173
PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME GURU IPS (Studi Kasus Pada Guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh APRIAN SYARIF HIDAYAT 1111015000084 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29429/1/APRIAN... · dan latihan profesi guru (PLPG), seberapa besar profesionalisme

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME GURU IPS

(Studi Kasus Pada Guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok

Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

APRIAN SYARIF HIDAYAT

1111015000084

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

ABSTRAK

Aprian Syarif Hidayat (NIM: 111101500084). Pengaruh Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Profesionalisme Guru IPS (Studi

Kasus pada Guru IPS SMP Se- Kecamatan Sawangan Jawa Barat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalannya program pendidikan

dan latihan profesi guru (PLPG), seberapa besar profesionalisme guru IPS, dan

apakah ada pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) dengan

profesionalisme guru IPS. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-

Mei 2015 di SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.

Metode yang diguakan adalah metode kuantitatif. Tekhnik pengambilan

sampel yaitu dengan metode sampel jenuh. Instrumen penelitian menggunakan

angket dengan bentuk pilihan ganda. Teknik korelasi yang digunakan adalah

product moment.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa terjadi hubungan antara

pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,707 dan termasuk dalam

kategori sedang. Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 11.116 dengan tingkat

signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

dengan profesionalisme guru IPS, dengan R square sebesar 49.9%.

Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan

latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS di SMP se-Kecamatan

Sawangan Depok Jawa Barat.

Kata Kunci: PLPG, Profesionalisme Guru IPS, Pendidikan dan Pelatihan

ABSTRACT

Aprian Syarif Hidayat (NIM: 111101500084). The Correlation of

Professional Teacher Education and Training (PTET) Toward Social Science

Teachers’ Professionalism (A Case Study on Social Science Teachers in

Junior High School at Sawangan District, West Java).

The study is aimed to determine the sustainability of Professional Teacher

Education and Training (PTET) Program, the measurement of teachers’

professionalism, the correlation of Professional Teacher Education and Training

(PTET) toward social science teachers’ professionalism. The study was conducted

on February – May 2015 in Junior High School throughout the district of

Sawangan – Depok, West Java.

The method used in the study is quantitative method. The sampling

technique method was saturated sample method. Questionnaire in multiple choice

form is used as the research instrument. Product moment is the correlation

technique used in the study.

The research finding is there is a correlation between Professional Teacher

Education and Training Program and Social Science teachers’ professionalism.

The research finding shows that the value of r is 0,707 and it is included in

moderate category. The value of F gained 11.116 from the test result with the

significance level = 0,05 or < 0,05. On the other word, there is a correlation

between Professional Teacher Education and Training Program and Social

Science teachers’ professionalism with the value of R square 49.9%. So, there is a

correlation between Professional Teacher Education and Training Program and

Social Science teachers’ professionalism in Junior High School throughout the

district of Sawangan – Depok, West Java.

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur pada Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Dalam

Menunjang Profesionalisme Guru IPS”.

Shalawat beriring salam untuk tuntunan dan suri tauladan Rasulullah

Shallallahu„alaihiwasallam beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa

menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh

seluruh manusia di penjuru dunia.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan

S1 (S.Pd) pada Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis meyakini dalam penilitian ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan mulai dari penyusunan proposal skripsi hingga penulisan laporan

skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,

sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama

kepada yang saya hormati:

ii

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, rektor Universitas Islam Negri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan/Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Dr. Abdul Rozak, M.Si dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku

pembimbing penyusunan skripsi yang telah banyak meluangkan

waktunya dan motivasinya untuk peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah

memberikan sumbangsihnya berupa ilmu dan pengalaman.

6. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Sawangan Kota

Depok Jawa Barat yang telah memberikan izin dan informasi yang

berguna bagi penulis.

8. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Madanih dan Rosiah yang

selalu mendoakan, memberikan motivasi, kasih sayang,

pengorbanan baik dari segi moril, materil kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak-kakak penulis, Hikma warda dan Hidayat serta keponakan

satu-satunya Rafaifa Asyillah yang memberikan dorongan dan

semangat kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2011,

terutama Sigit “Kubal” Dawson, Asif “Jamet” Putra, Imam “

Jubleg” Munandar, dan Muslih “Acih” Udin yang telah menemani

dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Motivator Pribadi, Fatikah Suryani yang tanpa henti selalu

memberikan dukungan dan semangat.

iii

12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun

materil yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbukan terhadap kritik dsan

saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Demikian semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

kebijakannya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai

nilai yang berguna bagi pembacanya.

Jakarta, Oktober 2015

Aprian Syarif Hidayat

iv

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................... iv

Daftar Tabel ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru......................... 9

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ........................... 9

b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. 16

c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 16

d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru............... 19

2. Pengertian Profesionalisme Guru ............................................. 21

a. Kompetensi Pedagogis ................................................. 24

b. Kompetensi Profesional ............................................... 30

c. Kompetensi Kepribadian .............................................. 32

d. Kompetensi Sosial ........................................................ 33

3. Ciri-Ciri Guru Profesional........................................................ 35

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................ 37

B. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 38

C. Kerangka Berfikir................................................................................. 41

v

D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 44

B. Metode Penelitian................................................................................. 44

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 45

D. Tekhnik Pengolahan Data .................................................................... 45

1. Survei/Angket .......................................................................... 45

2. Studi Dokumentasi ................................................................... 46

E. Instrument Penelitian ...........................................................................

1. Definisi Konseptual .................................................................. 46

2. Definisi Operasional................................................................. 46

a. Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru ......................... 46

b. Profesionalisme Guru IPS ............................................ 47

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................. 47

F. Tekhnik Analsis Data ........................................................................... 51

1. Tahap Pra Lapangan ................................................................. 51

2. Tahap Editing dan Scoring ....................................................... 51

3. Tahap Analisis Data ................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 54

1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 54

a. Deskripsi Kota Depok .................................................. 54

b. Deskripsi Kecamatan Sawangan .................................. 56

c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan .......................... 58

2. Karakteristik Responden .......................................................... 71

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 71

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir ........................................................................ 72

vi

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan .................................................................... 73

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar 73

3. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ............ 74

b. Variabel Profesionalisme Guru IPS.............................. 78

4. Uji Persyaratan Analisis ........................................................... 81

a. Uji Normalitas .............................................................. 81

1) Variabel PLPG.................................................. 81

2) Variabel Profesionalisme Guru IPS.................. 82

b. Uji Validitas.................................................................. 83

c. Analisis Reliabilitas Tes ............................................... 87

B. Pengajuan Hipotesis dan Pembahasan ................................................. 88

1. Pengujian Hipotesis .................................................................. 88

2. Pembahasan .............................................................................. 90

a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .......................... 91

b. Profesionalisme guru IPS ............................................. 91

c. Pengeruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS . 91

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 93

B. Saran ..................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95

LAMPIRAN .............................................................................................................. 99

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan ................................ 13

Tabel 2.2 Rambu-Rambu Struktur Kurikulum Pendidikan Dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) Smp/Smp-Lb ................................................................. 17

Tabel 2.3 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia ........................................ 38

Tabel 2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................ 40

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang

Profesionalisme Guru IPS ................................................................................ 48

Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket....................................................................... 52

Tabel 3.3 Nilai Proporsi Dalam Persen ............................................................ 53

Tabel 4.1 Data Sekolah Smp Se-Kecamatan Sawangan .................................. 58

Tabel 4.2 Karakteristik Guru berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 71

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 72

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan ........................................................................................................ 73

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar................... 73

Tabel 4.6 Skor Variabel PLPG ........................................................................ 75

Tabel 4.7 Kategori Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru............................ 77

Tabel 4.8 Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS ........................................ 79

Tabel 4.9 Kategori Profesionalisme Guru IPS ................................................. 80

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG ............................................. 82

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme Guru.................... 83

viii

Tabel 4.12 Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. 83

Tabel 4.13 Validitas Variabel Profesionalisme Guru ...................................... 85

Tabel 4.14 Realibilitas PLPG ........................................................................... 87

Tabel 4.15 Realibilitas Profesionalisme Guru IPS ........................................... 88

Tabel 4.16 Variables Entered/Removed .......................................................... 88

Tabel 4.17 ANOVA ......................................................................................... 89

TABEL 4.18 Coefficients ................................................................................ 89

Tabel 4.19 Model Summary ............................................................................. 90

Tabel 4.20 Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi ................................... 92

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian.

Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum

dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat

khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus mengusai seluk-

beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Guru diakui sebagai sebuah profesi di dalam pendidikan Indonesia

ketika setelah dikeluarkannya Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang

Undang-Undang Guru dan Dosen. Bukan hanya itu Peraturan Pemerintah

(PP) No 74 tahun 2008 tentang Guru dan Peraturan Mentri pendidikan

nasional No 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan

memerlukan adanya penyelenggaraan sertifikasi profesi melaui penilaian

portofolio atau melalui pendidikan profesi yang diadakan oleh LPTK yang

telah di tetapkan pemerintah.1

Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam

rangka pelaksanaan rencana strategis tersebut adalah guru. Guru

merupakan komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam

membentuk wajah pendidikan di Indonesia.2

Tuntutan yang besar tersebut sepenuhnya sesuai dengan kondisi

tenaga pendidik yang ada. Kualifikasi akademik dan kompetensi guru

masih jauh dari standar dengan apa yang diharapkan. Tidak hanya

akademik, kualifikasi kompetensi guru juga belum seperti yang

diharapkan.

1 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

2 Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit

Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34

No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 116

2

Era globalisasi sekarang ini, pendidikan menjadi faktor utama dan

yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam pendidikan yang

ada sekarang ini, guru merupakan pelaku utama dan memegang peran

yang sangat strategis dalam dunia pendidikan. Guru mempunyai tanggung

jawab sebagai agen perubahan prilaku, sosial, pola pikir dan sikap untuk

merubah manusia menuju kehidupan yang lebih baik.

Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh

seorang guru, mereka dituntut mempunyai kompetensi dan keterampilan

yang baik. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan

karakteristik yang dimiliki oleh PNS, berupa pengentahuan, keterampilan,

dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.3

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.4

Dipertegas kembali melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, guru harus memiliki

kompetensi yang meliputi kompetensi sosial, kompetensi kepribadian,

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme.5

Namun, kenyataannya di lapangan guru seringkali ditemukan tidak

memiliki penuh kompetensi yang seharusnya dimiliki untuk menjalankan

tugas-tugasnya dalam pendidikan. Sehingga pembelajaran kurang efektif

dan tidak jarang tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Ini menyebabkan

mutu pendidikan menjadi sangat rendah.

3 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang

Pengangkatan Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural, Penjelasan Pasal 5e 4 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1

5 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru l, No. 16 Th. 2007

3

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia merupakan bayangan

dari rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Banyak faktor yang

mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia.

Rendahnya kesejahteraan guru menjadi alasan yang paling

mendasar dari rendahnya mutu pendidikan nasional. Bukan rahasia lagi

gaji seorang guru hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

sehingga tidak ada tambahan dana untuk melanjutkan pendidikan.

Selain kesejahteraan guru yang rendah, kualitas tenaga pendidik

juga menjadi sorotan utama. Rendahnya profesionalitas kompetensi guru

secara umum semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum

mencapai tujuannya.

Jika guru mutu rendah, maka mereka akan sulit berkompetensi

dengan guru yang lebih bermutu. Di tingkat taman kanak-kanak

berdasarkan data pendidikan nasional Depdiknas 2007/2008, sekitar 88

persen tak layak menjadi guru karena tingkat pendidikannya yang tidak

layak. Di tingkat SMP sekitar 29,33 persen dan di SMA sekitar 15,25

persen.6

Kurang adanya keinginan dan kemauan dari tenaga pendidik untuk

mengembangkan diri dalam segi pengetahuan dan kompetensi telah

berdampak langsung terhadap mutu pendidikan yang semakin tertinggal

jauh dari negara-negara lain.

Berdasarkan data DitJen PMPTK bahwa, “ hingga 2007 tercatat

baru 16,57% guru SD berkualifikasi S-1 dan guru SMP sebanyak 61,31%.

Di jenjang menengah, guru SMA yang berkualifikasi akademik S-1

sebanyak 83,34% dan SMK sebanyak 77,53%.7

Dengan kualifikasi tersebut maka tujuan pendidikan nasional akan

sangat sulit tercapai, karena masih banyak guru yang belum memiliki

kualifikasi akademik yang diharapkan.

6 Jejen Musfah. Penigkatan Kompetensi Guru. (Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP,

2011), h. 5. 7 Ibid., h. 4

4

Pendidikan yang baik akan tercapai apabila para guru memiliki

kemampuan dan keterampilan untuk menjalankan fungsi dan tugasnya.

Guru harus diberi pelatihan – pelatihan dan kursus untuk mengembangkan

dan memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilannya.

Selain itu, untuk mencapai mutu pendidikan yang di inginkan

banyak cara yang harus dilakukan. Salah satunya dengan cara memberikan

program-program pendidikan seperti pelatihan, seminar dan kursus yang

akan sangat membantu guru mengembangkan kompetensi guru itu sendiri.

Dengan pendidikan yang di ikuti, guru dapat mengembangkan dan

memperluas wawasan dan pengetahuannya sehingga guru dapat

menjalankan tugasnya secara profesional.

Definisi guru profesional menurut UU RI No 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar

mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.8.

Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terlatih,

terdidik dan bertanggung jawab serta memiliki pengalaman di dunia

pendidikan. Sehingga guru dapat mengerjakan tugas sebagaimana

mestinya.

Guru sebagai aktor utama dalam pendidikan haruslah mempunyai

pengalaman di bidanganya, karena tuntutan tugas untuk guru tidaklah

mudah. Untuk memenuhi tuntutan sebagai guru yang profesional, guru

harus memiliki kualifikasi sebagai pendidik dengan cara mengikuti

pelatihan dari institusi formal.

8 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1

5

Salah satu cara meningkatkan kompetensi guru yaitu melalui

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). PLPG adalah cara untuk

mengembangkan sumber daya guru terutama untuk mengembangkan segi

pengetahuan serta keterampilan guru agar sesuai dengan tuntutan lembaga

pendidikan yang ada. PLPG diharapkan mampu mencetak guru-guru yang

profesional dan kompeten di bidangnya.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah serangkaian

dari sertifikasi guru dalam jabatan setelah melalui proses penilaian

portofolio dan tidak lolos dalam penilaian tersebut, maka seorang guru

peserta sertifikasi yang tidak lolos penilaian portofolio harus mengikuti

Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG).9

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru, pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan

dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan

pemberian sertifikasi pendidik secara langsung bagi guru yang memenuhi

persyaratan.10

Peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum

mencapai skor minimal kelulusan, diharuskan untuk melengkapi portofolio

atau mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri

dengan ujian. Artinya pendidikan dan pelatihan profesi guru diperuntukan

bagi mereka yang tidak lulus sertifikasi melalui portofolio.

Tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan profesi guru adalah

untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, memantapkan

penguasaan dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum

2013 dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi. 11

9 R, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Depok, 07 Februari 2015.

10 Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

11 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4

6

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari PLPG adalah

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta sertifikasi

yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian

portofolio serta menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru melalui uji

tulis dan uji kinerja di akhir PLPG.

Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sertifikat kompetensi

diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan

kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan

terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah

lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.12

Pengakuan profesional bagi tenaga pendidik khususnya guru dapat

dibuktikan melalui setifikasi pendidik berupa sertifikat pendidik. Sertifikat

pendidik di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan profesi bagi guru

prajabatan. Sedangkan guru dalam jabatan diperoleh melalui penilaian

portofolio atau pemberian sertifikat langsung.

Adapun latar belakang penelitian ini adalah karena rendahnya

kualitas guru di depok. seperti yang dikatakan oleh sekretaris Komisi D

DPRD Kota Depok Agnes Marlyn Pantow menilai kualitas guru di Kota

Depok, Jawa Barat, rendah. Akibatnya, mutu pendidikan di Kota Depok

sulit untuk ditingkatkan.13

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

penulis tertarik melakukan penelitian dan menulisnya dalam bentuk skripsi

yang berjudul: “PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN

PROFESI GURU (PLPG) DALAM MENUNJANG

PROFESIONALISME GURU IPS”

12

Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 61 13

http://news.okezone.com/read/2008/02/19/1/84674/kualitas-guru-di-depok-rendah,

diakses 30 Maret 2015, jam 08.37 WIB

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh

penulis diatas, maka masalah yang di identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Program PLPG berjalan kurang efektif.

2. Kompetensi profesionalisme guru IPS masih rendah.

3. Program PLPG masih kurang membantu dalam menumbuhkan

profesionalisme guru IPS.

4. Kurangnya pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam

menunjang profesionalisme guru IPS.

5. Banyak Faktor yang mempengaruhi rendahnya profesionalisme guru

IPS.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak ada keraguan dalam

penafsiran, maka peneliti menjadikan fokus penelitian menjadi ruang

lingkup penelitian adalah Pengaruh PLPG dalam menunjang

profesionalisme guru IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan

Sawangan Depok Jawa Barat).

D. Perumusan Masalah

Didasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di

kemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan untuk penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme guru

IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa

Barat)?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jalannya program pendidikan dan latihan profesi guru.

2. Mengetahui profesionalisme guru IPS yang telah mengikuti PLPG.

3. Mengetahui pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam

menunjang profesionalisme guru IPS.

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para

guru bahwa mengembangkan profesionalisme guru adalah suatu

kebutuhan dan juga keharusan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat profesionalisme

guru IPS yang telah mengikuti PLPG.

b. Bagi Peneliti

Untuk memberikan wawasan pengetahuan bagaimana pengaruh

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang

profesionalisme guru IPS.

c. Bagi LPTK

Untuk memberikan masukan untuk bahan evaluasi dari program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang

Profesionalisme Guru IPS.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.1

Dalam banyak kajian tentang pendidikan sering kita dengar tentang

pendidikan seumur hidup atau lifelong education. Pendidikan seumur

hidup adalah prinsip pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan

seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan

perstrukturan pengalaman pendidikan.2

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatakan

pengetahuan, keterampilan individu. Pendidikan dapat terjadi dimana saja

dan kapan saja. Kegiatan pendidikan juga membutuhkan waktu yang

panjang, karena tidak mudah untuk mengembangkan kemampuan tersebut.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses

mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui cara pengajaran dan pelatihan; proses,

cara, perbuatan mendidik.3

1 Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 1 2 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 127

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h.

326.

10

Pendidikan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap

individu. Karena hanya pendidikan lah individu ataupun kelompok dapat

berkembang kearah yang benar. Tentunya dengan pendidikan yang baik

pula arah yang dituju akan tercapai.

Menurut Noor Syam pendidikan adalah sebagai aktifitas dan usaha

manusia untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi

pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan

jasmani (panca indra dan keterampilan).4

Menurut La Belle pendidikan dipandang sebagai difusi sikap,

informasi, dan keterampilan belajar yang diperoleh dari partisipasi

sederhana dalam program-program berbasis masyarakat, merupakan

sebuah komponen fundamental dalam usaha perubahan sosial mikro.5

Sementara pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan

proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai

luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya

bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta

memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup

kemanusiaan.6

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik

dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang

berlangsung dalam lingkungan tertentu.7

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan

sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan.8

4 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 37.

5 Ibid., h. 34

6 http://langkahkebebasan.blogspot.com/p/edukasi.html diakses 14 oktober 2014, jam

14.00 WIB 7 Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2007), h.3 8 Muhibbin Syah,”Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru”, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014), h.11

11

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah kegiatan yang harus di ikuti oleh setiap individu

manusia atau kelompok untuk membina dan mengembangkan

keterampilan, pengetahuan dan tata prilaku dengan maksud memajukan

dan Mengembangkan kebudayaan manusia ke arah yang diharapkan.

Setiap pendidikan pasti mempunyai tujuan. Tujuan ini biasanya

menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat

dan tuntutan lapangan kerja.

Tujuan pendidikan menurut UNESCO, pada 2015 ada enam tujuan

pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi

kebutuhan belajar semua anak, ramaja, dan orang dewasa.

1) Tujuan pertama: memperluas dan meningkatkan

perawatan dan pendidikan anak usia dini yang

komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling

rentan dan kurang beruntung.

2) Tujuan kedua: memastikan bahwa menjelang tahun

2015, semua anak khususnya anak perempuan, anak-

anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk

etnis minoritas, memilik akses ke pendidikan dasar

lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik.

3) Tujuan ketiga: memastikan kebutuhan belajar semua

anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses

yang adil terhadap pembelajran yang tepat dan program

keterampilan hidup.

4) Tujuan keempat: mencapai 50 persen perbaikan dalam

tingkat keaksaraan dewasa menjelang tahun 2015

tertama bagi perempuan, dan akses yang adil pada

pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang

dewasa.

5) Tujuan kelima: menghapus disparitas gender dalam

pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan

mencapai kesetaraaan gender dalam pendidikan pada

2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses

penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar

dengan kualitas yang terbaik.

12

6) Tujuan keenam: meningkatkan semua aspek kualitas

pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga

hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh

semua, terutama dalam keaksaraan, berhitung, dan

keterampilan hidup yang penting.9

Upaya untuk mencapai maksud dan tujuan dari pendidikan

tersebut, mutu guru haruslah di tingkatkan. Harus diadakan supervisi

pendidikan dengan cara pemberian layanan bantuan profesional kepada

guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas

pengelolaan proses pembelajaran.

Salah satu upaya yang di gunakan adalah melalui sertifikasi guru.

Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan mutu guru dan layanan

pendidikan semakin maksimal.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan

yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.10

Program sertifikasi guru pada dasarnya memberikan harapan yang

tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan nasional, bahwa para guru yang

benar-benar memenuhi persyaratan akan dapat lulus sertifikasi. Mereka

yang lulus dikategorikan sebagai pendidik profesional, sehingga

diharapkan mutu pendidikan di Indonesia meningkat karena memiliki

tenaga pendidik yang kompeten.

Sertifikasi ini dilakukan oleh LPTK Rayon. Jika ada peserta

sertifikasi yang belum lulus direkomendasikan untuk melakukan kegiatan

mandiri untuk memenuhi kekurang persyaratan, atau mengikuti

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).

Pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) ini sangatlah penting

untuk membangun sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia

pendidikan. Selain itu akan sangat berguna untuk menghasilkan tenaga

pendidik yang profesional di bidangnya.

9 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 42.

10 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1

ayat10

13

Salah satu syarat di profesi guru dalam undang-undang guru dan

dosen adalah memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata

pelajaran yang di ajarkannya. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada

lintas disiplin ilmu dalam mengajar.

Tabel 2.1

Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan11

Aspek Pendidikan Pelatihan

Pengembangan

kemampuan

Menyeluruh Khusus

Jangka waktu

pelakasanaan

Long term Short term

Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus

Penekanan metode

belajar

Conventional Inconventional

Penghargaan akhir

proses

Gelar Sertifikat

Area Kemampuan Kognitif, afektif Psikomotor

Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah pelatihan

yang merupakan bagian dari suatu pendidikan juga, tetapi memiliki

pengertian yang berbeda. Walaupun berbeda dalam pengertian, pendidikan

dan pelatihan tetap memiliki tujuan yang sama.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pelatihan mempunyai kata

dasar latih yang artinya ajar. Sedangkan pelatihan adalah adalah proses,

cara perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih.12

11

Lamria Rouli Marbun, “gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan Pelatihan,” Skripsi

FKM Universitas Indonesia, 2009 12

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),

h. 794

14

Menurut Siagian bahwa perbedaan antara pengembangan dan

pelatihan pada intinya yaitu pelatihan yang dimaksudkan untuk

membantu kemampuan para pekerja dalam melaksanakan tugas

sekarang atau dengan kata lain, pelatihan adalah suatu bentuk

investasi jangka pendek, pengembangan lebih berorientasi pada

produktifitas para pekerja dimasa depan atau pengembangan suatu

investasi SDM jangka panjang.13

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah salah satu proses

dari pendidikan itu sendiri, karena dalam pelatihan terdiri dari proses

pemberian ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja dan

membangun Sumber daya manusia ke arah yang diharapkan.

Selain itu pelatihan juga diharapkan dapat memperbaiki sikap dan

mempersiapkan tenaga kerja untuk jabatan yang lebih tinggi. Karena

jabatan yang tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih tinggi pula.

Secara umum pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan antara

lain adalah:

1) Meningkatkan semangat kerja.

2) Pembinaan budi pekerti.

3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

YME.

4) Meningkatkan taraf hidup.

5) Meningkatkan kecerdasan.

6) Meningkatkan keterampilan.

7) Meningkatkan derajad dan kesejahteraan.

8) Meningkatkan lapangan kerja.

9) Meratakan pembangunan dan pendapatan.14

Dapat tarik kesimpulan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah

cara untuk membangun sumber daya manusia yang terlatih agar memiliki

pengetahuan, keterampilan dan kecakapan untuk memenuhi kebutuhannya

dalam bekerja.

13

Siagian, “Filsafat Administrasi”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 82 14

Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat”, jurnal diklat keagamaan

Medan

15

Menurut Wahjosumidjo, arti pendidikan dan pelatihan dapat

dirumuskan suatu program kesempatan belajar yang direncanakan untuk

menghasilkan anggota, staff demi memperbaiki penampilan seseorang

yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan15

Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut Sondang P.

Siagian bagi organisasi, diantaranya:

1) Peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan.

2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan

bawahan.

3) Terjadi proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan

tepat

4) Timbul dorongan pada diri pekerja untuk terus

meningkatkan kemampuan kerjanya.

5) Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress,

frustasi dan konflik.

6) Meningkatkan kepuasan kerja.

7) Semakin besar pengakuan atas kemampuan seorang.

8) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru

dimasa depan.16

Pendidikan dan pelatihan bagi guru sekiranya dilakukan secara

terus menerus. Ini dikarenakan guru sebagai ujung tombak pendidikan

harus memiliki kompetensi yang maksimal, sehingga proses pembelajaran

di sekolah berjalan dengan semestinya yang di harapkan.

Pendidikan bagi guru sangatlah dibutuhkan, guru sebagai salah

satu Agent of Change dalam pendidikan. Pendidikan dan pelatihan tidak

hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang banyak.

Disinilah peran PLPG dibutuhkan untuk meningkatkan

pengetahuan dan wawasan guru dalam menunjang kewajibannya. Selain

itu PLPG juga akan menciptakan tenaga didik yang selain berwawasan dan

pengetahuan luas juga akan menghasilkan tenaga pendidik yang

berketerampilan dan profesional dalam mengemban tugasnya.

15

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h. 381 16

Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 183

16

b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi, profesionalisme, memantapkan penguasaan

dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dan

menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.17

Pelaksanaan kegiatan berskala nasional seperti sertifikasi guru ini

tentunya mempunya tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah:

1) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

2) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

3) Meningkatkan martabat guru.

4) Meningkatkan profesionalisme guru.18

Dapat disimpulkan bahwa tujuan di adakannya Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk meningkatkan profesionalisme tenaga

kerja. Selain itu untuk mengembangkan kompetensi baik di bidang

wawasan, keahlian, kecakapan dan sikap. Karena seorang guru harus

memenuhi semua aspek tersebut, dan bukan hanya sebagian saja.

c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Berdasarkan peraturan penyelenggaraan pendidikan dan latihan

profesi guru harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang

berlaku, agar berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

Penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagai

berikut.

1) PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi

guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan

didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program

studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru

peserta PLPG.

2) PLPG diselenggarakan selama minimal 10 hari dan

bobot 90 Jam Pertemuan (JP), dengan alokasi 22 JP teori

dan 68 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit.

17

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4 18

Lita Latiana., “Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme

Pendidik,” jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang, h. 2

17

3) Penentuan tempat pelaksanaan PLPG harus

memperhatikan kelayakan (representatif dan kondusif)

untuk proses pembelajaran.

4) Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu

bidang keahlian/mata pelajaran.

5) Satu rombel maksimal 36 orang peserta, dan satu

kelompok peer teaching/peer counseling/peer

supervising maksimal 12 orang peserta. Dalam kondisi

tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer

teaching/peer counseling/peer supervising dapat

disesuaikan.

6) Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer

supervising difasilitasi oleh satu orang instruktur yang

memiliki NIA yang relevan termasuk pada saat ujian.

7) PLPG diawali pretest secara tertulis (1 JP) untuk

mengukur kompetensi pedagogik dan profesional awal

peserta.

8) Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk

workshop yang didahului dengan penyampaian materi

penunjang workshop dengan menggunakan multi media

dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

9) PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada

rambu-rambu pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi

meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik).19

Tabel 2.2

RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SMP/SMP-LB Standar Kompetensi Lulusan:

1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran

yang mendidik.

2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,

berwibawa, dan berakhlak mulia.

3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam

konteks kurikulum sekolah.

4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik,

kolega dan masyarakat.20

19

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan, buku 4. 2014, h.40 20

Ibid.,h, 24

18

No Materi Teori Praktik Keterangan

A UMUM

1 Pretest 1

2 Pengembangan profesionalitas

guru 3

Pembinaan guru

profesional berbasis

karakter meliputi

antara lain: (1) citra

diri positif, (2) etika,

(3) etos kerja, (4)

komitmen, dan (5)

empati.

B POKOK

1

Pendalaman materi mata pelajaran

yang belum dikuasai oleh sebagian

besar guru

6

2

Model-model pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan, asemen, dan

pemanfaatan media di sesuaikan

dengan karakteristik

perkembangan peserta didik yang

mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk meningkatkan pengetahuan,

teknologi, dan seni termasuk

keimanan, ketaqwaan, dan akhlak

mulia.

6

3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dan penulisan karya ilmiah lainnya 2

Pendalaman materi

PTK

C WORKSHOP

1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dan penulisan karya ilmiah lainny

6

Praktik penyusunan

rancangan PTK

untuk perbaikkan

pembelajaran

berdasarkan hasil

refleksi

pembelajaran

2 Pengembangan dan pengemasan

perangkat pembelajaran 32

Pengembang an dan

Pengemasan

perangkat

pembelajaran

(silabus, RPP, bahan

ajar, LKS, media

pembelajaran, dan

instrumen penilaian)

19

D PRAKTIK PEMBELAJRAN

Pelaksanaan pembelajaran (peer

teaching) 30

Satu kelas

(lebih kurang

36 peserta),

dibuat 3

kelompok dan

dilaksanakan

secara parallel

Tiap peserta

tampil 3 kali @

1 JP

Tampilan ke-3

merupakan

ujian praktik

E UJIAN

1 Tulis 4

2 Praktek *)

Jumlah JP 22 68

Catatan:

Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial

guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG

*) Sudah terintegrasi di D

Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi

standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-

undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru.

PLPG diharapkan tidak hanya mengham-hamburkan dana yang

telah di anggarkan. Program PLPG sangat diharapkan menjadi suatu

program yang memberikan nilai tambah untuk para guru dan organisasi.

d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Dalam pendidikan haruslah ada materi yang diberikan, baik berupa

standar isi materi, bentuk materi, dan penulis materi. Materi berguna untuk

membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi

guru, yaitu:

20

1) Pedagogik.

2) Profesional.

3) Kepribadian.

4) Sosial.

Standardisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan

oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu

yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan

hasil need assesment. Materi PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul.

Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih menekankan workshop,

sebaiknya bahan ajar dikemas bentuk modul.21

Dalam modul PLPG terdiri dari bab 1 sampai bab 5. Dimana

rinciannya adalah sebagai berikut:

1) Bab 1 pendahuluan: deskripsi, prasyarat, petunjuk

menggunakan modul, tujuan akhir.

2) Bab 2 kebijakan pengembangan profesi guru : tujuan

antara, uraian materi, hakikat guru profesional, guru

sebagai profesi, kompetensi guru, tanggung jawab

keprofesionalan, kewajiban guru profesional,

pengembangan profesional guru, citra diri positif, etika, kode etik guru, etos kerja, komitmen, empati.

3) Bab 3 model dan perangkat pembelajaran: konsep model

pembelajaran, klasifikasi model pembelajaran, model

pembelajaran ekspositori, model pembelajaran inkuiri,

model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran

peningkatan kemampuan berpikir, model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model

pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan,

identifikasi kesulitan belajar, cara mengatasi kesulitan

belajar, merencanakan program pembelajaran, contoh

penerapan pakem dalam pembelajaran ips, lesson study,

pengembangan silabus dan rpp, teori dan desain

pengembangan pembelajaran, prosedur pengembangan

silabus, alokasi waktu, menentukan sumber belajar,

menentukan karakter yang diharapkan.

21

Ibid.,, h.5

21

4) Bab 4 penelitian tindakan kelas: materi penelitian tindakan

kelas, prinsip penelitian tindakan kelas, a) karakteristik

penelitian tindakan kelas, cara memulai ptk, menemukan

akar masalah, menyususun hipotesis tindakan, menuliskan

judul penelitian, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

refleksi, pergantian siklus, insrumen penelitian, triangulasi.

contoh ptk dapat dilihat di dalam lampiran.

5) Bab 5 ilmu pengetahuan sosial sekolah menengah pertama:

pada bab ini terdiri dari materi pembelajar ips smp. mulai

dari materi, cara pembelajaran, soal dan kunci jawaban.22

2. Pengertian Profesionalisme Guru

Guru dalam kamu besar bahasa Indonesia memiliki arti orang yang

pekerjaannya (mata Pencahariannya, profesinya) mengajar.23

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dikatakan

guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.24

Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang

menjadi tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan

lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi

tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.25

Dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik

guru. Standar kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan

minimal yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang

guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang professional, sehinggga

tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

22

Konsorsium Sertifikasi Guru, PLPG Sertifikasi Guru 2013 Rayon 9 Universitas Negeri

Jakarta, 2013 23

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),

h. 469 24

Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h.2 25

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT Rosda Karya, 2015),hlm 37

22

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang SMP/MTs haruslah

memiliki kompetensi sebagai berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata

pelajaran IPS baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun

global.

b. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial.

c. Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.

d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.26

Dapat di ketahui dari kesimpulan diatas bahwa peran guru dalam

proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu

faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas,

tidak hanya dari sisi intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara

berperilaku dalam masyarakat.

Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh

pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian atau keterampilan

tertentu.27

Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejujuran,

dsb) tertentu.28

Kata profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau

orang yang profesional.29

Profesionalisme dapat diartikan sebagai ”komitmen para anggota

suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-

menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam

melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu”.30

26

Republik Indonesia, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Tentang Standar

Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 27

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 6 28

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),

h. 1104 29

Ibid.,, h.1104 30

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h. 23

23

Dr. Sikun Pribadi mendefinisikan Profesi adalah suatu pernyataan

atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya

kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut

merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.31

Dapat diartikan profesi adalah suatu jabatan yang menuntut

keterampilan dan keahlian dari pelakunya, dan keahlian dan keterampilan

tersebut hanya bisa di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan.

Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan maksimal.

Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di

bidangnya.32

Profesionalisme guru adalah sikap profesional yang berarti

melakukan sesuatu sebagai pekerjaan, sebagai profesi dan bukan

sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka, seorang

profesional mempunyai keahlian dengan pengetahuan yang dimiliki

dalam melayani pekerjaanya.33

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru yang profesional adalah

guru yang melaksankan tugas dengan sebaik baiknya untuk melaksanakan

fungsi dan tujuan sekolah dengan kompetensi-kompetensi yang telah di

miliki.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kompetensi adalah

(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu

Hal.34

31

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,

1991), h. 1 32

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),

cet 24, h.15 33

Widyaka, dkk., “Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah

Menengah PErtama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya”, jurnal tesis pada

Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 7 34

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),

h. 719

24

Pengertian lain kompetensi juga dapat diartikan sebagai

kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi

keguruannya.35

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan

seorang guru dalam menjalankan profesinya yaitu sebagai pengajar.

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen menyatakan bahwa guru profesional haruslah memiliki kualifikasi

akademi minimal S1 atau D-IV dan memiliki empat standar

kommpetensi. 36

a. Kompetensi Pedagogis

Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang

standar kualifikasi dan kompetensi guru yang terkait dengan pedagogis

adalah:37

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

kultural, emosional, dan intelektual.

Indikator yang muncul dalam penguasaan karakteristik peserta

didik diantaranya:

a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap

peserta didik di kelasnya.

b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan

belajar yang sama pada semua peserta didik dengan

kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.

d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan

perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku

tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.

e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi

kekurangan peserta didik.

35

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),

cet 24, h.4. 36

Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 9 37

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 28

25

f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik

tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,

sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan

(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).38

2) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

Indikator yang muncul dalam penguasaan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik diantaranya:

a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan

kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses

pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.

b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan

aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat

pemahaman tersebut.

c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan

kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai

maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan

pembelajaran.

d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi

kemauan belajar peserta didik.

e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling

terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran maupun proses belajar peserta didik.

f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang

belum/kurang memahami materi pembelajaran yang

diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki

rancangan pembelajaran berikutnya.39

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

Indikator yang muncul dalam pengembangan kurikulum

diantaranya:

a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan

kurikulum.

38

Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 44 39

Ibid., 45

26

b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan

silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta

didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan

memperhatikan tujuan pembelajaran.

d) Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran, tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia

dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dapat

dilaksanakan di kelas dan sesuai dengan konteks kehidupan

sehari-hari peserta didik.40

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan pembelajaran

yang mendidik diantaranya:

a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

rancangan yang telah disusun secara lengkap dan

pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru

mengerti tentang tujuannya.

b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan

untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk

menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi

tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan

belajar peserta didik.

d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik

sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata

kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan

mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang

setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum

memberikan penjelasan tentang jawaban yg benar.

e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi

kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan

sehari-hari peserta didik.

f) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi

dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran

yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan

mempertahankan perhatian peserta didik.

g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi

atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu

peserta dapat termanfaatkan secara produktif.

h) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang

dirancang dengan kondisi kelas.

40

Ibid., 46

27

i) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan

peserta didik lain.

j) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara

sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.

Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah

mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi

sebelumnya.

k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-

visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.41

5) Memanfaaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran.

Indikator yang muncul dalam memanfaaatkan tekhnologi informasi

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran adalah:

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran yang diampu.42

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Indikator yang muncul dalam memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

adalah:

a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk

kreativitasnya.43

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik.

Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta didik adalah:

41

Ibid., 47 42

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 43

Ibid.

28

a) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui

pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,

termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut

peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan

mereka.

b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua

pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa

menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu

atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.

c) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,

benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi

kurikulum, tanpa mempermalukannya.

d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.

e) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap

semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang

dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta

didik.

f) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta

didik.44

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses hasil belajar adalah:

a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti

yang tertulis dalam RPP.

b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan

jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan

sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya

kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap

materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.

c) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi

topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui

kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik

untuk keperluan remedial dan pengayaan.

44

Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 49

29

d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan

merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran

selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan,

jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi

tambahan, dan sebagainya.

e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan

penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan

selanjutnya.45

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

Indikator yang muncul dalam memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan pembelajaran adalah:

a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

menentukan ketuntasan belajar.

b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

merancang program remedial dan pengayaan.

c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada

pemangku kepentingan.

d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.46

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

Indikator yang muncul dalam melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran adalah:

a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang

diampu.

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.47

45

Ibid., 50 46

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 47

Ibid.

30

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional telah diamantkan oleh PP No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional. Secara lebih spesifik menurut

Permendiknas No. 16/2007, standar kompetensi di jelaskan dalam lima

kompetensi inti. Adalah:48

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Indikator yang muncul dalam menguasai materi, struktur, konsep,

dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

adalah:

a) Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan

kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang diampunya,

untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap

sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang

diperlukan.

b) Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

c) Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir,

dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep

materi pembelajaran.49

2) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

Indikator yang muncul dalam menguasai standar kompetensi, dan

kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu

adalah:

a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang

diampu.

b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

48

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 43 49

Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. h. 56

31

c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.50

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif.

Indikator yang muncul dalam mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif adalah:

a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.51

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

Indikator yang muncul dalam mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif adalah:

a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus

menerus.

b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

sumber.52

5) Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Indikator yang muncul dalam memanfaatkan tekhnologi informasi

dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri adalah:

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.53

50

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 51

Ibid. 52

Ibid. 53

Ibid.

32

c. Kompetensi Kepribadian

Tugas seorang guru bukan hanya memberikan ilmu bagi siswanya,

tetapi juga menjadi teladan dan contoh moral yang ada di masyarakat.

Selain itu menjadi seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang jujur,

berprilaku baik sehingga menjadi teladan bagi para murid-muridnya.

Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar

kompetensi kepribadian mencakup lima kompetesni utama yakni:54

1) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

Indikator yang muncul dalam bertindak sesuai norma agama,

hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia adalah:

a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan

yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum

dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan

nasional Indonesia yang beragam.55

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,

dan teladan bagi pesertaa didik dan masyarakat.

Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi

yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pesertaa didik dan

masyarakat adalah:

a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak

mulia.

c) Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan

anggota masyarakat di sekitarnya.56

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan wibawa.

Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi

yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa adalah:

a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

54

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 51 55

Republik Indonesia, op. cit., No. 16 Th. 2007 56

Ibid.

33

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan

berwibawa.57

4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

Indikator yang muncul dalam menunjukkan etos kerja, tanggung

jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri adalah:

a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

c) Bekerja mandiri secara profesional.58

5) menjungjung tinggi kode etik profesi guru.

Indikator yang muncul dalam menjungjung tinggi kode etik profesi

guru adalah:

a) Memahami kode etik profesi guru.

b) Menerapkan kode etik profesi guru.

c) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.59

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki

oleh seorang guru untuk berkomunikasi dengan baik dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali dari peserta didik,

dan masyarakat sekitar.

Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar

kommpetensi sosial mencakup empat kompetensi utama adalah:60

1) Bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial.

Indikator yang muncul dalam bersikap inklusif dan bertindak

objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,

agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial adalah:

57

Ibid. 58

Ibid. 59

Ibid. 60

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 61

34

a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman

sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran.

b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman

sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah

karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar

belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.61

2) Berkomunikasi secara effektif, empatik, dan santun degan

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat.

Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara effektif,

empatik, dan santun degan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua, dan masyarakat adalah:

a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas

ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang

program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

c) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat

dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi

kesulitan belajar peserta didik.62

3) Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik

Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya.

Indikator yang muncul dalam beradaptasi di tempat tugas di

seluruh Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya adalah:

a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam

rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.

b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja

untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pendidikan di daerah yang bersangkutan.63

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi

lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

61

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 62

Ibid. 63

Ibid.

35

Indikator yang muncul dalam berkomunikasi dengan komunitas

profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain

adalah:

a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan

komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

b) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran

kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan

maupun bentuk lain.64

3. Ciri-Ciri Guru Profesional

Seorang guru yang telah memiliki sertikat menandakan bahwa dia

adalah seorang yang profesional dan akan di tuntut tentang

keprofesionalannya tersebut. Profesionalisme guru sangatlah strategis,

karena posisi tersebut akan membawa pendidikan kearah yang profesional

juga.

Menurut Rochman Natawidjaja mengemukakan beberapa kriteria

sebagai ciri suatu profesi, yaitu:

1) Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.

2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan

pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang

baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan

yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu

pengetahuan yang melandasi profesi itu.

3) Ada organisasi (lembaga pendidikan) yang mewadahi para

pelakunnya untuk mempertahankan dan memperjuangkan

eksistensi dan kesejahteraannya.

4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para

pelakunya.

5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan

baku.

6) Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai

suatu profesi.65

64

ibid 65

Syafruddin Nurdin dan BAsyiruddiin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 17-18

36

Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, keterampilan

dan tanggung jawab. Sedangkan H.A.R Tilaar menggagaskan profil guru

profesional abad 21 sebagai berikut:66

a. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang

sebagaimana dirumuskan. Ini menjelaskan bahwa guru

profesional adalah pribadi-pribadi yang unggul.

b. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang kuat.

c. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat dan

potensi peserta didik.

d. Pengembangan profesi yang berkesinambungan profesi guru

adalah profesi pendidik.

Tuntutan terhadap guru yang profesional merupakan respon dari

lingkungan sosial masyarakat yang ingin adanya peningkatan kualitas

dalam pelayanan dunia pendidikan.

Arifin mengungkapkan guru Indonesia yang profesional

dipersyaratkan mempunyai:

a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap

masyarakat tekhnologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di

abad 21.

b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis

pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan

hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan

proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset

pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan

masyarakat Indonesia.

c. Pengembangan kemampuan profesional yang

berkesinambungan.67

Guru yang profesional selain menjadi pendidik, mereka juga akan

menjadi panutan masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat akan menilai

kepribadian guru tersebut sehari-hari.

Guru profesional juga di tuntut harus mampu berperan sebagai

manajer yang baik, dimana guru dapat melangsungkan seluruh tahap-tahap

pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

66

Edi Hendri, “Guru berkualitas: Professional dan Cerdas Emosi,” jurnal saung guru

UPI Bandung vol I No, 2, Bandung, 2010, h, 3 67

Mustofa, “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia,” jurnal Ekonomi

dan Pendidikan, vol 4 No, 1, Yogyakarta, 2007, h, 78

37

Dari berbagai pengertian tentang ciri-ciri guru profesional diatas,

dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru profesional adalah guru yang

mempunyai pribadi yang baik, pengetahuan yang luas sehingga dapat

menjalankan tiugas dan kewajibannya dengan baik serta mampu

mengembangkan keprofesionalannya secara berkesinambungan.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada kenyataannya perkembangan hidup seseorang dimulai saat

lahir sampai menjadi dewasa tidak dapat terlepas dari masyarakat.

Kehidupan sosial manusia di masyarakat meliputi aspek-aspek hubungan

sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang di mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

kehidupan global yang akan selalu mengalami perubahan.

Menurut Numan Soemantri Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

penyederhanaan dari displin-disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta

kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah

dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan umum.68

Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam

konteks kurikulum di amerika serikat. Istilah tersebut pertama kali di

gunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga social studies

yang mengembangkan kurikulum di AS.69

Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga

dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan

manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut disajikan dalam

bentuk tabel.

68

Isti Dwi Iriani, “penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa IPS,” Skripsi FIS Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h.

13 69

Trianto,”model pembelajaran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam

kurikulum KTSP,”Jakarta; bumi aksara, 2012, h. 172

38

Tabel 2.3

Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia70

Dimensi dalam

kehidupan manusia Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan Subtansi

Pembelajaran

Alam sebagai

tempat dan

penyedia

potensi sumber

daya

Alam dan kehidupan

yang selalu

berproses, masa lalu,

saat ini, dan yang

akan datang

Kaidah atau aturan yang

menjadi perekat dan

penjamin keharmonisan

kehidupan manusia dan

alam

Contoh kompetensi

dasar yang

dikembangkan

Adaptasi

spasial dan

eksploratif

Berfikir kronologis,

prospektif,

antisipatif

Konsisten dengan aturan

yang disepakati dan

kaidah alamiah masing-

masing disiplin ilmu

Alternatif

penyajian dalam

mata pelajaran

Goegrafi Sejarah Ekonomi, sosiologi, dan

antropologi

Jadi dapat ditarik kesimpulan Ilmu pengetahuan Sosial adalah

sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang

berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

B. Penelitian Yang Relevan

No Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Perbedaan Profesionalitas Guru

Teknik Elektronika Yang Lulus

Portofolio Dan Pendidikan Dan

Latihan Profesi Guru (PLPG)

Berdasarkan Penguasaan

Kompetensi Pedagogik Di Smk Se-

Kabupaten Sleman Dan Kota

Yogyakarta (oleh Ikasari

Surahman) Jurnal pada Elektronik

Pendidikan Teknik Elektronika

Universitas Negri Yogyakarta

Hasil penelitian menunjukan (1)

profesionalitas guru teknik elektronika

lulus portofolio sebesar 100% dalam

kategori profesional; (2)

profesionalitas guru teknik elektronika

lulus PLPG sebesar 60% dalam

kategori profesional; (3) tidak ada

perbedaan profesionalitas guru teknik

elektronika yang lulus portofolio dan

yang lulus PLPG berdasarkan

penguasaan kompetensi pedagogik di

70

Ibid., h. 176

39

SMK se-Kabupaten Sleman dan Kota

Yogyakarta.71

2 Pelaksanaan PLPG Sebagai

Wahana Pengembangandan Audit

Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru

bidang Kejuruan (oleh Gufran,dkk)

Jurnal pada Universitas Negeri

Malang

Hasil penelitian menunjukan relevansi

kurikulum, kualitas instruktur, sarana

dan prasarana pendukung, penentuan

rombongan belajar, proses KBM, dan

sistem evaluasi pelaksanaan PLPG

pada kategori baik, sedangkan media

pembelajaran pada kategori kurang.72

3 Hubungan Sistem Pembinaan

Profesional Guru dengan Kinerja

Guru SD", (oleh H. Mohamad

Nanang Rofi'u).

Tesis Pada Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung

Hasil penelitian menunjukkan

pengaruh signifikan antara seluruh

komponen sistem pembinaan

profesional guru terhadap kinerja guru

SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten

Bandung dengan kontribusi pengaruh

sebesar 15,1%.73

4 Evaluasi Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) dalam

meningkatkan kompetensi dan

kinerja guru sertifikasi Di SMK Piri

1 Yogyakarta. (Oleh Jumanto)

Tesis pada Universitas

Hasil penelitian menunjukan (1) PLPG

mampu meningkatkan kompetensi

seorang guru baik kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial maupun

profesional, (2) masih ditemui

beberapa kendala dalam mengikuti

71

Ikasari Surahman, “Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika Yang Lulus

Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG),” Jurnal Elektronika Pendidikan

teknik elektronika Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, h. vii

72

Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit

Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34

No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 125 73

Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di

Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung,

Bandung, 2003, h. xi

40

Muhammadiyah Yogyakarta. PLPG, antara lain : perbedaan latar

belakang pendidikan dan

permasalahan yang dihadapai oleh

peserta PLPG.74

5 Pengaruh Pendidikan Dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) Terhadap

Kemampuan Profesional Guru

(SMA Muhammadiyah 3 Jember,

SMK Kartini Jember Dan SMK

Trunojoyo Jember, Oleh Fifin

Alfiani Rosita

Skripsi pada Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Kependidikan Universitas Jember.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

mempunyai pengaruh yang tinggi

terhadap kemampuan profesional guru

di lingkungan SMA Muhammadiyah 3

Jember, SMK Kartini Jember dan

SMK Trunojoyo Jember Tahun

2011.75

6 Pengaruh PLPG Terhadap

Peningkatan Profesionalisme Guru

Pkn Di Kota Bandung (Oleh Hani

Nurul Lathifah)

Skripsi pada Jurusan Ilmu

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas

Pendidikan Indonesia

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

PLPG berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan profesionalisme guru,

akan tetapi secara per kompetensi

seperti kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional

tidak berpengaruh signifikan.76

74

Jumanto, “Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam

meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi,” tesis pada Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. vii 75

Fifin Alfiani Rosita, “Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Terhadap Kemampuan Profesional Guru,” Skripsi pada Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Kependidikan Universitas Jember, Jember, 2011, h. 8 76

Hani Nurul Lathifah, “Pengaruh PLPG Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru

Pkn Di Kota Bandung,” Skripsi pada Jurusan Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan

Sosial UPI, Bandung, 2013, h. abstrak

41

C. Kerangka Berfikir

Sistem pendidikan membutuhkan sumber daya yang bekualitas

agar mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Kinerja guru

merupakan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan evaluasi hasil

pembelajaran.

Pemerintah Indonesia membuat program pengembangan

kompetensi guru dengan melakukan program sertifikasi. Dengan adanya

program tersebut guru diharapkan dapat semakin mengembangkan dan

meningkatkan kinerjanya dalam posisi sebagai seorang guru profesional

sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik dan

posisi sebagai seorang guru akan lebih dihargai.

Program PLPG adalah salah satu program pelatihan yang dapat

menambah tingkat kompetensi guru. Selain itu PLPG juga menyiapkan

tenaga pendidik untuk memperoleh sertifikasi dan kenaikan pangkat ke

jabatan yang lebih baik.

Pendidikan dan latihan profesi guru memberikan peserta berbagai

pengembangan kompetensi yang harus dimiliki. Kompetensi yang akan di

kembangkan adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sehingga guru akan

mampu memberikan pelayanan pendidikan dan semakin dihargai dimasa

yang akan datang.

Dengan Program PLPG yang diikuti tenaga pendidik, tenaga

pendidik akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, sehingga ia akan

berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan menghasilkan guru

yang profesional.

42

Tabel 2.4

Kerangka Berfikir

Guru

Kompetensi

Profesional

Kompetensi

Kepribadian

Kompetensi

Pedagogis

Profesionalisme

Kompetensi

Pendidikan Dan Latihan Profesi

Guru

Kompetensi

Sosial

Guru Profesional

43

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan/pernyataan sementara yang diungkapkan yang

akan menjadi jawaban dari sebuah permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat diambil kesimpulan

untuk dijadikan hopotesis adalah sebagai berikut:

Terjadi pengaruh yang positif antara Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru dengan Profesionalisme Guru IPS.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi

guru dengan profesionalisme guru IPS.

Ha : Terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan Profesi guru

dengan profesionalisme guru IPS.

9

BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang di jadikan tempat penelitian adalah SMP Se-

Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Objek penelitiannya adalah guru

IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.

Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk mendapatkan data yang

diperlukan untuk penelitian, maka penelitian di laksanakan pada bulan

Oktober sampai Maret 2014/2015.

No Nama

Kegiatan

Bulan

Oktober November Januari Maret

1 Penyusunan

Proposal x x

2 Observasi x x

3 Pengumpulan

Data x x

4 Pengolahan

Data x x x

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode

Kuantitatif deskriptif, dimana metode penelitian ini menggambarkan dan

menjelaskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

dan data pada saat sekarang.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa

bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya1

1 Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2007) h.3

10

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah generalisasi yang teridi atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2

Dalam penelitian skripsi ini populasi yang diambil adalah Guru

SMP Bidang Studi IPS Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.3

Penetapan ukuran sampel dari populasi menggunakan sampling

jenuh. Sampling jenuh adalah tekhnik pengumpulan sampel bila semua

anggota populasi dikenakan sebagai sample. Hal ini dikarenakan

populasinya kecil dan kurang dari 30 orang.4

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data perlu dilakukan dengan tujuan agar

peneliti mendapatkan data–data yang valid dalam penelitian. Peneliti

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Survei/Angket

Metode angket atau kuesioner yaitu tekhnik pengumpulan data

yangd dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.5

Tehnik ini untuk memperoleh data dari guru seputar pengaruh

Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang profesionalisme

guru IPS.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.80 3 Ibid., h, 81

4 Ibid., h, 85

5 Ibid., h, 142

11

2. Studi Dokumentasi

Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara

pengumpulan data dan mencari dokumen- dokumen yang terkait dengan

penelitian. Dokumen dalam penelitian ini bisa berupa daftar anggota, dan

dokumen lainnya yang dapat membantu mempercepat proses penelitian.

E. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam

menunjang profesionalisme guru dapat di simpulkan tercapainya sebuah

tujuan profesi guru dalam meningkatkan pengetahuan, kompetensi,

keterampilan, dan tangguung jawab guru dalam organisaninya.

Profesionalisme guru merujuk kepada kemampuan guru untuk

melaksanakan rencana pembelajaran, menguasai materi, struktur, konsep

dan pola pikir keilmuan studi yang di ampu.

2. Definisi Operasional

a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bisa

diukur dengan meningkatnya kompetensi, wawasan, pengetahuan,

dan pengalaman yang baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar (KBM), membantu guru dalam menerapkan strategi-

strategi pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang

mampu bersaing.

Indikatornya adalah sebagai berikut:

a) Mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru.

b) Mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS

c) Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran

yang relevan dengan materi IPS.

d) Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang

relevan.

12

e) Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/

Karya Tulis Ilmiah.

f) Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran.

g) Membuat RPP dengan baik dan benar dengan sesuai

ketentuan.

h) Membuat proposal PTK.

i) Praktek Mengajar/Peer Teaching

b. Profesionalisme Guru IPS

profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi

atau orang yang profesional.6

Indikatornya antara lain:

a. Memiliki kompetensi pedagogik.

b. Memiliki kompetensi professional.

c. Memiliki kompetensi kepribadian.

d. Memiliki kompetensi sosial.

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono, instrument penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang Diamati.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.7

Agar pengumpulan data lebih tertuju pada tujuan yang akan

dicapai, maka peneliti membuat kisi-kisi instrument penelitian sebagai

berikut:

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),

hal. 1104. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D), (Bandung: ALfabeta, 2008), h.148

13

Table 3.1

Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang

Profesionalisme Guru IPS

No Variable Dimensi Indikator Soal Item

1

Pendidikan dan

Latihan Profesi

Guru

pokok

Materi

Pembelajaran

1,3,4,

5,6,16

,17,19

,43,50

,54,55

,53

13

Model

Pembelajaran

7,24,2

7,31,3

6

5

Metode

Pengajaran

8,28,3

3,39,4

1

5

Workshop

Membuat RPP

dengan baik dan

benar

2,11,1

3,44,4

6,52

6

Perangkat

Pembelajaran

12,18,

23,26,

30,32,

34,35,

37,38

10

media

pembelajaran

9,25,2

9,40,5

1

5

14

Praktik

Pembelajaran

Pelaksanaan

Pembelajaran

(Peer Teaching)

15,21,

22,42 4

PTK dan

Penulisan Karya

Ilmiah

10,14,

20,45,

47,48,

49,

7

jumlah 55

No Variable Dimensi Indikator Soal Item

2 Profesionalisme

Guru IPS

Kompetensi

Pedagogis

Menguasai

karakteristik peserta

didik

1,4,7,

13,34,

41,42,

19

8

Menguasai teori dan

prinsip pembelajaran

2,43,4

4,45 4

Memanfaatkan

tekhnologi informasi

dan komunikasi

untuk pembelajaran

6,35,4

6,47 4

Menyelenggarakan

penilaian dan

evaluasi proses hasil

belajar

3,30,4

8,49 4

Melakukan tindakan

rekflektif untuk

peningkatan kualitas

5,22,5

0,51 4

15

pembelajaran

Kompetensi

Profesional

Menguasai materi,

struktur, konsep

yang mendukung

mata pelajaran yang

diampu

10,12,

26,28

4

Menguasai standar

kompetensi dan

kompetensi dasar

9,25,3

6 3

Mengembangkan

keprofesionalan

secara berkelanjutan

14,33,

54 3

Mengembangkan

materi pembelajaran

secara kreatif

8,11,1

5,27 4

Kompetensi

Kepribadian

Menampilkan diri

sebagai pribadi yang

jujur dan berakhlak

mulia

16,37,

38 3

Menunjukkan etos

kerja, tanggung

jawab, rasa bangga

menjadi guru, dan

rasa percaya diri

18,52,

39 3

Menjunjung kode

etik keguruan

17,31,

55 3

Kompetensi

Sosial

Bertindak objektif

dan tidak

diskriminatif

24,29,

32 3

16

Berkomunikasi

secara santun dengan

sesama pendidik,

orang tua dan

masyarakat

20,

21,56,

58

4

Berkomunikasi

dengan komunitas

profesi sendiri dan

profesi lain secara

lisan atau bentuk lain

23,40

57,53 4

Jumlah 58

F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguraikan keterangan atau data

yang diperoleh agar data tersebut dapat di mengerti dan di pahami. Dari

jawaban yang telah diberikan oleh responden, kemudian akan di satukan

secara sistematis.

Tahap-tahap penelitian ini adalah:

1. Tahap Pra-Lapangan

Kegiatan ini meliputi rancangan penelitian, memilih tempat

penelitian, mengurus izin, menilai keadaan lapangan, memilih informan,

dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap Editing dan Skoring

Data yang didapatkan dari angket diolah melalui tahap ini. Editing

merupakan salah satu cara untuk menilai kembali hasil-hasil penelitian

yang didapatkan dilapangan yang kemudian diolah dan harus diteliti dan

dianalisa dan kemudian memberikan skor terhadap pertanyaan yang

terdapat di angket penelitian.

17

Angket penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert ini

mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat

persetujuan atau ketidaksetujuan.8

Table 3.2

Skor Jawaban Angket

Positif (+) Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3

Tiak Setuju 2 Tiak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

3. Tahap Analisis Data

Pada kegiatan menganalisa dan pengolahan data penelitian secara

keseluruhan tentang Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme

guru IPS.

Data yang di dapatkan dari angket dianalisa secara kuantitatif.

Untuk menganalisis setiap variabel menggunanakan rumus sebagai

berikut:

F

P = _____________ X 100%

N

Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variabel digunakan

tehnik analisa korelasi dengan rumus product moment dengan

menggunakan SPSS 20.

Selanjutnya persentase yang diperoleh kemudian di interpretasikan,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Idochi Anwar sebagai berikut:9

8 Purwanto. dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) hal. 63

9 Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di

Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung,

Bandung, 2003, h. 103

18

Tabel 3.3

Nilai Proporsi Dalam Persen

90% - 100% sangat tinggi

80% - 89% tinggi

70% - 79% cukup

60% - 69% Sedang

50% - 59% sangat rendah

40% - ke bawah rendah sekali

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

a. Deskripsi Kota Depok

Kota Depok adalah sebuah kota Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor.

Depok dahulu adalah Kota Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor,

yang kemudian mendapat status Kota Administratif pada tahun 1982.

Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi Kotamadya (sekarang:

kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11

kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” –

6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106

o 43’ 00” – 106

o 55’ 30” Bujur Timur.

Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta

atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.1

Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah

dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara

50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang

dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat,

mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.2

Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11

(sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok

Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok,

yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat.

1 http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1063

2 http://www.depok.go.id/profil-kota/geografi

55

Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap

kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh kelurahan saja, di

mana sebelumnya 6 hingga 14 Kelurahan, diharapkan camat dapat lebih

intensif untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan aparaturnya sehingga

dapat memperkokoh fungsinya dalam mensukseskan program-program

yang digulirkan Pemkot melalui berbagai OPD.

Adapun selengkapnya nama-nama kecamatan dan kelurahan hasil

pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah yang disahkan oleh DPRD Kota

Depok, sebagai berikut:3

1) Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji,

Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan

Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru.

2) Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya,

Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan

Kelurahan Mampang.

3) Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya,

Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.

4) Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya,

Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan

Cisalak.

5) Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan

Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.

6) Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo,

Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan

Krukut.

3 Peraturan Daerah Kota Depok, “Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Pembentukan

Kecamatan Di Kota Depok”

56

7) Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere,

Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan

Kelurahan Pangkal Jati Baru.

8) Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu,

Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan

Kelurahan Curug.

9) Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos,

Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan

Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan

Kelurahan Cimpaeun.

10) Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka,

Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan

Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.

11) Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan

Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua,

Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren

Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu..

b. Deskripsi Kecamatan Sawangan

Kecamatan Sawangan merupakan Kecamatan yang berada di

bawah Pemerintah Kota Depok yang merupakan bagian dari Provinsi

Jawa Barat. Kecamatan Sawangan memiliki 7 kelurahan, yaitu:

1) Kelurahan Sawangan

2) Kelurahan Sawangan Baru

3) Kelurahan Pengasinan

4) Kelurahan Cinangka

5) Kelurahan Pasir Putih

6) Kelurahan Kedaung

7) Kelurahan Bedahan

57

Luas Wilayah Kecamatan Sawangan mencapai 4.671,20 KM2 dan

luas area sekitar 2.928,93 Ha. Dengan ketinggian wilayah dari permukaan

laut berkisar 50 s/d 60 m, dengan permukaan tanah yang relatif datar dan

tidak berbukit-bukit. Pola penggunaan tanah secara garis besar terdiri

dari:4

1) Perumahan : 695 Ha (23,73 %)

2) Industri : -

3) Pekarangan : 1.165 Ha (39,78 %)

4) Sawah : 211 Ha (7,20 %)

5) Ladang : 92.5 Ha (3,16 %)

6) Kuburan : 37 Ha (1,26 %)

7) Lain-lainnya : 728,43 Ha (24,87 %)

Kecamatan Sawangan terletak disebelah Barat Kota Depok, dengan

batas-batas wilayah :

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan,

Banten dan Kecamatan Limo.

2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.

3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari

4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Limo dan

Kecamatan Pancoran Mas.

4 http://sawangan.depok.go.id diak e 30 uni 2015 . jam, 19:30

58

c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan

Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat mempunyai 17 Sekolah

Menengah Pertama yang terdiri dari 1 SMP Negri dan 16 SMP Swasta.

Dimana SMP Negri 10 menjadi rayon untuk SMP yang ada di Kecamatan

Sawangan Depok Jawa Barat.

Untuk mengetahui mengenai efektivitas PLPG dalam menunjang

profesionalisme guru IPS Se- Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat

penulis telah melakukan penyebaran angket kepada 27 responden yang

diketahui pada saat observasi.

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu pendidikan dan

pelatihan profesi guru sebagai variabel X dan profesionalisme guru IPS

sebagai variabel Y.

Tabel 4.1

Data Sekolah Menengah Pertama

Se-Kecamatan Sawangan5

No.

NAMA SATUAN

PENDIDIKAN

ALAMAT STATUS

JUMLAH

GURU IPS

PLPG

1 SMP Al Ihsan Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03 SWASTA 1

2 SMP Al-Araf Indonesia Jl. H. Sulaiman No. 72 SWASTA 0

3 SMP Bina Insan Cendikia Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan SWASTA 1

4 SMP Bina Mulia Pasir Putih SWASTA 1

5 SMP Islam Al Maarif Jalan Pahlawan No.5 SWASTA 0

6 SMP Islam Ar Rihlah Kel. Duren Serebu Rt. 03/01 SWASTA 1

7 SMP Islam Darul Quran Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04 SWASTA 1

8 SMP Islam Hidayatul Ihsan Jl. Kemang No. 5 SWASTA 1

9 SMP Islamiyah Sawangan Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan SWASTA 3

10 SMP IT Daaarul Rahman Jl. Sawangan Elok No.1 SWASTA 3

11 SMP Madinatul Qur An Jl. Raya Muchtar, Gg.Poncol SWASTA 1

12 SMP Muhammadiyah 19 Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19 SWASTA 2

13 SMP Muhammadiyah 29 Jl. Abdul Wahab No.29 SWASTA 2

14 SMP Negeri 10 Depok Jl. Raya Bedahan Sawangan NEGERI 5

15 SMP Puspita Jl. Panggulan Rt. 02/05 SWASTA 1

16 SMP Yapan Indonesia Jl. Muhtar No 50 SWASTA 3

17 SMPs IT Darus Sholihin Jl.H.Sulaeman SWASTA 1

JUMLAH 27

5 http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id diak e 28 anuari 2015 . jam, 21:23

59

1) SMP Al-Ihsan

Nama : SMP Al-Ihsan

NPSN : 20229038

Alamat : Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : Nomor : 642.2 - 005 u2013

Tanggal SK. Pendirian : 2000-01-25

No. SK. Operasional : 1112/IO2.1/KEP/OT/2001

Tanggal SK. Operasional : 2001-01-05

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010

Tanggal SK. Akreditasi : 18-12-2006

No. Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi

Telepon : -

Fax : 0251-8601230

Luas Tanah : 4,115 m2

2) SMP Al-Araf Indonesia

Nama : SMP Al-Araf Indonesia

NPSN : 69787059

Alamat : JL. H.SULAIMAN NO.72

Kode Pos : 16519

60

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421./2693-pendas/2013

No. SK. Operasional : 421.1/2693-Pendas/2013

Tanggal SK. Operasional : 2013-08-30

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Telepon : -

Fax : 02129219936

Email : [email protected]

Website : http://www.alarafindonesia.sch.id

Luas Tanah : 1,500 m2

3) SMP Bina Insan Cendikia

Nama : SMP Bina Insan Cendikia

NPSN : 20232519

Alamat : Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi/Luar : Jawa Bara

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

61

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.2/1788-Disdik/2006

Tanggal SK. Pendirian : 2006-07-16

Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.004/441/BAP-SM/XI/2008

Tanggal SK. Akreditasi : 08-09-2014

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 3,500 m2

4) SMP Bina Mulia

Nama : SMP Bina Mulia

NPSN : 20229008

Alamat : Pasir Putih

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Pasir Putih

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.3/1387a-disdik/2005

Tanggal SK. Pendirian : 2005-06-30

No. SK. Operasional : 421.3/1387A-DISDIK/2005

Tanggal SK. Operasional : 2005-06-30

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011

Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

62

Luas Tanah : 784 m2

5) SMP Islam Al Maarif

Nama : SMP Islam Al-Maarif

NPSN : 20229039

Alamat : Jalan Pahlawan No.5

Kode Pos : 16516

Desa/Kelurahan : Cinangka

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 020/Y-AM/VIII/1987

Tanggal SK. Pendirian : 1985-09-19

No. SK. Operasional : 108/102/KEP/E/88

Tanggal SK. Operasional : 1988-04-19

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010

Tanggal SK. Akreditasi : 13-01-2015

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 1,500 m2

6) SMP Islam Ar-Rihlah

Nama : SMP Islam Ar-Rihlah

NPSN : 20229043

Alamat : Kel.durenseribu Rt.03/01

Kode Pos : 16518

Desa/Kelurahan : Duren Seribu

Kecamatan/Kota : Sawangan

63

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.2/2452.DISDIK.2005

Tanggal SK. Pendirian : 2005-12-06

No. SK. Operasional : 421.2/2452.DISDIK.2005

Tanggal SK. Operasional : 2005-12-06

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011

Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011

No. Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi

Luas Tanah : 1,650 m2

7) SMP Islam Darul Quran

Nama : SMP Islam Darul Quran

NPSN : 20229018

Alamat : Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.2/1787-Disdik/2006

64

Tanggal SK. Pendirian : 2006-10-13

No. SK. Operasional : 421.2/1787-DISDIK/2006

Tanggal SK. Operasional : 2010-01-08

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/311/BAP-SM/SK/X/2014

Tanggal SK. Akreditasi : 15-10-2014

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 1,700 m2

8) SMPI Hidayatul Ihsan

Nama : SMPI Hidayatul Ihsan

NPSN : 20229049

Alamat : Jl. Kemang No. 5

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Pasir Putih

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 1168.102.KOP.OT.1995

Tanggal SK. Pendirian : 1995-12-04

No. SK. Operasional : 421.3.1146-PENDAS

Tanggal SK. Operasional : 2004-06-16

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011

Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 3,000 m2

65

9) SMP Islamiyah Sawangan

Nama : SMP Islamiyah Sawangan

NPSN : 20229058

Alamat : Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan

Kode Pos : 16511

Desa/Kelurahan : Sawangan

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 036/I02.Kep/E.83

Tanggal SK. Pendirian : 1983-05-17

No. SK. Operasional : 063/102.KEP/E83

Tanggal SK. Operasional : 1983-05-17

Akreditasi : A

No. SK. Akreditasi : 02.00/442/BAP-SM/X/2014

Tanggal SK. Akreditasi : 17-10-2014

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 6,110 m2

10) SMP IT Daarul Rahman

Nama : SMPIT Daarul Rahman

NPSN : 20232520

Alamat : Jl. Sawangan Elok No.1

Kode Pos : 16518

Desa/Kelurahan : Duren Seribu

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

66

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 023 LPI.DR III XII/06

Tanggal SK. Pendirian : 2006-06-01

Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01

Akreditasi : A

No. SK. Akreditasi : 02.00/441/BAP-SM/XI/2008

Tanggal SK. Akreditasi : 25-11-2007

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 7,128 m2

11) SMP Madinatul Qur’an

Nama : SMP Madinatul Qur’an

NPSN : 20229060

Alamat : Jl.Raya Muchtar, Gg.Poncol

Kode Pos : 16511

Desa/Kelurahan : Sawangan Lama

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

No. SK. Pendirian : 421.2/2562.pendas

Tanggal SK. Pendirian : 2004-12-03

No. SK. Operasional : 421.2/1371-DISDIK/2009

67

Tanggal SK. Operasional : 2009-10-19

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP.SM/XI/2010

Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 3,830 m2

12) SMP Muhammadiyah 19

Nama : SMP Muhammadiyah 19

NPSN : 20229074

Alamat : Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19

Kode Pos : 16511

Desa/Kelurahan : Sawangan Lama

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

No. SK. Pendirian : 330-Ys/Bid.PMU/I/1976

Tanggal SK. Pendirian : 1966-06-11

No. SK. Operasional : 421.2/107-DISDIK/2011

Tanggal SK. Operasional : 2011-12-26

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010

Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 3,000 m2

68

13) SMP Muhammadiyah 29

Nama : SMP Muhammadiyah 29

NPSN : 20229076

Alamat : Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 29

Kode Pos : 16511

Desa/Kelurahan : Cinangka

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

No. SK. Pendirian : 551/I02/Kep/E/86

Tanggal SK. Pendirian : 1986-11-01

No. SK. Operasional : 421.2/1497-DISDIK/2009

Tanggal SK. Operasional : 2009-10-29

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010

Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 4,200 m2

14) SMP Negeri 10 Depok

Nama : SMP Negeri 10 Depok

NPSN : 20229081

Alamat : Jl. Raya Bedahan Sawangan

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

69

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Negeri

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 142/K/PDS/PKT/85

Tanggal SK. Pendirian : 1910-01-01

Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01

Akreditasi : A

No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011

Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 10,400 m2

15) SMP Puspita

Nama : SMP Puspita

NPSN : 20268914

Alamat : Jl. Panggulan Rt. 02/05

Kode Pos : 16518

Desa/Kelurahan : Pengasinan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.2/147/disdik/2010

Tanggal SK. Pendirian : 2010-03-20

No. SK. Operasional : 421.2/147/DISDIK/2010

70

Tanggal SK. Operasional : 2010-03-20

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/207/BAP-S/M

Tanggal SK. Akreditasi : 02-10-2012

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 2,700 m2

16) SMP Yapan Indonesia

Nama : SMP Yapan Indonesia

NPSN : 20229132

Alamat : Jl. Muhtar No 50

Kode Pos : 16511

Desa/Kelurahan : Sawangan Baru

Kecamatan/Kota : Sawangan

Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

No. SK. Pendirian : 010/I02.Kep/E.81

Tanggal SK. Pendirian : 1981-01-09

No. SK. Operasional : 421.2/1101-DISDIK/2009

Tanggal SK. Operasional : 2009-08-13

Akreditasi : A

No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP SM/SM/X/2011

Tanggal SK. Akreditasi : 10-08-2011

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 4,000 m2

71

17) SMP IT Darus Sholihin

Nama : SMP IT Darus Sholihin

NPSN : 20256560

Alamat : Jl.H.Sulaeman

Kode Pos : 16519

Desa/Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab.-Kota : Kota Depok

Propinsi : Jawa Barat

Status Sekolah : Swasta

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Jenjang Pendidikan : SMP

Naungan : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

No. SK. Pendirian : 421.2/1278-disdik/2009

Tanggal SK. Pendirian : -

No. SK. Operasional : 421.2/1513-Pendas/2012

Tanggal SK. Operasional : -

Akreditasi : B

No. SK. Akreditasi : 02.00/207/BAP-SM/SK/X/2012

Tanggal SK. Akreditasi : 25-06-2012

No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat

Luas Tanah : 1,000 m2

2. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %

1 Laki-Laki 15 55.55%

2 Perempuan 12 44.45%

Jumlah 27 100%

72

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG

sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 55.55 % guru laki-laki dan

44.45 % guru perempuan. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG

lebih banyak didominasi oleh Laki-Laki. Tabel diatas dapat dilihat dalam

gambar berikut:

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase %

1 S1 21 77.78%

2 S2 6 22.22%

Jumlah 27 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG

sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 77.78 % lulusan S1 dan

22.22 % lulusan S2. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih

banyak didominasi oleh lulusan S1. Tabel diatas dapat dilihat dalam

gambar berikut:

Laki-Laki

56%

Perempuan

44%

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

73

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

No Jurusan Belajar Frekuensi Persentase %

1 Pendidikan 18 66.67%

2 Non-Pendidikan 9 33.33%

Jumlah 27 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG

sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 66.67 % lulusan sarjana

pendidikan dan 33.33 % lulusan sarjana non-pendidikan. Artinya guru IPS

yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh lulusan sarjana

pendidikan. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar

No Lama Mengajar Frekuensi Persentase %

1 1-8 Tahun 8 29.63%

2 9-15 Tahun 15 55.55%

3 < 15 Tahun 4 14.82%

Jumlah 27 100%

78%

22%

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Strata 1

Strata 2

67%

33%

Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Belajar

Pendidkan

Non Pendidikan

74

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG

sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 29.63 % sudah mengajar

antara 1-5 tahun, 55.55% sudah mengajar 6-10 tahun dan 14.82 % sudah

mengajar lebih dari 10 tahun. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti

PLPG lebih banyak didominasi oleh guru yang telah mengajar antara 5-10

tahun. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:

3. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan salah satu

cara untuk menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan seorang

guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya pendidikan dan

latihan profesi guru itu meliputi Praktek Mengajar/Peer Teaching,

Membuat proposal PTK, Membuat RPP dengan baik dan benar dengan

sesuai ketentuan, Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran,

Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/ Karya Tulis

Ilmiah, Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang relevan,

Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran yang relevan

dengan materi IPS, mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru,

mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS.

30%

55%

15%

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Mengajar

1-8 Tahun

9-15 Tahun

< 15 Tahun

75

Dari indikator diatas di muat dalam 55 pertanyaan dengan disertai 5

alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel pendidikan dan

latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner

penelitian.

alternatif jawaban :

Tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru:

1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5

2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4

3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2

4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2

5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan

bobot nilai 1

Tabel 4.6

Skor Variabel PLPG

No Jumlah Nilai No Jumlah Nilai

1 216 15 246

2 264 16 233

3 231 17 226

4 217 18 260

5 203 19 219

6 200 20 244

7 192 21 182

8 208 22 167

9 226 23 171

10 223 24 175

11 218 25 173

12 212 26 246

13 211 27 233

14 228

Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru IPS, penulis menggunakan rumus:

76

1) Mean :6

=

=

= 215.70

2) Jumlah Interval :7

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3.3 log 27

= 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)

3) Range:8

Xmax = 264 Xmin = 167

R = Xmax - Xmin

= 264 – 167

= 97

4) Menentukan Interval Kelas: 9

i =

=

= 16.16666667 (dibulatkan menjadi 16)

Jadi, interval kelasnya 16 dan jumlah intervalnya 6.

6 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,

2010) hal. 21 7 Ibid.

8 Ibid.

9 Ibid.

77

Tabel 4.7

Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 248 – 264 Sangat Baik 3 11.11%

2 232 – 247 Baik 4 14.81%

3 216 – 231 Cukup Baik 9 33.33%

4 200 – 215 Cukup 5 18.52%

5 184 – 199 Buruk 1 3.70%

6 167 – 183 Sangat Buruk 5 18.52%

Jumlah 27 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :

a) Sebanyak 3 responden ( 11,11% ) termasuk dalam kategori sangat

baik.

b) Sebanyak 4 responden ( 14,81% ) termasuk dalam kategori baik.

c) Sebanyak 9 responden ( 33.33% ) termasuk dalam kategori cukup

baik.

d) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori cukup.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Buruk SangatBuruk

Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru

78

e) Sebanyak 1 responden ( 3.70% ) termasuk dalam kategori buruk

f) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori sangat

buruk.

Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket

dari responden berkenaan dengan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan

Profesi guru IPS, dengan nilai terendah 167 dan nilai tertinggi 264.

Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah 215.74 termasuk dalam

kategori cukup baik. Ini terbukti dengan skor 9 responden (33.33%) pada

kategori cukup baik.

b. Variabel Profesionalisme Guru IPS

Profesionalisme mutlak harus dmiliki oleh seorang guru dalam

menjalankan tugasnya dalam mendidik. Profesioalisme memiliki empat

indikato komptensi. Kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Dari indikator tersebut di muat dalam 58 pertanyaan dengan

disertai 5 alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel

pendidikan dan latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari

kuisioner penelitian.

Alternatif jawabannya adalah :

Tentang Profesionalisme Guru IPS:

1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5

2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4

3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2

4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2

5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan

bobot nilai 1

79

Tabel 4.8

Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS

No Jumlah Nilai No Jumlah Nilai

2 251 16 228

3 262 17 240

4 237 18 263

5 223 19 231

6 214 20 279

7 210 21 208

8 218 22 234

9 256 23 205

10 230 24 210

11 236 25 210

12 231 26 277

13 229 27 227

14 230

Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang

Profesionalisme Guru IPS, penulis menggunakan rumus:

5) Mean :

=

=

= 234

6) Mencari jumlah interval :

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3.3 log 27

= 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)

80

7) Mencari Range

Xmax = 279 Xmin = 205

R = Xmax - Xmin

= 279– 205

= 74

8) Menentukan Interval Kelas

i =

=

= 12.3 (dibulatkan menjadi 12)

Jadi, interval kelasnya 12 dan jumlah intervalnya 6

Tabel 4.9

Kategori Profesionalisme Guru IPS

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1 265 – 279 Sangat Baik 2 7.40%

2 253 – 264 Baik 4 14.80%

3 241 – 252 Cukup Baik 1 3.70%

4 229 – 240 Cukup 9 33.33%

5 217 – 228 Buruk 5 18.52%

6 205 – 216 Sangat Buruk 6 22.22%

Jumlah 27 100%

0

2

4

6

8

10

Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Buruk sangatburuk

Kategori Profesionalisme Guru IPS

81

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :

a) Sebanyak 2 responden (7.40%) termasuk dalam kategori sangat

baik.

b) Sebanyak 4 responden (14.80%) termasuk dalam kategori baik.

c) Sebanyak 1 responden (3.70%) termasuk dalam kategori cukup

baik.

d) Sebanyak 9 responden (33.33%) termasuk dalam kategori cukup.

e) Sebanyak 5 responden (18.52%) termasuk dalam kategori buruk.

f) Sebanyak 6 responden (22.22%) termasuk dalam kategori sangat

buruk.

Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket

dari responden berkenaan dengan Profesionalisme Guru IPS, nilai terendah

205 dan nilai tertinggi 279. Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah

234 termasuk dalam kategori cukup. Ini terbukti dengan skor 9 responden

(33.33%) pada kategori cukup.

4. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi

data, masing masing variabel. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggnakan Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan alat bantu SPSS

20. Ketentuan perhitungan normalitas ini adalah apabila sig. > 0,05 maka

data tersebut normal, jika Sig. < 0,05 maka data tersebut tidak normal.

Adapun hasil pperhitungan terhadap data tersebut adalah:

82

1) Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG

Kolmogorov-Smirnova

df Sig. Taraf

signifikansi

Keputusan

PLPG 27 .200 0.05 Normal

Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi

PLPG 0,200 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2) Variabel Profesionalisme Guru IPS

83

Tabel 4.11

Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme

Kolmogorov-Smirnova

df Sig. Taraf

Signifikansi

Keputusan

Profesionalisme 27 .122 0.05 Normal

Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi

Profesionalisme Guru IPS 0,122 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini

berdistribusi normal.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya

butir-butir soal tes. Peneliti hanya akan menggunakan soal-soal yang

terbukti valid dari hasil analisis instrumen. Hasil analisis perhitungan

validitas butir soal (r hitung

) dikonsultasikan dengan (r tabel

), dengan taraf

signifikan 5 %. Bila harga (r hitung

> r tabel

) maka butir soal tersebut

dikatakan valid. Sebaliknya bila harga (r hitung

< r tabel

) maka butir soal

tersebut dikatakan tidak valid.

Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan SPSS

20, yaitu dengan memperhatikan angka pada Corrected Item-Total

Correlation, yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total

item.

Berikut ini hasil uji Validitas masing-masing variabel:

Tabel 4.12

Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

No r hitung

r tabel

Kesimpulan

1 .620 0,374 Valid

2 .324 0,374 Tidak valid

3 .491 0,374 Valid

4 .587 0,374 Valid

5 .505 0,374 Valid

6 -.243 0,374 Tidak valid

7 .581 0,374 Valid

84

8 .581 0,374 Valid

9 .734 0,374 Valid

10 .539 0,374 Valid

11 .580 0,374 Valid

12 .620 0,374 Valid

13 .678 0,374 Valid

14 .672 0,374 Valid

15 .494 0,374 Valid

16 .586 0,374 Valid

17 .581 0,374 Valid

18 .581 0,374 Valid

19 -.333 0,374 Tidak valid

20 .634 0,374 Valid

21 .461 0,374 Valid

22 .456 0,374 Valid

23 .461 0,374 Valid

24 .666 0,374 Valid

25 .586 0,374 Valid

26 .529 0,374 Valid

27 .494 0,374 Valid

28 .494 0,374 Valid

29 .494 0,374 Valid

30 .434 0,374 Valid

31 .438 0,374 Valid

32 .371 0,374 Tidak valid

33 .822 0,374 Valid

34 .659 0,374 Valid

35 .581 0,374 Valid

36 .666 0,374 Valid

37 .600 0,374 Valid

38 .659 0,374 Valid

39 .507 0,374 Valid

40 .494 0,374 Valid

41 .377 0,374 Valid

42 .766 0,374 Valid

43 .594 0,374 Valid

44 .407 0,374 Valid

45 .593 0,374 Valid

85

Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan,

terdapat 55 soal yang valid dan 5 yang tidak valid. Maka dalam penelitian

peneliti hanya menggunakan soal yang valid.

Tabel 4.13

Validitas Variabel Profesionalisme Guru

46 .526 0,374 Valid

47 .437 0,374 Valid

48 .526 0,374 Valid

49 .600 0,374 Valid

50 .428 0,374 Valid

51 .586 0,374 Valid

52 .494 0,374 Valid

53 -.219 0,374 Tidak valid

54 .688 0,374 Valid

55 .648 0,374 Valid

56 .732 0,374 Valid

57 .402 0,374 Valid

58 .548 0,374 Valid

59 .548 0,374 Valid

60 .597 0,374 valid

No r hitung r tabel Kesimpulan 1 .865 0,374 Valid

2 .374 0,374 Valid

3 .680 0,374 Valid

4 .512 0,374 Valid

5 .524 0,374 Valid

6 .546 0,374 Valid

7 .633 0,374 Valid

8 .633 0,374 Valid

9 .600 0,374 Valid

10 .548 0,374 Valid

11 .480 0,374 Valid

12 .465 0,374 Valid

13 .397 0,374 Valid

14 .675 0,374 Valid

86

15 .782 0,374 Valid

16 .633 0,374 Valid

17 .633 0,374 Valid

18 .633 0,374 Valid

19 -.288 0,374 Tidak valid

20 .675 0,374 Valid

21 .503 0,374 Valid

22 .481 0,374 Valid

23 .503 0,374 Valid

24 .518 0,374 Valid

25 .633 0,374 Valid

26 .604 0,374 Valid

27 .652 0,374 Valid

28 .702 0,374 Valid

29 .684 0,374 Valid

30 .517 0,374 Valid

31 .628 0,374 Valid

32 .796 0,374 Valid

33 .816 0,374 Valid

34 .626 0,374 Valid

35 .633 0,374 Valid

36 .510 0,374 Valid

37 .610 0,374 Valid

38 .627 0,374 Valid

39 .803 0,374 Valid

40 .783 0,374 Valid

41 .524 0,374 Valid

42 .745 0,374 Valid

43 .704 0,374 Valid

44 .628 0,374 Valid

45 .640 0,374 Valid

46 .831 0,374 Valid

47 .400 0,374 Valid

48 .831 0,374 Valid

49 .831 0,374 Valid

50 .831 0,374 Valid

51 .633 0,374 Valid

52 .783 0,374 Valid

87

Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan,

terdapat 58 soal yang valid dan 2 yang tidak valid. Maka dalam penelitian,

peneliti hanya menggunakan soal yang valid.

5. Analisis Reliabilitas Tes

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk

diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.

Tabel 4.14

Realibilitas PLPG

Cronbach's Alpha N of Items

,952 60

Koefisien reliabilitas butir soal Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru diperoleh r hitung

= 0,952 sedang product moment dengan taraf

signifikan 5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r hitung

> r tabel

)

artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian

yang tinggi (reliabel).

53 -.640 0,374 Tidak valid

54 .549 0,374 Valid

55 .657 0,374 Valid

56 .518 0,374 Valid

57 .783 0,374 Valid

58 .662 0,374 Valid

59 .662 0,374 Valid

60 .407 0,374 Valid

88

Tabel 4.15

Realibilitas Profesionalisme Guru IPS

Koefisien reliabilitas butir soal Profesionalisme Guru IPS

diperoleh r hitung

= 0, 969 , sedang product moment dengan taraf signifikan

5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r hitung

> r tabel

) artinya koefisien

reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi

(reliabel).

B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Deskripi data hasil korelasi antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(variabel X) dan Profesionalisme Guru IPS (variabel Y) yang dilakukan pada guru

IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat dengan menggunakan

bantuan sofware SPSS 20 for windows dengan tekhnik enter methode, yaitu

dengan cara memasukkan data variabel X (PLPG) dan variabel Y

(Profesionalisme Guru IPS) kedalam form yang tersedian pada program tersebut,

seperti gambar berikut:

Tabel 4.16

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1 PROFESIONALISMEb . Enter

a. Dependent Variable: PLPG

b. All requested variables entered.

Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh antara Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru dengan Profesionalisme Guru IPS diperoleh data sebagai berikut:

Cronbach's Alpha N of Items

,969 60

89

Tabel 4.17

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9113.141 1 9113.141 24.936 .000b

Residual 9136.489 25 365.460

Total 18249.630 26

Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 24.936 dengan tingkat

signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(variabel X) dengan profesionalisme guru IPS (variabel Y).

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau

tidak, maka nilai koefesiensi regresi dari variabel pendidikan dan latihan profesi

guru (X1). Maka hasilnya adalah sebagai berikut:

TABEL 4.18

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.400 42.474 .104 .918

Profesionalisme .903 .181 .707 4.994 .000

a. Dependent Variable: PLPG

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai t hitung

sebesar 4.994 > t tabel 2.060 dan nilai signifikansi (sig) .000 < 0.05. maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (X) berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru

IPS (Y).

Untuk mengeahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel dan

untuk melihat seberapa besar variabel profesionalisme guru IPS di pengaruhi oleh

variabel pendidikan dan latihan profesi guru dapat dilihat sebagai berikut:

90

Tabel 4.19

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .707a .499 .479 19.117

Nilai koefesiensi tabel R adalah 0.707, berada diantara 0,60 - 0,799 maka

dapat disimpulkan pengaruh antara variabel X dengan variabel Y dalam kategori

kuat.

Kemudian untuk melihat seberapa besar kontribusi PLPG mempengaruhi

profesionalisme guru IPS dapat digunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau

ada yang menyebutnya koefisien Determinasi yang dirumuskan KP = R2 x 100%.

KP = 0.7072 x 100%

= 49.9%

Dapat ditarik kesimpulan bahwa PLPG memberikan pengaruh terhadap

profesionalisme guru IPS sebesar 49.9% sedangakan sisanya dipengaruhi faktor

lain.

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara pendidikan

dan laihan proofesi guru (PLPG) dengan profesionalisme guru IPS (r) adalah

0,707. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh antara pendidikan dan latihan

profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Sedangkan arah hubungan adalah

positif karena nilai r positif.

2. Pembahasan

a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Berdasarkan deskripsi data pendidikan dan laihan profesi guru

menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup baik sebanyak

33,33% dengan rentang nilai 216-231. Hal ini menandakan bahwa

program pendidikan dan latihan profesi guru cukup baik dan oleh sebab itu

harus ada perbaikan dan perencanaan program yang lebih baik

kedepannya.

91

Berdasarkan hasil deskripsi data pendidikan dan pelatihan profesi

guru, maka dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam skripsi

ini tentang bagaimana berjalannya program pendidikan dan latihan profesi

guru telah terjawab.

b. Profesionalisme Guru IPS

Berdasarkan deskripsi data Profesionalisme Guru IPS

menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup sebanyak

33,33% dengan rentang nilai 229 - 240. Hal ini menandakan bahwa

profesionalisme guru IPS terbilang kurang. Maka harus diadakan pelatihan

dan pendidikan bagi guru IPS untuk meningkatkan profesionalisme.

Sehingga lebih baik kedepannya

Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka

dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang

bagaimana profesionalisme guru IPS setelah mengikuti PLPG telah

terjawab.

c. Pengaruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS

Berdasarkan hasil deskripsi data diatas bahwa pengaruh antara

pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS

sebesar 0,707. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 4.16

tentang interpretasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara PLPG

dengan profesionalisme guru IPS terdapat korelasi yang kuat.

Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka

dengan demikian bahwa permasalahan ketiga dalam skripsi ini tentang

bagaimana pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam

menunjang profesionalisme guru IPS telah terjawab.

92

Tabel 4.1710

Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan/Pengaruh

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.184

93

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil

penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang

profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Program Pendidikan dan latihan profesi guru berada pada kategori

cukup baik. Hal ini dapat dilihat setelah mengikuti PLPG, guru

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang kegiatan

belajar mengajar, memotivasi guru agar para guru menerapkan

model-model pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran tidak

berjalan membosankan dan membantu guru dalam merencanakan

proses pembelajaran.

2. Profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada

pada kategori cukup. peningkatan kompetensi guru dalam hal

aspek kompetensi profesionalisme, padagogik, sosial dan

kepribadian guru masih terbilang kurang, karena kurang adanya

pengawasan dan pembinaan berkelanjutan dari masing-masing

sekolah setalah guru mengikuti pendidikan dan latihan profesi

guru.

3. Pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru degan

profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada

pada tingkat korelasi kuat yaitu R = 0.707 pada taraf signifikansi

0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara

pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang

profesionalisme guru IPS.

94

Dari hasil perhitungan koefesien diterminasi (R Square) sebesar 49.9%

maka hal ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi PLPG terhadap profesionalisme

guru IPS pada kategori kuat Oleh karena itu, kegiatan program pendidikan dan

pelatihan harus terus menerus di tingkatkan untuk peningkatan profesionalisme

guru IPS.

Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil

penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang

profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan dan kesimpulan diatas

dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah menerima hipotesis alternatif

(Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu terdapat pengaruh yang positif, kuat

dan linier antara pendidikan dan latihan profesi guru (variabel X) dengan

profesionalisme guru IPS (variabel Y) SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa

Barat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan beberapa

saran kepada:

1. Penyelenggara diharapkan makin meningkatkan inovasi dalam

pembelajaran, khususnya banyaknya pelatihan dan pendidikan,

semakin banyak pelatihan dan pendidikan maka akan semakin baik

pula bagi peningkatan mutu guru.

2. Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas yang baik dan fasilitas

yang dibutuhkan oleh guru, sehingga para guru dapat terbantu

dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilannya yang di

dapat dari program PLPG, sehingga pembelajaran di sekolah dapa

di tingkatkan.

3. Guru hendaknya menggunakan pengetahuan yang di dapatkan dari

PLPG dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Diharapkan guru juga lebih banyak mengikuti

kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasan dan

keterampilan dalam pengajaran.

95

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2014.

DirJen Dikti Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan buku 4. 2014

Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia,

2002.

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung:

Mandar Maju, 1991

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4, cet-1. Jakarta: Gramedia Pusta

Utama, 2008.

Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu,

Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2 Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010

Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2015.

Musfah, Jejen. Penigkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media

Group, 2011.

Nurdin, dkk. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Ciputat Pers, 2002

Payong, Marselus. Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: Indeks, 2011.

Purwanto, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media,

2011

Siagian. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D).” Bandung: ALfabeta, 2008.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, cet-

4, Bandung: Remaja Rosda Karta, 2007.

96

Susetyo, Budi.”Statistika Untuk Analisis Data Penelitian”, Bandung: PT

Refika Aditama, 2010.

Syah, Muhibbin. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”’

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Siagian, Sondang P. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

Trianto. model pembelajran terpadu konsep, strategi dan kompetensi

lainnya dalam kurikulum KTSP. Jakarta; bumi aksara, 2012.

Umar. Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2004.

Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya,

2010.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

B. Jurnal dan Skripsi

Edi Hendri. Guru berkualitas: Profesional dan Cerdas Emosi. jurnal

saung guru UPI Bandung vol I No, 2. 2010.

Fifin Alfiani Rosita. Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) Terhadap Kemampuan Profesional Guru. Skripsi pada

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan

Universitas Jember, Jember, 2011.

Gufron,dkk., pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan

Audit Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan. jurnal

Ekonomi dan Pendidikan, vol 34 No, 2, Yogyakarta, 2011.

Hani Nurul Lathifah. Pengaruh PLPG Terhadap Peningkatan

Profesionalisme Guru Pkn Di Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan

Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UPI,

Bandung, 2013.

Ikasari Surahman. Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika

Yang Lulus Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru

97

(PLPG). Jurnal Elektronika Pendidikan teknik elektronika

Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Isti Dwi Iriani. penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa IPS. Skripsi FIS

Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.

Jumanto. Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam

meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi. tesis pada

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2013.

Lamria Rouli Marbun. Gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan

Pelatihan. Skripsi FKM Universitas Indonesia, 2009.

Lita Latiana. Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Pendidik. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat. Jurnal Diklat

Keagamaan Medan.

Mustofa. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Yogyakarta, vol 4 No, 1. 2007.

Rofi’u. hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja

Guru SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Tesis pada

Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2003.

Widyaka, dkk. Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah

Menengah Pertama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu

Raya” jurnal tesis pada Program Magister Ilmu Sosial Universitas

Tanjungpura Pontianak, 2013.

C. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Th. 2007.

Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan

Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Daerah Kota Depok, Nomor 08 Tahun 2007 Tentang

Pembentukan Kecamatan Di Kota Depok.

Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

98

Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id

http://jabarprov.go.id

http://news.okezone.com

http://sawangan.depok.go.id

http://sawangan.depok.go.id

http://www.depok.go.id

PLPG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4

2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 5 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 2 5 3 4 4 5 4 5

4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4

5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

6 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3

7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4

9 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5

10 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4

11 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

12 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

13 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

16 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5

17 5 2 5 4 5 1 4 5 4 5 2 4 5 2 5 4 5 5 4 4 5

18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

19 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

20 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

21 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2

22 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 2 2 1 2 4 4 2 3 3

23 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3

24 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 2 1 4 4 4 2 3 3

25 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

27 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5

PROF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5

2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4

4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4

jumlah jumlah

5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

6 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

7 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4

8 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4

9 3 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

12 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3

16 5 2 5 5 4 5 3 1 2 4 5 4 5 1 5 5 3 4 5 2 5

17 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4

18 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4

19 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

20 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4

21 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

22 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5

23 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5

24 2 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 4 1 1

25 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3

26 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4

27 4 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

jumlahjumlah

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 3

5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5

4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 2 5 4 5 5 4 5 4

4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4

3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3

4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3

4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 2

3 5 2 4 4 5 4 5 5 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 2

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4

3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4

5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3

5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 2 2 5 1 5 4 1 3 5

5 5 2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 2 5 2 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3

2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4

2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4

4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4

2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4

5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3

5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 2 2 5 1 5 4 1 3 5

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5

5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5

4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3

jumlah jumlah

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4

4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4

4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4

4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4

4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

4 4 4 5 3 4 5 3 5 3 4 5 5 4 4 5 4 1 4 5 5 5

4 5 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4

4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 1 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

jumlahjumlah

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 jumlah

4 3 4 5 3 5 5 4 4 3 4 5 216

5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 264

4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 231

3 2 3 4 3 4 5 3 4 5 4 4 217

3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 203

3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 200

2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 192

5 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 208

3 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 226

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 223

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 218

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 212

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 211

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 228

3 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 246

4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 233

5 2 4 4 4 2 4 5 5 2 5 5 226

4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 260

3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 219

4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 244

2 4 3 5 3 5 4 3 4 2 3 2 182

5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 167

5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 171

5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 175

4 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 173

3 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 246

4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 233

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 jumlah

5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 257

4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 251

5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 5 262

4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 237

jumlah

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 223

4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 214

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 210

2 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 2 4 218

4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 256

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 230

4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 236

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 231

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 229

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 230

4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 222

4 4 1 4 5 4 4 3 5 5 5 5 2 2 4 228

4 2 2 4 4 5 5 2 4 4 4 5 4 5 4 240

3 4 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 3 5 263

4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 231

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 279

4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 3 208

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 234

1 2 4 1 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 205

3 1 4 4 4 1 4 4 2 4 4 5 5 4 4 210

2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 210

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 277

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 227

6318jumlahjumlah

Explore

Notes

Output Created 09-SEP-2015 20:23:52

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 27

Missing Value Handling

Definition of Missing

User-defined missing values

for dependent variables are

treated as missing.

Cases Used

Statistics are based on cases

with no missing values for

any dependent variable or

factor used.

Syntax

EXAMINE

VARIABLES=VAR00001

VAR00002

/PLOT BOXPLOT

STEMLEAF NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS

DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.69

Elapsed Time 00:00:00.67

UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PLPG 27 100.0% 0 0.0% 27 100.0%

Profesionalisme 27 100.0% 0 0.0% 27 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PLPG

Mean 215.70 5.099

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 205.22

Upper Bound 226.18

5% Trimmed Mean 215.73

Median 218.00

Variance 701.909

Std. Deviation 26.494

Minimum 167

Maximum 264

Range 97

Interquartile Range 33

Skewness -.250 .448

Kurtosis -.499 .872

Profesionalisme

Mean 234.00 3.990

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 225.80

Upper Bound 242.20

5% Trimmed Mean 233.10

Median 230.00

Variance 429.846

Std. Deviation 20.733

Minimum 205

Maximum 279

Range 74

Interquartile Range 33

Skewness .678 .448

Kurtosis -.268 .872

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PLPG .097 27 .200* .963 27 .437

Profesionalisme .150 27 .122 .931 27 .072

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

PLPG

VAR00001 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 16 . 7

3.00 17 . 135

1.00 18 . 2

1.00 19 . 2

3.00 20 . 038

6.00 21 . 126789

4.00 22 . 3668

3.00 23 . 133

3.00 24 . 466

.00 25 .

2.00 26 . 04

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Profesionalisme

VAR00002 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2.00 20 . 58

5.00 21 . 00048

5.00 22 . 23789

7.00 23 . 0011467

1.00 24 . 0

3.00 25 . 167

2.00 26 . 23

2.00 27 . 79

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Regression Hasil Hipotesis

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 VAR00002b . Enter

a. Dependent Variable: VAR00001

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .707a .499 .479 19.117

a. Predictors: (Constant), VAR00002

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9113.141 1 9113.141 24.936 .000b

Residual 9136.489 25 365.460

Total 18249.630 26

a. Dependent Variable: VAR00001

b. Predictors: (Constant), VAR00002

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.400 42.474 .104 .918

VAR00002 .903 .181 .707 4.994 .000

a. Dependent Variable: VAR00001

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP SISWA KELAS VIII-1 SMP .........

Disusun Oleh : ................

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ......

TAHUN ..........

USULAN PENELITIAN GURU IPS

LOGO

SEKOLAH

Sistematika Proposal Penelitian

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Judul

Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metodologi Penelitian A. Setting Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Keberhasilan E. Instrumen Penelitian F. Anallisis Data G. Kolaborasi H. Jadual Penelitian

Daftar Pustaka

Judul PTK Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:

“Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta Melalui Metode Concept Attainment”

Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan “Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta “ sudah cukup spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya “Kemagnetan”, seolah-olah metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh topik.

Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa.

Pendahuluan (Bab 1) Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian

Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan masalah penelitian di bagian akhir.

Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda berskala nasional; kenyataannya

penelitian Anda hanya berskala kelas. Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu. Berikut ini adalah contohnya.

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas, menuju lulusan yang “cerdas dan komprehensif”, sesuai dengan moto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas pembelajarannya terus meningkat. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berusaha untuk memperbaiki. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di SMP Negeri IX Jakarta nilai IPS Kelas I pada umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi. Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum mendalam.

Pada ulangan akhir yang mencakup satu standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah itu. Guru telah menggunakan salat-alat peraga untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan eksperimen di laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan guru diselingi dengan program animasi flash. Tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar secara mantap.

Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah contohnya.

B. Rumusan Masalah Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta?

Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak sekedar ingin “mengetahui peningkatan” variabel terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada “meningkatkan”

variabel terikat itu. Ingin “mengetahui peningkatan” mempunyai konotasi “setelah tahu akan selesai” sehingga peneliti PTK banyak yang kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan “meningkatkan” mempunyai arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.

C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.

D. Manfaat Penelitian

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komprehensif.

Kajian Pustaka (Bab 2) Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun. Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.

Kata “pustaka” digunakan untuk membedakan dengan “teori’ yang bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kategori teori.

Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu. Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta melalui Metode Concept Attainment”.

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori 1. Concept Attainment

Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model concept attainment menurut Uno (2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelom-pokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebab kan munculnya sebuah konsep. Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran

lebih pada pengenalan konsep baru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis. Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi, penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan concept attainment.

2. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang (individu). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto, 2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi perubahan dalam persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati. Proses belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian (attention),

penulisan dalam bentuk simbol (encoding), dan mendapatkan kembali informasi (retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam rangka mendorong (menuntun dan menemukan hubungan) antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

3. Pembelajaran IPS Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005) bahwa selama proses pembelajaran terjadi interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa berupaya menyerap informasi dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu, tapi dipandang sebagai orang yang tahu meskipun belum sempurna. Sejarah merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia pada masa lampau yang mencakup konsep ruang dan waktu serta perubahan. Dalam standar isi mata pelajaran sejarah dijelaskan bahwa pembelajaran. Pembelajaran sejarah (IPS) dengan pendekatan proses sains baik bagi saintis maupun guru-guru sains karena dirasakan sebagai yang paling baik dan tepat (Druxes, 1996). Di samping itu siswa dapat menikmatinya sebab mereka adalah subjek belajar yang aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menimbulkan suasana yang menyenangkan. Melihat pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan rangkaian pengembangan, pengetahuan dan keterampil an yang menekankan proses berpikir dengan mengguna kan keterampilan sains.

Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini adalah contohnya.

B. Penelitian yang Relevan

Concept attainment didesain untuk memberi latihan pada siswa menganalisis data dan mengembangkan keterampil an berfikir kritis tanpa menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan. Struktur pelajaran induktif membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran tahap demi tahap menuju pemahaman yang mendalam atas ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir sistematis seiring dengan proses menggabung-gabungkan atribut-atribut esensial dari kon-sep yang dituju. (Reid, 2010). Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang diajar menggunakan model konvensional yaitu X2 = 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar menggunakan model konvensional (Winasmadi, 2011).

Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal, Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:

C. Kerangka Berfikir Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas. Baik under-generalizatin maupun over-generalization dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa menjadi lemah. Metode concept attainment memberi contoh yang cukup banyak kepada siswa, disertai dengan noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masing-masing siswa mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan menimbul kan perbedaan pendapat yang mendorong terjadinya diskusi yang seru dan menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa metode concept attainment akan meningkatkan pemahaman siswa.

Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya.

D. Hipotesis Tindakan Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta.

Tindakan Operasional: 1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan

menggunakan metode concept attainment. Sejumlah contoh yang berupa nama-nama peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang diberi kata “Ya” dan “Tidak”. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh itu disertai noncontoh.

2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak dan bervariasi.

3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.

Metodologi Penelitian (Bab 3) Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting; sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan: metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini adalah contohnya.

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMP IX Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini merupakan Sekolah Standar Nasional yang berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya 80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%.

B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.

Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart

Penelitian direncanakan akan berlangsung selama tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari sekitar sembilan pertemuan tatap muka.

C. Siklus Penelitian Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka. Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencanakan tindakan alternatif atau revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II.

Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus II.

D. Kriteria Keberhasilan Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM belum tercapai.

E. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif

Ing

atan

Pe

mah

aman

Ap

likas

i

An

alis

is

Eva

luas

i

Kre

asi

KD 1

Indikator 1.1

Indikator 1.2

KD 2

Indikator 2.1

Indikator 2.2

Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur juga dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan. Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap beberapa orang siswa yang

dipilih secara acak. Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap seluruh siswa akan memakan waktu yang lama; peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan waktu untuk membimbing siswa secara intensif.

Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan hal-hal yang penting, yaitu:

1. Kemampuan siswa menambahkan nama-benda baru pada kolom “ya” dan “Tidak”

2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang ada pada kolom “Ya” dan “Tidak”

3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif berupa catatan lapangan, seperti telah

disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap akhir pertemuan tatap muka.

F. Analisis Data Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman wawancara akan dianalisis secara kualitatif, kemudian dilihat juga kecenderungannya dari siklus ke siklus.

G. Kolaborasi Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati

pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.

H. Jadual Penelitian Tabel Jadual Penelitian

No Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Persiapan

a. Menyusun RPP

b. Membuat Perangkat Pembelajaran

c. Membuat Media

d. Menyusun Jadual

e. Menyusun Instrumen

2 Pelaksanaan

a. Menyiapkan Siklus 1

b. Membuat Laporan Siklus 1

c. Melaksanakan Siklus 2

d. Membuat Laporan Siklus 2

e. Melaksanakan Siklus 3

f. Membuat Laporan Siklus 3

3 Pelaporan

a. Membuat Laporan Gabungan Siklus 1, 2, dan 3

b. Membuat Makalah Seminar

c. Seminar hasil penelitian

d. Merevisi Laporan Berdasarkan Hasil Seminar

e. Menulis Artikel Jurnal

f. Mengirimkan Artikel Jurnal Ke Pengelola Jurnal

Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi dari laporan per siklus.

Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10 tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar pustaka:

a) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi. 1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:

SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (KALAU ADA) DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA) DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN A. Settin Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data G. Kolaborasi

H. Jadual Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Contoh perangkat pembelajaran 2. Instrumen 3. Personalia 4. Data 5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa,

berita acara seminar hasil penelitian)

2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut: SAMPUL LAPORAN Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional HALAMAN PENGESAHAN Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional ABSTRAK Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata KATA PENGANTAR Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima

kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR ISI Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai pencantuman nomor halamannya. DAFTAR TABEL Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel. DAFTAR GAMBAR Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian.

BAB 1 – 3 Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada pembahasan sebelumnya. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet. LAMPIRAN Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.