35
PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING (EURO, JPY & USD) TERHADAP INDEKS SAHAM LQ-45 DI BEI A. LATAR BELAKANG Perkembangan sektor ekonomi global saat ini didominasi oleh peranan pasar modal. Adanya globalisasi telah memungkinkan hubungan saling terkait dan saling mempengaruhi dari hampir seluruh pasar modal di dunia. Selain itu juga memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan modal asing yang akan masuk ke dalam pasar keuangan di negara-negara berkembang. Hal ini tentunya akan mendorong persaingan antar emerging market menjadi semakin ketat dan memaksa setiap negara untuk membuat kebijakan yang lebih market-friendly dalam menghadapi persaingan tersebut. Dalam perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peran penting karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana untuk berinvestasi. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi dan penambahan modal kerja. Selain itu, pasar modal juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan reksadana. Masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing 1

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING (EURO, JPY & USD)

TERHADAP INDEKS SAHAM LQ-45 DI BEI

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan sektor ekonomi global saat ini didominasi oleh peranan pasar

modal. Adanya globalisasi telah memungkinkan hubungan saling terkait dan saling

mempengaruhi dari hampir seluruh pasar modal di dunia. Selain itu juga memberikan

pengaruh besar terhadap pergerakan modal asing yang akan masuk ke dalam pasar

keuangan di negara-negara berkembang. Hal ini tentunya akan mendorong persaingan

antar emerging market menjadi semakin ketat dan memaksa setiap negara untuk

membuat kebijakan yang lebih market-friendly dalam menghadapi persaingan

tersebut.

Dalam perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peran penting

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

pendanaan usaha dan sebagai sarana untuk berinvestasi. Dana yang diperoleh dari

pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi dan penambahan

modal kerja. Selain itu, pasar modal juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk

berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan reksadana.

Masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik

keuntungan dan resiko masing-masing instrumen pada pasar modal. Fakta

menunjukkan bahwa pasar modal merupakan salah satu indikasi perkembangan

perekonomian suatu negara sehingga mengisyaratkan betapa pentingnya pasar modal

di suatu negara.

Salah satu alternatif investasi yang menarik di pasar modal adalah saham. Tujuan

seorang investor berinvestasi dalam bentuk saham adalah memaksimalkan return, tanpa

melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu

faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas

keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Agar

keputusan investasinya tepat atau menghasilkan return seperti yang diharapkan maka

investor perlu melakukan analisis terhadap saham-saham yang akan dipilihnya. Analisis

yang harus dilakukan meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Dalam

1

Page 2: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

melakukan analisis teknikal, para investor bisa melihat tren dari harga saham yang

akan dipilih. Sedangkan untuk analisis fundamental dapat dilakukan secara top-down

yakni meliputi analisis ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan.

Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan

investor dalam penentuan keputusan investasinya. Hal ini perlu dilakukan karena

kecenderungan ada hubugan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan

ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang

terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas

yang diharapkan serta tingkat return yang diisyaratkan atas investasi tersebut, dan

kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro

(Tandelilin; 2010). Perubahan pada iklim makro akan sangat mempengaruhi investor

dalam mengambil keputusan investasi.

Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu

indeks yang disebut indeks harga saham (stock price index). IHSG merupakan

cerminan kinerja pasar modal secara umum, tetapi intensitas transaksi setiap sekuritas

di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat

tinggi dan aktif diperdagangkan di pasat modal, namun sebagian sekuritas lainnya

relatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan

perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi

real yang terjadi di bursa efek. Oleh karena itu, digunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-

45 adalah indeks dari kelompok 45 saham terpilih yang memenuhi kriteria memiliki

likuiditas, kapitalisasi pasar yang besar, memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi dan

memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik. Dengan kriteria

tersebut, kelompok LQ 45 merupakan kelompok saham-saham perusahaan yang diminati

dan menjadi fokus perhatian investor.

Indeks LQ45 menujukkan perkembangan yang cukup baik selama tahun 2010..

Pada grafik di bawah terlihat garis tren menunjukkan terjadi peningkatan dalam indeks

LQ-45. Berdasarkan statistic tahunan idx 2010, pada awal Januari 2010 berada pada

level 515.188, sedangkan penutupan di akhir tahun indeks LQ-45 berada pada level

661,380. berarti terjadi kenaikan sebesar 146,19 poin atau sekitar 28,37%.

2

Page 3: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Perkembangan Indeks LQ-45 Tahun 2010

Sumber: Data Diolah

Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang

terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro seperti kurs valuta asing. Menurut

Sharpe (1999), terdapat tiga perangkat faktor yang dikelompokkan dalam faktor

makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham, yaitu: indikasi aktivitas ekonomi

agregat (nilai tukar mata uang, GNP), tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. Kurs

valuta asing merupakan harga mata uang negara asing dalam satuan mata uang

domestik (Samuelson, 1992:450),. Grafik berikut memperlihatkan perkembangan

beberapa kurs valuta asing selama tahun 2010. Mencermati perubahan kurs valuta

asing tersebut, terlihat bahwa Euro, Yen maupun US Dollar berfluktuasi kadang

berapresiasi (+), dan kadang terdepresiasi (-) terhadap mata uang domestik yakni

Rupiah. Atau sebaliknya, Rupiah berapresiasi (-) dan terdepresiasi (+) terhadap mata

uang Euro, Yen dan US Dollar selama periode tersebut.

3

450

475

500

525

550

575

600

625

650

675

700

725

750

Periode

Ind

eks L

Q-4

5

LQ45

Page 4: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Perkembangan Kurs Valuta Asing (Euro, Yen dan US Dollar)

Sumber: Data diolah

Fluktuasi nilai tukar uang sangat mempengaruhi investasi asing yang masuk

di Indonesia. Selain itu juga berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan, daya

saing dalam pasar internasional dan sebagai konsekuensinya berdampak pada harga

saham perusahaan tersebut. Pada level makro, dampak dari fluktuasi nilai tukar

terhadap pasar modal tergantung dari ekonomi perdagangan internasional dan

ketidakseimbangan perdagangan dari negara tersebut. Pada level mikro, hubungan

konseptual antara harga saham sebuah perusahaan (atau perusahaan dalam sebuah

industri) dan nilai tukar didasarkan pada daya saing perusahaan tersebut. Fluktuasi

4

11000

11200

11400

11600

11800

12000

12200

12400

12600

12800

13000

13200

134001/8/2010

2/8/2010

3/8/2010

4/8/2010

5/8/2010

6/8/2010

7/8/2010

8/8/2010

9/8/2010

10/8/2010

11/8/2010

12/8/2010

EURO

9500

9700

9900

10100

10300

10500

10700

10900

11100

1/8/2010

2/8/2010

3/8/2010

4/8/2010

5/8/2010

6/8/2010

7/8/2010

8/8/2010

9/8/2010

10/8/2010

11/8/2010

12/8/2010

JPY/100

8700

8800

8900

9000

9100

9200

9300

9400

9500

1/8/2010

2/8/2010

3/8/2010

4/8/2010

5/8/2010

6/8/2010

7/8/2010

8/8/2010

9/8/2010

10/8/2010

11/8/2010

12/8/2010

USD

Page 5: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

nilai tukar secara substansial dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan

melalui perubahan persaingan, perubahan harga input, dan perubahan dalam nilai

mata uang asing yang menjadi aset perusahaan.

Melihat pada data-data yang telah disajikan sebelumnya, nampak bahwa kurs

valuta asing (Euro, Yen Jepang dan US Dollar) cenderung terdepresiasi (-) terhadap

Rupiah, sementara pada periode yang sama Indeks LQ-45 mengalami peningkatan.

Hal tersebut memberikan argumen yang kuat untuk menjelaskan hubungan antar

variabel kurs valuta asing dengan Indeks LQ-45. Berdasarkan fakta inilah, maka

penulis tertarik untuk mengangkat judul: “PENGARUH FLUKTUASI KURS

VALUTA ASING (EURO, JPY & USD) TERHADAP INDEKS SAHAM LQ-45 DI

BURSA EFEK INDONESIA”.

B. IDENTIFIKASI, PEMBATASAN & PERUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

selanjutnya perlu diidentifikasi masalah-masalahnya yakni sebagai berikut:

Indeks saham LQ-45 berfluktuasi (naik-turun) namun cenderung mengalami

peningkatan setiap bulannya selama tahun 2010 di setiap minggunya

Kurs Euro berfluktuasi kadang terdepresiasi namun kadang berapresiasi

terhadap Rupiah.

Kurs Yen berfluktuasi namun cenderung berapresiasi terhadap Rupiah

Kurs US Dollar juga berfluktuasi namun cenderung terdepresiasi oleh Rupiah

2. Pembatasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka fokus penelitian

ini terletak pada adanya keterkaitan antara variabel kurs valuta asing (EUR, JPY dan

USD) dengan Indeks LQ-45. Dari pernyataan tersebut, maka masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini perlu dibatasi yaitu bagaimana pengaruh kurs valuta asing

(EUR, JPY dan USD) terhadap Indeks Saham LQ-45.

5

Page 6: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah penelitian perlu

dirumuskan sebagai berikut:

1. Secara parsial, bagaimana pengaruh kurs valuta asing (Euro, Yen dan US

Dollar) terhadap Indeks LQ-45?

2. Secara simultan, bagaimana pengaruh kurs valuta asing (Euro, Yen dan US

Dollar) terhadap Indeks LQ-45?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana dan

pengaruh kurs valuta asing (Euro, Yen dan US Dollar) terhadap Indeks LQ-45 baik

secara parsial maupun secara simultan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini sangat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian ilmu

manajemen dalam mengelolah manajemen keuangan sehingga dapat dijadikan

sebagai rujukan untuk pengembangan penelitian manajemen keuangan di

masa yang akan datang

b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu manajemen

yang menyangkut kurs valuta asing dan indeks harga saham.

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu manajemen.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan (insight) bagi para

manajer investasi ataupun investor dalam mengambil keputusan investasi

terhadap berbagai instrumen di pasar modal yang memberikan return tertinggi

sebagai imbalan dari resiko dana dan waktu yang telah ia ambil atas investasi

tersebut.

6

Page 7: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

E. LANDASAN TEORI

1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain

sistem perbankan. Menurut Tandelilin (2010), pasar modal adalah pertemuan

antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,

seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual-beli sekuritas

disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal

secara fisik.

Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar

modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut Suad Husnan (1994), pasar modal adalah pasar dari

berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang

dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun

modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan

swasta. Pasar modal sebagai salah satu sumber pembiayaan

eksternal jangka panjangbagi dunia usaha khususnya perusahaan

yang go public dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat (Farid

Harianto dan Siswanto Sudomo, 1998). Kepemilikan saham oleh

masyarakat melalui pasar modal, dapat menjadikan masyarakat

bisa menikmati keberhasilan perusahaan melalui pembagian

deviden dan peningkatan harga saham yang diharapkan.

Kepemilikan saham oleh masyarakat juga dapat memberikan

pengaruh positif terhadap pengelolaan perusahaan melalui

pengawasan langsung oleh masyarakat.

Beberapa definisi di atas menyiratkan bahwa seperti pasar modal umumnya,

pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan

perusahaan atau instirusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai

kelebihan dana, sedangkan perusahaan atau institusi pemerintah memerlukan dana

7

Page 8: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

untuk membiayai proyeknya. Dalam hal ini pasar modal berfungsi sebagai

pengalokasi dana kepada perusahaan atau institusi pemerintah tersebut.

1.1. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal Indonesia ada pada jaman pemerintah Hindia Belanda yang

mendirikan Bursa Efek di Jakarta pada tahun 1912. Efek-efek yang diperdagangkan

pada bursa ini meliputi saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan miik Belanda

yang beroperasi di Indonesia, obligasi pemerintah Hindia Belanda dan efek-efek

Belanda lain. Pendirian Bursa Efek oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa itu

bertujuan untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik

Belanda yang pada saat itu sedang dikembangkan di Indonesia secara besar-besaran.

Bursa efek tak hanya didirikan di Jakarta, tapi juga diikuti dengan pendirian di

daerah Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Bursa efek yang didirikan ini

berkembang cukup pesat karena adanya pengalaman sebelumnya pada bursa efek di

Belanda. Namun, perkembangan dari bursa efek yang didirikan pemerintah Hindia

Belanda ini terhenti karena adanya Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1950, bursa efek

aktif kembali ditandai dengan dikeluarkannya obligasi Pemerintah RI. Pemerintah

memantapkan keberadaan bursa efek dengan mengeluarkan undang-undang darurat

tentang Bursa No.13 Tahun 1951, yang selanjutnya ditetapkan dengan undang-

undang No. 15 Tahun 1952. Penyelenggaraan bursa efek dilakukan oleh Perserikatan

Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE) dimana Bank Indonesia terlibat sebagai

penasehatnya. Untuk lebih memantapkan pelaksanaan pasar modal di Indonesia,

maka dikeluarkanlah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Pengaktifan kembali bursa efek pada masa itu tidak memberikan perkembangan yang

signifikan. Keadaan tersebut berlangsung hingga dekade 1970-an. Pada tanggal 10

Agustus 1977, pemerintah akhirnya memulai usahanya untuk mengaktifkan kembali

pasar modal di Indonesia, dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal

(BAPEPAM). Pada tahun 1991, nama Badan Pelaksana Pasar Modal berubah nama

menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tujuan diaktifkannya kembali pasar modal

ini adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui mobilisasi dana untuk

memenuhi pembiayaan pembangunan agar tidak tergantung pada sektor perbankan.

8

Page 9: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Usaha pengaktifan kembali pasar modal kali ini cukup berhasil, ditandai dengan 23

perusahaan telah melakukan emisi saham dan 1 perusahaan melakukan emisi obligasi

dengan nilai emisi mencapai Rp 117 miliar pada tahun 1983. Pemerintah melakukan

banyak usaha untuk menarik minat perusahaan agar mau melakukan emisi. Usahanya

antara lain pemberian keringanan atas pajak perseroan (Pps) sebesar 10% - 20%

selama 5 tahun sejak perusahaan tersebut go public, dan meniadakan pajak

pendapatan bagi para WNI yang membeli saham melalui pasar modal atas capital

gain yang didapatkan, pajak bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai

saham atau bukti kepemilikan modal. Namun sayangnya, pada tahun 1983-1987 pasar

modal Indonesia kembali lesu. Hal ini bisa terlihat pada periode tersebut, jumlah

perusahaan yang melakukan emisi saham tidak berubah yakni 23 perusahaan,

sedangkan jumlah perusahaan yang melakukan emisi obligasi meningkat hanya 3

perusahaan. Kelesuan pada pasar modal di periode ini disebabkan oleh ketatnya

persyaratan dan tata cara emisi. Adapun ketentuan-ketentuan emisi tersebut meliputi:

a. Rasio laba bersih dengan modal sendiri untuk tahun terakhir minimal 10%.

b. Penetapan harga saham diteliti BAPEPAM.

c. Pemeriksaan secara ketat dan intensif oleh BAPEPAM terhadap emiten.

Untuk memacu kembali pasar modal, pemerintah melakukan deregulasi di

sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dianggap

sangat mempengaruhi perkembangan pasar modal antara lain adalah Pakto 27, 1988

dan Pakdes 20, 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paket 24 Desember 1987 yang

berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok sebagai

berikut:

a. Kemudahan syarat go public antara lain laba tidak harus mencapai 10%.

b. Diperkenalkannya Bursa Paralel.

c. Penghapusan fee pendaftaran dan pencatatan di Bursa yang sebelumnya dipungut

BAPEPAM.

d. Investor asing boleh membeli saham yang go public.

e. Saham boleh diterbitkan atas unjuk.

f. Batasan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4% dari kurs sebelumnya

ditiadakan.

9

Page 10: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

g. Proses emisi harus sudah diselesaikan BAPEPAM dalam waktu selambat-

lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.

Dalam Pakto 27, 1988 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar

modal antara lain adalah dinaikkannya pajak atas bunga deposito atau tabungan

secara final sebesar 15%. Dengan adanya ketentuan tersebut maka, perpajakan di

pasar uang dan pasar modal diperlakukan sama. Sementara itu, Pakdes 88

memberikan kemudahan kepada perusahaan swasta untuk menyelenggarakan Bursa

Efek swasta dan diperkenankannya company listing yang memungkinkan

perusahaan–perusahaan dapat mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan

disetor penuh di Bursa. Deregulasi yang dilakukan pemerintah membawa hasil yang

baik. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya minat emiten maupun investor terhadap

pasar modal di Indonesia, hal ini tercermin dalam peningkatan emisi saham maupun

obligasi serta naiknya kapitalisasi dana. Pada tanggal 22 Mei 1995, pasar modal di

Indonesia mulai menggunakan sistem otomatisasi perdagangan yang dilaksanakan

dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading System). Selanjutnya

pada tahun 2000 BEJ mulai mengaplikasikan Sistem Perdagangan Tanpa Warkat

(scripless trading) dan pada tahun 2002 BEJ mengaplikasikan sistem perdagangan

jarak jauh (remote trading). Pada tahun 2007, akhirnya Bursa Efek Surabaya yang

sudah merger dengan Bursa Paralel pada tahun 1995 kembali melakukan

penggabungan dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama Bursa Efek

Indonesia (BEI).

1.2. Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal dengan

sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga disebut efek atau surat berharga,

merupakan aset finansial yang menyatakan klaim keuangan. Undang-undang Pasar

Modal No.8 tahun 1995 mendefinisikan efek adalah surat berharga, yaitu surat

pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit

penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari

efek.

10

Page 11: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Gambar 1.1 Sekuritas di Pasar Modal Indoneia

Saham

Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perseroan terbatas. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk.

Saham dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu saham preferen (preferred stock) dan

saham biasa (common stock). Perbedaan antara kedua jenis saham tersebut antara

lain:

Saham biasa (common stock) :

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara.

c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan setelah semuakewajiban

perusahaan dilunasi.

Saham Preferen (preferred stock)

a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.

Sekuritas

Reksadana

Sekuritas jangka panjang(Pasar Modal)

Sekuritas di Pasar Ekuitas

Sekuritas di Pasar Obligasi

Sekuritas di Pasar Derivatif

Saham biasa

Saham preferen

Bukti right

Waran

Obligasi

Obligasi konversi

Kontrak berjangka

Kontak opsi

Sekuritas jangka pendek(Pasar Uang)

11

Page 12: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

b. Tidak memiliki hak suara.

c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan

pengurus.

d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih

dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.

e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan

disamping penghasilan yang diterima secara tetap.

Saham biasa dapat dibedakan dalam berbagai jenis antara lain sebagai berikut:

a. Saham unggul (blue chips). Yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan

besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannya

memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen.

b. Growth stock. Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik

penjualannnya, perolehan laba, dan pangsa pasarnya mengalami

perkembangan yang sangat cepat dari rata-rata industri.

c. Emerging growth stock. Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan meskipun dalam kondisi ekonomi

yang kurang mendukung. Harga jenis saham ini biasanya berfluktuasi.

d. Income stock. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah ratarata

pendapatan.

e. Cyclical stock. Yaitu saham perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi dan

sangat dipengaruhi oleh siklus usaha dan kondisi ekonomi.

f. Defensif stock. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil

dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.

g. Speculative stock. Pada dasarnya saham biasa yang diperdagangkan di Bursa

Efek merupakan speculative stock, karena ketika investor membeli saham,

mereka tidak mengetahui dengan pasti tingkat pengembalian yang mereka

peroleh.

Bukti Right

Bukti Right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang

saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan

12

Page 13: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

selama periode tertentu. Dari pengertian itu, bukti right juga dikenal dengan sebutan

hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Bukti right diterbitkan melalui

penawaran umum terbatas (right issue). Dalam penawaran umum terbatas,

perusahaan tidak menjual saham barunya kepada masyarakat umum melainkan

menawarkannya kepada para pemegang sahamnya dengan maksud untuk menjaga

proporsi kepemilikan.

Waran

Seperti bukti right, waran (warrant) adalah hak untuk membeli sahampada waktu

dan harga yang sudah ditentukan sebelummnya. Keputusan perusahaan menjual

waran ditetapkan pada waktu RUPS. Perusahaan yang menerbitkan waran harus telah

mencatatkan sahamnya di bursa efek karena mungkin nantinya dikonversi oleh

pemegang saham. Tetapi berbeda dengan right issue, waran biasanya dijual

bersamaan dengan sekuritas lain misalnya obligasi dan saham. Periode perdagangan

waran adalah jangka panjang, umumnya antara 3 sampai 5 tahun.

1.3. Indeks Pasar Saham

Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu

indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham

merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena

merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka

indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price index). Berikut ini

adalah berbagai jenis indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index

menggunakan seluruh saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan

kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria

pemilihan.

Indeks Sektoral merupakan sub indeks dari IHSG. Indeks sektoral menggunakan

semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. Saham yang tercatat di

BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah

ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Indutrial

13

Page 14: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Classification). Selain 9 sektor tersebut, BEI juga menghitungkan indeks saham

industri manufaktur yang merupakan indeks gabungan dari tiga sektor industri.

Indeks Kompas 100, pada prinsipnya sama dengan LQ-45, yakni terkait dengan

isu likuiditas saham. Secara lebih spesifik proses pemilihan 100 saham

mempertimbangkan frekuensi transaksi, nilai transakasi dan kapitalisasi pasar

serta kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.

Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-

saham yang sesuai dengan syariah islam dan termasuk saham yang likuid. JII

dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk mengukur kiberja investasi pada saham

dengan basis syariah dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor

untuk berinvestasi secara syariah.

Indeks Papan Utama (Main Board Index/MBX), diperuntukkan bagi

perusahaan dengan track record yang baik.

Indeks Papan Pengembang (Development Board Index/DBX), untuk

mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang belum bisa

memenuhi persyaratan Papan Utama, tetapi masuk pada kategori

perusahaan berprospek. Disamping itu Papan Pengembang

diperuntukkan bagi perusahaan yang mengalami restrukturisasi

atau pemulihan performa.

Dari berbagai jenis indeks harga saham tersebut, dalam

penelitian ini hanya menggunakan saham LQ-45 sebagai obyek

penelitian karena indeks LQ-45 merupakan 45 saham di BEI dengan likuiditas yang

tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar sehingga mencerminkan kondisi real yang

terjadi di Bursa Efek Indonesia.

Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai

kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus

dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus).

Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham

lain yang memenuhi syarat. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi

kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :

14

Page 15: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

1) Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2) Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12

bulan terakhir)

3) Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan

4) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi

dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan indeks lq 45, yaitu :

a) Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di

pasar keuangan Indonesia,

b) Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan

c) Saham-saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene

merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEJ.

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :

a) Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak

mentah dunia, dan

b) Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone

positif.

Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk

menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer

investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan

harga dari saham-saham yang aktif diperdagangka

2. Kurs Valuta Asing (Foreign Exchange Rates)

2.1. Pengertian Kurs Valuta Asing

Menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) a foreign exchange rate is

defined as the amount of one currency that can be exchange per unit of another

currency, or the price of one currency in items of another currency.

Sependapat dengan Fabozzi dan Franco, selanjutnya Paul

Samuelson (1992:450) mendefinisikan kurs (nilai tukar) valuta asing

15

Page 16: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

adalah harga mata uang negara asing dalam satuan mata uang

domestik.

Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi

aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor

cenderung akan berhati-hati\ untuk melakukan investasi.

Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya

Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar

modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kurs

Mata Uang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai

tukar, yaitu (Jeff Madura, 1993):

1.Faktor Fundamental

Faktor fundamental berkaitan dengan indikator-indikator

ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan

antar-negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral.

2. Faktor Teknis

Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan

permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan

permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valas akan

naik dan sebaliknya.

3. Sentimen Pasar

Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau

berita-berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong

harga valas naik atau turun secara tajam dalam jangka pendek.

Apabila rumor atau berita-berita sudah berlalu, maka nilai tukar

akan kembali normal.

2.3. Sistem Kurs Mata Uang

16

Page 17: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Menurut Kuncoro (2001: 26-31), ada beberapa sistem kurs

mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:

1. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate), sistem kurs ini

ditentukanoleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya

stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs

mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu :

a. Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang

ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada

campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean

floating exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa

tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya

untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.

b. Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate)

dimana otoritas moneter berperan aktif dalam

menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh karena itu,

cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas

moneter perlu membeli atau menjual valas untuk

mempengaruhi pergerakan kurs.

2. Sistem kurs tertambat (peged exchange rate). Dalam sistem ini,

suatu negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu

mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang

biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang

utama “Menambatkan“ ke suatu mata uang berarti nilai mata

uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi

tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan

tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap

mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi

tambatannya.

3. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). Dalam sistem

ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata

17

Page 18: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju

nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama

sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian

kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs

tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari

kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau

devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.

4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Banyak

negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai

mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan

dari sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu

negara karena pergerakan mata uang disebar dalam

sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan

dalam “keranjang“ umumnya ditentukan oleh peranannya dalam

membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang

berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya

terhadap negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi

suatu negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yang

berbeda dengan bobot yang berbeda.

5. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). Dalam sistem ini, suatu

negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya

dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau

membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut.

Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas

yang sangat sempit.

2.4. Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia

Sejak tahun 1970, negara Indonesia telah menerapkan tiga

sistem nilai tukar,

yaitu:

18

Page 19: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

1. Sistem kurs tetap (1970- 1978)

Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia

menganut sistem nilai tukar tetap kurs resmi Rp. 250/US$,

sementara kurs uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar

rupiah terhadap US$. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada

tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif

di pasar valuta asing.

2. Sistem mengambang terkendali (1978-Juli 1997)

Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada sistem

sekeranjang mata uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan

bersama dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978.

Dengan sistem ini, pemerintah menetapkan kurs indikasi

(pembatas) dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread

tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi bila kurs

bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.

3. Sistem kurs mengambang bebas (14 Agustus 1997-sekarang)

Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US$

semakin melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam

rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka

pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi

(sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut

sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada

tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga

dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah

terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter

dalam negeri.

F. KERANGKA BERPIKIR

Fluktuasi kurs valuta asing akan sangat mempengaruhi iklim

investasi di dalam negeri, khususnya pasar modal. Perubahan nilai tukar

19

Page 20: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan, daya saing dalam pasar

internasional dan sebagai konsekuensinya berdampak pada harga saham perusahaan

tersebut.Misalnya US dollar terdepresiasi terhadap rupiah dalam hal ini

berarti rupiah mengalami apresiasi, akan memberikan dampak

langsung terhadap perusahaan domestik dengan kegiatan

operasionalnya yang internasional, dimana misalnya perusahaan

tersebut harus mengimpor bahan baku dari luar. Dengan adanya

depresiasi US Dollar maka harga bahan baku tersebut menjadi lebih

murah dengan demikian memberikan stimulus yang positif bagi

perkembangan produksinya dan sebagai konsekuensinya berdampak

pada harga saham perusahaan tersebut.

Selanjutnya bila rupiah terdepresiasi terhadap Euro, Yen, dan US

Dollar (berapresiasi), maka akan berdampak pada perusahaan-

perusahaan go public yang menggantungkan faktor produksi terhadap

barang-barang impor dari negara-negara tersebut. Besarnya belanja

impor dari perusahaan seperti ini bisa mempertinggi biaya produksi,

serta menurunnya laba perusahaan. Selanjutnya dapat ditebak, harga

saham perusahaan itu akan anjlok.

Selanjutnya, kerangka berpikir dapat digambarkan pada

bagan berikut ini:

20

EURO

YEN

USD

LQ-45

Page 21: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

G. PENGAJUAN HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka selanjutnya hipotesis dapat

diajukan sebagai berikut:

1. Diduga ada pengaruh yang signifikan kurs valuta asing (Euro, Yen dan US

Dollar) terhadap Indeks LQ-45 secara simultan.

2. Diduga ada pengaruh yang signifikan kurs valuta asing (Euro, Yen dan US

Dollar) terhadap Indeks LQ-45 secara parsial.

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian koreasional dengan pendekatan

kuantitatif, dimana penelitian ini mencoba untuk mengetahui pernagaruh dari kurs

valuta asing (Euro, Yen dan US Dollar) terhadap Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:57). Nazir (1988:3)

mengatakan populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.

Kemudian populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung

ataupun pengukuran kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

objek yang lengkap. (Handati, 1995:14).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang

signifikan fluktuasi kurs valuta asing (Euro, Yen dan US Dollar) terhadap Indeks

saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Karena yang menjadi objek dalam penelitian

ini adalah indeks LQ 45 maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh indeks saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sejalan dengan permasalahan yang diteliti, maka selanjutnya dilakukan

pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dimana sampel diambil

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dengan demikian sampel yang

21

Page 22: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Saham LQ-45 mingguan selama tahun

2010 dengan jumlah (n) sebanyak 52 sampel.

3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa kurs valuta asing

(Euro, Yen dan US Dollar) dan Indeks Saham LQ-45. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan teknik dokumenter. Data kurs valuta asing (Euro,

Yen dan US Dollar) merupakan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli yang

diperoleh dari website BI (www.bi.go.id) sedangkan Indeks saham LQ-45 merupakan

data penutupan mingguan selama tahun 2010 yang diperoleh pada website BEI

(www.idx.co.id).

4. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel, yang terbagi

dalam 3 (tiga) variabel independen (X) atau variabel yang

mempengaruhi, diantaranya: kurs Euro (X1), kurs Yen (X2) dan kurs US

Dollar (X3) serta 1 (satu) variabel bebas atau variabel yang dipengaruhi

yaitu Indeks Saham LQ-45 (Y).

5. Definisi Operasional Variabel

a. Kurs Euro menunjukkan harga mata uang Euro dalam satuan mata uang

rupiah, misalnya Rp 15.000/EUR.

b. Kurs Yen menunjukkan harga mata uang Yen dalam satuan mata uang rupiah,

misalnya Rp 10.000/JPY 100. (untuk setiap ¥100 sama dengan Rp 10.000).

c. Kurs US Dollar menunjukkan harga mata uang US Dollar dalam satuan mata

uang rupiah, misalnya Rp 9.000/USD.

d. Indeks Saham LQ-45 merupakan 45 saham di BEI dengan likuiditas yang

tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa

kriteria pemilihan.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan

variabel independen (Kurs Euro, Yen dan US Dollar) terhadap Indeks

Saham LQ-45, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear

22

Page 23: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat

terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:

Adapun dalam melakukan metode ini, penulis harus melakukan

beberapa pengujian untuk mendapatkan model penelitian yang terbaik. Pengujian itu

antara lain: uji normalitas, uji asumsi klasik (uji heteroskedastis, uji autokorelasi, uji

multikolinearitas), dan uji hipotesis (t-test untuk mengetahui signifikansi pengaruh

fluktuasi kurs valuta asing (Eur, Yen dan US$) terhadap Indeks LQ-45 secara parsial

dan F-test untuk mengetahui signifikansi pengaruhnya secara simultan).

I. DAFTAR PUSTAKA

Anwar Jusuf, , Pasar modal sebaga Sarana Pembiayaan dan Investasi,

Fabozzi, E.J. and Francis, J.C. 1996. Capital Markets and Institution and

Instrument. Upper Saddle River New Jersey.

Husnan Suad, 1994, Dasar-dasar Portofolio dan Investasi

Kuncoro, Mudrajad 1996, Manajemen Keuangan

Internasional.Yogyakarta:BPFE.

Madura, Jeff. 1993. Financial Management. Florida University Express.

Moehar Daniel, 2002, Metode Penelitian Sosial Ekonomi dan

Manajemen, Dilengkapi Beberapa Alat Analisa dan Pentunjuk

Penggunaan, Bumi Aksara, Jakarta

Nachrowi Djalal, Usman Hardius, 2002, Penggunaan Teknik

Ekonometri, Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi

Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan

Paket Program SPSS, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Samuelson Paul A., Nordhaus William D., 1992, Macroeconomics 14th

ed., McGraw-Hill, Inc.,

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

23

LQ-45 = α + β1 EUR1 + β2 JPY2 + β3

USD3 + ε

Page 24: PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING

Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi, Kanisius,

Yogyakarta

Website Bank Indonesia. www.bi.go.id

Website Indonesian Stock Exchange. www.idx.co.id

24