Upload
others
View
39
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI
DAN COMPUTER SELF-EFFICACY TERHADAP KEPUASAN
PENGGUNA SIMDA DI SULAWESI TENGAH
IMPACT OF FACTORS OF INFORMATION SYSTEM SUCCESS
AND COMPUTER SELF-EFFICACY ON SIMDA USERS’
SATISFACTION IN CENTRAL SULAWESI
KURNIATI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
i
TESIS
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI
DAN COMPUTER SELF-EFFICACY TERHADAP KEPUASAN
PENGGUNA SIMDA DI SULAWESI TENGAH
KURNIATI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
TESIS
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI
DAN COMPUTER SELF-EFFICACY TERHADAP KEPUASAN
PENGGUNA SIMDA DI SULAWESI TENGAH
Disusun dan diajukan oleh
KURNIATI
Nomor Pokok P3400209013
telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 2 Agustus 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui
Komisi Penasehat,
Dr. Grace T. Pontoh, S.E., M.Si., Ak. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak.
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana
Magister Akuntansi, Universitas Hasanuddin,
Prof. Dr. Gagaring Pagalung,S.E.,MS.,Ak. Prof. Dr. Ir. Mursalim
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Kurniati Nomor mahasiswa : P3400209013 Program studi : Magister Akuntansi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan proposal tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, Agustus 2012 Yang menyatakan Kurniati
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul:
“Pengaruh Faktor-Faktor Kesuksesan Sistem Informasi dan Computer
Self-Efficacy Terhadap Kepuasan Pengguna Simda Di Sulawesi Tengah”
ini. Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister dalam program studi Magister Akuntansi pada Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh bantuan, arahan,
bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ayah, ibu dan adik-adikku tercinta (Tono, Citra, Karim, Anna,
dan Fikri) serta Fitra dan bundanya yang selalu memberikan doa
restu, cinta, dan dukungan moral tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Mursalim selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin dan Bapak Prof. Dr.
Gagaring Pagalung, S.E.,MS.,Ak selaku Ketua Program Studi
Magister Akuntansi beserta seluruh staf yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menyusun tesis
di Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Dr. Grace T. Pontoh, S.E., M.Si., Ak selaku pembimbing I
dan ibu Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak selaku pembimbing II
yang dengan hati yang tulus meluangkan waktunya dan
v
keihlasannya memberikan ilmu, bimbingan, petunjuk serta saran
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
4. Bapak Dr. Hamid Habbe, S.E.,M.Si dan Bapak Dr. Tawakkal,
S.E.,M.Si.,Ak selaku tim penguji yang telah memberikan ilmu,
masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen-
dosen Program Studi Magister Akuntansi. Terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan. Staf dan seluruh pegawai Akademik
khususnya Pak Akbar, Pak Udin, Pak Amin, Ibu Susi, Pak Jamal
dan seluruh yang telah membantu kelancaran studi penulis.
6. Rektor Universitas Tompotika Luwuk, Dekan Fakultas Ekonomi
serta dosen-dosen Fakutas Ekonomi Untika beserta seluruh staf
yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
7. Bapak Drs. Kusmunandar beserta seluruh staf BPMPD Kab.
Tojo Una-Una Prov. Sulawesi Tengah yang telah membantu
penulis selama menempuh pendidikan dan melaksanakan
penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi 09. My soulmate
(Irma dan Dila), K Hera, K’ Erna dan P’ Sugi, K’ Lena, Ronald,
Robert, Ya2, Aya, Vemi, Sufrin, P’ Arfan, Ibu Dinar, P’ Uya, P’
Paulus, Lius, Mbk Cecilia, Mariana, P’ Jamal, Ade, P’ Rusmin,
P’ Endang yang telah sama-sama berjuang dengan Penulis
dalam menyelesaikan studi dan telah memberikan banyak
bantuan dan dukungan yang luar biasa.
vi
9. Teman-Teman kostku di Pondok Sederhana; Andy, Ajha, Dino,
Anti, Jasli, Into dan semuanya yang tidak sempat disebutkan
namanya yang telah membantu serta memberikan semangat
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
10. Seluruh responden yang telah berbaik hati dan bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar nantinya menjadi lebih baik dan sempurna. Akhirnya
penulis memohon agar Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-NYA kepada penulis dan semua pihak yang telah memberikan
bantuannya selama ini.
Makassar, Agustus 2012
Penulis
vii
ABSTRAK
KURNIATI. Pengaruh Faktor-faktor Kesuksesan Sistem Informasi dan Computer Self-Efficacy terhadap Kepuasan Pengguna Simda di Sulawesi Tengah (dibimbing oleh Grace T. Pontoh dan Mediaty)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis (1) pengaruh kualitas informasi terhadap perceived usefulness, (2) pengaruh kualitas sistem terhadap perceived usefulness, (3) pengaruh computer self-efficacy terhadap perceived usefulness, (4) pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, (5) pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, (6) pengaruh computer self-efficacy terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, dan (7) pengaruh perceived usefulness terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Sulawesi Tengah.
Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuesioner yang dikirim dan diantar sendiri oleh peneliti kepada kasubag. keuangan, bendahara pengeluaran, dan bendahara penerima pada SKPD pengguna Simda. Data dianalisis dengan pendekatan structural equation modeling menggunakan partial least square.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi
berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, (2) kualitas sistem berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, (3) computer self-efficacy berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, (4) kualitas informasi pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, (5) kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, (6) computer self-efficacy tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, dan (7) perceived usefulness berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
viii
ABSTRACT
KURNIATI. Impact of Factors of Information System Success and Computer Self-efficacy on Simda Users’ Satisfaction of in Central Sulawesi (supervised by Grace T. Pontoh and Mediaty).
This research aimed to examine and analyze (1) the impact of the
information quality on perceived usefulness, (2) the impact of system quality on perceived usefulness, (3) the impact of the computer self-efficacy on perceived usefulness, (4) the impact of the information quality on the information system users’ satisfaction, (5) the impact of the system quality on the information system users’ satisfaction, (6) the impact of the computer self-efficacy on the information system users’ satisfaction, and (7) the impact of the perceived usefulness on the information system users’ satisfaction.
The research was carried out in the Central Sulawesi region. The
data collection was conducted through the questionnaire survey which was sent and delivered by the researcher herself to the Sub-Division Head, expenditure treasurer and revenue treasurer in SKPD of Simda users. The data were analyzed by the structural equation modeling approach using partial least squares.
The research results indicates that (1) the information quality has
the positive impact on perceived usefulness, (2) the system quality has the positive impact on perceived usefulness, (3) the computer self-efficacy has the positive impact on perceived usefulness, (4) the information quality has the positive impact on the information system users’ satisfaction, (5) the system quality does not have any impact on the information system users’ satisfaction, (6) the computer self-efficacy does not have any impact on the information system users’ satisfaction, and (7) perceived usefulness has the positive impact on the information system users’ satisfaction.
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Kegunaan Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Landasan Teori 9
1. Sistem Informasi 9
2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (Simda) 11
3. Teori Tindakan Beralasan 17
4. Model Penerimaan Teknologi 19
x
5. Teori Kognitif Sosial 21
6. Computer Self-Efficacy (CSE) 24
7. Model DeLone & McLean 27
8. Kualitas Informasi 33
9. Kualitas Sistem 34
10. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) 35
11. Kepuasan Pengguna Sistem Informasi 37
B. Penelitian Terdahulu 42
C. Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis 47
1. Kerangka Konseptual 47
2. Perumusan Hipotesis 51
BAB III METODE PENELITIAN 57
A. Rancangan Penelitian 57
B. Populasi dan Sampel 58
C. Metode Pengumpulan Data 58
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 59
1. Variabel Independen 59
2. Variabel Dependen 61
E. Instrumen Penelitian 62
1. Uji Validitas 63
2. Uji Reliabilitas 65
F. Teknik Analisis Data 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67
A. Karakteristik Responden 67
xi
B. Analisis Deskriptif Variabel 71
C. Analisis Data 73
1. Uji Validitas Konstruk 73
2. Uji Reliabilitas 77
3. Pengujian Model Struktural (Inner Model) 79
D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 80
1. Hipotesis 1: Kualitas Informasi berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness 82
2. Hipotesis 2: Kualitas Sistem berpengaruh positif
terhadap Perceived Usefulness 84
3. Hipotesis 3: Computer Self-Efficacy berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness 85
4. Hipotesis 4: Kualitas Informasi berpengaruh
positif terhadap Kepuasan Pengguna 87
5. Hipotesis 5: Kualitas Sistem berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna 88
6. Hipotesis 6: Computer Self-Efficacy berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna 90
7. Hipotesis 7: Perceived Usefulness berpengaruh
positif terhadap Kepuasan Pengguna 92 BAB V PENUTUP 95
A. Kesimpulan 95
B. Keterbatasan 98
C. Saran 99
DAFTAR PUSTAKA 102
LAMPIRAN 108
xii
DAFTAR GAMBAR
nomor halaman
1. Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism 22
2. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (1992) 28
3. Model Seddon (1997) yang menggabungkan dua model
varian 30 4. Updated D&M IS Success Model 32 5. Kerangka Proses Berpikir 48 6. Kerangka Konseptual 50 7. Uji Signifikansi 80
xiii
DAFTAR TABEL
nomor halaman
1. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner 67
2. Jenis Kelamin Responden 68
3. Umur Responden 68
4. Masa Kerja Responden 68
5. Jabatan Responden 69
6. Golongan Responden 70
7. Statistik Deskriptif 71
8. Average Variance Extracted (AVE) dan Communality 74
9. Average Variance Extracted (AVE) dan akar AVE 77
10. Uji Reliabilitas Variabel 78
11. Nilai R-Square 79
12. Koefisien Jalur pada Pengujian Model Struktur 81
13. Hasil Kesimpulan Pengujian Hipotesis Penelitian 94
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
nomor halaman
1. Peta Teori 108
2. Kuesioner Penelitian 123
3. Data Pengguna Simda di Sulawesi Tengah 127
4. Hasil Analisis Uji Pilot (Hasil Uji Validitas) 128
5. Hasil Analisis Uji Pilot (Hasil Uji Reliabilitas) 129
6. Statistik Deskriptif 130
7. Cross Loadings 131
8. Overview, dan Laten Variabel Correlations 132
9. Path Coefficients, Gambar Uji signifikansi 133
10. Outer Loadings 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggung-
jawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan keuangan
pemerintah tersebut sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap standar
akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.
Laporan keuangan berupa neraca, laporan realisasi anggaran,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan harus disajikan
sesuai prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan yang berlaku umum, yaitu
PP No. 24 Tahun 2005 terakhir adalah PP No 71 Tahun 2010 tentang
sistem akuntansi pemerintahan. Untuk itu, pemerintah daerah memerlukan
sistem yang dapat diandalkan (reliable), yaitu sistem yang mampu
mengolah data-data (input) dan menghasilkan informasi (output) untuk
menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya secara
lebih komprehensif, meliputi informasi mengenai posisi keuangan daerah,
kondisi kinerja keuangan, dan akuntabilitas pemerintah daerah.
Salah satu upaya pemerintah untuk mendukung hal di atas adalah
dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 dan telah
dilakukan perubahan dengan PP 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
1
2
Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa daerah berkewajiban
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah
kepada Pemerintah. Informasi Keuangan Daerah yang disampaikan harus
memenuhi prinsip-prinsip akurat, relevan, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu program aplikasi komputer yang telah
dikembangkan untuk membantu Pemda dalam menyusun laporan
keuangan mereka sesuai dengan peraturan adalah Simda (Sistem
Informasi Manajemen Daerah).
Program Aplikasi Komputer Simda (Sistem Informasi Manajemen
Daerah) dikembangkan oleh BPKP. Program aplikasi ini dikembangkan
guna membantu pengelolaan keuangan daerah baik di tingkat SKPKD
maupun di tingkat SKPD. Rencana pengembangan selanjutnya
yaitu Simda Keuangan Akrual Basis berdasarkan PP nomor 71 tahun
2010. Adanya program aplikasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat
lebih kepada pemda dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Bagi pemda di provinsi Sulawesi Tengah diharapkan dengan menerapkan
program aplikasi komputer Simda, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) tiap daerah mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP), atau
setidaknya wajar dengan pengecualian (WDP) dari BPK-RI bagi pemda
yang belum mendapatkan opini tersebut.
Sistem Informasi Manajemen Daerah yang telah dibangun dapat
menyediakan data dan infomasi yang akan dimanfaatkan untuk
mendukung kecepatan penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan
kecepatan merespons terhadap tuntutan masyarakat. Sistem informasi
3
manajemen yang didukung teknologi informasi (TI) seperti program
aplikasi komputer Simda dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi
pemerintah daerah jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif.
Sistem informasi tersebut dikatakan efektif jika kualitas informasi yang
dihasilkan berupa laporan keuangan yang memenuhi karakteristik
kualitatif laporan keuangan diantaranya relevan, andal, dapat
diperbandingan dan dapat dipahami. Namun demikian, pengukuran atau
penilaian kualitas suatu sistem informasi yang efektif sulit dilakukan
secara langsung. Kesulitan penilaian kesuksesan dan keefektifan sistem
informasi secara langsung mendorong banyak peneliti mengembangkan
model untuk menilai kesuksesan sistem informasi.
Model kesuksesan sistem informasi telah banyak dikembangkan
oleh para peneliti. Salah satu dari model kesuksesan sistem informasi
tersebut adalah model DeLone dan McLean (1992) yang banyak
mendapat perhatian dari para peneliti selanjutnya. Sejak dikenalkan tahun
1992 dan diperbaharui tahun 2003, model kesuksesan sistem informasi
DeLone dan McLean (D&M IS Success Model), telah banyak diterapkan di
beberapa penelitian empiris untuk menjelaskan kesuksesan dari suatu
sistem informasi. Penelitian empiris terhadap Model DeLone dan McLean
(1992) yang dilakukan oleh McGill et al. (2003) menemukan bahwa
kualitas sistem dan kualitas informasi merupakan prediktor yang signifikan
bagi kepuasan pengguna sistem. Studi lain yang dilakukan Livari (2005)
pada sektor publik untuk melihat model kesuksesan implementasi sistem
informasi keuangan dan akuntansinya di kota Oulu, Finlandia. Hasilnya
4
membuktikan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh
kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan dari
sistem yang bersangkutan.
Seddon and Kiew (1994) dan Seddon (1997) melakukan penelitian
dengan memodifikasi model kesuksesan sistem informasi DeLone dan
McLean (1992) dengan menambah variabel perceived usefulness.
Perceived usefulness menggantikan variabel use pada model kesuksesan
sistem informasi DeLone dan McLean (1992). Persepsi kegunaan
(perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat saat seseorang
percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat
meningkatkan kinerja (Davis, 1989). Kualitas sistem dan kualitas informasi
mempengaruhi persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna pengguna
akhir software akuntansi (Istianingsih dan Wijanto, 2008).
Kemampuan dalam menggunakan sistem juga turut mempengaruhi
penggunaan dan pengembangan sistem informasi. Computer Self-Efficacy
(CSE) erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam
menggunakan sistem informasi berbasis komputer. Menurut Compeau
dan Higgins (1995), CSE didefenisikan sebagai judgement kapabilitas
seseorang untuk menggunakan komputer/sistem informasi/teknologi
informasi. Seseorang dengan kemampuan komputer yang tinggi akan
semakin mudah mempelajari dan menggunakan suatu sistem.
Compeau dan Higgins (1995) mengembangkan model yang
menunjukkan bahwa computer self-efficacy berpengaruh terhadap
outcome expectation. Hasil penelitian Ramayah dan Aafaqi (2004), Lopez
5
and Manson (2007) dan Tang and Chihui (2009) menunjukkan bahwa self-
efficacy mempengaruhi perceived usefulness. Chang et al. (2009) meneliti
pengaruh computer self-efficacy dengan outcome expectation dan
kepuasan pengguna e-learning system di rumah sakit. Hasilnya, computer
self-efficacy tidak signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Penelitian di Indonesia khususnya pada bidang sistem informasi
dalam domain akuntansi sektor publik masih jarang dilakukan. SIMDA
yang dikembangkan oleh BPKP telah diterapkan oleh lebih dari 230
Pemda termasuk 9 Pemda di Sulawesi Tengah. Masa pengembangan dan
implementasi program aplikasi komputer Simda di Sulawesi Tengah yang
mulai dikembangkan sejak tahun 2008 dirasakan telah cukup untuk
mengevaluasi dan menilai apakah sistem informasi tersebut dapat
dikatakan sukses yang diukur dengan kepuasan pengguna akhir (end user
satisfaction). Wahyuni (2011) menguji kesuksesan Simda di Jawa dengan
menggunakan model DeLone dan McLean (1992). Hasil penelitiannya
tersebut menunjukkan bahwa kualitas informasi, kualitas sistem
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kepuasan pengguna dan
intensitas penggunaan Simda. Faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi khususnya di
sektor publik merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Keberhasilan sistem informasi suatu organisasi tergantung
bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para
pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue and
Thomson, 1995). Kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat
6
dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem informasi
(Li and Dasgupta, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir program aplikasi
komputer Simda dengan menggunakan sebagian taksonomi dari model
keberhasilan sistem informasi DeLone and McLean (1992) yang telah
dimodifikasi Seddon and Kiew (1994) dan Seddon (1997).
Perbedaan model Seddon and Kiew (1994) dengan model yang
digunakan dalam penelitian ini terletak pada variabel system importance.
Penelitian ini mengganti variabel system importance dalam model
penelitian Seddon and Kiew (1994) dengan variabel computer self-
efficacy. System importance pada penelitian Seddon and Kiew (1994)
berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction).
Computer self-efficacy diharapkan berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness dan kepuasan pengguna (user satisfaction) pada
model yang digunakan dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah Kualitas Informasi berpengaruh terhadap Perceived
Usefulness?
2. Apakah Kualitas Sistem berpengaruh terhadap Perceived
Usefulness?
7
3. Apakah Computer Self-Efficacy berpengaruh terhadap
Perceived Usefulness?
4. Apakah Kualitas Informasi berpengaruh terhadap Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi?
5. Apakah Kualitas Sistem berpengaruh terhadap Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi?
6. Apakah Computer Self-Efficacy berpengaruh terhadap
Kepuasan Pengguna Sistem Informasi?
7. Apakah Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kualitas Informasi
terhadap Perceived Usefulness.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kualitas Sistem
terhadap Perceived Usefulness.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Computer Self-
Efficacy terhadap Perceived Usefulness.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kualitas Informasi
terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kualitas Sistem
terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi.
8
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Computer Self-
Efficacy terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi.
7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Perceived
Usefulness terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka
penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
para akademisi maupun para praktisi yaitu sebagai berikut.
1. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian
ini dapat menghasilkan model kesuksesan sistem informasi
khususnya dalam domain akuntansi sektor publik.
2. Bagi akademisi dapat memberikan manfaat dalam hal
pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi
dalam penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai
model kesuksesan pengembangan dan implementasi Simda.
3. Bagi para praktisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi yang bermanfaat dalam pengembangan
serta perbaikan program aplikasi komputer Simda berbasis
teknologi informasi yang lebih efektif dan efesien di masa yang
akan datang. Bagi pengguna, hasil penelitian ini dapat
meningkatkan kepedulian dan pemahaman mereka tentang
kesuksesan dan manfaat yang diberikan oleh Simda.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sistem Informasi
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod 2004:13).
Sistem juga bisa diartikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Suatu
sistem kerja adalah suatu sistem di mana partisipasi-partisipasi manusia
dengan mesin-mesin melakukan suatu proses bisnis menggunakan
informasi, teknologi, dan sumber-sumber lainnya untuk memproduksi
produk-produk dan atau jasa-jasa untuk pelanggan (Jogiyanto, 2007b:59).
Informasi didefinisikan oleh Mcleod (2004:10) sebagai data yang
diproses dan mempunyai makna. Informasi biasanya memberitahukan
pengguna akan sesuatu yang belum pernah ia katahui Mcleod (2004:10).
Menurut O’Brien (2003:13), informasi adalah data yang telah diubah
menjadi isi yang bermakna dan berguna untuk pengguna khusus.
Informasi juga bisa diartikan sebagai data yang telah dibentuk menjadi
suatu bentuk yang bermakna dan berguna bagi manusia. Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah suatu data mentah yang kemudian diolah dan diproses sehingga
9
10
memiliki arti di mana akan menjadi faktor penentu keberhasilan maupun
kegagalan suatu perusahaan.
Sistem informasi menurut O’Brien (2003:7) merupakan sebuah
kombinasi yang terorganisir dari orang, perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyajikan informasi bagi organisasi. McLeod (2004:7)
mendefinisikan sistem informasi sebagai konsep sistem yang dapat
membantu menajemen dalam pengendalian operasional dari sistem fisik
perusahaan. Suatu sistem informasi adalah suatu tipe khusus dari sistem
kerja yang fungsi internalnya terbatas pada pemrosesan informasi dengan
melakukan enam tipe operasi yaitu: menangkap (capturing),
mentransmisikan (transmitting), menyimpan (storing), mengambil
(retrieving), memanipulasi (manipulating), dan menampilkan (displaying)
informasi (Jogiyanto, 2007b:59).
Sistem informasi bila dihubungkan dengan akuntansi adalah
susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan laporan
yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan
data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, sistem informasi adalah sebuah kombinasi dari
komponen orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi
dan sumber daya data yang saling terka untuk diproses menjadi informasi,
disimpan dan didistribusikan kepada pengguna untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengendalian di organisasi.
11
Sistem informasi cenderung akan lebih berkembang dan menjadi
lebih formal ketika perusahaan berkembang dan menjadi kompleks.
Semakin berkembang dan kompleksnya perusahaan membuat sistem
akuntansi tradisional menjadi kurang andal dalam memberikan informasi
bagi perusahaan. Aplikasi teknologi informasi dalam sistem informasi
akuntansi dan keuangan, organisasi dapat menghasilkan informasi yang
lebih cepat dan tepat waktu dibandingkan dengan sistem tradisional.
Kondisi di mana inovasi teknologi informasi yang semakin berkembang
pesat dapat dimanfaat oleh perusahaan dalam meraih keunggulan bisnis
dengan mengintegrasikan berbagai sumber daya dengan sistem informasi
akuntansi.
2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (Simda)
Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri tersebut menjelaskan siklus
keuangan daerah mulai dari tahapan perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, serta akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan
daerah. Selain itu juga disajikan sistem dan prosedur keuangan daerah
beserta contoh-contoh formulir yang bisa digunakan oleh pemda baik
secara manual maupun terkomputerisasi (computerized). Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah akan terus dikembangkan sehingga
menghasilkan informasi akuntansi yang akurat seiring dengan tuntutan
dilakukannya transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.
12
Simda dengan sistem jaringan komputer sebagai sarana di dunia
pemerintahan sudah menjadi kebutuhan yang mendasar karena selain
untuk menyimpan data atau informasi juga dapat menciptakan suatu
hubungan antara satu unit kerja dengan unit kerja yang lain, juga
menciptakan hubungan antara unit kerja (dinas/instansi) dengan pimpinan
(Bupati). Berikut uraian mengenai defenisi, fungsi, keunggulan dan
manfaat program aplikasi Simda.
a. Defenisi Simda
Simda atau Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah adalah
suatu sistem informasi yang dibangun, dikembangkan, dan digunakan
untuk melakukan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) berbasis kinerja, penatausahaan perbendaharaan,
penatausahaan Kas Daerah dan akuntansi pengelolaaan keuangan
secara otomatis dengan memanfaatkan pengolahan data elektronik
(BPKP, 2007:20). Maksud dari pengembangan sistem informasi
pengelolaan keuangan pemerintah daerah ini (Simda) adalah untuk
menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan yang relevan,
andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami sesuai dengan
karakteristik kualitatif laporan keuangan dan ketentuan yang berlaku.
Beranjak dari maksud tersebut, maka tujuan akhir dari Simda adalah
mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik pada umumnya dan
penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah, dengan menyediakan
sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi informasi,
khususnya.
13
Sesuai dengan tujuannya, penerapan Simda ini ditujukan bagi
Pemerintah Daerah (Pemda) yang belum mampu menyelenggarakan
proses penganggaran, perubahan anggaran, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban yang baik sesuai dengan peraturan akuntansi
permerintah yang berlaku. Penerapan dari Simda itu sendiri merupakan
pilihan bagi masing-masing Pemda.
b. Fungsi Program Aplikasi Simda
Pemerintah daerah saat ini telah dituntut untuk bisa menghasilkan
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang memiliki nilai akuntabilitas dan
transparansi yang tinggi. Untuk dapat menghasilkan LPJ tersebut tentunya
memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, disertai dengan
pembelajaran terhadap sumber daya manusia yang dimiliki oleh
pemerintah daerah agar dapat memahami dan melaksanakan sistem yang
baru dalam pengelolaan keuangan.
Fungsi program aplikasi komputer Simda bagi pemerintah daerah
antara lain: (1) membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah (Penganggaran, Pelaksanaan,
Pertanggungjawaban); (2) menyusun laporan keuangan lebih efisien dan
akurat; (3) menyimpan data keuangan untuk keperluan manajemen
lainnya; (4) menyajikan informasi yang akurat secara efektif dan efisien
yang akan digunakan oleh pengguna laporan (Tim Pengembangan
Aplikasi Simda, 2006).
Program aplikasi komputer Simda versi 2.1 adalah suatu program
aplikasi yang ditunjukan untuk membantu pemerintah daerah dalam
14
pengelolaan keuangan daerahnya. Dengan aplikasi ini, Pemda dapat
melaksanakan pengelolaan keuangan daerahnya secara terintegrasi,
dimulai dari penganggaran, penatausahaan hingga akuntansi dan
pelaporannya. Dengan demikian output dari aplikasi ini adalah: (1)
penganggaran (Rencana Kerja Anggaran. Dokumen Pelaksanaan
Anggaran, APBD beserta perubahanya, dan Surat Penyediaan Dana); (2)
penatausahaan (Surat Permintaan Pembayaran, Surat Perintah
Membayar, Surat Perintah Pencairan Dana, Surat Tanda Setoran, beserta
register-register, dan formulir-formulir pengendalian lainya); (3) akuntansi
dan pelaporan (jurnal, buku besar, buku pembantu, LRA, laporan arus kas
dan neraca) (LSMAP, 2010). Tahap-tahap dari proses penatausahaan
keuangan daerah yang disediakan oleh program aplikasi Simda
dijabarkan sebagai berikut.
Persiapan Penatausahaan Keuangan
Persiapan penatausahaan keuangan merupakan tahap
penyusunan hingga penetapan APBD/RAPBD yang menjadi dasar bagi
masing-masing Satuan Kerja (Satker) Daerah untuk melaksanakan
kegiatannya.
Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
Setelah APBD disahkan, Pemda perlu melakukan penerbitan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA SKPD) dan Surat Penyediaan
Dana (SPD) sebagai dasar bagi masing-masing Satker Daerah untuk
melakukan pencairan dana, selanjutnya setelah dana yang dianggarkan
dalam APBD tersedia dengan didasarkan pada SPD, tahapan
15
penatausahaan selanjutnya merupakan tahapan rutin dari pencairan dana
masing-masing Satker yang terdiri dari: Pengajuan SPP, Penerbitan SPM,
Penerbitan SP2D, Pertanggungjawaban/SPJ.
Fungsi lain dari program aplikasi komputer Simda adalah fungsi
pembukuan yang meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Pelaporan dan
Pertanggungjawaban akan menekankan pada bahasan bagaimana
menyiapkan laporan keuangan dengan program aplikasi Simda Versi 2.1.
Laporan keuangan akan tersaji secara otomatis oleh program
aplikasi, namun terdapat proses dan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh fungsi pembukuan atau akuntansi agar laporan keuangan
tersaji secara akurat dengan menampilkan data yang sebenarnya pada
tanggal tertentu. Fungsi pembukuan pada SKPKD meliputi: (1)
pencatatan transaksi jurnal; (2) pencatatan transaksi penyesuaian
pendapatan; (3) input saldo awal; (4) posting data; (5) ekspor impor saldo
awal dan posting jurnal (Tim Pengembangan Aplikasi Simda, 2006).
c. Keunggulan dan Manfaat Simda
Keunggulan atau nilai tambah yang ditawarkan oleh Simda Ver. 2.1
adalah: (1) output/laporan disesuaikan peraturan yang berlaku dan
fleksibel, dapat menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan; (2)
berbasis windows; (3) validasi Inputan data lebih terjamin; (4) terdapat
menu Otoritas dan Unit Otoritas; (5) memfasilitasi setiap fungsi
16
pengelolaan keuangan daerah dengan melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah sekaligus melakukan pencatatan akuntansi; (6)
memfasilitasi Akuntansi Pengguna Anggaran (Tim Pengembangan
Aplikasi Simda, 2006).
Pemerintah Daerah yang mengaplikasikan Simda adalah pihak
yang merasakan manfaat paling besar dari aplikasi sistem informasi ini.
Hal ini dapat terlihat salah satunya dari adanya perubahan opini hasil audit
BPK terhadap penyajian laporan keuangan pemerintah daerah pada
pemerintahan daerah yang menerapkan Simda versi 2.1 yang telah
mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (Tim Pengembangan
Aplikasi Simda, 2006).
Selain manfaat di bidang pengelolaan keuangan daerah, berikut
adalah manfaat lain yang terintegrasi dalam pemanfaat Simda di
antaranya: (1) sesuai peraturan (aplikasi Simda versi 2.1 dikembangkan
atas dasar kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku); (2)
maintenance (lokasi BPKP yang ada di setiap ibukota propinsi
memungkinkan pemeliharaan sistem dapat dilakukan secara
berkesinambungan dan optimal); (3) transfer of knowledge (transfer
pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan daerah bagi aparat daerah
setempat, tidak hanya masalah operasional sistem saja); (4) terintegrasi
(Simda merupakan program aplikasi keuangan daerah yang telah
mengintegrasikan antara proses transaksi keuangan yang terjadi dengan
proses penjurnalannya secara otomatis).
17
3. Teori Tindakan Beralasan
Memahami faktor-faktor perilaku individual yang mempengaruhi
penggunaan atau adopsi suatu teknologi informasi merupakan hal
penting. Teori yang banyak digunakan di penelitian-penelitian sistem
informasi mengenai perilaku individual ini adalah teori tindakan beralasan
(theory reasoned action) yang dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin
Fishbein (1975). Teori tindakan beralasan menjadi dasar teori bahwa
individual-individual akan menggunakan komputer-komputer jika mereka
merasa menggunakan komputer-komputer tersebut akan mendapatkan
manfaat-manfaat (outcomes) yang positif.
Model teori tindakan beralasan dikembangkan oleh Icek Ajzen dan
Martin Fishbein (1975) ini, menjelaskan bahwa perilaku (behavior)
dilakukan karena individual mempunyai niat atau keinginan untuk
melakukannya (behavioral intention) atau dengan kata lain niat perilaku
(behavioral intention) akan menentukan perilakunya (Jogiyanto,
2007a:26). Teori tindakan beralasan mengusulkan bahwa perilaku
merupakan fungsi dari niat dan niat perilaku merupakan fungsi dari sikap
dan norma-norma subyektif. Menurut teori ini, niat perilaku dan perilaku
merupakan dua hal yang berbeda. Niat perilaku masih merupakan suatu
niat yang berupa keinginan untuk melakukan suatu perilaku, sementara
perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Teori ini
menyatakan bahwa seseorang atau individu akan memanfaatkan sistem
informasi dengan alasan bahwa sistem informasi tersebut akan memberi
manfaat atau kegunaan bagi dirinya.
18
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:11), sikap (attitude) merupakan
jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima
atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu
prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub,
misalnya baik atau jelek, setuju atau menolak dan sebagainya (Jogiyanto,
2007a:36). Selanjutnya norma-norma subyektif didefenisikan sebagai
persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan
orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007a:42).
Dalam konteks pengadopsian sistem informasi, model teori
tindakan beralasan ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan teori ini hanya
dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang akan dikerjakan
secara sukarela, tidak untuk perilaku-perilaku yang diwajibkan. Hal-hal
yang sifatnya spontan, kebiasaan, yang diinginkan, sudah diatur, atau
kurang bersemangat, model ini dianggap kurang cocok karena perilaku-
perilaku ini tidak dikerjakan secara sukarela (Jogiyanto, 2007a:47).
Penelitian yang menggunakan model teori tindakan beralasan ini
dilakukan oleh Hartwick dan Barki pada tahun 1994 (Wiyono et al. 2008).
Mereka melakukan studi lapangan dengan waktu yang lama yang
melibatkan dua sesi waktu, yaitu sebelum pengembangan sistem
informasi dan setelah implementasi sistem informasi tersebut. Hasilnya
bahwa penelitian ini memberikan dukungan terhadap model teori tindakan
beralasan. Variabel sikap dan norma subyektif memiliki pengaruh yang
berbeda sebelum dan sesudah pengembangan sistem informasi. Ketika
19
pengetahuan dan kepercayaan-kepercayaan pemakai terhadap sistem
informasi masih rendah dan belum terbentuk dengan baik, dukungan dari
manajemen puncak dan dukungan-dukungan dari pihak lain lebih efektif
dalam menumbuhkan niat penggunaan sistem informasi. Kondisi ini terjadi
pada masa sebelum pengembangan sistem informasi.
Ketika pemakai sudah mengenal lebih jauh atas kekuatan dan
kelemahan sistem informasi, sikap menunjukkan pengaruh yang lebih kuat
terhadap niat (Jogiyanto, 2007a:57). Pada level implementasi sistem,
sikap lebih efektif menumbuhkan niat dibanding norma-norma subyektif
implementasi sistem informasi. Niat akan mengalami perubahan menurut
waktu (Jogiyanto, 2007a:29). Semakin pendek interval waktunya,
perubahan niat semakin jarang, begitu juga sebaliknya bahwa semakin
panjang interval waktunya, besar kemungkinan terjadinya perubahan-
perubahan atas niat.
4. Model Penerimaan Teknologi
Model penerimaan teknologi atau Technologi Acceptance Model
(TAM) yang dikembangkan Davis et al. (1989) sebenarnya diadopsi dari
The Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan beralasan
yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen tahun 1980 dalam Jogiyanto,
(2007a:112) dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang
terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang
tersebut. Teori ini membuat model perilaku seseorang sebagai suatu
fungsi dari tujuan perilaku. Tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas
perilaku tersebut. Dengan demikian dapat dipahami reaksi dan persepsi
20
pengguna teknologi informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam
penerimaan penggunaan teknologi informasi (TI), yaitu salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna atas kemanfaatan
dan kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu tindakan
yang beralasan dalam konteks penggunaan teknologi informasi (TI),
sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan
penggunaan teknologi informasi menjadikan tindakan orang tersebut
dapat menerima penggunaan teknologi informasi (Davis, 1989).
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan
perilaku pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan
(belief), sikap (attitude), niat (intention) dan hubungan perilaku pengguna
(user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-
faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi (TI) tehadap
penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Model TAM
secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan teknologi informasi
dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan
mudah diterimanya teknologi informasi oleh si pengguna (user). Model ini
menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua
variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan
(ease of use). Secara empiris model ini telah terbukti memberikan
gambaran pada aspek perilaku pengguna personal computer (PC), di
mana banyak pengguna personal computer (PC) dapat dengan mudah
menerima teknologi informasi karena sesuai dengan apa yang
diinginkannya (Igbaria et al.1997).
21
Selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 1995 banyak
penelitian yang mencoba menguji konsistensi, validasi dan reliabilitas
pengukuran instrumen-instrumen TAM. Beberapa peneliti juga mencoba
mengembangkan model TAM dengan menambahkan beberapa variabel
eksternal yang menerangkan lebih lanjut atau menjadi penyebab
(antecedent) dari persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi
kemudahan penggunaan perceived ease of use di TAM. Variabel-variabel
eksternal yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Lee et al. 2003
dalam Jogiyanto, (2007a:128) diantaranya variabel self-efficacy dan
keluaran sistem atau kualitas informasi (system output or information
quality).
5. Teori Kognitif Sosial
Sampai saat ini teori tindakan balasan (theory reasoned action)
masih banyak digunakan dan sudah menunjukkan validitasnya. Akan
tetapi, variabel-variabel penjelas tambahan bahkan teori-teori baru masih
dibutuhkan untuk menjelaskan lebih lanjut fenomena yang berkembang.
Salah satu teori tersebut adalah yang disebut dengan nama teori kognitif
sosial (social cognitive theory) oleh Bandura tahun 1986 (Compeau dan
Higgins, 1995).
a. Model Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) berbasis pada premis
bahwa pengaruh-pengaruh lingkungan semacam tekanan-tekanan sosial
atau karakteristik situasional unik, kognitif dan faktor-faktor personal
lainnya termasuk personaliti dan karakteristik demografik, dan perilaku
22
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Teori kognitif sosial ini
dicetuskan oleh pakar psikologi perilaku ternama Albert Bandura pada
tahun 1986 (Compeau dan Higgins, 1995). Teori ini didasarkan pada
premis bahwa ada tiga variabel yang saling mempengaruhi yang lebih
dikenal sebagai triadic reciprocall (Compeau dan Higgins 1995). Ketiga
variabel tersebut adalah lingkungan, perilaku, dan orang.
Sumber: Compeau dan Higgins, 1995.
Gambar 1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism
Gambar 1 menunjukkan bahwa ketiga variabel (environment,
person, behavior) saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu
memilih lingkungan dan lingkungan mempengaruhinya. Selanjutnya
perilaku yang ada dalam situasi ini dipengaruhi oleh lingkungan atau
karakteristik situsional yang juga dipengaruhi oleh lingkungan atau
karakteristik situasional yang juga dipengaruhi oleh faktor kognitif dan
faktor personal.
b. Self-Efficacy dari Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial oleh Bandura dikembangkan dalam dua set
ekspektasi kekuatan kognitif utama yang menjadi pedoman/guide perilaku
(Compeau dan Higgins, 1995). Pada set pertama, ekspektasi
Person
Environment Behavior
23
dihubungkan dengan outcome. Para individu yang dapat memahami
aspek perilaku, akan percaya bahwa outcome lebih bernilai apabila
dibandingkan dengan individu yang tidak mampu memahami konsekuensi
yang menguntungkan. Kedua, ekspektasi yang disebut sebagai self
efficacy yang merupakan kepercayaan individu mengenai kemampuan
untuk membentuk suatu perilaku tertentu.
Self-efficacy menurut Bandura (1986) dalam Compeau dan Higgins,
(1995) adalah “people’s judgments of their capabilities to organize and
execute courses of action required to attain designated types of
performance” atau penilaian seseorang terhadap kemampuannya sendiri
untuk mengorganisasi dan memutuskan tindakan yang diperlukan dari
suatu keadaan untuk rnencapai kinerja tertentu. Definisi tersebut
menunjukan bahwa, karakteristik kunci dari konstruk self efficacy yaitu:
komponen skill (keahlian) dan ability (kemampuan) dalam hal
mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan.
Bandura menyatakan bahwa self-efficacy yang dirasakan
seseorang, memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasi dan
perilaku (Igbaria dan Livari, 1995). Istilah self-efficacy merupakan suatu
konstrak penting dalam psikologi telah banyak digunakan oleh para
peneliti untuk dikaitkan dengan variabel-variabel lain pada lingkungan
teknologi komputer. Penelitian empiris yang telah dilakukan Compeau
dan Higgins (1995) diperoleh hasil bahwa faktor self-efficacy masuk pada
lingkungan teknologi komputer, faktor tersebut berhubungan secara
signifikan dengan persepsi para pemakai tentang teknologi tersebut.
24
6. Computer Self Efficacy (CSE)
Compeau dan Higgins (1995) berdasarkan hubungan timbal
balik segitiga (gambar 1) kemudian mengembangkan suatu model.
Model yang berbasis pada teori kognitif sosial ini menunjukkan adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara tiga buah faktor di atas.
Model tersebut terkenal dengan model computer self-efficacy (CSE).
CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk
menggunakan komputer/sistem informasi/teknologi informasi didasarkan
pada teori kognitif sosial yang dikembangkan kembali oleh Bandura.
Bandura menyatakan bahwa self-efficacy yang dirasakan seseorang,
memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasi dan perilaku
(Igbaria dan Livari, 1995).
Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang
kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-
tugas seperti menggunakan paket-paket software untuk analisis data,
menulis surat mail merge dengan menggunakan word processor yang
lebih dari keahlian sederhana seperti memformat disket atau booting
ulang komputer. Hasil riset Compeau dan Higgins (1995) menunjukkan
bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi CSE, yaitu: (1) dorongan
dari pihak lain; (2) pihak lain sebagai pengguna; dan (3) dukungan.
Dorongan dari pihak lain mengacu pada kelompok dan
menggunakan persuasi verbal. Pada faktor kedua, seseorang dapat
meningkatkan CSEnya karena mengobservasi dan meniru model perilaku.
Ini merupakan cara yang ampuh untuk mengakuisisi perilaku sebagai
25
model pembelajaran. Faktor terakhir yaitu adanya dukungan dari
organisasi bagi pengguna komputer yang dapat meningkatkan CSE.
Dukungan ini dapat berupa ketersediaan dari pihak organisasi untuk
membantu individu yang membutuhkan peningkatan kemampuan dan
juga persepsi kemampuan diri.
Compeau dan Higgins (1995) menjelaskan ada tiga dimensi CSE,
yaitu: (1) magnitude; (2) strength; dan (3) generalibility. Dimensi
magnitude mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam
penggunaan komputer. Individu yang mempunyai magtitude CSE yang
tinggi diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang
lebih kompleks dibandingkan dengan individu yang mempunyai level
magnitude CSE yang rendah karena kurangnya dukungan maupun
bantuan. Dimensi ini juga menjelaskan, bahwa tingginya magnitude CSE
seseorang dikaitkan dengan level yang dibutuhkan untuk memahami
suatu tugas. Pada individu yang memiliki level magnitude CSE tinggi
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan rendahnya dukungan dan
bantuan dari orang lain, dibandingkan dengan level magnitude CSE yang
rendah.
Dimensi kedua yakni strength, ini mengacu pada level keyakinan
tentang judgement atau kepercayaan individu untuk mampu
menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik. Dimensi terakhir
adalah generazability yang mengacu pada tingkat judgement user yang
terbatas pada domain khusus aktifitas. Dalam konteks komputer, domain
ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software,
26
sehingga individu yang mempunyai level generazability CSE yang tinggi
diharapkan dapat secara kompeten menggunakan paket-paket software
dan sistem komputer yang berbeda. Sebaliknya tingkat generazability
CSE yang rendah menunjukkan kemampuan individu dalam mengakses
paket paket software dan sistem komputer secara terbatas.
Ada empat sumber informasi self-efficacy menurut Bandura
(Compeau dan Higgins, 1995), yaitu: (1) guided mastery, (2) behavior
modeling, dan (3) social persuasion dan physiological states. Sumber
informasi terkuat adalah guide master yang merupakan pengalaman
kesuksesan nyata dalam kaitannya dengan perilaku. Interaksi yang
berhasil antara individu dengan komputer menyebabkan individu
mengembangkan self-efficacy-nya lebih tinggi. Sumber informasi self-
efficacy yang kedua adalah pemodelan perilaku/behavior modeling, yang
meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku
sebagai proses pembelajaran. Sumber yang ketiga adalah pendekataan
persuasif. Jaminan ulang bagi user yang memiliki kemampuan untuk
menggunakan teknologi informasi dengan sukses dapat membantu para
user untuk membangun kepercayaan. Sumber informasi self-efficacy
yang terakhir adalah physiological states, yang menunjukkan perasaan
kecemasan (anxiety) yang berdampak negatif terhadap self-efficacy.
CSE juga telah digunakan sebagai proksi dari pengendalian internal
individu dalam konteks teknologi informasi, misalnya individu yang
mempunyai level self-efficacy yang tinggi merasa lebih kuat dalam
mengendalikan aktifitas yang dilakukan dalam penggunaan teknologi
27
informasi dibandingkan dengan individu yang mempunyai level self-
effcacy yang rendah (Venkatesh dan Davis, 1996). Jones (1989)
mengungkapkan sumber atau indikator dari self-efficacy yang tidak jauh
berbeda dengan yang dikemukakan oleh Bandura, yaitu: perasaan
mampu melakukan pekerjaan, kemampuan yang lebih baik, senang
pekerjaan yang menantang dan kepuasan terhadap pekerjaan.
7. Model DeLone & McLean
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor-
faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem teknologi informasi. Salah
satu penelitian yang terkenal di area ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh DeLone & McLean (1992). Model kesuksesan sistem teknologi
informasi yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (1992) ini cepat
mendapat tanggapan. Salah satu sebabnya adalah model mereka
merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid. Model
yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model semacam
ini disebut dengan model yang parsimoni (Jogiyanto, 2007b:2).
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji,
DeLone & McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model
parsimoni yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem
informasi DeLone & McLean (D&M Information System Success Model).
28
Sumber: DeLone & McLean (1992)
Gambar 2 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean
Model yang diusulkan ini merefleksi ketergantungan dari enam
pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor
atau komponen atau pengukuran dari model ini dapat diuraikan sebagai
berikut: (1) kualitas system (system quality; (2) kualitas informasi
(information quality); (3) penggunaan (use); (4) kepuasan pemakai (user
satisfaction); (5) dampak individual (individual impact); dan (6) dampak
organisasional (organizational impact). Model kesuksesan ini didasarkan
pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model
kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari
dimensi-dimensi di model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi
pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi
mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya
(Jogiyanto, 2007b:4).
Model DeLone & Mclean (1992) banyak mengundang perhatian
dari para peneliti, salah satunya adalah Peter B. Seddon yang
melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone & Mclean.
Menurut Seddon (1997) masalah utama dari model D&M (DeLone &
29
McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan penjelasan
kausal dari kesuksesan sistem informasi di model mereka. Dengan
demikian model mereka tercampur antara model proses (process model)
dan model varian (variance model). Model varian (variance model) dapat
diuji secara empiris dengan mengumpulkan data dalam bentuk sampel,
mengukur variabel-variabelnya dan menggunakan teknik statistik seperti
regresi, SEM dan lain sebagainya, untuk menginferensi populasinya
(Jogiyanto, 2007b:74).
Seddon (1997) mengatakan bahwa kotak-kotak dan arah panah di
model D&M dapat diintepretasikan keduanya yaitu suatu varian dan suatu
kejadian di dalam proses. Dalam usaha mengatasi kesulitan-kesulitan di
model D&M ini, Seddon (1997) mencoba melakukan spesifikasi ulang dan
mengembangkan sedikit versi dari model D&M. Model yang dispesifikasi
ulang ini tetap mempertahankan fitur-fitur di model D&M tetapi
menghilangkan kebingungan yang disebabkan oleh arti ganda dari kotak-
kotak dan arah-arah panahnya. Spesifikasi ulang ini dilakukan dengan
memecah model D&M menjadi dua submodel-submodel varian (yaitu Use
dan Success) dan menghilangkan intepretasi model proses.
30
Sumber: Seddon (1997)
Gambar 3 Model Seddon (1997) yang menggabungkan dua model varian
Menanggapi kritik Seddon (1997) yang menyatakan bahwa proses
dan kausal adalah dua konsep yang berbeda dan membingungkan untuk
digabungkan, DeLone & McLean (2003) menyetujui kritik ini. Pembuatan
dari model kesuksesan sistem informasi D&M (D&M Information Success
Model) dipicu oleh suatu proses pembuatan informasi dan dampak dari
penggunaan sistem informasinya.
DeLone & McLean mendasarkan modelnya pada model proses
yang terdiri dari tiga komponen proses, yaitu: (1) Pembuatan dari suatu
sistem informasi (2) Penggunaan sistem informasi tersebut (3)
31
Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem. Masing-masing dari
proses-proses ini diperlukan (necessary), tetapi masih belum cukup (not
sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat memberikan hasil (outcome).
Kritik lainnya oleh Seddon (1997), tentang pemakaian sistem
(system use) adalah suatu perilaku (behavior), sehingga harus dikeluarkan
sebagai pengukur sukses dari model kausal. DeLone & McLean (2002;
2003) tidak sependapat dengan kritik ini. Mereka berargumentasi bahwa
pemakaian sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat, mereka
percaya bahwa pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk
mengukur sukses di kebanyakan kasus. DeLone & McLean (2003) lebih
lanjut mengatakan bahwa permasalahan dengan menggunakan
pemakaian sistem (use) sebagai pengukur kesuksesan adalah pada
definisinya yang terlalu sederhana tanpa memperhatikan sifat dari
penggunaannya.
Telah banyak perubahan peran sistem informasi selama 10 tahun
sejak DeLone & McLean pertama kali dikenalkan. DeLone & McLean
(2003) mengkaji lebih dari 100 artikel yang dipublikasikan di jurnal-jurnal
sistem informasi terkenal seperti Information System Research, Journal of
Management Information Systems, dan MIS Quarterly sejak tahun 1993,
DeLone & McLean (2003) memperbaiki modelnya dan mengusulkan
model yang sudah dimutakhirkan terutama untuk digunakan di e-
commerce yang merupakan aplikasi yang belum banyak muncul di model
awal (Jogiyanto, 2007b:92).
32
Kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat
perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang
telah berkembang, mendorong DeLone & McLean (2003) memperbarui
modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi
D&M yang diperbarui (updated D&M IS Success model). Dengan adanya
beberapa penambahan variabel pada model, maka model DeLone &
McLean yang telah diperbarui (2003) nampak sebagai berikut.
Sumber: DeLone & McLean (2003)
Gambar 4 Updated D&M IS Success Model
Gambar 4 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean
(2003) memperlihatkan bahwa ada hal-hal yang diperbarui dalam model
sebelumnya. Hal-hal yang diperbaharui adalah sebagai berikut: (1)
menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan
dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem
(system quality) dan kualitas informasi (information quality); (2)
menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak
organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu
manfaat-manfaat bersih (net benefits); dan (3) menambahkan dimensi
INFORMATION QUALITY
SYSTEM QUALITY
SERVICE
QUALITY
INTENTION TO USE
USER SATISFACTION
NET BENEFITS
USE
33
intention to use sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). Intention
to use adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah
suatu perilaku (behavior). DeLone & McLean (2003) juga berargumentasi
dengan mengganti pemakaian (use) memecahkan masalah yang dikritik
oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal.
8. Kualitas Informasi
Kualitas Informasi (Information Quality) merujuk pada output dari
sistem informasi, menyangkut nilai, manfaat, relevansi, dan urgensi dari
informasi yang dihasilkan (Pitt dan Watson, 1997). Informasi yang
berkualitas menunjukkan bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan user berdasarkan dimensi kualitas informasi.
Bailey dan Pearson (1983) menggambarkan kualitas informasi yang
dipersepsikan oleh pengguna dengan menggunakan 4 indikator yaitu
keakuratan informasi (accuracy), ketepatwaktuan (timeliness),
kelengkapan informasi (completeness), dan penyajian informasi (format).
Beberapa karakteristik yang digunakan untuk menilai kualitas informasi
dari software akuntansi antara lain adalah accuracy, timeliness,
relevance, informativeness, dan Competitiveness (Weber, 1999).
Kualitas informasi adalah tingkat relevan (relevant), ketepatan
waktu (timely), aman dan disajikan dengan rancangan informasi yang baik
dalam sebuah website (Liu & Arnett, 2000). Informasi dengan kualitas
terbaik akan meningkatkan kegunaan persepsian pengguna dan
meningkatkan penggunaan sistem informasi Liu dan Arnett (2000).
Menurut Li et al. (2002), informasi yang berkualitas adalah informasi yang
34
akurat, jelas, detil, relevan, mudah didapatkan, tepat waktu, up to date,
dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kualitas Informasi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan persepsi pemakai mengenai
kualitas informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi komputer Simda.
9. Kualitas Sistem Informasi
Kualitas sistem (system quality) merupakan karakteristik dari
informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean
(1992). Kualitas sistem juga didefinisikan Davis et al. (1989) dan juga Chin
dan Todd (1995) sebagai perceived ease of use yang merupakan
seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk
dipahami dan digunakan. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi
hardware dan software dalam sistem informasi (DeLone dan
McLean,1992).
Kualitas sistem (system quality) digunakan untuk mengukur kualitas
sistem teknologi informasinya sendiri (Jogiyanto, 2007:12). Beberapa
peneliti telah menggunakan pengukuran kualitas sistem informasi yang
berbeda-beda. Bailey dan Pearson (1983) mengukur kualitas sistem
informasi dari segi kenyamanan, keluwesan sistem, integrasi sistem, dan
waktu respon. Srinivasan (1985) dalam DeLone dan McLean (1992)
menggunakan pengukuran kualitas sistem permodelan berbasis komputer
pada 29 perusahaan. Item-item pengukuran yang digunakannya adalah
waktu respon, keluwesan sistem, dan keaksesan sistem
Kualitas sistem dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kualitas
dari software aplikasi komputer Simda. Fokusnya adalah kepuasan
35
pengguna akhir (and user satisfaction) dari sistem tersebut, yang merujuk
pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
kebijakan, dan prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan
informasi bagi kebutuhan pengguna (DeLone dan McLean,1992).
Model DeLone dan McLean (1992) menyatakan bahwa kesuksesan
sistem informasi dipengaruhi oleh perceived information quality dan
perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user
satisfaction. Berkaitan dengan pengembangan suatu sistem dan agar
sistem tersebut dapat memenuhi harapan pemakainya, sistem yang dibuat
harus berkualitas sehingga harapan pemakai untuk meningkatkan kinerja
dapat tercapai.
Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan suatu sistem
informasi, akan semakin meningkatkan kepuasan pemakai (DeLone dan
McLean, 1992). Pendapat ini didukung hasil penelitian Kim dan McHaney
(2000), McKiney et al. (2002), Rai et al. (2002), McGill et al. (2003),
Almutairi dan Subramanian (2005) serta Livari (2005). Lin dan Lu (2000)
menambahkan bahwa penerimaan atau penolakan pengguna atas sebuah
sistem disebabkan oleh kualitas yang diberikan oleh sebuah sistem. Jika
pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas
informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah baik, mereka
akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.
10. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Davis (1989) mendefinisikan kegunaan (usefulness) sebagai suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek
36
tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegunaan dari
pemakaian komputer dapat meningkatkan kinerja, prestasi kerja orang
yang menggunakannya. Menurut Thompson et al. (1991) kegunaan
teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna
teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran kegunaan
tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan diversitas/keragaman
aplikasi yang dijalankan. Individu akan menggunakan teknologi informasi
jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya.
Secara umum persepsi kegunaan didefinisikan (Perceived
Usefulness) sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.
Jadi, kegunaan persepsi merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi berguna, dia akan menggunakannya.
Sebaliknya jika seseorang merasa bahwa sistem informasi kurang
berguna, dia tidak akan menggunakannya.
Chin dan Todd (1995) memberikan beberapa dimensi tentang
kegunaan teknologi informasi. Menurut Chin dan Todd (1995) kegunaan
dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu: (1) kegunaan dengan estimasi
satu faktor; dan (2) kegunaan dengan estimasi dua faktor (kegunaan dan
efektifitas). Kegunaan dengan estimasi satu faktor meliputi dimensi: (a)
menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier); (b) berguna
(usefull); (c) menambah produktifitas (increase productivity); (d)
37
mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness); dan (e)
mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance). Kegunaan
dengan estimasi dua faktor oleh Chin dan Todd (1995) dibagi menjadi dua
kategori sebagai berikut.
1. Kemanfaatan meliputi dimensi: (a) menjadikan pekerjaan lebih
mudah (makes job easier); (b) bermanfaat (usefull); dan (c)
menambah produktivitas (increase productivity).
2. Efektivitas meliputi dimensi: (a) mempertinggi efektivitas
(enchance my effectiveness); dan (b) mengembangkan kinerja
pekerjaan (improve my job performance).
Berdasarkan definisi dan telaah literatur di atas dapat disimpulkan
bahwa kemanfaatan penggunaan teknologi informasi dapat diketahui dari
kepercayaan pengguna teknologi informasi dalam memutuskan
penerimaan teknologi informasi, dengan satu kepercayaan bahwa
penggunaan teknologi informasi tersebut memberikan kontribusi positif
bagi penggunanya. Seseorang mempercayai dan merasakan bahwa
dengan menggunakan komputer sangat membantu dan mempertinggi
kinerja yang akan dicapainya, atau dengan kata lain orang tersebut
mempercayai penggunaan teknologi informasi telah memberikan manfaat
terhadap pekerjaan dan pencapaian kinerjanya.
11. Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang
panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user
38
computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture
keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap
penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga
faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini (Doll et al. 1994). Model
evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh (1988).
Evaluasi dengan menggunakan model Doll & Torkzadeh lebih
menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek
teknologi, dengan menilai isi (content), keakuratan (accuracy), format
(format), waktu (time), dan kemudahan penggunaan dari sistem (ease of
use). Model evaluasi kepuasan yang dikembangkan oleh Doll &
Torkzadeh (1988) telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk
menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna dari model tersebut meskipun instrumen ini diterjemahkan
dalam berbagai bahasa yang berbeda (Li dan Dasgupta, 2002).
Kepuasan atas sifat-sifat sistem informasi akan membawa pada
keberhasilan implementasi sistem dengan memberikan dorongan pemakai
untuk secara terus menerus menggunakan sistem. Pemakai yang puas
atas sifat-sifat sistem informasi akuntansi akan termotivasi untuk
menggunakan sistem informasi akuntansi dimana pengggunaan ini
membawa pada keberhasilan implementasi sistem informasi akuntansi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pearson, McCahon, dan Hightower (1995)
menemukan bahwa dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi kualitas
program untuk menghasilkan manfaat yang signifikan dalam ruang lingkup
39
kepuasan pemakai serta kualitas dari produk dan pelayanan (Amrul dan
Syar’ie, 2005).
Demikian pula, ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer
dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki (Guimaraes, Igbaria, dan Lu
1992). Kepuasan pemakai terhadap suatu sistem adalah bagaimana cara
pemakai memandang sistem informasi secara nyata tapi tidak pada
kualitas sistem secara teknik (Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003).
Dengan kata lain pemakai lebih memandang dari sudut ketersediaan
layanan informasi, daripada menilai langsung kemampuan fungsi dari
suatu sistem.
Penelitian yang dilakukan oleh Gelderman (1998), menyimpulkan
bahwa kepuasan atas sifat-sifat sistem informasi akuntansi memiliki
pengaruh positif terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi
akuntansi. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ong
dan Lai (2004) yang membawa pada kesimpulan bahwa kepuasan atas
sifat-sifat sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan
implementasi sistem informasi akuntansi.
Dalam literatur penelitian maupun dalam praktek, kepuasan
pengguna seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari efektivitas
sistem informasi (Melone, 1990). Hasil penelitian yang diperoleh DeLone
dan McLean (1992), McKiney et al. (2002), Rai et al. (2002), McGill et al.
(2003), Almutairi dan Subramanian (2005), serta Livari (2005)
menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif
terhadap kepuasan pemakainya.
40
DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam
terhadap literatur mengenai kesuksesan sistem informasi. Mereka
menemukan bahwa kesuksesan sebuah sistem informasi dapat
direpresentasikan oleh karakteristik kualitatif dari sistem informasi itu
sendiri (system quality), kualitas output dari sistem informasi (information
quality), konsumsi terhadap output (use), respon pengguna terhadap
sistem informasi (user satisfaction), pengaruh sistem informasi terhadap
kebiasaan pengguna (individual impact), dan pengaruhnya terhadap
kinerja organisasi (organizational impact).
Penelitian empiris terhadap Model DeLone dan McLean (1992)
yang dilakukan oleh McGill et al. (2003) menemukan bahwa perceived
information quality dan perceived system quality merupakan prediktor
yang signifikan bagi user satisfaction. Studi lain yang dilakukan Livari
(2005) menunjukkan hasil bahwa perceived system quality dan perceived
information quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user
satisfaction, namun tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan
sistem tersebut, dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang
signifikan bagi individual impact. Hasil studi Livari (2005) tersebut berbeda
dengan temuan McGill et al. (2003) hanya pengaruh dua variabel
anteseden tersebut pada intensitas penggunaan sistem yang
bersangkutan. Hal ini dapat menjadikan argumentasi research gap yang
mendorong dilakukannya pengujian empiris terhadap Model DeLone dan
McLean (1992) pada objek yang berbeda. Penelitian Livari (2005)
menggunakan obyek pada penggunaan sistem yang bersifat mandatory,
41
sehingga intensitas penggunaan sistem bukan merupakan indikator
kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi
adalah kualitas informasi (sebagai output sistem) dan kualitas sistem
informasi yang bersangkutan. Dua variabel ini masing-masing
mempengaruhi variabel kualitas informasi, dan kualitas sistem informasi
(DeLone and McLean 1992). Selanjutnya variabel intensitas penggunaan
sistem juga mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi yang
bersangkutan.
Kerangka teoritis model DeLone and McLean (1992) menunjukkan
bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information
quality) yang baik, yang direpresentasikan oleh usefulness dari output
sistem yang diperoleh, dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan
sistem yang bersangkutan (intended to use) dan kepuasan pengguna
(user satisfaction). Dengan menganut definisi bahwa kualitas sistem
berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem
informasi (DeLone dan McLean, 1992), maka dapat disimpulkan bahwa
semakin baik kualitas sistem dan kualitas output sistem yang diberikan,
akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan
pemakaian kembali (reuse); dengan demikian intensitas pemakaian sistem
akan meningkat. Pemakaian yang berulang-ulang ini dapat dimaknai
bahwa pemakaian yang dilakukan bermanfaat bagi pemakai. Tingginya
derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih puas.
42
Penggunaan sistem informasi yang telah dikembangkan mengacu
pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Semakin
sering pengguna memakai sistem informasi, biasanya diikuti oleh semakin
banyak tingkat pembelajaran (degree of learning) yang didapat pengguna
mengenai sistem informasi McGill et al. (2003). Peningkatan derajat
pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat
pengaruh keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (individual
impact).
B. Penelitian Terdahulu
Kualitas informasi, kualitas sistem informasi dan Computer self-
efficacy, merupakan variabel-variabel penting dalam penelitian teknologi
informasi. Davis (1989) dan Davis et al. (1989) menemukan bahwa sikap
tidak sepenuhnya memediasi akibat dari persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan penggunaan. Kualitas sistem merupakan karakteristik dari
informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean
(1992). Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat dimana
seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat
meningkatkan kinerja (Davis, 1989). Penelitian yang menggunakan
variabel usefulness untuk mengukur keberhasilan sistem informasi telah
dilakukan oleh Segars dan Grover (1993), Chin dan Todd (1995). Kualitas
informasi merupakan output yang dihasilkan oleh sistem informasi yang
digunakan (DeLone dan McLean, 1992). Seddon (1997) menyatakan
bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem yang dihasilkan oleh sistem
informasi, akan berpengaruh terhadap perceived usefulness.
43
Seddon dan Kiew (1994) melakukan penelitian untuk melihat
adanya hubungan antara kualitas informasi, kualitas sistem dengan
perceived usefulness. Hasil penelitian Seddon dan Kiew (1994) mengenai
adanya hubungan antara variabel-variabel ini, didukung oleh hasil
penelitian Rai et al. (2002) dan Istianingsih dan Wijanto (2008). Jika
pengguna sistem informasi yakin dengan kualitas sistem yang
digunakannya, dan merasakan bahwa menggunakan sistem tersebut tidak
sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut
akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan
kinerja mereka. Jika informasi yang dihasilkan dari sistem informasi yang
digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik,
maka akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut.
Peningkatan kepercayaan pemakai sistem informasi, diharapkan akan
semakin meningkatkan kinerja mereka.
Computer self-efficacy merupakan persepsi individual mengenai
kemampuannya menggunakan komputer untuk membantu menyelesaikan
tugasnya (Compeau dan Higgins, 1995). Chang et al. (2009) dan
Compeau dan Higgins (1995) menemukan bahwa Computer self-efficacy
berpengaruh terhadap outcome expectation. Outcome expectation
sebenarnya adalah usefulness (Jogiyanto, 2007a:279). Hasil penelitian
Ramayah dan Aafaqi (2004) di Malaysia menunjukkan bahwa self-efficacy
mempengaruhi perceived usefulness penggunaan e-library. Lopez dan
Manson (2007) yang didukung oleh Tang and Chihui (2009) dan Chuo et
44
al. (2011) juga menemukan bahwa computer self-efficacy berhubungan
positif dengan persepsi kegunaan perceived usefulness.
Hasil penelitian DeLone dan McLean (1992; 2003), Seddon dan
Kiew (1994) dan model Seddon (1997) menunjukkan bahwa kualitas
sistem informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Pendapat ini didukung
hasil penelitian McGill et al. (2003), Livari (2005), Roldan dan Leal (2003),
Istianingsih dan Wijanto (2008), Petter and McLean (2009) dan Wahyuni
(2011) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi dan kualitas
informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakainya. Studi lain
yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha (2007) menunjukkan hasil
bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi bukan merupakan prediktor
yang signifikan bagi kepuasan penggunanya. Hal ini dapat menjadikan
argumentasi research gap yang mendorong dilakukan pengujian empiris
terhadap model kesuksesan sistem informasi pada objek yang berbeda.
Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan suatu sistem
informasi, akan semakin meningkatkan kepuasan pemakai (DeLone dan
McLean, 1992). Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas
sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan
adalah baik, mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.
Kualitas Informasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan
persepsi pemakai mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh
program aplikasi Simda yang digunakan oleh aparat pemerintah daerah
untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Self-efficacy muncul pertama kali
45
dari cetusan Albert Bandura (1977) seorang pakar psikologi perilaku. Self-
efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil
dalam menjalankan tugas tertentu. Menurut Bandura self-efficacy
mempunyai empat sumber keyakinan yaitu: pengalaman masa lalu, model
perilaku individu, persuasi dari orang lain, dan penilaian keadaan fisik dan
emosi. Keempat sumber ini akan menimbulkan keyakinan self-efficacy
tinggi dan rendah yang akan menghasilkan perilaku aktif dan pasif.
Seseorang dengan self-efficacy tinggi cenderung mempunyai perilaku
yang aktif sehingga akan menuai keberhasilan sebaliknya seseorang
dengan self-efficacy rendah cenderung pasif dalam berperilaku sehingga
akan menuai kegagalan.
Dalam konteks komputer, computer self-efficacy (CSE)
menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan
komputer untuk menyelesaikan tugas-tugasnya (Compeau dan Higgins
(1995). Semakin tinggi computer self-efficacy pengguna sistem informasi
semakin tinggi pula tingkatan kepuasan pengguna karena pengguna yakin
dapat menyelesaikan pekerjaanya. Chang et al. (2009) dan Hung et al.
(2011) meneliti pengaruh computer self-efficacy dengan outcome
expectation dan kepuasan pengguna. Hasilnya, computer self efficacy
tidak signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Henry dan
Stone (1995) yang menemukan bahwa computer self-efficacy and
outcome expectancy berpengaruh signifikan terhadap end-user's job
satisfaction.
46
Davis.F.D (1989); Adam et al. (1992) mendefinisikan kemanfaatan
(usefulness) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan prestasi
kerja orang tersebut. DeLone dan McLean (1992), menyatakan bahwa
antara dampak penggunaan sistem informasi terhadap kinerja individual
dengan tingkat kepuasan pemakai (user satisfaction) memiliki hubungan
yang sifatnya timbal balik. Sementara Seddon (1997) dalam modelnya
menghipotesakan bahwa dampak dari penggunaan sistem informasi yang
berupa meningkatnya kinerja individu, akan mempengaruhi tingkat
kepuasan pemakai.
Seddon and Kiew (1994) dan Seddon (1997) meneliti hubungan
antara perceived usefulness dengan user satisfaction dengan
menggunakan keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean (1992).
Model DeLone dan McLean (1992) dimodifikasi Seddon and Kiew (1994)
dan Seddon (1997) dengan menambahkan hubungan antara perceived
usefulness dengan system use. Hasil penelitiannya secara keseluruhan
menunjukkan perceived usefulness berpengaruh terhadap user
satisfaction. Istianingsih dan Wijanto (2008) melakukan penelitian
mengenai keberhasilan sistem informasi (software akuntansi) pada
perusahaan. Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel perceived
usefulness dengan user satisfaction menunjukkan adanya pengaruh dari
kedua variabel tersebut. Jika pengguna sistem informasi merasakan
manfaat atas sistem yang digunakan, maka mereka akan merasa puas
menggunakan sistem tersebut.
47
C. Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Sebelum kerangka konseptual (Gambar 6) dibuat, perlu disusun
kerangka proses berpikir. Kerangka proses berpikir (Gambar 5) dibuat
berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan tinjuan pustaka. Kerangka proses berpikir merupakan bagan
komprehensip yang menunjukkan gambaran mengenai penyusunan tesis
berdasarkan pemaparan studi teoretik dan studi empirik.
Studi teoretik dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori yang
relevan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian studi
(Pontoh, 2010). Studi empirik dilakukan dengan cara mempelajari hasil-
hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan interaksi studi teoritik yang
bersifat deduktif dan studi empirik yang bersifat induktif, maka hipotesis
terbentuk. Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan
maksud untuk diuji secara empiris (Indriantoro dan Supomo,1999:72).
Hasil uji hipotesis secara statistik akan diintrepetasikan dalam
pembahasan yang akan menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi.
Berdasarkan kerangka proses berpikir, disusun kerangka konseptual
yang menggambarkan variabel-variabel penelitian dan pengaruh antar
variabel.
48
Gambar 5 Kerangka Proses Berpikir
Kerangka konseptual (Gambar 6) dalam penelitian ini terdiri dari
teori kognitif sosial, konstruk model penerimaan teknologi, konstruk
model keberhasilan sistem dan computer self-efficacy. Pengaruh antara
variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
STUDI TEORETIK
Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action atau TRA) Fishbein and Ajzen (1975) Teori Kognitif Sosial (Social Cognitif Theory) Bandura (1986) Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM) Davis (1989) Model Kesuksesan Sistem Informasi (D & M IS Success Model) DeLone & McLean (1992)
STUDI EMPIRIK
Hubungan Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, Computer Self Efficacy dengan Persepsi Kegunaan. Seddon and Kiew (1994), Seddon (1997), Istianingsih dan Wijanto (2008), Compeau dan Higgins (1994), Chuo et al. (2011), Lopes and Manson (1997), Ramayah dan Aafaqi (2004), Tang and Chihui (2009), Chuo et al. (2011).
Hubungan Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, Computer Self Efficacy dengan Kepuasan Pengguna. DeLone and Mclean (1992; 2003), McGill et al. (2003), Livari (2005), Seddon (1997), Petter and McLean (2009), Seddon and Kiew (1994), Roldán dan Leal (2003), Radityo dan Zulaikha (2007), Istianingsih dan Wijanto (2008), Wahyuni (2011), Chang (2009), Wei at al. (2011)
Hubungan Persepsi Kegunaan (perceived usefulness) dengan Kepuasan Pengguna Seddon and Kiew (1994), Seddon (1997), Istianingsih dan Wijanto (2008).
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS
TESIS
49
Kualitas informasi (information quality) diharapkan mempengaruhi
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan kepuasan pengguna akhir
program aplikasi computer Simda. Informasi dengan kualitas terbaik akan
meningkatkan manfaat bagi pengguna (perceived usefulness) dan
meningkatkan penggunaan sistem informasi. Meningkatnya penggunaan
sistem oleh user menandakan bahwa user puas akan sistem. Jadi bisa
ditambahkan bahwa penerimaan atau penolakan pengguna atas sebuah
sistem bisa disebabkan oleh kualitas informasi yang dihasilkan oleh
sebuah sistem. Jika informasi yang dihasilkan dari program aplikasi
komputer Simda yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan
memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan
kepercayaan pemakai sistem tersebut.
Kualitas sistem (system quality) diharapkan mempengaruhi
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan kepuasan pengguna akhir
program aplikasi komputer Simda. Kualitas sistem Simda yang digunakan
oleh user, dan mereka merasakan bahwa menggunakan sistem tersebut
tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem
tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan
meningkatkan kinerja mereka. Peningkatan kepercayaan pemakai sistem
informasi, diharapkan akan semakin meningkatkan kepuasan mereka
akan sistem tersebut.
Computer self-efficacy diharapkan mempengaruhi persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dan kepuasan pengguna akhir program
aplikasi computer Simda. Individu yang memiliki self-efficacy tinggi akan
50
mencapai suatu kinerja yang lebih baik karena individu ini memiliki
motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil, dan
kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku
dengan sukses. Kinerja yang baik dari seorang karyawan dengan self-
efficacy tinggi menunjukkan tingkat kepusan kerja yang dialami oleh
karyawan tersebut juga tinggi.
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) diharapkan
mempengaruhi kepuasan pengguna akhir program aplikasi komputer
Simda. Pengguna dengan menggunakan program aplikasi komputer
Simda percaya bahwa penggunaan tersebut akan memberikan manfaat
dengan meningkatnya prestasi kerja mereka. Jika pengguna sistem
informasi merasakan manfaat atas sistem yang digunakan, maka mereka
akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka konseptual dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6 Kerangka Konseptual
H4 H1
H2
H3 H6
H7
H5
System
Quality
User Satisfaction
Computer
Self-Efficacy
Information
Quality
Perceived
Usefulness
51
2. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka proses berpikir dan kerangka konseptual di
atas, maka hopotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Pengaruh Kualitas Informasi, Kualitas Sistem terhadap Perceived Usefulnes
Teori tindakan beralasan menjelaskan tahapan-tahapan individu
melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku ditentukan oleh niat
kemudian niat dijelaskan dalam bentuk sikap-sikap terhadap perilaku
(Jogiyanto, 2007a:35). Teori tindakan beralasan menjelaskan bahwa sikap
sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk
menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku. Sikap sesorang
terhadap sistem informasi menunjukkan seberapa jauh individu
merasakan bahwa sistem informasi yang digunakan baik atau jelek.
Individu-individu akan menggunakan sistem informasi jika mempunyai
perasaan bahwa sistem tersebut benar-benar akan membantu pekerjaan
mereka dengan pertimbangan kualitas sistem dan kualitas informasi yang
dimiliki oleh suatu sistem informasi bermanfaat dalam pekerjaan mereka.
Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang
melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992).
Kualitas informasi merupakan output yang dihasilkan oleh sistem informasi
yang digunakan (DeLone dan McLean, 1992; 2002; 2003). Seddon and
Kiew (1994) dan Seddon (1997) menyatakan bahwa kualitas informasi
dan kualitas sistem berpengaruh terhadap perceived usefulness. Hasil
penelitian Seddon and Kiew (1994) dan Seddon (1997) didukung oleh
52
hasil penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008). Kualitas informasi dan
kualitas sistem dengan kualitas terbaik akan meningkatkan manfaat bagi
pengguna (perceived usefulness).
Berdasarkan uraian di atas dan penelitian terdahulu, penelitian ini
menghipotesiskan hipotesis pertama dan kedua sebagai berikut.
H1: Kualitas Informasi berpengaruh positif terhadap Perceived
Usefulness.
H2: Kualitas Sistem Informasi berpengaruh positif terhadap Perceived
Usefulness.
Pengaruh Computer Self-Efficacy terhadap Perceived Usefulnes
Salah satu faktor dalam teori kognitif sosial adalah peran faktor-
faktor kognitif pada perilaku individual. Bandura (1986) mengenalkan dua
bagian dari ekpektasi-ekspektasi sebagai tekanan-tekanan kognitif utama
yang mengarahkan perilaku (Jogiyanto, 2007a:262). Bagian pertama dari
ekspektasi-ekspektasi adalah keyakinan-sendiri (self-efficacy). Bagian
kedua dari ekspektasi berhubungan dengan hasil-hasil (outcomes), yang
selanjutnya disebut dengan ekspektasi-ekspektasi hasil (outcomes
expectations) yang kemudian banyak diartikan sebagai perceived
usefulness oleh banyak peneliti. Pertimbangan self-efficacy dalam konteks
penggunaan komputer yang disebut computer self-efficacy diyakini
mempengaruhi outcomes expectation karena seseorang mengharapakn
hasil-hasil (outcomes) diperoleh terutama dari pertimbangan-
pertimbangan seberapa baik seseorang dapat melakukan perilaku yang
53
dituntut. Individu akan cenderung melakukan perilaku yang mereka
harapkan akan menghasilkan konsekuensi positif.
Computer self-fficacy merupakan determinan penting bagi seorang
individu memutuskan untuk menggunakan teknologi komputer (Hill et al.
1987). Compeau dan Higgins (1995) dan Chang et al. (2009) menemukan
bahwa semakin tinggi CSE individu maka semakin tinggi pula outcome
expectations yang dirasakan oleh individu tersebut. Ramayah dan Aafaqi
(2004), Tang and Chihui (2009) dan Lopez dan Manson (2007) juga
menemukan bahwa Computer Self-Efficacy berhubungan positif dengan
persepsi kegunaan perceived Usefulness.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menghipotesiskan
hipotesis ketiga sebagai berikut.
H3: Computer Self-Efficacy berpengaruh positif terhadap Perceived
Usefulnes.
Pengaruh Kualitas Informasi, Kualitas Sistem terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi
Menurut teori tindakan beralasan, sikap terhadap perilaku
ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan yang kuat tentang perilakunya
yang disebut dengan istilah kepercayaan-kepercayaan perilaku
(Jogiyanto, 2007:37-38). Kepercayaan-kepercayaan diasumsikan
menyediakan dasar-dasar kognitif dan perasaan seperti perasaan puas.
Beberapa penelitian menemukan bahwa kepuasan pemakai berhubungan
erat dengan sikap (attitude) dari pemakaian sistem informasi (jogiyanto,
2007b:24). Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem
54
dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah
baik, mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.
Hasil penelitian DeLone and McLean (1992), Seddon and Kiew
(1994) dan model Seddon (1997) menunjukkan bahwa kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan pengguna sistem informasi. Semakin tinggi kualitas informasi
yang dihasilkan suatu sistem informasi, akan semakin meningkatkan
kepuasan pemakai (DeLone and McLean, 1992; 2003). Pendapat ini
didukung hasil penelitian McGill et al. (2003), Livari (2005), Roldan dan
Leal (2003), Istianingsih dan Wijanto (2008), Petter and McLean (2009)
dan Wahyuni (2011) yang menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi
dan kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan
pemakainya. Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas
sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan
adalah baik, mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini merumuskan hipotesis
keempat dan kelima sebagai berikut.
H4: Kualitas Informasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi.
H5: Kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap Perceived
Usefulness.
Pengaruh Computer Self-Efficacy terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi
Self-efficacy dalam teori kognitif sosial adalah persepsi individual
terhadap kemudahan atau kesulitan dalam melakukan perilaku atau
55
keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk melakukannya (Jogiyanto,
2007a:72). Individual-individual akan cenderung lebih puas dengan
perilaku-perilaku yang mereka mampu melakukannya dan cenderung tidak
menyukainya untuk perilaku-perilaku yang mereka tidak menguasainya
(Bandura, 1986). Kepuasan yang diperoleh dari konsekuensi-konsekuensi
positif dari perilaku menjadi terhubung dengan perilakunya sendiri,
menyebabkan peningkatan perasaan (affect) tentang perilakunya
(Bandura, 1986),
Dalam konteks komputer, computer Self-efficacy menggambarkan
persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan komputer untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya (Compeau dan Higgins, 1995). Computer
self-efficacy akan mempengaruhi perasaan (affect) puas dalam
menggunakan komputer. Semakin tinggi computer self-efficacy pengguna
sistem informasi semakin tinggi pula tingkatan kepuasan pengguna
karena pengguna yakin mendapatkan konsekuensi positif dalam
menyelesaikan pekerjaanya.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini merumuskan hipotesis
keenam sebagai berikut.
H6: Computer Self-Efficacy berpengaruh positif terhadap Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi.
Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi
Model Theory of Reasoned Action atau TRA atau teori tindakan
beralasan dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan oleh
individu untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan
56
tindakan sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh niat perilakunya.
Model Penerimaan teknologi atau technologi acceptance model (TAM)
dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan model TRA. TAM
menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Salah satu
konstruk utama ini adalah perceived usefulness yang didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaanya (Jogiyanto, 2007a:114).
Dengan demikian jika seseorang percaya bahwa sistem informasi berguna
maka dia akan menggunakannya dan mereka akan merasa puas
menggunakan sistem tersebut.
Seddon and Kiew (1994) dan Seddon (1997) meneliti hubungan
antara perceived usefulness dengan user satisfaction. Hasil penelitiannya
secara keseluruhan menunjukkan perceived usefulness berpengaruh
terhadap user satisfaction. Istianingsih dan Wijanto (2008), melakukan
penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi (software akuntansi)
pada perusahaan. Hasil penelitiannya juga untuk hubungan variabel
perceived usefulness dengan user satisfaction menunjukkan adanya
pengaruh dari kedua variabel tersebut. Jika pengguna sistem informasi
merasakan manfaat atas sistem yang digunakan, maka mereka akan
merasa puas menggunakan sistem tersebut.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini merumuskan hipotesis
terakhir sebagai berikut.
H7: Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Kepuasan
Pengguna sistem informasi.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau rancangan riset atau desain riset adalah
rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset
sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto,
2004:53). Secara umum, rancangan penelitian dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut: (1) jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian dengan pengujian hipotesis (hypothesis
testing) (Jogiyanto, 2004:54); (2) pengujian hipotesis dengan penelitian
kausal (causal) dan penarikan kesimpulan berdasarkan statistik
inferensial; (3) dimensi waktu penelitian ini melibatkan satu waktu tertentu
(cross section); (4) metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian survey. Survey (survey) atau lengkapnya self-
administered survey yaitu metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu
(Jogiyanto, 2004:115); dan (5) unit analis adalah individu, yaitu pemakai
program aplikasi komputer Simda di SKPD yang sudah menerapkan
Simda lebih dari 3 tahun.
B. Populasi dan Sampel
Populasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau
segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan
57
58
Supomo, 1999:115). Jumlah keseluruhan SKPD yang menggunakan
Simda sebanyak 348 SKPD yang tersebar pada 8 kabupaten dan 1 kota di
Provinsi Sulawesi Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD
yang telah menggunakan Simda lebih dari 3 tahun di Provinsi Sulawesi
Tengah. Besarnya populasi yang dipilih berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Pearson et al. (1995). Menurut Pearson et al. (1995),
dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi kualitas program untuk
menghasilkan manfaat yang signifikan dalam ruang lingkup kepuasan
pemakai (Amrul dan Syar’ie, 2005). Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih
245 SKPD yang menjadi populasi dalam penelitian ini dengan unit analisis
adalah kepada sub bagian keuangan, bendahara pengeluaran, dan
bendahara penerima. Populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini
tersebar pada 6 kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah (lihat lampiran 3).
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuesioner yang dikirim
dan diantar sendiri oleh peneliti kepada bagian pengguna Simda yang
berbasis teknologi informasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Kuesioner ini berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan
kepada responden dengan maksud untuk memperoleh informasi tertulis
yang berkaitan dengan kualitas informasi, kualitas sistem informasi,
computer self-efficacy, persepsi kegunaan, dan kepuasan pengguna.
59
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel (variable) adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai
(Jogiyanto, 2004:142). Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi
variabel independen dan variabel dependen. Seluruh variabel yang
digunakan dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala likert,
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang dengan memberi skor kepada masing-masing alternatif
jawaban. Berikut ini uraian klasifikasi variabel dan definisi operasional
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 1999:63). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah kualitas informasi (KI), kualitas
sistem informasi (KS) dan, computer self-efficacy (CSE). Berikut defenisi
operasional dari variabel independen yang digunakan dalam penelitian.
a. Kualitas Informasi (KI) merupakan persepsi pemakai mengenai
kualitas informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi
komputer Simda yang digunakan. Dimensi kualitas informasi
diukur dengan indikator akurat, dapat dipercaya, tepat waktu,
relevan, mudah dipahami, dan detail dengan 6 pertanyaan 5
skala likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas informasi yang
dihasilkan program aplikasi komputer Simda semakin tinggi
60
menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini,
menunjukkan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan program
aplikasi komputer Simda semakin rendah menurut persepsi
pemakai.
b. Kualitas Sistem (KS) merupakan kualitas program aplikasi
komputer Simda yang digunakan, dilihat dari persepsi pemakai.
Dimensi kualitas sistem informasi diukur menggunakan 5
indikator yaitu fleksibilitas, security program, mudah dikoreksi,
mudah dipahami, dan mudah digunakan dengan 5 pertanyaan 5
skala likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas program aplikasi
komputer Simda semakin tinggi menurut persepsi pemakai.
Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas
program aplikasi komputer Simda semakin rendah menurut
persepsi pemakai.
c. Computer Self-Efficacy (CSE) menggambarkan persepsi
pengguna program aplikasi komputer Simda tentang
kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya. Variabel ini diukur melalui dimensi kemampuan
(ability) dengan 8 pertanyaan dan 5 skala likert dari sangat tidak
setuju sampai sangat setuju. Semakin tinggi skor variabel ini,
berarti computer self-efficacy pengguna program aplikasi
komputer Simda semakin tinggi menurut persepsi pemakai.
Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa computer
61
self-efficacy pengguna program aplikasi komputer Simda
semakin rendah menurut persepsi pemakai.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 1999:63).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perceived usefulness (PU)
dan kepuasan pengguna. Perceived usefulness (PU) merupakan variabel
intervensi (intervening). Variabel Intervening merupakan variabel yang
terletak diantara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga
variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi
variabel dependen (Indriantoro dan Supomo, 1999:66). Berikut defenisi
operasional dari variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Perceived Usefulness (PU) merupakan persepsi pemakai
mengenai sejauh mana dampak dari penggunaan program
aplikasi komputer Simda yang mungkin akan berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja mereka nantinya. Variabel ini diukur
melalui indikator pekerjaan lebih cepat, peningkatan kinerja,
peningkatan produktivitas, keefektivan, mempermudah
pekerjaan, dan bermanfaat dengan 6 pertanyaan 5 skala likert
dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Semakin
tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan program
aplikasi komputer Simda dalam meningkatkan kinerja pemakai
semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor
62
variabel ini, menunjukkan bahwa dampak penggunaan program
aplikasi komputer Simda dalam meningkatkan kinerja semakin
rendah menurut persepsi pemakai.
b. Kepuasan Pengguna (KP) merupakan tingkat kepuasan pemakai
terhadap program aplikasi komputer Simda yang digunakan dan
output yang dihasilkan oleh program tersebut. Dimensi kepuasan
pengguna diukur dengan 10 item pertanyaan dengan 5 skala
likert mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat
setuju. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kepuasan
pemakai atas program aplikasi komputer Simda yang digunakan
semakin tinggi. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan
bahwa kepuasan pemakai atas program aplikasi komputer
Simda yang digunakan semakin rendah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam bentuk daftar pertanyaan tertutup yang
diambil dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut.
1. Instrumen untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel
computer self-efficacy diadopsi dan dimodifikasi dari Compeau and
Higgins (1995).
2. Instrumen untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel
kualitas informasi dan kualitas sistem diadopsi dan dimodifikasi dari
McGill et al. (2003).
3. Instrumen untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel
63
persepsi kegunaan (perceived usefulness) diadopsi dari Davis
(1989).
4. Instrumen untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel
kepuasan pengguna diadopsi dan dimodifikasi dari Li dan Dasgupta
(2002).
Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
merupakan penggambaran variabel yang akan diteliti dan berfungsi sebagai
pembuktian hipotesis. Sebelum melakukan uji lapangan (field test), tes awal
(pretest) dan uji pilot (pilot test) dilakukan terhadap instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Setelah variabel didefinisikan secara operasi, maka harus diyakini
bahwa instrumen yang dibuat harus mengukur senyatanya (actually) dan
seakuratnya (accurately) apa yang harus diukur dari konsep. Pengukuran
konsep senyatanya (actually) berhubungan dengan validitas dan pengukuran
seakuratnya (accurately) berhubungan dengan reliabilitas (Jogiyanto,
2004:119). Berikut uraian tentang uji validitas dan uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur
untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran (Jogiyanto, 2004:120). Suatu
tes atau instrument pengukur dikatakan dapat mempunyai validitas tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
64
Validitas ditunjukkan dengan koefisien korelasi skor masing-masing
pertanyaan dengan skor total. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan
bahwa alat ukur yang digunakan mempunyai validitas. Koefisien validitas
setiap item pertanyaan ditentukan dengan menghitung korelasi antara skor
item pertanyaan dengan skor total. Pengujian validitas ini dilakukan dengan
uji validitas correlate bivariate (Pearson) (Ghozali, 2006:50).
2. Uji Reliabilitas
Reliabiltas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari
pengukurannya. Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately) dan
pengukurannya (Jogiyanto, 2004:120). Uji Reliabilitas diperlukan untuk
mengetahui tingkat kehandalan kuesioner yang ada dalam penelitian ini.
Suatu kuesioner dikatan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2006:45). Teknik statistik yang akan digunakan untuk menguji
reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas
dalam PLS dapat menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Cronbach’s
alpha mengukur batas bawah nilai suatu konstruk (Jogiyanto, 2009:61).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha>0.70 (Hair et al. 2006) dalam Jogianto (2009:62).
F. Teknik Analisis Data
Semua data yang dikumpulkan secara sistematis, disajikan secara
informatif, ilmiah, dan dapat dipertanggung jawabkan. Data-data yang telah
65
dikumpulkan selanjutnya diolah secara komprehensif dan bersifat
deskriptif-analitik. Analisis yang berkaitan dengan penjelasan berbagai
perilaku variabel dilakukan dengan analisis deskriptif berdasarkan pada
berbagai teori dan pendekatan yang relevan. Analisis keterkaitan antara
berbagai variabel dilakukan dengan pendekatan uji statistik berupa uji
statistik dengan pendekatan SEM.
Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan dangan
menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS merupakan
bagian atau alternatif dari structural equation modeling (SEM). PLS adalah
salah satu metoda statistik SEM berbasis varian yang didesain untuk
menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik
data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang dan
multikolinearitas (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:11).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS)
karena PLS dapat digunakan pada data ukuran sampel kecil. Besarnya
ukuran sampel dalam penelitian belum memenuhi kriteria untuk teknik
analisis data. Menurut Hair et al. (2006:742) dalam Pontoh (2010),
besarnya ukuran sampel adalah 5-10 kali jumlah indikator masing-masing
variabel. Penelitian ini mempunyai 35 indikator yang berarti sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini menurut Hair et al. (2006:742) adalah
antara 175–350 sampel. Sampel dalam studi ini sebanyak 143 responden
yang berarti masih masuk kategori sampel kecil. SEM yang berbasis
kovarian bertujuan untuk mengestimasi model untuk pengujian atau
konfirmasi teori, sedangkan SEM varian bertujuan untuk memprediksi
66
model untuk pengembangan teori (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:15).
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk memprediksi
model untuk pengembangan teori sehingga teknik analisis yang
digunakan adalah SEM dengan PLS.
Dalam analisis dengan PLS ada dua hal yang dilakukan. Pertama,
menilai outer model atau measurement model adalah penilaian terhadap
reliabilitas dan validitas variabel penelitian. Ada tiga kriteria untuk menilai
outer model yaitu: convergent validity, discriminant validity dan composite
reliability. Kedua, menilai inner model atau structural model. Pengujian
inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan
antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan secara parsial dan simultan. PLS
menghendaki skor loading (outer loading) indikator pada tiap variabel
laten sebaiknya > 0,7, skor AVE > 0,5 dan skor Communality > 0,5
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009:163).
Model struktural dalam PLS dengan menggunakan R2 untuk
variabel dependen dan nilai kosfisien pada path (ß) untuk variabel
independen yang kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai T-
statistic setiap path. Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan
tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau
inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus di atas 1,64 untuk
hipotesis satu ekor (one-tailed) pada tingkat alpha 5 persen (Jogiyanto
dan Abdillah, 2009:63).
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
G. Karakteristik Responden
Berdasarkan data penelitian yang sudah dikumpulkan, maka
diperoleh data mengenai jumlah kuesioner yang disebar. Kuesioner yang
dikirim kepada responden sebanyak 350 eksemplar. Kuesioner yang
kembali sebanyak 188 eksemplar artinya tingkat pengembalian kuesioner
sebesar 53,71%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 162 eksemplar.
Alasan tidak kembali kemungkinan disebabkan responden tidak memiliki
waktu untuk mengisi sampai batas waktu yang ditentukan. Kuesioner yang
tidak diisi sebayak 30 eksemplar dan 15 kuesioner yang tidak diisi secara
lengkap. Ada kemungkinan responden tidak mengisi secara lengkap
karena responden tidak mengerti maksud dari pertanyaan kuesioner.
Kuesioner yang digunakan dalam analisi model penelitian sebanyak 143
kuesioner. Distribusi dan pengembalian kuesioner dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Distribusi kuesioner 350 100%
2 Kuesioner tidak kembali 162 46,29%
3 Kuesioner tidak diisi 30 8,57%
4 Kuesioner tidak lengkap 15 4,28%
5 Kuesioner yang diolah 143 40,86%
Sumber: hasil olah data, 2012
67
68
Data mengenai demografi responden yang terdiri dari jenis
kelamin, umur, masa kerja, jabatan, dan golongan disajikan pada tabel 2
sampai tabel 6 mengenai ringkasan demografi responden.
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 53 37,06%
2 Perempuan 90 62,94%
Total 143 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
Demografi responden untuk jenis kelamin pada tabel 2
menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak daripada
jumlah responden laki-laki. Jumlah laki-laki yang menjadi reponden dalam
penelitian ini adalah 53 orang atau 37,06% dari responden, sedangkan
perempuan sebanyak 90 orang atau 62,94% dari responden. Artinya
bahwa pengguna Simda yaitu kepala sub bagian keuangan, bendahara
pengeluaran, dan bendahara penerima didominasi oleh perempuan.
Tabel 3 Umur Responden
No. Umur Jumlah Persentase
1 20-25 tahun 18 12,59%
2 26-30 tahun 39 27,27%
3 31-35 tahun 46 32,17%
4 36-40 tahun 26 18,18%
5 > 40 tahun 14 9,79%
Total 143 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
69
Demografi responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa umur
responden di bawah 26 tahun sebanyak 18 orang atau 12,59%, berumur
26-30 tahun berjumlah 39 orang atau 27,27%, umur 31-35 tahun
sebanyak 46 orang atau 32,17%, berumur 36-40 tahun sebanyak 26
orang atau 18,18%, dan umur responden di atas 40 tahun sebanyak 14
orang atau 9,78% dari responden. Responden terbanyak adalah
responden berumur 31-35 tahun sebanyak 46 orang atau 32,17%. Artinya
bahwa secara keseluruhan responden telah diisi oleh responden yang
produktif.
Tabel 4 Masa Kerja Responden
No. Masa Kerja Jumlah Persentase
1 2-5 tahun 20 13,99%
2 6-10 tahun 43 30,07%
3 11-15 tahun 48 33,57%
4 16-20 tahun 24 16,78%
5 > 20 tahun 8 5,59%
Total 143 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
Hasil penelitian berdasarkan lama bekerja responden diketahui
bahwa sebagian besar telah memiliki masa kerja yang rata-rata cukup
lama yaitu 20 orang atau 13,99% telah memiliki masa kerja 2-5 tahun, 43
orang atau 30,07% memiliki masa kerja 6-10 tahun, dan 48 orang atau
33,57% memiliki masa kerja 11-15 tahun. Responden yang memiliki masa
kerja 16-20 tahun sebanyak 24 orang atau 16,78% dan responden yang
memiliki masa kerja di atas 20 tahun sebanyak 8 orang atau 5,59% dari
jumlah responden. Responden terbanyak adalah responden dengan masa
70
kerja 11-15 tahun yaitu sebanyak 48 orang atau 33,57%, hal ini berarti
bahwa responden penelitian sudah berkompeten dan memiliki
pengalaman yang cukup dalam pekerjaannya.
Tabel 5 Jabatan Responden
No. Jabatan Jumlah Persentase
1 Kasubag. Keuangan 55 38,46%
2 Bendahara Pengeluaran 73 51,05%
3 Bendahara Penerima 15 10,49%
Total 143 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
Hasil penelitian berdasarkan jabatan responden menunjukkan
bahwa pengisian kuesioner oleh kepala sub bagian keuangan sebanyak
55 orang atau 38,46%, bendahara pengeluaran sebanyak 73 orang atau
51,05%, dan bendahara penerima sebanyak 15 orang atau 10,49%.
Responden terbanyak adalah bendahara pengeluaran sebanyak 73 orang
atau 51,05% dari jumlah responden, hal ini disebabkan bendahara
pengeluaran yang paling sering menggunakan Simda dibandingkan
bendahara penerima dan kepala sub bagian keuangan.
Tabel 6 Golongan Responden
No. Jabatan Jumlah Persentase
1 Golongan II 24 16,78%
2 Golongan III 114 79,72%
3 Golongan IV 5 3,50%
Total 143 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
71
Demografi responden berdasarkan golongan responden
menunjukkan bahwa responden golongan III sebanyak 114 orang atau
79,72% dari responden. Responden golongan II sebanyak 20 orang atau
16,78%, dan golongan IV sebanyak 5 orang atau 3,50% dari responden.
Responden terbanyak adalah golongan III sebanyak 114 orang atau
79,72% dari responden. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kuesioner telah diisi oleh responden yang berkompeten.
H. Analisis Deskriptif Variabel
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian
(Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, Computer Self-Efficacy, Perceived
Usefulness dan Kepuasan Pengguna) digunakan tabel statistik deskriptif
yang menunjukkan angka kisaran teoretis, minimum, maksimum, rata-rata
dan standar deviasi. Data untuk analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini diolah dengan bantuan SPSS 17.0. Tabel 7 menyajikan
statistik deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 7 Statistik Deskriptif
Variabel Kisaran
Teori Minimum Maksimum
Rata- Rata
Standar Deviasi
Kualitas Informasi
6-30 11 30 23.47 3,392
Kualitas Sistem
5-30 12 30 23.77 3,476
Computer Self-Efficacy
8-40 12 39 26.59 6,025
Perceived Usefulness
6-30 12 39 26.59 6,025
Kepuasan Pengguna
10-50 23 50 39.23 5,461
Sumber: hasil olah data, 2012 (lampiran 6)
72
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada variabel kualitas informasi,
kisaran jawaban responden mendekati kisaran teoretisnya dengan nilai
rata-rata 23,47 dan standar deviasi 3,392. Angka tersebut menunjukkan
bahwa jawaban responden menyebar dalam lima kategori dan cenderung
memiliki partisipasi yang tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang
mendekati nilai maksimum kisaran sesungguhnya. Untuk variabel kualitas
sistem, kisaran jawaban responden mendekati kisaran teoretisnya dengan
nilai rata-rata 23,77 dan standar deviasi 3,476. Angka tersebut
menunjukkan bahwa jawaban responden menyebar dalam lima kategori
dan cenderung memiliki partisipasi yang tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai
rata-rata yang mendekati nilai maksimum kisaran sesungguhnya.
Kisaran jawaban responden untuk variabel computer self-efficacy
mendekati kisaran teoretisnya dengan nilai rata-rata 26,59 dan standar
deviasi 6,025. Angka tersebut menunjukkan bahwa jawaban responden
menyebar dalam lima kategori dan cenderung memiliki partisipasi yang
sedang, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang mendekati nilai
maksimum kisaran sesungguhnya. Untuk variabel perceived usefulness
mendekati kisaran teoretisnya dengan nilai rata-rata 26,59 dan standar
deviasi 6,025. Angka tersebut menunjukkan bahwa jawaban responden
menyebar dalam lima kategori dan cenderung memiliki partisipasi yang
tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang mendekati nilai
maksimum kisaran sesungguhnya. Demikian pula pada variabel kepuasan
pengguna, kisaran jawaban responden antara 23-50 dengan nilai rata-rata
39,23 dan standar diviasi 5,461.
73
I. Analisis Data
Sebelum melakukan pengambilan data lapangan, maka perlu
dilakukan uji pilot untuk menilai validitas dan reliabilitas item-item yang
membentuk konstruk-konstruk penelitian. Uji pilot dilakukan terhadap
pengawai Pemkot Makassar yang menggunakan program aplikasi
keuangan daerah. Data yang terkumpul sebanyak 30 responden dan diuji
dengan menggunakan SPSS 17.0. Hasil uji pilot untuk penilain reliabilitas
menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini
memperlihatkan nilai di atas 0,70 (lihat lampiran 5). Demikian halnya
dengan penilaian validitas yang diukur dengan uji validitas correlate
(Pearson), semua variabel yang digunakan memperlihatkan nilai di atas
0,60 (lihat lampiran 4). Dengan demikian, alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini menunjukkan valid dan reliabel.
Langkah selanjutnya dilakukan uji lapangan. Data yang diperoleh di
lapangan adalah data yang akan digunakan untuk uji hipotesis yaitu
sebanyak 143 observasi. Sebelum melakukan pengujian data, baik untuk
deskripsi data penelitian dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas data yang diuraikan sebagai berikut.
1. Uji Validitas Konstruk
Pengujian validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan
parameter skor loading di model penelitian (Rule of Thumbs > 0,7) dan
menggunakan parameter AVE, Communality, R2 dan Redudancy. Skor
74
AVE harus > 0,5, Communality > 0,5, dan Redudancy mendekati 1
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009:79-80).
a. Uji Validitas Konvergen
Parameter uji validitas konvergen dilihat dari skor AVE dan
Communality, masing-masing harus bernilai di atas 0,5 (Jogiyanto dan
Abdillah, 2009:80). Artinya probabilitas indikator di suatu konstruk masuk
ke variabel lain lebih rendah (kurang 0,5) sehingga probabilitas indikator
tersebut konvergen dan masuk di konstruk yang dimaksud lebih besar,
yaitu di atas 50 persen (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:80). Berikut hasil
output Uji konvergen dengan Partial Least Square menggunakan
SmartPLS ver. 2.0 M3.
Tabel 8 Average Variance Extracted (AVE) dan Communality
Variabel
AVE Communality
Kualitas Informasi (KI)
0,672082 0,672082
Kualitas Sistem (KS)
0,608575 0,608575
Computer Self-Efficacy (CSE)
0,578188 0,578188
Perceived Usefulness (PU)
0,733730 0,733730
Kepuasan Pengguna (KP)
0,618017 0,618017
Sumber: hasil olah data, 2012 (lampiran 8)
Penelitian ini memiliki 5 konstruk yaitu: kualitas informasi, kualitas
sistem, computer self-efficacy, perceived usefulness, dan kepuasan
pengguna dengan jumlah indikator antara 5 sampai 10 indikator dan
menggunakan skala likers 1 sampai 5. Berdasarkan hasil pengujian model
75
pengukuran yang terlihat pada tabel 8 dan lampiran 7 dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Konstruk kualitas informasi diukur dengan menggunakan indikator
KI1, KI2, KI3, KI4, KI5, dan KI6. Indikator KI1, KI2, KI4, KI5, dan KI6
memiliki faktor loading di atas 0,7 dengan nilai AVE dan communality
>0,5. Indikator KI3 memiliki nilai loading sebesar 0,678117 yang nilainya di
bawah 0,7. Indikator ini kurang valid namun tetap digunakan dalam
analisis meskipun nilai loading sebesar 0,678117 < 0,7 karena nilai
loading KI3 masih > 0,5 dengan nilai AVE dan communality > 0,5.
Jogiyanto dan Abdillah (2009:80) mengatakan bahwa ’’jika skor loading
antara 0,5-0,7, sebaiknya peneliti tidak menghapus indikator yang memiliki
loading tersebut sepanjang skor AVE dan communality > 0,5’’.
Kualitas sistem diukur dengan menggunakan indikator KS1, KS2,
KS3, KS4, dan KS5. Nilai faktor loading KS1 sebesar 0,802309; KS2
sebesar 0,788739; KS3 sebesar 0,785607; KS4 sebesar 0,805366; dan
KS5 sebesar 0,715036. Semua Indikator memiliki faktor loading di atas 0,7
dengan Nilai AVE dan communality > 5. Artinya semua indikator yang
digunakan untuk mengukur kualitas sistem valid untuk digunakan dalam
analisis.
Computer self-efficacy diukur dengan menggunakan indikator
CSE1, CSE2, CSE3, CSE4, CSE5, CSE6, CSE7, dan CSE8. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa hanya indikator CSE1, CSE2, CSE3,
CSE4, CSE5, dan CSE8 yang memiliki nilai loading di atas 0,7, AVE dan
communality > 0,5 sementara indikator CSE6 dan CSE7 mempunyai nilai
76
loading 0,669819 < 0,7 dan 0,574459 < 0,7. Indikator CSE6 dan CSE7
tetap digunakan dalam analisis meskipun nilai loading sebesar 0,669819
dan 0,574459 < 0,7 karena nilai loading CSE6 dan CSE7 masih > 0,5
dengan nilai AVE dan communality > 0,5.
Perceived usefulness diukur dengan menggunakan indikator PU1,
PU2, PU3, PU4, PU5, dan PU6. Semua indikator memiliki faktor loading di
atas 0,7 dengan Nilai AVE dan communality > 5. Kepuasan pengguna
diukur dengan menggunakan indikator KP1, KP2, KP3, KP4, KP5, KP6,
KP7, KP8, KP9, dan, KP10. Indikator KP1, KP2, KP4, KP5, KP6, KP8,
KP9, dan, KP10 memiliki faktor loading di atas 0,7 dengan Nilai AVE dan
communality > 0,5. Indikator KP3 dan KP7 memiliki nilai loading 0,691943
dan 0,662418 < 0,7. Indikator KP3 dan KP7 memiliki nilai loading di bawah
0,7, namun tetap tetap digunakan dalam analisi karena nilai loading KP3
dan KP7 masih > 0,5 dengan nilai AVE dan communality > 0,5.
Semua indikator valid untuk digunakan dalam analisis meskipun
ada sebagian indikator yang memiliki nilai loading di bawah 0,7 (KI3,
CSE6, CSE7, KP3, dan KP7) karena secara keseluruhan nilai loading,
AVE dan communality > 0,5. Indikator dengan nilai loading di bawah 0,7
masih bisa digunakan dalam analisis sepanjang nilai loading indikator
tersebut antara 0,5-0,7 dengan nilai AVE dan communality > 0,5
(Jogiyanto dan Abdillah (2009:80).
b. Uji Validitas Diskriminan
Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruknya. Metode lain yang digunakan adalah
77
dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi
antara konstruk dengan validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE
untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:80).
Tabel 9 menunjukkan AVE dan akar AVE yang lebih tinggi dibandingkan
dengan koefisien antar variabel.
Tabel 9 Average Variance Extracted (AVE) dan akar AVE
Variabel AVE Akar AVE
Kualitas Informasi (KI) 0,672082 0,819806
Kualitas Sistem (KS) 0,608575 0,780112
Computer Self-Efficacy (CSE) 0,578188 0,760386
Perceived Usefulness (PU) 0,733730 0,856580
Kepuasan Pengguna (KP) 0,618017 0,786140
Sumber: hasil data diolah, 2012 (lampiran 8)
Berdasarkan perbandingan nilai akar AVE pada tabel 10 dan
kefisien korelasi antar variabel pada lampiran 8, dapat disimpulkan bahwa
pengukur (indikator) yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi
kriteria validitas diskriminan karena nilai akar AVE semuanya lebih besar
dari korelasi variabel laten.
2. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk
mengukur konsistensi internal alat ukur. Uji Reliabilitas diperlukan untuk
mengetahui tingkat kehandalan kuesioner yang ada dalam penelitian ini.
78
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2006:45). Teknik statistik yang akan digunakan untuk menguji
reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas
dalam PLS dapat menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Cronbach’s
alpha mengukur batas bawah nilai suatu konstruk (Jogiyanto, 2009:61).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha>0,70 (Hair et al. 2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah
(2009:62). Selain Cronbach’s alpha > 0,70, nilai Composite reliability
harus > 0,70 (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:81). Hasil uji reliabilitas pada
setiap variabel dapat dilihat pada hasil perhitungan pada tabel 10 sebagai
berikut.
Tabel 10 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach’s
alpha Composite Reliability
Ket
Kualitas Informasi (KI) 0,901637 0,924299 Reliabel
Kualitas Sistem (KS) 0,839336 0,885843 Reliabel
Computer Self-Efficacy (CSE) 0,894288 0,915368 Reliabel
Perceived Usefulness (PU) 0,927297 0,942924 Reliabel
Kepuasan Pengguna (KP) 0,930828 0,941391 Reliabel
Sumber: hasil olah data, 2012 (lampiran 8)
Berdasarkan tabel 10 uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s
alpha dan Composite Reliability untuk masing-masing variabel di atas 0,7
79
sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukuran yang dipakai dalam
penelitian ini adalah reliabel.
3. Pengujian Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari
model penelitian. Penilaian model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel laten independen. Perubahan nilai R-square
dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen
tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh
substantif. Tabel 11 berikut ini merupakan hasil estimasi R-square dengan
menggunakan SmartPLS.
Tabel 11 Nilai R-Square
Variabel R-Square
Kualitas Informasi (KI) 0
Kualitas Sistem (KS) 0
Computer Self-Efficacy (CSE) 0
Perceived Usefulness (PU) 0,282301
Kepuasan Pengguna (KP) 0,477993
Sumber: hasil olah data, 2012 (lampiran 8)
Tabel 11 di atas menunjukkan nilai R-square konstruk perceived
usefulness (PU) sebesar 0,283683 dan konstruk kepuasan pengguna
sebesar 0,478335. Semakin tinggi nilai R-square, maka semakin besar
kemampuan variabel independan tersebut dapat menjelaskan variabel
dependen sehingga semakin baik persamaan struktural. Untuk variabel
80
perceived usefulness memiliki nilai R-square sebesar 0,283683 atau
28,36% yang artinya kualitas informasi, kualitas sistem, dan computer self-
efficacy berpengaruh terhadap perceived usefulness sebesar 28,36%
sedangkan sisanya sebesar 71,64% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model penelitian. Artinya bahwa masih ada variabel di luar model yang
berpengaruh terhadap perceived usefulness. Ada kemungkinan variabel
lain yang berpengaruh terhadap perceived usefulness adalah norma
subyektif, persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), dan
lain-lain. Davis (1989) berargumentasi bahwa penerimaan individual
terhadap sistem teknelogi informasi ditentukan oleh konstruk perceived
ease of use.
Variabel kepuasan pengguna memiliki R-square sebesar 0.478335.
atau 47,83% yang artinya kualitas informasi, kualitas sistem, computer
self-efficacy, dan perceived usefulness berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna sebesar 47,83% sedangkan sisanya 52,17% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model penelitian. Ada kemungkinan variabel lain yang
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna adalah kualitas pelayanan
(servis quality), manfaat-manfaat bersih (net benefits), dan lain-lain.
Pengukuran keefektifan sistem informasi tidak hanya terbatas pada
kualitas informasinya saja, tetapi juga seharusnya kualitas pelayanannya
(servis quality) (Jogiyanto, 2007b:97).
J. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Penelitian ini mempunyai 7 hipotesis yang diuji dengan
menggunakan teknik path analysis. Analisis jalur ini merupakan perluasan
81
dari analisis regresi untuk hubungan kausalitas antar variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Hipotesis 1, 2, dan 3 bertujuan
untuk menguji pengaruh langsung kualitas informasi, kualitas sistem, dan
computer self-efficacy terhadap perceived usefulness. Hipotesis 4,5,6, dan
7 bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas informasi, kualitas sistem,
computer self-efficacy, dan perceived usefulness terhadap kepuasan
pengguna Sistem Informasi Manajemen Daerah (Simda) di Sulawesi
Tengah.
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2
untuk variabel dependen dan nilai kefisien pada path (ß) untuk variabel
independen yang kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai T-
statistik setiap path. Adapun model penelitian dapat dilihat pada gambar 7
sebagai berikut.
Gambar 7 Uji Signifikansi
82
Untuk menilai signifikansi model prediksi dalam pengujian struktur
model dapat dilihat dari nilai T-statistic antara variabel independen ke
variabel dependen dapat dilihat dalam tabel 12 Path Coeffecient pada
output SmartPLS di bawah ini.
Tabel 12 Koefisien Jalur pada Pengujian Model Struktur
Variabel Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
KI -> PU 0,300206 0,294330 0,092717 0,092717 3,237881
KS -> PU 0,270756 0,278309 0,080360 0,080360 3,369298
CSE -> PU 0,169195 0,186063 0,083365 0,083365 2,029574
KI -> KP 0,187458 0,209074 0,104322 0,104322 1,796910
KS -> KP 0,105254 0,102828 0,089473 0,089473 1,176368
CSE -> KP 0,138139 0,133346 0,089379 0,089379 1,545542
PU -> KP 0,481601 0,474158 0,097971 0,097971 4,915749
Sumber: hasil olah data, 2012 (lampiran 9)
Berdasarkan nilai Beta Koefisien dan nilai T-statistic di atas, maka
hasil uji untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut.
1. Pengujian Hipotesis 1: Kualitas Informasi Berpengaruh Positif
terhadap Perceived Usefulness
Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas
informasi terhadap perceived usefulness, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 1 yaitu kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness, Hasil perhitungan software SmartPLS 2,0
menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perceived usefulness dengan nilai koefisien beta sebesar
83
0,300206 dengan T-statistic 3,237881 > t-tabel 1,64. Artinya bahwa
hipotesis 1 diterima. Ini berarti apabila kualitas informasi meningkat
sebesar 1% maka perceived usefulness akan meningkat sebesar 30,02%
dan demikian pula sebaliknya. Artinya bahwa variabel kualitas informasi
meningkatkan perceived usefulness pada pengguna Sistem Informasi
Manajemen Daerah (Simda) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Sulawesi Tengah.
Hasil penelitian ini mendukung teori tindakan beralasan. Teori
tindakan beralasan menyatakan bahwa individu-individu akan
menggunakan sistem informasi jika mereka mempunyai perasaan bahwa
sistem tersebut benar-benar akan membantu pekerjaan mereka. Individu-
individu menggunakan Simda dengan pertimbangan kualitas informasi
yang dimiliki oleh suatu sistem informasi tersebut bermanfaat dalam
pekerjaan mereka karena informasi yang dihasilkan akurat, dapat
dipercaya, tepat waktu, relevan, mudah dipahami, detail dan benar. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008),
yang juga menemukan pengaruh positif antara kualitas informasi terhadap
perceived usefulness. Seddon and Kiew (1994) menemukan bahwa
peningkatan kualitas informasi menyebabkan peningkatan perceived
usefulness. Penelitian ini juga mendukung model yang dikembangkan
oleh Seddon (1997) bahwa kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi berpengaruh terhadap perceived usefulness.
Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan program aplikasi
komputer Simda yang digunakan, semakin tinggi pula perceived
84
usefulness dilihat dari persepsi pengguna Simda yang didominasi oleh
perempuan sebesar 62% dari jumlah responden. Jika informasi yang
dihasilkan dari Simda yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan
memiliki reliabilitas yang baik, maka semakin meningkatkan kepercayaan
pemakai Simda tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai Simda yang
sebagian besar berumur antara 31-35 tahun, semakin meningkatkan
kinerja mereka yang dicerminkan dengan peningkatan perceived
usefulness pengguna Simda tersebut.
2. Pengujian Hipotesis 2: Kualitas Sistem Berpengaruh Positif
terhadap Perceived Usefulness
Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas
sistem terhadap perceived usefulness, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 2 yaitu kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness. Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0
menunjukkan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perceived usefulness dengan nilai koefisien beta sebesar
0,270756 dengan T-statistic 3,369298 > t-tabel 1,64. Artinya bahwa
hipotesis 2 diterima. Ini berarti apabila kualitas sistem meningkat sebesar
1% maka perceived usefulness meningkat sebesar 27,07% dan demikian
pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Seddon dan
Kiew (1994) mengenai adanya hubungan antara variabel-variabel ini.
Hasil penelitian mendukung model yang dikembangkan oleh Seddon
(1997) serta Istianingsih dan Wijanto (2008) bahwa kualitas sistem yang
85
dihasilkan oleh sistem informasi berpengaruh terhadap perceived
usefulness.
Kualitas sistem program aplikasi Simda berpengaruh terhadap
perceived usefulness dilihat dari persepsi pengguna Simda yang sebagian
besar adalah perempuan (62,94%), golongan III (79,72%) dan bendahara
pengeluaran (51,05%) dengan pengalaman yang cukup (masa kerja 11-15
tahun sebesar (33.57%). Berdasarkan hasil penelitian bisa dijelaskan
bahwa variabel kualitas sistem meningkatkan perceived usefulness pada
pengguna program aplikasi komputer Simda pada SKPD yang
menggunakan aplikasi tersebut. Semakin tinggi kualitas sistem yang
dihasilkan program aplikasi komputer Simda yang digunakan, semakin
tinggi pula perceived usefulness dilihat dari persepsi pengguna. Jika
pengguna Simda yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya dan
merasa bahwa menggunakan Simda tersebut tidak sulit, maka mereka
percaya bahwa penggunaan sistem tersebut dapat memberikan manfaat
yang lebih besar dan dapat meningkatkan kinerja mereka.
3. Pengujian Hipotesis 3: Computer Self-Efficacy Berpengaruh
Positif terhadap Perceived Usefulness
Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji pengaruh computer
self-efficacy terhadap perceived usefulness, sebagaimana yang
dinyatakan dalam hipotesis 3 yaitu computer self-efficacy berpengaruh
positif terhadap perceived usefulness. Hasil perhitungan software
SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa computer self-efficacy berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perceived usefulness dengan nilai koefisien
86
beta sebesar 0,169195 dengan T-statistic 2,029574 > t-tabel 1,64. Artinya
bahwa hipotesis 3 diterima. Ini berarti apabila computer self-efficacy
meningkat sebesar 1% maka perceived usefulness meningkat sebesar
16,91% dan demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil uji signifikansi dapat dijelaskan bahwa variabel
computer self-efficacy meningkatkan perceived usefulness pada
pengguna program aplikasi komputer Simda pada SKPD yang
menggunakan aplikasi tersebut. Semakin tinggi computer self-efficacy
pengguna program aplikasi komputer Simda yang digunakan, semakin
tinggi pula perceived usefulness dilihat dari persepsi pengguna.
Hasil penelitian ini mendukung model computer self-efficacy
Compeau dan Higgins (1995). Compeau dan Higgins (1995) menemukan
bahwa Computer self-efficacy berpengaruh terhadap outcome
expectation. Outcome expectation sebenarnya adalah usefulness
(Jogiyanto, 2007a:279). Hasil penelitian Ramayah dan Aafaqi (2004) di
Malaysia menunjukkan bahwa self-efficacy mempengaruhi perceived
usefulness penggunaan e-library. Lopez dan Manson (2007) yang
didukung oleh Tang and Chihui (2009) dan Chuo et al. (2011) juga
menemukan bahwa self-efficacy berhubungan positif dengan persepsi
kegunaan perceived usefulness. Semakin tinggi Computer self-efficacy
pengguna Simda semakin tinggi pula manfaat yang dirasakan oleh
pengguna sistem tersebut.
87
4. Pengujian hipotesis 4: Kualitas Informasi Berpengaruh Positif terhadap Kepuasan Pengguna
Pengujian hipotesis 4 dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas
informasi terhadap kepuasan pengguna, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 4 yaitu kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna. Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0
menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pengguna dengan nilai koefisien beta sebesar
0,187458 dengan T-statistic 1,796910 > t-tabel 1,64. Artinya bahwa
hipotesis 4 diterima. Ini berarti apabila kualitas informasi meningkat
sebesar 1% maka kepuasan pengguna meningkat sebesar 18,74% dan
demikian pula sebaliknya.
Hasil pengujian hipotesa 4 mengenai pengaruh kualitas informasi
terhadap kepuasan pengguna yang hasilnya terbukti positif signifikan.
Hasil ini mendukung model penelitian DeLone dan McLean (1992; 2003),
Petter and McLean (2009), hasil-hasil penelitian sebelumnya yaitu Seddon
(1997), dan Seddon dan Kiew (1994) yang dimodifikasi dalam penelitian
ini. Hasil penelitian ini, juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh
McGill et al. (2003), Roldan and Leal (2003), Livari (2005), Istianingsih dan
Wijanto (2008), serta Wahyuni (2011). Berdasarkan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan
program aplikasi komputer Simda yang digunakan, semakin meningkat
pula kepuasan pengguna menurut persepsi Simda yang sebagian besar
adalah perempuan (62,94%), golongan III (79,72%) dan bendahara
pengeluaran (51,05%) dengan pengalaman yang cukup (masa kerja 11-15
88
tahun sebesar 33.57%). Jika informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki
reliabilitas yang baik, maka semakin meningkat pula kepercayaan
pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai sistem
informasi menyebabkan semakin meningkat pula kepuasan pemakai
sistem tersebut.
5. Pengujian Hipotesis 5: Kualitas Sistem Berpengaruh Positif terhadap Kepuasan Pengguna
Pengujian hipotesis 5 dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas
sistem terhadap kepuasan pengguna, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 5 yaitu kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna. Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0
menunjukkan bahwa kualitas sistem tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengguna dengan nilai koefisien beta sebesar 0,105254
dengan T-statistic 1,176368 < t-tabel 1,64. Artinya bahwa hipotesis 5
ditolak. Kepuasan pengguna tidak dipengaruhi oleh kualitas sistem.
Hipotesa kelima mengenai pengaruh kualitas sistem terhadap
kepuasan pengguna Simda, hasilnya tidak signifikan. Hasil ini tidak
mendukung model DeLone and McLean (1992), Seddon and Kiew (1994),
dan Seddon (1997). Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil
penelitian McGill et al. (2003), Roldan and Leal (2003), Livari (2005)
Istianingsih dan Wijanto (2008) serta Wahyuni (2011) yang menemukan
bahwa kualitas sistem berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan
pengguna. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
89
Radityo dan Zulaikha (2007) kualitas sistem tidak menjadi prediktor yang
baik atas kepuasan pemakai sistem. Kualitas sistem tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna kemungkinan disebabkan penggunaan
Simda tersebut bersifat wajib (mandatory) bagi pengguna Simda.
Mandatory behavior atau Perilaku diwajibkan adalah perilaku yang bukan
atas kemauannya sendiri tetapi karena memang tuntutan atau kewajiban
dari kerja (Jogiyanto, 2007a:27). Pemda yang sudah menerapkan SIMDA
mewajibkan SKPD menggunakan Simda tersebut dalam proses pelaporan
keuangan mereka.
Alasan lain, kualitas sistem yang dimiliki oleh program aplikasi
komputer Simda tidak signifikan meningkatkan kepuasan pengguna
sistem informasi karena pengguna Simda dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya sering dibantu oleh staf yang menggunakan komputer dan
mereka masih kurang memahami Simda itu sendiri. Alasan lain, mereka
belum sepenuhnya yakin terhadap kualitas sistem tersebut sehingga
mereka belum merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada aplikasi Simda seperti fasilitas untuk
mengoreksi data belum sepenuhnya bisa membantu pemakai dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya serta pengguna Simda masih merasa
kesulitan dalam mengidentifikasi kesalahan (error) dalam program aplikasi
komputer Simda tersebut. Artinya bahwa kualitas sistem program aplikasi
komputer Simda masih dirasa kurang menurut persepi pengguna serta
belum cukup untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan
aplikasi tersebut. Pihak pengembang aplikasi Simda diharapkan bisa
90
meningkatkan pelayanannya dengan meningkatkan kualitas sistem
(hardware dan software) Simda khususnya dalam mengidentifikasi
kesalahan yang terjadi. Bagi Pemda, perlu disosialisasikan pemahaman
tentang apa yang diperoleh oleh user dengan penggunaan sistem
informasi yang bersangkutan serta memberikan pondasi kepada
pemerintah, terutama pemerintah daerah, dalam perancangan atau
pengembangan Simda tersebut.
6. Pengujian Hipotesis 6: Computer Self-Efficacy Berpengaruh
Positif terhadap Kepuasan Pengguna
Pengujian hipotesis 6 dilakukan untuk menguji pengaruh computer
self-efficacy terhadap kepuasan pengguna, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 6 yaitu computer self-efficacy berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hasil perhitungan software
SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa computer self-efficacy tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna dengan nilai
koefisien beta sebesar 0,138139 dengan T-statistic 1,545542 < t-tabel
1,64. Artinya bahwa hipotesis 6 ditolak. Ini berarti bahwa computer self-
efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Hasil penelitian ini menyediakan dukungan pada model yang
dibangun dari perspektif teori kognitif sosial pada perilaku komputasi. Self-
efficacy mempunyai peran penting dalam membentuk perasaan-perasaan
dan perilaku individu. Pengguna Individual dalam penelitian ini dengan
self-efficacy yang rendah akan berdampak terhadap perilaku enggan
menggunakan komputer. Menggunakan komputer bagi mereka bisa jadi
91
tidak menyenangkan. Perilaku enggan menggunakan komputer dan
perasaan tidak menyenangkan bagi mereka menandakan bahwa mereka
tidak puas menggunakan Simda tersebut. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang et al. (2009) dan Wei et al.
(2011) yang menemukan computer self-efficacy tidak signifikan
berpengaruh terhadap user satisfaction pengguna sistem ERP perusahan
kecil dan menengah di Taiwan.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan computer
self-efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna
Simda. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada dasarnya responden
yang menjadi pengguna Simda dalam penelitian ini dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya sering dibantu oleh staf dalam menggunakan komputer
dan mereka masih kurang memahami Simda itu sendiri. Hal ini konsisten
dengan hasil pengujian hipotesis 5, kualitas sistem tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna Simda karena kemungkinan
mereka jarang menggunakan sistem tersebut.
Alasan lain, kemungkinan pengguna Simda masih kurang yakin
bahwa kemampuan komputer mereka bisa membantu menyelesaikan
pekerjaan mereka. Kurangnya keyakinan mereka menyebabkan mereka
belum puas menggunakan program aplikasi komputer Simda tersebut. Hal
ini bisa disebabkan karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan
mereka dalam menggunakan aplikasi komputer Simda akibat sering
dibantu oleh staf lain dalam menggunakan komputer dan kurangnya
pelatihan dari tim pengembang. Pengguna Simda masih butuh bimbingan
92
dan petunjuk penggunaan sistem dari pengembang aplikasi Simda
tersebut. Penyediaan pelatihan komputerisasi maupun akuntansi kepada
pengguna Simda, pengkomunikasian dengan provider sistem, konsep
kebijakan untuk mengatur operasi dan memonitoring sistem secara
periodik, akan memaksimalkan benefits dari Simda yang telah
diinvestasikan untuk mencapai tujuan Pemda dalam memberikan
pelayanan publik dan akuntabilitas publik yang optimal.
7. Pengujian Hipotesis 7: Perceived Usefulness Berpengaruh Positif
terhadap Kepuasan Pengguna
Pengujian hipotesis 7 dilakukan untuk menguji pengaruh perceived
usefulness terhadap kepuasan pengguna, sebagaimana yang dinyatakan
dalam hipotesis 7 yaitu perceived usefulness berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hasil perhitungan software
SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa perceived usefulness berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna dengan nilai koefisien
beta sebesar 0,481601 dengan T-statistic 4,915749 > t-tabel 1,64. Artinya
bahwa hipotesis 7 diterima. Ini berarti apabila perceived usefulness
meningkat sebesar 1% maka kepuasan pengguna meningkat sebesar
48,16% dan demikian pula sebaliknya.
Hasil pengujian hipotesis 7 mengenai pengaruh positif perceived
usefulness terhadap user satisfaction ini, mendukung model Seddon
(1997), Seddon dan Kiew (1994). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
hasil penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008) yang menemukan bahwa
perceived usefulness berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna.
93
Hal ini memberi kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat perceived
usefulness pengguna program aplikasi komputer Simda, semakin
meningkat kepuasan pengguna pengguna program aplikasi komputer
tersebut, berdasarkan persepsi mereka. Manfaat yang dirasakan oleh
pengguna Simda berupa penyelesain pekerjaan yang lebih cepat,
peningkatan kinerja, peningkatan produktivitas, efektif, dan mempermudah
pekerjaan mereka. Manfaat tersebut meningkatkan kepuasan mereka
dalam menggunakan Simda. Ringkasan hasil pengujian hipotesis
disajikan dalam tabel berikut ini.
94
Tabel 13 Hasil Kesimpulan Pengujian Hipotesis Penelitian
No Hipotesis Koefisien
Beta T-Statistic Ket
H1 Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap perceived usefulness
0,300206 3,237881 Diterima
H2 Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap perceived usefulness
0,270756 3,369298 Diterima
H3 Computer self-efficacy berpengaruh positif terhadap perceived usefulness
0,169195 2,029574 Diterima
H4 Kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
0,187458 1,796910 Diterima
H5 Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
0,105254 1,176368 Ditolak
H6 Computer self-efficacy berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
0,138139 1,545542 Ditolak
H7 Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
0,481601 4,915749 Diterima
Sumber: hasil olah data, 2012
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa dari 7 hipotesis yang
dibangun dalam penelitian ini, ada 5 hipotesis yang diterima yaitu H1, H2,
H3, H4, dan H7. Adapun hipotesis yang ditolak yaitu H5 dan H6.
95
BAB V
PENUTUP
K. Kesimpulan
Penelitian ini berisikan suatu model yang menguji pengaruh faktor-
faktor kesuksesan sistem informasi dan computer self-efficacy terhadap
kepuasan pengguna Simda di Sulawesi Tengah. Model ini digunakan
untuk menguji data primer yang diperoleh melalui kuesioner sebanyak 143
responden yang sebagian besar adalah perempuan (62,94%), golongan III
(79,72%) dan bendahara pengeluaran (51,05%) dari jumlah responden.
Hasil dari pengujian SEM (Structural Equation Modeling) dengan
menggunakan SmartPLS 2.0, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perceived usefulness. Berarti bahwa semakin tinggi kualitas
informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer Simda yang
digunakan, semakin tinggi pula perceived usefulness dilihat dari
persepsi pengguna. Informasi yang dihasilkan oleh Simda
mampu memberikan manfaat bagi penggunanya ditandai dengan
penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat, peningkatan kinerja,
peningkatan produktivitas, pekerjaan lebih efektif, mempermudah
pekerjaan, dan bermanfaat dalam pekerjaan mereka.
2. Kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perceived usefulness. Semakin tinggi kualitas sistem yang
dihasilkan program aplikasi komputer Simda yang digunakan,
95
96
semakin tinggi pula perceived usefulness dilihat dari persepsi
pengguna. Jika pengguna sistem informasi yakin dengan kualitas
sistem yang digunakannya, dan merasakan bahwa
menggunakan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka percaya
bahwa penggunaan sistem tersebut akan memberikan manfaat
yang lebih besar dan bisa meningkatkan kinerja mereka.
3. Computer self-efficacy berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perceived usefulness. Berarti bahwa semakin tinggi
computer self-efficacy pengguna program aplikasi komputer
Simda yang digunakan, semakin tinggi pula perceived
usefulness dilihat dari persepsi pengguna. Semakin tinggi
kemampuan yang dimiliki oleh pengguna Simda dalam
menggunakan komputer, semakin cepat pekerjaan mereka
selesai, kinerjanya meningkat, produktifitas kerja dan efektivitas
tugas mereka juga meningkat, dan mempermudah mereka
dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pengguna. Jika informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan
memiliki reliabilitas yang baik, maka semakin meningkatkan
kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan
kepercayaan pemakai sistem informasi, menandakan bahwa
mereka puas menggunakan sistem tersebut.
97
5. Kualitas sistem tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna. Berarti bahwa kualitas sistem yang dimiliki oleh
program aplikasi Simda tidak signifikan meningkatkan kepuasan
pengguna program aplikasi komputer tersebut. Kualitas sistem
bukan prediktor yang baik atas kepuasan pemakai Simda. Hal ini
disebabkan karena pengguna Simda belum sepenuhnya yakin
terhadap kualitas sistem tersebut sehingga mereka belum
merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Fasilitas-
fasilitas yang tersedia pada aplikasi SIMDA seperti fasilitas untuk
mengoreksi data belum sepenuhnya bisa membantu pemakai
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya serta pengguna Simda
masih merasa kesulitan dalam mengidentifikasi kesalahan (error)
dalam program aplikasi komputer Simda tersebut. Artinya bahwa
kualitas sistem program aplikasi komputer simda masih dirasa
kurang menurut persepi pengguna serta belum cukup untuk
meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan aplikasi
tersebut.
6. Computer self-efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengguna. Berarti bahwa peningkatan computer self-
efficacy tidak menyebabkan peningkatan kepuasan pengguna.
Pengguna Simda masih kurang yakin bahwa kemampuan
komputer mereka bisa membantu menyelesaikan pekerjaan
mereka sehingga mereka belum puas menggunakan program
aplikasi komputer Simda tersebut. Hal ini bisa disebabkan
98
karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan mereka dalam
menggunakan aplikasi komputer Simda akibat mereka sering
dibantu staf lain dalam menggunakan komputer dan kurangnya
pelatihan dari tim pengembang. Pengguna Simda masih butuh
bimbingan dan petunjuk penggunaan sistem dari pengembang
aplikasi Simda tersebut.
7. Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi perceived usefulness pengguna program aplikasi
komputer Simda, semakin meningkatkan kepuasan pengguna
pengguna program aplikasi komputer tersebut, berdasarkan
persepsi mereka. Semakin tinggi tingkat manfaat seperti
penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat, peningkatan kinerja,
peningkatan produktivitas, pekerjaan lebih efektif yang dirasakan
oleh pengguna, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan para
pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.
L. Keterbatasan
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan yang dapat
mengganggu hasil penelitian, beberapa keterbatasan yang dimaksud
sebagai berikut.
1. Jumlah kepala sub bagian keuangan, bendahara pengeluaran,
dan bendahara penerima yang menjadi sampel dalam penelitian
99
ini tidak diperoleh, sehingga menyulitkan untuk menentukan
jumlah responden penelitian.
2. Jawaban responden yang tergambar pada nilai Indikator yang
digunakan untuk menguji model dalam penelitian ini masih ada
yang memiliki nilai loading < 7. Sebelum dilakukan pengujian
lapangan telah dilakukan uji pilot dan hasilnya menunjukkan
indikator-indikator tersebut valid dan reliabel. Perbedaan
tersebut kemungkinan disebabkan responden uji pilot berbeda
persepsinya serta belum sepenuhnya mewakili responden
sebenarnya karena lokasi responden uji pilot dengan responden
penelitian sesungguhnya yang berbeda.
3. Sampling penelitian yang hanya dilakukan terhadap satuan
kerja yang menggunakan Simda di Sulawesi Tengah, sehingga
perlu kehatihatian dalam menggeneralisir hasil penelitian. Hasil
yang berbeda mungkin akan didapatkan jika penelitian
dilakukan untuk seluruh wilayah Indonesia.
4. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan
instrument berdasarkan persepsi dari skor jawaban responden,
hal ini tentu saja akan menimbulkan bias terhadap hasil
penelitian ini, apabila kondisi responden berbeda dengan
kondisi yang sesungguhnya.
M. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran-saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut.
100
1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan:
a. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempunyai data yang pasti
tentang jumlah sampel yang menjadi responden. Selain itu,
Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan
menggunakan responden uji pilot yang sama dengan
karakteristik responden penelitian sebenarnya karena jawaban
responden uji pilot sebagai dasar untuk memperbaiki
kuesioner sebelum disebarkan ke responden.
b. Sampel dalam penelitian ini terbatas pada area Sulawesi
Tengah. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni (2011) yang hanya meneliti area Jawa. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian,
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk seluruh
Indonesia.
c. Penelitian selanjutnya hendaknya mendampingi responden
dan melakukan proses wawancara pada saat pengisian
kuesioner untuk meminimalkan bias terhadap hasil penelitian
akibat kondisi responden berbeda dengan kondisi yang
sesungguhnya.
d. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel perceived usefulness
sebesar 28,36% dan kepuasan pengguna memiliki R-square
sebesar 47,83%, artinya masih ada variabel lain diluar model
penelitian yang bisa mempengaruhi kedua variabel tersebut.
Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan
101
variabel lain yang bisa mempengaruhi perceived usefulness
dan kepuasan pengguna seperti faktor-faktor sosial seperti
norma subyektif dari model TRA, persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use), servis quality (kualitas
pelayanan), manfaat-manfaat bersih (net benefits) dari
penggunaan sistem informasi, dan lain-lain.
2. Untuk pengembangan kebijakan:
a. Perceived usefulness merupakan variabel utama yang sangat
mempengaruhi kepuasan pengguna Simda, sedangkan
kualitas sistem dan computer self-efficacy tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna. Agar kegunaan program
aplikasi komputer Simda bisa maksimal dan dapat dipahami
dengan baik, pihak pengembang dan Pemda perlu
melakukan pelatihan secara berkelanjutan kepada pengguna
Simda tersebut.
b. Pegawai yang ditempatkan pada bagian keuangan sebaiknya
adalah orang-orang yang mengerti laporan keuangan dan
mempunyai keterampilan komputer dalam menggunakan
Simda yang bisa diketahui dari seringnya mereka
menggunakan komputer untuk kegiatan sehari-hari.
102
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Dennis A., R. Ryan Nelson, and Peter A. Todd. 1992. Perceived Usefulness, Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication. MIS Quarterly 16(2), pp 227-247.
Almutairi, H and Subramanian, Girish, H. 2005. An Empirical of the
DeLOne and McLean Model in the Kuwaiti Private Sector. The Journal of Computer Information System, Spring, 45,3,pg.113.
Amrul, Sadat S dan Syar’ie, Ahyadi. 2005. Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pengembangan Kualitas Sistem. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2007. Akuntabilitas Instansi Pemerintah. BPKP, Ciawi.
Bailey, J. E and Pearson, S. W. 1983. Development of a Tool for Measuring and Analyzing Computer User Satisfaction. Management Science, Vol 29 (5).
Bandura, A. 1977. Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change. Psychological Review, 84, (2), 191-215.
Bandura, A. 1986. Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Campeau, Deborah and Higgins.1995. Computer Self Efficacy:
Development of Measure and Initial Test, MIS Quartely, Vol 19, 12. Chang, She-I., Ho, Chin-Tsang., Chang, Li-Min, and Chiang, Mei-Chen.
2009. Effects of Characteristic on the E-Business Success Factors for Small-and Medium-Sized Enterprises. The 9th International Conference on Electronic Business. Macau.
Chin, Wynne. W., and Todd, Peter, A. 1995. On the Use, Usefulness, and
Ease of Use A Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution. MIS Quarterly, 19: 237-346.
Chuo, Ying-Hsiang., Tsai, Chung-Hung., Lan, Yu-Li, and Tsai, Chang-Shu.
2011. The effect of organizational support, self efficacy, and computer anxiety on the usage intention of e-learning system in hospital. African Journal of Business Management. Vol. 5(14), pp. 5518-5523, 18 July.
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Usefulness Ease of
Use and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly 13(3), pp 319-339.
Davis, Fred D., Bagozzi, Richard P, and Warshaw, Paul R. 1989. User
Acceptance Of Computer Technology: A Comparison Two Theoretical Models. Management Science, August, pp.982-1003.
103
DeLone, W.H., and Ephraim R. Mclean. 1992. Information System Success: The Quest for the Dependent Variable. Information System Research, March, 60-95.
. 2002. Information Systems Success Revisited. System Sciences,
HICSS. Proceedings of the 35th Annual Hawaii International Conference on, pp. 2966-2976.
. 2003. The DeLone and McLean Model of Information Systems
Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, Vol. 19, No. 4, pp. 9–30.
Doll, W.J., and Torkzadeh, G. 1988. The Measurement of End User
Computing Satisfaction. MIS Quarterly, 12(2), 159-174. Doll, W.J., Xia, W, and Torkzadeh, G. 1994. A Conformatory Factor
Analysis of the end-user Computing Satisfaction Instrument. MIS Quarterly, 12(2): 159-174.
Fishbein, Martin and Icek Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention and
Behavior: An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley Publishing Company. London.
Gelderman, M. 1998. The Relation Between User Satisfaction, Usage of
Information Systems, and Performance. Information and Management, 34, pp. 11-18.
Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Goodhue, D.L and Thompson, R.L. 1995. Task-Technology Fit and
Individual Performance. MIS Quarterly, 19(2): 213-236. Guimaraes, T., D. S. Staples, and J. D. McKeen. 2003. Empirically Testing
Some Main User-Related Factor for Systems Development Quality. Quality Management Journal 10, No. 4: 39- 54.
Guimaraes, T., M. Igbaria, and M. Lu. 1992. The determinants of DSS
success: An integrated model. Decision Sciences 23, no. 2: 409-430.
Henry, John W and Stone, Rober W. (1995). Computer self-efficacy and
outcome expectancy: the effects on the end-user's job satisfaction. SIGCPR Computer Pers. Vol 16 (4): 5-34.
Hill, T., Smith, N.D, and Mann, M.F. 1987. Role of Efficacy Expectations in
Predicting the Decision to Use Advanced Technologies: The Case of Computers. Journal of Applied Psychology, 72, (2), 307-313.
Hung, Wei-Hsi., Chang, Li-Min., Yen, David C., Ho, Chin-Tsa, and Chiang
Mei-Chen. 2011. ERP Success in the SMEs: The Perspectives of Service Quality and Social Cognitive Theory. Asia Pacific Management Review 16(4) 503-519.
104
Igbaria, M. Zinatelli, N., Cragg, P,and Cavaye Angele, L. M. 1997. Personal Computing Acceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation Model. MIS Quarterly, 21(3): 279-305.
Igbaria, M and Livari, J. 1995. The Effects of Self-Efficacy on Computer Usage. Omega, 23, (6), 587-605.
Imam Ghazali. 2005. Model Persamaan Struktural. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur dan Supomo B. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit BPFE, Yokyakarta.
Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto. 2008. Pengaruh Kualitas Sistem
informasi, Kualitas Informasi, dan Percived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Software Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi IX, Pontianak.
Jogiyanto HM. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yokyakarta. . 2007a. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Penerbit
Andi, Yokyakarta. . 2007b. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Penerbit
Andi, Yokyakarta. Jogiyanto HM dan Abdillah, Willy. 2009. Konsep & Aplikasi PLS (Partial
Least Square) untuk Penelitian Empiris. BPFE-UGM, Yokyakarta. Jones, Gareth. 1989. Socialization Tacties, Self-Efficacy, and New
Comers Adjustment in Organization. Academy of Management Journal, 29: 262-279.
Kim, Sung and McHaney, Roger. 2000. Validation of End-User Computing Satisfaction Instrument in Case Tool Environments. The Journal of Computer Information System, vol.41, 1: 49.
Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LSMAP). 2010. Diklat Teknis Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Ver. 2.1, (Online), http://lsmap.wordpress.com/2010/03/25/simda/, diakses 4 Maret 2012.
Li, Y. N., Tan, K. C and Xie, M. 2002. Measuring web-based service
quality, Total Quality Management, (13:5), pp. 685–700. Lin, J. C. C. and Lu, H. P. 2002. Towards an understanding of the
behavioural intention to use a web site, International Journal of Information Management, (20:3), pp. 197–208.
105
Liu, C. K and Arnett, P. .2000. Exploring the factors associated with web site success in the context of electronic commerce, Information and Management, (38:1), pp. 23–33.
Livari, Juhani. 2005. An Empirical Test of the DeLone and McLean Model
of Information System Success. Database for Advances in Information Systems, Spring, 36,2.pg.8.
Li, Xiao and Dasgupta, Subhasish. 2002. Measurement of User
Satisfaction with WEB-Based Information Systems: An Empirical Study. Eighth Americas Conference on Information Systems, p 1149-1155.
Lopez and Manson. 1997. A Study of Individual Computer Self-Efficacy
and Perceived Usefulness of the Empowered. Business Administration Computer Information Systems, p 88-92.
McGill, Tanya, Hobbs, Valerie, and Klobas, Jane. 2003. User-Developed
Applications and Information Systems Success: a Test of DeLone and McLean’s Model. Information resource Management Journal; Jan-Mar; 16.1.pg.24.
McKiney, V., Yoon, K, and Zahedi, Fatemeh. 2002. The Measurement of
Web-Customer Satisfaction: An Expectation and Disconfirmation Approach. Information System Research, 13,3.
McLeod, Raymond Jr. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Indeks,
Jakarta.
Melone N.P. 1990. A Theoretical Assessment of The User Satisfaction Construct in Information System Research. Management Science. January.
O’Brien, A. James, 2003. Introduction to Information Systems. (11th)
Edition. Mcgraw Hill, Higher Education, New York. Ong Chorng-Shyong and Jung-Yu Lai. 2004. Developing And Instrument
For Measuring User Satisfaction With Knowledge Management System. Proceeding of the 37th Hawaii International Conference on System Science.
Pearson, J. M., C. S. McCahon, and R. T. Hightower. 1995. Total quality
management: Are information systems managers ready? Information and Management 29, no. 5: 251-263.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Departemen Dalam Negeri.
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
106
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Petter, Stacie and McLean, Ephraim R. 2009. A Meta-Analytic Assessment of the DeLone and McLean IS Success Model: An Examination of IS Success at the Individual Level. Information & Management 46:159–166.
Pitt, L. F., Watson, R. T. (1997) Measuring Information Systems Service
Quality: Concerns for a Complete Canvas. MIS Quarterly, 21(2), 209-221.
Pontoh, Grace T. 2010. Pengaruh Norma Subyektif, Persepsi Kesenangan
dan Model Penerimaan Teknologi Terhadap Niat Menggunakan Sistem ERP dengan Budaya Sebagai Variabel Moderator. Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya.
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. 2004. Pedoman
Penulisan Tesis dan Disertasi. Makassar. Radityo, Dody dan Zulaikha. 2007. Pengujian Model DeLone and McLean
Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Rai, A., Lang, S.S, and Welker, R.B. 2002. Assessing the Validity of IS
Success Models: An Empirical Test and Theoretical Analysis. Information System Research, Vol.13, No.1, pp 29-34.
Ramayah, T and Aafaqi, Bushra. 2004. Role of Self-Efficacy In E-Library
Usage Among Students of A Public University In Malaysia. Malaysian Journal of Library & Information Science, Vol.9, no.1.
Roldán, J.L and Leal. A. 2003. A Validation Test of an Adaptation of the
DeLone and McLean’s Model in the Spanish EIS Field. Idea Group Publishing, pp 66-83.
Seddon, Peter and Kiew, Min-Yen. 1994. A Partial Test and Development
of the DeLone and McLean Model of IS Success. Department of Accounting and Finance University. Melbourne.
Seddon, Peter B. 1997. A Respecification and Extension of The DeLone
and McLean Model of IS Success. Information Systems Research, Vol 8, No. 3, September 1997.
Segars, A.H., and Grover. 1993. Re-examining perceived ease of use and
usefulness: A Confirmatory Factor Analysis. MIS Quartely 17, pp 517-522.
Tang, Jeung-tai E and Chihui, Chiang. 2009. Towards an Understanding
of the Behavioral Intention to Use Mobile Knowledge Management. WSEAS Transactions on Information Science and Applications, Issue 9, Volume 6, September, pp 1601-1613.
107
Thompson, Ronald L., Higgins, Christoper A, and Howell, Jane M. 1991. Personal Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization, MIS Quarterly, March, pp.125-143.
Tim Pengembangan Aplikasi SIMDA. 2006. Pedoman Pengoperasian
Aplikasi Simda V.21: Pembukuan dan Pelaporan Keuangan, (Online), www.bpkp.go.id/, diakses 8 April 2012.
Venkatesh, V and Davis, F. D. 1996. A Model of the Antecedents of
Perceived Ease of Use: Development and Test. Decision Sciences (27:3), pp. 451-481.
Wahyuni, Trisacti. 2011. Uji Empiris Model DeLone dan McLean terhadap
Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Jurnal BPPK, vol 2. 5-24.
Wiyono, Adrianto Sugiarto. Ancok, Djamaluddin dan Hartono, Jogiyanto. 2008. Aspek Psikologis pada Implementasi Sistem Teknologi Informasi. Disampaikan pada Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia. Jakarta.
Yulianto, Bambang. 2009. Penuntun Praktis Berbahasa Indonesia dengan
Baik dan Benar. Unesa University Press. Surabaya.
108
PETA TEORI
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
1. Chang et al. Effects
of Characteristic on
the E-Business
Success Factors for
Small-and Medium-
Sized Enterprises.
2009.
Untuk mengetahui pengaruh
karakteristik faktor-faktor
keberhasilan E-Busines pada
perusahaan kecil dan
menengah (SMEs) di Taiwan.
1. Information quality positif dan
signifikan mempengaruhi outcome
expectations pengguna.
2. Information quality positif dan
signifikan mempengaruhi computer
self-efficacy pengguna.
3. System quality positif dan
signifikan mempengaruhi outcome
expectations pengguna.
4. System quality positif dan
signifikan mempengaruhi computer
self-efficacy pengguna.
5. Service quality positif dan
signifikan mempengaruhi outcome
expectations pengguna.
6. Service quality positif dan
signifikan mempengaruhi computer
self-efficacy pengguna.
7. Computer self-efficacy positif dan
signifikan mempengaruhi outcome
expectations pengguna.
8. Outcome expectations positif dan
signifikan mempengaruhi User
Satisfaction.
9. Computer self-efficacy positif dan
signifikan mempengaruhi User
Satisfaction.
Variabel:
a. information quality;
b. system quality;
c. service quality;
d. computer self-
efficacy;
e. outcome
expectations;
f. user satisfaction.
Teknik analisis:
Metode Analisis data
dengan analisis
confirmatory factor
analysis (CFA)
menggunakan SEM -
AMOS 5.0
Hipotesis yang terbukti
signifikan adalah:
system quality→ computer
self-efficacy; system quality→
outcome expectations; system
quality→ outcome
expectations; computer self-
efficacy→ outcome
expectations; outcome
expectations → user
satisfaction.
Hipotesis yang tidak terbukti
signifikan adalah:
information quality →
computer self-efficacy; service
quality → computer self-
efficacy; information quality
→ outcome expectations;
computer self-efficacy→ user
satisfaction.
Lampiran 1
109
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
2. Chuo et al. The
effect of
organizational
support, self
efficacy, and
computer anxiety
on the usage
intention of e-
learning system in
hospital.2011.
Untuk mengetahui
pengaruh:
1. organizational support
terhadap perceived ease
of use;
2. organizational support
terhadap perceived
usefulness;
3. self efficacy terhadap
perceived ease of use;
4. self efficacy terhadap
perceived usefulness;
5. computer anxiety
terhadap perceived ease
of use;
6. computer anxiety
terhadap perceived
usefulness;
7. perceived ease of use
terhadap perceived
usefulness;
8. perceived ease of use
terhadap usage
intention;
9. perceived usefulness
terhadap usage
intention.
1. Organizational support
berpengaruh signifikan terhadap
perceived ease of use.
2. Organizational support
berpengaruh signifikan terhadap
perceived usefulness.
3. Self efficacy berpengaruh
signifikan terhadap perceived ease
of use.
4. Self efficacy berpengaruh
signifikan terhadap perceived
usefulness.
5. Computer anxiety berpengaruh
signifikan terhadap perceived ease
of use.
6. Computer anxiety berpengaruh
signifikan terhadap perceived
usefulness.
7. Perceived ease of use berpengaruh
signifikan terhadap perceived
usefulness.
8. Perceived ease of use berpengaruh
signifikan terhadap usage
intention.
9. Perceived usefulness berpengaruh
signifikan terhadap usage
intention.
Variabel:
a. organizational
support;
b. self efficacy;
c. computer anxiety;
d. perceived ease of
use;
e. perceived
usefulness;
f. usage intention;
Teknik analisis:
menggunakan structural
equation modeling
(SEM) dengan AMOS
6.0.
1. Organizational support →
perceived ease of use
(signifikan)
2. Organizational support →
perceived usefulness
(tidak signifikan)
3. Self efficacy → perceived
ease of use (signifikan)
4. Self efficacy → perceived
usefulness(signifikan).
5. Computer anxiety →
perceived ease of use
(signifikan).
6. Computer anxiety →
perceived usefulness
(signifikan)
7. Perceived ease of use →
perceived usefulness
(signifikan)
8. Perceived ease of use →
usage intention
(signifikan)
9. Perceived usefulness →
usage intention
(signifikan)
110
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
3. Compeau, Debora
R dan Higgins,
Christopher.
Computer Self-
Efficacy:
Development of a
Measure and Initial
Test. 1995.
Untuk menguji model kognitif
social secara empiris dengan
menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi
computer self-efficacy dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan
komputer.
1. Semakin tinggi encoragement by
others, semakin tinggi computer
self-efficacy individu .
2. Semakin tinggi encoragement by
others, semakin tinggi out-come
expectations individu.
3. Semakin tinggi penggunaan
teknologi oleh orang lain
(others’use ), semakin tinggi
computer self-efficacy individu.
4. Semakin tinggi penggunaan
teknologi oleh orang lain
(others’use ), semakin tinggi
outcome expectations individu.
5. Semakin tinggi support pengguna
komputer, semakin tinggi computer
self-efficacy individu.
6. Semakin tinggi support pengguna
komputer, semakin tinggi outcome
expectations individu.
7. Semakin tinggi computer self-
efficacy individu, semakin tinggi
out-come expectations-nya.
8. Semakin tinggi computer self-
efficacy individu, semakin tinggi
affect individu dalam pemanfaatan
komputer.
9. Semakin tinggi computer self-
efficacy individu, semakin rendah
kecemasan (anxiety)
berkomputernya.
Variabel:
a. encoragement by
others;
b. others’use;
c. support;
d. computer self-
efficacy;
e. outcome
expectations;
f. affect;
g. anxiety;
h. usage.
Teknik analisis:
Analisis data dengan
menggunakan metode
PLS (Partial Least
Square).
Hasil penelitian ini
menyediakan dukungan pada
model yang dibangun dari
perspektif teori kognitif sosial.
Self-efficacy mempunyai peran
yang paling penting dalam
membentuk perasaan dan
perilaku-perilaku individu.
Penelitian ini mengusulkan
bahwa dorongan
(encoragement by others)
mempengaruhi perilaku secara
tidak langsung, tetapi melalui
computer self-efficacy dan
outcome expectations.
Hampir semua koefisien jalur
dengan yang diharapkan dan
signifikan kecuali empat
koefisien jalur yaitu sebagai
berikut.
1. Hubungan antara
others’use dengan outcome
expectations tidak
signifikan.
2. Dukungan (support)
negatif mempengaruhi
computer self-efficacy.
3. Dukungan (support)
negatif mempengaruhi
outcome expectations-
111
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
10. Semakin tinggi computer self-
efficacy individu, semakin tinggi
pemanfaatan komputernya.
11. Semakin tinggi outcome
expectations individu, semakin
tinggi affect individu.
12. Semakin tinggi outcome
expectations individu, semakin
tinggi pemanfaatan komputernya.
13. Semakin tinggi affect individu,
semakin tinggi pemanfaatan
komputernya.
14. Semakin tinggi anxiety
berkomputer individu, semakin
rendah penggunaan komputernya.
perpormance.
4. Demikian juga dengan
ekspektasi-ekspektasi hasil
hubungan personal secara
negative tidak sesuai
dengan arah positif yang
diharapkan.
4. DeLone dan
McLean.
Information System
Success: the Quest
for the Dependent
Variable. 1992.
Untuk menghasilkan model
keberhasilan sistem yang
dapat menjadi kerangka/acuan
untuk
mengkonsepsualisasikan dan
mengoperasionalkan
kesuksesan sistem informasi.
Mengkaji teori-teori dan hasil-hasil
riset empiris sistem informasi yang
telah dilakukan oleh beberapa peneliti
di tahun 1970an dan 1980an untuk
mengembangkan suatu teori
keberhasilan sistem.
Variabel:
a. Information quality
b. System quality
c. Use
d. User satisfaction
e. Individual impact
a. Organization
impact.
Taknik analisis:
Mengkaji teori-teori dan
hasil-hasil penelitian
sebelumnya (analisis-
meta).
Menghasilkan model yang
merefleksikan ketergantungan
dari enam pengukuran
kesuksesan sistem informasi
yaitu information quality,
system quality, use, user
satisfaction, individual impact
dan organization impact.
Model tersebut disebut sebagai
model keberhasilan sistem (IS
Success Model)
112
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
5. DeLone and
McLean. The
DeLone and
McLean Model of
Information
Systems Success:
A Ten-Year
Update.2003.
Untuk memperbaiki model
keberhasilan sistem D&M
1992dan menghasilkan model
keberhasilan sistem yang
diperbaharui.
Menguji kembali model keberhasilan
sistem D&M 1992 dengan
memperhatikan kontribusi-kontribusi
penelitian sebelumnya dan
penanganan sistem informasi yang
telah berkembang.
Variabel:
a. Informastion quality
b. System quality
c. Servis quality
d. Intention to use dan
Use
e. User satisfaction
f. Net benefit
Teknik analisis:
Analisis-meta dengan
mengkaji lebih dari 100
artikel yang
dipublikasikan di jurna-
jurnal sistem informasi
terkenal sejak tahun
1993.
DeLone dan McLean
memperbaharui modelnya dan
menyebutnya sebagai model
kesuksesan sistem informasi
D&M diperbaharui (updated
D&M IS success model).
Beberapa perubahan dari
model yang lama yaitu sebagai
berikut.
1. Memasukkan variabel
Servis quality.
2. Merubah variabel-variabel
individual impact dan
organization impact
menjadi net benefit.
3. Perbaikan dan peningkatan
pengukuran-pengukuran.
6. Istianingsih dan
wijanto. Pengaruh
kualitas sistem
informasi, perceived
usefulness, dan
kualitas informasi
terhadap kepuasan
pengguna akhir
software akuntansi.
2008.
Untuk mengetahui pengaruh:
1. kualitas sistem informasi
terhadap Perceived
Usefulness;
2. kualitas informasi terhadap
Perceived Usefulness;
3. kualitas sistem informasi
terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi;
4. kualitas informasi terhadap
kepuasan pengguna sistem
informasi;
1. Kualitas sistem informasi
berpengaruh positif terhadap
Perceived Usefulness.
2. Kualitas informasi berpengaruh
positif terhadap Perceived
Usefulness.
3. Kualitas sistem informasi
berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna sistem
informasi.
4. Kualitas informasi berpengaruh
positif terhadap Kepuasan
Variabel:
a. kualiatas sistem
informasi;
b. kualitas informasi;
c. perceived Usefulness;
d. kepuasan pengguna
sistem informasi.
Teknik analisis:
Analisis data
menggunakan Structural
Equation Model (SEM)
3. System Quality terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness.
4. Information Quality terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness.
5. System Quality terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
User satisfaction.
113
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
5. Perceived Usefulness
terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi.
Pengguna sistem informasi.
5. Perceived Usefulness berpengaruh
positif terhadap Kepuasan
Pengguna sistem informasi
dengan program Lisrel
8.72 full version.
6. Information Quality terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
User Satisfaction.
7. Perceived usefulness terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
User Satisfaction.
7. Livari, Juhani. An
Empirical Test of the
DeLone and McLean
Model of Information
System Success.
2005.
Untuk mengevaluasi
kesuksesan sistem informasi
di sektor publik (dewan kota
Oulu, Finlandia) dengan
menggunakan Model DeLone
dan McLean (1992)
1. System quality memprediksi user
satisfaction.
2. Information quality memprediksi
user satisfaction.
3. System quality memprediksi actual
use.
4. Information quality memprediksi
actual use.
5. User satisfaction memprediksi
actual use.
Actual use memprediksi user
satisfaction.
6. User satisfaction memprediksi
individual impact.
7. Actual use memprediksi individual
impact.
Variabel:
a. system quality;
b. information quality;
c. actual use;
d. user satisfaction;
e. individual impact.
Teknik analisis:
Penelitian ini
menggunakan model
partial-least-square-
based (PLS).
Hipotesis yang didukung sbb.
H1: System quality
memprediksi user
satisfaction.
H2: Information quality
memprediksi user
satisfaction.
H3: System quality
memprediksi actual use.
H6: User satisfaction
memprediksi individual
impact.
Hipotesis yang tidak didukung:
H4: Information quality
memprediksi actual use.
H5a:User satisfaction
memprediksi actual use.
H5b: Actual use memprediksi
user satisfaction.
H7: Actual use memprediksi
individual impact.
114
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
8. Lopes dan Manson.
A Study of
Individual Computer
Self-Efficacy and
Perceived Usefulness
of the Empowered.
1997.
Untuk menguji self-efficacy
dan perceived usefulness
dalam pemanfaatan desktop
information system (EDIS) di
Pacifict Bell (California
Engineering
Centre).
1. Perceived usefulness berhubungan
positif dengan penggunaan EDIS.
2. Computer self-efficacy
berhubungan positif dengan
penggunaan EDIS.
3. Computer self-efficacy
berhubungan positif dengan
perceived usefulness.
4. Social pressure berhubungan
positif dengan computer self-
efficacy.
5. Social pressure berhubungan
positif dengan perceived
usefulness.
6. Organizational support
berhubungan positif dengan
computer self-efficacy.
7. Organizational support
berhubungan positif terhadap
perceived usefulness.
Variabel:
a. social pressure;
b. organizational
support;
c. computer self-
efficacy;
d. perceived usefulness;
e. system usage.
Teknik analisis:
Pengujian model
dilakukan dengan
Correlation Coefficients
and Squared Multiple
Correlations.
1. Perceived usefulness terbukti
berhubungan positif dengan
penggunaan EDIS.
2. Computer self-efficacy
berhubungan positif dengan
penggunaan EDIS.
3. Computer self-efficacy
berhubungan positif dengan
perceived usefulness.
4. Social pressure berhubungan
positif dengan computer self-
efficacy.
5. Social pressure berhubungan
positif dengan perceived
usefulness.
6. Organizational support
tidak berpengaruh terhadap
computer self-efficacy.
7. Organizational support
berhubungan positif terhadap
perceived usefulness.
9. McGill et al. User-
Developed
Applications and
Information Systems
Success: a Test of
DeLone and
McLean’s Model.
2003.
Untuk menguji model
kesuksesan sistem informasi
DeLone dan McLean (D&M
Information System Success
Model).
1. Perceived system quality dari User
developers mencerminkan system
quality yang sebenarnya.
2. Perceived information quality
berpengaruh terhadap user
satisfaction.
3. Perceived system quality
berpengaruh terhadap user
satisfaction.
Variabel:
a. system quality;
b. perceived system
quality;
c. perceived
information quality;
d. user satisfaction;
a. intended use;
b. individual impact;
Hipotesis yang diterima dalam
penelitian ini: perceived
system quality dan user
satisfaction (H3); perceived
information quality dan user
satisfaction (H2); user
satisfaction dan use (H6); dan
user satisfaction dan
individual impact (H8).
115
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
4. Perceived information quality
berpengaruh terhadap intended use.
5. Perceived system quality
berpengaruh terhadap intended use.
6. User satisfaction berpengaruh
terhadap intended use.
7. Intended use berpengaruh terhadap
individual impact.
8. User satisfaction berpengaruh
terhadap individual impact.
9. Individual impact berpengaruh
terhadap organizational Impact.
c. organizational
impact.
Teknik analisis:
Analisis data
menggunakan Structural
Equation Model (SEM)
dengan program Amos
3.6.
Hipotesis yang tidak terbukti
signifikan adalah: system
quality→perceived system
quality (H1); perceived
information quality→intended
use (H4); perceived system
quality→intended use (H5); use
→ individual impact (H7); dan
individual
impact→organizational impact
(H9).
10. Petter and McLean.
A Meta-Analytic
Assessment of the
DeLone and McLean
IS Success Model:
An Examination of
IS Success at the
Individual
Level.2009.
Untuk menguji kembali
hubungan antara variabel-
variabel yang ada dalam
model kesuksesan sistem
informasi DeLone dan
McLean dengan
menggunakan pendekatan
Meta-Analysis.
1. Signifikan, hubungan positif antara
System Quality dan Intention to
Use.
2. Signifikan, hubungan positif antara
System Quality dan User
Satisfaction.
3. Signifikan, hubungan positif antara
Information Quality dan Intention
to Use.
4. Signifikan, hubungan positif antara
Information Quality dan User
Satisfaction.
5. Signifikan, hubungan positif antara
Service Quality dan Intention to
Use.
6. Signifikan, hubungan positif antara
Service Quality dan User
Satisfaction.
Variabel:
1. System Quality
2. Intention to Use
3. System Quality
4. User Satisfaction
5. Information Quality
6. Use
7. Net Benefits.
Teknik analisis:
Analisis data dengan
pendekatan Meta-
Analysis.
Hasil pengujian hipotesis
(Magnitude of relationships):
Strong
H8: User Satisfaction dan
Intention to Use
H11: Net Benefits dan
Intention to Use
H2: System Quality dan User
Satisfaction
H10: User Satisfaction dan Net
Benefits
H4: Information Quality dan
User Satisfaction
H3: Information Quality dan
Intention to Use
H1: System Quality dan
Intention to Use
116
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
7. Signifikan, hubungan positif antara
Use dan User dan Satisfaction.
8. Signifikan, hubungan positif antara
User Satisfaction dan Intention to
Use.
9. Signifikan, hubungan positif antara
Use dan Net Benefits.
10. Signifikan, hubungan positif antara
User Satisfaction dan Net Benefits.
11. Signifikan, hubungan positif antara
Net Benefits dan Intention to Use.
12. Signifikan, hubungan positif antara
System Quality dan Use.
13. Signifikan, hubungan positif antara
Information Quality dan Use.
14. Signifikan, hubungan positif antara
Service Quality dan Use
Moderate
H13: Information Quality dan
Use
H9: Use dan Individual Impact
H12: System Quality dan Use
Weak
H7: Use dan User Satisfaction
Tidak signifikan
H6: Service Quality dan User
Satisfaction
H14: Service Quality dan Use
Tidak diuji
H5: Service Quality dan
Intention to Use
11. Radityo, Dody dan
Zulaikha. Pengujian
Model DeLone and
McLean Dalam
Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen (Kajian
Sebuah Kasus). 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi apakah sistem
informasi manajemen yang
dikembangkan dalam sebuah
institusi (dalam penelitian ini
sistem informasi yang
dikembangkan diberi sebutan
SIMAWEB) dapat dikatakan
berhasil atau sukses dan
mempunyai dampak positif
terhadap kinerja individu
maupun organisasional
dengan menggunakan Model
1. Kualitas informasi (information
quality) berpengaruh positif
terhadap kepuasan penggunanya
(user satisfaction).
2. Kualitas sistem informasi (system
quality) berpengaruh positif
terhadap user satisfaction.
3. Kualitas informasi (information
quality) berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaannya.
4. Kualitas sistem (system quality)
berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaannya.
Variabel sbb.
a. Variabel eksogen:
1. kualitas sistem;
2. kualitas
informasi.
b. Variabel endogen:
1. kepuasan
pengguna sistem
informasi;
2. individual
impact;
3. organizational
Model kesuksesan sistem
informasi DeLone and Mc
Lean’s Model tidak
sepenuhnya terbukti secara
empiris dalam kasus
pengembangan Sistem
informasi Manajemen
berbasis Web (SIMAWEB).
Intensitas penggunaan Sistem
informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap individual
impact.
117
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
DeLone dan McLean (1992). 5. Keputasn pengguna sistem
infomasi (user satisfaction)
berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan sistem
informasi yang bersangkutan.
6. Intensitas penggunaan sistem
informasi berpengaruh positif
terhadap individual impact.
7. Kepuasan pengguna sistem
informasi (user satisfaction)
berpengaruh positif terhadap
individual impact.
8. Individual Impact berpengaruh
positif terhadap organizational
impact atas pengembangan sistem
informasi.
impact.
Teknik analisis:
hipotesis dapat diterima
jika memiliki nilai C.R
pada tabel regression
weight output AMOS 5
yang lebih besar (>) dari
t-tabel atau memiliki
probability value di
bawah (<) 0.01
Individual impact bepengaruh
positif sifnifikan terhadap
organizational impact.
Variabael information quality
dan system quality tidak
berpengaruh signifikan
terhadap intensitas
penggunaan sistem informasi
dan user satisfaction.
12. Ramayah and
Aafaqi. Role of Self-
Efficacy In E-Library
Usage Among
Students of A Public
University In
Malaysia. 2004.
Penelitian ini mencoba
untuk menyelidiki apakah
self-efficacy dari seorang
siswa mempengaruhi
penggunaan e-library
ketika mencari informasi
dan menggunakan e-
resources.
1. Self efficacy akan berpengaruh
positif terhadap perceived
usefulness.
2. Self efficacy akan berpengaruh
positif terhadap perceived ease of
use.
3. Perceived ease of use akan
berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness.
4. Perceived usefulness dan Perceived
ease of use akan berpengaruh
positif terhadap pemakaian e-
library.
5. Hubungan antara self efficacy dan
pemakaian e-library akan
Variabel:
1. Self efficacy;
2. perceived ease of
use;
3. perceived
usefulness;
4. Usage.
Teknik analisis:
Analisis data
menggunakan analisis
regresi.
1. SE→ PU (signifikan)
2. SE→ PEU (signifikan)
3. PEU→ PU (signifikan)
4. PU + PEU→ Usage
PU → Usage (signifikan)
PEU→ Usage (tidak
signifikan)
5. SE + PEU→ Usage
SE → Usage (signifikan)
PEU→ Usage (signifikan)
6. PU + PEU→ Usage
PU → Usage (signifikan)
PEU→ Usage (signifikan)
118
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
dimediasi perceived ease of use.
6. Hubungan antara self efficacydan
pemakaian e-library akan
dimediasi oleh perceived
usefulness.
13. Roldán dan Leal. A
Validation Test of an
Adaptation of the
DeLone and
McLean’s Model in
the Spanish EIS
Field.2003.
Untuk menguji validitas dari
model adaptasinya (DeLone
and McLean’s Model) dengan
mempelajari ketergantungan
antara variabel-variabel dan
menguji kekuatan
prediksinya.
Model konseptual dibangun
berdasarkan model kesuksesan
DeLone dan McLean. Kualitas sistem
dan kualitas informasi akan
mempengaruhi baik pemakaian atau
penggunaan dan kepuasan pengguna
sistem informasi eksekutif. Kepuasan
pengguna akan mempengaruhi
penggunaan. Penggunaan dan
kepuasan pengguna merupakan
penyebab langsung dari variabel dam
pak individual. Variabel dampak
organisasional dipengaruhi oleh
variabel dampak individual.
Variabel:
1. Kualitas informasi
2. Kualitas sistem
3. Kepuasan pengguna
4. Penggunaan
5. Dampak individual
(kecepatan identifikasi
masalah, kecepatan
pengambilan
keputusan dan
ekstensi analisi).
6. Dampak
organisasional (visi
organisasi disebarkan,
efektivitas
pengambilan
keputusan
organisasional dan
kinerja persepsian).
Teknik analisis:
Untuk menilai
hubungan antara
konstru-konstruk dan
kekuatan pengujian
Hasil uji hipotesis:
1. Kualitas sistem dan
kualitas informasi dari EIS
mempengaruhi secara
positif ke kepuasan
pemakai EIS.
2. Tidak ditemukan hubungan
yang signifikan antara
penggunaan dengan
kualitas sistem, kualitas
informasi dan kepuasan
pemakai.
3. Kepuasan pemakai SIE
mempengaruhi secara
positif dampak individual.
4. Semua hubungan antara
penggunaan SIE dan
variabel-variabel dampak
individual ditolak kecuali
H4b yang menunjukkan
hubungan yang lemah
antara penggunaan SIE dan
kecepatan pengambilan
keputusan.
5. Telah dibuktikan jalur yang
berbeda antara dampak
119
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
digunakan Structural
equation modeling
(SEM) dan Teknik
Partial Least Squares
(PLS) untuk analisis
kausal-prediktif.
individual dan variabel-
variabel dampak
organisasional.
6. Variabel kecepatan
identifikasi masalah
signifikan terhadap
variabel-variabel dampak
organisasi.
8. 14. Seddon dan Kiew. A
Partial Test and
Development of the
DeLone and McLean
Model of IS
Success. 1994.
Untuk menguji pengaruh
sebagai berikut.
1. Information Quality
terhadap User Satisfaction.
2. System Quality terhadap
User Satisfaction.
3. System Quality terhadap
Usefulness.
4. Information Quality
terhadap Usefulness.
5. Usefulness terhadap User
Satisfaction.
6. User Involvement terhadap
Usefulness.
7. User Involvement terhadap
User Satisfaction.
1. Peningkatan Information Quality akan menyebabkan peningkatan
User Satisfaction.
2. Peningkatan System Quality akan
menyebabkan peningkatan User
Satisfaction.
3. Peningkatan System Quality akan
menyebabkan peningkatan
Usefulness.
4. Peningkatan Information Quality akan menyebabkan peningkatan
Usefulness.
5. Peningkatan Usefulness akan
menyebabkan peningkatan User
Satisfaction.
6. Peningkatan System importance akan menyebabkan peningkatan Usefulness.
7. Peningkatan System importance
akan menyebabkan peningkatan User
Satisfaction
Variabel:
a. Information Quality
b. System Quality
c. System importance
d. User Satisfaction
Teknik analisis:
OLS linear regressions
dengan SPSS dan SEM
dengan AMOS.
Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan enam hipotesis
yang dibangun signifikan (H1,
H2, H3, H4, H5 dan H6).
Hipotesis H7 tidak signifikan.
120
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
9. 15. Seddon, Peter B. A
Respecification and
Extension of The
DeLone and McLean
Model of IS
Success.1997.
Untuk mencoba melakukan
spesifikasi ulang dan
mengembangkan sedikit versi
dari model D&M.
Model spesifikasi ulang tetap
mempertahankan fitur-fitur di model
D&M tetapi menghilangkan
kebingungan yang disebabkan oleh
arti ganda dari kotak-kotak dan arah-
arah panahnya. Spesifikasi ulang
dilakukan dengan memecah model
D&M menjadi dua submodel-
submodel varian (use dan success) dan
menghilangkan interpretasi model
proses.
Variabel:
1. Model keperilakuan
parsial dari
penggunaan SI.
a. Ekspektasi-
ekspektasi manfaat
bersih dari
penggunaan SI
masa depan.
b. Penggunaan SI.
c. Konsekuensi-
konsekuensi
2. Model kesuksesan SI
a. Kualitas informasi.
b. Kualitas sistem.
c. Kegunaan
persepsian.
d. Kepuasan pemakai.
e. Manfaat bersih
(individual,
organisasi dan
masyarakat).
Analisis data:
Spesifikasi ulang model
D&M menjadi dua
submodel-submodel
varian (use dan success)
dan menghilangkan
interpretasi model
proses.
Menghasilkan sebuah model
baru yang menggabungkan dua
model varian yang digunakan
untuk mengklarifikasi model
D&M.
1. Model varian yang pertama
adalah model perilaku
parsial dari IS Use.
2. Model varian yang kedua
adalah kesuksesan sistem
informasi (IS success
model).
Kedua model varian ini
digabungkan lewat suatu jalur
turun dari konsekuensi
pemakaian sistem informasi ke
model kesuksesan sistem
informasi, dan jalur umpan-
balik dari kepuasan pemakai
naik ke ekspektasi tentanng
manfaat bersih sistem
informasi kedepan.
121
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
16. Tang, Jeung-tai E
dan Chihui, Chiang.
Towards an
Understanding of the
Behavioral Intention
to Use Mobile
Knowledge
Management. 2009.
Untuk mengetahui bagaimana
perceived usefulness
dipengaruhi oleh perceived
ease of use, perceived self-
efficacy dan perceived
convenience; pengaruh
perceived usefulness,
perceived ease of use terhadap
behavioral intention;
perceived ease of use
dipengaruhi oleh Perceived
self-efficacy dan Perceived
convenience.
1. Perceived ease of use berpengaruh
positif terhadap perceived
usefulness.
2. Perceived usefulness berpengaruh
positif terhadap behavioral
intention.
3. Perceived ease of use tidak
berpengaruh positif terhadap
behavioral intention to use.
4. Perceived self-efficacy berpengaruh
positif terhadap perceived
usefulness.
5. Perceived self-efficacy berpengaruh
positif terhadap perceived ease of
use.
6. Perceived convenience
berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness.
7. Perceived convenience
berpengaruh positif terhadap
perceived ease of use.
Variabel:
a. Perceived ease of
use (PEOU);
b. perceived usefulness
(PU);
c. behavioral intention
to use(BI);
d. perceived self-
efficacy (PSE);
e. perceived
convenience (PC)
Teknik analisis:
Analisis data
menggunakan Structural
Equation Model (SEM)
dengan LISREL 8.72
1. PEOU tidak signifikan
berpengaruh positif terhadap
PU (β= 0.23; t= 1.48), jadi
H1 ditolak.
2. PU berpengaruh positif
terhadap BI (β= 0.424; t =
3.145), jadi H2 diterima.
3. PEOU signifikan
berpengaruh positif terhadap
BI (β=0.645; t=4.075), jadi
H3 ditolak.
4. PSE signifikan berpengaruh
positif terhadap PU
(γ=0.531; t=3.428), jadi H4
diterima.
5. PSE signifikan berpengaruh
positif terhadap PEOU
(γ=0.479; t= 4.954), jadi H5
diterima.
6. PC tidak signifikan
berpengaruh positif terhadap
PU (γ=0.126; t=0.608), jadi
H6 ditolak.
7. PC signifikan berpengaruh
positif terhadap PEOU
(γ=0.712; t=6.315), jadi H7
diterima.
17. Wahyuni, Trisacti.
Uji Empiris Model
DeLone dan McLean
Untuk mengevaluasi apakah
SIMDA yang dikembangkan
oleh BPKP dapat dikatakan
1. Kualitas sistem informasi
berpengaruh positif terhadap
kepuasan penggunanya.
Variabel:
a. kualitas sistem;
b. kualitas informasi;
Semua hipotesis yang
dibangun dalam penelitian ini
diterima, jadi SIMDA yang
122
No.
Penulis/Topik/Judul
Buku/Artikel
Tujuan Penelitian/Penulis
Buku Artikel Konsep/Teori/Hipotesis
Variabel Penelitian dan
Teknik Analisis Hasil Penelitian/ Isi Buku
terhadap Kesuksesan
Sistem Informasi
Manajemen Daerah
(SIMDA). 2011.
berhasil atau sukses dan
mempunyai dampak positif
terhadap kinerja individu
maupun organisasi dengan
menggunakan Model DeLone
dan McLean (1992).
2. Kualitas informasi berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi.
3. Intensitas pengguaan sistem
informasi berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna
sistem informasi.
4. Kualitas sistem informasi
berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan sistem
informasi.
5. Kualitas informasi berpengaruh
positif terhadap intensitas
pengguanan sistem informasi.
6. Kepuasan pengguna sistem
informasi berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan
sistem informasi.
7. Kepuasan pengguna sistem
informasi berpengaruh positif
terhadap dampak individu.
8. Intensitas penggunaan sistem
informasi berpengaruh positif
terhadap dampak individu.
9. Dampak individu berpengaruh
positif terhadap dampak organisasi.
c. intensitas
penggunaan sistem
informasi;
d. kepuasan pengguna
sistem;
e. dampak individual;
f. dampak organisasi.
Teknik analisis:
Pengujian model
dilakukan dengan
menggunakan SEM, alat
analisis LISREL 8.8
student edition.
dikembangkan oleh BPKP
dapat dikatakan
berhasil/sukses dan
mempunyai dampak positif
terhadap kinerja individu
maupun organisasi dengan
menggunakan Model DeLone
dan McLean.
123
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
Program Studi Magister Akuntansi
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
di- Tempat Dengan Hormat, Dalam rangka penelitian mengenai ‘’pengaruh faktor-faktor kesuksesan sistem informasi dan computer self-
efficacy terhadap kepuasan pengguna SIMDA di Sulawesi Tengah’’ untuk penyelesaian tesis pada Program
Studi Magister Akuntansi Universitas Hasanuddin, kami memohon bantuan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini. Kerahasiaan jawaban dari Bapak/Ibu/Saudara/i akan
dijamin dan hanya untuk kepentingan ilmiah dan akademis. Semakin objektif penilaian Bapak/Ibu/Saudara/i
semakin valid hasil penelitian ini.
Terima kasih yang tak terhingga peneliti ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i atas kesediaan meluangkan
waktunya untuk membantu peneliti.
Salam,
Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN
Pertanyaan/pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-baiknya serta diisi sesuai keadaan Bapak/Ibu/Saudara/i yang sebenarnya.
Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √ nomor yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling
tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Adapun pilihan dari jawaban atas pertanyaan yang ada adalah sebagai berikut.
1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) 3 untuk jawaban Netral (N) 4 untuk jawaban Setuju (S) 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS).
124
A
Nama
(boleh tidak diisi)
B
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
C
Umur ……… Tahun
D
Masa Kerja ……… Tahun
E
Jabatan
Kasubag. Keuangan
Bendahara Pengeluaran
Bendahara Penerimaan
F Golongan
No
Pernyataan
S
STS
TS
N
S
S
S
1 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut akurat. 1 2 3 4 5
2 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut dapat dipercaya.
1 2 3 4 5
3 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut tepat waktu jika diolah tepat waktu.
1 2 3 4 5
4 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut relevan.
1 2 3 4 5
5 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut mudah dipahami.
1 2 3 4 5
6 Informasi yang dihasilkan program aplikasi komputer SIMDA tersebut bersifat detail dan benar.
1 2 3 4 5
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Program aplikasi komputer SIMDA tersebut dapat dijalankan pada komputer lain, selain komputer yang digunakan saat ini.
1 2 3 4 5
2 Program program aplikasi komputer SIMDA tersebut memiliki sistem security sehingga pemakai yang tidak berhak, tidak dapat mengakses data yang terdapat di dalamnya.
1 2 3 4 5
BAGIAN I- Kualitas Informasi
DATA RESPONDEN
Pada bagian ini setiap pernyataan digunakan untuk penilaian Bapak/Ibu/Saudara/i tentang kualitas informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan dalam instansi tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja. Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √ nomor yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i.
BAGIAN II- Kualitas Sistem
Pada bagian ini setiap pernyataan digunakan untuk penilaian Bapak/Ibu/Saudara/i tentang kualitas sistem informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan dalam instansi tempat
Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja. Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √ nomor yang
Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i.
125
3 Kesalahan (error) yang terjadi mudah dikoreksi dan diidentifikasi dalam program aplikasi komputer SIMDA tersebut. 1 2 3 4 5
4 Setiap bagian dari sistem memuat informasi yang cukup untuk membantu saya memahami fungsi dari bagian tersebut. 1 2 3 4 5
5 Meskipun pemakai telah lama tidak menggunakan program tersebut, akan mudah untuk menggunakannya lagi. 1 2 3 4 5
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA, walaupun tidak ada orang di sekitar saya yang membimbing saya.
1 2 3 4 5
2 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA, walaupun saya belum pernah menggunakan program ini sebelumnya.
1 2 3 4 5
3 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA dengan hanya melihat buku petunjuk manual penggunaan program ini.
1 2 3 4 5
4 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA, jika telah melihat orang lain menggunakan program ini sebelum saya menggunakannya.
1 2 3 4 5
5 Saya punya banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan saya dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA.
1 2 3 4 5
6 Saya yakin dan percaya bahwa saya memiliki ketrampilan yang sama atau
melebihi daripada teman-teman saya dalam menggunakan program aplikasi komputer SIMDA.
1 2 3 4 5
7 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan program aplikasi komputer SIMDA, jika seseorang menunjukkan pada saya bagaimana cara mengoperasikannya pertama kali.
1 2 3 4 5
8 Saya telah menggunakan program yang sama sebelum ini untuk melakukan pekerjaan yang sama. 1 2 3 4 5
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Bekerja dengan program aplikasi komputer SIMDA, membuat penyelesaian pekerjaan saya lebih cepat. 1 2 3 4 5
BAGIAN III- Computer Self-Efficacy
Pada bagian ini setiap pernyataan digunakan untuk penilaian Bapak/Ibu/Saudara/i tentang computer self-efficacy Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menggunakan program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan
dalam instansi tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja. Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √
nomor yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i.
BAGIAN IV- Persepsi Kegunaan
Pada bagian ini setiap pernyataan digunakan untuk penilaian Bapak/Ibu/Saudara/i mengenai dampak penggunaan program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan dalam instansi tempat
Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja. Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √ nomor yang
Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i.
126
No Pernyataan STS TS N S SS
2 Penggunaan program aplikasi komputer SIMDA dapat meningkatkan kinerja saya. 1 2 3 4 5
3 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan mampu meningkatkan produktivitas kerja saya. 1 2 3 4 5
4 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan mampu meningkatkan efektivitas tugas saya. 1 2 3 4 5
5 Program aplikasi komputer SIMDA mempermudah saya dalam menyelesaikan pekerjaan. 1 2 3 4 5
6 Secara keseluruhan, program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan bermanfaat dalam pekerjaan saya. 1 2 3 4 5
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Isi informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan, memang saya butuhkan.
1 2 3 4 5
2 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan menghasilkan laporan yang tepat seperti yang saya butuhkan.
1 2 3 4 5
3 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan menghasilkan informasi yang cukup.
1 2 3 4 5
4 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan bersifat akurat (program/sistemnya).
1 2 3 4 5
5 Saya merasa puas dengan tingkat akurasi program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan.
1 2 3 4 5
6 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan mampu memberikan informasi sesuai dengan format yang dibutuhkan.
1 2 3 4 5
7 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan mampu menghasilkan informasi yang dapat dipahami secara jelas.
1 2 3 4 5
8 Mudah untuk menggunakan Program aplikasi komputer SIMDA tersebut.
1 2 3 4 5
9 Saya dapat memperoleh informasi yang saya butuhkan tepat waktu. 1 2 3 4 5
10 Program aplikasi komputer SIMDA yang digunakan mampu menghasilkan informasi yang bersifat mutakhir/up to date.
1 2 3 4 5
‘’Terima Kasih’’
BAGIAN V- Kepuasan Pengguna
Pada bagian ini setiap pernyataan berkaitan dengan seberapa besar tingkat kepuasan Bapak/Ibu/Saudara/I dalam menggunakan program aplikasi komputer SIMDA untuk melaksanakan tugas
di instansi tempat Bapak/Ibu/Saudara/i. Mohon pilih dan lingkari atau beri tanda X atau √ nomor yang
Bapak/Ibu/Saudara/i anggap paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i.
127
LAMPIRAN 3
DATA PENGGUNA SIMDA DI SULAWESI TENGAH
NO Nama Kota/ Kabupaten
Jumlah SKPD yang
Menggunakan SIMDA
Tahun Awal Penggunaan
SIMDA
Jumlah SKPD yang
menggunakan Simda > 3 tahun
31 2009 - 1 Kota Palu
- - - 2 Pemprov Sulteng
33 2009 - 3 Kab. Bangkep
52 2008 52
4 Kab. Buol
34 2008 34 5 Kab. Donggala
34 2008 34 6 Kab. Morowali
- - - 7 Kab. Parigi Moutong
46 2008 46 8 Kab. Poso
30 2008 30
9 Kab. Tojo Una-Una
49 2008 49 10 Kab. Toli-Toli
39 2010 - 11 Kab. Sigi
- - -
12 Kab. Banggai
348 245 Jumlah
128
LAMPIRAN 4
Hasil Analisis Uji Pilot
HASIL UJI VALIDITAS
VARIABEL INDIKATOR Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Ket.
Kualitas Informasi KI1 0,931** 0,000 30 Signifikan
KI2 0,927** 0,000 30 Signifikan
KI3 0,543** 0,002 30 Signifikan
KI4 0,860** 0,000 30 Signifikan
KI5 0,884** 0,000 30 Signifikan
KI6 0,879** 0,000 30 Signifikan
Kualitas Sistem KS1 0,904** 0,000 30 Signifikan
KS2 0,623** 0,000 30 Signifikan
KS3 0,698** 0,000 30 Signifikan
KS4 0,639** 0,000 30 Signifikan
KS5 0,624** 0,000 30 Signifikan
Computer Self-Efficacy CSE1 0,663** 0,000 30 Signifikan
CSE2 0,625** 0,000 30 Signifikan
CSE3 0,558** 0,001 30 Signifikan
CSE4 0,691** 0,000 30 Signifikan
CSE5 0,670** 0,000 30 Signifikan
CSE6 0,801** 0,000 30 Signifikan
CSE7 0,633** 0,000 30 Signifikan
CSE8 0,646** 0,000 30 Signifikan
Perceived Usefulness PU1 0,944** 0,000 30 Signifikan
PU2 0,974** 0,000 30 Signifikan
PU3 0,962** 0,002 30 Signifikan
PU4 0,938** 0,000 30 Signifikan
PU5 0,940** 0,000 30 Signifikan
PU6 0,928** 0,000 30 Signifikan
Kepuasan Pengguna KP1 0,775** 0,000 30 Signifikan
KP2 0,710** 0,000 30 Signifikan
KP3 0,601** 0,000 30 Signifikan
KP4 0,893** 0,000 30 Signifikan
KP5 0,767** 0,000 30 Signifikan
KP6 0,866** 0,000 30 Signifikan
KP7 0,822** 0,000 30 Signifikan
KP8 0,764** 0,000 30 Signifikan
KP9 0,647** 0,000 30 Signifikan
KP10 0,384* 0,035 30 Signifikan
**. Correlation is significant at the 0,01 level (1-tailed) *. Correlation is significant at the 0,05 level (1-tailed)
129
LAMPIRAN 5
Hasil Analisis Uji Pilot
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL SIMBOL Cronbach Alpha Ket.
Kualitas Informasi KI 0,915 Reliabel
Kualitas Sistem KS 0,800 Reliabel
Computer Self-efficacy CSE 0,861 Reliabel
Perceived Usefulness PU 0,977 Reliabel
Kepuasan Pengguna KP 0,900 Reliabel
130
LAMPIRAN 6
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KUALITAS INFORMASI 143 11 30 23.47 3.392
KUALITAS SISTEM 143 12 30 23.77 3.476
COMPUTER SELF
EFFICACY
143 12 39 26.59 6.025
PERCEIVED USEFULNESS 143 12 39 26.59 6.025
KEPUASAN PENGGUNA 143 23 50 39.23 5.461
Valid N (listwise) 143
131
LAMPIRAN 7
Cross Loadings
CSE KI KP KS PU
CSE1 0,819354 0,098308 0,357035 0,322193 0,306664
CSE2 0,858072 0,051321 0,253991 0,210653 0,185567
CSE3 0,827285 0,195053 0,236551 0,223709 0,203384
CSE4 0,792296 0,121602 0,190920 0,128955 0,185576
CSE5 0,781537 0,146502 0,233556 0,133900 0,146491
CSE6 0,669819 0,136643 0,226235 0,041408 0,228798
CSE7 0,574459 0,129334 0,163939 -0,173597 0,110814
CSE8 0,718530 0,117067 0,188783 0,090617 0,188893
KI1 0,071695 0,854474 0,323905 0,269306 0,324517
KI2 0,092682 0,886659 0,390503 0,261584 0,433648
KI3 0,128056 0,678117 0,227798 0,171023 0,227589
KI4 0,200027 0,853371 0,431493 0,405395 0,359288
KI5 0,187007 0,784865 0,372730 0,269505 0,243902
KI6 0,114990 0,843862 0,411769 0,287120 0,418455
KP1 0,255645 0,301914 0,763233 0,420827 0,497436
KP10 0,143048 0,402123 0,791097 0,259833 0,474116
KP2 0,248994 0,328750 0,858411 0,350613 0,615496
KP3 0,209518 0,337121 0,691943 0,324101 0,401896
KP4 0,360268 0,459663 0,856710 0,313828 0,617065
KP5 0,217323 0,398743 0,824362 0,353269 0,563962
KP6 0,322069 0,405280 0,868553 0,342393 0,638658
KP7 0,273783 0,234848 0,662418 0,149482 0,292811
KP8 0,220660 0,276194 0,761617 0,249230 0,422069
KP9 0,226786 0,320824 0,754580 0,264497 0,345093
KS1 0,127956 0,238543 0,277592 0,802309 0,366428
KS2 0,128283 0,379156 0,329711 0,788739 0,324186
KS3 0,114768 0,193749 0,299937 0,785607 0,219506
KS4 0,104430 0,294252 0,373141 0,805366 0,345288
KS5 0,306575 0,218731 0,237336 0,715036 0,314021
PU1 0,157466 0,357309 0,481894 0,366486 0,852408
PU2 0,207618 0,372145 0,611447 0,366034 0,890280
PU3 0,327538 0,391755 0,585025 0,314006 0,858687
PU4 0,202584 0,363574 0,532748 0,370455 0,877359
PU5 0,285709 0,317927 0,505389 0,336410 0,843470
PU6 0,197940 0,354807 0,561385 0,343642 0,815253
132
LAMPIRAN 8
Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha Communality Redundancy
CSE 0,578188 0,915368 0,894288 0,578188
KI 0,672082 0,924299 0,901637 0,672082
KP 0,618017 0,941391 0,477993 0,930828 0,618017 0,042221
KS 0,608575 0,885843 0,839336 0,608575
PU 0,733730 0,942924 0,282301 0,927297 0,733730 0,045569
Latent Variable Correlations
CSE KI KP KS PU
CSE 1,000000
KI 0,159462 1,000000
KP 0,318486 0,448512 1,000000
KS 0,194845 0,345652 0,393212 1,000000
PU 0,269822 0,420773 0,640641 0,407489 1,000000
133
LAMPIRAN 9
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
CSE -> KP 0,138139 0,133346 0,089379 0,089379 1,545542
CSE -> PU 0,169195 0,186063 0,083365 0,083365 2,029574
KI -> KP 0,187458 0,209074 0,104322 0,104322 1,796910
KI -> PU 0,300206 0,294330 0,092717 0,092717 3,237881
KS -> KP 0,105254 0,102828 0,089473 0,089473 1,176368
KS -> PU 0,270756 0,278309 0,080360 0,080360 3,369298
PU -> KP 0,481601 0,474158 0,097971 0,097971 4,915749
Gambar Uji Signifikansi
134
LAMPIRAN 10
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
CSE1 <- CSE 0,253639 0,261098 0,056420 0,056420 4,495525
CSE2 <- CSE 0,169082 0,161672 0,048284 0,048284 3,501859
CSE3 <- CSE 0,168118 0,168006 0,044126 0,044126 3,809986
CSE4 <- CSE 0,143152 0,134089 0,049656 0,049656 2,882854
CSE5 <- CSE 0,147068 0,144766 0,046495 0,046495 3,163117
CSE6 <- CSE 0,172730 0,172947 0,057303 0,057303 3,014337
CSE7 <- CSE 0,106013 0,116876 0,068738 0,068738 1,542293
CSE8 <- CSE 0,143429 0,138963 0,058618 0,058618 2,446855
KI1 <- KI 0,187574 0,183357 0,033140 0,033140 5,660124
KI2 <- KI 0,238017 0,241640 0,032250 0,032250 7,380483
KI3 <- KI 0,131739 0,136270 0,039805 0,039805 3,309578
KI4 <- KI 0,229429 0,232212 0,036106 0,036106 6,354245
KI5 <- KI 0,179572 0,174113 0,044485 0,044485 4,036704
KI6 <- KI 0,240111 0,242003 0,030843 0,030843 7,785048
KP1 <- KP 0,129199 0,130182 0,014471 0,014471 8,928379
KP10 <- KP 0,120622 0,119850 0,013804 0,013804 8,737959
KP2 <- KP 0,147621 0,145894 0,011683 0,011683 12,635111
KP3 <- KP 0,109957 0,107891 0,016565 0,016565 6,637938
KP4 <- KP 0,160272 0,156371 0,012197 0,012197 13,140147
KP5 <- KP 0,142191 0,141281 0,013107 0,013107 10,848371
KP6 <- KP 0,159562 0,157144 0,013611 0,013611 11,723281
KP7 <- KP 0,082035 0,086885 0,015286 0,015286 5,366639
KP8 <- KP 0,107190 0,109756 0,013639 0,013639 7,859253
KP9 <- KP 0,098164 0,099829 0,014205 0,014205 6,910400
KS1 <- KS 0,267440 0,270814 0,060201 0,060201 4,442433
KS2 <- KS 0,270834 0,270758 0,061060 0,061060 4,435581
KS3 <- KS 0,214584 0,213083 0,073859 0,073859 2,905321
KS4 <- KS 0,297401 0,289657 0,063450 0,063450 4,687146
KS5 <- KS 0,228965 0,227673 0,063607 0,063607 3,599686
PU1 <- PU 0,178203 0,178277 0,016059 0,016059 11,096461
PU2 <- PU 0,209714 0,210598 0,020573 0,020573 10,193851
PU3 <- PU 0,208123 0,207634 0,017877 0,017877 11,642203
PU4 <- PU 0,192400 0,191662 0,015074 0,015074 12,764016
PU5 <- PU 0,183723 0,182977 0,016450 0,016450 11,168563
PU6 <- PU 0,194922 0,194556 0,020795 0,020795 9,373471