12
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019 84 PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP LABA BERSIH P.T. VALE INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Adrianah STIMI YAPMI Makassar Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih PT Vale Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia. Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih PT Vale Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari = 0,05 dan variabel hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena memiliki nilai signifikasi sebesar 0,015 yang lebih kecil dari = 0,05. Secara simultan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena memiliki nilai signifikasi 0,002 yang lebih kecil dari = 0,05. Kata Kunci : Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang dan Laba Bersih EFFECT OF SHORT-TERM DEBT AND LONG-TERM DEBT ON NET PROFIT OF P.T. VALE INDONESIA TBK IN INDONESIA EXCHANGE Adrianah STIMI YAPMI Makassar Email : [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of short-term debt and long-term debt partially and simultaneously has a significant effect on PT. Vale Indonesia Tbk's Net Profit on the Indonesia Stock Exchange. The main problem in this study is whether partially and simultaneously short-term debt and long-term debt have a significant effect on PT. Vale Indonesia Tbk's Net Profit on the Indonesia Stock Exchange. The results of this study indicate that the short-term debt variable has a significant effect on net income because it has a significance value of 0.001 which is smaller than a = 0.05 and the variable of long-term debt has a significant effect on net income because it has a significance value of 0.015 which is smaller than a = 0.05. Simultaneously short-term debt and long-term debt have a significant effect on net income because it has a significance value of 0.002 which is smaller than a = 0.05. Key Words : Short-Term Debt, Long-Term Debt and Net Profit PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, setiap perusahaan harus memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik tidak saja diperlukan untuk dapat

PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

  • Upload
    others

  • View
    35

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

84

PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA

PANJANG TERHADAP LABA BERSIH P.T. VALE INDONESIA TBK

DI BURSA EFEK INDONESIA

Adrianah

STIMI YAPMI Makassar

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang jangka pendek dan hutang

jangka panjang secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba

Bersih PT Vale Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia. Masalah utama dalam

penelitian ini adalah apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara

parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih PT Vale Indonesia

Tbk di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 𝑎 = 0,05 dan variabel hutang

jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena memiliki nilai

signifikasi sebesar 0,015 yang lebih kecil dari 𝑎 = 0,05. Secara simultan hutang jangka

pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena

memiliki nilai signifikasi 0,002 yang lebih kecil dari 𝑎 = 0,05.

Kata Kunci : Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang dan Laba Bersih

EFFECT OF SHORT-TERM DEBT AND LONG-TERM DEBT

ON NET PROFIT OF P.T. VALE INDONESIA TBK

IN INDONESIA EXCHANGE

Adrianah

STIMI YAPMI Makassar

Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of short-term debt and long-term debt partially

and simultaneously has a significant effect on PT. Vale Indonesia Tbk's Net Profit on

the Indonesia Stock Exchange. The main problem in this study is whether partially and

simultaneously short-term debt and long-term debt have a significant effect on PT.

Vale Indonesia Tbk's Net Profit on the Indonesia Stock Exchange. The results of this

study indicate that the short-term debt variable has a significant effect on net income

because it has a significance value of 0.001 which is smaller than a = 0.05 and the

variable of long-term debt has a significant effect on net income because it has a

significance value of 0.015 which is smaller than a = 0.05. Simultaneously short-term

debt and long-term debt have a significant effect on net income because it has a

significance value of 0.002 which is smaller than a = 0.05.

Key Words : Short-Term Debt, Long-Term Debt and Net Profit

PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, setiap perusahaan

harus memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik tidak saja diperlukan untuk dapat

Page 2: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

85

berhasil dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha, tetapi juga agar perusahaan

dapat melakukan pembelanjaan secara ekonomis. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan

dari setiap perusahaan, yaitu untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Perkembangan

suatu perusahaan dititikberatkan pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai

tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah ditetapkan. Besar

kecilnya laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran

keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya, selain itu juga laba digunakan

oleh manajemen dalam mengambil keputusan.

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang

belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan

yang berasal dari kreditor menurut Munawir (2015 : 18). Total hutang adalah gabungan

hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Dengan gabungan hutang jangka

pendek dan hutang jangka panjang tersebut, maka membuat beban perusahaan semakin

tinggi. Tetapi tingginya beban tersebut dapat digunakan untuk menurunkan pajak

perusahaan, hal tersebut yang menjadikan keuntungan.

Laba menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan perusahaan dan

keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu, karena laba berasal dari

unsur-unsur seperti pendapatan dan beban yang berhubungan dengan aktifitas operasi

perusahaan. Laba memiliki potensi informasi dan alat prediktor, oleh karena itu laba

diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomi terutama untuk mengurangi resiko kepastian. PSAK

No. 2, Paragraph 1, menyebutkan informasi laba pada umumnya memberikan indikasi

lebih mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dimasa yang

akan datang bila dibandingkan dengan informasi arus kas itu sendiri. Artinya PSAK

memposisikan bahwa prediktor laba lebih baik dalam memprediksi arus kas dimasa

mendatang bila dibandingkan dengan prediktor arus kas itu sendiri.

PT. Vale Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan yang sekarang telah berusia 45 tahun sejak didirikan Juli 1968 dibawah

perjanjian Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi,

menambang, mengolah dan memproduksi nikel di area seluas 190.510 hektar.

PT. Vale Indonesia Tbk dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber daya

yang dimiliki secara efisien. Tidak hanya itu, PT. Vale Indonesia Tbk juga harus

mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang ada di dalam maupun di luar

negeri. Salah satu cara untuk dapat bertahan dalam persaingan adalah perusahaan harus

mampu meningkatkan laba bersih, salah satu cara meningkatkan laba bersih perusahaan

adalah dengan mengurangi hutang jangka pendek dan jangka panjang. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel kondisi keungan PT. Vale Indonesia Tbk di bawah ini.

Tabel 1.

Kondisi Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk Tahun 2014-2018

(Dalam Ribuan Dolar AS)

Tahun Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Panjang Laba Bersih

2014 208.390 340.447 172.271

2015 148.499 306.705 50.501

2016 131.989 258.914 1.906

2017 129.300 235.892 (15,271)

2018 175.340 143.385 60.512

Rata-Rata 158.703 257.068 57.034

Sumber : PT. Vale Indonesia Tbk (Diolah : 2019)

Page 3: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

86

Berdasarkan tabel di atas, hutang jangka pendek mengalami fluktuasi, dari

tahun 2014-2017 mengalami penurunan, akan tetapi kembali mengalami peningkatan

pada tahun 2018. Untuk pos hutang jangka panjang setiap tahun mengalami penurunan.

Sedangkan laba bersih PT. Vale Indonesia Tbk, dari tahun 2014 perusahaan mengalami

keuntungan, akan tetapi pada tahun 2017 perusahaan mengalami kerugian, kemudian di

tahun 2018, kembali meraih laba.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti mengangkat judul

penelitian “Pengaruh Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang terhadap Laba

Bersih PT. Vale Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia“

Rumusan Masalah

1. Apakah hutang jangka pendek berpengaruh terhadap laba bersih PT. Vale

Indonesia Tbk.?

2. Apakah hutang jangka panjang berpengaruh terhadap laba bersih PT. Vale

Indonesia Tbk.?

3. Apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh terhadap

laba bersih PT. Vale Indonesia Tbk.?

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan

Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus

menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen keuangan memiliki arti

penting di semua jenis bisnis, seperti perbankan dan institusi-institusi keuangan lainnya

sekaligus juga perusahaan-perusahaan industri dan ritel. Manajemen keuangan adalah

segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,

dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh (Martono dan Harjito,

2014).

Menurut Sartono (2014 : 6), mengemukakan manajemen keuangan dapat

diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana

dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk

pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.

Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti (2015 : 4), berpendapat bahwa manajemen

keuangan dapat diartikan membahas tentang investasi, pembelanjaan, dan pengelolaan

aset-aset dengan beberapa tujuan menyeluruh yang direncanakan. Jadi, fungsi

keputusan dari manajemen keuangan dapat dipisahkan kedalam tiga bidang pokok yaitu

keputusan investasi, keputusan pembelanjaan dan keputusan manajemen aset.

Berdasarkan beberapa pengertian telah dipaparkan mengenai manajemen

keuangan, dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu proses

dalam kegiatan keuangan perusahaan bagaimana memperoleh dana, menggunakan

dana, dan mengelola aset secara optimal yang digunakan untuk membiayai segala

aktivitas yang dilakukan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan tentunya memiliki fungsi utama agar setiap kegiatan

yang dilakukan oleh manajer keuangan tidak menyimpang dari fungsinya dan dapat

terarah. Menurut Harjito dan Martono (2014 : 4), terdapat 3 (tiga) fungsi utama dalam

manajemen keuangan, yaitu :

1. Keputusan Investasi

Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan yang penting dalam

menunjang pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena menyangkut tentang

memperoleh dana investasi yang efisien dan komposisi aset yang harus

dipertahankan atau dikurangi.

Page 4: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

87

2. Keputusan Pendanaan (Pembayaran Dividen)

Kebijakan dividen perusahaan juga harus dipandang sebagai integral dari

keputusan pendanaan perusahaan. Pada prinsipnya fungsi manajemen keuangan

sebagai keputusan pendanaan menyangkut tentang keputusan apakah laba yang

diperoleh oleh perusahaan harus dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan

guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

3. Keputusan Manajemen Aset

Keputusan manajemen aset adalah fungsi manajemen keuangan yang menyangkut

tentang keputusan alokasi dana atau aset, komposisi sumber dana yang harus

dipertahankan dan penggunaan modal baik yang berasal dari dalam perusahaan

maupun luar perusahaan yang baik bagi perusahaan.

Tujuan Manajemen Keuangan

Menurut Sutrisno (2014 : 46), tujuan manajemen keuangan adalah

meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para

pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham.

Menurut Sartono (2014), tujuan manajemen keuangan adalah :

1. Memaksimalkan keuntungan. Seorang manajer keuangan harus menjamin

keuntungan dalam jangka waktu yang panjang sebab ketidakpastian bisnis tetapi

perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal bahkan dalam jangka

waktu yang panjang apabila manajer keuangannya mengambil suatu keputusan

keuangan yang tepat serta menggunakan keuangan perusahaan dengan baik.

2. Menjaga arus kas (cash flow). Suatu perusahaan harus mempunyai arus kas yang

sesuai guna membayar biaya kebutuhan perusahaan sehari-hari seperti pembelian

bahan baku, pembayaran gaji karyawan, sewa, dan sebagainya. Arus kas atau cash

flow yang baik tentunya akan meningkatkan keberhasilan perusahaan.

3. Mempersiapkan struktur modal. Seorang manajer keuangan harus dapat

memutuskan rasio antara pembiayaan yang dimiliki dan keuangan yang dipinjam

agar dapat seimbang.

4. Pemanfaatan keuangan yang tepat. Manajer keuangan harus bisa memanfaatkan

keuangan secara optimal dan perusahaan harus tidak berinvestasi keuangan

perusahaan dalam proyek yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

5. Memaksimalkan kekayaan. Jadi seorang manajer keuangan mencoba agar

memberikan dividen yang maksimal kepada pemegang saham dan berupaya dalam

meningkatkan nilai pasar saham sebab nilai pasar saham secara langsung berkaitan

dengan kinerja perusahaan.

6. Meningkatkan efisiensi. Manajemen keuangan mencoba meningkatkan efisiensi

semua departemen perusahaan. Distribusi keuangan yang tepat dalam semua aspek

akan meningkatkan efisiensi seluruh perusahaan.

7. Kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat bertahan hidup pada

dunia bisnis yang kompetitif seperti sekarang ini. Seorang manajer keuangan harus

berhati-hati saat membuat keputusan keuangan, sebab apabila salah dalam

mengambil keputusan bisa saja perusahaan bangkrut atau merugi.

8. Mengurangi resiko operasional. Manajemen keuangan juga mencoba dalam

mengurangi resiko operasional. Terdapat banyak resiko ketidakpastian dalam

bisnis, namun seorang manajer keuangan harus bisa mengambil langkah tepat agar

dapat mengurangi resiko ini.

9. Mengurangi biaya modal. Manajer keuangan harus dapat merencanakan struktur

modal sedemikian rupa agar biaya modal dapat diminimalkan.

Page 5: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

88

Definisi Laporan Keuangan

Menurut Werner R. Murshadi (2013 : 01), bahwa laporan keuangan merupakan

bahasa bisnis. Di dalam laporan keuangan berisi informasi mengenai kondisi keuangan

perusahaan kepada pihak pengguna. Dengan memahami laporan keuangan suatu

perusahaan, maka berbagai pihak yang berkepentingan dapat melihat kondisi kesehatan

keuangan suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2015 : 2), bahwa laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

laporan tertentu.

Menurut Hery (2014 : 14), bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses

akuntansi atau sebagai produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan

pengikhtisaran data transaksi bisnis yang digunakan sebagai alat komunikasi mengenai

data keuangan atau aktivitas dalam perusahaan.

Menurut Sudana (2015 : 35), laporan keuangan (financial statement) adalah

informasi akuntansi yang menggambarkan tentang posisi keuangan perusahaan serta

hasil usaha perusahaan pada periode yang berakhir pada tanggal tertentu, yang terdiri

atas neraca, daftar laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat

ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses pencatatan dan

pengikhtisaran data transaksi bisnis yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan

pihak yang berkepentingan seperti pihak manajemen, pemilik, kreditur, investor,

penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan masyarakat umum. Laporan akuntansi ini

juga merupakan sebagai alat tolak ukur perusahaan untuk menilai kondisi kesehatan

perusahaan dengan melihat data keuangan atau aktivitas dalam perusahaan pada setiap

periode tertentu.

Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama

satu tahun. Menurut Munawir (2015 : 18), hutang lancar atau hutang jangka pendek

adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan

dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Jumingan (2014 : 25), hutang jangka pendek adalah kewajiban

perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu normal,

umumnya satu tahun atau kurang, semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh

temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan.

Muhardi (2013 : 230), mendefinisikannya sebagai kewajiban lancar adalah

hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau siklus

akuntansi operasi normal perusahaan, dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil

pembentukan kewajiban lancar yang lain.

Menurut Kasmir (2016 : 40), utang lancar merupakan kewajiban atau utang

perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar

adalah satu tahun. Oleh karena itu utang lancar disebut juga utang jangka pendek.

Husnan dan Pudjiastuti (2015 : 45), dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan menjelaskan bahwa utang jangka pendek atau short term debt

merupakan utang yang jangka waktu pengembaliannya paling lama satu tahun. Intinya,

utang jangka pendek ini harus dibayar lunas dalam jangka waktu satu tahun. Untuk

plafon kredit tertentu, jenis utang ini biasanya tidak memerlukan aset sebagai jaminan.

Biasanya pinjaman-pinjaman jangka pendek berbunga relatif tinggi dibandingkan

dengan pinjaman jangka menengah atau panjang.

Page 6: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

89

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang

jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau

siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva

lancar serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

Hutang Jangka Panjang

Menurut Sartono (2012 : 216), hutang jangka panjang atau long-term debt

adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur

bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk

membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Menurut

Munawir (2015 : 19), hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka

waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun

sejak tanggal neraca).

Hani (2014 : 127), menyatakan kewajiban yang tidak diharapkan akan dibayar

dalam waktu 12 bulan (atau dalam satu siklus operasi yang melebihi 12 bulan)

diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar atau kewajiban jangka panjang.

Sutrisno (2014 : 171), menyatakan kewajiban tak lancar (atau jangka panjang)

merupakan kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu

siklus operasi, mana yang lebih panjang.

Berdasarkan penjelasan dan definisi para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh dari pihak ketiga

atau kreditor yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dan dilunasi dengan sumber-

sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut

tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.

Laba Bersih

Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah mendapatkan

laba yang semaksimal mungkin dan laba tersebut akan dapat dilihat dari laporan laba

rugi perusahaan. Laporan laba rugi (income statements) adalah laporan yang

menggambarkan kinerja hasil operasional perusahaan selama satu periode.

Husnan (2015 : 91), laba adalah hasil pengurangan biaya atas pendapatan.

Perusahaan menghasilkan laba jika pendapatan lebih besar dari biayanya. Sebaliknya,

selisih tersebut akan menghasilkan rugi jika biayanya lebih besar dari total pendapatan.

Menurut Harahap (2015 : 245), berdasarkan Committe on Terminology mendefinisikan

laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan antara harga pokok produksi biaya

lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Dapat disimpulkan bahwa

laba adalah hasil dari keuntungan yang diterima perusahaan setelah dikurangi dari

pendapatan dan biaya-biaya selama satu periode.

Menurut Riyanto (2013), menyatakan laba bersih adalah selisih lebih

pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal

dari kegiatan usaha. Dari laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dapat diketahui

kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2016 : 303), menyatakan bahwa pengertian laba bersih (net

profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban

perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.

Munawir (2015 : 46), pengertian laba bersih adalah laba bersih yang berasal

dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba dihasilkan dari selisih

antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan sumber daya keluar

(beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu.

Page 7: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

90

Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang

belum dibuktikan kebenarannya (Sugiyono, 2017). Berdasarkan uraian di atas,

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hutang jangka pendek berpengaruh positif terhadap laba bersih PT. Vale Indonesia

Tbk.

2. Hutang jangka panjang berpengaruh positif terhadap laba bersih PT. Vale

Indonesia Tbk.

3. Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap laba bersih PT. Vale Indonesia Tbk.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang

Jangka Panjang.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Laba bersih perusahaan.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

1. Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu

tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan

menggunakan aktiva lancar serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang

telah terjadi. Dalam penelitian ini hutang jangka pendek diukur dengan nominal

jumlah liabilitas jangka pendek pada laporan keuangan PT. Vale Indonesia Tbk.

Hutang Jangka Pendek = Liabilitas Jangka Pendek

2. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh dari pihak ketiga atau

kreditor yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dan dilunasi dengan sumber-

sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut

tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. Dalam penelitian ini hutang jangka

panjang diukur dengan nominal jumlah liabilitas jangka panjang pada laporan

keuangan PT. Vale Indonesia Tbk.

Hutang Jangka Panjang = Liabilitas Jangka Panjang

3. Laba Bersih

Laba bersih merupakan selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan merupakan

kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. Dalam penelitian ini

laba bersih diukur dengan pendapatan dikurangi beban-beban perusahaan pada

laporan keuangan PT.Vale Indonesia Tbk.

Laba Bersih = Pendapatan – Beban Perusahaan

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2014 : 115). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan PT. Vale Indonesia Tbk.

Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data yang hanya sebagian

populasi saja yang diambil dan digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang

dikehendaki dari suatu populasi (Indriantoro dan Supomo, 2014 : 116). Dari data yang

didapatkan, maka sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi PT.

Vale Indonesia Tbk tahun 2014-2018.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dari sumber

yang digunakan, yaitu laporan keuangan PT. Vale Indonesia Tbk di Bursa Efek

Page 8: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

91

Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Peneliti juga memperoleh data mengenai masalah

yang diteliti melalui buku, jurnal, internet, serta perangkat lain yang berhubungan

dengan penelitian.

Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2017 : 260), regresi linier berganda digunakan untuk

menguji pengaruh lebih dari satu independent variable terhadap dependent variable.

Analisis regresi linear berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap laba

bersih PT. Vale Indonesia Tbk. Menurut Sugiyono (2017 : 261), bentuk persamaan dari

regresi linier berganda ini adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + ε

Keterangan :

Y = Laba Bersih

α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Variabel Hutang Jangka Pendek

β2 = Koefisien Regresi Variabel Hutang Jangka Panjang

X1 = Hutang Jangka Pendek

X2 = Hutang Jangka Panjang

e = Tingkat Kesalahan (Error Term)

Tabel 2.

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 308148,707 12066,573 25,537 ,002

H. J. Pendek 1,904 ,069 ,905 27,593 ,001

H. J. Panjang ,245 ,030 ,264 8,047 ,015

a. Dependent Variable : Laba Bersih

Dari tabel di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 308148,707 + 1,904X1 + 0,245X2

Interpretasi dari koefisien persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Konstanta (Constant) sebesar 308148,707, artinya apabila hutang jangka pendek

dan hutang jangka panjang tidak ada atau nilainya adalah 0, maka laba bersih

perusahaan sebesar 308148,707.

2. Koefisien regresi variabel hutang jangka pendek (X1) sebesar 1,904, artinya

apabila hutang jangka pendek meningkat 1 satuan, maka laba bersih mengalami

kenaikan yang cukup berarti, sebesar 1,904 satuan. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan searah antara hutang jangka pendek dengan laba bersih.

3. Koefisien regresi variabel hutang jangka panjang (X2) sebesar 0,245, artinya

apabila hutang jangka panjang meningkat 1 satuan, maka laba bersih mengalami

kenaikan yang cukup berarti, sebesar 0,245 satuan. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan searah antara hutang jangka panjang dengan laba bersih.

PEMBAHASAN

Pengaruh Hutang Jangka Pendek (X1) terhadap Laba Bersih (Y) PT. Vale

Indonesia Tbk

Berdasarkan hasil olah dengan bantuan program SPSS didapatkan nilai

signifikansi (sig) sebesar 0,001 dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05

Page 9: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

92

atau 5 %, maka diperoleh gambaran 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh

yang signifikan antara Hutang Jangka Pendek (X1) terhadap Laba Bersih (Y). Dengan

kata lain hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Merywati Dungga

(2015) dengan judul Pengaruh Utang terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Properti &

Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa

utang jangka pendek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba

perusahaan dan pengaruhnya bersifat positif. Hal ini berdasarkan analisis yang

menunjukan nilai t-hitung untuk variabel utang jangka pendek adalah sebesar

143,859. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5 % dan derajat bebas 35

adalah sebesar 2,030. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95 % terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah utang jangka

pendek yang dimiliki oleh perusahaan properti yang diamati terhadap laba bersih

yang berhasil diperoleh. Hal ini disebabkan perusahaan lebih menyukai menggunakan

sumber dana internal untuk membiayai modal kerjanya atau menggunakan utang

jangka pendek kepada pihak ketiga (supplier) yang tidak menimbulkan beban bunga,

sehingga dapat berpengaruh terhadap profit atau laba perusahaan,

Hubungan yang signifikan juga dapat dilihat pada data penelitian atau laporan

keuangan PT. Vale Indonesia Tbk dari tahun 2014-2018. Apabila terjadi peningkatan

hutang jangka pendek, maka laba bersih juga akan meningkat, dan apabila terjadi

penurunan hutang jangka pendek, maka laba bersih juga akan menurun.

Pengaruh Hutang Jangka Panjang (X2) terhadap Laba Bersih (Y) PT. Vale

Indonesia Tbk

Berdasarkan hasil uji SPSS didapatkan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,015

dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %, maka diperoleh

gambaran 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara

Hutang Jangka Panjang (X2) terhadap Laba Bersih (Y). Dengan kata lain hipotesis

yang diajukan oleh peneliti diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martini

(2018) dengan judul Pengaruh Hutang terhadap Laba Bersih pada PT. Bank Danamon

Tbk, menunjukkan hasil bahwa koefisien regresi hutang jangka panjang menunjukkan

pengaruh positif terhadap laba bersih sebesar 0,020. Hasil uji t menunjukkan bahwa

hutang jangka panjang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba bersih pada PT.

Bank Danamon Tbk, dimana diperoleh nilai t sig. 0,024 < 0,05. Sesuai dengan teori

Pecking Order, apabila profitabilitas perusahaan tinggi, maka hutang jangka panjang

akan menurun karena adanya ketersediaan dana internal dalam memenuhi kebutuhan

investasi.

Hal ini sejalan pada data yang menjadi sampel yaitu laporan keungan PT. Vale

Indonesia Tbk dari tahun 2014-2018 pada penelitian ini. Apabila hutang jangka

panjang tinggi, maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan juga tinggi, begitu pula

sebaliknya.

Pengaruh Hutang Jangka Pendek (X1) dan Hutang Jangka Panjang (X2)

terhadap Laba Bersih (Y) PT. Vale Indonesia Tbk

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig sebesar (0,002) lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hutang jangka pendek

dan hutang jangka panjang bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap laba bersih PT. Vale Indonesia Tbk.

Gita Laura Manoppo (2015), dalam penelitian juga menegaskan bahwa hutang

berpengaruh terhadap laba perusahaan. Ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan

Page 10: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

93

mendapatkan keuntungan dari adanya pemakaian hutang baik itu hutang jangka pendek

maupun jangka panjang. Dengan menggunakan hutang, maka akan terdapat

pembayaran biaya bunga dan berdampak pada penghematan pajak yang dibayarkan

oleh perusahaan. Jika aktivitas perusahaan semakin tinggi, maka pendapatan atau laba

perusahaan juga akan semakin meningkat, karena laba atau profit merupakan indikasi

kesuksesan perusahaan dari suatu badan usaha serta merupakan salah satu tujuan

mendorong suatu perusahaan untuk dapat berkembang lebih lanjut. Suatu perusahaan

tidak akan mampu mencapai tujuan apabila perusahaan tersebut tidak mampu

menghasilkan pendapatan dan laba.

Hutang menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya atau menurunnya laba

yang dihasilkan perusahaan setiap tahunnya. Hutang digunakan untuk kegiatan

operasional atau investasi bagi perusahaan. Apabila hutang yang diperoleh perusahaan

meningkat, maka diharapkan akan berdampak baik terhadap peningkatan laba sehingga

kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang dapat terjamin. Menurut

Murhadi (2013 : 254), yang menyatakan bahwa semakin besar hutang, maka semakin

besar pula profitabilitas yang diharapkan. Karena manajemen perusahaan memilih

hutang sebagai alternatif bagi tersedianya sumber modal perusahaannya, maka

manajemen perusahaan bertanggungjawab untuk lebih bekerja keras agar modal yang

digunakan tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan,

sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu memenuhi

kewajibannya.

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji dengan SPSS didapatkan nilai signifikansi (sig) sebesar

0,001 dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %, maka

diperoleh gambaran 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara Hutang Jangka Pendek (X1) terhadap Laba Bersih (Y) pada PT.

Vale Indonesia Tbk.

2. Berdasarkan hasil uji dengan SPSS didapatkan nilai signifikansi (sig) sebesar

0,015 dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %, maka

diperoleh gambaran 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara Hutang Jangka Panjang (X2) terhadap Laba Bersih (Y) pada PT.

Vale Indonesia Tbk.

3. Berdasarkan hasil uji dengan bantuan program SPSS diperoleh nilai Sig sebesar

(0,002) lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti hutang jangka pendek dan hutang

jangka panjang bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Laba

Bersih pada PT. Vale Indonesia Tbk.

Saran

1. Bagi PT. Vale Indonesia Tbk yang akan memanfaatkan utang sebagai salah satu

sumber modal harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Jika PT. Vale

Indonesia Tbk ingin memanfaatkan utang jangka panjang harus diperhatikan

apakah PT. Vale Indonesia Tbk mampu membayar biaya utang mengingat utang

jangka panjang menimbulkan biaya yang besar.

2. Jika PT. Vale Indonesia Tbk ingin memanfaatkan utang jangka pendek juga harus

diperhatikan apakah aktiva lancar PT. Vale Indonesia Tbk mampu melunasi utang

jangka pendek PT. Vale Indonesia Tbk mengingat utang jangka pendek memiliki

batas waktu jatuh tempo jangka pendek yang singkat.

3. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran bagi pihak peneliti

selanjutnya agar meneliti variabel independen lain yang turut mempengaruhi laba

bersih diantaranya harga jual dan volume produksi.

Page 11: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

94

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Deslia, Purnama Dewi. 2013. Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang, Hutang

Jangka Pendek dan Modal Kerja Bersih terhadap Laba pada PT. Griya Asri

Prima. Universitas Pamulang. ISSN 2354-6557.

Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung

: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.

Edisi 8. Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hani, Syafrida. 2014. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan : In Media.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :

Rajagrafindo Persada.

Harjito, D. A dan Martono. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta :

Ekonosia. Kampus Fakultas Ekonomi Islam Indonesia.

http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFEB/article/view/2028. Diakses tanggal 7 Mei

2019.

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/view/2048/pdf_133. Diakses tanggal

6 Mei 2019.

http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Sekretaris/article/view/616. Diakses Tanggal

6 Mei 2019.

https://ejurnalunsam.id/index.php/jensi/article/view/397. Diakses Tanggal 6 Mei 2019.

https://etd.unsam.ac.id/index.php?thn=2018&page=6. Diakses tanggal 7 Mei 2019.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi

Keenam. Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YPKN.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :

Ikatan Akuntan Indonesia.

Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Untuk

Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta. BPFE.

Jumingan. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Media Grafika. Jakarta.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Martini. 2018. Pengaruh Hutang terhadap Laba Bersih pada PT. Bank Danamon Tbk.

Universitas Samudra. Langsah Aceh.

Merywati Dungga. 2015. Pengaruh Utang terhadap Laba Bersih pada Perusahaan

Properti & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.

Munawir, S. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta : Salemba Empat.

Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4. BPFE.

Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2014. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE.

Yogyakarta.

Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta :

Erlangga.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Sutrisno. 2014. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekonisia,

Yogyakarta.

Page 12: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 2 Desember 2019

95

Vera Handayani dan Mayasari. 2018. Analisis Pengaruh Hutang terhadap Laba Bersih

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara. ISSN : 1693-7597.

Zefri Maulana. Ayang Fhonna Safa. 2017. Pengaruh Hutang Jangka Pendek dan

Hutang Jangka Panjang terhadap Laba Bersih pada PT. Bank Mandiri Tbk.

Fakultas Ekonomi Universitas Samudra, Langsa Aceh.