219
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri TIES 1301 3 SKS

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

  • Upload
    lamque

  • View
    256

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRIPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Ir. Joko Susetyo, MT

Jurusan Teknik IndustriFakultas Teknologi Industri

TIES 1301

3 SKS

Page 2: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

KOMPETENSI MATA KULIAHKOMPETENSI MATA KULIAH

• Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan tools di bidang industri.ketrampilan dan tools di bidang industri.

• Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan industri.untuk memecahkan persoalan industri.

• Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain. informasi dan sumber daya lain.

• Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat-alat analitik, sistem integral menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental.komputasional, dan atau eksperimental.

• Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, etika, dan sosial.profesi, etika, dan sosial.

Page 3: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

KONTRAK PERKULIAHANKONTRAK PERKULIAHAN• Diskripsi PerkuliahanDiskripsi Perkuliahan

Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan meliputi : pengantar, perancangan sistem bahasan meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan dan pengawasan operasi, produksi, perancangan dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, optimasi, analisis perencanaan dan perancangan fasilitas, optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.

• Strategi PerkuliahanStrategi PerkuliahanKuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan isi dari sub pokok bahasan, pendalaman menjelaskan isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi kasus, latihan mengerjakan soal-soal berupa diskusi, studi kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan kelompok.secara perorangan dan kelompok.

• Kriteria PenilaianKriteria PenilaianUjian tengah semester (UTS)Ujian tengah semester (UTS) 20%20%Ujian akhir semester (UAS)Ujian akhir semester (UAS) 20%20%Tugas-tugasTugas-tugas 50%50%PresensiPresensi 10%10%

Page 4: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan, Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan, pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.

• Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.• Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.• Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas, Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas, • Minggu 8, 9 : UTSMinggu 8, 9 : UTS• Minggu 10, 11 : optimasi, Minggu 10, 11 : optimasi, • Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,• Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.

RENCANA PEMBELAJARANRENCANA PEMBELAJARAN

Page 5: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

BAHAN BACAAN 1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial

Engineering And Management Science, Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.

2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.

3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna Widya, Jakarta

4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik Industri, Guna Widya, Jakarta.

6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial And Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc, New Jersey.

Page 6: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

MODUL IMODUL I

Page 7: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami permasalahan dalam ruang lingkup teknik industri yang melibatkan manusia, mesin, energi dan informasi secara efisien dan efektif.

Sub Pokok bahasan :

1.Definisi

2. Perkembangan teknik industri

3. Peranan disiplin teknik industri

4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

Page 8: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA) melalui studi, pengalaman & praktek IPA) melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan dengan tujuan untuk diaplikasikan dengan tujuan untuk mengembangkan cara-cara mengembangkan cara-cara mendayagunakan, material dan kekuatan mendayagunakan, material dan kekuatan alam secara ekonomis untuk kemanfatan alam secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia.bagi manusia.

Menurut Engineering Council for Professional Menurut Engineering Council for Professional Development (ECPD) :Development (ECPD) :

Definisi Teknik IndustriDefinisi Teknik Industri

Page 9: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Menurut Blanchard

Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam dengan suatu cara tertentu untuk dan alam dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan, memproduksi dan menciptakan, mengembangkan, memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu proses dimana mendukung suatu produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup beberapa bentuk secara ekonomis mencakup beberapa bentuk kegunaan bagi manusia.kegunaan bagi manusia.

Menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-pekerjaan perancangan (pekerjaan-pekerjaan perancangan (designdesign), ), perbaikan (perbaikan (improvementimprovement), penginstalasian ), penginstalasian ((installationinstallation), dan menangani masalah manusia, ), dan menangani masalah manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energi secara peralatan, bahan/material, informasi, energi secara efektif dan efisien.efektif dan efisien.

Page 10: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah :

1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi

2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi

3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan tata letak asilitas produksi, peralatan

pemindahan material.

Page 11: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan

pengendalian untuk distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas

5. Pengembangan system pengendalian ongkos produksi (pengendalian budget, analisa biaya standar produksi, dll).

6. Perancangan dan pengembangan produk.

7. Desain dan pengembangan system pengukuran performans serta standar kerja.

Page 12: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan pemberian insentif.

9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja.

10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku, suplai TK.

11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan Aktivitas penyelidikan operasional dengan analisa analisa matematik, simulasi, program matematik, simulasi, program linier, teori pengambilan linier, teori pengambilan keputusan dll. keputusan dll.

Page 13: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perkembangan dan Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri :

a.a. American Society of Mechanical Engineering American Society of Mechanical Engineering (ASME).(ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep teknik industri dan merupakan konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian dari timbulnya konsep teknik industri. persemaian dari timbulnya konsep teknik industri.

b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The The Efficiency SocietyEfficiency Society dan dan The Society to Promote The Society to Promote the the Science of ManagementScience of Management yang kemudian pada yang kemudian pada

tahun tahun 1915 1915 keduanya bergabung menjadi The keduanya bergabung menjadi The Taylor Taylor Society. Org Society. Org ini bertujuan mengembangkan ini bertujuan mengembangkan konsep-konsep- konsep manajemen umum yang yang konsep manajemen umum yang yang diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.

Page 14: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.

d. Tahun 1917 berdiri d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering Society of Industrial Engineering (SIE)(SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor. umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.

e. Tahun 1932 berdiri e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing The Society of Manufacturing Engineer (SME)Engineer (SME) untuk mengembangkan pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan di bidang manufaktur. di bidang manufaktur.

Page 15: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

f. Tahun 1936 f. Tahun 1936 The taylor SocietyThe taylor Society dan dan The Society of The Society of Industrial EngineeringIndustrial Engineering bergabung menjadi bergabung menjadi The Society The Society for Advancement Management(SAM). for Advancement Management(SAM).

g.g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun 1908 di Pennsylvania State Universitypada tahun 1908 di Pennsylvania State University

h. Tahun 1948 berdiri h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial The American Society of Industrial EngineeringEngineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama nama Institute of Industrial Engineering (IIE).Institute of Industrial Engineering (IIE).

i. Pendidikan i. Pendidikan Teknik Industri di IndonesiaTeknik Industri di Indonesia diperkenalkan diperkenalkan oleh oleh Bapak Matthias AroefBapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell University.menyelesaikan studi di Cornell University.

Page 16: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

j. Tahun 1960 membuka j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksisub jurusan Teknik Produksi di di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri.Industri.

k.Tahun 1971 k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industriberdiri Jurusan Teknik Industri yang yang terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.

l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di PTN maupu PTS.Industri baik di PTN maupu PTS.

M. Tahun 1967 berdiri M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati)(Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri , kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI)Indonesia (ISTMI) sampai saat ini. sampai saat ini.

Page 17: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain : Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain :

Page 18: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRIILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI

• Analisis dan perancangan kerja. Analisis dan perancangan kerja. • Pengawasan operasi. Pengawasan operasi. • Manajemen operasiManajemen operasiTiga kriteria yang harus dilakukan agar Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu :aplikasi TI dapat berhasil yaitu :• Kualitas. Kualitas. • Waktu. Waktu. • BiayaBiaya

Ilmu-ilmu operasional yang meliputu : Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :

Page 19: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan yang dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang sesuai.dengan biaya yang sesuai.

Ilmu yang termasuk dalam analisis dan Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan operasi adalah :perancangan operasi adalah :

Analisis Perancangan KerjaAnalisis Perancangan Kerja((Method engineeringMethod engineering) )

Merupakan studi yang mempelajari secara Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis seluruh operasi langsung & tdk sistematis seluruh operasi langsung & tdk langsung unt mendapatkan perbaikan-langsung unt mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.perbaikan sistem kerja.

Page 20: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Dalam ME dibahas studi kerja (work study) Dalam ME dibahas studi kerja (work study) & pengukuran kerja (work measurement).& pengukuran kerja (work measurement).

Studi kerja berkaitan dengan pencarian Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur pelaksanaan kerja.prosedur pelaksanaan kerja.

Pengukuran kerja berkaitan dengan Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu standar yang digunakan penentuan waktu standar yang digunakan dalam melaksanaan kegiatan kerja.dalam melaksanaan kegiatan kerja.

Page 21: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Ilmu ini muncul akibat banyaknya Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam proses kesalahan yang dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan dalam perancangan kerja yaitu kesalahan dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan lingkungannya.fisik, psikis dan lingkungannya.

Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang dengan lingkungan kerjanya.dengan lingkungan kerjanya.

Ergonomi (Ergonomi (Human factorHuman factor))

Page 22: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu : skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory yaitu : skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera); environmental (lingkungan) dan (alat indera); environmental (lingkungan) dan mental.mental.

Perencanaan dan Perancangan FasilitasPerencanaan dan Perancangan FasilitasMeliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak fasilitas. Tujuan dari perencanaan & letak fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas adalah untuk mendapatkan perancangan fasilitas adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.biaya yang minimaum. Material HandlingMaterial HandlingTujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk karena seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.sedikit.

Page 23: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Riset OperasionalRiset Operasional

Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola jaringan yang efisien dan optimalitas.pola-pola jaringan yang efisien dan optimalitas.

Sistem ProduksiSistem Produksi

Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang ada dlm sumber daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa dengan tujuan efisiensi memproduksi barang/ jasa dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi.dan efektifitas dalam proses produksi.Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, pemilihan mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi tepat waktu (just in time), sistem produksi tepat waktu (just in time), pengawasan persedian, pengendalianpengawasan persedian, pengendalian kualitas, dll.kualitas, dll.

Page 24: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

ManajemenManajemen

Merupakan karya seni dan ilmu dalam Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah, mengatur orang dengan memerintah, mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controlling(organizing), dan pengawasan (controlling).).

SimulasiSimulasi

Suatu metodologi untuk melakukan percobaan Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan menggunakan model dari sistem nyata. dengan menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian orang di airport, antrian mobil di Seperti antrian orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di Bank, barang yang antri SPBU/parkir, nasabah di Bank, barang yang antri di proses produksi dll.di proses produksi dll.

Page 25: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul II : Perancangan dan Pengukuran KerjaModul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja

Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan pengukuran kerja, prosedur pengukuran kerja dengan beberapa metode pengukuran kerja (Stop Watch dan sampling Kerja).

Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode kerja.

Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan alat kerja.

Page 26: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tujuan dari method engineering adalah Tujuan dari method engineering adalah melakukan perbaikan metode kerja disetiap melakukan perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan pelanggan dan sistem kerja, kepuasan pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.meningkatkan produktivitas kerja.

STUDI KERJA (STUDI KERJA (WORK STUDYWORK STUDY))Perbaikan proses, prosedur dan tata cara Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.Perbaikan dan penghematan penggunaan Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.kerja.

ANALISIS PERANCANANALISIS PERANCANGAN KERJAGAN KERJA ( (METHOD ENGINEERINGMETHOD ENGINEERING))

Page 27: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman.yang lebih aman dan nyaman.Pendayagunaan usaha manusia dan Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan gerakan-gerakan (pengurangan gerakan-gerakan (motionmotion) kerja ) kerja yang tidak perlu ataupun penyederhanaan yang tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (kerja (work simplificationwork simplification).).Tujuan penyederhanaan kerjaTujuan penyederhanaan kerja : Mencari : Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll).pemborosan material, waktu, tenaga dll).

Page 28: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lima langkah penyederhanaan kerja :Lima langkah penyederhanaan kerja :

1.1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki. kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.

2.2. Pengumpulan dan pencatatan data / faktaPengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan Yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll. berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.

3.3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya. dicari sebab-sebabnya.

4.4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba.dahulu di uji coba.

5.5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.

Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi.menggantikan metode yang lama, evaluasi.

Page 29: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PETA PETA KERJAPETA PETA KERJA PETA PROSES ( PETA PROSES (PROCESS CHARTPROCESS CHART))

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk Pendekatan tradisional yang digunakan untuk menganalisis metode kerja. menganalisis metode kerja. Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dari tahap awal sampai kerja secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.akhir.Lambang yang digunakan :Lambang yang digunakan :

= Operasi = Operasi

= Transportasi= Transportasi = Pemeriksaan = Pemeriksaan

= Penyimpanan = Penyimpanan = Menunggu = Menunggu

Page 30: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

MACAM PETA KERJAMACAM PETA KERJA

Peta Proses OperasiPeta Proses Operasi Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi

Diagram AliranDiagram Aliran

Peta Pekerja dan MesinPeta Pekerja dan Mesin

Peta Tangan Kiri dan Tangan KananPeta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses OperasiPeta Proses Operasi

Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.

Kegunan peta aliran prosesKegunan peta aliran proses1.1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas

berakhir.berakhir.2.2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses

berlangsung.berlangsung.3.3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerjaSebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja4.4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Page 31: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi.Operasi.1.1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-

aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.

2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.

3.3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.

4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit.

Page 32: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tugas 1 :Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC) Tugas 2 :Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu normal dan Waktu baku).

Page 33: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PENGUKURAN KERJAPENGUKURAN KERJA((WORK MEASUREMENTWORK MEASUREMENT))

1.Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.

2.Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku.

Page 34: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengukuran waktu :Pengukuran waktu :

1.1. Pengukuran waktu secara langsung :Pengukuran waktu secara langsung :• Pengukuran dengan stop watchPengukuran dengan stop watch• Sampling kerjaSampling kerja2.2. Pengukuran waktu secara tidak Pengukuran waktu secara tidak

langsunglangsung• Data waktu bakuData waktu baku• Data waktu gerakan, dll.Data waktu gerakan, dll.

Page 35: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengukuran Waktu dengan Stop WatchPengukuran Waktu dengan Stop Watch Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Waktu

Siklus

Waktu Siklus

Rata-rata

Waktu Normal

Waktu Standar

(Baku)

Pengujian Kecukupan

data

Pengujian

keseragaman data

Faktor Penyesuaian

Faktor

Kelonggaran

Page 36: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PENGUJIAN DATAPENGUJIAN DATA

Uji kecukupan data. Untuk memastikan bahwa data yang telah

dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).

Page 37: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Derajat ketelitian (degree of accuracy)Derajat ketelitian (degree of accuracy)Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil

pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

Tingkat keyakinan (convidence level)Tingkat keyakinan (convidence level)Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.dikumpulkan.Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

• Derajat ketelitian (Derajat ketelitian (degree of degree of accuracyaccuracy))Menunjukkan penyimpangan Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.waktu penyelesaian sebenarnya.

• Tingkat keyakinan (Tingkat keyakinan (convidence levelconvidence level))Menunjukkan besarnya keyakinan Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.yang telah diamati dan dikumpulkan.

Page 38: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

2

22/

X

XXNsk N’ =

Dengan :k = Tingkat keyakinank = 99% = 3k = 95% = 2s = Derajat ketelitianN = Jumlah data pengamatanN’ = Jumlah data teoritis

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.penambahan data.

Page 39: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?

Pengamatan (menit)Pengamatan (menit)

Pengamatan kePengamatan ke 11 22 33 44 55 66 77 88 99 1010 1111 1212 1313 1414 1515

Data Pengamt.Data Pengamt. 88 77 77 66 88 66 99 88 99 66 88 55 55 99 66

X = 107(X)2 = 11449X2 = 791k = 95% = 2s = 10%

N’ =

222/

X

XXNsk 53,14107

11449791151,0/22

x

Page 40: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

Uji Keseragaman dataUji Keseragaman data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama dan untuk berasal dari system yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda.berbeda. BKA BKA = X + k= X + k BKB BKB = X - k= X - k

= = 1

2

NXX )(

Page 41: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Dengan :Dengan :BKABKA = Batas Kontrol Atas= Batas Kontrol AtasBKBBKB = Batas Kontrol Bawah= Batas Kontrol Bawah X X = Nilai Rata-rata= Nilai Rata-rata = Standar Deviasi= Standar Deviasi k k = Tingkat Keyakinan= Tingkat Keyakinan

Contoh:Contoh:Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyaksebanyak 15 kali dengan menggunakan 15 kali dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3. stop watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah data seragam atau Tentukan apakah data seragam atau tidak.tidak.

Page 42: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 7,13 (X – X)2 = 27,73 = 1,4BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93 Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam

Page 43: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.

• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.dengan melakukan penyesuaian.

• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).dengan faktor penyesuaian (p).

• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :

- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).lebih besar dari satu (p > 1).

- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).kecil dari satu (p< 1).

- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1). 1).

Penyesuaian (Rating Factor)

Page 44: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Metode-metode untuk menentukan Metode-metode untuk menentukan penyesuaianpenyesuaian

1. 1. The Westing House SystemThe Westing House SystemSistem ini dikembangkan oleh Westing House Sistem ini dikembangkan oleh Westing House

Electric Electric Corporation dengan Corporation dengan mempertimbangkan empat factor mempertimbangkan empat factor al : ketrampilan, al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.usaha, kondisi dan konsistensi. 2. 2. Synthetic RatingSynthetic Rating

Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.dahulu.

3. 3. Speed Rating/Performance RatingSpeed Rating/Performance RatingSistem ini mengevaluasi performansi dengan Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat ketrampilan mempertimbangkan tingkat ketrampilan

persatuan persatuan waktu saja.waktu saja.

Page 45: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4. 4. Objective RatingObjective RatingDikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode

ini tdk ini tdk hanya menentukan kecepatan aktivitas, hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-pekerjaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan tingkat kesulitan pekerjaan adalah : jumlah adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal anggota badan yang digunakan, pedal kaki, kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan

tangan, penanganan dan bobot.tangan, penanganan dan bobot.

Kelonggaran (Kelonggaran (AllowanceAllowance))Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena operator dalam waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).(lama).

Page 46: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :yaitu :

1.1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll. bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.

2.2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.mengilangkan rasa fatigue tersebut.

Page 47: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4.4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari.tidak dapat dihindari.Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :terhindarkan :

Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.

Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen) yang patah,

memasang kembali komponen yang lepas dll.

Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.

Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Page 48: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Waktu Baku (Waktun Standar)Waktu Baku (Waktun Standar)

Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk menghitung waktu baku dapat maka untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai berikut :menggunakan formulasi sebagai berikut :

WB = [ W siklus x RF ] x WB = [ W siklus x RF ] x Waktu NormalWaktu Normal Keterangan :Keterangan :WBWB = waktu baku= waktu bakuRFRF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating) Rating) AllAll = Kelonggaran (Allowance)= Kelonggaran (Allowance)

ALL100100

Page 49: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.

unitmenit /61,015100

100

ElemenKegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN

1 Mengambil Kotak Kardus

0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07

2 Memasukkan Barang

0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13

3 MenutupKotak Kardus

0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24

4 Meletakan Hasil

0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08

Waktu Normal = 0,52 menit/unit

Waktu Baku = Waktu Baku = 0,52 x0,52 x unitmenit /61,015100

100

Page 50: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengukuran Waktu dengan Sampling KerjaPengukuran Waktu dengan Sampling Kerja

• Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur. dalam kondisi kerja atau menganggur.

• Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random.ditentukan secara acak/random.

• Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.random yang dikonversi ke satuan waktu.

• Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

Page 51: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengujian DataPengujian Data• Kecukupan DataKecukupan Data SPSP = =

N’N’ == Dengan :Dengan : SS = Derajat ketelitian= Derajat ketelitian

pp = Prosentase sibuk/produktif= Prosentase sibuk/produktifkk = Tingkat keyakinan= Tingkat keyakinanN’N’ = Ukuran sample/data= Ukuran sample/data

nppk )( 1

pS

pk212

Page 52: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Batas kontrol untuk pBatas kontrol untuk p BKABKA = = BKBBKB = = Dengan pengertian sbb:Dengan pengertian sbb: BKABKA = Batas kontrol atas= Batas kontrol atas BKBBKB = Batas kontrol bawah= Batas kontrol bawah pp = Prosentase sibuk/produktif= Prosentase sibuk/produktif kk = Tingkat keyakinan= Tingkat keyakinan

nppkp )1(

nppkp )1(

• Keseragaman DataKeseragaman Data

Contoh :Contoh :Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan keseragaman data.Tentukan kecukupan dan keseragaman data.

Page 53: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1

Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4

Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46

Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08

Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884k = 99% = 3 N = 500S = 0,05 n = 50N’ = Karena N’ < N, maka data dianggap cukup

BKA =

BKB =

019,150

)664,01(884,03884,0

748,050

)664,01(884,03884,0

39,472)884,0()05,0(

)884,01(32

2

Page 54: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.

• Waktu BakuWaktu Baku Penentuan waktu baku dengan sampling kerja Penentuan waktu baku dengan sampling kerja

dihitung dengan menggunakan rumus :dihitung dengan menggunakan rumus : Waktu NormalWaktu Normal = =

Waktu BakuWaktu Baku = =

dihasilkanyangprodukJumlahRFFactorRatingxsibukosentasexwaktuTotal )(Pr

)(100100

AllnKelonggaraxNormalWaktu

Page 55: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Waktu Normal (Wn)Waktu Normal (Wn) = =

Waktu Baku (Wb)Waktu Baku (Wb) = =

Output StandarOutput Standar = =

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat per menit.sebanyak 4 surat per menit. Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & sampling Kerja)sampling Kerja)

Contoh :Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.

suratmenitxxmenit /2,02345

15,185,0480

suratmenitx /25,020100

1002,0

menitsuratWb

/425,011

Page 56: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul III : Perencanaan dan Modul III : Perencanaan dan Pengawasan Pengawasan Operasi Operasi

Kompetensi Pokok Bahasan :Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan peramalan produksi Mampu melakukan peramalan produksi dengan dengan beberapa metode peramalan.beberapa metode peramalan. Mampu melakukan perencanaan produksi Mampu melakukan perencanaan produksi

berdasarkan hasil peramalan.berdasarkan hasil peramalan. Mampu melakukan pengawasan dan Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan dengan beberapa perencanaan persediaan dengan beberapa

metode.metode.

Page 57: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Aktivitas utama dalam system produksi Aktivitas utama dalam system produksi adalah perencanaan dan pengawasan adalah perencanaan dan pengawasan operasi.operasi.

• Sistem produksi adalah suatu aktivitas Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengatur penggunaan sumber daya untuk mengatur penggunaan sumber daya ((resourcesresources) yang ada dalam proses ) yang ada dalam proses pembuatan produk/barang atau jasa yang pembuatan produk/barang atau jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi bermanfaat dengan melakukan optimasi terhadap tujuan perusahaan.terhadap tujuan perusahaan.

Perencanaan dan Pengawasan Perencanaan dan Pengawasan OperasiOperasi

Page 58: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Produk/Jasa

Bahan - TK - Mesin - Fasilitas - Dll.

Proses transformasi atau perubahan

Informasi umpan balik hasil untuk pengawasan proses

Page 59: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

1.Peramalan Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan

suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.

2. Perencanaan Operasi/produksi• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang

yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada.

• Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi al :

Page 60: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

3.3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan Pengawasan dan Perencanaan Persediaan PPersediaan : sumber daya menganggur (idle ersediaan : sumber daya menganggur (idle

resources) yang menunggu proses lebih lanjut, resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tanggarumah tangga..

Persediaan digunakan untuk mempermudah atau Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang memperlancar jalannya opersi perusahaan yang dilakukan berturut-turut untuk memproduksi dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.barang untuk dipasarkan pada konsumen.

Page 61: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4. 4. Material Requirement PlanningMaterial Requirement Planning Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah

prosedur logis, aturan keputusan dan teknik prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua bersih (net requirement) material untuk semua item komponen produkitem komponen produk..

5. 5. Line BalancingLine Balancing (Keseimbangan Lintasan) (Keseimbangan Lintasan) Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan

diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.kecepatan produksi yang diinginkan.

Page 62: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

6. Konsep 6. Konsep Just In Time.Just In Time. Memproduksi output yang diperlukan, pada Memproduksi output yang diperlukan, pada

waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling system produksi. Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.ekonomis dan efisien.

Page 63: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Peramalan(Peramalan(ForecastForecast))

1. Peramalan Subyektif.1. Peramalan Subyektif. Menekankan pada keputusan-keputusan hasil Menekankan pada keputusan-keputusan hasil

diskusi, pendapat pribadi dan institusi. diskusi, pendapat pribadi dan institusi. - - Metode Delphi.Metode Delphi. peramalan yang didasarkan pada keputusan peramalan yang didasarkan pada keputusan

bersama dari suatu grup yang terdiri dari bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli para ahli yang berbeda. yang berbeda.

- - Metode Penelitian PasarMetode Penelitian Pasar : : metode ini menganalisa fakta secara sistematis metode ini menganalisa fakta secara sistematis

pada pada bidang yang berhubungan dengan bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik pemasaran. (teknik survei konsumen : survei konsumen : kuisioner).kuisioner).

Metode PeramalanMetode Peramalan

Page 64: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

2.Peramalan Obyektif. 2.Peramalan Obyektif. Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-

aturan matematis dan statistik.aturan matematis dan statistik.

• Metode IntrinsikMetode Intrinsik Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi

permintaan histories tanpa mempertimbangkan permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.mempengaruhi besarnya permintaan.

– Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)waktu (Time Series)

• Metode EkstrinsikMetode Ekstrinsik Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang

mungkin mempengaruhi besarnya permintaan mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa dimasa datang.datang.

Page 65: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

– Peramalan jangka panjang, karena dapat Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode Regresi.metode kausal), Metode Regresi.

Regresi LinierRegresi Linier Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara

suatu suatu variabel yang mempengaruhinya dapat variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus. dinyatakan dengan suatu garis lurus.

Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Y = a + bxY = a + bx

a = b = a = b = Dengan :Dengan : Y = Besarnya nilai yang diramalY = Besarnya nilai yang diramal a = Nilai trend pada periode dasara = Nilai trend pada periode dasar b = Tingkat perkembangan nilai yang diramalb = Tingkat perkembangan nilai yang diramal x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasarx = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Nxby

22 xxN

yxxyN

Page 66: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

ContohContohData penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel Data penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin meramal berikut, kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15. penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.

Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY45 1 1 4535 2 4 7030 3 9 9050 4 16 20040 5 25 20060 6 36 36030 7 49 21045 8 64 36055 9 81 49465 10 100 650

455 55 385 2680

Page 67: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

b = b = a = a =

Persamaan garis regresinya adalah :Persamaan garis regresinya adalah :Y = 33,675 + 2,15 (X)Y = 33,675 + 2,15 (X)

Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,32557,325

Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12)Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12) = = 59,32559,325

Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13)Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13) = = 61,32561,325

Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14)Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14) = = 63,47563,475

Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15)Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15) = = 65,92565,925

Rata-rata Bergerak Tunggal Rata-rata Bergerak Tunggal Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan atau bergerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan (randomness) dalam deret mengurangi acakan (randomness) dalam deret waktu.waktu.

152555538510

55455268010,

675331055152

10455 ,,

Page 68: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Rumus yang digunakan :Rumus yang digunakan :

F(t+1) = F(t+1) =

F(t+2) = F(t+2) =

F(t+3) = F(t+3) =

dst.dst.

Dengan :Dengan :

F(t+i)= Peramalan pada periode t+1F(t+i)= Peramalan pada periode t+1XiXi = Nilai aktual= Nilai aktual

tt = Periode rata-rata bergerak= Periode rata-rata bergerak

t

itX t

1

1

2

t

itX t

2

3

t

itX t

Page 69: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Bulan Data Rata-rata bergerakTiga bulanan

Rata-rata bergerakLima bulanan

1 386 - -2 340 - -3 390 - -4 368 372 -5 425 366 -6 440 394,3 381,87 410 411 392,68 466 425 406,69 330 438,7 421,810 350 402 414,211 375 382 399,212 380 351,7 386,2

Contoh :

Page 70: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.merancang jadual produksi.

Fungsi lain :Fungsi lain :- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten - Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap terhadap rencana strategi perusahaan. rencana strategi perusahaan.- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana - Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.produksi.- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana - Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.produksi.- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target - Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan produksi dan rencana produksi. rencana produksi.- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk - Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.produksi.

PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSIPERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI

Page 71: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :

• Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)

• Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan. dengan laju produksi yang diinginkan.

• Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.

• Mempengaruhi permintaan (potongan harga, Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus). pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).

Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :menjadi dua metode yaitu :

Page 72: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

1. Metode Kualitatif :1. Metode Kualitatif : Rasio persediaan, konsensus manajemen, Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.grafik dll. 2. Metode Kuantitattif : 2. Metode Kuantitattif : Heuristik, model matematik, simulasi dll. Heuristik, model matematik, simulasi dll. Contoh : Contoh : Data dari hasil peramalan : Data dari hasil peramalan :

Bulan Peramalan Komulatif

1 103 1032 117 2203 115 3354 121 4565 123 5796 109 6887 89 7778 74 8519 71 922

10 73 99511 81 1.07612 98 1.174

Page 73: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana produksi untuk 12 periode.rencana produksi untuk 12 periode.

Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan awal 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.adalah 340 unit.

Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti pada table berikut :hasil akhir persediaan seperti pada table berikut :

Page 74: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tabel Rencana ProduksiTabel Rencana ProduksiBln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2

Persediaan Awal

Produksi Persediaan Akhir

Persedia an Awal

Produksi Persediaan Akhir

1 103 103 340 70 307 100 120 117

2 117 220 307 70 260 117 120 120

3 115 335 260 70 215 120 120 125

4 121 456 215 70 164 125 120 124

5 123 579 164 70 111 124 120 121

6 109 688 111 70 72 121 120 132

7 89 777 72 70 53 132 60 103

8 74 851 53 70 49 103 60 89

9 71 922 49 70 48 89 60 78

10 73 995 48 70 45 78 60 65

11 81 1.076 45 70 34 65 60 44

12 98 1.174 34 70 6 44 60 6

Page 75: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi.sebagai rencana produksi.

PENGAWASAN DAN PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAANPERENCANAAN PERSEDIAAN

Fungsi utama persediaan yaitu : Fungsi utama persediaan yaitu : - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi

dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.

Page 76: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

1. 1. Masalah kuantitatifMasalah kuantitatif : semua hal yang : semua hal yang berhubungan dengan penentuan kebijakan berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan al:persediaan al: - Berapa banyak jumlah barang yang akan - Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.dipesan. - Kapan pemesanan barang harus dilakukan. - Kapan pemesanan barang harus dilakukan. - Berapa jumlah persediaan pengaman. - Berapa jumlah persediaan pengaman. - Metode pengendalian persediaan mana yang - Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat.paling tepat.

Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.masalah kualitatif.

2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg system pengoperasian persediaan al:

- Jenis bahan/barang apa yang masih ada - Dimana barang tersebut ditempatkan

- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Page 77: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaanKomponen biaya dlm rangka penentuan persediaan

1. Biaya pembelian (Biaya pembelian (Purchasing CostPurchasing Cost = c = c - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dari harga satuan.dari harga satuan.

2. Biaya pengadaan (2. Biaya pengadaan (Procurement CostProcurement Cost))

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu : - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k) Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan, pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.

Page 78: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Biaya persiapan (Biaya persiapan (Setup CostSetup Cost = k) = k) - - Semua pengeluaran yang timbul dalam Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap-mempersiap- kan produksi suatu barang.kan produksi suatu barang. - Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel - Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mesin, persiapan gambar kerja dsb.persiapan gambar kerja dsb.

Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi : - Biaya modal

- Biaya gudang

- Biaya asuransi

- Biaya administrasi

- Biaya kadaluarsa

- Biaya kerusakan dan penyusutan

Page 79: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan 4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (stock (Shortage CostShortage Cost = p) = p)

• Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.

• Metode Pengendalian PersediaanMetode Pengendalian Persediaan– Metode TradisionalMetode Tradisional– Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)– Metode KanbanMetode Kanban

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQMetode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal

dalam menentukan :dalam menentukan : - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO)- Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)- Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)

Page 80: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :

Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkanHanya satu item barang (produk) yang diperhitungkanKebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersediaBarang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersediaWaktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstanWaktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstanSetiap pesanan dikirim dan langsung digunakanSetiap pesanan dikirim dan langsung digunakanTidak ada pesanan ulang (back order)Tidak ada pesanan ulang (back order)Tidak ada diskonTidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal.

Page 81: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.cost + Purchasing cost.

Parameter yang dipakai adalah :Parameter yang dipakai adalah : DD : jumlah kebutuhan barang selama satu periode: jumlah kebutuhan barang selama satu periode kk : : ordering costordering cost sekali pesan sekali pesan hh : : holding costholding cost persatuan nilai persediaan persatuan nilai persediaan

persatuan waktu persatuan waktu cc : : purchasing costpurchasing cost persatuan nilai persediaan persatuan nilai persediaan tt : waktu antara satu pesanan ke pesanan : waktu antara satu pesanan ke pesanan

berikutnya berikutnya

Page 82: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Titik saat pemesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan = Q/2

Waktu ( t )

Tingkat Persediaan (Q)

t = Q/D

Model Persediaan EOQ

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.

Page 83: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

a). Biaya pesan = a). Biaya pesan =

k : biaya pesan setiap kali pesank : biaya pesan setiap kali pesan D : permintaan per periode D : permintaan per periode Q : jumlah pemesanan optimal Q : jumlah pemesanan optimal

b). Biaya simpan =b). Biaya simpan =

h : biaya simpan per unit per periodeh : biaya simpan per unit per periode Q : jumlah pemesanan optimal Q : jumlah pemesanan optimal

c). Biaya pembelian = cc). Biaya pembelian = cRumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :

Q (EOQ) = Q (EOQ) =

QDk

QDk

hDk2

Page 84: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

ttoo (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh : (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :

t t oo = =

Contoh : Contoh : Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- 100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya penyimpanan harian setiap setiap kali pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,- tentukan jumlah unit persediaan Rp 0,02,- tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang optimal.pemesanan yang optimal.Diketahui :Diketahui : D = 100 unit/hariD = 100 unit/hari

k = Rp 100,-/pesank = Rp 100,-/pesanh = Rp 0,02,-/unit/harih = Rp 0,02,-/unit/hari

DEOQ

Page 85: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Jumlah pemesanan ekonomis :Jumlah pemesanan ekonomis :

EOQ =EOQ =

Waktu antar pemesanan :Waktu antar pemesanan :

to = to =

unitxxhDk 1000

02,010010022

hariDEOQ 10

1001000

Page 86: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul IV :Modul IV : Perencanaan & Perencanaan & Perancangan Perancangan Tata Tata Letak FasilitasLetak FasilitasKompetensi Pokok Bahasan :Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami aspek-aspek yang berkaitan Memahami aspek-aspek yang berkaitan

dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrikdengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik Memahami teknik dan mampu melakukan Memahami teknik dan mampu melakukan

perancangan tata letak fasilitas produksiperancangan tata letak fasilitas produksi Memahami permasalahan yang berkaitan Memahami permasalahan yang berkaitan

dengan pemindahan bahan (dengan pemindahan bahan (material material handlinghandling).).

Memahami macam/type tata letak fasilitas Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.produksi.

Page 87: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perencanaan Fasilitas :Perencanaan Fasilitas :- - Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-

fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan. fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.

Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :- Perancangan lokasi pabrik- Perancangan lokasi pabrik- Perancangan fasilitas produksi- Perancangan fasilitas produksiPenentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.keuntungan yang maksimal.

Perencenaan & Perancangan Tata Letak FasilitasPerencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas

Page 88: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik :penentuan lokasi pabrik :

1. Market location1. Market location 5. Climate5. Climate2. Raw material location2. Raw material location 6. Labor & wage 6. Labor & wage

salarysalary3. Transportation3. Transportation 7. Law & taxation7. Law & taxation4. Power4. Power 8. Water & waste8. Water & waste

Model-model Analisa Lokasi FasilitasModel-model Analisa Lokasi FasilitasCara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.pabrik/ perusahaan.

Page 89: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Metode PendekatanMetode Pendekatan

- Kontinyu - Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal) (Penentuan satu/lebih lokasi optimal) . Metode Analisa Pusat Gravitasi “ . Metode Analisa Pusat Gravitasi “GravityGravity””

- Analisis Kuantitatif - Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas) (Faktor Obyektifitas) . Metode Analisis Transportasi Program Linier . Metode Analisis Transportasi Program Linier

- Analisis Hibrid - Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)Subyektif) . Metode “ . Metode “Brown-Gibson”Brown-Gibson” Analisa Pusat Gravitasi :Analisa Pusat Gravitasi :Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :mempengaruhi yaitu : - Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi). - Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi). - Lokasi daerah pemasaran (output produksi). - Lokasi daerah pemasaran (output produksi).

Page 90: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Dalam metode ini diasumsikan bahwa :Dalam metode ini diasumsikan bahwa :Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari sumber material, pemasaran lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama).menuju lokasi pabrik dianggap sama).

Untuk menganalisa dengan metode ini input yang Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah :diperlukan adalah :- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku - Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari dari masing daerah pemasaran atau lokasi sumber masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku. bhn baku. - Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang - Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.daerah sumber bhn baku.

Page 91: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Fungsi Tujuan adalah :Fungsi Tujuan adalah : m nm nMinimum f (X,Y) = Minimum f (X,Y) = Wj . diWj . di I=1 j=1I=1 j=1

Dimana :Dimana :didi = [ ( Xi –aj ) = [ ( Xi –aj ) 22 + ( Yi – bj ) + ( Yi – bj ) 22 ] ] 1/21/2

mm = banyaknya alternatif lokasi yang akan = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilihdipilihnn = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn bakubakuWjWj = Kebutuhan/demand produk jadi atau = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas kapasitas suplay dari sumber bhn baku. suplay dari sumber bhn baku.

( Xi ; Yi )( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,= koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m…., m( aj ; bj )( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran = koordinat lokasi daerah pemasaran atau atau lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,…., lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,…., n n

Page 92: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Soal Latihan :Soal Latihan :

Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai berikut :berikut :

• Alternatif lokasi P (-10, 7)Alternatif lokasi P (-10, 7)• Alternatif lokasi Q (5, -30)Alternatif lokasi Q (5, -30)• Alternatif lokasi R (10, 0)Alternatif lokasi R (10, 0)

Daerah pemasaran yang harus dipenuhi Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :satuan ton) sebagai berikut :

Page 93: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Daerah Pemasaran :Daerah Pemasaran : Demand Demand (ton)(ton)Pemasaran A (2, -15)Pemasaran A (2, -15) 55Pemasaran B (-5, -10)Pemasaran B (-5, -10) 1010Pemasaran C (8, 8)Pemasaran C (8, 8) 8 8Pemasaran D (0, -7)Pemasaran D (0, -7) 1515Pemasaran E (-15, 8)Pemasaran E (-15, 8) 2020

Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?seharusnya dipilih ?

Page 94: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Metode KuantitatifMetode KuantitatifTransportasi Program LinierTransportasi Program LinierAplikasi metode transportasi digunakan untuk Aplikasi metode transportasi digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil.yang memberikan total biaya terkecil.

Dalam menyelesaikan masalah trensportasi Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa cara/metode yang dapat ada beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu : cara/metodedigunakan yaitu : cara/metode heuristics, heuristics, vogel vogel dandan north west corner. north west corner.

Page 95: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh persoalan pemakaian metode Contoh persoalan pemakaian metode transportasi untuk memilih lokasi yang transportasi untuk memilih lokasi yang baik.baik.

Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung yang kota Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke empat daerah mensuplai produk ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang. dan Magelang. Berkaitan dengan permintaan produk yang Berkaitan dengan permintaan produk yang terus meningkat perusahaan terus meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah merencanakan untuk membangun sebuah pabrik baru lagi.pabrik baru lagi.

Page 96: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya atau kota Malang Surabaya atau kota Malang Data mengenai kapasitas produksi, biaya Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta data kebutuhan (demand) untuk transportasi, serta data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah seperti dalam tabel berikut masing-masing daerah seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :(dlm puluhan ribu rp) :

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15 650Bandung 40 45 30 42 600Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas

Malang 58 55 62 60 tak terbatas

Demand(ton/mgg)

400 500 300 450 1650

Page 97: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Dengan analisa secara terpisah antara alternatif Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di kota Surabaya dan Malang, maka dapat lokasi di kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke setiap daerah pemasaran dengan dialokasikan ke setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas masing-masing pabrik memperhatikan kapasitas masing-masing pabrik yang ada.yang ada.

Alternatif lokasi SurabayaAlternatif lokasi SurabayaLokasi Daerah Pemasaran Kapasitas

(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15 650

Bandung 40 45 30 42 600

Surabaya 55 50 60 55 400

Demand(ton/mgg)

400 500 300 450 1650

Page 98: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di SurabayaSurabaya

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

200

20 25 15

450650

Bandung 40

200

45

100

30

300

42

600

Surabaya 55 50

400

60 55

400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 99: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBYlokasi SBY

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 200 18 0

Semarang Solo 0 20 -3

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 200 40 0

Bandung Solo 100 45 0

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Surabaya Jogja 0 55 10

Surabaya Solo 400 50 0

Surabaya P Kerto 0 60 25

Surabaya Magelang 0 55 13

Minimized OBJ = 51.850

Page 100: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.Sby.

18 40 45 18 40 45 30 55 50 60

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

100

20

100

25 15

450650

Bandung 40

300

45 30

300

30600

Surabaya 50 50

400

60 55400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 101: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBYlokasi SBY

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 100 18 0

Semarang Solo 100 20 0

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 300 40 0

Bandung Solo 0 45 3

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Surabaya Jogja 0 55 7

Surabaya Solo 400 50 0

Surabaya P Kerto 0 60 22

Surabaya Magelang 0 55 10

Minimized OBJ = 51.550

Page 102: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Alternatif lokasi MalangAlternatif lokasi Malang

18 40 58

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15

650

Bandung 40 45 30 42

600

Malang 58 55 62 60

400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 103: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di MalangMalang

18 40 45 58LokasiDaerah Pemasaran Kapasitas

(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

200

20 25 15

450650

Bandung 40

200

45

100

30

300

42600

Malang 58 55

400

62 60400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 104: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.lokasi Mlg.

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 200 18 0

Semarang Solo 0 20 -3

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 200 40 0

Bandung Solo 100 45 0

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 3

Malang Jogja 0 58 8

Malang Solo 400 55 0

Malang P Kerto 0 62 19

Malang Magelang 0 60 13

Minimized OBJ = 53.850

Page 105: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di MalangMalang

LokasiDaerah Pemasaran Kapasitas

(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

100

20

100

25 15

450650

Bandung 40

300

45 30

300

42600

Malang 58 55

400

62 60400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 106: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlglokasi Mlg

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 100 18 0

Semarang Solo 100 20 0

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 300 40 0

Bandung Solo 0 45 3

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Malang Jogja 0 58 5

Malang Solo 400 55 0

Malang P Kerto 0 62 19

Malang Magelang 0 60 10

Minimized OBJ = 53.550

Page 107: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Berdasarkan perhitungan diatas jika Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun pabrik di lokasi Surabaya biaya dibangun pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya sebesar transportasinya sebesar Rp 51.550,-Rp 51.550,- dan dan jika dibangun pabrik di lokasi Malang biaya jika dibangun pabrik di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar transportasinya sebesar Rp 53.550-,Rp 53.550-, dengan demikian pendirian pabrik yang dengan demikian pendirian pabrik yang lebih menguntungkan adalah di lokasi lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.Surabaya.

Page 108: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Tata Letak Produk (Product Lay Out = Aliran produk). • Tata Letak Proses (Process Lay Out = Aliran proses). • Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Lay Out). • Tata Letak Kelompok Produk (Product Famili/Group Teknologi)

Macam Tipe Tata Letak FasilitasMacam Tipe Tata Letak Fasilitas

Page 109: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tata Letak Produk :Tata Letak Produk :

• Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu departemen khusus.dalam satu departemen khusus.

• Diaplikasikan untuk industri skala besar dan Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses produksinya berlangsung secara kontinyu.proses produksinya berlangsung secara kontinyu.

• Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, elektronik).elektronik).

Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :1.1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa

produk standar.produk standar.2.2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk

jangka waktu relatif lama.jangka waktu relatif lama.3.3. KeseimbanganKeseimbangan lintasan produksi lebih baik.lintasan produksi lebih baik.

Page 110: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4.4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses kerja.proses kerja.

5.5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.sedikit.

6.6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat dilaksanakan secara mekanis.dilaksanakan secara mekanis.

Page 111: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

A

Bahan Baku

Gudang Bahan Baku

SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Gudang Produk

Jadi

Produk Jadi

AA

Press

AA

B

B

1

1 2 3

1 2

3

4

4

2

Bubut DrillPenge- pakan

Gerinda Frais Bubut

Penge- pakan

Tata Letak Aliran Produk

Page 112: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Keuntungan :Keuntungan :1.1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun

berdasarkan urutan operasi, shg jarak berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan bahan minimum.perpindahan bahan minimum.

2.2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.relatif singkat.

3.3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi sudah seimbang. Output satu proses produksi sudah seimbang. Output satu proses langsung dipergunakan sebagai input proses langsung dipergunakan sebagai input proses berikutnya. berikutnya.

4.4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang minimal karena tidak diperlukan WIP area yang minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.Storege.

Page 113: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Kerugian :Kerugian :1.1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya seluruh Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya seluruh

aliran produksi. aliran produksi. 2.2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan

merubah aliran produk dan lay out. merubah aliran produk dan lay out. 3.3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses mesin Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses mesin

yang paling lambat. yang paling lambat. 4.4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose Machine).Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose Machine).

Tata Letak Proses :Tata Letak Proses :• Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi yang Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi yang

semacam dalam satu departemen. semacam dalam satu departemen. • Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama

diletakan dalam satu departemen.diletakan dalam satu departemen.• Diaplikasikan pada industri berskala kecil.Diaplikasikan pada industri berskala kecil.• Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.

Page 114: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pertimbangan :Pertimbangan :

1.1. Produk yang dibuat berbagai macam Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan tiap model dibuat dalam jumlah model/type dan tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka waktu yang relatif singkat. kecil serta jangka waktu yang relatif singkat.

2.2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak untuk menentukan metode dan dan gerak untuk menentukan metode dan waktu standar sulit dilakukan.waktu standar sulit dilakukan.

3.3. Sulit mengatur line balanchng antar operator Sulit mengatur line balanchng antar operator dan mesin.dan mesin.

4.4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses operasi.proses operasi.

5.5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam produk (General Purpose).macam produk (General Purpose).

6.6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan MH.kegiatan MH.

Page 115: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

A

Bahan Baku

Gudang Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4

Gudang Produk Jadi

Produk Jadi

AA A

B B

Bubut Press Drill Gerinda

1

1

1

3

2

3

4

2

4

4

4 2

Penge- coran

Frais

Pengepakan

Tata Letak Aliran Proses

Page 116: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Keuntungan :Keuntungan :1.1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin yang Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin yang

digunakan mesin-mesin type umum (General Purpose).digunakan mesin-mesin type umum (General Purpose).2.2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan

memindahkan ke mesin lain.memindahkan ke mesin lain.3.3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien.Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien.

Kerugian :Kerugian :1.1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal. 2.2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena

waktu operasi sulit diseimbangkan.waktu operasi sulit diseimbangkan.3.3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan

operator skill tinggi.operator skill tinggi.

Page 117: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tata Letak Posisi Tetap :Tata Letak Posisi Tetap :• Material dan komponen dari produk utama akan Material dan komponen dari produk utama akan

ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil akan bergerak menuju komponen-komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama. lokasi material atau komponen produk utama.

• Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-produk skala ukuran besar : Industri produk-produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll.pesawat, kapal dll.

Mesin-2 Mesin-2

Mesin-2 Mesin-2Mesin-2 Mesin-2

Tata Letak Fixed PositionTata Letak Fixed Position

Produk Utama

Page 118: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Keuntungan :Keuntungan :

1.1. Karena posisi material dan komponen produk Karena posisi material dan komponen produk utama tetap, maka MH dapat dikurangi.utama tetap, maka MH dapat dikurangi.

2.2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam rancangan produk.perubahan dalam rancangan produk.

Kerugian :1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas

produksi atau operato pada saat proses operasi. 2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan

kerja dan WIP. 4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang

ketat.

Page 119: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Keuntungan :Keuntungan :• Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses

pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan diperoleh secara maksimal. diperoleh secara maksimal.

• Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga lintasan aliran lebilintasan aliran lebih lancar. lancar.

• Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay out dan proses lay out. out dan proses lay out.

• Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga investasinya juga lebih rendah.sehingga investasinya juga lebih rendah.

Product Family (Group Tecnology) :Product Family (Group Tecnology) : Didasarkan pada pengelompokan produk atau Didasarkan pada pengelompokan produk atau

komponen yang akan dibuat. komponen yang akan dibuat. Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay

out dan procces lay out. out dan procces lay out. Produk-produk yang tidak identik dikelompokan Produk-produk yang tidak identik dikelompokan

berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan. peralatan.

Page 120: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

A Bubut Bor Gerinda Perakitan

Milling Perakitan Bor Finising

BC

Press Bubut Bor Press Perakitan

Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda

Tata Letak Group Teknologi

Page 121: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Kerugian :Kerugian :1.1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.Diperlukan TK dengan skill tinggi.2.2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada Kelancaran kerja sangat tergantung pada

kegiatan pengendalian produksi terutama aliran kegiatan pengendalian produksi terutama aliran kerja.kerja.

3.3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan WIP Storage. diperlukan WIP Storage.

4.4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga akan dijumpai. out juga akan dijumpai.

5.5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe special purpose sulit dilakukan.produksi tipe special purpose sulit dilakukan.

Page 122: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul V : OptimasiModul V : Optimasi

Kompetensi Pokok Bahasan :Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan penilaian/evaluasi, Mampu melakukan penilaian/evaluasi,

membandingkan dan menjaring berbagai membandingkan dan menjaring berbagai pilihan jawaban, sehingga dapat mengambil pilihan jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik.keputusan yang terbaik.

Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dengan pertimbangan criteria-criteria dan dengan pertimbangan criteria-criteria dan pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.

Page 123: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

OPTIMASI :OPTIMASI : PROGRAM DINAMISPROGRAM DINAMIS• Program DinamisProgram Dinamis Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan

masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai keefektifan. agar secara keseluruhan mencapai keefektifan.

• Prinsip Optimasi Bellman :Prinsip Optimasi Bellman : Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh

yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang optimal pula.yang optimal pula.

Dalam program dinamis keputusan mendatang Dalam program dinamis keputusan mendatang ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan saat ini ditentukan berdasarkan keputusan saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan keduanya saling keputusan kemarin dan keduanya saling mempengaruhi.mempengaruhi.

Page 124: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Penggunaan Program Dinamis :Penggunaan Program Dinamis :1.1. Pemilihan route/jalur terpendek.Pemilihan route/jalur terpendek. - Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan. - Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.2. Permasalah Produksi.2. Permasalah Produksi. - Pemesanan persediaan. - Pemesanan persediaan. - Perencanaan produksi. - Perencanaan produksi. - Penjadwalan perbaikan mesin dll.- Penjadwalan perbaikan mesin dll.

Keputusan mendatang Keputuam saat ini

Keputusan saat ini Keputusan kemarin

dipengaruhi

Page 125: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Skema jaringan jalan beserta lama waktu Skema jaringan jalan beserta lama waktu tempuhnya dalam menit, seperti di bawah ini. tempuhnya dalam menit, seperti di bawah ini. Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat ditempuh paling cepat. dapat ditempuh paling cepat.

G H I

CBA

E

3

3

7

10

10

8

Stage 1 Stage 2 Stage 3

Stage 4

Stage 5

9 7

5

12

F D

Page 126: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Penyelesaian :Penyelesaian :Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage (tahap) 4stage (tahap) 4

Tahap 4 :Tahap 4 :Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah dimulai dari H (state H) ke I dan submasalah dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu pilihan, route manakah yang mempunyai waktu pilihan, route manakah yang mempunyai waktu tercepat. Sudah barang tentu route H-I mempunyai tercepat. Sudah barang tentu route H-I mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan keputusan waktu tercepat 10 menit, dan keputusan optimumnya adalah route H-I.optimumnya adalah route H-I.

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)I

H 10 I 10

D 11 I 11

Page 127: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tahap 3 :Tahap 3 :• Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari

state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila tujuannya ke I. tujuannya ke I.

• Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit (tercepat).ditempuh adalah 18 menit (tercepat).

• Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah 17 menit. ditempuh adalah 17 menit.

• Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18 menit.18 menit.

• Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu yang ditempu adalah 20 menit.waktu yang ditempu adalah 20 menit.

Page 128: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tahap 2 :Tahap 2 :Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai 3, maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :berikut :

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)H D

G 18 - H 18

E 17 18 H 17

C - 20 D 20

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)

G E C

F 21 26 - G 21

B - 22 32 E 22

Page 129: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tahap 1 :Tahap 1 :Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah sebagai berikut :adalah sebagai berikut :

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)F B

A 31 30 B 30

Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh menuju ke I adalah 31 menit. Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit. Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I adalah route A – B – E - H – I, dengan total waktu tempuh 30 menit.

Page 130: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

CA B

F E D

G H I

3

8

9

7

5

7

11

9

8

10

12

10

Page 131: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

SISTEM ANTRIANSISTEM ANTRIAN

Keberadaan sistem antrian diperlukan/ Keberadaan sistem antrian diperlukan/ dipergunakan ketika para pelanggan (konsumen) dipergunakan ketika para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan.menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan.Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau konsumen :konsumen :• Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.• Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan

pembayaran uang kuliah.pembayaran uang kuliah.• Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan

loket penjualan karcis.loket penjualan karcis.• Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-

dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.• Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.

Page 132: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Struktur Sistem AntrianStruktur Sistem Antrian

Model antrian memiliki dua komponen utama Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :yaitu :– Garis tunggu atau antrian (queue).Garis tunggu atau antrian (queue).– Fasilitas pelayanan (service facility)Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan atau konsumen menunggu untuk Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas pelayanan, menerima memasuki fasilitas pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem pelayanan.pelayanan.

Page 133: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pelanggan masuk ke dalam sistem antrian

Garis tunggu atau antrian Pelanggan

keluar dari sistem

Fasilitas pelayanan

1

2

S

Page 134: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Langkah-langkah dalam analisa antrian Langkah-langkah dalam analisa antrian 1.1.Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.2.2.Tentukan model antrian yg cocok dlm Tentukan model antrian yg cocok dlm

menggambakan sistem.menggambakan sistem.3.3.Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi

untuk menganalisa model antrian.untuk menganalisa model antrian.

Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:• Populasi masukan (input population) ~ banyaknya Populasi masukan (input population) ~ banyaknya

pelanggan potensial yang dapat memasuki system pelanggan potensial yang dapat memasuki system antrian.antrian.

• Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~ Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~ Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki system.memasuki system.

• Para pelanggan datang setiap lima menit (constan Para pelanggan datang setiap lima menit (constan arrival distribution) atau datang secara acak (arrival arrival distribution) atau datang secara acak (arrival patern random).patern random).

Page 135: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu.yang mana yang akan dilayani lebih dulu.

• FCFS (first come, first served) atau LCFS (last FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first served).come, first served).

• Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia.pelayanan menurut jumlah yang tersedia.

Sistem single channel = satu saluran untuk Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.pelayanan.

Kedatangan

Fasilitas pelayanan

Keberangkatan

Antrian

Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.

Page 136: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pelanggan masuk dalam sistem antrian

Pelanggan keluar dari sistem

Konsumen antri dalam garis tunggu Fasilitas

pelayanan

1

2

3

• Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani.lama setiap pelanggan dapat dilayani.

Page 137: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem. pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.

• Notasi dalam Sistem AntrianNotasi dalam Sistem Antrian NN = Jumlah pelanggan dalam sistem.= Jumlah pelanggan dalam sistem. PnPn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam

sistem.sistem. = Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per = Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per

satuan satuan waktu. waktu. µµ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per

satuan waktu. satuan waktu. PoPo = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.= Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system. PP = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.= Tingkat intensitas fasilitas pelayanan. LL = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan

dalam sistem.dalam sistem. LqLq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu

dalam antrian. dalam antrian.

Page 138: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

WW = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama selama dalam sistem. dalam sistem.

WqWq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama selama menunggu dalam antrian. menunggu dalam antrian.

1/µ1/µ = Waktu rata-rata pelayanan.= Waktu rata-rata pelayanan. 1/1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan.= Waktu rata-rata antar kedatangan. SS = Jumlah fasilitas pelayanan.= Jumlah fasilitas pelayanan.

Salah satu model antrian yang paling sederhana Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah model saluran tunggal (single channel adalah model saluran tunggal (single channel model) yang ditulis dengan notasi “sistem M/M/1 model) yang ditulis dengan notasi “sistem M/M/1 “ Komponen dari sistem ini adalah sbb :“ Komponen dari sistem ini adalah sbb :

Page 139: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Populasi input tak terbatas yaitu jumlah Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan pelanggan tak terbatas. kedatangan pelanggan tak terbatas.

• Distribusi pelanggan potensial mengikuti Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi poison. Rata-rata jumlah kedatangan distribusi poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan waktu adalah variable pelanggan per satuan waktu adalah variable random. Dalam notasi “ M/M/1” M pertama random. Dalam notasi “ M/M/1” M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang menunjukkan rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1 mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one channel). dalam sistem atau saluran (one channel).

• Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS. Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS. • Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.• Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per

satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< µ).pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< µ).

• Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.• Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.

Page 140: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

P

)1( PPPn n

PPL

1

PPLq

1)(

22

1W

)(

qW

Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 141: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul VI : Analisa Ekonomi TeknikModul VI : Analisa Ekonomi TeknikKompetensi Pokok Bahasan :Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami konsep nilai uang terhadap Memahami konsep nilai uang terhadap

perubahan waktuperubahan waktu Memahami konsep bunga dan mampu Memahami konsep bunga dan mampu

menghitung bunga dengan metode-menghitung bunga dengan metode-metode perhitungan bunga.metode perhitungan bunga.

Memahami berbagai teknik ekivalensi Memahami berbagai teknik ekivalensi untuk berbagai pola cash flow.untuk berbagai pola cash flow.

Memahami dan mampu mengitung Memahami dan mampu mengitung depresiasi.depresiasi.

Page 142: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Ekonomi TeknikEkonomi TeknikDifinisi Ekonomi TeknikDifinisi Ekonomi Teknik : :Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi untuk pekerjaan teknik dengan kriteria untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi efisiensi ekonomiekonomi agar diperoleh suatu keputusan yang baik agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.secara ekonomi.

• Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran

tentang tentang pengambilan keputusan dalam investasi pengambilan keputusan dalam investasi yang dilakukan yang dilakukan dengan kriteria efisiensi ekonomi.dengan kriteria efisiensi ekonomi.

• Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.

• Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor waktu dan resiko. waktu dan resiko.

Page 143: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2) lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2) karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan, terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan.namun harus dipilih yang paling menguntungkan.

• Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut pandang seorang pandang seorang akuntanakuntan dan sudut pandang seorang dan sudut pandang seorang ahli ekonomi teknikahli ekonomi teknik serta serta manajer teknikmanajer teknik..

Page 144: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Ongkos dalam Ekonomi TeknikOngkos dalam Ekonomi Teknik- Ongkos siklus hidup- Ongkos siklus hidup- Ongkos histories- Ongkos histories- Ongkos mendatang- Ongkos mendatang- Ongkos langsun & tidak langsung- Ongkos langsun & tidak langsung- Ongkos tetap & variabel- Ongkos tetap & variabel

Konsep Nilai Uang dari Waktu

Kesempatan untuk mendapatkan bunga

$ 1 + bunga $ 1

0 1 2 N-1 n

Page 145: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

• Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan berjalannya waktu) berjalannya waktu) “Inflasi”“Inflasi”

• lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.

• Kesamaan nilai finansial Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”“Ekivalensi”

Bunga (interest)Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai : dapat didifinisikan sebagai : • Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam

modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan (profit).(profit).

• Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya (cost).sebagai biaya (cost).

Tingkat suku bunga (interest rate)Tingkat suku bunga (interest rate)• Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari

penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam periode waktu tertentuperiode waktu tertentu

Page 146: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat yang digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.suku bunga 20 % per tahun.

Cara Pembayaran HutangCara Pembayaran Hutang• Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara, Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara,

sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan yang berpiutang.yang berpiutang.

• Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh lamanya/ waktu sangat dipengaruhi oleh lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami pengertian pengertian bunga sederhana (simple interest)bunga sederhana (simple interest) dan dan bunga majemuk (compound interest).bunga majemuk (compound interest).

Bunga SederhanaBunga Sederhana Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah

hutang yang besarnya sebanding dengan jangka hutang yang besarnya sebanding dengan jangka waktu peminjaman uang tersebut.waktu peminjaman uang tersebut.

Page 147: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n periode dengan tingkat bunga i, maka besar bunga periode dengan tingkat bunga i, maka besar bunga (sederhana) yang harus dibayar adalah : (sederhana) yang harus dibayar adalah : I = P . n . iI = P . n . iMisalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam jangka waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per jangka waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per thn.. Besar bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. thn.. Besar bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. adalah I = (Rp 10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan adalah I = (Rp 10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan demikian sipeminjam harus mengembalikan demikian sipeminjam harus mengembalikan pinjamannya ditambah bunga, seluruhnya berjumlah pinjamannya ditambah bunga, seluruhnya berjumlah Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.

Bunga Majemuk,Bunga Majemuk,Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung pada akhir tiap periode.pada akhir tiap periode.

Page 148: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Cara ICara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/ : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/ hutang pokok dibayar pada periode hutang pokok dibayar pada periode terakhir.terakhir.

Cara IICara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar bunga hutang pokok diangsur secara bunga hutang pokok diangsur secara sistematis dengan jumlah yang sama. sistematis dengan jumlah yang sama.

Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya angsuran dibuat seragam. Pembayaran angsuran dibuat seragam. Pembayaran bunga ditambah angsuran hutang pokok bunga ditambah angsuran hutang pokok pada setiap periode besarnya sama. pada setiap periode besarnya sama.

Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak pada periode yang paling akhir. pada periode yang paling akhir.

Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum dilakukan :umum dilakukan :Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 % Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %

Page 149: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Cara Thn. Bunga padaawal tahun.

(Rp)

Jumlah hutang se-belum pembayaran

akhir tahun. (Rp)

Pembayaran akhir tahun.

(Rp)

Jumlah hutang se-telah pembayaran

akhir tahun. (Rp)

I 0 1 2 3 4

- 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

- 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000

- 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000

10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 0

II 0 1 2 3 4

- 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000

- 12.000.000 9.000.000 6.000.000 3.000.000

- 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000

10.000.000 7.500.000 5.000.000 2.500.000 0

III 0 1 2 3 4

- 2.000.000 1.627.422 1.180.327 643.815

- 12.000.000 9.764.531 7.081.967 3.862.891

= 3.862.891 3.862.891 3.862.891 3.862.891

10.000.000 8.137.109 5.901.640 3.219.076 0

IV 0 1 2 3 4

- 2.000.000 2.400.000 2.880.000 3.456.000

- 12.000.000 14.400.000 17.280.000 20.736.000

- 0 0 0 20.736.000

10.000.000 12.000.000 14.400.000 17.280.000 0

Page 150: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

SUKU BUNGA NOMINAL DANSUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA EFEKTIF SUKU BUNGA EFEKTIF

• Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila periode pembungaan kurang dari satu apabila periode pembungaan kurang dari satu tahun. tahun.

• Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut “suku bunga nominal “.“suku bunga nominal “.

• ““Suku bunga efektif”Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang yaitu suku bunga yang diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga per tahun. dari suku bunga per tahun.

• Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa uang yang diterima satu tahun kemudian? uang yang diterima satu tahun kemudian?

Page 151: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

F F = P ( 1 + i )= P ( 1 + i )n n = Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )11 = Rp 112.000,- = Rp 112.000,-Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan

sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan) bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian menjadi :kemudian menjadi :

F F = P ( 1 + i )= P ( 1 + i )nn = Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )22 = Rp 112.360,- = Rp 112.360,- Jadi suku bunga efektif = 12,360Jadi suku bunga efektif = 12,360- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan - Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan

antara tingkat suku bunga nominal dan efektif antara tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut :sebagai berikut :

( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) ( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) tt i i = ( 1 + r/t ) = ( 1 + r/t ) tt – 1 – 1

Dimana :Dimana : ii = suku bunga efektif= suku bunga efektif r r = suku bunga nominal = suku bunga nominal tt = jumlah periode pembungaan= jumlah periode pembungaan

Page 152: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN EKIVALENSINYAEKIVALENSINYA

Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :i i ((InterestInterest)) = tingkat suku bunga per periode.= tingkat suku bunga per periode.nn ( (NumberNumber)) = jumlah periode bunga. = jumlah periode bunga. PP ( (Present WorthPresent Worth) = jumlah uang/modal pada saat ) = jumlah uang/modal pada saat

sekarang (awal sekarang (awal periode/tahun).periode/tahun).FF ( (Future WorthFuture Worth) = jumlah uang/modal pada masa ) = jumlah uang/modal pada masa menda-menda- tang (akhir periode/tahun). tang (akhir periode/tahun).AA ( (Annual WorthAnnual Worth) = pembayaran/penerimaan yang ) = pembayaran/penerimaan yang tetap pdtetap pd tiap periode/tahun. tiap periode/tahun. G G ( (GradientGradient)) = pembayaran/penerimaan dimana = pembayaran/penerimaan dimana daridari

satu periode ke periode berikutnya satu periode ke periode berikutnya ter-ter-

jadi penambahan/ pengurangan jadi penambahan/ pengurangan yangyang

besarnya sama. besarnya sama.

Page 153: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :berikut :

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :berikut :

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n

P

P

F

F A A

Page 154: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

P P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).: Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).A A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun

ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama. ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama.

F F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau (titik n). (titik n).

Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga majemuk dapat dikelompokkan menjadi :bunga majemuk dapat dikelompokkan menjadi :

A.A. Pembayaran Tunggal (Pembayaran Tunggal (Single PaymentSingle Payment))1. 1. Compoun Amount FactorCompoun Amount Factor (Mencari F bila diketahui P) (Mencari F bila diketahui P)

2. 2. Present Wort FactorPresent Wort Factor (Mencari P bila diketahui F) (Mencari P bila diketahui F)B. Deret Seragam (B. Deret Seragam (Uniform SeriesUniform Series ) ) 1. 1. Sinking Fund FactorSinking Fund Factor (Mencari A bila diketahui F) (Mencari A bila diketahui F) 2. 2. Compound Amount FactorCompound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A) (Mencari F bila diketahui A)

Page 155: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

3. 3. Capital Recovery FactorCapital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P) (Mencari A bila diketahui P) 4. 4. Present Wort FactorPresent Wort Factor (Mencari P bila diketahui A) (Mencari P bila diketahui A)

A. Pembayaran Tunggal A. Pembayaran Tunggal Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan

uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau akhir dari suatu periode. atau akhir dari suatu periode.

1. Mencari F bila diketahui P1. Mencari F bila diketahui P Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang

(t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode (t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode selama n periode, berapa jumlah uang yang akan selama n periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh pada peroide terakhir ? diperoleh pada peroide terakhir ?

Page 156: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Rumus : Rumus : F = P ( 1 + i )F = P ( 1 + i ) n n

atau atau F = P ( F/P, i, n )F = P ( F/P, i, n )

P

F

/ /O 1 2 3 .... n-2 n-1 n

Cash flow diagramCash flow diagram

Contoh :Contoh :Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama 5 tahun ?.selama 5 tahun ?.

Page 157: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Penyelesaian :Penyelesaian :P P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5= Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5F F = P (1 + i )= P (1 + i )nn

= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)55

atau :atau :FF = P (F/P, i, n)= P (F/P, i, n)

= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp = (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp 26.760.000,0026.760.000,00

2. Mencari P bila diketahui F2. Mencari P bila diketahui FBerapa modal P yang harus diinvestasikan pada Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada

saat saat sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%, sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%, per tahun, per tahun, sehingga pada akhir n periode didapat sehingga pada akhir n periode didapat uang sebesar F uang sebesar F rupiah. rupiah.

Page 158: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Rumus :Rumus : P = F 1 / ( 1 + i ) P = F 1 / ( 1 + i ) n n

atau atau P = F P = F ( P/F, i, n )( P/F, i, n )

Contoh :Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang ?

Penyelesaian :F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15 P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15) = (Rp 35.000.000,00) (0,4810)

= Rp 16.835.000,00

Page 159: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

B. Deret Seragam (Uniform Series )B. Deret Seragam (Uniform Series ) 1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F) Agar pada akhir periode n dapat diperoleh Agar pada akhir periode n dapat diperoleh

uang sejumlah F rupiah, maka berapa A uang sejumlah F rupiah, maka berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada setiap akhir rupiah yg harus dibayarkan pada setiap akhir periode dengan tingkat bunga i% ?periode dengan tingkat bunga i% ?

/ /•0 1 2 3 4 n-2 n-1 n

A A A A A A A

F

Rumus : A = F i / ( 1 + i ) n - 1

Page 160: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?tahunnya ?

Penyelesaian :Penyelesaian : F F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10= Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10

A A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)= (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10) = (Rp 225.000.000,00)( 0,0570) = (Rp 225.000.000,00)( 0,0570) = Rp 12.825.000,00.= Rp 12.825.000,00.

atau A = F ( A/F, i, n )

Page 161: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

2. Compound Amount Factor (Mencari F bila 2. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A)diketahui A)

Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir akhir periode selama n periode dengan tingkat bunga iperiode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka %, maka berapa besar F rupiah yang terkumpul pada berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode akhir periode tersebut ?.tersebut ?.

Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i

atau F = A ( F/A, i , n )

Contoh :Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00 selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.

Page 162: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Penyelesaian :Penyelesaian :A A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8 = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8 F F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )= ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 ) = ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 ) = ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 ) = Rp 118.764.000,00= Rp 118.764.000,00

3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila 3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)diketahui P) Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat

sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah A rupiah yang dapat diterima setiap akhir periode yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode, selama n periode, sehinggga jumlah uang yang sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode diterima selama n periode tersebut sesuai tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada dengan modal P rupiah yang ditanam pada awal awal periode pertama.periode pertama.

Page 163: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Seorang ayah menabung uang sebesar Rp Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00 disebuah bank. Bank tersebut akan 17.500.000,00 disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah uang setiap tahun yang membayar sejumlah uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10% pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin setiap tahunnya ?.udin setiap tahunnya ?.

Penyelesaian :Penyelesaian : P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7 P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7

A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 ) = ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 ) = ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 ) = Rp 3.594.500,00 = Rp 3.594.500,00

Page 164: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui 4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)A)

Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir setiap akhir periode, selama n periode dengan periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka tingkat bunga i, maka berapa besar modal yang berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode harus ditanam pada awal periode pertama ?.pertama ?. Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }

atau P = A ( P/A, i , n )

Page 165: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar ‘royalti’ sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir membayar ‘royalti’ sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%, tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut ?.perusahaan tersebut ?.

Penyelesaian :Penyelesaian :A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5 A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5 P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 ) = ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 ) = ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )

= Rp 838.050,00.= Rp 838.050,00.

Page 166: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

C. C. Uniform Gradient Series FactorUniform Gradient Series Factor

Pembayaran per periode kadang-kadang tidak Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama, besarnya sama, tetapi dilakukan dengan tetapi dilakukan dengan penambahan/pengurangan penambahan/pengurangan yang seragam pada yang seragam pada setiap akhir periode.setiap akhir periode.

Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ; 80.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran dengan dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam penurunan yang seragam atau Rp 100.000,00 ; Rp atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.pembayaran dengan kenaikan yang seragam.

Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai sebagai berikut :berikut :

Page 167: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Rumus Rumus : A = A1 + A2: A = A1 + A2 A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)nn – 1] – 1] = G (A/G, i , n) = G (A/G, i , n) Keterangan : Keterangan : A = pembayaran per periode dengan A = pembayaran per periode dengan

jumlah jumlah yang sama yang sama

/ /

A+(n-1)G

A1+(n-2)G A1+2G

A1+G

A1

•0 1 2 3 n-1 n

Page 168: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Si Doel pada thn pertama merencanakan Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan uangnya sebesar Rp menginvestasikan uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia 10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun, uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?

Keterangan : A = pembayaran per periode dengan jumlah yang sama

A1 = pembayaran pada akhir peroide pertama

G = “gradient”, perubahan per periode n = jumlah periode

Page 169: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Penyelesaian :Penyelesaian :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11.811.6

11.4

11.211

10.8

10.610.4

10.210 jt

Page 170: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

A = A1 + A2A = A1 + A2 = A1 + G (A/G, 8, 10) = A1 + G (A/G, 8, 10) = Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713) = Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713) = Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00 = Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00 = Rp 10.744.260,00 = Rp 10.744.260,00

D. Aliran Kas Yang Tidak TeraturD. Aliran Kas Yang Tidak TeraturPada pembahasan sebelumnya aliran kas yang Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang

teratur teratur dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi atau terjadi beberapa kali atau terjadi perubahan beberapa kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam. tetapi secara seragam. Pada aliran kas yang tidak Pada aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada teratur besarnya aliran kas pada tiap periode tidak tiap periode tidak memiliki pola yang teratur.memiliki pola yang teratur.

Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak tidak teratur harus melakukan konversi satu persatu teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau ke awal atau ke akhir periode sehingga didapat ke akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A nilai total dari P, F atau A dari aliran kas tersebut.dari aliran kas tersebut.

Page 171: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12% tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan bunga 12% tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.aliran kas tersebut.

Gambar Cash Flow :Gambar Cash Flow : 0 1 2 3 4 5

Rp 6.000

Rp 10.000

Rp 3.000

Rp 12.000

Rp 8.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :

Page 172: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

P0P0 = Rp 6.000= Rp 6.000P1P1 = Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 = Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)(0.8929)

= Rp 8.929= Rp 8.929P2P2 = Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)= Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)

= Rp 2.391,6= Rp 2.391,6P3P3 = 0= 0P4P4 = Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 = Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)(0.6355)

= Rp 7.626= Rp 7.626P5P5 = Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)= Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)

= Rp 4.359,2= Rp 4.359,2

Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :

Page 173: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

P P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp = Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp

7.626 + Rp 4.359,2 7.626 + Rp 4.359,2= Rp 29.485,8= Rp 29.485,8

Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5) dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat tahun ke 5) dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :dihitung sebagai berikut :FF = P (F/P, i%, N)= P (F/P, i%, N)

= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398 dandan

AA = P (A/P, i%, N)= P (A/P, i%, N)= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5) = Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5) = Rp 29.485,8 (0.27741)= Rp 29.485,8 (0.27741)= Rp 8.179,66= Rp 8.179,66

Page 174: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Soal-soal LatihanSoal-soal Latihan1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank 1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank

sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun sebesar sebesar 12%. Investor bermaksud mengembalikan 12%. Investor bermaksud mengembalikan

pinjamannya pinjamannya tersebut pada akhir tahun ke 10. tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang Berapakah uang yang yang harus dibayarkan kelak?harus dibayarkan kelak?

2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan 2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap

setelah 10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan setelah 10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan akan akan mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah

uang uang yang harus diinvestasikan sekarang?yang harus diinvestasikan sekarang?

Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash dari cash flow berikut ini dengan suku bunga 10 % flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :per tahun :

Page 175: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

0 1 2 3 4 5 6 7 8

( + )

( - ) $ 3.000

$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000 $ 2.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?

5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama

masing-masing Rp 10 juta /tahun.

3.

Page 176: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak dia mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah. Berapakah kekayaan investor tersebut pada tahun 2007? Bunga Bank yang berlaku 10%/tahun.7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40 juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang besarnya adalah sebagai berikut :

Akhir tahun Pinjaman 2002 10 juta 2002 10 juta 2003 30 juta 2004 20 juta 2006 20 juta

Page 177: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10 %/tahun.bunga bank yang berlaku 10 %/tahun.

Page 178: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

DEPRESIASI DEPRESIASI

Depresiasi merupakan penurunan nilai dari Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu barang sebagai akibat suatu barang sebagai akibat berlangsungnya waktu. berlangsungnya waktu. Depresiasi didefinisikan sebagai :“Sejumlah Depresiasi didefinisikan sebagai :“Sejumlah biaya yang harus disediakan oleh seseorang biaya yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu perusahaan atau unit-unit atau suatu perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap periode waktu untuk tertentu pada setiap periode waktu untuk melakukan penggantian dari mesin, melakukan penggantian dari mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui”.fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui”.

Page 179: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Karena depresiasi merupakan penurunan Karena depresiasi merupakan penurunan nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian komersial dari semua pengertian komersial dari semua pendapatan yang diterima sebagai akibat pendapatan yang diterima sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu sekarang.sekarang.

Page 180: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Jenis depresiasi :Jenis depresiasi :1. Depresiasi Fisis : 1. Depresiasi Fisis : Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang

mengakibatkan menurunnya kemampuan mengakibatkan menurunnya kemampuan secara fisis yang berarti kemampuan secara fisis yang berarti kemampuan operasional dari suatu barang/peralatan operasional dari suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara untuk mengurangi menurun. Salah satu cara untuk mengurangi kecepatan menurunnya kemampuan fisis kecepatan menurunnya kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah dengan suatu barang/peralatan adalah dengan melakukan perawatan yang baik. melakukan perawatan yang baik.

Page 181: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

22. . Depresiasi Fungsional :Depresiasi Fungsional : Permintaan suatu produk yang meningkat Permintaan suatu produk yang meningkat

dan tidak simbang dengan kapasitas dan tidak simbang dengan kapasitas produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan atas permintaan.atas permintaan.

33. . Depresiasi Teknologi :Depresiasi Teknologi : Adanya penemuan baru mengakibatkan Adanya penemuan baru mengakibatkan

peralatan yang peralatan yang sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang

disebabkan oleh kemajuan teknologi.disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Page 182: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Metode-metode DepresiasiMetode-metode Depresiasi

Banyak metode yang bisa digunakan untuk Banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu aset. Diantara metode tersebut yang sering aset. Diantara metode tersebut yang sering digunakan adalah :digunakan adalah : 1. Metode garis lurus 1. Metode garis lurus (straight line = SL).(straight line = SL). 2. Metode jumlah anka tahun 2. Metode jumlah anka tahun (sum of year (sum of year digit = digit = SOYD).SOYD). 3. Metode keseimbangan menurun3. Metode keseimbangan menurun (declining balance = DB).(declining balance = DB). 4. Metode dana sinking 4. Metode dana sinking (sinking found = SF).(sinking found = SF). 5. Metode unit produksi 5. Metode unit produksi (production unit = (production unit = UP).UP).

Page 183: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

1. Metode garis lurus (SL)1. Metode garis lurus (SL) Metode ini merupakan metode yang paling Metode ini merupakan metode yang paling sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam

metode ini ongkos depresiasi merupakan harga metode ini ongkos depresiasi merupakan harga yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book value) besarnya berkurang secara linier akibat value) besarnya berkurang secara linier akibat adanya depresiasi .adanya depresiasi .Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan rumus :rumus :

Page 184: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

P - SVP - SV Dt Dt = = n n BVt BVt = P - t Dt= P - t Dt dd = 1/n= 1/n

Keterangan :Keterangan :DtDt = nilai depresiasi tahunan= nilai depresiasi tahunan

t t = tahun (t = 1,2,3 ........,n)= tahun (t = 1,2,3 ........,n) P P = investasi awal/first cost= investasi awal/first cost nn = periode pendapatan (umur depresiasi = periode pendapatan (umur depresiasi

yg diharapkan)yg diharapkan) Bvt = book valueBvt = book value d d = tingkat depresiasi = tingkat depresiasi

Page 185: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :Contoh :Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka dengan nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai depresiasi tahunan, book value.hitungkah nilai depresiasi tahunan, book value.

Dt = P - SV / n Dt = P - SV / n = $ 50.000 - $ 10.000 / 5 = $ 50.000 - $ 10.000 / 5 = $ 8.000/tahun = $ 8.000/tahun

Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada tabel berikut :dilihat pada tabel berikut :

Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada tahun ke-t

Nilai buku pada akhir tahun ke-t

0 1 2 3 4 5

- $ 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

$ 50.000 42.000 34.000 26.000 18.000 10.000 (salveVa lue)

Page 186: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

2. Metode jumlah angka tahun 2. Metode jumlah angka tahun Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal periode paling besar, sedangkan pada pada awal periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya makin mengecil hingga tahun-tahun berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap akhir umur ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi sisa umur hidup tahun dihitung dengan membagi sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka tahun dari pada awal tahun terhadap jumlah angka tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan jumlah ongkos yang didepresiasikan.jumlah ongkos yang didepresiasikan.Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :sebagai :

Deprecible year remainingDeprecible year remainingDt = (first cost - salvage value)Dt = (first cost - salvage value) sum of year digits sum of year digits atauatau n - t + 1 n - t + 1Dt = (P - SV)Dt = (P - SV) S S

Page 187: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

n n (n + 1)n n (n + 1)S = j =

j = 1 2

t (n - t/2 + 0.5) Bvt = P - (P - SV)

S

n - t + 1 dt

S =

Page 188: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Keterangan :Keterangan : DtDt = nilai depresiasi= nilai depresiasiS S = sum of year digit (sampai n)= sum of year digit (sampai n)n n = periode depresiasi= periode depresiasiBvt Bvt = book value periode ke t= book value periode ke tdt dt = tingkat depresiasi= tingkat depresiasiP P = Fisrt cost= Fisrt costSV SV = salvage value= salvage value

Contoh Contoh : Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama : Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta book value untuk tahun ke 3, jika diketahui serta book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $ 25.000 dengan salvage value = $ first cost = $ 25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8 tahun.4.000 dan umur = 8 tahun. (8 - 1 + 1) (8 - 1 + 1)

D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667 36 36

Page 189: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

(8 - 2 + 1) (8 - 2 + 1) D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083

36 36 (8 - 3 + 1) (8 - 3 + 1)

D3 = D3 = (25.000 - 4.000) = $ (25.000 - 4.000) = $ 3.5003.500 36 36

Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3) Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)

3 (3 - 3/2 + 1/2) 3 (3 - 3/2 + 1/2) BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)

36 36 3 (7) 3 (7)

= 25.000 - = 25.000 - (21.000) = $ 12750 (21.000) = $ 1275036

Page 190: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Modul VII : Pengendalian Kualitas Modul VII : Pengendalian Kualitas Statistik Statistik

Kompetensi Pokok Bahasan :Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami definisi kualitas serta Memahami definisi kualitas serta

peranannya sebagai salah satu strategi peranannya sebagai salah satu strategi manajemen.manajemen.

Memahami konsep pengendalian kualitas Memahami konsep pengendalian kualitas statistik.statistik.

Memahami pengendalian proses statistikMemahami pengendalian proses statistik (aplikasi peta kendali variabel dan atribut)(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)

Page 191: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Pengendalian Kualitas StatistikPengendalian Kualitas Statistik

Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan.

Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode pengendalian kualitas berda-sarkan prinsip/ konsep statistik.

Page 192: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Cara menggambarkan ukuran kualitas

Variabel : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue). Seperti : panjang, berat, temperatur, dll.

Attribut : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti produk cacat atau produk baik, dll.

Page 193: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Tujuan : Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce)

dapat dilakukan dengan Aceceptance sampling Plans.

Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan Control Chart.

Keuntungan : Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi

biaya. Menjaga kualitas lebih uniform. Penggunaan alat produksi lebih efisien. Mengurangi rework dan pembuangan. Inspeksi yang lebih baik. Memperbaiki hubungan produsen-konsumen. Spesifikasi lebih baik.

Page 194: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Teknik Pengendalian Kualitas Statistik

Ada 4 metode Statistik yang dapat digunakan :1. Distribusi Frekuensi

Suatu tabulasi atau cacah (tally) yang menyatakan banyaknya suatu ciri kualitas muncul dalam sampel yang diamati.

Untuk melihat kualitas sampel dpt digunakan :a. Kualitas rata-ratab. Penyebaran kualitasc. Perbandingan kualitas dengan spesifikasi

yang diinginkan.

Page 195: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

2. Peta kontrol/kendali (control chart)Grafik yang menyajikan keadaan produksi secara kronologi (jam per jam atau hari per hari).

Tiga macam control chart :a. Control Chart Shewart

Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan R (mean dan range) dan peta untuk x dan σ (mean dan deviasi standard).

b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi, disebut peta-p (p-chart).

c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c (c-chart).

Page 196: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

3. Tabel samplingTabel yang terdiri dari jadual pengamatan kualitas, biasanya dalam bentuk presentase.

4. Metode KhususMetode ini digunakan untuk pengendalian kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis

variansi, analisis toleransi, dll.

Page 197: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PETA KENDALI (CONTROL CHART)Metode Statistik untuk menggambarkan adanya

variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas) hasil produksi yang diinginkan.

Dengan Peta kendali : Dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi

menyimpang dari ketentuan. Dapat diawasi dengan mudah apakah proses

dalam kondisi stabil atau tidak. Bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan

suatu produk dapat segera menentukan keputusan apa yang harus diambil.

Page 198: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Macam Variasi : Variasi dalam objek

Mis : kehalusan dari salah satu sisi daru suatu produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama dengan lebar bagian bawah, dll.

Variasi antar objekMis : sautu produk yang diproduksi pada saat yang hampir sama mempunyai kualitas yang berbeda/ bervariasi.

Page 199: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Variasi yg ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi

Mis : produksi pagi hari berbeda hasil produksi siang hari.

Penyebab Timbulnya Variasi Penyebab Khusus (Special Causes of Variation)

Man, tool, mat, ling, metode, dll. (berada di luar batas kendali)

Penyebab Umum (Common Causes of Variation)

Melekat pada sistem. (berada di dalam batas kendali)

Page 200: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Jenis Peta Kendali

Peta Kendali Variabel (Shewart)Peta kendali untuk data variabel :

- Peta X dan R, Peta X dan S, dll.

Peta Kendali AttributPeta kendali untuk data atribut :

- Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.

Page 201: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Peta X dan RPeta kendal X :

Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal dalam hal lokasinya (pemusatannya). Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Peta kendali R : Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya). Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang

diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.

Page 202: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Langkah dalam pembuatan Peta X dan R

1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ……).2. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20

subgrup.3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu

X.4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang

merupakan center line dari peta kendali X.5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data

terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R ).

Page 203: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center line dari peta kendali R.

7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :

UCL = X + (A2 . R) … A2 = LCL = X – (A2 . R)

8. Hitung batas kendali untuk peta kendali RUCL = D4 . R LCL = D3 . R

9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan R serta amati apakah data tersebut berada dalam

pengendalian atau tidak.

nd 2

3

Page 204: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp)

Cp =

Dimana :

S = atau S = R/d2

Kriteria penilaian :

Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat baik

Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses baik

Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah

SLSLUSL

6

1

22

NN

XXN ii

Page 205: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Hitung Indeks Cpk :Cpk = Minimum { CPU ; CPL }

Dimana :

CPU = dan CPL =

Kriteria penilaian :Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengahJika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk

yang sesuai dengan spesifikasiJika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk

yang tidak sesuai dengan spesifikasi Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk

SXUSL

3

SLSLX

3

Page 206: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh Kasus

PT XYZ adalah suatu perusahaan pembuatan suatu produk industri. Ditetapkan spesifikasi adalah : 2.40 ± 0,05 mm. Untuk mengetahui kemampuan proses dan mengendalikan proses itu bagian pengendalian PT XYZ telah melakukan pengukuran terhadap 20 sampel. Masing-masing berukuran 5 unit (n=5).

Page 207: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Hasil PengukuranHasil Pengukuran

SampelSampel X1X1 X2X2 X3X3 X4X4 X5X511 2,382,38 2,452,45 2,402,40 2,352,35 2,422,4222 2,392,39 2,402,40 2,432,43 2,342,34 2,402,4033 2,402,40 2,372,37 2,362,36 2,362,36 2,352,3544 2,392,39 2,352,35 2,372,37 2,392,39 2,382,3855 2,382,38 2,422,42 2,392,39 2,352,35 2,412,4166 2,412,41 2,382,38 2,372,37 2,422,42 2,422,4277 2,362,36 2,382,38 2,352,35 2,382,38 2,372,3788 2,392,39 2,392,39 2,362,36 2,412,41 2,362,3699 2,352,35 2,382,38 2,372,37 2,372,37 2,392,391010 2,432,43 2,392,39 2,362,36 2,422,42 2,372,371111 2,392,39 2,362,36 2,422,42 2,392,39 2,362,361212 2,382,38 2,352,35 2,352,35 2,352,35 2,392,391313 2,422,42 2,372,37 2,402,40 2,432,43 2,412,411414 2,362,36 2,382,38 2,382,38 2,362,36 2,362,361515 2,452,45 2,432,43 2,412,41 2,452,45 2,452,451616 2,362,36 2,422,42 2,422,42 2,432,43 2,372,371717 2,382,38 2,432,43 2,372,37 2,392,39 2,382,381818 2,402,40 2,352,35 2,392,39 2,352,35 2,352,351919 2,392,39 2,452,45 2,442,44 2,382,38 2,372,372020 2,352,35 2,412,41 2,452,45 2,472,47 2,352,35

Page 208: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PerhitunganPerhitungan

SampelSampel Rata-rataRata-rata RangeRange11 2,402,40 0,100,1022 2,392,39 0,090,0933 2,372,37 0,050,0544 2,382,38 0,040,0455 2,392,39 0,070,0766 2,402,40 0,050,0577 2,372,37 0,030,0388 2,382,38 0,050,0599 2,372,37 0,040,041010 2,392,39 0,070,071111 2,382,38 0,060,061212 2,362,36 0,040,041313 2,412,41 0,060,061414 2,372,37 0,020,021515 2,442,44 0,040,041616 2,402,40 0,070,071717 2,392,39 0,060,061818 2,372,37 0,050,051919 2,412,41 0,080,082020 2,412,41 0,120,12JumlahJumlah 47,3847,38 1,191,19Rata-rata dari jumlahRata-rata dari jumlah 2,392,39 0,060,06

Page 209: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

X = (Σ X)/k = 47.78 / 20 = 2.39R = (Σ R)/k = 1.19 / 20 = 0.06

Peta Kendali X :CL = X = 2.39UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42LCL = X - (A2 * R) = 2.39 – (0.577*0.06) = 2.36

Peta Kendali RCL = R = 0.06UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0

Pada Peta X ada data yang out of control, maka data pada sampel tersebut dibuang

Page 210: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

PerhitunganPerhitungan

SampelSampel Rata-rataRata-rata RangeRange11 2,402,40 0,100,1022 2,392,39 0,090,0933 2,372,37 0,050,0544 2,382,38 0,040,0455 2,392,39 0,070,0766 2,402,40 0,050,0577 2,372,37 0,030,0388 2,382,38 0,050,0599 2,372,37 0,040,041010 2,392,39 0,070,071111 2,382,38 0,060,061212 2,362,36 0,040,041313 2,412,41 0,060,061414 2,372,37 0,020,021616 2,402,40 0,070,071717 2,392,39 0,060,061818 2,372,37 0,050,051919 2,412,41 0,080,082020 2,412,41 0,120,12JumlahJumlah 45,3445,34 1,151,15Rata-rata dari jumlahRata-rata dari jumlah 2,3862,386 0,06050,0605

Data setelah perbaikan

Page 211: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

X = (Σ X)/k = 45.34 / 19 = 2.386R = (Σ R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605

Peta Kendali X :CL = X = 2.386UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209LCL = X - (A2 * R) = 2.386 – (0.577*0.0605) = 2.3511

Peta Kendali RCL = R = 0.0605UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0

Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas proses.

Page 212: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Perhitungan Kapabilitas Proses :

S = atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026

Cp = =

CPU = =

CPL = =

Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615

1

22

NN

XXN ii

SXUSL

3

SLSLX

3

SLSLUSL

6 64100

0606352542 ,),(,,

820500603

3862452 ,),(

,,

461500603

3523862 ,),(,,

Page 213: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Kesimpulan :

Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari nilai CPL menunjukkan bahwa proses cenderung mendekati batas spesifikasi bawah.

Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang dari 1, hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.

Page 214: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Peta Kontrol Untuk Atribut1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat

Dan peta kendali np untuk proporsi unit cacatnya relaitif kecil.

2. Peta Kendali – c : untuk cacat (defective)3. Peta Kendali – u : untuk cacat per unit.

Peta kendali – p

Perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan banyaknya produk cacat).

Page 215: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup

besar (n > 30),2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya

20–25 sub-grup,3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit

yang cacat, yaitu : p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup

4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat

dihitung dengan :p = total cacat/total inspeksi.

Page 216: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :

UCL = p + 3

LCL = p – 3

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data tersebut berada dalam

pengendalian atau diluar pengendalian.

npp 1

npp 1

Page 217: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Contoh :

Sebuah perusahaan ingin membuat peta kendali untuk periode mendatang dengan mengadakan inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini. Perusahaan melakukan 20 kali observasi dengan mengambil 50 buah sample untuk setiap kali observasi. Hasil selengkapnya adalah :

Page 218: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

ObservasiObservasi UkuranUkuran BanyaknyaBanyaknya ProporsiProporsiSampelSampel Produk CacatProduk Cacat CacatCacat

11 5050 44 0,080,0822 5050 22 0,040,0433 5050 55 0,100,1044 5050 33 0,060,0655 5050 22 0,040,0466 5050 11 0,020,0277 5050 33 0,060,0688 5050 22 0,040,0499 5050 55 0,100,101010 5050 44 0,080,081111 5050 33 0,060,061212 5050 55 0,100,101313 5050 55 0,100,101414 5050 22 0,040,041515 5050 33 0,060,061616 5050 22 0,040,041717 5050 44 0,080,081818 5050 55 0,100,101919 5050 44 0,080,082020 5050 44 0,080,08

JumlahJumlah 10001000 6868 1,301,30

Page 219: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - Emboen's Blog€¦ · PPT file · Web viewPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

p = (pi)/k = 1,30/20 = 0,065

UCL = p + 3

= 0,065 + 3

= 0,17

LCL = p – 3

= 0,065 – 3

= - 0,039

npp 1

50

065010650 ,,

npp 1

50

065010650 ,,