15
PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN KERAMIK DI PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT Lestari Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen-Universitas Gunadarma Email: [email protected] Pembimbing: Dr. Henny Medyawati Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Estiningsih, SE, MM Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi wirausaha yaitu innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 49 responden. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu). Temuan hasil ini penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006) dalam Suhartini Karim (2007), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hanya dimensi proaktif (proactiveness) yang berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM, sedangkan dimensi inovasi (innovativeness) dan kesediaan mengambil risiko (risk taking) hubungannya adalah negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang diungkapkan oleh Morris dan Kuratko (2002) yang menyatakan bahwa setiap inovasi akan menyebabkan adanya risiko, dan tindakan proaktif akan melibatkan inovasi dan risiko. Hasil tindakan proaktif tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Orientasi Wirausaha, Kinerja UMKM EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE PERFORMANCE OF SMEs EXPORTERS CERAMIC CRAFT IN PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT ABSTRACT The purpose of this study was to determine the influence of entrepreneurial orientation are innovativeness, risk taking, and proactiveness on the performance of SMEs exporters in Plered ceramics, Purwakarta district, West Java. The success of a business can not be separated from an entrepreneurial role in running the business.

PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

  • Upload
    lyxuyen

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM

EKSPORTIR KERAJINAN KERAMIK DI PLERED, KABUPATEN

PURWAKARTA, JAWA BARAT

Lestari

Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen-Universitas Gunadarma

Email: [email protected]

Pembimbing:

Dr. Henny Medyawati

Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Estiningsih, SE, MM

Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi wirausaha yaitu

innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM eksportir

kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keberhasilan suatu

usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut.

Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran

kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 49 responden. Teknik

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

(teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu).

Temuan hasil ini penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006) dalam Suhartini

Karim (2007), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hanya dimensi proaktif

(proactiveness) yang berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM,

sedangkan dimensi inovasi (innovativeness) dan kesediaan mengambil risiko (risk

taking) hubungannya adalah negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga

mendukung teori yang diungkapkan oleh Morris dan Kuratko (2002) yang menyatakan

bahwa setiap inovasi akan menyebabkan adanya risiko, dan tindakan proaktif akan

melibatkan inovasi dan risiko. Hasil tindakan proaktif tersebut dapat meningkatkan

kinerja perusahaan.

Kata Kunci : Orientasi Wirausaha, Kinerja UMKM

EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE

PERFORMANCE OF SMEs EXPORTERS CERAMIC CRAFT IN PLERED,

KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of entrepreneurial

orientation are innovativeness, risk taking, and proactiveness on the performance of

SMEs exporters in Plered ceramics, Purwakarta district, West Java. The success of a

business can not be separated from an entrepreneurial role in running the business.

Page 2: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

This study uses primary data by conducting questionnaire distribution. The

questionnaire collected a total of 49 respondents. Sampling technique used in this study

was purposive sampling (sampling technique by determining specific criteria).

These findings of this study showed similar results with studies conducted by

Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) and (2006) in Suhartini Karim (2007), where the

results of the study states that only the proactive dimensions (proactiveness), which

have a positive and significant effect on performance of SMEs, while the dimensions of

innovation (innovativeness) and willingness to take risks (risk taking) the relationship is

negative and not significant. The results also support the theory expressed by the Morris

and Kuratko (2002) which states that any innovation will lead to the existence of risk,

and proactive measures will involve innovation and risk. The result of these proactive

measures to improve corporate performance.

Keywords: Entrepreneurial Orientation, Performance of SMEs

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi

sangat strategis, karena potensinya yang

besar dalam menggerakkan kegiatan

ekonomi masyarakat.

Keberhasilan suatu usaha tidak

lepas dari peran seorang wirausaha

dalam menjalankan usaha tersebut.

Plered sebagai salah satu kota

sentra kerajinan keramik di Indonesia.

Produksinya selain untuk permintaan

pasar lokal juga diekspor ke berbagai

negara.

Berdasarkan latar belakang

diatas, maka mendorong penulis untuk

melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Orientasi Wirausaha

Terhadap Kinerja UMKM Eksportir

Kerajinan Keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah

yang telah diuraikan dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah variabel innovativeness, risk

taking, dan proactiveness secara

bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM

kerajinan keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

2. Apakah variabel innovativeness, risk

taking, dan proactiveness secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja UMKM kerajinan

keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan

yang telah dirumuskan, tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah

sebagai berikut.

(1) Untuk mengetahui pengaruh secara

bersama-sama variabel

innovativeness, risk taking, dan

proactiveness terhadap kinerja

UMKM kerajinan keramik di

Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat.

(2) Untuk mengetahui pengaruh secara

parsial variabel innovativeness, risk

taking, dan proactiveness terhadap

kinerja UMKM kerajinan keramik

di Plered, Kabupaten Purwakarta,

Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

sebagai bahan referensi bagi para

manajer dalam usaha memperbaiki

kemampuan daya saing dipasar global

Page 3: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

dalam rangka usaha meningkatkan

kinerja ekspor dimasa mendatang.

1.5 Kerangka Pemikiran dan

Hipotesis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh innovativeness,

risk taking dan proactiveness terhadap

kinerja UMKM eksportir kerajinan

keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat, maka kerangka

pemikiran adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Innovativeness, risk taking, dan

proactiveness secara bersama-

sama berpengaruh signifikan

terhadap kinerja UMKM.

H2: Innovativeness secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja UMKM.

H3: Risk Taking secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja UMKM.

H4: Proactiveness secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja UMKM

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Orientasi Entrepreneur

Menurut (Matsuno, Mentzer dan

Ozsomer, 2002) orientasi entrepreneur

adalah kecenderungan organisasi untuk

menerima proses, praktek, dan

pengambilan keputusan entrepreneurial

yang ditandai dengan preferensi

terhadap innovativeness, risk taking

(keberanian mengambil risiko) dan

proactiveness.

2.2 Innovativeness

Menurut (Lumpkin dan Dess,

1996) innovativeness yaitu

kecenderungan manajemen organisasi

untuk memperbarui bisnis mereka.

2.3 Risk taking

Menurut (Morris dan Kuratko,

2002) risk taking menyangkut keinginan

untuk meraih peluang yang

kemungkinan dapat menyebabkan

kerugian atau ketidaksesuaian kinerja

yang signifikan.

2.4 Proactiveness

Proactiveness sebagai tindakan

mencari peluang pasar terus menerus

dan eksperimen dengan menggunakan

respon yang potensial terhadap

kecenderungan perubahan lingkungan

(Venkatraman, 1989).

2.5 Kinerja Perusahaan

Pause (2000) dalam (Mulyadi,

2006:14) menyatakan bahwa

pengukuran kinerja merupakan salah

satu upaya supaya dapat dilakukan

sumberdaya secara efektif dan dapat

memberikan arah pada pengambilan

keputusan strategis yang menyangkut

Orientasi Wirausaha

Kinerja UMKM

(Pertumbuhan Penjualan)

(Y)

Innovativeness (X1)

Risk Taking (X2)

Proactiveness (X3)

Page 4: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

perkembangan suatu organisasi pada

masa yang akan datang.

2.6 Penelitian Sejenis

Penelitian terdahulu yang

memiliki relevansi dengan penelitian ini

antara lain yang dilakukan oleh

Suhartini Karim (2007), hasil penelitian

ini menyatakan bahwa hubungan antara

kewirausahaan korporasi terhadap

kinerja perusahaan adalah positif dan

signifikan untuk dimensi proaktif,

sedangkan dimensi lainnya yaitu inovasi

mempunyai hubungan negatif dan tidak

signifikan, dimensi risiko bahkan tidak

tercakup dalam variabel kewirausahaan

Penelitian yang dilakukan oleh

Puspo (2005) dalam Suhartini Karim

(2007) mengkaji hubungan tentang

pengaruh kewirausahaan perusahaan

dengan keberhasilan perusahaan. Dalam

penelitian tersebut Puspo mendapati

bahwa ada pengaruh antara tingkat

kewirausahaan perusahaan/korporasi

dengan keberhasilan perusahaan.

Penelitian tersebut juga mendapati

bahwa faktor bauran pemasaran tidak

memoderat hubungan antara

kewirausahaan korporasi/perusahaan

dengan keberhasilan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh

Puspo (2006) dalam Suhartini Karim

(2007). Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa inovasi dan proaktif yang tinggi

dapat meningkatkan prestasi/kinerja

organisasi yang berkaitan dengan

pertumbuhan penjualan, keuntungan

perusahaan, dan produktifitas tenaga

kerja.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini

adalah Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Kerajinan

Keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat yang sudah

melakukan ekspor.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini

meliputi tiga variabel independen (X),

yaitu innovativeness (X1), risk taking

(X2), dan proactiveness (X3).

Sebaliknya, variabel dependen (Y)

hanya satu yaitu kinerja UMKM, maka

operasionalisasi variabel dalam

penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator

Kinerja UMKM (Y)

Pertumbuhan penjualan yang dicapai sesuai dengan harapan

Kepuasan terhadap pertumbuhan penjualan

Pertumbuhan penjualan perusahaan (UMKM) diperkirakan lebih besar dibanding rata-rata pesaing

Kinerja pertumbuhan penjualan meningkat karena UMKM berorientasi wirausaha

Innovativeness (X1)

Mencari sendiri ide-ide baru

Mendukung munculnya gagasan produk baru

Mendukung kreativitas bagi munculnya produk baru

Mencoba proses bisnis baru

Risk Taking (X2)

Menanggung risiko produk tidak terjual

Menanggung risiko perusahaan akan ditutup

Menanggung risiko kerugian finansial

Lebih suka menjalankan usaha yang aman atau risikonya kecil

Lebih suka mengimplementasikan rencana yang dipastikan akan berhasil

Proactiveness (X3)

Perubahan kondisi pasar mendorong perusahaan untuk mencari peluang positif bagi perusahaan

Orang pertama yang berbuat untuk mengamankan pasar

Melakukan tindakan antisipasi terhadap permintaan dimasa yang akan datang

Perusahaan biasanya menjadi pelopor dalam memperkenalkan produk baru

Sumber: Kuesioner

3.3 Teknik Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan

sampel dengan menentukan kriteria-

kriteria tertentu (Sugiyono, 2008:122).

Kriteria yang dipakai dalam penelitian

ini adalah UMKM kerajinan keramik

yang sudah melakukan ekspor.

Page 5: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari responden

dengan menggunakan kuesioner. Data

sekunder adalah data yang yang

diperoleh dengan cara mempelajari

buku-buku, jurnal ilmiah, hasil

penelitian dan penelusuran internet.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

dipakai dalam penelitian ini adalah

dengan memberikan daftar pertanyaan

atau kuesioner yang berhubungan

dengan variabel yang diteliti,

wawancara yang dilakukan pada

pemilik UMKM kerajinan keramik di

Plered, dan studi kepustakaan dengan

membaca buku literatur, jurnal-jurnal

yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data Adapun analisis dalam

penelitian ini meliputi:

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut, dan

dikatakan reliabel jika jawaban

seseorang dalam kuesioner konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

3.6.2 Statistik Deskriptif

Teknik ini digunakan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan

dari data masing-masing variabel yang

telah diolah yang dilihat dari nilai

minimum, nilai maksimum nilai rata-

rata (mean) dan standar deviasi dari

masing-masing variabel.

3.6.3 Uji Normalitas

Untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu data dapat dideteksi

dengan melihat normal probability plot

dan uji normal Kolmogorov-Smirnov.

Jika data (titik) menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka menunjukkan model

regresi memenuhi asumsi normalitas

(Ghozali, 2009:147).

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis

regresi linier berganda, maka terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi klasik,

diantaranya sebagai berikut:

a. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan

bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas

(independen). Jika nilai tolerance

mendekati 1 dan nilai VIF berkisar 1

maka tidak ada korelasi (Ghozali,

2009:95).

b. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians

dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika tidak terdapat

suatu pola yang jelas dan titik-titik

menyebar, maka tidak terjadi

heterokedastisitas (Ghozali 2009:125).

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yaitu korelasi yang

terjadi antara residual pada satu

pengamatan dengan pengamatan lain

pada model regresi. Jika nilai statistik

Durbin– Watson mendekati 2, maka

dapat dinyatakan bahwa data

pengamatan di antara variabel bebas

tersebut tidak memiliki autokorelasi.

3.6.5 Regresi Linier Berganda

Sebelum dilakukan analisis

regresi linier berganda data ordinal

Page 6: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

harus ditransformasikan menjadi data

interval. Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel independen

dengan dependen apakah masing-

masing variabel berhubungan positif

atau negatif dan untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan.

3.6.6 Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih variabel bebas

terhadap variabel terikat secara

serentak.

3.6.7 Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi

digunakan untuk menentukan seberapa

besar variabel independen dapat

menjelaskan variabel dependen.

3.6.8 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis

digunakan Uji F dan Uji t.

a. Uji Koefisien Regresi Secara

Bersama-sama (Uji F)

Uji F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat.

b. Uji Koefisien Regresi Secara

Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen.

4. PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada

UMKM kerajinan keramik Plered.

Kuesioner ini disebar sebanyak 50 dan

jumlah kuesioner yang kembali

sebanyak 49. Periode penyebaran

kuesioner dilakukan pada periode Mei

sampai Juni 2010. Adapun karakteristik

responden yang diteliti dalam penelitian

ini adalah:

1. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin didominasi

oleh responden yang berjenis kelamin

pria dengan persentase sebesar 92% atau

45 responden. Secara sosial ekonomi

masyarakat daerah Plered wanita

dominan sebagai ibu rumah tangga.

2. Umur Usaha Responden

Tabel 4.2

Umur Usaha Responden

Umur Usaha Frekuensi Persentase

< 5 tahun 4 8%

5 – 10 tahun 39 80%

> 10 tahun 6 12%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan umur usaha didominasi oleh

responden yang mempunyai umur usaha

5-10 tahun dengan persentase sebesar

80% atau 39 responden. Hal ini sesuai

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 45 92%

Wanita 4 8%

Total 49 100%

Page 7: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

dengan data dari UPTD LITBANG

keramik Plered bahwa kerajinan

keramik selama 10 tahun terakhir

jumlah unit usaha (UMKM) mengalami

peningkatan.

3. Jumlah Tenaga Kerja Responden

Tabel 4.3

Jumlah Tenaga Kerja Responden

Jumlah Tenaga Kerja Frekuensi Persentase

2 – 4 orang 20 41%

5 – 19 orang 29 59%

> 20 orang 0 0%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan jumlah tenaga kerja

didominasi oleh responden yang

mempunyai jumlah tenaga kerja 5 - 19

orang dengan persentase sebesar 59%

atau 29 responden. Sesuai data BPS

jumlah tenaga kerja untuk usaha mikro

adalah 1 - 4 orang, untuk usaha kecil

adalah 5 - 19 orang, untuk usaha

menengah adalah 20 - 99 orang. Hal ini

berarti sebanyak 59% reponden yang

terpilih dalam penelitian ini adalah

usaha kecil.

4. Total Aset Responden

Tabel 4.4

Total Aset

Total Aset Frekuensi Persentase

< Rp. 50 juta 30 61%

Rp. 50 – 500 juta 19 39%

Rp. 500 – 10 milyar 0 0%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan total aset didominasi oleh

responden yang mempunyai total asset

< Rp. 50 juta dengan persentase sebesar

61% atau 30 responden, yang berarti

sebagian besar usaha kerajinan keramik

plered adalah usaha mikro, dimana

menurut Undang-Undang Nomor 20,

bab IV pasal 6 tahun 2008 mengatakan

bahwa kriteria usaha mikro adalah

memiliki kekayaan bersih maksimal Rp.

50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

5. Nilai Penjualan Rata-rata 3

Tahun Terakhir Responden

Tabel 4.5

Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun

Terakhir Responden

Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun

Terakhir Frekuensi Persentase

< Rp. 300 juta 42 86%

Rp. 300 juta - 2,5 milyar 7 14%

Rp. 2,5 milyar - 50 milyar 0 0%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan nilai penjualan rata-rata 3

tahun terakhir didominasi oleh

responden yang mempunyai nilai

penjualan rata-rata 3 tahun terakhir <

Rp. 300 juta dengan persentase sebesar

86% atau 42 responden.

6. Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun

Terakhir Responden

Tabel 4.6

Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun

Terakhir

Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun

Terakhir Frekuensi Persentase

naik ≤ 10% 45 92%

naik antara 10% - 20% 4 8%

naik > 20 % 0 0%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan pertumbuhan rata-rata 3

Page 8: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

tahun terakhir didominasi oleh

responden yang pertumbuhan rata-rata 3

tahun terakhir naik ≤ 10% dengan

persentase sebesar 92% atau 45

responden, hal ini disebabkan karena

adanya perbaikan kualitas produk,

dengan melakukan perubahan desain

keramik dan melakukan perubahan pada

proses produksi.

7. Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.7

Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

SD 1 2%

SMP 30 61%

SMA 17 35%

D3 0 0%

S1 1 2%

Total 49 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat

dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan pendidikan terakhir

didominasi oleh responden yang

pendidikan terakhirnya adalah SMP.

Hal ini disebabkan karena orientasi

responden adalah kerja dan meneruskan

usaha keluarga.

4.2 Analisis Data

Berikut hasil data yang telah

diolah dan dianalisis dengan bantuan

program SPSS.

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan penyebaran

kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas terhadap 30

responden (pemilik UMKM kerajinan

keramik di Plered). Berikut hasil uji

validitas dan reliabilitas:

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Pernyataan Cronbach’s

Alpha If Item Deleted Cronbach’s

Alpha Keterangan Status

Innovativeness (X1)

P1 0,793 0,834

Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P2 0,806 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P3 0,787 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P4 0,786 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

Risk Taking (X2)

P1 0,774 0,822

Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P2 0,792 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P3 0,786 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P4 0,782 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P5 0,791 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

Proactiveness (X3)

P1 0,762 0,790

Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P2 0,750 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P3 0,747 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P4 0,758 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

Kinerja UMKM (Y)

P1 0,741 0,784

Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P2 0,753 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P3 0,743 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

P4 0,760 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil pengolahan data

diketahui bahwa semua pernyataan

untuk ke empat variabel

(innovativeness, risk taking,

proactiveness dan kinerja UMKM)

mempunyai nilai cronbach’s alpha if

item deleted ≤ cronbach’s alpha, hal ini

menunjukkan bahwa alat ukur yang

digunakan telah valid dan dapat

digunakan sebagai indikator dalam

penelitian ini. Dari hasil pengolahan

data tersebut juga diketahui nilai

cronbach’s alpha untuk variabel

innovativeness sebesar 0,834, untuk

Page 9: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

variabel risk taking sebesar 0,822, untuk

variabel proactiveness sebesar 0,790,

dan untuk variabel kinerja UMKM

sebesar 0,784. Nilai cronbach’s alpha

seluruh variabel lebih besar dari 0,6, hal

ini berarti butir-butir pernyataan yang

dipergunakan layak (reliabel) digunakan

pada analisis berikutnya.

4.3.2 Statistik Deskriptif

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximum Mean

Std. Deviation

KINERJA UMKM 49 9 20 15.39 2.676

INNOVATIVENESS 49 10 20 15.41 2.730

RISK TAKING 49 9 25 15.84 4.375

PROACTIVENESS 49 10 20 15.94 2.911

Valid N (listwise) 49

Sumber: Output SPSS

Dari tabel 4.9 dapat dilihat

bahwa variabel kinerja UMKM dengan

jumlah data (N) sebanyak 49

mempunyai rata-rata 15,39 dengan nilai

minimum 9 dan maksimum 20,

sedangkan standar deviasinya sebesar

2,676. Variabel innovativeness dengan

jumlah data (N) sebanyak 49

mempunyai rata-rata 15,41 dengan nilai

minimum 10 dan maksimum 20,

sedangkan standar deviasinya sebesar

2,730. Variabel risk taking dengan

jumlah data (N) sebanyak 49

mempunyai rata-rata 15,84 dengan nilai

minimum 9 dan maksimum 25,

sedangkan standar deviasi sebesar

4,375. Variabel proactiveness dengan

jumlah data (N) sebanyak 49

mempunyai rata-rata 15,94 dengan nilai

minimum 10 dan maksimum 20,

sedangkan standar deviasi sebesar

2,911.

Berdasarkan hasil pengolahan

statistik deskriptif pada tabel 4.9

menunjukkan bahwa nilai rata-rata

proactiveness sebesar 15,94, merupakan

nilai yang lebih tinggi dibandingkan

variabel innovativeness dan risk taking.

Hal ini menggambarkan bahwa

proactiveness merupakan variabel yang

sangat berpengaruh terhadap kinerja

UMKM.

4.3.3 Uji Normalitas

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

KINERJA UMKM .088 49 .200(*) .972 49 .285

INNOVATIVENESS .126 49 .052 .957 49 .072

RISK TAKING .116 49 .098 .954 49 .053

PROACTIVENESS .116 49 .095 .942 49 .018

Sumber: Output SPSS

Dari hasil diatas, pada kolom

Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi untuk kinerja

UMKM sebesar 0,200; untuk

innovativeness sebesar 0,052; untuk risk

taking sebesar 0,098; dan untuk

proactiveness sebesar 0,095, karena

signifikansi untuk seluruh variabel lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data pada variabel kinerja

UMKM, innovativeness, risk taking,

dan proactiveness berdistribusi normal.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted C

um Pr

ob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KINERJA UMKM

Gambar 4.1 P-P Plot Variabel Kinerja

UMKM

Sumber: Output SPSS

Page 10: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

Berdasarkan Gambar 4.1 berupa

grafik normal probability plots dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar

berhimpit di sekitar garis diagonal atau

mengikuti arah garis diagonal, hal ini

menunjukkan bahwa residual

terdistribusi secara normal, maka model

regresi layak digunakan.

4.3.4 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis

regresi linier berganda, maka terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi klasik,

diantaranya sebagai berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Berikut ini adalah hasil dari uji

multikolinieritas:

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients(a)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 INNOVATIVENESS .958 1.044

RISK TAKING .999 1.001

PROACTIVENESS .958 1.044

Sumber: Output SPSS

Terlihat pada coefficient,

variabel risk taking memiliki nilai VIF

sebesar 1,001 dan tolerance sebesar

0,999, innovativeness dan proactiveness

dan memiliki nilai VIF yang sama yaitu

sebesar 1,044 dan tolerance yang sama

sebesar 0,958. Ketiga variabel tersebut

mempunyai nilai VIF dan tolerance

mendekati 1 sehingga model regresi

tidak terdapat multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil dari

pengujian heteroskedastisitas:

20-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

ze

d R

esid

ua

l

Scatterplot

Dependent Variable: KINERJA UMKM

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS

Grafik Scatterplot di atas

menunjukkan kelayakan model regresi,

terlihat titik-titik sebaran data residual

tidak membentuk pola tertentu. Model

regresi yang dihasilkan memiliki

kelayakan untuk digunakan dan tidak

terdeteksi adanya heteroskedastisitas

sehingga memenuhi persyaratan asumsi

klasik.

c. Uji Autokorelasi

Berikut ini adalah hasil dari uji

autokorelasi:

Tabel 4.12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .541(a) .292 .245 2.325 2.381

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.12 dapat

dilihat nilai Durbin-Watson sebesar

2,381. Nilai tersebut dapat dinyatakan

mendekati nilai 2. Jadi, disimpulkan

bahwa tidak terjadi autokorelasi di

antara variabel bebas dalam penelitian.

4.3.5 Analisis Regresi Linier

Berganda

Berikut adalah hasil dari regresi

linier berganda:

Page 11: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Linier

Berganda

Coefficients(a)

Mo

del

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 2.172 .700 3.103 .003

INNOVATIVENESS -.098 .124 -.101 -.794 .431

RISK TAKING -.083 .117 -.089 -.711 .481

PROACTIVENESS .515 .131 .503 3.939 .000

Sumber: Output SPSS

Persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

Y =2,172-0,098X1-0,083X2+0,515 X3

Persamaan regresi tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

- Konstanta sebesar 2,172 artinya jika

innovativenes (X1), risk taking (X2),

dan proactiveness (X3) nilainya

adalah 0, maka kinerja UMKM (Y)

nilainya adalah 2,172.

- Koefisien regresi variabel

innovativeness (X1) sebesar -0,098

artinya jika variabel independen

lainnya nilainya tetap dan variabel

innovativeness mengalami kenaikan

1%, maka kinerja UMKM (Y) akan

mengalami penurunan sebesar 9,8%.

- Koefisien regresi variabel risk

taking (X2) sebesar -0,083 artinya

jika variabel independen lainnya

nilainya tetap dan variabel risk

taking mengalami kenaikan 1%,

maka kinerja UMKM (Y) akan

mengalami penurunan sebesar 8,3%.

- Koefisien regresi variabel

proactiveness (X3) sebesar 0,515

artinya jika variabel independen

lainnya nilainya tetap dan variabel

proactiveness mengalami kenaikan

1%, maka kinerja UMKM (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar

51,5%.

4.3.6 Analisis Korelasi Ganda (R)

Tabel 4.14

Hasil Analisis Korelasi Ganda

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .543(a) .295 .248 .68651

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel diatas

diperoleh angka R sebesar 0,543. Hal

ini menunjukkan bahwa terjadi

hubungan sedang atau tidak terlalu kuat

antara innovativeness, risk taking dan

proactiveness terhadap kinerja UMKM.

4.3.7 Analisis Determinasi

Tabel 4.15

Hasil Analisis Determinasi

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .543(a) .295 .248 .68651

Sumber: Output SPSS

Berdasakan tabel 4.15

menunjukkan bahwa nilai Adjusted R

Square sebesar 0,248 atau 24,8%. Hal

ini menunjukkan bahwa semua variabel

independen yaitu innovativeness, risk

taking dan proactiveness mampu

menjelaskan variabel dependen yaitu

kinerja UMKM sebesar 24,8%,

sedangkan sisanya (100%-24,8% =

75,2%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh

faktor atau variabel lain.

4.3.8 Uji Hipotesis

Berikut hasil uji hipotesis yang

terdiri dari uji F dan uji t:

Page 12: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

a. Uji Koefisien Regresi Secara

Bersama-sama (Uji F)

Dalam penelitian ini ingin

diketahui apakah variabel bebas

(innovativeness, risk taking dan

proactiveness) dapat secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (kinerja UMKM).

Berikut ini adalah hasil uji F:

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Regresi Secara

Bersama-sama (Uji F)

ANOVA(b)

Model

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

1 Regression 8.881 3 2.960 6.281 .001(a)

Residual 21.208 45 .471

Total 30.089 48

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel diatas

memperlihatkan nilai F hitung sebesar

6,281 dengan signifikansi adalah 0,001.

Dengan tingkat signifikansi α = 5%, df

1 (jumlah variabel - 1) atau 4-1 = 3, dan

df 2 (n-k-1) atau 49-3-1 = 45 (n adalah

jumlah responden dan k adalah jumlah

variabel independen), hasil yang

diperoleh untuk F tabel sebesar 2,812

(dicari dengan excel dengan cara ketik

pada sell kosong =finv(0.05,3,45))

(Duwi Priyatno, 2008:82). Nilai F hitung

> F tabel (6,281 > 2,812) dan nilai sig <

alpha (0,05), maka kesimpulan yang

dapat diambil adalah Ho ditolak yang

berarti ada pengaruh secara signifikan

antara innovativeness, risk taking dan

proactiveness secara bersama-sama

terhadap kinerja UMKM.

b. Uji Koefisien Regresi Secara

Parsial (Uji t)

Dalam penelitian ini ingin diketahui

apakah variabel innovativeness, risk

taking, dan proactiveness dapat secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja UMKM. Berikut ini

adalah hasil uji t:

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Regresi Secara

Parsial (Uji t)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.172 .700 3.103 .003

INNOVATIVENESS -.098 .124 -.101 -.794 .431

RISK TAKING -.083 .117 -.089 -.711 .481

PROACTIVENESS .515 .131 .503 3.939 .000

Sumber: Output SPSS

Berikut ini adalah analisis dari uji t

masing-masing variabel:

1. Nilai koefisien regresi variabel

innovativeness adalah sebesar -

0,098 dengan nilai t hitung -0,794 dan

nilai sig sebesar 0,431. Nilai t tabel

dalam uji ini dapat dicari pada α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan

derajat kebebasan (df) n-k-1 atau

49-3-1 = 45, hasil yang diperoleh

untuk t tabel sebesar ± 2,014 (dicari

dengan excel dengan cara ketik pada

sel kosong =tinv(0.05,45)) (Duwi

Priyatno, 2008:85). Jika

dibandingkan antara nilai t hitung

variabel innovativeness dengan t tabel

terlihat bahwa nilai -t hitung > -t tabel (-

0,794 > -2,014) dan nilai sig sebesar

0,431 > alpha (0,05) maka

kesimpulannya adalah Ho diterima

yang berarti variabel innovativeness

secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM.

2. Nilai koefisien regresi variabel risk

taking adalah sebesar -0,083 dengan

nilai t hitung -0,711 dan nilai sig

sebesar 0,481. Nilai t tabel dalam uji

ini dapat dicari pada α = 5% : 2 =

2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 =

Page 13: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

45, hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel

dengan cara ketik pada sel kosong

=tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno,

2008:85). Jika dibandingkan antara

nilai t hitung variabel risk taking

dengan t tabel terlihat bahwa nilai -t

hitung > -t tabel (-0,711 > -2,014) dan

nilai sig sebesar 0,481 > alpha

(0,05) maka kesimpulannya adalah

Ho diterima yang berarti variabel

risk taking secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja UMKM.

3. Nilai koefisien regresi variabel

proactiveness adalah sebesar 0,515

dengan nilai t hitung 3,939 dan nilai

sig sebesar 0,000. Nilai t tabel dalam

uji ini dapat dicari pada α = 5% : 2 =

2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 =

45, hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel

dengan cara ketik pada sel kosong

=tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno,

2008:85). Jika kita bandingkan nilai

t hitung variabel proactiveness dengan

t tabel terlihat bahwa nilai t hitung > t

tabel (3,939 > 2,014) dan nilai sig

sebesar 0,000 < alpha (0,05), maka

kesimpulannya adalah Ho ditolak

yang berarti variabel proactiveness

secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM.

4.4 Analisis Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa variabel

innovativeness, risk taking dan

proactiveness secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

UMKM kerajinan keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Besarnya pengaruh variabel

innovativeness, risk taking dan

proactiveness terhadap kinerja UMKM

adalah 24,8%, sedangkan sisanya 75,2%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor

atau variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

Secara parsial dari tiga variabel

yang diambil (innovativeness, risk

taking, proactiveness) hanya ada satu

variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap kinerja UMKM kerajinan

keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat yaitu

proactiveness, sedangkan variabel

innovativeness dan risk taking tidak

berpengaruh signifikan. Sifat dan

tindakan proactiveness yang tinggi

untuk mencari peluang pasar dan

menjadikan produk yang pertama kali

memasuki pasar membutuhkan biaya

dan menanggung risiko kerugian

terhadap pengelolaan sumber daya.

Variabel innovativeness dan risk

taking tidak berpengaruh signifikan, hal

ini sesuai dengan kondisi sosial

ekonomi UMKM kerajinan keramik di

Plered dimana sebagian besar masih

tergolong usaha mikro kecil menengah,

maka kemampuan permodalan maupun

pemasarannya pun masih sangat

terbatas. Selama ini kendala yang

dihadapi kalangan perajin keramik di

Plered adalah masalah pemasaran

ekspor ke luar negeri, dimana untuk

pasar ekspor sampai saat ini masih

sangat tergantung kepada pihak ketiga.

Karena keterbatasan tersebut, UMKM

kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat tidak berani

melakukan tindakan innovativeness, dan

risk taking. UMKM kerajinan keramik

di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat berproduksi hanya mengikuti

selera pasar atau pemesan, oleh karena

itu innovativeness dan risk taking tidak

terlalu diperlukan karena inovasi

memerlukan biaya yang tidak sedikit

dengan risiko belum tentu diterima oleh

pasar.

Selain kendala pemasaran,

perajin keramik di Plered, Kabupaten

Page 14: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat juga mengalami

kendala lain yaitu keterbatasan modal

kerja. Keterbatasan modal kerja itulah

yang membuat para perajin keramik di

Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat selama ini menjadi semakin

tergantung kepada pihak ketiga.

Permintaan keramik dari pasar ekspor

yang dilakukan melalui pihak ketiga

cukup besar dan pihak ketiga tersebut

biasanya memanfaatkan keterbatasan

modal kerja yang dialami perajin

dengan menyediakan uang muka untuk

modal kerja. Keterbatasan modal kerja

itulah yang kemudian menyebabkan

para perajin keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

lebih menyukai pemenuhan pesanan

dalam bentuk produk keramik setengah

jadi atau dalam terminologi industri

keramik dikenal dengan sebutan produk

biskuit.

Temuan hasil ini penelitian ini

menunjukkan hasil yang sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suhartini

Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006)

dalam Suhartini Karim (2007), dimana

hasil penelitian menyatakan bahwa

hanya dimensi proaktif (proactiveness)

yang berhubungan positif dan signifikan

terhadap kinerja UMKM, sedangkan

dimensi inovasi (innovativeness) dan

kesediaan mengambil risiko (risk

taking) hubungannya adalah negatif dan

tidak signifikan. Hasil penelitian ini

juga mendukung teori yang

diungkapkan oleh Morris dan Kuratko

(2002) yang menyatakan bahwa setiap

inovasi akan menyebabkan adanya

risiko, dan tindakan proaktif akan

melibatkan inovasi dan risiko.

5. SIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

setelah diolah dengan menggunakan alat

analisis yang digunakan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel innovativeness, risk taking

dan proactiveness secara bersama-

sama berpengaruh signifikan

terhadap kinerja UMKM kerajinan

keramik di Plered, Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat. Besarnya

pengaruh variabel innovativeness,

risk taking dan proactiveness

terhadap kinerja UMKM adalah

24,8%, sedangkan sisanya 75,2%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh

faktor atau variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

2. Secara parsial dari tiga variabel

yang diambil (innovativeness, risk

taking, proactiveness) hanya ada

satu variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM

kerajinan keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

yaitu proactiveness, sedangkan

variabel innovativeness dan risk

taking tidak berpengaruh signifikan.

Hal ini sesuai dengan kondisi sosial

ekonomi UMKM kerajinan keramik

di Plered dimana sebagian besar

masih tergolong usaha mikro kecil

menengah, maka kemampuan

permodalan maupun pemasarannya

pun masih sangat terbatas. Karena

keterbatasan tersebut, UMKM

kerajinan keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

tidak berani melakukan tindakan

innovativeness, dan tidak berani

mengambil risiko (risk taking).

UMKM kerajinan keramik di

Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat berproduksi hanya mengikuti

selera pemesan atau pasar oleh

karena itu innovativeness dan risk

taking tidak terlalu diperlukan

karena inovasi memerlukan biaya

yang tidak sedikit dengan risiko

belum tentu diterima oleh pasar.

Page 15: PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3494/1/jurnal gw... · kerajinan keramik di Plered, Kabupaten

5.2 Implikasi

Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa UMKM kerajinan keramik di

Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat, hanya melakukan tindakan

proactiveness, tidak berani melakukan

tindakan innovativeness dan risk taking,

maka pengusaha UMKM keramik di

Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat, proses kreatifitasnya tidak

berkembang, akibatnya tidak mampu

memaksimalkan nilai penjualan dan

tingkat pertumbuhan penjualan rendah,

sedangkan dilihat dari umur usahanya

sudah cukup berpengalaman. Jika

UMKM kerajinan keramik di Plered,

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,

berani melakukan tindakan

innovativeness dan risk taking maka

nilai penjualan dan tingkat pertumbuhan

penjualannya akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi ke empat, Badan Penerbit

UNDIP, Semarang.

Karim, Suhartini, 2007, “Analisis

Pengaruh Kewirausahaan Korporasi

terhadap Kinerja Perusahaan pada

Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

di Palembang”, Jurnal Manajemen

& Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, hal.42-

82.

Lumpkin, G.T. dan Gregory G. Dess

(1996), “Clarifying the

Enterpreneurial Orientation

Construct and Linking It to

Performance,” Academy of

Management Review, 21, 1, 137-

172.

Matsuno, K., Mentzer J.T. & Ozsomer,

A. (2002), “The effect of

Entrepreneurial Proclivity and

Market Orientation on Business

Performance”, Journal of

Marketing, 66 (3), 18-33.

Moris, M.H. & Kuratko, D.F, (2002),

“Corporate Entrepreneurship”, New

York, Harcout College Publisher.

Mulyadi, 2006, Pengaruh Kinerja Agro

Industri Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Sumatera Selatan, Tesis,

Program Studi Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana Universitas

Sriwijaya.

Sugiyono, 2008, Statistik untuk

Penelitian, Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Venkatraman (1989), "Strategic

Orientation of Business Enterprises:

The Construct, Dimensionality, and

Measurement", Management

Science, 35, 8, 942-962.

Wijaya, Risman, 2010, “Risman Wijaya

Keramik, Gerabah Antik dari

Plered, Purwakarta, Jawa Barat”,

16 Mei 2010 diakses dari

http://arifh.blogdetik.com/risman-

wijaya-keramik-gerabah-antik-

dari-plered-purwakarta-jawa-

barat/ pada tanggal 9 Juli 2010.