, yaitu flavonoid (Agil et al., 2010).

Umbi bidara upas oleh masyarakat sering digunakan sebagai alternatif

dalam pengobatan tradisional penyakit kencing manis, bronkitis, asma, tifus,

demam berdarah, kanker payudara, radang tenggorokan, radang paru, radang usus

buntu, tifoid, sembelit, muntah darah, keracunan, dan gigitan ular. Selain sebagai

bahan obat tradisional, tanaman ini dapat juga dipakai sebagai tanaman hias

(Suhono, 2009).

B. Ekstraksi

Ekstrak merupakan suatu sediaan kental yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan

pelarut yang sesuai dan diuapkan hingga semua atau hampir semua pelarut

menguap dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000a).

Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan kandungan kimia dari suatu

bahan yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan

pelarut cair. Simplisia yang diekstrak umumnya memiliki senyawa aktif yang

dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, dan

protein. Beberapa jenis senyawa aktif yang ada di dalam simplisia yaitu alkaloid,

flavonoid, minyak atsiri, dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan

Page 28: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

9

mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa aktif yang ada dalam simplisia

terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat dan derajat keasaman. Dengan

diketahuinya senyawa aktif dalam suatu simplisia, maka pemilihan pelarut dan

cara ekstraksi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat (Depkes RI, 2000a).

Tujuan ekstraksi bahan alam yaitu untuk menarik komponen kimia yang

terdapat dalam suatu bahan alam yang didasarkan pada prinsip perpindahan massa

komponen zat ke dalam pelarut dimulai dari lapisan antar muka kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harborne, 1987). Pelarut yang baik adalah

pelarut yang dapat melarutkan zat aktif dari ekstrak serta membebaskan ekstrak

dari senyawa lain yang tidak diinginkan. Pelarut yang diperbolehkan yaitu air,

etanol, campuran etanol air, metanol, kloroform, eter, dan heksan (Depkes RI,

2000a).

Proses ekstraksi dipengaruhi oleh lama ekstraksi, suhu dan jenis pelarut

yang digunakan. Semakin lama waktu yang digunakan dan semakin tinggi suhu

maka semakin sempurna proses ekstraksi, semakin dekat tingkat kepolaran pelarut

dengan komponen yang diekstrak, semakin sempurna proses ekstraksi. Metode

ekstraksi dapat dibedakan menjadi: maserasi, perkolasi, infundasi dan ekstraksi

berkesinambungan (Depkes RI, 1986).

Maserasi adalah proses ekstraksi dengan cara merendam serbuk simplisia

dalam cairan penyari sehingga cairan penyari menembus dinding sel dan masuk

ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif kemudian zat aktif tersebut akan

terlarut, adanya perbedaan konsentrasi di dalam dan luar sel akan mengakibatkan

terjadinya pendesakan larutan pekat ke luar sel (Depkes RI, 1986). Maserasi

Page 29: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

10

termasuk ekstraksi dengan prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi (Depkes

RI, 2000a).

Bahan yang akan digunakan pada proses ekstraksi biasanya ditempatkan

dalam bejana bermulut lebar kemudian ditambahkan pelarut dan dikocok

berulang-ulang selama 2-14 hari (Ansel, 1989). Keuntungan menggunakan

metode maserasi adalah dapat diaplikasikan dalam sampel dengan jumlah sedikit,

proses mudah dilakukan dan alat yang digunakan sederhana (List dan Schmidt,

2000). Kerugian metode maserasi yaitu pengerjaannya lama dan penyarian kurang

efektif (Depkes RI, 1986).

Metode maserasi dapat dimodifikasi menjadi metode remaserasi, yaitu

cairan penyari dibagi menjadi dua kemudian seluruh serbuk simplisia dimaserasi

dengan cairan penyari pertama, lalu serbuk diperas dan penyari pertama disimpan

selanjutnya dilakukan maserasi kembali dengan cairan penyari yang kedua

(Depkes RI,1986).

C. Fenolik dan Flavonoid

Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus

hidroksil yang menempel pada cincin aromatik. Senyawa fenolik terbentuk dari

jalur metabolisme asam sikimat dan fenil propanoid (Proestos, Sereli, dan

Komaitis, 2006).

Senyawa fenolik dari tanaman mempunyai beberapa efek, yaitu

antioksidan, antiinflamasi, antiproliferasi, antimutagenik, antimikrobial,

Page 30: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

11

antikarsinogenik, dan pencegahan terhadap penyakit jantung (Ghosh dan Konishi,

2007).

Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro

dan Brett (2004) yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat

radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer

elektron, sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil (Gambar 2). Radikal

fenoksil yang terbentuk sebagai hasil reaksi fenol dengan radikal bebas kemudian

akan menstabilkan diri melalui efek resonansi. Karena alasan ini maka derivat dari

fenol merupakan donor hidrogen yang baik yang dapat menghambat reaksi yang

terjadi oleh senyawa radikal. Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor radikal

(Togo, 2004).

Gambar 2. Reaksi pembentukan dan penggabungan radikal fenoksil (Bruneton, 1999).

Page 31: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

12

Contoh senyawa fenolik adalah asam fenolik, flavonoid, tanin

terkondensasi, kumarin dan alkil resorsinol (Dykes dan Rooney, 2007). Senyawa

fenolik dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida atau esternya (Proestos et

al., 2006). Golongan yang terbanyak dari senyawa fenolik adalah flavonoid

(Markham, 1988).

Penggolongan flavonoid didasarkan pada adanya substituen cincin

heterosiklik yang mengandung oksigen dan perbedaan distribusi gugus hidroksi

pada atom C3 (Gambar 3). Perbedaan di bagian atom C3 inilah yang menentukan

sifat, khasiat dan golongan flavonoid (Markham, 1988). Menurut Robinson (1995),

flavonoid dapat dibedakan berdasarkan keragaman pada rantai C3 yaitu : flavonol,

flavon, isoflavon, flavanon, flavanonol, katekin, leukoantosianidin, antosianin,

khalkon, dan auron.

Gambar 3. Struktur kimia dari berbagai flavonoid (Robinson, 1995).

Page 32: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

13

Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus

hidroksi yang tidak tersubstitusi atau tersubstitusi suatu gula. Oleh karena itu,

umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol,

butanol, aseton, etil asetat, dimetilsulfoksida, dimetilformamid dan air (Markham,

1988). Pemilihan pelarut yang disarankan adalah campuran air dan metanol,

etanol atau aseton (Waterman dan Mole, 1994).

Aktivitas sebagai antioksidan dimiliki oleh sebagian besar flavonoid

karena adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya (Cuvelier,

Richard dan Besset, 1992).

Rutin sebagai senyawa fenolik telah banyak digunakan dalam penelitian

aktivitas antioksidan yang digunakan sebagai pembanding aktivitas antioksidan

dari bahan tumbuhan (dos Santos, Mazo, dan Cavalheiro, 2008).

Gambar 4. Oksidasi rutin (dos Santos et al., 2008).

Rutin (3’,4’,5,7-tetrahidroksiflavon-3β-D-rutinosida) atau vitamin P

termasuk dalam flavonoid. Gugus O-dihidroksi pada cincin B diasosiasikan

Page 33: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

14

dengan aktivitas antioksidan rutin (Lopez, Martinez, Del-Valle, Ferrit, dan Luque,

2003). Aktivitas antioksidan rutin dilihat dari nilai IC50 yaitu sebesar 7,909 µg/mL

(dos Santos et al., 2008) ; semakin kecil nilai IC50 suatu sampel uji maka semakin

efektif sampel tersebut berperan sebagai antioksidan (Sunardi, 2007). Dalam

keseharian, rutin biasa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi serta

penyakit lain yang berkaitan dengan vaskuler (dos Santos et al., 2008).

Asam galat (asam 3,4,5-trihidroksibenzoat) merupakan senyawa fenolik

yang bukan tergolong dalam flavonoid. Gugus fungsi dalam struktur asam galat

yang bertanggung jawab memberikan aktivitas antioksidan adalah 3 gugus

hidroksil (Lopez et al., 2003).

Gambar 5. Struktur asam galat (Eko, 2003).

Asam galat (Gambar 5) sering digunakan dalam banyak penelitian terkait

penetapan kandungan fenolik total sebagai ekivalen terhadap kandungan fenolik

total bahan tumbuhan yang diuji (Javanmardi, Stushnoff, Locke, dan Vivanco,

2003). Alasan penggunaan asam galat sebagai standar dalam penetapan

kandungan fenolik total yaitu karena asam galat terbentuk dari 3-dehydroshikimic

acid pada jalur sikimat yang melalui seragkaian tahapan reaksi kimia hingga

diperoleh asam amino aromatik yaitu L-phenylalanine, L-tyrosine yang

merupakan bentuk dari struktur dasar yang ditemukan pada cinamic acid,

Page 34: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

15

coumarins, lignans dan flavonoids (Dewick, 2001). Asam galat termasuk dalam

golongan antioksidan alami yang sering digunakan sebagai pengawet makanan

(Lopez et al., 2003).

D. Metode Folin-Ciocalteu

Kandungan fenolik total dalam suatu sampel dapat diukur secara

kolorimetri dengan metode Folin-Cioacalteu dan dinyatakan dengan massa

ekivalen asam galat (Jasson, 2005). Pereaksi Folin-Ciocalteu merupakan suatu

larutan kompleks yang terbentuk dari asam fosfomolibdat dan asam heteropoli

fosfotungstat. Pereaksi ini terbuat dari air, natrium tungstat, natrium molibdat,

asam fosfat, asam klorida, litium, sulfat, dan bromin (Nurhayati, Siadi, dan

Herjono, 2012).

Prinsip dasar untuk metode ini adalah oksidasi gugus fenolik-hidroksil.

Pereaksi Folin-Ciocalteu mengoksidasi fenolat serta mereduksi asam heteropoli

menjadi suatu kompleks molybdeum-tungsten (Mo-W). Selama reaksi berlangsung,

gugus fenolik-hidroksil akan bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu

membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru (Jasson, 2005).

Warna biru yang dihasilkan dari reaksi ini akan semakin pekat setara dengan

konsentrasi senyawa fenolik yang terdapat pada larutan uji dan memiliki serapan

kuat pada panjang gelombang 760 nm (Blainski et al., 2013).

Metode folin-Ciocalteu merupakan metode yang sederhana, sensitif dan

teliti. Metode ini terjadi dalam suasana basa sehingga dalam penentuan kadar

fenolik dengan pereaksi Folin-Ciocalteu digunakan natrium karbonat yang

bertujuan untuk membentuk suasana basa (Prior, Wu, dan Schaich, 2005).

Page 35: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

16

Gambar 6. Reaksi senyawa fenol dengan reagen Folin-Ciocalteu (Azlim, Ahmed, Syed, Mustafa, Aisyah dan Kamarul, 2010).

E. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif karena memiliki

elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya (Wijaya, 1996). Radikal ini

dapat berasal dari atom hidrogen, molekul oksigen, atau ion logam transisi

(Yuwono, 2009). Sifat sangat reaktif yang dimiliki oleh radikal bebas

menyebabkan radikal ini dapat bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat dan

DNA untuk memperoleh kembali pasangan elektronnya dan menjadi stabil

(Badarinath, Mallikarjuna, Chetty, Ramkanth, Rajan dan Gnanaprakash, 2010).

Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan

dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak,

penuaan dini serta penyakit degeneratif lainnya (Andayani, Lisawati, dan

Maimunah, 2008). Radikal bebas cenderung untuk mengadakan reaksi berantai.

Reaksi berantai dapat terjadi ketika radikal bebas menyerang molekul stabil yang

ada didekatnya kemudian mengambil elektron dari molekul tersebut dan molekul

Page 36: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

17

yang telah kehilangan elektronnya akan menjadi radikal dan menyerang molekul

stabil lainnya (Percival, 1998).

Suatu radikal bebas umumnya dijumpai sebagai zat antara yang tidak

dapat diisolasi, memiliki usia pendek, sangat reaktif dan memiliki energi yang

tinggi (Fessenden dan Fessenden, 1995). Sebagai zat antara, radikal ini di dalam

sel hidup dapat ditemukan pada membran plasma pada organel-organel seperti

mitokondria, peroksisom, retikulum endoplasma, dan sitosol. Reaksi-reaksi

enzimatik dalam proses fagositosis oleh sel-sel fagositik termasuk neutrofil,

monosit, makrofag dan eusinofil akan menghasilkan suatu radikal bebas yaitu

radikal hidroksil (Hidayat, 2000).

Radikal bebas dalam jumlah yang normal bermanfaat bagi kesehatan

misalnya, memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus

otot polos, pembuluh darah, serta organ-organ dalam tubuh, sedangkan apabila

radikal bebas berlebih dapat mengakibatkan stress oksidatif (Yuwono, 2009).

Stress oksidatif terjadi karena proses metabolisme di mitokondria yang

dilakukan oleh sel tubuh yang membutuhkan oksigen, sehingga dapat

menghasilkan energi dalam bentuk adenosin triphosphate (ATP) dan senyawa

Reactive Oxygen Species (ROS). ROS kemudian akan menyerang sel-sel dalam

tubuh dan menyebabkan kerusakan serta mengubah fungsi lipid, protein dan DNA

(Valko, Leibfritz, Mocol, Cronin, Mazur, dan Telser, 2006).

Pada lipid, radikal bebas dapat menyebabkan peroksidasi. Pada protein,

radikal bebas dapat menyebabkan fragmentasi dan cross linking, sehingga

mempercepat terjadinya proteolisis, sedangkan pada DNA, radikal ini secara

Page 37: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

18

perlahan akan memutus rantai DNA dan berperan dalam proses karsinogenik,

mutagenik maupun sitotoksik (Gitawati, 1995).

F. Oksidan dan Radikal Bebas

Pengertian dari senyawa oksidan dan radikal bebas sering menjadi rancu

karena keduanya memiliki sifat yang mirip dan aktivitas kedua senyawa ini sering

menimbulkan akibat yang sama walaupun dengan proses yang berbeda. Oksidan

merupakan senyawa penerima elektron yang dapat menarik elektron (Syahbana

dan Bahalwan, 2002). Kemiripan sifat antara oksidan dan radikal bebas yaitu

adanya sifat radikal bebas untuk menarik elektron disekitarnya (penerima

elektron). Berdasarkan sifat ini, radikal bebas dianggap sama dengan oksidan.

Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua oksidan merupakan radikal bebas dan

radikal bebas lebih berbahaya dibandingkan dengan senyawa oksidan non radikal

(Winarsi, 2007).

G. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat proses

oksidasi, yaitu suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari satu zat ke

oksidator. Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi

rantai sehingga menyebabkan kerusakan sel tubuh dan ketengikan (Brown, 2000).

Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau

mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid

(Pokorny, Yanishlieva, dan Gordon, 2001).

Page 38: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

19

Aktivitas penghambatan antioksidan dalam reaksi oksidasi berdasarkan

keseimbangan reaksi oksidasi reduksi. Molekul antioksidan akan bereaksi dengan

radikal bebas (R*) dan membentuk molekul yang tidak reaktif (RH) sehingga

reaksi berantai pembentukan radikal bebas dapat dihentikan (Belitz dan Groch,

1999). Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi

lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahapan, yaitu inisiasi, propagasi, dan

terminasi. Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak yang

bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat hilangnya satu atom hidrogen (reaksi

1). Pada tahap propagasi, radikal asam lemak akan bereaksi dengan oksigen

membentuk radikal peroksi (reaksi 2). Selanjutnya, radikal peroksida akan

menyerang asam lemak kemudian menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam

lemak baru (reaksi 3) (Pokorny et al., 2001).

Inisiasi : RH →R*+H* (reaksi 1)

Propagasi : R* + O2 → ROO* (reaksi 2)

ROO* + RH → ROOH + R* (reaksi 3)

Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi

lebih lanjut untuk menghasilkan senyawa-senyawa karbonil rantai pendek seperti

aldehida dan keton yang bertanggung jawab atas flavor makanan berlemak.

Dengan adanya antioksidan, reaksi oksidasi lemak akan mengalami terminasi

melalui reaksi antar radikal bebas membentuk kompleks bukan radikal (reaksi 4)

Terminasi : ROO* + ROO*→ non radikal (reaksi 4)

R* + ROO* → non radikal

R* + R* → non radikal (Pokorny et al., 2001).

Page 39: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

20

Antioksidan sangat beragam jenisnya. Secara umum antioksidan dapat

digolongkan dengan dua cara, yaitu :

1. Berdasarkan fungsi :

a. Antioksidan primer, yaitu antioksidan yang berperan dalam menghentikan

reaksi rantai radikal bebas dengan berfungsi sebagai pendohor atom H atau

elektron pada radikal bebas dan berdampak pada pembentukan produk yang

lebih stabil. Antioksidan primer (AH) dapat memutuskan tahap inisiasi

dengan cara bereaksi dengan sebuah radikal bebas atau menghambat reaksi

propagasi dengan cara bereaksi dengan radikal peroksil atau alkoksida

Contohnya tokoferol, flavonoid, dan asam askorbat (Halim, 2011).

b. Antioksidan sekunder, yaitu antioksidan yang kerjanya menghambat kerja

peroksidan dengan mekanisme reaksi berupa penyerapan sinar UV,

deaktivasi ion logam (dengan pembentukan senyawa kompleks) (Pokorny et

al., 2001).

c. Antioksidan tersier, yaitu antioksidan yang berfungsi memperbaiki

kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contohnya

enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida reduktase yang berperan dalam

perbaikan biomolekul yang disebabkan oleh radikal bebas (Pribadi, 2009).

2. Berdasarkan sumbernya

a. Antioksidan alami, yaitu antioksidan yang diperoleh dari bahan alam,

merupakan senyawa metabolit sekunder tumbuhan seperti senyawa

golongan alkaloid, fenolik, flavonoid (Mishra et al., 2007). Golongan

flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol,

Page 40: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

21

isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Aktivitas antoksidan alami

bergantung pada struktur kimia senyawa penyusunnya dan kemampuan

senyawa tersebut untuk menangkap radikal kemudian menstabilkannya

selama reaksi berlangsung (Pokorny et al., 2001).

Antioksidan alami lebih banyak diminati sebagai antioksidan tambahan bagi

tubuh dibandingkan antioksidan sintetik karena antioksidan sintetik dapat

meningkatkan terjadinya efek karsinogenesis (Umemura, Kodama, Hioki,

Inoue, Nomura, dan Kurokawa, 2001).

b. Antioksidan sintetik, yaitu antioksidan alami yang telah diproduksi secara

sintetis untuk tujuan komersial. Antioksidan sintetik yang paling sering

digunakan adalah Propil Galat (PG), Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil

Hidroksi Toluen (BHT) dan Tert-butil hidrokuinon (Bendra, 2012).

Penggunaan antioksidan sintetik bagi kesehatan manusia tidak disarankan

lagi karena dapat memberikan efek samping yang berbahaya yaitu

karsinogenesis. Sebagai contoh BHA yang merupakan inhibitor lipid

peroksidasi yang poten, tetapi ketika dikonsumsi berlebihan dapat

menyebabkan terjadinya kanker, karena terjadi kerusakan oksidatif pada

DNA sehingga memicu terjadinya mutasi (Amarowicz, Naczk, dan

Fereiodon, 2000).

3. Berdasarkan sasaran

a. Preventive antioxidant, yaitu antioksidan yang kerjanya mencegah

terbentuknya oksidan dan mencegah tertimbunnya oksidan. Contoh

antioksidan ini adalah enzim peroksidase (glutation peroksidase), senyawa

Page 41: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

22

yang mengandung gugus sulfidril (glutation, sistein, kaptopril),

superoksidan dismutase (SOD) dan katalase (Madhavi, Deshpande, dan

Salunkhe, 1996).

b. Chain-breaking antioxidant

Mekanisme : L∙ + AH → LH + A∙

LO∙ + AH → LOH + A∙

LOO∙ + AH→ LOOH + A∙

Antioksidan (AH) akan mencegah terjadinya tahap inisiasi dan tahap

propagasi. Tahapan inisiasi yaitu ketika radikal bereaksi dengan lipid (L∙)

sedangkan tahap propagasi, yaitu ketika radikal bereaksi dengan alkoksi

(LO∙) ataupun peroksil (LOO∙) (Madhavi et al., 1996).

4. Berdasarkan sifat fisiko-kimia, dibedakan menjadi dua, yaitu antioksidan

hidrofilik yang merupakan antioksidan yang bekerja dalam sitosol dan cairan

ekstrasel (contohnya vitamin C, asam urat, glutation, sistein, kreatinin); serta

antioksidan lipofilik, merupakan antioksidan yang bekerja pada membran sel

(contohnya vitamin E, B-karoten, bilirubin, protein pengikat logam (transferin,

laktoferin, seruplasmin, dan albumin) (Himawati, 2001).

Senyawa fenolik seperti flavonoid, asam fenolat dan diterpen fenolik

memiliki efek antioksidan yang baik (Pokorny et al., 2001). Aktivitas senyawa

fenoik khususnya flavonoid melputi tiga mekanisme, yaitu

1. Aktivitas penangkapan radikal seperti ROS atau radikal lain seperti radikal

yang dihasilkan dari peroksidasi lipid (R’, RO’, ROO’) dengan proses

transfer elektron melalui atom hidrogen.

Page 42: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

23

2. Mencegah spesies senyawa reaktif memproduksi katalis transisi metal

seperti reaksi melalui khelasi metal.

3. Interaksi dengan antioksidan lainnya (Niki dan Noguchi, 2000).

Pengujian aktivitas antioksidan dapat dilakukan secara in-vitro dengan

metode conjugated diene, metode penangkapan radikal hidroksil, metode Ferric

Reducing Ability of Plasma (FRAP), dan metode Trapping Antioxidant Parameter

(TRAP) (Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, dan Lakshman, 2005).

H. Metode DPPH

Metode DPPH merupakan metode analisis kapasitas antioksidan yang

sederhana menggunakan senyawa pendeteksi yaitu DPPH (1,1-diphenyl-2-

pikrilhydrazil). Senyawa DPPH adalah senyawa radikal bebas stabil yang dapat

bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal dari suatu senyawa antioksidan

membentuk DPPH tereduksi (Kubo, Masuoka, Xiao, dan Haraguchi, 2002).

Gambar 7. Struktur DPPH (Molyneux, 2004).

Page 43: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

24

Kestabilan radikal DPPH disebabkan oleh adanya delokalisasi pasangan

elektron secara menyeluruh (Sulistiyowati, Cahyono, dan Swastawati, 2013).

Radikal DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517

nm dengan warna violet gelap. DPPH dapat memberikan serapan karena memiliki

gugus kromofor dan auksokrom pada struktur kimianya dan dengan adanya

delokalisasi elektron pada DPPH akan memberikan warna violet (Dehpour,

Ebrahimzadeh, dan Nabavi, 2009).

Penangkapan radikal bebas oleh senyawa antioksidan menyebabkan

elektron pada radikal DPPH menjadi berpasangan sehingga terjadi penghilangan

warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil. Adanya senyawa

antioksidan menyebabkan perubahan warna larutan DPPH dari warna ungu gelap

menjadi warna kuning (Dehpour et al., 2009). Makin kuat senyawa antioksidan

untuk menangkal radikal DPPH, makin pudar warna yang teramati (Kuncahyo

dan Sunardi, 2007).

Gambar 8. Reduksi DPPH oleh senyawa antioksidan (Prakash, Rigelhof, dan Miller, 2001).

Page 44: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

25

Parameter untuk menunjukkan aktivitas antioksidan suatu senyawa

adalah harga efficient concentration (EC50) atau harga Inhibition Concentration

(IC50), yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50%

DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat antioksidan yang

memberikan % penghambatan 50% (Molyneux, 2004).

Makin kecil harga IC50 menunjukkan makin besarnya kemampuan

antioksidan suatu senyawa yang digunakan (Kristina, Ariviani, dan Khasanah,

2012).

Tabel I. Tingkat kekuatan antioksidan dengan metode DPPH (Blois cit., Fidrianny, Darmawati, Sukrasno, 2014).

Intensitas Sangat kuat Kuat Sedang Lemah

IC50 < 50 µg/mL 50-100 µg/mL 101-150 µg/mL >150 µg/mL

Kelebihan dari metode DPPH adalah metode ini merupakan metode yang

mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu

atau ekstrak tanaman (Koleva et al., 2002).

I. Spektrofotometer Visibel

Spektrofotometri visibel merupakan salah satu teknik analisis fisika-

kimia yang mengamati tentang atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik

pada panjang gelombang 380-780 nm (Mulja dan Suharman, 1995). Sedangkan

sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm (Gandjar dan

Rohman, 2007).

Page 45: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

26

Instrumentasi spektrofotometer meliputi sumber tenaga radiasi yang

stabil, sistem yang terdiri dari lensa-lensa; cermin; monokromator untuk

mengubah radiasi, tempat cuplikan yang transparan dan detektor radiasi yang

dihubungkan dengan pencatat (Sastrohamidjojo, 2001).

Serapan maksimum suatu senyawa kimia dipengaruhi oleh adanya

kromofor dan gugus auksokrom. Interaksi antara senyawa yang memiliki gugus

kromofor dengan radiasi elektromagnetik pada daerah UV dan visibel akan

menghasilkan transisi elektromagnetik dan spektra serapan elektromagnetik. Tiga

hal yang mungkin terjadi ketika terjadi interaksi molekul dengan radiasi

elektromagnetik adalah hamburan, absorpsi dan emisi (Mulja dan Suharman,

1995).

Kromofor merupakan semua gugus atau gugusan atom berupa ikatan

rangkap konjugasi (seperti benzena) yang mengabsorpsi radiasi UV-Vis,

sedangkan auksokrom merupakan suatu gugus fungsional yang memiliki elektron

bebas seperti –OH, -NH2 dan OCH3 yang memberikan transisi n-α* (Mulja dan

Suharman, 1995).

Menurut Sastrohamidjojo (2001) terikatnya gugus auksokrom pada gugus

kromofor akan meningkatkan absorbansinya dan menggeser puncak serapan ke

panjang gelombang yang lebih panjang. Peningkatan intensitas absorpsi disebut

efek hiperkromik sedangkan penurunan intensitas absorpsi disebut efek

hipokromik. Pergeseran panjang gelombang dibedakan menjadi pergeseran

batokromik, yaitu pergeseran serapan ke arah panjang gelombang yang lebih

panjang yang disebabkan karena substitusi atau pengaruh pelarut, dan pergeseran

Page 46: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

27

hipsokromik, yaitu pergeseran serapan ke arah panjang gelombang yang lebih

pendek yang disebabkan karena substitusi atau pengaruh pelarut (pergeseran biru).

Absorpsi cahaya UV-visibel mengakibatkan terjadinya transisi elektronik,

yaitu promosi-promosi dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital

keadaan tereksitasi yang berenergi lebih tinggi (Fessenden dan Fessenden, 1995).

Spektrofotometer UV-Vis menjadi alat yang sering digunakan dalam

analisis karena alat ini sederhana, prosesnya cepat serta sensitif (Mulja dan

Suharman, 1995).

J. Landasan Teori

Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron

tidak berpasangan sehingga sifatnya sangat reaktif dan tidak stabil. Radikal bebas

akan bereaksi dalam berbagai cara untuk membentuk molekul yang stabil, reaksi

tersebut terjadi di dalam tubuh dengan molekul atau senyawa seperti protein, lipid,

karbohidrat serta DNA. Reaksi ini sangat berbahaya bagi tubuh karena akan

menimbulkan berbagai penyakit seperti penuaan dini, kanker, dan banyak

penyakit lainnya, sehingga dibutuhkan senyawa antioksidan untuk menghambat

radikal bebas.

Antioksidan dapat diperoleh secara alami maupun sintesis. Sebagian

besar antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai tanaman seperti senyawa-

senyawa fenolik (tokoferol, karotenoid, asam askorbat, dan flavonoid). Karena

banyak penelitian mengemukakan adanya efek samping berbahaya dari

antioksidan sintesis, maka kini penelitian lebih banyak terarah pada antioksidan

alami yang terbukti lebih aman.

Page 47: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

28

Bidara upas adalah tanaman yang cukup banyak ditemukan di Indonesia,

terutama daerah Jawa. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan,

dilaporkan bahwa umbi bidara upas memiliki senyawa flavonoid yang berperan

sebagai antioksidan. Flavonoid termasuk dalam senyawaan fenolik yang memiliki

potensi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan dari senyawa fenolik diperoleh

dengan cara penghambatan reaksi oksidasi yang menghasilkan radikal bebas.

Penentuan kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-

Ciocalteu. Adanya senyawa fenolik dalam sampel akan mereduksi asam

fosfomolibdat-fosfotungstat menjadi senyawa berwarna biru. Intensitas warna biru

yang teramati akan semakin pekat yang setara dengan konsentrasi ion fenolat

yang terbentuk.

Metode DPPH dipilih untuk pengujian aktivitas antioksidan dengan

sumber radikal bebas berupa DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrylhydrazyl). Kelebihan

dari metode ini, yaitu mudah, cepat, dan sensitif dengan prinsipnya didasarkan

pada reaksi penangkapan atom hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan

yang menyebabkan perubahan warna dari ungu menjadi kuning. Parameter yang

digunakan untuk penentuan besarnya aktivitas antioksidan adalah nilai IC50.

Semakin kecil nilai IC50 yang didapat maka aktivitas antioksidan suatu senyawa

semakin besar.

K. Hipotesis

1. Ekstrak metanolik umbi bidara upas memiliki kandungan fenolik.

2. Ekstrak metanolik umbi bidara upas mempunyai nilai aktivitas antioksidan

yang dinyatakan dengan IC50.

Page 48: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan acak

lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas berupa konsentrasi ekstrak metanolik umbi bidara upas.

2. Variabel tergantung berupa aktivitas antioksidan (IC).

3. Variabel pengacau terkendali berupa tempat tumbuh, waktu pemanenan, dan

cara pengeringan.

4. Variabel pengacau tidak terkendali berupa cahaya matahari dan curah hujan.

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak metanolik umbi bidara upas adalah ekstrak kental yang diperoleh dari

hasil maserasi serbuk kering umbi bidara upas dengan metanol.

2. Persen Inhibition Concentration (%IC) adalah persen yang menyatakan

kemampuan ekstrak metanolik umbi bidara upas untuk menangkap radikal

DPPH.

3. Inhibition Concentration 50 (IC50) adalah nilai konsentrasi ekstrak metanolik

umbi bidara upas yang dapat menghambat 50% radikal bebas DPPH.

Page 49: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

30

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah umbi bidara upas

(Merremia mammosa (Lour) Hallier f.) yang diperoleh dari Kebun Tanaman Obat

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bahan kimia kualitas

farmasetis berupa akuades (Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta); bahan kimia kualitas pro

analitik (E.Merck) meliputi metanol; bahan kualitas pro analitik Sigma Chem.

Co., USA meliputi DPPH, rutin, reagen Folin-Ciocalteu, natrium karbonat dan

asam galat; bahan kualitas teknis (CV. General Labora) meliputi metanol dan

aluminium foil.

2. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa ayakan dengan

nomor mesh 40, blender, vortex (Janke & Kunkel), spektrofotometer UV-Vis (Uv

mini-1240 Shimadzu), neraca analitik (Scaltec SBC 22, BP 160P), waterbath

(labo-tech, Heraeus), vacuum rotary evaporator (Buchi rotavorator R-3), pompa

vacuum, corong Buchner, oven, mikropipet 10-1000 µL; 1-10 mL (Acura 825,

Socorex), tabung reaksi bertutup, serta alat-alat gelas yang lazim digunakan di

laboratorium analisis (Pyrex-Germany dan Iwaki).

Page 50: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

31

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi umbi bidara upas dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-

Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menurut

Backer, Bakhuizen van den Brink (1965).

2. Pengumpulan bahan

Umbi bidara upas dipanen dari Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma. Pemanenan dilakukan pada bulan September 2013

dan dipilih umbi yang kondisinya paling baik yang kulitnya berwarna kuning

kecoklatan.

3. Preparasi simplisia

Sebanyak 3 kg umbi bidara upas dicuci bersih dengan air mengalir.

Kemudian umbi dipotong kecil-kecil dan diiris tipis. Selanjutnya umbi

dikeringkan dalam oven pada suhu 500 C hingga kering yang ditandai dengan

umbi mudah untuk dihancurkan. Simplisia yang telah kering kemudian dihaluskan

menggunakan mesin penyerbuk lalu diayak dengan ayakan nomor mesh 40 dan

diperoleh bobot serbuk sebesar 427 g dengan rendemen sebesar 14,23 %.

4. Ekstraksi

Sebanyak 300 g serbuk simplisia umbi bidara upas direndam dalam 1500

mL metanol dengan metode maserasi sambil digojog menggunakan shaker selama

Page 51: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

32

satu hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Filtrat diperoleh

melalui penyaringan menggunakan kertas saring dengan bantuan corong Buchner

dan pompa vaccum. Selanjutnya, ampas penyaringan diremaserasi dengan 1500

mL metanol selama satu hari dan disaring lagi menggunakan kertas saring dan

bantuan corong Buchner dan pompa vaccum. Kemudian filtrat yang diperoleh dari

hasil remaserasi dicampur dengan filtrat sebelumnya lalu diuapkan menggunakan

vacuum rotary evaporator dan waterbath sehingga didapatkan ekstrak metanolik

kental umbi bidara upas. Ekstrak kemudian ditutup dengan aluminium foil lalu

disimpan dalam desikator untuk digunakan pada analisis selanjutnya.

5. Pembuatan larutan pembanding dan uji

a. Pembuatan larutan DPPH.

Sebanyak 15,8 mg DPPH dilarutkan dalam metanol p.a hingga 100

mL, sehingga diperoleh larutan DPPH dengan konsentrasi 0,4 mM. Larutan

tersebut ditutup dengan alumunium foil dan harus selalu dibuat baru.

b. Pembuatan larutan stok rutin.

Sebanyak 2,5 mg rutin dilarutkan dengan metanol p.a hingga 10 mL.

c. Pembuatan larutan pembanding.

Larutan stok rutin diambil sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mL

kemudian diencerkan dengan metanol p.a hingga 25 mL, sehingga diperoleh

konsentrasi larutan standar rutin sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25 µg/mL.

d. Pembuatan larutan uji.

i. Larutan uji untuk aktivitas antioksidan

Page 52: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

33

Sebanyak 25,0 mg ekstrak metanolik ditimbang dan dilarutkan

dengan metanol p.a hingga 25 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak

1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0 mL kemudian ditambah dengan metanol p.a

hingga 10 mL, sehingga akan diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar

100, 200, 300, 400, dan 500 µg/mL.

ii. Larutan uji untuk penetapan kandungan fenolik total

Sebanyak 30 mg ekstrak metanolik ditimbang dan dilarutkan

dengan metanol p.a hingga 10 mL, sehingga akan diperoleh konsentrasi

larutan uji sebesar 3000 µg/mL.

e. Pembuatan larutan asam galat.

Larutan asam galat dibuat dengan konsentrasi 500 µg/mL dalam

akuades : metanol p.a (1:1). Larutan tersebut diambil sebanyak 1,0; 1,5; 2,0;

2,5; dan 3,0 mL kemudian ditambah dengan akuades : metanol p.a (1:1) hingga

10 mL dan diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat sebesar 50, 75, 100,

125, dan 150 µg/mL.

6. Uji pendahuluan

a. Uji pendahuluan senyawa fenolik.

Sebanyak 0,5 mL larutan uji dan larutan pembanding asam galat

dengan konsentrasi 150,0 µg/mL masing-masing dimasukkan ke dalam tiga

tabung reaksi, kemudian ditambah dengan 2,5 mL reagen Folin-Ciaocalteu

yang telah diencerkan dengan akuades (1:10 v/v). Campuran didiamkan selama

Page 53: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

34

10 menit kemudian ditambah dengan 7,5 mL larutan natrium karbonat 1 M.

Warna larutan tersebut diamati.

b. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan.

Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukkan masing-masing ke dalam

tiga tabung reaksi dan masing-masing ditambah dengan 1 mL metanol p.a,

larutan pembanding rutin 25 µg/mL, dan larutan uji 500,0 µg/mL. Campuran

tersebut ditambah dengan 3 mL metanol p.a dan divortex selama 30 detik.

Setelah 30 menit, warna pada larutan tersebut diamati.

7. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total

a. Penentuan Operating Time (OT).

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50, 100, dan 150 µg/mL

ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciaocalteu yang telah diencerkan dengan

akuades (1:10 v/v). Kemudian dilakukan penambahan 4,0 mL larutan natrium

karbonat 1 M dan dibaca serapannya dengan menggunakan spektrofotometer

visibel pada panjang gelombang 760 nm selama 30 menit.

b. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λ maks).

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50, 100, dan 150 µg/mL

ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciaocalteu yang telah diencerkan dengan

akuades (1:10 v/v). Kemudian dilakukan penambahan 4,0 mL larutan natrium

karbonat 1 M dan didiamkan selama OT. Kemudian dilakukan scanning

panjang gelombang serapan maksimum pada panjang gelombang 600-800 nm.

Page 54: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

35

8. Penetapan kandungan fenolik total

a. Pembuatan kurva baku asam galat.

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50, 75, 100, 125, dan 150 µg/mL

ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciaocalteu yang telah diencerkan dengan

akuades (1:10 v/v) dan 4,0 mL larutan natrium karbonat 1 M. Larutan

didiamkan selama OT. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum

terhadap blanko yang terdiri atas akuades : metanol p.a (1:1), reagen Folin-

Ciaocalteu, dan larutan natrium karbonat 1 M. Dilakukan replikasi sebanyak 3

kali.

b. Estimasi kandungan fenolik total larutan uji.

Larutan uji diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu

ukur 10 mL, kemudian ditambah 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah

diencerkan dengan akuades (1:10 v/v) dan 4,0 mL larutan natrium karbonat 1

M. Diamkan selama OT. Selanjutnya baca absorbansi larutan pada panjang

gelombang serapan maksimum. Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai

massa ekivalen asam galat (mg ekivalen asam galat per g ekstrak metanolik).

Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.

9. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan

a. Penentuan Operating Time (OT).

Tiga buah labu ukur 5 mL, masing-masing ditambah dengan 1 mL

larutan DPPH, 1 mL larutan pembanding rutin 5, 15, dan 25 µg/mL, kemudian

ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan divortex selama 30

Page 55: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

36

detik dan dibaca serapannya dengan menggunakan spektrofotometer visibel

pada panjang gelombang 517 nm selama 1 jam. Perlakuan yang sama juga

dilakukan pada larutan uji dengan konsentrasi 100, 300, dan 500 µg/mL.

c. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λ maks).

Tiga buah labu ukur 10 mL, masing-masing ditambah dengan 0,5; 1,0;

dan 1,5 mL larutan DPPH, kemudian ditambah dengan metanol p.a hingga

tanda batas, sehingga diperoleh konsentrasi DPPH 0,020; 0,040; dan 0,060

mM. Larutan dimasukkan dalam tabung reaksi dan divortex selama 30 detik,

lalu didiamkan selama OT teoritis 30 menit. Dilakukan scanning panjang

gelombang serapan maksimum dengan menggunakan spektrofotometer visibel

pada panjang gelombang 400-600 nm.

10. Uji aktivitas antioksidan

a. Pengukuran absorbansi larutan kontrol DPPH.

Sebanyak 2 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

dan ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Setelah OT, larutan

dibaca serapannya dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada

panjang gelombang serapan maksimum. Pengerjaan dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali. Larutan ini digunakan sebagai larutan kontrol untuk menguji

larutan pembanding dan larutan uji.

b. Pengukuran absorbansi larutan pembanding dan uji.

Sebanyak 2 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

dan ditambah dengan 2 mL larutan pembanding dan larutan uji pada berbagai

Page 56: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

37

seri konsentrasi yang telah dibuat, kemudian ditambah dengan metanol p.a

hingga tanda batas. Larutan divortex selama 30 detik, lalu didiamkan selama

OT. Dilakukan pembacaan serapan menggunakan spektrofotometer visibel

pada panjang gelombang serapan maksimum. Pengerjaan dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali.

c. Estimasi aktivitas antioksidan.

Berdasarkan hasil dari prosedur 10 a dan b untuk rutin dan ekstrak

metanolik umbi bidara upas kemudian dihitung nilai % IC dan IC50.

F. Analisis Hasil

Kandungan fenolik total dalam ekstrak metanolik umbi bidara upas

dinyatakan sebagai mg ekivalen asam galat per g ekstrak metanolik umbi bidara

upas. Nilai absorbansi larutan uji dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku

asam galat, sehingga diperoleh nilai ekivalensi larutan uji terhadap asam galat.

Kandungan fenolik total diperoleh berdasarkan rumus :

nilai ekivalensi larutan uji terhadap asam galat × volume larutan uji

massa ekstrak yang ditimbang

Aktivitas penangkapan radikal DPPH dihitung berdasarkan rumus :

absorbansi larutan kontrol− absorbansi larutan pembanding atau larutan ujiabsorbansi larutan kontrol × 100 %

Data aktivitas penangkapan radikal DPPH tersebut dianalisis dan dihitung nilai

IC50 menggunakan persamaan regresi linear y = bx + a, di mana x merupakan

konsentrasi larutan pembanding atau larutan uji dan y merupakan % IC. Data nilai

IC50 dianalisis secara statistik R 3.0.2 untuk mengetahui ada atau tidak adanya

perbedaan bermakna antara nilai IC50 larutan pembanding dan larutan uji.

Page 57: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman merupakan langkah awal yang dilakukan dalam

suatu penelitian yang menggunakan sampel berupa tanaman. Tujuan dilakukannya

determinasi adalah untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas umbi

bidara upas yang akan digunakan dalam penelitian ini serta untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam pengambilan sampel umbi bidara upas. Dari hasil

determinasi (Lampiran 1) telah dibuktikan bahwa memang benar umbi yang

digunakan berasal dari tanaman Merremia mammosa (Lour) Hallier f.

B. Hasil Pengumpulan Bahan

Umbi bidara upas yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Kebun

Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma bulan September

2013 pada saat musim kemarau agar kandungan air dalam umbi tidak berlebihan.

Pemanenan dilakukan pada satu tempat untuk menghindari adanya variasi

kandungan senyawa aktif dalam umbi. Umbi dipanen pada pagi hari dengan

tujuan agar didapat bahan yang masih segar dan senyawa fenolik yang terdapat

pada umbi belum termetabolisme menjadi bentuk metabolit sekunder lain.

Umbi bidara upas yang digunakan dipilih umbi dengan kondisi yang baik,

masih segar dengan kulit umbi berwarna kuning kecoklatan pada usia sekitar 3-4

Page 58: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

39

bulan. Penentuan waktu panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis umbi-umbian

biasa dipanen pada umur 3-4 bulan (Galati, McKay dan Tan, 2005).

C. Hasil Preparasi Sampel

Umbi bidara upas yang telah dipanen, dicuci bersih dengan air mengalir

untuk menghilangkan pengotor yang menempel pada kulit umbi. Umbi yang telah

bersih ini kemudian diangin-anginkan untuk menghilangkan sisa air dari proses

pencucian. Selanjutnya umbi dipotong sekecil dan setipis mungkin untuk

memudahkan dalam proses pengeringan. Pengeringan dilakukan di oven pada

suhu 500C hingga didapatkan umbi yang mudah dihancurkan. Tujuan pengeringan

secara umum adalah untuk mengurangi kandungan air karena jika masih terdapat

kandungan air dalam simplisia, maka jamur dan mikroorganisme lain mudah

tumbuh. Setelah itu, umbi dihaluskan dengan mesin penyerbuk. Serbuk yang

didapat (427 g) kemudian dilewatkan pada ayakan dengan nomor mesh 40.

Tujuan pembuatan serbuk adalah untuk mendapatkan ukuran partikel yang kecil

sehingga luas permukaan simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari

menjadi lebih besar dan mempermudah cairan penyari menembus simplisia. Luas

permukaan yang besar akan mengoptimalkan pembasahan serbuk simplisia oleh

cairan penyari sehingga hasil penyarian menjadi lebih optimal.

D. Ekstraksi Sampel

Ekstraksi senyawa fenolik dapat dilakukan dengan pelarut etanol,

metanol, n-butanol, aseton, dimetilsulfoksidan, dimetilformamida dan juga air

(Markham, 1988). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi pada penelitian

Page 59: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

40

ini adalah metanol. Alasan pemilihan metanol adalah karena metanol mampu

melarutkan senyawa metoksi dan flavonoid yang banyak terdapat dalam umbi-

umbian.

Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Nurcahyanti, Lusiawati, dan

Kris (2011) menyatakan bahwa ekstrak metanolik memiliki kadar total fenolik

paling tinggi dan pelarut metanol dapat mengekstrak senyawa fenolik lebih baik

dibandingkan dengan pelarut etil asetat, aseton dan kloroform.

Selain itu, daya penetrasi metanol ke dalam sel-sel tanaman lebih kuat

dibandingkan etanol ataupun pelarut lain (Depkes RI, 2000a) serta kepolaran

metanol yaitu (6,6) lebih besar dibandingkan etanol (5,2) sehingga lebih mudah

untuk berinteraksi dengan senyawa fenolik yang cenderung polar (like dissolve

like). Menurut Pedriclli (2001) metanol memiliki viskositas 0,597 pada suhu 200C,

sedangkan viskositas etanol adalah 1,2 pada suhu 200C, viskositas metanol yang

lebih kecil ini menyebabkan metanol mudah untuk berdifusi menembus sel-sel

tanaman. Pemilihan metanol juga didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Agil et al., (2010) yang menyatakan ekstraksi umbi bidara upas dengan pelarut

metanol didapat senyawa fenolik, yaitu flavonoid. Hal ini dapat mendukung

penelitian karena senyawa yang dituju adalah senyawa flavonoid yang memiliki

aktivitas antioksidan.

Metode ekstraksi dipilih berdasarkan sifat dari bahan, kepentingan dalam

memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna, dan daya

penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi terhadap senyawa aktif (Fouad,

2005).

Page 60: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

41

Metode ekstraksi yang dipilih pada penelitian ini adalah metode maserasi.

Alasan pemilihan metode maserasi adalah karena menurut Bruneton (1999),

umumnya senyawa aktif dalam tanaman tidak tahan terhadap pemanasan sehingga

lebih dipilih ekstraksi cara dingin yang tidak merusak sampel dan stabilitas dari

senyawa fenolik yang diekstraksi dapat terjaga. Metode perkolasi juga tidak

menggunakan pemanasan, namun metode ini lebih tepat jika digunakan pada

suatu bahan yang telah diketahui senyawa spesifiknya sehingga senyawa yang

diinginkan akan lebih mudah untuk terlarut karena tidak terjadi kejenuhan.

Keuntungan lain menggunakan metode maserasi, yaitu cukup sederhana, mudah

dilakukan, jumlah pelarut yang digunakan lebih sedikit dan proses ekstraksinya

lebih cepat dibandingkan metode perkolasi, sedangkan jika menggunakan metode

infundasi maupun soxletasi yang menggunakan panas, kemungkinan dapat terjadi

perubahan-perubahan sifat senyawa karena adanya pemanasan.

Selain itu maserasi memiliki beberapa keunggulan yaitu, tanpa

pemanasan, menguntungkan untuk isolasi senyawa bahan alam karena dengan

perendaman ekstrak dapat menyebabkan pemecahan dinding dan membran sel

akibat perbedaan tekanan didalam dan luar sel sehingga metabolit sekunder yang

ada di sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan

sempurna.

Proses maserasi dilakukan dengan merendam 300 g serbuk umbi bidara

upas dalam metanol selama satu hari pada temperatur kamar dan dilanjutkan

dengan proses remaserasi selama satu hari. Remaserasi ditujukan untuk

memaksimalkan proses penyarian terhadap senyawa-senyawa yang mungkin

Page 61: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

42

belum tersari karena cairan penyari sudah jenuh. Selama proses maserasi

digunakan tabung Erlenmeyer tertutup yang dibungkus dengan aluminium foil

untuk mencegah kerusakan senyawa akibat sinar matahari langsung. Peneliti

menggunakan alat bantu berupa shaker yang digunakan untuk membantu proses

pengadukan agar lebih meningkatkan kontak antara cairan penyari dengan sampel

sehingga proses penyarian lebih efektif.

Filtrat dari proses maserasi dan remaserasi dikumpulkan kemudian

disaring dengan corong Buchner yang didalamnya diletakkan kertas saring dan

diintergasikan dengan pompa vakum sehingga proses penyaringan berlangsung

lebih cepat. Hasil penyaringan filtrat kemudian diuapkan pelarutnya dengan

vaccum rotary evaporator dengan tekanan rendah sehingga proses penguapan

lebih cepat karena pelarut akan menguap pada suhu dibawah titik didihnya.

Penguapan dilanjutkan dengan waterbath dan diperoleh bobot ekstrak metanolik

umbi bidara upas sebesar 16,44 g dan rendemen sebesar 5,48 %.

Ekstrak metanolik yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam cawan

porselen yang dibungkus dengan aluminium foil untuk mencegah kemungkinan

adanya degradasi senyawa fenolik karena paparan sinar matahari. Ekstrak tersebut

lalu disimpan dalam desikator untuk menghindari uap air di udara. Desikator ini

sebelumnya telah diisi dengan silika gel. Hasil ekstrak metanolik umbi bidara

upas selanjutnya digunakan untuk menetapkan kandungan fenolik total dan

pengujian aktivitas antioksidan.

Page 62: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

43

E. Hasil Uji Pendahuluan

1. Uji pendahuluan senyawa fenolik

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan senyawa

fenolik dalam ekstrak metanolik umbi bidara upas yang dilakukan secara kualitatif.

Pengujian dilakukan dengan penambahan pereaksi Folin-Ciocalteu dan larutan

natrium karbonat dalam larutan uji. Adanya senyawa fenolik dapat dilihat dari

perubahan warna larutan uji menjadi biru. Perubahan warna terjadi karena

tereduksinya asam fosfomolibdat-fosfotungstat dalam pereaksi Folin-Ciocalteu

oleh senyawa polifenol menjadi molybdeum blue membentuk kompleks warna

biru. Semakin tinggi kadar fenolik dalam suatu sampel, maka semakin pekat

warna biru yang terbentuk. Kontrol negatif yang digunakan dalam uji ini yaitu

pereaksi Foiln-Ciocalteu dan kontrol positif yaitu pereaksi Folin-Ciocalteu yang

ditambah asam galat. Asam galat merupakan senyawa fenolik yang digunakan

sebagai pembanding.

Hasil pengujian pada larutan uji menunjukkan hasil yang positif dengan

terbentuknya warna biru (Gambar 9) yang menunjukkan ekstrak metanolik umbi

bidara upas mengandung senyawa fenolik.

Gambar 9. (A= Kontrol positif [Asam galat + Folin Ciocalteu], B= Larutan uji [ekstrak metanolik umbi bidara upas + Folin Ciocalteu], C= Kontrol negatif [Folin

Ciocalteu])

Page 63: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

44

2. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan

Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk menunjukkan adanya senyawa

yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan dalam ekstrak metanolik umbi

bidara upas yang dilakukan secara kualitatif. Pada Uji ini terjadi reaksi antara

senyawa antioksidan dan radikal DPPH. Adanya senyawa antioksidan akan

mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning. Kontrol negatif yang

digunakan yaitu larutan DPPH untuk menunjukkan warna larutan apabila hasil

negatif, sedangkan kontrol positif adalah larutan DPPH yang ditambahkan rutin

untuk menunjukkan warna larutan jika hasil positif. Prosedur pengujian dilakukan

dengan penambahan larutan DPPH pada larutan uji dan senyawa pembanding

(rutin) kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Pengujian menunjukkan

hasil positif dengan larutan uji berwarna kuning (Gambar 10). Hal ini

menunjukkan adanya potensi ekstrak metanolik umbi bidara upas sebagai

antioksidan.

Gambar 10. (A=Kontrol negatif [blanko DPPH], B= Kontrol positif [Rutin + DPPH], C= Larutan uji [Ekstrak metanolik umbi bidara upas + DPPH])

Page 64: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

45

F. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total

1. Penentuan Operating Time (OT)

Tujuan penentuan Operating Time adalah untuk memperoleh waktu

pengukuran absorbansi dengan nilai yang stabil dari suatu senyawa yang diukur.

Penentuan OT dilakukan dengan mereaksikan asam galat dengan pereaksi Folin-

Ciocalteu yang dilakukan tiap 5 menit pada rentang waktu 0-30 menit pada

panjang gelombang serapan maksimum teoritis yaitu 760 nm.

Reaksi antara asam galat dan pereaksi Folin-Ciocalteu akan membentuk

kompleks molybdeum blue sehingga warna larutan menjadi biru.

Gambar 11. Grafik penentuan Operating Time asam galat

Dari grafik (Gambar 11) terlihat pada menit ke 20 hingga menit ke 30,

nilai absorbansi yang didapat telah stabil sehingga dapat disimpulkan secara

praktis OT untuk pengukuran asam galat adalah 20 menit.

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

0 5 10 15 20 25 30

Abs

orba

nsi

Waktu (menit)

Penentuan Operating Time asam galat

50 µg/mL

100 µg/mL

150 µg/mL

Page 65: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

46

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum(λmaks)

Panjang gelombang serapan maksimum merupakan panjang gelombang

dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi maksimum.

Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dalam penelitian ini bertujuan

untuk menentukan panjang gelombang dimana hasil reaksi antara asam galat dan

pereaksi Folin-Ciocalteu mempunyai serapan yang maksimum. Menurut Blainski,

Cristiny dan de Mello (2013), panjang gelombang serapan maksimum untuk

pereaksi Folin-Ciocalteu yang direaksikan dengan senyawa fenolik adalah 760 nm.

Pengukuran dilakukan pada tiga konsentrasi asam galat yang telah

direaksikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dengan konsentrasi berbeda yaitu 50

µg/mL, 100 µg/mL dan 150 µg/mL, kemudian dilakukan scanning dan diperoleh

panjang gelombang serapan maksimum adalah 760,5 nm (Tabel II). Panjang

gelombang yang diperoleh pada penelitian yaitu 760,5 nm memiliki perbedaan

dengan panjang gelombang maksimum untuk pereaksi Folin-Ciocalteu yaitu 760

nm, namun berdasarkan ketentuan yang tercantum pada Farmakope Indonesia

edisi IV, batas pergeseran yang diperbolehkan sebesar 2 nm sehingga panjang

gelombang serapan maksimum yang didapat pada penelitian masih diperbolehkan

untuk digunakan selanjutnya.

Tabel II. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum asam galat yang direaksikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu

Konsentrasi larutan

asam galat λ maksimum hasil

scanning (nm) λ maksimum yang

digunakan λ maksimum

teoritis 50 µg/mL 760,5

760,5 nm 760 nm 100 µg/mL 760,5

150 µg/mL 760,5

Page 66: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

47

G. Hasil Estimasi Kandungan Fenolik Total

Menurut Duh, Tu, dan Yen (1999), senyawa fenolik memberikan

kontribusi dalam aktivitas antioksidan. Potensi senyawa fenolik sebagai

antioksidan disebabkan oleh keberadaan gugus hidroksil dalam senyawaan fenol.

Gugus hidroksil dapat berfungsi sebagai penyumbang atom hidrogen ketika

bereaksi dengan senyawa radikal melalui mekanisme transfer elektron sehingga

proses oksidasi dapat dihambat. Oleh karena itu, estimasi kandungan fenolik total

dimaksudkan untuk mengetahui jumlah senyawa fenolik dalam ekstrak metanolik

umbi bidara upas yang memiliki aktivitas antioksidan. Estimasi kandungan

fenolik total ini dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu. Senyawa fenolik akan

mengalami oksidasi membentuk ion fenolat, sedangkan pereaksi Folin-Ciocalteu

akan tereduksi membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat dan akhirnya

membentuk kompleks molybdenum blue (Gambar 12) berwarna biru yang diukur

secara spektrofotometri visibel pada OT dan panjang gelombang 760,5 nm.

Semakin pekat warna biru yang terbentuk, semakin banyak kompleks

fosfotungstat-fosfomolibdat yang tereduksi. Keseluruhan reaksi ini berlangsung

dalam suasana basa yang diperoleh dengan penambahan natrium karbonat.

Gambar 12. Reaksi reagen Folin-Ciocalteu dengan senyawa Fenol (Tursiman, Puji, Risa, 2012).

Page 67: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

48

Kadar fenolik total dinyatakan sebagai massa ekivalen asam galat. Asam

galat (Gambar 13) dipilih sebagai senyawa fenolik standar karena menurut

Dewick (2001), asam galat terbentuk dari 3-dehydroshikimic acid pada jalur

sikimat yang melalui seragkaian tahapan reaksi kimia hingga diperoleh asam

amino aromatik yaitu L-phenylalanine, L-tyrosine yang merupakan bentuk dari

struktur dasar yang ditemukan pada cinamic acid, coumarins, lignans dan

flavonoids. Selain itu asam galat merupakan senyawa fenolik dengan tiga gugus

hidroksi fenolat yang sudah dikenal memiliki aktivitas antioksidan.

Gambar 13. Struktur asam galat (Eko, 2003).

Gambar 14. Kurva baku terpilih untuk penetapan kadar fenolik total asam galat

y = 0,0048x + 0,0660r = 0,9997

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Abs

orba

nsi

Konsentrasi asam galat (µg/mL)

Kurva Baku Asam Galat

Page 68: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

49

Tabel III. Kadar asam galat dengan absorbansinya setelah direaksikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu yang diukur pada panjang gelombang 760,5 nm

Replikasi Konsentrasi asam galat (μg/mL) Absorbansi Persamaan regresi

linear

1

48,4 0,2967

y = 0,0052x + 0,0469 r = 0,9987

72,6 0,4326 96,8 0,5385 121 0,6614

145,2 0,8079

2

48,4 0,3007

y = 0,0048x + 0,0660 r = 0,9997

72,6 0,4142 96,8 0,5272 121 0,6406

145,2 0,7675

3

50 0,2957

y = 0,0049x + 0,0522 r = 0,9996

75 0,4122 100 0,5465 125 0,6641 150 0,7789

Tabel IV. Hasil penentuan jumlah fenolik total ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi Absorbansi Kandungan

fenolik (µg/mL)

Kandungan

fenolik total

(mg)

�̅�𝑥 ± SD

Replikasi 1 0,6333 118,18 1,9697

1,96 ± 0,07 Replikasi 2 0,6517 122,02 2,0269

Replikasi 3 0,6072 112,75 1,8792

Pembuatan kurva baku asam galat (Gambar 14) dibuat sebanyak tiga

replikasi dengan berbagai konsentrasi berbeda (Tabel III) sehingga diperoleh tiga

persamaan. Persamaan regresi linear yang digunakan adalah persamaan replikasi 2

y = 0,0048x + 0,0660 (r = 0,9997) dengan nilai r yang terbaik, sehingga diperoleh

Page 69: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

50

rata-rata kandungan fenolik total ekstrak metanolik umbi bidara upas (Tabel IV)

sebesar 1,96 ± 0,07 mg ekivalen asam galat per gram ekstrak metanolik umbi

bidara upas.

H. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

1. Penentuan Operating Time (OT)

Tujuan penentuan Operating Time adalah untuk mendapatkan waktu

pengukuran absorbansi dari reaksi antara larutan uji, larutan pembanding dengan

radikal DPPH yang memberikan nilai absorbansi yang stabil. Jika nilai absorbansi

stabil maka pengukuran bisa reprodusibel dan kesalahan analisis bisa

diminimalkan. Larutan pembanding yang digunakan adalah larutan rutin,

sedangkan larutan uji diperoleh dari ekstrak metanolik umbi bidara upas.

Pengukuran absorbansi dilakukan dengan mereaksikan larutan DPPH dengan

larutan pembanding serta larutan uji pada tiga konsentrasi yang berbeda yaitu

konsentrasi rendah, sedang dan tinggi (Gambar 15), pengukuran dilakukan tiap 5

menit dalam jangka waktu 60 menit menggunakan spektrofotometer visibel pada

panjang gelombang serapan maksimum yang telah diperoleh pada pengujian

sebelumnya yaitu 517 nm. Alasan pengukuran tiap 5 menit karena instrumen yang

digunakan tidak dapat berfungsi melakukan pengukuran secara otomatis.

Sedangkan pemilihan waktu 60 menit karena waktu ini dirasa cukup untuk

memberikan nilai pengukuran yang stabil, karena jika waktu yang dipakai terlalu

lama maka ada kemungkinan senyawa telah rusak.

Page 70: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

51

Gambar 15. Grafik penentuan OT rutin (Replikasi 2)

Gambar 16. Grafik penetuan OT ekstrak metanolik umbi bidara upas (Replikasi 1)

Hasil penentuan OT rutin terlihat pada Gambar 15, yaitu pada menit ke

35 hingga menit ke 60, nilai absorbansi larutan rutin telah stabil sedangkan untuk

larutan uji kestabilan mulai dicapai pada menit ke 30 (Gambar 16), maka dapat

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Abs

orba

nsi

Waktu (menit)

Operating Time rutin

5 µg/mL15 µg/mL25 µg/mL

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Abs

orba

nsi

Waktu (menit)

Operating Time ekstrak metanolik

100 µg/mL300 µg/mL500 µg/mL

Page 71: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

52

disimpulkan bahwa pada menit ke 35 dan menit ke 30 reaksi antara DPPH dengan

senyawa antioksidan dalam larutan rutin dan larutan uji semakin sempurna dan

akhirnya berhenti.

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λ maks)

Menurut Molyneux (2004), panjang gelombang teoritis untuk

pengukuran DPPH adalah 517 nm. Penentuan panjang gelombang maksimum

bertujuan untuk menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH

menghasilkan serapan yang maksimum.

DPPH dapat memberikan serapan karena memiliki gugus kromofor dan

auksokrom pada struktur kimianya dan dengan adanya delokalisasi elektron pada

DPPH, maka DPPH akan memberikan warna ungu gelap.

Penentuan panjang gelombang serapan maksimum menggunakan larutan

kontrol yaitu DPPH yang dilarutkan dalam metanol tanpa penambahan sampel

dengan tujuan untuk mendapatkan panjang gelombang serapan maksimum DPPH

tanpa gangguan senyawa lain yang ada dalam sampel. Dari hasil scanning yang

dilakukan pada panjang gelombang 400-600 nm dengan tiga konsentrasi larutan

DPPH yang berbeda (Tabel V) didapatkan hasil panjang gelombang maksimum

pada penelitian ini yaitu 515 nm. Hasil yang didapat ini berbeda dengan panjang

gelombang maksimum teoritis DPPH yaitu 517 nm. Namun berdasarkan

ketentuan yang tercantum pada Farmakope Indonesia edisi IV, batas pergeseran

yang diperbolehkan sebesar 2 nm sehingga panjang gelombang serapan

maksimum yang didapat pada penelitian masih diperbolehkan untuk digunakan

selanjutnya.

Page 72: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

53

Tabel V. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan DPPH

Konsentrasi

larutan DPPH

λ maksimum

hasil scanning

λ maksimum

yang digunakan λ maksimum teoritis

0,016 mM 514 nm

515 nm 517 nm 0,048 mM 514,5 nm

0,080 mM 516 nm

I. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH

Pengujian aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan metode DPPH.

Metode ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan antara lain sederhana,

mudah, cepat, peka, serta menggunakan sampel dalam jumlah sedikit. Metode ini

merupakan suatu metode yang ditujukan untuk mengetahui seberapa besar

aktivitas sampel sebagai antioksidan. DPPH merupakan radikal stabil berwarna

ungu gelap yang memiliki absorbansi kuat pada panjang gelombang 517 nm.

Warna ungu gelap ini terbentuk karena radikal DPPH mampu beresonansi

sehingga terbentuk gugus kromofor yang panjang. Banyak metode lain yang bisa

digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan, namun metode DPPH

merupakan suatu metode skrining pengujian yang cukup cepat walaupun tidak

langsung dapat menggambarkan sebagai antioksidan hanya sebagai free radical

scavenging, namun metode ini sering digunakan sebagai pemodelan pengujian

aktivitas antioksidan karena kelebihan-kelebihan di atas.

Pemberian elektron oleh senyawa antioksidan kepada radikal bebas

menyebabkan resonansi elektron terhenti dan mengakibatkan terjadinya

pengurangan gugus kromofor sehingga terjadi penurunan intensitas warna DPPH

Page 73: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

54

dari warna ungu gelap menjadi warna kuning. Pada pengukuran dengan

spektrofotometri visibel, nilai absorbansi yang terbaca adalah nilai warna ungu

DPPH yang tersisa.

Menurut Molyneux (2004), penurunan warna DPPH ini diikuti juga oleh

penurunan absorbansi DPPH sehingga aktivitas antioksidan penangkapan radikal

dapat diketahui dengan menghitung rasio penurunan absorbansi DPPH. Makin

kuat suatu senyawa antioksidan yang ada dalam senyawa uji dapat menyebabkan

warna DPPH makin memudar.

Pada penelitian ini digunakan rutin sebagai pembanding dalam pengujian

aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas. Banyak penelitian yang

telah dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan dan dinyatakan bahwa rutin

termasuk dalam golongan senyawa flavonoid yang mempunyai gugus OH fenolat

dalam strukturnya sehingga dapat digunakan sebagai senyawa pembanding. Rutin

menghambat radikal bebas hasil oksidasi lipid dengan cara menangkap radikal

peroksi (ROO∙).

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan membuat lima

konsentrasi rutin dan juga ekstrak metanolik yang berbeda-beda dan dilakukan

tiga kali replikasi (Tabel VI dan VII). Jika dilihat dari kedua tabel tersebut,

terlihat bahwa ada korelasi antara konsentrasi rutin maupun ekstrak metanolik

dengan respon % IC. Semakin tinggi konsentrasi dari rutin (Gambar 17) dan

ekstrak metanolik (Gambar 18), maka semakin besar pula % IC yang dihasilkan.

Nilai % IC yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan persamaan regresi

linear.

Page 74: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

55

Tabel VI. Hasil aktivitas antioksidan rutin dengan metode DPPH

Replikasi Konsentrasi rutin (µg/mL) % IC Persamaan regresi linear

1

5 12,1614

y = 2,1951x + 0,8895 r = 0,9996

10 22,0600 15 34,3774 20 44,8222 25 55,6571

2

5 13,4553

y = 2,3309x + 1,4794 r = 0,9999

10 24,2887 15 36,5726 20 48,0531 25 59,8460

3

5 11,6155

y = 2,2853x + 0,4984 r = 0,9958

10 24,1544 15 34,3680 20 45,8500 25 57,8994

Gambar 17. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan rutin

y = 2,3309x + 1,4794r = 0,9999

0

20

40

60

80

0 5 10 15 20 25 30

%IC

Konsentarsi rutin (µg/mL)

Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas Antioksidan Rutin

Page 75: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

56

Tabel VII. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas dengan metode DPPH

Gambar 18. Kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan ekstrak metanolik umbi bidara upas

Parameter aktivitas antioksidan pada suatu senyawa dinyatakan dalam

IC50. Menurut Zou, Lu, dan Wei (2004), IC50 adalah konsentrasi senyawa

y = 0,1340x - 1,6186r = 0,9999

010203040506070

0 100 200 300 400 500 600

%IC

Konsentrasi Ekstrak Metanolik (µg/mL)

Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanolik

Replikasi Konsentrasi ekstrak metanolik (µg/mL) % IC Persamaan regresi linear

1

100 11,5563

y = 0,1340x - 1,6186 r = 0,9999

200 25,1500 300 38,9021 400 52,3599 500 64,9576

2

100 11,7342

y = 0,1376x - 2,7394 r = 0,9996

200 23,7956 300 38,6776 400 52,1832 500 66,3545

3

100 10,8581

y = 0,1374x - 3,653 r = 0,9995

200 23,0398 300 36,9153 400 51,7891 500 65,1598

Page 76: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

57

antioksidan yang dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH sebesar 50 % yang

diperoleh dari suatu persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara

konsentrasi ekstrak metanolik umbi bidara upas maupun rutin dengan % IC (Tabel

VI dan VII). Semakin kecil nilai IC50 yang didapat maka aktivitas antioksidan

suatu senyawa semakin besar.

Tabel VIII. Hasil perhitungan IC50 rutin dan ekstrak metanolik umbi bidara upas

Rutin

Replikasi IC50 (µg/mL) 𝒙𝒙� ± SD

1 22,3728 21,6 ± 0,7 2 20,8163

3 21,6609 Ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi IC50 (µg/mL) 𝒙𝒙� ± SD

1 385,2134 386,3 ± 3,7 2 383,2805

3 390,4905

Dari persamaan regresi linear (Tabel VI dan VII), diperoleh nilai rata-rata

IC50 rutin sebesar (21,6 ± 0,7) µg/mL dan nilai rata-rata IC50 ekstrak metanolik

umbi bidara upas sebesar (386,3 ± 3,7) µg/mL (Tabel VIII), hal ini berarti untuk

menangkap radikal bebas sebesar 50% diperlukan konsentrasi rutin sebesar (21,6

± 0,7) µg/mL, sedangkan konsentrasi ekstrak metanolik umbi bidara upas yang

diperlukan sebesar (386,3 ± 3,7) µg/mL. Semakin kecil nilai IC50, maka sampel

uji memiliki keefektifan sebagai antioksidan yang baik. Dari hasil nilai rata-rata

IC50 rutin dan ekstrak umbi bidara upas yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa rutin memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar bila dibandingkan

Page 77: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

58

dengan ekstrak metanolik umbi bidara upas. Berdasarkan tingkat kekuatan

antioksidan (Tabel IX), rutin memiliki daya antioksidan yang sangat kuat

sedangkan untuk ekstrak metanolik umbi bidara upas memiliki daya antioksidan

yang lemah.

Tabel IX. Tingkat kekuatan antioksidan (Blois cit., Fidrianny, Darmawati, Sukrasno, 2014).

Rutin

Ekstrak metanolik

Menurut Sivaci dan Duman (2014), terdapat korelasi positif antara

kandungan fenolik total dengan aktivitas antioksidan (IC50), yaitu semakin banyak

senyawa fenolik dalam suatu ekstrak, maka aktivitas antioksidan semakin tinggi

(nilai IC50 semakin kecil). Hasil penetapan kandungan fenolik total dalam ekstrak

metanolik umbi bidara upas adalah (1,96 ± 0,07 mg ekivalen asam galat per gram

ekstrak) dan nilai IC50 (386,3 ± 3,7 µg/mL), hal ini sudah sesuai dengan teori,

aktivitas antioksidan dala ekstrak metanolik umbi bidara upas tergolong lemah

karena senyawa fenolik yang terkandung hanya sedikit.

Hasil nilai IC50 dari rutin dan ekstrak metanolik umbi bidara upas

selanjutnya digunakan dalam analisis statistika dengan suatu software yaitu R

3.0.2. Uji pertama yang dilakukan adalah uji normalitas Shapiro-wilk pada rutin

Intensitas Nilai IC50

Sangat kuat < 50 µg/mL

Kuat 50-100 µg/mL

Sedang 101-150 µg/mL

Lemah >150 µg/mL

Page 78: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

59

dan senyawa uji yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

dihasilkan terdistribusi secara normal atau tidak normal. Uji normalitas data akan

menentukan jenis uji selanjutnya yang akan digunakan apakah uji parametrik

(terdistribusi normal) atau non-parametrik (terdistribusi tidak normal). Dipilih uji

Shapiro-wilk karena data yang diolah hanya sedikit. Pada uji normalitas ini, data

dikatakan terdistribusi normal apabila p-value > 0,05. Hasil yang diperoleh pada

uji ini adalah p-value untuk rutin adalah 0,9061 dan untuk ekstrak 0,5003

(Lampiran 15), sehingga dapat disimpulkan bahwa rutin dan ekstrak memiliki

distribusi data yang normal dan dapat dilanjutkan ke uji parametrik.

Uji kedua yaitu uji variansi data. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

apakah dua data atau lebih kelompok data memiliki variansi yang sama atau tidak.

Hasil yang diperoleh untuk uji variansi ini adalah p-value = 0,08354. Nilai p yang

didapat > 0,05 (taraf kepercayaan 95%) sehingga dapat disimpulkan bahwa IC50

rutin dan IC50 ekstrak metanolik umbi bidara upas memiliki variansi data yang

homogen.

Uji ketiga yang dilakukan yaitu uji parametrik (uji t tidak berpasangan).

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara IC50 rutin dan

IC50 ekstrak metanolik umbi bidara upas. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai

p adalah 7,959e-09. Signifikansi nilai yang diperoleh ini lebih kecil daripada nilai

yang telah ditentukan yaitu 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara nilai IC50 rutin dan IC50

ekstrak metanolik umbi bidara upas. Jika dilihat dari nilai rata-rata IC50 yang

diperoleh dari hasil perhitungan (Tabel VIII), didapat nilai rata-rata IC50 ekstrak

Page 79: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

60

metanolik umbi bidara upas lebih besar dibanding nilai rata-rata IC50 rutin,

sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanolik umbi bidara upas memiliki

aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibanding aktivitas antioksidan rutin.

Page 80: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kandungan fenolik total dalam ekstrak metanolik umbi bidara upas sebesar

(1,96 ± 0,07) mg ekivalen asam galat per gram ekstrak.

2. Nilai IC50 ekstrak metanolik umbi bidara upas dengan menggunakan radikal

bebas DPPH sebesar (386,3 ± 3,7) µg/mL.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap daun bidara upas.

2. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan pelarut non

polar.

Page 81: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

62

DAFTAR PUSTAKA Agil, M., Sugianto.,Widyowati, R., dan Purwitasari, N., 2010, Uji Daya Hambat

Mycobacterium Tuberculosis dari Umbi Bidara Upas (Merremia mammosa Hall), Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya.

Agustina, D.R., Nurcahyanti, Lusiawati, D.,dan Kris H., 2011, Aktivitas

Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Polar dan Non Polar Biji Selasih, J. Teknol dan Industri Pangan, Vol. XXII, 3.

Amarowicz, R., Naczk,M., dan Fereiodon, 2000, Antioxidants Activity of Crude

Tannins of Canola and Repessed Hulls, JAOCS, 77, 957-961. Andayani, R., Lisawati, Y.,dan Maimunah, 2008, Penentuan Aktivitas Antioksidan

Kadar Fenolat Total dan Likopen pada Buah Tomat http://ffarmasi.unand.ac.id/pub/JSTFeb2009%20_regina_.pdf,diakses pada 9 Oktober 2013

Ansel, C.H., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV, UI Press, Jakarta,

pp. 607-609. Azlim A.A., Ahmed J.K., Syed Z.I., Mustafa S.K., Aisyah M.R., dan Kamarul,

R.K., 2010, Total Phenolic Content and Primary Antioxidant Activity of Methanolic and Ethanolic Extract of Aromatic Plants Leaves, International Food Research Journal, (17), 1077-1084.

Badarinath, A.V., Mallikarjuna, K, Chetty, C.M., Ramkanth, S., Rajan, T.V., dan

Gnanaprakash, K., 2010, A Review on In-vitro Antioxidant Methods: Comparison, Correlation and Considerations, Int. J. Pharm. Tech. Research, 2 (2), 1276-1285.

Bangun, A., 2012, Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia, Indonesia Publishing

House, Bandung, pp. 60. Belitz, H.D., dan Grosch, W., 1999, Food Chemistry, Springer Verlag , New York,

pp. 466. Bendra, A., 2012, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Premna oblongata Miq.

dengan Metode DPPH dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Teraktif, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok

Blainski, A., Cristiny G., dan de Mello J., 2013, Application and Analysis of the

Folin Ciocalteu Method for the Determination of The Total Phenolic Content from Limonium Brasiliense L., J. Mdpi Molecules., 18 (6855).

Page 82: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

63

Brown, A., 2000, Understanding Food: Principles and Preparation, Wadsworth Thomson Learning ,USA, pp. 675-677.

Bruneton, J., 1999, Pharmacognosie, Phytochimie, Plantes Medicales,

diterjemahkan oleh Hatton, C.K, Lavosie Publishing, Paris, pp. 2999. Choi, Y.W., LO, S.C, dan Han, S., 2004, Antioxidant Activity of Crude Exctract

and Pure Compounds of Acer ginnata Max, Bull Korean Chem Soc, 25, 389-391.

Cuvelier, M.E., Richard, H., dan Besset, C., 1992, Comparison of the

Antioxidative of Some Acid Phenols : Structure-Activity Relationship, Biosci. Biotechnol. Biochem, 56 (2), 324-325.

Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Nabavi, S.F., 2009, Antioxidant Activity of

Methanol Extract of Ferula Assafoetida and its Essential Oil Composition, Grasas Aceites, 60 (4), 405-412.

Depkes RI, 1986, Sediaan Galenika, Jilid 2, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, pp. 11-12. Depkes RI, 2000a, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 10-11. Dewick, M.P., 2001, Medicinal Natural Products, John Wiley & Sons Ltd,

England, pp. 121-125. Djamil, R., 2009, Penapisan Fitokimia, Uji BSLT, dan Uji Antioksidan Ekstrak

Metanol beberapa Spesies Papilionacea, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 65-71.

dos Santos, S, X., Mazo, L.H., dan Cavalheiro, E.T., 2008, The Use Ogf a

Graphite-Silicone Rubber Composite Electrode in The Determination of Rutin in Pharmaceutical Formulation, J. Braz, Chem, Soc., 19 (8), 1603.

Duh, P.D., Tu, dan Yen, 1999, Antioxidant Activity of Water Extract of Harng

Jyur, Lebensmittel-Wissenschaft U Technol, 32 : 269-277. Dykes, L., dan Rooney, L.W., 2007, Phenolic Compounds in Cereal Grains and

Their Health Benefits, Cereal Foods World, 52 (3), 105-111. Eko, U.H., 2003, Review : Ellagitanin; Biosintesis, Isolasi, dan Aktivitas Biologi,

J.Biofarmasi , 1 (1), 25-38.

Page 83: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

64

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1995, Kimia Organik, Jilid I, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A.H., edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 436-444.

Fidrianny, I., Darmawati, A., Sukrasno, 2014, Antioxidant Capacities from

Different Polarities Extracts of Cucurbitaceae Leaves Using FRAP, DPPH Assay and Corelation with Phenolic, Flavonoid, Carotenoid Content, Int. J. Pharm. Sci., Vol. 6, 858-862.

Fouad, T., 2005, Antioxidant, Nature, and Chemistry,

http://www.thedoctorslounge.net/medlounge/article/antioxidant,diakses pada 2 Februari 2014

Fu, L., Xu, B.T., Gan, R.Y., Zhang, Y., Xu, X.R., Xia, E. Q., dan Li, H, B., 2011,

Total Phenolic Contents and Antioxidant Capacities of Herbal and Tea Infusions, Int, J. Mol, Sci., 12, 2112-2124.

Galati, A., McKay, A., dan Tan, S.C., 2005, Minimising Post-Harvest Losses of

Carrots, Farmanote, 75, 95. Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, pp. 9-18,31-33,221-263. Gitawati, R., 1995, Radikal Bebas-Sifat dan Peran dalam Menimbulkan

Kerusakan/Kematian Sel, Cermin Dunia Kedokteran, 102, 33-35. Ghosh, D., dan Konishi, T., 2007, Anthocyanins and Anthocyanin-Rich Extract :

Role in Diabetes and Eye Function, Asia Pac, J. Clin Nutr, 16 (2), 200-208.

Halim F., 2011, Peran Senyawa Antioksidan dalam Permen Cokelat terhadap

Pengaturan Tekanan Darah Manusia, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, edisi 2, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung, pp. 6.

Haryanti, S., 2009, Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, PALMALL,

Yogyakarta, pp. 71-73. Halliwel, B., and Gutteridge, J.M.C., 2000, Free Radical in Biology and Medicine,

Oxford university Press, New York, pp. 1-231, 353-435. Hernani dan Rahardjo, M., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penebar

Swadaya, Jakarta, pp. 9, 16-20.

Page 84: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

65

Hidayat, M.R., 2000, Daya Tangkap Radikal Oksida Nitrit Senyawa

Pentagamavunon-0 dan Turunannya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Himawati, E.R., 2001, Antioksidan dan Peredam Radikla Bebas Biologis,

Majalah Farmasi Indonesia, 12 (1), 55-60. Janeiro, P., dan Brett, A., 2004, Cathecin Electrochemical Oxidation Mechanism,

Anal, Chim, Acta, 58, 109-115. Jasson, N., 2005, The Determination of Total Phenolic Compounds in Green Tea,

http://folinciocalteu/method/colorimetric, diakses pada 24 Januari 2014 Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E., dan Vivanco, J.M., 2003, Antoxidant

Activity and Total Phenolic Content of Iranian Ocimum Accessions, Food Chemistry, 83, 547-550.

Juniarti, Osmeli, D., dan Yuhernita, 2009, Kandungan Senyawa Kimia, Uji

Toksisitas (BST) dan Antioksidan dari Ekstrak Daun Saga (Alena precatorius), J. M.Sci., Vol. 13 (1), 50-54.

Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P., de Groot, A., dan Evstatieva, L.N.,

2002, Screening of Plant Extract for Antioxidant Activity, A Comparative Study on Three Testing Methods, J.Phy. Anal., 13, 8-17.

Kristina, H.D.,Ariviani, S., dan Khasanah, L.U.,2012, Ekstraksi Pigmen

Antosianin Buah Sanggani (Melastoa malabathricum Auct. Non Linn) dengan Variasi Jenis Pelarut, J. Teknosains Pangan, 1(1), 105-109.

Kubo, I., Masuoka, N., Xiao, P., dan Haraguchi,H., 2002, Antioxidant Capacity of

Dodecyl Gallate, SNT, 1-9. Kuncahyo, I., dan Sunardi, 2007, Uji Aktivitas Ekstrak Belimbing Wuluh

(Averhoa bilimbi, L.) terhadap DPPH, SNT, 1-9. Kurniawan, A., 2011, Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Radikal 1,1-

Difenil-2-Pikrihidrazil (DPPH) dan Penetapan Kandungan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanolik Herba Seledri (Apium graveolens L.,), skripsi, 63, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

List, P.H., dan Schmidt, P.C., 2000, Phytopharmaceutical Technology, CRC Press,

USA, pp. 107,109.

Page 85: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

66

Lopez, M., Martinez, F., Del-Valle, C., Ferrit, M., dan Luque, R., 2003, Study of Phenolic Compounds as Natural Antioxidants by a Fluorescence Method, J.Talanta, 60, 609-616.

Madhavi, D. L., Deshpande, S.S., dan Salunkhe, D.K.,1996, Introduction Food

Antioxidant: Technological, Toxicological, and Health Perspectives, Marcel Dekker, Inc, New York, pp. 1-4.

Markham, K.R., 1988, Techniques of Flavonoids Identification, diterjemahkan

oleh Padwanita, K., Penerbit ITB, Bandung, pp. 1, 15, 103. Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) for estimating antioxidant activity, Songklanakarin, J.Sci. Technol., 26 (2), 211-219.

Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga Unversity Press,

Surabaya, pp. 7, 26-32. Niki, E., dan Noguchi, N., 2000, Evaluation of Antioxidant Capacity : What

Capacity is Being Measured by Which Method, IUBMB Life, 50, 323-329.

Nurhayati, Siadi, K., dan Herjono, 2012, Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat

dan Lama Penyimpanan pada Kadar Fenolat Total Pasta Tomat, Indo. J.Chem. Sci., 1 (2), 158-163.

Pedriclli, P., 2001, Antioxidant Mechanism of Flavonoid, Solvent Effect on Rate

Constant For Chain Breaking Reaction of Quersetin and Epicatechinin Autooxidation of Methyl Linoleat, Agric Food Chem, 49.

Percival, M., 1998, Antioxidant, Advanced Notrition Publication, Inc. Pokorny, J., Yanishlieva, N., dan Gordon, M., 2001, Antioxidant in Food;

Practical Applications, Wood Publishing Limited, Cambrodge, England, pp. 1-123.

Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2001, Antioxidant Activity, Medallliaoan

Laboratories, Vol 19 no : 2, 1-4. Pribadi, I., 2009, Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Psidium guajava L.,

dengan Metode DPPH serta Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Totalnya https://etd.eprints.ums.ac.id/58931/1/K100050061.pdf, diakses pada 20 Desember 2013

Page 86: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

67

Prior, R. L., Wu, X, dan Schaich, K., 2005, Standarized Methods for Determination of Antioxidants Capacity and Phenolics in Foods and Dietary Supplements, J. Agric. Food Chem, 55, 2698A-J.

Proestos, C., Sereli, D., dan Komaitis, M., 2006, Determination of Phenolic

Compounds in Aromatic Plants by RP-HPLC and GC-MS, J. Food Sci, 95, 44-52.

Purwanti, S., 2002, Uji Identitas, Kualitas, dan Toksisitas Umbi Bidara Upas

(Merremia mammosa Hall) dengan Metode BST, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rajendra, Magadum, S.G., Nadaf, A.M., Yashoda, S.V., dan Manjula, M., 2011,

Phytochemical Screening of The Rhizome of Kaempferia Galanga, Int. J. Pharm. Phy., 3 (3), 61-63.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh

Kokasih Padmawinata, ITB, Bandung, pp. 47. Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, pp. 39-42. Shivaprasad, H.N., Mohan,S., Kharya, M.D.,Shiradkar, M.R.,dan Lakshman, K.,

2005, In-Vitro Models for Antioxidant Activity Evaluation: a review, http://www.pharmainfo.net/reviews/vitro-models-antioxidant-activity-evaluation-review, diakses pada 20 Desember 2013

Sivaci A., Duman, S., 2014, Evaluation of Seasonal Antioxidant Activity and

Total Phenolic Compounds in Stems and Leaves of Some Almond (Prunus amygdalus L.) Varieties, Biological Research, 47-48.

Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I., 2002, Oygen Toxicity by Radiation and Effect

of Glutamic Piruvat Transamine (GPT) Activity Rat Plasma After Vitamin C Treatment, Int. SOECT, 97.

Suhono, B., 2009, Ensiklopedia Flora, PT. Kharisma Ilmu, Bogor. pp. 138-139. Sulistiyowati, Cahyono, B., dan Swastawati, F., 2013, Penentuan Total Senyawa

Fenolat dan Aktivitas Antioksidan pada Asap Cair Ampas Tebu dan Kulit Tebu (Sacharum officinarum) serta Identifikasi Komponen penyusunnya, Chem, Info, 1 (1), 362-369.

Sunardi, I.K., 2007, Uji Aktvitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh

(Averrhoa bilimbi, L.,) terhadap 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), Seminar Nasional Teknologi, Teknologi Farmasi Fakultas Teknik Universitas Setia Budi, Yogyakarta.

Page 87: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

68

Syahbana, D., dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri Referensi Herbal: Pesona Tradisional dan Ilmiah Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Salemba Medika, Jakarta, pp. 5-20.

Togo, H., 2004, Advanced Free Radical Reactions for Organic Synthesis, Chiba,

Japan, pp.13 Tursiman, Puji, dan Risa, 2012, Total Fenol Fraksi Etil Asetat dari Buah Asam

Kandis, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, JJK, 45-48.

Umemura, T., Kodama, Y., Hioki, K., Inoue, T., Nomura T., dan Kurokawa Y., 2001, Butylhydroxytoluene (BHT) Increases Susceptibility of Transgenic ras H2 Mice to Lung Carcinogenesis, J. Cancer Res Clin Oncol, 127 (10), 583-590.

Van Valkenburg, J.L.C., dan Bunyapraphatsara, N., 2001, Medicinal and Poisonous Plants, Backhuys Publihers, Leiden, The Netherlands, 12 (2).

Valko, M., Leibfritz, D., Mocol, J., Cronin, M.T.D., Mazur, M., dan Telser, J.,

2006, Free Radicals and Antioxidants in Normal Physiological Function and Human Disease, IJBCB, 39, 44-48.

Waterman, W., dan Mole, S., 1994, Analysis of Phenolic Plants Metabolites,

Blackwell Scientific, Oxford, pp. 42-45. Wijaya, A., 1996, Radikal Bebas dan Parameter Status Antioksidan, Forum

Diagnosticum, Prodia Diagnostic Educational Servica, (1), 1-12. Winarsi, W., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,

pp. 13,77. Windono, T., Soediman, S., Yudawati, Ermawati, Srielita, dan Erowati, 2001, Uji

Peredam Radikal Bebas Terhadap 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis vinifera L.), Artocarpus, Surabaya, 1 (1), 34-43.

Yuwono, A., 2009, Antioxidant and Health Disease,

http://farmacology/specialistmedic/internist, diakses pada 14 November 2013

Zou, Y., Lu Y. dan Wei, D., 2004, Antioxidant activity of Flavonoid-rich extract

of Hypericum perforratum L in vitro, J. Agric, Food Chem, 52, 5032-5039.

Page 88: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

69

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat determinasi bidara upas

Page 89: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

70

Lampiran 2. Gambar umbi bidara upas dari Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lampiran 3. Rendemen serbuk umbi bidara upas

Bobot umbi bidara upas yang dipanen = 3000 g

Bobot serbuk yang diperoleh = 427 g

Rendemen serbuk = Bobot serbuk yang diperolehBobot bahan yang dipanen

x 100 %

= 427 g3000 g

x 100 %

= 14, 23 %

Lampiran 4. Rendemen ekstrak metanolik umbi bidara upas

Bobot umbi bidara upas yang digunakan = 300 g

Cawan 1 (g) Cawan 2 (g) Cawan 3 (g) Bobot cawan 60,45 58,36 63,27 Bobot cawan + ekstrak 66,02 63,87 68,63 Bobot ekstrak 5,57 5,51 5,36 Total bobot ekstrak 16,44

Bobot ekstrak metanolik umbi bidara upas = 16,44 g

Page 90: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

71

Rendemen ekstrak metanolik = Bobot ekstrak yang didapatBobot bahan yang digunakan

x 100 %

= 16,44 g300 g

x 100 %

= 5, 48 %

Lampiran 5. Data penimbangan uji kandungan fenolik total

1. Penimbangan asam galat

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Bobot kertas 0,2473 0,2541 0,2466

Bobot kertas + asam

galat 0,2723 0,2791 0,2716

Bobot kertas + sisa 0,2481 0,2549 0,2466

Bobot asam galat 0,0242 0,0242 0,025

2. Penimbangan ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Bobot gelas arloji 14,2795 12,1807 13,1688

Bobot gelas arloji +

asam galat 14,3095 12,2108 13,1988

Bobot gelas arloji +

sisa 14,2795 12,1807 13,1688

Bobot ekstrak

metanolik 0,0300 0,0301 0,0300

Page 91: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

72

Lampiran 6. Scanning kontrol asam galat (600-800 nm)

Lampiran 7. Optimasi penentuan kandungan fenolik total

1. Penentuan Operating Time asam galat

Replikasi 1

Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi 1 pada λ 760 nm

50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL

5 0,3544 0,4983 0,6986

10 0,2999 0,5273 0,7216

15 0,2980 0,5436 0,7377

20 0,3182 0,5719 0,7639

25 0,3186 0,5723 0,7651

30 0,3190 0,5737 0,7701

OT yang didapat 20 menit

Page 92: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

73

Replikasi 2

Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi 2 pada λ 760 nm

50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL

5 0,3036 0,4900 0,6884

10 0,3031 0,5292 0,7372

15 0,3093 0,5522 0,7595

20 0,3171 0,5543 0,7716

25 0,3174 0,5576 0,7748

30 0,3177 0,5653 0,7780

OT yang didapat 20 menit

Replikasi 3

Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi 3 pada λ 760 nm

50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL

5 0,3207 0,5331 0,6875

10 0,3101 0,5502 0,7300

15 0,3254 0,5597 0,7498

20 0,3260 0,5743 0,7683

25 0,3261 0,5787 0,7750

30 0,3263 0,5799 0,7763

OT yang didapat 20 menit

Page 93: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

74

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (600-800 nm)

a. Spektra asam galat 50 µg/mL

b. Spektra asam galat 100 µg/mL

Page 94: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

75

c. Spektra asam galat 150 µg/mL

Page 95: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

76

Lampiran 8. Penetapan kandungan fenolik total

1. Konsentrasi asam galat

Konsentrasi seri replikasi 1

Konsentrasi stok = 0,0242 g50 mL

= 484 µg/mL

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 484 µg/mL= 10 mL . C2 C2 = 48,4 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 2,5 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 121 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 1,5 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 72,6 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 145,2 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 96,8 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 2

Konsentrasi stok = 0,0242 g50 mL

= 484 µg/mL

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 484 µg/mL= 10 mL . C2 C2 = 48,4 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 2,5 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 121 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 1,5 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 72,6 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 145,2 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 484 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 96,8 µg/mL

Page 96: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

77

Konsentrasi seri replikasi 3

Konsentrasi stok = 0,0250 g50 mL

= 500 µg/mL

2. Kurva baku asam galat

Persamaan yang digunakan adalah y = 0,0048x + 0,0660

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 500 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 50 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 2,5 mL . 500 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 125 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 1,5 mL . 500 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 75 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 500 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 150 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 500 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 100 µg/mL

Replikasi Konsentrasi asam

galat (μg/mL) Absorbansi Persamaan Nilai r

1

48,4 0,2967

y = 0,0052x + 0,0469

0,9987 72,6 0,4326 96,8 0,5385 121 0,6614

145,2 0,8079

2

48,4 0,3007

y = 0,0048x + 0,0660

0,9997 72,6 0,4142 96,8 0,5272 121 0,6406

145,2 0,7675

3

50 0,2957

y = 0,0049x + 0,0522 0,9996

75 0,4122 100 0,5465 125 0,6641 150 0,7789

Page 97: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

78

Sampel 1

Bobot sampel = 0,0300 g

Konsentrasi = 0,0300 g 10 mL

= 3000 µg/mL

Absorbansi sampel = 0,6333

y = 0,0048x + 0,0660

0,6333 = 0,0048x + 0,0660

x = 118,18 µg/mL = 0,11818 mg/mL

Kandungan fenolik total = x . vm

= 0,11818 mg/mL . 0,5 mL0,0300 g

= 1,9697 mg ekivalen

asam galat per gram ekstrak metanolik

Sampel 2

Bobot sampel = 0,0301 g

Konsentrasi = 0,0301 g 10 mL

= 3010 µg/mL

Absorbansi sampel = 0,6517

y = 0,0048x + 0,0660

0,6517 = 0,0048x + 0,0660

x = 122,02 µg/mL = 0,12202 mg/mL

Kandungan fenolik total = x . vm

= 0,12202 mg/mL . 0,5 mL0,0301 g

= 2,0269 mg ekivalen

asam galat per gram ekstrak metanolik

Page 98: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

79

Sampel 3

Bobot sampel = 0,0300 g

Konsentrasi = 0,0300 g 10 mL

= 3000 µg/mL

Absorbansi sampel = 0,6072

y = 0,0048x + 0,0660

0,6072 = 0,0048x + 0,0660

x = 112,75 µg/mL = 0,11275 mg/mL

Kandungan fenolik total = x . vm

= 0,11275 mg/mL . 0,5 mL0,0300 g

= 1,8792 mg ekivalen

asam galat per gram ekstrak metanolik

Absorbansi Kandungan

fenolik (µg/mL)

Kandungan

fenolik total (mg) 𝒙𝒙� ± SD

Replikasi 1 0,6333 118,18 1,9697

1,96 ± 0,07 Replikasi 2 0,6517 122,02 2,0269

Replikasi 3 0,6072 112,75 1,8792

Lampiran 9. Data penimbangan untuk pengujian aktivitas antioksidan

a. Penimbangan DPPH

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Bobot kertas 0,3302 0,3581 0,3259

Bobot kertas + DPPH 0,3461 0,3739 0,3419

Bobot kertas + sisa 0,3303 0,3581 0,3260

Bobot DPPH 0,0158 0,0158 0,0159

Page 99: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

80

b. Penimbangan rutin

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Bobot kertas 0,3290 0,3147 0,3085

Bobot kertas + rutin 0,3315 0,3172 0,3110

Bobot kertas + sisa 0,3290 0,3147 0,3085

Bobot rutin 0,0025 0,0025 0,0025

c. Penimbangan ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Bobot gelas arloji 14,2894 14,2572 14,7579

Bobot gelas arloji + ekstrak 14,3144 14,2822 14,7829

Bobot gelas arloji + sisa 14,2894 14,2572 14,7579

Bobot ekstrak 0,0250 0,0250 0,0250

Lampiran 10. Data konsentrasi bahan untuk uji aktivitas antioksidan

a. Konsentrasi DPPH

Replikasi 1

BM = 394,33

Mol = massaBM

= 15,8 mg394,33

= 0,0401 mmol

M = molvolume

= 0,0401 mmol0,1 L

= 0,4010 mM

Page 100: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

81

Replikasi 2

BM = 394,33

Mol = massaBM

= 15,8 mg394,33

= 0,0401 mmol

M = molvolume

= 0,0401 mmol0,1 L

= 0,4010 mM

Replikasi 3

BM = 394,33

Mol = massaBM

= 15,9 mg394,33

= 0,0403 mmol

M = molvolume

= 0,0403 mmol0,1 L

= 0,4030 mM

b. Konsentrasi rutin

Konsentrasi larutan stok 0,0025 g10 mL

= 2,5 x 10-4 g/mL = 250 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 1

Seri 1

V1 . C1 = V2 . C2

0,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2

C2 = 5 µg/mL

Seri 4

V1 . C1 = V2 . C2

2 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2

C2 = 20 µg/mL

Seri 2

V1 . C1 = V2 . C2

1 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2

C2 = 10 µg/mL

Seri 5

V1 . C1 = V2 . C2

2,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2

C2 = 25 µg/mL

Seri 3

V1 . C1 = V2 . C2

1,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2

C2 = 15 µg/mL

Page 101: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

82

Konsentrasi larutan stok 0,0025 g10 mL

= 2,5 x 10-4 g/mL = 250 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 2

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 0,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 5 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 20 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 10 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 2,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 25 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 1,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 15 µg/mL

Konsentrasi larutan stok 0,0025 g10 mL

= 2,5 x 10-4 g/mL = 250 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 3

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 0,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 5 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 20 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 10 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 2,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 25 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 1,5 mL . 250 µg/mL = 25 mL . C2 C2 = 15 µg/mL

Page 102: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

83

c. Konsentrasi ekstrak metanolik umbi bidara upas

Konsentrasi larutan stok = 0,0250 g25 mL

= 1 x 10-3 g/mL = 1000 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 1

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 100 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 4 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 400 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 200 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 5 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 500 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 300 µg/mL

Konsentrasi larutan stok = 0,0250 g25 mL

= 1 x 10-3 g/mL = 1000 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 2

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 100 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 4 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 400 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 200 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 5 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 500 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 300 µg/mL

Page 103: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

84

Konsentrasi larutan stok = 0,0250 g25 mL

= 1 x 10-3 g/mL = 1000 µg/mL

Konsentrasi seri replikasi 3

Seri 1 V1 . C1 = V2 . C2 1 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 100 µg/mL

Seri 4 V1 . C1 = V2 . C2 4 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 400 µg/mL

Seri 2 V1 . C1 = V2 . C2 2 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 200 µg/mL

Seri 5 V1 . C1 = V2 . C2 5 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 500 µg/mL

Seri 3 V1 . C1 = V2 . C2 3 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 300 µg/mL

Lampiran 11. Scanning larutan

a. Scanning pelarut metanol

Page 104: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

85

b. Scanning metanol air (1:1)

c. Scanning rutin

d. Scanning asam galat

Page 105: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

86

e. Scanning ekstrak metanolik umbi bidara upas (λ 400-600 nm)

f. Scanning ekstrak metanolik umbi bidara upas (λ 600-800 nm)

Page 106: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

87

Lampiran 12. Penentuan λ serapan maksimum dan Operating Time (OT) uji aktivitas antioksidan

1. Penentuan λ serapan maksimum

a. Spektra DPPH 0,020 mM

Page 107: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

88

b. Spektra DPPH 0,040 mM

Page 108: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

89

c. Spektra DPPH 0,060 mM

Page 109: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

90

2. Penentuan Operating Time rutin (λ = 517 nm)

Replikasi 1

Waktu (menit) Konsentrasi rutin (µg/mL)

5 15 25

5 0,8237 0,7518 0,5239

10 0,8211 0,6914 0,4462

15 0,8101 0,6593 0,4150

20 0,7864 0,6350 0,3972

25 0,7803 0,6167 0,3603

30 0,7745 0,5997 0,3493

35 0,7746 0,5891 0,3426

40 0,7744 0,5890 0,3428

45 0,7748 0,5889 0,3427

50 0,7746 0,5888 0,3430

55 0,7744 0,5890 0,3429

60 0,7745 0,5887 0,3431

OT yang didapat 35 menit

Page 110: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

91

Replikasi 2

Waktu (menit) Konsentrasi rutin (µg/mL)

5 15 25

5 0,8140 0,7383 0,5271

10 0,8057 0,6849 0,4261

15 0,7998 0,6487 0,3967

20 0,7843 0,6275 0,3821

25 0,7619 0,6081 0,3512

30 0,7620 0,5865 0,3475

35 0,7620 0,5870 0,3347

40 0,7623 0,5869 0,3350

45 0,7621 0,5870 0,3351

50 0,7622 0,5867 0,3349

55 0,7620 0,5871 0,3349

60 0,7621 0,5872 0,3348

OT yang didapat 35 menit

Page 111: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

92

Replikasi 3

Waktu (menit) Konsentrasi rutin (µg/mL)

5 15 25

5 0,8259 0,7533 0,5337

10 0,8163 0,7283 0,4523

15 0,8037 0,6799 0,4101

20 0,7982 0,6569 0,3749

25 0,7987 0,6001 0,3623

30 0,7989 0,5892 0,3469

35 0,7991 0,5899 0,3466

40 0,7994 0,5898 0,3465

45 0,7990 0,5898 0,3468

50 0,7988 0,5891 0,3464

55 0,7987 0,5889 0,3467

60 0,7989 0,5893 0,3466

OT yang didapat 35 menit

Page 112: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

93

3. Penentuan Operating Time ekstrak metanolik umbi bidara upas (λ 517 nm)

Replikasi 1

Waktu (menit) Konsentrasi ekstrak metanolik (µg/mL)

100 300 500

5 0,8588 0,6772 0,4145

10 0,8468 0,6508 0,4005

15 0,8301 0,6353 0,3867

20 0,8049 0,6214 0,3506

25 0,7942 0,6001 0,3187

30 0,7940 0,5897 0,2985

35 0,7939 0,5896 0,2985

40 0,7937 0,5895 0,2984

45 0,7937 0,5896 0,2895

50 0,7938 0,5895 0,2985

55 0.7939 0,5897 0,2985

60 0,7939 0,5897 0,2984

OT yang didapat 30 menit

Page 113: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

94

Replikasi 2

Waktu (menit) Konsentrasi ekstrak metaolik (µg/mL)

100 300 500

5 0,8546 0,6693 0,4239

10 0,8330 0,6525 0,4117

15 0,8049 0,6463 0,4108

20 0,7874 0,6359 0,3336

25 0,7866 0,6172 0,2937

30 0,7867 0,5861 0,2934

35 0,7867 0,5859 0,2932

40 0,7865 0,5858 0,2932

45 0,7866 0,5857 0,2931

50 0,7866 0,5857 0,2933

55 0,7867 0,5858 0,2931

60 0,7867 0,5857 0,2931

OT yang didapat 30 menit

Page 114: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

95

Replikasi 3

OT yang didapat 30 menit

Waktu (menit) Konsentrasi ekstrak metanolik (µg/mL)

100 300 500

5 0,8842 0,6835 0,4337

10 0,8533 0,6632 0,3922

15 0,8496 0,6479 0,3900

20 0,8187 0,6394 0,3725

25 0,7983 0,6183 0,3251

30 0,7953 0,5980 0,3129

35 0,7953 0,5980 0,3130

40 0,7954 0,5979 0,3129

45 0,7955 0,5981 0,3128

50 0,7954 0,5981 0,3131

55 0,7952 0,5980 0,3130

60 0,7954 0,5981 0,3129

Page 115: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

96

Lampiran 13. Uji aktivitas antioksidan dengan radikal DPPH

% IC = 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 (𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑘𝑘𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙 )− 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 (𝐴𝐴𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑙𝑙 )𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 (𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑘𝑘𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙𝐴𝐴𝐴𝐴𝑙𝑙 )

x 100%

1. Rutin

Replikasi Konsentrasi

rutin (μg/mL)

Absorbansi kontrol DPPH

Absorbansi larutan

pembanding % IC

1

5

0,8971

0,7880 12,1614

10 0,6992 22,0600

15 0,5887 34,3774

20 0,4950 44,8222

25 0,3978 55,6571

2

5

0,8963

0,7757 13,4553

10 0,6786 24,2887

15 0,5685 36,5726

20 0,4656 48,0531

25 0,3599 59,8460

3

5

0,8988

0,7944 11,6155

10 0,6817 24,1544

15 0,5899 34,3680

20 0,4867 45,8500

25 0,3784 57,8994

Contoh perhitungan % IC replikasi 1

Konsentrasi 5 µg/mL

% IC = 0,8971−0,78800,8971

x 100% = 12,1614 %

Konsentrasi 10 µg/mL

Page 116: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

97

% IC = 0,8971−0,69920,8971

x 100% = 22,0600 %

Konsentrasi 15 µg/mL

% IC = 0,8971−0,58870,8971

x 100% = 34,3774 %

Konsentrasi 20 µg/mL

% IC = 0,8971−0,49500,8971

x 100% = 44,8222 %

Konsentrasi 25 µg/mL

% IC = 0,8971−0,39780,8971

x 100% = 55,6571 %

2. Ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi Konsentrasi

ekstrak (μg/mL)

Absorbansi kontrol DPPH Absorbansi % IC

1

100

0,8835

0,7814 11,5563

200 0,6613 25,1500

300 0,5398 38,9021

400 0,4209 52,3599

500 0,3096 64,9576

2

100

0,8863

0,7823 11,7342

200 0,6754 23,7956

300 0,5435 38,6776

400 0,4238 52,1832

500 0,2982 66,3545

3

100

0,8915

0,7947 10,8581

200 0,6861 23,0398

300 0,5624 36,9153

400 0,4298 51,7891

500 0,3106 65,1598

Page 117: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

98

Contoh perhitungan % IC replikasi 1

Konsentrasi 100 μg/mL

% IC = 0,8835−0,78140,8835

x 100% = 11,5563 %

Konsentrasi 200 μg/mL

% IC = 0,8835−0,66130,8835

x 100% = 25,1500 %

Konsentrasi 300 μg/mL

% IC = 0,8835−0,53980,8835

x 100% = 38,9021 %

Konsentrasi 400 μg/mL

% IC = 0,8835−0,42090,8835

x 100% = 52,3599 %

Konsentrasi 500 μg/mL

% IC = 0,8835−0,30960,8835

x 100% = 64,9576 %

Page 118: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

99

Lampiran 14. Perhitungan IC50 rutin dan ekstrak metanolik umbi bidara

upas 1. Rutin

Replikasi Konsentrasi

rutin (μg/mL)

% IC Persamaan regresi linear

1

5 12,1614

y = 2,1951x + 0,8895

r = 0,9996

10 22,0600

15 34,3774

20 44,8222

25 55,6571

2

5 13,4553

y = 2,3309x + 1,4794

r = 0,9999

10 24,2887

15 36,5726

20 48,0531

25 59,8460

3

5 11,6155

y = 2,2853x + 0,4984

r = 0,9996

10 24,1544

15 34,3680

20 45,8500

25 57,8994

Replikasi 1

Persamaan regresi linear

y = 2,1951x + 0,8895

50 = 2,1951x + 0,8895

x = 22,3728 µg/mL

Nilai IC50 = 22,3728 µg/mL

Page 119: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

100

Replikasi 2

Persamaan regresi linear

y = 2,3323x + 1,4794

50 = 2,3309x + 1,4794

x = 20,8163µg/mL

Nilai IC50 = 20,8163 µg/mL

Replikasi 3

Persamaan regresi linear

y = 2,2853x + 0,4984

50 = 2,2853x + 0,4984

x = 21,6609 µg/mL

Nilai IC50 = 21,6609 µg/mL

Replikasi IC50 (µg/mL) 𝒙𝒙� (µg/mL) SD 𝒙𝒙� ± SD

1 22,3728

21,6 0,7 21,6 ± 0,7 2 20,8163

3 21,6609

Page 120: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

101

2. Ekstrak metanolik umbi bidara upas

Replikasi 1

Persamaan regresi linear

y = 0,1340x - 1,6186

50 = 0,1340x - 1,6186

x = 385,2134 µg/mL

Nilai IC50 = 385,2134 µg/mL

Replikasi

Konsentrasi

ekstrak

(μg/mL)

% IC Persamaan regresi linear

1

100 11,5563

y = 0,1340x - 1,6186

r = 0,9999

200 25,1500

300 38,9021

400 52,3599

500 64,9576

2

100 11,7342

y = 0,1376x - 2,7394

r = 0,9996

200 23,7956

300 38,6776

400 52,1832

500 66,3545

3

100 10,8581

y = 0,1374x - 3,6534

r = 0,9995

200 23,0398

300 36,9153

400 51,7891

500 65,1598

Page 121: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

102

Replikasi 2

Persamaan regresi linear

y = 0,1376x - 2,7394

50 = 0,1376x - 2,7394

x = 383,2805 µg/mL

Nilai IC50 = 383,2805 µg/mL

Replikasi 3

Persamaan regresi linear

y = 0,1374x - 3,653

50 = 0,1374x - 3,653

x = 390,4905 µg/mL

Nilai IC50 = 390,4905 µg/mL

Replikasi IC50 (µg/mL) 𝒙𝒙� (µg/mL) SD 𝒙𝒙� ± SD

1 385,2134

386,3 3,7 386,3 ± 3,7 2 383,2805

3 390,4905

Page 122: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

103

Lampiran 15. Hasil uji statistik dengan program R 3.0.2

1. Uji normalitas

2. Uji varian data

3. Uji t-test

Page 123: PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …repository.usd.ac.id/18112/2/108114124_full.pdf · 2018. 2. 12. · PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

104

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Penetapan Kandungan Fenolik

Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode

DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL) Ekstrak

Metanolik Umbi Bidara Upas (Merremia mammosa

(Lour) Hallier f.)” memiliki nama lengkap Desi Irwanta

Kate. Penulis lahir pada tanggal 10 Desember 1991 di

Wamena, Papua. Penulis merupakan anak keempat dari

pasangan Bapak Yacob Kate dan Ibu Martha Pindan. Pendidikan formal yang

telah ditempuh oleh penulis: SD Inpres Mulele Wamena (1999-2004), SMP

Negeri 2 Wamena (2004-2007), SMA Bopkri 1 Yogyakarta (2007-2010). Penulis

kemudian melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta (2010-2014). Selama menjalani masa perkuliahan, penulis

aktif dalam kegiatan organisasi seperti menjadi Bendahara dan anggota seksi

Advokasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) serta anggota Herbal

Garden Team (HGT), selain itu penulis juga terlibat dalam beberapa kegiatan

kepanitiaan seperti: Co. Acara kegiatan Pelepasan Wisuda “You’ll Never Walk

Alone” (2011); Co. Acara kegiatan Komisi Pemilihan Umum Gubernur BEMF &

Ketua DPMF Farmasi (2012); Co. Acara kegiatan Aksi Hari Kesehatan dan

Lingkungan Hidup SD Pangudi Luhur Yogyakarta (2012), Anggota tim kegiatan

Pemeriksaan Kesehatan bagi Karyawan, Dosen dan Masyarakat pada Dies Natalis

ke-56 USD Yogyakarta (2012); Sie. Dana dan Usaha kegiatan Pelepasan Wisuda

“Mengukir Kenangan Menggapai Harapan”(2011); Sie. Pendamping Kota

kegiatan Temu Alumni Akbar “Farmasiku, Farmasimu, Farmasi Kita

Semua”(2012), Volunteer kegiatan Kampanye Informasi Obat”(2010) dan

menjadi Asisten Dosen pada praktikum Botani Farmasi (2012,2013); praktikum

Biofarmasetika (2014).