68
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG EMAS (Tailing) DWITA NOVIANI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS

TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus

cadamba Roxb Miq.) PADA MEDIA TANAH BEKAS

TAMBANG EMAS (Tailing)

DWITA NOVIANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS

TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus

cadamba Roxb Miq.) PADA MEDIA TANAH BEKAS

TAMBANG EMAS (Tailing)

DWITA NOVIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

ABSTRACT

Tailings is one of the waste generated in the gold mining operations containing low nutrients. One of the principles for the management of tailings is revegetation disturbed land so that the necessary election type that can be developed, in this case Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) is one type which is recommended to be developed in the post-mine land revegetation because it is a type of fast-growing and has a high adaptability to various soil types. NPK fertilizer with doses of 0 gram, 5 grams, 10 grams and 15 grams of compost with a dose of 0 grams, 10 grams, 20 grams and 30 grams can also help the growth of seedlings in the tailings Jabon both direct influence on its growth and its influence on the improvement of properties tailings that can support the improvement of seedling growth on the tailings Jabon.

Keywords: Jabon, fertilizer, NPK and compost, growth

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

RINGKASAN

Dwita Noviani. E44061158. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing). Dibimbing oleh Dr. Ir. Basuki Wasis, MS.

Hutan memiliki arti penting dalam kehidupan. Sumberdaya hutan di Indonesia saat ini berada pada kondisi yang memprihatinkan akibat maraknya pengalihan penggunaan lahan hutan untuk penggunaan lain seperti pertambangan. Tailing akan dihasilkan dalam kegiatan pertambangan emas yang merupakan salah satu bentuk limbah dalam jumlah yang banyak dan juga dapat berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah sehingga dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman, sehingga tanaman sulit untuk tumbuh. Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhannya dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan. Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) merupakan jenis tanaman lokal Indonesia yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan dalam revegetasi lahan pasca tambang. Dengan makin baiknya pertumbuhan, maka usaha rehabilitasi lahan kritis akan terwujud.

Penelitian ini menggunakan data primer dari pengukuran pertumbuhan semai jabon

pada media tanah bekas tambang emas (tailing). Metode yang digunakan adalah pengukuran terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon pada tailing dengan perlakuan pemberian pupuk NPK dan pupuk kompos dalam berbagai dosis selama tiga bulan. Analisis sidik ragam dilakukan dengan uji nilai signifikan (Pr>F) dimana jika nilai signifikan<0,05 (α) berarti perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil pertumbuhan dan sebaliknya jika nilai signifikan>0,05 (α) berarti perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon pada tailing, kemudian dilakukan uji lanjut untuk membandingkan nilai tengah perlakuan dengan uji Duncan.

Berdasarkan hasil analisis data rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter semai

jabon pada tailing, pupuk NPK dan pupuk kompos dapat membantu perbaikan pertumbuhan semai jabon pada tailing. Berdasarkan hasil uji nilai signifikan, pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi saja sedangkan pemberian pupuk kompos tidak terlihat pengaruhnya pada pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon pada tailing. Interaksi antara kedua pupuk tersebut menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai jabon pada tailing. Hasil uji lanjut Duncan untuk dosis terbaik ditunjukkan oleh dosis 15 gram pupuk NPK, sedangkan pupuk kompos lebih berperan dalam perubahan sifat tanah yaitu dalam peningkatan tekstur liat pada tailing yang berarti dapat meningkatkan kemampuan tailing untuk menahan air.

Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa semai jabon dapat tumbuh pada

(tailing) dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Pemberian pupuk NPK dan kompos dapat mempengaruhi perbaikan pertumbuhan semai jabon, baik tinggi maupun diameter pada media tanah bekas tambang emas (tailing). Dosis yang paling baik dari kombinasi kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon adalah pupuk NPK dengan dosis 15 gram dan kompos 10 gram dan untuk pertumbuhan diameter semai jabon, dosis yang paling baik adalah antara pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos 0 gram. Kata Kunci : Jabon, pupuk, NPK dan kompos, pertumbuhan

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

SUMMARY

Dwita Noviani. E44061158. Influence of NPK Fertilizer and Compost on Growth Seedling Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) Soil Media Used in Gold Mine (Tailing). Supervised by Dr. Ir. Basuki Wasis, MS.

Forests have an important meaning in life. Forest resources in Indonesia is now in appalling conditions caused by widespread use of transfer of forest land to other uses such as mining. Tailings will be produced in gold mining activity, which is one form of waste in significant amounts and can also potentially reduce the level of soil fertility so that they can cause toxicity to plants, so it is difficult to grow crops. Fertilization is an activity of adding nutrients needed by plants in growth with the aim to improve growth. Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) is an Indonesian local plant species that can be recommended to be developed in the post-mine land revegetation. With the good growth, then the critical land rehabilitation efforts will be realized.

This study uses primary data from the measurement of seedling growth in soil

media Jabon former gold mine (tailings). The method used is a measurement of height and diameter growth in seedling Jabon tailings treated with NPK fertilizer and compost in various doses for three months. Analysis of variance were tested with significant value (Pr>F) where significant if the value of <0.05 (α) means that the treatment significantly affect the results of growth and vice versa if the value significantly>0.05 (α) means that the treatment did not significantly affect the results seedling height and diameter growth Jabon on tailings and then conducted further tests to compare the mean value of treatment with Duncan test.

Based on the results of data analysis, the average height and diameter growth of

seedlings Jabon on the tailings, NPK fertilizer and compost can help improve seedling growth on the tailings Jabon. Based on test results of significant value, NPK fertilizer gave significant effect on growth, while high just does not look compost fertilizer effect on seedling height and diameter growth in tailings Jabon. The interaction between the two fertilizer showed significant effect on seedling growth on tailings Jabon. Duncan's test results go to the best dose is indicated by a dose of 15 grams of NPK fertilizer, compost, while a bigger role in changing soil properties, namely in improving the texture of clay in the tailings which means it can enhance the ability of the tailings to hold back the water.

Based on the results, it can be concluded that the seedling can grow on Jabon

(tailings) with growth rates vary. NPK fertilizer and compost can affect seedling growth Jabon improvement, both height and diameter of the soil media used in gold mining (tailings). The best dose of a combination of both manure to high seedling growth Jabon is a dose of NPK fertilizer and compost 15 grams to 10 grams and diameter growth of seedlings Jabon, it is best to dose between doses of 15 grams of NPK fertilizer and compost 0 grams. Keywords: Jabon, fertilizer, NPK and compost, growth

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ”Pengaruh Pemberian

Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus

cadamba Roxb Miq.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)” adalah

benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan

belum pernah digunakan sebagai skripsi pada perguruan tinggi atau lembaga

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2010

Dwita Noviani

NIM. E44061158

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Kompos terhadap

Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

Nama : Dwita Noviani

NIM : E44061158

Menyetujui:

Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Basuki Wasis, MS

NIP. 1965 1002 1991 03 1 003

Mengetahui:

Ketua Departemen Silvikultur,

Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr

NIP. 1964 1110 1990 02 1 001

Tanggal :

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Ridho-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Pemberian Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) pada Media Tanah Bekas Tambang

Emas (Tailing)”. Penelitian tersebut dilakukan untuk memberikan informasi

mengenai pertumbuhan semai jabon pada media tanah bekas tambang emas

dengan pemberian pupuk NPK dan Kompos.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Basuki Wasis,

MS selaku pembimbing skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada kedua orang tua serta seluruh keluarga atas segala do’a, kasih sayang dan

semangat yang telah diberikan. Selain itu, terima kasih juga penulis sampaikan

kepada pihak-pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan

skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan demi perkembangan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Bogor, Juli 2010

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Nopember 1988

sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Poedji

Kartono, S.Sos dan Pudji Astuti. Pada tahun 2006, penulis

menyelesaikan studi di SMAN 3 Depok dan pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada

tahun 2007 penulis masuk Mayor Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan

pada tingkat dua dan selanjutnya pada tahun 2009 penulis mengambil minat studi

tanah di Laboratorium Pengaruh Hutan, Bagian Ekologi Hutan Departemen

Silvikultur.

Selama menuntut studi di IPB, penulis aktif pada beberapa organisasi

kemahasiswaan yakni sebagai anggota divisi Human Resources Development

Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2008-2009 dan bendahara

umum Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2009-2010, penulis

juga bergabung dalam unit kegiatan mahasiswa Agriaswara IPB. Selain itu

penulis memiliki pengalaman mengikuti sejumlah seminar maupun pelatihan

selama studi di Institut Pertanian Bogor. Penulis juga menjadi Asisten praktikum

untuk mata kuliah Pengaruh Hutan pada tahun 2009 dan juga untuk mata kuliah

Ekologi Hutan pada tahun 2010. Penulis juga melaksanakan Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (P2EH) jalur Lw.Sancang-Kamojang, juga melaksanakan

Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) dan kegiatan magang di Hutan Pendidikan

Gunung Walat (HPGW) Sukabumi, serta melaksanakan Praktek Kerja Profesi

(PKP) di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

Untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan IPB, Penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Kompos terhadap

Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) pada Media

Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)” dibawah bimbingan Dr. Ir. Basuki Wasis,

MS.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta (Poedji Kartono, S.Sos dan Pudji Astuti), kakak

dan adik tercinta (Avrianti Elvandari dan Pramono Djati) serta seluruh

keluarga atas segala dukungan baik moril maupun materiil serta do’a,

kasih sayang dan semangat yang tak henti mengalir kepada penulis.

2. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh rasa sabar kepada

penulis.

3. Komisi Pendidikan Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor yang telah membantu dalam pengurusan administrasi.

4. Keluarga besar Laboratorium Pengaruh Hutan (Ibu Atikah, Pak Dadan,

Mba Desti, Ka Muzi, Ka Ghina, Ka Kiki, Ka Atu, Ka Tami, Ka Martha,

Ka romi dan lain-lain).

5. Sahabat-sahabat terbaik, Thea Catleya Agnita, Lika Aulia Indina, Widia

Asti, Belinda Bunganagara dan Dessy Chahya Lestari atas keceriaan dan

semangat yang telah diberikan.

6. Rekan satu bimbingan (Idham Fahmi, Agustina Sandrasari, Tina Maretina

dan Nuri Fathia) atas masukan serta diskusi dengan penulis.

7. Septa Pradipta, Utet Hildaliyani, Lia Awaliatin dan Gamma Nur Merilia

atas persahabatannya selama ini.

8. Juniar Prayogi dan kawan-kawan atas bantuan, do’a dan semangat yang

dialirkan selama ini kepada penulis.

9. Teman-teman SVK ’43 (Nunu, Nana, Ajeng, Ega, Surahman, Adrian,

Niechi dkk) dan keluarga besar Silvikultur yang namanya tidak dapat

disebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan selama tiga tahun

terakhir.

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

iv

10. Seluruh civitas akademika Fakultas Kehutanan IPB dan semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Terima kasih atas bantuannya kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Bogor, Juli 2010

Penulis

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................ i

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Tujuan ........................................................................................ 2

1.3. Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3

2.1. Tanah .......................................................................................... 3

2.2. Pertambangan dan Tailing .......................................................... 3

2.3. Jabon .......................................................................................... 5

2.4. Pupuk ......................................................................................... 6

2.5. Pupuk NPK ................................................................................ 7

2.6. Kompos ...................................................................................... 9

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 11

3.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 11

3.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 11

3.3. Metode Penelitian ..................................................................... 11

A. Persiapan .................................................................................. 11

B. Penyapihan ............................................................................... 12

C. Pemeliharaan ............................................................................ 12

D. Pengamatan dan Pengambilan Data ......................................... 12

E. Rancangan Percobaan dan Analsis Data................................... 12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 15

4.1. Hasil .......................................................................................... 15

4.1.1 Pertumbuhan Tinggi ........................................................ 15

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

vi

4.1.2 Pertumbuhan Diameter.................................................... 18

4.1.3 Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) 21

4.2. Pembahasan ............................................................................... 24

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 30

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 30

5.2. Saran ......................................................................................... 31

Daftar Pustaka ......................................................................................... 32

Lampiran ................................................................................................. 34

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Bagan Pengamatan Penelitian ........................................................... 13

2. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Berbagai

Perlakuan Terhadap Peubah-Peubah Pertumbuhan Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ....................................................... 15

3. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk NPK dan

Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan

Tinggi Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) ....................... 16

4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan

Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tinggi semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ........................................................ 17

5. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk NPK dan

Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan

Diameter semai jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) .................... 18

6. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan

Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Diameter Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ........................................................ 20

7. Pengaruh Berbagai Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ........................................................ 22

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) Per-Perlakuan .................................. 18

2. Pertumbuhan Diameter Rata-rata Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) Per-Perlakuan .................................. 21

3. Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ......................................................... 23

4. Pertumbuhan Diameter Rata-rata Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq.) ......................................................... 23

5. Pertumbuhan Semai Jabon dengan Perlakuan pupuk NPK................. 26

6. Pertumbuhan Tinggi Semai Jabon pada tiga perlakuan ...................... 28

7. Pertumbuhan Diameter Semai Jabon pada tiga perlakuan .................. 29

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Karakteristik Media Tanam Tailing, kombinasi Tailing dan NPK

Tailing dan Kompos .......................................................................... 35

2. Hasil Analisis Ragam dengan SAS 9.1.3 .......................................... 36

3. Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tinggi dan Diameter

Semai Jabon Per Minggu .................................................................. 40

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan memiliki arti penting dalam kehidupan. Sumberdaya alam yang

terdapat di dalamnya merupakan faktor produksi utama bagi masyarakat yang

tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi, tapi juga aspek lain. Sumberdaya

hutan di Indonesia saat ini berada pada kondisi yang memprihatinkan. Hal ini

terlihat dari laju deforestasi yang sangat tinggi dimana maraknya pengalihan

penggunaan lahan hutan untuk penggunaan lain. Di antara sumberdaya alam yang

tersedia di Indonesia, bahan tambang dan kegiatan pertambangan mendapat

prioritas utama dalam skala investasi.

Kegiatan penambangan merupakan kegiatan mengekstraksi bahan tambang

dengan metode tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik bahan tambang

tersebut. Kegiatan pertambangan tentu saja dapat merusak ekosistem hutan yang

dibuka untuk dijadikan areal pertambangan, kerusakan tidak saja pada kondisi

vegetasinya, tetapi juga kerusakan dapat terjadi pada kondisi sifat-sifat tanah

(Syamsudin 2009).

Pertambangan emas akan menghasilkan tailing yang merupakan salah satu

bentuk limbah yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak. Tailing juga

berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dan menyebabkan keracunan bagi

tanaman, sehingga sulit bagi tanaman untuk tumbuh (Fauziah 2009). Selain

mempunyai konotasi sebagai limbah, tailing masih mempunyai prospek untuk

kembali diusahakan. Salah satu prinsip untuk pengelolaan tailing adalah

merevegetasi lahan yang terganggu, maka diperlukan pengetahuan tentang

pemilihan jenis-jenis pohon yang dapat dikembangkan.

Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) merupakan jenis tanaman lokal

Indonesia yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan dalam revegetasi

lahan pasca tambang. Jabon memiliki prospek yang cukup baik karena tergolong

jenis yang cepat tumbuh, dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, prospek

pemasarannya cukup tinggi dengan teknik silvikultur yang mudah dan telah

diketahui.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

2

Tersedianya unsur hara baik makro maupun mikro sangat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Ketersediaan unsur hara untuk tanaman sebagian besar

berasal dari tanah dan udara tetapi juga dapat habis dan tidak tersedia. Pada saat

unsur hara dalam keadaan habis atau tidak tersedia maka diperlukan unsur hara

buatan yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara makro yang sangat esensial terhadap

pertumbuhan tanaman adalah N, P, K yang kemudian dikemas menjadi sebuah

produk pupuk NPK. Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan unsur hara

yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhannya dengan tujuan untuk

memperbaiki pertumbuhan yang mempengaruhi hasil produksi tanaman tersebut.

Dengan makin baiknya pertumbuhan, maka usaha rehabilitasi lahan kritis akan

terwujud, karena tajuk tanaman akan mengurangi kekuatan energi air hujan yang

jatuh langsung dan merusak tanah, menciptakan iklim mikro yang lebih baik akan

mengikat butiran-butiran tanah yang lepas yang mudah tererosi.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb

Miq.) pada media tanah bekas tambang emas (tailing).

2. Menganalisis pengaruh pemberian pupuk NPK dan kompos terhadap

pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) pada

media tanah bekas tambang emas (tailing).

3. Mendapat informasi mengenai dosis pupuk serta jenis pupuk yang paling

sesuai bagi pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb

Miq.) pada media tanah bekas tambang emas (tailing).

1.3. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menyajikan informasi mengenai pengaruh

pemberian pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan semai jabon

(Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) di media tanah bekas tambang emas

(tailing) sehingga dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam upaya

revegetasi lahan bekas penambangan emas.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanah

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar

permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat

sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan

induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula

(Darmawijaya 1990). Tanah memiliki porositas yang dipengaruhi oleh kandungan

bahan organik. struktur tanah dan tekstur tanah (Hardjowigeno 2003).

Tanah adalah suatu tubuh alam yang tersusun oleh bahan-bahan padat

(hancuran batu, mineral/pelikan dan bahan organik, cairan dan gas), terdapat di

permukaan lahan, menempati ruang tertentu dan dicirikan oleh horison dan/atau

penambahan, pelenyapan, pemindahan dan malih wujud energi dan bahan

penyusunnya. Tubuh tanah ini terbentuk oleh adanya saling tindak antara bahan

induk tanah di suatu loka dengan lingkungannya yang melibatkan aneka proses

pembentukan tanah (Boul et al. 1980; Soil Survey Staff 1998 dalam

Purwowidodo 2005).

2.2. Pertambangan dan Tailing

Pertambangan merupakan proses pemindahan timbunan tanah penutup

(cover burden) seperti topsoil, subsoil, batuan dan lainnya yang di dalamnya

terdapat simpanan mineral yang dapat dipindahkan (Miller 1979 dalam Maryani

2007). Secara fisik, dampak kegiatan penambangan menimbulkan perubahan rona

dan kondisi lahan bekas lahan penambangan, seperti struktur lapisan tanah rusak,

permukan lahan tidak beraturan, adanya hubungan-hubungan dan sebagainya.

Hilangnya vegetasi di permukaan disertai kerusakan struktur lapisan tanah

merupakan faktor pendorong meningkatnya erosi yang berakibat hilangnya tanah

humus, sehingga tanah menjadi tandus, sedangkan terbentuknya lubang bekas

galian serta timbunan tanah penutup (cover burden) antara lain menyebabkan

turunnya nilai estetika (Suherman et al. 1999 dalam Maryani 2007).

Penambangan mempunyai potensi untuk meninggalkan kerusakan pada bentang

alam, bila tidak dikelola dengan baik. Batu buangan dan bahan non emas lainnya

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

4

(cover burden) yang ditimbun menyebabkan tanah yang terbentuk tidak ada

aktivitas biologi dan merusak pemandangan apabila tidak ada usaha-usaha untuk

memperbaiki kembali daerah tambang tersebut (Hermansyah 1999 dalam Maryani

2007).

Kegiatan penambangan adalah kegiatan mengekstraksi bahan tambang

terencana dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan karakteristik

bahan tambang. Logam emas paling mudah dikenal, terutama sekali jika dalam

bentuk emas alam (native Au) karena sifatnya yang khusus ialah warnanya

kuning, lunak, kekerasannya 21/2-3.0, lunak dan dapat ditempa (maleable), berat

jenisnya tinggi yakni ± 19.3, tahan terhadap asam dan basa dan tidak mudah

teroksidasi. Emas bukan sebagai mineral yang utama dalam endapan bahan galian

tersebut akan tetapi hanya merupakan mineral ikutan.

Penambangan emas menghasilkan sisa pengolahan bahan tambang atau

sering disebut tailing, yaitu berupa bubuk batuan mineral yang terus digerus

sedemikian rupa hasil pemisahan tembaga, emas dan perak di pabrik pengolahan

(Boul 1981). Sifat fisik tailing yang merupakan masalah bagi pertumbuhan

tanaman adalah tekstur, agregasi dan struktur, densitas dan infiltrasi, kompaksi,

daya pegang dan stabilitasnya. Menurut USDA ukuran partikel tailing relatif kecil

dan seragam berupa pasir halus berukuran 0,25-0,10 mm. Selain itu, sifat kimia

tailing seperti status hara yang rendah, kandungan logam berat seperti Cd, Hg, Pb,

As yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan (Williamson 1982).

Tailing adalah gabungan dari bahan padat berbutiran halus (umumnya

berukuran debu, berkisar antara 0,001 hingga 0,6 mm) yang tersisa setelah logam-

logam dan mineral-mineral diekstraksi dari bijih yang ditambang, serta air hasil

pengolahan yang tersisa. Sifat fisik dan kimiawi tailing berbeda-beda tergantung

sifat bijih tambangnya. Pengelolaan tailing adalah satu isu pengelolaan limbah

hasil pengolahan mineral. Pembahasan tailing umumnya dikaitkan dengan limbah

beracun berbahaya yang berpotensi mencemari lingkungan. Hal ini tidak

sepenuhnya benar, karena tailing sebagai ampas dari hasil pemurnian, pencucian

atau pengolahan bahan galian dapat berpotensi mencemari apabila masih

mengandung unsur toksik, akan tetapi apabila masih mengandung bahan galian

yang ekonomis, berpotensi juga untuk dimanfaatkan. Peningkatan kualitas atau

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

5

kemurnian bahan galian pada kegiatan usaha pertambangan umumnya dilakukan

melalui proses pengolahan. Tailing dari pengolahan bahan tambang, dapat

mengandung bahan-bahan atau mineral-mineral yang berpotensi untuk diusahakan

secara ekonomis. Selain mempunyai konotasi sebagai limbah, tailing masih

mempunyai prospek untuk kembali diusahakan.

2.3. Jabon

Menurut Pratiwi (2003), di beberapa Negara, jabon memiliki banyak nama

antara lain Jabon (Indonesia), Common Bur-Flower (Inggris), Kadam (Perancis),

Bangkal Kaatoan Bangkal (Brunei), Laran (Sabah), Labula (Papua New Guinea),

dan Thkoow (Kamboja). Menurut Yuniarti dan Wibowo (2008) dalam Hildalita

(2009) dalam sistem klasifikasi, tanaman jabon memiliki penggolongan sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Anthocephalus

Spesies : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.

Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) merupakan tanaman cepat

tumbuh dari famili Rubiaceae dengan banyak kegunaan. Sebagai salah satu jenis

yang dikembangkan dalam pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), jabon

memiliki prospek yang baik, terutama bila pengetahuan tentang aspek-aspek

silvikulturnya terus digali termasuk pengetahuan mengenai pertumbuhan jabon

pada tingkat anakan. Jenis ini umumnya tumbuh di tanah alluvial lembab di

pinggir sungai dan di daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang

kadang-kadang digenangi air. Di samping itu, jabon dapat tumbuh dengan baik di

tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah tuf halus atau tanah berbatu yang

tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah sampai kering dengan tipe curah

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

6

hujan A sampai D (Schmidt & Ferguson 1951), mulai dari dataran rendah sampai

ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Martawidjaja et al. 1989). Jenis ini

termasuk jenis pionir dan dapat membentuk hutan alam murni di tempat-tempat

yang bebas persaingan cahaya. Menurut Martawijaya et al. (1989), pohon jabon

adalah jenis pohon asli Indonesia yang secara alami meyebar di seluruh Sumatera,

Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, seluruh

Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Dengan demikian penyebaran jabon

secara alami lebih luas dibandingkan dengan sengon yang hanya menyebar di

bagian Timur Indonesia. Pohon dapat tumbuh tinggi hingga 45 m dengan panjang

bebas cabang 30 m dan diameter dapat mencapai 160 cm. Pohon jabon secara

alami berbatang lurus dan silindris, sehingga jika digergaji akan menghasilkan

rendemen yang tinggi.

2.4. Pupuk

Pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun

tidak langsung, guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi

atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman. Pupuk

akan sampai pada sasarannya jika diaplikasikan secara benar. Dalam aplikasi

pupuk, hal penting yang perlu diperhatikan adalah jenis tanaman yang akan

dipupuk dan jenis pupuk yang digunakan. Dengan aplikasi yang tepat dan benar

maka akan diperoleh efisiensi dan efektivitas pemupukan. Secara garis besar,

aplikasi pemupukan dapat dibedakan berdasarkan aplikasi pupuk padat dan

aplikasi pupuk cair. Adapun aplikasi dari jenis pupuk padat dan cair yaitu dengan

cara :

1. Ditebarkan langsung ke permukaan tanah

2. Ditabur ke dalam larikan atau barisan antar tanaman

3. Ditempatkan dalam lubang

4. Dicampurkan merata dengan tanah pada lahan olah

5. Dibenamkan dalam lubang dekat perakaran

6. Dikocor di dekat batang tanaman

7. Dicampur dengan tanah penutup lubang tanam.

Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu menyediakan satu atau beberapa

unsur hara untuk menjamin suatu tingkat produksi tertentu. Tujuan dilakukan

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

7

pemupukan yaitu untuk memperoleh produksi yang tinggi dan bernilai dengan

memperbaiki penyediaan hara sambil memperhatikan atau memperbaiki

kesuburan tanah tanpa merusak lingkungan (Pratiwi 2003).

Pengertian klasifikasi pupuk dapat dilihat dari beberapa segi yaitu atas dasar

pembentukannya yang terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, atas dasar

kandungan unsur hara yang dikandungnya yang terdiri dari pupuk tunggal dan

pupuk majemuk dan atas susunan kimiawi yang mempunyai hubungan penting

dengan perubahan-perubahan di dalam tanah. Pupuk alam diantaranya terdiri dari

pupuk kandang pupuk hijau, kompos dan guano (Marsono & Sigit 2002).

Sedangkan menurut Soepardi (1983), yang dimaksud dengan pupuk buatan adalah

pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik yang mengandung unsur hara tertentu, yang

pada umumnya mempunyai kadar unsur hara tinggi.

Manfaat pupuk adalah meyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan

tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Marsono & Sigit

2000). Peningkatan pertumbuhan pada fase anakan dapat dilakukan dengan

pemberian pupuk dan zat pengatur tumbuh. Pemberian pupuk bertujuan untuk

meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dapat diserap tanaman untuk

pertumbuhan optimum.

2.5. Pupuk NPK

Persentase tumbuh tanaman 4 (empat) bulan setelah tanam pada perlakuan

tanpa pupuk dan tanpa pengelolaan lahan (cemplongan) adalah 99% walaupun

tanah tempat tumbuhnya mempunyai kandungan P, K dan N sangat rendah

(Basuki 1996). Penambahan hara melalui pupuk pada tanah yang miskin akan

sangat mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman yang kurang memperoleh

nitrogen akan tumbuh kerdil dan sistem perakarannya terbatas. Daun menjadi

kuning atau hijau kekuningan dan bertendensi cepat rontok (Soepardi 1979).

N (Nitrogen) merupakan salah satu unsur yang paling luas penyebarannya di

alam (Hanafiah 2007). Pemberian N yang banyak akan menyebabkan

pertumbuhan vegetatif berlangsung hebat sekali dan warna daun menjadi hijau

tua. Kelebihan N dapat memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses

pematangan karena tidak seimbang dengan unsur lainnya seperti P, K dan S

(Leiwakabessy 2003). Fungsi N adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

8

tanaman (tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N akan berwarna lebih

hijau) dan membantu proses pembentukan protein, kemudian gejala-gejala

kebanyakan N lainnya yaitu batang menjadi lemah, mudah roboh dan dapat

mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno 2007).

Penambahan unsur P pada tanah yang kekurangan unsur ini sangat penting

artinya bagi perkembangan tanaman, karena P terlibat di dalam penyediaan dan

transfer energi untuk semua proses biokimia. Fosfor yang diserap pada awal

pertumbuhan dipergunakan untuk mempercepat perkembangan sebagai akibat

perbedaan ukuran perkembangan menyebabkan tanaman yang kekurangan P

terlambat matang, sedangkan unsur K berperan sebagai aktivator enzim,

menjamin vigor tanaman, tanaman lebih tahan terhadap penyakit, essensial dalam

pembentukan hidrat arang dan translokasi gula dan diperlukan dalam

pembentukan khlorofil (Soepardi 1979).

Kalium merupakan unsur ketiga yang penting setelah nitrogen dan fosfor.

Kalium diserap oleh tanaman dalam jumlah yang cukup besar, kadang-kadang

lebih besar daripada nitrogen seperti halnya pada tanaman ubi-ubian oleh karena

itu apabila kalium di dalam tanah dan yang berasal dari air irigasi tidak

mencukupi untuk pertumbuhan, maka tanaman akan menderita karena kekurangan

kalium dan produksinya sangat rendah. Kalium berperan dalam metabolisme air

dalam tanaman, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat dan

berpengaruh terhadap hasil. Di samping itu kalium berpengaruh terhadap

fotosintesis dan pernapasan dan mempengaruhi metabolisme tanaman dalam

pembentukan karbohidrat dan aktivitas enzim. Kalium dalam tanah terdapat

sebagai K-mineral primer, K-terfiksasi mineral sekunder, K-tukar dan K-larut. K-

tukar dan K-larut langsung dan mudah dapat diserap tanaman disebut K-tersedia

(segera tersedia) sebagian K-terfiksasi dan K-mineral primer dapat juga diserap

tanaman setelah berubah menjadi K-tersedia disebut K-cadangan (potensial

tersedia). K-terfiksasi dan K-mineral primer yang tidak dapat diserap tanaman

disebut K-tidak tersedia. Ketiga bentuk kalium tersebut berada dalam

keseimbangan :

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

9

K- Tidak tersedia

K-tersedia K-sukar tersedia

Pengurangan dari K-tersedia akan diganti dengan K-sukar tersedia/ tidak tersedia

dan pemupukan berat akan meningkatkan jumlah K-sukar tersedia (Ismunadji et

al. 1976).

2.6. Kompos

Murbandono (1994) menyatakan bahwa kompos adalah bahan-bahan

organik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya

interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya.

Bahan-bahan organik tersebut seperti dedauanan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting

dan dahan. Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan

yang cukup dengan dicirikan warna sudah berbeda dengan warna bahan

pembentuknya, tidak berbau, Kadar air rendah dan memiliki suhu ruang.

Pengomposan bertujuan untuk menurunkan kadar karbon terhadap nitrogen atau

C/N ratio. Salah satu unsur pembentuk tanah adalah bahan organis. Bahan organis

terbentuk dari sisa tanaman, hewan atau kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk

kecil berupa bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel maupun banyak sel. Karena

unsur hara tidak terikat dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tanaman, oleh

sebab itu perlu dikomposkan. Selama proses perubahan dan peruraian bahan

organis, unsur hara makanan akan bebas menjadi bentuk yang larut dan dapat

diserap tanaman. Bahan organis yang telah dikomposkan dengan baik, bukan

hanya memperkaya bahan makanan untuk tanaman tetapi terutama berperan besar

terhadap perbaikan sifat-sifat tanah.

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan

jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi

bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos.

Kompos mampu mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga

memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam peyerapan hara,

meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat

menyimpan air lebih lama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah,

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

10

menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara, menciptakan kondisi

yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba

tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah (Aminah et al. 2003).

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, dimulai pada bulan Agustus

2009 sampai dengan Februari 2010. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama

tiga bulan dan kegiatan pengamatan pengukuran dilaksanakan selama tiga bulan.

Lokasi pengambilan tailing sebagai media tanam dilaksanakan di PT. Antam

UBPE Pongkor dan pengamatan pengukuran dilaksanakan di rumah kaca Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah timbangan, polybag, penggaris, caliper,

gembor, tally sheet, kamera, alat tulis dan label, sedangkan bahan yang digunakan

antara lain semai jabon, media tanam tailing, pupuk NPK, kompos dan air.

3.3. Metode penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan,

penyapihan, pemeliharaan, pengamatan dan pengambilan data serta pengolahan

data

A. Persiapan

Penelitian dilakukan secara eksperimen dalam rancangan faktorial dengan

16 perlakuan dimana setiap unit perlakuan terdiri dari dua ulangan. Tahap

persiapan ini meliputi penyiapan media tanam dan pupuk NPK dan kompos.

Media tanam yang digunakan adalah tailing yang berasal dari PT. Antam yang

dipindahkan ke rumah kaca Fakultas kehutanan IPB. Tailing tersebut ditimbang

dan dimasukkan ke dalam 32 polybag yang masing-masing diisi sebanyak 1 Kg.

Pupuk NPK dan kompos disiapkan dengan takaran untuk NPK yaitu 0 gr, 5 gr, 10

gr dan 15 gr sedangkan untuk kompos yaitu 0 gr, 10 gr, 20 gr dan 30 gr, kemudian

tailing dicampur dengan pupuk yang telah dikombinasikan. Persiapan terakhir

yaitu persiapan semai jabon dengan memanfaatkan semai yang sengaja

disemaikan di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

12

B. Penyapihan

Penyapihan semai jabon dilaksanakan pada sore hari. Semai jabon yang

disapih berasal dari biji jabon yang sengaja disemaikan pada bak kecambah yang

terdapat di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB, semai jabon yang disapih

merupakan semai yang berumur 3 minggu yang kemudian disapih ke dalam 32

polybag yang telah diisi tailing yang dicampur dengan kombinasi pupuk NPK dan

kompos, masing-masing berjumlah satu semai.

C. Pemeliharaan

Pemeliharaan terhadap semai jabon yang telah disapih adalah dengan

meletakkan 32 polybag di bawah tegakan pinus dengan tujuan aklimatisasi atau

untuk memperoleh pertumbuhan semai jabon yang stabil (sudah mampu

beradaptasi) di dalam polybag dan siap untuk dipindahkan ke dalam rumah kaca.

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore dengan mempertimbangkan kondisi

media tanam di dalam polybag, jika terasa masih basah maka penyiraman tidak

dilakukan.

D. Pengamatan dan Pengambilan Data

Parameter yang diukur adalah diameter dan tinggi. Pengamatan terhadap

diameter dan tinggi dilakukan untuk menganalisis pertumbuhan semai jabon.

Diameter semai diukur dengan menggunakan caliper pada ketinggian 1 cm di atas

pangkal batang sedangkan tinggi semai diukur dengan menggunakan penggaris

mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai. Pengamatan dan

pengambilan data dilakukan selama 3 bulan. Data yang didapatkan kemudian di

rekapitulasi di dalam tally sheet.

E. Pengolahan Data

Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 4 dan

masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari dua ulangan, masing-masing

terdiri dari satu tanaman. Untuk masing-masing faktor dirinci sebagai berikut :

Faktor A : Pupuk NPK

A0 : 0 gram/tanaman

A1 : 5 gram/tanaman

A2 : 10 gram/tanaman

A3 : 15 gram/tanaman

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

13

Faktor B : Pupuk kompos

B0 : 0 gram/tanaman

B1 : 10 gram/tanaman

B2 : 20 gram/tanaman

B3 : 30 gram/tanaman

Model linear rancangan percobaan faktorial adalah sebagai berikut :

Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Σijk i = perlakuan A

j = perlakuan B

k = ulangan (1,2)

Yijk = Nilai/respon dari pengamatan taraf ke-i dari faktor A (pupuk NPK),

faktor B (pupuk Kompos) taraf ke-j dan ulangan ke-k

µ = rata-rata umum

Ai = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor A

Bj = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor B

(AB)ij = pengaruh sebenarnya dari interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf

ke-j faktor B

Σijk = kesalahan percobaan yang disebabkan oleh taraf ke-i faktor A dan taraf

ke-j faktor B

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis data, maka dibuat bagan

pengamatan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Bagan Pengamatan Penelitian Pupuk NPK Ulangan

Pupuk Kompos 0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram 1 A1 B1 C1 D1 2 A2 B2 C2 D2

5 gram 1 E1 F1 G1 H1 2 E2 F2 G2 H2

10 gram 1 I1 J1 K1 L1 2 I2 J2 K2 L2

15 gram 1 M1 N1 O1 P1 2 M2 N2 O2 P2

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

14

Untuk hipotesis digunakan uji nilai signifikan (Pr>F), sebagai berikut:

H0 : Perlakuan tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman

H1 : Perlakuan mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Pengambilan keputusan untuk uji (Pr>F) adalah :

Jika : nilai signifikan (Pr>F) < 0,05 (α)

nilai signifikan (Pr>F) > 0,05 (α)

Selanjutnya dilakukan uji Duncan terhadap data yang diperoleh. Hipotesis yang

digunakan untuk pengujian Duncan antara perlakuan, sebagai berikut :

H0 : tidak ada perbedaan yang nyata antara rata-rata perlakuan

H1 : terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata perlakuan

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain pertumbuhan tinggi

dan diameter semai jabon pada media tanah bekas tambang emas dengan

pemberian pupuk NPK dan kompos. Respon pengaruh pemberian pupuk NPK dan

kompos terhadap parameter yang diamati dapat diketahui dengan melakukan

analisis sidik ragam. Hasil rekapitulasi sidik ragam disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Berbagai Perlakuan Terhadap Peubah-Peubah Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Faktor Peubah yang diamati

Tinggi Diameter

Pemberian pupuk NPK 0,02 ** 0,59 tn

Pemberian pupuk Kompos 0,24 tn 0,32 tn

Interaksi NPK*Kompos 0,01 ** 0,02**

Keterangan : Angka-angka dalam tabel adalah nilai signifikan (Pr > F)

** = Perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (Pr > F) < 0.05 ( α ) tn = Perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (Pr > F) > 0.05 ( α )

Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk NPK memberikan

pengaruh yang nyata hanya terhadap pertumbuhan tinggi saja. Pemberian pupuk

kompos tidak menunjukkan pengaruh yang nyata, baik terhadap pertumbuhan

tinggi maupun diameter. Interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pupuk

kompos memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter

semai jabon.

4.1.1. Pertumbuhan Tinggi

Hasil uji Duncan pengaruh tunggal pemberian pupuk NPK dan pengaruh

tunggal pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon dapat

dilihat pada Tabel 3.

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

16

Tabel 3. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk NPK dan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tinggi Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Faktor Rata-rata Persentase Pertumbuhan Pertumbuhan (cm) dibanding kontrol (%) Pemberian pupuk NPK - dosis 0 gram 9,85 ab -

- dosis 5 gram 8,65 b - 12,18 - dosis 10 gram 8,28 b - 15,94 - dosis 15 gram 11,30 a 14,72

Pemberian pupuk Kompos - dosis 0 gram 9,11 a - - dosis 10 gram 10,70 a 17,45

- dosis 20 gram 8,85 a - 2,85 - dosis 30 gram 9,41 a 3,29

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %

Pengaruh tunggal pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi

semai jabon menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 5 gram

memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pemberian pupuk NPK

dengan dosis 0 gram (kontrol) dan juga terhadap pemberian pupuk NPK dengan

dosis 10 gram, sedangkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap dosis 5 gram dan

10 gram ditunjukkan oleh pemberian pupuk NPK dengan dosis 15 gram.

Persentase pertumbuhan untuk dosis 5 gram, 10 gram dan 15 gram masing-masing

adalah sebesar -12,18 %, - 15,94 % dan 14,72 % terhadap kontrol (dosis 0 gram).

Pengaruh tunggal pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi

semai jabon menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis 10

gram, 20 gram dan 30 gram tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata

terhadap pemberian pupuk kompos dengan dosis 0 gram (kontrol). Persentase

pertumbuhan untuk dosis 10 gram, 20 gram dan 30 gram masing-masing adalah

sebesar 17,45 %, - 2,85 % dan 3,29 % terhadap kontrol (dosis 0 gram).

Respon pertumbuhan tinggi semai jabon karena pengaruh pemberian

kombinasi antara pupuk NPK dan kompos dapat diketahui dengan melakukan uji

Duncan dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

17

Tabel 4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tinggi semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Perlakuan Rata-rata Pertumbuhan (cm) Persentase Pertumbuhan Dibanding Kontrol (%)

N 11,00 a 16,03 9,28 P

B 10,36 a

10,28 ab 8,43 M 10,21a 7,70 O 10,08 a 6,33 F 9,68 ab 2,11 D 9,63 ab 1,58 J 9,49 ab 0,11 A 9,48 ab - C 9,35 ab - 1,37 H 9,03 ab - 4,75 E 8,88 ab - 6,33 L 8,84 ab - 6,75 G 8,75 ab - 7,70 I 8,69 ab - 8,33 K 8,56 ab - 9,70

Keterangan : A = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr B = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr

C = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr D = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr E = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr F = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr G = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr H = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr I = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr J = Pemberian pupuk NPK dosis10 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr K = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr L = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr M = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr N = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr O = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr P = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr

Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan N (pemberian pupuk NPK dosis 15

gram dan kompos dosis 10 gram) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

terhadap perlakuan A (kontrol) dengan respon persentase pertumbuhan tinggi

semai jabon sebesar 16,03 % atau peningkatan pertumbuhan rata-rata tinggi

sebesar 11,00 cm terhadap kontrol dan juga tidak berbeda nyata terhadap semua

perlakuan lainnya. Pertumbuhan tinggi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan

K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram) dengan

respon persentase sebesar - 9,70 % atau rata-rata tinggi sebesar 8,56 cm.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

18

10.08 9.68 9.63 9.49 9.48 9.35 9.03 8.88 8.84 8.75 8.568.69

10.2110.3610.2811.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

N P B M O F D J A C H E L G I K

Perlakuan

Ting

gi (c

m)

Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) Per- Perlakuan Gambar 1 menjelaskan bahwa perlakuan N (pemberian pupuk NPK dosis 15

gram dan kompos dosis 10 gram) memberikan pengaruh pertumbuhan tinggi rata-

rata semai jabon yang paling baik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya

dan untuk perlakuan K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis

20 gram) menunjukkan pengaruh pertumbuhan tinggi rata-rata semai jabon yang

paling rendah di antara perlakuan lainnya.

4.1.2. Pertumbuhan Diameter

Hasil uji Duncan pengaruh tunggal pemberian pupuk NPK dan pengaruh

tunggal pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan diameter semai jabon

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk NPK dan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Diameter semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Faktor Rata-rata Pertumbuhan(cm)

Persentase Pertumbuhan disbanding kontrol (%)

Pemberian pupuk NPK - dosis 0 gram - dosis 5 gram - dosis 10 gram - dosis 15 gram

0,23 a

0,23 a

0,21 a 0,24 a

-

0,00 - 8,70 4,34

Pemberian pupuk Kompos - dosis 0 gram - dosis 10 gram - dosis 20 gram - dosis 30 gram

0,25 a

0,23 a

0,22 a

0,20 a

-

- 8,00 - 12,00 - 20,00

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

19

Berdasarkan Tabel 5 di atas, pengaruh tunggal pemberian pupuk NPK

terhadap pertumbuhan diameter semai jabon menunjukkan bahwa pemberian

pupuk NPK dengan dosis 5 gram, 10 gram dan 15 gram memberikan pengaruh

yang tidak berbeda nyata terhadap masing-masing perlakuan tersebut dan juga

terhadap pemberian pupuk NPK dengan dosis 0 gram (kontrol) dengan respon

persentase pertumbuhan diameter masing-masing yaitu untuk dosis 5 gram, 10

gram dan 15 gram masing-masing adalah sebesar 0,00 %, - 8,70 % dan 4,34 %.

Pengaruh tunggal pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan diameter

semai jabon menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis 10

gram, 20 gram dan 30 gram memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

terhadap pemberian pupuk kompos dengan dosis 0 gram (kontrol). Persentase

pertumbuhan untuk dosis 10 gram, 20 gram dan 30 gram adalah sebesar - 8,00 %,

- 12,00 % dan 20,00 % terhadap kontrol (dosis 0 gram).

Respon pertumbuhan diameter semai jabon karena pengaruh pemberian

kombinasi antara pupuk NPK dan kompos dapat diketahui dengan melakukan uji

Duncan dengan hasil yaitu perlakuan M (pemberian pupuk NPK dosis 15 gram

dan kompos dosis 0 gram) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

terhadap perlakuan A (kontrol) dengan respon persentase pertumbuhan tinggi

semai jabon sebesar 4,17 % terhadap kontrol dan juga menunjukkan pengaruh

yang tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya. Pertumbuhan

diameter yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan L (pemberian pupuk NPK

dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram) dengan respon persentase sebesar -

16,67 %. Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

20

Tabel 6. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Diameter Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Perlakuan Rata-rata Pertumbuhan (cm) Persentase Pertumbuhan Dibanding Kontrol (%)

M 0,25 a 4,17 A 0,24 a - E 0,24 a 0,00 N 0,24 a 0,00 B 0,23 a - 4,17 F 0,23 a - 4,17 O 0,23 a - 4,17 I 0,23 a - 4,17 P 0,22 a - 8,33 C 0,22 a - 8,33 G 0,22 a - 8,33 J 0,22 a - 8,33 D 0,22 a - 8,33 H 0,21 a - 12,50 K 0,21 a - 12,50 L 0,20 a - 16,67

Keterangan : A = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr B = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr

C = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr D = Pemberian pupuk NPK dosis 0 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr E = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr F = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr G = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr H = Pemberian pupuk NPK dosis 5 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr I = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr J = Pemberian pupuk NPK dosis10 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr K = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr L = Pemberian pupuk NPK dosis 10 gr dan pupuk kompos dosis 30 gr M = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 0 gr N = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 10 gr O = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 20 gr P = Pemberian pupuk NPK dosis 15 gr dan pupuk kompos dosis 30 g

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

21

0.25 0.24 0.24 0.24 0.23 0.23 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.21 0.21 0.20

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

M A E N B F O I P C G J D H K L

Perlakuan

Dia

met

er (c

m)

Gambar 2. Pertumbuhan Diameter Rata-Rata Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Per-Perlakuan

Gambar 2 menjelaskan bahwa perlakuan M (pemberian pupuk NPK dosis 15

gram dan kompos dosis 0 gram) memberikan pengaruh pertumbuhan diameter

rata-rata semai jabon yang paling baik jika dibandingkan dengan perlakuan

lainnya dan untuk perlakuan L (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos

dosis 30 gram) menunjukkan pengaruh pertumbuhan diameter rata-rata semai

jabon yang paling rendah di antara perlakuan lainnya.

4.1.3. Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Hasil pemberian berbagai perlakuan terhadap partumbuhan semai jabon

menunjukkan hasil bahwa perlakuan N (pemberian pupuk NPK dosis 15 gram dan

kompos dosis 10 gram) memberikan hasil yang paling baik pada pertumbuhan

tinggi semai jabon dan pertumbuhan terendah dari tinggi semai jabon ditunjukkan

oleh perlakuan K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20

gram), sedangkan untuk pertumbuhan diameter yang paling baik ditunjukkan oleh

perlakuan M (pemberian pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos dosis 0 gram)

dan pertumbuhan terendah ditunjukkan oleh perlakuan L (pemberian pupuk NPK

dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram). Hasil dari uji Duncan dapat dilihat

pada Tabel 7.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

22

Tabel 7. Pengaruh Berbagai Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Perlakuan Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi (cm)

Rata-rata Pertumbuhan Diameter (cm)

A 9,48 ab 0,24 a B 10,28 ab 0,23 a

C 9,35 ab 0,22 a

D 9,63 ab 0,22 a E 8,88 ab 0,24 a F 9,68 ab 0,23 a

G 8,75 ab 0,22 a

H 9,03 ab 0,21 a

I 8,69 ab 0,23 a

J 9,49 ab 0,22 a K 8,56 ab # 0,21 a L 8,84 ab 0,20 a # M 10,21 a 0,25 a * N 11,00 a * 0,24 a O 10,08 a 0,23 a P 10,36 a 0,22 a

Keterangan : *) = Nilai Tertinggi pertumbuhan tinggi dan diameter rata-rata

#) = Nilai Terendah pertumbuhan tinggi dan diameter rata-rata

Gambar 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi rata-rata yang cukup

cepat sampai minggu kedua belas ditunjukkan oleh perlakuan N (pemberian

pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos dosis 10 gram) yang mencapai 17,55 cm

sedangkan pertumbuhan tinggi rata-rata yang lambat ditunjukkan oleh perlakuan

K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram) sebesar 9,90

cm.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

23

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Minggu

Ting

gi (c

m) Kontrol

N (NPK 15 gr +Kompos 10 gr)K (NPK 10 gr +Kompos 20 gr)

Gambar 3. Pertumbuhan Tinggi Rata-Rata Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Gambar 4 menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter rata-rata yang cukup

cepat sampai minggu kedua belas ditunjukkan oleh perlakuan M (pemberian

pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos dosis 0 gram) yang mencapai 0,48 cm

sedangkan pertumbuhan diameter rata-rata yang lambat ditunjukkan oleh

perlakuan L (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram)

sebesar 0,29 cm.

0.000.100.200.300.400.500.60

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Minggu

Dia

met

er (c

m)

Kontrol

M (NPK 15 gr +Kompos 0 gr)L (NPK 10 gr +Kompos 30 gr)

Gambar 4. Pertumbuhan Diameter Rata-Rata Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.)

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

24

4.2. Pembahasan

Ketersediaan unsur hara di dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman, jika terjadi defisiensi unsur hara maka dapat menyebabkan pertumbuhan

tanaman terganggu. Berdasarkan teori tersebut, dapat dikatakan bahwa tanaman

yang ditanam pada tanah dengan unsur hara yang rendah seperti pada tanah bekas

tambang emas (tailing) maka pertumbuhannya akan terganggu, oleh karena itu

pemupukan sangat diperlukan untuk membantu tanaman dalam penyediaan unsur

hara yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhannya, misalnya dengan

penggunaan pupuk NPK dan kompos yang juga dilakukan dalam penelitian ini.

Parameter tinggi merupakan parameter yang paling sederhana dalam pengamatan

pertumbuhan tanaman karena tinggi merupakan indikator pertumbuhan atau

parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan atau pun

perlakuan yang diberikan. Pertumbuhan diameter dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang mempengaruhi fotosintesis. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila

keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar

dan tinggi telah terpenuhi (Hildalita 2009).

Tanah dikatakan tidak subur jika unsur-unsur penunjang yang dibutuhkan

tanaman tidak ada atau tidak lengkap di dalamnya. Seperti halnya pada tailing,

berdasarkan hasil analisa karakteristik hara tailing tambang emas, tampak bahwa

tekstur tailing didominasi oleh fraksi pasir dengan komposisi 57,6 %, hal ini dapat

mengakibatkan tanaman sulit untuk menyerap (menahan) air dan unsur hara tetapi

dengan pemberian pupuk kompos terlihat bahwa komposisi fraksi liat dapat

meningkat, hal ini dapat meningkatkan kemampuan tailing dalam menahan air.

Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada tailing tergolong rendah yaitu hanya

mencapai 3,21 me/100g, nilai tersebut masih jauh dari kriteria penilaian standar

sifat kimia yaitu berkisar antara 17-25 me/100g. Pemberian pupuk NPK dan

kompos dapat meningkatkan nilai KTK pada tailing tersebut walaupun nilai

peningkatannya juga masih jauh dari standar yang ada, tanah dengan nilai KTK

yang tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada

tanah dengan KTK yang rendah. Tailing bersifat asam, hal ini terlihat dari pH

tailing yang mencapai 6,6, tetapi hal ini tidak mempengaruhi jenis jabon untuk

tumbuh subur pada tailing tersebut karena jenis jabon dapat tetap tumbuh pada pH

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

25

4,5 sampai 7,5. Pemberian pupuk NPK dan kompos juga dapat menurunkan

kandungan logam Fe pada tailing yang dapat berpotensi menjadi racun jika

keberadaannya terlalu tinggi.

Berdasarkan analisis sidik ragam pada Tabel 1, pemberian pupuk NPK dan

pupuk kompos memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan

semai jabon. Secara umum dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan yang diberikan

sebenarnya dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan semai

jabon pada media tanah bekas tambang emas (tailing), hanya saja dari setiap

perlakuan yang diberikan pengaruhnya berbeda-beda terhadap pertumbuhan semai

jabon tersebut.

Unsur nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara

keseluruhan, terutama batang tanaman, cabang dan daun serta juga berperan

dalam pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.

Unsur fosfor bagi tanaman lebih berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar,

khususnya akar tanaman muda. Unsur kalium berperan dalam membentuk protein

dan karbohidrat bagi tanaman (Setiawan 2005 dalam Fauziah 2009). Pemakaian

pupuk majemuk NPK akan memberi suplai N yang cukup besar ke dalam tanah,

sehingga dengan pemberian pupuk NPK yang mengandung nitrogen tersebut akan

membantu pertumbuhan tanaman (Pandiangan 2000). Fungsi lain dari nitrogen

ialah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan lainnya (Lingga

1998 dalam Handayani 2009). Unsur Fosfor (P) sangat berguna untuk membentuk

akar, bahan dasar protein, memperkuat batang tanaman serta membantu asimilasi

dan respirasi, sedangkan unsur Kalium membantu dalam pembentukan protein

dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, serta membentuk antibodi

tanaman melawan penyakit dan kekeringan (Pristyaningrum 2009).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari dua parameter

pertumbuhan yang diamati, yaitu tinggi dan diameter semai jabon, pemberian

pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon.

Pemberian pupuk NPK dengan tiga dosis yang berbeda yaitu dosis 5 gram, 10

gram dan 15 gram menunjukkan perbedaan pengaruh terhadap pertumbuhan dan

dapat diketahui bahwa dosis yang paling baik dalam membantu semai jabon untuk

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

26

tumbuh pada tailing adalah pemberian pupuk NPK dengan dosis 15 gram, seperti

terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pertumbuhan Semai Jabon dengan Perlakuan Pupuk NPK

a. Semai jabon dengan perlakuan kontrol

b. Semai jabon dengan perlakuan NPK 5 gr

c. Semai jabon dengan perlakuan NPK 10 gr

d. Semai jabon dengan perlakuan NPK 15 gr

Berdasarkan teori yang ada, pemberian pupuk akan memberikan hasil yang

lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan yang tidak diberi

pupuk, tetapi lain halnya dengan hasil penelitian pada perlakuan pemberian pupuk

NPK terhadap pertumbuhan diameter. Berdasarkan analisis sidik ragam, pengaruh

pemberian pupuk NPK tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

pertumbuhan diameter semai jabon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaturan

peletakan posisi polybag pada saat penelitian berlangsung. Pemberian jarak antar

polybag yang sesuai dapat memberi ruang tumbuh yang lebih besar dan

pengambilan cahaya matahari dapat berlangsung secara optimal sehingga

pertambahan diameter dapat terjadi maksimal (Hildalita 2009).

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

27

Perlakuan dengan penggunaan pupuk kompos dengan berbagai dosis

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan

diameter semai jabon, hal ini diduga dapat disebabkan karena pupuk kompos

memiliki kandungan hara yang lebih sedikit dibanding dengan pupuk NPK

sehingga hasilnya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

pertumbuhan. Berdasarkan teori yang ada, pemberian pupuk kompos dengan dosis

kurang dari 1 Kg pada tanaman pengaruhnya terhadap pertumbuhan tidak akan

terlihat. Sebenarnya perlakuan dengan pemberian pupuk kompos juga dapat

membantu pertumbuhan semai jabon pada tailing tetapi penyebab yang mungkin

dapat terjadi yaitu untuk dosis yang digunakan dalam penelitian antara lain 10

gram, 20 gram dan 30 gram, pengaruhnya belum menunjukkan hasil yang optimal

bahkan tidak terlihat pengaruhnya dalam membantu pertumbuhan baik tinggi

maupun diameter semai jabon pada tailing dalam penelitian ini. Peranan bahan

organik (kompos) dalam pertumbuhan tanaman dapat secara langsung atau

sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah

(Brady 1974 dalam Fauziah 2009). Berdasarkan hasil yang didapat, kompos lebih

berperan dalam perubahan sifat tanah yaitu dalam peningkatan tekstur liat pada

tailing yang berarti dapat meningkatkan kemampuan tailing untuk menahan air.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh proses fisiologis yang terjadi di dalam

tubuh tanaman tersebut, yaitu proses fotosintesis, respirasi, translokasi dan

penyerapan air serta mineral (Daniel et al. 1987 dalam Handayani 2009).

Perlakuan kombinasi antara pupuk NPK dan pupuk kompos terhadap

pertumbuhan pada parameter yang diamati yaitu tinggi dan diameter semai jabon

menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa kombinasi

antara dua pupuk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan baik tinggi maupun

diameter semai jabon pada tailing. Perlakuan kombinasi pupuk NPK dosis 15

gram dengan kompos dosis 10 gram merupakan kombinasi yang paling baik

dalam membantu pertumbuhan tinggi semai jabon sedangkan untuk kombinasi

yang mengahasilkan pertumbuhan yang paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan

kombinasi antara NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram, seperti terlihat

pada Gambar 6 .

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

28

Gambar 6. Pertumbuhan Tinggi Semai Jabon pada tiga perlakuan

a. Semai jabon dengan perlakuan NPK 15 gr + kompos 10 gr

b. Semai jabon dengan perlakuan kontrol

c. Semai jabon dengan perlakuan NPK 10 gr + kompos 20 gr

Gambar 6 menunjukkan bahwa perlakuan dengan pupuk NPK dosis 15 gram

dan kompos dosis 10 gram pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan

perlakuan kontrol dan perlakuan pemberian pupuk NPK 10 gram dan kompos 20

gram yang merupakan perlakuan pemberian pupuk NPK dengan dosis yang lebih

sedikit.

Sedangkan untuk diameter, perlakuan kombinasi yang paling baik adalah

antara pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos dosis 0 gram dan untuk perlakuan

kombinasi yang menghasilkan pertumbuhan diameter semai jabon terendah

ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi antara NPK dosis 10 gram dan kompos

dosis 30 gram. Gambar 7 menunjukkan bahwa perlakuan dengan pupuk NPK

dosis 15 gram dan kompos dosis 0 gram pengaruhnya lebih besar dibandingkan

dengan perlakuan kontrol dan perlakuan pemberian pupuk NPK 10 gram dan

kompos 30 gram yang merupakan perlakuan dengan pemberian pupuk NPK

dengan dosis yang lebih sedikit.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

29

Gambar 7. Pertumbuhan Diameter Semai Jabon pada tiga perlakuan

a. Semai jabon pada perlakuan NPK 15 gr + kompos 0 gr

b. Semai jabon pada perlakuan kontrol

c. Semai jabon pada perlakuan NPK 10 gr + kompos 30 gr

Berdasarkan hasil yang didapat, dapat dikatakan bahwa di dalam interaksi

kedua pupuk tersebut lebih didominasi oleh pupuk NPK yaitu dengan dosis 15

gram sehingga dapat diketahui bahwa untuk pertumbuhan semai jabon pada

tailing, pertumbuhannya dapat dibantu dengan perlakuan pemberian NPK dengan

dosis 15 gram dan juga membutuhkan penambahan kompos dengan dosis yang

lebih tinggi dari dosis yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Semai jabon dapat tumbuh pada media tanah bekas tambang emas (tailing)

dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Pemberian pupuk NPK

dan kompos dapat mempengaruhi perbaikan pertumbuhan semai jabon,

baik tinggi maupun diameter pada media tanah bekas tambang emas

(tailing).

2. Pupuk NPK dapat berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan

tinggi semai jabon dengan pengaruh yang paling baik adalah pada pupuk

NPK dengan dosis 15 gram. Pupuk kompos tidak berpengaruh langsung

terhadap pertumbuhan semai jabon, baik tinggi maupun diameter, tetapi

pengaruhnya adalah pada perbaikan sifat tanah bekas tambang emas

(tailing).

3. Interaksi antara pupuk NPK dan kompos juga dapat berpengaruh dengan

baik terhadap pertumbuhan semai jabon pada tailing, baik tinggi maupun

diameter. Dosis yang paling baik dari kombinasi kedua pupuk tersebut

terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon pada tailing adalah pupuk NPK

dengan dosis 15 gram dan kompos 10 gram dan untuk pertumbuhan

diameter semai jabon, dosis yang paling baik adalah antara pupuk NPK

dosis 15 gram dan kompos 0 gram. Dosis pupuk NPK yang digunakan

sudah cukup membantu dalam pertumbuhan semai jabon, tetapi untuk

dosis yang digunakan pada pupuk kompos pengaruhnya tidak terlihat pada

pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

31

5.2. Saran

Setelah penelitian ini dilakukan, saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian

pupuk NPK dan pupuk kompos dengan penggunaan dosis pupuk yang

lainnya.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk penerapan penanaman jenis

jabon pada tailing secara langsung di lapangan dalam rangka revegetasi

lahan bekas pertambangan.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA Aminah, S., Soedarsono G.B., Sastro Y. 2003. Teknologi pengomposan. Jakarta

selatan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Basuki, T. 1996. Tingkat kesuburan tanah dan persen tumbuh Pinus merkusii pada beberapa cara pengolahan lahan dan pemupukan di kebun percobaan Aek Godang. Buletin Penelitian Kehutanan. Vol.14 No.2, Th. 2003:129-139.

Boul, S.W., F D. Hole and R.J. Mc Cracken. 1981. Soil Genesis Classification.

Iowa State University Press. Iowa. Budimanta, A. 2007. Kekuasaan dan penguasaan SDA. Studi kasus penambangan

timah di Bangka. Indonesia Center For sustainable development dengan dukungan the ford foundation.

Darmawijaya, M. I.. 1990. Klasifikasi tanah. Dasar teori bagi peneliti tanah dan

pelaksana pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University press. Fauziah, A. B. 2009. Pengaruh asam humat dan kompos aktif untuk memperbaiki

sifat tailing dengan indikator pertumbuhan tinggi semai Enterolobium cyclocarpum Griseb dan Altingia excelsa Noronhae. [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hanafiah, K. A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Rajagrafindo

persada. Handayani, M. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap

Pertumbuhan Bibit Salam (Eugenia polyantha. Wight). [Skripsi]. Departemen Silvukultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Revisi. Jakarta:

Akademika Pressindo. Hildalita. 2009. Penggunaan Sludge Pabrik Kopi Dalam Produksi Semai Jabon

(Anthocephalus Cadamba Roxb Miq.). [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ismunadji, M. 1976. Kalium dan tanaman pangan problem dan prospek. hasil-

hasil seminar penggunaan kalium pada tanaman pangan. Buletin Lembaga Pusat Penelitian Pertanian. Edisi Khusus No 2, Th. 1976:1-9.

Leiwakabessy FM, Wahjudin UM, Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Fakultas

Pertanian. Bogor: IPB. Marsono dan Sigit, P. 2000. Pupuk Akar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

33

Marsono dan Sigit, P. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Martawijaya A., Kartasujana, Kadir K. dan Prawira SA. 1981. Atlas Kayu

Indonesia. Jilid II. Bogor: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan.

Maryani, I.S. 2007. Dampak penambangan pasir pada lahan hutan alam terhadap

sifat fisik, kimia dan biologi tanah. [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Miller, G. T, Jr. 1979. Living In The Environment. Second edition. St. Andreas

Pres. Murbandono, L. HS. 1994. Membuat Kompos. Jakarta: swadaya Pratiwi. 2003. Prospek pohon jabon untuk pengembangan hutan tanaman. Buletin

Badan Litbang Kehutanan. Vol.4 No.1, Th. 2003:61-66. Pristyaningrum, A. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Bokashi Terhadap

Pertumbuhan Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.). [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Purwowidodo. 2005. Mengenal tanah. Bogor: IPB Press. Soepardi, G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: IPB Press. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: IPB Press. Syamsudin, M. A. 2009. Dampak Pertambangan Batu Granit terhadap Sifat Fisik,

Sifat Kimia dan Sifat Biologi Tanah di Areal Hutan Lindung PT. Karimun Granit Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Williamson N. A., M.S. Johnson, and A.D. Bradshaw. 1982. Mine Waste

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

LAMPIRAN

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

35

Lampiran 1. Karakteristik Media Tanam Tailing; kombinasi Tailing dan NPK; Tailing dan Kompos

Sifat Tailing Tailing + NPK Tailing + Kompos Standar

Debu (%) 33.9 31.6 28.5 -

Liat (%) 8.5 7.6 9.3 -

Pasir (%) 57.6 60.8 62.2 -

pH 6.6 6.4 6.7 7

KTK (me/100g) 3.21 7.14 3.46 17-25

C-org (%) 0.55 0.79 0.47 2-3

N-Total (%) 0.06 0.09 0.06 0.21-0.5

P (ppm) 4.4 5.9 9.4 16-25

K (me/100g) 0.43 1.03 0.62 21-40

Ca (me/100g) 0.61 2.29 0.67 6-10

Mg (me/100g) 0.42 1.46 1.28 1.1-2.0

Zn (ppm) 4.7 4.4 4.1 10-300

Pb (ppm) - - - 2-200

Fe (ppm) 42.1 30.7 40.2 50-250

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

36

Lampiran 2. Hasil Analisis Ragam dengan SAS 9.1.3

Analisis Ragam Faktorial RAL 19:38 Wednesday, June 11, 2010 1

The GLM Procedure Class Level Information

Class Levels Values

NPK 4 A0 A1 A2 A3

Kompos 4 B0 B1 B2 B3

Number of Observations Read 32 Number of Observations Used 32

Analisis Ragam Faktorial RAL 19:38 Wednesday, June 11, 2010 2 The GLM Procedure

Dependent Variable: tinggi Sum of Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model 15 190.7587500 12.7172500 3.68 0.0069 Error 16 55.3300000 3.4581250 Corrected Total 31 246.0887500

R-Square Coeff Var Root MSE tinggi Mean

0.775162 19.53621 1.859603 9.518750

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F NPK 3 44.6737500 14.8912500 4.31 0.0209 Kompos 3 16.1512500 5.3837500 1.56 0.2387 NPK*Kompos 9 129.9337500 14.4370833 4.17 0.0063 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F NPK 3 44.6737500 14.8912500 4.31 0.0209 Kompos 3 16.1512500 5.3837500 1.56 0.2387 NPK*Kompos 9 129.9337500 14.4370833 4.17 0.0063

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

37

Analisis Ragam Faktorial RAL 19:38 Wednesday, June 11, 2010 3 The GLM Procedure

Duncan's Multiple Range Test for tinggi NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square 3.458125

Number of Means 2 3 4 Critical Range 1.971 2.067 2.127

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N NPK

A 11.3000 8 A3 A B A 9.8500 8 A0 B B 8.6500 8 A1 B B 8.2750 8 A2

Analisis Ragam Faktorial RAL 19:38 Wednesday, June 11, 2010 3

The GLM Procedure Duncan's Multiple Range Test for tinggi

NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square 3.458125

Number of Means 2 3 4 Critical Range 1.971 2.067 2.127

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Kompos A 10.7000 8 B1 A A 9.4125 8 B3 A A 9.1125 8 B0 A A 8.8500 8 B2

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

38

Analisis Ragam Faktorial RAL 22:38 Wednesday, June 11, 2010 1

The GLM Procedure Class Level Information

Class Levels Values

NPK 4 A0 A1 A2 A3

Kompos 4 B0 B1 B2 B3

Number of Observations Read 32 Number of Observations Used 32

Analisis Ragam Faktorial RAL 22:38 Wednesday, June 11, 2010 2 The GLM Procedure

Dependent Variable: diameter Sum of Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model 15 0.10062188 0.00670813 2.35 0.0505 Error 16 0.04575000 0.00285938 Corrected Total 31 0.14637188

R-Square Coeff Var Root MSE diameter Mean

0.687440 23.66722 0.053473 0.225938 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F NPK 3 0.00565937 0.00188646 0.66 0.5887 Kompos 3 0.01075938 0.00358646 1.25 0.3233 NPK*Kompos 9 0.08420313 0.00935590 3.27 0.0187 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F NPK 3 0.00565937 0.00188646 0.66 0.5887 Kompos 3 0.01075938 0.00358646 1.25 0.3233 NPK*Kompos 9 0.08420313 0.00935590 3.27 0.0187

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

39

Analisis Ragam Faktorial RAL 22:38 Wednesday, June 11, 2010 3 The GLM Procedure

Duncan's Multiple Range Test for diameter NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square 0.002859

Number of Means 2 3 4 Critical Range .05668 .05944 .06116

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N NPK

A 0.24375 8 A3 A A 0.22750 8 A0 A A 0.22625 8 A1 A A 0.20625 8 A2

Analisis Ragam Faktorial RAL 22:38 Wednesday, June 11, 2010 4 The GLM Procedure

Duncan's Multiple Range Test for diameter NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square 0.002859

Number of Means 2 3 4 Critical Range .05668 .05944 .06116

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Kompos A 0.25125 8 B0 A A 0.23375 8 B1 A A 0.21625 8 B2 A

A 0.20250 8 B3

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

40

Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tinggi dan Diameter Semai Jabon Per Minggu

Minggu ke-0 (25 NOPEMBER 2009)

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 3.00 4.50 T 1.80 3.00 T 3.50 5.50 T 6.50 4.50

D 0.09 0.10 D 0.12 0.10 D 0.10 0.11 D 0.12 0.15

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 4.50 3.40 T 4.70 2.40 T 2.80 4.90 T 5.80 3.50

D 0.10 0.09 D 0.10 0.10 D 0.12 0.09 D 0.11 0.13

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 5.10 3.30 T 3.30 5.20 T 2.70 3.00 T 5.50 2.50

D 0.13 0.09 D 0.15 0.12 D 0.16 0.14 D 0.09 0.12

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 5.00 2.80 T 5.00 3.30 T 2.20 2.00 T 6.40 6.00

D 0.17 0.12 D 0.10 0.10 D 0.18 0.11 D 0.15 0.17

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

41

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 3.30 5.00 T 2.30 3.40 T 4.00

5.80 T 8.00

5.00

D 0.09 0.12 D 0.13 0.13 D 0.12 0.14 D 0.13 0.19

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 5.00 4.00 T 5.00 2.90 T 3.10 5.00 T 6.60 4.00

D 0.13 0.10 D 0.10 0.12 D 0.12 0.10 D 0.13 0.15

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 5.30 3.90 T 4.00 5.40 T 3.50 3.90 T 6.20 4.00

D 0.14 0.10 D 0.15 0.13 D 0.20 0.15 D 0.11 0.15

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 5.60 4.00 T 6.50 4.40 T 3.00 2.40 T 6.90 6.20

D 0.19 0.13 D 0.11 0.13 D 0.20 0.12 D 0.15 0.18

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

Minggu ke-1 (2 DESEMBER 2009)

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

42

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 3.70 5.20 T 2.90 3.90 T 4.90

6.60 T 9.00

5.40

D 0.10 0.14 D 0.15 0.18 D 0.14 0.17 D 0.19 0.22

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 5.60 4.20 T 5.40 4.20 T 3.40 5.10 T 6.70 4.20

D 0.18 0.12 D 0.13 0.14 D 0.13 0.13 D 0.17 0.17

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 6.90 4.20 T 4.40 6.00 T 5.10 4.30 T 6.40 4.90

D 0.17 0.13 D 0.18 0.14 D 0.22 0.16 D 0.11 0.15

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 6.50 5.00 T 7.20 4.60 T 4.40 2.90 T 7.60 6.70

D 0.20 0.14 D 0.12 0.14 D 0.21 0.13 D 0.17 0.18

Minggu ke-2 (9 DESEMBER 2009)

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

43

Minggu ke-3 (16 DESEMBER 2009)

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B3 (cm) C1 C3 (cm) D1 D2

T 4.20 5.80 T 3.10 4.20 T 5.10

8.00 T 10.20 5.80

D 0.19 0.17 D 0.18 0.19 D 0.15 0.19 D 0.22 0.26

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G2 G3 (cm) H2 H3

T 6.40 5.00 T 5.50 4.80 T 3.40 5.10 T 7.20 4.40

D 0.19 0.14 D 0.16 0.15 D 0.14 0.19 D 0.19 0.17

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J2 J3 (cm) K1 K2 (cm) L1 L3

T 7.80 5.10 T 4.50 6.50 T 6.50 4.90 T 6.50 5.10

D 0.19 0.16 D 0.19 0.14 D 0.23 0.16 D 0.14 0.16

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 8.20 5.90 T 8.20 5.00 T 5.40 3.50 T 7.70 6.70

D 0.23 0.18 D 0.14 0.20 D 0.23 0.16 D 0.19 0.19

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

44

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 4.20 6.00 T 4.00 5.00 T 5.60 8.60 T 10.60

6.20

D 0.19 0.19 D 0.19 0.20 D 0.17 0.19 D 0.25 0.27

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 7.00 5.70 T 5.60 6.20 T 3.60 5.40 T 7.90 4.80

D 0.23 0.16 D 0.16 0.15 D 0.14 0.19 D 0.22 0.18

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 7.80 6.80 T 5.10 7.50 T 7.50 5.00 T 7.00 6.50

D 0.24 0.18 D 0.19 0.22 D 0.23 0.16 D 0.15 0.19

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 9.30 6.40 T 9.00 6.00 T 5.50 4.10 T 8.00 7.90

D 0.27 0.20 D 0.15 0.24 D 0.24 0.17 D 0.20 0.21

Minggu ke-4 (23DESEMBER 2009)

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

45

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 4.30 6.50 T 5.90 6.30 T 6.70

9.50 T 11.00

7.50

D 0.19 0.20 D 0.22 0.21 D 0.25 0.24 D 0.27 0.27

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 8.00 6.70 T 6.40 7.70 T 3.70 5.70 T 8.60 5.40

D 0.28 0.20 D 0.16 0.21 D 0.14 0.19 D 0.22 0.19

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 9.20 9.20 T 5.50 8.30 T 8.50 5.70 T 8.20 7.40

D 0.31 0.21 D 0.19 0.23 D 0.24 0.16 D 0.16 0.20

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 10.40 7.40 T 9.90 6.40 T 8.10 4.90 T 8.70 8.30

D 0.34 0.25 D 0.19 0.26 D 0.24 0.19 D 0.20 0.21

Minggu Ke-5 (30 DESEMBER 2009)

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

46

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 4.70 6.90 T 7.50 7.00 T 7.50 10.3

0

T 11.50

8.90

D 0.19 0.20 D 0.24 0.23 D 0.27 0.27 D 0.29 0.30

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 9.20 7.50 T 7.20 9.40 T 4.60 6.10 T 10.20 7.40

D 0.30 0.22 D 0.16 0.27 D 0.15 0.19 D 0.22 0.20

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 10.20 10.80 T 6.40 9.80 T 9.00 6.10 T 8.70 8.40

D 0.33 0.26 D 0.20 0.23 D 0.26 0.17 D 0.20 0.20

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 12.00 8.90 T 10.90 8.40 T 9.40 6.50 T 10.00 9.20

D 0.41 0.27 D 0.19 0.30 D 0.24 0.20 D 0.24 0.22

Minggu ke-6 (6 JANUARI 2010)

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

47

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 4.90 7.10 T 8.20 8.20 T

9.00 11.5

0

T

12.70 10.00

D 0.19 0.21 D 0.26 0.27 D 0.28 0.30 D 0.31 0.31

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 9.70 8.50 T 8.10 10.90 T 5.20 7.10 T 11.00 7.90

D 0.38 0.22 D 0.20 0.30 D 0.16 0.19 D 0.23 0.22

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 10.50 12.20 T 6.90 10.00 T 9.90 6.50 T 9.60 8.60

D 0.37 0.28 D 0.22 0.24 D 0.27 0.19 D 0.26 0.22

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 13.70 10.00 T 11.70 9.20 T 10.50 8.30 T 10.60 9.80

D 0.46 0.30 D 0.19 0.34 D 0.26 0.23 D 0.25 0.24

Minggu ke-7 (13 JANUARI 2010)

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

48

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 6.00 8.80 T 9.10 8.60 T

9.20 12.50 T

14.40 10.90

D 0.19 0.21 D 0.27 0.29 D 0.28 0.33 D 0.35 0.33

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 10.20 9.10 T 8.90 12.40 T 6.50 7.60 T 11.90 8.50

D 0.39 0.24 D 0.22 0.32 D 0.17 0.20 D 0.23 0.22

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 11.50 13.20 T 7.60 10.40 T 9.90 6.80 T 10.00 9.30

D 0.38 0.33 D 0.29 0.26 D 0.28 0.28 D 0.28 0.23

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 14.10 10.60 T 12.40 10.40 T 11.90 10.20 T 11.50 10.80

D 0.46 0.30 D 0.22 0.35 D 0.26 0.24 D 0.25 0.24

Minggu ke-8 (20 JANUARI 2010)

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

49

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 7.30 9.20 T 10.50 9.20 T

9.90 12.80 T

14.80 12.10

D 0.19 0.21 D 0.31 0.33 D 0.28 0.34 D 0.36 0.36

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 12.10 9.60 T 9.90 13.00 T 7.40 8.30 T 13.20 9.30

D 0.39 0.25 D 0.23 0.34 D 0.20 0.22 D 0.23 0.24

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 13.40 14.10 T 8.40 10.80 T 10.20 7.20 T 10.70 10.30

D 0.38 0.34 D 0.29 0.30 D 0.29 0.28 D 0.29 0.24

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 15.40 11.20 T 12.90 11.90 T 12.90 11.90 T 12.40 11.40

D 0.48 0.31 D 0.23 0.36 D 0.31 0.27 D 0.27 0.30

Minggu ke-9 (27 JANUARI 2010)

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

50

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 8.10 10.70 T 12.40 11.50 T

10.10 13.60 T

16.50 16.20

D 0.20 0.22 D 0.32 0.33 D 0.29 0.35 D 0.36 0.41

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 13.20 9.60 T 11.40 15.40 T 8.40 9.60 T 14.00 10.00

D 0.39 0.26 D 0.25 0.36 D 0.23 0.24 D 0.24 0.24

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 14.20 14.70 T 9.50 11.00 T 10.80 8.00 T 11.20 11.10

D 0.38 0.34 D 0.29 0.30 D 0.30 0.29 D 0.29 0.25

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 16.40 12.10 T 15.00 14.30 T 13.70 13.90 T 13.00 12.40

D 0.50 0.31 D 0.25 0.36 D 0.33 0.32 D 0.30 0.33

Minggu ke-10 (3 FEBRUARI 2010)

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

51

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 8.50 11.10 T 14.00 11.80 T

11.00 15.00 T

17.40 18.10

D 0.20 0.22 D 0.34 0.34 D 0.28 0.37 D 0.38 0.41

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 14.00 9.80 T 12.10 16.20 T 9.20 10.20 T 15.40 10.30

D 0.39 0.27 D 0.29 0.40 D 0.24 0.25 D 0.25 0.27

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 14.70 14.70 T 10.50 11.00 T 11.20 8.10 T 11.40 11.40

D 0.38 0.35 D 0.29 0.30 D 0.30 0.30 D 0.31 0.26

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 16.80 12.50 T 16.00 15.50 T 14.20 14.60 T 13.60 13.00

D 0.51 0.31 D 0.27 0.36 D 0.34 0.33 D 0.30 0.33

Minggu ke-11 (10 FEBRUARI 2010)

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

52

KOMPOS

NPK

0 gram 10 gram 20 gram 30 gram

0 gram (cm) A1 A2 (cm) B1 B2 (cm) C1 C2 (cm) D1 D2

T 8.90 11.20 T 14.50 12.10 T

11.20 15.40 T

18.40 19.40

D 0.20 0.23 D 0.36 0.35 D 0.33 0.39 D 0.41 0.44

5 gram (cm) E1 E2 (cm) F1 F2 (cm) G1 G2 (cm) H1 H2

T 14.20 9.80 T 13.20 17.00 T 10.20 10.40 T 15.50 10.90

D 0.41 0.31 D 0.33 0.42 D 0.29 0.31 D 0.28 0.30

10 gram (cm) I1 I2 (cm) J1 J2 (cm) K1 K2 (cm) L1 L2

T 14.90 15.70 T 11.00 11.40 T 11.30 8.50 T 12.60 11.40

D 0.41 0.38 D 0.29 0.30 D 0.33 0.33 D 0.31 0.27

15 gram (cm) M1 M2 (cm) N1 N2 (cm) O1 O2 (cm) P1 P2

T 16.80 13.00 T 17.90 17.20 T 14.90 15.50 T 13.90 15.90

D 0.62 0.34 D 0.30 0.38 D 0.38 0.38 D 0.32 0.33

Minggu ke-12 (17 FEBRUARI 2010)