36
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI (Litopeneaus vannamei) (SKRIPSI) OLEH DESTIARA DEA PARAMITA PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CACING TANAH …digilib.unila.ac.id/32679/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkuota, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pangsa pasar dunia meskipun negara

  • Upload
    volien

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricusrubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI

(Litopeneaus vannamei)

(SKRIPSI)

OLEHDESTIARA DEA PARAMITA

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CACING TANAH(Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI

(Litopenaeus vannamei)

Oleh

Destiara Dea Paramita

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) banyak dibudidayakan di sejumlah wilayahdi Indonesia, sebagai komoditas perikanan yang memiliki nilai jual yang tinggi.Sebagai komoditi eksport maka kuantitas dan kualitas perlu ditingkatkan. Dari sisikuota, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pangsa pasar dunia meskipunnegara Thailand, India, dan sebagian negara Amerika latin secara terus menerusmenyuplai kebutuhan dunia. Hal ini bukan saja masih terbatasnya dunia usahabudidaya udang vannamei melainkan banyak pula kendala-kendala yang dihadapioleh para pelaku budidaya di lapangan. Salah satu masalah yang dihadapi adalahlambatnya pertumbuhan udang vannamei dalam masa pembesaran. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari Pengaruh tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus)yang dicampur dengan pakan komersil terhadap pertumbuhan udang vannamei.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2017, di LaboratoriumBudidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap(RAL) yang terdiri dari empat perlakuan tiga kali ulangan yaitu A (tepung cacingtanah 0 gram + pakan komersil 1000 gram), B (tepung cacing tanah 400 gram +pakan komersil 600 gram), C (tepung cacing tanah 600 gram + pakan komersil 400gram), D (tepung cacing tanah 800 gram + pakan komersil 200 gram). Penambahantepung cacing tanah Lumbriccus rubellus memiliki pengaruh nyata terhadappertumbuhan udang vannamei pada selang kepercayaan 95% ( P>0,05). Penggunaan800 gram tepung cacing tanah dan ditambah 200 gram pakan komersil (D)merupakan dosis terbaik, hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat kelangsunganhidup yaitu 100% , berat mutlak udang, laju pertumbuhan harian serta tingginyaefesiensi pakan.

Kata kunci : Pertumbuhan, Tepung cacing tanah, Udang vannamei.

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADDITION EARTHWORM MEAL (Lumbricusrubellus)

FOR GROWTH OF VANNAMEI SHRIMP (Litopenaeus vannamei)

Oleh

Destiara Dea Paramita

Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) is widely cultivated in a number of areasin Indonesia, as a fishery commodity that has a high selling value. As an exportcommodity, quantity and quality need to be improved. In terms of quotas, Indonesiahas not been able to meet the needs of world market share although the countries ofThailand, India, and some Latin American countries continuously supply the world'sneeds. This is not only limited to the world of vannamei shrimp farming business butalso many obstacles faced by the cultivators in the field. One of the problems faced isthe slow growth of shrimp vannamei in the period of enlargement. This study aims tostudy the effect of earthworm meal (Lumbricus rubellus) mixed with commercial feedon shrimp vannamei growth. This research was conducted in June to July 2017, inAquaculture Laboratory, Department of Fisheries and Marine, Faculty of Agriculture,University of Lampung. The research design used was Completely RandomizedDesign (RAL) which consisted of four treatments three replications namely A (0gram meal + commercial grain 1000 gram), B (400 grams of earthworm meal + 600gram commercial feed), C ( earthworm meal 600 gram + 400 gram commercial feed),D (earthworm meal 800 gram + 200 gram commercial feed). The addition ofearthworm meal Lumbriccus rubellus had a significant effect on Vannamei shrimpgrowth at 95% confidence interval (P> 0.05). The use of 800 grams of earthwormmeal and 200 grams of commercial feed (D) is the best dose, it can be seen from thehigh survival rate of 100%, the absolute weight of shrimp, the daily growth rate andthe high efficiency of feed.

Keywords: Growth, Earthworm meal, vannamei Shrimp.

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus

rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI

(Litopeneaus vannamei)

Oleh

DESTIARA DEA PARAMITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 Desember

1994 sebagai anak Tunggal dari pasangan Bapak Drs. Agusman dan

Ibu Deni Susanti, S.Pd .

Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak- kanak (TK)

Assalam Raudhatul Athfal Sukarame Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri

(SDN) 2 Harapan Jaya Korpri Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006,

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 29 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di

Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012

dan menyelesaikan studinya pada tahun 2018.

Selama menjadi Mahasiswi, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswi

Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Pengkaderan

2013/2014 dan 2014/2015. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Sukajaya, Lampung Barat selama 60 hari yaitu dari bulan Januari –

Maret 2016. Penulis mengikuti Praktek Umum di Balai Besar Perikanan Budidaya

Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat dengan judul “Pembenihan Ikan Nila Sultana

(Oreochromis niloticus) Di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar

(BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat” pada bulan Juli-Agustus 2015.

Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Biologi Akuatik tahun ajaran

2014/2015 dan mata kuliah Oceanografi tahun ajaran 2014/2015. Penulis melakukan

penelitian akhir pada bulan Juni-Juli 2018 di Laboratorium Perikanan Jurusan

Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul “Pengaruh

Penambahan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap

Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei)”

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam yangsenantiasa menjadi penyejuk hati, pemberi rahmat dan hidayah

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Bukti perjuangan menyelesaikan studi Strata 1 ini, Sayapersembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta,

yang selalu mendoakan hal terbaik bagi anaknya,selalu memberikan motivasi, kasih sayang dan semangat.

Untuk para sahabat dan teman-teman,serta semua pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Serta untuk almamater tercintaUNIVERSITAS LAMPUNG

MOTTO

“Meskipun hidup yang engkau jalani tidal selaluberjalan mulus, jalanilah hidupmu dengan pantang

menyerah disertai selalu memberikan senyuman manisuntuk kedua orang tuamu”

(Destiara Dea Paramita)

“Tanpa sasaran dan rencana meraihnya, anda sepertikapal yang berlayar tanpa tujuan”

(Fitzhugh Dodson)

“Tidaklah penting dari mana anda berasal. Yangpenting adalah ke mana anda akan melangkah”

(Brian Tracy)

“Tidak ada seorangpun yang menjadi miskin denganmemberi”

(anne Frank)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan

Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Dalam Pakan Sebagai

Immunostimulan Terhadap Jumlah Total Hemosit, Aktivitas Fagositosis dan

Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei)” yang merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Perikanan (S.Pi) ini dengan baik dan

lancar berkat bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya

membuat penulis dapat lancar menjalankan Skripsi dengan baik.

2. Prof. Dr. Ir Irwan Sukri Banuwa, M.Si, selaku dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

4. Bapak Limin Santoso, S,Pi., M.Si. selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, masukan

berupa kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan

waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, masukan berupa kritik dan

saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Esti Harpeni, S.T., MApp.Sc. selaku penguji yang telah memberikan

masukan berupa kritik dan saran dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Dr. Ir. A. Aman Damai, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan dukungan, bimbingan, saran serta nasehat selama kuliah

maupun dalam menyelesaikan skripsi.

8. Ibu dan Ayah atas semua do’a tulus, perhatian, kasih sayang, dukungan dan

motivasi yang tiada henti, sehingga penulis dapat tetap semangat sampai

skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Zakki Ichwan yang telah membantu, menemani dan selalu memberikan

semangat selama penelitian, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Sahabat-sahabatku Yepe, Wijay, Sule, Sundari, Dhiah (tuyul), Denti, Ayi,

Tania, Arga, Desti, Khanif, Elis, Rama dan Ridho yang selalu membantu,

menemani dan menyemangati sehingga penelitian dan skripsi ini dapat

terselesaikan.

11. Keluarga besar Budidaya Perairan Unila angkatan 2012 Adetya, Reza, Ayu

nov, Akbar, Eshy, Haryanti, Gita, Helda, Ira, Weni, Suliswati, Ike, Desi, Atik,

Doni nur, Septi, Puji, Heidy, Doni, Ajeng, Shara, Wirya, Thomas, Renaldo S,

Rukni, Aulian, Dharta, Tanjung, Tari, Rio, Zainal, Tatang, Ullya, Fajri,

Dimas, Yuda, Atika, Novy, Caca, Fadli, Jauhari, Yuda, dan Firman,

terimakasih atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan persaudaraan kita

selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun. Semoga skripsi

ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 9 maret 2018

Penulis

Destiara Dea Paramita

i

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.3. Manfaat Penelitian......................................................................................2

1.4. Kerangka Pemikiran...................................................................................3

1.5. Hipotesis.....................................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5

2.1. Cacing Tanah ............................................................................................ 5

2.1.1. Anatomi dan Morfologi ...................................................................... 5

2.1.2. Kandungan Nutrisi Tepung Cacing Tanah.......................................... 6

2.2. Udang Vannamei....................................................................................... 6

2.2.1. Morfologi ............................................................................................ 7

2.2.2. Siklus Hidup........................................................................................ 8

2.2.3. Parameter Kualitas Air........................................................................ 9

2.3. Ciri ciri Udang Sehat ................................................................................ 10

2.4. Pertumbuhan Udang ................................................................................. 11

III. METODELOGI...................................................................................... 13

3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................... 13

3.1.1. Waktu Penelitian ................................................................................. 13

3.2. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................ 13

3.2.1. Alat Penelitian..................................................................................... 13

3.2.2. Bahan Penelitian.................................................................................. 13

ii

3.3. Metode ..................................................................................................... 14

3.4. Prosedur Penelitian ................................................................................... 15

3.4.1. Persiapan Wadah................................................................................. 15

3.4.2. Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 15

3.5. Parameter yang diukur .............................................................................. 15

3.5.1. Tingkat Kelangsungan Hidup ............................................................. 15

3.5.2. Pertumbuhan berat mutlak .................................................................. 16

3.5.3. Laju Pertumbuhan harian .................................................................... 16

3.6. Kualitas Air ............................................................................................... 16

3.7. Efisiemsi Pakan......................................................................................... 16

3.8. Analisis data .............................................................................................. 17

IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 18

4.1. Kelangsungan hidup ................................................................................. 18

4.2. Pertumbuhan Berat Mutlak ...................................................................... 19

4.3. Laju Pertumbuhan Harian ........................................................................ 22

4.4. Feed Convertion Ratio ............................................................................. 24

4.5. Parameter Air ........................................................................................... 27

V. KESIMPULAN.......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................29

LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran..................................................................................... 3

2. Morfologi Cacing Tanah .............................................................................. 5

3. Morfologi Udang Vannamei ........................................................................ 8

4. Grafik Kelangsungan Hidup ........................................................................ 18

5. Grafik Pertumbuhan Berat Mutlak............................................................... 20

6. Grafik Laju Pertumbuhan Harian Udang Vannamei.................................... 23

7. Grafik Feed Convertion Ratio...................................................................... 26

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Parameter Air akuarium Pembesaran Udang Vannamei............................ 10

2. Alat dan Fungsi .......................................................................................... 13

3. Data Analisis Proksimat tiap Perlakuan..................................................... 22

4. Data perbandingan antara total pakan dengan bobot udang....................... 24

5. parameter air selama 30 hari penelitian ..................................................... 27

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) banyak dibudidayakan di

sejumlah wilayah di Indonesia. Sebagai komoditas perikanan yang memiliki nilai

jual yang tinggi, udang vannamei juga memiliki pasar internasional. Hal ini

menarik minat para pengusaha untuk membudidayakan udang vannamei di

Propinsi Lampung baik budidaya dilakukan secara tradisional maupun modern

(Intensif). Keberhasilan budidaya udang vannamei ditunjukkan pada pertumbuhan

udang yang sehat serta penambahan berat udang yang signifikan dari waktu ke

waktu.Udang vannamei sangat rentan dengan kondisi lingkungan oleh karena itu

jika dilihat dari sisi pakan yang diberikan sangat memerlukan kandungan protein

yang cukup bagi udang.

Udang vannamei memerlukan kandungan protein berkisar antara 30%

sampai dengan 41% (Istiqomah et al, 2009). Untuk memperoleh tingkat protein

sebesar 30% sampai dengan 41% perlu adanya suplemen tambahan pada pakan

yang diberikan. Protein memungkinkan udang vannamei membentuk kekebalan

tubuh yang baik terhadap serangan penyakit yang muncul secara tiba-tiba

(Sugama,2002). Penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) yang

memiliki kadar protein berkisar 76% (Istiqomah et al, 2015) dapat digunakan

sebagai suplemen yang dicampur pada pakan komersiltidak saja dapat

meningkatkan pertahanan tubuh alami melainkan mampu merangsang

pertumbuhan dengan baik karena protein berfungsi menggantikan sel-sel tubuh

yang rusak dan menimbulkan napsu makan yang baik.

Sebagai immunostimulan tepung cacing tanah tidak memperlihatkan efek

negatif pada udang yang berdampak terhadap lemahnya ketahanan tubuh udang

dan akan menganggu pertumbuhan udang vannamei itu sendiri. Berdasarkan

uraian tersebut, maka tepung cacing tanah (Lumbriccus rubellus) mempunyai

2

potensi untuk dicampur pada pakan komersil udang vannamei karena dapat

meningkatkan ketahanan tubuh serta memicu pertumbuhan dengan baik.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Pengaruh tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) yang dicampur dengan

pakan komersil terhadap pertumbuhan udang vannamei

b. Salah satu perlakuan yang memberikan pertumbuhan yang positif dan

signifikan terhadap udang vannamei.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepeda praktisi atau

pelaku budidaya tentang pengaruh tepung cacing tanah yang dicampurkan kepada

pakan komersil terhadap pertumbuhan udang vannamei.

1.4 Kerangka Pemikiran

Udang vannamei di Indonesia merupakan salah satu jenis udang introduksi

yang telah mengalami perkembangan yang pesat karena beberapa unggulan yang

dimiliki antara lain FCR yang rendah yang mampu beradaptasi terhadap kisaran

salinitas yang tinggi serta dapat dipelihara pada padat tebar yang tinggi.

Salah satu kendala dalam budidaya udang vannamei adalah

pertumbuhannya yang lambat, oleh karena itu udang vannamei membutuhkan

nutrisi untuk meningkatkan pertumbuhannya, namun pakan komersil yang biasa

yang digunakan sebagai pakan udang belum cukup memenuhi kebutuhan nutrisi

udang vannamei, sehingga dilakukan penambahan tepung cacing tanah pada

pakan komersil. Tepung cacing tanah memiliki kadar protein yang cukup tinggi

yang sangat bermanfaat memperbaiki dan menggantikan sel-sel tubuh udang yang

rusak serta memberikan nafsu makan yang baik. Oleh karena itu dengan adanya

campuran tepung cacing tanah pada pakan komersil akan dapat menjaga

kesehatan udang serta memberikan pertumbuhan yang maksimal.

3

.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Budidaya Udang Vannamei

Adanya gejala TerhambatnyaPertumbuhan

Tepung Cacing Tanah (Lumbricusrubellus)

Dicampur ke dalam pakan komersil

Tingginya KandunganProtein

Mencegah Kematian sertameningkatkan Pertumbuhan Udang

Vannamei

Tingginya SR danmeningkatnya bobot

udang vannamei

Tingginya tingkatkeberhasilan

4

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Ho: µi = 0 : Pencampuran tepung cacing tanah Lumbriccus rubellus pada pakan

komersil tidak berpengaruh pada pertumbuhan udang vannamei.

H1 : µi ≠ 0 : Setidaknya ada satu perlakuan pencampuran tepung cacing tanah

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan udang vannamei.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cacing Tanah

Cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan salah satu hewan yang hidup

di dalam tanah dan mudah kita jumpai disekitar rumah tempat tinggal. Cacing

tanah adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta digolongkan ke

dalam filum annelida, ordo oligochaeta, dan kelas chaetopoda. Tubuh cacing

tanah tersusun dari segmen-segmen bagian luar dan dalam yang berbentuk cincin

(annulus) yang saling berhubungan secara integral yang dilindungi oleh epidermis

berupa kutikula berpigmen tipis dan berstruktur seperti rambut serta bersifat

hemaprodit atau berkelamin ganda (Indriati et al,2012).

2.1.1 Anatomi dan Morfologi

Untuk mengetahui tentang anatomi dan morfologi cacing tanah berikut lebih

dahulu akan ditampilkan gambar cacing tanah.

Secara struktural cacing tanah (Lumbricus rubellus)memiliki rongga besar

yang disebut coelomic yang mengandung coelomycetes atau pembuluh-pembuluh

mikro bagi cacing tanah ini merupakan sistem vaskuler yang tertutup. Saluran

makanan pada cacing tanah berupa tabung anterior dan posteriot, kotoran-kotoran

dari sisa makanan disalurkan lewat anus dan pernapasan atau respirasi melalui

kutikuler (Indriati et al, 2012).

Bagian Belakang( Posteriot)

Anus (Dubur) Sigmen

Sigmen

Kletelium

Bagian Depan( Anterior)

Mulut

Gambar 2: Morfologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

6

2.1.2 Kandungan Nutrisi Tepung

Tepung cacing tanah (Lumbricuss rubellus) sesungguhnya memiliki

kandungan nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan udang vannamei. Tepung

cacing tanah mengandung kadar protein 58–78% dan asam amino yang cukup

tinggi (Khairuman, 2010). Di samping memiliki kadar protein yang tinggi, cacing

tanah juga memiliki kandungan lemak 4,5% dan mengandung 17 asam amino

yang lengkap dibanding dengan ikan. Cacing tanah yang terlihat menjijikkan

ternyata memiliki banyak manfaat dan khasiat pada dunia budidaya perikanan

terutama bagi udang vannamei. Dari 1800 jenis cacing tanah yang ada di dunia

dan dikenal oleh para ilmuwan salah satunya adalah yang dipakai dalam budidaya

cacing tanah adalah jenis Lumbricus rubellus.

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya khasiat anti bakteri dari

protein dan asam amino yang dihasilkan dari ekstraksi cacing tanah yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri pada udang vannamei. Dari beberapa sumber

teori para ahli dan fakar penelitian ada banyak sekali manfaat dan khasiat dari

cacing tanah, diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh serta meningkatkan

napsu makan.

2.2Udang Vannamei

Litopenaeus vannamei secara umum hidup di wilayah perairan bersuhu di

atas 20oC sepanjang tahun. Udang ini lebih mudah untuk berkembang biak dan

dibudidayakan, sehingga Litopenaeus vannamei menjadi salah satu spesies

andalan dalam budidaya udang di beberapa negara. Daerah penyebaran

Litopenaeus vannamei meliputi: pantai Pasifik, pantai Meksiko, Laut Tengah dan

Selatan Amerika.

Haliman dan Adijaya (2005), menyatakan udang vannamei memiliki

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa

Filum : Artrhopoda

Sub filum : Crustacea

7

Kelas : Malascostraca

Sub kelas : Eumalacostraca

Super ordo : Eucarida

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobrachiata

Infra ordo : Penaeidea

Super famili : Penaeioidea

Famili : Penaeidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

2.2.1Morfologi

Menurut Haliman dan Adijaya (2005), tubuh udang vannamei dibentuk

oleh dua cabang (biramous), yaitu exopodite dan endopodite. Udang vannamei

memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar atau eksoskeleton

secara periodik (moulting). Bagian tubuh udang vannamei sudah mengalami

modifikasi, sehingga dapat digunakan untuk makan, bergerakdan membenamkan

diri ke dalam lumpur (burrowing), menopang insang karena struktur insang udang

mirip bulu unggas, organ sensor, seperti pada antena dan antenula.

Kepala udang vannamei terdiri dari antenula, antena, mandibula, dan dua

pasang maxillae. Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan tiga pasang

maxillipied dan lima pasang kaki berjalan (pereipoda) atau kaki sepuluh

(decapoda). Maxillipied sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ

untuk makan. Endopodite kaki berjalan menempel pada chepalothorax. Morfologi

udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

8

Gambar 3: Morfologi Udang VannameiSumber : (Haliman dan Dian, 2006)

Bentuk pereopoda beruas-ruas yang berujung di bagian dactylus. Dactylus

ada yang berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2, dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-4

dan ke-5). Di antara coxa dan dactylus, terdapat ruang berturut-turut disebut

basis,ischium, merus, carpus, dan cropus. Pada bagian ischium terdapat duri yang

bisa digunakan untuk mengidentifikasi beberapa spesies penaeid dalam taksonomi

(Haliman dan Adijaya, 2005)

2.2.2Habitat dan Siklus Hidup

Udang vannamei (L. vannamei) adalah udang asli dari perairan Amerika

Latin yang kondisi iklimnya subtropik. Di habitat alaminya suka hidup pada

kedalaman kurang lebih 70 meter. Udang vannamei bersifat nocturnal, yaitu aktif

mencari makan pada malam hari (Rahmawati, 2015). Proses perkawinan pada

udang vannamei ditandai dengan loncatan betina secara tiba-tiba. Pada saat

meloncat tersebut, betina mengeluarkan sel-sel telur. Pada saat yang bersamaan,

udang jantan mengeluarkan sperma, sehingga sel telur dan sperma bertemu.

Proses perkawinan berlangsung kira-kira satu menit.

AbdomenCorapacerostrum

ceptalothorax

Therd maxillipied

Pereopoods

AntenaFagalium

Antenule

Antenna

Pleopoos

Cropods

Compound eye

Telson

9

Siklus hidup udang vannamei sebelum ditebar di tambak yaitu stadia naupli,

stadiazoea, stadia mysis, dan stadia post larva. Pada stadia naupli larva berukuran

0,32-0,59 mm, dimana sistem pencernaanya belum sempurna dan masih memiliki

cadangan makanan berupa kuning telur. Stadia zoea terjadi setelah larva ditebar

pada bak pemeliharaan sekitar 15-24 jam. Larva sudah berukuran 1,05-3,30 mm

dan pada stadia ini benur mengalami 3 kali moulting. Pada stadia ini pula benur

sudah bisa diberi makan yang berupa artemia. Stadia mysis, benur udang sudah

menyerupai bentuk udang yang dicirikan dengan sudah terlihatnya ekor kipas

(uropoda) dan ekor (telson). Selanjutnya udang mencapai stadia post larva,

dimana udang sudah menyerupai udang dewasa. Hitungan stadianya sudah

menggunakan hitungan hari misalnya PL1 berarti post larva berumur satu hari.

Pada stadia ini udang sudah mulai bergerak aktif (Haliman dan Adijaya, 2005).

Pada dunia budidaya, umumnya larva akan mengalami proses pembesaran

dan mampu bertahan hidup di kolam pembesaran kisaran pada PL 6 ke atas. Ada

sebagian pelaku budidaya yang menggunakan ekor larva sebagai patokan bahwa

sudah atau belum layaknya di tebar di kolam pembesaran, ekor larva yang telah

membentuk huruf (V) atau pecah bercabang akan lebih mampu bertahan hidup

saat dimasukkan di dalam kolam pembesaran budidaya.

2.2.3 Parameter Air Kolam

Parameter kualitas air kolam pemeliharaan memiliki standar yang perlu

dipertahankan setiap saat sehingga kolam nyaman bagi udang vannamei yang

dipelihara. Beberapa parameter kualitas air yang perlu diperhatikan dalam

budidaya udang vannamei yaitu : parameter fisika (suhu, kecerahan, salinitas),

parameter kimia (oksigen terlarut, H2S, amoniak, nitrit, nitrat, alkalinitas, pH,

total phospat), dan parameter biologi (kelimpahan plankton, BOD, COD). Standar

parameter air kolam dapat dilihat pada tabel 1.

10

Tabel 1: Parameteri Air Kolam Pembesaran Udang Vannamei

No Parameter air Kisaran

12345678910111213

Salinitas ( ppt )pHAlkalinitas ( ppm )H2S ( ppm )Bahan organik ( ppm )Total posphat ( ppm )BOD ( ppm )COD ( ppm )TSS ( ppm )Pb ( ppm )Hg ( ppm )Cu ( ppm )Organo chlorine ( ppm )

5 – 357,0 – 9,0> 500,001< 550,05 - 0,50< 25< 4025 – 5000,001 – 1,1570,051 – 0,167< 0,06< 0,02

Sumber: Arsad, 2017

2.3 Ciri-Ciri Udang Sehat

Berikut ini adalah ciri-ciri udang sehat yang harus kita ketahui, perubahan

terhadap ciri-ciri ini berarti ada sesuatu yang harus segera kita ambil tindakan.

(Lestary,et al, 2007). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pergerakan udang aktif

Pengamatan kita lakukan pada pagi ataupun malam hari, pada kondisi normal

udang vannamei hidup di kolom air. Apabila ditemukan udang konvoi,

menempel di dinding tambak, berenang tanpa arah atau ada gejala-gejala lain

di luar kondisi normalnya, besar kemungkinan udang bermasalah. Pada saat

sebelum pemberian pakan di malam hari dapat digunakan lampu senter (lampu

sorot) untuk melihat kondisi Udang. Udang yang sehat bila terkena lampu

senter akan segera menjauhi sumber cahaya dan matanya akan memantulkan

sinar merah. Udang yang sakit memerlukan waktu lebih lama untuk

menghindar dari sumber cahaya dan matanya memantulkan cahaya yang

redup. Tingkah laku udang pada tepian tambak juga diamati, karena udang

yang sakit akan naik dan berenang dekat permukaan air pada pinggiran tambak.

11

2. Anggota tubuh lengkap dan utuh

Pengamatan kelengkapan tubuh kita lakukan melalui anco atau jala, yang

meliputi kelengkapan antena, rostrum, kaki dan ekor.

3. Bentuk tubuh proporsional

Udang yang sehat mempunyai bentuk tubuh yang proporsional. Udang yang

tidak normal biasanya ukuran kepala melebihi standar dibanding ukuran

kepala udang pada umumnya.

4. Warna kulit cerah dan bersih

Udang yang sehat mempunyai kulit yang berwarna cerah dan bersih.

5. Insang berwarna cerah dan bersih

Udang yang sehat mempunyai insang yang cerah dan bersih.

6. Isi usus penuh dan tidak terputus-putus

Jika udang dipegang dan diterawang, yang kemudian diamati

kondisi ususnya setelah 1–2 jam diberi pakan. Udang yang sehat, pada

ususnya terlihat penuh dan berwarna kecokelatan.

7. Ekor utuh

Ekor udang yang sehat jika dipegang akan mudah membuka dan

mengibaskan ekornya.

8. Kotoran udang panjang-panjang

Udang yang sehat akan mengeluarkan kotoran berwarna kecoklatan, padat

dan panjang-panjang.

9. Di malam hari bila kena sinar, matanya memantulkan sinar merah.

2.4 Pertumbuhan Udang

Pertumbuhan udang vannamei tergantung dua faktor yaitu frekuensi molting

(waktu antara molting) dan pertumbuhan (berapa pertumbuhan pada setiap

molting baru) (Rukyani et al, 2001). Tubuh udang mempunyai carapace yang

keras, sehingga pada setiap kali molting carapaceakan terlepas dan terjadi

pembagian cuticle antara carapace dan intercalary sclerite, dimana cephalothorax

dan appendic anterior akan terbentuk.

12

Carapace baru pada awalnya lunak, tetapi jika ukuran udang sudah

proporsional akan mengeras kembali, biasanya antara satu sampai dua

hari.Frekuensi molting erat kaitannya dengan ukuran udang, jika udang tumbuh

frekuensi molting meningkat. Pada stadia larva, frekuensi molting terjadi setiap

30-40 jam pada temperatur 28°C. Juvenil udang ukuran 1–5 gram akan molting

setiap 4-6 hari, tetapi juvenil udang ukuran 15 gram akan molting dengan interval

2 minggu.Frekuensi molting dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan dan

nutrisi. Misalnya kondisi temperaturlimgkungan lebih tinggi, maka frekuensi

molting akan meningkat. Absorsi oksigen tidak efisien selama molting dan

biasanya udang akan mati karena hypoxia.

Ketika carapace masih lunak setelah molting, udang akan dimangsa oleh

kawannya. Oleh sebab itu, biasanya udang akan mencari tempat terlindung di

detritus yang lunak. Karena molting sebagai kontrol pertumbuhan dan udang

dalam kondisi riskan, dicoba untuk membuat kondisi budidaya yang nyaman

sehingga molting tidak membuat udang stress.

13

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni sampai dengan Juli 2017 yang

bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Alat-alat penelitian yang digunakan antara lain akuarium dengan ukuran

60x40x45 cm sebanyak 12 unit, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram,

penggaris dengan ketelitian 1 mm, DO meter, pH meter, instalasi aerator,

saringan, baskom, dan alat tulis lainnya.

Tabel 2 : Daftar Kebutuhan Alat selama Penelitian

Nama Alat FungsiAkuarium Sebagi media tempat hidup udang

vannamei selama penelitiandilangsungkan

Timbangan Digital Untuk mengukur berat udangDO Meter Untuk mengukur kandungan oksigen

terlarutpH Meter Untuk mengukur kandungan asam sulfatAerator Sebagai penyuplai oksigen dalam airSaringan Sebagai alat untuk membuat benda-benda

asing atau sampah yang berbahaya daridalam akuarium.

Baskom Sebagai wadah sementara untukpenampungan udang dari dan ke dalamakuarium.

Penggaris Untuk mengukur pertumbuhan terutamapanjangnya udang vannamei.

14

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Udang Uji

Udang uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu udang vannamei ukuran

12±1,2 gram sebanyak 10 ekor untuk setiap akuarium. Alasan udang uji yang

digunakan adalah 12±1,2 gram dikarenakan:

a. Memudahkan dilakukannya pengukuran parameter keberhasilan seperti: berat

mutlak, laju pertumbuhan harian serta perbandingan pakan yang diberikan

dengan bobot yang dihasilkan selama 30 hari penelitian.

b. Jumlah pakan pellet yang diberikan ditentukan berdasarkan biomassa udang,

hal ini dikarenakan sudah diluar jadwal blind feeding.

2. Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan adalah pakan komersil yang dicampur dengan

tepung cacing tanah (L. rubellus). Pakan uji diberikan sebanyak 3% dari total

berat tubuh setiap hari dengan maksud untuk mengendalikan FCR (Feed

Convertion Rasio), mengingat pakan yang terlalu banyak diberikan tidak akan

dimakan udang sebagaimana yang dikemukakan oleh Susilowati (1999).

Sementara waktu pemberian pakan dilakukan pada pukul: 09.00 WIB, 13.00

WIB dan 17.00 WIB.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental

dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakukan yaitu:

A : Tepung cacing tanah 0 gram + pakan komersil 1000 gram

B : Tepung cacing tanah 400 gram + pakan komersil 600 gram

C : Tepung cacing tanah 600 gram + pakan komersil 400 gram

D : Tepung cacing tanah 800 gram + pakan komersil 200 gram

Masing - masing dengan 3 ulangan.

Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai

berikut :

15

Yij = μ + ∂i + ƩijKeterangan :

I = Perlakuan A, B, C, D

J = Ulangan 1, 2, 3

Yij= Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase tepung cacing

yang berbeda ke-i terhadap laju pertumbuhan udang pada ulangan ke-j

µ= Nilai tengan pengamatan

3.4 . Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Wadah

Wadah pemeliharaan yang digunakan pada penelitian ini berupa akuarium

berukuran 60 x 40 x 45 cmdengan jumlah 12 unit. Sebelum digunakan akuarium

dibersihkan dan dikeringkan kemudian disusun di atas rakdan diberi label sesuai

jenis perlakuan maupun ulangan.Selanjutnya akuarium diisi air laut dengan

salinitas 15-30 ppt.

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Akuarium pemeliharaan yang telah dipersiapkan masing-masing diisi air laut

dengan level ketinggian 30 cm.

2. Selanjutnya media air diberi aerasi selama 24 jam.

3. Masing-masing akuarium diisi udang vannamei 10 ekor. Sebelum udang

dimasukkan terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan berat awal udang.

4. Pemeliharaan udang vannamei dilakukan selama 30 hari.

3.5 Parameter Yang Diukur

3.5.1 Tingkat Kelangsungan Hidup(SR)

Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang

dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

= 100%

16

Keterangan : SR : Kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah udang akhir Penelitian (ekor)

No : Jumlah udang awal Penelitian (ekor)

3.5.2 Pertumbuhan Berat Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh pada akhir

pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Perhitungan berat mutlak dapat dihitung

dengan rumus Iswandi, (2014).

= −Keterangan : Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram)

Wt : Bobot rata-rata akhir (gram)

Wo : Bobot rata-rata awal (gram)

3.5.3 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ADG =

Keterangan :

ADG = Laju pertumbuhan harian (gram/hari)

Wt = Bobot rata-rata udang vannamei pada akhir penelitian (gram/ekor)

Wo = Bobot rata-rata udang vannamei pada awal penelitian (gram/ekor)

t = Waktu pemeliharaan (hari)

3.6 Kualitas Air

Pengukuran kualitas air di akuarium dilakukan untuk melihat kondisi media

pemeliharaan. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah pH,

suhu dan DO. Pengukuran kualitas air dilakukanpada setiap hari yaitu pagi dan

sore hari.

17

3.7 Efesiensi Pakan

Untuk efesiensi pakan digunakan rumus:

Ep = ( )x 100%

Keterangan:

Ep : Efesiensi Pakan (%)

F : Jumlah pakan yang habis selama masa pemeliharaan (gram)

Wt : Berat udang vannamei penelitian pada akhir pemeliharaan (gram)

Wo : Berat udang vannamei penelitian pada awal pemeliharaan (gram)

Wd : Bobot udang vannamei penelitian yang mati (gram)

3.8Analisis Data

Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisa dengan

menggunakan analisis ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbada

nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan dengan selang kepercayaan 95%.

28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Penambahan tepung cacing tanah (L.rubellus) memiliki pengaruh nyata

terhadap kelangsungan hidup udang vannamei pada selang kepercayaan 95%

( P>0,05)

2. Terdapat satu perlakuan terbaik yaitu perlakuan D dengan perbandingan 800

gram tepung cacing tanah dan 200 gram pakan komersil, hal ini dapat dilihat

dari tingginya tingkat kelangsungan hidup yaitu 100%, berat mutlak udang,

laju pertumbuhan harian serta tingginya efesiensi pakan sehingga kandungan

nutrisi pakan yang diberikan terserap sangat baik.

B. Saran

Penambahan tepung cacing tanah (L. rubellus) pada udang vannamei dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif pakan yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vannamei.

DAFTAR PUSTAKA

Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A. P., Saputra, D. K., & Buwono, N. R. (2017).Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeusvannamei) Dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda. Jurnal IlmiahPerikanan dan Kelautan, 9 (1), 1-14

Effendi, M.I. (1997). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Haliman, R.W. dan Adijaya, D. (2005). Udang Vannamei. Penebar Swadaya.Jakarta

Haliman, RW. Dan Adijaya DS. (2015). Udang Vannamei, Pembudidayaan danProspek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta

Haliman, R.W. dan Dian A.D. (2016). Udang vannamei. Penebar Swadaya, Jakarta.

Indriati, G., Mimit, S., dan Rina, W. (2012). Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah(Lumbriccus rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli.Prosiding Semirata BKS PTN-B MIPA 2012-Biologi.

Istiqomah, A. L., Sofyan, A., Damayanti, & Julendra, H. (2009). Amino Acid ProfileOf Earthworm And Earthworm Meal for Animal Feedstuff. J. IndonesianTrop. Anim. Agric, 34 (4), 253-257.

Iswandi, N., & Putra, I. (2014). Growth And Survival Rate Of Giant Prawns(Macrobrachium Rosenbergii De Man) On Different Stocking Density. JurnalOnline Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau,2(1), 1-8.

Rahmawati. (2014). Performa Laju Pertumbuhan Relatif dan Kelulusan HidupUdang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Melalui Substansi Tepung Ikandengan Selase Cacing Tanah (Lumbriccus rubellus). Skripsi FakultasPertanian. Universitas Sumatera Utara.

SNI 01-7246-2006. (2006). Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) diTambak Dengan Teknologi Intensif. Badan Standarisasi Nasional. 16 hal.

Sugama, K. (2002). Status, Masalah Dan Alternatif Pemecahan Masalah PadaPengembangan Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) DiSulawesi Selatan. Media Akuakultur, Jakarta.

Supriyadi, H., Taufik, P., & Rukyani, A. (2001). Galah (Macrobrachium rosenbergiiDe Man). In Prosiding Workshop Hasil Penelitian Budi Daya Udang Galah,Jakarta, 26 Juli 2001 (p. 21). Pusat Riset Perikanan Budidaya, Badan RisetKelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.

Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Mariculture. JICA textbook the generalaquaculture course. Tokyo: Departement of Aquatic Biosciences, TokyoUniversity of Fisheries.

Zonneveld,N.,E,. A Hasibuan dan J.H. Boon. (1991). Prinsif-Prinsif Budidaya Ikan.PT. Gremedia Pustaka Utama. Jakarta.